LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Infertilitas
infertil adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun
disebut sebagai infertilitas sekunder apabila istri pernah hamil, akan tetapi
(Kadarusman, 2001).
dapat berasal dari pihak istri maupun suami. Faktor yang menyebabkan
infertilitas dari pihak istri di antaranya adalah usia wanita, lama waktu
wanita sebaiknya diperiksa mulai dari organ luar sampai dengan indung
telur. Masalah yang dapat dialami oleh wanita dapat berupa gangguan
Gangguan ovarium dapat disebabkan oleh faktor usia, adanya tumor pada
indung telur, dan gangguan lain yang menyebabkan sel telur tidak dapat
bawaan rahim, bentuknya yang tidak normal maupun ada penyekat, serta
wanita (istri) namun juga dapat disebabkan oleh kelainan dari pihak laki-
adalah:
perkawinan tersebut.
d. Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertil yang
2. Endometriosis
a. Definisi
Micah, 2010).
hingga disuria (Olive dan Pritts, 2001; Neal dan Aydin, 2002;
dengan nyeri pelvik atau luaran reproduksi dan besar tumor (Bulun,
b. Patogenesis
2008).
Caroline, 2007).
c. Faktor Risiko
Faktor genetik (ibu atau saudara kandung) mempunyai risiko 7,2 kali
besar dibanding tidak ada ibu atau saudara kandung yang menderita
endometriosis. Lama haid lebih dari 6 hari mempunyai risiko 2,5 kali,
siklus haid kurang dari 28 hari mempunyai risiko 2,1 kali. Tidak
d. Lokasi
organ dan susunan tubuh lainnya. Ada tiga bentuk utama yang saling
Oepomo, 2012).
Sistem klasifikasi ini tidak selalu tepat dalam berbagai kasus sehingga
40, dan stadium IV (berat) bila skoring > 40 (Nugroho, 2004; Juan et
al., 2010).
3. Hubungan Infertilitas dan Endometriosis
ketika terdapat jaringan parut yang luas, infertilitas dapat menjadi efek
ini akan menyebabkan oklusi pada tuba dan fimbria. Endometriosis dapat
yang tinggi. Hal ini akan berpengaruh negatif terhadap implantasi dan
interaksi sperma sel telur, kegagalan fimbria menangkap sel telur pada saat
penyebab infertilitas.
pada tuba (Neal dan Aydin, 2002; Kapoor dan Davilla, 2002).
Micah, 2010).
b. Defek imunologi
(Oepomo, 2012).
setelah ovulasi.
(Speroff, 2011).
membasahi organ genitalia interna dan seluruh isi rongga panggul. Zalir
kadar TNF-α (FAST ligand) dalam zalir peritoneal tinggi (Rizk et al.,
2003). Terjadi ikatan antara FAST dengan FAST Ligand yang dipicu oleh
dan berakibat apoptosis sel granulosa ovarii yang patologis, dilihat dari
peritoneal dan penurunan kadar GDF-9 dalam cairan folikel sehingga oosit
Menstruasi
Obstruksi tuba
Folikel immatur
Jaringan ovarium
↑ kadar
↑ TNF-α ↓ GDF-9
hialuronan
FAST--FAST L Gangguan
folikulogenesis
Aktivasi caspase
Apoptosis
INFERTIL
Gambar 2.1 Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
ENDOMETRIOSIS
Distorsi Gangguan
anatomi pertumbuhan oosit
Maturitas oosit
terganggu
INFERTIL
D. Hipotesis