Anda di halaman 1dari 11

Pendidikan karakter

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia


Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi
artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Bersalaman merupakan wujud rasa saling menghormati yang menunjukkan sikap moral dalam perwujudan pendidikan
karakter
Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik
diperuntukkan bagi generasi selanjutnya.[1] Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri
individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih
baik.[1]Sejarah[sunting | sunting sumber]
Istilah karakter dalam konteks pendidikan baru muncul pada akhir abad ke 18.[1] Berikut ini adalah gambaran
perkembangan pendidikan karakter dalam kehidupan manusia.[1]
Perang Melawan Lupa[sunting | sunting sumber]
Aktivitas pendidikan sejak awal telah dijadikan sebagai cara bertindak dari masyarakat.[1] Manusia mewariskan nilai
yang menjadi bagian penting dari budaya masyarakat dimana tempat mereka hidup dan mewariskan nilai kepada
generasi selanjutnya.[1] Pendidikan memiliki peran penting karena pendidikan tidak hanya menentukan
[1]
keberlangsungan masyarakat namun juga menguatkan identitas individu dalam masyarakat Dalam prosesnya
berjuang melawan lupa dan berusaha membuat kenangan akan harta warisan kebudayaan merupakan awal
kegiatan pendidikan.[1]
Pendidikan Karakter Ala Romawi[sunting | sunting sumber]
Pendidikan karakter ala Romawi lebih menekankan pada pentingnya aspek keluarga dalam hal pemberian
nilai karakter.[1] Bentuk nyata dari pembentukan karakter itu dimulai dengan memberikan nilai moral seperti
memberikan rasa hormat kepada tradisi leluhur kepada setiap generasi penerus. [1] Unsur dasar pendidikan karakter
ala Romawi ialah memberikan nilai seperti mengutamakan kebaikan, kesetiaan, dan berperilaku sesuai dengan norma
dalam masyarakat.[1]
Pendidikan Karakter di Indonesia[sunting | sunting sumber]
Pendidikan karakter bukan hal baru dalam tradisi pendidikan di Indonesia.[1] Beberapa pendidik Indonesia modern
yang kita kenal seperti Soekarno telah mencoba menerapkan semangat pendidikan karakter sebagai pembentuk
kepribadian dan identitas bangsa yang bertujuan menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berkarakter.[1]
Kelemahan Pendidikan Karakter di Indonesia[sunting | sunting sumber]
Persoalan pendidikan karakter di Indonesia sejauh ini menyangkut pendidikan moral dan dalam aplikasinya terlalu
membentuk satu arah pembelajaran khusus sehingga melupakan mata pelajaran lainnya, dalam pembelajaran terlalu
membentuk satu sudut kurikulum yang diringkas kedalam formula menu siap saji tanpa melihat hasil dari proses yang
dijalani.[2]Guru/dosen pun cenderung mengarahkan prinsip moral umum secara satu arah, tanpa melibatkan partisipasi
siswa untuk bertanya dan mengajukan pengalaman empiriknya.[2]Sejauh ini dalam
proses pendidikan di Indonesia yang berorientasi pada Pembentukan karakter individu belum dapat dikatakan tercapai
karena dalam prosesnya pendidikan di Indonesia terlalu mengedepankan penilian pencapaian individu dengan tolak
ukur tertentu terutama logik-matematik sebagai ukuran utama yang menempatkan seseorang sebagai warga kelas
satu.[2] Dalam prosesnya pendidikan karakter yang berorientasi pada moral dikesampingkan dan akibatnya banyak
kegagalan nyata pada dimensi pembentukan karakter individu contohnya Indonesia terkenal di pentas dunia karena
kisah yang buruk seperti korupsi dengan moralitas yang lembek.[2]
Pendidikan Karakter di Sekolah
Pendidikan karakter merupakan aspek yang penting bagi generasi penerus. [1] Seorang individu tidak cukup hanya
diberi bekal pembelajaran dalam hal intelektual belaka tetapi juga harus diberi hal dalam segi moral dan spiritualnya,
seharusnya pendidikan karakter harus diberi seiring dengan perkembangan intelektualnya yang dalam hal ini harus
dimulai sejak dini khususnya dilembaga pendidikan.[3]</nowiki> Pendidikan karakter di sekolah dapat dimulai
dengan memberikan contoh yang dapat dijadikan teladan bagi murid dengan diiringi pemberian pembelajaran seperti
keagamaan dan kewarganegaraan sehingga dapat membentuk individu yang berjiwa sosial, berpikir kritis, memiliki
dan mengembangkan cita-cita luhur, mencintai dan menghormati orang lain, serta adil dalam segala hal. [4]</nowiki>
Tujuan[sunting | sunting sumber]
Lahirnya pendidikan karakter bisa dikatakan sebagai sebuah usaha untuk menghidupkan spiritual yang
ideal.[1] Foerster seorang ilmuan pernah mengatakan bahwa tujuan utama dari pendidikan adalah untuk
membentuk karakter karena karakter merupakan suatu evaluasi seorang pribadi atau individu serta karakter pun dapat
memberi kesatuan atas kekuatan dalam mengambil sikap di setiap situasi. [1] Pendidikan karakter pun dapat dijadikan
sebagai strategi untuk mengatasi pengalaman yang selalu berubah sehingga mampu membentuk identitas yang kokoh
dari setiap individu dalam hal ini dapat dilihat bahwa tujuan pendidikan karakter ialah untuk membentuk sikap yang
dapat membawa kita kearah kemajuan tanpa harus bertentangan dengan norma yang berlaku.[1] Pendidikan karakter
pun dijadikan sebagai wahana sosialisasi karakter yang patut dimiliki setiap individu agar menjadikan mereka sebagai
individu yang bermanfaat seluas-luasnya bagi lingkungan sekitar.[5] Pendidikan karakter bagi individu bertujuan
agar :[5]
 Mengetahui berbagai karakter baik manusia.
 Dapat mengartikan dan menjelaskan berbagai karakter.
 Menunjukkan contoh perilaku berkarakter dalam kehidupan sehari-hari.
 Memahami sisi baik menjalankan perilaku berkarakter.

Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter


PENDIDIKAN KARAKTER

Oleh Aceplutvi Terakhir diperbarui 1 Nov 2017


Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter
0 26,613
Share
Pendidikan karakter kini menjadi salahsatu wacana utama dalam kebijakan nasional di bidang karakter Pendidikan.
Seluruh kegiatan belajar serta mengajar yang ada dalam negara indonesia harus merujuk pada pelaksanaan pendidikan
Karakter. Ini juga termuat di dalam Naskah Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter yang diterbitkan oleh
Kementerian Pendidikan pada tahun 2010. Dalam naskah tersebut dinyatakan yakni pendidikan karakter menjadi
unsur utama dalam pencapaian visi dan misi pembangunan Nasional yang termasuk pada RPJP 2005-2025.
Bukan hanya itu dalam UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; merumuskan fungsi dan tujuan
pendidikan Nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU
SIKDIKNAS menyebutkan: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membantu watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi, peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Seringkali kita dituntut untuk menerapkan kemampuan karakter dan menumbuh kembangkan prinsip dalam
pendidikan, tetapi pemahaman mengenai karakter secara mendasar belum kita fahami dengan benar-benar. Oleh sebab
itu sebelum menerapkan pendidikan karakter, kita perlu tau dulu apa sih pendidikan karakter itu? Apa sih fungsi
pendidikan karakter itu?
Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Menurut wikipedia
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah
bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.
Karakter
Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang
dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya. Lebih lengkap lagi Karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak,
akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan
dipergunakan sebagai cara pandang, berpikir, bersikap, berucap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi
dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi atau kelompok yang unik baik sebagai warga
negara. Dalam kamus lain Pendidikan Karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu
tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya.
Pengertian Pendidikan Karakter menurut para Ahli
Kita tau bahwa Pendidikan memang tak lepas dari yang namanya makna dan definisi. Di dalam dunia pendidikan
banyak sekali istilah-istilah atau definisi-definisi yang dipakai kemudian memerlukan pembahasan mengenai sesuatu
definisi atau pengertiannya. Berikut merupakan beberapa pengertian Pedidikan karakter berdasarkan Undang-Undang
dan para pakar/ahli yang saya kutip dari berbagai sumber:
1. Menurut Suyanto
Pendidikan karakter adalah cara berfikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja
sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun Negara.
2. Menurut Kertajaya
ARTIKEL TERKAIT
Peran Guru dalam Dinamika Kebangsaan Indonesia
Pertanggungjawaban Ideal Seorang Guru
Kutatap Ulang Dunia melalui Pendidikan
Pendidikan karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan
mengakar pada kepribadian benda atau individe tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana
seseorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu.
3. Menurut Kamus Psikologi
Menurut kamus psikologi pendidikan karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya
kejujuran seseorang, dan berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap. (Dali Gulo, 1982).
4. Menurut Thomas Lickona
Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami,
memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
Fungsi pendidikan karakter
Fungsi pendidikan karakter karakter adalah untuk mengembangkan potensi dasar seorang anak agar berhati baik,
berperilaku baik, serta berpikiran yang baik. Dengan fungsi besarnya untuk memperkuat serta membangun perilaku
anak bangsa yang multikultur. Selain itu pendidikan karakter juga berfungsi meningkatkan peradaban manusia dan
bangsa yang baik di dalam pergaulan dunia. Pendidikan karakter dapat dilakukan bukan hanya di bangku sekolah,
melainkan juga dari bergai media yang meliputi keluarga, lingkungan, pemerintahan, dunia usaha, serta media
tegnologi.
Tujuan pendidikan karakter
Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk bangsa yang tangguh, berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, bekerja
sama atau bergotong royong. Selain itu Pendidikan karakter juga membentuk bangsa mempunyai jiwa patriotik atau
suka menolong sesama, berkembang dengan dinamis, berorientasi pada ilmu pengetahuan serta teknologi, beriman
dan bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa.
Realisasi Pendidikan Karakter
Secara umum untuk mewujudkan pendidikan karakter dapat dilakukan melalui pendidikan formal, non formal, dan
informal. Saling melengkapi dan mempercayai dan diatur dalam peraturan dan undang-undang. Pendidikan formal
dilaksanakan secara berjenjang dan pendidikan tersebut mencakup pada pendidikan umum, kejuruan, akademik,
profesi, evokasi keagamaan dan khusus. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter dapat dilakukan melalui jenjang
pendidikan yang diimplementasikan pada kurikulum di tingkat satuan pendidikan yang memuat pelajaran normatif,
adaptif, produktif, muatan lokal, dan pengembangan diri.
Pendidikan karakter di sekolah yang diimplementasikan pada pendidikan pengembangan diri antara lain; melalui
kegiatan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, semisal : pengurus OSIS, Pramuka, PMR, PKS, KIR, Olahraga, Seni,
Keagamaan dan lainnya. Dengan kegiatan ekstrakurikuler ini sangat menyentuh, mudah dipahami, dan dilakukan
siswa sebagai bagian penyaluran minat dan dilakukan siswa sebagai bagian penyaluran minat dan bakat yang dapat
dikembangkan sebagai perwujudan pendidikan karakter bangsa.
18 Nilai-nilai Karakter Berdasarkan Budaya Bangsa

1. Religius
2. Jujur
3. Toleransi
4. Disiplin
5. Kerja Keras
6. Kreatif
7. Mandiri
8. Demokratis
9. Rasa Ingin Tahu
10. Semangat Kebangsaan
11. Cinta Tanah Air
12. Menghargai Prestasi
13. Bersahabat/komunikatif
14. Cinta Damai
15. Gemar Membaca
16. Peduli Lingkungan
17. Peduli Sosial
18. Tanggung Jawab
*Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas

Demikian sedikit pemaparan mengenai pendidikan karakter yang bisa saya sampaikan, pemaparan ini di ambil dari
berbagai sumber. Semoga dapat bermanfaat.(*) **AML

Penguatan Pendidikan Karakter Jadi Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional


Penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf
Kalla. Dalam nawa cita disebutkan bahwa pemerintah akan melakukan revolusi karakter bangsa. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mengimplementasikan penguatan karakter penerus bangsa melalui gerakan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) yang digulirkan sejak tahun 2016.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pendidikan karakter pada jenjang pendidikan dasar mendapatkan porsi yang
lebih besar dibandingkan pendidikan yang mengajarkan pengetahuan. Untuk sekolah dasar sebesar 70 persen,
sedangkan untuk sekolah menengah pertama sebesar 60 persen.
“Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter sebagai fondasi dan ruh utama pendidikan,” pesan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
Tak hanya olah pikir (literasi), PPK mendorong agar pendidikan nasional kembali memperhatikan olah hati (etik dan
spiritual) olah rasa (estetik), dan juga olah raga (kinestetik). Keempat dimensi pendidikan ini hendaknya dapat
dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak. Integrasi proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler di sekolah dapat dilaksanakan dengan berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun
melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.
Lima Nilai Karakter Utama
Terdapat lima nilai karakter utama yang bersumber dari Pancasila, yang menjadi prioritas pengembangan gerakan
PPK; yaitu religius, nasionalisme, integritas, kemandirian dan kegotongroyongan. Masing-masing nilai tidak berdiri
dan berkembang sendiri-sendiri, melainkan saling berinteraksi satu sama lain, berkembang secara dinamis dan
membentuk keutuhan pribadi.
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku
melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama
lain. Implementasi nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam sikap cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan
agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, anti
perundungan dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan,
melindungi yang kecil dan tersisih.
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa,
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sikap nasionalis ditunjukkan
melalui sikap apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan
agama.
Adapun nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan
kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga
negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Seseorang yang berintegritas juga menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas), serta mampu
menunjukkan keteladanan.
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala
tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Siswa yang mandiri memiliki etos kerja
yang baik, tangguh, berdaya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu
menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-
orang yang membutuhkan. Diharapkan siswa dapat menunjukkan sikap menghargai sesama, dapat bekerja sama,
inklusif, mampu berkomitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, memiliki empati dan
rasa solidaritas, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
Penguatan Tri Pusat Pendidikan
"PPK ini merupakan pintu masuk untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh terhadap pendidikan kita,"
disampaikan Mendikbud kepada Tim Implementasi PPK yang terdiri dari berbagai unsur pemangku pendidikan
beberapa waktu yang lalu.
Menurut Mendikbud, PPK tidak mengubah struktur kurikulum, namun memperkuat Kurikukum 2013 yang sudah
memuat pendidikan karakter itu. Dalam penerapannya, dilakukan sedikit modifikasi intrakurikuler agar lebih memiliki
muatan pendidikan karakter. Kemudian ditambahkan kegiatan dalam kokurikuler dan ekstrakurikuler. Integrasi
ketiganya diharapkan dapat menumbuhkan budi pekerti dan menguatkan karakter positif anak didik.
"Prinsipnya, manajemen berbasis sekolah, lalu lebih banyak melibatkan siswa pada aktivitas daripada metode
ceramah, kemudian kurikulum berbasis luas atau broad based curriculum yang mengoptimalkan pemanfaatan
sumber-sumber belajar," tutur Mendikbud.
PPK mendorong sinergi tiga pusat pendidikan, yaitu sekolah, keluarga (orang tua), serta komunitas (masyarakat)
agar dapat membentuk suatu ekosistem pendidikan. Menurut Mendikbud, selama ini ketiga seakan berjalan sendiri-
sendiri, padahal jika bersinergi dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Diharapkan manajemen berbasis sekolah
semakin menguat, di mana sekolah berperan menjadi sentral, dan lingkungan sekitar dapat dioptimalkan untuk
menjadi sumber-sumber belajar.
Mengembalikan Jati Diri Guru
“Peran guru sangat penting dalam pendidikan dan ia harus menjadi sosok yang mencerahkan, yang membuka alam
dan pikir serta jiwa, memupuk nilai-nilai kasih sayang, nilai-nilai keteladanan, nilai-nilai perilaku, nilai-nilai
moralitas, nilai-nilai kebhinnekaan. Inilah sejatinya pendidikan karakter yang menjadi inti dari pendidikan yang
sesungguhnya,” disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan dan
Kebudayaan 2017 beberapa waktu yang lalu.
Menurut Mendikbud, kunci kesuksesan pendidikan karakter terletak pada peran guru. Sebagaimana ajaran Ki Hajar
Dewantara, “ing ngarso sung tuladho, ing madyo mbangun karso, tut wuri handayani”, maka seorang guru idealnya
memiliki kedekatan dengan anak didiknya. Guru hendaknya dapat melekat dengan anak didiknya sehingga dapat
mengetahui perkembangan anak didiknya. Tidak hanya dimensi intelektualitas saja, namun juga kepribadian setiap
anak didiknya.
Tak hanya sebagai pengajar mata pelajaran saja, namun guru mampu berperan sebagai fasilitator yang membantu
anak didik mencapai target pembelajaran. Guru juga harus mampu bertindak sebagai penjaga gawang yang
membantu anak didik menyaring berbagai pengaruh negatif yang berdampak tidak baik bagi perkembangannya.
Seorang guru juga mampu berperan sebagai penghubung anak didik dengan berbagai sumber-sumber belajar yang
tidak hanya ada di dalam kelas atau sekolah. Dan sebagai katalisator, guru juga mampu menggali dan
mengoptimalkan potensi setiap anak didik.
Saat ini, melalui revisi Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2008 menjadi PP Nomor 19 Tahun 2017, Kemendikbud
mendorong perubahan paradigma para guru agar mampu melaksanakan perannya sebagai pendidik profesional yang
tidak hanya mampu mencerdaskan anak didik, namun juga membentuk karakter positif mereka agar menjadi generasi
emas Indonesia dengan kecakapan abad ke-21.
Berdasarkan pasal 15 PP Nomor 19 Tahun 2017, pemenuhan beban kerja guru dapat diperoleh dari ekuivalensi beban
kerja tugas tambahan. Kegiatan lain di luar kelas yang berkaitan dengan pembelajaran juga dapat dikonversi ke jam
tatap muka. "Guru tidak perlu lagi cari-cari jam tambahan mengajar di luar sekolahnya untuk memenuhi beban kerja
mengajar. Dia harus bertanggungjawab terhadap perkembangan siswanya." kata Mendikbud. (*)
Jakarta, 17 Juli 2017
*Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dan Tim Komunikasi Pemerintah Kementerian Komunikasi dan Informatika

PENTINGNYA PENDIDIKAN BERKARAKTER SEBAGAI KEMAJUAN BANGSA


Ada kabar menarik dari SMP N 8 Yogyakarta. Dilansir dari krjogja.com (2015), SMP N 8 Yogyakarta menggelar uji
kompetensi dalam bidang musik dengan pertunjukan ansamble. Alasan mengapa yang dipilih adalah ansamble, Kepala
SMP N 8 Yogyakarta mengatakan bahwa mereka ingin memberikan pendidikan karakter melalui musik. Menurut dia,
musik ansamble mengandung muatan kesantunan, kedisiplinan, dan kebersamaan. Lagu yang dimainkan pun telah
ditentukan, yakni lagu-lagu dengan lirik yang memuat pendidikan karakter.
Berangkat dari kabar tersebut, nampak bahwa di Indonesia pendidikan karakter sudah diimplementasikan dalam
pembelajaran. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (dikutip dari kemendikbud.go.id., 2011), ada 18
nilai-nilai yang harus disisipkan dalam proses pendidikan di Indonesia. 18 nilai tersebut antara lain, religius, jujur,
toleransi , disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
tanggung jawab.
Pendidikan karakter itu sendiri merupakan proses pembentukan karakter yang memberikan dampak positif terhadap
perkembangan emosional, spiritualitas, dan kepribadian seseorang. Oleh sebab itu, pendidikan karakter atau
pendidikan moral itu merupakan bagian penting dalam membangun jati diri sebuah bangsa. Seperti yang disampaikan
oleh Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Dr. R. Maryatmo MA. (dalam okezone.com, 2014), bahwa
kecerdasan emosional, spiritual, dan kepribadian itu penting dalam membangun karakter yang tangguh, mandiri, aktif,
kreatif dan berdedikasi tinggi.
Suratno MSi, Staf Pengajar Universitas Paramadina, Jakarta, menyampaikan (dalam tribunnews.com, 2014) bahwa
istilah “pendidikan karakter” itu sendiri, muncul pada akhir abad 18, dicetuskan oleh pedagog Jerman, FW Foerster
(1869-1966). Menurut Foerster, ciri-ciri pendidikan karakter itu meliputi: 1) menekankan setiap tindakan dengan
berpedoman pada nilai normatif. Anak didik menghormati norma yang ada, 2) membangun rasa percaya diri, sehingga
anak didik menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak takut pada situasi baru, 3) otonomi, anak didik menghayati
dan mengamalkan aturan dari luar hingga menjadi nilai pribadinya, dan 4) keteguhan yang bermakna daya tahan anak
didik dalam mewujudkan apa yang dipandang baik dan loyalitas (kesetiaan) sebagai dasar penghormatan atas
komitmen yang dipilih.
Dalam upaya memaksimalkan implementasi pendidikan karakter tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kemudayaan
menerapkan beberapa strategi untuk penguatan pelaksanaannya. Strategi tersebut antara lain, memperkuat panduan
pelaksanaan pendidikan karakter. Kemudian, mengakomodasi lembaga yang sudah melaksanakan pendidikan karakter
walaupun dengan nama yang berbeda-beda, dan menguatkan kegiatan yang sudah ada di sekolah (dikutip dari
kompas.com, 2013).
Memang dibutuhkan langkah dan strategi yang besar untuk menuju bangsa yang berkarakter, karena pendidikan
karakter itu sangat penting untuk mendukung pembangunan bangsa. Seperti Presiden Ir. Soekarno pernah berkata,
“There is no nation-building without character-building.” (Tidak akan mungkin membangun sebuah negara kalau
pendidikan karakternya tidak dibangun). Ini menandakan betapa pentingnya pendidikan karakter atau pendidikan
moral dalam membangun jati diri sebuah bangsa.

Mewujudkan Pendidikan Karakter Yang Berkualitas


Posted by Timothy |

Dalam tataran teori, pendidikan karakter sangat menjanjikan bagi menjawab persoalan pendidikan di Indonesia.
Namun dalam tataran praktik, seringkali terjadi bias dalam penerapannya. Tetapi sebagai sebuah upaya, pendidikan
karakter haruslah sebuah program yang terukur pencapaiannya.
Bicara mengenai pengukuran artinya harus ada alat ukurnya, kalau alat ukur pendidikan matematika jelas, kasih soal
ujian jika nilainya diatas strandard kelulusan artinya dia bisa. Nah, bagaimana dengan pendidikan karakter?
Jika diberi soal mengenai pendidikan karakter maka soal tersebut tidak benar-benar mengukur keadaan sebenarnya.
Misalnya, jika anda bertemu orang yang tersesat ditengah jalan dan tidak memiliki uang untuk melanjutkan
perjalananya apa yang anda lakukan?
Untuk hasil nilai ujian yang baik maka jawabannya adalah menolong orang tersebut, entah memberikan uang ataupun
mengantarnya ke tujuannya. Pertanyaannya, apabila hal ini benar-benar terjadi apakah akan terjadi seperti teorinya?
Seperti jawaban ujian? Lalu apa alat ukur pendidikan karakter? Observasi atau pengamatan yang disertai dengan
indikator perilaku yang dikehendaki.
Misalnya, mengamati seorang siswa di kelas selama pelajaran tertentu, tentunya siswa tersebut tidak tahu saat dia
sedang di observasi. Nah, kita dapat menentukan indikator jika dia memiliki perilaku yang baik saat guru menjelaskan,
anggaplah mendengarkan dengan seksama, tidak ribut dan adanya catatan yang lengkap. Mudah bukan?
Dan ini harus dibandingkan dengan beberapa situasi, bukan hanya didalam kelas saja. Ada banyak cara untuk
mengukur hal ini, gunakan kreativitas anda serta kerendahan hati untuk belajar lebih maksimal agar pengukuran ini
lebih sempurna.
10 Manfaat Pendidikan Karakter Sejak Dini
Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dijalani bagi siapapun itu, tidak mengenal darimana
seseorang berasal, status sosial dan ekonomi, usia, etnis, dan juga ras tertentu. Tidak hanya berhak atas pendidikan,
namun juga setiap orang bahkan memiilki kewajiban penuh untuk menempuh jenjang pendidikan. Ada dua jenis
pendidikan yang diberikan yaitu pendidikan formal dan juga pendidikan informal. Keduanya memiliki kelebihannya
masing-masing, meskipun dengan manfaat yang hampir sama.
Dari segi isi dan penyamaian materi pendidikan, secara garis besar, kedua jenis pendidikan, baik itu formal dan juga
informal terbagi atas beberapa jenis, yaitu :
1. Pendidikan sains dan ilmu pengetahuan
Merupakan salah satu jenis pendidkan yang palin gumum. Meliputi berbagai bidang disiplin ilmu sains dan
pengetahuan yang selalu berkembang, seperti matematika, IPA, IPS, Ekonomi, Sejarah, dan sebagainya.
2. Pendidikan keterampilan dan professional
3. Pendidikan moral dan etika
Apa Itu Pendidikan Karakter ??
Salah satu pendidikan yang penting dan seharusnya wajib dijalani oleh setiap orang adalah pendidikan karakter. Dalam
pendidikan karakter akan banyak sekali ditemui bgaimana menjadi seorang yang berkarakter. Pendidikan karakter
sendiri bisanya terdiri dari banyak hal. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat digolongkan sebagai pendidikan
karakter :
 Pelatihan mental
 Pendidikan keagamaan dan moral
 Pendidikan mengenai etika
 Outbound dan pelatihan kelompok
Pendidikan karakter sendiri saat ini sudah mulai banyak diterapkan. Tidak hanya pada intitusi pendidikan, namun juga
pada perusahaan perkantoran, dalam bentuk outing ataupun outbound. Apa saja manfaat pendidikan karakter ini?
Berikut adalah beberapa adalah beberapa diantaranya :
1. Membentuk karakter individu
Yang namanya pendidikan karakter, tentu saja tujuan dan juga manfaat utamanya adalah untuk membentuk karakter
dari diri individu. karakter merupakan segala sesuatu yang melekat pada diri individu, dan cenderung menetap.
Sehingga dengan adanya pendidikan karakter, maka kecenderungan individu untuk memilki karakter yang baik dan
juga berguna bagi sesamanya akan terbentuk. Maka dari itu, beberapa pendidikan karakter sangat baik dulakukan
kepada para remaja remaja.
2. Membuat individu menjadi lebih menghargai sesama
Seseorang yang berkarakter kuat akan lebih dapat untuk menghargai sesamanya. Kalaupun memang seseorang kurang
dapat menghargai sesamanya, dengan adanya pendidikan karakter yang intensif. Tentu saja kemampuan seseorang
atau individu untuk menghargai sesamanya manusia akan menjadi lebih meningkat.
3. Menciptakan generasi penerus bangsa yang berintegritas dan juga lebih baik
Karakter yang kuat akan membuat seseorang menjadi teguh dan kokoh dalam hidupnya. Hal ini akan sangat penting
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, karena dengan adanya keteguhan ini, akan diikuti dengan integritas tinggi
dari individu.
Integritas inilah yang penting untuk dibentuk dalam pendidikan karakter, sehingga dengan adanya integritas yang
tinggi. Maka seseorang akan mampu untuk menjadi generasi penerus bangsa yang baik dan menjunjung tinggi nilai
integritas bagi bangsa dan juga negaranya.
4. Melatih mental dan juga moral dari peserta didik
Manfaat pendidikan karakter sejak dini, selain mampu untuk menciptakan dan menguatkan karakter seseorang, juga
bermanfaat untuk meningkatkan serta melatih mental dan juga moral dari para peserta pendidikan karakter. Hal ini
akan mencegah terjadinya kondisi mental individu yang bermental tempe dan juga mental malas serta moral yang
buruk.
Dengan meningkatnya kondisi mental dan juga moral individu, maka hal ini akan menciptakan suasana yang kondusif
dan dapat mencegah terjadinya perpecahan.
5. Agar tidak terjadi kebingungan akan identitas terutama pada remaja
Remaja merupakan “sasaran empuk” dari kebingungan identitas. Karena memang salah satu tugas perkembangan dari
remaja adalah untuk mencari identitas. Pendidikan karakter sangat dibutuhkan oleh kaum remaja terutama karena,
manfaatnya yang sangat penting untuk mencegah terjadinya kebingungan pada remaja dalam menemukan identitas
atau jati dirinya.
6. Agar dapat mengetahui dan memahami karakter diri masing-masing
Berbicara soal jati diri, tidak hanya pada remaja, namun ada juga orang dewasa yang mungkin belum bisa menemukan
jati dirinya. Dengan adanya pendidikan karakter, mereka akan lebih mudah menyadari dan juga mengetahui karakter
dari diri masing-masing.
7. Menyalurkan hal-hal yang penting sesuai dengan karakter yang dimilkinya
Pendidikan karakter memiliki banyak manfaat. Selain dapat meningkatkan kemampuan mental dan juga moral dari
individu, manfaat pendidikan karakter bagi generasi muda juga dapat membantu untuk menyalurkan minat. Hal ini
dapat menggunakan karakter yang sudah mereka miliki dan mereka sadari untuk hal yang penting dan bermanfaat.
Tidak hanya bagi dirinya sendiri, namun juga bagi orang lain.
8. Menjadi lebih bijak dalam mengambil keputusan
Seiring dengan meningkatnya moral dan kemampuan berpikir dari individu melalui pendidikan karakter, maka hal
tersebut akan mempengaruhi kemampuan berpikir individu. terutama dalam mengambil keputusan, dengan
menempuh pendidikan karakter. Maka seseorang akan menjadi lebih bijak dalam mengambil keputusan, sehingga
tidak merugikan diri sendiri dan juga merugikan orang lain.
9. Mampu bekerja sama dengan baik
Pendidikan karakter juga melatih seseorang untuk dapat bekerja sama dengan baik, sehingga hal ini juga akan
membuat seseorang menjadi lebih mudah dalam bergaul dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain.
10. Meningkatkan kualitas problem solving individu
Pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan karakter, dan juga pemahaman mengenai moral, mental dan juga
bijaksana akan membuat seseorang yang sudah menempuk pendidikan karakter, setidaknya dapat meningkatkan
kualitas mereka dalam hal pemecahan masalah atau problem solving. Hal ini erat kaitannya dengan cara berpikir yang
lebih baik dan juga pemanfaatan karakter dari diri individu dalam memecahkan masalah.
Itulah manfaat pendidikan karakter yang sangat penting. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda mengenai
manfaat dari pendidikan karakter.

Manfaat Pendidikan Karakter Untuk Membangun Peradaban Bangsa


Pendidikan Karakter Untuk Membangun Peradaban Bangsa
Pendidikan adalah hal yang sangat dianggap penting di dunia, karena dunia membutuhkan orang-orang yang
berpendidikan untuk dapat membangun Negara yang lebih maju. Namun selain itu karakter pun sangat diutamakan
karena orang-orang pada zaman ini tidak hanya melihat pada betapa tinggi pendidikan ataupun gelar yang telah ia
raih, melainkan juga pada karakter dari pribadi dari setiap orang.

Proses pendidikan di sekolah masih banyak yang lebih mengutamakan aspek kognitifnya dibandingkan
psikomotoriknya, masih banyak guru-guru di setiap sekolah yang hanya asal mengajar saja agar terlihat formalitasnya,
tanpa mengajarkan bagaimana etika-etika yang baik yang harus dilakukan. Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda
(Multiple Intelligences), Daniel Goleman menjelaskan kepada kita semua bahwa kecerdasan emosional dan sosial
dalam kehidupan diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah 20% saja. Dalam hal inilah maka
pendidikan karakter sangat diperlukan untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan beradab, bukan kehidupan
yang justru dipenuhi dengan perilaku kurang baik dan biadab.
Maka terpikirlah oleh para cendikiawan tentang apa yang dikenal dengan pendidikan karakter (character education).
Terdapat banyak pilar karakter yang harus kita tanamkan kepada anak-anak penerus bangsa, diantaranya adalah
kejujuran. Yap kejujuran adalah hal yang paling pertama yang harus kita tanamkan pada diri kita maupun anak-anak
penerus bangsa karena kejujuran adalah benteng dari semuanya, Demikian juga terdapat pilar karakter tentang
keadilan, karena seperti yang biasa kita lihat banyak sekali ketidakadilan khususnya di Negara tercinta ini. Selain itu
juga harus ditanamkan juga pilar karakter seperti rasa hormat. Hormat kepada siapapun itu, contohnya adik kelas
mempunyai rasa hormat kepada kakak kelasnya, dan kakak kelasnya pun menyayangi adik-adik kelasnya, begitu juga
dengan teman seangkatan rasa saling menghargai harus ada dalam diri setiap murid-murid agar terciptanya dunia
pendidikan yang tidak ramai akan tawuran.
Sekarang mulai banyak sekolah- sekolah di Indonesia yang mengajarkan pendidikan karakter sebagai mata pelajaran
khusus di sekolah tersebut. Mereka diajarkan bagaimana cara bersifat terhadap orang tua, guru-guru ataupun
lingkungan tempat tinggal. Mudah-mudahan dengan diterapkannnya pendidikan karakter di sekolah-sekolah semua
potensi kecerdasan anak-anak akan dilandisi oleh karakter-karakter yang dapat membawa mereka menjadi orang-
orang yang diharapkan sebagai penerus bangsa. Dan warga Negara tercinta ini menjadi bangsa yang berpegang teguh
kepada karakter yang kuat dan beradab. Meskipun mendidik karakter tidaklah semudah membalikan telapak tangan,
oleh karena itu ajarkanlah kepada anak bangsa pendidikan karakter sejak saat ini.

Anda mungkin juga menyukai