Anda di halaman 1dari 20

BAB V

PENGGUNAAAN DIFFERENSIAL

5.1 Harga Maksimum dan Minimum Fungsi

Harga Fungsi y =f(x) kontinue dalam suatu selang, internal a ≤ x ≤ b dan


differensiabel. Nilai elestrrim fungsi tersebut diperoleh untuk y'=0 dari y'=0 akan
diperoleh nilai x sebagai absis dari titik elestrim dan dengan mensubsitusikan
absis tersebut akan diperoleh ordinat titik elestrim (y').
Misalnya koordinat titik elestrim atau titik belok fungsi y=f(x) adalah P 1
(x1,y1) maka untuk x=x1harga :

d2 y
 Turunan kedua, y˝=dx2 │x=x1> 0, berarti titik P,
Sebagai titik ekstrim minimum.
𝑑2 𝑦
 Turunan kedua, y˝= │x=x1<0, berarti titik P,
𝑑𝑥 2
Sebagai titik ektrim maksimum.
𝑑2 𝑦
 Turunan kedua, y˝= │x=x1= 0, berarti non minimum
𝑑𝑥 2
Dan non maksimum.

Contoh :

1. Sebuah Fungsi y = 2x3 + 3x2 – 12x + 1


Tentukan :
a) Nilai maksimum/minimum fungsi
b) Interval fungsi naik dan fungsi turun
c) Sketsa grafik fungsi dalam interval -3 ≤ x ≤ 3

Penyelesaian :

Langkah 1

a. y= 2x3 + 3x2 -12x + 1 yˈ= 6x2 + 6x – 12 = 0


:6
yˈ=x2 + x -2 =0
(x-1) (x+2) = 0
Akar : x=1, x=-2

V-1
Langkah 2

Setelah itu differensial yˈ = 6x2 + 6x – 12


y” = 12x + 6
 Untuk x = 1 y” = 12.1 + 6 = 18
Karena y” = 18 > 0, maka fungsi dikatakan memiliki nilai minimum
 Untuk xˌ = -2 y″ = 12. (-2) + 6 = -24 + 6 = -18
Karena y″ = -18 < 0, maka fungsi dikatakan memiliki nilai maksimum

Jadi x=1 adalah pembuat fungsi menjadi minimum dan x=-2 adalah
membuat fungsi menjadi maksimum.
 Besar nilai minimum x=1, y=2x3 + 3x2 – 12x + 1
y = 2.13 + 3.12 – 12.1 + 1
y = 2 + 3 – 12 + 1
=-6
 Besar nilai maksimum x=2, y = 2x3 + 3x2 – 12x + 1
y = 2. (-2)3 + 3 (-2)3 – 12 (-2) + 1
= -16 + 12 + 24 + 1
= 21
Jadi, nilai maksimum fungsi adalah 21 dan minimum fungsi adalah – 6,
koordinat titik maksimum dan titik minimum fungsi ini disebut sebagai koordinat
titik belok.

Langkah 3

b. Interval fungsi apabila yˈ > 0 dan akan turun yˈ < 0


y = 2x3 + 3x2 – 12x + 1
yˈ = 6x2 + 6x – 12
 Untuk interval fungsi naik
yˈ > 0
6x2 + 6x – 12 > 0
x2 + x – 2 > 0
(x + 2) (x - 1) > 0
x=-2, x=1 (tanda pertidaksamaan adalah lebih besar) sebagai,
x< -2, atau x > 1
Jadi fungsi akan naik pada interval x< -2, atau x > 1
 Untuk interval fungsi turun
yˈ < 0

V-2
6x2 + 6x – 12 < 0
x2 + x – 2 < 0
(x + 2) (x - 1) < 0
x=1, x=-2 (tanda pertidaksamaan adalah lebih kecil) sebagai,
-2 < x < 1
Jadi fungsi akan turun pada interval x > -2, x < 1

Langkah 4

Tentukan koordinat titik potong terhadap sumbu y dimana x = 0


y = 2x3 + 3x2 – 12x + 1
y = 2 (0)3 + 3 (0)2 – 12 (0) + 1 = 1
Maka Koordinat titik potong fungsi terhadap sumbu y adalah (0,1)

Langkah 5
Sketsa grafik fungsi dalam interval -3 ≤ x ≤ 3
Pada x = -3
y = 2x3 + 3x2 - 12x + 1
y = 2(-3)3 + 3(-3)2 – 12 (-3) + 1
= -54 + 27 + 36 +1
= 10
Titik koordinat grafik batas kiri adalah (-3,10)
Untuk x = 3
y = 2x3 + 3x2 – 12x + 1
y = 2(3)3 + 3(3)2 - 12(3) + 1
= 54 + 27 – 36 + 1= 46

V-3
Titik koordinat grafik batas kanan adalah (3,46)

c.

Gambar 5. Grafik Harga Maksimum Dan Minimum Fungsi

2. Jika fungsi y = x3 + 3x2 – 9x + 3 tentukan koordinat titik belok fungsi serta


nilai maksimum dan minimum fungsi.
Penyelesaian.
 Titik belok diperoleh dari turunan kedua fungsi y dan
disamakan dengan nol.
y = x3 + 3x2 – 9x + 3
yˈ = 3x2 + 6x – 9
y˝= 6x + 6 = 0 6x = -6
x = -1
nilai x = -1 disubstitusikan ke persamaan y
y = x3 + 3x2 -9x + 3
= (-1)3 + 3(-1)2 – 9 (-1) + 3
= -1 + 3 + 9 + 3= 14
Sehingga koordinator titik belok adalah (-1,14)
 Nilai maksimum dan nilai minimum
y = x3 + 3x2 – 9x + 3
yˈ = 3x2 + 6x – 9 = 0
:3
yˈ= x2 + 2x – 3 = 0
= (x - 1)(x + 3) = 0
Akar persamaan x=1, x=3
y˝ = 6x + 6

V-4
 Untuk x1 = 1 y˝ = 6.1 + 6 = 12
Karena yˈ = 12 > 0, maka fungsi dikatakan memiliki nilai
minimum.

 Untuk x = -3 y˝ = 6.(-3) + 6 = -18 + 6 = -12


Karena y˝ = -12 < 0, maka fungsi dikatakan memiliki nilai
maksimum
 Besar nilai minimum x = 1, y = x3 + 3x2 - 9x + 3
y = 13 + 3.12 – 9.1 + 3
y = 1+3 – 9 + 3 = -2
 Besar nilai maksimum x = -3, y = x3 + 3x2 – 9x + 3
y = (-3)3 + 3.32 – 9.3 +3
y = -27 + 27 + 27 + 3
= 30
Nilai minimum pada x = 1, y = -2
Nilai maksimum pada x = -3, y = 30

3. Diketahui fungsi y = x3 + 6x2 + 9x + 7, tentukan.


a. Interval kurva naik dan interval kurva turun
b. Nilai maksimum dan minimum fungsi
c. Koordinat titik belok fungsi

Penyelesaian :

a. Interval fungsi naik apabila yˈ > 0 dan turun yˈ < 0


y = x3 + 6x2 + 9x + 7
yˈ = 3x2 + 12x + 9 = 0
:3
yˈ = x2 + 4x + 3 = 0
(x + 3) (x + 1) = 0
Akar persamaan : x = -3, x = -1

 Interval fungsi naik yˈ > 0


(x + 3) (x + 1) > 0 x < -3 atau x > -1
 Interval fungsi turun yˈ < 0
(x + 3) (x + 1) < 0 -3 < x < -1
Jadi fungsi akan turun pada interval x > -3x x < -1
b. Menentukan nilai maksimum dan minimum kurva

V-5
Untuk x = -1 y = x3 + 6x2 + 9x + 7
y = (-1)3 + 6 (-1)2 + 9 (-1) + 7
= -1 + 6 -9 + 7 = 3
Untuk x = -3 y = x3 + 6x2 + 9x + 7
y = (-3)3 + 6(-3)2 + 9 (-3) + 7
= -27 + 54 –18 + 7
=7
Jadi nilai maksimum fungsi adalah 7 dan nilai minimum fungsi adalah
3.

c. Menentukan koordinat titik belok.


y = x3 + 6x2 + 9x + 7
yˈ = 3x2 + 12x + 9
y˝ = 6x + 12 y˝ = 0 6x + 12 = 0
6x = 12
−12
X= = −2
6

x = -2 y = x3 + 6x2 + 9x + 7
= (-2)3 + 6 (-2)2 + 9 (-2) + 7
= -8 + 24 – 18 + 7
= 31 – 26 = 5
Koordinat titik belok (-2,5)

5.2 Persamaan Garis Singgung, Garis Normal dan Kelengkungan kurva

Sebuah fungsi y = f(x) apabila disinggung oleh sebuah garis, maka gradien
garis singgung tersebut adalah m = yˈ = fˈ(x).
Perhatikan Gambar berikut !

V-6
Gambar 5.2 Grafik garis singgung dan garis normal

Keterangan gambar 5.2


PR = Garis Normal : PQ = Garis singgung
QPˈ = Sub Tangen = Proyeksi QP pada sumbu X
RPˈ = Sub Normal = Proyeksi RP pada sumbu X

Misalkan fungsi y = f(x) diatas kontinu dan differenstabel dan titik P (𝑥1 , 𝑦1 ˌ)
berada pada fungsi y =f(x), maka gradien garis singgung pada titik P adalah M =
yˈ = fˈ(x), sehingga :
 Persamaan garis singgung (tangen) (PQ) pada titit P adalah : y - yˌ = M ( x -
xˌ)
−1
 Persamaan garis normal (PR) pada titik P adalah : 𝑦 - 𝑦1 = (x – 𝑥1 )
𝑚

Garis singgung dengan garis normal adalah dua buah garis yang saling |̲ , sehingga
berlaku hubungan gradien sebagai berikut : m1.m2 =-1
 Jika koordinat titik Q (x2,0), maka dari persamaan garis singgung :
𝑦
0 - yˌ = m (x2 –x1) maka x2 = x1 - 1
𝑚

𝒚𝟏
Ataux1 – x2 = 𝒎

Dari gambar 5.2 diperoleh


𝑦
QPˈ = OPˈ - OQ = x1 – x2 yang sama dengan 𝑚1 sebagai
𝑦
Panjang garis substitusi tangen (QPˈ) = x1 – x2 = 𝑚1
 Jika koordinat titik R (x3, 0), maka dari persamaan garis normal :

V-7
1
0 – y1 = − 𝑚 (x– x1), maka diperoleh

x3 – x1 = m.y1

Dari Gambar 5.2 juga diperoleh


RPˈ = OR - OPˈ = x3 – x1 yang sama dengan m.y1 , sebagai :
Panjang garis substitusi normal (RPˈ) = x3 – x1 = my1
Berikut ini akan ditentukan garis panjang singgung (tangen) dan panjang garis
normal dengan menggunakan teorema phytagores.
Perhatikan segitiga QPˈP
𝑦
(PQ)2= (QPˈ)2+(PPˈ)2 = ( 𝑚1)2 + y2
𝑦 2 𝑦1 2 𝑚2 𝑦1 ˌ2 𝑦1 2
(PQ)2= 𝑚12 + yˌ2 = + = (1 + m2)
𝑚2 𝑚2 𝑚2
𝑦1
Maka = panjang garis singgung : PQ = 𝑚
√1 + 𝑚2
Perhatikan segitiga PPˈR :
(PR)2= (PˈR)2 + (PPˈ)2 = (m.𝑦1 )2 + 𝑦1 2(m2+1)
Maka panjang garis normal adalah PR =𝑦1 √1 + 𝑚2
Besar kelengkungan fungsi y = f(x) dititik P(x1,y1)
Ditentukan dari rumus :
𝒚˝
K= 𝟏
[𝟏+(𝒚ˈ)𝟐 ] ⁄𝟐

1
Besar jari – jari kelengkungan fungsi y=f(x) dititik P(xˌ,yˌ) adalah : R = 𝐾
Koordinat titik pusat kelengkungan C (x,y) fungsi =f(x) dititik P(xˌ,yˌ)
𝑦[1+(𝑦˝)2 ]
Dimana x = absis titik pusat kelengkungan = xˌ 𝑦˝
1+(𝑦ˈ)2
y = absis titik pusat kelengkungan= yˌ + 𝑦˝
Koordinat titik pusat kelengkungan dapat juga dicari dari rumus :
x = xˌ - R sin 𝜃 dan y = yˌ + R cos 𝜃
Persamaan kelengkungan fungsi y = f(x) dititik P(𝑥1 ,𝑦1 ) :
(x - x̄)2 + (y - ȳ)2 = R2

Contoh:
1) Sebuah fungsi y = f(x) = x2 - 2x + 2
Tentukan :
a. Persamaan garis singgung dan persamaan garis normal
b. Panjang garis singgung dan panjang garis normal
c. Panjang garis sub tangen (singgung) dan panjang garis sub normal
d. Kelengkungan dan jari – jari kelengkungan

V-8
e. Titik pusat kelengkungan
f. Persamaan kelengkungan dari curva tersebut pada titik P (2,2)

Penyelesaian :
a. Pertama kali cek terlebih dahulu apakah titik P berada pada kurva dengan cara
mensubsitusikan nilai x=2 dan y=2 pada fungsi f(x).
Buktikan terlebih dahulu bahwa f(x)=2
P (2,2) y = f(x) = x2 – 2x + 2
f(2) = 22 - 2.2 + 2 = 2 (benar)
jadi titik P memang berada pada kurva f(x)
selanjutnya tentukan besar gradien garis singgung sebagai berikut :
gradien, m = yˈ = fˈ(x) = 2x – 2
jadi untuk x=2 m = 2.2 – 2 = 2
jadi gradien garis singgung, m=2
 Persamaan garis singgung :
y - 𝑦1 = m (x - 𝑥1 )
y – 2 = 2 (x - 2)
y -2 = 2x – 4
y = 2x – 4 + 2
y = 2x – 2
maka diperoleh persamaan garis singgung, y=2x -2
 Persamaan garis normal :
−1
y - 𝑦1 = (x - 𝑥1 )
𝑚
−1
y–2= (x - 2)
2
−1
y–2= (x - 1)
2
1
y = 2x + 1 + 2
1
y=2x+3
1
maka diperoleh garis normal, y = 2 x + 3

V-9
Y = x2 – 2x + 2
= (-1)2 – 2 (-1) + 2
=1+2+2
1
=5 Y=2x+3

Gambar 5.3 GrafikGarisSinggungdangaris normal

𝑦1
b. 1. Panjang garis singgung (tangen) = 𝑚
√1 + 𝑚2
2
= 2 √1 + 22 = √5
2. Panjang garis normal = yˌ√1 + 𝑚2 = 2√1 + 22 = 2√5

𝑦1 2
c. 1. Panjang garis subtangen (singgung) = =2=1
𝑚
2.Panjang garis subnormal = m. 𝑦1 = 2.2 = 4

d. 1. Besar kelengkungan kurva dititik P (2,2) :


𝑦˝
K= 1
[1+(𝑦ˈ)2 ] ⁄2
y = x2 – 2x + 2 yˈ = 2x – 2 , y˝ = 2
yˈ = yˈ (2) = 2.2 -2 = 2
2 2 √5 2√5
K= 1 = =
[1+(2)2 ] ⁄2 √5 √5 5

2. Besar jari jari kelengkungan kurva dititik P (2,2)

V-10
1 1 5 5√5 5√5 1 √5
R=𝑘= 2√5
= 2√5 = = = 2 √5 =
2.5 10 2
5
Koordinat titik pusat kelengkungan kurva dititik P (2,2), C (x,y) =
𝑥1 −𝑦ˈ [1+ (𝑦˝)2 ]
x = absis titik pusat kelengkungan = 𝑦˝
2 –2[1+ (2)2 ]
= 2
2 –2(1+4 ) 2−10
= = = 2 -5 = -3
2 2
y = absis titik pusat kelengkungan
1+(𝑦ˈ)2
= 𝑦1 + 𝑦˝
2+(1+ 22 ) (5) 4 5 9
= =2+ =2+2=2
2 2
9
Maka koordinat titik kelengkungan kurva (3, 2)
9
e. Persamaa kelengkungan fungsi y = f(x) dititik P (x,y) = P (-3, 2)
 (x - x̄)2–(y - ȳ)2 = R2
9 1 √5 2
 [x – (-3)]2 + (y - 2)2 = (2 )
2
9 5
 [x + 3]2 + (y - 2)2 = 4
18 81 5
 (x2 + 6x + 9) + (y2 - 𝑦+ )=4
2 4
81 5
 x + 6x + 9 + y – 9y +
2 2
-4=0
4
44
 x2 + y2 + 6x – 9y - =0
4
 x2 + y2 + 6x – 9y – 4 = 0

5.3 Kelengkungan Kurva Dalam Bentuk Koordinat Kutub / Polar

Jika diketahui sebuah fungsi r = f(𝜃) adalah fungsi dalam bentuk koordinat
polar, maka kelengkungan kurva / fungsi tersebut dapat dirumuskan sebagai
berikut :
𝑑𝑟 𝑑2 𝑟 𝑟 2 + 2 (𝑟ˈ)2 −𝑟 (𝑟˝)
K = r2 + 2( 𝑑𝜃 )2 – r (𝑑𝜃2 ) = 1
[𝑟 2 + (𝑟ˈ)2 ] ⁄2

Besar jari – jari kelengkungan kurva :


1
R=𝐾

V-11
Contoh :
1. Tentukan jari – jari kelengkungan (R) dari fungsi bentuk polar r = 2 sin 𝜃

Penyelesaian :
r = 2sin 𝜃 rˈ = 2 cos 𝜃 , r˝ = 2 (-sin 𝜃) = -2 sin 𝜃
𝑟 2 + 2 (𝑟ˈ)2 −𝑟 (𝑟˝)
K= 3
[𝑟 2 + (𝑟ˈ)2 ] ⁄2
(2 sin 𝜃)2 + 2 (2 cos 𝜃)2 − 2 sin 𝜃 (−2 sin 𝜃)
= 3
[(2 sin 𝜃)2 + (2 cos 𝜃)2 ] ⁄2
4 sin 𝜃+ 2 (4𝑐𝑜𝑠2 𝜃)+ 4 𝑠𝑖𝑛2 𝜃
= 3
[4 𝑠𝑖𝑛2 𝜃+4 𝑐𝑜𝑠2 𝜃] ⁄2
4 𝑠𝑖𝑛2 𝜃+8 𝑐𝑜𝑠2 𝜃+4 𝑠𝑖𝑛2 𝜃
= 3
[4 (𝑠𝑖𝑛2 𝜃+ 𝑐𝑜𝑠2 𝜃)] ⁄2
8 𝑠𝑖𝑛2 𝜃+8 𝑐𝑜𝑠2 𝜃
= 3
(4.1) ⁄2
8.(1)
= 2
[22 ] ⁄3
23 23
= 2 = 23 = 1 sin2 𝜃 cos2 𝜃 = 1
4 ⁄3
8 [sin2 𝜃+ cos2 𝜃]
K= 3
(22 ) ⁄2
8 8 23
K= 3 = 23 = 23 = 1
(22 ) ⁄2
1 1
R=𝐾=1=1

Besar kelengkungan kurva bentuk polar adalah 1


Sehingga jari – jari kelengkungan (R) adalah 1

V-12
2. Diketahui persamaan parametik suatu kurva sebagai berikut.
y = 1 – 2 cos 2 𝜃 dan x = 1 - 2sin 𝜃. Tentukan persamaan garis singgung
𝜋
dan persamaan garis normal terhadap kurva untuk 𝜃 = 6 .
Penyelesaian :
y = 1 – 2 cos 2 𝜃
𝑑𝑦
yˈ= 𝑑𝜃 = 4 sin 2 𝜃
y = 1 - 2cos 2 𝜃
𝑑𝑦
yˈ= 𝑑𝜃 = [- 2 sin 2 𝜃 0𝜃 (2𝜃 )]
= [-2 sin2 𝜃 (2)]
= - 4 sin 2 𝜃
x = 1 – 2 sin 𝜃
𝑑𝑥 𝑑𝑥
xˈ= 𝑑𝜃 = - 2 sin 𝜃 𝑑𝜃 = -2 cos 𝜃

𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝜃 𝑑𝑦
Gradien garis singgung, m = 𝑑𝜃 = 𝑑𝜃 . 𝑑𝑥 = 𝑑𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝜃
4 sin2 𝜃 4(2 sin 𝜃 cos 𝜃)
= −2 cos 𝜃= = -4 sin 𝜃
−2 cos 𝜃
𝜋
𝜃 6 , gradien , m = - 4 sin 𝜃
= - 4 sin(𝜋⁄6)
= - 4 sin(30)
1
= - 4 . 2= - 2
𝜋
Koordinat titik singgung untuk 𝜃 = 6 , adalah :
x = 1 – 2 sin 𝜃 = 1 – 2 sin(𝜋⁄6)
= 1 – 2 sin. 30
1
= 1 – 2. 2 = 0
y = 1 – 2 cos2 𝜃 = 1 – 2 cos2(𝜋⁄6)
= 1 – 2 cos2 𝜃 = 1 - 2 cos 2 (𝜋⁄3)
= 1 – 2 cos(60)
1
=1–2.2=0

V-13
Maka persamaan garis singgung adalah :
y - yˌ= m (x - xˌ)
y – 0 = -2 (x - 0)
y = -2x

Persamaan garis normal adalah :


1
y - yˌ = 𝑚 (x - xˌ)
1
y – 0 = −2 (x – 0)
1
y =- 2 x

V-14
5.4 Rangkuman
A. Harga MAKSIMUM DAN MINUMUM FUNGSI
Harga Fungsi Y=f(x) kontinue dalam suatu selang, internal a ≤ x ≤ b dan
differensiabel. Nilai elestrrim fungsi tersebut diperoleh untuk y’ = 0 dari y’ =
0 akan diperoleh nilai x sebagai absis dari titik elestrim dan dengan
mensubsitusikan absis tersebut akan diperoleh ordinat titik elestrim (y’).
Misalnya koordinat titik elestrim atau titik belok fungsi y=f(x) adalah P1
(X1,Y1) maka untuk x = x1 harga :
𝑑2𝑦
 Turunan kedua, y˝=
𝑑𝑥2
|𝑥=𝑥1 ˌ > 0, berarti titik P,
Sebagai titik ekstrim minimum.
𝑑2𝑦
 Turunan kedua, y˝=
𝑑𝑥 2
|𝑥=𝑥1 ˌ < 0, berarti titik P,
Sebagai titik ektrim maksimum.
𝑑2𝑦
 Turunan kedua, y˝= 2 |𝑥=𝑥1 ˌ = 0, berarti non minimum
𝑑𝑥
Dan non maksimum.

B. PERSAMAAN BARIS SINGGUNG, BARIS NORMAL DAN


KELENGKUNGAN KURVA
Sebuah fungsi y = f(x) apabila disinggung oleh sebuah garis, maka gradien
garis singgung tersebut adalah m = yˈ = fˈ (x).
Perhatikan gambar berikut !

V-15
Gambar 5.3 Garis Singgung dan Garis Normal

Keterangan Gambar 5.2 :


PR = Garis Normal : PQ = Garis singgung
QP’ = Sub Tangen = Proyeksi QP pada sumbu x
RP’ = Sub Normal = Proyeksi RP pada sumbu x
Misalkan fungsi y = f(x) diatas kontinu dan differenstabel dan titik P (𝑥1 −
𝑦1 ) berada pada fungsi y = f(x), maka gradien garis singgung pada titik P
adalah M = y ′ = f(x), sehingga :
 Persamaan garis singgung (tangen) (PQ) pada titit P adalah : 𝑦 = 𝑦1 = M
(𝑥 − 𝑥1 )
−1
 Persamaan gars normal (PR) pada titik P adalah : 𝑦 = 𝑦1 = (𝑥 − 𝑥1 )
𝑚
Garis singgung dengan garis normal adalah dua buah garis yang saling
⟘, sehingga berlaku hubungan gradien sebagai berikut : 𝑚1 , 𝑚2 = −1
 Jika koordinat titik Q (x2,0), maka dari persamaan garis singgung :
𝑦1
0 − 𝑦1 = 𝑚 (𝑥 − 𝑥1 ) maka 𝑥2 = 𝑥1 − 𝑚
𝑦1
Atau 𝑥 − 𝑥1 =
𝑚
Dari gambar 5.2 diperoleh
𝑦1
QP′ = OP′ − OQ = 𝑥1 − 𝑥2 yang sama dengan sebagai:
𝑚

V-16
𝑦
Panjang garis substitusi tangen (QP′) = 𝑥1 − 𝑥2 = 𝑚1

 Jika koordinat titik R (X3, 0), maka dari persamaan garis normal :
1
0 − 𝑦1 = − (𝑥3 − 𝑥1 ), maka diperoleh 𝑥3 − 𝑥1 = 𝑚. 𝑦1
𝑚
Dari gambar 5.2 juga diperoleh
RP′ = OR – OP′ = 𝑥3 − 𝑥1 yang sama dengan 𝑚. 𝑦1 , sebagai :
Panjang garis substitusi normal (RP′) = 𝑥3 − 𝑥1 = 𝑚. 𝑦1
Berikut ini akan ditentukan garis panjang singgung (tangen) dan panjang
garis normal dengan menggunakan teorema phytagores.
Perhatikan segitiga QPˈP
𝑦ˌ
(PQ′)2 = (QP′)2+(PPˈ)2 = ( )2 + yˌ2
𝑚
𝑦ˌ2 𝑦͈2 𝑚2 𝑦ˌ2 𝑦ˌ2
(PQ)2 = 2
+ yˌ2 = 2
+ = (1 + m2)
𝑚 𝑚 𝑚2 𝑚2
𝑦1
Maka = panjang garis singgung : PQ =
𝑚
√1 + 𝑚 2
Perhatikan segitiga PP′R :
(PR)2 = (P′R)2 + (PP′)2 = (m.yˌ)2 + yˌ2 = yˌ2 (m2 + 1)
Maka panjang garis normal adalah PR = 𝑦ˌ√1 + 𝑚2
Besar kelengkungan fungsi y = f(x) dititik P (𝑥1 , 𝑦1 )
Ditentukan dari rumus :

𝑦˝
K= 1
[1+(𝑦ˈ)2 ] ⁄2

Besar jari – jari kelengkungan fungsi y = f(x) dititik P (𝑥1 , 𝑦1 ) adalah : R =


1
𝐾
Koordinat titik pusat kelengkungan C (x,y) fungsi =f(x) dititik P(𝑥1 , 𝑦1 )
2
𝑦[1+(𝑦˝) ]
Dimana x = absis titik pusat kelengkungan = 𝑥1 𝑦˝
2
1+(𝑦ˈ)
y = absis titik pusat kelengkungan = 𝑦1 + 𝑦˝

Koordinat titik pusat kelengkungan dapat juga dicari dari rumus :

V-17
x = xˌ - R sin 𝜃 dan y = yˌ + R cos 𝜃
Persamaan kelengkungan fungsi y = f(x) dititik P (𝑥1 , 𝑦1 ):
(𝑥 − 𝑥̅ )2 + (𝑦 − 𝑦̅)2 = 𝑅 2

c. KELENGKUNGAN KURVA DALAM BENTUK KOORDINAT


KUTUB / POLAR
Jika diketahui sebuah fungsi r = f(𝜃) adalah fungsi dalam bentuk
koordinat polar, maka kelengkungan kurva / fungsi tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut :
𝑑𝑟 2 𝑑2𝑟 𝑟 2 + 2 (𝑟ˈ)2 − 𝑟 (𝑟˝)
K = r2 + 2( ) –r( 2
)= 1
𝑑𝜃 𝑑𝜃 [𝑟 2 + (𝑟ˈ)2 ] ⁄2

Besar jari – jari kelengkungan kurva :

1
R=
𝑘

V-18
5.5 Soal Penggunaan Differensial

A. Harga Maksimum dan Minimum Fungsi

1) Diketahui y = x3 + 3x2 – 9x + 3, tentukan koordinat titik belok


fungsi serta nilai maksimum dan minimum fungsi.
2) Tentukan persamaan garis singgung pada titik belok kurva yang
persamaan fungsinya y = x3 – 3x2 + 2x + 8
3)
B. Persamaa Garis Singgung , Garis Normal Dan Kelengkungan Kurva

1) Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal pada kurva


y = x2 - x – 2 dititik titik potong kurva dengan sumbu x, kemudian
gambarkan kurva tersebut
2) Diketahui sebuah fungsi y = 2x + 3x2 – x3
Tentukan :
 Persamaan garis singgung dan persamaan garis normal
 Panjang garis singgung dan panjang garis normal
 Kelengkungan dan jari – jari kelengkungan
 Titik pusat kelengkungan
 Persamaan kelengkungan dari kurva tersebut pada titik
(2,8)

V-19
Sumber Pustaka

Edwin J.Purcell. Dale Valberg , 1987. “Kalkulus dan Geometri


Analitis”, Jilid I , 4. Ed. Penerbit Erlangga Jakarta.

Frank Ayres, JR. 1972. “Kalkulus”.2.ed. Penerbit Erlangga. Jakarta

Mnd.Doud Pinem,2015. “Kalkulus Untuk Perguruan Tinggi”. 1 ed


Penerbit Rekayasa Sains.Bandung.

K.A stroud, 1987. “ Matematika untuk Teknik.3.ed .


Penerbit Erlangga. Jakarta.

V-20

Anda mungkin juga menyukai