Anda di halaman 1dari 3

Saat pengapian atau timing ignition merupakan saat dimana busi meloncatkan bunga api untuk membakar

campuran udara dan bahan bakar yang telah di kompresi. Saat pengapian diukur dalam derajat poros engkol
sebelum atau sesudah TMA. Saat pengapian juga berarti saat dimana arus primer mulai terputus, atau saat platina
mulai membuka jika itu pada sistem pengapian konvensional yang masih menggunakan platina.

Pada saat kita melakukan engine tune up, saat pengapian merupakan salah satu hal yang wajib untuk diperiksa,
mengingat pengaruhnya yang besar dan vital bagi performa mesin. Saat pengapian harus tepat pada berbagai
kondisi agar didapat usaha yang efektif, dimana usaha yang efektif akan membuat tenaga mesin yang optimal,
efisiensi konsumsi bahan bakar, tidak terjadi engine knocking, dan emisi gas buang yang standar.

Usaha yang paling efektif itu sendiri didapat apabila tekanan pembakaran maksimum terjadi dekat sesudah piston
melewati TMA. Dan untuk mendapatkan tekanan pembakaran maksimum terjadi dekat susudah titik mati atas
maka saat pengapian harus disetel beberapa derajat sebelum TMA.

Pada sistem pengapian konvensional terdapat alat pengaju pengapian, yakni vacuum advancer dan governor
advancer. Vacuum advancer bekerja berdasarkan kevakuman pada intake manifold, sedangkan governor
advancer bekerja berdasarkan putaran mesin. Kedua komponen pengaju pengapian tersebut bertujuan agar saat
pengapian tepat sesuai dengan kondisi dan beban mesin itu sendiri, sehingga didapat usaha yang efektif.

saat pengapian

Grafik berikut ini menunjukan tekanan dalam ruang bakan sebuah mesin 4 tak dengan saat pengapian yang tepat
dan saat pengapian yang terlalu maju atau mundur.
Grafik Saat Pengapian

Keterangan :

1. (Za) - Pengapian pada saat yang tepat

2. (Zb) - Pengapian terlalu awal

3. (Zc) - Pengapian terlambat

Dari grafik diatas dapat kita analisa pengaruh saat pengapian terhadap performa mesin, kita mulai dengan saat
pengapian yang tepat (za), dengan saat pengapian yang tepat akan membuat tekanan pembakaran maximum
terjadi sekitar 15 derajat setelah TMA, dimana ini akan membuat tenaga yang dihasilkan lebih optimal.

Berbeda ketika saat pengapian terlalu maju (zb) atau terlalu awal, yang tentunya akan membuat daya mesin tidak
optimal dan bisa berakibat terjadinya engine knocking, ini terjadi karena tekanan pembakaran maximum terjadi
pada saat piston belum melewati Titik Mati Atas.Engine knocking merupakan suara ketukan yang terjadi pada
mesin. Timbulnya suara ini disebapkan karena ketika piston akan naik keatas, sebelum sampai ke titik mati atas
sudah ditekan kembali ke bawah oleh tekanan hasil pembakaran. Jika terlalu sering terjadi knocking ini tentu
akan memperpendek umur daripadakomponen-komponen mesin (seperti padatorak, piston pin, ring piston dan
bantalan dll).

Berikut ini merupakan gambar piston yang berlubanga karena disebapkan oleh engine knocking.
Piston Berlubang Disebapkan Knocking

Lanjut jika saat pengapian terlalu mundur atau awal, maka tidak akan didapat tenaga yang maksimal. Karena
tekanan pembakaran maksimum terjadi jauh setelah piston melewati TMA, dimana ini akan menyebapkan
terjadinya kerugian langkah usaha. Tidak hanya itu campuran udara dan bahan bakar juga tidak terbakar dengan
sempurna, bisa dikatakan bahan bakar boros karena terbuang sia-sia. Ini juga akan menghasilkan emisi yang
tidak standar. Terutama kandungan HC yang akan meningkat. Kita tahu bahwa HC (Hidrokarbon) merupakan
uap bahan bakar yang tidak terbakar, ciri yang paling mudah dirasakan adalah terasa pedih dimata. Jadi jika kita
berdekatan dengan knalpot kok mata terasa pedih, menunjukan kandungan HC pada emisi gas buang tersebut
tinggi. HC berbahaya bagi manusia jika menghirupnya, salah satunya bisa menyebapkan gangguan pernafasan.

Anda mungkin juga menyukai