GAS ENGINE
Cylinder pressure
PREIGNITION,
DETONATION
CYLINDER PRESSURE
DIESEL ENGINE
GAS ENGINE
LOAD
Cylinder pressure
Diesel engine
- Dibatasi oleh struktur engine :high cylinder pressure untuk
mendapatkan tenaga yang lebih besar dengan displacement engine
yang sama.
Gas Engine
- Dibatasi oleh suhu dari pembakaran di dalam cylinder, kenaikan
suhu pada ruang bakar dapat menyebabkan terjadinya detonasi dan
akan mempengaruhi output tenaga engine
Temperature
1
RELATIVE
COMBUSTION TEMP.
0.8
0.6
0.4
DIESEL OPERATION
RANGE
GAS OPERATION
RANGE
0.2
0
0
10
15
20
25
30
Temperature
Relative Exhaust
Temperature
100
GAS ENGINE
80
60
DIESEL ENGINE
40
20
Load (%)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Diesel Engine
-Temperatur lebih rendah, lebih banyak udara yang dihisap ke
dalam ruang bakar untuk proses pembakaran sehingga
temperatur exhaust lebih rendah.
Gas Engine
-Temperatur lebih panas, perbandingan udara dan gas bahan
bakar harus dikontrol untuk mendapatkan hasil pembakaran
yang sempurna.
Turbo boost
Turbo speed limit
BOOST, TURBO S
100
90
WASTEGATE
OPENING
80
70
60
50
40
GAS
ENGINE
30
20
DIESEL
ENGINE
10
0
10
20
30
35
40
45
50
60
65
70
75
80
90
100
AIRFLOW (LOAD)
Diesel Engine
- Penginjeksian langsung bahan bakar (direct Injection)
memberikan perubahan respon yang baik terhadap perubahan
beban. Boost pressure dibatasi oleh struktur dari engine dan
kecepatan dari putaran turbocharger
Gas Engine
- Mempunyai waktu respon yang lebih lama (lambat), wastegate
berfungsi mengoptimalkan kerja turbo pada saat overboost.
Wastegate membatasi peran dari turbocharger untuk
memberikan kontribusi effisiensi.
TORQUE
Torque Rise
DIESEL ENGINE
GAS ENGINE
SPEED (RPM)
Diesel Engine
- Tidak ada tambahan bahan bakar pada saat kenaikan beban.
Gas Engine
- Perbandingan udara dan bahan bakar yang konstan tidak ada
tambahan tenaga
600
400
300
200
100
CRANK ANGLE
50
35
28
24
20
16
8
12
-4
-8
-2
4
-2
0
-1
6
-1
2
0
-4
0
-3
6
-3
2
-2
8
CYLINDER
PRESSURE
500
Detonation (knocking)
- Beberapa parameter pengontrolan perlu dibatasi yang berhubungan
dengan detonasi yaitu :
- Cylinder pressure/temperature
- Ignition Timing
- Jumlah fuel yang dibakar
Throttle
Mixer
Engine
Gas Zero
Pressure
Regulator
Air
Cleaner
Mixer
Air
Cleaner
Throttle
Engine
Gas
Pressure
Regulator
Intake Stroke
Compression Stroke
Power Stroke
Exhaust stroke
Pada gas engine yang masuk ke dalam ruang bakar adalah campuran
antara udara dan bahan bakar (gas) sedangkan pembakaran terjadi
karena adanya letikan bunga api dari spark plug (busi) pada saat yang
tepat. Waktu kapan letikan bunga api terjadi ditentukan oleh setting
ignition timing pada magneto atau Electronic Ignition System (EIS)
INTAKE STROKE
COMPRESSION
STROKE
POWER STROKE
EXHAUST STROKE
INTAKE SYSTEM
INTAKE SYSTEM
Pada gas engine, yang masuk ke dalam ruang bakar adalah campuran
antara udara dan bahan bakar (gas) atau disebut mixture. Dua media
tersebut dicampur pada suatu komponen yang disebut mixture.
Tekanan gas yang masuk ke dalam engine diatur oleh regulator.
Campuran air/fuel ratio disetel pada power screw/load screw.
Ketidaktepatan penyetelan power srew dapat menyebabkan terjadinya
detonation.
EXHAUST SYSTEM
EXHAUST SYSTEM
Pada gas engine, pengaturan gas exhaust temperature adalah penting
sekali. Ketidaktepatan penyetelan air fuel ratio dan over boost dapat
menyebabkan temperature gas exhaust tinggi. Pada system ini
dipasang suatu alat yang disebut Waste Gate. Penyetelan Waste Gate
yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya surging pada beban
tertentu.
Surging adalah suatu kejadian yang identik dengan detonation akan
tetapi penyebab utamanya adalah ketidaktepatan penyetelan Waste
Gate. Pembacaan nilai boost pressure adalah sangat membantu dalam
penyetelan waste gate.
EXHAUST TEMPERATURE
EXHAUST TEMPERATURE
Gas engine beroperasi pada temperature yang tinggi, hal ini
disebabkan air fuel ratio pada gas engine adalah selalu tetap setiap
saat dan pada posisi beban berapapun.
Berbeda dengan diesel engine, air fuel ratio pada diesel engine adalah
selalu proporsional terhadap beban. Dan pada dasarnya diesel engine
beroperasi dengan jumlah udara yang lebih banyak, hal tersebut juga
berfungsi sebagai cooling.
FUEL SYSTEM
Ada 2 jenis fuel system pada engine gas yaitu :
1. Low pressure gas
2. High pressure gas
Low pressure gas
Tekanan gas supply 1.5 5.0 Psi
Fuel intake dipasang sebelum turbocharger
Transient respon lambat
High pressure gas
Tekanan gas supply 25 30 psi
Fuel intake dipasang setelah turbocharger
Transien respon lebih bagus
Unburnt hydrocarbons:
Result from incomplete combustion.
Flame quenching in cylinder walls and crevice regions.
Burning of lubricating oil.
Misfire.
lean
Lambda
rich
low
LOAD
high
NOx (g/bhp-hr)
D3600
D3500B
D3176 G3400LE
G3500
LE
G3600
IGNITION SYSTEM
Ignition System adalah sistem pengapian pada engine gas yang
berfungsi menentukan dan mengatur pengapian pada setiap silinder
pada waktu yang tepat.
Ada 2 type Ignition system pada engine gas yaitu :
1. Magneto Ignition system
2. Electronic Ignition System
Magneto Ignition system terdiri dari tiga komponen utama yaitu :
Magneto
Transformer
Spark plug
TIMING PENGAPIAN
TIMING LIGHT
TIMING LIGHT
Timing light adalah alat yang digunakan untuk menentukan final setting
pada pemasangan dan pengetesan magneto.
COMBUSTION KNOCK
COMBUSTION KNOCK
Combustion Knock atau disebut juga dengan istilah detonation adalah
suatu fenomena yang sering terjadi pada gas engine. Tentunya hal ini
akan menggangu perfomance gas engine pada saat beroperasi.
Detonation juga akan memperpendek umur komponen engine akibat
timbulnya mechanical stress dan thermal stress yang berlebihan.
Proses pembakaran diruang bakar tidak terjadi secara instant / tiba
tiba, akan tetapi terjadi pada kurun waktu dan sangat cepat. Proses
pembakaran diawali dengan adanya letikan bunga api, kemudian apai
akan menjalar ke seluruh ruang bakar. Campuran udara dan bahan
bakar akan terbakar dan tekanan di dalam cylinder akan mengalai
kenaikan.
Pada kurun waktu terjadinya pembakaran, ada sebagian mixture yang
belum terbakar hal tersebut dikenal dengan istilah end gas. End gas
dapat terbakar secara spontan dan bukan disebabkan oleh letikan
bunga api melainkan adanya penjalaran panas dan radiasi panas dari
sebagian mixture yang telah terbakar oleh letikan bunga api.
COMBUSTION KNOCK
Apabila temperature dan pressure melebihi batas tertentu, knocking
akan terjadi. Hal tersebut terjadi karena end gas terbakar secara
spontan sebelum penjalaran api dari letikan bunga api datang. Pada
kondisi ini tekanan di dalam cylinder sangat tinggi dan timbul knocking.
Keras tidaknya bunyi knocking tergantung dari temperature, pressure
dan end gas.
Semua kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan
temperature sampai batas kritis seperti naiknya kompresi ratio,
naikknya air intake temperature juga akan menimbulkan knocking.
Pada dasarnya knocking terjadi akibat adanya benturan front flame,
front flame terjadi akibat adanya penjalaran pembakaran dari dua arah.
Penjalaran yang pertama dari letikan bunga api dan penjalaran yang
kedua berasal dari end gas itu sendiri.
Fuel characteristic
Compression ratio
Mixture temperature
Ignition timing
Load
Air fuel ratio
METHANE NUMBER
Fuel
Methane Number
methane
100
35.88
ethane
44
64.23
propane
32
92.66
butane
10
122.12
hydrogen
10.75
pipeline
65 to 90
35.64
associated
20 to 70
47.26
landfill
130 to 150
17.72
digester
130
25.60
1 Btu/scf=39.381
kJ/Nm3
METHANE NUMBER
Jika Methane Number berkurang maka :
- Engine kelihatan seperti knocking (detonasi)
- Power dari engine menurun
- Ignition timing harus dirubah
Penggunaan fuel usage guide untuk menetukan :
- Compression ratio
- Ignition Timing
METHANE NUMBER
Fuel Gas
Methane Number
Methane CH4
100
Ethane C2H6
44
Propane C3H8
31
Butane C4H10
10
Hydrogen H2
FUEL FUNDAMENTAL
Natural Gas
methane
ethane
propane
butane
Pentane
Propane
> 95% propane
Associated (Field)
similar to natural gas
hot
OPERATOR SERVICES
DI PT. MEDCO ANGGANA KALTIM
2 X G 3516
1 X G 399
GAS SUPPLY
Alur bahan bakar (Gas supply)
GAS SUPPLY
MONITORING PRESSURE
PADA
SECONDARY SPARATOR
CARBURETOR
CARBURETOR
STARTING SYSTEM
RESERVOIR TANK
RESERVOIR TANK
Reservoir tank secara teratur perlu dilakukan pengedrainan untuk
mengeluarkan air di dalam sistem. Air akan akan merusak merusak
komponen sistem stater karena dapat menyebabkan korosi.
Pengecekan terhadap tekanan udara pada sistem stater diperlukan
untuk memastikan bahwa tekanan udara tersebut mampu untuk
memutar engine pada saat starting engine.
Tekanan udara pada sistem minimal adalah 9 kg/cm2. Jika
tekanannya tidak mencukupi maka engine tidak dapat cranking.
Umumnya compressor dirancang secara otomatis, apabila tekanan
pada reservoir turun maka compressor auto run untuk melakukan
pengisian udara.
ENGINE PARAMETER
ENGINE PARAMETER
Kondisi engine dapat dimonitor pada panel engine parameter,
operator dapat memonitor beberapa parameter :
Jacket water temperature
Air inlet temperature
Aftercooler temperature
Air inlet pressure
Oil pressure
Oil filter differencial
SPESIFIKASI PARAMETER