Anda di halaman 1dari 94

PERBEDAAN

DIESEL ENGINE VS GAS ENGINE


DIESEL ENGINE

GAS ENGINE

DIESEL ENGINE VS GAS ENGINE

4 Stroke Diesel Cycle (compression Ignition)


- Langkah hisap (intake stroke) udara masuk menuju ke ruang bakar.
- Pada langkah kompresi (compression stroke) suhu di dalam ruang
silinder naik mencapai di atas suhu titik bakar dari fuel.
- Beberapa derajat sebelum Titik Mati Atas (TMA) fuel disemprotkan
oleh nozle atau injector ke dalam ruang bakar, terjadi proses pembakaran.
- Panas hasil pembakaran mendorong piston bergerak dari Titik Mati
Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB) untuk langkah usaha.
- Piston bergerak dari Titik Mati Bawah (TMB) ke Titik Mati Atas (TMA)
mendorong gas sisa pembakaran keluar dari ruang bakar.

DIESEL ENGINE VS GAS ENGINE

4 Stroke gas engine Cycle (Spark Ignition)


- Langkah hisap (intake stroke) campuran antara gas dan udara masuk
menuju ke ruang bakar.
- Pada langkah kompresi (compression stroke) suhu di dalam ruang
silinder naik mencapai di di bawah suhu titik bakar dari fuel.
- Spark ignition (busi) memercikkan bunga api ke dalam ruang bakar,
campuran gas dan udara terbakar, terjadi proses pembakaran.
- Panas hasil pembakaran mendorong piston bergerak dari Titik Mati
Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB) untuk langkah usaha
- Piston bergerak dari Titik Mati Bawah (TMB) ke Titik Mati Atas (TMA)
mendorong gas sisa pembakaran keluar dari ruang bakar

DIESEL ENGINE VS GAS ENGINE

Diesel Engine struktur


- Engine struktur harus cukup kuat untuk menahan tekanan kompresi yang
cukup tinggi.
- Perlengkapan (equipment) penginjeksian bahan bakar harus :
- Menghasilkan tekanan penginjeksian yang tinggi
- Memerlukan pengaturan bahan bakar yang presisi
- Timing penginjeksian harus tepat

DIESEL ENGINE VS GAS ENGINE

Spark Ignition Engine


- Kenaikan temperatur pada system pemasukan harus diatur untuk
mengontrol terjadinya detonasi.
- Komponen engine harus tahan terhadap temperatur yang tinggi, pada gas
engine temperatur pembakaran lebih tinggi dibanding diesel engine.
- Peralatan Spark Ignition membutuhkan :
- Tegangan ignition yang tinggi
- Membutuhkan percikan bunga api (spark) pada saat yang tepat

Cylinder pressure
PREIGNITION,
DETONATION

CYLINDER PRESSURE

DIESEL PEAK CYLINDER


PRESSURE LIMIT

DIESEL ENGINE

GAS ENGINE

LOAD

Cylinder pressure
Diesel engine
- Dibatasi oleh struktur engine :high cylinder pressure untuk
mendapatkan tenaga yang lebih besar dengan displacement engine
yang sama.
Gas Engine
- Dibatasi oleh suhu dari pembakaran di dalam cylinder, kenaikan
suhu pada ruang bakar dapat menyebabkan terjadinya detonasi dan
akan mempengaruhi output tenaga engine

Temperature

1
RELATIVE
COMBUSTION TEMP.

0.8
0.6
0.4

DIESEL OPERATION
RANGE

GAS OPERATION
RANGE

0.2
0
0

10

15

20

AIR/FUEL RATIO (V/V)

25

30

Temperature

Relative Exhaust
Temperature

100

GAS ENGINE

80
60

DIESEL ENGINE
40
20

Load (%)
10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Diesel Engine
-Temperatur lebih rendah, lebih banyak udara yang dihisap ke
dalam ruang bakar untuk proses pembakaran sehingga
temperatur exhaust lebih rendah.
Gas Engine
-Temperatur lebih panas, perbandingan udara dan gas bahan
bakar harus dikontrol untuk mendapatkan hasil pembakaran
yang sempurna.

Turbo boost
Turbo speed limit

BOOST, TURBO S

100
90

WASTEGATE
OPENING

80
70
60
50
40

GAS
ENGINE

30
20

DIESEL
ENGINE

10
0
10

20

30

35

40

45

50

60

65

70

75

80

90

100

AIRFLOW (LOAD)

Diesel Engine
- Penginjeksian langsung bahan bakar (direct Injection)
memberikan perubahan respon yang baik terhadap perubahan
beban. Boost pressure dibatasi oleh struktur dari engine dan
kecepatan dari putaran turbocharger
Gas Engine
- Mempunyai waktu respon yang lebih lama (lambat), wastegate
berfungsi mengoptimalkan kerja turbo pada saat overboost.
Wastegate membatasi peran dari turbocharger untuk
memberikan kontribusi effisiensi.

TORQUE

Torque Rise

DIESEL ENGINE
GAS ENGINE

SPEED (RPM)
Diesel Engine
- Tidak ada tambahan bahan bakar pada saat kenaikan beban.
Gas Engine
- Perbandingan udara dan bahan bakar yang konstan tidak ada
tambahan tenaga

Ignition Timing (timing pengapian)


Diesel Engine
- Memiliki timing penginjeksian yang stabil. Kenaikan tekanan dibatasi
oleh struktur dari engine.
Gas Engine
-Timing ignition dikontrol untuk mencegah terjadinya detonasi.
Perubahan nilai methane number pada bahan bakar akan
mempengaruhi pengaturan timing pengapian.
TDC

600

400
300
200
100

CRANK ANGLE
50

35

28

24

20

16

8
12

-4

-8

-2
4
-2
0
-1
6
-1
2

0
-4
0
-3
6
-3
2
-2
8

CYLINDER
PRESSURE

500

Normal Combustion (Pembakaran yang normal)


Gas Engine
- Percikan bunga api (spark Ignites) akan membakar campuran udara
dan bahan bakar.
- Proses pembakaran dari percikan bunga api akan menjalar ke seluruh
ruang bakar.
- Perambatan panas pembakaran ke seluruh ruang bakar akan
mendorong piston bergerak ke bawah untuk melakukan langkah
usaha.

Detonation (knocking)
- Beberapa parameter pengontrolan perlu dibatasi yang berhubungan
dengan detonasi yaitu :
- Cylinder pressure/temperature
- Ignition Timing
- Jumlah fuel yang dibakar

Faktor faktor penyebab detonasi


Ignition Timing
- Pembakaran terjadi terlalu awal, hal ini disebabkan oleh penyetelan
timing ignition yang terlalu cepat.
Load
- Load yang terlalu besar tidak sebanding dengan suplai fuel yang
masuk ke ruang bakar. Energi yang harus dikeluarkan lebih besar,
sehingga menambah temperature pada proses pembakaran akhir.
Compression Ratio
- Perbandingan kompresi yang terlalu besar dapat menaikkan
temperatur pada saat langkah kompresi, sehingga dapat menimbulkan
pembakaran yang spontan. Aplikasinya adalah gunakan gas dengan
methane number yang tinggi pada engine dengan perbandingan
kompresi yang tinggi

Faktor faktor penyebab detonasi


Air/Fuel ratio
- Perbandingan campuran antara udara dan bahan bakar yang tidak
seimbang berpotensi menyebabkan detonasi.
Fuel Characteristic
- Bahan bakar yang kandungan hydrocarbon lebih berat lebih padat dari
pada gas methane, sehingga menimbulkan tekanan yang lebih untuk
menimbulkan detonasi.
Inlet Temperature/Pressure
-Temperatur/pressure gas yang tinggi masuk ke dalam ruang bakar
menghasilkan temperature kompresi yang tinggi, sehingga perpotensi
menyebabkan terjadinya pembakaran sendiri sebelum waktunya.
Waste gate membantu mengontrol boost pressure.

Gas engine konfigurasi


Low Pressure Gas Engine
Aftercooler
Turbo

Throttle

Mixer

Engine

Gas Zero
Pressure
Regulator

Kelebihan jenis ini adalah :


- Aplikasi yang lebih fleksibel
- Lebih safety

Air
Cleaner

Gas engine konfigurasi


High Pressure Gas Engine
Aftercooler
Turbo

Mixer

Air
Cleaner

Throttle

Engine

Gas
Pressure
Regulator

Kelebihan jenis ini mempunyai respon yang lebih baik

PRINSIP KERJA EMPAT LANGKAH


GAS ENGINE
Ada empat langkah dalam satu siklus untuk menghasilkan tenaga pada
gas engine. Empat langkah tersebut adalah :
1.
2.
3.
4.

Intake Stroke
Compression Stroke
Power Stroke
Exhaust stroke

Pada gas engine yang masuk ke dalam ruang bakar adalah campuran
antara udara dan bahan bakar (gas) sedangkan pembakaran terjadi
karena adanya letikan bunga api dari spark plug (busi) pada saat yang
tepat. Waktu kapan letikan bunga api terjadi ditentukan oleh setting
ignition timing pada magneto atau Electronic Ignition System (EIS)

INTAKE STROKE

Intake Stroke atau langkah hisap adalah langkah dimana piston


bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB).
Pada langkah ini Intake Valve posisi terbuka dan exhasut valve posisi
tertutup. Campuran udara dan bahan bakar (gas) yang sebelumnya
sudah tercampur/mixture masuk ke dalam ruang bakar karena adanya
kevakuman dan dorongan dari turbocharger. Pada langkah ini tekanan
di dalam ruang bakar menurun.

COMPRESSION
STROKE

Compression Stroke atau langkah kompresi adalah langkah dimana


piston bergerak dari Titik Mati Bawah (TMB) menuju Titik Mati Atas
(TMA).
Pada langkah ini Intake Valve posisi dan exhasut valve posisi tertutup.
Tekanan dalam ruang bakar naik karena dari ruang bakar mengecil.
Sebelum piston mencapai Titik Mati Atas (TMA) spark plug akan
memercikkan bunga api akibatnya campuran udara dan bahan bakar
(gas) terbakar.

POWER STROKE

Power Stroke atau langkah usaha adalah langkah dimana piston


bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati bawah (TMB)
karena adanya daya dorong dari panas hasil pembakaran.
Pada langkah ini Intake Valve posisi dan exhasut valve posisi tertutup.
Daya dorong tersebut akan diteruskan dari piston ke connecting rod
dan memutar crank shaft. Pada kondisi ini terjadi perubahan gaya gerak
dari gerakan naik turun (reciprocating) menjadi gerakan putar
(centrifugal)

EXHAUST STROKE

Exhaust Stroke atau langkah buang adalah langkah dimana piston


bergerak dari Titik Mati Bawah (TMB) menuju Titik Mati Atas (TMA)
Pada langkah ini Intake Valve posisi tertutup dan exhasut valve posisi
terbuka. Gas sisa pembakaran akan didorong keluar oleh gerakan
piston menuju ke exhaust manifold.

KEMAMPUAN KOMPONEN GAS ENGINE

Kemampuan gas engine dibatasi oleh kemampuan komponen engine


tersebut untuk menahan beban panas akibat dari tingginya temperature
gas buang. Hal ini berbeda dengan diesel engine, pada diesel engine
kemampuan dibatasi oleh kemampuan struktur kompoenen tersebut
untuk menahan beban dengan tekanan kompresi sampai dengan 1500
PSI.

INTAKE SYSTEM

INTAKE SYSTEM
Pada gas engine, yang masuk ke dalam ruang bakar adalah campuran
antara udara dan bahan bakar (gas) atau disebut mixture. Dua media
tersebut dicampur pada suatu komponen yang disebut mixture.
Tekanan gas yang masuk ke dalam engine diatur oleh regulator.
Campuran air/fuel ratio disetel pada power screw/load screw.
Ketidaktepatan penyetelan power srew dapat menyebabkan terjadinya
detonation.

EXHAUST SYSTEM

EXHAUST SYSTEM
Pada gas engine, pengaturan gas exhaust temperature adalah penting
sekali. Ketidaktepatan penyetelan air fuel ratio dan over boost dapat
menyebabkan temperature gas exhaust tinggi. Pada system ini
dipasang suatu alat yang disebut Waste Gate. Penyetelan Waste Gate
yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya surging pada beban
tertentu.
Surging adalah suatu kejadian yang identik dengan detonation akan
tetapi penyebab utamanya adalah ketidaktepatan penyetelan Waste
Gate. Pembacaan nilai boost pressure adalah sangat membantu dalam
penyetelan waste gate.

EXHAUST TEMPERATURE

EXHAUST TEMPERATURE
Gas engine beroperasi pada temperature yang tinggi, hal ini
disebabkan air fuel ratio pada gas engine adalah selalu tetap setiap
saat dan pada posisi beban berapapun.
Berbeda dengan diesel engine, air fuel ratio pada diesel engine adalah
selalu proporsional terhadap beban. Dan pada dasarnya diesel engine
beroperasi dengan jumlah udara yang lebih banyak, hal tersebut juga
berfungsi sebagai cooling.

FUEL SYSTEM
Ada 2 jenis fuel system pada engine gas yaitu :
1. Low pressure gas
2. High pressure gas
Low pressure gas
Tekanan gas supply 1.5 5.0 Psi
Fuel intake dipasang sebelum turbocharger
Transient respon lambat
High pressure gas
Tekanan gas supply 25 30 psi
Fuel intake dipasang setelah turbocharger
Transien respon lebih bagus

EMISI GAS ENGINE


Emisi adalah kandungan unsur unsur kimia yang terkandung di
dalam gas buang yang dapat mempengaruhi terhadap kesehatan
Manusia. Emisi tersebut adalah :
Nitrogen oxides (NOx):
NO, NO2, N2O, N2O3 .
Carbon monoxide:
CO
Unburnt hydrocarbons:
CH4, C3H8, C2H2 .
Aldehydes:
hydrocarbon fragments
Particulates:
soot (dry carbon), oil, inorganics (sulfur)

APA PENGARUH EMISI ?


Pengaruh emisi terhadap kesehatan manusia yaitu :

Nitrogen Oxides (NOx):


Contributes to eye and respiratory tissue damage.
Acidic and contributes to acid rain.
Carbon Monoxide:
Interferes with ability of red blood cells to carry oxygen.
Unburnt hydrocarbons:
Promotes formation of photochemical smog.
Particulates:
carcinogenic in lungs
Sulfur dioxide:
contributes to acid rain
Aldehydes:
potent eye and throat irritant

BAGAIMANA EMISI TERJADI ?


All emission components are formed from non-perfect combustion.
Nitrogen oxides (NOx):
Two main mechanisms
Thermal, most significant, NO production is a strong function of
reaction temperature.
Fuel bond, from fuels with nitrogen.
Carbon monoxide:
Precursor to CO2.
Production is high if there is insufficient oxygen for combustion.

Unburnt hydrocarbons:
Result from incomplete combustion.
Flame quenching in cylinder walls and crevice regions.
Burning of lubricating oil.
Misfire.

EMISI GAS ENGINE

lean

Lambda

rich

A/F Ratio Operational Region

low

LOAD

high

EMISI GAS ENGINE

NOx (g/bhp-hr)

NOx Emissions by Model


20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Stoich
Gas

D3600

D3500B

D3176 G3400LE

G3500
LE

G3600

IGNITION SYSTEM
Ignition System adalah sistem pengapian pada engine gas yang
berfungsi menentukan dan mengatur pengapian pada setiap silinder
pada waktu yang tepat.
Ada 2 type Ignition system pada engine gas yaitu :
1. Magneto Ignition system
2. Electronic Ignition System
Magneto Ignition system terdiri dari tiga komponen utama yaitu :

Magneto
Transformer
Spark plug

MAGNETO IGNITION SYSTEM


Magneto adalah suatu perangkat yang menentukan timing pengapian.
Transformer adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menaikkan
tegangan listrik sampai dengan 12000 VDC.
Spark Plug adalah suatu komponen yang berfungsi untuk meletikkan
bunga api pada ruang bakar.

MAGNETO IGNITION SYSTEM

MAGNETO IGNITION SYSTEM

TIMING PENGAPIAN

Final setting timing pengapian pada magneto ditentukan dengan


menggunakan timing light. Nilai setting pengapian yang diinginkan
sangat tergantung dari perhitungan methane number program
berdasarkan gas yang akan dipergunakan untuk mengoperasikan
engine tersebut.

TIMING LIGHT

TIMING LIGHT
Timing light adalah alat yang digunakan untuk menentukan final setting
pada pemasangan dan pengetesan magneto.

Fuel Usage Guide adalah suatu tabel yang digunakan sebagai


referensi untuk menentukan nilai ignition timing pada suatu engine.
Nilai ignition timing ditentukan berdasarkan nilai methane number pada
suatu komposisi gas yang akan dipakai pada engine tersebut. Untuk
menetukan nilai methane number tersebut digunakan suatu methane
number program.

SETTING TIMING PENGAPIAN


Flow chart yang digunakan untuk menentukan nilai timing yang akan
disetting pada engine gas yaitu :

COMBUSTION KNOCK

COMBUSTION KNOCK
Combustion Knock atau disebut juga dengan istilah detonation adalah
suatu fenomena yang sering terjadi pada gas engine. Tentunya hal ini
akan menggangu perfomance gas engine pada saat beroperasi.
Detonation juga akan memperpendek umur komponen engine akibat
timbulnya mechanical stress dan thermal stress yang berlebihan.
Proses pembakaran diruang bakar tidak terjadi secara instant / tiba
tiba, akan tetapi terjadi pada kurun waktu dan sangat cepat. Proses
pembakaran diawali dengan adanya letikan bunga api, kemudian apai
akan menjalar ke seluruh ruang bakar. Campuran udara dan bahan
bakar akan terbakar dan tekanan di dalam cylinder akan mengalai
kenaikan.
Pada kurun waktu terjadinya pembakaran, ada sebagian mixture yang
belum terbakar hal tersebut dikenal dengan istilah end gas. End gas
dapat terbakar secara spontan dan bukan disebabkan oleh letikan
bunga api melainkan adanya penjalaran panas dan radiasi panas dari
sebagian mixture yang telah terbakar oleh letikan bunga api.

COMBUSTION KNOCK
Apabila temperature dan pressure melebihi batas tertentu, knocking
akan terjadi. Hal tersebut terjadi karena end gas terbakar secara
spontan sebelum penjalaran api dari letikan bunga api datang. Pada
kondisi ini tekanan di dalam cylinder sangat tinggi dan timbul knocking.
Keras tidaknya bunyi knocking tergantung dari temperature, pressure
dan end gas.
Semua kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan
temperature sampai batas kritis seperti naiknya kompresi ratio,
naikknya air intake temperature juga akan menimbulkan knocking.
Pada dasarnya knocking terjadi akibat adanya benturan front flame,
front flame terjadi akibat adanya penjalaran pembakaran dari dua arah.
Penjalaran yang pertama dari letikan bunga api dan penjalaran yang
kedua berasal dari end gas itu sendiri.

PENYEBAB DASAR DETONASI

Ada 6 faktor dasar yang dapat menyebabkan terjadinya detonasi


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Fuel characteristic
Compression ratio
Mixture temperature
Ignition timing
Load
Air fuel ratio

GAS ENGINE FUEL


Fuel pada engine gas adalah faktor yang sangat menetukan
perfomance dari engine. Gas fuel erat kaitannya dengan :
Rating engine
Engine arrangement
Attachment
Operation & Maintenance

KUALITAS GAS FUEL


Nilai Methane Number menetukan potensi terjadinya detonasi
Difinisi methane number jika nilainya adalah 100 maka
pengertiannya 100 murni methane fuel dan 0 hydrogen
Nilai methane Number yang besar akan memberikan hambatan
yang lebih baik terhadap detonasi
Nilai methane number yang rendah maka bahan bakar tersebut
lebih cepat terbakar sehingga berpotensi menyebabkan detonasi.

METHANE NUMBER
Fuel

Methane Number

Typical lower heat


value (MJ/Nm3)

methane

100

35.88

ethane

44

64.23

propane

32

92.66

butane

10

122.12

hydrogen

10.75

pipeline

65 to 90

35.64

associated

20 to 70

47.26

landfill

130 to 150

17.72

digester

130

25.60

1 Btu/scf=39.381
kJ/Nm3

METHANE NUMBER
Jika Methane Number berkurang maka :
- Engine kelihatan seperti knocking (detonasi)
- Power dari engine menurun
- Ignition timing harus dirubah
Penggunaan fuel usage guide untuk menetukan :
- Compression ratio
- Ignition Timing

METHANE NUMBER

Fuel Gas

Methane Number

Methane CH4

100

Ethane C2H6

44

Propane C3H8

31

Butane C4H10

10

Hydrogen H2

FUEL FUNDAMENTAL

Natural Gas
methane
ethane
propane
butane
Pentane

Propane
> 95% propane

Associated (Field)
similar to natural gas
hot

Landfill & Digester Gas


methane (50-65%)
carbon dioxide
Nitrogen

Pyrolysis of Wood, Rubber


carbon monoxide
hydrogen
methane
nitrogen

OPERATOR SERVICES
DI PT. MEDCO ANGGANA KALTIM

2 X G 3516
1 X G 399

GAS SUPPLY
Alur bahan bakar (Gas supply)

GAS SUPPLY

MAIN GAS SPARATOR

MAIN GAS SPARATOR


Gas sparator berfungsi untuk memisahkan gas dengan unsur lain
seperti air condensat dan lainnya. Oleh sebab itu gas sparator sangat
penting dalam instalasi gas supply. Kwalitas dari gas yang masuk ke
engine sangat berpengaruh terhadap perfomance dari engine.
Gas sparator perlu secara rutin dilakukan drain jika pada glass indikator
menunjukkan adanya kandungan air, pada saat melakukan drain
sparator perlu menggunakan masker untuk mencegah gas terhirup.

SECONDARY GAS SPARATOR

SECONDARY GAS SPARATOR


Selain melakukan drain pada main sparator juga perlu melakukan drain
pada secondary gas sparator, sparator ini dilengkapi dengan glass
indikator, jika pada glass indikator menunjukkan adanya kandungan air
maka perlu dilakukan drain.

OPEN & SHUTOFF MAIN VALVE

PRESSURE GAUGE INDIKATOR & REGULATOR

MONITORING GAS PRESSURE

Gas regulator berfungsi mengatur tekanan gas supply agar tetap


stabil pada setiap kondisi. Untuk memonitor tekanan gas supply
dilengkapi dengan pressure gauge.

MANUAL SHUTOFF VALVE


GAS SUPPLY

MONITORING PRESSURE
PADA
SECONDARY SPARATOR

GAS SUPPLY PADA ENGINE

GAS SUPPLY PADA ENGINE


Manual shutoff berfungsi menutup suplly gas sebelum masuk ke
dalah engine. Valve ini dipergunakan hanya dalam kondisi darurat
atau pada saat unit stop dalam perawatan. Valve shutoff tidak boleh
digunakan untuk melakukan stop unit dalam kondisi normal.
Gas regulator berfungsi sebagai pengatur tekanan gas supply agar
gas yang masuk ke dalam engine selalu stabil. Kestabilan gas
pressure sangat berpengaruh terhadap perfomance engine. Jika
tekanan gas yang masuk ke engine tidak mencukupi maka kan terjadi
low power pada engine tersebut.

CARBURETOR

CARBURETOR

Carburetor adalah komponen yang berfungsi sebagai tempat untuk


mixture antara udara dan bahan bakar (gas) sebelum masuk ke
dalam ruang bakar. Lain halnya dengan diesel engine, yang masuk
ke dalam ruang bakar adalah udara murni. Carburetor juga sekaligus
berfungsi mengatur jumlah mixture yang yang akan masuk ke ruang
bakar dengan dikontrol oleh governor.

STARTING SYSTEM

AIR STARTING SYSTEM

RESERVOIR TANK

RESERVOIR TANK
Reservoir tank secara teratur perlu dilakukan pengedrainan untuk
mengeluarkan air di dalam sistem. Air akan akan merusak merusak
komponen sistem stater karena dapat menyebabkan korosi.
Pengecekan terhadap tekanan udara pada sistem stater diperlukan
untuk memastikan bahwa tekanan udara tersebut mampu untuk
memutar engine pada saat starting engine.
Tekanan udara pada sistem minimal adalah 9 kg/cm2. Jika
tekanannya tidak mencukupi maka engine tidak dapat cranking.
Umumnya compressor dirancang secara otomatis, apabila tekanan
pada reservoir turun maka compressor auto run untuk melakukan
pengisian udara.

DIGITAL DIAGNOSTIC TOOL

DIGITAL DIAGNOSTIC TOOL


Pada aplikasi gas engine dengan menggunakan system EIS
(Electronic Ignition System), dilengkapi dengan tool DDT (Digital
Diagnostic Tool).
Alat ini berfungsi mendeteksi apabila muncul diagnostic gangguan.
Untuk lebih detail mengenai penggunaan DDT dapat merefer Tool
Operating Manual SEHS 8806 05.
Digital Diagnostic Tool juga dapat memonitor parameter dari engine
seperti engine RPM, Air Inlet Pressure, Detonation Level,
Compression Ratio, dan timing pengapian.

ENGINE PARAMETER

ENGINE PARAMETER
Kondisi engine dapat dimonitor pada panel engine parameter,
operator dapat memonitor beberapa parameter :
Jacket water temperature
Air inlet temperature
Aftercooler temperature
Air inlet pressure
Oil pressure
Oil filter differencial

SPESIFIKASI PARAMETER

ELECTRONIC IGNITION SYSTEM (EIS)

ELECTRONIC IGNITION SYSTEM (EIS)


Gas engine 3500 series menggunakan Electronic Ignition System
(EIS) untuk mengatur timing pengapian, sistem ini lebih baik
dibandingkan dengan sistem pengapian yang menggunakan
magneto.
Untulk lebih detail mengenai EIS dapat merefer ke manual book
System Operating Testing and Adjusting RENR 5923 - 02

Anda mungkin juga menyukai