PENGEMBANGAN INSTRUMEN
PENILAIAN HASIL BELAJAR
BERBASIS HOTS
A. Pendahuluan
Kurikulum 2013 menghendaki proses pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik (Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan dan
Mencipta), menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk
semua mata pelajaran, Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu
(discovery learning). Di dalam proses penilaian yang diukur dalam kurikulum 2013
adalah tingkat berpikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi, sedangkan proses
pembelajarannya salah satunya menekankan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir
kreatif merupakan bagian dari berpikir tingkat tinggi (Higher OrderThinking Skills
(HOTS)).
Untuk dapat mengembangkan proses pembelajaran yang mendukung
peningkatan berpikir kreatif, maka guru dituntut untuk mampu mengembangkan
instrument penilaian berbasis HOTS. DDTK Penilaian Berbasis HOTS ini akan
membahas penilaian pendidikan secara umum dengan lebih ditekankan pada
penyusunan instrument penilaian berbasis HOTS.
B. Indikator Keberhasilan
a. Menjelaskan tahapan berpikir ntingkat tinggi
b. Menyusun indikator kompetensi analisis
c. Menyusun indikator kompetensi evaluasi
d. Menyusun indikator kompetensi kreativitas
e. Menyusun instrument hasil belajar berbasis Higher Order Thinking Skill
C. Uraian Materi
Higher
Lower
Contoh instrument:
Soal 1
Sebuah perusahaan furnitur akan membuat dua jenis bangku berkaki- tiga dan
berkaki-empat. Kedua jenis bangku ini menggunakan jenis kaki yang sama.
Pada suatu kesempatan perusahaan ini mendapat pesanan 340 kaki untuk 100
buah bangku. Berapakah masing-masing jenis bangku yang akan diproduksi?
Jawaban 1
Misal x = banyak bangku berkaki-tiga
y = banyak bangku berkaki-empat
x + y = 100
3x + 4y = 340
Dengan berbagai cara akan diperoleh 60 bangku berkaki-tiga dan 40 bangku
berkaki-empat.
Selanjutnya ajukan pertanyaan kemungkinan cara lain untuk
mendapatkan jawaban yang sama.
2) Bagaimana jika?
Pengembangan instrumen berbasis HOTS yang didasarkan pada pertanyaan
“bagaimana jika?” mempunyai titik tekan:
- Kondisi berubah
- Berpengaruh pada jawaban
- Siswa menganalisa apa yang terjadi
- Memaksa critical thinking
Contoh instrument:
Tidak seperti kegiatan pertama, kegiatan berikut dilakukan setelah kondisi pada
soal diubah. Perubahan ini membuat siswa memeriksa kembali soal dan
melihat apakah pengaruh perubahan ini terhadap proses penyelesaian dan juga
jawabannya. Dengan jalan ini siswa akan menganalisa apa yang terjadi
sehingga akan meningkatkan berfikir kritis mereka. Berikut contohnya.
Soal 2:
Ari mengambil empat kartu bilangan bernilai 31, 5, 9 dan 10. Berapakah total
nilai kartu-kartu bilangan tersebut?
5 17 25 10
31
11 3 9 15
Contoh instrument:
Di suatu kota terdapat dua system tarif taksi, tarif lama dan tarif baru. Biaya
tariff lama adalah Rp 4000 + Rp250/km, sedangkan tariff baru adalah
Rp5000 + Rp200/km. Apabila anda memerlukan taksi, taksi manakah yang
akan dipilih? Mengapa?
2. Pengolahan Nilai
Instrumen tes jadi kemudian digunakan dalam pengukuran untuk
mendapatkan skor kemudian diolah menjadi nilai. Nilai yang diperoleh siswa
dikategorikan dengan tuntas dan tidak tuntas. Ketuntasan nilai ditentukan
dengan pendekatan acuan kriteria. Kriteria ketuntatasan menurut
Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
a. Nilai Sikap
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni
predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) sebagaimana
tertera pada tabel berikut.
Nilai Ketuntasan Sikap
(Predikat)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan
predikat Baik (B).
3,85 – 4,00 A
3,51 – 3,84 A-
3,18 – 3,50 B+
2,85 – 3,17 B
2,51 – 2,84 B-
2,18 – 2,50 C+
1,85 – 2,17 C
1,51 – 1,84 C-
1,18 – 1,50 D+
1,00 – 1,17 D
Crocker, L. & Algina, J. 1986. Introduction to Classical and Modern Tes Theory.
New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Djemari Mardapi. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta:
Mitra Cendikia Offset
Gronlund, N. E., dan Linn, R. L. (1990). Measurement and evaluation in teaching. New
York: McMillian Publishing Company.
Ismul Fariks. 2007. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Siswa Kelas X MA Wahid Hasyim Sleman Dalam Pembelajaran Matematika
Dengan Pendekatan Open Ended. Yogyakarta: Skripsi pada Prodi Guruan
Mat em at i ka F akul t a s S ai nt eks U IN S una n Kal i j aga Yo g yak ar t a
Nathan, B. R. & Cascio, W. F. (1986). Technical and legal aspects in Berk, R. A. (edit.
1986). Performance assessment. Baltimore:Nunnaly, J.C. 1970. Introduction
to Psychological Measurement, International Student Edition. New York:
MacGraw Hill Book Company