Anda di halaman 1dari 4

CINDY ADVENIA SIAR (1108012028)

TUGAS STASE MATA II


Selasa, 27 Maret 2018

MEKANISME PENGLIHATAN
Mata adalah alat indra kompleks yang berevolusi dari bintik-bintik peka sinar primitive
pada permukaan golongan invertebrate. Dalam bungkus pelindungnya, mata memilki lapisan
reseptor, system lensa yang membiaskan cahaya ke reseptor tersebut, dan system saraf yang
menghantarkan impuls dari reseptor ke otak.

Sumber cahaya
|
*
Masuk ke mata melalui kornea
|
*
Melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris
|
*
Dibiaskan oleh lensa
|
*
Terbentuk bayangan di retina yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil
|
*
Sel-sel batang dan sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optik
|
*
Otak membalikkan lagi bayangan yang terlihat di retina
|
*
Obyek terlihat sesuai dengan aslinya

Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Pupil merupakan lubang bundar
anterior di bagian tengah iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Pupil
membesar bila intensitas cahaya kecil (bila berada di tempat gelap), dan apabila berada di tempat
terang atau intensitas cahayanya besar, maka pupil akan mengecil. Yang mengatur perubahan

1
CINDY ADVENIA SIAR (1108012028)

pupil tersebut adalah iris, yang merupakan cincin otot yang berpigmen dan tampak di dalam
aqueous humor, iris juga berperan dalam menentukan warna mata. Setelah melalui pupil dan iris,
maka cahaya sampai ke lensa. Lensa ini berada diantara aqueous humor dan vitreous humor,
melekat ke otot–otot siliaris melalui ligamentum suspensorium. Fungsi lensa selain
menghasilkan kemampuan refraktif yang bervariasi selama berakomodasi, juga berfungsi untuk
memfokuskan cahaya ke retina. Apabila mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot–
otot siliaris akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Dan apabila
mata memfokuskan objek yang jauh, maka otot–otot siliaris akan mengendur dan lensa menjadi
lebih tipis dan lebih lemah. Bila cahaya sampai ke retina, maka sel–sel batang dan sel–sel
kerucut yang merupakan sel–sel yang sensitif terhadap cahaya akan meneruskan sinyal–sinyal
cahaya tersebut ke otak melalui saraf optik. Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina
adalah terbalik, nyata, lebih kecil, tetapi persepsi pada otak terhadap benda tetap tegak, karena
otak sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.
Supaya benda terlihat jelas, mata harus membiaskan sinar–sinar yang datang dari benda
agar membentuk bayangan tajam pada retina. Untuk mencapai retina, sinar–sinar yang berasal
dari benda harus melalui lima medium yang indeks biasnya (n) berbeda: udara (n=1,00), kornea
(n=1,38), humor aqueous (n=1,33), lensa (n=1,40 (rata-rata)) dan humor vitreous (n=1,34).
Setiap kali sinar lewat dari satu medium ke medium yang lain, sinar itu dibiaskan pada bidang
batas.
Bagian terbesar dari daya bias mata bukan dihasilkan oleh lensa, akan tetapi terjadi pada
bidang batas antara permukaan anterior kornea dan udara, hal ini dapat terjadi karena perbedaan
indeks bias antara kedua medium ini cukup besar. Perbedaan indeks bias yang kecil akan sangat
menurunkan kekuatan pembiasan cahaya di kedua permukaan lensa.

NEUROFISIOLOGI PENGLIHATAN SENTRAL

Serat saraf optik dari sistem penglihatan baru semuanya berakhir di nukleus genikulatum
lateral dorsalis, yang terletak diujung dorsal talamus dan juga disebut korpus genikulata lateralis
Nukleus genikulata lateralis dorsalis melakukan dua fungsi utama : Nukleus memancarkan
informasi penglihatan dari traktus optikus kekorteks penglihatan melalui radiasi optik. (juga
disebut Traktus Genikulokal Karina). Fungsi pemancaran bersifat akurat, sehingga didapatkan

2
CINDY ADVENIA SIAR (1108012028)

penjalaran dari titik ke titik secara pasti pada seluruh jalur dari retina kekorteks penglihatan.
Membentengi penjalaran sinyal mkekorteks penglihatan untuk mengendalikan seberapa besar
sinyal yang diperbolehkan melewati korteks. Nukleus menerima sinyal pengatur pembentengan
dari 2 sumber :

a. Serat kortikofugal yang kembali dari arah balik dari korteks penglihatan primer ke
nukleus genikulata lateralis.

b. Daerah retikular mesensefalon.

Pengaturan otot untuk pergerakan mata diatur 3 pasang otot yaitu : Rektus medialis dan lateralis
Rektus superior dan interior Oblikus superior dan interior Fungsi otot rektus medialis dan
lateralis : Berkontraksi secara timbal balik untuk menggerakan mata dari 1 sisi ke sisi lain.
Fungsi otot rektus superior dan interior : Berkontraksi secara timbal balik untuk menggerakan
mata keatas dan kebawah. Fungsi otot obligus : Memutar bola mata agar lapang pandangan tetap
pada posisi tegak.

Gerakan fiksasi mata

Gerakan mata yang paling penting adalah, gerakan yang menyebabkan mata itu terfiksasi
pada bagian yang luas dari lapang pandangan. Gerakan fiksasi diatur 2 mekanisme saraf :
Pengaturan yang menyebabkan orang dapat menggerakan mata secara volunter untuk
menemukan objek dalam penglihatan yang kemudian difiksasi. Gerakan ini disebut mekanisme
fiksasi volunter Mekanisme yang dapat menahan mata secara tetap pada objek seketika objek
ditemukan oleh mata. Keadaa ini disebut mekanisme fiksasi involunter. Secara normal mata
memiliki 3 macam gerakan yang berjalan kontinu namun hampir tidak terasa : Tremor yang terus
menerus dengan kecepatan 30 sampai 80 siklus/detik yang disebabkan oleh kontraksi yang
beruntun dari motor unit otot-otot mata. Penyimpangan lambat dari bola mata kesatu jurusan atau
kejurusan lain. Gerakan ceklikan tiba-tiba yang diatur oleh mekanisme fiksasi involunter.

Gerakan sakadik pada mata

Mekanisme yang terjadi berturut-turut pada fiksasi titik. Bila bayangan penglihatan
bergerak terus-menerus mendahului gerakan mata, misal pada seseorang yang mengendarai
mobil atau berputar-putar, maka mata terfiksasi pada 1 sorotan cahaya lain dalam lapangan

3
CINDY ADVENIA SIAR (1108012028)

pandang, melompat dari satu tempat ketempat lain dengan kecepatan 2-3 lompatan/detik.
Lompatan disebut sakade. Gerakan disebut optikokinetik. Gerakan sakadik cepat waktu yang
dibutuhkan menggerakan mata tak lebih dari 10% waktu total, 90% untuk memfiksasi
strabismus. Disebut juga : juling atau CROSS EYEDNES (mata yang menyilang). Berarti
kurangnya fusi dari mata dalam satu atau lebih koordinasi. Tipe dasar strabismus : Strabismus
horizontal. Strabismus vertikal. Strabismus torsional. I dari 2 bahkan 3 yang berbeda sering
terjadi strabismus yang disebabkan oleh pengaturan abnormal dari mekanisme fusi sistem
penglihatan. Sehingga pada usaha pertama seorang anak untuk memfiksasi kedua matanya pada
objek yang sama, 1 mata terfiksasi dengan sangat memuaskan sedang yang lain gagal untuk
memfiksasi, atau keduanya terfiksasi dengan memuaskan tapi tidak pernah simultan.

Saraf otonom mata

Mata dipersarafi oleh : Serabut saraf simpatis dan parasimpatis. Nervus siliaris
merangsang : Otot silaris Fungsi : mengatur lensa mata untuk fokus. Sfingter iris Fungsi :
Mengkonsentrasikan pupil.

Pengaturan akomodasi (memfokoskan mata) Yaitu : Mekanisme yang memfokuskan lensa


dari mata. Penting untuk : Meningkatakan derajat ketajaman penglihatan. Akomodasi terjadi
akibat kontraksi atau relaksasi muskulus siliaris, kontraksi menyebabkan peningkatan kekuatan
sistem lensa, relaksasi menyebabkan penurunan kekuatan.

Pengaturan diameter pupil

Rangsangan saraf parasimpatis merangsang otot sfingter pupil, sehingga memperkecil


celah pupil disebut : Miosis. Sebaliknya rangsangan saraf simpatis merangsang serabut radial iris
dan menimbulkan dilatasi pupil disebut : Midriasis. Refleks cahaya pupil : Jika cahaya disinari
kedalam mata, pupil akan mengecil. Fungsi refleks cahaya : Membantu mata beradaptasi secara
sangat cepat terhadap keadaan perubahan cahaya.

Anda mungkin juga menyukai