Anda di halaman 1dari 11

Edisi XXXI/2017

mengawal perubahan

laporan khusus laporan utama ragam kinerja


Menjajaki ERM Menjaga Mutu 20 Inisiatif
Kemenkeu Pengelolaan Baru RBTK
Kinerja
Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 1
editorial laporan utama

Pengelolaan Risiko Menjaga Mutu


untuk Kinerja yang Pengelolaan
Lebih Baik TEKS: Suci Putri Ayu Kinerja TEKS: Agus Dwiatmoko, Moch. Asep Kurniawan

redaksi
MEMASUKI tahun 2017, siklus manajamen kinerja dan risiko diawali
dengan penandatanganan Kontrak Kinerja seluruh pegawai dan Piagam FOTO: Dok. KPPN Kupang
Manajemen Risiko pada setial level Unit Pemilik Risiko (UPR) pada bulan Diterbitkan Oleh:
Januari. Proses penyusunan Kontrak Kinerja dan Piagam Manajemen Risiko Biro Perencanaan dan Keuangan
Sekretariat Jenderal
telah diselaraskan dengan 20 inisiatif baru program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan

dan Transformasi Kelembagaan. Harapannya, inisiatif yang dirumuskan Pelindung


pada akhir tahun 2016 dalam forum Leaders’ offsite Meeting (LoM) oleh para Menteri Keuangan berhasil mencapai tujuannya
pimpinan unit eselon I bersama Menteri Keuangan, ini dapat dimonitor Pengarah dengan cara fokus pada strategi
Sekretaris Jenderal
pencapaiannya baik melalui proses manajemen kinerja maupun risiko. Kementerian Keuangan dan mengimplementasikan seluruh
Memasuki tahun kesembilan penerapan manajemen kinerja, untuk prinsip SFO.
Penanggung Jawab
meningkatkan kualitas penerapannya terus dilakukan Quality Assurance (QA) Kepala Biro Perencanaan Survei SFO mengukur
dan Keuangan
melalui survei Strategy Focused Organization (SFO) dan reviu pengelolaan implementasi 5 prinsip SFO,
kinerja. Melihat hasil QA dari tahun ke tahun, penerapan manajemen kinerja Redaktur yaitu: (i) prinsip 1, menggerakkan
Herry Hernawan, Muhammad Firdaus
di Kemenkeu semakin baik. Hal ini tercermin dari nilai survei Strategy Rumbia, Dianita Suliastuti, Suci Putri Ayu, perubahan dari tingkat
Susmianti, Rachmad Arijanto, Moch. Asep
Focused Organization (SFO) dan reviu pengelolaan kinerja tahun 2016 yang Kurniawan kepemimpinan yang menilai
mengalami peningkatan cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya. komitmen dan keterlibatan
Penyunting/Editor
Kinerja dan risiko merupakan dua hal yang saling berkaitan. Dalam R. Aji Setiantoko, Agus Dwiatmoko, pimpinan dalam implementasi
Hening Indreswari, Azharuddin,
pencapaian kinerja, perlu dikelola risiko-risiko yang akan berpengaruh dalam Misnilawaty Sidabutar, Abdul Muta’alii, pengelolaan kinerja, (ii) prinsip 2,
pencapaian kinerja. Pada tahun 2016, pengelolaan risiko memasuki babak Mei Chrissye Darliyanti, Rizki Pramita Sari, menerjemahkan strategi ke dalam
Galuh Chandra Wibowo
baru dengan adanya penerapan Enterprise Risk Management (ERM). Dengan ORGANISASI produktif dalam perspektif manajemen strategis terminologi operasional yang
Kontributor Tetap
penerapan ERM, manajemen risiko dilaksanakan secara terkoordinasi Manajer Kinerja Organisasi, merupakan organisasi yang fokus pada strategi dan memiliki kinerja mengukur penerjemahan strategi
melibatkan seluruh tingkatan organisasi dan dapat menjangkau berbagai Manajer Kinerja Pegawai tinggi untuk mengimplementasikan strateginya dengan baik. Proses menjadi kebijakan yang mudah
jenis risiko, wilayah, dan proses bisnis organisasi. Implementasi manajemen Desain Grafis & Fotografer formulasi strategi dan implementasi atas strategi hendaknya juga dapat dipahami oleh pegawai dan dapat
Wardah Adina, Resha Aditya Pratama,
risiko yang lebih komprehensif dan integratif diharapkan dapat mendukung Langgeng Wahyu Pamungkas dijalankan secara seimbang dan harmonis. Penyelarasan antara formulasi berjalan secara efektif, (iii) prinsip
pencapaian kinerja dari level operasional sampai dengan level Kementerian. dan implementasi strategi dapat menggunakan prinsip Strategy Focused 3, menyelaraskan organisasi dengan
Pencetakan dan Distribusi
Penerapan ERM yang merupakan sistem baru pada Kemenkeu, Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Organization (SFO) berbasis Balanced Scorecard (BSC) yang dikenalkan oleh strategi yang mengukur organisasi
merupakan suatu tantangan tersendiri. Begitu juga penyelarasan dengan Alamat Redaksi: Kaplan dan Norton sebagai salah satu instrumen strategy execution yang dalam memanfaatkan sumber daya
proses manajemen secara keseluruhan. Hal ini yang perlu kita hadapi bersama Gedung Djuanda I Lt. 9 dikenal luas. yang ada secara efektif dan efisien,
Jl Dr. Wahidin Raya No. 1
oleh seluruh pegawai dan jajaran pimpinan di lingkungan Kemenkeu. Proses Jakarta 10710 Kotak Pos 21 Agar strategi yang ditetapkan dapat dijalankan lebih efektif, implementasi (iv) prinsip 4, cara memotivasi
Telp. 021 3449230 pst 6252
manajemen yang terintegarasi, diharapkan tidak hanya sebatas dokumen Fax. 021 3852146 pengelolaan kinerja Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebagai bagian sehingga strategi adalah pekerjaan
administratif, namun dapat melekat pada budaya organisasi yang secara tidak Website: www.kemenkeu.go.id/emagazine strategy execution dituntut berkualitas dan tidak sekadar formalitas. setiap individu yang mengukur
Email: smo.pusat@kemenkeu.go.id;
langsung akan mendukung kinerja Kemenkeu yang lebih baik. buletinkinerja@gmail.com Karenanya, Kemenkeu sejak tahun 2012 melakukan survei implementasi penyelarasan pencapaian strategi
prinsip Strategy Focused Organization (Survei SFO) dan reviu pengelolaan yang dihubungkan dengan peran
kinerja sebagai wujud quality assurance. setiap pegawai, dan (v) prinsip 5,
Redaksi menerima tulisan/artikel kendali untuk membuat strategi
untuk dimuat dalam buletin ini. Artikel
ditulis dalam huruf Arial 11 spasi 1,5 Survei SFO sebagai proses berkelanjutan
maksimal 3 halaman. Tulisan artikel
dapat dikirim ke email redaksi. Setiap
Survei SFO dilaksanakan untuk mengukur implementasi prinsip SFO yang mengukur pemantauan
tulisan yang masuk menjadi milik pada Kemenkeu dan unit Eselon I di lingkungan Kemenkeu. Metodologi proses pelaksanaan perencanaan,
redaksi. Redaksi berhak mengubah/
mengedit setiap tulisan yang dimuat. Survei SFO mengacu pada teori Kaplan dan Norton dalam buku “The penganggaran, pembangunan SDM
Bagi tulisan/artikel yang dimuat, akan
diberikan souvenir menarik.
Strategy Focused Organization”. Dalam buku ini, suatu organisasi dapat dan IT.

2 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 3


laporan utama laporan khusus

Menjajaki ERM
Pengumpulan data pada sebagaimana Survei SFO, juga telah dilaksanakan sejak tahun 2012. Reviu
survei SFO dilaksanakan Pengelolaan Kinerja dilakukan dengan melakukan assessment terhadap

Kemenkeu
melalui penyebaran kuesioner dokumen pengelolaan kinerja yang terkait dengan proses dan output pada
dan wawancara. Sejak tahun setiap aspek penilaian. TEKS: Azharuddin, Susmianti
2014, kuesioner SFO Kemenkeu Penilaian mencakup 6 aspek pengelolaan kinerja.
mengadopsi dan mengembangkan Aspek pertama, perencanaan strategi, mengukur proses pembahasan
kuesioner yang dibuat oleh The resource forum, kelengkapan dokumen perencanaan strategis, dan dokumen
Palladium Group, sebagai konsultan pengelolaan kinerja seperti kontrak kinerja, manual IKU, dan inisiatif MANAJEMEN risiko bukan integratif mulai dari level Manajemen Risiko di Lingkungan
global yang berfokus pada strategy strategis. Aspek kedua, proses cascading dan alignment, mengukur kesesuaian hal yang baru di Kementerian kementerian, unit eselon I, hingga Kemenkeu. Beberapa substansi
execution berbasis BSC. Survei SFO cascading dan alignment dengan tusi serta distribusi IKU dan targetnya. Keuangan (Kemenkeu). Institusi unit operasional dalam kerangka yang disempurnakan dalam
sejak tahun 2012 hingga tahun Aspek ketiga, perencanaan kegiatan dalam rangka mendukung pencapaian pengelola fiskal ini sudah Enterprise Risk Management PMK 171/2016 di antaranya yaitu
2015 mengambil responden secara strategi, mengukur perencanaan kegiatan untuk mendukung pencapaian menerapkannya sejak 8 tahun (ERM). Dengan penerapan ERM, perluasan ruang lingkup UPR
sampling pada unit tertentu. Sejak sasaran strategis/inisiatif strategis (SS/IS), dokumen/matriks kegiatan, serta silam, dengan ditetapkannya manajemen risiko dilaksanakan hingga eselon III unit vertikal;
tahun 2016, kuesioner survei SFO kelengkapan dokumennya. Aspek keempat, eksekusi strategi, mengukur Peraturan Menteri Keuangan (PMK) secara terkoordinasi melibatkan struktur pengelola risiko; serta
disebar kepada seluruh populasi ketersediaan laporan progres pelaksanaan kegiatan yang mendukung nomor 191/PMK.09/2008 tentang seluruh tingkatan organisasi dan amanah untuk melakukan
pegawai Kemenkeu dan diisi secara pencapaian SS/IS, kesesuaian antara pelaksanaan dengan rencana, dan Manajemen Risiko di Lingkungan dapat menjangkau berbagai jenis penyelarasan antara manajemen
online. Untuk memperoleh informasi internalisasi pengelolaan kinerja. Aspek kelima, monitoring dan evaluasi, Departemen Keuangan. Pada awal risiko, wilayah, dan proses bisnis risiko dengan manajemen kinerja.
lebih lanjut dan mendalam, mengukur ketersediaan dan kesesuaian laporan capaian kinerja, pelaksanaan implementasinya, penerapan dan organisasi. Selanjutnya, dalam rangka
dilakukan wawancara kepada pembahasan capaian kinerja, ketepatan waktu pelaporan capaian kinerja, pengembangan manajemen risiko Menjawab tantangan tersebut, pelaksanaan manajemen risiko,
pejabat/pegawai tertentu serta pelaksanaan reviu Kontrak Kinerja oleh Pengelola Kinerja, validasi nilai baru dilaksanakan pada level unit pada tahun 2016 telah ditetapkan telah ditetapkan KMK nomor 845/
pejabat/pegawai yang membidangi Kualitas Kontrak Kinerja (K3), dan kelengkapan dokumen pendukung eselon II sebagai unit yang memiliki PMK nomor 12/PMK.09/2016 KMK.01/2016 tentang Petunjuk
pengelolaan kinerja dan telah capaian kinerja. Aspek keenam, tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi, risiko untuk selanjutnya disebut sebagaimana terakhir diubah Pelaksanaan Manajemen Risiko
bekerja minimal 1 tahun. mengukur realisasi pelaksanaan kegiatan hasil rapat monitoring dan evaluasi Unit Pemilik Risiko (UPR). dengan PMK nomor 171/ di Lingkungan Kemenkeu, yang
Level implementasi SFO Dalam perkembangannya, PMK.01/2016 (171/2016) tentang mengatur lebih rinci proses
mengacu pada pendapat Mangels penerapan manajemen risiko
dan Waldeck (2005) yang membagi Hasil survei SFO tahun 2016 menuntut perlunya penyelarasan
FOTO: R. Aji Setiantoko
kriteria level implementasi SFO yang lebih komprehensif dan
dalam 5 tingkatan yang disebut Level
merefleksikan level implementasi
of Excellence. Nilai 5 - We are “best prinsip SFO Kemenkeu sebesar 3,74
practice” at this, 4 – We are good at this, (skala 1 s.d. 5) yang berarti sudah
3 – We are okay at this, 2 – We are not
good at this, dan 1 – We are awful at
berjalan cukup baik (We are okay at this).
this.
Hasil survei SFO tahun 2016
merefleksikan level implementasi serta kelengkapan dokumentasinya. Data reviu berasal dari unit kerja yang
prinsip SFO Kemenkeu sebesar 3,74 ditetapkan sebagai sampel. Pada tahun 2016, sampel reviu adalah sebanyak 26
(skala 1 s.d. 5) yang berarti sudah unit kerja tersebar pada 11 unit eselon I, meliputi 12 unit eselon II di Kantor
berjalan cukup baik (We are okay at Pusat, 4 Kantor Wilayah, dan 10 Kantor Pelayanan/unit setara eselon III.
this). Nilai implementasi prinsip SFO Level implementasi Pengelolaan Kinerja dikategorikan dalam 5 tingkatan
Kemenkeu mengalami peningkatan yaitu nilai 90 ≤ X ≤ 100 berarti “Kami mengelola kinerja dengan sangat baik”,
dari tahun 2015 yang mencapai nilai nilai 80 ≤ X < 90 berarti “Kami mengelola kinerja dengan baik”, nilai 70 ≤ X
3,35 (We are okay at this). Semua < 80 berarti “Kami mengelola kinerja dengan cukup baik”, nilai 50 ≤ X < 70
nilai implementasi prinsip SFO berarti “Kami mengelola kinerja dengan kurang baik”, dan nilai < 50 berarti
Kemenkeu cukup baik (We are okay “Kami mengelola kinerja dengan tidak baik”.
at this). Hasil Reviu pengelolaan kinerja level Kementerian Keuangan mencapai
nilai 84, yang berarti “Kami telah mengelola kinerja dengan baik”. Nilai
Reviu Pengelolaan Kinerja hasil reviu pengelolaan kinerja Kementerian Keuangan ini, meningkat
Reviu Pengelolaan Kinerja, dibandingkan dengan nilai hasil reviu tahun 2015 sebesar 80,15.

4 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 5


laporan khusus profil

manajemen risiko. Salah satu kebijakan yang diatur dalam kesesuaian pelaksanaan dan output seluruh MANAJER KINERJA
KMK tersebut adalah standardisasi untuk seluruh UPR proses manajemen risiko dengan ketentuan SEKRETARIAT JENDERAL:

Berikan yang Terbaik


yang meliputi kategori risiko, kriteria risiko, selera risiko, yang berlaku. Reviu ini dilaksanakan
penjelasan mengenai Indikator Risiko Utama (IRU), serta oleh UKI dan/atau pengelola risiko sesuai

dalam Bekerja
mekanisme monitoring dan evaluasi. kewenangannya. Sedangkan reviu TKPMR
Proses manajemen risiko terdiri atas tahapan dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal yang
sebagai berikut: komunikasi dan konsultasi; penetapan bertujuan untuk menilai kualitas penerapan
konteks; penilaian risiko yang meliputi identifikasi manajemen risiko yang dapat dilakukan pada TEKS: Mei Chrissye Darliyanti, Suci Putri Ayu
risiko, analisis risiko, dan evaluasi risiko; penanganan seluruh tingkatan unit, yaitu kementerian,
risiko; serta pemantauan dan reviu. Seluruh tahapan unit eselon I, unit eselon II, dan unit eselon
tersebut diterapkan dalam suatu siklus berkelanjutan III.
dan mempunyai periode penerapan selama 1 (satu) Selain proses pemantauan dan reviu, KESAN yang muncul saat pertama kali bertemu merupakan tantangan baginya, untuk keluar
tahun. Pelaksanaan proses manajemen risiko selanjutnya langkah selanjutnya yang tidak kalah dengan sosok wanita berhijab rapi ini adalah well organized dari lingkungan cukup lama dikenalnya, dan
dituangkan dalam Piagam Manajemen Risiko. Piagam penting yaitu audit manajemen risiko. Audit person, tegas dan keibuan. Ibu Titin, begitu sapaan akrab masuk ke dalam lingkungan baru, sekaligus
tersebut merupakan pernyataan pemilik Risiko dalam dilakukan oleh Inspektorat Jenderal sebagai wanita dengan nama lengkap Titin Krisniati yang saat langsung memimpin dan in-charge terhadap
melaksanakan manajemen risiko yang dilampiri dengan auditor internal Kementerian Keuangan. ini menjabat sebagai Kepala Bagian Dukungan Program lingkungan dimaksud.
Formulir Konteks Manajemen Risiko, Formulir Profil dan Audit meliputi kepatuhan terhadap dan Kegiatan (DPK) Sekretariat Jenderal (Setjen),
Peta Risiko, dan Formulir Penanganan Risiko. ketentuan manajemen risiko dan meninjau mempersilahkan tim buletin kinerja masuk ke ruangan Pengalaman Berkesan sebagai Manajer
Sejalan dengan penerapan ERM di Kemenkeu, proses efektivitas serta kesesuaian perlakuan risiko kerjanya. Begitu memasuki ruangan kerja Bagian DPK Kinerja Setjen
penilaian risiko terlebih dahulu dilakukan pada level yang ada. Setjen yang terletak di Lantai Mezanine Gedung Djuanda Saat dahulu menjadi user, pernah tercetus
kementerian. Selanjutnya, UPR di bawahnya melakukan 1 ini, banyak perubahan yang dirasakan mulai dari dalam benak wanita lulusan Fakultas Hukum
penilaian risiko berdasarkan sasaran satrategis pada UPR perubahan letak tata ruang hingga pemasangan wallpaper Universitas Gajah Mada ini, mengapa pengelola
tersebut dan risiko UPR di atasnya yang relevan dengan baru yang membuat atmosfer ruangan lebih mendukung kinerja selalu rutin meminta data capaian,
tugas dan fungsi UPR yang bersangkutan (top-down). Penerapan manajemen kenyamanan bekerja. Sambil tersenyum, wanita kelahiran mengapa tidak pada akhir periode saja. Namun,
Penilaian risiko juga dapat dilakukan berdasarkan input risiko juga harus menyatu Jogja 44 tahun yang lalu ini pun mengiyakan, bahwa hal sekarang setelah menjadi manajer kinerja,
dari konsep Profil Risiko UPR pada level di bawahnya pertama yang dilakukan pada saat menjabat Kabag DPK pertanyaan tersebut terjawab sudah, bahwa
dalam budaya organisasi
(bottom-up). UPR dapat mengusulkan agar suatu risiko adalah merombak total ruang kerja. Baginya, ruang kerja ternyata setiap unit butuh person in charge (pic)
dinaikkan menjadi risiko pada UPR yang lebih tinggi dan disesuaikan dengan yang tertata rapi dan nyaman akan membuat suasana kerja yang bekerja khusus mengelola kinerja unit,
apabila risiko tersebut memerlukan koordinasi antar UPR proses bisnis organisasi. lebih kondusif. dan peran pengelola kinerja bukan hanya
selevel dan/atau risiko tersebut tidak dapat ditangani oleh Pemilihan Kabag DPK Setjen sebagai profil pada semata meminta data capaian, namun utamanya
UPR tersebut. Dengan demikian, Profil Risiko pada suatu buletin kinerja kali ini dilatarbelakangi oleh adanya adalah melakukan monitoring serta evaluasi
UPR lebih komprehensif karena mencakup risiko yang Tantangan ke depan yang harus peningkatan nilai reviu kinerja dan survei Strategy atas setiap upaya pencapaian kinerja organisasi
diturunkan dari level di atas dan bawahnya. Tahapan diperhatikan adalah pengintegrasian Focused Organization (SFO) Setjen tahun 2016 (Reviu 90,17;
identifikasi risiko ini dituangkan pada Formulir Profil dan keseluruhan proses manajemen risiko SFO 3,91) yang cukup signifikan dibandingkan dengan
“Kalau bekerja jangan
Peta Risiko. dengan proses manajemen secara nilai tahun 2015 (Reviu 73,74; SFO 2,69). Di tengah
Untuk menjamin kualitas pelaksanaan manajemen keseluruhan, khususnya manajemen kesibukannya di penghujung tahun di pagi hari itu, biasa-biasa saja, kita harus
risiko, dilakukan beberapa kegiatan yaitu pemantauan, kinerja dan sistem pengendalian internal. wanita yang mengawali karirnya di Biro Organisasi dan memberikan yang terbaik,
reviu, dan audit manajemen kinerja. Pemantauan Ketatalaksanaan (Organta) Setjen 19 tahun yang lalu ini,
Penerapan manajemen risiko juga harus dedikasi itu penting.” —Titin Krisniati
dilakukan secara triwulanan yaitu pada bulan April, Juli, menyatu dalam budaya organisasi dan berbagi cerita mengenai kesan dan pengalamannya sebagai
Oktober, dan Januari pada tahun berikutnya bersamaan disesuaikan dengan proses bisnis organisasi. Manajer Kinerja Setjen sejak Februari 2016 lalu.
dengan monitoring dan evaluasi capaian kinerja. Harapannya, implementasi manajemen Delapan belas tahun berada di “zona nyaman” dimulai sebagaimana telah didokumentasikan dalam
Pemantauan triwulanan dilakukan untuk memantau risiko tidak hanya sebatas pada penyiapan dari pelaksana hingga terakhir menjabat sebagai Kepala kontrak kinerja masing-masing pimpinan.
pelaksanaan rencana aksi penanganan risiko, analisis dokumen administratif atau penyempurnaan Bagian Organisasi II, bukan merupakan waktu yang Menurut Master Manajemen dari
status IRU, serta tren perubahan besaran/level risiko. peraturan yang ada layaknya ‘memperindah singkat. Telah terbiasa dan mapan dengan pekerjaan Universitas Krisnadwipayana Jakarta ini,
Reviu manajemen risiko terdiri dari reviu wajah’, tetapi juga dapat diimplementasikan serta lingkungan kerja di Biro Organta, awal tahun 2016 pengelolaan kinerja Setjen di masa awal dirinya
implementasi manajemen risiko dan reviu Tingkat secara lebih optimal sehingga benar-benar merupakan titik balik bagi wanita lulusan fakultas Hukum menjabat masih perlu banyak pembenahan,
Kematangan Penerapan Manajemen Risiko (TKPMR). mendukung pencapaian visi dan misi Universitas Gajah Mada ini, dimana dirinya diberi amanat dari mulai administrasi dokumen yang belum
Reviu implementasi manajemen risiko bertujuan melihat organisasi secara efektif dan efisien. baru untuk memimpin bagian DPK, Biro Umum. Hal ini tertata rapi, sampai dengan pelaksanaan

6 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 7


profil profil

dialog kinerja organisasi yang Sejak dilantik menjadi Kabag untuk menyiapkan bahan rapat pekerjaannya, membuatnya selalu
belum tersistem dengan baik dan DPK Setjen, wanita dengan jauh hari sebelumnya, dan setelah berusaha memberikan perhatiannya
hanya dilakukan sebagai penuntas senyum menawan ini menyadari rapat berlangsung tidak selesai kepada keluarga, khususnya kepada
kewajiban triwulanan semata. perlunya dukungan berbagai begitu saja, ada laporan yang harus puterinya yang tengah beranjak
Apalagi pengelolaan kinerja Setjen pihak, khususnya yang selama ini dikerjakan, tegasnya. Bukti rekaman remaja. Hal ini dilakukannya
dulunya hanya dilaksanakan oleh merintis dan mengelola kinerja di dan notulensi harus terdokumentasi dengan meluangkan waktu dengan
satu subbagian yang juga mengelola Sekretariat Jenderal. Untuk itu, dengan baik, dimana dengan begitu mengajak mereka berdiskusi dan
pekerjaan lain yang bermacam- berbagai upaya telah dilakukan, para pihak yang hadir well informed. mencurahkan hatinya. Pernah sekali
macam, sehingga kurang dapat dari mulai melakukan sosialisasi Peserta rapat yang akan hadir juga waktu dirinya melakukan dinas ke
beroperasi dengan maksimal. terkait pembenahan pengelolaan didata sebelumnya, harus dipastikan luar kota, ia membawa puterinya ikut
Di akhir tahun 2015, dengan kinerja kepada para pejabat eselon ada perwakilan yang datang serta, agar sorenya setelah bekerja
ditetapkannya Peraturan Menteri II dan eselon III di lingkungan dari tiap pihak yang diundang. mereka memiliki kesempatan untuk
Keuangan No. 234 tentang Sekretariat Jenderal, mewajibkan Nampak sepele sepertinya, tapi mom and daughter time.
Organisasi dan Tata Kerja sosialisasi pelaksanaan SFO kepada menurutnya hal-hal seperti inilah Sabtu dan Minggu merupakan
Kementerian Keuangan, Bagian setiap eselon II dalam rangka yang seharusnya dibangun dan waktu bersama keluarga, ujarnya,
DPK pada Februari 2016, telah meningkatkan awareness pegawai dibiasakan. untuk itu ia selalu mengusahakan
didukung dengan struktur yang baru dan mencapai target jumlah agar hari tersebut dikhususkan
dan cukup memadai. Dimana Bagian responden, hingga mengubah pola Harapan terhadap Pengelolaan untuk dihabiskan bersama keluarga.
DPK terdiri dari Subbagian Tata komunikasi dengan setiap Sub Kinerja Kemenkeu
Laksana, Subbagian Manajemen Manajer Kinerja Organisasi (SMKO) Saat ini para SMKO Setjen Motto Hidup dalam Memotivasi
Kinerja Organisasi, Subbagian dengan selalu menjaga komunikasi umumnya dijabat oleh para dalam Bekerja
Manajemen Risiko dan Kepatuhan yang intens. Kasubbag Tata Usaha, dimana fungsi Dengan load pekerjaan
Internal, dan Subbagian Tata Terkait pengembangan kapasitas yang diembannya sudah terlalu yang cukup banyak, kadang ada
Usaha Sekretaris Jenderal, hal ini SMKO sendiri sebenarnya cukup beragam, idealnya pengelolaan pekerjaan yang belum terselesaikan
membuat dirinya lebih optimis dan dimudahkan dengan adanya kinerja dilaksanakan oleh struktur di kantor, pernah akhirnya sampai
fokus dalam menjalankan setiap diklat khusus pengelolaan kinerja, khusus sehingga dapat fokus terbawa mimpi. Namun, setelah
penugasan. dimana menurutnya hal ini bisa bekerja, ujarnya. Tingkat ekspertise pengembangan kapasitas pegawai mengikuti diklat Stress Management,
Terlebih lagi, Bapak Sekretaris dimaksimalkan oleh para SMKO para SMKO di Setjen sendiri terkait manajemen risiko, baik dalam dirinya menyimpulkan bahwa
Titin Krisniati
Jenderal memberikan target agar Setjen. Namun ternyata dengan berbeda-beda, dimana dari hasil FOTO: Yogha Apriantoro bentuk workshop maupun diklat hal itu adalah tanda stress, oleh
dapat meningkatkan nilai SFO pola mutasi Setjen yang dinamis, reviu SMO Pusat, pengelolaan khusus. Berbagi Waktu antara karenanya pekerjaan yang memang
Setjen (skala 1 s.d 5), dari angka 2,9 dimana para pengelola kinerja kinerja Biro Organta dan Pusintek Pekerjaan dan Keluarga harus diselesaikan hari itu sebisa
menjadi 4 di tahun 2016. Tantangan dapat sewaktu-waktu berubah, memperoleh nilai yang cukup perlu khawatir jika DPK Setjen Selama bekerja dan berkarir mungkin diselesaikan hingga akhir,
ini sempat membuat pressure hal ini dirasakan belum cukup. baik, namun menurutnya mungkin meminta data capaian kinerja unit. sebagai seorang pegawai negeri sipil, ungkapnya. Beruntung, dirinya
tersendiri, bagi penyuka kuliner Untuk itu dirinya mempunyai tidak demikian dengan Biro atau Karena setiap data capaian itu wanita yang pernah belajar menari didukung oleh para pegawai bagian
ikan bakar ini, namun seiring agenda khusus dalam rangka Pusat yang lainnya. Untuk itu, akan dimuat sebagai progress dalam di Sanggar Tari Bagong Kussudiardja DPK Setjen yang mengerti dan siap
berjalannya waktu dirinya akhirnya meningkatkan kapasitas, dan team dirinya mendorong agar reviu Laporan Capaian Kinerja Setjen ini menyadari pentingnya untuk lembur apabila diperlukan.
dapat menyesuaikan diri. Bersama building para SMKO Setjen, yaitu pengelolaan kinerja dilakukan dan merupakan bukti bahwa unit keseimbangan dalam bekerja dan Lebih lanjut dirinya berpesan,
dengan tim kerjanya yang solid dengan melaksanakan FGD dan kepada semua Biro atau Pusat yang tersebut telah berkinerja dengan berbagi waktu antara pekerjaan dan “mencari tahu setiap kekurangan
di DPK Setjen, tugas demi tugas knowledge sharing terkait pengelolaan ada di Setjen, sehingga para SMKO baik. keluarga. Upaya menjalin kedekatan di masa lalu perlu pula dilakukan
diselesaikannya dengan baik dan kinerja. Selain itu kepada SMKO dapat mendengar dan melihat Terkait pengintegrasian dengan pegawai di DPK Setjen agar ke depannya kita dapat
profesional. “Setiap tantangan harus Setjen dengan kinerja terbaik langsung hasil reviu dari Pengelola pengelolaan kinerja dan risiko, kerap dilakoninya dengan mengajak memperbaikinya dan memberikan
dihadapi dan segala upaya harus juga diberikan apresiasi dan Kinerja Pusat akan kelebihan harapannya kedepan ada sosialisasi mereka ke tempat karaoke untuk yang terbaik di masa sekarang.”
terus dilakukan, selalu berikan yang penghargaan. atau kekurangan pengelolaan yang lebih intens, menyusul telah bernyanyi dan sedikit merilekskan “Yang penting bagi saya adalah
terbaik dari diri kita”, pungkasnya Demikian pula halnya dengan kinerja yang dilakukannya. Selain ditetapkannya PMK dan KMK kembali otot yang kaku sehabis kalau bekerja jangan biasa-biasa saja,
sembari tersenyum. kesiapan pegawai bagian DPK itu, kerjasama dari semua pihak, baru tentang Manajemen Risiko bekerja. kita harus memberikan yang terbaik,
dalam menghadapi rapat triwulanan khususnya SMKO Setjen amat di lingkungan Kementerian Mempunyai suami yang selalu dedikasi itu penting”, nasihatnya
Upaya Peningkatan kinerja, tidak bosan dirinya diperlukan, dirinya berpesan Keuangan. Selain itu, menurutnya mendukung pekerjaan dan kedua sembari tersenyum dan memberi
Pengelolaan Kinerja Setjen menegaskan kepada para pegawainya kepada SMKO Setjen agar tidak perlu pula dipersiapkan program putri yang mengerti kondisi semangat kepada tim buletin kinerja.

8 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 9


Bonus Bonus

Kalender Pengelolaan Kinerja dan Risiko Tahun 2017

JA N UA R I F E B R UA R I MARET APRIL

SEN SEL RAB KAM JUM SAB MIN SEN SEL RAB KAM JUM SAB MIN SEN SEL RAB KAM JUM SAB MIN SEN SEL RAB KAM JUM SAB MIN

1 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2
2 3 4 5 6 7 8 6 7 8 9 10 11 12 6 7 8 9 10 11 12 3 4 5 6 7 8 9
9 10 11 12 13 14 15 13 14 15 16 17 18 19 13 14 15 16 17 18 19 10 11 12 13 14 15 16
16 17 18 19 20 21 22 20 21 22 23 24 25 26 20 21 22 23 24 25 26 17 18 19 20 21 22 23
23 24 25 26 27 28 29 27 28 27 28 29 30 31 24 25 26 27 28 29 30
30 31 14 Wafat Isa Almasih

24 Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW


1 Tahun Baru 2017 Masehi 28 Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939

2 Cuti Bersama Tahun Baru 2017 Masehi

28 Tahun Baru Imlek 2568 Kongzili

MEI JUNI JULI AGUSTUS

SEN SEL RAB KAM JUM SAB MIN SEN SEL RAB KAM JUM SAB MIN SEN SEL RAB KAM JUM SAB MIN SEN SEL RAB KAM JUM SAB MIN

1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 5 6
8 9 10 11 12 13 14 5 6 7 8 9 10 11 3 4 5 6 7 8 9 7 8 9 10 11 12 13
15 16 17 18 19 20 21 12 13 14 15 16 17 18 10 11 12 13 14 15 16 14 15 16 17 18 19 20
22 23 24 25 26 27 28 19 20 21 22 23 24 25 17 18 19 20 21 22 23 21 22 23 24 25 26 27
29 30 31 26 27 28 29 30 24 25 26 27 28 29 30 28 29 30 31

1 Hari Buruh Internasional 1 Hari Lahir Pancasila 31 17 Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

11 Hari Raya Waisak 2561 25-26 Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah

25 Kenaikan Isa Almasih 27-30 Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah

SEPTEMBER OKTOBER N OV E M B E R DESEMBER

SEN SEL RAB KAM JUM SAB MIN SEN SEL RAB KAM JUM SAB MIN SEN SEL RAB KAM JUM SAB MIN SEN SEL RAB KAM JUM SAB MIN

1 2 3 1 1 2 3 4 5 1 2 3
4 5 6 7 8 9 10 2 3 4 5 6 7 8 6 7 8 9 10 11 12 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 9 10 11 12 13 14 15 13 14 15 16 17 18 19 11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24 16 17 18 19 20 21 22 20 21 22 23 24 25 26 18 19 20 21 22 23 24
bonus Buletin Kinerja edisi XXXI/2017

25 26 27 28 29 30 23 24 25 26 27 28 29 27 28 29 30 25 26 27 28 29 30 31

1 Hari Raya Idul Adha 1438 Hijriah 30 31 1 Maulid Nabi Muhammad SAW

21 Tahun Baru Islam 1439 Hijriah 25 Hari Raya Natal

26 Cuti Bersama Hari Raya Natal

Batas Waktu Penandatanganan Kontrak Kinerja dan Batas Penyampaian NKO dari MKO Unit Eselon I
Dialog Kinerja Organisasi (DKO) Periode I Pelaksanaan Dialog Kinerja Individu (DKI) Periode Penilaian Perilaku Semester I
Penetapan Piagam Manajemen Risiko oleh Pemilik Risiko kepada MKOP

Monev Pelaksanaan Renaksi DKO Periode II Pelaksanaan Dialog Kinerja Individu (DKI) Periode Penilaian Perilaku Semester II Batas Pengajuan Usulan adendum Kontrak Kinerja dan Batas Waktu Penyampaian SK Penetapan NKP
Usulan Perubahan Manual IKU Pimpinan Unit Eselon I oleh MKP kepada MKPP

10 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 11


lensa peristiwa lensa peristiwa

Exit Meeting Evaluasi


Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi, LAKIN dan WBK/
WBBM Kemenkeu Tahun 2016,
Jakarta, 24 November 2016.
FOTO: Abdul Muta’ali

Forses Refinement Kemenkeu-


Wide-One Tahun 2017,
Jakarta, 12 Januari 2017.
FOTO: Anas Nur Huda

Dialog Kinerja Organisasi


Kemenkeu-Wide-One Triwulan
III Tahun 2016, Jakarta,
4 November 2016.
FOTO: Dok. Biro KLI

12 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 13


ragam kinerja ragam kinerja

Melihat Proses
Penyusunan Inisiatif Baru
Program RBTK TEKS: I Made Edi Juliana, Change Management Analyst I, CTO

PADA Senin sore, 19 September nasional, outcome, dan akuntabilitas. tema “Validasi Inisiatif Strategis pencapaian strategic outcomes Kementerian Keuangan, terutama terkait dan seluruh pimpinan unit eselon
2016, seperti biasanya rapat Dewan Untuk itu ke-87 inisiatif program Reformasi Birokrasi”. Lebih dari 200 terjaganya kesinambungan fiskal melalui pendapatan negara yang optimal, I melakukan pembahasan konsep
Pengarah (steering committee/steerco) TK diserahkan kepada Eselon I Pejabat/pegawai Kemenkeu terlibat belanja negara yang efisien dan pengelolaan keuangan negara yang akuntabel, inisiatif melalui Leaders’ Offsite
Program Reformasi Birokrasi dan untuk dimonitor dan dimasukkan dalam kegiatan yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Meeting (LOM). Selain membahas
Transformasi Kelembagaan (RBTK) dalam kegiatan rutin. “I want pada 31 Oktober – 2 November Berdasarkan hasil kalibrasi dan validasi CTO atas usulan unit eselon konsep inisiatif, Menteri Keuangan
dihadiri Menteri dan Wakil Menteri terobosan, I want outcome, I want 2016. Untuk mendapat masukan I dan para Staf Ahli Menteri Keuangan, terdapat 20 inisiatif pada 4 tema: juga memutuskan arah kebijakan
Keuangan, Sekretaris Jenderal dan accountability”, tegas beliau. yang komprehensif dari berbagai penerimaan, perbendaharaan, penganggaran dan sentral yang diusulkan transformasi organisasi Kementerian
seluruh Pimpinan Unit Eselon I, Beranjak dari arahan pihak, open forum juga dihadiri oleh kepada Menteri Keuangan untuk menjadi konsep IS Baru Program RBTK. Keuangan.
serta Staf Ahli Menteri Keuangan. Menkeu tersebut, CTO segera stakeholder eksternal seperti dari BI Pada tahap finalisasi, Menteri Keuangan, Wakil Menteri Keuangan
Sekretaris Jenderal selaku ketua menyampaikan arahan tersebut dan OJK.
tim pengelola RBTK membuka dengan berkoordinasi dengan Project Satu per satu konsep inisiatif
rapat, dan menyampaikan tujuan Management Office (PMO) di masing- dibahas. Dalam satu sesi, dibahas
rapat steerco. Selanjutnya, Staf masing unit eselon I. Dari kriteria enam inisiatif dalam enam Keputusan
Ahli Menkeu Bidang OBTI yang ditetapkan CTO, 32 konsep kelompok (spot) yang berbeda.
selaku Ketua Pelaksana Harian inisiatif baru diusulkan oleh PMO. Dalam setiap spot terdapat pejabat
Leaders’ Offsite
(Kalakhar) TRBTKP/CTO-Central Bersama para Staf Ahli Menkeu, yang berperan sebagai fasilitator Meeting (LOM)
Transformation Office menyampaikan CTO dan PMO menyaring 32 yang memimpin jalannya diskusi, yang dilaksanakan
overview dan capaian program TK, konsep inisiatif menjadi 23 inisiatif co-fasilitator sebagai pembantu
serta menyampaikan ringkasan berdasarkan kriteria: fasilitator, beberapa pejabat/pegawai
pada bulan
perubahan manual implementasi - Berdampak langsung pada pen- sebagai resource person (biasanya Desember 2016
termasuk persetujuan penambahan capaian strategic outcomes melalui yang menguasai materi), beberapa
inisiatif baru program TK. optimalisasi peran Kemenkeu; pejabat/pegawai sebagai kontributor
Menkeu berharap para pimpinan - Merupakan terobosan nasional yang terlibat/pekerjaannya
di Kemenkeu khususnya para eselon dan memerlukan perhatian khu- bersinggungan dengan inisiatif yang
I memikirkan masalah terobosan, sus Menteri Keuangan; dibahas, serta seorang notulis. Inisiatif #1 terkait budaya
dan hal-hal yang berkaitan dengan - Memerlukan sinergi antar unit Melanjutkan hasil open forum, merupakan jiwa transformasi,
rutinitas didelegasikan kepada eselon I atau K/L (Connecting CTO bersama staf ahli Menkeu terus dibalut oleh tiga inisiatif lain
bawahannya (eselon II). Ibu yang the dots). berkoordinasi untuk melakukan pada tema Sentral (#2-#4).
pernah menjabat sebagai Direktur Berbekal dari 23 inisiatif ini, kalibrasi dan validasi atas 23 konsep Keempat inisiatif Tema Sentral ini
Pelaksana Bank Dunia ini akan CTO melaksanakan Open Forum inisiatif baru RBTK. IS Baru RBTK menggerakkan tiga tema tematik
fokus untuk mendorong terobosan Transformasi Kelembagaan dengan diharapkan mampu mendorong inisiatif di luarnya. Inisiatif-inisiatif
dalam setiap tema (inisiatif #5 - #20)
diharapkan menghasilkan outcome
tematik: pendapatan negara yang
Kalibrasi IS
Usulan dan Prog. TK melalui Rapim optimal, pengelolaan keuangan
One on One CTO
Rapat Komite Pembahasan IS Open Forum Kemenkeu negara yang accountable, dan belanja
dg SAhli & PMO
Pengarah CTO RBTK dari UE I dan koordinasi Membahas IS negara yang efektif dan efisien.
tiap Tema
(19 Sep ’16) ke CTO lanjutan Baru RBTK
(7- 21 Okt’16)
(24-25 Okt’16)
(31 Okt- (2-3 Des ‘16) Keseluruhan IS Baru Program
25 Nov ‘16) RBTK akan ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Keuangan.

14 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 15


klinik kinerja rujukan

Terminologi dalam Manajemen Konteks dalam


Risiko Kemenkeu TEKS: Abdul Muta’ali, Moch. Asep Kurniawan Manajemen Risiko TEKS: Misnilawaty Sidabutar, Rachmad Arijanto

1. Risiko adalah kemungkinan 8. Level Risiko adalah tingkatan identifikasi risiko dan rencana PROSES manajemen risiko menentukan parameter eksternal proses manajemen risiko dan
terjadinya suatu peristiwa yang Risiko yang terdiri atas lima penanganan risiko dari UPR merupakan bagian yang tidak dan internal organisasi yang perlu dapat direviu selama berjalannya
berdampak negatif terhadap tingkatan yang meliputi sangat di atasnya yang relevan dengan terpisahkan dalam manajemen diperhatikan dalam pengelolaan proses. Kriteria risiko seharusnya
pencapaian sasaran organisasi. tinggi, tinggi, sedang, rendah, tugas dan fungsi UPR yang suatu organisasi yang mapan. Proses risiko. Dari sisi eksternal, merefleksikan budaya, tujuan
2. Manajemen Risiko adalah dan sangat rendah. bersangkutan (top-down), tersebut meliputi komunikasi dan organisasi harus mengidentifikasi dan sumber daya yang dimiliki
budaya, proses, dan struktur yang 9. Matriks Analisis Risiko adalah identifikasi risiko berdasarkan konsultasi, menentukan konteks, para pemangku kepentingan dan organisasi. Penetapan kriteria
diarahkan untuk memberikan matriks yang menggambarkan sasaran UPR yang bersangkutan, penilaian risiko, penanganan memahami harapan mereka yang risiko meliputi tipe penyebab dan
keyakinan yang memadai dalam kombinasi antara level dampak dan identifikasi risiko risiko, serta monitoring dan reviu. menjadi fokus perhatian organisasi. dampak yang dapat terjadi dan
pencapaian sasaran organisasi dan level kemungkinan serta berdasarkan input dari konsep Penetapan konteks manajemen Selain itu, juga perlu dilakukan cara mengukurnya, penentuan
dengan mengelola Risiko pada memuat nilai besaran Risiko profil Risiko UPR di level di risiko penting dilakukan oleh identifikasi kondisi ekonomi, tingkat kemungkinan, kerangka
tingkat yang dapat diterima. berdasarkan kombinasi bawahnya (bottom-up). organisasi pada awal proses politik, hukum dan sosial termasuk waktu penilaian kemungkinan dan
3. Proses Manajemen Risiko adalah unsur level dampak dan level 15. Analisis Risiko dapat manajemen risiko. Konteks peraturan perundang-undangan konsekuensi, penentuan level risiko,
penerapan kebijakan, prosedur, kemungkinan. dilakukan dengan tahapan manajemen risiko merupakan terkait yang dapat mempengaruhi dan penentuan level risiko yang
dan praktik manajemen yang 10. Selera Risiko adalah Level Menginventarisasi sistem panduan dalam pelaksanaan tahapan organisasi. Kondisi internal juga dapat diterima.
bersifat sistematis atas aktivitas Risiko yang secara umum pengendalian internal yang telah manajemen risiko selanjutnya. harus menjadi perhatian, karena Konteks manajemen risiko harus
komunikasi dan konsultasi, dapat diterima oleh manajemen dilaksanakan, mengestimasi Sebelum memulai identifikasi sangat mempengaruhi bagaimana dinyatakan dalam suatu dokumen
penetapan konteks, identifikasi dalam rangka mencapai sasaran level kemungkinan risiko, risiko, organisasi harus memahami cara organisasi mengelola risikonya. penetapan konteks sehingga dapat
Risiko, analisis Risiko, evaluasi organisasi. mengestimasi level dampak tujuan organisasi, faktor internal Kondisi internal meliputi budaya digunakan dalam tahapan proses
Risiko, penanganan Risiko, serta 11. Unit Pemilik Risiko yang risiko, menentukan besaran maupun eksternal organisasi, organisasi, sasaran dan strategi manajemen risiko selanjutnya dan
pemantauan dan reviu. selanjutnya disingkat UPR risiko dan level risiko, dan konteks proses manajemen risiko, untuk mencapainya, sumber direviu. Dokumen ini mencakup
4. Kategori Risiko adalah adalah unit organisasi pemilik menyusun peta Risiko. serta kriteria risiko. Tujuannya daya organisasi, dan sistem yang sasaran organisasi, kondisi internal
pengelompokan Risiko peta strategi yang bertanggung 16. Evaluasi Risiko dapat dilakukan adalah agar dapat ditetapkan batasan digunakan oleh organisasi. dan eksternal organisasi, konteks
berdasarkan karateristik jawab melaksanakan Manajemen dengan tahapan menyusun penerapan manajemen risiko dan Hal ketiga yang perlu dilakukan proses penerapan manajemen risiko
penyebab Risiko yang akan Risiko. prioritas risiko berdasarkan sumber-sumber ketidakpastian yang organisasi adalah membangun dan kriteria risiko.
menggambarkan seluruh jenis 12. Penetapan konteks dapat besaran, menentukan risiko berpotensi menghambat pencapaian konteks proses penerapan Semua langkah penetapan
Risiko yang terdapat pada dilakukan dengan tahapan utama, dan menetapkan IRU. tujuan organisasi. manajemen risiko yang disesuaikan konteks tersebut tentunya
organisasi. menentukan ruang lingkup dan 17. Indikator Risiko Utama (IRU) Berdasarkan ISO 31000, risiko dengan kekhasan organisasi tersebut. harus dilakukan melalui proses
5. Kriteria Risiko adalah periode penerapan manajemen adalah suatu ukuran yang dapat didefinisikan sebagai ketidakpastian Organisasi harus menetapkan tujuan komunikasi dan konsultasi baik
parameter atau ukuran, baik misiko, menetapkan sasaran memberikan informasi sebagai yang berdampak pada pencapaian penerapan manajemen risiko, pihak kepada internal maupun eksternal
secara kuantitatif maupun organisasi, menetapkan struktur sinyal awal tentang adanya sasaran organisasi. Oleh karenanya, yang bertanggung jawab atas proses organisasi. Hal ini merupakan
kualitatif, yang digunakan untuk Unit Pemilik Risiko (UPR), peningkatan besaran risiko pada hal pertama yang harus dilakukan ini, dan ruang lingkup penerapan urat nadi dalam seluruh proses
menentukan level kemungkinan mengidentifikasi stakeholder setiap risiko utama. organisasi adalah memahami manajemen risiko. Selain itu, manajemen risiko sehingga harus
terjadinya Risiko dan level mengidentifikasi peraturan 18. Penanganan Risiko memilih tujuannya terlebih dahulu dan organisasi perlu menetapkan metode dilakukan pada setiap tahapan
dampak atas suatu Risiko. perundang-undangan yang opsi penanganan risiko yang dijadikan sebagai sasaran organisasi. penerapan proses manajemen risiko proses. Dengan komunikasi dan
6. Kriteria Dampak adalah ukuran terkait, menetapkan kategori akan dijalankan dan menyusun Identifikasi risiko tentunya tidak seperti metode penilaian risiko dan konsultasi yang baik, kita berharap
besar kecilnya dampak yang risiko, dan menetapkan kriteria rencana aksi penanganan risiko. mungkin dilakukan secara tepat evaluasi manajemen risiko. muncul ownership yang kuat dari
dapat ditimbulkan dari akibat risiko. 19. Pemantauan dan Reviu dapat apabila organisasi tidak paham Tahapan selanjutnya adalah seluruh pihak terkait, sehingga
terjadinya suatu Risiko. 13. Penilaian Risiko meliputi dilakukan dalam bentuk dengan tujuannya. Tujuan yang membangun kriteria risiko yang pengelolaan risiko tidak hanya
7. Kriteria Kemungkinan adalah identifikasi Risiko, analisis pemantauan berkelanjutan (on- ingin dicapai organisasi tersebut digunakan untuk menilai risiko merupakan tanggung jawab satu
ukuran besarnya peluang atau Risiko, dan evaluasi Risiko. going monitoring), pemantauan ditetapkan dalam dokumen seluruh level organisasi. Oleh atau dua pihak tertentu, tapi
frekuensi suatu Risiko akan 14. Identifikasi Risiko dapat berkala, reviu, dan audit perencanaan strategisnya. karena itu, kritera risiko harus merupakan urusan semua pihak
terjadi. dilakukan dengan tahapan manajemen risiko. Langkah berikutnya adalah ditetapkan pada awal periode dalam organisasi.

16 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 17


kata mereka kata mereka

Implementasi ERM
Ayu Prameswari
Kasubbag
Kepatuhan Internal I, Nanang Prasetyo Ernawan
Sekretariat DJPPR Kepala Subbagian Manajemen Kinerja
dan Risiko, Sekretariat Itjen

“MANAJEMEN Risiko pada DJPPR telah


diterapkan sejak awal tahun 2010 berdasarkan
PMK 191 tahun 2008. Meskipun demikian,
manajemen risiko telah digunakan dalam
pengambilan keputusan melalui proses “SEBELUM penerapan PMK 171 dan formal, dengan terbitnya PMK 171, tantangan ini akan dapat dijawab
Budi Prasetiyo pembahasan risiko, pros and cons-nya, tantangan, KMK 845, pelaksanaan manajemen risiko dengan baik dengan dukungan seluruh unit eselon I Kementerian
Kepala Seksi Pemantauan kendala, bahkan dampak dari berbagai masih dianggap sebagai formalitas sehingga Keuangan.
Risiko, Direktorat PPS DJBC dirasa belum memberi nilai tambah yang Namun demikian, tantangan utamanya bukanlah sekadar
kemungkinan. Seperti kita ketahui, pengelolaan
nyata bagi organisasi. Selain itu, manajemen pengakuan pihak luar, tetapi bagaimana meyakinkan stakeholders
utang tidak pernah lepas dari berbagai risiko,
risiko masih dirasakan sebagai beban internal Kemenkeu, dalam mengelola risiko organisasi atas nilai
mulai dari currency risk sampai refinancing risk.
adminsitrasi dan belum terintegrasi dengan tambah proses manajemen risiko. Untuk menjawab tantangan
“MANAJEMEN Risiko telah lama diterapkan di Bahkan DJPPR pernah memiliki Komite Risiko sistem yang lain, seperti perencanaan tersebut, penguatan proses pemetaan risiko serta peningkatan
lingkungan DJBC melalui penggunaan profil risiko dalam Pengelolaan Utang yang terdiri dari beberapa strategis, penganggaran dan pengelolaan kompetensi teknis tentang pelaksanaan tugas dan fungsi Kemenkeu
pelayanan impor barang menjadi jalur merah atau hijau. pejabat Eselon II yang bertugas memberikan kinerja. perlu ditingkatkan. aPenetapan PMK tentang ERM diharapkan dapat
Manajemen Risiko merupakan tools yang penting dalam rekomendasi kepada Direktur Jenderal terkait Tantangan yang mendesak bagi Itjen membuat pelaksanaan manajemen risiko semakin kuat, menyeluruh,
menjalankan proses bisnis DJBC, sehingga dibentuk pengelolaan utang negara. Meskipun demikian, adalah pemenuhan persyaratan pengelolaan dan terhindar dari silo-silo antarunit. Pengalihan fungsi koordinator
Pengelola Risiko dalam struktur organisasi setingkat risiko untuk mencapai IACM level 4 (saat dari Itjen kepada Setjen, akan memperbaiki tata kelola manajemen
pengelolaan manajemen risiko pada saat itu
eselon III di Kantor Pusat DJBC. Penerapannya menjadi ini level 3) dalam rangka menjaga reputasi risiko terutama menjaga independency Itjen dalam melakukan
masih bersifat silo-silo, karena penerapannya
lebih berkembang seiring dengan adanya peraturan Kemenkeu terutama dalam mewujudkan pengawasan atas penerapan manajemen risiko. Harapannya roadmap
yang terbatas pada masing-masing eselon II
tentang penerapan Manajemen Risiko di lingkungan internal audit terbaik di Indonesia, dimana penguatan ERM tidak hanya ditekankan pada pembangunan/
Kemenkeu sampai dengan peraturan terakhir yaitu serta pembahasan pada level eselon I yang salah satu persyaratannya adalah asersi pengembangan infrastruktur dan sistem, namun ditekankan pada
PMK-171 dan KMK-845 tahun 2016. Namun demikian, kurang optimal. Semestinya manajemen risiko pimpinan organisasi dan stakeholders yang area-area yang strategis sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
sebagaian besar pegawai masih memandang Manajemen bisa dilaksanakan sejalan dengan pengelolaan meyakini efektivitas pengelolaan risiko masyarakat luas sehingga meningkatkan kepercayaan publik atas
Risiko sebagai beban administrasi. Kondisi ini merupakan kinerja karena keduanya mendasarkan pada dalam mencapai tujuan organisasi. Secara pengelolaan Keuangan Negara dalam menjaga kesehatan fiskal.”
tantangan terbesar mengingat Pengelola Risiko harus peta strategi yang sama. Dengan adanya
dapat menggambarkan peran serta unsur di dalam
penerapan Enterprise Risk Management (ERM)
pencapaian sasaran DJBC secara optimal. Selain itu,
di Kementerian Keuangan, berarti akan ada
bertambahnya jumlah Unit Pemilik Risiko (UPR) juga selingan Jawaban Kuis Edisi XXX Tahun 2016
mekanisme dimana risiko yang dihadapi akan “Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur”
menjadi tantangan tersendiri.

Kuis
Penerapan ERM di Kementerian Keuangan dibicarakan secara terbuka, bahkan pada level
berkembang secara dinamis menuju arah yang lebih para pimpinan yang memiliki helicopter view, Daftar Pemenang Kuis Buletin
baik. Namun, tugas Pengelola Risiko tidaklah berhenti sehingga tidak lagi dikelola secara silo. Hal ini Kinerja Edisi XXX
sampai disana. Pengelola Risiko Kemenkeu telah berupaya semestinya bisa menambah banyak masukan Scan barcode di 1. Adina Winanda Putra,
membangun sinergi yang sangat baik dengan Pengelola sehingga pengelolaan risiko menjadi lebih baik samping ini dan Pelaksana Pusdiklat Pajak, BPPK;
Risiko unit eselon I dengan tujuan menumbuhkan ikuti kuisnya paling 2. Ali Akbar,
dan terpadu. Keselarasan dengan program atau
ownership terkait Manajemen Risiko. Salah satu kunci lambat tanggal 5 Pelaksana KPPN Jakarta IV;
kebijakan strategis Kemenkeu serta pengelolaan
sukses penerapan Manajemen Risiko adalah komitmen April 2017, dapatkan 3. Anna Qomariyah,
kinerja akan lebih terjaga. Dengan adanya souvenir menarik Pelaksana Sekretariat DJP;
dari pimpinan, sehingga tujuan dan manfaat dari
penerapan Manajemen Risiko dapat tercapai. Selain itu, ERM, diharapkan proses pencapaian tujuan dan bagi 5 pemenang 4. Muchtar Nurwahidzain,
saya mengharapkan adanya penerapan carrot and stick bagi sasaran-sasaran Kemenkeu secara keseluruhan yang beruntung. Pelaksana Biro Umum, Setjen.
para pihak yang menerapkan Manajemen Risiko.” dapat dikawal dengan baik.”

18 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017 19


20Internet
FOTO: Buletin Kinerja Edisi XXXI/2017

Anda mungkin juga menyukai