Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN JIWA

STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah : Waham Kebesaran


Pertemuan : Ke 1 (satu)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, nonton televisi sambil duduk di kursi
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan perubahan isi pikir : waham kebesaran
3. Tujuan khusus
 Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


I. Fase Orientasi
 “Hallo, selamat siang pak’
 “ Bagaimana kabar bapak hari ini? Aduh bapak hari ini tampak segar
sekali? Sudah makan pagi apa belum? Menunya masih ingat apa tadi ?”
 “ Kenalkan, nama saya Masrokhatun, biasa dipanggil Perawat Rokah”.
Nama bapak siapa?, suka dipanggil siapa? O…nama bapak suparmin,
suka dipanggil pak parmin ya, baiklah.”
 “Saya mahasiswa Keperawatan UNIMUS pak, Saya bertugas di sini
selama 14 hari, saya akan merawat ibu selama saya bertugas di sini, tiap
hari kita akan ketemu dan bincang-bincang”
 “ Hari ini kita akan bincang-bincang untuk lebih saling mengenal,
waktunya ± 15 menit cukup tidak pak?”. Dimana kita bicara? Bagaimana
kalau sambil duduk di teras?”
 “Di depan sana pak, ok baiklah kalau begitu.”
II. Fase Kerja
 “Bagaimana perasaan dan keadaan pak hari ini?”
 “Apakah ada yang dikeluhkan atau ditanyakan sebelum kita berbincang-
bincang?”
 “ Pak nggak usah kawatir karena kita berada di tempat yang aman. Saya
dan perawat-perawat di sini akan selalu menjadi teman dan membantu
Pak parmin”
 “Pak parmin, bisa saya tahu sekarang identitas Bapak, baik alamat,
keluarga, hobi atau mungkin keinginan sekarang?”
 “Wah terima kasih Pak parmin karena sudah mau berkenalan dengan
saya dan sekarang saya akan memberitahu identitas saya, Pak parmin
mau kan mendengarkan?”
 “Nah karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman,
jadi Pak Parmin tidak perlu sungkan lagi bila ada masalah bisa
diceritakan pada saya, Pak parmin mau kan berteman dengan saya?”
III. Fase terminasi
 “Sementara itu dulu yang kita bicarakan ya Pak?”
 “Coba bisa diulang tadi, nama saya siapa?”
 “ Wah, bagus sekali Pak bisa ingat nama saya.”
 “Saya sangat senang bisa berkenalan dengan Pak parmin dan Pak
Parmin sudah bisa mengungkapkan perasaan dengan baik dan mau
berkenalan dan berteman dengan saya.”
 “Besok kita ketemu lagi ya? Dan bincang-bincang lagi tentang cara
mempraktekkan membina hubungan dengan orang lain dan
membicarakan kemampuan yang dimiliki bu Is, jam 10.30 WIB,
tempatnya disini lagi, bagaimana bapa parmin setuju?”
 “Baiklah, saya minta pamit dulu, terimakasih, sampai bertemu besok ya?”

STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah : Waham Kebesaran


Pertemuan : Ke 2 (Dua)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, sambil duduk di meja makan, tatapan
mata kosong,
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan perubahan isi pikir : waham kebesaran
3. Tujuan khusus
 Klien dapat membina hubungan saling percaya dan
 Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


I. Fase Orientasi
 “Selamat pagi pak parmin?”
 “Apa kabar? Bagaimana keadaan hari ini? Semalam bisa tidur tidak? Tadi
makan pagi dengan lauk dan sayur apa?”
 “Kemarin kita sudah berkenalan, masih ingat kan nama saya? Belum lupa
kan?”
 “ Bagus sekali pak parmin mampu mengingat nama saya.”
 “ Melanjutkan pertemuan kita kemarin dan sesuai dengan kesepatan kita, hari
ini kita akan mencoba mempraktekkan kembali dalam membina hubungan
dengan orang lain dengan cara berkenalan baik dengan sesama klien maupun
dengan perawat, dan kita juga akan membicarakan tentang kemampuan yang
dimiliki pak parmin. Waktunya 30 menit saja, kita ngobrol di kursi ruang
depan bagaimana pak?”

II. Fase Kerja


 “Penampilan pak parmin hari ini bagus, rapi dan bersih, bagus sekali pak
dipertahankan ya….?”
 “ Sudah mandi ya pak tadi, bapak kelihatan segar sekali.”
 “ pak parmin seperti yang sudah saya sampaikan tadi, saya ingin melihat pak
berkenalan dengan teman (klien) dan perawat, coba sekarang bapak
praktikkan”
 “Bagus sekali, ternyata bapak mampu berkenalan. Bagaimana senang kan
punya banyak teman.”
 ” pak parmin sudah tahu nama teman-temannya yang berada di sini ya, coba
disebutkan kembali.” bagus pak, dipertahankan ya!”
 “Sekarang pak parmin berkenalan dengan perawat juga ya…ayo ini ada pak
perawat, silahkan berkenalan juga.” “Wah hebat pak parmin berani
berkenalan dengan pak perawat yang baru di lihat. Bagaimana senang kan
mempunyai kenalan banyak. Nah, coba sebutkan dengan siapa saja tadi yang
sudah diajak berkenalan. Hebat sekali pak, daya ingatannya bagus sekali.”
 “pak parmin sekarang kita akan membicarakan kemampuan yang dimiliki
oleh bapak. Kalau saya lihat selama di ruangan ini pak parmin jarang
beraktivitas, Jadi saya ingin tahu kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki
oleh bapak apa saja? Misalnya menyapu, mengepel, merapikan tempat tidur
sendiri dll. Wah hebat sekali. Selain itu apa lagi pak. Bagus sekali ternyata
bapak pandai mengukir ya. bapak kalau di rumah pekerjaannya mengukir ya?
Tapi apakah ibu bisa mengerjakan apa yang disebutkan tadi?”
 “Kalau dirumah aktivitas sehari-hari apa yang pak kerjakan? Oh ya, di sini
pak parmin bisa juga melakukan, bisa dianggap rumah sendiri jadi harus
dipertahankan kemampuan yang dimiliki. Terus pak parmin bisa juga
menonton TV, melakukan aktifitas seperti di rumah ataupun merawat diri
seperti mandi, gosok gigi, keramas dll.”
III. Fase Terminasi
 “Sementara cukup di sini dulu ya, pembicaraan kita”
 “Saya senang bapak parmin mau mengobrol dengan saya. Tadi pak parmin
sudah bagus bisa berkenalan dan mengungkapkan kemampuan apa yang
dimiliki dengan baik, pertahankan ya….”
 “Besok kita akan bertemu lagi, berbincang lagi tentang kebutuhan-kebutuhan
pak parmin yang belum terpenuhi, bapak setuju?” Bagaimana kalau jam
10.00 lagi. Disini lagi ya bu?”
 “Baik, saya permisi dulu, bapak bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya
terimakasih ya atas waktunya?”
STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah : Waham Kebesaran


Pertemuan : Ke 3 (Tiga)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk dengan teman (pasien) yang lain, tanpa ada
pembicaraan,
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan liingkungan berhubungan
dengan perubahan isi pikir : waham kebesaran
3. Tujuan khusus
 Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan dapat
berhubungan dengan realitas.

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


I. Fase Orientasi
 “Hallo, Selamat siang pak parmin ?”
 “Apakah ada yang dikeluhkan atau dipertanyakan sebelum kita mulai
bincang-bincang?”
 “ sesuai dengan janji kita kemarin, kita kan akan berbincang-bincang tentang
kebutuhan bapak yang sudah terpenuhi dan kebutuhan bapak yang belum
terpenuhi, bagaimana pak sudah siap.”
 “ Baiklah, kita mulai saja ya pak.”

II. Fase Kerja


 “Selama di sini apa saja kebutuhan bapak yang sudah terpenuhi. Kebutuhan
apa yang belum terpenuhi?”
 “Berkaitan dengan kemampuan yang bapak miliki, kalau di sini terpenuhi
tidak?”
 “bapak pernah merasa sakit, cemas atau marah, kepada siapa? Lalu
bagaimana cara pak parmin menghilangkan perasaan itu?”
 “Jika kebutuhan tidak terpenuhi lalu apa yang bapak pikirkan? Merasa
curiga atau biasa saja?”
 “pak parmin jika mau kita bisa membuat jadwal untuk kegiatan ibu sehingga
kebutuhan bapak terpenuhi semua” Bisa kan?”
 “Sekarang saya ingin tahu bapak merasa asing tidak di lingkungan yang
sekarang?”
 “bapak mengenal tidak dengan semua teman-teman yang berada disini tidak
bingung kan dengan hari, tanggal dan jam?”
 “Apakah bapak mampu untuk bekerja sama dengan teman-teman yang
disini?”
 “bapak kalau ada yang dikeluhkan, bapak bisa berbicara dengan saya ya.”
 “ bapak kemarin kan sudah berkenalan dengan teman-teman yang ada di
sini, bapak bisa bekerjasama dengan mereka. Semua yang ada di sini adalah
teman bapak.”
 “ Wah, bagus sekali pak parmin. Sudah bisa berbincang-bincang dengan
temannya. Pertahankan ya pak.”
 “ Baiklah karena waktu kita sudah habis, kita lanjutkan besok pagi lagi
bagaimana?”

III. Fase Terminasi


 “Sementara cukup disini dulu ya, pembicaraan kita”
 “Saya senang pak parmin mau mngobrol dengan saya. Tadi pak parmin
sudah bagus bisa mengungkapkan kemampuan apa yang dimiliki dengan
baik, pertahankan ya….”
 “Besok kita akan bertemu lagi, berbincang tentang ini lagi, o Iya boleh pak.”
 “ Besok kita bertemu lagi di tempat seperti biasa di halaman, jam 10.00 WIB,
OK”.
 “Baik, saya permisi dulu, bapak bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya
terimakasih ya?”

Semarang, Juni 2007

Anda mungkin juga menyukai