Anda di halaman 1dari 7

BAB III

KATION-ANION
3.1. Tujuan Percobaan
- Menentukan jenis kation pada sampel/garam
- Menentukan jenis anion pada sampel/garam.
3.2. Tinjauan Pustaka

3.3. Alat dan Bahan


A. Alat yang digunakan B. Bahan yang digunakan
- kaca arloji - Aquadest (H2O)
- Beakerglass - amonium hidroksida (NH4OH)
- pipet tetes - asam sulfat (H2SO4)
- pembakar spirtus - tembaga sulfat (CuSO4)
- rak tabung - amonium klorida (NH4Cl)
- tabung reaksi - asam klorida (HCl)
- penjepit - hidrogen sulfida (H2S)
- asam nitrat(HNO3)
- potasium heksasianosferat (K4(Fe(CN)6)
3.4. Data Pengamatan Fisik
A. Garam I
1. Organoleptis
- Warna : biru
- Bentuk : jarum panjang
- Bau : tidak berbau
- Sifat higroskopis : tidak higroskopis
2. Uji reaksi nyala api
Warna : hijau
1. Pemanasan kering
- Warna : putih
- Sifat : tidak terurai
2. Kelarutan dalam air : larut
B. Garam II
1. Organoleptis
- Bentuk : serbuk
- Warna : putih
- Bau : amoniak

2. Uji reaksi nyala api


- Warna : kebiruan
3. Pemanasan kering
- Warna : putih
- Sifat : tidak terurai
4. Kelarutan dalam air : larut
Tabel 3.1. Data pengamatan kation
No Perlakuan Pengamatan Kesimpulan
1. Sampel 1
Analisis pemisahan kation
x + H2O larutan a Larut, warna biru
larutan a + HCl larutan b Bening kebiruan
Larutan b + H2S larutan c Tidak bereaksi
Larutan c + HNO3 larutan d Larutan berwarna
biru pekat Kemungkinan
Larutan d + NH4Cl larutan e Merah bata kationnya
Larutan e + NH4OH larutan f Terbetuk endapan golongan IIIA
Larutan f + K4Fe(CN)6 larutan g Endapan coklat yaitu Cu2+

2. Sampel II
Analisis pemisahan kation
x + H2O larutan a Larutan berwarna
bening
larutan a + NaOH larutan b Larutan berwarna
bening Kemungkinan
Larutan b + HCl larutan c Terdapat kabut putih kationnya NH4+

Kation garam II
Cu2+ + H2O CuO + 2H+
(tembaga) (aquadest) (tembaga(ii) oksida) (hidrogen)
Cu2+ + 2HCl CuCl2 + H2
(tembaga) (asam klorida) (tembaga(ii) klorida) (hidrogen)
CuCl2 + H2S CuS + 2Cl- + 2H+
(tembaga(ii)klorida) (hidrogen sulfida) (tembaga(ii)sulfida) (klorida) (hidrogen)
CuS + H2O CuO + 2H+ + S2-
(tembaga(ii) sulfida) (air) (tembaga(ii) oksida) (hidrogen)(sulfida)
Cu2+ + HNO3 + 3H+ Cu3+ + NO + 2H2O
(besi(II)oksida) (asam nitrat) (hidrogen) (besi) (nitrogen oksida) (air)
2+
Cu + 2NH4OH Cu(NH4)2 + 2H2O
(tembaga) (ammonium hidroksida) (tembaga amonia) (air)
2+
4Cu + 2K4[Fe(CN)6] Cu3[Fe(CN)2] + 8K+
(tembaga) (kalium heksasianoferat) (tembaga heksasianoferat) (kalium)
Reaksi kation II
NH4+ + H2 O NH3 + H3O+
(amonium) (hidrogen) (amonium) (hidrogen)
NH4+ + NaOH- NH3 + H2O + Na+
(amonium) (ion hidroksida) (amonium) (air) (ion natrium)
NH4+ + HCl NH4Cl + H2O
(amonium) (asam klorida) (amonium klorida) (air)
Tabel 3.2. Data pengamatan anion
No Perlakuan Pengamatan Kesimpulan
1. Sampel 1
x + H2O larutan a Larut, warna putih
a + H2SO4(aq) larutan b Tidak ada reaksi
larutan b H2SO4(l) larutan c Terdapat kabut putih
larutan c + KMnO4 larutan d Warna violet tidak hilang Jadi
larutan d + Pb(NO3)2 larutan e Tidak bereaksi anionnya
larutan e + CaCl2 pekat larutan f Endapan putih SO42-
2. Sampel 2
x + H2O larutan a Larut, warna putih
larutan a + H2SO4(aq) larutan b Tidak ada reaksi
larutan b + H2SO4 (l) larutan c Tidak ada reaksi Jadi
larutan c + NH4OH larutan d Kabut putih (Cl-) anionnya
larutan d + (PbNO3)2 larutan e Endapan putih, larut adalah Cl-

Reaksi anion:
Sampel I
SO42- + H2O
(Sulfat) (Aquadets)
SO42- + H2SO4(l)
(sulfat) (asam sulfat)
2-
SO4 + H2SO4(p) H2SO4 + SO4
(sulfat) (asam sulfat) (asam sulfat) (sulfat)
H2SO4 + 2KMNO4 K2SO4 + (MnO4)2
(sulfat) (kalium permanganat) (kalium sulfat) (permanganat)
SO42-(s) + Pb(NO3)2(l) PbSO4(l) + 2NO3-(l)
(sulfat) (timbal nitrat) (timbal sulfat) (nitrat)
SO42- + CaCl2(l) CaSo4+ + 2Cl-
(sulfat) (kalsium klorida) (kalsium sulfat) (klorida)
PbSO4 + H2O PbO2 + H2SO4 + 2H+
(timbal sulfat) (Aquadest) (timbal oksida) (asam sulfat) (hidrogen)
Sampel II
Cl- + H2O
(klorida) (Aquadest)
Cl- + H2SO4(l)
(Klorida) (Asam Sulfat)
-
Cl + H2SO4(l) HCl + HSO42-
(Klorida) (Asam Sulfat) (Asam Klorida) (Asam Sulfat)
Cl- + NH4OH NH4Cl + H2O
(Klorida) (Amonium Hidroksida) (Amonium Klorida) (Hidroksida)
2Cl- + Pb(NO3)2 PbCl2 + 2NO3
(Klorida) (Timbal (ii) Nitrat) (Timbal(II) Klorida) (Nitrat)
PbCl2 + H2O Pb(OH)2 + HCl
(Timbal(ii) Klorida) (Air) (Timbal (ii) Hidroksida) (Asam Klorida)
3.5. Pembahasan
- Pada percobaan organoleptis sampel 1 didapatkan warna sampel biru, berbentuk
jarum panjang, tidak berbauh dan bersifat tidak higroskopis. Pada reaksi nyala
api, kawat ose dicelupkan dalam HCl lalu dibakar diatas api bunsen.
Digunakan HCl untuk membersihkan kawat ose karena HCl dapat melarutkan
pengotor-pengotornya selain itu HCl digunakan untuk membuat sampel
menjadi kental sehingga mudah menenmpel dalam kawat nikrom.

- Analisis kation, melarutkan sampel sebanyak 10 mL kemudian menambahkan


1-2 tetes HCl hasilnya larutan berwarna biru bening (Lar.1). Mereaksikan
larutan 1 dengan H2S selama 5 menit hasilnya larutan tidak mengalami
perubahan warna atau tetap (Lar.2). Larutan 2 tersebut direaksikan dengan
HNO3 hasilnya larutan berwarna biru pekat (Lar.3). Larutan 3 direaksikan
dengan NH4Cl hasilnya larutan mengalami pengendapan (Cu(NH4)2) berwarna
merah bata. Kemudian larutan 3 direaksikan dengan K4Fe(CN)6 hasilnya
larutan mengalami pengendapan (Cu3[Fe(Cn)2] berwarna coklat. Dengan
demikian larutan tersebut adalah Cu2+.
- Analisis anion, sampel ditambah dengan air hasilnya larutan berwarna putih
bening, kemudian ditambahkan H2SO4(aq) hasilnya larutan tidak mengalami
pengendapan (Lar.1) kamudian mereaksikan dengan H2SO4(l) hasilnya tidak
bereaksi (tetap) lar (2). Selanjutnya mereaksikan Larutan 2 dengan dengan
KMnO4 hasilnya warna violet pada Larutan tidak menghilang (Lar.3). Larutan
3 direaksikan dengan CaCl2 hasilnya lerutan mengalami pengendapan (CaSO4)
berwarna putih (Lar.4). Dengan diketahuinya terdapat endapan dalam Larutan
tersebut maka kemungkinan kation larutan tersebut ialah SO42-. Kemudian
dilakukan reaksi penegasan pada larutan 4 yang direaksikan dengan (PbNO3)2
hasilnya endapan berwarna putih dalam larutan tersebut larut. Dari hal tersebut
sudah dipastikan bahwa Larutan tersebut ialah SO42-.
- Pada percobaan organoleptis sampel 2 didapatkan warna sampel putih,
berbentuk serbuk, berbauh amoniak dan bersifat tidak higroskopis. Pada reaksi
nyala api, kawat ose dicelupkan dalam HCl lalu dibakar diatas api bunsen.
Digunakan HCl untuk membersihkan kawat ose karena HCl dapat melarutkan
pengotor-pengotorrnya selain itu HCl digunakan untuk membuat sampel
menjadi kental sehingga mudah menenmpel dalam kawat nikrom.
- Analisis kation, larutan sampel direaksikan dengan H2O menghasilkan larutan
berwarna bening (lar 1). Kemudian larutan 1 direaksikan dengan NaOH
hasilnya larutan tidak berubah (Lar.2). Maka kemungkinan senyawa kation
adalah NH4+. Kemudian larutan 1 direaksikan dengan HCl hasilnya terdapat
kabut putih dalam larutan. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa senyawa
kation larutan tersebut ialah NH4+.
- Analisis anion, sampel ditambah dengan H2O larutan berwarna putih (lar 1).
Kemudian larutan 1 dilarutkan dengan H2SO4(aq) hasilnya gas tidak berwarna
(Lar.2). Mereaksikan larutan 2 dengan H2SO4(l) hasilnya tidak ada reaksi (lar
3). Kemudian larutan 3 direaksikan dengan NH4OH hasilnya terdapat kabut
putih (Lar.4). Larutan 4 direaksikan dengan Pb(NO3)2 hasilnya larutan
mengalami pengendapan (PbCl2) berwarna putih (Lar.5). Dengan diketahuinya
terdapat endapan dalam larutan tersebut maka kemungkinan senyawa kation
larutan tersebut ialah Cl-. Kemudian dilakukan reaksi penegasan pada larutan 3
yang direaksikan dengan H2O hasilnya endapan dalam larutan tersebut larut.
Dari hal tersebut sudah dipastikan bahwa larutan tersebut ialah Cl-.
3.6 Kesimpulan
- Pada garam I terdapat kation Cu2+yang merupakan kation golongan IIA
(tembaga), sedangkan pada garam II terdapat NH4+ yang merupakan golongan
sisa (V).
- Pada garam I terdapat anion Cl- merupakan anion golongan halida, sedangkan
pada garam II terdapat anion SO42- yang merupakan anion golongan sulfat.

Anda mungkin juga menyukai