Program Induksi Guru Pemula
Program Induksi Guru Pemula
1. Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen , bagian V : tentang
Pembinaan dan Pengembangan, pada Pasal 32 dan 33.
2. Permenpaan No.16 Tahun 2009 tentang Jabatan fungsional Guru dan Angka
kredirnya, bagiaqn V tentang Pembinaan dan Pengembangan, pada pasal 30.
3. Permen Diknas No. 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi bagi Guru Pemula.
D. Tujuan PIGP
Aturan Nilai:
91-100: Amat Baik
76-90: Baik
61-75: cukup
51-60: sedang
< 50: Kurang
Nilai diatas 76 maka akan diterbitkan Sertifikat Guru Induksi Guru Pemula oleh
Dinas Pendidik. Jika Kurang nilai 76 maka akan diperpanjang 1 Tahun lagi. Program
PIGP dilaksanakan di sekolah selama 1 tahun.
F. Garis Besar PIGP
Tiap titik poin dalam kotak PIGPBS menunjukkan modul untuk pembelajaran
professional bagi guru pemula, kepala sekolah dan mentor. Program PIGP
merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran di universitas (pendidikan guru pre-
service) dan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Kepala sekolah harus melakukan
analisis kebutuhan terhadap guru pemula dan sekolah. Program induksiguru pemula
berbasis sekolah hendaknya dapat memenuhi kebutuhan individual guru pemula
dengan memperhatikan aspek-aspek unik dan khas dari sekolah. Proses assessmen
bagi guru pemula meliputi observasi mengajar dan pekerjaan lain yang terkait
dengan pengajaran. Tahap 1 dilaksanakan dari bulan 2-9 pada tahun pertama
mengajar. Assessmen tahap 1 merupakan penilaian untuk pengembangan-
difokuskan pada penilaian untuk pembelajaran. Assessmen tahap 2 – penilaian
untuk pembelajaran. Penilaian tahap 2 (bulan 10-12) dapat dilaksanakan setelah
dilaksanakannya PIGP dan assessmen tahap-1. Pada assessmen tahap 2, kinerja
guru dinilai berdasarkan elemen kompetensi yang tercantum dalam Standar Guru
(Regulasi menteri 16/2007). Kepala sekolah harus membuat keputusan tentang
kompetensi professional guru pemula setelah dilaksanakan proses penilaian Tahap
2. Proses ini meliputi pembuatan laporan tertulis secara formal tentang guru yang
ditandatangai oleh guru pemula dan kepala sekolah. Pengawas sekolah akan
mengesahkan laporan tersebut setelah malakukan wawancara dan observasi
terhadap guru pemula pada waktu yang telah ditentukan (bulan 10-12).
Bagi guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) maka dinas pendidikan kabupaten/ kota/
provinsi sesuai dengan lingkup tugasnya memberikan informasi kepada sekolah
tentang guru pemula yang ditempatkan pada sebuah sekolah. Selain informasi maka
dinas pendidikan juga memberikan surat tugas kepada guru pemula yang
bersangkutan untuk bertugas di sekolah tertentu. Bagi guru bukan PNS maka pihak
sekolah swasta melaporkan kepada pihak dinas pendidikan tentang adanya guru
pemula di sekolahnya. Dalam kaitannya dengan program induksi maka dinas
pendidikan harus menegaskan kepada kepala sekolah agar melaksanakan program
induksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Hari- hari dan minggu pertama guru pemula di sekolah merupakan waktu yang
sangat penting. Pada periode itu guru pemula memerlukan dukungan penuh dan
juga perasaan nyaman. Kepala sekolah dan mentor harus memahami isi modul
program induksi agar siap melaksanakan program orientasi sekolah yang
memberikan dukungan penuh kepada guru pemula. Pada program penganalan
sekolah ini diharapkan kepala sekolah dan mentor akan mengetahui informasi
penting tentang sekolah dan dukungan bagi guru pemula dan juga guru pemula
akan mengetahui panduan kerja pada hari-hari dan minggu pertama di sekolah.
Sebelum seorang guru pemula mengawali tugasnya, sekolah dapat menyiapkan
buku pedoman yang berisi tentang kebijakan sekolah, prosedur sekolah, format-
format administratif dan informasi lain yang dapat membantu guru pemula berlajar
menyesuaikan diri dengan rutinitas sekolah dengan cepat. Buku pedoman dapat
digunakan sebagai petunjuk bagi guru pemula pada awal-awal memulai tugas di
sekolah. Buku pedoman tersebut dapat membantu menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang terkait dengan prosedur, rutinitas sekolah, serta membantu
menunjukkan sumber-sumber yang mendukung tugas guru pemula termasuk
menunjukkan orang-orang yang dapat menjawab atas berbagai pertanyaan yang
dimilikinya. Komponen yang disarankan dimuat dalam buku pedoman induksi
meliputi : (1) Informasi tentang rutinitas yang terkait dengan tugas-tugas harian,
memeriksa kehadiran murid, rapat-rapat sekolah, kegiatan ekstra-kurikuler; dan
upacara-upacara; (2) Prosedur yang terkait dengan evakuasi keadaan darurat,
penanganan siswa yang sakit, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K),
komunikasi dengan orang tua/wali murid, ketidakhadiran guru mendadak karena
sakit atau alasan lain, cara mendapatkan dan menggunakan sumber-sumber daya;
(3) Informasi umum tentang direktori staf yang berisi nama-nama guru, kepala
sekolah, wakil kepala sekolah dan pegawai sekolah beserta dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing, Jadwal Pelajaran Sekolah, peta dan rencana
sekolah, nomor-nomor telepon penting, profile masyarakat dan sekolah, norma-
norma profesi guru, dan rencana sekolah. Buku pedoman induksi dapat dalam
bentuk kompilasi loose leaf sehingga memudahkan pembaruan informasi. Bila buku-
buku atau sumber-sumber tertentu tidak boleh difotokopi atau dibawa oleh guru
pemula/baru, maka buku-buku dan sumber-sumber tersebut hendaknya ditempatkan
di ruang tertentu di sekolah yang dapat diakses oleh guru pemula/baru tersebut.
Tugas Harian :
3. Mengunjungi ruang kelas guru baru untuk memberikan rasa nyaman dan
dukungan :
Kegiatan pendukung :
1. Bertemu dengan guru baru/pemula tiap pagi sebelum pelajaran dimulai
2. Berbicara pada guru pemula/baru pada akhir waktu pelajaran setiap hari dan
membicarakan kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami guru dan mencari jalan
keluarnya.
3. Siap untuk mendengarkan
4. Bersikap positif dan konstruktif
5. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi guru baru
6. Menjelaskan hal-hal yang diharapan
7. Bersikap mendukung
Mentor tentu memiliki pengetahuan tentang lingkungan sekolah yang perlu diberikan
kepada guru pemula, yaitu pengetahuan tentang siswa, tempat asal mereka serta
apa yang sedang terjadi di dalamnya. Setelah guru pemula terbiasa dengan
kegiatan rutinnya, maka mentor sebaiknya meluangkan waktu untuk berbicara
dengan guru baru tersebut tentang persoalan atau pertanyaan yang mungkin
muncul.
Tugas dan tanggungjawab guru pemula dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
kegiatan minggu pertama, kegiatan awal, dan kegiatan pengelolaan kelas.
1.Guru pemula/ baru melapor kepada kepala sekolah, tetapi apabila guru
pemula/baru tersebut belum dapat bertemu dengan kepala sekolah, maka harus
melapor ke petugas administrasi atau kantor kepala sekolah dan melengkapi
dokumen-dokumen yang diperlukan sekolah.
2. Menemui mentor yang telah ditunjuk
3. Memastikan bahwa telah mengetahui jadwal sekolah dan waktu kerja.
4. Mendapatkan daftar siswa yang diajar.
5. Menyiapkan ruang kelas.
6. Memastikan siswa memiliki tempat duduk yang cukup
7. Mengatur tempat duduk siswa.
8. Mengumpulkan sumber-sumber yang diperlukan untuk pengajaran (buku-buku,
kertas, alat-alat tulis).
9. Menyiapkan tata tertib kelas termasuk tata cara masuk dan keluar kelas.
10. Memahami kebijakan sekolah terkait dengan kesejahteraan dan pendisiplinan
siswa.
11. Meminta tolong pada staff/pegawai sekolah bila diperlukan.
12. Mengatur dan menyiapkan pelajaran sebelum hari mengajar dan menyiapkan
aktivitas tambahan yang mungkin diperlukan.
13. Bersikap fleksibel dan siap untuk melakukan perubahan.
b. Menjelaskan materi yang harus dimiliki siswa dan menanyakan ketentuan sekolah
tentang materi tersebut kepada kepala sekolah atau mentor sebelumnya.
c. Menjelaskan tata tertib kelas kepada siswa, beberapa sekolah menggunakan tata
tertib yang dibuat oleh guru bersama dengan murid. Pada tahap ini sebaiknya
guru pemula menanyakan prosedur-prosedur yang berlaku di sekolah dan
meminta saran kepada mentor atau kepala sekolah.
d. Membuat siswa selalu aktif belajar, kumpulkan dan periksala pekerjaan siswa
seawal mungkin, jangan lupa memberikan masukan atas pekerjaan tersebut,
dengan cara demikian akan ingat nama-nama siswa.
Bila guru pemula/baru tersebut adalah orang baru di masyarakat sekitar sekolah,
maka sebaiknya memahami secara umum tentang masyarakat itu serta tempat
tinggal siswa. Kehidupan anak di rumah memiliki pengaruh yang sangat kuat
terhadap pembelajaran mereka. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi siswa di rumah akan sangat membantu guru pemula/baru dalam
mengajar di sekolah. Sebaiknya guru pemula/baru juga membicarakan dengan
kepala sekolah dan mentor tentang masyarat lokal dan harapan guru pemula/baru
tersebut terhadap siswa di kelas. Karena guru pemula/baru merupakan pendatang
baru di sekolah, siswa terkadang “menguji” guru pemula/baru di kelas dengan
menanyakan/melakukan hal-hal tertentu baik terkait dengan pelajaran maupun tidak,
maka sebaiknya guru pemula/baru melakukan tindakan sebagai berikut:
a. menjelaskan harapan dan standard kerja siswa serta perilaku mereka, tuliskan
dan pajanglah peraturan yang telah disepakati bersama.
b. menjelaskan apa yang Anda harapkan dari siswa tentang kegiatan dan tugas-
tugas belajar siswa termasuk kegiatan membaca dan menulis.
c. menyiapkan sebaik-baiknya pelajaran yang diampu dan yang perlu diingat adalah
persiapan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pembelajaran.
f. menegakkan disiplin siswa tetapi dengan cara-cara yang ramah. Selalu ingat akan
posisi Anda sebagai guru.
Keberadaan program induksi memiliki tujuan dalam rangka menyiapkan guru pemula
agar menjadi guru profesional dalam mengelola pembelajaran di kelasnya. Dengan
demikian program induksi perlu senantiasa dipantau dan dievaluasi agar dapat
diperbaiki di masa depan sebagai salah satu bagian proses penjaminan mutu
pendidikan agar terpenuhi ketentuan sebagaimana telah ditentukan dalam
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru. Selain itu, melalui program induksi diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran, sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu
pendidikan sekaligus memecahkan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh
guru pemula dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran, siswau, kondisi sekolah, dan lingkungannya.
Pelaporan
Laporan ditulis oleh guru pemula, mentor, kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Masing-masing laporan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Laporan yang ditulis oleh guru pemula berisi tentang kemajuan pekerjaannya
sehubungan dengan modul yang telah ditentukan untuk dipelajari dan
dilaksanakan.
2. Laporan yang ditulis oleh mentor berisi tentang kemajuan hasil bimbingan yang
dilakukkannya terhadap guru pemula.
3. Laporan yang ditulis oleh kepala sekolah berisi tentang hasil evaluasi terhadap
guru pemula.
4. Laporan yang ditulis oleh pengawas sekolah berisi tentang hasil evaluasi terhadap
guru pemula
Penanganan Permasalahan
Hasil pemantauan dan evaluasi yang dituangkan dalam laporan dapat berisi hal-hal
yang positif maupun hal yang negatif tentang keberhasilan program induksi yang
dilakukan oleh guru pemula. Dengan demikian terdapat potensi adanya
permasalahan yang ditemui dalam sebagai hasil pemantauan dan evaluasi. Untuk
menangani permasalahan tersebut maka dapat diuraikan
2. Kepala Sekolah, menangani masalah pada level sekolah atau masalah teknis
yang tidak dapat ditangani oleh mentor, termasuk perijinan, pelaksanaan evalluasi
dan pelaporan.
3. Pengawas Sekolah, menangani masalah yang berhubungan dengan hasil
evaluasi program induksi dan rekomendasi terhadap guru pemula, termasuk
perbaikan pelaksanaan tugas apabila ditemukan terjadinya kekurangan dalam
mencapai indikatoir keberhasilan program induksi.
4. Dinas nPendidikan, menangani masalah yang berhubungan dengan hasil evaluasi
program induksi dan rekomendasi terhadap guru pemula, termasuk menangani
keluhan atas pelaksanaan program induksi di sebuah sekolah.
5. Badan Kepegawaian Daerah, menangani masalah yang berhubungan dengan
hasil evaluasi program induksi dan rekomendasi terhadap guru pemula, yang
mana atas hasil evaluasi dan rekomendasi ditemukan bahwa seorang guru
pemula dinilai gagal melaksanakan program induksi.
6. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
menangani masalah yang berhubungan dengan sosialisasi, regulasi, dan
implementasi program induksi termasuk penyediaan program pendampingan bagi
daerah yang belum mampu melaksanakan program induksi sepenuhnya sesuai
ketentuan yang berlaku.
Program Induksi dapat dilaksanakan dalam beberapa model, dan pihak sekolah
menggunakan Panduan Kerja yang disediakan Direktorat Jenderal untuk memandu
guru pemula dalam melaksanakan program induksi. Berikut ini diberikan penjelasan
tentang kriteria pembimbing serta tanggungjawab pembimbing, kepala sekolah dan
pengawas serta model pelaksanaan Program Induksi.
Tanggungjawab Pembimbing:
1. menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, terbuka
dengan guru pemula;
2. memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling
3. melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah/madrasah;
4. memberikan dukungan terhadap rencana kegiatan pengembangan
keprofesian guru pemula;
10
Pembimbingan tahap pertama dilaksanakan pada bulan ke-2 sampai dengan ke-9
melalui observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling diikuti ulasan dan
masukan oleh guru pembimbing. Pembimbingan tahap 1 merupakan pembimbingan
dalam melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling yang meliputi
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan konseling,
melaksanakan pembelajaran/bimbingan dan konseling, menilai hasil
pembelajaran/bimbingan dan konseling, dan melaksanakan tugas tambahan.
Pembimbingan tahap ini dilakukan oleh pembimbing melalui observasi
pembelajaran/bimbingan dan konseling dan observasi kegiatan yang menjadi beban
kerja guru pemula, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 kali dalam setiap bulan
selama masa pembimbingan tahap 1. Tujuan pembimbingan tahap pertama ini
adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang perlu dikembangkan, memberikan
umpan balik secara reguler dan memberikan saran perbaikan dengan melakukan
diskusi secara terbuka tentang semua aspek mengajar dengan suatu fokus
spesifik yang perlu untuk dikembangkan. Pembimbing dapat memberikan contoh
proses pembelajaran/bimbingan dan konseling yang baik di kelasnya atau di kelas
yang diajar oleh guru lain.
Proses observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling memiliki tahapan sebagai
berikut:
1. Pra Observasi
Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan dan menyepakati
fokus observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling. Fokus observasi
meliputi elemen kompetensi (maksimal 5) dari keempat kompetensi inti
sebagaimana yang tertulis dalam Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan
dan Konseling bagi pembimbing dan Lembar Refleksi bagi Guru Pemula.
2. Pelaksanaan Observasi
Pada saat pelaksanaan observasi, pembimbing mengisi Lembar Observasi
Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling sesuai dengan hasil observasi
terhadap pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan konseling oleh guru
pemula.
3. Pasca Observasi
Kegiatan yang dilakukan pasca observasi adalah:
Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling
setelah selesai mengajar/membimbing.
1. Pembimbing dan guru pemula melakukan refleksi untuk mendiskusikan
proses pembelajaran/bimbingan dan konseling.
2. Pembimbing memberikan salinan Lembar Observasi
Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling kepada guru pemula yang telah
ditandatangani oleh guru pemula, pembimbing dan kepala sekolah/madrasah
untuk diarsipkan sebagai dokumen Portofolio.
13
1. Pra Observasi
Kepala sekolah atau pengawas bersama guru pemula menentukan fokus
observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling. Fokus observasi maksimal lima
elemen kompetensi dari setiap kompetensi inti pada setiap observasi mengajar.
Fokus observasi ditandai dalam Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan dan
Konseling dan Lembar Refleksi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling sebelum
dilaksanakannya observasi.
2. Pelaksanaan Observasi
Pada saat pelaksanaan observasi, kepala sekolah/madrasah atau pengawas
mengamati kegiatan pembelajaran/bimbingan dan konseling guru pemula dan
mengisi Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling sesuai dengan
fokus elemen kompetensi yang telah disepakati.
3. Pasca Observasi
Kegiatan yang dilakukan pasca observasi adalah:
E. Penilaian
F. Pelaporan