Anda di halaman 1dari 13

11

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dijelaskan tentang konsep pendidikan kesehatan tentang perawatan

diri, konsep kemandirian lansia, dan kerangka teori.

A. Pendidikan Kesehatan Tentang Perawatan Diri.

Pada sub bab ini akan diuraikan tentang definisi pendidikan kesehatan, tujuan

pendidikan kesehatan, metode pendidikan kesehatan, media pendidikan kesehatan,

definisi perawatan diri, tujuan perawatan diri, jenis-jenis dan cara perawatan diri,

serta faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan diri.

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan Tentang Perawatan Diri

Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan dalam rangka upaya promotif dan

preventif dengan melakukan penyebaran informasi dan meningkatkan motivasi

masyarakat untuk berperilaku sehat (Faisalado, 2014).

Pendidikan kesehatan merupakan proses untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai

derajat kesehatan yang optimal baik fisik, mental, dan sosial, masyarakan harus

mampu mengubah dan memodifikasi lingkungan baik fisik, sosial, maupun budaya

(Komang, 2014).
12

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan

sesuai dengan kondisi kesehatannya, lansia di katakan terganggu keperawatan

dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Direja, 2011).

Pendidikan kesehatan tentang perawatan diri adalah suatu kegiatan dalam rangka

upaya promotif dan preventif dengan melakukan penyebaran informasi dan

meningkatkan motivasi lansia untuk melakukan perawatan diri.

2. Tujuan

Pendidikan kesehatan tentang perawatan diri bertujuan untuk:

a. Untuk mengubah perilaku lansia dari perilaku tidak sehat menjadi sehat.

b. Memelihara kebersihan diri lansia.

c. Menciptakan keindahan.

d. Meningkatkan derajat kesehatan lansia sehingga dapat mencegah timbulnya

penyakit pada diri sendiri maupun orang lain.

3. Metode Pendidikan Kesehatan Tentang Perawatan Diri

Menurut Komang (2014), ada beberapa metode pendidikan kesehatan yang dapat

digunakan yaitu meliputi: ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat, dan

demonstrasi, tetapi metode yang tepat untuk pendidikan kesehatan tentang

perawatan diri dengan sasaran lansia yaitu menggunakan metode demonstrasi.


13

Metode demonstrasi merupakan cara penyampaian ide yang dipersiapkan dengan

lebih teliti untuk mengevaluasi psikomotor dengan memperlihatkan cara

melaksanakan suatu tindakan atau prosedur dengan alat peraga dan tanya jawab

(Komang, 2014). Pemberian pendidikan kesehatan melalui metode demonstrasi

dapat meningkatkan pengetahuan, memperbaiki sikap, dan kemampuan tindakan

menjadi lebih baik dan efektif, dengan menggunakan metode demonstrasi ini dapat

membuat tingkat partisipasi belajar dari responden menjadi lebih tinggi

(Magfiroh, 2012).

Pada metode pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dengan menggunakan

metode demonstrasi ini akan menjelaskan dan mempraktekkan (simulasi) cara

melakukan perawatan diri yang baik dan benar.

4. Jenis-jenis Dan Cara Perawatan Diri

Adapun jenis-jenis dan cara perawatan diri, meliputi:

a. Perawatan Kulit

Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh

dari panas, cahaya, luka dan infeksi. Secara umum kulit mempunyai berbagai

fungsi, diantaranya: mengatur keseimbangan suhu tubuh dan membantu produksi

keringat serta penguapan, memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai

penghubung atau pemberi vitamin D dari sinar ultraviolet matahari, sebagai alat

ekskresi keringat melalui pengeluaran air, garam, dan nitrogen, serta melindungi

tubuh dari masuknya berbagai kuman atau trauma jaringan bagian dalam yang juga

dapat menjaga keutuhan kulit.


14

Cara perawatan kulit: (Clinical Nursing, 2016)

1) Biasakan mandi minimal dua kali sehari atau sesuaikan dengan aktivitas

sehari-hari.

2) Hindari air panas atau terlalu dingin dan gunakan sabun yang tidak bersifat

irritatif untuk mencegah terjadinya iritasi.

3) Sabuni seluruh tubuh terutama area lipatan kulit seperti sela-sela jari, ketiak,

belakang telinga, dll.

4) Bersihkan wajah

5) Segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan, badan,

hingga kaki.

b. Perawatan mulut dan gigi

Rongga mulut yang normal dilapisi dengan selaput lendir, mukosa berwarna merah

muda dan lembab, terdapat gigi dan gusi. Lapisan membran melindungi organ-

organ yang mendasarinya, seperti: mengeluarkan lendir untuk menjaga dan

melumasi rongga mulut serta menyerap air, garam, dan zat terlarut lainnya. Air liur

merupakan cairan kental jelas yang disekresikan oleh lendir dan kelenjar ludah

didalam mulut yang bermanfaat untuk membantu mencegah karies gigi dan

pembentukan plak serta melumasi rongga mulut sehinnga memudahkan dalam

mengunyah dan menelan makanan. Air liur juga berfungsi untuk menghilangkan
15

kotoran-kotoran dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi, terutama infeksi

yang disebabkan oleh jamur (Villa et al, 2015).

Cara perawatan mulut dan gigi, yaitu: (Clinical Nursing, 2016)

1) Gunakan sikat gigi yang halus dan lembut serta memiliki banyak bulu

2) Letakkan sikat gigi pada sudut 45 derajat sampai gusi. Pastikan ujung

sepatunya menempel dan tembus di bawah gusi. Sikat bagian dalam dan luar

dari gigi dengan gerakan keatas dan kebawah mulai dari gusi sampai ke

mahkota setiap gigi. Bersihkan permukaan gigi dengan cara memegang sikat

gigi lalu bagian atasnya disejajar dengan gigi setelah itu sikat gigi dengan

menggerakkan bulu bolak-balik dan menyikatnya dengan lembut dari depan

kebelakang.

3) Sikat di atas permukaan dan sisi lidah dan hindari memulai refleks muntah

4) Setelah selesai menyikat gigi bersihkan mulut dengan menggunakan air untuk

menghilangkan sisa-sisa makanan

5) Biasakan menyikat gigi sehari 2 kali sehari menggunakan pasta gigi. Jika

menggunakan gigi tiruan bersihkan gigi setiap selesai makan dan sebelum

tidur.

c. Perawatan Kulit kepala dan Rambut


16

Rambut merupakan struktur kulit. Rambut terdiri atas tangkai rambut yang tumbuh

melalui dermis dan menembus permukaan kulit, serta kantung rambut yang terletak

didalam dermis. Rambut yang sehat terlihat mengkilap, tidak berminyak, tidak

kering dan tidak mudah patah.

Tujuan kebersihan kulit kepala dan rambut untuk memperlancar suplai darah dari

pembuluh darah disekitar rambut, dan mencegah gangguan kesehatan pada kulit

kepala dan rambut. Cara merawat kulit kepala dan rambut, meliputi:

1) Cuci rambut 2 kali seminggu atau sesuai kebutuhan dengan menggunakan

sampo yang sesuai dengan jenis kulit kepala dan rambut.

2) Pijat-pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang

pertumbuhan rambut.

3) Bersihkan rambut menggunakan air ketika mencuci rambut sampai sampo

dirambut benar-benar hilang dan bersih.

4) Keringkan rambut menggunakan handuk setelah selesai mencuci rambut.

5) Pada jenis rambut ikal dan keriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung hingga

kepangkal dengan pelan dan hati-hati.

d. Perawatan kuku tangan dan kaki.

Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting mempertahankan

perawatan diri karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku.

Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih (Aziz,

2008). Cara perawatan kuku tangan dan kaki, meliputi: (Clinical Nursing, 2016)
17

1) Bersihkan kaki dan kuku tangan selama 5-10 menit menggunakan air hangat.

2) Bersihkan dengan lembut bawah kuku dengan menggunakan ujung tongkat

aplikator plastik pada saat jari-jari direndam.

3) Kuku jari tangan dapat dipotong dengan pengikir atau memotongnya dalam

bentuk oval (bujur) atau mengikuti bentuk jari. Sedangkan kuku jari kaki

dipotong dalam bentuk lurus.

e. Perawatan Mata

Tujuan menjaga kebersihan mata adalah untuk mempertahankan kesehatan mata

dan mencegah infeksi. Mata yang sehat akan tampak jernih dan bersih dari kotoran.

Kotoran mata dapat menempel pada bulu mata dan sudut mata. Cara merawat mata,

yaitu:

1) Bersihkan kotoran mata menggunakan lap bersih atau kapas dengan

menggunakan air hangat.

2) Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam ke sudut bagian luar.

3) Bila menggunakan kacamata, hendaklah selalu dipakai.

4) Bila mata sakit cepat periksa ke dokter.

f. Perawatan telinga

Cara merawat telinga, meliputi: (Clinical Nursing, 2016)

1) Bersihkan dengan lembut daun telinga dan saluran telinga luar dengan kain

kasa atau bola kapas.


18

2) Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, bersihkan dengan menggunakan air

yang disemprotkan, lakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan

kerusakan pada telinga akibat tekanan air berlebihan.

3) Kering dengan lembut saluran telinga luar dengan bola kapas. Biarkan bola

kapas di tempat selama 5 sampai 10 menit

g. Perawatan perineal

Tujuan perawatan perineal adalah untuk mencegah dan mengontrol infeksi,

meningkatkan kenyamanan, serta mempertahankan kebersihan diri. Cara

perawatan perineal, yaitu:

1) Membersihkan area genetalia eksterna pada saat mandi.

2) Pada wanita, bersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin dan anus dengan

air. Cara membersihkan untuk perempuan adalah dari arah vagina ke arah anus

untuk mencegah kotoran dari anus masuk ke vagina.

3) Pada pria, Cuci ujung penis dari meatus uretra terlebih dahulu. Dengan gerakan

melingkar, bersihkan meatus dari dalam keluar.


19

5. Media Pendidikan Kesehatan.

Media merupakan instrumen yang digunakan dalam menyampaikan pesan

kesehatan dan juga dapat memberikan motivasi psikologis, dengan demikian timbul

keyakinan perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor dapat mencapai maksimal.

Informasi akan tersimpan dimemori jangka panjang apabila pendidik kesehatan

diterapkan ke situasi nyata sehingga tidak mudah untuk dilupakan

(Edelman & Mandle, 2010).

Menurut Faisalado (2014) media pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan

menjadi 3 bentuk, meliputi: media visual (visual aids), media dengar (Audio aids),

dan media lihat dengar (Audio visual aids).

Media yang digunakan untuk pendidikan kesehatan ini adalah media visual (visual

aids). Media visual ini berguna dalam menstimulasi indera penglihatan yang

meliputi: leaflet dan slide.

B. Kemandirian Lansia

Pada sub bab ini akan diuraikan tentang definisi kemandirian lansia dan indeks

barthel.

1. Definisi Kemandirian Lansia.

Kemandirian adalah kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung pada orang lain,

tidak terpengaruh pada orang lain dan bebas mengatur diri sendiri atau aktivitas

seseorang baik individu maupun kelompok dari berbagai kesehatan atau penyakit
20

(Ediawati, 2012).

Kemandirian merupakan sikap individu yang diperoleh secara komulatif dalam

perkembangan dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam

menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu mampu berfikir dan

bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan hidupnya

untuk berkembang ke yang lebih mantap (Husain, 2013).

Kemandirian adalah berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan pribadi

yang masih aktif. Seseorang lansia yang menolak untuk melakukan fungsi dianggap

sebagai tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu (Maryam, 2009).

Untuk menilai kemandirian lansia dapat diukur menggunakan sejumlah pengukuran

status fungsional yang telah dikembangkan dan diuji untuk menilai kesahihan dan

kehandalan oleh banyak peneliti. Ada beberapa skala yang digunakan antara lain:

skala Barthel, skala Katz, skala Kenny dan skala

Framingham Dissability.

Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan pengukuran fungsional dengan

Indeks Barthel yang sudah dimodifikasi.

2. Indeks Barthel

Indeks Barthel merupakan suatu instrumen pengkajian yang berfungsi mengukur

kemandirian dalam perawatan diri dan mobilitas serta dapat juga digunakan sebagai
21

kriteria dalam menilai kemampuan fungsional bagi pasien-pasien yang mengalami

gangguan keseimbangan (Padila, 2013).

Terdapat 10 indikator pada Indeks Barthel ini, meliputi: makan, mandi, perawatan

diri, berpakaian, penggunaan toilet, mobilitas dan naik turun tangga. Dari 10

indikator tersebut terdapat interpretasi hasil, lansia dinyatakan mandiri jika

mendapatkan hasil 20.

Pada penelitian kali ini peneliti akan menggunakan Indeks Barthel yang sudah

dimodifikasi menggunakan salah satu indikator dari 10 indikator tersebut, yaitu:

perawatan diri. Pada modifikasi ini terdapat beberapa aspek tentang perawatan diri,

meliputi: mandi, sikat gigi, memotong kuku, membersihkan perineum,

membersihkan kotoran mata dan telinga serta mencuci rambut. Hasil dari

modifikasi indeks barthel pada aspek perawatan diri tersebut terdapat nilai

interpretasi hasil sebagai berikut:

a. 0 = ketergantungan total

b. 1 = ketergantungan berat

c. 2-3 = ketergantungan sedang

d. 4-5 = ketergantunagan ringan

e. 6 = mandiri

Tabel 2.1 Modifikasi Indeks Barthel

NO ITEM YANG DINILAI SKOR NILAI


22

1 Mandi 0 = tidak mandiri

1 = mandiri

2 Menggosok gigi 0 = tidak mandiri

1 = mandiri

3 Mencuci rambut 0 = tidak mandiri

1 = mandiri

4 Memotong kuku tangan dan kaki 0 = tidak mandiri

1 = mandiri

5 Membersihkan saluran telinga 0 = tidak mandiri


bagian luar dan daun telinga
menggunakan kapas atau kassa 1 = mandiri

6 Membersihkan kotoran mata 0 = tidak mandiri


menggunakan lap bersih atau
kapas 1 = mandiri
23

C. Kerangka Teori

Pendidikan Kemandirian Indeks Barthel


kesehatan tentang lansia
perawatan diri

Metode demonstrasi

Jenis-jenis dan cara


perawatan diri:

1. Perawatan kulit
2. Perawatan kulit
kepala dan rambut
3. Perawatan mulut dan
gigi
4. Perawatan kuku
tangan dan kaki
5. Perawatan mata
6. Perawatan telinga

Skema 2.1 Kerangka Teori

Anda mungkin juga menyukai