Anda di halaman 1dari 20

Metode-metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah

Menurut Wina Sanjaya (147:2011) metode ceramah dapat diartikan sebagai cara
menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung
kepada sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.

Muhibbin Syah (134:2000) metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar


dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah
peserta didik yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat
dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan
informasi, dan paling efektif dalam mengatasi pelangkaan literature atau rujukan
yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham peserta didik.

B. Suryosubroto (155:2009) metode ceramah adalah penerangan dan penuturan


secara lisan oleh guru terhadap kelasnya.Selama berlangsungnya ceramah,guru
bias menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar-gambar bagan,agar
uraiannya menjadi lebih jelas.

Hamzah B.Uno (109:2014) metode ceramah adalah suatu metode pembelajaran


yang dilakukan dengan penuturan secara lisan oleh guru/pendidikan dalam
menyampaikan materi terhadap peserta didik.Untuk pendidikan anak usia
dini,metode ini memang kurang menarik,tetapi tidak ada salahnya bila sesekali
metode ini digunakan.

Mike Ollerton (103:2009) metode ceramah adalah metode penyampaian bahan


pelajaran secara lisan.Metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan
dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan
siswa.

Kelebihan dan kekurangan dari metode ceramah yaitu :

Menurut Wina Sanjaya (148:2011)

1
Kelebihan :

 Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk


dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak
memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap.
 Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi
pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau di jelaskan pokok-
pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
 Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.
Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu
ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
 Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena
sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan
ceramah.
 Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat di atur menjadi
lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang
beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit.

Kekurangan :

 Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan
terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang
kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah
apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswapun akan
tergantung pada apa yang dikuasai guru.
 Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan
terjadinya verbalisme sebagai penyakit yang sangat mungkin disebabkan
oleh proses ceramah. Oleh karna itu, dalam proses penyajiannya guru
hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanya mengandalkan
kemampuan auditifnya.
 Guru yang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan.

2
 Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa
sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa
diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang
bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

Contoh penerapan :

o Materi : limit fungsi


o Kelas : XI SMA
o Semester : 2

Langkah-langkah penerapan metode ceramah:

I. Menentukan pokok-pokok materi limit fungsi yang akan di ceramahkan .


II. Guru menjelaskan materi mengenai limit fungsi secara umum dan
memberikan rumus-rumusnya secara rinci.
III. Memberikan contoh soal sebagai berikut :
Limit fungsi aljabar untuk
Hitung nilai limit fungsi berikut:

Jawab:

(𝑥−2)(𝑥−3) 𝑥−3 2−3 1


lim = lim = =−
𝑥→2 (𝑥−2)(𝑥+1) 𝑥→2 𝑥+1 2+1 3

IV. Guru melakukan sesi tanya jawab.


2. Metode Latihan

Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag.(95:2014) metode latihan adalah suatu cara
mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga
sebagai sarana untuk memelihara kebiasaa-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode

3
ini dapt juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan,
kesempatan, dan keterampilan.

H.M. Ali Hamzah, M.Pd.(267:2014) metode latihan adalah metode


pembelajaran yang menekankan pada banyaknya atau seringnya latihan
mengerjakan soal atau memecahkan persoalan-persoalan .

Kelebihan dan kekurangan metode latihan yaitu :

o Untuk memperoleh kecakapan motoric, seperti menulis, melafalkan huruf,


kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat dan
terampil menggunakan peralatan olahraga.
o Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian,
menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda.
o Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat seperti
hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan symbol, pembaca peta,
dan sebagainya.
o Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta
kecepatan pelaksanaan.
o Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi
dalam pelaksanaannya.
o Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang
kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.

Kekurangan :

o Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa
kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.
o Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
o Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan
hal yang monoton, mudah membosankan.
o Membentuk kebiasaan yang kaku karena bersifat otomatis.
o Bersifat variable.

4
Contoh penerapannya :

 Materi : sistem persamaan linier dua variable


 Kelas : 8 smp
 Semester :1

Langkah-langkah penerapan latihan:

 Guru terlebih dahulu menjelaskan materi kepada siswa.


 Guru memberikan contoh latihan soal sebelum diberikannya latihan
Di berikan persamaan dua linier 2x +y=12 dan x-y=3. Tentukan nilai x dan
nilai y dengan menggunakan metode eliminasi
Pembahasan
Untuk menentukan nilai x, maka y kita eliminasi terlebih dahulu :
2x+y=12
x−y=3
3x=15 +
15
x= 3
=5
Untuk menentukan nilai y, maka x yang kita eliminasi :

2x+y=12|x1|

x-y=3 |x2|

2𝑥+𝑦=12
2𝑥−2𝑦=6
3𝑦=6 -
6
𝑦=
3
=2

Himpunan penyelesaian HP:({5,2})

 Guru memberikan latihan soal-soal materi yang telah diberikan.


 Setelah itu guru mengoreksi jawaban tugas siswa yang telah diberikan.

5
3. Metode Tanya Jawab

Menurut Jamil Suprihatiningrum, M.Pd.Si.(289:2016),metode tanya jawab


merupakan metode pembelajaran di mana guru mengajukan pertanyaan dan siswa
menjawab.

Kelebihan :

 Lebih mengaktifkan anak didik karena siswa diajak berpikir menemukan dan
mengemukakan jawaban dibandingkan dengan metode ceramah
 Anak akan lebih cepat mengerti.Karena memberi kesempatan kepada anak
didik untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas atau belum dimengerti
sehingga guru dapat menjelaskan kembali.
 Mengetahui perbedaan pendapat antara anak didik dan guru,dan akan
membawa ke arah suatu diskusi.
 Menarik perhatian siswa jika pwrtanyaan yang dilontarkan guru menarik dan
memusatkan perhatian anak didik.
 Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,termasuk
daya ingatan.
 Melatih siswa dalam menyusun dan menjawab pertanyaan.
 Menghidupkan suasana kelas.

Kekurangan :

 Mudah menyimpang dari pokok persoalan.


 Dapat menimbulkan beberapa masalah baru.
 Anak didik terkadang merasa takut memberikan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan kepadanya.
 Sukar membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan
pemahaman anak didik.
 Perasaan takut menjawab sering dialami siswa sehingga guru perlu
memberikan motivasi agar siswa berani menjawab.

6
 Pertanyaan atau jawaban dapat menyimpang dari materi yang sedang
dipelajari.
 Membuang banyak waktu jika pertanyaan tidak berhasil hingga dua atau
tiga orang.
 Tidak semua siswa berkesempatan menjawab pertanyaan jika jumlah
siswanya banyak.

Contoh penerapan metode tanya jawab :

o materi : garis dan sudut


o kelas : 7 smp
o semester :2
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada materi garis
dan sudut yang akan diajarkan.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada hal-hal yang
belum dipahami.
c. Memberikan pertanyaan atau kesempatan pada siswa untuk bertanya pada
hal-hal yang sifatnya pengembangan atau pengayaan.
d. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menjawab pertanyaan
yang relevan dan sifatnya pengembangan atau pengayaan.
e. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
f. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi berikutnya di
rumah dan menulis pertanyaan yang akan diajukan pada pertemuan
berikutnya.
4. Metode Diskusi

Drs. Syaiful Bahri Djamarah (87:2014) metode diskusi adalah cara penyajian
pelajaran dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa
merupakan pertanyaan atau pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas
dan dipecahlan bersama.

M.Fadillah,M.Pd.I (110:2014) metode diskusi adalah cara penyampaian


materi pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

7
mengadakan perbincangan ilmiah,mengemukakan pendapat,dan menyusun sebuah
kesimpulan serta menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah. Dalam
metode ini peserta didik dapat berinteraksi secara verbal ,melakukan tukar-
menukar informasi dan saling berpendapat.

Prof.Dr.Hamzah B.Uno,M.Pd (118:2014) metode diskusi adalah komunikasi


seseorang berbicara atau sedang yang lain,saling berbagi gagasan dan pendapat.
Diskusi hampir sama dengan diskursus yaitu melibatkan saling tukar pendapat
secara lisan,teratur dan untuk mengekspresikan pikiran tentang pembicaraan
tertentu.

Prof.Dr.H.Wina Sanjaya,M.Pd.(156:2011) kesimpulande diskusi adalah


metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan
utama metode ini adalah memecahkan suatu permasalahan,menjawab
pertanyaan,menambah dan memahami pengetahuan siswa,serta untuk membuat
suatu keputusan.

Dr.Nunuk Suryani,M.Pd (57:2012) metode diskusi adalah penyajian


pelajaran dengan mengemukakan suatu permasalahan dan peserta didik
diharapkan untuk membahas dan memecahkannya. Diskusi pada dasarnya adalah
tukar menukar informasi dan pendapat dengan maksud untuk mendapat pengertian
bersama yang lebih jelas tentang sesuatu dan diskusi bukan suatu debat.

Kelebihan :
Menurut Dr.Nunuk Suryani,M.Pd (57:2012) dan Prof.Dr.H.Wina
Sanjaya,M.Pd.(156:2011)
 Merangsang kreativitas peserta didik dalam bentuk
gagasan,prakarsa,ide dalam memecahkan masalah.
 Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
 Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif
khususnya dalam memberi gagasan atau ide.
 Dapat melatih dan membiasakan diri bertukar pikiran dalam
mengatasi setiap permasalahan.

8
 Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau
gagasan secara verbal.
 Memperluas pengetahuan dan wawasan.
 Membina siswa untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dan
memecahkan suatu masalah.
Kekurangan :
Menurut Dr.Nunuk Suryani, M.Pd (57:2012) dan Prof.Dr.H.Wina Sanjaya,
M.Pd.(156:2011)
 Tidak dapat dipakai kelompok yang besar.
 Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas,sehingga
kesimpulan menjadi kabur.
 Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat
emosional yang tidak terkontrol.
 Memerlulan waktu yang cukup panjang,yang kadang-kadang tidak
sesuai dengan yang direncakan
 Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 orang atau
3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
Contoh penerapan metode diskusi

 Materi : logika matematika


 Kelas : 10 sma
 Semester : 2

Langkah-langkah penerapan metode diskusi :


a. Guru membuka materi pelajaran,menjelaskan sebagian mengenai materi
logika matematika.
b. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok,dalam setiap kelompok di
tuntut untuk mendiskusikan mengenai apa sebenarnya logika matematika
dan bagaimana cara menarik kesimpulannya.
c. Kemudian dalam setiap kelompok mulai memberikan pendapat-pendapat
mereka lalu menarik kesimpulan dari pendapat-pendapat siswa.

9
d. Setelah kesimpulan didapatkan,siswa memberikannya kepada guru dan di
sampaikan di deoan kelas agar nantinya pendapat dari setiap kelompok
dapat di simpulkan kembali.
5. Metode Demosntrasi

Menurut Dr.Nunuk Suryani,M.Pd.dan Drs.Leo Agung S, M.Pd.(60:2012),metode


demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari,baik sebenarnya atau pun tiruan yang disertai dengan
penjelasan.

Kelebihan:

 Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih


konkrit,sehingga menghindari verbalisme.
 Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
 Proses pembelajaran lebih menarik.
 Siswa terangsang untuk aktif mengamati,menyesuaikan antara teori
dengan kenyataan dan mencoba melakukan sendiri.
 Memusatkan perhatian siswa.
 Meningkatkan daya serap siswa terhadap materi berdasarkan
pengalaman dan kesan yang didemokan.
 Meningkatkan aktivitas belajar siswa karena terlibat dalam
melakukan demonstrasi.
 Menghemat waktu.
 Membangkitkan minat dan aktivitas belajar siswa.

Kekurangan:

 Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus,karena


tanpa ditunjang dengan hal itu,pelaksanaan demonstrasi tidak
akan efektif.

10
 Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang
matang.Selain itu, demonstrasi juga memerlukan waktu yang
panjang,mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran
lain.
 Fasilitas,seperti peralatan,tempat,dan biaya yang memadai tidak
selalu disediakan dengan baik dan mahal,terutama jika
membutuhkan alat-alat modern.
 Tidak aksesibel untuk siswa difabel karena biasanya menuntut
keterampilan tangan dan anggota badan lainnya.

Contoh penerapan metode demosntrasi.

 Materi : Penggunaan Alat Ukur (Busur dan Jangka)


 Kelas : 8 smp
 Semester : 1

Langkah-langkah penerapan:

1) Guru menerangkan teori-teori mengenai penggunaan alat ukur matematika


di kelas kepada siswa dan memperlihatkan gambar busur dan jangka dalam
lembaran buku atau media lain seperti gambaran di papan tulis.
2) Setelah paham,siswa diajak melihat secara langsung bentuk nyata dari alat
ukur matematika (busur dan jangka).
3) Secara aktif guru mulai memperagakan alat ukur matematika yaitu busur
dan jangka mengenai cara.memegang,cara kerja alat,benda apa sajakah
yang dapat diukur menggunakan busur dan jangka,dan manfaatnya dalam
kehidupan secara nyata.
4) Selanjutnya guru menguji pemahaman siswa dengan bertanya mengenai
proses peragaan alat ukur matematika busur dan jangka yang telah
diajarkan.
5) Proses selanjutnya, bila di lain waktu guru menghendaki anak didik untuk
mendemonstrasikan secara nyata alat ukur matematika yaitu busur dan
jangka tersebut.

11
6. Metode Eksperimen

Drs.Syaiful Bahri Djamarah M.Ag (84:2014) Metode eksperimen adalah cara


penyajian pelajaran ,dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar
dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami
sendiri,mengikuti suatu proses,mengamati suatu obejek,menganalisis dan menarik
kesimpulan.

Eka sulistyowati(155:2014) metode eksperimen adalah metode eksperimen


dalam proses pembelajaran IPA tidak lepas dari metode ilmiah dalam mempelajari
IPA serta keterampilan proses IPA. Hal ini di sebabkan IPA diperoleh melalui suatu
metode ilmiah.

Kelebihan dan kekurangan metode eksperimen yaitu :

Menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah(84:2014)

Kelebihan:
 Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan peecobaan.
 Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
 Hasil peecobaan yang berharga dapat di manfaatkan untuk kemakmuran
umat manusia.
Kekurangan :
 Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
 Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang
tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
 Metode ini menuntut ketelitian,keuletan dan ketabahan.

12
 Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan
kemampuan atau pengendalian.
Contoh penerapan eksperimen.
 Materi : Sudut elevasi
 Kelas :1b
 Semester :1b
Langkah-langkah penerapan :
 Guru menjelaskan mengenai apa pengertian dari sudut elevasi .
 Kemudian guru membentuk beberapa kelompok dan memberikan tugas
untuk mencoba mengukur sesuatu menggunakan klinometer
 Siswa mempersiapkan alat dan bahan yang di perlukan untuk melakukan
pengukuran.
 Siswa mencari obyek yang akan di ukur, setelah itu siswa mulai mengukur
obyek tersebut.
 Mencatat hasil dari pengamatan tersebut dan melaporkannya pada guru.
7. Metode Penugasan
Dr.Nunuk Suryani,M.Pd. dan Drs.Leo Agung S.M.Pd.(63:2012),metode
pemberian tugas adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.Tugas yang dilaksanakan oleh
siswa dapat dilakukan di dalam kelas,di luar kelas,di halaman sekolah,di
perpustakaan,di laboratorium,di bengkel,di rumah atau di mana saja yang penting
tugas itu dapat dikerjakan. Metode ini dilaksanakan,karena dirasakan bahan
pelajaran banyak sementara waktu sedikit.Artinya,banyaknya bahan pelajaran
tidak seimbang dengan waktu yang ada.Agar bahan dapat selesai sesuai waktu yang
ditentukan,maka metode inilah yang biasa guru gunakan untuk mengatasinya.
H.M.Ali Hamzah, M.Pd (267:2014) metode penugasan adalah suatu cara yang
dilakukan guru baik di kelas maupun di luar kelas dalam meningkatkan kualitas
belajar siswa dengan memberikan tugas-tugas yang terintegrasi yang lebih luas dari
pekerjaan rumah.

13
Kelebihan dan kekurangan metode penugasan menurut Dr.Nunuk Suryani,M.Pd. dan
Drs.Leo Agung S.M.Pd.(63:2012), yaitu :

Kelebihan :
 Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar,baik individu
maupun kelompok.
 Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru.
 Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
 Dapat mengembangkan kreativitas siswa,keberanian mengambil
inisiatif,bertanggung jawab,dan berdiri sendiri.
 Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
 Tugas yang diberikan adalah masalah nyata yang dihubungkan dengan
materi pelajaran sehingga siswa memahami makna dan manfaat materi
yang dipelajari.

Kekurangan :

 Siswa sulit dikontrol,seringkali anak didik melakukan penipuan di mana


anak didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah
payah mengerjakan sendiri,apakah benar ia mengerjakan tugas atau
dikerjakan orang lain.
 Khusus untuk tugas kelompok,tidak jarang yang aktif mengerjakan dan
menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja,sedangkan anggota yang
lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.
 Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu
siswa.
 Sering memberikan tugas yang monoton,sehingga dapat menimbulkan
kebosanan siswa.
 Guru sulit membedakan siswa yang aktif dan pasif jika tugas dikerjakan
secara berkelompok.

14
 Tugas yang diberikan tidak boleh terlalu mudah atau terlalu sukar namun
perlu dimodifikasi agar tidak dianggap memudahkan atau mempersulit siswa
dalam mengerjakannya.

Contoh penerapan metode penugasan

o Materi : matriks
o Kelas : 11 sma
o Semester :1

Langkah-langkah penerapan :

a. Guru menjelaskan pokok materi atau inti materi matriks kepada siswa
untuk pengembangan atau penjabaran lebih lanjut mengenai materi matriks
tersebut.
b. Guru memberikan contoh soal kepada siswa sebagai berikut :
1 2 5 6
Diketahui dua buah matriks : 𝐴 = [ ] dan 𝐵 = [ ]. Tentukan nilai
4 3 8 7
A+B?
Pembahasan :
1 2 5 6
A+B= [ ]+[ ]
4 3 8 7
1+5 2+6
A+B= [ ]
4+8 3+7
6 8
A+B=[ ]
12 10
c. Siswa di beri penugasan mengenai materi matriks dengan soal-soal tertentu
dan siswa pun dituntut mencari-soal-soal dari sumber referensi yang
mereka dapatkan.
d. Setelah selesai mengerjakan penugasan dari guru, tugas itu diperiksa dan
dibahas bersama siswa.
8. Metode Karyawisata

Dr.Nunuk Suryani,M.Pd. dan Drs.Leo Agung,S.M.Pd.(65:2012),metode karya


wisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu

15
tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari sesuatu,seperti
mengunjungi pabrik rokok,pabrik sepatu,bengkel mobil,toko serba
ada,monumen,museum,candi,perkebunan atau peternakan dan lain-lain.
Karyawisata dalam arti metode mengajar memiliki arti tersendiri yang berbeda
dengan karyawisata dalam pengertian umum.Karya wisata dalam hal ini berarti
kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar.

Anitah (529:2008) pembelajaran outdoor hampi identik dengan pembelajaran


karyawisata artinya aktivitas belajar siswa dibawa ke luar kelas. Pembelajaran
outdoor selain untuk peningkatan kemampuan juga lebih bersifat untuk
peningkatan aspek-aspek psikologi siswa, seperti rasa senang dan rasa
kebersamaan yang selanjutnya berdampak terhadap peningkatan motivasi belajar
siswa.

Kelebihan :

 Karyawisata memiliki prinsip pembelajaran modern yang memanfaatkan


lingkungan nyata dalam pembelajaran.
 Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
 Membuat apa yang dipelajari di sekolah menjadi relevan dan kenyataan
dan kebutuhan di masyarakat.
 Pembelajarannya lebih dapat merangsang kreativitas dan aktivitas
siswa.
 Siswa dapat ikut aktif dalam mencoba sesuatu dalam kegiatan objek
wisata.
 Pengalaman langsung dapat diperoleh siswa.
 Memungkinkan siswa melakukan wawancara kepada pemandu wisata
atau masyarakat di sekitar objek wisata.
 Membuat suasana pembelajaran rileks dan menyenangkan.

Kekurangan :

16
 Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk
disediakan oleh siswa atau sekolah.
 memerlukan persiapan atau perencanaan yang sangat matang,biaya
yang mahal,waktu yang banyak,melibatkan banyak pihak,dan jika
terlalu sering akan mengganggu proses pembelajaran di kelas.
 Memerlukan koordinasi dengan guru bidang studi lain agar tidak terjadi
tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karyawisata.
 Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas
daripada tujuan utama ,sedangkan unsur studinya menjadi terabaikan.
 Membutuhkan perhatian khusus dari siswa karena jika tidak siswa akan
tertarik pada hal-hal di objel wisata.
 Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik
anak didik di lapangan.
 Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran
karyawisata dan keselamatan anak didik,terutama karyawisata jangka
panjang dan jauh.

Contoh penerapan metode karyawisata

 Materi :pengukuran
 Kelas : 10 sma
 Semester : 1

Langkah-langkah penerapan :

1. Guru menerangkan materi pelajaran mengenai pengukuran dan memberikan


pengarahan kepada siswa mengenai pengaplikasian materi pengukuran
kepada siswa dalam kehidupan secara nyata.
2. Guru merumuskan tujuan instruksional yang jelas kepada siswa mengenai
pengaplikasian materi pengukuran dengan mengadakan karya wisata untuk
Pembelajaran dan membagi siswa dalam kelompok serya mengirim utusan.

17
3. Guru berkoordinasi dengan pemimpin objek mengenai perencanaan karya
wisata yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatu,menyusun
perencanaan yang masak(tujuan karya wisata,jenis objek,transportasi,serta
jumlah siswa),menentukan metode pengumpulan
data,wawancara,pengamatan langsung,dokumentasi,penyusunan karya
wisata,serta mengurus perizinan.
4. Guru dan siswa mengunjungi objek wisata dan melakukan pengukuran objek
wisata dengan ketentuan dan tata tertib yang telah disepakati bersama
dengan pengawasan petugas karya wisata selama kegiatan pengukuran
berlangsung.
5. Setelah kegiatan pengukuran dan penelitian terhadap objek wisata
dilakukan selanjutnya guru mengajak siswa untuk melaksanakan agenda
diskusi mengenai segala hasil dari pengukuran.
6. Selanjutnya sebagai tahap akhir kegiatan karya wisata,siswa akan membuat
grafik,gambar,model-model diagram mengenai pengukuran objek wisata
yang selanjutnya ditulis dalam bentuk laporan hasil pengukuran matematika
yang formatnya telah disepakati bersama.

18
Daftar Pustaka

Sanjaya,Wina (2011).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan.Jakarta : Kencana,Prenada Media.

Suprihatiningrum,Jamil (2016). Strategi Pembelajaran : Teori &


Aplikasi.Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Suryani,Nunuk.Agung,Leo (2012). Strategi Belajar-Mengajar.Yogyakarta : Penerbit


Ombak.

Suardi,Moh (2012).Pengantar Pendidikan : Teori dan Aplikasi.Jakarta Barat : PT


Indeks Permata Puri Media.

Djamarah,Syaiful Bahri.2014.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Uno,Hamzah H.2014.Belajar Dengan Pendekatan Pailkem.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Fadlillah,M.2014.Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran


SD/MI,SMP/MTs dan SMA/MA.Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

sulistyowati,Eka.2014.Metodologi Pembelajaran IPA.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Afandi,Muhammad.Evi,chamalah (2013). Model dan Metode Pembelajaran di


Sekolah.Semarang: UNNISULA PRESS.

Khuluqo,El Ihsana(2017). Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

19
20

Anda mungkin juga menyukai