Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN

PADA NY.”Y” GI P0000 Ab000 UK 38 MINGGU, ATERM, INTRA UTERI


HIDUP, TUNGGAL, LETAK KEPALA, INPARTU KALA I FASE
LATEN, KESAN JALAN LAHIR NORMAL, KEADAAN IBU DAN JANIN
BAIK DI BPM FITRIA AYU NINGSIH, A.Md. Keb.
BANTAL ASEMBAGUS

Oleh:

Zaidatus Soliha

AKADEMI KEBIDANAN IBRAHIMY


SUKOREJO-SITUBONDO
2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Zaidatus Soliha

NIM : 2015.8.114.049

Judul : Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Pada Ny.”Y” G1 P0000 Ab000 UK


38 Minggu, Aterm, Intra Uteri, Hidup, Tunggal, Letak Kepala,
Inpartu Kala I Fase Laten, Kesan Jalan Lahir Normal, Keadaan
Ibu dan Janin Baik di BPM Fitri Ayu Ningsih, A.Md. Keb. Bantal
Asembagus
Tanggal :

Mahasiswi

Zaidatus Soliha

Mengetahui,

Pembimbing Praktik, Pembimbing Akademik,

Fitria Ayu Ningsih, A.Md. Keb. Eliyawati, S.ST.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan Rahmat, Hidayat serta InayahNya sehingga dapat menyelesaikan
laporan asuhan kebidanan pada ibu bersalin ini yang merupakan laporan
pertanggung jawaban dari hasil praktik PKK I B.
Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik materi, moral maupun spiritual. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. K.H.R. Achmad Azaim Ibrahimy Dhofir, S.Sy. selaku Pengasuh Pondok
Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo Situbondo.
2. Dr. Wawan Juandi, M. Ag. Selaku Kepala Bidang Pendidikan Tinggi Pondok
Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo.
3. Bapak Dr. H. Agus Molyono, S.Pd., M.Kes selaku Direktur Akademi
Kebidanan Ibrahimy Sukorejo Situbondo.
4. Ibu Khotimah, S. Pdi. selaku dosen wali TK III angkatan delapan Akademi
Kebidanan Ibrahimy Sukorejo.
5. Ibu Eliyawati, S.ST. Selaku Pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan, masukan, dan arahan selama penyusunan laporan ini.
6. Ibu Fitria Ayu Ningsih, A.Md. Keb. selaku pembimbing praktik yang telah
banyak memberikan bimbingan, masukan, dan arahan selama penyusunan
laporan ini.
7. Kedua Orang Tua dan adek-adekku yang selalu memberikan do’a dan
semangat dalam melakukan penyusunan laporan ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam melakukan penyusunan laporan ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan laporan ini.
Situbondo,

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang......................................................................... 1

1.2. Tujuan...................................................................................... 2

1.2.1 Tujuan Umum................................................................... 2

1.2.2 Tujuan Khusus.................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Persalinan/Inpartu................................................................... 3

2.2 Mekanisme Persalinan.............................................................. 6

2.3 Jalannya Persalinan Secara Klinis............................................ 12

2.4 Faktor-faktor yang Berperan dalam persalinan........................ 15

2.5 Tinjauan Manajemen Varney pada Inpartu.............................. 16

BAB III ASUHAN KEBIDANAN

I. Pengkajian Data.......................................................................... 30

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah.............................................35

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial............................. 37

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera/Kolaborasi................................. 37

V. Intervensi.....................................................................................37

4
VI. Implementasi...............................................................................38

VII. Evaluasi.......................................................................................40

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan................................................................................. 49

4.2 Saran........................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

1. Lembar observasi

2. Lembar partograph

3. Lembar konsultasi

5
BAB I
PENDAHULUAN

2.1.1. Latar Belakang

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan


masalah besar di berbagai Negara, salah satunya juga terjadi di Negara maju.
WHO memperkirakan lebih dari 585.000 Ibu pertahunnya meninggal saat
hamil atau bersalin. Di Asia selatan 1:18 Ibu meninggal akibat kehamilan
atau persalinan, di Afrika 1:14 dan di Amerika Utara 1:6,366.
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, menyatakan
bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 248 per 100.000
kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di ASEAN. Tingginya AKI ini
disebabkan oleh berbagai penyebab yang kompleks, yaitu : sosial, budaya,
ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan dan gender.
Penyebab langsung kematian Ibu di Indonesia adalah perdarahan,
infeksi, eklampsi, partus lama dan komplikasi abortus. Hal ini menempatkan
upaya penurunan AKI sebagai program prioritas pemerintah. Sedangkan
Angka Kematian bayi (AKI) sampai umur 1 tahun, di negara-negara maju
telah turun dengan cepat dan sekarang mencapai angka dibawah 20 pada
1000 kelahiran.
Prinsip tindakan episiotomi adalah pencegahan kerusakan yang lebih
hebat pada jaringan lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas
adaptasi atau elastisitas jaringan tersebut. Oleh sebab itu, petimbangan
untuk melakukan episiotomi harus mengacu pada pertimbangan klinik yang
tepat dan tehnik yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi
(Prawirohardjo, 2012).
Berdasarkan empiris, banyak kasus-kasus yang dilakukan episiotomi,
karena nyeri waktu menjahit luka menyulitkan petugas, sehingga tindakan
yang seharusnya dapat diselesaikan dalam waktu singkat akan memakan
waktu yang lebih lama dan kemungkinan kejadian infeksi akan lebih
tinggi (Prawirohardjo, 2012).

6
Pada masa yang lalu, tindakan episiotomi dilakukan secara rutin
terutama pada primipara. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah trauma
pada kepala janin, mencegah kerusakan pada spinter ani serta lebih mudah
untuk menjahitnya. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
bukti yang mendukung manfaat episiotomi. Pada kenyataannya tindakan
episiotomi dapat menyebabkan peningkatan jumlah kehilangan darah ibu,
bertambah dalam luka perinium bagian posterior, meningkatkan kerusakan
pada spinter ani dan peningkatan rasa nyeri pada hari – hari pertama post
partum (Sumarah, 2012).
Oleh karena hal tersebut persalinan terhadap pasien inpartu perlu
mendapat perhatian yang besar dengan mendapat perawatan yang besar dan
intensif. Diharapkan kelainan-kelainan dapat diketahui secara dini sehingga
dapat diatasi secepatnya dan tidak sampai mengakibatkan komplikasi pada
janin dan ibunya.

2.1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan umum


Memantau dan menerapkan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin
dengan menggunakan manajemen 7 langkah varney.
1.2.2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian (mengumpulkan data) pada ibu dengan
inpartus fisiologis.
b. Melakukan identifikasi masalah (diagnosa).
c. Melakukan dan menetukan antisipasi masalah potensial.
d. Menentukan rencana asuhan kebidanan disertai rasional dan
intervensi.
e. Malaksanakan intervensi yang telah ditentukan sesuai dengan
kebutuhan pada ibu dengan inpartu fisiologis.
f. Mengevaluasi keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang telah
diberikan pada ibu dengan inpartu fisiologi.

7
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Persalinan/Inpartu
2.1.1. Pengertian
a. Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan
persalinan (Prawirohardjo, 2012).
b. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan
lahir atau dengan jalan lain (Mochtar R. , 2012)
c. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri) (Manuaba, 2015).
2.1.2. Istilah yang ada hubungannya dengan partus (Sumarah, 2012)
a. Menurut cara persalinan
1) Partus biasa (normal) disebut juga partus spontan, adalah
proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga
ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan
bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
2) Partus luar biasa (abnormal) ialah persalinan per vaginam
dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan
operasi caesarea.
3) Persalinan anjuran ialah persalinan yang tidak dimulai dengan
sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban,
pemberian pitosin atau prostaglandin.
b. Menurut tua/umur kehamilan
1) Abortus/keguguran
a) Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum
mampu hidup di luar kandungan
b) Umur hamil sebelum 28 minggu

8
c) Berat janin kurang dari 1.000 gram
2) Persalinan prematuritas
a) Persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu
b) Berat janin kurang dari 2.499 gram
3) Persalinan aterm
a) Persalinan antara umur hamil 37-42 minggu
b) Berat janin di atas 2.500 gram
4) Persalinan serotinus
c) Persalinan melampaui umur hamil 42 minggu
d) Pada janin terdapat tanda post maturitas
5) Persalinan presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat
kurang dari 3 jam (Manuaba, 2015).
6) Persalinan percobaan adalah suatu penilaian kemajuan
persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya
diproporsi sefalo pelvik (Mochtar R. , 2012).
2.1.3. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan
pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan
mulai terjadinya kekuatan his (Mochtar R. , 2012), yaitu :
1. Teori keregangan
 Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu
 Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai
2. Teori penurunan progesteron
 Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu,
dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah
mengalami penyempitan dan buntu
 Produksi progeston mengalami penurunan, sehingga otot
rahim lebih sensitif terhadap oksitosin

9
 Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai
tingkat penurunan progesteron tertentu
3. Teori oksitosin
 Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior
 Perubahan keseimbangan esterogen dan progesteron dapat
mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
kontraksi Braxton Hicks
 Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya
kehamilan, maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas,
sehingga persalinan dapat dimulai
4. Teori prostaglandin
 Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15
minggu, yang dikeluarkan oleh desidua
 Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan
konsentrasi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan
 Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya
persalinan
2.1.4. Tanda-tanda permulaan persalinan
Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa
minggu sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya”
atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan (prepatory stage of
labor). Tanda-tandanya sebagai berikut (Mochtar R. , 2012):
1. Ligthening atau settling atau dropping yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama pada primi gravida
2. Perut kelihatan agar melebar, fundus uteri turun
3. Perasaan sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya
kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang disebut “false
labor pains”

10
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya
bertambah, bisa bercampur darah (bloody show)
2.1.5. Tanda-tanda Inpartu
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dapat lebih kuat, sering dan
teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah (show) lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah
ada.
2.2. Mekanisme Persalinan
2.2.1. Kala Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
1. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
2. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi.
3. Kala III
Dimulai sejak lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban.
4. Kala IV
Dimulai dari setelah lahirnya plasenta sampai 1-2 jam pertama
post partum.
2.2.2. Fisiologi Persalinan
1. Kala I (kala pembukaan)
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
a. Fase laten
Pada fase ini pembukaan berlangsung lambat, mulai 0-3 cm
berlangsung dalam 7-8 jam.

11
b. Fase aktif
Pada fase ini pembukaan berlangsung lebih cepat mulai
pembukaan 4-10 cm, berlangsung 6 jam yang dibagi dalam 3
sub fase :
 Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, dari pembukaan 3
cm – 4 cm
 Periode dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam, perbukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm
 Periode deselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan
berlangsung lambat menjadi 10 cm/lengkap
Fase-fase yang dikemukakan di atas dijumpai pada primi gravida.
Bedanya dengan multi gravida ialah :
Primi
 Serviks mendatar (effacement) dulu baru dilatasi
 Berlangsung 13-14 jam
Multi
 Mendatar dan membuka bisa bersamaan
 Berlangsung 6-7 jam.
Perubahan pada kala I :
a. Perubahan keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim
Dalam persalinan perbedaan antara segmen atas rahim dan
segmen bawah rahim tampak lebih jelas lagi.
1. Segmen atas memegang peranan yang aktif karena
berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan
majunya persalinan
2. Sebaliknya segmen bawah rahim memegang peranan
pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena
diregang.

12
b. Perubahan bentuk rahim
Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang
sedangkan ukuran yang melintang maupun ukuran muka
belakang berkurang.
c. Perubahan faal ligamentum rotundum
Ligamentum rotumdum otot-otot polos dan kalau uterus
berkontraksi. Otot-otot ligamentum rotundum ikut
berkontraksi hingga ligamentum rotundum menjadi pendek.
d. Perubahan pendataran dari serviks
Pendataran terutama nampak pada portio yang makin pendek
dan akhirnya rata dengan majunya persalinan dan serviks
yang pendek (lebih dari setengahnya telah merata) merupakan
tanda dari serviks yang matang.
e. Pembukaan dari serviks
Yang dimaksud dengan pembukaan serviks ialah pembesaran
dari ostium eksternum yang tadinya berupa suatu lubang
dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang
dapat dilalui anak kira-kira 10 am diameternya.
f. Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Dalam kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina
mengalami perubahan menjadi bertambah meregang sehingga
dapat dilalui anak. Setelah ketuban pecah segala perubahan
terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depan
anak. Oleh bagian depan yang maju itu, dasar panggul
diregang menjadi saluran dengan dinding yang tipis.
g. Perubahan pada anus
Dari luar, peregangan oleh bagian depan nampak pada
perineum yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus
menjadi terbuka.

13
2. Kala II
Perubahan/gerakan anak pada persalinan :
a. Turunnya kepala
Turunnya kepala dapat dibagi dalam :
1. Masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Pada primi gravida sudah terjadi pada bulan terakhir dari
kehamilan tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi
pada permulaan persalinan.
a. Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul
biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan
dengan fleksi yang ringan
b. Kalau sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan
lahir, ialah tepat diantaranya symphysis dan
promontorium, maka dikatakan kepala dalam
synclitsmus
c. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati
symphisis atau agak ke belakang mendekati
promontorium, maka kita hadapi asynclitismus
 Asynclitismus posterior
Kalau sutura sagitalis mendekati symphisis dan os
parietale belakang lebih rendah dari os parietale
depan.
 Asynclitismus anterior
Kalau sutura sagitalis mendekati promontorium
sehingga os parietale depan lebih rendah dari os
parietale belakang.
2. Majunya kepala
Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala
masuk ke dalam rongga panggul dan biasanya baru mulai

14
pada kala II. Pada multi gravida sebaliknya majunya
kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul
terjadi bersamaan.
b. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah
hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun
besar. Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan
sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul,
serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari
kekuatan ini ialah terjadinya fleksi karena momen yang
menimbulkan fleksi lebih besar dari momen yang
menimbulkan defleksi.
c. Putaran paksi dalam
Ialah putaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga
bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke
bawah symphisis. Putaran paksi dalam tidak terjadi tersendiri
tetapi selalu bersamaan dengan majunya kepala dan tidak
terjadi sebelum kepala sampai ke Hodge III, kadang-kadang
baru setelah kepala sampai di dasar panggul.
d. Ekstensi/defleksi
Disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah
panggul mengarah ke depan dan atas, sehingga kepala harus
mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Setelah sub occiput
tertahan pada pinggir bawah symphisis maka lahirlah
berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar,
dahi, hidung, mulut, dan akhirnya dagu dengan gerakan
ekstensi.
e. Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke
arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher
yang terjadi karena putaran paksi dalam.

15
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah
symphisis dan menjadi hypomochlion untuk kelahiran bahu
belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya
seluruh badan anak lahir searah dengan paks jalan lahir.
Lamanya kala II pada primi 1 ½ - 2 jam dan pada multi ½ - 1
jam.
3. Kala III (kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus
teraba keras dengan fundus uterus setinggi pusat dan berisi
plasenta yang menjadi tebal 2 x sebelumnya. Beberapa saat
kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam
waktu 5-1 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam
vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari
atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir
untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya
perdarahan postpartum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :
Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
Lama persalinan : 14 ½ jam 7 ¾ jam

16
2.3. Jalannya Persalinan Secara Klinis
2.3.1. Kala I
Persalinan kala I mempunyai tenggang waktu panjang yang
memerlukan kesabaran parturien dan penolong. Mental penderita
perlu dipersiapkan agar tidak cepat putus asa dalam situasi
menunggu disertai sakit perut karena his yang semakin lama makin
bertambah kuat (Manuaba, 2015).
Tindakan yang perlu dilakukan adalah :
1. Memperhatikan kesabaran parturien
2. Melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, temperatur dan
pernapasan berkala sekitar 2-3 jam
3. Pemeriksaan djj setiap ½ - 1 jam
4. Memperhatikan keadaan kandung kemih agar selalu kosong
5. Memperhatikan keadaan patologis :
 Meningkatnya lingkaran Bandle
 Ketuban pecah sebelum waktu atau disertai bagian janin yang
menumbung
 Perubahan djj
 Pengeluaran mekonium pada letak kepala
 Keadaaan his yang bersifat patologis
 Paerubahan posisi atau penurunan bagian terendah janin
6. Parturien tidak diperkenankan mengejan
2.3.2. Kala II
Ada beberapa tanda dan gejala kala II persalinan (APN, 2016):
 Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
 Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan
atau vaginanya
 Perineum menonjol
 Vulva, vagina dan spincter ani membuka

17
 Peningkatan pengeluaran lendar darah
Diagnosis kala II persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil
pemeriksaan dalam yang menunjukkan :
 Pembukaan seviks telah lengkap atau
 Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
2.3.3. Kala III
Setelah lahirnya bayi, otot uterus miometrium berkontraksi
mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba.
Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya
ukuran tempat implantasi plasenta, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah, maka plasenta akan menekuk, menebal, kemudian
dilepaskan dari dinding uterus (Mochtar R. , 2012).
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
1. Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri
2. Tali pusat memanjang
3. Semburan darah tiba-tiba
Manajemen aktif kala III
Keuntungan manajemen aktif kala III :
1. Kala III persalinan lebih cepat
2. Mengurangi jumlah kehilangan darah
3. Mengurangi kejadian retensio plasenta
Langkah utama manajemen aktif kala III :
1. Pemberian oksitosin
 Letakkan kain bersih di atas perut ibu dan periksa uterus
untuk memastikan tidak ada bayi yang lain
 Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik
 Selambat-lambatnya dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir
segera suntikkan oksitosin 10 unit IM pada sepertiga paha
kanan bagian luar
2. Lakukan penegangan tali pusat terkendali

18
 Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat di atas
symphisis pubis
 Tangan yang lain memegang tali pusat dekat vagina dan
melakukan tarikan tali pusat terus menerus dalam tegangan
yang sama selama kontraksi
 Begitu plasenta terlepas, keluarkan dari jalan lahir dengan
menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat ke arah
bawah, lurus dan ke atas
 Setelah plasenta terlihat di vagina, kita tanggap dan perlahan
memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan
selaput ketuban
3. Pemijatan fundus uteri
 Dengan lambat tapi mantap, gerakkan tangan secara memutar
pada fundus uteri sehingga uterus berkontraksi
Macam-macam pelepasan plasenta :
1. Secara Schultzel
Pelepasan dimulai dari bagian tengah plasenta, bagian plasenta
yang nampak pada vulva ialah bagian fetal. Perdarahan tidak ada
sebelum plasenta lahir.
2. Secara Duncan
Pelepasan mulai dari pinggir plasenta, plasenta lahir dengan
pinggirnya terlebih dahulu, yang nampak di vulva ialah bagian
maternal. Perdarahan sudah ada sejak bagian dari plasenta
terlepas.
Perasat untuk mengetahui lepasnya plasenta :
1. Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas symphisis,
tali pusat ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti belum
lepas, diam atau maju atau bertambah panjang berarti sudah
lepas.

19
2. Klein
Sewaktu ada his rahim kita dorong sedikit pada daerah fundus,
bila tali pusat kembali masuk berarti belum lepas, diam atau
turun atau bertambah panjang berarti sudah lepas.
3. Stassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus uteri, bila tali pusat
bergetar berarti belum lepas, tidak bergetar berarti sudah lepas.
2.3.4. Kala IV
Kala IV dimulai dari lepasnya plasenta dan selaput ketuban.
Observasi yang ketat dilakukan selama 2 jam post partum.
Observasi yang dilakukan :
1. Kesadaran penderita
2. Pemeriksaan yang dilakukan
 Tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan
 Kontraksi rahim
 Perdarahan
 Kandung kemih
2.4. Faktor-faktor yang Berperan Dalam Persalinan (Mochtar R. , 2012)
1. Passage
Adalah jalan lahir yang meliputi rangka panggul, dasar panggul, uterus
dan vagina. Agar passanger yaitu isi uterus dapat melalui jalan lahir
tanpa rintangan maka jalan lahir tersebut harus normal.
2. Passanger
Adalah anak, air ketuban dan plasenata sehingga isi dari uterus yang
akan dilahirkan agar persalinan berjalan dengan lancar maka faktor
passanger harus normal.
3. Power

20
Adalah tenaga untuk melahirkan yaitu kontraksi uterus atau his dari
tenaga mengedan ibu untuk mengadakan persalinan yang normal, maka
tenaga ibu harus normal juga.

4. Psikologi ibu
Keadaan emosi ibu, suasana hatinya, adanya konflik, anak diinginkan
atau tidak.
5. Penolong
Dokter atau bidan yang menolong persalinan dengan pengetahuan dan
ketrampilan dan seni yang dimiliki.
2.5. Konsep Dasar Managemen Varney
I. Pengkajian Data
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi pasien, untuk memperoleh data dilakukan dengan anamnesis.
Anamnesis adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data
tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan, anamnesis dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan menanyakan langsung kepada
pasien atau dengan menanyakan kepada keluarga pasien.
BPM : untuk mengatahui tempat
melahirkan pasien.

Tanggal dan jam pengkajian : untuk mengetahui siapa yang


melakukan pengkajian kapan
waktunya, dilakukan dimana dan
mulai masuk ke sarana kesehatan
kapan.

A. Data Subyektif
1.Identitas Klien
a) Nama ibu dan suami

21
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan
nama dengan klien lain (Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan,
2012).

b) Umur
Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa
usia aman, untuk kahamilan dan persalinan adalah 20 – 30
tahun (Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 2012).
Semua wanita usia subur 20 – 30 tahun saat yang tepat
untuk persalinan dengan jarak > 2 tahun merupakan masa
reproduksi yang sehat (Depkes, 2015).
c) Pendidikan
Makin rendah pendidikan ibu, kematian bayi makin
tinggi, sehingga perlu diberi penyuluhan (Depkes, 2015).
d) Suku/Bangsa
Memberi penjelasan kepada ibu sesuai dengan bahasa
yang bias di mengerti ibu.
e) Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga
kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama. Agar dapat
dipastikan ibu yang mana yang hendak ditolong untuk
kunjungan pasien (Prawirohardjo, 2012).
2.Alasan Masuk Kamar Bersalin
Alasan ibu untuk masuk kamar bersalin.
3.Keluhan Utama
- Pinggang terasa sakit menjalar ke depan, sifat tertentu,
interval semakin pendek dan kekuatannya makin besar
- Nyeri semakin hebat bila untuk aktivitas (jalan) dan tidak
berkurang bila dibuat tidur intensitas nyeri tergantung
keadaan klien

22
- Mengeluarkan lendir darah
- Pengeluaran cairan yang sebagian besar ketuban pecah
setelah menjelang pembukaan lengkap (Manuaba, 2015).

4.Riwayat Menstruasi
Menarche pada umur pubertas, 12-16 tahun, selama haid siklus
teratur 28-35 hari, lama 3-5 hari, dengan pengeluaran darah +
50-70 cc ibu tidak mengalami gangguan haid/nyeri
(Prawirohardjo, 2012).
5.Riwayat Kehamilan, persalinan dan Nifas yang Lalu
Ibu mengatakan ada kehamilan yang lalu tidak ada penyulit
periksa ANC minimal 4 kali, imunisasi 2 kali. Pada umur
kehamilan 4-7 bulan. Tenggang waktu pemberian 4 minggu,
mendapat obet Fe minimal 90 tablet dan vitamin B complek
serta yodium, ibu mendapat penyuluhan perawatan payudara
dan senam hamil nutrisi.
Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan,
sectio caesaria, solutio placenta, placenta previa, yang
kemungkinan dapat terjadi atau timbul pada persalinan sekarang,
hingga bisa mempengaruhi nifas.
Adanya penyakit nifas yang lalu (perdarahan, febris
kemungkinan terjadi penyulit pada nifas sekarang misalnya,
syock pada masa nifas seperti : syock haemorargik, syock
kardiogenik, infeksi pada nifas (febris), lactasi keluar lancar,
menyusui anak sampai umur 2 tahun.
6.Riwayat Kehamilan ini
a). ANC minimal 4 kali selama hamil
Trimester I : 1 kali
Trimester II : 1 kali sebulan
Trimester III : 2 kali

23
Optimalnya ANC setiap :
Umur kehamilan 3-6 bulan : 1 bulan sekali
Umur kehamilan 6 – 8 bulan : 2 minggu sekali
Umur kehamilan 9 bulan : 1 minggu sekali
Ibu hamil rutin periksa dapat diketahui hamil mendapat Fe
90 tablet, B kompleks, kalsium, yodium, selama kehamilan
imunisasi selama hamil 2 kali dengan jarak pemberian 4
minggu, telah mendapat penyuluhan perawatan payudara,
senam hamil, nutrisi. Ibu merasakan pergerakan anak mulai
umur kehamilan 5 bulan (Modul 2, 2015).
b). Komplikasi
1). Pusing kemungkinan ibu menderita anemia yang bisa
menyebabkan perdarahan post partum
2). Kejang kemungkinan gejala eklamsi yang bisa
menimbulkan gawat janin dan ibu
3). Ibu yang tanda komplikasi persalinan akan berlangsung
dengan lancar
7.Riwayat Kesehatan/Penyakit
- Ibu hamil dengan riwayat penyakit hipertensi perlu
ditentukan pimpinan persalinan dan kemungkinan bisa
menyebabkan transient hipertension
- Ibu hamil dengan riwayat TBC aktif kemungkinan bisa
menyebabkan kuman saat persalinan dan bisa menular pada
bayi
- Ibu dengan riwayat DM mempunyai pengaruh terhadap
persalinannya kemungkinan terjadi yaitu inersia uter, antonia
uteri, distosia bahu, karena anak besar, kelahiran mati.
Sedangkan akibat bayinya : cacat bawaan, janin besar, IUFD
dan lain-lain
- Bila ibu menderita hepatitis kemungkinan besar bayi akan
tertular melalui ASI (Prawirohardjo, 2012).

24
8.Riwayat Psikososial/Penyakit
- Untuk mengetahui keadaan kewajiban ibu saat ini.
- Untuk mengetahui kepercayaan ibu terhdap agama yang
dianutnya dan mengenali hal-hali yang berkaitan dengan
masalah asuhan yang diberikan.
B. Data Objektif
Data objektif ini digunakan untuk melengkapi data subjektif dalam
menegakkan diagnosa, melakukan pengkajian data objektif melalui
pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi dilakukan
secara berurutan.
1. Pemeriksaan Fisik Umum, data-data yang perlu dikaji adalah
meliputi :
a) Keadaan umum pasien : Baik/lemah/jelek
b) Kesadaran : Somnolen/compos mentis
c) Postur tubuh : Lordosis
d) Tanda - tanda vital meliputi : Tekanan darah :100-120
(sistolik), 70-90 mmHg (diastolik), nadi : 60-100x/menit,
suhu : 36,5-37,50 C, pernafasan : 14-24x/menit.
e) Tinggi badan ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145
cm tergolong resiko tinggi.
f) Berat badan, penambahan berat badan tidak boleh melebihi
dari 6,5 sampai 12,5 kg selama masa kehamilan.
g) LILA (lingkar lengan atas) lila yang kurang dari 23,5 cm
merupakan indikator untuk status gizi buruk ibu.
h) SPR (Skor Puji Rohjati) SPR awal ibu hamil : 2, bila jumlah
SPR lebih dari 10 tergolong resiko sangat tinggi.
i) TP, Taksiran persalinan berguna untuk pasien dalam

25
persiapan menghadapi proses persalinan.

2. Pemeriksaan fisik khusus


a) Inspeksi
Batasan : Inspeksi adalah memeriksa klien
dengan melihat/memandang.
Tujuan Umum : 1. Inspeksi adalah memeriksa klien
dengan melihat/memandang.
2. Untuk melihat adanya kelainan.
Yang Sikap
No Sikap Klien Keadaan Normal Tujuan
Diperiksa Pemeriksa
Melihat ke arah Tidur Simetris, bersih, Mengetahui
kepala terlentang rambut tidak rontok, status gizi dan
1 Kepala
dan rileks tidak ada ketombe kebersihan.
dan kutu.
Melihat ke arah Tidur Tidak sianosis dan Untuk
muka terlentang tidak oedem, mengetahui
2 Muka
dan rileks cloasma gravidarum adanya
ada/tidak kelainan
Membuka mata Tidur Warna merah muda Untuk
bagian bawah terlentang tidak pucat mengetahui
dan rileks apakah pasien
3 Konjungtiva
Dengan anemia
melihat ke
atas
Melihat ke arah Tidur Warna putih tidak Mengetahui
4 Sklera mata terlentang kuning pasien
dan rileks ikterus/tidak
Melihat hidung Tidur Bersih terdapat Menilai
dan lubang terlentang septum dan cavum, kebersihan
5 Hidung
hidung dan rileks tidak ada secret & dan fungsi
polip hidung
Melihat teling Klien tidur Bersih, tidak ada Menilai
6 Telinga
& lubang miring serumen dan tidak kebersihan

26
ada gangguan dan fungsi
pendengaran pendengaran
Membuka Membuka Bersih, tidak ada Menilai
mulut klien mulut stomatitis, mukoda kebersihan
7 Mulut
bibir lembab, gigi mulut klien
tidak caries
Melihat ke arah Sedikit Tidak terdpat Mengetahui
klien menengadah pembesaran kelenjar adanya
8 Leher
limfe dan bendungan pembesaran
vena jogularis abnormal
Membuka Tidur Simetris, Mengetahui
pakaian dan terlentang hiperpigmentasi adanya
melihat ke dada dan rileks areola mamae, kelainan pada
9 Dada klien puting susu payudara
menonjol & bersih,
tidak ada retraksi
dinding dada
Membuka Tidur Terdpaat linea nigra, Mengetahui
pakaian terlentang striae tanda
10 Abdomen danmelihat ke dan rileks lividae/albicans, mungkin
abdomen klien terdapat pembesaran hamil
abdomen
Mengatur Posisi dorsal Tidak terdapat Mengetahui
posisi klien recumbent varices pada vulva & adanya
pada posisi vagina, tidak oedem, kelainan alat
dorsa tidak ada candiloma reproduksi
recumbent talata & candiloma dan
11 Genetalia
akuminata, tidak ada mengetahui
pembesaran kelenjar tanda-tanda
skene dan bartholini, persalinan
terdapat lendir yang (blood show)
bercampur darah
Mengatur Posisi sims Tidak ada benjolan Mengetahui
posisi klien dan tidak ada ada tidaknya
pada posisi pengeluaran darah hemorroid
12 Anus sims dari anus dan ada interna &
tekanan terhadap eksterna serta
anus adanya tanda
persalinan

27
Mengatur Kaki dan Simetris, tidak Mengetahui
posisi klien dan tangan lurus oedem, pergerakan kesimetrisan
Ektermitas
menggerak-ger bebas aktermitas
atas
akkan tangan atas
klien
13
Mengatur Simetris, tidak Mengetahui
posisi klien Klien miring oedem, tidak ada preeklamsia &
dengan kaki ke kiri/kanan varices adanya
Ektermitas
lurus & dengan kaki varices
bawah
miringkan klien tetap luas
ke kiri/kanan

b) Palpasi
Batasan : Palpasi adalah pemeriksaan dengan
cara meraba.
Tujuan Umum : Untuk menentukan adanya janin dalam
rahim.
Sikap
No Yang diperiksa Sikap Klien Keadaan Normal Tujuan
Pemeriksa

Meraba Tidur Tidak teraba Mengetahui


1 Kepala daerah terlentang & benjolan & tidak adanya
kepala rileks ada nyeri tekan kelainan

Meraba Tidur Tidak teraba Mengetahui


daerah terlentang & pembesaran adanya
laher sedikit kelenjar tyroid dan kelainan
menengadah kelenjar limfe dan
2 Leher
saat tidak ada
pemeriksaan bendungan vena
klien suruh jogularis
menelan

Dada Meraba Tidur Tidak ada Mengetahui


daerah terlentang benjolan, nyeri adanya
3 dada tekan, kolostrum benjolan
sudah keluar abnormal,
dan
pengeluaran

28
kolostrum

Berdiri Tidur TFU sesuai Mengetahui


disamping terlentang :
kanan klien dengan ke-2 dengan kehamilan,
dengan kaki ditekuk teraba bagian 1. TFU
ke-2 tangan lunak, bundar dan 2. UK
Leopold I melenting fundus 3. Bagian
meraba
abdomen Janin
yang
ada di
fundus.
Menghadap Tidur Teraba bagian Mengetahui
ke arah terlentang Pajang seperti batas
klien dengan ke-2 papan (punggung) kiri/kanan
dengan kaki ditekuk pada satu sisi pada uterus
Leopold II ke-2 tangan utreus pada sisi ibu. Bagian
meraba lain teraba bagian Punggung
abdomen kecil (ektermitas) dan untuk
menentukan
4 Abdomen DJJ.

Menghadap Tidur Teraba bagian Mengetahui


ke arah terlentang yang bulat, keras bag.
klien dengan ke-2 & melenting terbawah
dengan kaki ditekuk (kapala janin) & janin yang
Leopold III ke-2 tangan bagian bawah ada di
meraba dapat symfisis ibu
abdomen digoyangkan/tidak. & sudah
masuk
PAP/belum.

Menghadap Tidur Posisi tangan Mengetahui


ke kaki terlentang masih bertemu & seberapa
klien dengan belum masuk PAP jauh
dengan posisi kaki berarti konvergen. masuknya
Leopold IV ke-2 tangan lurus Posisi tangan tidak bag.
meraba bertemu & sudah terendah
abdomen masuk PAP berarti janin ke
divergen. dalam PAP.

Meraba Mengetahui
daerah Tidur Kandung kemih keadaan
5 Suprapubik
kadung terlentang penuh / kosong kandung
kemih kemih

29
c) Auskultasi
Batasan : Auskultasi adalah pemeriksaan klien
dengan mendengar.
Tujuan Umum : Untuk mengetahui adanya kelainan dan
tanda pasti kehamilan dan keadaan, janin
sehat & hidup.
Yang Sikap Sikap Keadaan
No Tujuan
Diperiksa Pemeriksa Klien Normal

1 Dada Menggunakan Tidur Tidak terdengar Mengetahui


stetoskop terlentang wheezing adanya
mendengarkan dan rileks ronchi dan kelainan
pada bagian dada stridor pada
pernafasan

2 Abdomen Berdiri di Tidur Terdengar Mendengar


sebelah klien dan terlentang denyut jantung DJJ teratur /
menetukan dengan di bawah pusat tidak &
dimana punctum kaki lurus ibu (baik di kiri mengetahui
maksimum / kanan). frekuensi
dengan Normalnya : dalam satu
menggunakan 120-160 x / menit
funandoskop, menit. Apabila
tangan meraba terdengar
nadi ibu detikan sesuai
nadi ibu berarti
bukan DJJ
Cara
Menghitung : 1
menit penuh.

d) Perkusi
Batasan : Perkusi adalah pemeriksaan klien dengan
mengetuk tendon patella.
Tujuan Umum : Untuk mengetahui refleks patella pada
kedua aktermitas bawah.

30
Yang Sikap Keadaan
No Sikap Klien Tujuan
Diperiksa Pemeriksa Normal

1 Lutut Berdiri di Duduk Terdapat Mengetahui


samping dengan kaki gerakan kondisi syaraf
klien, rileks & refleks pada klien dan
melakukan menggantung kaki yaitu kaki adanya
pengetukan sedikit difisiensi Vit.
dengan mengangkat B1 dan adanya
patella layaknya preeklamsia.
hammer bag. orang terkejut,
depan baik pada kaki
(tendon kiri maupun
asites) kanan kanan
& kiri

3. Pemeriksaan Khusus
Vaginal Toucher disertai tanggal dan jam dilakukan.
Pembukaan : 0 – 10 cm.
Efficement : 25 – 100 %.
Ketuban : Utuh/sudah pecah, jernih/keruh/mekonium.
Denominator : UUK / UUB, konsistensi : lunak / keras.
Hodge : H I / H IV.
II. Diagnosa/Interpretasi Data
Diagnosa : Ny.“….” G… PAPIH AbAME UK… Minggu,
Aterm/Preterem/posterem, Intra uteri/Ekstra uteri,
Hidup/Mati, Tunggal/ganda, Letak kepala/Letak
bokong/tidak, Kesan jalan lahir normal/tidak,
keadaan Ibu dan Janin baik/cukup/lemah, dengan
inpartu kala … fase ….
Data Subjektif : Data yang didapat dari klien berasal dari
keluhan/atau apa yang dikatakan oleh klien yang
menunjang diagnosa.
Data Objektif Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan

31
petugas kesehatan yang menunjang diagnosa.
Masalah : Hal-hal yang berkaitan dengan psikologi, sosial
dan spiritual ibu masalah ini biasanya menyertai
diagnosa.
Kebutuhan : Kebutuhan dasar klien untuk menangani masalah
dan penyakit / keadaan klien.

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Mengidentifikasi masalah potensial/didiagnosa potensial berdasarkan
diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Bidan diharapkan dapat
waspada dan bersikap siap mencegah masalah potensial tersebut.
IV. Identifikasi Tindakan Segera
Mengidentifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan
atau dokter untuk dikonsultasikan dan ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
V. Intervensi
Merupakan suatu rencana tindakan yang akan diberikan kepada pasien
Diagnosa : Ny.“A” GI P0000 Ab000 UK 41 minggu, Aterm,
intra uteri, Hidup, tunggal, letak kepala, kesan
jalan lahir normal, keadaan Ibu dan Janin baik,
dengan inpartu kala I fase aktif diselerasi.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan
persalinan berjalan dengan lancar, normal, ibu
dan janin selamat.
Kriteria hasil : Ibu : Kala I fase aktif tidak lebih dari 2
jam
Kala II tidak lebih dari 2 jam
Kala III tidak lebih dari 30 menit
Kala IV tidak terjadi sub involusi
Bayi : DJJ 120-160 x/menit

32
Menangis dengan spontan

Intervensi:
1. Lakukan pendekatan dengan ibu
R/Menjalin hubungan kerjasama antara ibu dan petugas
2. Beri dukungan emosional
R/Mengurangi kecemasan sehingga proses persalinan berjalan lancar
3. Bantu atur posisi ibu saat proses persalinan
R/Posisi pasien nyaman pada saat proses persalinan berlangsung
4. Anjurkan ibu minum saat tidak ada his
R/Mengurangi lelah dan dehidrasi saat mengejan
5. Pastikan kandung kemih kosong
R/Kandung kemih penuh bisa menghambat turunnya kepala ke dasar
panggul.
6. Lakukan ovservasi setiap 30 menit
R/Memantau kemajuan kala 1
7. Menyiapkan peralatan persalinan dan pakaian bayi
R/ Persiapan proses persalinan.
8. Informasikan hasil pemeriksaan pada klien dan keluarga
R/Klien dan keluarga mengetahui keadaannya dan janinnya
9. Bantu segala kebutuhan dasar ibu meliputi BAB, BAK, makan dan
minum.
R/Asuhan sayang ibu dan membantu tenaga ibu serta mempercepat
proses persalinan.
10. Anjurkan ibu berbaring miring ke kanan dan kiri
R/Membantu mempercepat penurunan kepala ke dasar panggul dan
membantu sirkulasi dan oksigenasi ke janin.
11. Bimbing ibu melakukan relaksasi saat his berlangsung
R/Mengurangi rasa nyeri dan memberikan asuhan sayang ibu.
12. Lakukan pertolongan persalinan sesuai APN 60 langkah
R/Manajemen persalinan pada ibu dan bayi yang aman dan selamat.
VI. Implementasi

33
Langkah tindakan dalam asuhan kebidanan dilaksanakan berdasarkan
rencana tindakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dalam
pelaksanaan ini bidan melakukan secara mandiri dan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan yang lain.
VII. Evaluasi
Merupakan bagian dari proses asuhan kebidanan untuk menilai
apakah pelayanan kesehatan telah tercapai seluruhnya, sebagian atau
sama sekali tidak. Dari hasil evaluasi ini ditentukan apakah rencana
tindakan kebidanan itu relevan diterapkan atau sudah harus dihentikan
atau direvisi ulang. Berdasarkan evaluasi selanjutnya asuhan
kebidanan ditulis dalam bentuk catatan perkembangan yang mencakup
SOAP.

34
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN
Pada Ny.”Y” GI P0000 Ab000 UK 38 Minggu, Aterm, Intra uteri, Hidup,
Tunggal, Letak Kepala, Inpartu Kala I Fase Laten, Kesan Jalan Lahir
Normal, Keadaan Ibu dan Janin Baik.
BPM : Fitria Ayu Ningsih, A.Md, Keb.
Tanggal pengkajian : 31 Oktober 2017
Jam : 02.45 WIB
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subjektif
Masuk tanggal : 31 Oktober 2017 jam : 02.45 WIB
1. Identitas Klien
Nama istri : Ny “Y” Nama suami : Tn “K”
Umur : 22 tahun Umur : 22 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Suku/Bangsa : Madura/Indonesia Suku/Bangsa : Madura/Indonesia
Alamat : Kiwondo Arjasa Alamat : Kiwondo Arjasa
2. Alasan masuk kamar bersalin
Pada jam 02.45 WIB tanggal 31 Oktober 2017 ibu mengatakan
mules-mules disertai keluar lendir bercampur darah.
3. Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan mules kenceng-kenceng sejak jam 01.00 WIB
tanggal 31 Oktober 2017 sakit perut tembus ke pinggang, bertambah
waktu bertambah sakit, mengeluarkan lendir bercampur darah dari jalan
lahir sejak jam 02.45 WIB sakit dan dibawa ke BPM pada jam 02.45
WIB.
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
Siklus : 28 hari

35
Lama : 7-8 hari
Banyaknya : Hari 1-3 ganti pembalut 3-4x/hari
Hari 4-6 ganti pembalut 2-3x/hari
Hari 7-8 ganti pembalut 2x/hari
Desminorhea : Tidak pernah
Flour Albus : Kadang – kadang sebelum menstruasi

HPHT : 05 Februari 2017


SPR : 2 (skor awal ibu hamil)
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

KEHAMILA
AN PERSALINAN NIFAS ANAK KB
N
A
K S H
K Peny Penol Tem Peny AS peny
KE UK Cara Lama BB e / jenis Lama
e ulit ong pat ulit I ulit
x M
Suntik
3 bulan 4
- - - - - - - - - - - - -
dan 1 bulan
bulan
HAMIL INI

6. Riwayat kehamilan ini


HPHT : 05 Februari 2017
TP : 12 November 2017
Obat yang
Tm ANC (x) Tempat Keluhan KIE yang didapat
didapat
Mual TT2  Kompres bekas
PUSTU
I 2 Muntah B6 suntik TT
ARJASA
Pusing Fe  Istirahat cukup

36
 Makan sedikit tapi
sering
 Minum Fe teratur
PUSTU Tidak ada Baca Buku KIA
II 2 Fe
ARJASA keluhan hal1-8
PUSTU
ARJASA dan
BPM Fitria Sakit perut
III 4 Lanjutkan Fe Istirahat yang cukup
Ayu Ningsih keluar lendir
A.Md.Keb.
BANTAL

7. Riwayat TT
TT 1 : Tahun 1995
TT 2 : 09 Maret 2017
TT 3 : 17 September 2017
8. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan merasakan mules kenceng-kenceng sejak jam 01.00
WIB tanggal 31 Oktober 2017 sakit perut tembus ke pinggang,
bertambah waktu bertambah sakit, mengeluarkan lendir bercampur darah
dari jalan lahir sejak jam 02.45 WIB sakit, ini adalah kehamilan yang ke
1 dan ibu tidak sedang menderita penyakit apapun.
9. Keadaan Psikososial/Spiritual
a. Psikososial
Ibu mengatakan kehamilannya merupakan kehamilan yang pertama
dan memang direncanakan, serta keluarga dan tetangga mendukung
atas kehamilannya.
b. Spiritual
Ibu mengatakan selalu mengerjakan shalat 5 waktu dan selalu
mendo’akan janinnya.

37
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Postur Tubuh : Lordosis
Tinggi Badan : 148,5 cm
BB Sebelum Hamil : 50 kg
BB Sekarang : 57 kg
Lila : 26,5 cm
TTV : TD : 110/80 MmHg
N : 82 x/menit
S : 36,7 ºC
RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, rambut tidak rontok, tidak ada
ketombe dan kutu, tidak terlihat benjolan
dan lesi.
Muka : Tidak pucat, tidak odema, tidak terdapat
cloasma gravidarum.
Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sklera
putih, gerakan pupil normal, tidak strabismus,
tidak ada pembengkakan palpebra.
Hidung : Bersih, terdapat septumnasi dan cavum, tidak
terdapat sekret dan pernafasan cuping hidung.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen dan
perdarahan, tidak ada gangguan pendengaran.
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, mukosa bibir
lembab, gigi tidak caries, lidah bersih.
Leher : Tidak terdapat bendungan vena jugularis dan
pembesaran kelenjar limfe dan thyroid.

38
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : Simetris, hiperpigmentasi pada areola mamae,
puting susu menonjol dan bersih, dan tidak
ada benjolan abnormal.
Abdomen : Membesar sesuai dengan usia kehamilan,
tidak terdapat luka bekas operasi, ada linea
alba dan nigra, tidak ada strie gravidarum,
bentuk abdomen membujur
Genetalia : Vulva tampak keluar darah dan lendir.
Anus : Bersih dan tidak ada hemoroid.
Ektermitas atas : Simetris, tidak terdapat oedem dan kelainan,
tidak terpasang infuse.
Ektermitas bawah : Simitris, tidak terdapat oedem dan varices
b. Palpasi
Kepala : Tidak teraba benjolan dan tidak ada nyeri
tekan.
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe dan
kelenjar thyroid, tidak teraba bendungan vena
jugularis.
Dada : Tidak teraba nyeri tekan.
Payudara : Tidak teraba benjolan, tidak terdapat nyeri
tekan, kolostrum sudah keluar (kanan dan
kiri).
Abdomen : Leopold I : Bagian fundus teraba bulat,
lunak, tidak melenting
(bokong), TFU : 3 jari
dibawah px (30 cm)
Leopold II : Bagian kanan teraba keras,
datar seperti papan (puka),
bagian kiri teraba bagian
kecil janin (ekstermitas).

39
Leopold III : Bagian sympisis teraba
bulat, keras, melenting
(kepala), tidak dapat
digoyangkan (divergen).
Leopold IV : Bagian terendah janin
sudah masuk PAP 5/5
bagian.
Mc. Donald : TFU : 30 cm
TBJ : (30–11) x155=2.945 gr
c. Auskultasi
Dada : Tidak terdengar wheezing dan ronchi.
Abdomen : DJJ : 119 x/menit.
d. Perkusi
Reflek Patella : Ka/ki : +/+
3. Pemeriksaan Khusus
VT : Tanggal 31 Oktober 2017 jam 02.45 WIB
Pembukaan : 3 cm
Effacement : 25 %
Ketuban : Utuh
Denominator : UUK
Hodge : I

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


Diagnosa : Ny.“Y” GI P0000 Ab000 UK 41 Minggu, Aterm, Intra Uteri,
Hidup, Tunggal, Letak Kepala, Kesan Jalan Lahir
Normal, Keadaan Ibu dan Janin Baik, dengan Inpartu
Kala I Fase Laten.
Data Subjektif : Ibu mengatakan merasakan mules kenceng-kenceng
sejak jam 01.00 WIB tanggal 31 Oktober 2017 sakit
perut tembus ke pinggang, bertambah waktu bertambah

40
sakit, mengeluarkan lendir bercampur darah dari jalan
lahir sejak jam 02.45 WIB sakit, ini adalah anak yang
pertama.
Data Objektif : Kedaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tinggi Badan : 148,5 cm
BB sebelum hamil : 50 kg
BB saat hamil : 57 kg
TTV : TD : 110/80 MmHg
S : 36,7 0C
N : 82 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Pembukaan : 3 cm
Effisement : 25 %
Ketuban : Utuh
Denominator : UUK
Hodge : I
His : 3x dalam 10 menit lamanya 47
detik
Leopold I : Bagian fundus teraba bulat,
lunak, tidak melenting (bokong),
TFU : 3 jari dibawah px.
Leopold II : Bagian kanan teraba keras, datar
seperti papan (puka), bagian kiri
teraba bagian kecil janin
(ekstermitas).
Leopold III : Bagian sympisis teraba bulat,
keras, melenting (kepala), tidak
dapat digoyangkan (divergen).
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah
masuk PAP 1/5 bagian.

41
TBJ : (30–11) x 155 = 2.945 gr
Masalah : -
Kebutuhan : -

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Diagnosa Potensial : -
Masalah Potensial : -

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA/KOLABORASI


Konsultasi : -
Kolaborasi : -
Rujukan :-

V. INTERVENSI
Diagnosa : Ny.“Y” GI P0000 Ab000 UK 38 Minggu, Aterm, Intra Uteri,
Hidup, Tunggal, Letak Kepala, Kesan Jalan Lahir Normal,
Keadaan Ibu dan Janin Baik, dengan Inpartu Kala I Fase
Laten.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan persalinan
berjalan dengan lancar, normal, ibu dan janin selamat.
Kriteria hasil : Ibu : Kala I Fase Laten tidak lebih dari 8 jam
Fase Aktif tidak lebih dari 2 jam
Kala II tidak lebih dari 2 jam
Kala III tidak lebih dari 30 menit
Kala IV tidak terjadi sub involusi
Bayi : DJJ 120-160 x/menit
Menangis dengan spontan

42
Intervensi:
1. Lakukan pendekatan dengan ibu
R/Menjalin hubungan kerjasama antara ibu dan petugas
2. Beri dukungan emosional
R/Mengurangi kecemasan sehingga proses persalinan berjalan lancar
3. Anjurkan mengatur posisi senyaman mungkin
R/Posisi pasien nyaman pada saat proses persalinan berlangsung
4. Anjurkan ibu makan dan minum saat tidak ada his
R/Mengurangi lelah dan dehidrasi saat mengejan
5. Lakukan ovservasi kemajuan persalinan sesuai partograf
R/Memantau kemajuan kala 1
6. Menyiapkan peralatan persalinan dan pakaian bayi
R/ Persiapan proses persalinan.
7. Informasikan hasil pemeriksaan pada klien dan keluarga
R/Klien dan keluarga mengetahui keadaannya dan janinnya
8. Anjurkan ibu berbaring miring kiri
R/Memperlancar sirkulasi darah dan oksigenasi dari ibu ke janin.
9. Bimbing ibu melakukan relaksasi saat his berlangsung
R/Mengurangi rasa nyeri dan memberikan asuhan sayang ibu.

VI. IMPLEMENTASI
Kala I
No Jam/tanggal Kegiatan Paraf
Melakukan pendekatan dengan ibu dengan cara
memberikan dukungan dan konseling tentang
1
02.45 WIB proses persalinan atau cara mengejan yang
s/d benar.
05.46 WIB Memberikan dukungan emotional dengan cara
2 memberitahu pada ibu bahwa kondisi ibu dan
janin baik-baik dan tidak perlu khawatir.

43
Membantu mengatur posisi ibu saat persalinan
3
agar nyaman pada saat persalinan
Memberikan makan dan minum pada ibu agar
4
tidak lelah dan dehidrasi pada saat mengejan.
Melakukan observasi kemajuan persalinan
dengan partograf dengan hasil TTV:
S : 36,7 0C
N : 82 x/ menit
RR : 20 x/menit
5
DJJ : 119 x/menit
Penurunan kepala : 1/5
Hodge : I
Ketuban : Utuh
Penyusupan : 0
Menyiapkan peralatan persalinan dan tempat
6
serta pakaian bayi
Memberikan informasi tentang kemajuan
7 persalinan pada ibu agar lebih semangat dalam
melakukan proses persalinan
Mengnjurkan ibu berbaring miring ke kiri agar
mempercepat penurunan kepala ke dasar panggul
8
dan membantu sirkulasi darah dan oksigenasi
dari ibu ke janin.
Membimbing ibu melakukan relaksasi saat his
9 berlangsung untuk mengurangi rasa nyeri dan
memberikan asuhan sayang ibu.

44
Kala I
No Jam APN kala I
1 Melihat tanda gejala kala II (doran teknus perjol vulka)
Memeriksa kelengkapan alat dan mematahkan ampul
2
oksitosin dan memasukkan spuit dalam partus set
05.48 WIB
3 Memakai APD
s/d
Melepaskan jam tangan, mencuci tangan dengan sabun
4
dan air mengalir
05.56 WIB
5 Memakai sarung tangan DTT/ steril sebelah kanan
Memastikan oksitosin dalam spuit dan meletakkan dalam
6
partus set dan memakai sarung tangan sebelah kiri
7 Melakukan vulva hygiene dengan kapas DTT
Melakukan pemeriksaan dalam pembukaan lengkap,
05.58 WIB
8 effisement 100%, ketuban utuh, presentasi kepala,
s/d
denominator UUK, hodge IV.
06.05 WIB
Mencelupkan dan merendam handscoon kedalam larutan
9
clorin
Memeriksa DJJ (144x/ menit, teratur) dan menutup partus
10 06.07 WIB
set.

VII. EVALUASI
Evaluasi kala I
Tanggal : 31 September 2017 jam : 05.48 WIB
S : Ibu mengatakan sakitnya bertambah, ingin meneran dan merasa
seperti ingin BAB.
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV : TD : 110/80 MmHg
S : 36,7 0C
N : 86 x/menit

45
RR : 20 x/menit
His : 4 kali dalam 10 menit lamanya 50 detik
DJJ : 144 x/menit
Vulva : Perenium menonjol, vulva membuka
Anus : Tekanan anus
VT : 10 cm
Effisement : 100 %
Hodge : IV
A : Ny.“Y” GI P0000 Ab000 UK 38 Minggu, Aterm, Intra Uteri, Hidup,
Tunggal, Letak Kepala, Kesan Jalan Lahir Normal, Keadaan Ibu dan
Janin Baik, dengan Inpartu Kala I Fase Aktif Diselerasi.
P : Observasi kala II

Kala II
No Jam APN kala II
11 Menyiapkan posisi ibu untuk meneran ketika ada his.
Meminta bantuan keluarga untuk membantu ibu
12
menyiapkan posisi meneran.
Memimpin dan puji ibu untuk meneran ketika ada his
dan ajnurkan pasien istirahat dengan makan dan minum
ketika tidak ada his.
13
06.10WIB Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau
s/d mengambil posisi yang nyaman jika ibu merasa belum
07.00 WIB ada dorongan meneran dalam 60 menit.
14 Megatur posisi ibu senyaman mungkin
Saat kepala janin terletak di vulva 5-6 cm, memasang
15
handuk bersih di atas perut ibu mengeringkan janin.
Mengambil kaian bersih, melipat 1/3 bagian dan
16
meletakkan di bawah bokong ibu.
17 Membuka partus set

46
18 Memakai sarung DTT/steril pada kedua tangan
Saat sub occiput di sympisis tangan kanan melindungi
perineum dengan lipatan kain sementara tangan kiri
19
menahan puncak kepalaagar tidak terjadi defleksi yang
cepat
20 Memeriksa adanya lilitan tali pusat
21 Menunggu bayi melakukan putar paksi
07.15 WIB Tangan biparietal, tarik cunan kebawah untuk
22 s/d melahirkan bahu depan, tarik cunan atas untuk
07.28 WIB melahirkan bahu belakang
Setelah bahu lahir geser tangan kebawah kearah
perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku
23
sebelah bawah dan gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
Setelah tangan dan bahu lahir penelusuran tangan atas
24 berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki, ibu jari
dan jari-jari lainnya.
Setelah bayi lahir sempurna melakukan penilaian
25
sepintas keadaan bayi.
Mengeringkan dan membungkus bayi tanpa
07.30 WIB
26 membersihkan vernik ganti handuk basah ke handuk
s/d
kering, biarkan bayi diatas perut ibu.
07.33 WIB
Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada
27
bayi lagi di uterus
28 Memberi tahu ibu untuk di suntik oksitosin
Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir menyuntikkan
29 07.34 WIB
oksitosin10 unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral.

47
PENILAIAN APGAR SCORE
1 menit pertama
Komponen 0 1 2 Nilai
Frekuensi jantung Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit 2
Kemampuan nafas Tidak ada Lambat Menagis kuat 2
Tonos otot Lumpuh Ektermitas fleksi Gerak aktif 2
Reflek Tidak ada Gerakan sedikit Seluruh tubuh 2
Warna kulit Biru/pucat Tubuh kemerahan Kemerahan 2

5 menit pertama
Komponen 0 1 2 Nilai
Frekuensi jantung Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit 2
Kemampuan nafas Tidak ada Lambat Menagis kuat 2
Tonos otot Lumpuh Ektermitas fleksi Gerak aktif 2
Reflek Tidak ada Gerakan sedikit Seluruh tubuh 2
Warna kulit Biru/pucat Tubuh kemerahan Kemerahan 2

Evaluasi kala II
Tanggal : 31 September 2017 Jam : 07.34 WIB
S : Ibu mengatakan senang telah melahirkan anaknya yang pertama
O : Vagina dan perineum : Laserasi otot dan mukosa vagina
Kontraksi : Kenyal
Kandung kemih : Kosong
BB Bayi : 3000 gr
PB Bayi : 47 cm
Apgar score : 10
A : Ny.“Y” P1001 Ab000 kala II
P : Observasi kala III

48
Kala III
No Jam APN kala III
Mengklem tali pusat 3 cm dari umbilicus, 2 cm dari
30
klem pertama
31 Memotongan dan mengikatan tali pusat
Meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke bayi untuk
32 disusui, dserta selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat
dan pakaikan topi bayi.
07.35 WIB Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm
33
s/d dari vulva
07.46 WIB Meletakkan tangan kiri diatas sympisis, menahan bagian
34
bawah uterus dan tangan kanan memegang tali pusat.
Saat ada his melakukan penegangan tali pusat hingga
35
berjarak 5-10 cm dari vulva
36 menarik placenta keatas hingga tampak pada vulva
Memegang placenta dan lakukan pemutaran sesuai
37
jarum jam
38 Melakukan masase uterus 15 x
Memeeriksa kelengkapan placenta
39 07.47 WIB Lahir pada jam 07.48 WIB insersio lateralis panjang tali
s/d pusat 50 cm
07.49 WIB Mengobservasi jalan lahir, ada robekan mengenai otot
40 dan mukosa vagina, melakukan heatting perineum
derajat 2.
41 Menilai kontraksi uterus dan perdarahan
07.55 WIB Mencelupkan sarung tangan ke klorin, kemudian ke air
42
s/d DTT dan keringkan.
07.57 WIB Mengecek kandung kemih apakah kosong atau tidak,
43
jika tidak kosong maka lakukan katerisasi.

49
Evaluais kala III
Tanggal : 31 September 2017 Jam : 07.57 WIB
S : Ibu mengatakan sedikit nyeri pada jalan lahirnya.
O : TFU : 3 jari bawah pusat
Kontraksi : Baik
Perdarahan : 200 cc
Kandung kemih : Kosong
ASI : +/+
Uterus : G obuler
Placenta : Lengkap
Tebal : 2,5 cm
Diameter : 20 cm
Kotiledon : 20 buah
Berat : 400 gr
Selaput : Menutupi placenta
Lahir : Spontan
Insersio : Sentralis
Panjang tali pusat : 50 cm
A : Ny.“Y” P1001 Ab000 kala III
P : Observasi kala IV

Kala IV
No Jam APN kala IV
Mengajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase
44
07.58 WIB uterus dan memeriksa kontraksi uterus
45 Mengevaluasi kehilangan darah
46 08.00 WIB Menghitung nadi ibu
Memeriksa bayi kembali untuk memastikan bayi masih
47 08.02 WIB
bernafas atau tidak
48 08.05 WIB Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin

50
0,5 %
Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat
49
sampah
50 Membersihkan ibu dengan air DTT
51 Memastikan ibu nyaman dengan posisi terlentang
08.07 WIB
Mendekomentasi daerah yang di gunakan dengan larutan
52 s/d
klorin 0,5 % dan membilasnya dengan air bersih
08.23 WIB
Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan
53
klorin 0,5% selama 10 menit
54 Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
55 Memakai sarung tangan DTT
Melakukan penimbangan dan pemeriksaan fisik bayi,
56 08.25 WIB memberi tetes mata antibiotik profilaksis dan vit.k IM
dipaha kiri.
Setelah 1 jam dari memberikan vit.k berikan imunisasi
57 08.26 WIB
hepatitis B dipaha kanan antero lateral.
58 Melepas handscoon
08.27 WIB
59 Melakukan cuci tangan 6 langkah
60 08.29 WIB Melengkapi partograf

1. Pemeriksaan fisik BBL


Kepala : Bersih, rambut hitam, tidak ada caput succedum tidak
ada chepal hematoma, tidak ada headrosepalus, tidak
anansefal.
Muka : Tidak pucat, tidak ikterus, dan tidak sianosis.
Mata Simitris, tidak cekung, seklera putih, tidak strabismus,
konjungtiva tidak anemis.
Hidung : Terdapat septum ditengah, dan tidak ada secret, tidak
ada pernafasan cuping hidung.
Mulut : Gusi merah muda, tidak ada labioscizis, palatoschizis

51
dan labiospalatoschizis.

Telingan : Simetris, tulang rawan terbentuk, tidak ada serumen.


Leher : Tidak ada lesi, tidak ada benjolan.
Dada : Tidak tampak retraksi dinding dada, puting susu
menonjol
Punggung : Tidak ada hisprug
Abdomen : Tali pusat sudah lepas, tidak ada omphalochel.
Genetalia : Testis sudah turun.
Anus Tidak ada atresia ani.
Ektermitas atas : bergerak aktif, jari-jari lengkap, tidak odem, tidak
sindaktili, tidak andaktili, tidak poliandaktili, tidak
amalia, tidak mikro amalia.
Ektermitas bawah : bergerak aktif, jari-jari lengkap, tidak odem.

2. Pengukuran antropometri
Lika : 33 cm
Lida : 33 cm
Lila : 11 cm
PB : 47 cm
BB : 3000 gr

Evaluasi kala IV
Tanggal : 31 September 2017 Jam : 08.30 WIB
S : Ibu mengatakan masih terasa capek dan sedikit nyeri pada jalan
lahirnya
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV : TD : 110/80 MmHg
S : 36,8 0C
N : 83 x/menit

52
RR : 20 x/menit
Kontraksi uterus : Baik
Lochea : Rubra
Jumlah perdarahan : 10 cc
Kandung kemih : Kosong
TFU : 3 jari bawah pusat
A : Ny.“Y” P1001 Ab000 kala IV
P : Observasi 2 jam PP

53
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Dari hasil Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin yang telah dilakukan pada ibu :
Nama : Ny. “Y”
Umur : 22 tahun
Didapatkan beberapa data yang akan dipergunakan sebagai landasan dalam
memberikan asuhan. Dalam kesimpulan dimulai dari pengkajian,
identifikasi diagnosa/masalah, diagnosa/masalah potensial, identifikasi
kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi diperoleh data :
I. Pengkajian
Pada data subjektif didapatkan data bahwa pasien datang karena
perutnya kenceng-kenceng, nyeri pinggang dan telah mengeluarkan
lendir darah dari kemaluannya, adanya his yang teratur semakin lama
semakin kuat dan terjadi pembukaan serviks 3 cm.
II. Analisa Diagnosa dan Masalah
Pada analisa data, ditemukan diagnosa yaitu GI P0000 Ab000 inpartu
kala II.
III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
-
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera dan Kolaborasi
-
V. Intervensi
Rencana asuhan pada klien dengan inpartu fisiologis disesuaikan
dengan teori karena fasilitas dan protap yang ada menunjang untuk
membuat perencanaan tersebut sesuai dengan diagnosa dan masalah yang
ada.
VI. Implementasi
Pelaksanaan asuhan kebidanan mengacu pada rencana tindakan
yang telah disusun. Adapun asuhan yang telah dilaksanakan yaitu :

54
a. Memberikan penjelasan pada ibu tentang kehamilan dan
persalinan
b. Memberikan asupan nutrisi
c. Mengajarkan teknik relaksasi
d. Menganjurkan posisi yang nyaman selama proses persalinan.
e. Menganjurkan untuk mengosongkan kandung kemih
f. Motivasi keluarga untuk selalu mendampingi ibu
g. Mengobservasi TTV dan DJJ
h. Melakukan APN 60 Langkah
VII.Evaluasi
Setelah memberikan asuhan kebidanan, kemudian dilakukan
evaluasi untuk menilai keefektifan dari asuhan yang diberikan. Tujuan
yang diharapkan tercapai yaitu bayi lahir secara spontan tanpa adanya
penyulit selama proses melahirkan dan keadaan ibu dan bayi sehat.

4.2. Saran
Saran yang diberikan pada petugas kesehatan maupun keluarga
dalam menunjang proses persalinan dan nifas :
1. Saran untuk petugas kesehatan
- Hendaknya memupuk kebersamaan dengan rekan sejawat sehingga
tercipta hubungan saling menunjang
- Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan baik yang
didapat dari praktek lapangan maupun kursus, seminar dan lain-lain
2. Saran untuk ibu dan keluarga
- Dalam proses persalinan hendaknya ibu dapat kooperatif dan
keluarga perlu mendukung selama proses persalinan dan nifas
- Ibu atau keluarga mampu mengetahui tanda awal persalinan,
sehingga pertolongan yang tepat dan aman dapat segera diberikan
- Ibu dan keluarga mau melaksanakan aturan BPM dan penjelasan oleh
petugas

55
DAFTAR PUSTAKA

Modul 2. (2015).

APN. (2016).

Depkes, R. (2015, Oktober 7).

Manuaba. (2015). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: EGC.

Mochtar, R. (2012). Sinopsis Obstetri Fisiologi. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. (2012). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustak.

Sumarah, d. (2012). Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya.

56

Anda mungkin juga menyukai