Oleh:
Zaidatus Soliha
1
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 2015.8.114.049
Mahasiswi
Zaidatus Soliha
Mengetahui,
2
KATA PENGANTAR
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.2. Tujuan...................................................................................... 2
2.1 Persalinan/Inpartu................................................................... 3
I. Pengkajian Data.......................................................................... 30
V. Intervensi.....................................................................................37
4
VI. Implementasi...............................................................................38
VII. Evaluasi.......................................................................................40
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................. 49
4.2 Saran........................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
1. Lembar observasi
2. Lembar partograph
3. Lembar konsultasi
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
Pada masa yang lalu, tindakan episiotomi dilakukan secara rutin
terutama pada primipara. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah trauma
pada kepala janin, mencegah kerusakan pada spinter ani serta lebih mudah
untuk menjahitnya. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
bukti yang mendukung manfaat episiotomi. Pada kenyataannya tindakan
episiotomi dapat menyebabkan peningkatan jumlah kehilangan darah ibu,
bertambah dalam luka perinium bagian posterior, meningkatkan kerusakan
pada spinter ani dan peningkatan rasa nyeri pada hari – hari pertama post
partum (Sumarah, 2012).
Oleh karena hal tersebut persalinan terhadap pasien inpartu perlu
mendapat perhatian yang besar dengan mendapat perawatan yang besar dan
intensif. Diharapkan kelainan-kelainan dapat diketahui secara dini sehingga
dapat diatasi secepatnya dan tidak sampai mengakibatkan komplikasi pada
janin dan ibunya.
2.1.2. Tujuan
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Persalinan/Inpartu
2.1.1. Pengertian
a. Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan
persalinan (Prawirohardjo, 2012).
b. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan
lahir atau dengan jalan lain (Mochtar R. , 2012)
c. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri) (Manuaba, 2015).
2.1.2. Istilah yang ada hubungannya dengan partus (Sumarah, 2012)
a. Menurut cara persalinan
1) Partus biasa (normal) disebut juga partus spontan, adalah
proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga
ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan
bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
2) Partus luar biasa (abnormal) ialah persalinan per vaginam
dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan
operasi caesarea.
3) Persalinan anjuran ialah persalinan yang tidak dimulai dengan
sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban,
pemberian pitosin atau prostaglandin.
b. Menurut tua/umur kehamilan
1) Abortus/keguguran
a) Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum
mampu hidup di luar kandungan
b) Umur hamil sebelum 28 minggu
8
c) Berat janin kurang dari 1.000 gram
2) Persalinan prematuritas
a) Persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu
b) Berat janin kurang dari 2.499 gram
3) Persalinan aterm
a) Persalinan antara umur hamil 37-42 minggu
b) Berat janin di atas 2.500 gram
4) Persalinan serotinus
c) Persalinan melampaui umur hamil 42 minggu
d) Pada janin terdapat tanda post maturitas
5) Persalinan presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat
kurang dari 3 jam (Manuaba, 2015).
6) Persalinan percobaan adalah suatu penilaian kemajuan
persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya
diproporsi sefalo pelvik (Mochtar R. , 2012).
2.1.3. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan
pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan
mulai terjadinya kekuatan his (Mochtar R. , 2012), yaitu :
1. Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu
Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai
2. Teori penurunan progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu,
dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah
mengalami penyempitan dan buntu
Produksi progeston mengalami penurunan, sehingga otot
rahim lebih sensitif terhadap oksitosin
9
Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai
tingkat penurunan progesteron tertentu
3. Teori oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior
Perubahan keseimbangan esterogen dan progesteron dapat
mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
kontraksi Braxton Hicks
Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya
kehamilan, maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas,
sehingga persalinan dapat dimulai
4. Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15
minggu, yang dikeluarkan oleh desidua
Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan
konsentrasi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan
Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya
persalinan
2.1.4. Tanda-tanda permulaan persalinan
Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa
minggu sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya”
atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan (prepatory stage of
labor). Tanda-tandanya sebagai berikut (Mochtar R. , 2012):
1. Ligthening atau settling atau dropping yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama pada primi gravida
2. Perut kelihatan agar melebar, fundus uteri turun
3. Perasaan sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya
kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang disebut “false
labor pains”
10
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya
bertambah, bisa bercampur darah (bloody show)
2.1.5. Tanda-tanda Inpartu
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dapat lebih kuat, sering dan
teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah (show) lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah
ada.
2.2. Mekanisme Persalinan
2.2.1. Kala Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
1. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
2. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi.
3. Kala III
Dimulai sejak lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban.
4. Kala IV
Dimulai dari setelah lahirnya plasenta sampai 1-2 jam pertama
post partum.
2.2.2. Fisiologi Persalinan
1. Kala I (kala pembukaan)
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
a. Fase laten
Pada fase ini pembukaan berlangsung lambat, mulai 0-3 cm
berlangsung dalam 7-8 jam.
11
b. Fase aktif
Pada fase ini pembukaan berlangsung lebih cepat mulai
pembukaan 4-10 cm, berlangsung 6 jam yang dibagi dalam 3
sub fase :
Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, dari pembukaan 3
cm – 4 cm
Periode dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam, perbukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm
Periode deselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan
berlangsung lambat menjadi 10 cm/lengkap
Fase-fase yang dikemukakan di atas dijumpai pada primi gravida.
Bedanya dengan multi gravida ialah :
Primi
Serviks mendatar (effacement) dulu baru dilatasi
Berlangsung 13-14 jam
Multi
Mendatar dan membuka bisa bersamaan
Berlangsung 6-7 jam.
Perubahan pada kala I :
a. Perubahan keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim
Dalam persalinan perbedaan antara segmen atas rahim dan
segmen bawah rahim tampak lebih jelas lagi.
1. Segmen atas memegang peranan yang aktif karena
berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan
majunya persalinan
2. Sebaliknya segmen bawah rahim memegang peranan
pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena
diregang.
12
b. Perubahan bentuk rahim
Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang
sedangkan ukuran yang melintang maupun ukuran muka
belakang berkurang.
c. Perubahan faal ligamentum rotundum
Ligamentum rotumdum otot-otot polos dan kalau uterus
berkontraksi. Otot-otot ligamentum rotundum ikut
berkontraksi hingga ligamentum rotundum menjadi pendek.
d. Perubahan pendataran dari serviks
Pendataran terutama nampak pada portio yang makin pendek
dan akhirnya rata dengan majunya persalinan dan serviks
yang pendek (lebih dari setengahnya telah merata) merupakan
tanda dari serviks yang matang.
e. Pembukaan dari serviks
Yang dimaksud dengan pembukaan serviks ialah pembesaran
dari ostium eksternum yang tadinya berupa suatu lubang
dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang
dapat dilalui anak kira-kira 10 am diameternya.
f. Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Dalam kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina
mengalami perubahan menjadi bertambah meregang sehingga
dapat dilalui anak. Setelah ketuban pecah segala perubahan
terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depan
anak. Oleh bagian depan yang maju itu, dasar panggul
diregang menjadi saluran dengan dinding yang tipis.
g. Perubahan pada anus
Dari luar, peregangan oleh bagian depan nampak pada
perineum yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus
menjadi terbuka.
13
2. Kala II
Perubahan/gerakan anak pada persalinan :
a. Turunnya kepala
Turunnya kepala dapat dibagi dalam :
1. Masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Pada primi gravida sudah terjadi pada bulan terakhir dari
kehamilan tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi
pada permulaan persalinan.
a. Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul
biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan
dengan fleksi yang ringan
b. Kalau sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan
lahir, ialah tepat diantaranya symphysis dan
promontorium, maka dikatakan kepala dalam
synclitsmus
c. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati
symphisis atau agak ke belakang mendekati
promontorium, maka kita hadapi asynclitismus
Asynclitismus posterior
Kalau sutura sagitalis mendekati symphisis dan os
parietale belakang lebih rendah dari os parietale
depan.
Asynclitismus anterior
Kalau sutura sagitalis mendekati promontorium
sehingga os parietale depan lebih rendah dari os
parietale belakang.
2. Majunya kepala
Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala
masuk ke dalam rongga panggul dan biasanya baru mulai
14
pada kala II. Pada multi gravida sebaliknya majunya
kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul
terjadi bersamaan.
b. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah
hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun
besar. Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan
sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul,
serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari
kekuatan ini ialah terjadinya fleksi karena momen yang
menimbulkan fleksi lebih besar dari momen yang
menimbulkan defleksi.
c. Putaran paksi dalam
Ialah putaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga
bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke
bawah symphisis. Putaran paksi dalam tidak terjadi tersendiri
tetapi selalu bersamaan dengan majunya kepala dan tidak
terjadi sebelum kepala sampai ke Hodge III, kadang-kadang
baru setelah kepala sampai di dasar panggul.
d. Ekstensi/defleksi
Disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah
panggul mengarah ke depan dan atas, sehingga kepala harus
mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Setelah sub occiput
tertahan pada pinggir bawah symphisis maka lahirlah
berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar,
dahi, hidung, mulut, dan akhirnya dagu dengan gerakan
ekstensi.
e. Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke
arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher
yang terjadi karena putaran paksi dalam.
15
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah
symphisis dan menjadi hypomochlion untuk kelahiran bahu
belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya
seluruh badan anak lahir searah dengan paks jalan lahir.
Lamanya kala II pada primi 1 ½ - 2 jam dan pada multi ½ - 1
jam.
3. Kala III (kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus
teraba keras dengan fundus uterus setinggi pusat dan berisi
plasenta yang menjadi tebal 2 x sebelumnya. Beberapa saat
kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam
waktu 5-1 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam
vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari
atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir
untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya
perdarahan postpartum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :
Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
Lama persalinan : 14 ½ jam 7 ¾ jam
16
2.3. Jalannya Persalinan Secara Klinis
2.3.1. Kala I
Persalinan kala I mempunyai tenggang waktu panjang yang
memerlukan kesabaran parturien dan penolong. Mental penderita
perlu dipersiapkan agar tidak cepat putus asa dalam situasi
menunggu disertai sakit perut karena his yang semakin lama makin
bertambah kuat (Manuaba, 2015).
Tindakan yang perlu dilakukan adalah :
1. Memperhatikan kesabaran parturien
2. Melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, temperatur dan
pernapasan berkala sekitar 2-3 jam
3. Pemeriksaan djj setiap ½ - 1 jam
4. Memperhatikan keadaan kandung kemih agar selalu kosong
5. Memperhatikan keadaan patologis :
Meningkatnya lingkaran Bandle
Ketuban pecah sebelum waktu atau disertai bagian janin yang
menumbung
Perubahan djj
Pengeluaran mekonium pada letak kepala
Keadaaan his yang bersifat patologis
Paerubahan posisi atau penurunan bagian terendah janin
6. Parturien tidak diperkenankan mengejan
2.3.2. Kala II
Ada beberapa tanda dan gejala kala II persalinan (APN, 2016):
Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan
atau vaginanya
Perineum menonjol
Vulva, vagina dan spincter ani membuka
17
Peningkatan pengeluaran lendar darah
Diagnosis kala II persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil
pemeriksaan dalam yang menunjukkan :
Pembukaan seviks telah lengkap atau
Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
2.3.3. Kala III
Setelah lahirnya bayi, otot uterus miometrium berkontraksi
mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba.
Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya
ukuran tempat implantasi plasenta, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah, maka plasenta akan menekuk, menebal, kemudian
dilepaskan dari dinding uterus (Mochtar R. , 2012).
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
1. Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri
2. Tali pusat memanjang
3. Semburan darah tiba-tiba
Manajemen aktif kala III
Keuntungan manajemen aktif kala III :
1. Kala III persalinan lebih cepat
2. Mengurangi jumlah kehilangan darah
3. Mengurangi kejadian retensio plasenta
Langkah utama manajemen aktif kala III :
1. Pemberian oksitosin
Letakkan kain bersih di atas perut ibu dan periksa uterus
untuk memastikan tidak ada bayi yang lain
Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik
Selambat-lambatnya dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir
segera suntikkan oksitosin 10 unit IM pada sepertiga paha
kanan bagian luar
2. Lakukan penegangan tali pusat terkendali
18
Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat di atas
symphisis pubis
Tangan yang lain memegang tali pusat dekat vagina dan
melakukan tarikan tali pusat terus menerus dalam tegangan
yang sama selama kontraksi
Begitu plasenta terlepas, keluarkan dari jalan lahir dengan
menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat ke arah
bawah, lurus dan ke atas
Setelah plasenta terlihat di vagina, kita tanggap dan perlahan
memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan
selaput ketuban
3. Pemijatan fundus uteri
Dengan lambat tapi mantap, gerakkan tangan secara memutar
pada fundus uteri sehingga uterus berkontraksi
Macam-macam pelepasan plasenta :
1. Secara Schultzel
Pelepasan dimulai dari bagian tengah plasenta, bagian plasenta
yang nampak pada vulva ialah bagian fetal. Perdarahan tidak ada
sebelum plasenta lahir.
2. Secara Duncan
Pelepasan mulai dari pinggir plasenta, plasenta lahir dengan
pinggirnya terlebih dahulu, yang nampak di vulva ialah bagian
maternal. Perdarahan sudah ada sejak bagian dari plasenta
terlepas.
Perasat untuk mengetahui lepasnya plasenta :
1. Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas symphisis,
tali pusat ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti belum
lepas, diam atau maju atau bertambah panjang berarti sudah
lepas.
19
2. Klein
Sewaktu ada his rahim kita dorong sedikit pada daerah fundus,
bila tali pusat kembali masuk berarti belum lepas, diam atau
turun atau bertambah panjang berarti sudah lepas.
3. Stassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus uteri, bila tali pusat
bergetar berarti belum lepas, tidak bergetar berarti sudah lepas.
2.3.4. Kala IV
Kala IV dimulai dari lepasnya plasenta dan selaput ketuban.
Observasi yang ketat dilakukan selama 2 jam post partum.
Observasi yang dilakukan :
1. Kesadaran penderita
2. Pemeriksaan yang dilakukan
Tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan
Kontraksi rahim
Perdarahan
Kandung kemih
2.4. Faktor-faktor yang Berperan Dalam Persalinan (Mochtar R. , 2012)
1. Passage
Adalah jalan lahir yang meliputi rangka panggul, dasar panggul, uterus
dan vagina. Agar passanger yaitu isi uterus dapat melalui jalan lahir
tanpa rintangan maka jalan lahir tersebut harus normal.
2. Passanger
Adalah anak, air ketuban dan plasenata sehingga isi dari uterus yang
akan dilahirkan agar persalinan berjalan dengan lancar maka faktor
passanger harus normal.
3. Power
20
Adalah tenaga untuk melahirkan yaitu kontraksi uterus atau his dari
tenaga mengedan ibu untuk mengadakan persalinan yang normal, maka
tenaga ibu harus normal juga.
4. Psikologi ibu
Keadaan emosi ibu, suasana hatinya, adanya konflik, anak diinginkan
atau tidak.
5. Penolong
Dokter atau bidan yang menolong persalinan dengan pengetahuan dan
ketrampilan dan seni yang dimiliki.
2.5. Konsep Dasar Managemen Varney
I. Pengkajian Data
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi pasien, untuk memperoleh data dilakukan dengan anamnesis.
Anamnesis adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data
tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan, anamnesis dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan menanyakan langsung kepada
pasien atau dengan menanyakan kepada keluarga pasien.
BPM : untuk mengatahui tempat
melahirkan pasien.
A. Data Subyektif
1.Identitas Klien
a) Nama ibu dan suami
21
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan
nama dengan klien lain (Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan,
2012).
b) Umur
Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa
usia aman, untuk kahamilan dan persalinan adalah 20 – 30
tahun (Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 2012).
Semua wanita usia subur 20 – 30 tahun saat yang tepat
untuk persalinan dengan jarak > 2 tahun merupakan masa
reproduksi yang sehat (Depkes, 2015).
c) Pendidikan
Makin rendah pendidikan ibu, kematian bayi makin
tinggi, sehingga perlu diberi penyuluhan (Depkes, 2015).
d) Suku/Bangsa
Memberi penjelasan kepada ibu sesuai dengan bahasa
yang bias di mengerti ibu.
e) Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga
kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama. Agar dapat
dipastikan ibu yang mana yang hendak ditolong untuk
kunjungan pasien (Prawirohardjo, 2012).
2.Alasan Masuk Kamar Bersalin
Alasan ibu untuk masuk kamar bersalin.
3.Keluhan Utama
- Pinggang terasa sakit menjalar ke depan, sifat tertentu,
interval semakin pendek dan kekuatannya makin besar
- Nyeri semakin hebat bila untuk aktivitas (jalan) dan tidak
berkurang bila dibuat tidur intensitas nyeri tergantung
keadaan klien
22
- Mengeluarkan lendir darah
- Pengeluaran cairan yang sebagian besar ketuban pecah
setelah menjelang pembukaan lengkap (Manuaba, 2015).
4.Riwayat Menstruasi
Menarche pada umur pubertas, 12-16 tahun, selama haid siklus
teratur 28-35 hari, lama 3-5 hari, dengan pengeluaran darah +
50-70 cc ibu tidak mengalami gangguan haid/nyeri
(Prawirohardjo, 2012).
5.Riwayat Kehamilan, persalinan dan Nifas yang Lalu
Ibu mengatakan ada kehamilan yang lalu tidak ada penyulit
periksa ANC minimal 4 kali, imunisasi 2 kali. Pada umur
kehamilan 4-7 bulan. Tenggang waktu pemberian 4 minggu,
mendapat obet Fe minimal 90 tablet dan vitamin B complek
serta yodium, ibu mendapat penyuluhan perawatan payudara
dan senam hamil nutrisi.
Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan,
sectio caesaria, solutio placenta, placenta previa, yang
kemungkinan dapat terjadi atau timbul pada persalinan sekarang,
hingga bisa mempengaruhi nifas.
Adanya penyakit nifas yang lalu (perdarahan, febris
kemungkinan terjadi penyulit pada nifas sekarang misalnya,
syock pada masa nifas seperti : syock haemorargik, syock
kardiogenik, infeksi pada nifas (febris), lactasi keluar lancar,
menyusui anak sampai umur 2 tahun.
6.Riwayat Kehamilan ini
a). ANC minimal 4 kali selama hamil
Trimester I : 1 kali
Trimester II : 1 kali sebulan
Trimester III : 2 kali
23
Optimalnya ANC setiap :
Umur kehamilan 3-6 bulan : 1 bulan sekali
Umur kehamilan 6 – 8 bulan : 2 minggu sekali
Umur kehamilan 9 bulan : 1 minggu sekali
Ibu hamil rutin periksa dapat diketahui hamil mendapat Fe
90 tablet, B kompleks, kalsium, yodium, selama kehamilan
imunisasi selama hamil 2 kali dengan jarak pemberian 4
minggu, telah mendapat penyuluhan perawatan payudara,
senam hamil, nutrisi. Ibu merasakan pergerakan anak mulai
umur kehamilan 5 bulan (Modul 2, 2015).
b). Komplikasi
1). Pusing kemungkinan ibu menderita anemia yang bisa
menyebabkan perdarahan post partum
2). Kejang kemungkinan gejala eklamsi yang bisa
menimbulkan gawat janin dan ibu
3). Ibu yang tanda komplikasi persalinan akan berlangsung
dengan lancar
7.Riwayat Kesehatan/Penyakit
- Ibu hamil dengan riwayat penyakit hipertensi perlu
ditentukan pimpinan persalinan dan kemungkinan bisa
menyebabkan transient hipertension
- Ibu hamil dengan riwayat TBC aktif kemungkinan bisa
menyebabkan kuman saat persalinan dan bisa menular pada
bayi
- Ibu dengan riwayat DM mempunyai pengaruh terhadap
persalinannya kemungkinan terjadi yaitu inersia uter, antonia
uteri, distosia bahu, karena anak besar, kelahiran mati.
Sedangkan akibat bayinya : cacat bawaan, janin besar, IUFD
dan lain-lain
- Bila ibu menderita hepatitis kemungkinan besar bayi akan
tertular melalui ASI (Prawirohardjo, 2012).
24
8.Riwayat Psikososial/Penyakit
- Untuk mengetahui keadaan kewajiban ibu saat ini.
- Untuk mengetahui kepercayaan ibu terhdap agama yang
dianutnya dan mengenali hal-hali yang berkaitan dengan
masalah asuhan yang diberikan.
B. Data Objektif
Data objektif ini digunakan untuk melengkapi data subjektif dalam
menegakkan diagnosa, melakukan pengkajian data objektif melalui
pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi dilakukan
secara berurutan.
1. Pemeriksaan Fisik Umum, data-data yang perlu dikaji adalah
meliputi :
a) Keadaan umum pasien : Baik/lemah/jelek
b) Kesadaran : Somnolen/compos mentis
c) Postur tubuh : Lordosis
d) Tanda - tanda vital meliputi : Tekanan darah :100-120
(sistolik), 70-90 mmHg (diastolik), nadi : 60-100x/menit,
suhu : 36,5-37,50 C, pernafasan : 14-24x/menit.
e) Tinggi badan ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145
cm tergolong resiko tinggi.
f) Berat badan, penambahan berat badan tidak boleh melebihi
dari 6,5 sampai 12,5 kg selama masa kehamilan.
g) LILA (lingkar lengan atas) lila yang kurang dari 23,5 cm
merupakan indikator untuk status gizi buruk ibu.
h) SPR (Skor Puji Rohjati) SPR awal ibu hamil : 2, bila jumlah
SPR lebih dari 10 tergolong resiko sangat tinggi.
i) TP, Taksiran persalinan berguna untuk pasien dalam
25
persiapan menghadapi proses persalinan.
26
ada gangguan dan fungsi
pendengaran pendengaran
Membuka Membuka Bersih, tidak ada Menilai
mulut klien mulut stomatitis, mukoda kebersihan
7 Mulut
bibir lembab, gigi mulut klien
tidak caries
Melihat ke arah Sedikit Tidak terdpat Mengetahui
klien menengadah pembesaran kelenjar adanya
8 Leher
limfe dan bendungan pembesaran
vena jogularis abnormal
Membuka Tidur Simetris, Mengetahui
pakaian dan terlentang hiperpigmentasi adanya
melihat ke dada dan rileks areola mamae, kelainan pada
9 Dada klien puting susu payudara
menonjol & bersih,
tidak ada retraksi
dinding dada
Membuka Tidur Terdpaat linea nigra, Mengetahui
pakaian terlentang striae tanda
10 Abdomen danmelihat ke dan rileks lividae/albicans, mungkin
abdomen klien terdapat pembesaran hamil
abdomen
Mengatur Posisi dorsal Tidak terdapat Mengetahui
posisi klien recumbent varices pada vulva & adanya
pada posisi vagina, tidak oedem, kelainan alat
dorsa tidak ada candiloma reproduksi
recumbent talata & candiloma dan
11 Genetalia
akuminata, tidak ada mengetahui
pembesaran kelenjar tanda-tanda
skene dan bartholini, persalinan
terdapat lendir yang (blood show)
bercampur darah
Mengatur Posisi sims Tidak ada benjolan Mengetahui
posisi klien dan tidak ada ada tidaknya
pada posisi pengeluaran darah hemorroid
12 Anus sims dari anus dan ada interna &
tekanan terhadap eksterna serta
anus adanya tanda
persalinan
27
Mengatur Kaki dan Simetris, tidak Mengetahui
posisi klien dan tangan lurus oedem, pergerakan kesimetrisan
Ektermitas
menggerak-ger bebas aktermitas
atas
akkan tangan atas
klien
13
Mengatur Simetris, tidak Mengetahui
posisi klien Klien miring oedem, tidak ada preeklamsia &
dengan kaki ke kiri/kanan varices adanya
Ektermitas
lurus & dengan kaki varices
bawah
miringkan klien tetap luas
ke kiri/kanan
b) Palpasi
Batasan : Palpasi adalah pemeriksaan dengan
cara meraba.
Tujuan Umum : Untuk menentukan adanya janin dalam
rahim.
Sikap
No Yang diperiksa Sikap Klien Keadaan Normal Tujuan
Pemeriksa
28
kolostrum
Meraba Mengetahui
daerah Tidur Kandung kemih keadaan
5 Suprapubik
kadung terlentang penuh / kosong kandung
kemih kemih
29
c) Auskultasi
Batasan : Auskultasi adalah pemeriksaan klien
dengan mendengar.
Tujuan Umum : Untuk mengetahui adanya kelainan dan
tanda pasti kehamilan dan keadaan, janin
sehat & hidup.
Yang Sikap Sikap Keadaan
No Tujuan
Diperiksa Pemeriksa Klien Normal
d) Perkusi
Batasan : Perkusi adalah pemeriksaan klien dengan
mengetuk tendon patella.
Tujuan Umum : Untuk mengetahui refleks patella pada
kedua aktermitas bawah.
30
Yang Sikap Keadaan
No Sikap Klien Tujuan
Diperiksa Pemeriksa Normal
3. Pemeriksaan Khusus
Vaginal Toucher disertai tanggal dan jam dilakukan.
Pembukaan : 0 – 10 cm.
Efficement : 25 – 100 %.
Ketuban : Utuh/sudah pecah, jernih/keruh/mekonium.
Denominator : UUK / UUB, konsistensi : lunak / keras.
Hodge : H I / H IV.
II. Diagnosa/Interpretasi Data
Diagnosa : Ny.“….” G… PAPIH AbAME UK… Minggu,
Aterm/Preterem/posterem, Intra uteri/Ekstra uteri,
Hidup/Mati, Tunggal/ganda, Letak kepala/Letak
bokong/tidak, Kesan jalan lahir normal/tidak,
keadaan Ibu dan Janin baik/cukup/lemah, dengan
inpartu kala … fase ….
Data Subjektif : Data yang didapat dari klien berasal dari
keluhan/atau apa yang dikatakan oleh klien yang
menunjang diagnosa.
Data Objektif Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
31
petugas kesehatan yang menunjang diagnosa.
Masalah : Hal-hal yang berkaitan dengan psikologi, sosial
dan spiritual ibu masalah ini biasanya menyertai
diagnosa.
Kebutuhan : Kebutuhan dasar klien untuk menangani masalah
dan penyakit / keadaan klien.
32
Menangis dengan spontan
Intervensi:
1. Lakukan pendekatan dengan ibu
R/Menjalin hubungan kerjasama antara ibu dan petugas
2. Beri dukungan emosional
R/Mengurangi kecemasan sehingga proses persalinan berjalan lancar
3. Bantu atur posisi ibu saat proses persalinan
R/Posisi pasien nyaman pada saat proses persalinan berlangsung
4. Anjurkan ibu minum saat tidak ada his
R/Mengurangi lelah dan dehidrasi saat mengejan
5. Pastikan kandung kemih kosong
R/Kandung kemih penuh bisa menghambat turunnya kepala ke dasar
panggul.
6. Lakukan ovservasi setiap 30 menit
R/Memantau kemajuan kala 1
7. Menyiapkan peralatan persalinan dan pakaian bayi
R/ Persiapan proses persalinan.
8. Informasikan hasil pemeriksaan pada klien dan keluarga
R/Klien dan keluarga mengetahui keadaannya dan janinnya
9. Bantu segala kebutuhan dasar ibu meliputi BAB, BAK, makan dan
minum.
R/Asuhan sayang ibu dan membantu tenaga ibu serta mempercepat
proses persalinan.
10. Anjurkan ibu berbaring miring ke kanan dan kiri
R/Membantu mempercepat penurunan kepala ke dasar panggul dan
membantu sirkulasi dan oksigenasi ke janin.
11. Bimbing ibu melakukan relaksasi saat his berlangsung
R/Mengurangi rasa nyeri dan memberikan asuhan sayang ibu.
12. Lakukan pertolongan persalinan sesuai APN 60 langkah
R/Manajemen persalinan pada ibu dan bayi yang aman dan selamat.
VI. Implementasi
33
Langkah tindakan dalam asuhan kebidanan dilaksanakan berdasarkan
rencana tindakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dalam
pelaksanaan ini bidan melakukan secara mandiri dan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan yang lain.
VII. Evaluasi
Merupakan bagian dari proses asuhan kebidanan untuk menilai
apakah pelayanan kesehatan telah tercapai seluruhnya, sebagian atau
sama sekali tidak. Dari hasil evaluasi ini ditentukan apakah rencana
tindakan kebidanan itu relevan diterapkan atau sudah harus dihentikan
atau direvisi ulang. Berdasarkan evaluasi selanjutnya asuhan
kebidanan ditulis dalam bentuk catatan perkembangan yang mencakup
SOAP.
34
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN
Pada Ny.”Y” GI P0000 Ab000 UK 38 Minggu, Aterm, Intra uteri, Hidup,
Tunggal, Letak Kepala, Inpartu Kala I Fase Laten, Kesan Jalan Lahir
Normal, Keadaan Ibu dan Janin Baik.
BPM : Fitria Ayu Ningsih, A.Md, Keb.
Tanggal pengkajian : 31 Oktober 2017
Jam : 02.45 WIB
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subjektif
Masuk tanggal : 31 Oktober 2017 jam : 02.45 WIB
1. Identitas Klien
Nama istri : Ny “Y” Nama suami : Tn “K”
Umur : 22 tahun Umur : 22 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Suku/Bangsa : Madura/Indonesia Suku/Bangsa : Madura/Indonesia
Alamat : Kiwondo Arjasa Alamat : Kiwondo Arjasa
2. Alasan masuk kamar bersalin
Pada jam 02.45 WIB tanggal 31 Oktober 2017 ibu mengatakan
mules-mules disertai keluar lendir bercampur darah.
3. Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan mules kenceng-kenceng sejak jam 01.00 WIB
tanggal 31 Oktober 2017 sakit perut tembus ke pinggang, bertambah
waktu bertambah sakit, mengeluarkan lendir bercampur darah dari jalan
lahir sejak jam 02.45 WIB sakit dan dibawa ke BPM pada jam 02.45
WIB.
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
Siklus : 28 hari
35
Lama : 7-8 hari
Banyaknya : Hari 1-3 ganti pembalut 3-4x/hari
Hari 4-6 ganti pembalut 2-3x/hari
Hari 7-8 ganti pembalut 2x/hari
Desminorhea : Tidak pernah
Flour Albus : Kadang – kadang sebelum menstruasi
KEHAMILA
AN PERSALINAN NIFAS ANAK KB
N
A
K S H
K Peny Penol Tem Peny AS peny
KE UK Cara Lama BB e / jenis Lama
e ulit ong pat ulit I ulit
x M
Suntik
3 bulan 4
- - - - - - - - - - - - -
dan 1 bulan
bulan
HAMIL INI
36
Makan sedikit tapi
sering
Minum Fe teratur
PUSTU Tidak ada Baca Buku KIA
II 2 Fe
ARJASA keluhan hal1-8
PUSTU
ARJASA dan
BPM Fitria Sakit perut
III 4 Lanjutkan Fe Istirahat yang cukup
Ayu Ningsih keluar lendir
A.Md.Keb.
BANTAL
7. Riwayat TT
TT 1 : Tahun 1995
TT 2 : 09 Maret 2017
TT 3 : 17 September 2017
8. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan merasakan mules kenceng-kenceng sejak jam 01.00
WIB tanggal 31 Oktober 2017 sakit perut tembus ke pinggang,
bertambah waktu bertambah sakit, mengeluarkan lendir bercampur darah
dari jalan lahir sejak jam 02.45 WIB sakit, ini adalah kehamilan yang ke
1 dan ibu tidak sedang menderita penyakit apapun.
9. Keadaan Psikososial/Spiritual
a. Psikososial
Ibu mengatakan kehamilannya merupakan kehamilan yang pertama
dan memang direncanakan, serta keluarga dan tetangga mendukung
atas kehamilannya.
b. Spiritual
Ibu mengatakan selalu mengerjakan shalat 5 waktu dan selalu
mendo’akan janinnya.
37
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Postur Tubuh : Lordosis
Tinggi Badan : 148,5 cm
BB Sebelum Hamil : 50 kg
BB Sekarang : 57 kg
Lila : 26,5 cm
TTV : TD : 110/80 MmHg
N : 82 x/menit
S : 36,7 ºC
RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, rambut tidak rontok, tidak ada
ketombe dan kutu, tidak terlihat benjolan
dan lesi.
Muka : Tidak pucat, tidak odema, tidak terdapat
cloasma gravidarum.
Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sklera
putih, gerakan pupil normal, tidak strabismus,
tidak ada pembengkakan palpebra.
Hidung : Bersih, terdapat septumnasi dan cavum, tidak
terdapat sekret dan pernafasan cuping hidung.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen dan
perdarahan, tidak ada gangguan pendengaran.
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, mukosa bibir
lembab, gigi tidak caries, lidah bersih.
Leher : Tidak terdapat bendungan vena jugularis dan
pembesaran kelenjar limfe dan thyroid.
38
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : Simetris, hiperpigmentasi pada areola mamae,
puting susu menonjol dan bersih, dan tidak
ada benjolan abnormal.
Abdomen : Membesar sesuai dengan usia kehamilan,
tidak terdapat luka bekas operasi, ada linea
alba dan nigra, tidak ada strie gravidarum,
bentuk abdomen membujur
Genetalia : Vulva tampak keluar darah dan lendir.
Anus : Bersih dan tidak ada hemoroid.
Ektermitas atas : Simetris, tidak terdapat oedem dan kelainan,
tidak terpasang infuse.
Ektermitas bawah : Simitris, tidak terdapat oedem dan varices
b. Palpasi
Kepala : Tidak teraba benjolan dan tidak ada nyeri
tekan.
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe dan
kelenjar thyroid, tidak teraba bendungan vena
jugularis.
Dada : Tidak teraba nyeri tekan.
Payudara : Tidak teraba benjolan, tidak terdapat nyeri
tekan, kolostrum sudah keluar (kanan dan
kiri).
Abdomen : Leopold I : Bagian fundus teraba bulat,
lunak, tidak melenting
(bokong), TFU : 3 jari
dibawah px (30 cm)
Leopold II : Bagian kanan teraba keras,
datar seperti papan (puka),
bagian kiri teraba bagian
kecil janin (ekstermitas).
39
Leopold III : Bagian sympisis teraba
bulat, keras, melenting
(kepala), tidak dapat
digoyangkan (divergen).
Leopold IV : Bagian terendah janin
sudah masuk PAP 5/5
bagian.
Mc. Donald : TFU : 30 cm
TBJ : (30–11) x155=2.945 gr
c. Auskultasi
Dada : Tidak terdengar wheezing dan ronchi.
Abdomen : DJJ : 119 x/menit.
d. Perkusi
Reflek Patella : Ka/ki : +/+
3. Pemeriksaan Khusus
VT : Tanggal 31 Oktober 2017 jam 02.45 WIB
Pembukaan : 3 cm
Effacement : 25 %
Ketuban : Utuh
Denominator : UUK
Hodge : I
40
sakit, mengeluarkan lendir bercampur darah dari jalan
lahir sejak jam 02.45 WIB sakit, ini adalah anak yang
pertama.
Data Objektif : Kedaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tinggi Badan : 148,5 cm
BB sebelum hamil : 50 kg
BB saat hamil : 57 kg
TTV : TD : 110/80 MmHg
S : 36,7 0C
N : 82 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Pembukaan : 3 cm
Effisement : 25 %
Ketuban : Utuh
Denominator : UUK
Hodge : I
His : 3x dalam 10 menit lamanya 47
detik
Leopold I : Bagian fundus teraba bulat,
lunak, tidak melenting (bokong),
TFU : 3 jari dibawah px.
Leopold II : Bagian kanan teraba keras, datar
seperti papan (puka), bagian kiri
teraba bagian kecil janin
(ekstermitas).
Leopold III : Bagian sympisis teraba bulat,
keras, melenting (kepala), tidak
dapat digoyangkan (divergen).
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah
masuk PAP 1/5 bagian.
41
TBJ : (30–11) x 155 = 2.945 gr
Masalah : -
Kebutuhan : -
V. INTERVENSI
Diagnosa : Ny.“Y” GI P0000 Ab000 UK 38 Minggu, Aterm, Intra Uteri,
Hidup, Tunggal, Letak Kepala, Kesan Jalan Lahir Normal,
Keadaan Ibu dan Janin Baik, dengan Inpartu Kala I Fase
Laten.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan persalinan
berjalan dengan lancar, normal, ibu dan janin selamat.
Kriteria hasil : Ibu : Kala I Fase Laten tidak lebih dari 8 jam
Fase Aktif tidak lebih dari 2 jam
Kala II tidak lebih dari 2 jam
Kala III tidak lebih dari 30 menit
Kala IV tidak terjadi sub involusi
Bayi : DJJ 120-160 x/menit
Menangis dengan spontan
42
Intervensi:
1. Lakukan pendekatan dengan ibu
R/Menjalin hubungan kerjasama antara ibu dan petugas
2. Beri dukungan emosional
R/Mengurangi kecemasan sehingga proses persalinan berjalan lancar
3. Anjurkan mengatur posisi senyaman mungkin
R/Posisi pasien nyaman pada saat proses persalinan berlangsung
4. Anjurkan ibu makan dan minum saat tidak ada his
R/Mengurangi lelah dan dehidrasi saat mengejan
5. Lakukan ovservasi kemajuan persalinan sesuai partograf
R/Memantau kemajuan kala 1
6. Menyiapkan peralatan persalinan dan pakaian bayi
R/ Persiapan proses persalinan.
7. Informasikan hasil pemeriksaan pada klien dan keluarga
R/Klien dan keluarga mengetahui keadaannya dan janinnya
8. Anjurkan ibu berbaring miring kiri
R/Memperlancar sirkulasi darah dan oksigenasi dari ibu ke janin.
9. Bimbing ibu melakukan relaksasi saat his berlangsung
R/Mengurangi rasa nyeri dan memberikan asuhan sayang ibu.
VI. IMPLEMENTASI
Kala I
No Jam/tanggal Kegiatan Paraf
Melakukan pendekatan dengan ibu dengan cara
memberikan dukungan dan konseling tentang
1
02.45 WIB proses persalinan atau cara mengejan yang
s/d benar.
05.46 WIB Memberikan dukungan emotional dengan cara
2 memberitahu pada ibu bahwa kondisi ibu dan
janin baik-baik dan tidak perlu khawatir.
43
Membantu mengatur posisi ibu saat persalinan
3
agar nyaman pada saat persalinan
Memberikan makan dan minum pada ibu agar
4
tidak lelah dan dehidrasi pada saat mengejan.
Melakukan observasi kemajuan persalinan
dengan partograf dengan hasil TTV:
S : 36,7 0C
N : 82 x/ menit
RR : 20 x/menit
5
DJJ : 119 x/menit
Penurunan kepala : 1/5
Hodge : I
Ketuban : Utuh
Penyusupan : 0
Menyiapkan peralatan persalinan dan tempat
6
serta pakaian bayi
Memberikan informasi tentang kemajuan
7 persalinan pada ibu agar lebih semangat dalam
melakukan proses persalinan
Mengnjurkan ibu berbaring miring ke kiri agar
mempercepat penurunan kepala ke dasar panggul
8
dan membantu sirkulasi darah dan oksigenasi
dari ibu ke janin.
Membimbing ibu melakukan relaksasi saat his
9 berlangsung untuk mengurangi rasa nyeri dan
memberikan asuhan sayang ibu.
44
Kala I
No Jam APN kala I
1 Melihat tanda gejala kala II (doran teknus perjol vulka)
Memeriksa kelengkapan alat dan mematahkan ampul
2
oksitosin dan memasukkan spuit dalam partus set
05.48 WIB
3 Memakai APD
s/d
Melepaskan jam tangan, mencuci tangan dengan sabun
4
dan air mengalir
05.56 WIB
5 Memakai sarung tangan DTT/ steril sebelah kanan
Memastikan oksitosin dalam spuit dan meletakkan dalam
6
partus set dan memakai sarung tangan sebelah kiri
7 Melakukan vulva hygiene dengan kapas DTT
Melakukan pemeriksaan dalam pembukaan lengkap,
05.58 WIB
8 effisement 100%, ketuban utuh, presentasi kepala,
s/d
denominator UUK, hodge IV.
06.05 WIB
Mencelupkan dan merendam handscoon kedalam larutan
9
clorin
Memeriksa DJJ (144x/ menit, teratur) dan menutup partus
10 06.07 WIB
set.
VII. EVALUASI
Evaluasi kala I
Tanggal : 31 September 2017 jam : 05.48 WIB
S : Ibu mengatakan sakitnya bertambah, ingin meneran dan merasa
seperti ingin BAB.
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV : TD : 110/80 MmHg
S : 36,7 0C
N : 86 x/menit
45
RR : 20 x/menit
His : 4 kali dalam 10 menit lamanya 50 detik
DJJ : 144 x/menit
Vulva : Perenium menonjol, vulva membuka
Anus : Tekanan anus
VT : 10 cm
Effisement : 100 %
Hodge : IV
A : Ny.“Y” GI P0000 Ab000 UK 38 Minggu, Aterm, Intra Uteri, Hidup,
Tunggal, Letak Kepala, Kesan Jalan Lahir Normal, Keadaan Ibu dan
Janin Baik, dengan Inpartu Kala I Fase Aktif Diselerasi.
P : Observasi kala II
Kala II
No Jam APN kala II
11 Menyiapkan posisi ibu untuk meneran ketika ada his.
Meminta bantuan keluarga untuk membantu ibu
12
menyiapkan posisi meneran.
Memimpin dan puji ibu untuk meneran ketika ada his
dan ajnurkan pasien istirahat dengan makan dan minum
ketika tidak ada his.
13
06.10WIB Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau
s/d mengambil posisi yang nyaman jika ibu merasa belum
07.00 WIB ada dorongan meneran dalam 60 menit.
14 Megatur posisi ibu senyaman mungkin
Saat kepala janin terletak di vulva 5-6 cm, memasang
15
handuk bersih di atas perut ibu mengeringkan janin.
Mengambil kaian bersih, melipat 1/3 bagian dan
16
meletakkan di bawah bokong ibu.
17 Membuka partus set
46
18 Memakai sarung DTT/steril pada kedua tangan
Saat sub occiput di sympisis tangan kanan melindungi
perineum dengan lipatan kain sementara tangan kiri
19
menahan puncak kepalaagar tidak terjadi defleksi yang
cepat
20 Memeriksa adanya lilitan tali pusat
21 Menunggu bayi melakukan putar paksi
07.15 WIB Tangan biparietal, tarik cunan kebawah untuk
22 s/d melahirkan bahu depan, tarik cunan atas untuk
07.28 WIB melahirkan bahu belakang
Setelah bahu lahir geser tangan kebawah kearah
perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku
23
sebelah bawah dan gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
Setelah tangan dan bahu lahir penelusuran tangan atas
24 berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki, ibu jari
dan jari-jari lainnya.
Setelah bayi lahir sempurna melakukan penilaian
25
sepintas keadaan bayi.
Mengeringkan dan membungkus bayi tanpa
07.30 WIB
26 membersihkan vernik ganti handuk basah ke handuk
s/d
kering, biarkan bayi diatas perut ibu.
07.33 WIB
Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada
27
bayi lagi di uterus
28 Memberi tahu ibu untuk di suntik oksitosin
Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir menyuntikkan
29 07.34 WIB
oksitosin10 unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral.
47
PENILAIAN APGAR SCORE
1 menit pertama
Komponen 0 1 2 Nilai
Frekuensi jantung Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit 2
Kemampuan nafas Tidak ada Lambat Menagis kuat 2
Tonos otot Lumpuh Ektermitas fleksi Gerak aktif 2
Reflek Tidak ada Gerakan sedikit Seluruh tubuh 2
Warna kulit Biru/pucat Tubuh kemerahan Kemerahan 2
5 menit pertama
Komponen 0 1 2 Nilai
Frekuensi jantung Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit 2
Kemampuan nafas Tidak ada Lambat Menagis kuat 2
Tonos otot Lumpuh Ektermitas fleksi Gerak aktif 2
Reflek Tidak ada Gerakan sedikit Seluruh tubuh 2
Warna kulit Biru/pucat Tubuh kemerahan Kemerahan 2
Evaluasi kala II
Tanggal : 31 September 2017 Jam : 07.34 WIB
S : Ibu mengatakan senang telah melahirkan anaknya yang pertama
O : Vagina dan perineum : Laserasi otot dan mukosa vagina
Kontraksi : Kenyal
Kandung kemih : Kosong
BB Bayi : 3000 gr
PB Bayi : 47 cm
Apgar score : 10
A : Ny.“Y” P1001 Ab000 kala II
P : Observasi kala III
48
Kala III
No Jam APN kala III
Mengklem tali pusat 3 cm dari umbilicus, 2 cm dari
30
klem pertama
31 Memotongan dan mengikatan tali pusat
Meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke bayi untuk
32 disusui, dserta selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat
dan pakaikan topi bayi.
07.35 WIB Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm
33
s/d dari vulva
07.46 WIB Meletakkan tangan kiri diatas sympisis, menahan bagian
34
bawah uterus dan tangan kanan memegang tali pusat.
Saat ada his melakukan penegangan tali pusat hingga
35
berjarak 5-10 cm dari vulva
36 menarik placenta keatas hingga tampak pada vulva
Memegang placenta dan lakukan pemutaran sesuai
37
jarum jam
38 Melakukan masase uterus 15 x
Memeeriksa kelengkapan placenta
39 07.47 WIB Lahir pada jam 07.48 WIB insersio lateralis panjang tali
s/d pusat 50 cm
07.49 WIB Mengobservasi jalan lahir, ada robekan mengenai otot
40 dan mukosa vagina, melakukan heatting perineum
derajat 2.
41 Menilai kontraksi uterus dan perdarahan
07.55 WIB Mencelupkan sarung tangan ke klorin, kemudian ke air
42
s/d DTT dan keringkan.
07.57 WIB Mengecek kandung kemih apakah kosong atau tidak,
43
jika tidak kosong maka lakukan katerisasi.
49
Evaluais kala III
Tanggal : 31 September 2017 Jam : 07.57 WIB
S : Ibu mengatakan sedikit nyeri pada jalan lahirnya.
O : TFU : 3 jari bawah pusat
Kontraksi : Baik
Perdarahan : 200 cc
Kandung kemih : Kosong
ASI : +/+
Uterus : G obuler
Placenta : Lengkap
Tebal : 2,5 cm
Diameter : 20 cm
Kotiledon : 20 buah
Berat : 400 gr
Selaput : Menutupi placenta
Lahir : Spontan
Insersio : Sentralis
Panjang tali pusat : 50 cm
A : Ny.“Y” P1001 Ab000 kala III
P : Observasi kala IV
Kala IV
No Jam APN kala IV
Mengajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase
44
07.58 WIB uterus dan memeriksa kontraksi uterus
45 Mengevaluasi kehilangan darah
46 08.00 WIB Menghitung nadi ibu
Memeriksa bayi kembali untuk memastikan bayi masih
47 08.02 WIB
bernafas atau tidak
48 08.05 WIB Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin
50
0,5 %
Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat
49
sampah
50 Membersihkan ibu dengan air DTT
51 Memastikan ibu nyaman dengan posisi terlentang
08.07 WIB
Mendekomentasi daerah yang di gunakan dengan larutan
52 s/d
klorin 0,5 % dan membilasnya dengan air bersih
08.23 WIB
Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan
53
klorin 0,5% selama 10 menit
54 Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
55 Memakai sarung tangan DTT
Melakukan penimbangan dan pemeriksaan fisik bayi,
56 08.25 WIB memberi tetes mata antibiotik profilaksis dan vit.k IM
dipaha kiri.
Setelah 1 jam dari memberikan vit.k berikan imunisasi
57 08.26 WIB
hepatitis B dipaha kanan antero lateral.
58 Melepas handscoon
08.27 WIB
59 Melakukan cuci tangan 6 langkah
60 08.29 WIB Melengkapi partograf
51
dan labiospalatoschizis.
2. Pengukuran antropometri
Lika : 33 cm
Lida : 33 cm
Lila : 11 cm
PB : 47 cm
BB : 3000 gr
Evaluasi kala IV
Tanggal : 31 September 2017 Jam : 08.30 WIB
S : Ibu mengatakan masih terasa capek dan sedikit nyeri pada jalan
lahirnya
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV : TD : 110/80 MmHg
S : 36,8 0C
N : 83 x/menit
52
RR : 20 x/menit
Kontraksi uterus : Baik
Lochea : Rubra
Jumlah perdarahan : 10 cc
Kandung kemih : Kosong
TFU : 3 jari bawah pusat
A : Ny.“Y” P1001 Ab000 kala IV
P : Observasi 2 jam PP
53
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Dari hasil Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin yang telah dilakukan pada ibu :
Nama : Ny. “Y”
Umur : 22 tahun
Didapatkan beberapa data yang akan dipergunakan sebagai landasan dalam
memberikan asuhan. Dalam kesimpulan dimulai dari pengkajian,
identifikasi diagnosa/masalah, diagnosa/masalah potensial, identifikasi
kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi diperoleh data :
I. Pengkajian
Pada data subjektif didapatkan data bahwa pasien datang karena
perutnya kenceng-kenceng, nyeri pinggang dan telah mengeluarkan
lendir darah dari kemaluannya, adanya his yang teratur semakin lama
semakin kuat dan terjadi pembukaan serviks 3 cm.
II. Analisa Diagnosa dan Masalah
Pada analisa data, ditemukan diagnosa yaitu GI P0000 Ab000 inpartu
kala II.
III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
-
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera dan Kolaborasi
-
V. Intervensi
Rencana asuhan pada klien dengan inpartu fisiologis disesuaikan
dengan teori karena fasilitas dan protap yang ada menunjang untuk
membuat perencanaan tersebut sesuai dengan diagnosa dan masalah yang
ada.
VI. Implementasi
Pelaksanaan asuhan kebidanan mengacu pada rencana tindakan
yang telah disusun. Adapun asuhan yang telah dilaksanakan yaitu :
54
a. Memberikan penjelasan pada ibu tentang kehamilan dan
persalinan
b. Memberikan asupan nutrisi
c. Mengajarkan teknik relaksasi
d. Menganjurkan posisi yang nyaman selama proses persalinan.
e. Menganjurkan untuk mengosongkan kandung kemih
f. Motivasi keluarga untuk selalu mendampingi ibu
g. Mengobservasi TTV dan DJJ
h. Melakukan APN 60 Langkah
VII.Evaluasi
Setelah memberikan asuhan kebidanan, kemudian dilakukan
evaluasi untuk menilai keefektifan dari asuhan yang diberikan. Tujuan
yang diharapkan tercapai yaitu bayi lahir secara spontan tanpa adanya
penyulit selama proses melahirkan dan keadaan ibu dan bayi sehat.
4.2. Saran
Saran yang diberikan pada petugas kesehatan maupun keluarga
dalam menunjang proses persalinan dan nifas :
1. Saran untuk petugas kesehatan
- Hendaknya memupuk kebersamaan dengan rekan sejawat sehingga
tercipta hubungan saling menunjang
- Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan baik yang
didapat dari praktek lapangan maupun kursus, seminar dan lain-lain
2. Saran untuk ibu dan keluarga
- Dalam proses persalinan hendaknya ibu dapat kooperatif dan
keluarga perlu mendukung selama proses persalinan dan nifas
- Ibu atau keluarga mampu mengetahui tanda awal persalinan,
sehingga pertolongan yang tepat dan aman dapat segera diberikan
- Ibu dan keluarga mau melaksanakan aturan BPM dan penjelasan oleh
petugas
55
DAFTAR PUSTAKA
Modul 2. (2015).
APN. (2016).
56