Anda di halaman 1dari 15

PROJECT WORK

Sistem Tata Suara di KPLT (Kantor Pusat Layanan Terpadu)

untuk memenuhi tugas matakuliah Praktik Perencanaan Instalasi Listrik yang diampu oleh
Djoko Laras Budi Taruno

disusun oleh :

16506134025 Panji Nur Azis Pratama

16506134038 Dea Rahmaiya Suci Trisqia

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga
semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah
ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya,
baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-
teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan
kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah
kami dilain waktu.
Makalah ini diberi judul “Pengendalian Pada Sistem Pembangkit”. Harapan yang
paling besar dari penyusunan makalah ini adalah dapat membantu pemahaman pembaca
mengenai bagaimana proses penyusunan pengendqalian tegangan dan load frequency control
pada suatu pembangkit tenaga listrik. Penulis juga menyadari makalah ini masih banyak
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan demi
kesempurnaan mkalah ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Yogyakarta, 04 April 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL x

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3
D. Manfaat Penulisan 3
E. Metode Penulisan 3

BAB II PEMBAHASAN 5

A. Gambar Sistem 5
B. Gambar Tata Letak, Diagram, dan Detail 14
C. Prosedur Kerja
D. Konsep Pekerjaan
E. RKS (Rencana Kerja Syarat)
F. RAB (Rencana Anggaran Belanja)

BAB III PENUTUP 24

A. Simpulan 24
B. Saran 24

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA 25

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Telah dapat kita ketahui, bahwa pengendalian sistem tenaga listrik dewasa ini
berkembang pesat baik dalam ilmu dan teknologi maupun dalam dunia industri.
Perkembangan ini dirasakan pula pihak pemasok daya listrik dalam mengatur suplainya
ke beban. Hal ini terlihat dengan penggunaan peralatan kontrol baik di sisi
pembangkitan, saluran transmisi dan sisi beban.
Peralatan kontrol untuk pembangkitan biasanya digunakan untuk mengatur
suplai daya aktif dan reaktif. Perubahan beban yang terjadi sangat berpengaruh terhadap
perubahan frekuensi dan tegangan. Naik turunnya frekuensi tergantung perubahan daya
aktif, demikian halnya dengan tegangan tergantung pada perubahan daya reaktif.
Keadaan ini membuka pikiran bagi para engineer khususnya bidang sistem tenaga
untuk mencari solusinya. Salah satu solusi dalam mengatur perubahan beban daya
reaktif adalah menggunakan AVR (Automatic Voltage Regulator) agar tegangan
generator tetap konstan, namun demikian tidak dapat mengatur steady state error akibat
respon dinamik, karena itu dibutuhkan perangkat kontrol yang mampu menghilangkan
steady state error tersebut yaitu Pengontrol Proportional, Integral and Deviratif (PID
Controller). Sementara untuk kontrol daya aktif yaitu dengan menggunakan LFC (Load
Frequency Control).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penulisan ini akan diberi
judul “Pengendalian Pada Sistem Pembangkit”

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengendalian daya reaktif berhubungan dengan pengendalian
tegangan pada pembangkit?
2. Bagaimana pengendalian daya aktif berhubungan dengan pengendalian Load
Frequency Control?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini dimaksudkan untuk :
1. Penulis ingin memberikan pemahaman tentang pengendalian teganagan pada
pembangkit.
2. Penulis ingin memberikan pemahaman tentang pengendalian load frequency
control pada pembangkit.

D. Manfaat Penulisan
Penulisan ini dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat bagi penulis dan pembaca
terutama mahasiswa untuk menumbuhkan kepekaan dan perhatian terhadap
pengaturan tegangan dan load frequency control pada pembangkit, diantara manfaat
dalam penulisan adalah sebagai berikut :
1. Memahami sistem pengendalian tegangan pada pembangkit dan hubungannya
dengan daya reaktif.
2. Memahami sistem pengendalian load frequency control pada pembangkit dan
hubungannya dengan daya reaktif.

E. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Metode Pustaka
Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data
dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun
informasi di internet.

2. Diskusi
Yaitu mendapatkan data dengan cara bertanya secara langsung kepada
teman – teman yang mengetahui tentang informasi yang di perlukan dalam
membuat makalah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. GAMBAR SISTEM
Terlampir

B. GAMBAR TATA LETAK, DIAGRAM, dan DETAIL


Terlampir

C. PROSEDUR KERJA

D. KONSEP PEKERJAAN

E. RKS (RENCANA KERJA SYARAT)

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan instalasi sistem tata suara pada proyek ini, meliputi pengadaan bahan
dan peralatan, pemasangan, pengujian-pengujian dan perbaikan-perbaikan selama
masa pemeliharaan, sehingga untuk sistem sound system dapat berfungsi dengan baik,
sesuai yang dikehendaki pekerjaan tersebut terdiri dari :

a. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan peralatan utama sesuai dengan


gambar rencana yang meliputi :
- AM/FM tunner
- Mixer pre-amp
- Power Amplifier
- Blower Unit
- Cassette Tape Deck
- Paging Microphone
- Emergency Microphone
- Zone Selector Speaker
- Monitoring Panel
- Rack dan accessories lainnya

b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai macam speaker


lengkap dengan individual Matching Transformator sesuai dengan gambar
rencana.

c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai Continous Volume


Control dan Channel Selector.

5
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis dan ukuran kabel dari
peralatan utama sampai dengan speaker sesuai dengan gambar rencana.

e. Pekerjaan penunjang lainnya yang diperlukan, meskipun tidak tercantum dalam


spesifikasi teknis dan gambar rencana, agar sistem dapat bekerja dengan baik.

2. Cara Kerja Sistem


a. Back Ground Music
Secara garis besar back ground music system atau Emergency Pangging
System harus dapat bekerja sebagai berikut :

1. Di ruangan operator, operator dilengkapi dengan perangkat peralatan utama,


operator dapat menyiarkan salah satu program atau semua program dari
peralatan diatas ke seluruh lantai gedung melalui speaker.
2. Besarnya suara yang keluar dan program yang dikehendaki dapat diatur oleh
volume control dan channel selector yang dipasang pada setiap ruang dan
bangunan perlantai.
3. Program penyiaran dan pengumuman pada daerah-daerah tertentu dapat
dilakukan oleh operator melalui zone selector speaker.
4. Dalam keadaan darurat dapat dilaksanakan pengumuman penting melalui
sistem ini dengan menggunakan Priority Switch. Dengan menggunakan alat ini
semua volume control dan channel selector tidak beroperasi lagi (misal
pengumuman darurat kebakaran dan lain-lain).

b. Sistem Car Calling


Pemanggilan kepada para pengemudi mobil dapat dilaksanakan melalui
beberapa microphone yang tersedia di meja-meja reception pada ruang kontrol
melalui zone khusus yang disiapkan sesuai gambar rencana.

03. Karakteristik Peralatan

a. AM/FM Radio Tunner

Sumber tegangan

: 24 VDC
Tanggapan prekwensi : AM : 522 KHZ - 1611 KHZ, 9 KHZ step
Input : FM :87,5 MHZ - 10,8 MHZ 50 KHZ step
Tuning control : Auto/manual switchable
Impedance output : -20 dB 10 k ohm unbalanced.

6
b. Pre Amp - Mixer

Sumber tegangan

: 220 VAC main 50 Hz, 24 VDC


Tanggapan prekwensi
Input
Impedansi input Line output Output : 40 - 16.000 Hz +/- 2 dB
: dapat menerima 5 input module, -20 dBv
: 200 k Ohm
: 600 Ohm (balanced)
: 100 V 983 Ohm), 70 V (41 Ohm), 50 V (21 Ohm)

c.
Power Amplifier

Sumber tegangan Daya output Tanggapan prekwensi Input


: 220 VAC main 50 Hz, 24 VDC
: 360 w max (rata-rata 240 w)
: 40 - 60.000 Hz +/- 2 dB
: 2 program units (parallel) 200 k Ohm
ballanced 0 dB 2 priority inputs (parallel)
200 k Ohm ballanced 0 dB.
Output : 100 V (42 Ohm), 70 V (21 Ohm), 50 V (11 Ohm)

d.
Four Cassette Player

Sumber tegangan Tanggapan prekwensi Daya output


: 220 V AC main
: 100 - 8.000 Hz +/- 3 dB
: max 45 w (rata-rata 30 w)
Auto Reserve, kecepatan tape +/- 4,75 cm/detik

e. Chime Module

- Sinyal two note chime or gang (switchable)


- Sounding tone : Chime +/- 2,5 sec
- Control : 1 output level control 2prekwensi control,
1 speed control.

7
f. Program Selector Module dan Zone Selector Module

Sumber tegangan : 24 V DC Input : 12 input Output :


80 output

g. Remote Microphones

Tipe : Undirectional Dynamic Microphone


Sumber tegangan : 24 V DC
Control : 12 individual controls and 1 all.call control
Output level : 0 dB 600 Ohm (ballanced)
Programming funcliong : 1 st in 1 st served priority, cascade priority

h. Attenuator/Volume Control

Type : Continuous type


Output : 3/6/36 Watt

i. Ceiling Speaker/Wall Speaker

Output : 3 watt (rata-rata)


Warna dan jenis disesuaikan dengan persetujuan Direksi.

04. Cara Instalasi

a. Peralatan Utama

Semua peralatan utama dari sound system hendaknya dipasang dalam rack equipment yang
ditempatkan diruang kontrol, secara rapi sehingga peralatan bisa berfungsi dengan baik.
Sistem pemanggilan (paging desk), yang sudah dilengkapi dengan pre-amp, zone selector
dan lain-lain, ditempatkan dimeja operator.

8
b. Instalasi Kabel

Semua kabel yang ditarik harus dimasukkan de dalam pipa PVC dan dipasang sejajar dan
harus dihindari/dijaga jaraknya terhadap instalasi dari arus kuat (misalnya berjarak 30
cm).

Kabel catu untuk setiap laudspeaker mempergunakan NYMHY / shielded wire 3 x 1,5
mm2 atau setaraf, setiap kabel catu yang menuju loudspeaker harus dikeluarkan lewat
Tee Doos. Untuk jenis loudspeaker yang wall mounted, pemasangan kabel catu tetap
outbow, tetapi harus tetap dijaga kerapihan penarikannya dan tidak mengsampingkan
faktor estetika ruangan.

Pipa-pipa PVC yang ditarik harus diklem serta diberi penguat/pendukung yang kuat dan
ditarik secara rapi. Semua kabel yang akan dipasang harus disambung sesuai dengan
warna atau namanya masing-masing dan diadakan pengetesan mutu kabel sebelum
pemasangan.

Pipa PVC yang dipakai type High Impact. Semua penyambungan kabel harus dilakukan
dalam kontak- kontak penyambung yang dibuat khusus untuk keperluan itu.

c. Instalasi Loudspeaker

Pemasangan ceiling, wall mounted loudspeaker dan harus disesuaikan dengan keadaan
ruangan dan dipasang serapi mungkin.

Pemasangan dan peletakkan attenuator harus disesuaikan dengan tata letak dan tata guna
ruangan dan dipasang pada bed side table.

Pengkawatan yang menuju attenustor ini harus ditanam dan dimasukkan ke dalam pipa
PVC 1/2" kecuali untuk loudspeaker yang wall mounted.

Semua loudspeaker dan attenuator beserta perlengkapannya harus dipasang dengan cara
yang telah disetujui C.M (Pengawas Lapangan).

d. Instalasi Distribution Box

Semua distribution box harus dibuat dari pelat tebal minimal 1,5 mm dicat anti karat dan
diakhiri dengan cat yang rata, warna abu-abu.
9
Distribution box harus mempunyai ukuran seperti dipersyaratkan yang besarnya menurut
kebutuhan sehingga jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu sesak, yang
dilengkapi dengan kunci.

Tinggi pemasangan dari lantai 1,5 m dan dipasang di shaft seperti gambar detail.
Pemborong harus menyediakan semua peralatan tambahan yang harus dipasang didalam
beton/tembok atau pekerjaan pemaangan lainnya ditempat- tempat yang perlu.

05. Pengetesan Semua Sistem yang Terpasang

a. Pada waktu yang disesuaikannya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi


tata suara harus dalam kondisi baik dan bebas cacat.

Bagian-bagian yang rusak harus diganti oleh Pemborong atas biaya


Pemborong.

b. Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan


kecerobohan para pekerja.

c. Pengetesan dan pemeriksaan instalasi tata suara yang terpasang.

d. Setelah terpasang sistem yang baik, wiring yang telah sesuai, maka
pemeriksaan dan pengetesan harus dilakukan apakah sistem sudah bekerja dengan baik.

e. Pengetesan

Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh C.M (Pengawas
Lapangan). Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong.

Peralatan bahan dan pengerjaan yang tidak baik harus diganti dan diperbaiki oleh
Pemborong untuk dicoba dan didemonstrasikan kembali.

06. Daftar Material

10
a. Peralatan utama terdiri dari :

• Tape dect : Sony, Bosch, National.


• Tunner : Sony, Bosch, National, TOA.
• Aux. Module : TOA, Bosch, National, TOA.
• Mic. Module : TOA, Bosch, National, TOA.
• Power Amp. : TOA, Bosch, National, TOA.
• Mixer Amp. : TOA, Bosch, National, TOA.
• Microphone + Chime : TOA, Bosch, National, TOA.

b. Load Speaker : TOA, Bosch, Nasional. c. Tape :


Sony.
d. Attenuator & Selector Channel : TOA, National, Bosch.
e. Kabel : Kabelindo, Kabelmetal, Supreme, IKI Sumindo,
Tranka, Sinar.
f. Conduit Instalasi : EGA, Clipsal.
g. Terminal Box Sound System plat baja dengan ketebalan minimum1,5 mm, cat powder
coating warna abu-abu muda : Ex-Local.

F. RAB (RENCANA ANGGARAN BELANJA)

11
LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar Sistem Tata Suara di KPLT

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang “Pengendaliuan Pada Sistem Pembangkit”


maka dapat diambil kesimpulan :

1. Pengendalian sistem tenaga listrik dapat dilakukan baik pada sisi unit pembangkitan
dan saluran transmisi serta sisi beban.
2. Pengendalian pada sisi unit pembangkitan bertujuan untuk mengatur daya reaktif dan
mengatur daya aktif. Dimana pengaturan daya reaktif dilakukan dengan menggunakan
Automatic Voltage Regulator (AVR) sedangkan pengaturan daya aktif dilakukan
dengan menggunakan Load Frequency Regulator (LFR).
3. Optimalisasi kinerja AVR dapat dilakukan dengan menambahkan pengendali
Proporsional-Integrative-Derivative (PID) sedangkan optimalisasi kinerja LFR
dilakukan dengan menambahkan pengendali Fuzzy Logic.
4. Pengendalian pada saluran transmisi dan sisi beban dapat dilakukan dengan
memasang peralatan Flexible Alternating Current Transmission System (FACTS).
Tujuan pengendalian dengan menggunakan peralatan FACTS tersebut tidak lain
adalah untuk mengoptimalkan aliran daya pada sistem tenaga listrik.

B. Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran untuk pokok
bahasan “Pengendaliuan Pada Sistem Pembangkit” yaitu, mkenjadi keharusan
khususnya bagi mahasiswa elektro untuk mempelajari tentang pengoperasian AVR dan
PID karena manfaatnya yang begitu banyak dalam bidang ilmu seperti digunkan sebagai
pengendalian tegangan dan load frequency control pada pembangkit.

13
DAFTAR PUSTAKA

Saadat, Hadi. 1999. Power System Analysis. Milwaukee School. Engineering.

Diakses dari https://id.123dok.com//document/4zpl72rq-bab-viii-pengendalian-sistem-


naja.html pada 04 April 2018 pukul 18.00 WIB

Diakses dari http://www.gridtech.eu/events/12-technologies/21-facts-flexible-


alternating-current-transmission-system pada 04 April pukul 20.59 WIB

14

Anda mungkin juga menyukai