DR Diana Referat Plasenta Previa PDF
DR Diana Referat Plasenta Previa PDF
“PLASENTA PREVIA”
Pembimbing :
dr. Diana, Sp OG
Di susun Oleh :
PUJI RAHAYU
H2A008030
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2012
1
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi ......................................................................................... 6
C. Klasifikasi ..................................................................................... 7
E. Diagnosa ....................................................................................... 10
F. Komplikasi .................................................................................... 12
J. Penanganan .................................................................................... 13
K. Prognosis ...................................................................................... 18
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
yang bersalin di Indonesia berkisar 2-7%, sedang di RS Sanglah
kejadiannya 2,7%. 1,2
Tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan yakni,
pendarahan, hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan infeksi. Salah
satunya adalah plasenta previa yang dapat menyebabkan pendarahan saat
kehamilan pada trimester akhir/perdarahan intranatal dan mempersulit
proses persalinan. Plasenta memiliki peranan berupa transport zat dari ibu
ke janin, penghasil hormon yang berguna selama kehamilan, serta sebagai
barier. Melihat pentingnya peranan dari plasenta maka bila terjadi kelainan
pada plasenta akan menyebabkan kelainan pada janin ataupun mengganggu
proses persalinan. 3
Plasenta previa pada kehamilan prematur lebih bermasalah karena
persalinan terpaksa; sebagian kasus disebabkan oleh perdarahan hebat,
sebagian lainnya oleh proses persalinan. Prematuritas merupakan penyebab
utama kematian perinatal sekalipun penatalaksanaan plasenta previa sudah
dilakukan dengan benar. Di samping masalah prematuritas, perdarahan
akibat plasenta previa akan fatal bagi ibu jika tidak ada persiapan darah atau
komponen darah dengan segera. 2
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Dengan menempelnya blastokist pada permukaan endometrium maka
blastosit menyatu dengan epitel endometrium. Setelah terjadi erosi pada sel
epitel endometrium, trophoblast masuk lebih dalam ke dalam endometrium
dan segera blastokist terkurung di dalam endometrium. Implantasi ini terjadi
pada daerah endometrium atas terutama pada dinding posterior dari uterus. 3
Endometrium sendiri sebelum terjadinya proses di atas terjadi
perubahan untuk menyiapkan diri sebagai tempat implantasi dan memberi
makan kepada blastokist yang disebut sebagai desidua. Setelah terjadi
implantasi desidua akan dibedakan menjadi : 3
a. Desidua basalis : desidua yang terletak antara blastokist dan miometrium
b. Desidua kapsularis : desidua yang terletak antara blastokist dan kavum
uteri
c. Desidua vera : desidua sisa yang tidak mengandung blastokist
Bersamaan dengan hal ini pada daerah desidua basalis terjadi suatu
degenerasi fibrinoid, yang terletak diantara desidua dan trofoblast untuk
menghalangi serbuan trofoblast lebih dalam lagi. Lapisan dengan degenerasi
fibrinoid ini disebut sebagai lapisan Nitabuch. Pada perkembangan
selanjutnya, saat terjadi persalinan, plasenta akan terlepas dari endometrium
pada lapisan Nitabuch tersebut. 3
6
B. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor predisposisi terjadinya plasenta previa adalah
sebagai berikut : 3,5
1. Multiparitas dan umur lanjut (≥ 35 tahun).
2. Defek vaskularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat
perubahan atrofik dan inflamatorotik.
3. Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan
(SC, Kuret, dll).
4. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap
menerima hasil konsepsi.
5. Konsepsi dan nidasi terlambat.
6. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritoblastosis atau hidrops fetalis.
C. Klasifikasi
Klasifikasi plasenta previa tidak didasarkan pada keadaan anatomik
melainkan fisiologik. Seiring dengan perkembangan kehamilan,
7
pendataran serta pembukaan servix. Klasifikasi plasenta previa dapat
berubah. 6
Secara umum plasenta previa diklasifikasikan menjadi:7,8,9
a. Plasenta previa totalis atau komplit, yaitu bila plasenta menutupi
seluruh ostium uteri internum.
b. Plasenta previa parsialis, bila plasenta menutupi sebagian ostium uteri
internum.
c. Plasenta previa marginalis, bila tepi plasenta berada pada pinggir
ostium uteri internum.
d. Plasenta letak rendah, bila tepi bawah plasenta berada pada jarak lebih
kurang 2 cm dari ostium uteri internum.
8
a. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba
plasenta menutupi seluruh ostium.
b. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian
pembukaan ditutupi oleh plasenta, dibagi 3 :
1. Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian plasenta menutupi
ostium bagian belakang.
2. Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian plasenta menutupi
ostium bagian depan.
3. Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir
ostium yang ditutupi plasenta.
Klasifikasi plasenta previa menurut Browne adalah : 5,6
a. Tingkat 1, Lateral plasenta previa : Pinggir bawah plasenta berinsersi
sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak sampai ke pinggir
pembukaan.
b. Tingkat 2, Marginal plasenta previa : Plasenta mencapai pinggir
pembukaan (Ostium).
c. Tingkat 3, Complete placenta previa : plasenta menutupi ostium
waktu tertutup dan tidak menutupi bila pembukaan hamper lengkap.
d. Tingkat 4, Central placenta previa : plasenta menutupi seluruh ostium
pada pembukaan hampir lengkap.
D. Gambaran klinik
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala
utama dan pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi
penderita tidur atau bekerja biasa. Perdarahan pertama biasanya tidak
banyak, sehingga tidak akan berakibat fatal. Akan tetapi perdarahan
berikutnya hampir selalu banyak daripada sebelumnya, apalagi jika
sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam. Walaupun perdarahan
sering dikatakan terjadi dalam triwulan ketiga, akan tetapi tidak jarang
pula dimulai sejak kehamilan 20 minggu karena sejak itu segmen bawah
uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambah
tuanya kehamilan, Segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi dan
serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah
9
uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat
diikuti oleh plasenta yang melekat di situ tanpa terlepasnya sebagian
palsenta dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan.
Darahnya berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang disebabkan
oleh solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman. Sumber
perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta
dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta .
Perdarahannya tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot
segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan itu,
tidak sebagaimana serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada kala
3 dengan plasenta yang letaknya normal. Makin rendah letak plasenta,
makin dini perdarahan terjadi. 2,3,5
E. Diagnosa
Diagnosa plasenta previa ditegakkan dengan adanya gejala-gejala
klinis dan pemeriksaaan :
1. Anamnesis
Gejala utama berupa perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu atau pada kehamilan trimester III yang bersifat tanpa sebab
(causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang (recurrent), warna
merah segar.
Sebab perdarahan : placenta dan pembuluh darah yang robek;
terbentuknya SBR, terbukanya osteum/manspulasi intravaginal/rectal.
Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya
robekan pembuluh darah dan placenta. 7,8,9
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan luar :
Inspeksi : 5,6
o Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
o Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
10
o Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala, biasanya
kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas
pintu atas panggul
o Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada
segmen bawah rahim terutama pada ibu yang kurus.
11
F. Komplikasi
Menurut Roeshadi (2004), kemungkinan komplikasi yang dapat
ditimbulkan dari adanya plasenta previa adalah sebagai berikut : 4
1. Pada ibu dapat terjadi :
o Perdarahan hingga syok akibat perdarahan
o Anemia karena perdarahan
o Plasentitis
o Endometritis pasca persalinan
2. Pada janin dapat terjadi :
o Persalinan premature dan Asfiksia berat
12
plasenta cukup jauh di posterior sehingga segmen bawah uterus dapat
diinsisi tranversal tanpa mengenai jaringan plasenta dan jika posisi
sefalik, maka insisi yang disukai adalah insisi transversal.
2. Prognosis
Prematuritas merupakan penyebab utama kematian perinatal,
sekalipun penatalaksanaan plasenta previa seperti yang diharapkan
sudah dilakukan. 4
J. Penanganan 2,5,6,11
Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester
ketiga, dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam
keadaan syok karena pendarahan yang banyak, harus segera diperbaiki
keadaan umumnya dengan pemberian infus atau tranfusi darah.
Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :
1. Keadaan umum pasien, kadar hb.
2. Jumlah perdarahan yang terjadi.
3. Umur kehamilan/taksiran BB janin.
4. Jenis plasenta previa.
5. Paritas dan kemajuan persalinan
1. Penanganan Ekspektif
Kriteria : - Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
- Perdarahan sedikit
- Belum ada tanda-tanda persalinan
- Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.
Rencana Penanganan :
1. Rawat inap, tirah baring, dan berikan antibiotik profilaksis
2. Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi
plasenta, usia kehamilan, profil biofisik, letak dan presentasi janin
3. Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah.
4. Awasi tanda vital ibu, perdarahan, dan detak jantung janin.
13
5. Berikan tokolitik bila ada kontraksi :
o MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam
o Nifedipin 3 x 20 mg/hari
o Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru
janin
Catatan :
1. Uji pematangan paru janin dengan test kocok dari hasil amniosentesis
2. Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta masih berada
disekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi
jelas, sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk menghadapi
kemungkinan keadaan gawat darurat
3. Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih
lama, pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila rumah
pasien di luar kota dan jarak untuk mencapai rumah sakit lebih dari 2 jam)
4. Terapi aktif (tindakan segera)
Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam
yang aktif dan banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa
memandang maturitas janin. Cara menyelesaikan persalinan dengan
plasenta previa.
2. Penanganan aktif
Kriteria :
o Umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram.
o Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.
o Ada tanda-tanda persalinan.
o Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr%.
Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus
pervaginum, dilakukan pemeriksaan dalam kamar operasi, infusi transfusi
darah terpasang.
14
11. Plasenta previa totalis.
22. Plasenta previa pada primigravida.
33. Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang
44. Anak berharga dan fetal distres
55. Plasenta previa lateralis jika :
o Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.
o Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.
o Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior).
66. Profause bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan
cepat.
7
Partus per vaginam.
Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada
multipara dan anak sudah meninggal atau prematur.
1. Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban
dipecah (amniotomi) jika his lemah, diberikan oksitosin drips.
2. Bila perdarahan masih terus berlangsung, dilakukan SC.
3. Tindakan versi Braxton-Hicks dengan pemberat untuk
menghentikan perdarahan (kompresi atau tamponade bokong dan
kepala janin terhadap plasenta) hanya dilakukan pada keadaan
darurat, anak masih kecil atau sudah mati, dan tidak ada fasilitas
untuk melakukan operasi.
15
. Bila usia kehamilan kurang 37 minggu/TBJ < 2500 gr, Perdarahan
sedikit, keadaan ibu dan anak baik, maka biasanya penanganan konservatif
sampai umur kehamilan aterm. Penanganan berupa tirah baring,
hematinik, antibiotika dan tokolitik bila ada his. Bila selama 3 hari tak ada
perdarahan pasien mobilisasi bertahap. Bila setelah pasien berjalan tetap
tak ada perdarahan pasien boleh pulang. Pasien dianjurkan agar tidak
coitus, tidak bekerja keras dan segera ke rumah sakit jika terjadi
perdarahan. Nasihat ini juga dianjurkan bagi pasien yang didiagnosis
plasenta previa dengan USG namun tidak mengalami perdarahan. Jika
perdarahan banyak dan diperkirakan membahayakan ibu dan janin maka
dilakukan resusitasi cairan dan penanganan secara aktif.
Bila umur kehamilan 37 minggu/lebih dan TBJ 2500 gr maka
dilakukan penanganan secara aktif yaitu segera mengakhiri kehamilan,
baik secara pervaginal/perabdominal. Persalinan pervaginal diindikasikan
pada plasenta previa marginalis, plasenta previa letak rendah dan plasenta
previa lateralis dengan pembukaan 4 cm/lebih. Pada kasus tersebut bila
tidak banyak perdarahan maka dapat dilakukan pemecahan kulit ketuban
agar bagian bawah anak dapat masuk pintu atas panggul menekan plasenta
yang berdarah. Bila his tidak adekuat dapat diberikan piton drip. Namun
bila perdarahan tetap ada maka dilakukan seksio sesar. Persalinan dengan
seksio sesar diindikasikan untuk plasenta previa totalis baik janin mati atau
hidup, plasenta previa lateralis dimana perbukaan < 4 cm atau servik
belum matang, plasenta previa dengan perdarahan yang banyak dan
plasenta previa dengan gawat janin. Plasenta previa dengan perdarahan
merupakan keadaan darurat kebidanan yang memerlukan penanganan yang
baik. Bentuk pertolongan pada plasenta previa adalah:
1. Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkan ibu
dan anak atau untuk mengurangi kesakitan dan kematian.
2. Memecahkan ketuban di atas meja operasi selanjutnya pengawasan
untuk dapat melukakan pertolongan lebih lanjut.
16
3. Bidan yang menghadapi perdarahan plasenta previa dapat mengambil
sikap melakukan rujukan ke tempat pertolongan yang mempunyai
fasilitas yang cukup.
K. Prognosis 4
Pada plasenta previa dengan penanggulangan yang baik, maka
kematian ibu rendah sekali, tapi jika keadaan janin buruk menyebabkan
kematian perinatal prematuritas.
1. Maternal
Tanpa melakukan tindakan Double setup, langsung melakukan
tindakan seksio sesar dan pemberian anaestesi oleh tenaga kompeten,
maka angka kematian dapat diturunkan sampai < 1%.
2. FETAL
Mortalitas perinatal yang berhubungan dengan plasenta previa
kira-kira 10% Meskipun persalinan prematur, solusio plasenta, cedera
talipusat serta perdarahan yang tak terkendali tak dapat dihindari,
angka mortalitas dapat sangat diturunkan melalui perawatan obstetrik
dan neonatus yang ideal.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.scribd.com/doc/49761655/PLASENTA-PREVIA
2. http://www.scribd.com/doc/86913469/Referat-Plasenta-Previa-Cyn
3. http://www.scribd.com/doc/86345062/makalah-plasenta-previa
4. http://www.scribd.com/doc/84779618/80571208-Makalah-PLASENTA-
PREVIA
5. Hanafiah, T.M. Plasenta Previa. 2004. Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. Diperoleh dari: http://repository_usu.co.id diakses tanggal
25 september 2012
6. Mochtar, R. Perdarahan Antepartum (Hamil Tua). Dalam: Lutan, D (Ed).
Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jilid 1. Jakarta: EGC; 1998: 269-287.
7. Chalik, T. Perdarahan pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan. Dalam:
Saifuddin, A., Rachimhadhi ,T., dan Wiknjosastro, G. (Eds). Ilmu Kebidanan
18
Sarwono Prawirohardjo. Edisi Keempat. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2008: 493-521.
8. Thornburg, L and Queenan, R. Third-Trimester Bleeding. In: Evans, AT.
Manual of Obstetrics. 7th Edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins;
2007: 154-158.
9. Ko, P and Yoon, Y. Placenta Previa. 2009. New York University Medical
School. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/796182-
overview (Accessed at 25nd september 2012).
10. Pernoll, M. Third-Trimester Hemorrhage. In: Betson and Pernoll’s Handbook
of Obstetrics and Ginecology. Tenth Edition. USA: Mc Grow Hill; 2001: 325-
329.
11. Sarwono Prawirohardjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
19