Anda di halaman 1dari 27

1.

PENGENALAN OBJEK

1. Definisi dan Pemahan Proyek

A. Definisi Pusat Jajanan dan Oleh - Oleh Kerajinan Khas Kota Palembang
Untuk memahami definisi tentang Pusat Jajanan dan Oleh - Oleh Khas Kota Palembang maka
diperlukan pendefinisian dari kata – kata yang penyusun Pusat Jajanan dan Kerajinan Khas Kota
Palembang
Berikut definisi dari kata- kata tersebut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
o Pusat :
 -Pokok pangkal yang menjadi pumpunan (tempat menghimpun) berbagai
urusan, hal, informasi dan sebagainya.
o Jajanan
 -(n) penganan yang dijajakan; kudapan
o oleh-oleh
 -(n) sesuatu yang dibawa dari bepergian; buah tangan
o Khas
 -(a) khusus; teristimewa: setiap daerah memiliki kesenian -- yang tidak
dimiliki daerah lain
o Kerajinan
 -(n) perihal rajin; kegiatan; kegetolan: engkau tidak dapat menyamainya
dalam hal
 -barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (seperti tikar, anyaman,
dan sebagainya): anyaman bambu merupakan hasil ~ daerah itu;
 - perusahaan (kecil) yang membuat; barang-barang sederhana, biasa
mengandung unsur seni;~ rumah tangga usaha kecil-kecilan yang dikerjakan
di rumah; ~ tangan pekerjaan tangan (bukan mesin)
o Kota Palembang
 Merupakan ibu kota dari provinsi sumatra selatan
Dari definisi diats maka dapat ditarik kesimpulan pengertian dari Pusat Jajanan dan Oleh –
Oleh Khas Kota Palembang adalah suatu tempat yang menghimpun segala hal mengenai penganan
dan benda hasil buatan tangan khusus dari kota Palembang.
Perencanan Pusat Jajanan dan Oleh – Oleh Kerajinan Khas Kota Palembang merupakan usaha
untuk menciptakan sebuah fasilitas komersil yang dapat mewadahi para pedagang jajanan dan
kerajinan yang khas dari kota Palembang.
B. Jajanan dan Kerajinan
Pengertian Makanan - Suatu makanan terdiri dari sejumlah makanan padat dan cair yang
dikonsumsi seseorang atau sekelompok penduduk (Harper dkk, 1986). Sedangkan menurut Depkes RI
(2001) makanan mempunyai pengertian sebagai segala sesuatu yang dikonsumsi melalui mulut untuk
kebutuhan tubuh agar tubuh sehat.
a. Makanan Jajanan
Menurut Irianto, K (2007) makanan jajanan adalah makanan yang banyak
ditemukan dipinggir jalan yang dijajakan dalam berbagai bentuk, warna, rasa serta
ukuran sehingga menarik minat dan perhatian orang untuk membelinya.
Jenis Makanan Jajanan
Jenis makanan jajanan menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
(1998) yang dikutip oleh Sitorus (2007) dapat digolongkan menjadi (3) tiga
golongan, yaitu:
1. Makanan jajanan yang berbentuk panganan, misalnya kue-kue kecil, pisang
goreng, kue bugis dan sebagainya.
2. Makanan jajanan yang diporsikan (menu utama), seperti pecal, mie bakso, nasi
goreng, mie rebus dan sebagaianya.
3. Makanan jajanan yang berbentuk minuman, seperti ice cream, es campur, jus
buah dan sebagainya.

Penjualan dan penjaja makanan jajanan dapat digolongkan menjadi (3) tiga
golongan, yaitu:

1. Penjaja diam, yaitu makanan yang di jual sepanjang hari pada warung-warung
yang lokasinya tetap di satu tempat.
2. Penjaja setengah diam, yaitu mereka yang berjualan dengan menetap di satu
tempat pada waktu-waktu tertentu.
3. Penjaja keliling, yaitu mereka yang berjualan keliling dan tidak mempunyai
tempat mangkal tertentu.

Jajanan - Jajanan Khas Kota Palembang

No Nama jajanan No Nama jajanan No Nama jajanan


1 Baroya 42 Kletekan 83 Roti goring
2 Bolu lapes 43 Kelepon 84 Roti kukus
3 Bodem 44 Kue lapes 85 Rujak mie
4 Cucur 45 Keroket 86 Sagon guling
5 Celimpungan 46 Kepelen 87 Sekayo
6 Dadar Jiwo 47 Kue tar
7 Dadar guling 48 Lempok
8 Dadar saf 49 Lemper
9 Engkak mendok 50 Lemper sepet
10 Engkak kecut 51 Lapes puan
11 Apem 52 Laksan
12 Apem banyu 53 Lakso
13 Apel 54 Manan sahmi
14 Burgo 55 Mentu
15 Bolu 8 jam 56 Martabak geles
16 Bikang 57 Martabak lengelng
17 Bluder 58 Model iwak
18 Bubur talam 59 Model gendum
19 Buges 60 Mie celor
20 Belecuk 61 Nasi kabuli
21 Engkak ketan 62 Nasi gemuk
22 Engkok 63 Nago sari
23 Gelenak 64 Ongol - ongol
24 Gunjeng gemuk 65 Otak - otak
25 Gunjeng manis 66 Punter
26 Gomak 67 Putu mayang
27 Gegodong 68 Putu embun
28 Gandus 69 Pungsu
29 Kue satu 70 Pempek lenggang
30 Ketan punar 71 Pempek tumi
31 Ketan salak 72 Pempek telok
32 ketolo 73 Pempek tabu
33 Ketan manis 74 Pempekklasan kerupuk
34 Ketan cengkarut 75 Pempek dos
35 Kekumbu 76 Pempek lem
36 Kue mentok 77 Pempek gendum
37 Kamer 78 Pempek pistel
38 Kerupuk adaan 79 Pempek getelan
39 Kerupuk batok 80 Pempek lenjer
40 Kerupuk sangku 81 Raget
41 Kerupuk tunjang 82 Roti rending
Daftar jajanan khas palembang
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Palembang

b. Kerajinan
Menurut Kusnadi (1986;11)pengertian kerajian, Kata harfiahnya dilahirkan dari sifat
rajin manusia. Dapat dikatakan kerajinan merupakan hasil dari keterampilan seseorang.
Menurut Wiyadi (1991;95) kerjinan merupakansemua kegiatan dibidang industri atau
pembuatan barang yang dihasilkan melalui sifat ulet, terampil,rajin serta kreatif dalam upaya
mewujudkanya.
Berikut jenis kerajinan menurut bahan pembuatanya
a. Kerajinan Bahan Alam
Kerajinan bahan alam adalah kerajinan yang bahan dasarnya terbuat dari
alam atau bahan dasarnya dari bahan-bahan alam seperti : bambu, serat alam, rotan,
tanah liat, dan lain lain.
b. Kerajinan Bahan Buatan
Kerajinan bahan buatan adalah kerajinan yang bahan dasarnya terbuat dari
bahan buatan manusia seperti : lilin, sabun, plastik, gips, dan lain lain.
Contoh Kerajinan khas Palembang
Lakuer (Leker), Kain Songket, Kain jumputan, Kain blongson, Kain tajug, Kasur
lihab.
2. Fungsi Bangunan
Pusat Jajana dan Kerajinan khas Kota Palembang merupakan fasilitas yang termasuk
dalam fasilitas komersil. Dapat digolongkan sebagai pasar.

Pasar sebagai tempat transaksi jual beli antara penjual (pedagang) dan pembeli
(konsumen) memiliki peran dan fungsi penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Adapun
fungsi pasar dalam kegiatan ada tiga macam, yaitu:
a. Fungsi Distribusi
Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan jarak antara konsumen
dengan produsen dalam melaksanakan transaksi. Pasar memiliki fungsi distribusi
menyalurkan barang-barang hasil produksi kepada konsumen.
b. Fungsi Pembentukan Harga
Sebelum terjadi transaksi jual beli terlebih dahulu dilakukan tawar menawar,
sehingga diperoleh kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Dalam proses tawar
menawar itulah keinginan kedua belah pihak (antara pembeli dan penjual) digabungkan untuk
menentukan kesepakatan harga, atau disebut harga pasar.
c. Fungsi Promosi
Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi, karena di pasar banyak
dikunjungi para pembeli. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya memasang spanduk, membagikan leaflet atau brosur penawaran, membagikan
sampel atau contoh produk kepada calon pembeli, dan sebagainya.

3. Pelaku
Pelaku pasar dibedakan menjai 2 yaitu pembeli dan pedagang. Pembeli dibedakan
menjadi 2 yaitu:

a. Pengunjung yaitu: mereka yang datang kepasar namun tanpa tujuan untuk melakukan
transaksi pembelian terhaap barang atau jasa
b. Pembeli yaitu: mereka yang datang ke pasar dengan tujuan untuk melakukan
transaksi pembelian barang atau jasa

Pedagang yaitu: dibedakan menjadi dua menurut jalur retribusinya pedagang


distributor ( tunggal ) pedagang besar dan pedagang eceran.

4. Fasilitas Penunjang
Fasilitas Penunjang Pasar
Penataan fasilitas penunjang pasar meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Kantor pengelola
Hendaknya lokasi kantor pengelola strategis, dalam arti mudah dicapai oleh pedagang
dan pengunjung, sehingga dapat mengawasi aktivitas pasar secara keseluruhan; dan memiliki
papan penanda identitas (sign board).

b) Toilet
 jauh dari sumber air bersih;
 lokasi strategis dan memiliki papan penanda identitas (sign board);
 jumlah toilet tergantung pada luasan pasar; dan
 pemisahan toilet laki-laki dan perempuan.

c) Area Parkir
 jika luasan pasar memungkinkan, area parkir ditempatkan tidak jauh dari akses
masuk utama;
 jika luasan pasar memungkinkan, area parkir ditempatkan di sekeliling pasar; dan
jika luasan pasar memungkinkan, dapat disediakan area parkir untuk pedagang.
d) Mushola
Ditempatkan di salah satu sudut pasar yang strategis, namun diusahakan lokasinya
berjauhan dengan aktivitas jual beli di
pasar; dan jika luasan pasar memungkinkan, minimal dapat menampung 10 orang.

e) Pos Keamanan
Ditempatkan dekat pintu masuk dan keluar pasar

f) Tempat Penampungan Sampah Sementara dan Tempat sampah


 Tempat Penampungan Sampah Sementara
 ditempatkan jauh dari aktivitas pasar; dan
 jika luasan pasar memungkinkan, diusahakan memiliki volume yang dapat
menampung seluruh sampah pasar per hari.
g) Tempat Sampah
Ditempatkan di beberapa titik sepanjang koridor antar los/kios, dengan jarak dan
ukuran yang sesuai dengan kebutuhan.

5. Tinjauan Fungsional
Pusat Jajanan dan Kerajinan Khas Kota Palembang pada dasarnya memiliki fungsi
utama sebagai fasilitas publik yang dapat mewadahi para pelaku usaha dibidang jajanan dan
kerajinan yang berasal dari kota palembang oleh karena itu Pusat Jajanan dan Oleh – Oleh
Kerajinan Khas Kota Palembang merupakan bangunan dengan fungsi komesial.

6. Tinjauan Aktifitas
Pusat Jajanan dan Oleh – Oleh Kerajinan Khas Kota Palembang memiliki berbagai
aktifitas didalamnya selain aktifitas komersil sebgai aktifitas utama didalam bangunan Pusat
Jajanan dan Oleh – Oleh Kerajinan Khas Kota Palembang memiliki aktivitas penunjang yang
berfungsi untuk menjalankan mengatur dan mengelola bangunan agar dapat berfungsi secara
optimal berikut aktifitas yang terdapat didalam bangunan.

a) Aktifitas Komersil
Pemasaran Produk. Merupakan aktifitas yang berkaitan dengan pemasaran /
penjualan produk Jajanan dan Oleh - Oleh kerajinan khas kota Palembang.
Aktifitas Penunjang
Merupakan aktifitas yang berkaitan dengan pengelolaan Pusat Jajanan dan Oleh –
Oleh Kerajinan Khas Kota Palembang. Aktifias pengelolaan terdiri dari dua yaitu aktifitas
yang berhubungan dengan adminisrrasi dan opersional bangunan.

b) Aktifitas Pengelolaan Administrasi


Merupakan kegiatan yang berkaitan dalam mengatur fungsi bangunan yang berkaitan
mengenai administrasi dari Pusat Jajanan dan Oleh – Oleh Kerajinan Khas Kota Palembang
sehingga dapat berfungsi secara optimal.

c) Aktifitas Pengelolaan Operasional


Merupakan aktifitas yang berkaitan dalam pengelolaan bangunan secara langsung
berkaitan dengan bangunan seperti keamanan bangunan, ketertibang bagunan, kebersihan
bangunan dan mengenai perawatan sarana dan prasarana bangunan.
7. Pelaku Aktifitas
Pelaku kegiatan dalam Pusat Jajanan dan Oleh – Oleh Kerajinan Khas Kota
Palembang dibagi menjadi dua yaitu:

a) Pengelola
Pengelola pada Pusat Jajanan dan Oleh – Oleh Kerajinan Khas Kota Palembang
merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam mengelola, menjalankan Pusat Jajanan dan
Oleh – Oleh Kerajinan Khas Kota Palembang.

b) Pengguna
 Pedagang
Merupakan pelaku aktifitas yang menjual atau memperdagangkan daganganya
kepada pengunjung bangunan

 Pengunjung
Merupakan pelaku aktifitas yang mengunjungi bangunan untuk melakukan kegiatan
jual – beli dengan pedaggang pengunjung dapat berasal dari masyarakat sekitar, dan
wisatawan.

8. Kegiatan yang Difasilitasi


Kegiatan yang difasilitasi di Pusat Jajanan dan Kerajinan Khas Kota Palembang
dibagi menjadi dua yaitu
a) Kegiatan pengelola
 Kegiatan pengeloalaan bangunan baik secara afministratif maupun secara
langsung
 Kegiatan kepengurusan bangunan yang berkaitan dengan keamanan,
kebersihan,ketertiban, dan perawatan banguan
 Kegiatan yang berkaitan dalam penyusunan program ataupun rencana
berkaitan dengan kegiatan didalam bangunan.
b) Kegiatan Pengguna
 Kegiatan yang berkaitan dengan penempatan dan pemasaran produk – peroduk
dagang.
 Kegiatan yang berkaitan dengan transaksi juala beli antara pedaggang dan
pembeli
 Kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas untuk menempatkan
kendaraan milik pengguna.

9. Fasilitas yang Dibutuhkan


Setelah mengetahui mengenai aktifitas dan kegiatan yang berlangsung pada bangunan
maka dapat diketahui mengenai fasilitas yang dibutuhkan untuk mewadahi aktifitas tersebut
berikut merupakan fasilitas yang dibutuhkan oleh bangunan:
No Pelaku Aktifitas Fasilitas
1 Pengelola 1.Mengatur dan mengurus 1. tempat kerja untuk
kegiatan operasional pengelola
bangunan. 2. tempat penyimpanan
2.Menyusun program dan 3. tempat unutk berkumpul
rencana kegiatan dan melakukan penyusunan
3.Mengatur kegiatan komersil program
dan pelaku kegiatanya

2 Pedagang 1. menempatkan produk 1. tempat menjajakan produk


daggang daggang
2. menyimpan produk dagan 2. tempat penyimpanan untuk
3. menyiapkan produk dagang produk daggan
3. tempat untuk proses
penyiapan produk dagang

3 Pembeli 1. melakukan transaksi jual – 1. tempat untuk proses jual –


beli dengan pendaggan beli
2. menikmati produk dagang 2. area tempat makan

4 Umum 1. Beritraksi 1. fasilitas sanitair


2.Melakukan kegiatan sanitair 2. sirkulasi dan fasilitas
3. Beristirahat interaksi
4. Melakukan kegiatan 3. Fasilitas penerimaan dan
peribadatan parkir
4. fasilitas peribadatan
5. fasilitas istrihat duduk dan
makan
2. STUDI PRESEDEN
1. MLC Centre Food Court

Architect : Luchetti Krelle


Location :Martin Pl, Sydney NSW 2000, Australia
Project Year :2015
Photograph :Tyrone Branigan, Michel Wee

MLC Centre Food Court


Sumber : www.arcdaily.com

MLC Centre Food Court merupakan desain untuk sebuah bangunan area foodcourt. Bangunan
didesain dengan menempatkan area makan di tengah bangunan sebagai pusat dari bangunan

MLC Centre Food Court


Sumber : www.arcdaily.com

Desain bangunan memanfaatkan cahaya alami sebagai sumber cahaya dan mendesain area
tenan dengan konsep yang dinamis dan modern desain bangunan mengutamakan area makan sebagai
pusat dari bangunan memuat bangunan memiliki bentuk denah yang menarik dengan bentuk tenan
yang ditata disekeliling area makan
MLC Centre Food Court
Sumber : www.arcdaily.com

2. Sunlay Design Group’s Folklore-Inspired Retail Center Will Soon Rise in China

Architects Sunlay Design Group


Location Chengde, Hebei, China
Project Leaders Yu Wang, Leandro Rolon
Project Manager Yuan Yuan Wang
Project Design Leandro Rolon
Project Team Yu Wang, Jinghai Wu, Leandro Rolon, Yuan Yuan Wang, Jia Guo,
Libin Lian, Weijun Jiang
Client Tianshan Group
Area 27535.0 sqm
Project Year 2015

Retail Center Will Soon Rise in China


Sumber : www.arcdaily.com

Saat pembeli bergerak melampaui plaza, mereka akan disambut dengan jalan
komersial yang didefinisikan oleh panel baja dan kaca. Akhir jalan akan diselingi sebuah
halaman dengan program 360 derajat, termasuk toko ritel, restoran, bioskop, bar karaoke, dan
hotel.
Sunlay Design Group adalah pusat perbelanjaan modern dengan ikatan yang kuat
dengan pengaruh budaya kuno Tiongkok. Terinspirasi oleh mitologi naga klasik dan prinsip-
prinsip feng shui, Chengde Tianshan Retail Center akan menawarkan pengalaman belanja
yang baru dengan penggunaan campuran yang mencakup bentuk kontemporer dengan
metodologi tradisional.

Retail Center Will Soon Rise in China


Sumber : www.arcdaily.com

Menempati site pegunungan yang membatasi dan menghambat visibilitas dari


jalanan, para designer menghadapi tantangan untuk merespons medan unik, sekaligus
memaksimalkan area yang dapat digunakan. Desain yang dihasilkan adalah bentuk cairan
yang mendefinisikan perimeter site dan memungkinkan program anyaman tempat Retail
indoor dan outdoor. Dengan membungkus bangunan di sekitar tepi site, pusat perbelanjaan
mendapatkan ketinggian yang diperlukan untuk menjadi titik referensi yang menonjol bagi
kota tetangga.
Retail Center Will Soon Rise in China
Sumber : www.arcdaily.com
3. Retail Center / Global Architecture Development

Global Architecture Development (GAD), sebuah perusahaan berbasis di Istanbul dan New
York, bekerja di sebuah pusat perbelanjaan seluas 25.000 m² di Turki. Area Retail baru
memberikan area ini dengan pengertian pembaharuan kota yang lebih besar. Fasad pusat
terdiri dari permukaan bergantian yang merespons orientasi berbeda. Skala materialitas dan
desain fasad mencoba merespons kondisi sekitarnya yang berbeda, entah itu infrastruktur
perumahan, komersial, atau perkotaan.
3. ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

1. Analisis Fungsional
Fungsi Pasar dan Pusat Jajanan khas Palembang
Pusat Jajanan dan Oleh - oleh Kerajinan Khas Kota Palembang memiliki
fungsi untuk memfasilitasi para pedaggang baik pedaggang yang menjual jajanan dan
kerajinan khas kota palembang, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat disekitar maupun masyarakat di kota palembang. Berikut diagram dalam
menentukan fasilitas dalam pasar dan pusat jajanan khas palembang. khas palembang.

Fungsi Pasar dan Pusat Janjanan khas Palembang

Analisis kegiatan

Analisis kegiatan Analisis kegiatan Analisis kegiatan


pengelola Pedagang pengunjung

Pelaku kegiatan
Pelaku kegiatan
1. Pimpinan Pelaku kegiatan
Masyarakat sekitar
2. Administrasi 1 Masyarakat Pelaku Usaha
wisatawan
3. Operasional

Aktifitas Aktifitas Aktifitas

Kebutuhan ruang Kebutuhan ruang Kebutuhan ruang

Bagan kerangka berfikir analisis fungsional


Sumber : Analisa pribadi, 2017

2. Analisis Aktifitas, fasilitas dan Kebutuhan Ruang


Analisis berdasarkan kelompok kegiatan yang terjadi didalam bagunan yang sesuai
dengan pelaku kegiatan dengan menganalisis durasi waktu dan pola gerak pelaku sehingga akan
didapatkan fasilitas – fasilitas yang dibutuhkan untuk menjang aktifitas – aktifitas para pelaku
yang ada di dalam bangunan. Analisis kegiatan pelaku diambil berdasarkan pengguna bangunan
yaitu: pengelola, pengunjung.
A. Kegiatan pengelolaan
Kegiatan pengelolaan aalah aktifitas yang merupakan penganggung jawab dalam
mengelola bangunan dalam hal ini kegiatan pengelolaan bangunan. pengelolaan bangunan
merupakan tanggung jawab dari seorang kepa sebagai koordinator bangunan yang menjadi
penanggung jawab utama dalam pengelolaan bangunan.
1.Pelaku kegiatan

No Pelaku Jumlah
1 Kepala Pusat Jajanan Dan Oleh - OlehKerajinan Khas Kota 1
Palembang
2 Kepala Administrasi 1
Staf Administrasi 4
3 Kepala Operasional 1
Keamanan 5
Ketertiban 5
Kebersihan 5
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 5
jumlah 27

Tabel pelaku kegiatan pengelola


Sumber :Analisa Prbadi,2017

2. waktu dan kegiatan


Kegiatan pengelolaan yang berhubungan dengan pengelolaan pasar dan pusat jajanan
berlangsung sesuai dengan jam operasional pasar dan pusat jajanan sebagai fungsi utama
bangunan. pada umumnya pasar dan pusat jajanan yang merupakan fasilitas peragangan yang
diperuntukan untuk masyarakat dapat beropersional sesuai dengan kebutuhan masyarakat
sekitar. Berdasarkan jam operasional pasar pada umumya pasar beroperasional sampai sore /
malam hari dan berlangsung setiap hari.

 Hari operasional : setiap hari ( senin – minggu )


 Waktu operasional : jam 05:00 - 18:00

3. Pola kegiatan

Bagan pola kegiatan pengelola


Sumber : Analisa pribadi, 2017
4.Karakter dan suasana kegiatan
Karakter dan suasana kegiatan pengelola dapat dibagi menjadi tiga yaitu : privat, semi
privat dan publik. Berdasarkan kegiatan pengelola dapat dikelompokkan sebagai berikut: dalam
hal ini pengelolaan pasar dapat berupa publik apabila pihak pengelola melakukan kegiatan
pengelolaan bangunan bersama pengguna lainya, jika pengelola pasar dilakukan antara
pemgelola dan pengelola maka bersifat semi privat. Dan apabila kegiatan pengelolaan di
kerjakan perorangan maka bersifat privat.
5. Fasilitas yang dibutuhkan
Fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan pengelolaan adalah fasilitas yang
menunjang aktivitas kegiatan pengelolaan bangunan. Pada kegiatan pengelola yang dipimpin
oleh seorang Kepala yang memiliki aktifitas yang lenih banyak didalam ruanga maka
membutuhkan fasilitas seperti : tempat kerja, ruang rapat, toilet, tempat ibadah. Untuk
kebutuhan pengelolaa bagian admistrasi dan bagian operasional memiliki beberapa perbedaan
ini dikarenakan aktifitas para pelaku yang berbeda berikut kebutuhan fasilitas untuk pengelola
bagian administrasi dan bagian operasional:

no Bagian administrasi Bagian Operasional


1 Tempat kerja Tempat kerja
2 gudang Pos jaga
3 Ruang rapat toilet
4 toilet gudang
5 Tempat ibadah Tempat ibadah
6 Tempat istirahat

Tabel kebutuhan fasilitas


Sumber :Analisa Prbadi,2017

B.Kegiatan Jual Beli


Kegiatan komersil merupakan kegiatan utama bangunan baik pasar maupun pusat
jajanan. Kegiatan komersil ini terjadi karena proses transaksi antar penjual dan pembeli
didalam bangunan.
1. Pelaku kegiatan
Pelaku kegiatan komersil ini terjadi antara penjual dan pembeli maka dari itu
pelaku dari kegiatan komersil pada bangunan adalan penjual dan pembeli.
Penjual / pedaggang
Penjual atau pedaggang merupakan pelaku kegiatan dalam proses penyediaan barang.
Pedaggang dapat dibedakan berdasarkan jenis daggangan atau jenis barang yang disediakan
oleh pedaggang. pedagang ditempatkan pada retail yang telah disediakan, berikut jumlah retail
didalam bangunan:
no Jenis jumlah
1 Retail kecil 150
2 Retailkecil+area makan 35
3 Retailbesar 70
4 Retailbesar+area makan 25
Jumlah 280 unit

Tabel jumlah retail bangunanan


Sumber :Analisa Prbadi,2017
Pembeli / pengunjung.
Pembeli dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Pengunjung yaitu: mereka yang datang kepasar namun tanpa tujuan untuk melakukan
transaksi pembelian terhadap barang atau jasa
2. Pembeli yaitu: mereka yang datang ke pasar dengan tujuan untuk melakukan transaksi
pembelian barang atau jasa.

2. Waktu dan prekwensi kegiatan


Lamanya kegiatan komersil ini terjadi sesuai dengan jam operasional pasar yang
beroperasional dari jam 05:00 sampai jam 18:00 yaitu 13 jam. Lamanya waktu kegiatan
komersil ini didapat karena proses kegiatan komersil terjadi karena merupakan fungsi utama
bangunan.

3. Pola kegiatan
Pola kegiatan komersil ini berlangsung antara pedaggang dan pembeli.

Bagan pola kegiatan pedaggang dan pembeli


Sumber : Analisa pribadi, 2017
4. Karakter dan suasana kegiatan
Pada umumnya kegiatan komersil antara pedaggang dapat memiliki suasana yang
ramai dan merupakan aktivitas yang bersifat publik karena dapat terjadi antara banyak orang
oleh karena itu suasana dan karekter ari kegiatan komersil ini bersifat ramai dan publik.

5. Kebutuhan Fasiliatas
Fasilitas kebutuhan yang dapat menunjang kegiatan komersil dapat berupa :Kios/ los
pasar, area food court dan retail pedaggang. fasilitas – fasilitas yang disediakan merupakan
fasilitas yang dapat mewadahi pedaggnag dan menjadi tempat terjadi kegiatan komersil antar
pedaggang dan pembeli.
C. kegiatan sirkulasi pencapaian
Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan akses menuju bangunan dan kegiatan mengenai
penyediaan area untuk menampung kendaraan pengguna bangunan. kegiatan ini dapat berlangsung di
area sekitar bangunan dan merupakan area tapak bangunan.
1. Pelaku kegiatan
Dalam hal ini proses aktivitas yang terjadi merupakan aktivitas yang dilakukan
perseorangan dan banyak orang dengan menggunakan kendaraan sebagai sarana kegiatan
tersebut. Kegiatan dan aktivitas ini dapat terjadi oleh beberapa pelaku sebagai pengguna
bangunan yaitu: Pengelola, pedaggang dan pembeli
2. waktu dan kegiatan
Frekwensi kegiatan dan lamanya waktu kegiatan ini terjadi dapat dibedakan menjadi 2
yaitu: lamanya waktu kegiatan yang dilakkukan perorangan dan lamanya waktu kegiatan yang
terjadi selama bangunan beroperasionalnya. Berikut waktu dan lamanya kegiatan sirkulasi dan
pencapaian bangunan,
Untuk perorangan kegiatan ini diusahakan tidak terlalu lama karena lamanya kegiatan
ini berkaitan dengan desain sirkulasi bangunan kurang lebih 10 menit. Sedangkan waktu
terjadinya kegiatan selama waktu operasional bangunan dapat terjadi terus menerus selama
waktu operasional bangunan.
3. pola kegiatan

Bagan 4.5. Bagan pola kegiatan sirkulasi


Sumber : Analisa pribadi, 2017

4. Karakter dan suasana kegiatan


Kegiatan ini bersifat perorangan dan banyak orang hal ini dikarenakan pengguna
bangunan menggunakan kendaraan dalam menjalankan aktivitas ini. Oleh karena itu karakter
dari kegiatan ini dapat berupa kegiatan privat maupun publik.
5. Fasilitas yang dibutuhkan
Fasilitas yang dapat menunjang kegiatan ini dapat berupa sirkulasi pengunjung yang
merupakan jalan yang menghubungkan bangunan dengan jalan utama bangunan sedangakan
fasilitas untuk mewadahi kendaraan para pengguna banguan dapat berupa area parkir maupun
gedung parkir sirkulasi dan area drop out untuk kendaraan umum maupun pribadi.
D. Kegiatan amenitas
Kegiatan amenitas merupakan kegiatan yang berkaitan dengan fasilitas penunjang bangunan
yang merupakan kegiatan yang terjadi sesuai dengan kebutuhan pengguna bangunan. kegiatan ini
merupakan kegiatan yang menunjang kegiatan utama yang terjadi didalam bangunan.
1. pelaku kegiatan
Kegiatan amenitas ini yang merupakan kegiatan yang menunjang kegiatan utama
bangunan juga memiliki pelaku aktvitas yang merupakan para pengguna abngunan dan
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan utama para pengguna bangunan. para pelaku
aktivitas tersebut adalah : pengelola pedaggang dan pengunjung / pembeli
2. waktu dan frekuensi kegiatan
Kegiatan amenitas yang merupakan aktitvitas penunjang aktivitas utama memiliki
frekwensi dan waktu berbeda – beda, ini dikarenakan kegiatan amenitas merupakan kegiatan
yang terdiri dari kegiatan – kegiatan yang lebih kecil yaitu kegiatan ibadah, kegiatan service
dll, pada dasarnya kegiatan amenitas ini memiliki waktu yang singkat namun memiliki frewensi
yang terjdi terus – menerus.
3. pola kegiatan

Bagan pola kegiatan amenitas


Sumber : Analisa pribadi, 2017
4. karakter dan suasana kegiatan
Karakter dan suasana kegiatan memiliki karakter dan suasana yang berbeda – beda
tergantung jenis kegiatan yang terjadi, kegiatan ini dapat berupa kegiatan yang bersifat
perorangan yaitu privat maupun kegiatan yang berupa semi privat yang dapat dilakukan
beberapa orang
5. fasilitas yang dibutuhkan
Fasilitas yang dapat mendukung kegiatan penunjang ini dapat berupa: mushola,
toilet/wc dan area plaza,

Kebutuhan
ANALISIS
Fasilitas

No pola,
Kegiatan, waktu, suasana,
gera tempat
rincian pelaku durasi, karakter,
k, Peralatan
kegiatan,

01 Kegiatan
Jualbeli
Area Kerajinan Pedaggang, 13 jam Publi, retail
Pembeli, ramai
Area Jajanan Pedaggang, 13 jam Publik, Retail dan Area
Pembeli, ramai Makan

02 pengelolaan
Administrasi pengelola Privat , R.kerja dan Rstaf
operasional pengelola Publik Pos jaga
Gudang
R. istirahat
03 penunjang
Ibadah Pengelola 15 publik mushola
Pedaggang, menit
pegunjung
Penyimpanan Pengelola - privat gudang
Pedaggang,
Pengelola 15 privat toilet
Pedaggang, menit
pegunjung
Area makan Pengelola 30 publik kantin
Pedaggang, menit
pegunjung
Istirahat Pengelola - Pulik Plaza
Pedaggang,
pegunjung
Parkir Pengelola 13 jam Privat, Gedung parkir,
Pedaggang, publik area parkir
pegunjung
Tabel kebutuhan fasilitas
Sumber :Analisa Prbadi,2017
2 Analisis spasial

1. Analisis Besaran Ruang


Analisis ini didapatkan dengan menganalisis jumlah ruang minimal yang diperlukan
dengan menjumlahkan pengguna ruang dan elemen – elemen interior yang diperlukan didalam
ruang tersebut berikut tabel besaran ruang – ruang yang ada pada bangunan.

kebutuhan Ruang Luas Ruang Dan Prabot Besaran Sirkulasi x Total sumb
Ruang Bebas Ruang 15% Beasaran er
Gerak ruang
Ruang Pengelola
R. kepala (1 x 1,5) 1 meja + 1 lemari/loker 6+4 10 x 15% = 11,5 m2 NAD
+ (3 x = 1,8x1,8+(0,5x1,25) =10m2 1,5m2
1,5) =3,24 + 0,625 = 3,869
=6m2 =4m2
R. kepala 1 x 1,5 1 meja + 1 lemari/loker 1,5 + 4 5,5 x 15% 6,4 m2 NAD
Administra = 1,5m2 = 1,8x1,8+(0,5x1,25) = 5,5m2 = 0,825m2
si =3,24 + 0,625 = 3,869
=4m2
R Staf 4 x 1,5 3 meja + 1 lemari + 3loker 6 16,5 x 15 19,4 m2 NAD
Administra = 6m2 3x(1,8 x 1,8 ) + (0,5 x 1,25) +10,542 % =2,4m2
si + 3x(0,4 x 0,5) =16,542
= 9,72 + 0,625 + 0,2 =16,5m2
=10,542m2
R. kepala 1 x 1,5 1 meja + 1 lemari/loker 1,5 + 4 5,5 x 15% 6,4 m2 NAD
Operasiona = 1,5m2 = 1,8x1,8+(0,5x1,25) = 5,5m2 = 0,825m2
l =3,24 + 0,625 = 3,869
=4m2
R.petugas 1,5 x 5 5 meja + 5 kursi + 5 loker 12,5 + 20 x 15% = 23m2 NAD
keamanan = 7,5m2 5x(1 x 0,8) + 5x(0,5x0,5) + 7,5= 3m2
5x(0,4x0,5) 20m2
=4+7,5+1 =12,5m2
R.petugas 1,5 x 5 5 meja + 5 kursi + 5 loker 12,5 + 20 x 15% = 23m2 NAD
Kebersihan = 7,5m2 5x(1 x 0,8) + 5x(0,5x0,5) + 7,5= 3m2
5x(0,4x0,5) 20m2
=4+7,5+1 =12,5m2
R.petugas 1,5 x 5 5 meja + 5 kursi + 5 loker 12,5 + 20 x 15% = 23m2 NAD
Sapras = 7,5m2 5x(1 x 0,8) + 5x(0,5x0,5) + 7,5= 3m2
5x(0,4x0,5) 20m2
=4+7,5+1 =12,5m2
R.petugas 1,5 x 5 5 meja + 5 kursi + 5 loker 12,5 + 20 x 15% = 23m2 NAD
Ketertiban = 7,5m2 5x(1 x 0,8) + 5x(0,5x0,5) + 7,5= 3m2
5x(0,4x0,5) 20m2
=4+7,5+1 =12,5m2
R.rapat 27x1,5= 27x kursi + meja 40+13,5 53,5x15%= 61,5m2 NAD
40.5m2 27x(0,5x0,5)+ (0.5x0.5) =53,5m2 8m2
=27x(0,25)+(0.25)
=9,5 + 10=13.5m2
Gudang 5x1,5=7 4x4= 16m2 7.5+16= 23.5x15%= 27m2 NAD
,5m2 23.5m2 3.5m2
Pos jaga 2x1.5=3 (1meja+2kursi) 3+2=5m 5x15%=0.7 5.75m2 NAD
m2 (1.5x1+2x(0,5x0,5) 5m2
1.5+0,5
2m2
Jumlah 229.95m2
Ruang Penunjang
KM 4 x 1,5 4 wastafel + 4 kloset 6 + 5,05 11,05 x 12,6m2 NAD
pengelola =6m2 jonkok + 4 bak = 11,05 15% =
wanita 4x(0,5 x 0,6) + 4x( 0,55 1,6m2
x0,45)+4x (0,8 x 0,8)
=1,5 + 0,99 + 2,56
= 5,05m2
KM 4 x 1,5 4 wastafel + 4 kloset 6 + 7,65 13,65 x 15,69m2 NAD
pengelola =6m2 jonkok + 4 bak + 4 urinoir = 15% =
pria 4x(0,5 x 0,6) + 4x( 0,55 13,65m2 2.04m2
x0,45)+4x (0,8 x
0,8)+4x(0,3 x0,35)
=1,5 + 0,99 + 2,56 + 2,6
= 7,65m2
KM Umum 10 x 1,5 4 wastafel + 10 kloset 15+10.4 25.4x 15% 29.4m2 NAD
wanita =15m2 jongkok + 10 bak =25.4m2 = 4m2
4x(0,5 x 0,6) + 10x( 0,55
x0,45)+10x (0,8 x 0,8)
=1,5 + 2.5 + 6.4
= 10.4m2
KM Umum 10 x 1,5 4 wastafel + 10 kloset 15+ 25.8X15% 29.8m2 NAD
pria =15m2 jongkok + 10 bak + 6 10.8= = 4m2
urinoir 25.8m2
4x(0,5 x 0,6) + 10x( 0,55
x0,45)+10x (0,8 x
0,8)+6x(0,3 x0,35)
=1,5 + 2.5+ 6.4 + 0.32
= 10.8m2
Mushola + 30 x 1,5 30 orang x ruang saat rukuk 30 + 60.5x15%= 70m2 NAD
tempat =45m2 + tempat wudhu 30.5=60 9.5m2
wudhu 30x(0,87x0,87)+ (0.5x0.5) .5m2
=30.5m2
Plaza 100x1.5 40 kursi 150+10 160x15%= 184m2
=150m2 40x(0,5 x0,5) =160m2 24m2
=10m2
R.AHU 1 x 1,5 4x6=24m2 1,5+24= 25.5x15%= 29.5m2 NAD
= 1,5m2 25.5m2 4m2
R.ME 2x1.5- 3x3=9m2 9+3=12 12x15%=1, 13,8m2 NAD
3m2 m2 8m2
R. panel 1 x 1,5 1panel (1x1)=1m2 1,5 + 2,5 x 2,8m NAD
= 1,5m2 1=2,5m 15%=0,3m
R. pompa 1 x 1,5 2pompa (1x1)=2m2 1,5 + 3,5 x 3,8m2 NAD
= 1,5m2 2=3,5m2 15%=0,3m2
R. Genset 1 x 1,5 1genset (2,8x1,1)= 3,08m2 1,5+3,0 4,58 x 5,25m2 NAD
= 1,5m2 8=4,58 15%=0,68
m2 m2
R. Trafo 1 x 1,5 1trafo (1x1)=1m2 1,5 + 2,5 x 2,8m2 NAD
= 1,5m2 1=2,5m2 15%=0,3m2
Tempat 1tempat sampah (3x3)=9m 9m2 9x15%=1,4 10.4m2 NAD
sampah m2
4 x 1,5 1 x luas penyimpanan 25+6= 31x15%=4, 35,65m2 NAD
= 6m2 1x(5x5)=25m2 31m2 65m2
Gudang 35,65m2
penyimpan
an.
Basah 35,65m2
Semi-
basah
35,65m2
kering
Jumlah 552.44m2
Retail peadaggang
Area jajanan
Retail kecil 75x16=400m 1200m2 ASM
Retail 35x(16+(4 meja+32 kursi) 980m2 ASM
kecil+ 25x(16) +( 2x(1,5x1)
area makan +12x(0,5 x0,5))
=35x(16+12)
=700m2
Retail 35x32=1120m2 1120m2 ASM
besar
Retail 25x32+(8meja+64 kursi) 1150m2 ASM
besar+ 25x(32+(8x(1,5x1)+64x(0,
area makan 5 x0,5))
=25x(32+14)
=1150m2
Area kerajinan
Retail kecil 75x16=400m2 1200m2 ASM
2 2
Retail 35x32=480m 1120m ASM
besar
Sirkulasi 6770x30
30% %=2031
m2
Jumlah 8801m2

Tabel kebutuhan ruang dan besaran ruang


Sumber :Analisa Prbadi,2017

2. Analisis Kebutuhan Parkir Pengelola


Berdasarkan jumlah pengelola sebanyak 27 orang dengan asumsi 80% pengelola
menggunakan kendaraan pribadi dan 20% pengelola menggukan kendaraan umum maka
didapat 21 orang menggunakan kndaraan pribadi dan 6 orang menggunakan kendaraan umum.
dan dengan asumsi 60% pengelola menggunakan kendaraan bermotor 40%penggunakan
kendaraan bermobil dengan asumsi bahwa 1 mobil membawa 2 orang maka luas parkir untuk
pengelola adalah sebagai berikut:
Motor = 60% x 21=12.6 Motor, dibulatkan menjadi 13 unit motor
Mobil = ½ (40% x21)=4.2 Mobil, Dibulatkan Menjadi 5 unit Mobil
Kebutuhan Luasan Parkir Pengelola :
Motor = 13 x (2x1) m2 = 26 m2
Mobil = 5 x (2,5x5) m2 = 62.5 m2
2 2
Sirkulasi = 40% x (26m + 62.5 m ) = 35.4m2
Maka jumlah kebutuhan parkir+sirkulasi =124m2
3. Analisis Parkir Pengguna dan pengunjung
Pedagang
Berdasarkan jumlah pengguna bangunan yang memiliki 280 retail daggang jika
diasumsikan 70% pedaggang menggunakan kenaraan Pribadi dan 30% pedaggang
menggunakan kendaran umum maka didapatkan pedaggang menggunakan kendaraan pribadi
adalah 196.Jika diasumsikan 40%pedaggang menggunakan kendaraan mobil dan 60%
menggunakan kendaraan motor:
Motor= 60% x 196=118 unit motor
Mobil = 40% x196= 78 unit Mobil
Kebutuhan Luasan Parkir Pengelola :
Motor = 118 x (2x1) m2 = 236 m2
Mobil = 78 x (2,5x5) m2 = 975 m2
2 2
Sirkulasi = 40% x (306m + 975 m ) =485 m2
Maka jumlah kebutuhan parkir+sirkulasi=1700 m2

Pengunjung
Untuk perhitungan parkir pengunjung dengan asumsi pengunjung adalah 500 orang
dengan asumsi 40 % menggunakan kendaraan pribadi dan 60% menggunakan kendaraan umum
maka didapatkan 200 pengunjung menggunakan kendaraan pribadi yang diasumsikan lagi
menggunakan kendaraan bermotor 60% dan 40% menggunakan kendaraan bermobil, dan
dengana asumsi bahwa kendaraan bermobil membawa 2 orang maka didapatkan
Motor= 60% x 200=120 unit motor
Mobil = ½ 40% x200= 40 unit Mobil
Kebutuhan Luasan Parkir Pengelola :
Motor = 120 x (2x1) m2 = 240 m2
2
Mobil = 40 x (2,5x5) m = 600 m2
Sirkulasi = 40% x (240m2 + 600 m2) = 336m2
Maka jumlah kebutuhan parkir+sirkulasi=1080m2
Bus pariwisata
jika diasumsikan 20% dari jumlah penggunjung. Dengan 1 buah mobil pariwisata
berisis 28 orang maka:
20%x500=100 100:28=3.57 digenapkan jadi 4buah
4x(3,5x12,5)=175m2 sirkulasi 40%x175=70m2
Maka jumlah kebutuhan parkir+sirkulasi=245m2
4. Analisis besaran area bongkar muat mobil dan motor
Dengan asumsi bahwa tidak semua pedaggang akan melakukan kegiatan bongkar muat
maka kebutuhan loading dock diasumsikan 50% dari pedaggang maka:

78x50%= 39 mobil / jika diasumsikan lama waktu bongkar muat adalah 30 menit maka
78x30=2340 menit 23040menit:1jam=39jam
Untuk mengetahui berapa jumlah mobil ang dapat bongkar muat dalam satu waktu
maka diperlukan asumsi berapa lama waktu maksimal kegiatan bongkar muat dalam satu hari,
jika asumsi dalam satu hari maksimal 13 jam maka.
39:13=3mobil 3x(2.5x5)=37.5m2
Jumlah keseluruhan kebutuhan luasan bangunan adalah

No Ruang Jumlah
1 Area pengelola 229.95m2
2 Area service dan penunjang 552.44m2
3 Area komersil 8801m2
4 Area parkir 3.186.5m2
Jumlah 12.770 m2

Tabel besaran seluruh ruang


Sumber :Analisa Prbadi,2017

Metrik hubungan ruang berdasarkan kelompok kegitan

Metrik hubungang ruang pengelola


Sumber :Analisa Prbadi,2017

Metrik hubungang ruang penunjang


Sumber :Analisa Prbadi,2017
Metrik hubungang retail pedaggang
Sumber :Analisa Prbadi,2017

Metrik hubungang ruang utama


Sumber :Analisa Prbadi,2017

Berikut merupakan hubungan ruang berdasarkan kelompok kegiatan

Bagan hubungan ruang pengelola


Sumber : Analisa pribadi, 2017
Bagan hubungan ruang service dan penunjang
Sumber : Analisa pribadi, 2017

Bagan hubungan retail pedaggang


Sumber : Analisa pribadi, 2017
Bagan hubungan ruang utama
Sumber : Analisa pribadi, 2017

Anda mungkin juga menyukai