Laporan Singkat HEX
Laporan Singkat HEX
BPS3202
LABORATORIUM TEKNOLOGI BIOPROSES
Modul Praktikum:
Sistem Penukar Panas (HEX)
Dosen: Monita Pasaribu, S.Si., MT.
Praktikan:
Anesta R Silalahi (31S15010)
Ester R Situmorang (31S15026)
Tanggal Praktikum:
19-20 Maret 2018
Sistem penukar panas merupakan alat penukar panas yang berfungsi sebagai akomodasi
perpindahan panas dari fluida panas ke fluida dingin karena adanya perbedaan temperatur.
Prinsip kerja dari heat exchanger yaitu dengan memindahkan panas dari dua fluida pada
temperatur yang berbeda, dimana transfer panas dapat dilakukan secara langsung ataupun
tidak langsung. Tujuan dari praktikum ini adalah memahami proses transfer panas dan
berbagai jenis alat penukar panas dengan skema aliran yang berbeda agar dapat
menentukan neraca energi, LMTD (logarithmic mean temperature difference), efektifitas
(ε) berdasarkan metode NTU (number of transfer units), koefisien konveksi (h) dan
koefisien transfer panas(U).
Jenis alat penukar panas yang digunakan adalah shell and tube dan plate and
frame.Langkah yang dilakukan yaitu dengan mengalirkan air dingin ke dalam tangki
pemanas dengan varian temperatur 55oC, 60oC, dan 65oC. Kemudian suhu air ditunggu
hingga mencapai temperatur yang ditentukan. Setelah itu, fluida panas akan dialirkan
bersamaan dengan fluida dingin sehingga diperoleh suhu akhir fluida dengan selang waktu
5 menit.
Dari hasil percobaan yang dilakukan, diperoleh qloss bernilai positif. Dari hasil perhitungan
dengan variasi temperatur air panas yang masuk, maka diperoleh bahwa semakin
tinggi perbedaan temperatur air panas masuk dengan temperatur air dingin masuk, maka
perpindahan panas yang dihasilkan akan semakin besar juga.Nilai yang diperoleh
dengan variasi temperatur 55oC, 60oC, dan 65oC pada sistem penukar panas plate and
frame, yaitu 286,566 K, 287,034 K, 288,523 K dan pada shell and tube yaitu 285,055 K,
287,034 K, 289,47K.nilai efektivitas yang diperoleh pada plate and frame, yaitu 0,031,
0,034, 0,037 dan shell and tube yaitu 0,031, 0,031, 0,04. Nilai koefisien konveksi (h) pada
plate and frame pada aliran panas yaitu 60,477; 63,41; 65,93 W/(m2 K); pada aliran air
dingin 52,276; 53,27; 54,355 W/(m2 K), dan pada shell and tube dengan aliran air panas
yaitu 14,596; 14,68; 14,744 W/(m2 K); pada aliran air dingin 6,422; 7,159; 7,317 W/(m2
K). Koefisien penukar panas overall (U) untuk masing-masing temperatur pada sistem
penukar panas plate and frame yaitu 43,629; 48,409; 52,989 (W/m2 K).; pada shell and
tube 0,397; 0,3944; 0,5216 (W/m2 K).
Kata kunci : sistem penukar panas, co-current, plate and frame, shell and tube, neraca
energi global, , efektivitas, number of transfer units, koefisien konduksi, koefisien
penukar panas overall
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
∫ ∫
Pada tabel 2.1 ditampilkan nilai aliran panas (qc) dan air dingin (qf) dengan aliran fluida
co-current pada jenis penukar panas plate and frame dan Shell and Tube.
Tabel 2.1 Hasil perhitungan neraca energi global pada sistem penukar panas plate and
frame dan shell and tube dengan aliran co-current
Suhu
Sistem air
qc qf qloss
penukar panas
(kJ/s) (kJ/s) (kJ/s)
panas masuk
o
( C)
Plate 55 0,6251 0,5554 0,0697
and 60 0,6948 0,6942 0,0006
Frame 65 0,7644 0,6942 0,0702
Shell 55 0,6251 0,6248 0,0003
and 60 0,6253 0,5554 0,0699
Tube 65 0,8339 0,6942 0,1397
Dari tabel 2.1 diperoleh bernilai positif yang menunjukkan bahwa energi dilepaskan
dari sistem penukar panas ke lingkungan. Panas yang hilang dari sistem penukar panas ke
lingkungan disebabkan karena adanya gesekan aliran air panas dengan aliran air dingin.
Dari data pada sistem penukar panas shell and tube diperoleh bahwa semakin tinggi
temperatur aliran air masuk, maka semakin besar Sedangkan pada sistem penukar
panas plate and frame tidak stabil. Jadi, saat terjadi penukaran panas variasi
2
temperatur sistem diharapkan agar menunggu agar bagian dinding pipa kembali ke
temperatur normalnya.
II.2 Penentuan Logarithmic Mean Temperature Difference (LMTD) pada Aliran Co-
Current
Profil temperatur fluida pada sistem penukar panas yang bergantung pada jenis alirannya,
yaitu co-current dan counter-current. Pada aliran co-current aliran fluida panas dan fluida
dingin yang masuk dari arah yang sama, sedangkan pada aliran counter-current aliran
fluida panas dan fluida dingin yang masuk dari arah yang berlawanan. Besarnya nilai ∆TLM
dipengaruhi oleh perbedaan temperatur air panas dan air dingin yang masuk, serta
perbedaan temperatur keluaran air panas dan air dingin. Sehingga diperoleh bahwa
semakin besar perbedaan temperatur air panas dan air dingin yang masuk maka nilai ∆TLM
akan semakin besar. Profil arah masuknya aliran fluida ini dapat ditunjukkan pada gambar
2.2.1 s/d gambar 2.2.6
60
Temperatur (oC)
50
40
30 Temperatur air panas
20
Temperatur air dingin
10
0
0 0,2 0,4 0,6
Posisi (m)
Gambar 2.2.1 Profil fluida sepanjang penukar panas plate and frame pada aliran co-current
dengan temperatur air panas 55oC
60
Temperatur (oC)
50
40
30 Temperatur air panas
20 Temperatur air dingin
10
0
0 0,2 0,4 0,6
Posisi (m)
Gambar 2.2.2 Profil fluida sepanjang penukar panas shell and tube pada aliran co-current
dengan temperatur air panas 55oC
3
Berdasarkan Gambar 2.2.1 dan Gambar 2.2.2 perbedaan selisih temperatur lebih besar
pada sistem penukar panas plate and frame. Hal ini disebabkan karena selisih temperatur
air panas masuk dengan air dingin masuk pada sistem penukar panas plate and frame lebih
besar daripada selisih temperatur air panas masuk dengan air dingin masuk pada sistem
penukar panas shell and tube serta selisih temperatur air panas keluar dengan air dingin
keluar pada sistem penukar panas plate and frame lebih besar daripada selisih temperatur
air panas keluar dengan air dingin keluar pada sistem penukar panas shell and tube.
60
50
Temperatur (oC)
40
Temperatur air panas
30
Temperatur air dingin
20
10
0
0 0,2 0,4 0,6
Posisi (m)
Gambar 2.2.3 Profil fluida sepanjang penukar panas plate and frame pada aliran co-current
dengan temperatur air panas 60oC
60
50
Temperatur (oC)
40
30
Temperatur air panas
20
Temperatur air dingin
10
0
0 0,2 0,4 0,6
Posisi (m)
Gambar 2.2.4 Profil fluida sepanjang penukar panas shell and tube pada aliran co-current
dengan temperatur air panas 60oC
Berdasarkan Gambar 2.2.3 dan Gambar 2.2.4 perbedaan selisih temperature pada sistem
penukar panas plate and frame dan pada sistem penukar panas shell and tube sama. Hal ini
disebabkan karena pada sistem penukar panas plate and frame dan shell and tube memiliki
selisih temperatur air panas dan air dingin masuk serta selisih temperatur air panas dan air
dingin keluar yang sama.
4
70
60
Temperatur (oC)
50
40
30 Temperatur air panas
20 Temperatur air dingin
10
0
0 0,2 0,4 0,6
Posisi (m)
Gambar 2.2.5 Profil fluida sepanjang penukar panas plate and frame pada aliran co-current
dengan temperatur air panas 65oC
70
60
Temperatur (oC)
50
40
30 Temperatur air panas
20
Temperatur air dingin
10
0
0 0,2 0,4 0,6
Posisi (m)
Gambar 2.2.6 Profil fluida sepanjang penukar panas shell and tube pada aliran co-current
dengan temperatur air panas 65oC
Berdasarkan Gambar 2.2.5 dan Gambar 2.2.6 perbedaan selisih temperature pada sistem
penukar panas plate and frame lebih besar daripada sistem penukar panas shell and tube.
Hal ini disebabkan karena selisih temperatur air panas dengan air dingin masuk pada
sistem penukar panas plate and frame lebih besar daripada selisih temperatur air panas
dengan air dingin masuk pada sistem penukar panas shell and tube serta selisih temperatur
air panas dengan air dingin keluar pada sistem penukar panas plate and frame lebih besar
daripada selisih temperatur air panas dengan air dingin keluar pada sistem penukar panas
shell and tube.
Untuk menentukan perpindahan panas dengan selisih temperatur yang selalu berubah-ubah
sepanjang sistem penukar panas diperlukan selisih temperatur rata-rata yaitu dengan
menggunakan selisih temperatur rata-rata logaritmik (Logarithmic Mean
Temperature Difference, LMTD). Kemudian untuk mengetahui nilai , diperlukan data
dan yang diperoleh selama percobaan dengan aliran co-current pada sistem
5
penukar panas plate and frame dan shell and tube. Dimana, merupakan selisih dari
temperatur air panas masuk dan air dingin masuk dan merupakan selisih dari
temperatur keluaran air panas dan air dingin. Tabel berikut menunjukkan nilai yang
diperoleh selama percobaan dengan aliran aliran co-current pada sistem penukar panas
plate and frame dan shell and tube.
Tabel 2.2.1 Hasil Perhitungan LMTD pada Sistem Penukar Panas Plate and Frame dan
Shell and Tube dengan Aliran Co-Current
Suhu air
Sistem penukar panas panas masuk (oC))
(oC)
55 11,474
Plate and Frame 60 11,162
65 12,738
55 9,2502
Shell and Tube 60 11,1622
65 12,6198
Berdasarkan data dengan variasi temperatur air panas yang masuk, maka diperoleh
bahwa semakin tinggi perbedaan temperatur air panas masuk dengan temperatur air dingin
masuk, maka perpindahan panas yang dihasilkan akan semakin besar juga.
Tabel 2.3.1 Hasil Perhitungan Efektivitas pada Sistem Penukar Panas Plate and Frame dan
Shell and Tube dengan aliran Co-Current
Suhu air
Sistem penukar Efektivitas
panas NTU
panas
masuk (oC)
55 0,785 0,396
Plate and
60 0,897 0,417
Frame
65 0,865 0,38
55 0,9734 0,429
Shell and Tube 60 0,807 0,4001
65 0,952 0,4256
6
Berdasarkan data percobaan pada Tabel 2.3.1 diperoleh nilai efektivitas yang dihasilkan
aliran co-current memiliki nilai efektivitas yang rendah. Hal ini disebabkan oleh aliran air
panas yang masuk ke dalam tube searah dengan aliran air dingin yang masuk ke dalam
shell. Sehingga pada keadaan steady state aliran ini memiliki tekanan temperatur yang
tinggi. Tekanan temperatur adalah penyebab pemuaian yang terjadi pada temperatur yang
tinggi.
II.4 Penentuan Koefisien Panas Konveksi (h) dan Koefisien Perpindahan Panas
Overall (U)
Penentuan Koefisien Panas Konveksi (h)
Koefisien panas konvektif merupakan koefisien perpindahan kalor konveksi yang dapat
ditentukan dari bilangan tak berdimensi yaitu bilangan Reynold, Prandlt dan Nusselt.
Bilangan Reynold adalah salah satu bilangan yang penting dalam mekanika fluida dan juga
sebagai acuan untuk mengidentifikasi aliran fluida tersebut, apakah alirannya laminar atau
turbulen yang terjadi pada sistem penukar panas. Dari kedua sistem penukar panas yang
telah dilakukan maka jenis aliran pada fluida adalah laminar karena nilai bilangan
Reynolds < 2100.
Besaran yang digunakan untuk menentukan bilangan Reynolds adalah massa jenis air
(densitas air), kecepatan aliran, viskositas (kekentalan), dan diameter pipa. Persamaan
Reynolds dinyatakan dengan
Bilangan Prandlt yaitu hubungan antara distribusi suhu dan distribusi kecepatan , bilangan
Prandlt juga merupakan rasio kinematik viskositas dengan difusivitas kalor. Persamaan
Prandlt dinyatakan dengan
Bilangan Nusselt yaitu rasio perpindahan panas konveksi normal pada fluida. Persamaan
Nusselt dinyatakan dengan =
Koefisien perpindahan panas (h) merupakan besarnya laju perpindahan panas pada
permukaan yang nilainya berbeda pada sistem penukar panas yang berbeda dengan suhu
yang berbeda.
7
Tabel 2.4 Hasil perhitungan koefisien panas pada sistem penukar panas plate and frame
dan shell and tube dengan aliran co-current
Suhu air
Sistem
panas h
penukar Jenis aliran fluida
masuk (W/( m2K))
panas
(oC)
55 60,477
Aliran air
60 63,41
panas
Plate and 65 65,93
Frame 55 52,276
Aliran air
60 53,27
dingin
Co- 65 54,355
Current 55 14,596
Aliran air
60 14,68
panas
Shell and 65 14,744
Tube 55 6,422
Aliran air
60 7,159
dingin
65 7,317
Tabel 2.4 menunjukkan bahwa laju perpindahan panas yang terjadi pada aliran air panas
lebih kecil dibandingkan aliran air dingin disetiap jenis aliran yang berbeda pada sitem
penukar panas yang berbeda.Pada aliran panas laju perpindahan panas lebih sedikit
dibandingkan aliran dingin karena laju alir aliran panas lebih kecil dibandingkan laju alir
aliran dingin yang akan berpengaruh terhadap koefisien penukar panas konvektif.
Pengaruh lain adalah area perpindahan panas pada shell and tube lebih besar sehingga laju
perpindahan panasnya lebih besar dibandingkan plate and frame yang area perpindahan
panasnya lebih kecil.
8
Tabel 2.5 Hasil perhitungan perpindahan panas Overall pada sistem penukar panas
plate and frame dan shell and tube dengan aliran co-current
Suhu air panas U
Sistem penukar panas
masuk (oC) (W/(m2 K))
55 1089,6
Plate and Frame 60 1213
65 1369,7
55 12,234
Shell and Tube 60 10,141
65 11,963
Berdasarkan data percobaan yang diperoleh, nilai perpindahan panas global (U) pada plate
and frame memiliki nilai yang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa pada sistem
penukar panas plate and frame lebih mudah dan cepat dalam proses perpindahan panas
dari fluida panas ke fluida dingin. Hal ini disebabkan karena sistem penukar panas pada
plate and frame lebih sederhana dibandingkan shell and tube yang rumit.
9
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
qloss yang dihasilkan oleh sistem penukar panas bernilai positif. Hal ini
menunjukkan bahwa energi dilepaskan dari sistem penukar panas ke lingkungan.
Nilai dengan variasi temperatur air panas yang masuk diperoleh bahwa
semakin tinggi perbedaan temperatur air panas masuk dengan temperatur air dingin
masuk, maka perpindahan panas yang dihasilkan akan semakin besar juga.
Percobaan dengan aliran co-current, pada sistem penukar panas shell and tube
menghasilkan nilai efektivitas lebih besar dibandingkan sistem penukar panas plate
and frame.
Koefisien konveksi menunjukkan bahwa perpindahan panas pada aliran air panas
lebih besar dibandingkan dengan aliran air dingin yang menunjukkan bahwa
konduktivitas thermal pada aliran air panas lebih besar dari aliran air dingin.
Nilai koefisien panas overall (U) sistem penukar panas plate and frame lebih besar
dibandingkan dengan sistem penukar panas shell and tube yang menunjukkan
bahwa sistem penukar panas plate and frame lebih cepat dalam transfer panas dari
air panas ke air dingin.
III.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya, praktikan diharapkan menunggu suhu sistem penukar
panas kembali ke suhu normalnya. Tujuannya agar pada saat melakukan percobaan
pada suhu selanjutnya tidak mempengaruhi suhu pada percobaan berikutnya.
Pada percobaan selanjutnya diharapkan agar pada sistem penukar panas dengan
plate and frame dan shell and tube dilakukan dengan aliran co-current dan counter-
current. Dengan tujuan agar dapat membandingkan keefektifan sistem penukar
panas dengan aliran yang berbeda.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan, Muhammad. 2012. Makalah Alat-Alat Heat Exchanger. (online 12 Maret 2018).
Tersedia.
11
LAMPIRAN A
DATA LITERATUR
A.1 Kapasitas Panas, Viskositas dan Konduktivitas Termal Air pada Suhu Tertentu
A.2 Posisi Thermocouple (Sensor Temperatur) pada Plate and Frame dan Shell and
Tube
Tabel A.2 Data posisi Thermocouple (sensor temperatur) pada plate and frame dan shell
and tube (Sumber: Edibon, 2016)
Sistem penukar panas Sensor Temperatur Posisi (m)
(°C)
ST 1 0
ST 2 0.5
Shell and tube ST 3 0
ST 4 0.125
ST 5 0.25
ST 6 0.375
ST 7 0.5
ST 1 0
Plate and frame ST 2 0.5
ST 3 0
ST 4 0.125
Tabel A.3 Data diameter shell and tube (Sumber: Edibon, 2016)
Tipe Diameter
Shell Luar 0,148 m
Dalam 0,160 m
12
LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN
∫ ∫
Diketahui :
- mhot = 0,01662 kg/s
- mcold = 0,01662 kg/s
- = 4,18025 kJ/(kg K)
- = 4,178 kJ/(kg K)
- =9K
- =8K
Maka,
=
= 0,01662 kg/s x4,18025 kJ/(kg K) x 9 K= 0,62513 kJ/s
=
= 0,01662 kg/s x 4,178kJ/(kg K) x 8 K= 0,55537 kJ/s
= -
= (0,62513–0,55537) kJ/s = 0,06976 kJ/s
b. Perhitungan neraca massa global Pada Sistem Penukar Panas shell and tube
∫ ∫
Diketahui :
- mhot = 0,01662 kg/s
- mcold = 0,01662 kg/s
- = 4,1802 kJ/(kg K)
- = 4,178kJ/(kg K)
- =9K
- =9K
Maka,
=
= 0,01662 kg/s x 4,18025 kJ/(kg K) x 9 K= 0,6251 kJ/s
=
= 0,01662 kg/s x 4,178kJ/(kg K) x 8 K= 0,6248 kJ/s
= -
= (0,62513 – 0,55537) kJ/s = 0,0003 kJ/s
13
B.2 Penentuan Logarithmic Mean Temperature Difference (LMTD) pada Sistem
Penukar Panas Jenis Plate and Frame
Perhitungan nilai untuk plate and frame pada temperatur panas 55oC pada
aliran co-current
ΔT1= Thot,in – Tcold,in = 52oC – 30oC = 22oC
ΔT2= Thoto,ut – Tcold,out = 43oC – 38oC = 5oC
11,474 K
( )
Perhitungan nilai untuk shell and tube pada temperatur panas 55oC pada
aliran co-current
ΔT1= Thot,in – Tcold,in = 52oC – 31oC = 21oC
ΔT2= Thot,out – Tcold,out = 43oC – 40oC = 3oC
9,2502 K
( )
U = 1089,6 W/(m2 K)
Penentuan koefisien transfer panas global pada shell and tube
A = πLD
Dengan L = 0.566 m
U = 12,234 W/(m2 K)
14
NTU = 0,785
Maka,
( )
0,396
Maka,
( )
0,4287
15
B.5 Penentuan Koefisien Konveksi (h)
Sistem penukar panas plate and frame pada temperatur 55o dengan aliran co-
current
h=
- Nilai h untuk aliran panas
dik : ρ = 996,95 kg/m3
Q = 1 L/min = 1,667 x 10-5 m3/s
A = 0,005 m2
u = 0,00333 m/s
L = 0,01 m
μ = 0,000506 kg/(m s)
Cp = 4,1802 kJ/(kg K)
kf = 0,6485 W/(m K)
NRe = 65,675
NPr
Nu = 0,023 × Re0.08 × Pr0.3= 0,933
Maka,
= 60,477W/(m2K)
NRe = 50,891
NPr
Nu = 0,023 × Re0.08 × Pr0.3 = 0,827
Maka,
= 52,276 W/(m2K)
Sistem penukar panas shell and tube pada temperatur 55o dengan aliran co-current
h=
- Nilai h untuk aliran panas
dik : mc = 0,01662 kg/s
μ = 0,000506 kg/(m s)
kf = 0,6485 W/(m K)
Cp = 4,1825 kJ/(kg K)
L = 0,566 m
Di = 0,008 m
16
( ) = 0,0344m2
At = = 0,722 m2
= 0,023 kg/(m2s)
NRe = = 6,732
NPr = = 3,271
Nu = 3,332
Maka,
= 14,596 kW/(m2K)
= 0,0088m2
1,872 m2
( )
0,0922 kg/(m2s)
= 262,32
= 0,0043
= = 1,504
Maka,
= 6,422 kW/(m2K)
17
LAMPIRAN C
DATA MENTAH
C.2 Pembacaan Perubahan Temperatur pada Thermocouple dengan Plate and Frame
Tabel C.2 Data Pengamatan Pembacaan Perubahan Temperatur pada Termocouple dengan
Plate and Frame dengan Aliran co-current
Suhu Waktu (Menit)
air Sensor
panas Temperatur
masuk (oC) 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
o
( C)
ST 1 45 48 49 50 50 51 51 51 52 52 52 52
Thot = ST 2 35 40 41 42 42 42 43 43 43 43 43 43
o
55 C ST 3 26 27 28 28 29 29 29 29 29 30 30 30
ST 4 31 35 36 37 37 37 38 38 38 38 38 38
ST 1 54 55 55 56 56 56 56 56 56
Thot = ST 2 45 46 46 46 46 46 46 46 46
60oC ST 3 32 32 32 32 32 32 32 32 32
ST 4 41 41 41 41 41 42 42 42 42
ST 1 58 60 60 60 60 60 60
Thot = ST 2 48 49 49 49 49 49 49
o
65 C ST 3 34 34 33 33 34 34 34
ST 4 43 44 44 44 44 44 44
18
C.3 Pembacaan Perubahan Temperatur pada Thermocouple dengan Shell and Tube
Tabel C.3 Data Pengamatan Pembacaan Perubahan Temperatur pada Termocouple dengan
shell and tube dengan Aliran co-current
19