Strategi Pola Penyuluhan Pertanian
Strategi Pola Penyuluhan Pertanian
Yang tidak boleh dilupakan ialah kenyataan bahwa para petani Indone-
sia-lah yang juga telah berubah secara nyata. Pada umumnya profil populasi
petani Indonesia telah berubah secara positif. Secara makro populasi petani
telah menjadi lebih kecil jumlahnya secara persentil tetapi lebih tinggi
kualitasnya, yang ditandai oleh lebih baiknya tingkat pendidikan mereka, lebih
mengenal kemajuan, kebutuhannya meningkat, harapan-harapannya juga
meningkat, dan pengetahuan dan keterampilannya bertani juga telah jauh lebih
baik. Berkat penyuluhan-penyuluhan pembangunan selama ini, termasuk
penyuluhan pertanian, para petani telah memiliki pola komunikasi yang
terbuka. Mereka telah lebih mampu berkomunikasi dengan orang-orang dari
luar sistem sosialnya, dan telah lebih mampu berkomunikasi secara non-personal
___________________________
*) Makalah ini disusun untuk Lokakarya Dinamika dan Perspektif Penyuluhan Pertanian pada PJP II, yang
diselenggarakan oleh PSE, PUSTAKA dan CIIFAD; 4 - 5 Juli 1995 di Ciawi, Bogor.
melalui berbagai media massa. Petani dalam melakukan usaha tani bahkan telah
mampu berorientasi pada pasar.
Prasarana fisik pertanian seperti irigasi dan jaringan jalan juga sudah jauh
lebih baik kondisinya dibandingkan pada awal PJP I. Demikian pula prasarana
dan sarana telekomunikasi, serta tenaga listrik telah dapat menjangkau sebagian
daerah-daerah pertanian. Semua sarana itu dapat dimanfaatkan oleh siapa saja
termasuk para petani, dan memang telah secara nyata menyumbang pada
pertumbuhan pertanian dan perkembangan petani. Dengan prasarana-prasara-
na tadi diiringi kemajuan yang pesat di bidang elektronika, komunikasi massa
melalui media elektronik juga telah menjangkau daerah-daerah pertanian.
Meskipun perubahan-perubahan itu pada umumnya terjadi di semua
daerah, namun haruslah diakui bahwa tingkat perubahan dan kemajuan yang
dialami tidak merata disemua daerah. Ada daerah-daerah yang sudah lebih
maju dari daerah lainnya, demikian pula ada daerah-daerah yang belum begitu
maju dibandingkan dengan daerah lainnya. Yunus Jarmi dalam disertasinya
(1994) mengidentifikasi adanya 3 kategori wilayah pertanian yang berbeda
nyata tingkat kemajuannya. Perbedaan-perbedaan itu menyangkut prasarana
fisik, produktifitas perta-niannya serta tingkat kemajuan petani-petaninya. Tiga
kategori wilayah pertanian itu adalah : (1) Wilayah yang prasarananya relatif
memadai (karena telah dibangun sejak jaman penjajahan), teknologi yang
diterapkan sudah maju secara mantap, produktivitas tinggi, berorientasi pada
pasar, dan (karenanya) para petaninya telah membutuhkan dan mencari secara
aktif informasi-informasi pertanian. (2) Wilayah yang prasarananya baru
dibangun tetapi belum memadai, mulai mengenal dan menerapkan teknologi
maju tetapi belum mantap, produktivitas sedang, belum berorientasi ke pasar,
dan belum aktif mencari informasi pertanian. (3) Wilayah yang relatif belum
memiliki prasarana-prasarana pertanian, teknologi tradisional masih
mendominasi, produktivitas rendah, petaninya masih tradisional dan perta-
niannya masih bersifat subsisten, belum merasa memerlukan informasi per-
tanian.
Perubahan lain yang tak kalah penting artinya ialah perubahan kebi-
jaksanaan pemerintah tentang pembangunan pertanian dan tentang Penyuluhan
Pertanian itu sendiri. 泥 emokrasi pertanian” pelaksanaannya sudah semakin
diperluas, dalam arti masyarakat petani semakin berperan dalam pengambilan
keputusan usaha taninya dan semakin diperhatikan kebutuhan serta harapan-
harapannya. Kebijaksanaan desentralisasi semakin luas pula diterapkan di
bidang pemerintahan. Termasuk dalam hal ini adalah pengalihan tanggung-
jawab penyelenggaraan penyuluhan pertanian dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah. Kebijakan-kebijakan pertanian dan program-program dan
program-program pertanian yang bersifat 都 eragam nasional” di masa lalu,
telah akan diubah menjadi yang bersifat spesifik lokal. Ini terbukti dengan telah
LAIN-LAIN
KESIMPULAN
Perubahan dan trend yang terjadi dalam 電unia pertanian” Indonesia dan
perkembangan yang pesat di bidang-bidang pendidikan, telekomunikasi,
elektronika, media massa dan lain-lainnya perlu diantisipasi dengan strategi
penyuluhan pertanian yang tepat.
Namun demikian tingkat perkembangan yang berbeda antara berbagai
daerah menuntut adanya pewilayahan daerah penyuluhan, yang untuk masing-
masing wilayah perlu dikembangkan strategi penyuluhan dan kebijaksanaan
penyuluhan pertanian yang berbeda. Desentralisasi pemrograman penyuluhan
penyuluhan perlu ditunjang dengan desentralisasi penelitian dan pengkajian
teknologi pertanian yang lebih sesuai dengan ekosistem masing-masing daerah.
Semua potensi yang ada di negara ini perlu didaya-gunakan dan kepas-
tian peyelenggaraan penyuluhan pertanian yang menjamin tumbuh kembang-
nya pertanian di masa depan perlu diatur dengan undang-undang.
Penyuluhan harus bisa memberi pelayanan pendidikan dan informasi
yang bermutu bagi masyarakat petani agar mereka dengan kemampuannya
sendiri dapat terus melakukan pembangunan pertanian secara berkelanjutan.
Penyuluhan bermutu dapat diwujudkan bila lembaga penyuluhan dikelola de-
ngan prinsip-prinsip Manajemen Mutu Terpadu.