RENCANA KERJA
DESA KORUMBA
LESTARI BODINI, SP
NI P3K.198012292023212015
BPP
KECAMATAN ANGGOTOA
KABUPATEN KONAWE
TAHUN 2024
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Bab I. Pendahuluan....................................................................................1
A.Latar Belakang...............................................................................1
B.Tujuan............................................................................................1
C.Waktu dan Tempat.........................................................................2
B. Batas Wilayah..................................................................................2
C. Penggunaan Lahan...........................................................................4
D. Potensi Daerah..................................................................................4
E. Potensi Sumber Daya Manusia.........................................................5
Bab III. MASALAH....................................................................................6
A.Masalah Perilaku..............................................................................6
B.Masalah Non perilaku......................................................................6
Bab IV. TUJUAN DAN SASARAN............................................................7
Bab V. CARA MENCAPAI TUJUAN.........................................................8
Bab VI. PENUTUP........................................................................................9
Lampiran :
DESA KORUMBA
TAHUN 2024
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang sisitem penyuluhan
pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) pasal 23 menyebutkan bahwa Programa
penyuluhan dimaksudnkan untuk memberikan arah, pedoman dan arah pengendalian
pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan. Pelaksanaan penyuluhan yang efektif dan
efisien menuntut adanya suatu perencanaan dan penentuan target sasaran yang jelas dan
terukur. Dalam ruang lingkup ilmu manajemen, aspek perencanaan mempunyai peranan
yang sangat krusial. Oleh karena itu perencanaan pelaksanaan penyuluhan merupakan suatu
keniscayaan yang harus ditempuh manakala tujuan peningkatan produksi dan kesejahteraan
petani ingin tercapai. Perencanaan penyuluhan yang tertuang dalam rencana programa
merupakan langkah awal dan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan penyuluhan
untuk kurun waktu tertentu. Programa penyuluhan pertanian merupakan rencana yang
disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman, sebagai alat pengendali
pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian diharapkan dapat
menghasilkan kegiatan penyuluhan pertanian dengan kontent yang spesifik lokalita dan
strategis. Serta mempunyai daya ungkit yang tinggi terhadap peningkatan produktivitas
komoditas unggulan daerah dan pendapatan petani. Kegiatan yang tercantum dalam
programa penyuluhan pertanian harus mampu merespon kebutuhan pelaku utama dan
pelaku usaha dalam memberikan dukungan terhadap program‐program pertanian lainnya.
Dengan adanya progarama penyuluhan pertanian secara khusus ditujukan untuk
mengarahkan pola, dan kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan dapat lebih terarah
dan terpadu. Memuat segala aspek yang dibutuhkan terutama dalam meningkatan kualitas
sistem penyuluhan pertanian dewasa ini. Mengingat penyuluhan merupakan bagian dari
upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memajukan kesejahteraan umum.
Secara inheren didalamnya mengandung maksud untuk memenuhi hak azasi setiap warga
negara. Dalam ruang lingkup pembangunan pertanian, peranan penyuluhan mempunyai
posisi yang penting. Sistem penyuluhan merupakan suatu keharusan untuk memenuhi
kebutuhan pangan, papan dan sandang serta bahan baku industri. Memperluas lapangan
kerja dan usaha, serta bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya
petani. Secara makro pelaksanaan sistem penyuluhan harus berorientasi pada :
1. Pengentasan masyarakat dari belenggu kemiskinan khususnya bagi masyarakat
pedesaan
2. Meningkatkan pendapatan masyarakat pertanian yang bertujuan secara agregat
meningkatkan dan mamajukan pendapatan nasional
3. Menjaga kelestarian dan keberlangsungan lingkungan hidup dan ekosistem, serta
sumberdaya hayati.
Dengan pelaksanaan sistem penyuluhan yang baik, terpola, tersusun, dan tepat serta
akurat. Diharapkan dapat memberikan kontribusi yang produktif berupa peningkatan
indikator–indikator dalam sektor pertanian pada umumnya, dan sub sektor pertanian tanaman
pangan, hortikulutra, perikanan/peternakan dan kehutanan, pada khususnya. Untuk
melaksanakan sistem penyuluhan yang efektif dan efisien beberapa hal yang perlu untuk
diperhatikan adalah :
a. Komponen sumberdaya manusia yang memadai dan berkualitas
b. Kemampuan pengelolaan (manajerial) yang memadai
c. Kemampuan dan kapasitas jiwa kewirausahaan, kemampuan pengelolaan sistem manajemen
usaha yang produktif
d. Kemampuan dalam mengelola organisasi bisnis usaha tani dan usaha peningkatan
agribisnis secara umum.
Dengan penerapan seluruh komponen tersebut diharapkan pelaku pembangunan pertanian
kita, dapat membangun usaha pertanian mulai dari mata rantai hulu sampai hilir. Mempunyai
daya saing yang kompetitif dan mampu berperan serta dalam melestarikan lingkungan hidup
sejalan dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
B. Tujuan
Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan bagi para
penyelenggara penyuluhan pertanian.Adapun tujuan dalam penyusunan programa rencana
kerja desa Korumba adalah :
1. Menyediakan bahan penyusunan perencanaan kegiatan penyuluhan pertanian.
2. Memberikan acuan bagi penyuluh pertanian di Desa Korumba Kecamatan Wawotobi
Kabupaten Konawe.
3. Meningkatkan pengetahuan, wawasan, sikap dan perilaku pelaku utama, pelaku usaha,
penyuluh dan petugas agar mereka mampu memecahkan permasalahan yang ada serta
mampu memanfaatkan potensi sumber daya pertanian menjadi peluang yang nyata dan
bermanfaat.
C. Manfaat
1. Rencana penyuluhan dapat tersusun secara sistematis untuk memberikan arah dan
pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan
2. Memberikan arah dan pedoman dan alat pengendalian pencapaian tujuan penyuluhan
selanjutnya menjadi acuan dasar bagi penyuluh untuk menyusun Rencana Kerja
Tahunan Penyuluhan Pertanian (RKTP)
D. Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat pelaksanaan proses pengambilan data rencana kerja penyuluhan
pertanian adalah di desa Korumba. selanjutnya disusun berdasarkan identifikasi wilayah,
data potensi wilayah dan disusunlah rencana kerja penyuluhan pertanian tahun 2024
No Uraian Jumlah
1. Belum Sekolah 60
2. SD sederajat 120
3. SLTP sederajat 53
4. SLTA sederajat 45
5. Perguruan tinggi 15
Jumlah 293
Jumlah
1. Petani 334
2. Pedagang 16
3. PNS 7
4. Tukang 10
5. Peternak 45
6. Pensiunan 2
7. ABRI/POLRI 1
Jumlah 415
C. Penggunaan Lahan Pertanian
Luasan lahan pertanian dalam wilayah desa Korumba Kecamatan Anggotoa
Kabupaten Konawe berdasarkan penggunaanya adalah sebagai berikut
D. Potensi Daerah
Dalam wilayah kerja penyuluh pertanian desa Korumba mempunyai potensi untuk
sub sektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunanan dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Luas Tanaman (ha)
No Komoditi
1. Tanaman Pangan
- Padi sawah 150
- Jagung 20
- Ubi kayu 2
- sagu 2
2. Tanaman perkebunan
- cengkeh 3
- Kakao 2
- Kelapa 3
- Jambu mente 5
- kemiri 3
- pala -
3. Tanaman buah-buahan
-pisang 25
-pepaya 10
-mangga 6
-nangka 5
-rambutan 3
-langsat 5
-sirsak 4
-durian 5
-nenas 2
-Lengkuas 1
-jahe 1
-kunyit 1
-temulawak 1
-mengkudu 1
4. Tanaman sayur-sayuran
. -cabe 1
-kacang panjang 3
-tomat 2
-terong 1
-sawi 1
-Kangkung cabut 1
- Bayam cabut 1
E. Potensi Sumber Daya Manusia
Untuk sumber daya manusia (SDM) dalam wilayah binaan penyuluh pertanian desa
Korumba dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
III. MASALAH
Sejauh ini masalah adalah faktor penghambat yang dapat menyebabkan tidak
tercapainya suatu tujuan, sehingga perlu adanya solusi atau cara pemecahanya.
a. Masalah perilaku
Dalam bidang tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan masalah yang dihadapi
saat ini adalah sebagai berikut:
- Petani baru 50% menggunakan bibit unggul/ berlabel
- Petani baru 45%melaksanakan pemupukan berimbang
- Sekitar 15% petani melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman padi padi
sawah
- Penyiangan kedua baru 25% dilakukan oleh petani
- Lahan pekarangan belum dimanfaatkan semestinya
- Belum dilakukanya pemupukan pada tanaman perkebunan/tanaman buah-buahan
- Belum dilakukan pengolahan hasil terhadap produk tanaman buah-buahan
- Belum dilakukan peremajaan tanaman kakao dan tanaman cengkeh
VI. PENUTUP
Programa penyuluhan pertanian tingkat desa adalah rencana tertulis yang disusun
secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian
tujuan penyuluhan pertanian, rencana tentang kegiatan penyuluhan pertanian yang
memadukan aspirasi pelaku utama dan masyarakat pertanian dengan potensi wilayah dan
programpembangunan pertanian yang menggambarkan keadaan sekarang dengan tujuan
yang ingin dicapai, masalah dan alternatif pemecahanya sertacara untuk mencapai tujuan-
tujuan yang disusun secara partisipatif, sistematis dan tertulis setiap tahun.
Penyusunan programa penyuluhan pertanian ini didasarkan pada undang-undang no
16 tahun 2006 yaitu bahwa programa penyuluhan desa ketua unit kerja lapangan, programa
penyuluhan pertanian kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa
penyuluhan pertanian provinsi dan programa penyuluhan nasional.
Sebagai tolak ukur keberhasilan membangun perilaku profesional pelaku utama
dalam mengembangkan usaha agrobisnis dapat diukur dari tingkat dinamika para pelakunya
ditinjau dari jenis bentuk kualitas serta derajat partisipasinya pada setiap aspek kegiatan
dalam sistem agrobisnis.
Setelah menerapkan pengetahuan kegiatan pembelajaran ini, pasti akan banyak
menemui kendala dan permasalahan baru dilapangan oleh karena itu dihimbau utamanya
pada penyuluh pertanian harus selalu mengembangkan diri untuk selalu belajar
mengadakan inovasi sehingga perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi penyuluhan
pertanian dapat berjalan dengan baik dan akhirnya akan kita dapatkan hasil yang optimal.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan programa rencana kerja desa
lamendora, pereoa dan tombawatu adalah :
1. Sebagai patokan bagi penyuluh yang dalam melaksanakan tugas diwilayah
binaannya agar kegiatan penyuluhan lebih terarah
No Uraian Desa/Ju
mlah
Kel Sambaraasi
Kapoiala
1. Belum Sekolah 40 50
2. SD sederajat 96 110
3. SLTP sederajat 45 65
4. SLTA sederajat 50 60
5. Perguruan tinggi 21 22
Jumlah 242 317
2. Desa Sambaraasi
Desa/Jumlah (jiwa)
No Mata pencaharian Kapoiala Sambaraasi
1. Petani/nelayan 180 250
2. Pedagang 15 20
3. PNS 20 26
4. Tukang 6 7
5. Peternak 45 50
6. Pensiunan 13 18
7. ABRI/POLRI - 1
Jumlah 280 372
Desa/luas
Luaslahan
lahan
(ha)
No Jenis usaha tani Kel.Kapoial Sambaraasi
(pada lahan) a
1. Sawah - -
2. Kebun ladang 250 290
3. Lahan Pekarangan 30 45
4. Lahan kritis 25 30
5. Padang 45 35
pengembala
6. Lain-lain 10 10
b. Potensi Daerah
Dalam wilayah kerja penyuluh pertanian desa Lamendora, desa Pereoa
dan desa Tombawatu mempunyai potensiuntuk sub sektor tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunanan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Desa/jumlah luasTanam(ha
- sagu 50 50
2. Tanaman perkebunan
- cengkeh 35 50
- Kakao 25 35
40 45
- Kelapa 35 15
- Jambu mente 10 5
- kemiri 10 -
- pala
3.
Tanaman buah-buahan 25 30
-pisang 5 5
-pepaya 6 10
-mangga 5 8
-nangka 3 3
-rambutan 5 6
-langsat 2 5
-sirsak 3 10
-durian 5 2
-nenas 5 5
-Lengkuas 5 5
-jahe 5 5
-kunyit 5 5
-temulawak 1 2
-mengkudu
4.
Tanaman sayur-sayuran 3 2
-cabe 7 10
-kacang panjang 5 5
-tomat 5 5
-terong 5 5
-sawi
III. MASALAH
a. Masalah perilaku
Dalam bidang tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan masalah
yang dihadapi saat ini adalah sebagai berikut:
- Petani baru 50% menggunakan bibit unggul/ berlabel
- Petani baru 45%melaksanakan pemupukan berimbang
- Sekitar 15% petani melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman
padi padi sawah
- Penyiangan kedua baru 25% dilakukan oleh petani
- Lahan pekarangan belum dimanfaatkan semestinya
- Belum dilakukanya pemupukan pada tanaman perkebunan/tanaman buah-
buahan
- Belum dilakukan pengolahan hasil terhadap produk tanaman buah-buahan
- Belum dilakukan peremajaan tanaman kakao dan tanaman cengkeh
b. Masalah non perilaku
- Sulitnya petani/kelompok tani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi
- Rendahnya tingkat pengetahuan petanimengenai 5 jurus kemampuan
kelompok tani
- SDM pengurus kelompok tani/Gapoktan masih rendah
- Modal kelompok tani yang masih sangat rendah
VI. PENUTUP