PENDAHULUAN
1
menentukan apakah seseorang tersebut secara hukum sudah meninggal atau masih
hidup.
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia secara geografis terletak pada
wilayah yang rawan terhadap bencana alam baik yang berupa tanah longsor,
gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami, banjir dan lain-lain, yang dapat
memakan banyak korban, dan salah satu cara mengidentifikasi korban adalah
dengan metode forensik odontologi. Oleh karena itu forensik odontologi sangat
penting dipahami peranannya dalam menangani korban bencana massal.
Saat ini identifikasi positif yang paling baik adalah berdasarkan pada
pemeriksaan gigi dan sidik jari, kedua cara ini merupakan prosedur yang
fundamental di dalam investigasi medikolegal kematian.
Prosedur identifikasi gigi merupakan metode positif untuk membuat
identifikasi. Prosedur ini merupakan metode yang dapat dipilih ketika metode
yang biasa dilakukan untuk identifikasi tidakdapat dilakukan.
Di dalam rongga mulut seorang dewasa normal terdiri atas 32 buah gigi.
Kemungkinan adanya dua individu yang memiliki gigi yang ditambal pada tempat
yang sama dengan materi tambalan yang sama dan adanya gigi yang tanggal
digantikan dengan gigi palsu dari bahan yang sama adalah 1 : 1.000.000.000.
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui penentuan usia
berdasarkan susunan gigi pada jenazah dengan Metode Dermijian dan Metode
Schour Dan Massler.
1.3. Manfaat
Melalui referat ini diharapkan dapat membantu teman-teman sejawat Dokter
Muda dan untuk menambah pengetahuan tentang beberapa metode penentuan usia
berdasarkan gigi pada jenazah, sehingga didapatkan hasil yang bernilai positif.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Gambar 1.1. Bagian-Bagian Utama dari Gigi Manusia
4
2. Jaringan lunak, yaitu jaringan pulpa. Ialah jaringan yang terdapat dalam
ronga pulpa sampai foramen apikal, umumnya mengandung; bahan dasar
(ground substance), bahan perekat, sel saraf yang peka sekali terhadap
rangsangan mekanis, termis dan kimia, jaringan limfe (cairan getah
bening), jaringan ikat dan pembuluh darah arteri dan vena.
3. Rongga pulpa, terdiri dari :
• Tanduk pulpa/pulp horn yaitu ujung ruang pulpa.
• Ruang pulpa/pulp chamber yaitu ruang pulpa di korona gigi.
• Saluran pulpa/pulp canal yaitu saluran di akar gigi, kadang-kadang
bercabang dan ada saluran tambahan.
• Foramen apikal yaitu lubang di apeks gigi, tempat masuknya jaringan
pulpa.
6
Beberapa tahun setelah lahir, gigi permanen mulai mengalami
kalsifikasi. Gigi permanen terdiri atas 28 - 32 gigi, memasuki fase erupsi
pada umur 6 tahun dengan munculnya gigi molar permanen yang pertama.
Harus diingat bahwa pembentukan gigi merupakan suatu proses yang dinamis
dimulai dari embrio. Tekanan yang dihasilkan dari pertambahan dan
pembesaran mahkota gigi permanen menyebabkan akar gigi susu diresorbsi
sehingga menyebabkan tanggalnya gigi susu. Antara umur 6-14 tahun, 20
gigi susu diganti dengan 20 gigi permanen. Molar 1 dan 2 permanen erupsi
pada umur 6-12 iahun. Molar 3 permanen erupsi pada umur 17-21 tahun.
8
Tabel 1.2 Perkembangan Gigi Primer Bagian Bawah (Mandibula)
Waktu Gigi
Gigi Bawah Waktu Erupsi
Tanggal
Molar kedua 23-31 bulan 10-12 tahun
Molar pertama 14-18 bulan 9-11 tahun
Canina (cuspid) 17-23 bulan 9- 12 tahun
Incicivus kedua (lateral) 10 16 bulan 7-8 tahun
Incicivus pertama (sentral) 6- 10 bulan 6-7 tahun
Seperti yang tampak pada tabel, bahwa gigi pertama mulai muncul
menembus gusi pada usia 6 bulan. Pada umumnya dua gigi pertama yang
mengalami erupsi adalah dua gigi sen pertama bagian atas. Kemudian disusul
dengan empat gigi terdepan bagian atas. Setelah itu, dilanjutkan dengan
kemunculan gigi-gigi yang lainnya, biasanya muncul secara berpasangan—
satu gigi atas dan satu gigi bawah—hingga 20 gigi seluruhnya (10 gigi bagian
atas dan 10 gigi bagian bawah) muncul saat anak berusia 2,5 sampai 3 tahun.
Kemunculan gigi primer secara lengkap terjadi pada usia 2,5-3 tahun atau
hingga 6-7 tahun.
Setelah usia 4 tahun, rahang dan tulang-tulang wajah pada anak mulai
bertumbuh, membentuk ruang antara gigi-gigi susu, Ini merupakan proses
pertumbuhan normal yang alamiah dan dapat menyediakan tempat yang
dibutuhkan untuk kemunculan gigi permanen yang ukurannya lebih besar.
Antara usia 6 hingga 12 tahun, gigi permanen ada bersama-sama dengan gigi
susu.
9
Tabel Waktu Erupsi Gigi Permanen
Tabel 1.3 Perkembangan Gigi Permanen Bagian Atas
10
Pada umur muda penentuan umur dapat diperkirakan dengan ketepatan
yang cukup dengan melihat erupsi gigi seperti skema di atas. Dengan
ketentuan pada wanita kira-kira satu tahun lebih dahulu maturitasnya.
Pada pemeriksaan ini untuk identifikasi perlu pula memperhatikan ciri -
ciri gigi (sesuai dental record jika ada) yaitu:
Jumlah/susunan gigi yang ada.
Alur/potongan gigi yang terlihat atau tertinggal.
Tambahan gigi, mahkota gigi, gigi palsu.
Gigi yang rusak.
Irregularitas.
Tanda-tanda kebiasaan.
12
dengan deskripsi tertulis tentang batas masing-masing tahap mineralisasi yang
telah didefinisikan dengan jelas dan tidak memerlukan perhitungan.
Ada dua pilihan ketika menggunakan metode ini, pertama adalah penilaian
yang menggunakan 7 gigi mandibula (Demirjian, 1978) dan kedua menggunakan
4 gigi mandibula (Demirjian dan Goldstein, 1976). Hilangnya gigi dari satu sisi
dapat digantikan oleh gigi dari sisi yang lain. Gigi Molar 1 yang tidak ada dapat
digantikan dengan gigi incisivus sentral (Demirjian, 1978). Data yang diperoleh
jika menggunakan sistem Demirjian mengindikasikan bahwa perbedaan
pertumbuhan gigi antara pria dan wanita biasanya tidak akan nampak sampai usia
5 tahun.
Variasi interobserver dengan sistem Demirjian dapat mencapai 20-25%,
namun ± 1 dari 8 tahap (Leverque dan Demirjian, 1980). Sistem ini ternyata
memiliki dua kelemahan jika dilihat dari sisi forensik, yaitu harus terdapat gigi
mandibula dan tidak mencakup pertumbuhan gigi molar III. Mengandalkan
penilaian pada gigi mandibula dapat menimbulkan masalah jika hanya tersisa
tengkorak saja dimana mandibula seringkali sudah terlepas atau bahkan hilang.
14
Gambar 1.5. Perkembangan gigi Schour dan Massler (dari Schour L,
Massler M: The development of the human dentition, J Am Dent Assoc
28:1153, 1941) primary dentition
15
Gambar 1.6. Perkembangan gigi Schour dan Massler (dari Schour L,
Massler M: The development of the human dentition, J Am Dent Assoc
28:1153, 1941) mixed and permanent dentition
16
Gambar 1.5. Perkembangan gigi menurut metode schour dan massler
berdasarkan data dari kronfield. y=umur dalam tahun, m=umur dalam
bulan miu=bulan dalam kandungan, a=insisivus1, e= molar 2.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagian besar ahli setuju bahwa data perkembangan dan erupsi gigi-
geligi merupakan alat bantu yang paling akurat dalam perkiraan usia. Perkiraan
usia dilakukan dengan membandingkan status perkembangan gigi-geligi dari
individu yang tidak diketahui identitasnya dengan teori perkembangan dan erupsi
gigi-geligi.
18
DAFTAR PUSTAKA
19