Anda di halaman 1dari 10

Agar kita benar2 memiliki hafalan qur’an yang mumtaz dan teliti, maka kita perlu mengenali

jenis2 kesalahan/ketidaksempurnaan yang mungkin terjadi dalam hafalan kita, antara lain:

1. ragu-ragu

Pada saat ini, kita ragu apakah kata ini atau kata itu.. tanpa yakin mana yang benar. Jika
setelah berpikir belum yakin juga, sebaiknya kita menanyakan ke sahabat/ustadzah yang
nyimak, manakah yang benar.. atau melihat mushaf (jika muraja’ah dilakukan sendirian)
kemudian membuat rumus ingatan di ayat itu. misalnya dengan membuat jenis ingatan
makna atau jenis ingatan huruf yang sama. (kayaknya yang ini lebih enak kalau praktek

langsung daripada sekedar ditulis… )

2. meloncat

Meloncat dari satu ayat ke ayat lain bisa berupa loncatan:

-dalam satu halaman.. biasanya ini terjadi karena akhir ayatnya sama. Tapi bisa disiasati
dengan jenis ingatan makna.

-satu halaman ke halaman lain..

misalnya:

seseorang membaca ayat di lembar ke-3, lalu meloncat ke lembar ke-5 atau membaca lembar
ke-4 meloncat ke lembar ke-6.. kenapa bisa begitu? karena sama2 di lembar sebelah kanan
atau sama2 di lembar sebelah kiri.

-satu surat ke surat lain..karena ayatnya mirip sekali.

misalnya:

seseorang membaca: Alladzii ja’ala lakumul ardho.. (di QS. Al-Baqarah ayat 22), lalu ia
melanjutkan bacaannya dengan kata dzaluulan. Padahal seharusnya ia membaca firoosyan..
Ayat ini memang mirip dengan ayat di QS.Al-Mulk: 15, yaitu: Huwalladzii jaala lakumul
ardho dzaluulan..

3. salah huruf

Biasanya ini terjadi pada dhamir (kata ganti). misalnya: kum menjadi hum..

4. salah harokat

5. salah kata

6. salah mad

7. kurang qolqolah

8. kesalahan membaca tasydid


9. salah urutan kata

=====

Tag: kekeliruan, kesalahan, lahn jali, lahn khafi, tahsin, tajwid

Madzhab Metode Tahfidz

Posted by: annisa sholihah on: 23 Januari 2012

 In: Tahfidz
 1 Comment

Bismillah..

Setelah ana membaca beberapa buku tentang Tahfidzul Qur’an dan beberapa informasi dari
ustadzah maupun teman2, maka secara umum ada 3 madzhab/aliran/jenis metode tahfidz
yang sekarang ini dilakukan oleh orang2 yang menghafal qur’an, antara lain:

1. MENAMBAH HAFALAN, TANPA MURAJA’AH

Pada metode ini, targetnya adalah hafal quran dalam waktu sesingkat-singkatnya. Jadi, setiap
hari hanya ziyadah/menambah hafalan saja. Hal ini pernah dilakukan oleh kakak dari sahabat
ana. Kakaknya adalah seorang perempuan lulusan pondok pesantren, sedangkan suaminya
adalah seorang hafidz. Atas dorongan suaminya, maka si istri pun menghafal qur’an. Beliau
menghafal quran pada saat hamil putranya yang pertama.

Setiap hari si istri menambah hafalan terus menerus, bisa dapat 3-4 lembar dalam satu hari.
Targetnya adalah sebelum melahirkan, ia harus sudah khatam menghafal. Detik2 mendekati
kelahiran, hati berdebar2, bisakah khatam? Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah
akhirnya khatam juga. Dan anehnya, ucapan pertama kali yang diucapkan suami yang hafidz
pada ibu si istri bukanlah bahagia karena putraya sudah lahir. Tapi apa? Alhamdulillah,

akhirnya istriku sudah hafal qur’an.. Mengharukan ya..

2. MENAMBAH HAFALAN, MURAJA’AH SEBAGIAN

Metode inilah yang biasa dipakai di mahad2/pondok2 tahfidz. Setiap hari ada kegiatan
ziyadah dan muraja’ah. Tentang jumlah yang dimuraja’ah itu bisa berbeda2, misalnya harus 1
juz, 2 juz, atau bergantung jumlah hafalan. Sedangkan caranya juga bisa beda2, misalnya:
muraja’ah di depan ustadah,muraja’ah partner,muraja’ah berkelompok, gantian per ayat, dll.

3. MENAMBAH HAFALAN, MURAJA’AH SELURUHNYA

Pada metode ini, setiap hari kegiatannya adalah ziyadah dan muraja’ah seluruh hafalan.
Artinya, seluruh hafaln yang dimiliki dimuraja’ah dalam satu hari, bahkan ketika jumlah
hafalannya sudah 29 juz, maka muraja’ahnya pun hari itu juga 29 juz. Apakah ini mungkin
terjadi? Mungkin saja. Konsekuensinya, dari pagi hingga malam selalu berinteraksi dengan
al-Qur’an. Hal ini pernah dilakukan oleh guru dari ustadzah ana.

==

Sebenarnya tidak ada hafalan tanpa muraja’ah. Jadi, meskipun pada no 1 tidak ada muraja’ah
sama sekali saat menghafal, tapi masih ada tugas lagi setelah khatam, yaitu memuraja’ah
seluruh hafalannya secara bertahap hingga menjadi mantap.

Metode Tahfidz untuk Orang Sibuk

Posted by: annisa sholihah on: 18 Desember 2011

 In: Tahfidz
 14 Comments

Bismillah..

Ana ditanya oleh seorang muslimah dari Samarinda. Beliau seorang guru TIK dan wali kelas
9 SMP. Kadang beliau diminta menggantikan guru tahfidz jika guru tersebut tidak hadir. Hal
itulah yang menjadi salah satu pendorongnya untuk lebih baik dan lebih cepat menghafal
qur’an meskipun dalam kondisi sibuk.

(Di sini ana menjawab singkat saja, karena waktu ana di warnet sangat terbatas, barangkali
bisa membantu para sahabat yang sibuk tapi punya keinginan kuat untuk menghafal qur’an..

Pertanyaan:

Kira-kira metode tahfidz apa yang paling cocok saya gunakan ya..mba? saya ingin bisa
istiqomah dalam menghapal meskipun aktivitas skrg padat. tapi saya merasa mungkin ini
karena saya saja yang belum menemukan cara manajemen waktu yang terbaik, terutama
kurang meluangkan waktu untuk menghafal.

Jawaban:

[1] Sebaiknya ukhti punya qur’an saku dan mp3 yang bisa dibawa ke mana saja
(kecuali ke kamar kecil).

Manfaatkan waktu senggang, misal: saat2 menunggu, perjalanan pergi-pulang untuk


menghafal atau mendengarkan murattal. Targetkan 1 bulan bisa dapat minimal 1 surat di juz
29 atau 28. Ini sudah bagus. Yang penting mudah dilaksanakan dan istiqomah.

[2] Kalau hari2 biasa, targetkan 1 hari menghafal 1-2 ayat tiap hari. Kalau ayatnya
pendek2, bisa menghafal 5 ayat per hari. Nah, di akhir pekan, luangkan waktu untuk
mengulang2 hafalan qur’an sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan mantap.

Atau bisa juga membuat metode yang lebih terorganisir, misalnya 1 pekan menghafal 1
halaman. Satu halaman terdiri dari 15 baris (di quran pojok/mushaf madinah). Targetkan 1
hari menghafal 3 baris, maka 1 halaman itu bisa selesai dalam 5 hari. Hari ke-6 (Sabtu) dan
ke-7 (Ahad) digunakan untuk muraja’ah dan memantapkan hafalan. Jika sudah mantap di hari
Sabtu, lakukan pemantapan lagi di hari Ahad sambil memuraja’ah hafalan lama yang sudah
dimiliki.

Nah, dalam proses menghafal 3 baris dalam satu hari itu, gunakan lagi trik khusus. Misal:

-jika 3 baris itu terdiri dari 6 ayat, maka hafalkan 3 ayat di pagi hari sebelum shubuh, dan 3
ayat di sore hari menjelang maghrib.

-jika 3 baris itu terdiri dari 4 ayat, maka hafalkan 2 ayat di pagi hari dan hafalkan 2 ayat
selanjutnya di sore hari.

Jika ini dilakukan rutin, bisa hafal 4 halaman = 2 lembar = 1/5 juz dalam 1 bulan.. atau
dengan kata lain, hafal 1 juz dalam 5 bulan.. atau hafal 4-5 juz dalam 2 tahun.
Alhamdulillah.. ini sangat baik daripada hanya berangan2 menjadi penghafal qur’an.

[3] Hal yang mendukung lancarnya hafalan: surat yang dihafal itu dibaca setiap hari selama
proses menghafal. Misal ukhti sedang menghafal surat al-Insan. maka bacalah surat itu setiap
hari selama satu bulan. Insya Allah hafalan ukhti akan sangat lancar. Bahkan, tidak sampai

sebulan sudah lancar dan sudah hafal di luar kepala, insya Allah..

====

Pertanyaan:

Murojaah hapalan surah2 yg sudah dhapalnya bagusnya gmn? Hafalan ana sudah hampir 2
juz. Di tiap sholat sunnah kah…apa harus habis seluruh hafalan itu 1 hari..?

Jawab:

Muraja’ah hafalan terbaik adalah saat sholat tahajud. Selain itu, juga di sholat sunah yang
lain, misal: sholat dhuha, sholat rawatib, atau sholat sesudah berwudhu, atau sholat mutlak.
Bisa juga muraja’ah dilakukan di luar sholat. Ssebenarnya ada aturannya, berapa jumlah juz
yang harus dimuraja’ah jika telah mencapai jumlah tertentu. Seingat ana:

1- jika hafal 1-5 juz, maka muraja’ahnya 1/2 juz per hari

2- jika hafal 5-10 juz, maka muraja’ahnya 1 juz per hari

3- jika hafal 10-15 juz, maka muraja’ahnya 1,5 juz per hari

4. jika hafal 15-20 juz, maka muraja’ahnya 2 juz per hari

5. jika hafal 20-25 juz, maka muraja’ahnya 2,5 juz per hari

6. jika hafal 25-30 juz, maka muraja’ahnya 3 juz per hari


Hanya saja, nanti kalau sudah hafal 30 juz, maka muraja’ah minimal yang harus dilakukan
adalah 5 juz per hari.

====

Ini hanya jawaban singkat ana saja, sebagian berdasarkan pengalaman ana sebelum masuk
mahad tahfidz. Barangkali ada pembaca yang ingin menambahkan, silahkan..

Oh ya, bulan Januari 2012 ada ujian akhir semester di mahad ana. Ujian bisa berlangsung
sekitar 1 bulan dan dilakukan lebih awal dari jadwal untuk antisipasi. Jika dihitung2,
sebenarnya ana merasa baru benar2 full di mahad tahfidz selama 1 tahun 2 bulan hingga
bulan Desember 2012 ini.

Memang di tengah2 menghafal banyak sekali ujian, tantangan dan rintangan hidup yang
dialami. Entah berapa ratus air mata yang menetes, entah berapa peluh keringat yang
mengalir, berapa kesedihan hati yang dirasakan.. Namun, semoga akhir dari perjuangan ini
adalah sebuah kebahagiaan, kebahagiaan yang hakiki dan abadi.. Aamiin

Insya Allah akhir Desember ini ana sudah hafal 28 juz. Alhamdulillah, ini semata-mata
karunia Allah. Haadzaa min fadhlillaaah..

Insya Allah ana posting lagi di akhir bulan Januari 2012, jika Allah masih memberikan umur
pada hamba-Nya yang dhaif ini..

====

Ya Allah, hamba rela menderita dan bersusah payah untuk mendapatkan ilmu. Ya Allah,
keridhaan-Mu lah yang kami harapkan.. Luruskan hati, ucapan, dan perbuatan kami, Ya
Allah. Rabbanaa afrigh ‘alainaa shabran wa tawaffanaa muslimiin.. Aamiin..

Metode Tahfidz – Ustadz Mudhawi

Posted by: annisa sholihah on: 11 Desember 2011

 In: Tahfidz
 1 Comment

Metode Menghafal Qur’an

Bersama Mudhawi Ma’arif

I. PENDAHULUAN

Ada 3 prinsip (Three P) yang harus difungsikan oleh ikhwan/akhwat kapan dan di mana saja
berada sebagai sarana pendukung keberhasilan dalam menghafal al qur’an. 3P (Three P)
tersebut adalah:

1. Persiapan (Isti’dad)
Kewajiban utama penghafal al-qur’an adalah ia harus menghafalkan setiap harinya minimal
satu halaman dengan tepat dan benar dengan memilih waktu yang tepat untuk menghafal
seperti:

a. Sebelum tidur malam lakukan persiapan terlebih dahulu dengan membaca dan menghafal
satu halaman secara grambyangan (jangan langsung dihafal secara mendalam)

b. Setelah bangun tidur hafalkan satu halaman tersebut dengan hafalan yang mendalam
dengan tenang lagi konsentrasi

c. Ulangi terus hafalan tersebut (satu halaman) sampai benar-benar hafal di luar kepala

2. Pengesahan (Tashih/setor)

Setelah dilakukan persiapan secara matang dengan selalu mengingat-ingat satu halaman
tersebu, berikutnya tashihkan (setorkan) hafalan antum kepada ustadz/ustadzah. Setiap
kesalahan yang telah ditunjukkan oleh ustadz, hendaknya penghafal melakukan hal-hal
berikut:

a. Memberi tanda kesalahan dengan mencatatnya (di bawah atau di atas huruf yang lupa)

b. Mengulang kesalahan sampai dianggap benar oleh ustadz.

c. Bersabar untuk tidak menambah materi dan hafalan baru kecuali materi dan hafalan lama
benar-benar sudah dikuasai dan disahkan

3. Pengulangan (Muroja’ah/Penjagaan)

Setelah setor jangan meninggalkan tempat (majlis) untuk pulang sebelum hafalan yang telah
disetorkan diulang beberapa kali terlebih dahulu (sesuai dengan anjuran ustadz/ustadzah)
sampai ustadz benar-benar mengijinkannya.

II. SYARAT UTAMA UNTUK MEMUDAHKAN HAFALAN

1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah

2. Berniat mendekatkan diri kepada Allah dengan menjadi hamba-hamba pilihanNya yang
menjaga al-qur’an

3. Istiqomah sampai ajal musamma

4. Menguasai bacaan al-qur’an dengan benar (tajwid dan makharij al huruf)

5. Adanya seorang pembimbing dari ustadz/ustadzah (al-hafidz/al-hafidzah)

6. Minimal sudah pernah khatam al-qur’an 20 kali (dengan membaca setiap ayat 5 kali)

7. Gunakan satu jenis mushaf al-qur’an (al-qur’an pojok)


8. Menggunakan pensil/bolpen/stabilo sebagai pembantu

9. Memahami ayat yang akan dihafal

III. MACAM-MACAM METODE MENGHAFAL

A. Sistem Fardhi

Ikuti langkah ini dengan tartib (urut):

1. Tenang dan tersenyumlah, jangan tegang

2. Bacalah ayat yang akan dihafal hingga terbayang dengan jelas kedalam pikiran dan hati

3. Hafalkan ayat tersebut dengan menghafalkan bentuk tulisan huruf-huruf dan tempat-
tempatnya

4. Setelah itu pejamkan kedua mata dan

5. Bacalah dengan suara pelan lagi konsentrasi (posisi mata tetap terpejam dan santai)

6. Kemudian baca ayat tersebut dengan suara keras (posisi mata tetap terpejam dan jangan
tergesa-gesa)

7. Ulangi sampai 3x atau sampai benar-benar hafal

8. Beri tanda pada kalimat yang dianggap sulit dan bermasalah (garis bawah/distabilo)

9. Jangan pindah kepada hafalan baru sebelum hafalan lama sudah menjadi kuat

Penggabungan ayat-ayat yang sudah dihafal

Setelah anda hafal ayat pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat ketiga akan tetapi
harus digabungkan terlebih dahulu antara keduanya dengan mengikuti langkah-langkah
berikut ini:

1. Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan lagi konsentrasi

2. Kemudian bacalah keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi dan tenang

3. Ulangi kedua ayat tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar-benar kuat. Begitulah
seterusnya, pada tiap-iap dua tambahan ayat baru harus digabungkan dengan ayat sebelumnya
sehingga terjadi kesinambungan hafalan

4. Mengulang dari ayat belakang ke depan. Dan dari depan ke belakang

5. Semuanya dibaca dengan suara hati terlebih dahulu kemudian dengan suara keras (mata
dalam keadaan tertutup)
6. Begitu seterusnya. Setiap mendapatkan hafalan baru, harus digabungkan dengan
ayat/halaman/juz sebelumya.

B. Sistem Jama’i

Sistem ini menggunakan metode baca bersama, yaitu dua/tiga orang (partnernya) membaca
hafalan bersama-sama secara jahri (keras) dengan:

a. Bersama-sama baca keras

b. Bergantian membaca ayat-an dengan jahri. Keika partnernya membaca jahr dia harus
membaca khafi (pelan) begitulah seterusnya dengan gantian.

Sistem ini dalam satu majlis diikuti oleh maksimal 12 peserta, dan minimal 2 peserta.
Settingannya sebagai berikut:

a. Persiapan:

1. Peserta mengambil tempat duduk mengitari ustadz/ustadzah

2. Ustadz/ustadzah menetapkan partner bagi masing-masing peserta

3. Masing-masing pasangan menghafalkan bersama partnernya sayat baru dan lama sesuai
dengan instruksi ustadz/ustadzah

4. Setiap pasangan maju bergiliran menghadap ustadz/ustadzah untuk setor halaman baru dan
muroja’ah hafalan lama

b. Setoran ke ustadz/ ustadzah:

1. Muroja’ah: 5 halaman dibaca dengan sistem syst-an (sistem gantian). Muroja’ah dimulai
dari halaman belakang (halaman baru) kearah halaman lama

2. Setor hafalan baru:

a. Membaca seluruh ayat-ayat yang baru dihafal secara bersama-sama

b. Bergiliran baca (ayatan) dengan dua putaran. Putaran pertama dimulai dari yang duduk
disebelah kanan dan putaran kedua dimulai dari sebelah kiri.

c. Membaca bersama-sama lagi, hafalan baru yang telah dibaca secara bergantian tadi.

3. Muroja’ah tes juz 1, dengan sistem acakan (2-3x soal). Dibaca bergiliran oleh masing-
masing pasangan.

Ketika peserta sendirian tidak punya partner, atau partnernya sedang berhalangan hadir, maka
ustad wajibmenggabungkannya dengan kelompok lain yang kebetulan juz, halaman dan
urutannya sama, jika hafalannya tidak sama dengan kelompok lain maka ustad hendaknya
menunjuk salah seorang peserta yang berkemampuan untuk suka rela menemani.

c. Muroja’ah di tempat:

1. Kembali ketempat semula.

2. Mengulang bersama-sama seluruh bacaan yang disetorkan baik muroja’ah maupun hafalan
baru, dengan sistem yang sama dengan setoran

3. Menambah hafalan baru bersama-sama untuk disetorkan pada pertemuan berikutnya

4. Jangan tinggalkan majlis sebelum mendapat izin ustadz/ustadzah.

IV. KEISTIMEWAAN SISTEM JAMA’I

1. Cepat menguasai bacaan al-qur’an dengan benar

2. Menghilangkan perasaan grogi dan tidak PD ketika baca al-qur’an didepan orang lain

3. Melatih diri agar tidak gampang tergesa-gesa dalam membaca

4. Mengurangi beban berat menghafal al-qur’an

5. Melatih untuk menjadi guru dan murid yang baik

6. Menguatkan hafalan lama dan baru

7. Semangat muroja’ah dan menambah hafalan baru

8. Meringankan beban ustad

9. Kesibukannya selalu termotivasi dengan al-qur’an

10. Mampu berda’wah dengan hikmah wa al-mau’idhah al-hasanah

11. Siap untuk dites dengan sistem acakan

12. Siap menjadi hamba-hamba Allah yang berlomba menuju kebaikan

V. JAMINAN

1. Hafalan al-qur’an lanyah dan lancar dalam masa tempo yang sesingkat-singkatnya

2. Sukses dan bahagia di dunia dan akhirat


3. Pilihan Allah dan memperoleh surga ‘adn diakhirat nanti (surah fatir: 23-24)

VI. METODE MURAJA’AH (Pengulangan dan penjagaan fardhi atau jama’i)

Ayat-ayat al-qur’an hanya akan tetap bersemayam didalam hati utu al-‘ilm jika ayat-ayat
yang dihafal selalu diingat, diulang dan dimuroja’ah. Berikut ini cara muroja’ah:

1. Setelah hafal setengah juz/satu juz, harus mampu membaca sendiri didepan
ustadz/ustadzah dan penampilan.

2. Setiap hari membaca dengan suara pelan 2 juz. Membaca dengan suara keras (tartil)
minimal 2 juz setiap hari.

3. Simakkan minimal setengah juz setiap hari kepada teman/murid/jama’ah/istri/suami dst

4. Ketika lupa dalam muroja’ah maka lakukan berikut ini:

 Jangan langsung melihat mushaf, tapi usahakan mengingat-ingat terlebih dahulu


 Ketika tidak lagi mampu mengingat-ingat, maka silahkan melihat mushaf dan
 Catat penyebab kesalahan. Jika kesalahan terletak karena lupa maka berilah tanda
garis bawah. Jika kesalahan terletak karena faktor ayat mutasyabihat (serupa dengan
ayat lain) maka tulislah nama surat/no./juz ayat yang serupa itu di halaman pinggir
(hasyiyah)

=====

Alhamdulillah, akhirnya ana tahu bagaimana Ustadz Mudhawi mengajar murid2nya di

ma’had Umar bin Khothtob Surabaya. Oo.. ternyata ini ya rahasianya..

Tulisan di atas ana print untuk ana jadikan salah satu panduan menghafal qur’an. Semoga
suatu saat ana bisa menghadiri majlis ta’lim beliau. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai