MODUL 3B
ERGONOMI KOGNITIF
Disusun Oleh:
Kelompok 7
1. Novi Rahayu Ningsih 21070116120024
2. Irfan Rahmad Fitriawan 21070116120039
3. Widhiyaningrum 21070116120050
4. Alldo Haswandana Putra 21070116140080
5. Riska Nurul Fauziyah 21070116140144
Mengetahui,
Koordinator Praktikum
Ardania Meilaningrum
NIM 21070115140127
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuham Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, hidayah, dan
karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Perancangan
Sistem Kerja dan Ergonomi.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Ir. Heru Prastawa dan Ibu Dr. Ratna Purwaningsih selaku dosen mata
kuliah Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi.
2. Saudara Aditya Wahyu Nugraha selaku asisten Laboratorium Perancangan
Sistem Kerja dan Ergonomi kelompok 7.
3. Seluruh asisten Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan laporan Perancangan Sistem Kerja
dan Ergonomi.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
iv
2.2 Beban Kerja ...................................................................................................... 7
v
4.2.2.1 Uji Kruskall Walis .......................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 3B – Ergonomi Kognitif
Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.4 Perhatian
Perhatian merupakan proses mental ketika stimuli menjadi menonjol dalam
kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Hal ini merupakan syarat untuk dapat
terjadinya persepsi atau langkah awal persiapan akan kesediaan individu melakukan
persepsi. Perhatian juga dapat diartikan sebagai pemusatan atau konsentrasi dari seluruh
aktivitas individu yang ditujukan kepada satu atau sekumpulan objek. Syarat – syarat agar
perhatian penuh tertuju pada suatu objek (Nurmianto, 1966):
Inhibisi merupakan pelarangan atau penyingkiran isi kesadaran yang tidak
diperlukan (menghalangi kesadaran).
Appersepsi merupakan pengerahan dengan sengaja semua isi kesadaran termasuk
tanggapan, pengertian, dan sebagaianya yang telah dimiliki dan bersesuaian
dengan objek pengertian.
Adaptasi merupakan penyesuaian diri dengan stimulus.
2.1.5 Berpikir
Berpikir didefinisikan sebagai manipullasi dari representasi mental atau
informasi, menyederhanakan pengertian sebagai Thinking is what happens in attention
and short term memory across a stretch of time yakni suatu proses yang terjadi dalam
memori jangka pendek waktu tertentu. Suatu informasi akan dapat diseleksi agar lebih
mudah dipersepsi dan direspon (Nurmianto, 1966).
2.1.6 Pusat Pengambilan Keputusan
Pembuatan keputusan merupakan tindakan memilih diantara berbagai alternatif
solusi pemecahan masalah. Keputusan didefinisikan sebagai tindakan pilihan dan
diperlukan untuk mengambil banyak keputusan dalam proses pemecahan satu masalah.
Adapun tahapan yang dilakukan menurut Herbert A Simon (Nurmianto, 1966):
Tahap pemahaman (intelegenci phace) merupakan proses penelusuran dan
pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah.
Tahap perancangan (design phace) merupakan proses pengembangan dan
pencarian alternatif tindakan atau solusi yang dapat diambil. Hal tersebut
merupakan representasi kejadian nyata yang mengetahui keakuratan model dalam
meneliti masalah yang ada.
pencarian jejak. Maksud jejak yakni untuk pekerjaan yang memerlukan pengawasan terus
– menerus, saat melakukan suatu tindakan yang memerlukan ketelitian dan pengawasan,
serta melakukan kegiatan yang manipulatif) (Wignjosoebroto, 2000).
4. Kelelahan syaraf, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh tekanan berlebihan pada
salah satu bagian sistem psikomotor, seperti pada pekerjaan yang membutuhkan
keterampilan
5. Pekerjaan yang bersifat monoton
6. Kelelahan kronis, yaitu kelelahan akibat akumulasi efek jangka panjang
7. Kelelahan sirkadian, yaitu bagian dari ritme siang-malam, dan memulai periode
tidur yang baru
Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara
langsung. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya hanya
berupa indikator yang menunjukkan terjadinya kelelahan akibat kerja (Grandjean, 1993).
Dalam mengelompokkan metode pengukuran kelelahan dalam beberapa kelompok, yaitu
(Tarwaka dkk, 2004):
1. Kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan
2. Uji psikomotor
3. Uji hilangnya kelipan (flicker-fusion test)
4. Perasaan kelelahan secara subjektif
5. Uji mental
2.3.2 Gejala Kelelahan Kerja
Gambaran mengenai gejala kelelahan (fatigue symptoms) secara subyektif dan
obyektif antara lain (Budiono , 2003):
1. Perasaan lesu, kantuk dan pusing;
2. Kurang mampu berkonsentrasi;
3. Berkurangnya tingkat kewaspadaan;
4. Persepsi yang buruk dan lambat;
5. Berkurangnya gairah untuk bekerja;
6. Menurunnya kinerja jasmani dan rohani
Beberapa gejala tersebut dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan efektivitas
kerja fisik dan mental. Sejumlah gejala tersebut manifestasinya timbul berupa keluhan
oleh tenaga kerja dan seringnya tenaga kerja tidak masuk kerja.
Membuat suatu daftar gejala yang ada hubungannya dengan kelelahan yaitu
(Suma’mur, 1996):
terjadi karena seseorang seharusnya tidak melakukan pekerjaan ini karena dapat
menimbulkan potensi kecelakaan.
2.4.4 Mengatasi dan Mengurangi Human Error
Dalam menggurangi dan mengatasi human error dapat dibagi dua point, yaitu :
1. Internal point (dalam rangkaian peristiwa/kejadian mental), kemungkinan
tindakan-tindakan perbaikannya dapat berhubungan dengan ilmu kejiwaan atau
psikologi dalam sifat atau karakter individu. Misalnya kemungkinan diadakan
training/pelatihan yang berguna untuk mengurangi kesalahan yang mungkin
terjadi.
2. External point (dalam rangkaian kejadian fisik), harus ada analisa sistem dan
perancangan ulang (re-desain) dari elemen-elemen suatu sistem. Tujuan dari
perancangan ulang yang terdiri dari tujuan penggunaannya, pengemasannya,
pemberian labelnya, peringatan, adalah untuk membuat suatu obyek yang dapat
memberitahu identitasnya kepada pemakainya, sehingga pemakai dapat
menggunakan sesuai dengan aturan yang berlaku (Yusrizal, 2008).
2.4.5 Human Error Probability dan Human Realibility
Human Error Probability (HEP) merupakan tingkat kemungkinan kesalahan yang
dilakukan oleh manusia saat melakukan pekerjaan. HEP dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟𝑠 𝑜𝑐𝑐𝑢𝑝𝑖𝑒𝑑
HEP =
𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑜𝑝𝑝𝑜𝑟𝑡𝑢𝑛𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 𝑓𝑜𝑟 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟𝑠
Human Realibiity adalah kemungkinan dari suatu performansi pada suatu kegiatan
system dalam waktu yang dibutuhkan namun tidak menurunkan performansi system
dalam hal lain. Human Realibiity merupakan kebalikan dari HEP sehingga rumus untuk
mencari realibility R adalah :
R = 1 - HEP
2.5 Performansi Kerja
Performansi kerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara ilegal, tidak
melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika (Rivai & Basri, 2004).
Dilihat dari sudut pandang ahli yang lain, performansi kerja adalah banyaknya upaya
yang dikeluarkan individu pada pekerjaannya (Robbins, 2001). Sementara itu menurut
Bernandi & Russell 2001 performansi adalah catatan yang dihasilkan dari fungsi suatu
pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu.
Menurut Bernandin & Russell (2001 dalam Riani 2011) kriteria yang digunakan
untuk menilai performansi kerja karyawan adalah sebagai berikut:
1. Quantity of Work (kuantitas kerja): jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu
periode yang ditentukan.
2. Quality of Work (kualitas kerja): kualitas kerja yang dicapai berdasarkan
syarat- syarat kesesuaian dan ditentukan.
3. Job Knowledge (pengetahuan pekerjaan): luasnya pengetahuan mengenai
pekerjaan dank eterampilannya.
4. Creativeness (kreativitas): keaslian gagasan-gagasan yang
dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan yang timbul.
5. Cooperation (kerja sama): kesedian untuk bekerjasama dengan orang lain
atau sesama anggota organisasi.
6. Dependability (ketergantungan): kesadaran untuk mendapatkan kepercayaan
dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja.
7. Initiative (inisiatif): semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan
dalam memperbesar tanggung jawabnya.
8. Personal Qualities (kualitas personal): menyangkut kepribadian,
kepemimpinan, keramah-tamahan dan integritas pribadi
Menurut steers factor factor yang menmengaruhi kinerja adalah (Suharto & Cahyono,
2005) :
1. Kemampuan, kepribadian dan minat kerja.
2. Kejelasan dan penerimaan atau kejelasan peran seseorang pekerja yang
merupakan taraf pengertian dan penerimaan seseprang atas tugas yang
diberikan kepadanya.
3. Tingkat motivasi pekerja yaitu daya energi yang mendorong,
mengarahkan dan mempertahankan perilaku.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Metodologi
Berikut adalah flow chart metodologi praktikum untuk modul 3B.
Mulai
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Penutup
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
6. Keputusan:
a) Tanpa Distraksi
Nilai signifikasi (0.698 > 0.05), maka jangan tolak H0
b) Distraksi Suara
Nilai signifikasi (0.774 > 0.05), maka jangan tolak H0
c) Distraksi Waktu
Nilai signifikasi (0.828 > 0.05), maka jangan tolak H0
d) Distraksi Cahaya
Nilai signifikasi (0.000 < 0.05), maka tolak H0
Departemen Teknik Industri
Universitas Diponegoro 20
2018
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 3B – Ergonomi Kognitif
Kelompok 7
7. Kesimpulan:
Data berdistribusi normal untuk pengamatan tanpa distraksi, dengan distraksi
suara dan dengan distraksi waktu. Data tidak berdistribusi normal untuk
pengamatan dengan distraksi cahaya.
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Deviation from
130.134 6 21.689 .463 .828
Linearity
Total 1161.367 29
6. Keputusan
Nilai signifikasi 0.828 > 0.05, maka jangan tolak H0.
7. Kesimpulan
Data berkorelasi linier.
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Deviation from
324.810 8 40.601 1.205 .345
Linearity
Total 1018.167 29
6. Keputusan
Nilai signifikasi 0.345 > 0.05, maka jangan tolak H0.
7. Kesimpulan
Data berkorelasi linier
5. Perhitungan:
SPSS
Berikut adalah hasil output software SPSS untuk uji linieritas untuk
pengamatan dengan distraksi waktu:
Tabel 4.5 Hasil Uji Linieritas Distraksi Waktu
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Deviation from
6193.674 12 516.139 1.356 .280
Linearity
Total 13212.967 29
6. Keputusan
Nilai signifikasi 0.280 > 0.05, maka jangan tolak H0.
7. Kesimpulan
Data berkorelasi linier
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Deviation from
1717.643 9 190.849 1.363 .271
Linearity
Total 4709.467 29
6. Keputusan
Nilai signifikasi 0.271 > 0.05, maka jangan tolak H0.
7. Kesimpulan
Data berkorelasi linier
Model Summaryb
6. Keputusan
dW > dU (2.688 > 1.4894) dan dW > 4-dU (2.688 > 2.5106)
Maka tolak H0
7. Kesimpulan
Terjadi autokrelasi negatif
Model Summaryb
6. Keputusan
dW > dU (1.696 > 1.4894) dan dW < 4-dU (1.696 < 2.5106)
Maka jangan tolak H0
7. Kesimpulan
Tidak terjadi autokorelasi
Model Summaryb
6. Keputusan
dW > dU (2.583 > 1.4894) dan dW > 4-dU (2.583 > 2.5106)
Maka tolak H0
7. Kesimpulan
Terjadi autokorelasi negatif
Model Summaryb
6. Keputusan
dW > dU (1.654 > 1.4894) dan dW < 4-dU (1.654 < 2.5106)
Maka jangan tolak H0
7. Kesimpulan
Tidak terjadi autokorelasi
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
6. Keputusan
SPSS
Nilai signifikasi 0.916 > 0.05
Minitab
Titik pada grafik menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu.
7. Kesimpulan
Tidak terjadi gejala heteroskesdastisitas.
4. Daerah Kritis:
SPSS
Nilai signifikasi < 0.05
Minitab
Titik pada grafik tidak menyebar dan membentuk suatu pola tertentu.
5. Perhitungan:
SPSS dan Minitab
Berikut adalah hasil output software Minitab uji heteroskesdastisitas
untuk pengamatan dengan distraksi suara.
Tabel 4.12 Hasil Uji Heterokesdastisitas SPSS Distraksi Suara
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
7. Kesimpulan
Tidak terjadi gejala heteroskesdastisitas.
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Test Statisticsa,b
Error
Chi-Square 51.952
df 3
Asymp. Sig. .000
6. Keputusan:
Nilai signifikasi (0.000 < 0.05)
Maka jangan tolak H0
7. Kesimpulan:
Terdapat perbedaan pengaruh antardistraksi terhadap error yang dihasilkan.
N 30 30 30 30 30 30 30 30
E_Suara Correlation
.593** 1.000 .366* .456* .089 -.099 -.377* .328
Coefficient
N 30 30 30 30 30 30 30 30
E_Waktu Correlation
.069 .366* 1.000 .121 .036 .435* -.180 .138
Coefficient
N 30 30 30 30 30 30 30 30
E_Cahaya Correlation
.503** .456* .121 1.000 .086 -.428* -.422* .151
Coefficient
N 30 30 30 30 30 30 30 30
TD Correlation
.015 .089 .036 .086 1.000 -.017 .190 -.031
Coefficient
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Suara Correlation
-.162 -.099 .435* -.428* -.017 1.000 .089 .100
Coefficient
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Waktu Correlation -
-.377* -.180 -.422* .190 .089 1.000 -.154
Coefficient .504**
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Cahaya Correlation
.163 .328 .138 .151 -.031 .100 -.154 1.000
Coefficient
b) Distraksi Suara
Jumlah kemungkinan Error = 114
Jumlah Error = 22
Perhitungan HEP
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 22
= = 0.193
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 114
c) Distraksi Waktu
Jumlah kemungkinan Error = 139
Jumlah Error = 50
Perhitungan HEP
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 50
= = 0.360
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 139
d) Distraksi Cahaya
Jumlah kemungkinan Error = 137
Jumlah Error = 34
Perhitungan HEP
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 34
= = 0.248
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 137
(2) Operator 2
a) Tanpa Distraksi
Jumlah kemungkinan Error = 150
Jumlah Error = 19
Perhitungan HEP
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 19
= = 0.127
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 150
b) Distraksi Suara
Jumlah kemungkinan Error = 114
Jumlah Error = 24
Perhitungan HEP
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 24
= = 0.211
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 114
c) Distraksi Waktu
Jumlah kemungkinan Error = 139
Jumlah Error = 104
Perhitungan HEP
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 104
= = 0.748
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 139
d) Distraksi Cahaya
Jumlah kemungkinan Error = 137
Jumlah Error = 41
Perhitungan HEP
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 41
= = 0.299
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 137
(2) Operator 2
a) Tanpa Distraksi
HEP = 0.127
Perhitungan Human Reliability
𝐻𝑅 = 1 − 𝐻𝐸𝑃 = 1 − 0.127 = 0.873
b) Distraksi Suara
HEP = 0.211
Perhitungan Human Reliability
𝐻𝑅 = 1 − 𝐻𝐸𝑃 = 1 − 0.211 = 0.789
c) Distraksi Waktu
HEP = 0.748
Perhitungan Human Reliability
𝐻𝑅 = 1 − 𝐻𝐸𝑃 = 1 − 0.748 = 0.252
d) Distraksi Cahaya
HEP = 0.299
Perhitungan Human Reliability
𝐻𝑅 = 1 − 𝐻𝐸𝑃 = 1 − 0.299 = 0.701
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Keadaan yang ada pada teks II merupakan keadaan dengan pengaruh suara
(kebisingan), hal tersebut mengakibatkan operator tidak terbebas dari tekanan. Teks II
ditulis oleh operator berusia 20 tahun yang berjenis kelamin laki - laki. Operator
melakukan pengetikan teks dalam bahasa inggris yang berjumlah 150 kata. Setelah selesai
melakukan pengetikan, diperoleh hasil yakni 114 kata yang dapat ditulis dengan jumlah
galat 22. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikannya yakni 06:22 menit. Total waktu
yang diperlukan dipengaruhi oleh keadaan individu, sikap, usia, jenis kelamin, motivasi,
dan karakter fisik. Jumlah galat disebabkan karena operator kurang teliti dan konsetrasi
dalam melakukan pengetikan yang diakibatkan karena pengaruh suara yang bising
sehingga mengganggu alur penerimaan informasi menuju otak. Nilai HEP (Human Error
Probability) yang diperoleh dari teks II yakni 0,193.
Operator II
Keadaan yang ada pada teks II merupakan keadaan dengan pengaruh suara
(kebisingan), hal tersebut mengakibatkan operator tidak terbebas dari tekanan. Teks II
ditulis oleh operator berusia 20 tahun yang berjenis kelamin perempuan. Operator
melakukan pengetikan teks dalam bahasa inggris yang berjumlah 150 kata. Setelah selesai
melakukan pengetikan, diperoleh hasil yakni 118 kata yang dapat ditulis dengan jumlah
galat 24. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikannya yakni 07:34:06 menit. Total
waktu yang diperlukan dipengaruhi oleh keadaan individu, sikap, usia, jenis kelamin,
motivasi, dan karakter fisik. Jumlah galat disebabkan karena operator kurang teliti dan
konsetrasi dalam melakukan pengetikan yang diakibatkan karena pengaruh suara yang
bising sehingga mengganggu alur penerimaan informasi menuju otak. Nilai HEP (Human
Error Probability) yang diperoleh dari teks II yakni 0,211.
5.1.3 Teks III
Operator I
Keadaan yang ada pada teks III merupakan keadaan dengan pengaruh cahaya
yakni dengan membuat ruangan menjadi tidak terang secara normal, hal tersebut
mengakibatkan operator tidak terbebas dari tekanan. Teks III ditulis oleh operator berusia
20 tahun yang berjenis kelamin laki - laki. Operator melakukan pengetikan teks dalam
bahasa inggris yang berjumlah 150 kata. Setelah selesai melakukan pengetikan, diperoleh
hasil yakni 137 kata yang dapat ditulis dengan jumlah galat 34. Waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikannya yakni 12:18 menit. Total waktu yang diperlukan dipengaruhi
oleh keadaan individu, sikap, usia, jenis kelamin, motivasi, dan karakter fisik. Jumlah
galat disebabkan karena operator kurang teliti dan konsetrasi dalam melakukan
pengetikan yang diakibatkan karena pengaruh cahaya yang mengganggu penglihatan, hal
tersebut yang mempengaruhi konsetrasi menjadi tidak terkontrol antara tangan yang
mengetik dengan mata yang memandang monitor. Nilai HEP (Human Error Probability)
yang diperoleh dari teks III yakni 0,248.
Operator II
Keadaan yang ada pada teks III merupakan keadaan dengan pengaruh cahaya
yakni dengan membuat ruangan menjadi tidak terang secara normal, hal tersebut
mengakibatkan operator tidak terbebas dari tekanan. Teks III ditulis oleh operator berusia
20 tahun yang berjenis kelamin perempuan. Operator melakukan pengetikan teks dalam
bahasa inggris yang berjumlah 150 kata. Setelah selesai melakukan pengetikan, diperoleh
hasil yakni 144 kata yang dapat ditulis dengan jumlah galat 41. Waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikannya yakni 07:01:86 menit. Total waktu yang diperlukan dipengaruhi
oleh keadaan individu, sikap, usia, jenis kelamin, motivasi, dan karakter fisik. Jumlah
galat disebabkan karena operator kurang teliti dan konsetrasi dalam melakukan
pengetikan yang diakibatkan karena pengaruh cahaya yang mengganggu penglihatan, hal
tersebut yang mempengaruhi konsetrasi menjadi tidak terkontrol antara tangan yang
mengetik dengan mata yang memandang monitor. Nilai HEP (Human Error Probability)
yang diperoleh dari teks III yakni 0,299.
5.1.4 Teks IV
Operator I
Keadaan yang ada pada teks IV merupakan keadaan dengan pengaruh waktu tanpa
distraksi yakni adanya batasan waktu yang diberikan untuk melakukan pengetikan
sebesar 4 menit. Teks IV ditulis oleh operator berusia 20 tahun yang berjenis kelamin laki
- laki. Operator melakukan pengetikan teks dalam bahasa inggris yang berjumlah 150
kata. Setelah selesai melakukan pengetikan, diperoleh hasil yakni 95 kata yang dapat
ditulis dengan jumlah galat 50. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikannya yakni
04:00:00 menit. Total waktu yang diperlukan dipengaruhi oleh keadaan individu, sikap,
usia, jenis kelamin, motivasi, dan karakter fisik. Jumlah galat disebabkan karena operator
kurang teliti dan konsetrasi dalam melakukan pengetikan serta merasa memiliki tekanan
tinggi karena adanya batasan waktu yang diberikan untuk menyelesaikannya. Nilai HEP
(Human Error Probability) yang diperoleh dari teks IV yakni 0,360.
Operator II
Keadaan yang ada pada teks IV merupakan keadaan dengan pengaruh waktu tanpa
distraksi yakni adanya batasan waktu yang diberikan untuk melakukan pengetikan
sebesar 4 menit. Teks IV ditulis oleh operator berusia 20 tahun yang berjenis kelamin
perempuan. Operator melakukan pengetikan teks dalam bahasa inggris yang berjumlah
150 kata. Setelah selesai melakukan pengetikan, diperoleh hasil yakni 140 kata yang
dapat ditulis dengan jumlah galat 104. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikannya
yakni 04:00:00 menit. Total waktu yang diperlukan dipengaruhi oleh keadaan individu,
sikap, usia, jenis kelamin, motivasi, dan karakter fisik. Jumlah galat disebabkan karena
operator kurang teliti dan konsetrasi dalam melakukan pengetikan serta merasa memiliki
tekanan tinggi karena adanya batasan waktu yang diberikan untuk menyelesaikannya.
Nilai HEP (Human Error Probability) yang diperoleh dari teks IV yakni 0,748.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum tentang ergonomic kognitif
adalah:
1. Ergonomi kognitif adalah cabang ilmu ergonomi yang berkaitan dengan proses
mental manusia, termasuk persepsi, ingatan, dan reaksi sebagai akibat dari
interaksi manusia terhadap penggunaan suatu sistem. Ergonomi kognitif berusaha
menyelidiki proses-proses mental di dalam diri manusia secara objektif dan
ilmiah.
2. Human error merupakan suatu penyimpangan dari standar performansi yang telah
ditetapkan sebelumnya sehingga menyebababkan terjadinya penundaan kerja
akibat adanya kesulitan, masalah, insiden, dan kegagalan dalam bekerja.Human
error merupakan kesalahan dalam pekerjaan yang disebabkan oleh
ketidaksesuaian atas pencapaian dengan apa yang diharapkan. Sedangkan
Performansi kerja yaitu hasil kerja yang dicapai oleh pekerja dalam melakukan
tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Terjadinya
human error akan memberikan dampak berupa menurunnya efektivitas dan
efisiensi suatu pekerjaan yang dapat mengakibatkan tingkat produktivitas manusia
juga menurun atau dalam kata lain human error tersebut mempengaruhi
performansi sedangkan performansi kerja adalah catatan outcome yang dihasilkan
dari fungsi pekerjaan tertentu selama suatu periode
3. Distraksi menyebabkan adanya pengalihan perhatian seseorang sehingga
membuat penyelesaian pekerjaan menjadi lebih sulit untuk dilaksanakan. Hal ini
termasuk dalam Beban Tekanan Psikologis. Pada Beban Kerja Mental, terdapat 4
dimensi yaitu Beban Waktu, Beban Usaha Mental dan Beban Tekanan Psikologis
dan patologis. Keempat dimensi tersebut sangat berpengaruh pada kinerja
seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Otomatis, performansi kerjanya
akan turun. Pada praktikum ini,dilakukan pengetikan teks dengan 4 perlakuan
berbeda yaitu tanpa distraksi, dengan distraksi cahaya,waktu dan suara.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum tentang ergonomi kognitif adalah:
1. Operator sebaiknya sudah mengerti cara pengerjaan terhadap pengambilan data
agar mempermudah dan data yang didapat hasilnya lebih akurat.
2. Operator harus memahami unsur – unsur dan tahap dalam penerimaan informasi
manusia.
3. Operator harus mengetahui faktor – faktor yang dapat mempengaruhi beban
mental seseorang.
4. Operator harus dalam keadaan tenang dan tidak merasa stress ketika melakukan
suatu pengerjaan di bawah tekanan.