KIMIA LINGKUNGAN
ALKALINITAS
Disusun oleh :
Kelompok 4
I. Tujuan
Untuk mengetahui cara pengukuran keasamaan dan kebasaan serta
mengetahui konsentrasi alkalinitas sampel air. Tujuan pengukuran adalah
untuk mengetahui kadar alkalinitas dalam air.
II. Dasar Teori[
1. Definisi
Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam atau
kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen.
Alkalinitas juga diartikan sebagai kapasitas penyangga terhadap
pertumbuhan pH perairan. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai
besaran yang menunjukkan kapasitas menyangga dari ion bikarbonat, dan
sampai tahap tertentu terhadap ion karbonat dan hidroksida dalam air.
Semakin tinggi alkalinitas maka kemampuan air untuk menyangga lebih
tinggi sehingga fluktuasi pH perairan semakin rendah. Alkalinitas biasanya
dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat. Commented [h1]: Sumber??
2. Pengebab alkalinitas
3. Metode Analisa alkalinitas Commented [h2]: Metode Volumetric
Metode Potensiometri
4. Alasan alkalinitas sebagai parameter
Alkalinitas merupakan kuantitas anion dalam perairan yang dapat
menetralkan kation hidrogen sehingga tingkat keasaman suatu perairan
dapat dinetralisir. Alkalinitas selain berhubungan dengan pH air tentunya
sangat berpengaruh pada tingkat produktivitas perairan.
Oleh karena itu, alkalinitas sangat penting digunakan sebagai
parameter air, karena alkalinitas dapat menunjukkan dan mempengaruhi
kualitas dan keadaan perairan yang digunakan oleh parameter air. Pada Commented [h3]: Cari hubungan dnegan korosi
2. CO2
Pengaruh CO2 :
• CO2 melarutkan CaCO3 :
CO2 + H2O + CaCO3 ↔ Ca2+ + 2 HCO3-
CaCO3 ↔ Ca2+ + CO32-
• CO2 membentuk asam lemah H2CO3 yang dapat terdisosiasi dengan
melepaskan 1 H+ hingga 2 H+ yang dapat menurunkan pH dan membawa
sistem ke zone korosi/ acidosis jika jumlah CO2 terlarut dalam air tinggi.
• Dalam jumlah yang cukup, CO2 dapat menurunkan pH sehingga
berpengaruh terhadap alkalinitas.
3. Aerasi / pengadukan
Aerasi tambahan pada sistem air laut/payau yang terdapat banyak CO2 baik
berasal dari sedimen, aktifitas oksidasi bakteri organotroph, respirasi
plankton dan biota budidaya (ikan/udang) akan menyebabkan pH naik
tanpa merubah nilai alkalinitas dengan mekanisme pelepasan ekses CO2
ke atmosfir dan menggantikannya dengan lebih banyak gas nitrogen dan
oksigen terlarut dalam air.
Jika air yang Anda konsumsi tidak seimbang atau netral, dan darah
memiliki kadar keasaman yang tinggi, dapat menyebabkan hilangnya
mineral dari tulang, organ, sel dan jaringan. Bahkan juga berdampak dalam
penyerapan vitamin serta akumulasi limbah dan racun dalam tubuh.
Mengukur pH larutan
1. Larutan A
Tabel 2. Cara kerja untuk larutan A
2. Larutan B
V. Data Pengamatan
Larutan PH V1 V2 ∆𝑉
A 9 14,1 15,3 1,2
B1 9 15,3 16,7 1,4
B2 9 16,7 21,3 4,6
C 7 21,3 24,3 3
D 6 24,3 27 2,7
= 48 mg/L CaCO3
dengan penjelasan:
A = banyaknya mL larutan baku asam yang digunakan sampai 8,3;
B = kenormalan larutan baku asam
C = volume contoh / sample dalam mL
Alkalinitas Karbonat
apabila alkalinitas fenolftalin lebih kecil atau sama dengan ½ alkalinitas total,
alkalinitas karbonat dalam mg/L CO3=;
30
alkalinitas karbonat = 2 P
50
30
= 2(48) x = 57,6 mg/L
50
b. Larutan B
A B 1000 50
Alkalinitas fenoltalin =
C
1,4 𝑥 0,02 𝑥 1000 𝑥 50
= 25
= 56 mg/L CaCO3
dengan penjelasan:
A = banyaknya mL larutan baku asam yang digunakan pada pH 4,5-4,9;
B = kenormalan larutan baku asam;
C = volume contoh / sample dalam mL.
T = banyaknya mL larutan baku asam yang digunkan sampai pH 4,3 - 4,9;
P = banyaknya mL larutan baku asam yang digunakan sampai pH 8,3;
B = kenormalan larutan baku asam;
C = volume contoh / sample dalam mL.
c. Larutan C
Alkalinitas metil jingga (mg/L CaCO3)
Dengan :
T = banyaknya mL larutan baku asam yang digunkan sampai pH 4,3 - 4,9;
P = banyaknya mL larutan baku asam yang digunakan sampai pH 8,3;
B = kenormalan larutan baku asam;
C = volume contoh / sample dalam mL.
d. Larutan D
Alkalinitas metil jingga (mg/L CaCO3)
Dengan :
T = banyaknya mL larutan baku asam yang digunkan sampai pH 4,3 - 4,9;
P = banyaknya mL larutan baku asam yang digunakan sampai pH 8,3;
B = kenormalan larutan baku asam;
C = volume contoh / sample dalam mL.
VII. Analisis
Analisis percobaan
Percobaan asam basa (titrimetri dan potensiometri) adalah percobaan yang
bertujuan untuk mengetahui cara pengukuran keasamaan dan kebasaan serta
mengetahui konsentrasi alkalinitas pada contoh air (air danau) serta
mengetahui kadar alkalinitas dalam air. Percobaan asam basa menggunakan
dua metode. Yaitu metode titrimetri dan metode potensiometri. adalah metode
analisis kimia kuantitatif yang umum digunakan untuk menentukan
konsentrasi dari suatu analit yang telah diketahui. Potensiometri adalah
Mengukur potensial dua elektrode yang tidak terpolarisasi pada kondisi arus
nol merupakan potensiometri yang mengaplikasi secara langsung dari
persamaan Nerst. Dalam praktikum ini, pertama-tama praktikan menyiapkan
alat dan bahan yang diperlukan terlebih dulu yaitu ; pH meter yang
mempunyai kisaran pH 0-14 dengan ketelitian 0,01; buret 25 mL atau alat
titrasi lain dengan skala yang jelas; gelas ukur 100 mL; pipet ukuran 10 mL;
dan labu erlenmeyer 300 dan 500 mL. Untuk bahan yang diperlukan adalah ;
asam sulfat pekat (H2SO4) 0,02 N; larutan natrium karbonat (Na2CO3) 0,02 N;
dan air suling atau air demineralisasi yang mempunyai DHL 0,5-2,0
mhos/cm. Lalu praktikan mempersiapkan larutan sampel A,B,C,D dan
memipet larutan ke 4 buah labu erlenmeyer. Selanjutnya diukur PH tiap
larutan sebagai perbandingan dan juga untuk menentukan langkah berikutnya
untuk setiap larutan.
berwarna merah muda, fungsi larutan PP adalah sebagai indikator dalam titrasi
asam–basa. Untuk aplikasi ini, ia berubah warna dari tak berwarna dalam
larutan asam menjadi merah muda dalam larutan basa. Lalu praktikan
mentitrasi larutan A dengan larutan H2SO4 0,02 N menggunakan buret
sehingga larutan menjadi berwarna pink seulas yang menunjukkan bahwa Commented [h9]: Apa maksud dari perubahan warna ??
larutan dalam kondisi asam. Lalu jumlah larutan H2SO4 0,02 N yang telah
tertitrasi dicatat oleh praktikan.
Analisis Hasil
Pada percobaan yang dilakukan oleh praktikan, didapat hasil untuk analisis
alkalinitas total, karbonat dan bikarbonat sebesar :
Tabel.1 Data Pengamatan
Larutan Alkalinitas Alkalinitas Alkalinitas Alkalinitas Alkalinitas
Fenolftalein Metil Total Karbonat Bikarbonat
(mg/L Jingga (mg/L (mg/L) (mg/L)
CaCO3) (mg/L CaCO3)
CaCO3)
A 48 mg/L 57,6 mg/L
CaCO3
B 56 mg/L 184 mg/L 240 mg/L 67,2 mg/L
CaCO3 CaCO3 CaCO3
C 120 mg/L 292,8 mg/L
CaCO3
D 108 mg/L 292,8 mg/L
CaCO3
Sumber : Data Praktikan
Analisis kesalahan
Pada percobaan, terdapat beberapa kemungkinan ketidak-akuratan akibat
kesalahan. Kesalahan pada pengukuran untuk kepentingan analisis dapat
dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu : kesalahan sistematis, kesalahan
acak dan kesalahan merambat. Kemungkinan terjadi kesalahan acak pada
praktikum ini disebabkan oleh praktikan antara lain :
Saat melakukan titrasi, posisi tangan praktikan tidak sesuai dengan
aturan yang seharusnya saat memegang keran buret, sehingga kurang
presisi.
Praktikan tidak mengukur secara baik, yaitu pandangan mata sesuai
dengan tinggi larutan sehingga kemungkinan terdapat data kurang
akurat
VIII. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
Air danau sebagai sampel dapat dicek tingkat alkalinitasnya
menggunakan larutan phenolptalein (PP) dan zat MO (methyl red)
Larutan PP menyebabkan sampel berwarna merah, dan zat MO
menyebabkan sampel berwarna kuning/oranye
Nilai alkalinitas dapat didapat setelah mentitrasi menggunakan H2SO4
0,02 N
IX. Referensi
X. Lampiran