Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE STADION BUKIT LENGIS

KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK

Ardy Satriya, M. Janu Ismoyo, Dian Chandrasasi

Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya


Jalan MT. Haryono No. 167 Malang 65145 – Telp (0341)562454
Email: ardykobe@gmail.com

ABSTRAK
Dengan dibangunnya Stadion Bukit Lengis di Kecamatan Kebomas Kabupaten
Gresik, maka perencanaan sistem drainase stadion harus direncanakan dengan baik.
Perencanaan sistem drainase stadion terbagi menjadi dua, yaitu sistem drainase bawah
permukaan dan sistem drainase permukaan. Langkah awal yang dilakukan dalam
perencanaan drainase stadion adalah analisis hidrologi. Setelah itu, dilakukan perencanaan
struktur tanah pada lapangan sepak bola. Setelah direncanakan struktur tanah pada
lapangan sepak bola, dilakukan perencanaan pipa dibawah lapangan sepak bola. Setelah
melakukan perencanaan sistem drainase bawah permukaan, dilakukan perhitungan debit
limpasan untuk mendapatkan perencanaan sistem drainase permukaan. Selain debit
limpasan, debit air kotor dari tribun juga diperhitungkan. Hasil perhitungan curah hujan
rancangan dengan kala ulang 10 tahun distribusi Log Pearson III didapat besarnya
116,0114 mm. Untuk perencanaan struktur tanah dibawah lapangan sepakbola terdiri dari
bahan pasir urug dan pupuk kandang, pasir murni, geokomposit, dan batu koral. Dibawah
lapisan tersebut direncanakan pipa PVC AW Ø 2”. Untuk perencanaan sistem drainase
permukaan, terdapat 3 saluran utama, yaitu saluran I direncanakan dengan dimensi lebar =
0,3 m dan tinggi = 0,7 m, saluran II direncanakan dengan dimensi lebar = 0,3 m dan tinggi
= 0,45 m, dan saluran III direncanakan dengan dimensi lebar = 1,5 m dan tinggi = 1,5 m.
Dan saluran pembuang rencana dari hasil debit total yang masuk sebesar 3,90856 m3/detik
seharusnya direncanakan dengan dimensi lebar = 1,25 m dan tinggi = 1 m.
Kata kunci: drainase, geokomposit, debit, pipa, saluran

ABSTRACT
With the construction of Bukit Lengis Stadium in subdistrict Kebomas, Gresik
Regency, so the design of stadium drainage system must be planned well. Design of
stadium drainage system divided into two, subsurface drainage system and surface
drainage system. First step for design stadium drainage system is hydrology analysis.
Then, design the substructure material in the football pitch. After design the substructure
material, calculating the pipe design under the football pitch. After design the subsurface
drainage, calculating the runoff discharge for design the surface drainage. Besides runoff
discharge, calculating the dirty water discharge. Results of the Log Pearson III
distribution rainfall design with 10 years period is 116,0114 mm. The substructure
material consist of, sand and manure, pure sand, geocomposite, and coral rock. Under the
substructure material applied the PVC AW pipe with Ø 2”. Results of the surface drainage
is divided by 3 main channel, which is channel I planned with dimension: width (b) = 0,3
m and high (t) = 0,7 m, channel II planned with dimension: width (b) = 0,3 m and high (t)
= 0,45 m, channel III planned with dimension: width (b) = 1,5 m and high (t) = 1,5 m.
From the total discharge 3,90856 m3/s, the wastewater drainage channel should planned
with dimension: width (b) = 1,25 m and high (t) = 1 m.
Keywords: drainage, geocomposite, discharge, pipe, channel
1. PENDAHULUAN 4. Untuk mengetahui mekanisme
Sistem drainase dapat didefinisikan perencanaan sistem drainase
sebagai serangkaian bangunan air yang permukaan stadion.
berfungsi untuk mengurangi atau 5. Untuk mengetahui mekanisme
membuang kelebihan air dari suatu saluran pembuang dari perencanaan
kawasan atau lahan. sistem drainase stadion.
Sistem drainase stadion yang tidak Manfaat studi ini yaitu memberikan
memadai menyebabkan air hujan yang masukan atau informasi kepada Dinas
turun tidak dapat dialirkan dengan baik Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik
dan lancar, sehingga terjadi genangan air dalam upaya perencanaan drainase
yang tinggi dan lama surutnya. stadion dengan menggunakan bahan
Stadion Bukit Lengis berada di geosintetik pada lapangan sepak bola.
Jalan Veteran Kecamatan Kebomas
Kabupaten Gresik. Tepatnya berada di 2. TINJAUAN PUSTAKA
kawasan Bukit Lengis seluas ±10,871 Ha. 2.1 Drainase Stadion
1.1 Rumusan Masalah Sistem drainase stadion terbagi
Studi ini akan membahas tentang menjadi dua bagain, yaitu sistem drainase
masalah-masalah sebagai berikut : bawah permukaan dan sistem drainase
1. Berapakah total air hujan yang turun permukaan.
ke lapangan sepak bola dan debit 2.2. Analisa Hidrologi
limpasan permukaan pada Stadion 2.2.1. Curah Hujan Harian Maksimum
Bukit Lengis Kecamatan Kebomas Pengertian dari curah hujan harian
Kabupaten Gresik? maksimum adalah jumlah curah hujan n
2. Bagaimana perencanaan struktur hari yang paling maksimum terjadi dalam
tanah pada lapangan sepak bola? satu tahun, dimana n adalah jumlah hari.
3. Bagaimana perencanaan sistem 2.2.2 Uji Konsistensi Data Hujan
drainase bawah permukaan pada Dalam melakukan uji konsistensi
Stadion Bukit Lengis Kecamatan data hujan dengan satu stasiun
Kebomas Kabupaten Gresik? pengamatan, metode yang digunakan
4. Bagaimana perencanaan sistem adalah Rest Adjusted Partial Sums
drainase permukaan pada Stadion (RAPS). Rumus Umum (Sri Harto Br,
Bukit Lengis Kecamatan Kebomas 1983 : 59):
Sk* = n
 (Yi - Yrata - rata) 2
Kabupaten Gresik?
5. Bagaimana analisis saluran pembuang ni
n

 (Yi - Yrata - rata)


yang akan digunakan untuk Dy2 = 2
mengalirkan air ke luar stadion? ni
1.2 Tujuan dan Manfaat
Sk** = Sk * n
Tujuan yang hendak dicapai dalam
studi ini adalah : Dy
1. Untuk mengetahui berapa besar total 2.2.3. Curah Hujan Rancangan
air hujan yang turun ke lapangan Hujan rancangan maksimum adalah
sepak bola dan berapa besar debit curah hujan terbesar tahunan yang
limpasan permukaan pada Stadion mungkin terjadi di suatu daerah dengan
Bukit Lengis Kecamatan Kebomas kala ulang tertentu, yang dipakai sebagai
Kabupaten Gresik. dasar perhitungan perencanaan suatu
2. Untuk mengetahui struktur lapisan dimensi bangunan. Berbagai metode yang
tanah pada lapangan sepak bola. dapat dipakai dalam menganalisa curah
3. Untuk mengetahui mekanisme hujan rancangan antara lain distribusi
perencanaan sistem drainase bawah Gumbel, Log Normal, Log Pearson III,
permukaan stadion. dan lain–lain. Untuk menentukan macam
analisa frekuensi, perlu dihitung permukaan adalah (Prodjopangarso,
parameter-parameter statistik seperti 1987):
koefisien Cs, Cv, Ck. Syarat untuk 1. Perencanaan struktur dan
distribusi (Limantara, 2009: 58): permeabilitas tanah
1. Gumbel : Ck =5,4 dan Cs =1,14 2. Perencanaan geokomposit
2. Log Normal : Cs = 0 dan Ck = 3 3. Laju infiltrasi
3. Log Pearson III: Ck dan Cs bebas 4. Jarak pipa (drain spacing)
2.2.4. Uji Kesesuaian Distribusi 5. Diameter pipa
2.2.4.1. Uji Chi-Square 6. Debit maksimum yang dilayani tiap
Uji ini digunakan untuk menguji pipa
simpangan secara vertikal apakah 2.3.2.1 Struktur Tanah Lapangan Bola
distribusi pengamatan dapat diterima Dalam pengoperasian sistem
secara teoritis. Langkah-langkahnya drainase menggunakan geokomposit ini,
adalah : dipakai sistem gravitasi dimana air
a. Menghitung selisih data curah hujan mengalir menuju elevasi yang lebih
perhitungan (Xt) dengan nilai data rendah.
curah hujan hasil pengamatan (Xe).
b. Selisihnya dikuadratkan lalu dibagi
nilai tiap tahunnya lalu dijumlahkan
untuk beberapa tahun. Nilai ini
disebut X2 hit.
c. Harga X2hit dibandingkan dengan
harga X2Cr dari tabel Chi Kuadrat
dengan  dan jumlah data (n)
tertentu. Apabila X2hit < X2Cr maka
hipotesa distribusi dapat diterima. Gambar 1 Perencanaan struktur tanah
2.2.4.2. Uji Smirnov-Kolmogorov Sumber : Prodjopangarso, 1987
Uji Smirnov-Kolmogorov ini 2.3.2.2 Geokomposit
akan membandingkan harga  maks Geokomposit merupakan suatu
dengan suatu harga kritis yang ditentukan bahan geosintetik yang merupakan
berdasarkan jumlah data dan batas nilai kombinasi dari bahan-bahan geotekstil
simpangan data. Bila  maks <  kritis, (teranyam dan tidak teranyam), geogrid,
hipotesa tersebut dapat diterima. geonets, dan geomembran.
2.3 Sistem Drainase Bawah 2.3.2.3 Ketebalan Geokomposit
Permukaan Untuk mengetahui berapa
2.3.1 Umum ketebalan geokomposit yang akan
Lapangan olah raga harus digunakan, harus dihitung terlebih dahulu
mempunyai sistem pembuangan air yang besarnya beban yang berada diatas
bagus, karena ini sangat penting untuk lapisan geokomposit tersebut.
menunjang kelancaran kegiatan olah
raga. Guna membuang air ke luar stadion
biasanya pada lapangan digunakan
drainase bawah permukaan (subsurface
drainage), sedang untuk mencegah air
dari luar masuk ke stadion, dibuat
selokan terbuka pada luar stadion.
2.3.2 Perencanaan Sistem Drainase
Bawah Permukaan
Faktor–faktor yang diperhatikan
Gambar 2 Grafik Geokomposit
dalam perencanaan drainase bawah
Sumber : Koerner, 1989 : 555
2.3.2.4 Koefisien Permeabilitas Tanah impervious layer setinggi a, dan b adalah
Untuk nilai k pada tanah yang ketinggian maksimum water table diatas
berlapis – lapis dan arah alirannya impervious layer. Dengan berlaku hukum
vertikal digunakan kv(cq) dengan Darcy :
persamaan (Braja M Das, 1998: 92) : Qy = k.y (dy/dx)
kv(eq) = H PERMUKAAN LAPANGAN SEPAK BOLA

h  h  h  h 
 1    2    3   ........   n 
k  k  k  k 
 1  2   3  n
dengan :
k = koefisien permeabilitas (cm/detik)
h = ketebalan lapisan tanah (cm) L b a
2.3.2.5 Laju Infiltrasi
Infiltrasi adalah proses aliran air LAPISAN KEDAP AIR

(umumnya berasal dari curah hujan) Gambar 3 Sket definisi jarak pipa drain
masuk ke dalam tanah. Perhitungan laju Dari gambar diatas, dengan
infiltrasi dapat dirumuskan (Chay Asdak, menggunakan rumus Dupuit dapat
2010 : 236): dirumuskan :
R=PxC L= k 2
dengan : 2 (b  a 2 )
v
R = laju infiltrasi (mm/hari) dengan :
P = curah hujan (mm/hari) L = jarak antar pipa (m)
C = koefisien resapan daerah kajian(%) k = koefisien permeabilitas tanah
2.3.2.6 Kecepatan Resap Tanah (mm/hari)
Kecepatan resap tanah sangat v = laju infiltrasi (mm/hari)
ditentukan oleh kemampuan tanah dalam b = ketinggian maksimum water table
meresapkan air atau dalam hal ini adalah diatas impervious layer (m)
koefisien permeabilitas tanah. Sehingga a = Ketinggian air dalam pipa ke lapisan
dapat dirumuskan (Braja M. kedap (m)
Das,1998:81): 2.3.2.9 Kapasitas Pipa Drain
V=q/n Dalam perhitungan kapasitas
dengan : pipa drainase, meskipun tanah bersifat
V = kecepatan resap tanah (mm/hari) homogen namun dikhawatirkan tetap
q = laju infiltrasi (mm/hari) akan terjadi aliran lateral pada lapisan
n = porositas tanah tanah. . Sehingga perencanaan kapasitas
2.3.2.7 Porositas Tanah pipa drainase tersebut bisa digambarkan:
Angka pori didefinisikan sebagai KAPASITAS PIPA DRAIN
perbandingan antara volume pori dan
V Sin a V Sin a
volume butiran padat. Maka, hubungan
antara angka pori dengan porositas tanah
dapat dirumuskan (Braja M.
Das,1998:31):
n = e / (1+e)
dengan :
n = porositas tanah L L
e = angka pori
2.3.2.8 Jarak Pipa
Dalam merencanakan jarak pipa, LAPISAN KEDAP AIR
coba pandang suatu sistem drainase Gambar 4 Sket Kapasitas Pipa Drain
dimana jarak antara pipa L meter, diatas
Dari Gambar 4, maka dapat 2.4.2 Perencanaan Sistem Drainase
dihitung debit yang dialirkan oleh pipa Permukaan
untuk setiap satuan luas permukaan tanah Dalam melakukan perencanaan
(Prodjopangarso, 1987 : 46): sistem drainase permukaan, hal–hal yang
q = 4/5.n.V. Sin2 α perlu diperhatikan dalam perencanaan ini
dengan: adalah (Suripin, 2004):
q = debit yang dialirkan oleh pipa untuk 1. Debit Limpasan
setiap satuan luas (m/hari) 2. Koefisien Pengaliran
n = porositas tanah 3. Penampang Hidrolika
v = kecepatan resap tanah (mm/hari) 4. Kemiringan Dasar Saluran
α = sudut aliran lateral 5. Koefisien Manning
2.3.2.10 Diameter Pipa 6. Kecepatan Ijin
Dalam perencanaan dimensi 2.4.2.1 Debit Limpasan
pipa, berlaku hukum kontinuitas. Dimana Untuk mendapatkan kapasitas
debit adalah perkalian antara kecepatan saluran drainase, terlebih dahulu harus
dengan luas penampang pipa ataupun dihitung jumlah air hujan dan jumlah air
saluran. Maka, hukum kontinuitas kotor atau buangan yang akan dibuang
tersebut dapat dirumuskan : melalui saluran drainase tersebut.
Q = V.A Besarnya debit limpasan dapat dihitung
dengan : dengan rumus berikut (Suripin, 2004:
Q = debit pipa (m3/detik) 79):
V = kecepatan aliran dalam pipa(m/detik) Q = 0,002778 C.I.A
A = luas penampang pipa (m2) dengan :
2.3.2.11 Koefisien Manning Pipa Q = debit limpasan (m3/dt)
Harga koefisien Manning (n) C = koefisien pengaliran
ditetapkan berdasarkan pada bahan yang I = intensitas hujan rerata selama waktu
membentuk tubuh saluran. Dalam hal ini tiba banjir (mm)
saluran berupa pipa PVC dengan harga n A = luas daerah aliran (ha)
berkisar antara 0,013 – 0,015 (Anonim, 2.4.2.2 Intensitas Hujan
1997). Pipa PVC yang digunakan untuk Intensitas hujan didefinisikan
saluran drainase bawah tanah adalah pipa sebagai tinggi curah hujan per satuan
yang berbentuk gelombang beralur – alur waktu. Untuk mendapatkan intensitas
yang dilubangi kecil – kecil. hujan selama waktu konsentrasi
2.4 Sistem Drainase Permukaan digunakan rumus Mononobe sebagai
2.4.1 Umum berikut (Suripin, 2004 : 68):
Stadion adalah sebuah bangunan I = (R24 / 24) x (24 / tc)2/3
yang umumnya digunakan untuk dengan :
menyelenggarakan acara olahraga dan I = intensitas hujan selama waktu
konser, di mana di dalamnya terdapat konsentrasi (mm/jam)
lapangan atau pentas yang dikelilingi R24= curah hujan maksimum harian
tempat berdiri atau duduk bagi penonton. dalam 24 jam (mm)
Selain itu, dalam area stadion tentunya Tc = waktu konsentrasi (jam)
memiliki bangunan penunjang lain. 2.4.2.3 Waktu Konsentrasi
Seperti track atletik, area lompat galah, Waktu konsentrasi adalah waktu
dan tribun penonton.. Maka dari itu yang diperlukan oleh air hujan yang jatuh
diperlukan sistem drainase yang baik agar untuk mengalir dari titik terjauh sampai
tidak menggenangi areal stadion. titik keluaran air. Besarnya waktu
konsentrasi dihitung dengan
menggunakan rumus Kirpich berikut
(Suripin,2004:82):
Tc = [(0,87 x L2) / (1000 x S)]0,385 batu kali diplester dan dasar tanah
dengan : ataupun bermacam–macam bahan
Tc = waktu konsentrasi (jam) pembentuk saluran lainnya.
L = panjang aliran (km) 2.3.2.8 Kecepatan Aliran
S = kemiringan rerata (%) Kecepatan aliran berpengaruh
2.4.2.4 Koefisien Pengaliran langsung pada stabilitas saluran dan
Untuk menentukan harga sedimentasi yang mungkin timbul.
koefisien pengaliran suatu daerah yang 2.4.3 Debit Air Kotor
terdiri dari beberapa jenis tata guna lahan Air buangan merupakan air sisa
dapat ditentukan dengan mengambil atau bekas dari air yang dimanfaatkan
harga rata–rata koefisien pengaliran pada untuk kepentingan sehari-hari. Untuk
setiap tata guna lahan, yaitu dengan fasilitas sosial, pemerintahan dan
memperhitungkan bobot masing–masing perdagangan air buangan yang masuk ke
bagian sesuai dengan luas daerah yang saluran pengumpul air buangan
diwakili (Suhardjono,1984): diperkirakan sebesar 70–90 % dari
C1. A1  C 2 . A2  .......  Cn . An kebutuhan air bersih. Untuk
Cm = memperkirakan jumlah debit air kotor,
A1  A2  ..........  An
dapat dirumuskan (Suhardjono,1984:21) :
n
Kebutuhan air bersih maksimum:
 Ci . Ai
i 1
(Qab) = Qam x f
Cm = n dengan :
 Ai
i 1
Qam= konsumsi air baku untuk setiap jiwa
per hari (liter/orang/hari)
dengan: f = faktor maksimum kebutuhan air (f)
Cm = koefisien pengaliran rata-rata = 1,15-1,20
C1,C2,…,Cn = koefisien pengaliran Kemudian, untuk mencari debit rata –
yang sesuai dengan kondisi permukaan rata air kotor pada tiap tribun stadion:
A1,A2,…,An = luas daerah pengaliran Debit rata-rata air kotor:
yang disesuaikan kondisi pemukaan (Qrt) = P x Qab x 0,90
2.4.2.5 Penampang Hidrolika dengan :
Bentuk saluran yang akan P = jumlah penonton
digunakan adalah dengan penampang Qab = kebutuhan air bersih maksimum
persegi empat. Saluran drainase ada 2 (liter/orang/hari)
macam, yaitu : 0,9 = prosentase air buangan maksimum
1. Saluran tertutup untuk fasilitas sosial
2. Saluran terbuka 2.5 Perencanaan Saluran Pembuang
2.3.2.6 Kemiringan Dasar Saluran 2.5.1 Dimensi Saluran
Kemiringan dasar saluran Untuk menghitung kapasitas
direncanakan sedemikian rupa, sehingga saluran pembuang, dipakai rumus
dapat memberikan pengaliran secara Manning sebagai berikut:
gravitasi dengan batas kecepatan Q=AXV
minimun tidak terjadi pengendapan- 1 2 1

pengendapan. V = 𝑛 𝑅3 𝑆 2
2.3.2.7 Koefisien Manning dimana :
Koefisien Manning (n) Q = kapasitas saluran (m3/dt)
merupakan nilai kekasaran dari A = Luas penampang (m2)
penampang saluran yang dipengaruhi V = Kecepatan aliran rata – rata (m/detik)
oleh bahan pembentuk dinding dan dasar n = Koefisien kekasaran Manning
saluran seperti misalnya saluran tanah, R = Jari–jari hidrolis (m)
saluran berdinding pasangan beton dan S = kemiringan dasar saluran
dasar tanah, saluran berdinding pasangan
3. METODE PERENCANAAN 3. Data layout topografi.
3.1. Daerah Studi 4. Data koefisien permeabilitas
Studi perencanaan ini dilakukan di tanah dasar lokasi.
Jalan Veteran Kecamatan Kebomas b. Pengolahan data
Kabupaten Gresik. Tepatnya berada di 1. Menghitung curah hujan
kawasan Bukit Lengis seluas ±10,871 Ha. rancangan dengan kala ulang 11
tahun.
2. Melakukan uji kesesuain
distribusi frekuensi dengan uji
Chi Kuadrat dan uji Smirnov-
Kolmogorov.
LOKASI STUDI :
c. Perencanaan sistem drainase bawah
permukaan
KECAMATAN 1. Perencanaan struktur tanah
KEBOMAS
dengan menggunakan
geokomposit.
2. Menghitung tebal geokomposit.
3. Hitung koefisien permeabilitas
equivalen yang digunakan untuk
perhitungan laju infiltrasi dan
Gambar 5 Peta Lokasi Studi jarak antar pipa.
3.1.1 Kondisi Topografi 4. Perhitungan porositas tanah dan
Kondisi topografi dimaksudkan kecepatan resap tanah untuk
sebagai keadaan tinggi rendahnya suatu mendapatkan kapasitas pipa drain.
daerah yang merupakan salah satu faktor 5. Perhitungan dimensi pipa yang
yang sangat mempengaruhi perencanaan akan digunakan.
pembangunan saluran drainase. d. Perencanaan sistem drainase
3.1.2 Kondisi Hidrologi permukaan
Kondisi hidrologi dimaksudkan 1. Dalam melakukan perhitungan
sebagai keadaan curah hujan di debit limpasan harus dicari
Kabupaten Gresik yang ditinjau atau terlebih dahulu koefisien
diukur dari adanya stasiun penakar hujan pengaliran, luas daerah aliran,
yang ada di Kabupaten Gresik. kemiringan lahan dan panjang
3.1.3 Kondisi Geologi aliran menuju saluran rencana.
Kondisi geologi dimaksudkan 2. Perencanaan hidrolika yang
sebagai keadaan struktur tanah pada mencakup dimensi dan kapasitas
daerah kajian yaitu kawasan Bukit saluran.
Lengis. e. Perhitungan debit air kotor
3.2 Sistematika Penyusunan Skripsi 1. Setelah diketahui jumlah
Tahapan–tahapan penyusunan penonton, maka dilakukan
skripsi dimulai dari tahap pengumpulan perhitungan kebutuhan air
data, pengolahan data, dan diakhiri maksimum per orang yang
dengan tahap studi perencanaan. dikalikan dengan prosentase
a. Pengumpulan data : pengeluaran air pada fasilitas
1. Data curah hujan harian umum seperti stadion.
maksimum berasal dari stasiun f. Analisis saluran pembuang
hujan Bunder Gresik. Data curah 1. Hasil perhitungan debit total akan
hujan yang digunakan selama 11 dicocokkan dengan kapasitas
tahun mulai tahun 2004 – 2014. saluran drainase Dinas Pekerjaan
2. Data layout Stadion Bukit Lengis. Umum Kabupaten Gresik.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN diketahui :
4.1 Analisis Hidrologi n = 11
4.1.1 Curah Hujan Harian Sk** maks = 155
Maksimum Sk** min = 0,038
Data curah hujan yang digunakan Q = maks Sk * * = 155,00
dalam studi ini diperoleh dari Dinas R = Maks Sk** – min Sk**
Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik =155,00 – 0,038 =154,962
Bidang Pengairan yang berupa hujan Q/(n0.5) = 155/(110,5) = 46,734
0.5
harian selama 11 (sebelas) tahun R/(n ) = 154,962/(110,5) = 46,723
pengamatan yaitu dari tahun 2004 sampai Berdasarkan hasil perhitungan di atas dan
dengan tahun 2014. Dari hasil analisis dibandingkan dengan nilai statistik
data, dapat dilihat data terurut dari kecil dengan data hujan n = 11 tahun, syarat
ke besar pada Tabel 1. Q/(n0.5) = 1,29 dan R/(n0.5) = 1,38,
Tabel 1 Curah Hujan Harian Maksimum sedangkan hasil perhitungan Q/(n0.5) =
Curah Hujan Harian 46,734 dan R/(n0.5) = 46,723 sehingga
No Tahun Maksimum (mm/hari) dapat disimpulkan data tidak konsisten.
1 2007 70 Maka dilakukan penggambaran data
2 2012 72 hujan terurut. Setelah dilakukan
3 2008 76 penggambaran, diketahui bahwa data
4 2004 77 hujan pada tahun 2006 dengan curah
5 2005 84
hujan 150 mm mengalami kenaikan yang
6 2009 85
7 2013 93 ekstrim, sehingga dilakukan perhitungan
8 2014 100 uji konsistensi data terhadap data yang
9 2011 103 menyimpang tersebut. Dari hasil
10 2010 103 perhitungan uji konsistensi data, data
11 2006 150 hujan pada tahun 2006 sebesar 150 mm
Jumlah 1013 yang menyimpang, diubah menjadi
Rerata 92,09
135,6087 mm. Sehingga data tersebut
Sumber: Hasil perhitungan yang akan digunakan dalam perhitungan
4.1.2 Uji Konsistensi Data Hujan curah hujan rancangan.
4.1.2.1 Pengujian RAPS 4.1.3 Curah Hujan Rancangan
Tabel 2 Uji RAPS Dari hasil perhitungan Cs dan Ck
No Tahun
Hujan
Sk* Dy2 Sk** [Sk**]
untuk beberapa distribusi, diketahui
mm/hr bahwa hanya distribusi log Pearson III
1 2004 77 227,74 20,70 10,526 10,526 yang memenuhi syarat. Sehingga curah
2 2005 84 65,46 5,95 3,026 3,026
hujan rancangan yang digunakan sebagai
dasar perencanaan adalah distribusi log
3 2006 150 3353,46 304,86 155 155
Pearson III.
4 2007 70 488,01 44,36 22,556 22,556 Tabel 3 Hujan Rancangan Log Perason
5 2008 76 258,92 23,54 11,967 11,967 III
6 2009 85 50,28 4,57 2,324 2,324 Kala
Pr R rancangan
7 2010 103 119,01 10,82 5,501 5,501 Ulang G Log X
(%) (mm)
(Tr)
8 2011 103 119,01 10,82 5,501 5,501
2 50 -0,1321 1,9387 86,8297
9 2012 72 403,64 36,69 18,657 18,657 5 20 0,77995 2,0168 103,9535
10 2013 93 0,830 0,08 0,038 0,038 10 10 1,33601 2,0645 116,0114
25 4 1,99312 2,1208 132,0754
11 2014 100 62,55 5,69 2,891 2,891
50 2 2,45321 2,1603 144,6296
Jumlah 1013 468,08
Sumber: Hasil perhitungan
Rerata 92,09
Sumber: Hasil perhitungan
4.1.4 Uji Kesesuaian Distribusi Berdasarkan hasil perencanaan
4.1.4.1 Uji Chi-Square struktur tanah, maka dihitung koefisien
Dari perhitungan yang dilakukan, permeabilitas tanah equivalen dengan
diperoleh nilai X2 hitung = 5,82. Untuk α menggunakan rumus:
= 5 % dan DK=2, pada tabel nilai kritis 56,13309
kv(eq) =
untuk uji Chi-Square diperoleh X2cr =  15   10   5   1,13309   5   20 
2 2                 
5,991. Karena X hitung < X cr, maka  0,0028   0,0002   0,001   0,1905   1   3 
hipotesanya diterima. kv(eq) = 9,29744 x 10-4 cm/detik
4.1.4.2 Uji Smirnov-Kolmogorov kv(eq) = 803,29912 mm/hari
Dari perhitungan yang dilakukan, 4.2.1.4 Perhitungan Laju Infiltrasi
diperoleh nilai Dmax = 0,086. Untuk α 5% Untuk perhitungan laju infiltrasi,
dan n = 11, pada tabel nilai kritis untuk uji didapat:
R = R24 x C
Smirnov-Kolmogorov didapat Dcr = 0,391.
R = 116,0114 mm/hari x 100%
Karena Dmax<Dcr, maka distribusinya R = 116,0114 mm/hari
diterima. 4.2.1.5 Perhitungan Jarak Pipa
4.2 Perencanaan Sistem Drainase Dengan menggunakan rumus dupuit :
Bawah Permukaan L = 803,29912
4.2.1 Drainase Lapangan Sepak Bola 2 (2,546012  2,43 2 )
4.2.1.1 Perencanaan Struktur Tanah 116,0114
Struktur tanah lapangan bola di L = 3,99859 meter = 4 meter
bawah rumput : 4.2.1.6 Perhitungan Porositas Tanah
1. Pasir urug dan pupuk kandang (4:1) Sehingga perhitungan porositas
15 cm. tanahnya :
2. Pasir urug setebal 10 cm. n = 0,45
3. Pasir murni setebal 5 cm.
1  0,45
4. Batu koral diameter 3-10 mm tebal n = 0,31035
lapisan 5 cm. 4.2.1.7 Perhitungan Kecepatan Resap
5. Batu koral diameter 10-20 mm tebal Tanah
lapisan 20 cm. Setelah dilakukan perhitungan
6. Lapisan geokomposit laju infilrasi dan porositas tanah, maka
7. Saluran Pipa dapat dihitung kecepatan resap tanah
8. Tanah Dasar lokasi dengan :
4.2.1.2 Hidrolika Geokomposit V = 116,0114
Geokomposit yang digunakan
0,31035
adalah poly-flex composite yang V = 373,80828 mm/hari
diproduksi oleh American Wick Drain 4.2.1.8 Perhitungan Kapasitas Pipa
dengan nama produk Exceldrain EX-T. Drain
Dari grafik hubungan ketebalan dan Untuk Perhitungan Kapasitas pipa
beban geokomposit, didapat beban total drain: h 0,57
diatas rencana letak geokomposit sebesar Tan α = 0,5 L = 0,5.4 = 0,285
114,97203 lb/ft2 maka didapat ketebalan α = 15,90755
geokompositnya adalah 0,4461 inch atau Sin α = 0,07512
2
sama dengan 1,13309 cm. Dari hasil Maka dapat dihitung debit yang dialirkan
perencanaan struktur tanah dengan oleh pipa untuk setiap satuan luas
menggunakan geokomposit, maka permukaan tanah :
direncanakan kedalaman pipa berada 0,57 q = 4/5.n.V. Sin2 α
meter dari permukaan tanah. q = 4/5. 0,31035. 373,80828. 0,07512
4.2.1.3 Perhitungan Koefisien q = 6,97182 mm/hari
Permeabilitas Tanah Equivalen
q = 0,00697182 m/hari I = (R24 / 24) x (24 / tc)2/3
dengan panjang pipa 36,45 m (pipa I = (116,0114/24) x (24/0,01208)2/3
I = 764,09078 mm/jam
terpanjang menuju saluran I rencana) dan
c. Perhitungan debit limpasan
jarak antar pipa 4 m, debit yang dialirkan Q = 0,002778 C.I.A
adalah : Q = 0,002778x0,9x764,09078 x0,065704
Q = q.L.P Q = 0,12551 m3/dtk
Q = 0,00697182 x 4 x 36,45 2. Debit limpasan area galah
Q = 1,0165 m3/hari a. Perhitungan waktu konsentrasi
Q = 1,1765 x 10-5 m3/detik Tc = [(0,87 x L2) / (1000 x S)]0,385
4.2.1.9 Perhitungan Diameter Pipa Tc = [(0,87x0,0081362)/(1000x0,004)]0,385
Tc = 0,01367 jam
Drain
b. Perhitungan intensitas hujan
Diketahui: I = (R24 / 24) x (24 / tc)2/3
Koefisien Manning (n)= 0,015 I = (116,0114 / 24) x (24 / 0,01367)2/3
Kemiringan =0,002 (rencana) I = 703,29591 mm/jam
Q =VxA c. Perhitungan debit limpasan
Q = 1/n. R2/3.S1/2. A
1,1765 x 10-5 = (1/0,015). (A/P)2/3.(0,002)1/2. (πr2) Q = 0,002778 C.I.A
1,1765 x 10-5 = (66,6667). (πr2/2πr)2/3(0,0447).(3,14. r2) Q = 0,002778x0,1x703,2959x 0,0031588
1,1765 x 10-5 = (9,361676). (0,5r)2/3. r2 Q = 0,000617 m3/dtk
1,1765 x 10-5 = 4,68084. r8/3 3. Debit limpasan total =0,12551+0,000617
r8/3 = 1,1765 x 10-5 / 4,68084
r 8/3 = 2,51344.10-6 m
Debit limpasan total =0,12613 m3/dtk
r = 7,945.10-3 m Hasil perhitungan debit limpasan tersebut
d = 0,01589 m kemudian ditambahkan dengan debit pipa
d = 1,589 cm
dari lapangan sepakbola sehingga debit
asumsi air 1/3h : total Q = 0,12629 m3/detik. Dari hasil
d = 1,589 cm x 3 = 4,767 cm
Sehingga pipa yang digunakan dilubangi trial perhitungan, direncanakan bahwa
di bagian atas pipa, dengan ukuran yang slope saluran adalah 0,0015 dengan
paling mendekati adalah pipa PVC panjang saluran I maksimum 60,427
dengan diameter 2 inch atau sama dengan meter didapat dimensi saluran : lebar (b)
5,08 cm. = 0,3 m dan tinggi (h) = 0,7 m.
4.3 Perencanaan Sistem Drainase 4.3.2 Perencanaan Sistem Drainase
Permukaan Menuju Bak Penampung Saluran
4.3.1 Perencanaan Sistem Drainase I
Menuju Saluran I Dari hasil perhitungan didapat
Perhitungan debit limpasan pada debit total yang masuk ke tiap–tiap bak
saluran I dimana ada debit limpasan track penampung adalah 0,20977 m3/detik.
atletik dan debit limpasan area galah. Rencana bak penampung :
Diketahui data–data : Panjang = 1 meter
A track atletik = 0,065704606 ha Lebar = 0,3 meter
A area galah = 0,003158802 ha Tinggi = 0,8 meter
Track atletik (C) = 0,9 (data) Maka, volume bak = 1 x 0,3 x 0,8
Area galah (C) = 0,1 (data) = 0,24 m3
S track atletik = 0,008 (data) 4.3.3 Perhitungan Kapasitas dan
S area galah = 0,004 (data) Dimensi Pipa Menuju Box
L track atletik = 0,009790 km Penampung Saluran II
L area galah = 0,008136 km Dengan debit dari bak penampung
1. Debit limpasan track atletik sebesar 0,20977 m3/detik, maka dimensi
a. Perhitungan waktu konsentrasi pipa dengan diameter 35,56 cm = 14 inch
Tc = [(0,87xL2)/(1000xS)]0,385 dapat digunakan untuk mengalirkan air
Tc =[(0,87x 0,009792)/(1000x0,008)]0,385 menuju box penampung saluran II.
Tc = 0,01208 jam Digunakan pipa sebanyak 2 buah.
b. Perhitungan intensitas hujan
4.3.4 Perencanaan Sistem Drainase Maka, volume box = 1,0 x 0,5 x 1
Menuju Saluran II = 0,5 m3
Perhitungan debit limpasan pada 4.3.6 Perhitungan Kapasitas dan
saluran II dimana ada debit limpasan Dimensi Pipa Menuju Saluran III
track pasir, rumput, dan paving. Dengan debit dari box penampung
Diketahui: paling besar 0,32679 m3/detik, maka
L (panjang aliran terjauh) =0,017482 km dimensi pipa dengan diameter 45,72 cm =
S (kemiringan)= 0,04 (data) 18 inch dapat digunakan untuk
A1 pasir = 0,029409835 ha mengalirkan air dari box penampung
A2 rumput = 0,050815798 ha saluran II menuju saluran III. Digunakan
A3 paving = 0,014329021 ha pipa sebanyak 2 buah.
C1 pasir = 0,1 4.3.7 Perencanaan Sistem Drainase
C2 rumput = 0,2 Menuju Saluran III
C3 paving = 0,6 Debit yang harus dihitung berasal
Perhitungan koefisien limpasan dari debit limpasan pada atap tribun
gabungan : stadion ditambahkan dengan hasil
Cgabungan = (A1x C1) + (A2 x C2) + (A3 x C3) perhitungan debit pada tiap-tiap box
Atotal penampung saluran II. Sehingga didapat
Cgabungan = (294,09835 x 0,1) + (508,15798 x 0,2) + (143,29021 x 0,6)
945,54645 total debit yang masuk menuju saluran III
Cgabungan = 0,229513354 sebesar 1,95428 m3/detik. Dari hasil trial
 Perhitungan waktu konsentrasi perhitungan, direncanakan bahwa slope
Tc = [(0,87 x L2) / (1000 x S)]0,385
Tc = [(0,87 x 0,0174822) /(1000 x 0,04)]0,385
saluran adalah 0,0005 dengan panjang
Tc = 0,01016 jam saluran III 448,7013 meter didapat
 Perhitungan intensitas hujan dimensi saluran : lebar (b) = 1,5 m dan
I = (R24 / 24) x (24 / tc)2/3 tinggi (h) = 1,5 m.
I = (116,0114 / 24) x (24 / 0,01016)2/3 4.4 Analisis Saluran Pembuang
I = 857,60164 mm/jam Total debit dari saluran III adalah
 Perhitungan debit limpasan sebesar 3,90856 m3/detik. Sebelum
Q = 0,002778 C.I.A
Q = 0,002778x0,2295133x857,60164 x 0,09455 masuk ke saluran pembuang air masuk
Q = 0,05169 m3/dtk menuju tampungan saluran III dengan
Hasil perhitungan debit limpasan diatas dimensi:
adalah debit paling besar yang masukke Panjang = 1,5 meter
saluran II. Sehingga dijadikan dasar Lebar = 1,5 meter
perencanaan dimensi. Dengan debit Kedalaman = 2,0 meter
sebesar Q = 0,05169 m3/dtk serta dengan Maka, volume tampungan = 1,5x2,0 x 1,5
kemiringan rencana 0,003, dengan = 4,5 m3
panjang saluran II maksimum menuju Dari tampungan tersebut, air akan
box penampung 71,88 meter maka masuk menuju saluran pembuang. Dinas
didapat dimensi saluran : lebar (b) = 0,3 Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik telah
m dan tinggi (h) = 0,45 m. merencanakan saluran drainase baru
4.3.5 Perencanaan Box Penampung akibat tambahan buangan air dari
Saluran II dibangunnya Stadion Bukit Lengis. Data
Dari hasil perhitungan didapat yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan
debit total paling besar yang masuk ke Umum Kabupaten Gresik merencanakan
box penampung saluran II adalah saluran pembuang stadion dengan:
0,32679 m3/dtk. Rencana dimensi box Lebar saluran pembuang : 1,00 meter
penampung: Tinggi saluran pembuang : 1,00 meter
Panjang = 1,0 meter Dari hasil trial perhitungan, diperoleh
Lebar = 0,5 meter bahwa saluran yang direncanakan oleh
Tinggi = 1,0 meter Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Gresik dengan dimensi lebar = 1 meter, h. Pipa PVC AW Ø 2” (Pipa
tinggi = 1 meter,dan slope rencana 0,015 Perforated).
tidak cukup untuk menampung debit hasil i. Tanah dasar lokasi.
perhitungan sebesar 3,90856 m3/detik. 3. Perencanaan sistem drainase
Setidaknya, saluran rencana yang bawah permukaan dilakukan
digunakan adalah dengan lebar = 1,25 pada lapangan sepak bola.
meter dan tinggi = 1 meter. Maka dari itu, Dengan penggunaan pipa pvc
diberikan rekomendasi kepada Dinas aw yang dilubangi diatasnya
Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik digunakan pipa dengan diameter
mengenai pelebaran saluran pembuang. 2” yang diletakkkan pada
Sehingga air buangan dari dibangunnya elevasi +37,43 atau dibawah
stadion dapat tercukupi masuk ke saluran struktur lapisan tanah lapangan
pembuang yang langsung dibuang sepak bola. Dengan panjang
menuju Kali Lamong. pipa maksimum 36,45 meter,
aliran dari pipa akan masuk ke
saluran keliling lapangan
5. KESIMPULAN (saluran I).
Berdasarkan hasil perencanaan, 4. Sistem drainase permukaan
dapat disimpulkan sebagai berikut : direncanakan mengikuti hasil
1. Hasil perhitungan curah hujan dari perencanaan sistem
rancangan dengan distribusi log drainase bawah permukaan.
Pearson III dengan kala ulang Direncanakan ada tiga saluran
10 tahun sebesar 116,0114 utama pada stadion, dengan :
mm/hari. Debit total yang a. Saluran I, dimensi : lebar (b)
dialirkan oleh pipa pada = 0,3 m dan tinggi (h) = 0,7
lapangan sepak bola sebesar meter.
0,000633 m3/detik. Total debit b. Saluran II, dimensi : lebar
limpasan dari track atletik, area (b) = 0,3 m dan tinggi (h) =
galah, area rumput, area paving, 0,45 meter.
area pasir, dan atap tribun serta c. Saluran III, dimensi : lebar
debit air kotor tribun sebesar (b) = 1,5 m dan tinggi (h) =
3,90792 m3/detik. 1,5 meter
2. Perencanaan struktur tanah pada Selain saluran, direncanakan pula
lapangan sepak bola : tampungan–tampungan untuk
a. Rumput (lapangan sepak mengumpulkan air dari tiap-tiap
bola). saluran. Dengan perencanaan :
b. Pasir urug dan pupuk a. Bak penampung saluran I,
kandang (4:1) dengan tebal dimensi : panjang (p) = 1 m,
15 cm. lebar (b) = 0,3 m, tinggi (h)
c. Pasir urug dengan tebal 10 = 0,8 meter.
cm. b. Pipa untuk mengalirkan air
d. Pasir murni dengan tebal 10 dari bak penampung saluran
cm. I menuju box penampung
e. Geokomposit Exceldrain saluran II digunkan pipa pvc
EX-T dengan tebal 1,3309 aw Ø 14”. Digunakan dua
cm. pipa pada tiap–tiap bak
f. Batu koral Ø 3 – 10 mm penampung.
dengan tebal 5 cm c. Box penampung saluran II,
g. Batu koral Ø 10 – 20 mm dengan dimensi : panjang
dengan tebal 20 cm.
(p) = 1 m, lebar (b) = 0,5 m, Chow, Ven Te. 1992. Hidrolika Saluran
tinggi (h) = 1 m. Terbuka. Jakarta: Erlangga.
d. Pipa untuk mengalirkan air Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi.
dari box penampung saluran Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
II menuju saluran III Koerner, Robert M. 1989. Designing with
digunakan pipa pvc aw Ø Geosynthetics. New Jersey:
18”. Digunakan dua pipa Prentice-Hall Inc.
pada tiap–tiap box Limantara, Lily M. 2009. Hidrologi
penampung. Teknik Sumber Daya Air – 2.
e. Saluran talang pada tribun Malang : CV. Asrori
stadion dengan dimensi M. Das, Braja. 1998. Mekanika Tanah
:lebar (b) = 0,6 m dan tinggi (Prinsip – prinsip Rekayasa
(h) = 0,6 m. Geosintetis) Jilid I.
f. Pipa untuk mengalirkan air Jakarta:Erlangga
dari saluran talang menuju Prodjopangarso, Hardjoso. 1987.
saluran III dengan diameter Drainasi. Yogyakarta:
Ø 10”. Laboratorium P4S Fakultas Teknik
g. Tampungan saluran III yang Universitas Gajah Mada.
digunakan untuk Suhardjono, 1984. Drainasi. Malang:
menampung air sebelum UPT Fakultas Teknik Universitas
dibuang ke saluran Brawijaya.
pembuang dengan dimensi: Suripin. 2004. Sistem Drainase
panjang (p) = 1,5 m, lebar Perkotaan Yang Berkelanjutan.
(b) = 1,5 m, dan tinggi (h) = Yogyakarta: Andi.
2 m. Triatmodjo, Bambang. 2010. Hidrologi
5. Diketahui bahwa debit total yang Terapan. Yogyakarta : Beta Offset.
masuk ke tampungan saluran III
sebesar 3,90856 m3/detik.
Sedangkan saluran pembuang yang
direncanakan oleh Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Gresik dengan
dimensi lebar (b) = 1 meter dan
tinggi (h) = 1 meter tidak cukup
untuk mengalirkan debit hasil
perhitungan. Maka diberikan
rekomendasi untuk memperbesar
saluran dengan dimensi lebar (b) =
1,25 m dan tinggi (h) = 1 m.

DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Yogyakarta : Gadjah Mada
Unversity Press.
American Wick Drain. 2015. Exceldrain
EX-T Prefabricated Turf Stip Drain.
Monroe, NC.
http://www.americanwick.com
(diakses 22 desember 2014).
LAMPIRAN

TAMPUNGAN
P = 1,5 m
L = 1,5 m
T = 2,0 m
Elevasi Muka Tanah = + 37,68179
Elevasi Dasar = + 35,68179

SALURAN III B SALURAN III A


B = 1,5 m B = 1,5 m
H = 1,5 m H = 1,5 m
Elevasi Muka Tanah = + 37,68179 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
Elevasi Muka Tanah = + 37,68179
Elevasi Dasar Saluran= + 36,18179 Elevasi Dasar Saluran= + 36,18179 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK
SALURAN II E SALURAN II D
BOX PENAMPUNG Y BOX PENAMPUNG X
B = 0,3 m B = 0,3 m
P = 1,0 m P = 1,0 m
H = 0,45 m H = 0,45 m DIRENCANAKAN
L = 0,5 m L = 0,5 m
T = 1,0 m Elevasi Muka Tanah = + 37,68179 Elevasi Muka Tanah = + 37,68179
T = 1,0 m
Elevasi Dasar = + 36,68179 Elevasi Dasar Saluran = + 37,23179 Elevasi Dasar Saluran = + 37,23179
Elevasi Dasar = + 36,68179
PIPA PVC
Ø = 18"
Elevasi = + 37,13899 SALURAN I F SALURAN I E PIPA PVC
B = 0,3 m B = 0,3 m Ø = 18"
PIPA PVC H = 0,7 m PIPA PVC
H = 0,7 m Elevasi = + 37,13899
Ø = 14" Elevasi Muka Tanah = + 38,00 Ø = 14"
Elevasi Muka Tanah = + 38,00 Ardy Satriya
Elevasi = + 37,5556 Elevasi Dasar Saluran= + 37,30 Elevasi = + 37,5556
Elevasi Dasar Saluran= + 37,30 115060400111031
SALURAN II F SALURAN II C
B = 0,3 m B = 0,3 m
H = 0,45 m BAK PENAMPUNG R H = 0,45 m DIPERIKSA
BAK PENAMPUNG Q
Elevasi Muka Tanah = + 37,68179 P = 1,0 m Elevasi Muka Tanah = + 37,68179 DOSEN PEMBIMBING I
P = 1,0 m
Elevasi Dasar Saluran = + 37,23179 L = 0,3 m L = 0,3 m Elevasi Dasar Saluran = + 37,23179
T = 0,8 m T = 0,8 m
Elevasi Dasar= + 37,20 Elevasi Dasar = + 37,20
PIPA PVC (PERFORATED) Ø=2"
SALURAN I G Elevasi Lapangan = + 38,00 SALURAN I D
B = 0,3 m Elevasi Pipa = + 37,43 B = 0,3 m
H = 0,7 m H = 0,7 m
Elevasi Muka Tanah = + 38,00 Elevasi Muka Tanah = + 38,00
Elevasi Dasar Saluran= + 37,30 Elevasi Dasar Saluran= + 37,30
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
SALURAN I H 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
27
B = 0,3 m SALURAN I C
H = 0,7 m B = 0,3 m Ir. M. Janu Ismoyo, MT.
Elevasi Muka Tanah = + 38,00 H = 0,7 m NIP. 19580102 198601 1 001
Elevasi Dasar Saluran= + 37,30 Elevasi Muka Tanah = + 38,00
SALURAN II G PIPA PVC (PERFORATED) Ø=2" Elevasi Dasar Saluran= + 37,30 SALURAN II B
B = 0,3 m Elevasi Lapangan = + 38,00 B = 0,3 m DIPERIKSA
H = 0,45 m BAK PENAMPUNG S Elevasi Pipa = + 37,43 BAK PENAMPUNG P H = 0,45 m DOSEN PEMBIMBING II
Elevasi Muka Tanah = + 37,68179 P = 1,0 m P = 1,0 m Elevasi Muka Tanah = + 37,68179
Elevasi Dasar Saluran = + 37,23179 L = 0,3 m L = 0,3 m Elevasi Dasar Saluran = + 37,23179
T = 0,8 m T = 0,8 m
Elevasi Dasar = + 37,20 Elevasi Dasar = + 37,20

PIPA PVC SALURAN I A SALURAN I B PIPA PVC


Ø = 14" B = 0,3 m B = 0,3 m Ø = 14"
Elevasi = + 37,5556 H = 0,7 m H = 0,7 m Elevasi = + 37,5556
BOX PENAMPUNG Z Elevasi Muka Tanah = + 38,00 Elevasi Muka Tanah = + 38,00 BOX PENAMPUNG W
P = 1,0 m Elevasi Dasar Saluran= + 37,30 Elevasi Dasar Saluran= + 37,30 P = 1,0 m
L = 0,5 m L = 0,5 m Dian Chandrasasi, ST.,MT.
T = 1,0 m T = 1,0 m NIK. 780702 06 1 2 0139
Elevasi Dasar = + 36,68179 Elevasi Dasar = + 36,68179

JUDUL GAMBAR SKALA


SALURAN II H SALURAN II A
B = 0,3 m B = 0,3 m
H = 0,45 m H = 0,45 m DETAIL
Elevasi Muka Tanah = + 37,68179 Elevasi Muka Tanah = + 37,68179
Elevasi Dasar Saluran = + 37,23179 Elevasi Dasar Saluran = + 37,23179
DRAINASE STADION 1 : 1667
PIPA PVC PIPA PVC BUKIT LENGIS
Ø = 18" Ø = 18"
Elevasi = + 37,13899 Elevasi = + 37,13899 LOKASI:
STADION BUKIT LENGIS
KABUPATEN GRESIK
+ 37.68179 + 37.68179
LEGENDA
MUKA BETON
SALURAN
DETAIL DRAINASE STADION BUKIT LENGIS MUKA
AIR
Skala 1 : 1667 DASAR
SALURAN

+ 37.68179

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai