1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara. Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: imam_effendi@usu.ac.id
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email : Ivan_indrawan@usu.ac.id
3
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
ABSTRAK
Kota Medan sebagai kota ketiga terbesar di Indonesia, diharuskan mampu memiliki stadion bertaraf
internasional. Stadion bertaraf internasonal tersebut tidak terlepas dari kondisi lapangan sepak bola yang
mampu mengatasi limpasan air hujan pada permukaan, maupun pemanfaatan air yang efisien. Dalam
perencanaan ini menggunakan Sistem sel, dimana sistem ini adalah suatu sistem yang saling menautkan
antara sistem drainasi dengan sistem irigasi. Sistem drainase yang digunakan adalah dengan
menggunakan subdrain (drainase bawah permukaan), dengan nilai intensitas hujan diperhitungkan
berdasarkan curah hujan harian maksimum selama 10 tahun (2001-2010), yaitu sebesar 180 mm/jam.
Pada lapisan tanah menggunakan lapisan porus setebal 0,45 m yang terdiri dari lapisan pasir setebal 0,30
m dengan nilai nilai Koefisien hidrolis (K1) = 2,5 m/hari, dan lapisan kerikil yang berada dibawahnya
setebal 0,15 m, dengan nilai Koefisien hidrolis (K2) = 150 m/hari. Kebutuhan penyiraman rumput zoysia
matrella 135,66 m/7hari. Sistem irigasi yang digunakan adalah sprinkler irrigation (irigasi curah). Air
dipompa dengan menggunakan pompa lalu dipancarkan dengan nozzle (kepala penyemprot). Dari hasil
perencanaan Dengan sistem ini hampir seluruh air hujan dapat terserap dengan cepat, sehingga tidak
sempat terjadi genangan di lapangan, sehingga dapat menciptakan kondisi lapangan sepak bola tetap baik
dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dan dengan pengolahan air yang seefisien mungkin.
Kata kunci: Stadion Teladan Medan, limpasan, sistem sel, drainase, irigasi.
ABSTRACT
Medan as the third largest city in Indonesia, are required to be able to have a stadium of international
standard. Internasonal standard stadium is not independent of the condition of the football field that can
handle rainwater runoff on the surface, as well as the efficient use of water. In this plan using cell
systems, where the system is a system of inter-linking between the drainage system irrigation system.
Drainage system is to use subdrain (subsurface drainage), with rainfall intensity value is calculated based
on the maximum daily rainfall for 10 years (2001-2010), which amounted to 180 mm / hour. In the soil
using 0.45 m thick porous layer consisting of a 0.30 m thick layer of sand with a hydraulic coefficient
values (K1) = 2.5 m / day, and a layer of gravel that are below 0.15 m thick, with hydraulic coefficient
values (K2) = 150 m / day. Zoysia grass needs watering matrella 135.66 m / 7hari. The irrigation system
used is sprinkler irrigation (irrigation bulk). Water is pumped by the pump and then transmitted to the
nozzle (spray head). From the results of the planning system, almost all rainwater can be absorbed
quickly, so it had been a puddle on the ground, so as to create conditions remain good football field by
utilizing existing facilities and water treatment as efficiently as possible.
Seiring dengan rencana Indonesia untuk mendaftarkan diri seba-gai calon tuan rumah Piala Dunia (World
Cup) pada tahun 2022, oleh karena itu Indonesia diharapkan dapat membangun stadion stadion berstandar
internasional. Salah satu stadion yang akan dijadikan proyek jangka panjang Indonesia ini adalah stadion Teladan
Medan.
Stadion teladan merupakan stadion kebanggaan masyarakat medan yang merupakan homebase kandang
bagi klub asal kota medan yaitu PSMS Medan. Oleh karena itu Medan sebagai salah satu dari tiga kota terbesar di
Indonesia, diharapkan mampu membangun sebuah stadion megah yang berstan-dar internasional yang dapat
menyelenggarakan pertandingan - pertandingan internasional berdasar-kan standar FIFA.
Kondisi lapangan yang rusak dapat disebabkan oleh dua faktor utama yaitu sistem penyiraman yang kurang
baik dan sistem peresapan konvensional yang dapat menyebabkan limpasan permukaan. Oleh karena itu pada
perencanaan ini akan dibahas sistem peresapan dan penyiraman yang dinamakan sistem sel. Sistem ini tidak hanya
mengatasi masalah peresapan yang kurang baik, tetapi juga dapat menumbuhkan rumput lapangan yang hijau, subur,
dan kuat.
Permasalahan yang menjadi tujuan dari perencanaan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimana perencanaan peresapan yang bisa mengatasi masalah limpasan permukaan pada lapangan sepak
bola ?
Berapa besar kebutuhan air untuk penyiraman tanaman rumput Zoysia Matrella ?
Berapa besar kapasitas tampungan bak peresapan (ground tank ?
Berapa kapasitas pompa yang dibutuhkan untuk penyiraman tanaman rumput Zoysia Matrella?
Dimensi saluran
Kedalaman saluran
Jarak (spasi) antar saluran.
a. Dimensi saluran
Besar debit air yang akan dialiri:
Q = Kc . C . I . A
dengan:
Q = debit banjir maksimum (m3/dt)
C = koefisien pengaliran
I = intensitas hujan rerata selama waktu tiba banjir (mm/jam)
Q = Kc .C.I.A
= 0,278 x 0,90 x 180 mm/jam x 0,007140 km2
= 0,322 m3/det
Instalasi system sel pada lapangan sepak bola direncanakan 20 area (lihat gambar perencanaan) , maka debit (Q)
puncak masing masing area :
Cos
Sin
BC = OC x sin60
= 0,50 D x (0,8660)
= 0,4330 D
Luas AOC= (0,5 x BC x OB)2
= (0,5 x 0,4330 D x 0,25 D) x 2
= 0,108 D2
Luas O = 0,25 x x D2
= 0,25 x 3,14 x D2
= 0,785 D2
Luas juring AOC
A = Luas O Luas juring AOC + L AOC
D = 0,251 m = 10 inch
Diambil diameter pipa 10 inch.
b. Kedalaman Saluran
Untuk menunjang permainan syarat mutlak yang harus dimiliki lapangan sepak bola adalah bebas dari
genangan, untuk itu lokasi lahan dilapisi dengan material porous sebelum ditanami rumput. Air hujan yang jatuh
dianggap seluruhnya meresap kedalam tanah karena adanya pergantian lapisan yang lebih porous.
Material yang digunakan adalah kerikil dan pasir. Kedalaman pasir adalah 30 cm terletak pada lapisan
paling atas, dibawah lapisan pasir terdapat kerikil dengan ketebalan 15 cm, sehingga total kedalaman adalah 45 cm.
Pipa drainase dipasang pada saluran dengan ukuran 30 cm x 30 cm pada dasar lapisan. Lapisan ijuk dipasang
mengelilingi pipa dengan ketebalan 3 cm untuk menyaring tanah agar tidak masuk ke dalam pipa. Penampang
melintang saluran drainase bawah permukaan dapat dilihat digambar.
Gambar 2. Lapisan lapangan
Diameter pipa ditentukan sebesar 8 inch. Mengingat muka air tanah yang dalam, rancangan lahan yang
terdiri dari dua lapis (yaitu lapisan kerikil dengan nilai K = 150 m/hari dan lapisan pasir dengan nilai K = 2
m/hari) serta kedalaman saluran pipa yang relative dangkal, maka rancangan dimensi saluran didekati dari
jumlah air hujan yang harus dialirkan akibat terjadinya curah hujan maksimum, sehingga penentuan jarak
saluran dihitung dengan persamaan (2 1 )
Dengan :
h = tinggi muka air resapan diatas saluran dan ditengah tengah kedua saluran (m)
Cara menghitung L :
L dihitung menggunakan tabel 2.4 dengan cara coba coba, contoh perhitungan :
Untuk jarak antara pipa pada perencanaan saluran drainase bawah tanah adalah 10 meter.
Acuan dasar dalam menentukan jarak spasi antar sprinkler adalah kondisi angin di daerah perencanaan,
berikut adalah tabel pengaruh kecepatan angin pada jarak sprinkler :
No Wind 21 24 27 30 33
0 2,5 18 21 24 27 30
2,5 5,0 15 18 21 24 27
Over 5,0 9 12 12 15 15
Berdasarkan data klimatologi kota Medan, kecepatan angin rata rata adalah sebesar 0,42 m/detik. Maka
jarak spasi antar sprinkler yang dijinkan adalah :
= 36,3 gpm x 8
= 290,4 gpm
= 65,94984 m3/jam
Maka waktu penyiraman sprinkler untuk memenuhi kebutuhan air dari rumput adalah selama 2 jam 3 menit 26
detik.
Dimana :
Maka :
Dimana :
Maka :
Dimana :
Maka :
dimana :
Q = debit pengaliran
C = koefisien chezy
D = diameter pipa
L = Panjang Pipa
Jumlah sprinkler F
1 1,0
2 0,625
3 0,518
4 0,469
5 0,440
6 0,421
7 0,408
8 0,398
9 0,391
10 0,385
12 0,376
14 0,370
16 0,365
18 0,361
20 0,359
22 0,357
Maka untuk mendapatkan besar Diameter pipa dilakukakan cara Trial and Erorr
Maka dipilih pipa lateral yang berdiameter 76,2 mm (2,151 < 7,7418 ) dan pipa utama berdiameter 101,6 m
(0,621 <0,6279).
c. Perencanaan Pompa
Diketahui :
Hn = Ha + 0,75 Hf + Hr
= 72,4335 meter.
Dimana :
Ht = Hn + Hm + Hj + Hs
= 77,0816 meter.
Dimana :
P = kapasitas pompa
Q = debit pompa
H = Tekanan yang dibutuhkan
= berat jenis air
C = konstanta
= efisiensi pompa
Maka :
= 12,48 hp.
Fungsi dari Ground Tank adalah untuk menampung air pada waktu hujan dan menggunakannya lagi
bila diperlukan kembali pada musim kering atau berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan air. Dimensi
Ground Tank yang direncanakan merupakan kapasitas minimal untuk memenuhi kebutuhan air tanaman pada
daerah studi.
Air yang dibutuhkan untuk penyiraman rumput Zoysia Matrella adalah sebesar 465 gallon/1000 square
feet ( sumber : zoysiagrass in florida )
Dimana :
1 ft = 12 inch
1 inch = 2,54 cm
Maka:
= 19 l/m2 x 7140 m2
= 135660 liter
= 135,66 m3/m2/minggu
= 135,66 m3 x 4 minggu
= 542,640 m3/m2/bulan.
Berdasarkan kebutuhan air untuk penyiraman rumput maka diambil volume ground tank yang direncanakan
memiliki kapasitas Volume 600 m3 (20m x 10m x 3m), sehingga ground tank mampu menampung air yang
akan digunakan untuk penyiraman.
IV. KESIMPULAN
Dari perencanaan peresapan dan penyiraman lapangan sepak bola Stadion Teladan Medan, diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Sistem peresapan menggu-nakan sistem drainase bawah permukaan dengan model herring bone(tulang
ikan).
b. Sistem drainase menggunakan pipa pvc dengan diameter pipa percabangan 10 inch dan diameter pipa
kolektor 15 inch.
d. Material yang digunakan sebagai lapisan lapangan adalah kerikil dan pasir. Kedalaman pasir adalah 30 cm
terletak pada lapisan paling atas, dibawah lapisan pasir terdapat lapisan kerikil dengan ketebalan 15 cm,
sehingga total kedalaman adalah 45 cm. Pipa drainasi dipasang pada saluran dengan ukuran 30 cm x 30cm
pada dasar lapisan. Lapisan ijuk dipasang mengelilingi pipa dengan ketebalan 2 cm untuk menyaring tanah
agar tidak masuk ke dalam pipa.
e. Kebutuhan air untuk irigasi penyiraman rumput Zoysia Matrella yaitu 135,66 m3/m2/7 hari.
f. Sistem penyiraman menggu-nakan sistem irigasi curah (sprinkler) dengan menggu-nakan nozzle series
8005 Rainbird berjumlah delapan (8) buah.
g. Pompa yang digunakan untuk mengalirkan air dari tampungan ke nozzle men-gunakan pompa dengan
kapasitas pompa 12,48 hp.
DAFTAR PUSTAKA
Das, Braja m, 1991. Mekanika Tanah ( Prinsip prinsip Rekaya Geoteknik ). Penerbit Erlangga, Jakarta.
Chow, Ven Te. 1992. Hidrolika Saluran Terbuka. Penerbit Erlangga, Jakarta.
FIFA. 2001. FIFA Quality Concept for Football
Turf,http://www.fifa.com/mm/document/afdeveloping/pitchequip/maintenance_artificial_pitch_en_341.pdf
. (diakses tanggal 14 April 2012)
Gupta, Ram S, 1989. Hydrology and Hydraulic Systems. Printice-Hall, Inc. A Division of Simon &Schuster.
Kodoatie, Robert J, 2002. Hidrolika Terapan: Aliran Pada Saluran Terbuka dan Pipa. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Limantara, Montarcih Lily. 2010. Hidrologi Praktis. Lubuk Agung, Bandung.
Linsey, Ray k, 1985. Teknik Sumber Daya Air jilid I. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Soemarto, C.D, 1999. Hidroligi Teknik. Penerbit Erlangga, Jakarta.
SNI. 03-3646-1994. Perencanaan Teknik Bangunan Stadion,http:www.bsn.or.id/sni/sni_detail.php?sni_id=4838.
(Diakses tanggal 14 April 2012)
Zoysiagrass in Florida 1. Richard L. Duble, Turfgrass Specialist. Institute of Food and Agricultural Sciences.
Florida