Anda di halaman 1dari 23

NAMA : FRANSISKUS J. HARJONO KELAS/NO.

ABSEN : B/31

TUGAS 10. DRAINASE KELAS B 031122


MAKALAH PENUH (FULL PAPER) PERTEMUAN 12
DRAINASE KHUSUS
(DRAINASE LAPANGAN OLAHRAGA S/D
DRAINASE LANDASAN PACU PESAWAT)
DOSEN : 
IR. I MADE UDIANA, MT.

KELOMPOK 10

1 FRANSISKUS JANUARIO NIM.190601007


. HARJONO 3

2 NIM.190601007
SEMI RINALDI NIAB
. 8

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022
LANJUTAN BAB V

DRAINASE KHUSUS

Sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan. Drainase
khusus adalah drainase yang dibuat pada daerah-daerah khusus seperti jalan raya, jembatan
dan lapangan olahraga serta memiliki tujuan khusus untuk kesehatan. Lahan yang biasanya
perlu dilakukan drainase khusus ialah tempat yang praktis selalu tergenang air. Dengan
demikian tanah mempunyai sifat kurang atau tidak subur.

5.3 Drainase Lapangan Olahraga

Sistem drainase untuk lapangan olah raga bertujuan untuk mengeringkan lapangan
agar tidak terjadi genangan air bila terjadi hujan, karena bila timbul genangan air maka
akan mengganggu dan membahayakan pemakai lapangan. Oleh karena itu diusahakan agar
air dapat cepat meresap ke dalam tanah secara infiltrasi.Stadion olah raga atau stadion
utama umumnya digunakan untuk kepentingan olah raga sepak bola dan atletik. Lapangan
sepak bola terletak di tengah yang juga digunakan untuk perlombaan atletik, dikelilingi
oleh jalur lari (running track). Lapangan sepak bola berupa lapangan rumput, sedangkan
jalur lari berupa tanah campuran dengan syarat-syarat tertentu.Guna mencegah air dari luar
masuk ke stadion, maka di sekeliling stadion harus dibuat selokan terbuka di luar stadion,
sedangkan di dalam stadion pada tepi lapangan dibuat selokan keliling untuk mengalirkan
air hujan ke luar stadion.Berikut ini adalah gambar 5.1 Struktur Lapangan Olahraga

Gambar 5.1 Struktur Lapangan Olahraga


Sumber: https://koran.tempo.co,2016
Dalam perencanaan sistem drainase lapangan olahraga perlu diperhatikan beberapa hal
diantaranya:

a. Konstruksi sistem drainase diusahakan agar dapat mengeringkan dengan cepat, namun
tidak mengganggu pertumbuhan rumput.
b. Daerah yang ditangani cukup luas dan tidak memungkinkan untuk dibuat suatu lubang
masukan (inlet).
c. Daya resap tanah harus baik sehingga infiltrasi dapat berlangsung dengan baik dan
tidak terjadi genangan-genangan air.
d. Tanah tidak boleh tererosi, limpasan (run off) dan kemiringan lapangan kecil dengan i
≤ 0,007.
e. Pada sekeliling lapangan sepak bola yang berbatasan dengan jalur lari dibuat saluran
pengumpul (collector drain) berupa pipa berlubang untuk menampung air yang
meresap ke dalam tanah tersebut.
f. Pembebanan air dari luar direduksi dengan membuat saluran di sekeliling lapangan.
Salah satu faktor utama yang menentukan baik atau tidaknya lapangan olahraga yang
ada adalah kemampuan sistem drainasenya. Bahkan jika melihat lebih jauh tentang
konstruksi lapangan olahraga, maka sistem drainase yang telah dikembangkan selama
bertahun-tahun dan terus dicari metode baru yang paling efisien. Karena dalam esensi
dasar lapangan olahraga air harus secepat mungkin didrain agar tidak tergenang.

Dalam perencanan drainase terutama di lapangan olahraga, hal yang sangat perlu
diperhatikan adalah kemampuan infiltrasi tanah. Infiltrasi tanah yang umumnya dijumpai
di alam berkisar pada kecepatan 430 mm/hari – 860 mm/hari, sedangkan persentasi pori di
sekitar berkisar antara 10% – 50 % dengan daya resap 43 mm/hari – 430 mm/hari. Namun
hasil penelitian di laboratorium umumnya berbeda dengan keadaan di lapangan karena
tanah yang tidak homogen, terdapat retak bekas akar dan sebagainya. Selain itu daya resap
air juga dipengaruhi oleh adanya lapisan kedap air, muka air tanah yang terletak dekat
dengan muka tanah, dan keadaan tanah, diantaranya kadar pori tanah, besar butiran dan
jenis tanah. Infiltrasi tanah dapat dirumuskan dengan melalui rumus pendekatan sebagai
berikut:

………………………………………………….….(Pers. 1)

……………………………………………………..(Pers. 2)
Kemampuan sistem drainase untuk mendrain :

………………………………………………………………………….(Pers. 3)

……………………………………………..………………(Pers. 4)

dimana:

I = volume air tanah bagian diarsir

V = kecepatan infiltrasi

1/m = faktor terkoreksi karena air yang masuk hanya dari bagian yang diarsir = 4/5

5.3.1 Kriteria perencanaan dan perancangan drainase untuk lapangan olahraga


Drainase lapangan sepak bola dengan lapangan atletik menggunakan 2 sistem, yaitu
drainase permukaan (surface drainage) dan drainase bawah permukaan (sub-surface
drainage). Kriteria Perencanaan drainase lapangan olahraga adalah sebagai berikut:
a. Konstruksi sistem drainase diusahakan agar dapat mengeringkan dengan
cepat, tetapi tidak mengganggu pertumbuhan rumput.
b. Daerah yang akan ditangani cukup luas dan tidak memungkinkan untuk dibuat
suatu lubang pemasukan (inlet).
c. Limpasan permukaan sekecil mungkin, erosi tidak dibolehkan
d. Infiltrasi sebesar mungkin
e. Piping dicegah dengan jalan memberi filter pada sambungan-sambungan pipa.
f. Pembebanan air dari luar dihilangkan dengan membuat saluran disekeliling
lapangan
g. Infiltrasi pada tanah yang dijumpai dialam berkisar pada kecepatan (V) 430 s.d.
860 mm/hari.
h. Persentase pori (P) berkisar 10 s.d. 50 %
i. Daya resap (q) = p . V = 43 s.d. 430 mm/hari.
j. Hasil penelitian dilaboratorium biasanya berbeda dengan keadaan dialam
karena tanah tidak homogen, terdapat retak-retak bekas akar dsb.
1. prinsip dan cara peresapan

Prinsip dan cara peresapan pada lapangan olahraga menggunakan sistem


drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage). Air hujan yang jatuh di
permukaan tanah sebagian akan run off dan sebagian akan meresap ke tanah.
Untuk mempercepat pengeringan air di atas permukaan atau menurunkan muka
air tanah maka pada kedalaman tertentu dipasang pipa drain yang di sebelah
atasnya berlubang-lubang.

Menurut Prodjopangarso (1987), faktor-faktor yang diperhatikan dalam


perencanaan drainase bawah permukaan adalah:

a. Perencanaan struktur dan permeabilitas tanah


b. Perencanaan Geotekstil
c. Laju infiltrasi
d. Jarak pipa (drain spacing)
e. Diameter pipa
f. Debit maksimum yang dilayani tiap pipa

Gambar 5.2 Perencanaan Struktur Tanah Drainase Bawah Pemukaan


Sumber: https.nanopdf.com,2020

2. kecepatan rembesan tanah


Yang dimaksud dengan kecepatan rembesan tanah adalah kemampuan tanah
dalam meresap air. Untuk menghitung nilai kecepatan rembesan menggunakan
persamaan Darcy (Braja, 1998: 81):

v = k. I.................................................................................................... (Pers. 5)

dimana:

v = kecepatan rembesan (cm/dt)

k = koefisien rembesan (cm/dt)

I = gradient hidraulik

Nilai gradien hidraulik dapat dicari dengan persamaan (Braja, 1998: 80):

i = ∆H / L................................................................................................ (Pers. 6)

Untuk nilai k pada tanah yang berlapis-lapis dan arah alirannya vertikal
digunakan kv(eq) dengan persamaan (Braja, 1998: 92):

Kv(eq) = ....................................................... (Pers. 7)

Dimana:

k = koefisien permeabilitas (cm/dt)

h = ketebalan lapisan tanah (cm)

3. geotekstil

Geotekstil adalah material lembaran yang dibuat bahan tekstil polymeric


bersifat lolos air, yang dapat berbentuk bahan nir-anyam (non woven) atau
anyaman (woven). Geotekstil berfungsi sebagai filter dan separator, yaitu
menahan butiran tanah sekaligus mengalirkan air ke dalam sistem drainase.

4. diameter pipa
Besarnya diameter pipa dihitung dengan menggunakan rumus Manning
sebagai berikut:

Q = A x V............................................................................................... (Pers. 8)

V = R2/3 . S1/2........................................................................................ (Pers. 9)

dimana:

Q = kapasitas saluran (m3/dt)

A = luas penampang (m3)

V = kecepatan aliran rata-rata (m/dt)

n = koefisien kekasaran Manning

R = jari-jari hidrolis (m)

s = kemiringan dasar saluran

Harga koefisien Manning (n) ditetapkan berdasarkan pada bahan yang


membentuk tubuh saluran. Dalam hal ini saluran berupa pipa PVC dengan harga
n berkisar antara 0,009 – 0,012.

5. jarak pipa drain (drain spacing)

Untuk menghitung tinggi air resapan yang direncanakan dan jarak saluran
pada kedalaman tertentu, dipakai rumus Hooghoudt sebagai berikut
(Prodjooangarso, 1987):

R=q= ............................................................................ (Pers. 10)

dimana:

L = jarak saluran (m)


Ka = konduktivitas hidrolis untuk lapisan di atas saluran (m/dt)

Kb = konduktivitas hidrolis untuk lapisan di bawah saluran (m/dt)

h = tinggi muka air resapan di atas saluran & antara kedua saluran (m)

D = jarak dari lapisan kedap ke muka air pada saluran drainase (m)

d = Equivalent depth yaitu fungsi dari L, ro dan D yang dicari dari tabel

hooghoudt sebagai pengganti ketebalan D (m)

6. sketsa saluran dan arah aliran air

rencana aliran air yang akan dikeringkan pada lapangan sepakbola. Air
hujan sebagian besar meresap masuk ke saluran drainase bawah permukaan dan
sebagian ke saluran drainase permukaan Kemiringan i = 0,007. berikut gambar
5.3 Sketsa Saluran dan Arah Aliran Air

Gambar 5.3 Sketsa Saluran dan Arah Aliran Air

Sumber : slideserve.com,2014

Saluran-saluran yang digunakan pada perencanaan drainase lapangan


olahraga adalah sebagai berikut :

a. Saluran Penerima (Interceptor Drain)


Sebagai interceptordrain, bisanya dalam perencanaannya digunakan pipa PVC
(polyvinylchlorida) dengan lubang pori dipermukaannya.
b. Saluran Pengumpul (CollectorDrain)
Diperbatasan lapangan sepakbola dan lintasan atletik ditempatkan pipa kolektor
untuk mengumpulakan air yang berasal baik dari lintasan atletik ataupun
lapangan sepakbola
c. Inlet
Inlet yaitu saluran khusus untuk menghubungkan collectordrain dengan saluran
utama digunakan pipa PVC (polyvinyl chlorida).
d. Saluran Utama (Main Drain)
Sebagai saluran utama, digunakan saluran (parit) yang terdapat pada bahu jalan
disekeliling lokasi lapangan Sepak Bola. Untuk saluran utama, kapasitas
salurannya tidak dianalisa karena dianggap akan mampu menampung debit
aliran dari drainase lapangan sepak bola.

a. sketsa lapisan lapangan bola

Rumput
Lapisan penutup
Pasir urug

Pasir murni

Kerikil Ø 2 – 10 mm

Kerikil Ø 10 – 20 mm

Gambar 5.4 Sketsa Lapisan Lapangan Bola

Sumber : slideserve.com,2014

Keterangan penampang melintang dari lapangan olahraga :


a. Lapisan penutup terdiri dari campuran antara pasir urug san pupuk kandang (2
– 4): 1.
b. Pasir urug = 50% pasir (sand) + 25% lumpur (silt) + 25 % lempung (clay)

b. sketsa lapisan lintasan atletik

Campuran khusus
Ijuk

Sistel (bubuk batu bata)

Batu Koral

Gambar 5.5 Sketsa Lapisan Lintasan Atletik

Sumber : slideserve.com,2014

20 – 26 % Diameter 5 mm = 100%

47 – 52 % Diameter 4 mm = 75 %

15 – 20 % Diameter 0,05 = 20 %

4–6% Diameter 0,02


Gambar 5.6 Gradasi Campuran Khusus Lapangan Atletik

Sumber : slideserve.com,2014

Campuran khusus terdiri dari:

1. Pecahan genting halus diameter kurang dari 5 mm.


2. Pasir urug
3. Kapur

Manfaat pecahan genting:

1. Agar daya resap baik


2. Tanah menjadi kasat

Manfaat kapur:

1. Menstabilkan campuran
2. Untuk mengikat lempung agar tidak lunak bila terlalu banyak air

c. pipa pengumpul (Collector drain)


Stadion olahraga untuk lapangan olahraga dan jalur atletik umumnya
dikelilingi tembok pembatas dengan luar stadion.Batas antara keliling lapangan
sepak bola dengan lapangan jalur atletik harus ada collector drain untuk
mengumpulkan air yang berasal baik dari lintasan atletik ataupun lapangan sepak
bola.berikut adalah gambar 5.7 pipa pengumpul

Gambar 5.7 Pipa Pengumpul

Sumber : slideserve.com,2014

5.3.2 Teknis Pelaksanaan Drainase Lapangan Olah raga

1.Tahap Penggalian parit sebagai tempat Pipa HDPE sebagai saluran bawah tanah .

2. Pemasangan Geotextile non woven di parit untuk pemisah dengan lapisan tanah asli
setelah itu dipasang Pipa HDPE dan ditutup dengan split butiran kasar sebagai
penyaluran air ke pipa . Untuk lapisan terakhir digunakan geotextile non woven lagi
sebagai pemisah dengan pasir sebagai media tanam dan drainase.

3. Tahap pembentukan elevasi kemiringan sebagai run off air sehingga air dapat dialirkan
ke parit dan dialirkan oleh Pipa HDPE. untuk kemiringan menggunakan alat baby
roller sehingga lebih mudah .

4. Tahap Pengurugan pasir pilihan sebagai media tanam.


5. Setelah tahap pengurugan media tanam maka dibuat tahap pembentukan lahan
sehingga didapatkan kemiringan yang sesuai dengan rencana antara 0,2% - 0,5 %
sehingga diharapkan didapatkan pengaliran air permukaan.

6. Penanaman stolon (batangan ) rumput dengan jarak yang telah ditentukan sehingga
diharapkan tumbuh sempurna dan Mendapatkan supply air dan cahaya yang cukup
perstolon .

7. Tahap terakhir merupakan tahap pemeliharaan , di tahap ini susah-susah gampang


dikarenakan perawatan yang sangat intensif dan penyiraman dimana air tanah yang
dipakai harus dicek kandungan mineralnya agar dapat mengoptimalkan pertumbuhan
rumput.

5.4 Drainase Landasan Pacu Pesawat

Airport adalah area daratan atau air yang secara regular dipergunakan untuk kegiatan
tinggal landas (take off) dan mendarat (landing) pesawat udara, dilengkapi dengan fasilitas
untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat, naik turun penumpang, dan barang
sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.

Drainase pelabuhan udara,pembahasan difokuskan pada drainase run way dan


shoulder. Run way pelabuhan udara digunakan untuk take off dan landing pesawat
terbang,merupakan konstruksi pekerasan dari aspal atau beton.shoulder berada pada sisi
kiri dan kanan run way,merupakan area tanah yang sulit diresapi yang ditanami dengan
rumput,sehingga air mengalir lebih banyak dipermukaan tanah dan sedikit infiltrasi.

Shoulder merupakan area untuk pesawat udara yang mengalami kesulitaan saat
mendarat atau mengudara.lebar shoulder lebih besar dari run way.pada area shoulder yang
umumnya terdiri dari dua kemiringan,pada pertemuan perbedaan kemiringan tersebut pada
jarak tertentu direncanakan inlet,sesuai dengan analisis perencanaan saluran drainase muka
tanah.

5.4.1 Jenis-jenis drainase lapangan terbang

Run way dengan pekerasan aspal atau beton dan jika shoulder merupakan area
tanah yang sulit diresapi dengan 55 persen mengalir di muka tanah dan 45 persen meresap
kedalam tanah,maka analisis kapasitas atau debit hujan mempergunakan formula drainase
muka tanah atau surface drainage.
Gambar 5.8 Dua Tipe Tampang Melintang Pelabuhan Udara

Sumber :modul

Kemiringan kearah melintang untuk run way umumnya lebih kecil atau sama dengan 1,50
persen,kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50 persen sampai 5 persen. Kemiringan ke arah
memanjang ditentukan sebesar lebih kecil atau sama dengan 0,10 persen.

Ketentuan dari FAA,genangan air di permukaan run way maksimum 14 cm,dan harus
segera di drain dialirkan di sekeliling pelabuhan udara terutama di sekeliling run way dan
shoulder,harus ada saluran terbuka untuk drainase mengalirkan air (interception ditch) dari sisi luar
pelabuhan udara.

1) Drainase permukaan
Drainase permukaan, berfungsi untuk menangani air permukaan
disekitar lapangan terbang, khususnya yang berasal dari hujan. Adapun
langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan debit rencana (berupa aliran permukaan / runoff)
2. Menentukan layout drainase permukaan, yaitu:
a. Penentuan layoutsystem drainase permukaan didesain
berdasarkan hasil akhir peta kontur landasan pacu (run way),
landasan taksi (taxi way) dan apron.
b. Layout harus dapat menghindari gerusan dan pengendapan
saluran.
c. Jika digunakan saluran bulat maka diameter minimumnya
tidak boleh kurang dari 12 inchi (30 cm).
d. Jarak antar inlet (lubang pemasukan) ke arah memanjang
berkisar antara 60-120 m. sedangkan jauhnya tidak lebih dari
75 ft (22.5 m) dari tepi perkerasan.
e. Inlet pada apron diletakkan pada perkerasan.
f. Drainase bawah permukaan
2). Drainase bawah
Drainase bawah permukaan berfungsi untuk membuang air dari basecourse,
membuang air dari subgrade dibawah permukaan, menerima, mengumpulkan,
dan membuang air dari mata air atau lapisan tembus air.Untuk saluran bawah
tanah dapat dipakai pipa berlubang dengan bahan pipa terbuat dari metal, beton,
PVC, dll. Lubang-lubang biasanya meliputi sepertiga dari keliling pipa.
Drainase bawah muka tanah untuk pelabuhan udara,adalah penghamparan
lapisan pasir dibawah pekerasan run way dan drainase bawah muka tanah pada
area shoulder.
Shoulder dengan lapisan tanah yang keras sulit diresapi mempunyai
koefisien run off 0,55 berarti 45 persen air meresap kedalam tanah.meresapnya
air ini dapat dilakukan drainase bawah muka tanah dengan menggunakan pipa
drain dengan jarak dan kedalaman rencana dengan posisi melintang run way dan
kemiringan searah dengan kemiringan shoulder.pipa-pipa drain berujung pada
sisi dalam saluran muka tanah run way,ditampung pipa drain sekunder dengan
kemiringan sama dengan kemiringan saluran muka tanah run way.
Lapisan tanah shoulder dapat diganti dengan tanah pasir,sehingga waktu
resapan dapat lebih cepat.koefisien resapan tanah pasir lebih cepat meresap
dibandingkan tanah keras.

5.4.2 Fungsi dan tujuan drainase lapangan terbang


a. Fungsi drainase lapangan terbang:
1. Intersepsi dan mengalirkan air permukaan tanah yang berasal dari lokasi di
sekitar lapangan terbang.
2. Membuang air permukaan dari lapangan terbang.
3. Membuang air bawah tanah dari lapangan terbang.
b. Tujuan drainase lapangan terbang:
1. Mempertahankan daya dukung tanah.
2. Menjaga agar landasan pacu (run way) dan bahu jalan (shoulder) tidak
digenangi air.
5.4.3 Kriteria perencanaan drainase lapangan terbang
Pada tahap perencanaan drainase untuk sebuah lapangan terbang perlu
diperhatikan hal-hal berikut :
a. Saluran drainase harus berada dibawah muka tanah dan tidak memotong
landasan pacu, agar pada saat perawatan tidak mengganggu.
b. Tanah di bawah run way, taxi way dan apron harus mempunyai daya
dukung yang cukup kuat terhadap beban pesawat terbang yang lalu di
atasnya.
c. Air dari luar wilayah landasan terbang tidak boleh membebani sistem
drainase lapangan udara. Genangan air akibat air hujan dan tebal salju
maksimum 10 cm di atas run way dan harus segera dapat dikeringkan.
d. Kemiringan run way kecil sekali yaitu maksimum 1% ke arah memanjang
dan 1,5% ke arah melintang, dengan kemiringan shoulder ke arah melintang
maksimum 2,5 – 5%.
e. Sistem drainase lapangan terbang harus baik. Tidak diperkenankan ada
selokan terbuka, kecuali selokan keliling lapangan terbang
(interceptionditch) yang menampung air yang akan memasuki lapangan
terbang dari daerah sekelilingnya.
f. Saluran drainase lapangan terbang didesain dengan intensitas hujan 1 kali
dalam 5 tahun terlampaui. Yang berarti dalam waktu 5 tahun boleh terjadi
banjir 1 kali atau banjir dengan periode ulang 5 tahun.

Gambar 5.9 Tampak Atas Landasan Pacu


Sumber:
Gambar 5.10 Penampang Melintang Landasan Pacu
Sumber:

Perancangan suatu system drainase lapangan udara mempunyai beberapa


persyaratan yang harus dipenuhi,yaitu:
1. Kemiringan run way memanjang maksimum 1 %
2. Kemiringan shoulder melintang maksimum 2,5-5 %
3. Kemiringan run way melintang maksimum 1,5 %
4. Banjir 1 x dalam 10 tahun (periode ulang hujan 10 tahun)

Perencanaa drainase menurut peraturan FAA:


a. Untuk lapangan terbang sipil digunakan hujan rencana dengan kala ulang 5
tahun
b. Untuk lapangan terbang militer digunakan hujan rencana dengan kala ulang 2
tahun
c. Penentuan layout sistem drainase permukaan didesain berdasarkan hasil akhir
peta kontur landasan pacu (run way), landasan taksi (taxi way), dan apron.
d. Layout harus dapat menghindari gerusan dan pengendapan saluran.
e. Jika digunakan saluran bulat maka diameter minimumnya tidak boleh kurang
dari 12 inchi (30 cm).
f. Jarak antar inlet (lubang pemasukan) ke arah memanjang berkisar antara 60 –
120 m sedangkan jauhnya tidak lebih dari 75 ft (22,5 m) dari tepi perkerasan.
g. Inlet pada apron diletakkan pada perkerasan.
Pedoman acuan perencanaan biasanya mengacu pada:
1. FAA (Federal Aviation Administration)
2. ICAO (International Civil Aviation Organization)
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 70 Tahun 2001 tentang
kebandarudaraan
4. Kepmen perhubungan No. KK 44 Tahun 2002 tentang Tatanan
Kebandarudaraan Nasional.

Contoh soal

a. Perhitungan Hidrologi Saluran


Runway = aspal
Luas (A) = 5,8355 Ha
Panjang (L) = 1,768 m
Elevasi Hulu = 78.,45 m
Elevasi Hilir = 76,68 m
C aspal = 0,9
Penyelesaian :
ΔH = 78,45 m – 76,68 m = 1,77 m

(S)

= 0,001
Tc =

= 1,469jam

It =

= 34,4373 mm/jam

Qr = 1/360 x C x I x A

= 1/360 x 0,9 x 34,4373 x 5.8355

= 0,5024 m³/s

b. Perhitungan Hidrolika Saluran

Contoh perhitungan penampang segi empat pada saluran (SR-1A) seperti


pada gambar:

 Perhitungan Hidrolika Saluran:

Bentuk saluran = Segi Empat

Bahan/Material = Beton

Tinggi Aliran = 0,7


Lebar Aliran = 0,68

Tinggi jagaan = 0,25.h

Penyelesaian :

A =Bxh

= 0,68 x 0,7

= 0,476 m²

P = B + 2h

= 0,68 + 2(0,7)

= 2,08 m

R =

= 0,2288 m

V =

V =

= 1,0762 m/s

Q =AxV
= 0,476 x 1,0762

= 0,5123 m³/s

Htotal = h + 0,25h

= 0,7 + (0,25 x 0,7)

= 0,875 m

 Perhitungan Dimensi Inlet :

I = 33,2545 mm/jam
A = 58355 m2
= 5,8355 ha
C runway = 0,9
Penyelesaian :

Q = xCxIxA

= x 0,9 x 33,2545 x 5,8355

R = 0.4851 m³/s

Asumsi: B = H
A =B.H
= H . H = H2
P = 2B + 2H = 2H + 2H = 4H

S= = = 0,25 H

V =

V =

= 1,1408 =

Q =A.V

0.4851 = H 2 x 0,5916𝐻2/3
0.4851 = 1.1408 𝐻8/3

H =

H = 0,726 m ≈ 0,73 m
B =H

= 0,726 m ≈ 0,73 m
Berdasarkan peraturan Federation Aviation Administration (FAA) jarak antar
inlet memanjang berkisar antara 60 sampai dengan 120 meter.

DAFTAR PUSTAKA
https://koran.tempo.co/read/ilmu-dan-teknologi/392686/pamor-rumput-palsu-di-
arena

PPT - DRAINASE LAPANGAN OLAH RAGA PowerPoint Presentation, free download -


ID:4513049 (slideserve.com)

Anda mungkin juga menyukai