ABSEN : B/31
KELOMPOK 10
2 NIM.190601007
SEMI RINALDI NIAB
. 8
DRAINASE KHUSUS
Sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan. Drainase
khusus adalah drainase yang dibuat pada daerah-daerah khusus seperti jalan raya, jembatan
dan lapangan olahraga serta memiliki tujuan khusus untuk kesehatan. Lahan yang biasanya
perlu dilakukan drainase khusus ialah tempat yang praktis selalu tergenang air. Dengan
demikian tanah mempunyai sifat kurang atau tidak subur.
Sistem drainase untuk lapangan olah raga bertujuan untuk mengeringkan lapangan
agar tidak terjadi genangan air bila terjadi hujan, karena bila timbul genangan air maka
akan mengganggu dan membahayakan pemakai lapangan. Oleh karena itu diusahakan agar
air dapat cepat meresap ke dalam tanah secara infiltrasi.Stadion olah raga atau stadion
utama umumnya digunakan untuk kepentingan olah raga sepak bola dan atletik. Lapangan
sepak bola terletak di tengah yang juga digunakan untuk perlombaan atletik, dikelilingi
oleh jalur lari (running track). Lapangan sepak bola berupa lapangan rumput, sedangkan
jalur lari berupa tanah campuran dengan syarat-syarat tertentu.Guna mencegah air dari luar
masuk ke stadion, maka di sekeliling stadion harus dibuat selokan terbuka di luar stadion,
sedangkan di dalam stadion pada tepi lapangan dibuat selokan keliling untuk mengalirkan
air hujan ke luar stadion.Berikut ini adalah gambar 5.1 Struktur Lapangan Olahraga
a. Konstruksi sistem drainase diusahakan agar dapat mengeringkan dengan cepat, namun
tidak mengganggu pertumbuhan rumput.
b. Daerah yang ditangani cukup luas dan tidak memungkinkan untuk dibuat suatu lubang
masukan (inlet).
c. Daya resap tanah harus baik sehingga infiltrasi dapat berlangsung dengan baik dan
tidak terjadi genangan-genangan air.
d. Tanah tidak boleh tererosi, limpasan (run off) dan kemiringan lapangan kecil dengan i
≤ 0,007.
e. Pada sekeliling lapangan sepak bola yang berbatasan dengan jalur lari dibuat saluran
pengumpul (collector drain) berupa pipa berlubang untuk menampung air yang
meresap ke dalam tanah tersebut.
f. Pembebanan air dari luar direduksi dengan membuat saluran di sekeliling lapangan.
Salah satu faktor utama yang menentukan baik atau tidaknya lapangan olahraga yang
ada adalah kemampuan sistem drainasenya. Bahkan jika melihat lebih jauh tentang
konstruksi lapangan olahraga, maka sistem drainase yang telah dikembangkan selama
bertahun-tahun dan terus dicari metode baru yang paling efisien. Karena dalam esensi
dasar lapangan olahraga air harus secepat mungkin didrain agar tidak tergenang.
Dalam perencanan drainase terutama di lapangan olahraga, hal yang sangat perlu
diperhatikan adalah kemampuan infiltrasi tanah. Infiltrasi tanah yang umumnya dijumpai
di alam berkisar pada kecepatan 430 mm/hari – 860 mm/hari, sedangkan persentasi pori di
sekitar berkisar antara 10% – 50 % dengan daya resap 43 mm/hari – 430 mm/hari. Namun
hasil penelitian di laboratorium umumnya berbeda dengan keadaan di lapangan karena
tanah yang tidak homogen, terdapat retak bekas akar dan sebagainya. Selain itu daya resap
air juga dipengaruhi oleh adanya lapisan kedap air, muka air tanah yang terletak dekat
dengan muka tanah, dan keadaan tanah, diantaranya kadar pori tanah, besar butiran dan
jenis tanah. Infiltrasi tanah dapat dirumuskan dengan melalui rumus pendekatan sebagai
berikut:
………………………………………………….….(Pers. 1)
……………………………………………………..(Pers. 2)
Kemampuan sistem drainase untuk mendrain :
………………………………………………………………………….(Pers. 3)
……………………………………………..………………(Pers. 4)
dimana:
V = kecepatan infiltrasi
1/m = faktor terkoreksi karena air yang masuk hanya dari bagian yang diarsir = 4/5
v = k. I.................................................................................................... (Pers. 5)
dimana:
I = gradient hidraulik
Nilai gradien hidraulik dapat dicari dengan persamaan (Braja, 1998: 80):
i = ∆H / L................................................................................................ (Pers. 6)
Untuk nilai k pada tanah yang berlapis-lapis dan arah alirannya vertikal
digunakan kv(eq) dengan persamaan (Braja, 1998: 92):
Dimana:
3. geotekstil
4. diameter pipa
Besarnya diameter pipa dihitung dengan menggunakan rumus Manning
sebagai berikut:
Q = A x V............................................................................................... (Pers. 8)
dimana:
Untuk menghitung tinggi air resapan yang direncanakan dan jarak saluran
pada kedalaman tertentu, dipakai rumus Hooghoudt sebagai berikut
(Prodjooangarso, 1987):
dimana:
h = tinggi muka air resapan di atas saluran & antara kedua saluran (m)
D = jarak dari lapisan kedap ke muka air pada saluran drainase (m)
d = Equivalent depth yaitu fungsi dari L, ro dan D yang dicari dari tabel
rencana aliran air yang akan dikeringkan pada lapangan sepakbola. Air
hujan sebagian besar meresap masuk ke saluran drainase bawah permukaan dan
sebagian ke saluran drainase permukaan Kemiringan i = 0,007. berikut gambar
5.3 Sketsa Saluran dan Arah Aliran Air
Sumber : slideserve.com,2014
Rumput
Lapisan penutup
Pasir urug
Pasir murni
Kerikil Ø 2 – 10 mm
Kerikil Ø 10 – 20 mm
Sumber : slideserve.com,2014
Campuran khusus
Ijuk
Batu Koral
Sumber : slideserve.com,2014
20 – 26 % Diameter 5 mm = 100%
47 – 52 % Diameter 4 mm = 75 %
15 – 20 % Diameter 0,05 = 20 %
Sumber : slideserve.com,2014
Manfaat kapur:
1. Menstabilkan campuran
2. Untuk mengikat lempung agar tidak lunak bila terlalu banyak air
Sumber : slideserve.com,2014
1.Tahap Penggalian parit sebagai tempat Pipa HDPE sebagai saluran bawah tanah .
2. Pemasangan Geotextile non woven di parit untuk pemisah dengan lapisan tanah asli
setelah itu dipasang Pipa HDPE dan ditutup dengan split butiran kasar sebagai
penyaluran air ke pipa . Untuk lapisan terakhir digunakan geotextile non woven lagi
sebagai pemisah dengan pasir sebagai media tanam dan drainase.
3. Tahap pembentukan elevasi kemiringan sebagai run off air sehingga air dapat dialirkan
ke parit dan dialirkan oleh Pipa HDPE. untuk kemiringan menggunakan alat baby
roller sehingga lebih mudah .
6. Penanaman stolon (batangan ) rumput dengan jarak yang telah ditentukan sehingga
diharapkan tumbuh sempurna dan Mendapatkan supply air dan cahaya yang cukup
perstolon .
Airport adalah area daratan atau air yang secara regular dipergunakan untuk kegiatan
tinggal landas (take off) dan mendarat (landing) pesawat udara, dilengkapi dengan fasilitas
untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat, naik turun penumpang, dan barang
sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.
Shoulder merupakan area untuk pesawat udara yang mengalami kesulitaan saat
mendarat atau mengudara.lebar shoulder lebih besar dari run way.pada area shoulder yang
umumnya terdiri dari dua kemiringan,pada pertemuan perbedaan kemiringan tersebut pada
jarak tertentu direncanakan inlet,sesuai dengan analisis perencanaan saluran drainase muka
tanah.
Run way dengan pekerasan aspal atau beton dan jika shoulder merupakan area
tanah yang sulit diresapi dengan 55 persen mengalir di muka tanah dan 45 persen meresap
kedalam tanah,maka analisis kapasitas atau debit hujan mempergunakan formula drainase
muka tanah atau surface drainage.
Gambar 5.8 Dua Tipe Tampang Melintang Pelabuhan Udara
Sumber :modul
Kemiringan kearah melintang untuk run way umumnya lebih kecil atau sama dengan 1,50
persen,kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50 persen sampai 5 persen. Kemiringan ke arah
memanjang ditentukan sebesar lebih kecil atau sama dengan 0,10 persen.
Ketentuan dari FAA,genangan air di permukaan run way maksimum 14 cm,dan harus
segera di drain dialirkan di sekeliling pelabuhan udara terutama di sekeliling run way dan
shoulder,harus ada saluran terbuka untuk drainase mengalirkan air (interception ditch) dari sisi luar
pelabuhan udara.
1) Drainase permukaan
Drainase permukaan, berfungsi untuk menangani air permukaan
disekitar lapangan terbang, khususnya yang berasal dari hujan. Adapun
langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan debit rencana (berupa aliran permukaan / runoff)
2. Menentukan layout drainase permukaan, yaitu:
a. Penentuan layoutsystem drainase permukaan didesain
berdasarkan hasil akhir peta kontur landasan pacu (run way),
landasan taksi (taxi way) dan apron.
b. Layout harus dapat menghindari gerusan dan pengendapan
saluran.
c. Jika digunakan saluran bulat maka diameter minimumnya
tidak boleh kurang dari 12 inchi (30 cm).
d. Jarak antar inlet (lubang pemasukan) ke arah memanjang
berkisar antara 60-120 m. sedangkan jauhnya tidak lebih dari
75 ft (22.5 m) dari tepi perkerasan.
e. Inlet pada apron diletakkan pada perkerasan.
f. Drainase bawah permukaan
2). Drainase bawah
Drainase bawah permukaan berfungsi untuk membuang air dari basecourse,
membuang air dari subgrade dibawah permukaan, menerima, mengumpulkan,
dan membuang air dari mata air atau lapisan tembus air.Untuk saluran bawah
tanah dapat dipakai pipa berlubang dengan bahan pipa terbuat dari metal, beton,
PVC, dll. Lubang-lubang biasanya meliputi sepertiga dari keliling pipa.
Drainase bawah muka tanah untuk pelabuhan udara,adalah penghamparan
lapisan pasir dibawah pekerasan run way dan drainase bawah muka tanah pada
area shoulder.
Shoulder dengan lapisan tanah yang keras sulit diresapi mempunyai
koefisien run off 0,55 berarti 45 persen air meresap kedalam tanah.meresapnya
air ini dapat dilakukan drainase bawah muka tanah dengan menggunakan pipa
drain dengan jarak dan kedalaman rencana dengan posisi melintang run way dan
kemiringan searah dengan kemiringan shoulder.pipa-pipa drain berujung pada
sisi dalam saluran muka tanah run way,ditampung pipa drain sekunder dengan
kemiringan sama dengan kemiringan saluran muka tanah run way.
Lapisan tanah shoulder dapat diganti dengan tanah pasir,sehingga waktu
resapan dapat lebih cepat.koefisien resapan tanah pasir lebih cepat meresap
dibandingkan tanah keras.
Contoh soal
(S)
= 0,001
Tc =
= 1,469jam
It =
= 34,4373 mm/jam
Qr = 1/360 x C x I x A
= 0,5024 m³/s
Bahan/Material = Beton
Penyelesaian :
A =Bxh
= 0,68 x 0,7
= 0,476 m²
P = B + 2h
= 0,68 + 2(0,7)
= 2,08 m
R =
= 0,2288 m
V =
V =
= 1,0762 m/s
Q =AxV
= 0,476 x 1,0762
= 0,5123 m³/s
Htotal = h + 0,25h
= 0,875 m
I = 33,2545 mm/jam
A = 58355 m2
= 5,8355 ha
C runway = 0,9
Penyelesaian :
Q = xCxIxA
R = 0.4851 m³/s
Asumsi: B = H
A =B.H
= H . H = H2
P = 2B + 2H = 2H + 2H = 4H
S= = = 0,25 H
V =
V =
= 1,1408 =
Q =A.V
0.4851 = H 2 x 0,5916𝐻2/3
0.4851 = 1.1408 𝐻8/3
H =
H = 0,726 m ≈ 0,73 m
B =H
= 0,726 m ≈ 0,73 m
Berdasarkan peraturan Federation Aviation Administration (FAA) jarak antar
inlet memanjang berkisar antara 60 sampai dengan 120 meter.
DAFTAR PUSTAKA
https://koran.tempo.co/read/ilmu-dan-teknologi/392686/pamor-rumput-palsu-di-
arena