Anda di halaman 1dari 31

Kuliah Drainase

FASDARSYAH
Camp Nou

Old Trafford

Gelora Bung Karno !!


TUJUAN
 Sistem drainase untuk lapangan olah raga bertujuan
untuk mengeringkan lapangan olah raga agar tidak
terjadi genangan air apabila terjadi hujan. Genangan
akan mengganggu dan membahayakan pemakai
lapangan.
Jenis-jenis lapangan olah raga
 Sepakbola
 Golf
 Sepakbola america (american football)
 Rugby
 Cricket
 Tenis
 Bowling greens
 Atletik
Kriteria Perencanaan
 Konstruksi sistem drainase diusahakan agar dapat
mengeringkan dengan cepat, tetapi tidak mengganggu
pertumbuhan rumput.
 Daerah yang akan ditangani cukup luas dan tidak
memungkinkan untuk dibuat suatu lubang
pemasukan (inlet).
 Limpasan permukaan sekecil mungkin, erosi tidak
dibolehkan
 Infiltrasi sebesar mungkin
 Piping dicegah dengan jalan memberi filter pada
sambungan-sambungan pipa.
 Pembebanan air dari luar dihilangkan dengan
membuat saluran di sekeliling lapangan.
 Infiltrasi pada tanah yang dijumpai di alam
berkisar pada kecepatan (V) 430 s.d. 860 mm/hari.
 Persentase pori (P) berkisar 10 s.d. 50 %
 Daya resap (q) = p . V = 43 s.d. 430 mm/hari.
 Hasil penelitian di laboratorium biasanya berbeda
dengan keadaan di alam karena tanah tidak
homogen, terdapat retak-retak bekas akar dsb.
 Prinsip & cara peresapan air pada lapangan olah raga

 Lihat bab tentang “Drainase Bawah Permukaan”


Sketsa saluran dan arah aliran air
Saluran
pengumpul

Saluran
menuju
drainase
di luar
lapangan
Pipa Pengumpul (Collector Drain)
Lintasan atletik Lapangan sepakbola
i ≤ 0,007 i ≤ 0,007

Pipa kolektor

Di perbatasan lapangan sepakbola dan lintasan


atletik dipasang pipa pengumpul (collector drain).
Sketsa lapisan lapangan sepakbola
Rumput
Lapisan penutup

Pasir urug

Pasir murni

Kerikil Ø 2 – 10 mm

Kerikil Ø 10 – 20 mm

Lapisan penutup terdiri dari campuran antara pasir urug dan pupuk
kandang (2 s.d. 4) : 1
Pasir urug = 50% pasir (sand) + 25% lumpur (silt) + 25% lempung (clay)
Sketsa lapisan lintasan atletik
5 Campuran khusus
2 Ijuk
5 Sistel (bubuk batu bata)

20-25 Batu koral


Proses Pekerjaan Rumput Lap. Sepakbola Stadion Gedebage Kota Bandung
Rumput merupakan hal yang paling disorot di sebuah stadion dikarenakan
sebagus apapun sarana dan prasarananya tetaplah obyek yang diliat adalah
lapangan bola yang menyuguhkan pemain yang berlaga di sebuah stadion.
dalam mendesain lapangan bola hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

 Iklim daerah : bila iklim tropis seperti di Indonesia


paling cocok emang rumput alami dikarenakan sinar
matahari yang lumayan terik dan panas hampir
sepanjang tahun menjaga kesuburan dan regenerasi
rumput di sebuah stadion. Mengapa tidak rumput
sintetis ? rumput sintetis sangat tidak cocok dengan
hawa panas karena bisa mencapai suhu 69 derajat
celcius sedangkan rumput alami yang memang sangat
membutuhkan cahaya dapat mencapai suhu puncak
32 derajat celcius.
 Media Tanam : Dalam mendesain lapangan bola hal
yang sangat vital bukan hanya rumput itu sendiri tapi
sistem penanamannya dan media tanam , hal ini
disebabkan media tanam berfungsi sekaligus untuk
drainase sebuah lapangan bola. Di Stadion Gedebage
menggunakan pasir dengan kandungan clay sedikit
sehingga mengalirkan air dan menyerap air lebih baik
sehingga diharapkan bila hujan tidak sempat
menggenang dan langsung dialirkan ke drainase
bawah lapangan.
Drainase : Di lapangan bola faktor ini merupakan faktor yang paling vital bagaimana
membuat drainase untuk rumput bekerja dengan baik membutuhkan desain yang
matang selain pemilihan material yang tepat.
setelah menyerap lewat pasir (media tanam) maka akan dialirkan ke Pipa HDPE (pipa Horizontal
Drain) setelah itu dialirkan ke drainase utama stadion. Pipa HDPE disini merupakan pipa perforated
dan berlobang / berpori sehingga air lebih mudah terserap dan dialirkan.Sedangkan untuk
geotextile digunakan sebagai pemisah antara tanah asli dengan media drainase dan tumbuh
sehingga tidak bercampur saat hujan .

 untuk urutan pekerjaan di stadion Gedebage itu


sendiri antara lain :
1. Tahap Penggalian parit sebagai tempat Pipa HDPE
sebagai saluran bawah tanah
2. Pemasangan Geotextile non woven di parit untuk pemisah dengan lapisan tanah asli
setelah itu dipasang Pipa HDPE dan ditutup dengan split butiran kasar sebagai
penyaluran air ke pipa . Untuk lapisan terakhir digunakan geotextile non woven lagi
sebagai pemisah dengan pasir sebagai media tanam dan drainase.
3. Tahap pembentukan elevasi kemiringan sebagai run off air sehingga air dapat dialirkan
masuk ke parit dan dialirkan oleh Pipa HDPE. untuk kemiringan menggunakan alat baby
roller sehingga lebih mudah.
4. Tahap Pengurugan pasir pilihan sebagai media tanam
5. Setelah tahap pengurugan media tanam maka dibuat tahap pembentukan lahan
sehingga didapatkan kemiringan yang sesuai dengan rencana antara 0,2% - 0,5 %
sehingga diharapkan didapatkan pengaliran air permukaan.
6. Tahap ke 6 adalah penanaman stolon (batangan ) rumput dengan jarak yang
telah ditentukan sehingga diharapkan tumbuh sempurna dan mendapatkan
supply air dan cahaya yang cukup perstolon.
7.Tahap terakhir merupakan tahap pemeliharaan , di
tahap ini sebenernya susah-susah gampang dikarenakan
perawatan yang sangat intensif dan penyiraman dimana
air tanah yang dipakai harus dicek kandungan
mineralnya agar dapat mengoptimalkan pertumbuhan
rumput.
 Pada akhirnya akan didapatkan rumput yang rapat dan
menyambung dalam waktu 6-8 bulan. Memang
memakan waktu lebih lama tapi hasilnya lebih
maksimal dibanding sistem plugging / lembaran
dikarenakan akar sudah menyatu dengan media
tanam dan lapisan claynya relatif lebih sedikit.

Anda mungkin juga menyukai