18 NTB 2016 PDF
18 NTB 2016 PDF
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Sistematika Penyajian 1
BAB II GAMBARAN UMUM 3
A. KeadaanGeografis 3
B. Kependudukan 4
C. Ekonomi 7
D. Pendidikan 8
E. Kesejahteraan Sosial 9
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 12
A. Angka Harapan Hidup (AHH) 12
B. Angka Kematian 13
C. Angka Kesakitan (Morbiditas) 17
D. Status Gizi Masyarakat 42
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 46
A. Pelayanan Kesehatan Dasar 46
B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 66
C. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 69
D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar 70
E. Pelayanan Kefarmasian 75
BAB V Situasi Sumber Daya kesehatan 76
A. Sarana Kesehatan 76
B. Tenaga Kesehatan 83
C. Pembiayaan Kesehatan 85
BAB VI KESIMPULAN 87
DAFTAR PUSTAKA 88
Lampiran
Lampiran Tabel 1 –81 90-177
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar III.10 Cakupan Penderita Diare Ditangani di Provinsi NTB Tahun
26
2011-2016
Gambar III.11 Penemuan Kasus Baru Kusta di Provinsi NTB Tahun 2012-
27
2016
Gambar III.12 Pravalensi Rate Kusta di Provinsi NTB Tahun 2007-2016 28
Gambar III.13 Cakupan Penderita Kusta Selesai Berobat (RFT) di Provinsi
29
NTB Tahun 2011-2016
Gambar III.14 Trend Kasus dan Rate AFP Non Polio di Provinsi NTB Tahun
30
2011-2016
Gambar III.15 Trend Kasus dan Kematian Tetanus Neonatorum di Provinsi
31
NTB Tahun 2011-2016
Gambar III.16 Trend Kasus Campak di Provinsi NTB Tahun 2011-2016 33
Gambar III.17 Trend Kasus Polio di Provinsi NTB Tahun 2011-2016 34
Gambar III.18 Penemuan Kasus Hepatitis B di Provinsi NTB Tahun 2011-
35
2016
Gambar III.19 Kasus DBD dan Insidence DBD di Provinsi NTB Tahun 2011-
37
2016
Gambar III.20 Angka Kesakitan Malaria di Provinsi NTB Tahun 2011-2016 38
Gambar III.21 Status Gizi Balita berdasarkan BB/U di Provinsi NTB Tahun
43
2016
Gambar IV.1 Cakupan Pelayanan K1 dan K4 di Provinsi NTB Tahun 2011-
47
2016
Gambar IV.2 Cakupan Imunisasi TT1 dan TT2 Ibu Hamil di Provinsi NTB
48
Tahun 2016
Gambar IV.3 Cakupan Pemberian Tablet Fe 1 dan Fe 3 untuk Ibu Hamil di
49
Provinsi NTB Tahun 2016
Gambar IV.4 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Provinsi NTB
50
Tahun 2011-2016
Gambar IV.5 Capaian Pelayanan Ibu Nifas dan Ibu Nifas mendapatkan
Vitamin A di Provinsi NTB Tahun 2016 51
Gambar IV.6 Cakupan Pemakaian Kontrasepsi oleh Peserta KB Baru di
52
Provinsi NTB Tahun 2015-2016
Gambar IV.7 Cakupan UCI Desa /Kelurahan di Provinsi NTB Tahun 2016 55
Gambar IV.8 Cakupan Imunisasi pada Bayi di Provinsi NTB Tahun 2016 56
Gambar IV.9 Cakupan ASI Eksklusif pada Bayi di Provinsi NTB Tahun 2016 57
Gambar IV.10 Cakupan Bayi (6-11 bulan) mendapat Vitamin A 100 ribu IU di
58
Provinsi NTB Tahun 2016
Gambar IV.11 Cakupan Anak Balita (12-59 bulan) Mendapat Pelayanan
59
Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2015 dan 2016
Gambar IV.12 Cakupan Vitamin A pada Balita di Provinsi NTB Tahun 2016 60
Gambar IV.13 Penemuan Kasus Gizi Buruk pada Balita di Provinsi NTB Tahun
61
2011-2016
Gambar IV.14 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/Setingkat di
62
Provinsi NTB Tahun 2015-2016
Gambar IV.15 Cakupan SD/MI Untuk Kegiatan Sikat Gigi Masal di Provinsi
63
NTB Tahun 2016
Gambar IV.16 Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Provinsi NTB
64
Tahun 2011-2016
Gambar IV.17 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Provinsi NTB
65
Tahun 2011-2016
Gambar IV.18 Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Menurut
75
Kabupaten/Kota se Provinsi NTB Tahun 2016
Gambar V.1 Persentase Posyandu menurut Strata di Provinsi NTB Tahun
80
2016
Gambar V.2 Jumlah Poskesdes dan Desa/Kelurahan di Kabupaten/Kota se
81
Provinsi NTB Tahun 2016
Gambar V.3 Desa/Kelurahan Siaga di Provinsi NTB Tahun 2016 82
Gambar V.4 Jenis Tenaga Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2016 84
Gambar V.5 Pembiayaan Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2016 86
DAFTAR LAMPIRAN
Jumlah kasus HIV, AIDS, dan syphilis menurut kelompok umur
Tabel 11 105
dan jenis kelamin di Provinsi NTB Tahun 2016
Persentase donor darah diskrining terhadap HIV menurut jenis
Tabel 12 106
kelamin di Provinsi NTB Tahun 2016
Kasus diare yang ditangani menurut jenis kelamin dan
Tabel 13 107
kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2016
Kasus baru kusta menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di
Tabel 14 108
Provinsi NTB Tahun 2016
Kasus baru kusta 0-14 tahun dan cacat tingkat 2 menurut jenis
Tabel 15 109
kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2016
Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta menurut
Tabel 16 tipe/jenis, jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB 110
Tahun 2016
Persentase penderita kusta selesai berobat (Release From
Tabel 17 Treatment/RFT) menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di 111
Provinsi NTB Tahun 2016
Jumlah kasus AFP (non polio) menurut kabupaten/kota di Provinsi
Tabel 18 112
NTB Tahun 2016
Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Tabel 19 (PD3I) menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB 113
Tahun 2016
Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Tabel 20 (PD3I) menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB 114
Tahun 2016......(lanjutan)
Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) menurut jenis
Tabel 21 115
kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2016
Kesakitan dan kematian akibat malaria menurut jenis kelamin dan
Tabel 22 116
kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2016
Penderita filariasis ditangani menurut jenis kelamin dan
Tabel 23 kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2016 117
Pengukuran tekanan darah penduduk ≥18 tahun menurut jenis
Tabel 24 118
kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2016
Pemeriksaan obesitas menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota
Tabel 25 119
di Provinsi NTB tahun 2016
Cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode iva dan
Tabel 26 kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (cbe) menurut 120
kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2016
Jumlah penderita dan kematian pada klb menurut jenis kejadian
Tabel 27 121
luar biasa (KLB) di Provinsi NTB tahun 2016
Kejadian luar biasa (KLB) di desa/kelurahan yang ditangani < 24
Tabel 28 124
jam di Provinsi NTB tahun 2016
Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan ditolong tenaga
Tabel 29 kesehatan, dan pelayanan kesehatan ibu nifas menurut 125
kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2016
Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil menurut
Tabel 30 126
kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2016
Persentase cakupan imunisasi TT pada wanita usia subur menurut
Tabel 31 127
kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2016
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1 dan Fe3 menurut
Tabel 32 128
kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2016
Jumlah dan persentase penanganan komplikasi kebidanan dan
Tabel 33 komplikasi neonatal menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di 129
Provinsi NTB Tahun 2016
Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi dan
Tabel 34 130
kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2016
Proporsi peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi dan
Tabel 35 131
kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2016
Jumlah peserta KB baru dan KB aktif menurut kabupaten/kota di
Tabel 36 132
Provinsi NTB tahun 2016
Bayi berat badan lahir rendah (bblr) menurut jenis kelamin dan
Tabel 37 133
kabupaten/kota di provinsi NTB tahun 2016
Cakupan kunjungan neonatal menurut jenis kelamin dan
Tabel 38 134
kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2016
Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif menurut jenis kelamin dan
Tabel 39 135
kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2016
Cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut jenis kelamin dan
Tabel 40 136
kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2016
Cakupan desa/kelurahan UCI menurut kabupaten/kota di provinsi
Tabel 41 137
NTB tahun 2016
Cakupan imunisasi hepatitis B < 7 hari dan BCG pada bayi
Tabel 42 menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 138
2016
Cakupan imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, polio, campak dan
Tabel 43 imunisasi dasar lengkap pada bayi menurut jenis kelamin dan 139
kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2016
Cakupan pemberian vitamin A pada bayi dan anak balita menurut
Tabel 44 140
jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2016
Jumlah anak 0-23 bulan ditimbang menurut jenis kelamin dan
Tabel 45 141
kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2016
Cakupan pelayanan anak balita menurut jenis kelamin dan
Tabel 46 142
kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2016
Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin dan
Tabel 47 143
kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2016
Cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan
Tabel 48 menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 144
2016
Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD &
Tabel 49 Setingkat menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi 145
NTB Tahun 2016
Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Kabupaten/Kota di
Tabel 50 Provinsi NTB Tahun 2016 146
Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan Setingkat
Tabel 51 Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi NTB 147
Tahun 2016
Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut jenis kelamin
Tabel 52 148
dan kabupaten/kota di Provinsi NTB Tahun 2016
Tempat pengelolaan makanan dibina dan diuji petik di Provinsi
Tabel 65 161
NTB Tahun 2016
Persentase ketersedian obat dan vaksin di Provinsi NTB Tahun
Tabel 66 162
2016
Jumlah sarana kesehatan menurut kepemilkan di Provinsi NTB
Tabel 67 163
Tahun 2016
Persentase sarana kesehatan (Rumah Sakit) dengan kemampuan
Tabel 68 Pelayanan Gawat Darurat (GADAR) level I di Provinsi NTB Tahun 164
2016
Jumlah posyandu menurut strata dan Kabupaten/Kota Provinsi
Tabel 69 165
NTB Tahun 2016
Jumlah Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
Tabel 70 166
menurut Kabupaten/Kota Provinsi NTB Tahun 2016
Jumlah desa siaga menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTB
Tabel 71 167
Tahun 2016
Jumlah tenaga medis si fasilitas kesehatan di Provinsi NTB Tahun
Tabel 72 168
2016
Jumlah tenaga keperawatan di fasilitas kesehatan di Provinsi NTB
Tabel 73 169
Tahun 2016
Jumlah tenaga kefarmasian di fasilitas kesehatan di Provinsi NTB
Tabel 74 170
Tahun 2016
Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan
Tabel 75 171
di fasilitas kesehatan Provinsi NTB Tahun 2016
Jumlah tenaga gizi di fasilitas kesehatan di provinsi NTB Tahun
Tabel 76 172
2016
Jumlah tenaga keterapian fisik di fasilitas kesehatan di Provinsi
Tabel 77 173
NTB Tahun 2016
Jumlah tenaga keteknisian medis di fasilitas kesehatan di Provinsi
Tabel 78 174
NTB Tahun 2016
Jumlah tenaga kesehatan lain di fasilitas kesehatan di Provinsi
Tabel 79 175
NTB Tahun 2016
Jumlah tenaga penunjang/pendukungkesehatan di fasilitas
Tabel 80 176
kesehatan di Provinsi NTB tahun 2016
Anggaran kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi NTB Tahun
Tabel 81 177
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. SISTEMATIKA PENYAJIAN
meliputi letak geografis, kependudukan, ekonomi dan pendidikan
yang erat kaitannya dengan kesehatan.
BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka
kesakitan dan angka status gizi masyarakat.
BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN
Menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan
kesehatan rujukan dan penunjang, pencegahan dan pengendalian
penyakit menular dan tidak menular, pembinaan kesehatan
lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan
dalam situasi bencana serta upaya pelayanan kesehatan lainnya
yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota.
BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan,
pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
BAB VI : PENUTUP
Berisi sajian garis besar hasil-hasil cakupan program/kegiatan
berdasarkan indikator-indikator bidang kesehatan untuk dapat
ditelaah lebih jauh dan untuk bahan perencanaan pembangunan
kesehatan serta pengambilan keputusan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
Lampiran : Berisi 81 tabel data/angka pencapaian kabupaten/kota, sebagian
diantaranya merupakan Indikator Pencapaian Kinerja Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Geografis
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah provinsi yang terdiri dari 2 (dua)
pulau besar yakni Pulau Lombok dan Sumbawa dengan sekurangnya 332 pulau-pulau
kecil dengan garis pantai yang terbentang seluas 2.333 kilometer, terbentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 yang mengatur tentang
Pembentukan Daerah Tingkat I Bali, NTB dan NTT. Provinsi NTB terletak diantara
115°46’-119°5’ bujur timur dan 8°10’-9°5’ lintang selatan, dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
Gambar II.1
Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat
Secara administratif Provinsi NTB terdiri dari 10 kabupaten/kota yakni Kota
Mataram, Kab.Lombok Barat, Kab.Lombok Utara, Kab.Lombok Tengah, Kab.Lombok
Timur, Kab.Lombok Utara, Kab.Sumbawa Barat, Kab.Sumbawa Besar, Kab.Dompu,
Kota Bima dan Kab.Bima dengan 116 kecamatan serta 1.135 desa/keluruhan. Luas
wilayah Provinsi NTB adalah 49.312,19 km2 terdiri dari daratan seluas 20.153,15 Km2
(40,87%) dan perairan laut seluas 29.159,04 Km2 (59,13%) dengan panjang garis
pantai 2.333 km, dengan pembagian Pulau Lombok seluas 4.738,65 km² (23,51%)
atau 1/3 luas Provinsi NTB dan Pulau Sumbawa dengan luas 15.414,50 km² (76,49%)
atau 2/3 dari luas daratan Provinsi NTB.
Tabel II.1
Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016
Luas Wilayah
No Kabupaten/Kota Kecamatan*) Desa/Kelurahan**)
(km2)*)
1 Lombok Barat 1,053.9 10 122
2 Lombok Tengah 1,208.4 12 139
3 Lombok Timur 1,605.6 20 254
4 Sumbawa 6,644.0 24 165
5 Dompu 2,324.6 8 79
6 Bima 4,389.4 18 191
7 Sumbawa Barat 1,849.0 8 64
8 Lombok Utara 810.3 5 33
9 Kota Mataram 61.3 6 50
10 Kota Bima 222.3 5 38
Jumlah 20,168.7 116 1.135
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2016
B. Kependudukan
diperkirakan mencapai 4.897.895 jiwa. Penduduk Provinsi NTB di setiap
kabupaten/kota tercantum pada tabel II.2 berikut.
Tabel II.2
Penduduk Provinsi NTB menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk
per Kabupaten/Kota Tahun 2016
Pada tabel II.2 terlihat bahwa penduduk Provinsi NTB lebih banyak berdomisili
di Pulau Lombok dibandingkan dengan Pulau Sumbawa. Penduduk terbanyak ada di
Kabupaten Lombok Timur yaitu 1,173,781 jiwa dan yang terendah ada di Kabupaten
Sumbawa Barat dengan 137,072 jiwa.
kepadatan 762,96 orang per km2 dan terendah Sumbawa dengan 68.11 orang per
km2. Padatnya penduduk Kota Mataram disebabkan karena sebagai ibukota Provinsi
NTB memiliki banyak daya tarik seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, ekonomi dan
lainnya, sehingga banyak menarik pendatang untuk menetap.
Struktur penduduk NTB didominasi oleh penduduk usia muda, artinya 30%
atau lebih penduduk NTB berusia dibawah 15 tahun. Piramida penduduk NTB
berbentuk limas, semakin ke atas tampak semakin mengecil. Piramida penduduk NTB
tahun 2016 terlihat pada gambar II.2 berikut.
Gambar II.2
Piramida Penduduk NTB Tahun 2016
PEREMPUAN LAKI-LAKI
75+
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5 - 9
0 - 4
Penduduk NTB kedua terbanyak adalah kelompok umur 25-39 tahun,
merupakan usia produktif. Herbert N Casson dalam How to Live 80 year’s Old
menyatakan bahwa kerugian besar bagi suatu negara apabila ada warganya yang
cakap dan baik meninggal sebelum umur 50 tahun karena negara belum mengecap
manfaat dari jasa-jasanya. Maksudnya, di usia muda produktif agar berlomba-lomba
mengukir prestasi dan melakukan sesuatu yang bermakna sehingga tidak menjadi
beban bagi masyarakat ataupun negara.
Rasio beban ketergantungan (dependency ratio) merupakan ratio yang sangat
penting, karena nilai ratio ketergantungan dapat menggambarkan beban tanggungan
ekonomi kelompok usia produktif (15-64 tahun) terhadap kelompok tidak produktif
baik usia muda ( 0-14 tahun) dan usia 65 tahun keatas. Dilihat dari piramida
penduduk, Provinsi NTB memiliki usia tidak produktif yang lebih dominan dibandingkan
yang berusia produktif, konsekuensinya adalah pendapatan dari penduduk usia
produktif terserap pada pemenuhan kebutuhan dasar seperti pendidikan dan
kesehatan anak dan lansia. Data tahun 2016, menunjukkan rasio beban
ketergantungan sebanyak 55,55%, dalam artian untuk setiap 100 penduduk usia
produktif (15-64 tahun) menanggung 56 orang penduduk bukan usia produktif (0-14
tahun dan 65+).
C. Ekonomi
PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2016 atas dasar harga berlaku
mencapai 116,25 triliun rupiah dan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,82 %
(termasuk subkategori pertambangan Bijih Logam), di mana pertumbuhan selama 5
tahun terakhir tampak sangat berfluktuasi. Kondisi ini dipengaruhi oleh naik turunnya
produksi konsentrat tembaga/emas/perak PT. Amman Mineral Nusa Tenggara.
Struktur perekonomian suatu daerah mencerminkan kekuatan dan sekaligus
ketergantungan daerah bersangkutan terhadap sektor tertentu. Berdasarkan
penghitungan PDRB tahun berlaku (2016) share pertanian sebesar 21,33%, lebih
rendah dari pertambangan dan penggalian yang memiliki share sebesar 21,83%.
Dengan tidak mengikutsertakan nilai tambah subkategori pertambangan bijih
logam, maka share pertanian menjadi sebesar 26,38% pada tahun 2016. Sementara
itu share kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
meningkat menjadi 15,34%. Kategori industri yang diharapkan dapat menggeser posisi
pertanian untuk menuju proses industrialisasi hanya memiliki peranan 4,80%.
(Sumber : Statistik Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, BPS, Tahun 2017)
D. Pendidikan
90
85
80
75
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
NTB 80.18 81.05 83.24 83.68 87.19 88.64 88.66 88.68
Nasional 92.58 92.91 92.99 93.25 93.92 95.12 95.12 95.81
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Nusa Tenggara Barat, BPS, 2016
Gambar II.3 memperlihatkan bahwa angka melek huruf dari tahun ke tahun
terus meningkat. Angka Melek Huruf di Provinsi NTB lebih rendah daripada rata-rata
nasional artinya penduduk yang buta huruf di Provinsi NTB masih lebih tinggi daripada
rata-rata nasional.
6.80
6.60
6.40
Tahun
6.20
6.00
5.80
5.60
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rata-Rata Lama Sekolah 6.07 6.33 6.54 6.67 6.71 6.79
E. Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial dalam hal ini dilihat dari persentase penduduk miskin dan
pengeluaran per kapita penduduk untuk makanan dan non makanan. Untuk mengukur
kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic
needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Jumlah Penduduk miskin di Provinsi NTB dalam kurun waktu 2011 s.d. 2016
terus mengalami penurunan. Pada tahun 2011, jumlah penduduk miskin hampir
mencapai sembilan ratus ribu orang atau 19,73% dari jumlah penduduk di tahun
2011. Keadaan tahun 2012, persentase penduduk miskin berkurang sekitar 1 (satu)
persen dibandingkan tahun sebelumnya dan berkurang lagi menjadi 17,97% dan
17,24% keadaan tahun 2013 dan 2014 serta 16,59% di tahun 2015. Untuk tahun
2016, jumlah penduduk miskin di Provinsi NTB mencapai 786.580 jiwa atau 16,07%,
menurun 0.52% dibandingkan tahun 2015.
Gambar II.5
Persentase Penduduk Miskin di Provinsi NTB Tahun 2007-2016
25
20
19.73
15 18.63 17.97 17.24 16.59 16.07
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber: Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Angka, BPS, Tahun 2017
Pada gambar II.5 terlihat bahwa setiap tahun terjadi penurunan persentase
penduduk miskin. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki komitmen
yang kuat untuk mengentaskan kemiskinan, komitmen tersebut diwujudkan dengan
meluncurkan program-program unggulan seperti PIJAR (sapi, jagung, rumput laut)
dan paket kredit lunak serta program pembangunan ekonomi lainnya. Program
pembangunan ekonomi tersebut memberi dampak positif terhadap peningkatan
pendapatan masyarakat menengah bawah dan ini memberikan dorongan untuk dapat
keluar dari kemiskinan.
Indikator kesejahteraan dari aspek ekonomi dapat dilihat dari pengeluaran
konsumsi. Pengeluaran rumah tangga merupakan fungsi dari pendapatan, artinya
semakin tinggi pendapatan, pengeluaran rumah tangga cenderung semakin
meningkat. Pada tahun 2016, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk NTB
adalah 465.988,6 rupiah untuk makanan dan 431.749,6 rupiah untuk pengeluaran
bukan makanan. Secara keseluruhan, pengeluaran penduduk NTB per bulan per
kapita adalah 897.738 rupiah, meningkat dari tahun 2015 dengan 668.498 rupiah.
Peningkatan ini mengindikasikan bahwa rata-rata pendapatan penduduk NTB
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Apabila dilihat rata-rata pengeluaran per
kapita sebulan menurut kelompok barang, nilai pengeluaran per kapita untuk makanan
lebih besar daripada pengeluaran per kapita non makanan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pemenuhan kebutuhan makanan masih mendominasi pengeluaran rumah
tangga. Akan tetapi nilai pengeluaran makanan pada tahun 2016 tidak menunjukkan
peningkatan yang signifikan, berbeda dengan pengeluaran non makanan yang
menunjukkan peningkatan cukup signifikan dibanding tahun 2015 sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar berikut :
Gambar II.6
Nilai Pengeluaran Per Kapita Makanan dan Non Makanan
di Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 dan 2016 (dalam ribuan rupiah)
500 466
432
400 355
313
300
200
100
0
Makanan Non Makanan
2015 2016
Sumber: Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Angka, BPS, Tahun 2017
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Data Angka Harapan Hidup setiap tahun dirilis BPS yang diperoleh melalui
survei. Angka Harapan Hidup sangat dipengaruhi oleh kasus atau angka kematian
bayi. Apabila melihat trend angka kematian bayi yang cenderung menurun, maka
diperkirakan AHH NTB akan mengalami peningkatan. Bayi-bayi yang dilahirkan
menjelang tahun 2011 diperkirakan mempunyai usia harapan hidup 62,41 tahun, dan
bayi yang dilahirkan tahun 2012 usia harapan hidupnya mencapai 62,73 tahun.
Tahun 2013 Usia Harapan Hidup NTB sebesar 64.7 tahun (dengan metode
perhitungan baru BPS) mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 64,9 tahun
atau meningkat sebesar 0,2 tahun dan kembali meningkat pada tahun 2015 menjadi
65,38 tahun atau meningkat sebesar 0,48 tahun. Kemudian pada tahun 2016 Angka
Harapan Hidup meningkat menjadi 65,48 tahun.Peningkatan Angka Harapan Hidup
tersebut sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
Gambar III.1
Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi NTB dan Nasional Tahun 2011-2016
76
74
Angka Harapan Hidup
72
70
68
66
64
62
60
58
56
2011 2012 2013 2014 2015 2016
NTB 62.41 62.73 64.7 64.9 65.38 65.48
Nasional 69.65 69.87 70.07 70.59 73.59 70.18
Gambar III.1 terlihat bahwa setiap tahun AHH di Provinsi NTB mengalami
peningkatan, akan tetapi masih dibawah AHH nasional. Angka kematian bayi adalah
salah satu faktor yang mempengaruhi AHH Provinsi NTB. Peningkatan AHH
menunjukkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Provinsi
NTB.
B. Angka Kematian
yang akan disajikan berikut ini adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB).
Kematian ibu menurut WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam
periode 42 hari setelah persalinan atau berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab
yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi
bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera. Berdasarkan SDKI 2012 angka kematian
ibu di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian
ibu di NTB tahun 2012 sebesar 251 per 100.000 kelahiran hidup.
140
130
kasus kema3an ibu
120
110
100
90
80
2011 2012 2013 2014 2015 2016
NTB 130 100 117 111 95 92
dengan 26 kasus dan belum ada kabupaten yang ditetapkan sebagai Kabupaten
AKINO (Angka Kematian Ibu Nol). Jumlah kematian ibu di kabupaten/kota secara rinci
dapat dilihat pada lampiran profil kesehatan tabel 6.
Kejadian kematian ibu terbanyak pada tahun 2016 sama dengan tahun 2015
yakni terjadi pada saat nifas sebesar 56,52%, sedangkan kejadian kematian ibu
bersalin sekitar 28,26%, dan kematian ibu pada saat hamil sekitar 15,22%.
Berdasarkan kelompok umur, kematian ibu banyak terjadi pada usia 20-34 tahun
sebanyak 63,04%, usia ≥35 tahun sebanyak 28,26% dan usia<20 tahun sebanyak
8,70%.
Informasi mengenai tingginya jumlah kematian ibu bermanfaat untuk
pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan
kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy
safer). Salah satu upayanya adalah melalui pembuatan pedoman Rencana Aksi
Nasional (RAN) program percepatan penurunan AKI, yang memuat program
peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistem
rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, bahkan penyiapan keluarga dan
suami siaga dalam menyongsong kelahiran.
B.2 Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama
satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu
(termasuk kematian bayi). Angka Kematian Balita kerap dipakai untuk mengidentifikasi
kesulitan ekonomi penduduk karena indikator ini merupakan refleksi sosial ekonomi
yang terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak, status gizi dan
lingkungan anak-anak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan kesehatannya.
Laporan rutin (pencatatan) petugas kesehatan di Provinsi NTB mencatat bahwa kasus
kematian balita pada tahun 2016 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015.
Kasus kematian balita pada tahun 2015 adalah 1.152 kasus, terdiri dari 1.086 kasus
kematian bayi dan 66 kasus kematian anak balita dari 104.597 kelahiran hidup,
sedangkan kasus kematian balita tahun 2016 adalah 1.084 kasus, terdiri dari 1.006
kasus kematian bayi dan 78 kematian anak balita dari 103.132 kelahiran hidup.
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2016 15
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tolok ukur yang sensitif dari semua
upaya intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan. AKB
dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat karena bayi
adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan
maupun sosial ekonomi.
AKB adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi usia 0 tahun
dari setiap 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu atau dapat dikatakan juga
sebagai probabilitas bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun (dinyatakan
dengan per seribu kelahiran hidup).
AKB Provinsi NTB telah mengalami penurunan dalam kurun waktu 2003-2012, namun
masih diatas angka nasional. Menurut data dari Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) di Provinsi NTB pada tahun 2007 sebesar 72/1000 kelahiran hidup
mengalami penurunan menjadi 57/1000 kelahiran hidup sesuai data SDKI 2012.
Perbandingan data AKB Provinsi NTB dengan data AKB Indonesia tahun 2003 – 2012
terlihat pada gambar berikut.
Gambar III.3
AKB di Provinsi NTB dan Indonesia Tahun 2003-2012
80
per 1000 kelahiran hidup
70
74 72
60
50 57
40
30
35 34 Target MDGs
20 32
10 23
0
2003 2007 2012 2013 2015
Indonesia NTB
Gambar III.3 memperlihatkan bahwa AKB Provinsi NTB masih di atas angka
nasional, sehingga dibutuhkan terobosan-terobosan atau program-program yang
mempunyai daya ungkit kuat untuk menurunkan AKB. AKB berpengaruh signifikan
terhadap Usia Harapan Hidup (UHH), penurunan AKB akan meningkatkan UHH.
Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2016 16
Berdasarkan laporan, tahun 2016 jumlah kasus kematian bayi adalah 1.006
kasus dari 103.132 kelahiran hidup, turun dibandingkan tahun 2015 dengan 1.086
kematian bayi dari 104.597 kelahiran hidup. Kasus kematian bayi yang dilaporkan di
setiap kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2011-2016 terlihat pada gambar berikut.
Gambar III.4
Kasus Kematian Bayi di Provinsi NTB Tahun 2011-2016
1600
Kasus Kema3an Bayi
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Mtr Lobar KLU Loteng LoKm Sbw KSB Dompu Bima Kt.Bima NTB
2011 39 143 56 154 575 121 61 29 115 25 1,318
2012 48 139 85 237 620 86 37 58 94 28 1,432
2013 44 90 52 255 591 83 27 29 97 29 1,297
2014 39 60 41 199 482 73 21 33 100 22 1,070
2015 34 42 82 199 482 75 28 34 93 17 1,086
2016 24 38 59 192 467 66 24 31 80 25 1,006
Morbiditas adalah keadaan sakit atau terjadinya penyakit atau kondisi yang
mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Morbiditas merupakan derajat sakit, cedera
atau gangguan pada suatu populasi yang mengacu pada angka kesakitan, yaitu jumlah
orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan
kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko.
Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang
diperoleh melalui pengamatan terutama yang diperoleh dari fasilitas pelayanan
kesehatan melalui pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil. Kasus penyakit yang
paling banyak diderita masyarakat di Provinsi NTB berdasarkan Laporan Bulanan
(LB1) Kesakitan di Puskesmas dan jaringannya terlihat pada gambar berikut.
Gambar III.5
Infeksi Akut lain pada saluran Infeksi Akut pada saluran 248,974
pernafasan bagian atas 267,264 pernafasan bagian atas
Penyakit Tekanan Darah Penyakit lain pada saluran
Tinggi 145,534 pernafasan bagian atas 154,184
Penyakit pada sistem otot Penyakit Tekanan Darah
dan jaringan pengikat 122,737 Tinggi 148,959
Penyakit pada sistem otot
GastriKs 122,234 dan jaringan pengikat 129,044
fisik, lebih sering mengkonsumsi fast food, junk food dan faktor stress adalah
beberapa faktor yang memicu tingginya angka kejadian hipertensi.
Provinsi NTB juga dihadapkan juga pada masalah beban ganda. Di satu sisi
kasus penyakit infeksi masih tinggi, namun disisi lain penyakit degeneratif juga
meningkat. Selain itu perilaku masyarakat yang tidak sehat masih menjadi faktor
utama disamping lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Berikut ini akan di uraikan kondisi program pemberantasan dan pengendalian
penyakit di Provinsi NTB tahun 2016.
Distribusi jumlah penderita di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran profil
kesehatan tabel 7.
Data suspek TB tahun 2016 juga mengalami penurunan dibandingkan tahun
2015. Jika pada tahun 2015 suspek TB yang diperiksa sebanyak 39.386 orang, maka
tahun 2016 sebanyak 33.628 orang atau menurun 14,62%. Hal yang patut dicermati
dari penurunan suspek TB yang diperiksa tahun 2016 adalah berimbas pada terjadinya
penurunan pasien TB BTA positif dibandingkan tahun 2015, yakni dari 4.209 orang
menjadi 3.860 orang. Namun jika di lihat dari proporsi penemuan BTA+ terhadap
suspek, pada tahun 2016 meningat menjadi 11,48% jika di bandingkan dengan tahun
2015 sebesar 10,69%.
Salah satu indikator kinerja pengendalian penyakit TB adalah Angka Notifikasi
Kasus atau Case Notification Rate (CNR), yakni angka yang menunjukan jumlah
pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah
tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan kecenderungan
(trend) penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut. Case Notification Rate
(CNR) pada tahun 2015 adalah 123,20, mengalami penurunan tahun 2016 menjadi
118.95. Pencapaian ini menggambarkan hasil yang kurang baik dimana seharusnya
capaian CNR meningkat 5% tiap tahun. Hal ini disebabkan menurunnya penemuan
kasus baru di layanan kesehatan terutama puskesmas sebagai layanan primer.
Kedepannya diharapkan tidak hanya puskesmas tetapi juga layanan primer lain seperti
klinik swasta, dokter praktek swasta, dan Rumah Sakit dapat menjaring kasus baru TB
lebih banyak lagi.
Untuk pasien TB anak (0-14 tahun), jumlah kasus yang ditemukan juga
mengalami penurunan, dari 237 orang tahun 2015 menjadi 147 orang tahun 2016.
Proporsi pasien TB anak diantara seluruh pasien TB tahun 2016 2,52% dan angka ini
jauh menurun di bandingkan proporsi pasien TB anak tahun 2015 yaitu 4%.
Angka kematian selama pengobatan yang ditimbulkan akibat TB paru pada
tahun 2016 mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun 2015, yakni dari 3
per 100.000 penduduk tahun 2015 menjadi 8 per 100.000 penduduk tahun 2016.
Sedangkan untuk angka kesembuhan (Cure Rate) pada tahun 2016 mencapai 80,63%,
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015 dengan angka kesembuhan 84,22%.
Angka ini dibawah angka minimal yang harus dicapai yaitu 85%. Oleh karena itu untuk
program penanggulangan TB sangat perlu untuk memperhatikan jumlah pasien
dengan hasil pengobatan lengkap, meninggal, gagal, default dan pindah.
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate/SR) menunjukkan bahwa pada
tahun 2016 terjadi sedikit penurunan dibandingkan tahun 2015, yakni dari 91,64%
tahun 2015 menjadi 91,18% tahun 2016. Data keberhasilan pengobatan di setiap
kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel 9.Trend keberhasilan pengobatan
(SR) di Provinsi NTB tahun 2011-2016 terlihat pada gambar berikut.
Gambar III.6
Tren Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate) TB Paru, Kesembuhan dan Pengobatan
Lengkap TB Paru di Provinsi NTB Tahun 2011-2016
C.1.2 Pneumonia Balita
Perkiraan penderita Pneumonia balita pada tahun 2016 adalah 32.536 balita.
Penderita ditemukan dan ditangani sebanyak 27.513 kasus (84.56%). Hasil lengkap
per kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel 10. Berikut ditampilkan perkiraan kasus
Pneumonia balita dan penderita yang ditemukan dan ditangani di Provinsi NTB tahun
2011-2016.
Gambar III.7
Perkiraan Kasus dan Trend Penemuan dan Penanganan Pneumonia di Provinsi NTB
Tahun 2011-2016
55,000
50,000
45,000
40,000
35,000
30,000
balita
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Perkiraan penderita
50,442 52,397 53,989 54,220 33,291 32,536
Pneumonia Balita
Penderita ditemukan dan
26,005 27,836 28,138 26,631 25,502 27,513
ditangani
Gambar III.8 menunjukkan bahwa trend penderita (balita) pneumonia
ditemukan dan ditangani tahun 2016 mengalami sedikit peningkatan jika dibandingkan
tahun 2015. Hal ini dapat dicapai dengan kerjasama dan kerja keras baik lintas sektor
maupun lintas program serta kesadaran masyarakat akan sanitasi, dimana hal tersebut
harus terus ditingkatkan. Kegiatan lomba desa/lingkungan sehat dan program
pembangunan rumah sehat adalah salah satu upaya yang mendukung pencapaian
tersebut.
Gambar III.8
Penemuan Kasus Baru HIV-AIDS dan Kematian AIDS di Provinsi NTB
Tahun 2011-2016
225
200
175
150
125
orang
100
75
50
25
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Kasus Baru HIV 81 63 8 56 67 62
Kasus Baru AIDS 67 117 7 80 99 87
KemaKan AIDS 60 43 4 66 14 9
55 orang dan banyak terjadi pada kelompok umur 25 - 49 tahun. Penyebaran kasus
IMS di kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel 11. Kasus yang dilaporkan
adalah jumlah penderita yang berobat ke sarana puskesmas dan jaringannya,
sehingga jumlah penderita sebenarnya di populasi belum terdeteksi. Trend kasus baru
IMS di Provinsi NTB tahun 2010-2016 terlihat pada gambar berikut.
Gambar III.9
Trend Kasus Baru IMS (Syphilis) di Provinsi NTB Tahun 2010-2016
1000
900
862
800 818
700 669
600
500
400
300
200
100
34 63 55
0 19
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Gambar III.9 memperlihatkan bahwa pada tahun 2016 kasus IMS sphylis
sedikit mengalami penurunan. Agar jumlah kasus IMS dapat tertangani secara
menyeluruh, maka diperlukan sistem pelaporan kasus dari sarana pelayanan
kesehatan yang baik dan tertib. Kedepan, diharapkan semua sarana pelayanan
kesehatan dapat memberikan laporan, sehingga gambaran sebaran penyakit sphylis
dapat diperoleh.
C.1.4 Diare
Diare adalah gangguan buang air besar/BAB ditandai dengan BAB lebih dari 3
kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan atau lendir.
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di masyarakat, penyakit yang
berbasis lingkungan terutama karena masih buruknya kondisi sanitasi dasar,
lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Penyakit diare dapat berakibat fatal dan menjadi penyakit berbahaya karena dapat
menyebabkan kematian dan menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).
Gambar III.10
Cakupan Penderita Diare ditangani di Provinsi NTB Tahun 2011-2016
188.7
300,000 200
250,000
150
178,113 176,920 173,417 191,289
kasus/orang
persen (%)
200,000 158,993 161,686
92.92 90.81 90.77
150,000 77.20 100
61.13
100,000
50
50,000
- 0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pada gambar III.10 terlihat bahwa cakupan penanganan diare di Provinsi NTB
tahun 2016 mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2015. Hal
ini disebabkan oleh tingginya angka perkiraan kasus diare yang ditetapkan. Angka
perkiraan kasus diare menjadi lebih tinggi karena adanya perubahan angka kesakitan
diare pada tahun 2016, yaitu 270/1000 penduduk. Cakupan penanganan diare di
kabupaten/kota di Provinsi NTB tahun 2015 terlihat pada lampiran tabel 13.
C.1.5 Kusta
Indonesia oleh WHO ditetapkan sebagai salah satu kawasan endemik kusta.
Penyakit ini tidak membahayakan dan tidak mematikan, namun bisa menimbulkan
kecacatan jika tidak diketahui sejak dini. Apabila sejak awal sudah terdeteksi terdapat
bakteri penyebab kusta, maka kecacatan dapat dihindari. Penyakit kusta adalah
penyakit menular yang sulit menular karena tiap individu memiliki kekebalan normal
terhadap bakteri tersebut.
Provinsi NTB adalah salah satu provinsi yang memiliki prevalensi tinggi
terhadap penyakit kusta. Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, jumlah kasus baru
kusta tahun 2016 adalah 231 kasus, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015
dengan 301 kasus. Kasus terbanyak yang ditemukan di tahun 2016 adalah tipe Multi
Basiler yakni 184 kasus, sedangkan tipe Pauli Basiler hanya 47 kasus. Angka
penemuan kasus baru kusta atau new case detection rate (NCDR) pun mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2015, yakni dari 6,25 per 100.000 penduduk menjadi
4,72 per 100.000 penduduk. Kasus terbanyak terdapat di Kabupaten Bima, Dompu,
Sumbawa dan Kota Bima. Data lengkap di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada
lampiran tabel 14. Penemuan kasus baru kusta di Provinsi NTB tahun 2012-2016
terlihat pada gambar berikut.
Gambar III.11
Penemuan Kasus Baru Kusta di Provinsi NTB Tahun 2012-2016
500
400
300 94
kasus
244 57
70
200 47
100
0
2012 2013 2014 2015 2016
MB PB
Hal yang patut diwaspadai adalah peningkatan kasus kusta MB atau kusta
basah karena tingginya resiko penularan kepada orang lain. Sosialisasi ataupun
edukasi yang kontinyu perlu terus ditingkatkan untuk mencegah semakin meluasnya
penyebaran penyakit tersebut.
Tingkat penularan penyakit kusta di masyarakat menggunakan indikator
proporsi anak (0-14 tahun) diantara penderita baru. Pada tahun 2015 penderita kusta
usia 0-14 tahun sebanyak 6,64% diantara penderita baru, menurun drastis pada tahun
2016 menjadi 2.60%. Untuk keberhasilan dalam mendeteksi kasus baru dapat diukur
dari tinggi rendahnya proporsi cacat tingkat 2. Jumlah kecacatan tingkat 2 di antara
penderita baru tahun 2015 sebanyak 13 orang (4,32%) atau Angka kecatatan tingkat
2 sebanyak 0,27 per 100.000 penduduk, mengalami penurunan menjadi 6 orang
(2,60%) atau dengan kata lain, kejadian kecacatan tingkat 2 sebanyak 0,12 per
100.000 penduduk. Prevalensi rate penyakit kusta di Provinsi NTB tahun 2015 sebesar
0,65 per 10.000 penduduk, mengalami sedikit penurunan di tahun 2016 menjadi 0,47
per 10.000 penduduk. Data prevalensi rate di setiap kabupaten/kota dapat dilihat di
lampiran tabel 16. Trend prevalensi rate kusta di Provinsi NTB tahun 2007-2016
terlihat pada gambar berikut.
Gambar III.12
Prevalensi Rate Kusta di Provinsi NTB Tahun 2007-2016
1
0.9
per 10.000 penduduk
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
PR 0.86 0.64 0.59 0.55 0.85 0.8 0.7 0.7 0.65 0.47
Indikator lainnya terkait pengendalian dan penanggulangan penyakit kusta
adalah angka penderita kusta tipe PB dan MB selesai berobat (Release From
Treatmen/RFT). Jumlah penderita kusta PB baru tahun 2015 yang selesai berobat
sampai dengan tahun 2016 sebesar 90,91%. Jumlah penderita kusta MB baru tahun
2015 yang selesai berobat sampai tahun 2016 sebesar 81,47 %. Angka penderita
kusta selesai berobat terlihat pada gambar berikut.
Gambar III.13
Cakupan Penderita Kusta Selesai Berobat (RFT) di Provinsi NTB Tahun 2011-2016
120
100
80
persen
60
40
20
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
PB 62.28 49.21 78.0 97.6 97.6 90.91
MB 77.14 78.6 99.3 80.8 89.7 81.47
Acute Flaccid Paralysis (AFP) bukan nama penyakit atau gejala suatu penyakit
tetapi merupakan kumpulan gejala acute+flaccid+paralysis dari gejala penyakit utama
(GBS, Myelitis Transerva, Poliomielitis), gejala penyakit penyerta/coincidence,
gejala/tanda komplikasi suatu penyakit pada fase flaccid, dan gejala dari suatu akibat
pengobatan. AFP adalah semua anak yg berusia kurang dari 15 tahun dengan
kelumpuhan yg sifatnya flaccid (layuh), terjadi secara akut (mendadak) dan bukan
disebabkan oleh ruda paksa (trauma), dikatakan akut karena terjadi kurang dari 2
minggu, dikatakan flaccid karena tipe/ jenis defek motoriknya bersifat lunglai,
lemas,layuh bukan kaku, serta terdapat penurunan tonus otot dan dikatakan paralisis
karena infeksinya itu mengakibatkan defek pada sistim saraf pusat tertentu sehingga
mengakibatkan otot (terutama pada ekstremitas bawah) mengalami penurunan
fungsinya untuk berkontraksi dan cenderung lemas dan layuh, sehinga fungsi
motorisnya menurun atau hilang kalau sudah parah.
Gambar III.14
Trend Kasus dan Rate AFP Non Polio di Provinsi NTB Tahun 20011-2016
60 4
50 3.42 3.5
3.15 3.14 3.20
2.98 3
40 2.77
2.5
Kasus
Rate
30 2
20 1.5
1
10 0.5
0 0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Gambar III.14 memperlihatkan bahwa dalam 6 (enam) tahun terakhir, jumlah
kasus AFP non polio fluktuatif. Kasus AFP non polio cenderung meningkat sejak tahun
2013 sampai tahun 2015 dan menurun di tahun 2016. Meningkatnya temuan kasus
AFP non polio perlu mendapat perhatian serius terutama dalam upaya meningkatkan
kekebalan terhadap infeksi virus tersebut. Penyediaan vaksin gratis oleh pemerintah
dan sosialisasi yang kontinyu adalah upaya yang dapat dilakukan untuk
pencegahannya.
Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus Tetanus Neonatorum, sedangkan pada
tahun 2016 ditemukan 1 kasus Tetanus Neonatorum, yang terjadi di Kabupaten
Dompu dan penderita tersebut meninggal. Penemuan kasus dan kematian Tetanus
Neonatorum selama kurun waktu 2011-2016 dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar III.15
Trend Kasus dan Kematian Tetanus Neonatorum di Provinsi NTB Tahun 2011-2016
5
4
orang/kasus
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
kasus TN 4 1 4 1 0 1
meninggal 3 1 3 0 0 1
Gambar III.15 memperlihatkan bahwa kejadian kasus Tetanus Neonatorum
sejak tahun 2011-2016 sangat fluktuatif, namun untuk tahun 2016 ditemukan hanya 1
kasus Tetanus Neonatorum. Upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi TT pada
semua wanita subur atau wanita hamil trimester III, penyuluhan, bimbingan dan
pendampingan pada dukun beranak dalam perawatan tali pusat serta menjaga kondisi
tetap steril saat persalinan diharapkan tetap efektif untuk mencegah terjadinya
Tetatnus Neonatorum.
C.2.3 Campak
Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus, bersifat akut, sangat
menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius. Campak atau nama lainnya
Measles atau Rubeola umumnya menyerang anak-anak, remaja atau dewasa muda
yang tidak terlindungi dengan imunisasi atau belum pernah terkena campak. Setelah
beberapa lama terinfeksi, biasanya akan muncul bercak atau ruam berwarna merah
kecoklatan. Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada
bayi berumur 9 bulan atau lebih.
Pada tahun 2015 ditemukan sebanyak 642 kasus dan tidak ditemukan kasus
kematian akibat campak,menurun signifikan pada tahun 2016 menjadi 171 kasus atau
menurun sebesar 73,36% dengan 1 kasus kematian yaitu di Kota Bima. Berdasarkan
lokasi temuan, tahun 2016, kasus terbanyak terdapat di Kabupaten Lombok Timur.
Penyebaran kasus campak di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel
20.
Kasus campak di Provinsi NTB termasuk tinggi. Trend kasus campak di Provinsi
NTB tahun 2011-2016 dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar III.16
Trend Kasus Campak di Provinsi NTB Tahun 2011-2016
700
642
600 609
500
400
Kasus
340
300
200
166 171
100
0 11
2011 2012 2013 2014 2015 2016
C.2.4 Polio
Indonesia adalah salah satu negara yang dinyatakan bebas polio oleh WHO
pada tahun 2014, akan tetapi karena penularan polio masih terjadi di Afganistan,
Pakistan dan Nigeria sedangkan mobilitas penduduk dari negara tersebut dari dan ke
Indonesia masih sangat tinggi, maka Indonesia masih beresiko tertular. Penyakit polio
atau poliomyelitis adalah penyakit paralisis atau kelumpuhan yang disebabkan oleh
virus, menyerang sistim syaraf dan sangat menular. Pada kondisi penyakit yang
bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan bernapas, kelumpuhan, dan pada
sebagian kasus menyebabkan kematian.
Pada tahun 2012, 2013, dan 2015 di Provinsi NTB tidak terdapat kasus polio,
namun pada tahun 2014 terdapat 6 kasus polio yang terdapat di Kabupaten Lombok
Barat. Sedangkan pada tahun 2016 terdapat 4 kasus polio di Kota Mataram. Trend
kasus polio di Provinsi NTB tahun 2011-2016 terlihat pada gambar berikut.
Gambar III.17
Trend Kasus Polio di Provinsi NTB Tahun 2011-2016
9
8 8
7
6 6
kasus
5
4 4
3
2
1
0 0 0 0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pada gambar III.17 terlihat bahwa pada tahun 2016 ditemukan 4 kasus polio.
Hal tersebut perlu diwaspadai, karena dimungkinkan akan terjadi penularan yang lebih
luas lagi. Imunisasi polio merupakan salah satu strategi pemutusan rantai penularan
polio guna menekan terjadinya kasus polio. Pencapaian imunisasi polio rutin pada
tahun 2016 sudah mencapai 100%, artinya hampir seluruh anak 5 tahun kebawah
mendapat imunisasi polio. Sehingga perlu di lakukan pengkajian yang lebih, mengapa
dengan cakupan imunisasi polio yang sudah 100%, masih terjadi kasus polio. Untuk
menjaga dan meningkatkan cakupan imunisasi rutin dan menuju eradikasi polio,
dukungan dan keterlibatan seluruh pihak adalah faktor yang sangat menentukan.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah pemberian vaksin gratis kepada
seluruh anak agar mendapat kekebalan optimal, karena polio biasanya lebih banyak
menyerang anak-anak, walaupun terkadang orang dewasa juga bisa terkena polio.
C.2.5 Hepatitis B
Infeksi hepatitis B terjadi akut atau kronis. Biasanya infeksi akut terjadi pada
orang dewasa, dan akan sembuh dalam beberapa bulan apabila kekebelan tubuh baik.
Sedangkan infeksi kronis lebih sering terjadi pada anak-anak, sehingga prioritas
program vaksinasi hepatitis B adalah bayi serta anak-anak, karena jika bayi terkena
infeksi misalnya sewaktu persalinan karena ibunya menderita hepatitis B maka lebih
dari 90% akan menjadi hepatitis kronik. Apabila yang terkena anak-anak yang lebih
besar maka keadaan kronisitas menurun hanya menjadi 20-30% saja. Sedangkan jika
orang dewasa yang terkena maka keadaan kronik hanya terjadi pada 4-50% saja.
Pada tahun 2014 terdapat 28 kasus Hepatitis B, sedangkan untuk tahun 2015
dan 2016 tidak ditemukan kasus hepatitis B pada anak-anak. Trend penyakit Hepatitis
B di Provinsi NTB dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar III.18
Penemuan Kasus Hepatitis B di Provinsi NTB Tahun 2011-2016
30
28
25
23
20
15
10
7
5
0 0 0 0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pada tahun 2015 jumlah kasus DBD yang ditemukan adalah 1.340 kasus,
meningkat sangat signifikan menjadi 3.385 kasus atau mengalami peningkatan
sebesar 152,61% di tahun 2016. Kasus terbanyak dilaporkan terjadi di Kabupaten
Sumbawa, Lombok Timur dan Kota Mataram. Data terinci mengenai kasus DBD yang
dilaporkan di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 21).
Kasus DBD dan Insidence DBD di Provinsi NTB tahun 2011-2016 terlihat pada
gambar berikut.
Gambar III.19
Kasus DBD dan Insidence DBD di Provinsi NTB Tahun 2011-2016
4,000 80
penduduk
2,500 50
2,000 40
1,500 30
1,000 20
500 10
- 0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Kasus 630 827 1,652 872 1,340 3,385
IR 13.9 17.84 35.5 18.4 27.8 69.1
C.3.2 Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit, menyebar melalui
gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi oleh parasit dan bisa mematikan jika tidak
ditangani dengan benar. Infeksi malaria bisa terjadi cukup dengan satu gigitan
nyamuk, namun jarang sekali menular secara langsung dari satu orang ke orang
lainnya. Contoh kondisi penularan penyakit ini adalah jika terjadi kontak dengan darah
penderita atau janin bisa terinfeksi karena tertular dari darah sang ibu. Penyakit ini
dapat bersifat akut, laten atau kronis dan dapat berdampak luas terhadap kualitas
hidup, ekonomi, serta dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Gambar III.20
Angka Kesakitan Malaria di Provinsi NTB Tahun 2011-2016
3.5
3 2.97
API , per 1000 penduduk
2.5
1.5
1 1.03
0.59 0.68
0.5 0.41
0.28
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
menekan termasuk pencegahan terjadinya kasus malaria telah diupayakan antara lain
dengan mendistribusikan kelambu berinsektisida untuk semua rumah di daerah
endemis malaria dan juga khusus untuk ibu hamil di daerah rendah kasus malaria,
serta pemberian obat anti malaria terbaru DHP (dihidropiperaquine) untuk memutus
rantai penularan. Selain itu, penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
dianjurkan dilakukan terus menerus oleh puskesmas-puskesmas dan Dinas Kesehatan
kab/kota.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, sebagian besar prevalensi PTM pada tahun
2013 dibandingkan dengan keadaan tahun 2007 mengalami peningkatan. Diperkirakan
pada tahun 2013 terdapat sekitar 3 juta orang penyandang stroke di Indonesia, 11
juta penyandang Asma, 5 juta penyandang DM, dan 3 juta penyandang tumor/
kanker, 9 juta penyandang PPOK, 3,5 juta penyandang PJK, 800 ribu penyandang
gagal jantung, dan 500 ribu penyandang gagal ginjal kronik.
Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles (2014), mencatat
bahwa kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) semakin meningkat dan menjadi
beban utama penyakit sejak tahun 2000 yang ditunjukkan dengan semakin tingginya
proporsi PTM dibandingkan Penyakit Menular (PM) dan akibat cedera. Tahun 2000,
proporsi PTM mencapai 49%, sedangkan PM sebesar 43% dan cedera 8%.
Proporsinya tidak mengalami pergeseran di tahun 2010, bahkan mengalami
peningkatan secara angka proporsi yakni PTM meningkat menjadi 58%, PM turun
menjadi 33% dan cedera menjadi 9%.
pada penduduk yang bertempat tinggal di perkotaan. Sedangkan untuk PTM gagal
ginjal, batu ginjal dan penyakit sendi banyak terjadi di daerah pedesaan.
Peningkatan kasus PTM kemungkinan akan terus berlanjut seiring dengan
perubahan life style atau perilaku masyarakat seperti kurang olahraga atau aktifitas
fisik, pola makan dengan gizi tidak seimbang, lebih banyak mengkonsumsi fast food
atau junk food, perokok dan lingkungan yang tidak bebas asap rokok. Di Provinsi
NTB, faktor resiko dan PTM yang dilaporkan kabupaten/kota adalah hipertensi,
obesitas dan pemeriksaan kanker leher rahim dan payudara. Deteksi dini faktor resiko
PTM di semua tingkatan pelayanan kesehatan, penanggulangan faktor resiko PTM dan
pencegahan dan penanggulangan faktor resiko PTM berbasis masyarakat merupakan
upaya yang dapat dilakukan untuk menekan resiko atau angka kematian akibat PTM.
Salah satu deteksi dini faktor resiko PTM adalah dengan melakukan
pengukuran tekanan darah yang dapat dilakukan di semua fasilitas kesehatan. Sampai
dengan tahun 2016 belum semua kabupaten melaporkan hasil pencatatan pengukuran
tekanan darah, sehingga data yang tercatat belum mewakili seluruh kabupaten/kota di
Provinsi NTB. Deteksi dini dilakukan pada penduduk usia ≥18 tahun. Dari 2.785.722
penduduk usia ≥18 tahun, jumlah penduduk yang telah dilakukan pengukuran tekanan
darah adalah 329.052 jiwa. Data tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun
2015 dengan jumlah penduduk sebanyak 1.835.217 jiwa dan penduduk yang telah
dilakukan pengukuran tekanan darahnya sebanyak 710.395 jiwa. Hasil pengukuran
tekanan darah di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 24).
oleh petugas Puskesmas yang telah dilatih. Dari 10 kabupaten/kota yang ada di
Provinsi NTB, hanya 1 kabupaten yang tidak melaporkan hasil pemeriksaan leher
rahim dan payudara yakni Kabupaten Lombok Utara. Pemeriksaan dilakukan pada
perempuan berusia 30-50 tahun. Jumlah perempuan berusia 30-50 tahun pada tahun
2016 adalah 317.180 jiwa, yang melakukan pemeriksaan adalah 14.431 jiwa dan
ditemukan IVA Positif 290 kasus dan 61 kasus benjolan/tumor. Cakupan pada tahun
2016 dapat dilihat pada lampiran (tabel 26).
6. CFR suatu penyakit dalam satu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikkan
50 % atau lebih dibanding CFR periode sebelumnya.
7. Proporsional Rate penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan
kenaikkan >2 kali dibandingkan periode yang sama dan kurun waktu/tahun
sebelumnya.
Tabel III.1
Prevalensi Status Gizi Balita di Provinsi NTB Tahun 2015 dan 2016
Persentase (%)
Indeks Klasifikasi Status Gizi
2015 2016
Gizi lebih 1,00 0,6
Gizi Baik 82,11 79,1
Gizi Kurang 13,77 17,2
BB/U
Gizi Buruk 3,12 3,0
Underweight 16,89 20,2
Hasil pengukuran status gizi balita berdasarkan berat badan per umur per
kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Barat tahun 2016 terlihat pada gambar berikut.
Gambar III.21
Status Gizi Balita berdasarkan BB/U di Provinsi NTB Tahun 2016
100
90
80
70
60
50
%
40
30
20
10
0
Mtr Lobar KLU Loteng Lotim KSB Sbw Dompu Bima Kt.Bima NTB
Gizi Buruk 2.5 1.6 4.8 2.5 3.1 5.3 1.8 1.9 3.4 3.2 3.0
Gizi Kurang 16.2 14 21 18.8 14.5 17.2 20.7 23.5 14.4 11.90 17.2
Gizi Baik 81.3 84.4 74.00 77.8 82 76.6 76.3 74.20 81.9 83 79.1
Gizi Lebih 0 0 0.3 0.9 0.3 0.9 1.2 0.3 0.3 1.9 0.6
Pada gambar III.21 terlihat bahwa prevalensi gizi buruk terbesar ada di
Kabupaten Sumbawa Barat, sedangkan untuk prevalensi gizi kurang terbesar di
Kabupaten Dompu. Masalah gizi kurang dan gizi buruk menurut indeks BB/U masih
menjadi persoalan di NTB, sehingga memerlukan penanganan yang komperhensif dan
terpadu baik itu lintas sektor dan lintas program dari pemerintah pusat, pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota.
Pada tabel III.1 menunjukkan bahwa balita NTB masih ada yang berpostur
stunted. Indikator panjang atau tinggi badan dapat mencerminkan gizi masa lalu anak,
yaitu gizi ketika masih dalam kandungan hingga 2 tahun pertama kehidupannya.
Penanganan masalah pendek (stunted) harus menjadi perhatian kita bersama, strategi
penanganan untuk anak-anak pendek tersebut adalah dengan memperbaiki jumlah
dan bioavabilitas mikronutrien dalam diet dengan cara meningkatkan konsumsi
makanan bersumber hewani dan bukannya meningkatkan asupan energi. Selain itu
perlu adanya intervensi untuk menurunkan angka kemiskinan karena akan sangat
berpengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat, disamping meningkatkan sosialisasi
untuk memperbaiki pola asuh terutama dalam pemberian makanan pada anak dan gizi
anak selama dalam kandungan. Status gizi seorang anak berkaitan erat dengan
pertumbuhan dan perkembangannya. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah
provinsi NTB telah menginisiasi program Generasi Emas NTB (GEN), yang merupakan
program terpadu berbagai sektor dengan fokus tumbuh kembang pada anak. Program
ini dimulai dari pemantauan ibu hamil yang menjadi sasaran yang dilakukan oleh
tenaga terlatih GEN, yaitu Kader GEN dan Pendamping Desa. Disamping itu, terkait
dengan pelaksanaan GEN, jajaran Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Perguruan
Tinggi Kesehatan se-NTB melaksanakan kegiatan Aksi Kepedulian yang dikenal dengan
program Aksi Mahasiswa untuk Seribu Hari Pertama Kehidupan, yang merupakan
bagian dari program Aksi Seribu Hari atau disingkat ASHAR. Program GEN merupakan
program jangka panjang Pemerintah Provinsi NTB, dengan tujuan pada tahun 2025
akan lahir generasi unggul, generasi emas dari NTB.
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Gambar IV. 1
Cakupan Pelayanan K1 dan K4 di Provinsi NTB Tahun 2011-2016
100
98
96
persetnase
94
92
90
88
86
2011 2012 2013 2014 2015 2016
K1 98.34 98.37 98.94 100 101 99.37
K4 90.67 92.13 91.24 93.4 93.1 92.00
Target 95 95 95 95 95 95
Gambar IV. 2
Cakupan Imunisasi TT 1 dan TT 2+ Ibu Hamil di Provinsi NTB Tahun 2016
100.00
80.00
persentase
60.00
40.00
20.00
0.00
Domp Kt.Bim
Lobar Loteng LoKm Sbw Bima KSB KLU Mtr NTB
u a
TT1 14.37 30.94 32.20 29.46 13.85 64.99 27.45 14.63 54.90 28.55 32.32
TT2 + 71.02 99.59 77.21 58.39 64.86 105.47 53.91 60.96 69.55 47.46 77.72
Gambar IV.2 memperlihatkan bahwa cakupan imunisasi TT-1 dan TT-2 rata-
rata di Provinsi NTB tahun 2016 belum mencapai target. Cakupan TT-1 di Provinsi NTB
tahun 2016 sebesar 32,32% (target 95%) sedikit mengalami sedikit penurunan jika
dibandingkan capaian tahun 2015 sebesar 39,1%. Cakupan TT-2 +di Provinsi NTB
juga menurun cukup signifikan menjadi 77,72% pada tahun 2016 (target 90%), jika
dibandingkan cakupan tahun 2015 sebesar 86.2%. Kabupaten Lombok Tengah dan
Bima cakupan TT-2 + nya sudah melebihi target yang ditetapkan.
Salah satu kesakitan pada ibu hamil adalah anemia yang dapat menyebabkan
kematian ibu karena perdarahan pada saat persalinan. Anemia karena defisiensi zat
besi sebagai penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan defisiensi zat gizi
lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan
anemia gizi besi. Ibu hamil saat ANC diberikan tablet Fe 90 tablet untuk pencegahan
dan pengobatan anemia gizi besi. Cakupan pemberian tablet Fe-1 dan Fe-3 untuk ibu
hamil di Provinsi NTB tahun 2016 terlihat pada gambar berikut.
Gambar IV. 3
Cakupan Pemberian Tablet Fe-1 dan Fe-3 untuk Ibu hamil di Provinsi NTB Tahun 2016
120.00
100.00
80.00
persen
60.00
40.00
20.00
-
Lobar Loteng LoKm Sbw Dmpu Bima KSB KLU Mtr Kt.Bima NTB
FE-1 99.88 98.80 107.41 101.08 95.80 101.64 100.00 92.42 102.35 95.25 101.25
FE-3 94.69 89.96 98.47 91.18 85.52 91.45 79.53 78.42 94.01 88.71 92.07
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2016
Gambar IV.3 memperlihatkan bahwa pada tahun 2016 di Provinsi NTB,
cakupan pemberian tablet Fe-1 mencapai 101,25% dan tablet Fe-3 sebesar 92,07%
sehingga dapat diartikan bahwa belum semua ibu hamil mendapatkan tablet Fe-3
sebanyak 90 tablet.
ANC juga mendeteksi resiko terjadinya komplikasi kehamilan diantaranya
abortus, hiperemesis gravidarum, perdarahan per vaginam, hipertensi dalam
kehamilan, kehamilan lewat waktu dan ketuban pecah dini.
Ibu hamil resti atau dengan komplikasi yang ditangani di Provinsi NTB tahun
2016 sebanyak 27.344orang atau 116,9% dari perkiraan bumil dengan komplikasi
kebidanan. Cakupan Ibu hamil resti atau dengan komplikasi yang ditangani melebihi
dari 100% dikarenakan perkiraan bumil dengan komplikasi jumlahnya lebih sedikit
dibandingkn dengan bumil komplikasi yang sesungguhnya ditemukan dan ditangani.
Data cakupan ibu hamil resiko tinggi/komplikasi yang ditangani di setiap
kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 33).
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi NTB tahun 2011-2016
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar IV. 4
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2011-2016
100
90 90.35 89.9 89.9 91.7 91.83
87.09
80
70
60
persen
50
40
30
20
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
yang mungkin terjadi pada ibu nifas dan pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU.
Capaian pelayanan ibu nifas dan ibu nifas mendapatkan vitamin A pada tahun 2016
terlihat pada gambar berikut.
Gambar IV. 5
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas dan Ibu Nifas mendapatkan Vitamin A
di Provinsi NTB Tahun 2016
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
persen
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Lobar Loteng LoKm Sbw Dmpu Bima KSB KLU Mtr Kt.Bima NTB
Yan Nifas 93.27 91.91 94.48 91.47 92.79 85.19 87.51 81.47 87.84 89.11 91
Kapsul Vit A Bufas 94.43 91.89 94.48 79.50 75.84 88.38 87.45 81.47 89.37 89.11 89.5
Dalam upaya percepatan penurunan kematian ibu dan kematian bayi perlu
pemecahan masalah sejak dari hulu, salah satunya melalui program Keluarga
Berencana (KB).
Pasangan Usia Subur (PUS) Provinsi NTB tahun 2016 sebanyak 948.263
pasangan. Peserta KB baru pada tahun 2016 sebanyak 127.882 orang meningkat jika
dibandikan dengan peserta KB baru pada tahun 2015 yaitu sebanyak 124.206 orang.
Peserta KB aktif pada tahun 2016 sebanyak 758.543 orang menurun dari jumlah KB
aktif pada tahun 2015 sebanyak 781.421 orang. Peserta KB baru pada tahun 2016
menggunakan kontrasepsi MKJP (IUD, MOP, MOW dan implant) sebanyak 25,15% dan
non MKJP (suntik, pil, kondom) sebanyak 74,85% sedangkan peserta KB aktif pada
tahun 2016 menggunakan kontrasepsi MKJP (IUD, MOP, MOW dan implant) sebanyak
27% dan non MKJP (suntik, pil, kondom) sebanyak 73%. Data lebih lengkap tentang
KB Baru dan KB Aktif dapat di lihat pada lampiran (tabel 34 dan 35).
Gambar IV. 6
Cakupan Pemakaian Kontrasepsi oleh Peserta KB Baru dan KB aktif di Provinsi NTB
Tahun 2016
KONDOM
3.16 %
Pada tahun 2016 tingkat partisipasi pria sebagai peserta KB aktif masih rendah,
hal ini dapat dilihat dari penggunaan kontrasepsi kondom yang hanya 1,1% dan MOP
0,4%.
yaitu BBLR, asfiksia neonatorum, ikterus, perdarahan tali pusat, kejang, hypotermi,
hypertermi dan tetatus neonatorum. Risiko terbesar kematian neonatal terjadi pada 24
jam pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya.
Pada tahun 2016 capaian neonatal resiko tinggi atau dengan komplikasi yang
ditangani di Provinsi NTB sebesar 86,47%, hal tersebut dapat diartikan sekitar 13,53%
neonatal resiko tinggi/dengan komplikasi belum tertangani oleh tenaga kesehatan
yang berkompeten. Kemungkinan lain, hal tersebut terjadi karena perkiraan kasus
neonatal dengan komplikasi yang ditetapkan lebih besar dari kasus neonatal
komplikasi yang sesungguhnya terjadi. Capaian neonatal resiko tinggi atau dengan
komplikasi di setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 33).
Neonatal resti yang ditangani termasuk penanganan bayi lahir dengan berat
badan lahir rendah (BBLR), yang merupakan salah satu faktor yang mempunyai
kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Pada tahun 2016
dari 102.759 bayi yang ditimbang, sebanyak 4.072 bayi atau 3,96% adalah bayi lahir
dengan BBLR. Banyaknya kasus bayi lahir dengan BBLR di setiap kabupaten/kota
dapat dilihat pada lampiran (tabel 37).
Cakupan pelayanan kesehatan bayi pada tahun 2016 mencapai 94,81% dari
105.598 proyeksi bayi artinya masih terdapat 5.479 bayi yang belum mendapatkan
pelayanan kesehatan.
IU (6-11 bulan), konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda–
tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA serta
penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
1000 100.00
desa/kelurahan
800 80.00
persen
600 60.00
400 40.00
200 20.00
0 -
Loba Lote LoK Dmp Kota
Sbw KSB KLU Mtr NTB
r ng m u Bima Bima
Desa/Kelurahan 122 139 254 165 79 191 64 33 50 38 1,135
Desa/Kelurahan UCI 122 139 254 115 73 185 36 32 45 28 1,029
% Desa/Kelurahan UCI 100.00 100.00 100.00 69.70 92.41 96.86 56.25 96.97 90.00 73.68 90.66
antara lain karena kurang perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah terhadap
program imunisasi, kurangnya dana operasional untuk imunisasi baik rutin maupun
tambahan, dan tidak tersedianya fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Selain itu
juga kurangnya koordinasi lintas sektor termasuk pelayanan kesehatan swasta, kurang
sumber daya yang memadai serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
program dan manfaat imunisasi.
140.00
120.00
100.00
persen
80.00
60.00
40.00
20.00
-
Kota
Lobar Loteng LoKm Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr NTB
Bima
BCG 97.24 102.73 104.89 92.84 96.03 101.18 90.26 107.91 98.71 83.00 100.10
POLIO4 98.94 102.50 115.76 90.20 99.15 102.01 77.16 95.66 108.24 77.34 102.33
DPT3+HB3 98.95 102.57 115.76 90.43 99.15 102.03 77.16 95.68 108.04 77.24 102.35
CAMPAK 98.46 99.64 114.04 86.72 89.78 100.64 77.10 95.81 105.91 71.91 99.99
bertujuan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada bayi. Cakupan pemberian
ASI ekslusif di Provinsi NTB tahun 2016 terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar IV. 9
Cakupan ASI Ekslusif pada Bayi di Provinsi NTB Tahun 2016
100.00
90.00
p
e 80.00
rs
e 70.00
n
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Kt.
Lobar Loteng LoKm Sbw Dmpu Bima KSB KLU Mtr NTB
Bima
% ASI EKSKLUSIF 94.81 90.98 86.05 88.55 89.85 77.40 67.78 85.21 79.90 73.67 86.63
Gambar IV.9 memperlihatkan bahwa cakupan pemberian ASI Ekslusif pada bayi
rata-rata di Provinsi NTB sebesar 86,63% meningkat jika dibandingkan tahun 2015
yang hanya mencapai 76,88%.
Bayi umur 6-11 bulan mendapatkan kapsul vitamin A 100.000 IU, pemberian
kapsul vitamin A pada usia ini dikaitkan dengan kelangsungan hidup anak, kesehatan
dan pertumbuhan anak serta menunjang penurunan angka kesakitan dan angka
kematian anak.
Gambar IV. 10
Cakupan Bayi (6-11 bulan) mendapat Vitamin A 100.000 IU di Provinsi NTB
Tahun 2016
600,000 120.00
500,000 100.00
400,000 80.00
persen
orang
300,000 60.00
200,000 40.00
100,000 20.00
- Domp Kt
-
Lobar Loteng LoKm Sbw Bima KSB KLU Mtr NTB
u Bima
BALITA (6-59 BULAN) 65,715 98,126 129,350 47,965 41,940 45,525 15,572 22,138 43,688 14,936 524,955
MENDAPAT VIT A 64,748 94,769 119,327 43,290 42,466 43,290 14,698 22,268 29,898 13,692 488,446
% 98.53 96.58 92.25 90.25 101.25 95.09 94.39 100.59 68.44 91.67 93.05
Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan
sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar antara lain
pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam buku
KIA dan pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 UI).
Gambar IV. 11
Cakupan Anak Balita (12-59 bulan) Mendapat Pelayanan Kesehatan di Provinsi NTB
Tahun 2015 dan Tahun 2016
120.00
100.00
80.00
persen
60.00
40.00
20.00
-
Lobar Loteng LoKm Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr Kt Bima NTB
2015 88.15 81.25 81.60 106.99 82.46 84.29 89.50 95.95 70.87 79.31 84.57
2016 99.71 78.12 88.79 92.67 50.76 101.18 91.37 92.84 67.31 102.53 85.02
Gambar IV. 12
Cakupan Vitamin A pada Balita di Provinsi NTB Tahun 2016
600,000 120.00
500,000 100.00
400,000 80.00
persen
orang
300,000 60.00
200,000 40.00
100,000 20.00
- Domp Kt
-
Lobar Loteng LoKm Sbw Bima KSB KLU Mtr NTB
u Bima
BALITA (6-59 BULAN) 65,715 98,126 129,350 47,965 41,940 45,525 15,572 22,138 43,688 14,936 524,955
MENDAPAT VIT A 64,748 94,769 119,327 43,290 42,466 43,290 14,698 22,268 29,898 13,692 488,446
% 98.53 96.58 92.25 90.25 101.25 95.09 94.39 100.59 68.44 91.67 93.05
Gambar IV. 13
Penemuan Kasus Gizi Buruk pada Balita di Provinsi NTB Tahun 2011-2016
1,200
1,092
1,000
800 767
kasus
646
600
481
400 403
339
200
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2011-2016
Gambar IV.13 memperlihatkan bahwa kasus gizi buruk yang ditemukan di
Provinsi NTB selama 6 tahun terakhir masih cukup besar, namun sejak tahun 2011
hingga 2015 menunjukkan perkembangan yang baik, dimana jumlah kasus gizi buruk
yang ditemukan semakin menurun. Namun pada tahun 2016 kasus gizi buruk kembali
meningkat menjadi 403 kasus. Jika diprediksikan berdasarkan hasil PSG tahun 2016,
prevalensi gizi buruk sebesar 3,0% dari jumlah balita yang dilaporkan di Provinsi NTB
yaitu lebih kurang 500 ribu balita. Sehingga bisa dipredikisikan sekitar lebih kurang 15
ribu kasus balita gizi buruk di Provinsi NTB, maka penemuan kasus gizi buruk yang
terlaporkan masih sangat rendah, berarti masih banyak kasus gizi buruk yang tidak
ditemukan atau terpantau oleh petugas kesehatan. Dengan demikian perlu dilakukan
kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan penemuan kasus gizi buruk di masyarakat
seperti mengoptimalkan pemantauan pertumbuhan anak di posyandu dan pemberian
makanan pada anak sesuai standart.
bila sekolah dan lingkungannya dibina dan dikembangkan antara lain melalui Upaya
Kesehatan Sekolah (UKS). UKS dilakukan lewat Trias program UKS meliputi aspek
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan sekolah lingkungan sehat.
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Loten Kota
Lobar LoKm Sbw Domp Bima KSB KLU Mtr NTB
g Bima
u
2015 97.43 94.49 96.01 100.00 55.38 82.57 95.00 78.75 98.01 76.41 89.73
2016 98.48 95.03 97.10 100.00 36.73 75.91 95.71 93.33 98.81 77.54 89.78
gigi tersebut harus dicabut. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut bertujuan
memutuskan mata rantai kasus kerusakan gigi dan menurunkan angka kesakitan gigi.
800
Jumlah SD/MI
600
400
200
0
LoKm Sumbawa Dompu KLU Mataram
JUMLAH SD/MI 937 366 263 184 195
JML SD/MI DGN SIKAT GIGI
415 18 11 48 8
MASSAL
Kunjungan pasien gigi dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan yang
cukup signifikan. Pencabutan gigi masih menjadi kasus yang paling sering dilakukan di
Puskesmas. Pencabutan gigi tetap adalah tindakan kuratif dan rehabilitatif, tindakan
tersebut dilakukan karena sudah tidak ada alternatif lainnya, hal ini disebabkan karena
perawatan gigi sejak dini tidak dilakukan dengan baik. Pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di Provinsi NTB terlihat pada gambar berikut.
Gambar IV. 16
Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Provinsi NTB Tahun 2011-2016
30,000
25,000
20,000
Kasus
15,000
10,000
5,000
-
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pencabutan Gigi Tetap 28,417 19,556 17,798 19,845 17,682 14,637
Tumpatan Gigi Tetap 14,214 12,352 10,840 11,012 11,533 10,310
Rasio tumpatan dan pencabutan gigi meningkat dari 0,65 pada tahun 2015
menjadi 0,70 pada tahun 2016. Hampir seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi
NTB, jumlah pencabutan gigi tetap lebih banyak dibandingkan tumpatan gigi tetap
(rasio rendah), hanya Kabupaten Lombok Barat dan Kota mataram yang tumpatan gigi
tetap lebih besar daripada pencabutan gigi tetap. Hal tersebut dikarenakan sebagian
besar masyarakat masih kurang memperhatikan kesehatan gigi dan mulut dan masih
rendahnya promosi kesehatan gigi dan mulut.Rasio tumpatan gigi dan pencabutan gigi
di setiap kabupaten/kota dapat dilihat dalam lampiran (tabel 50).
40 39.79 42.04
39.27 37.89
30
20 20.41
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
A.6 Promosi Kesehatan
B.2 Kunjungan di Sarana Pelayanan Kesehatan
Cakupan rawat jalan selama tahun 2016 sebesar 64,7% sedikit menurun
dibandingkan cakupan pada tahun 2015 yaitu79,5%. Cakupan rawat inap pada tahun
2016 juga mengalami penurunan menjadi 4,1% dari 10,1% pada tahun 2015,
walaupun cakupan tersebut masih terbilang kecil atau rendah. Penyebab rendahnya
cakupan rawat inap kemungkinan karena rendahnya angka kesakitan masyarakat atau
rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh penduduk.
Jumlah total kunjungan penduduk ke Puskesmas baik rawat jalan dan rawat
inap tahun 2016 sebanyak 3.015.224 orang (61,56%), menurun jika dibandingkan
kunjungan penduduk ke Puskesmas pada tahun 2015 yaitu sebanyak 3.965.698 orang
(82,37%).
Angka kematian umum penderita yang dirawat di rumah sakit (Gross Death
Rate/GDR) tahun 2016 pada 13 rumah sakit yang melapor dari 26 rumah sakit umum
yang ada, rata-rata sebesar 32,36 per 1000 pasien keluar, sedangkan angka yang
dapat ditolerir maksimum 45 per 1000 pasien keluar. Namun secara keseluruhan
angka GDR di NTB masih under reported karena belum semua rumah sakit yang ada
melaporkan capaian kinerjanya. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel
55).
B.3.2 Angka Kematian Penderita yang Dirawat ≥ 48 jam
Dari 13 rumah sakit umum yang melapor pada tahun 2016, rata-rata angka
kematian penderita yang dirawat ≥ 48 jam (Net Death Rate/NDR) di Provinsi NTB
sebesar 16,27per 1000 pasien yang keluar. Namun angka tersebut juga masih under
reported karena belum semua rumah sakit yang ada di Provindi NTB melaporkan
capaian kinerjanya. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (table 55).
Rata-rata pemakaian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) pada tahun 2016
sudah mencapai angka ideal yaitu 69,34% (BOR Ideal= 60%-80%). Angka tersebut
tidak dapat menggambarkan keadaan keseluruhan karena masih ada rumah sakit yang
belum melaporkan capaian BOR. Pada 13 rumah sakit yang melapor dari 26 rumah
sakit umum yang ada, hampir semua rumah sakit yang melapor mempunyai tingkat
pemanfaatan cukup ideal kecuali 2 rumah sakit yaitu RSUD As Syifa dan RS Stikes
Mataram di Kota Bima. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel 56).
ini turun dari rata-rata TOI tahun 2015 sebesar 2 hari. Angka TOI di setiap rumah
sakit dapat dilihat pada lampiran (tabel 56).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah perilaku yang berkaitan dengan
upaya atau kegiatan seseorang yang mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya. Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri terutama dalam tatanan masing-masing dan masyarakat dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.
9. Menggunakan jamban sehat
10. Tidak merokok dalam rumah/ruangan.
Hasil pemantauan rumah tangga pada tahun 2016, dari 42.324 rumah tangga
yang dipantau (3,2% dari jumlah rumah tangga yang ada) sebanyak 14.198 (33,55%)
rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat. Pada tahun 2015 sebanyak 40.523
rumah tangga dipantau (3% dari total rumah tangga yang ada). Rumah tangga yang
dipantau tahun 2016 sedikit meningkat daripada rumah tangga dipantau tahun 2015.
Pencapaian rumah tangga yang ber-PHBS di Provinsi NTB masih sangat rendah
sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan capaian tersebut. Upaya
yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan tentang pentingnya PHBS
kepada masyarakat umum, anak sekolah, ibu balita dll, melakukan pemantauan PHBS
secara rutin dan menyeluruh untuk semua rumah tangga yang ada. Selain itu perlu
juga merangkul kader, tokoh masyarakat dan para pengambil kebijakan untuk ikut
serta menggerakkan masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.
Pada tahun 2015 terdapat 501.653 rumah yang belum memenuhi syarat, untuk
selanjutnya rumah yang belum memenuhi syarat tersebut akan dibina pada tahun
2016. Namun pembinaan tidak dapat dilakukan pada semua rumah yang belum
memenuhi syarat. Pembinaan dilakukan pada 199.380 rumah saja (39,74%). Hasil
pembinaan diperoleh bahwa sebanyak 45,54% atau 90.790 rumah yang dibina
memenuhi syarat. Sehingga sampai dengan tahun 2016 terdapat 900.280 rumah sehat
atau 68,62% dari seluruh rumah yang ada. Rumah sehat terbanyak berada di Kota
Mataram, Kota Bima dan Kabupaten Sumbawa Barat. Cakupan rumah sehat di setiap
kabupaten/kota terlihat pada lampiran (tabel 58).
Air minum yang layak yang dapat diakses oleh masyarakat masih sangat
minim. Masalah kemiskinan sebagai salah satu penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak. Selain itu masih rendahnya kesadaran
masyarakat tentang lingkungan, rendahnya kualitas bangunan septic tank dan masih
buruknya sistem pembuangan limbah juga mempengaruhi ketersedian sumber air
minum.
Pada tahun 2016 penduduk di Provinsi NTB yang memiliki akses berkelanjutan
terhadap air minum layak sebanyak 80,36%. Air minum layak tersebut diperoleh
melalui sarana sumur gali terlindung memenuhi syarat 45,93% dan perpipaan yang
memenuhi syarat (PDAM, BPSPAM) sebanyak 41,95% dan sisanya diperoleh melalui
jaringan non perpipaan yang memenuhi syarat seperti sumur gali dengan pompa,
sumur bor dengan pompa, terminal air, mata air terlindung dan penampungan air
hujan. Cakupan akses air minum di kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel
59).
Kabupaten/Kota dapat menentuan parameter kualitas air yang akan diperiksa sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi daerah tangkapan air, instalasi pengolahan air dan
jaringan perpipaan.
Akses pada sanitasi khususnya pada penggunaan jamban sehat, saat ini
memang masih menjadi masalah serius di Provinsi NTB. Masih tingginya angka buang
air besar pada sembarang tempat (open defecation), menjadi salah satu indikator
rendahnya akses ini.
Penduduk yang mempunyai akses sanitasi layak (Jamban Sehat) pada tahun
2016 sebanyak 79,80%, artinya sebanyak 20,20% penduduk tidak mempunyai akses
sanitasi yang layak. Dari 79,80% penduduk yang memiliki akses sanitasi yang layak
tersebut, jenis sarana jamban yang digunakan adalah 9,47% menggunakan jamban
komunal memenuhi syarat, jamban leher angsa memenuhi syarat 87,46%, jamban
plengsengan memenuhi syarat 2,25% dan jamban cemplung memenuhi syarat 0,82%.
Data penggunaan jamban di kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran (tabel 61).
Program STBM telah dimulai sejak tahun 2006. Kemudian pada tahun 2008
dikeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Strategi Nasional Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat. Lima pilar dalam STBM yang menjadi tujuan penerapan program
di pedesaan yaitu tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan memakai
sabun, mengelola air minum dan makanan di rumah tangga, mengelola limbah cair
rumah tangga dengan aman serta pengelolaan sampah.
memenuhi syarat kesehatan sebesar 84,8%. Cakupan TTU yang memenuhi syarat di
kabupaten/kota lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel 63).
TPM yang dimaksud meliputi jasaboga atau catering, rumah makan dan
restoran, depot air minum (DAM), industri makanan, kantin, warung dan makanan
jajanan dan sebagainya.
Sebagai salah satu jenis tempat pelayanan umum yang mengolah dan
menyediakan makanan bagi masyarakat banyak, maka TPM memiliki potensi yang
cukup besar untuk menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit bahkan
keracunan akibat dari makanan yang dihasilkannya. Dengan demikian kualitas
makanan yang dihasilkan, disajikan dan dijual oleh TPM harus memenuhi syarat-syarat
kesehatan.
E. Pelayanan Kefarmasian
Salah satu komponen penting dari sarana pelayanan kesehatan yang bermutu
adalah manajemen logistik obat yang mencakup pengadaan, distribusi dan
penyimpanan obat.
Pada tahun 2016 rata-rata ketersediaan 20 jenis obat dan vaksin di Puskesmas
se Provinsi NTB sebesar 84,44%. Gambaran tentang ketersediaan obat dan vaksin di
Kabupaten/Kota se Provinsi NTB tahun 2016 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Gambar IV. 18
Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas menurut Kabupaten/Kota
se Provinsi NTB Tahun 2016
100.00
90.00
80.00
70.00
p
e 60.00
rs
e 50.00
n
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Domp Kt
Lobar Loteng LoKm Sbw Bima KSB KLU Mtr NTB
u Bima
% ketersediaan obat dan vaksin 93.82 90.40 83.64 86.23 89.40 62.92 87.73 77.19 81.70 91.42 84.44
Sumber: Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2016
Dari gambar IV.18 diketahui bahwa tidak ada Kabupaten yang cakupan
ketersediaan obat dan vaksin nya 100% dan yang paling rendah cakupannya adalah
Kabupaten Bima. Obat dan vaksin sebanyak 20 item tersebut harus tersedia di seluruh
Puskesmas, agar Puskesmas dapat memberikan pelayanan pengobatan yang maksimal
kepada masyarakat di wilayahnya.
BAB V
sangat memerlukan sumber daya kesehatan yang merupakan perangkat keras dan
kesehatan.
A. Sarana Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan terdiri dari RS Umum, RS Khusus, Puskesmas dan
jaringannya, sarana produksi dan distribusi kefarmasian dan sarana pelayanan lainnya
berikut:
Tabel V.1
Jumlah Rumah Sakit Umum berdasarkan Pengelola di Provinsi NTB Tahun 2016
Pemilikan/Pengelola
Kabupaten/Kota Jumlah
Pem.Prov NTB Pem.Kab/Kota TNI/Polri Swasta
Lombok Barat 0 1 0 0 1
Lombok Tengah 0 1 0 1 2
Lombok Timur 0 1 0 2 3
Sumbawa 1 1 0 0 2
Dompu 0 1 0 0 1
Bima 0 2 0 0 2
Sumbawa Barat 0 1 0 0 1
Lombok Utara 0 1 0 0 1
Mataram 1 1 2 6 10
Kota Bima 0 0 0 3 3
Jumlah 2 10 2 12 26
Sesuai tipe pelayanan, selain Rumah Sakit Umum juga terdapat Rumah Sakit
Khusus. Rumah Sakit Khusus menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan
jenis penyakit dan disiplin ilmu tertentu atau mempunyai fungsi primer. Di Provinsi
NTB terdapat 2 buah Rumah Sakit Khusus yaitu Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma dan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Hati.
A.3 Puskesmas dan Jaringannya
Puskesmas di Provinsi NTB tahun 2016 berjumlah 159 Puskesmas yang terdiri
dari 132 Puskesmas rawat inap dan 27 Puskesmas non rawat inap. Jumlah puskesmas
di Provinsi NTB tahun 2016 terlihat pada tabel berikut.
Tabel V.2
Jumlah Puskesmas di Provinsi NTB Tahun 2015-2016
Tahun 2015 Tahun 2016
Kabupaten/
Kota Non Rawat Non Rawat
Rawat Inap Jumlah Rawat Inap Jumlah
Inap Inap
Lobar 5 12 17 5 12 17
Loteng 25 0 25 25 0 25
Lotim 29 0 29 29 0 29
Sumbawa 23 2 25 23 2 25
Dompu 7 2 9 9 0 9
Bima 20 0 20 21 0 21
KSB 7 2 9 7 2 9
KLU 6 2 8 6 2 8
Mataram 4 7 11 5 6 11
Kota Bima 2 3 5 2 3 5
Jumlah 128 30 158 132 27 159
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2014-2015
Rasio puskesmas terhadap 100.000 penduduk relatif tidak berubah
dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2015, rasio puskesmas 3,28 terhadap
100.000 penduduk dan pada tahun 2016 3,25 terhadap 100.000 penduduk.
Tabel V.3
Jumlah Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu di Provinsi NTB Tahun 2016
Lombok Barat 22 59
Lombok Tengah 25 95
Lombok Timur 43 87
Sumbawa 42 93
Dompu 8 47
Bima 31 90
Sumbawa Barat 29 28
Lombok Utara 6 30
Mataram 11 17
Kota Bima 13 19
Sarana produksi dan distribusi kefarmasian yang ada di Provinsi NTB yaitu
usaha kecil obat tradisional sebanyak 3 buah, pedagang besar farmasi sebanyak 2
buah, apotek sebanyak 219 buah, toko obat sebanyak 74 buah dan penyalur alat
kesehatan sebanyak 2 buah.
A.5 Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
100%
90%
80%
70%
60%
50%
persen
40%
30%
20%
10%
0%
Kota
Lobar Loteng LoKm Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr
Bima
MANDIRI 2.04 2.22 7.65 10.35 1.22 3.08 7.04 0.00 20.63 1.84
PURNAMA 79.61 25.55 41.91 43.29 83.94 57.95 58.22 32.48 41.83 7.36
MADYA 16.08 42.24 46.55 43.29 10.46 34.74 33.33 65.73 30.09 72.39
PRATAMA 2.27 29.99 3.88 3.06 4.38 4.22 1.41 1.79 7.45 18.40
Pada tahun 2016, jumlah posyandu sebanyak 7.061 posyandu. Jumlah ini
meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 7.006 posyandu. Posyandu
yang aktif hanya sebanyak 3.620 atau sebanyak 51,27% dari seluruh posyandu yang
ada. Posyandu aktif merupakan posyandu pada strata purnama dan mandiri. Rasio
posyandu terhadap 100 balita pada tahun 2016 adalah 1,36 per 100 balita, artinya
terdapat posyandu yang mempunyai sasaran lebih dari 100 balita. Jika dibandingkan
dengan jumlah desa dan kelurahan, maka rasio posyandu terhadap desa/ kelurahan
adalah 6,22 artinya setiap desa mempunyai sekitar 6 posyandu. Kondisi ini tidak jauh
berbeda dengan rasio posyandu terhadap desa/kelurahan tahun 2015 yaitu 6,17 per
desa/kelurahan.
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah UKBM yang dibentuk di desa dalam
rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan
antara upaya masyarakat dan dukungan pemerintah. Pelayanannya meliputi upaya
promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama
bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya. Poskesdes di harapkan
sebagai pusat pengembangan dan koordinator berbagai UKBM yang dibutuhkan
masyarakat desa, misalnya Posyandu dan warung obat desa (WOD).
Gambar V.2
Jumlah Poskesdes dan Desa/Kelurahan di kabupaten/kota se- Provinsi NTB
Tahun 2016
300
250
200
150
100
50
0
Kota
Lobar Loteng LoKm Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr
Bima
Desa/Kelurahan 122 139 254 165 79 191 64 33 50 38
Poskesdes 118 122 189 57 69 135 67 50 24 34
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2016
Pada tahun 2016 di Provinsi NTB terdapat 1.101 desa/kelurahan Siaga dari
1.135 desa/kelurahan yang ada. Desa Siaga aktif adalah desa yang mempunyai
Poskesdes atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi
pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan,
surveilans berbasis masyarakat yang meliputi gizi, penyakit, lingkungan dan perilaku
sehingga masyarakatnya dapat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Distribusi desa/kelurahan di kabupaten/kota terlihat pada gambar berikut.
Gambar V.3
Desa/Kelurahan Siaga di Provinsi NTB Tahun 2016
300
250
200
150
100
50
0
Kota
Lobar Loteng LoKm Sbw Dompu Bima KSB KLU Mtr
Bima
MANDIRI 3 0 3 2 0 0 1 0 1 0
PURNAMA 9 0 2 26 2 6 10 7 5 0
MADYA 52 1 31 102 32 53 44 25 20 38
PRATAMA 58 123 206 35 47 123 9 1 24 0
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2016
Gambar di atas memperlihatkan bahwa desa/kelurahan siaga dengan strata
pratama lebih dominan daripada strata lainnya, bahkan di Kabupaten Lombok Tengah,
B. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan.
yang dimiliki, antara lain meliputi tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga
Jumlah tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yang ada di Provinsi NTB pada
tahun 2016 sebanyak 16.390 orang. Jumlah tersebut merupakan jumlah tenaga di
Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta dan tidak termasuk
tenaga kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi. Proporsi
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yang ada di Provinsi NTB pada tahun 2016
Gambar V.4
Jenis Tenaga Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2016
DOKTER GIGI
1%
TENAGA
KESEHATAN LAIN DOKTER
3% TENAGA 6%
PENUNJANG
TENAGA TEKNISI MEDIS KESEHATAN BIDAN
5% 18% 20%
TENAGA KETERAPIAN
FISIK
0% TENAGA GIZI
3%
KESEHATAN PERAWAT
LINGKUNGAN KESEHATAN
MASYARAKAT 35%
3%
2%
Tenaga dokter spesialis yang bekerja di Rumah Sakit sebanyak 315 orang.
Kondisi ini lebih rendah daripada kondisi tahun 2015 dimana dokter spesialis sebanyak
373 orang. Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk di Provinsi NTB tahun 2016
sebesar 6 per 100.000 penduduk. Rasio dokter spesialis ini berada di bawah target
rasio yang ditetapkan berdasarkan Kepmenko Bid.Kesra No.54 Tahun 2013 yaitu
sebesar 11 per 100.000 penduduk (target 2019).
Tenaga dokter umum di fasilitas kesehatan yang ada di Provinsi NTB sebanyak
680 orang dan rasio dokter umum adalah 14 per 100.000 penduduk. Rasio dokter
umum di Provinsi NTB masih di bawah target rasio yang ditetapkan berdasarkan
Kepmenko Bid.Kesra No.54 Tahun 2013 yaitu sebesar 45 per 100.000 penduduk
(target 2019).
Tenaga dokter gigi di fasilitas kesehatan yang ada di Provinsi NTB sebanyak
146 dengan rasio 3 per 100.000 penduduk. Rasio dokter gigi di Provinsi NTB masih
dibawah target rasio yang ditetapkan berdasarkan Kepmenko Bid.Kesra No.54 Tahun
2013 yaitu sebesar 13 per 100.000 penduduk (tahun 2019).
Tenaga perawat di fasilitas kesehatan yang ada Provinsi NTB sebanyak 5.779
dan rasio tenaga perawat adalah 118 per 100.000 penduduk, masih di bawah target
rasio yang ditetapkan berdasarkan Kepmenko Bid.Kesra No.54 Tahun 2013 yaitu
sebesar 180 per 100.000 penduduk (tahun 2019).
Tenaga bidan di fasilitas kesehatan yang ada di Provinsi NTB sebanyak 3.207
orang dengan rasio 65 per 100.000 penduduk, masih di bawah target rasio yang
ditetapkan berdasarkan Kepmenko Bid.Kesra No.54 Tahun 2013 yaitu sebesar 120 per
100.000 penduduk (tahun 2019).
C. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan pembangunan kesehatan se-Provinsi NTB tahun 2016 diperoleh
dari berbagai sumber yaitu APBD kabupaten/kota se-NTB, APBD Provinsi NTB, APBN
(Dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan (TP) dan Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK), Jaminan Kesehatan Nasional, Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN), sumber
pemerintah lainnya,swasta dan masyarakat.
Pembiayaan kesehatan se-Provinsi NTB tahun 2016 dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar V.5
Pembiayaan Kesehatan di Provinsi NTB Tahun 2016
APBN PINJAMAN/HIBAH
2,33% LUAR NEGERI
(PHLN)
0%
APBD PROVINSI
2,17%
APBD KAB/KOTA
95,40%
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2016 dan Subag
Proglap Dinas Kesehatan Prov NTB, 2016.
Pada tahun 2016 anggaran kesehatan se-Provinsi NTB tercatat sebanyak
Rp.2.111.364.783.971,- atau Rp. 431.076 perkapita/tahun. Jika dibandingkan dengan
penyataan WHO bahwa anggaran kesehatan yang ideal untuk menjamin
terselenggaranya program/pelayanan kesehatan esensial adalah sebesar US$34/kapita
atau sekitar Rp.462.400/kapita (1 US$ = Rp. 13.600), berarti anggaran kesehatan di
kabupaten/kota masih dibawah patokan tentang kecukupan anggaran kesehatan di
kabupaten/kota.
Anggaran kesehatan berasal dari APBD kabupaten/kota yaitu dari Dinas
Kesehatan dan RSUD sebanyak Rp. 2.014.276.180.636,- (95%) dari total anggaran
kesehatan se-Provinsi NTB. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 mengamanatkan
bahwa anggaran untuk bidang kesehatan adalah 10% dari anggaran daerah di luar
gaji. Jika Belanja Langsung dari APBD Kabupaten/Kota dan Provinsi berjumlah Rp.
1.526.551.361.533,- dan total APBD Kabupaten/Kota dan Provinsi tahun 2016 adalah
Rp. 18.945.424.904.269,- berarti anggaran untuk bidang kesehatan di luar gaji sudah
memenuhi target yaitu sekitar 10,87%.
BAB VI
KESIMPULAN
Pada tahun 2016, terjadi penurunan kasus kematian ibu dari tahun
sebelumnya, sama halnya dengan kasus kematian bayi dan balita juga menurun jika
dibandingkan kasus kematian bayi dan balita pada tahun 2015.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Statistik Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Barat, Mataram, Tahun 2017.
Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Statistik Kesejahteraan Rakyat
Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram, Tahun 2016.
Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat
Dalam Angka, Mataram, Tahun 2017.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi NTB, Profil Kesehatan Kabupaten/Kota,
tahun 2016.
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Laporan Pemantauan Status Gizi
Provinsi Nusa Tenggara Barat 2016, Mataram, tahun 2017.
RESUME PROFIL KESEHATAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 20,169 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 1135 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 2,373,351 2,524,544 4,897,895 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3.6 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 242.8 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 55.5 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 94.0 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 92.32 85.35 88.68 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 52,497 50,635 103,132 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 9 6 8 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 467 323 790 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 9 6 8 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 573 433 1,006 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 11 9 10 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 610 474 1,084 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 12 9 11 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 92 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 89 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
B.2 Angka Kesakitan
19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 2,373 1,487 3,860 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 61.48 38.52 % Tabel 7
CNR kasus baru BTA+ 99.99 58.90 78.81 per 100.000 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 3,487 2,339 5,826 Kasus Tabel 7
CNR seluruh kasus TB 146.92 92.65 118.95 per 100.000 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 2.52 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek 13.44 9.87 11.48 % Tabel 8
Angka kesembuhan BTA+ 80.52 80.80 80.63 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ 10.26 11.03 10.56 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 90.78 91.83 91.18 % Tabel 9
Angka kematian selama pengobatan 10.62 5.15 7.80 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 91.59 77.96 84.56 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus HIV 39 23 62 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus AIDS 49 38 87 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Kematian karena AIDS 3 6 9 Jiwa Tabel 11
24 Jumlah Kasus Syphilis 43 12 55 Kasus Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV 0.21 0.08 0.17 % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0.00 0.00 0.00 % Tabel 13
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 124 107 231 Kasus Tabel 14
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 5.22 4.24 4.72 per 100.000 penduduk Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 2.60 % Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 2.60 % Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.12 per 100.000 penduduk Tabel 15
Angka Prevalensi Kusta 0.54 0.41 0.47 per 10.000 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 86.96 95.24 90.91 % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 80.74 82.47 81.47 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
AFP Rate (non polio) < 15 th 2.98 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
Case Fatality Rate Difteri #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 1 0 1 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 100 % Tabel 19
Jumlah Kasus Campak 88 83 171 Kasus Tabel 20
Case Fatality Rate Campak 1 % Tabel 20
Jumlah Kasus Polio 2 2 4 Kasus Tabel 20
Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 74.11 64.41 69.11 per 100.000 penduduk Tabel 21
30 Case Fatality Rate DBD 1.14 0.74 0.95 % Tabel 21
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence) 0.38 0.19 0.28 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria 0.22 0.00 0.15 % Tabel 22
33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23
34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 43.92 40.28 41.89 % Tabel 24
35 Persentase obesitas 3.78 10.40 7.35 % Tabel 25
36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 2.01 % Tabel 26
37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0.42 % Tabel 26
38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100.00 % Tabel 28
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 99 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 92.00 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 91.83 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 90.90 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 90.41 % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 77.72 % Tabel 30
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 92.07 % Tabel 32
46 Penanganan komplikasi kebidanan 116.88 % Tabel 33
47 Penanganan komplikasi Neonatal 87.94 85.09 86.47 % Tabel 33
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
48 Peserta KB Baru 13.49 % Tabel 36
49 Peserta KB Aktif 79.99 % Tabel 36
50 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 37
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 3.91 4.01 3.96 % Tabel 37
52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 98.26 96.05 97.12 % Tabel 38
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 96.06 94.07 95.03 % Tabel 38
54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 87.19 85.86 86.63 % Tabel 39
55 Pelayanan kesehatan bayi 94.61 95.00 94.81 % Tabel 40
56 Desa/Kelurahan UCI 90.66 % Tabel 41
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 105.71 94.66 99.99 % Tabel 43
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 103.98 92.96 98.28 % Tabel 43
59 Bayi Mendapat Vitamin A 82.68 82.41 102.68 % Tabel 44
60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 73.96 72.39 90.69 % Tabel 44
61 Baduta ditimbang 84.38 83.24 83.80 % Tabel 45
62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 1.38 1.35 1.37 % Tabel 45
63 Pelayanan kesehatan anak balita 85.33 84.73 85.02 % Tabel 46
64 Balita ditimbang (D/S) 80.81 79.73 80.26 % Tabel 47
65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 1.65 1.68 1.66 % Tabel 47
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.00 100.00 100.00 % Tabel 48
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 89.07 88.65 89.78 % Tabel 49
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0.70 Tabel 50
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 15.01 sekolah Tabel 51
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 64.65 sekolah Tabel 51
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 29.35 29.12 30.76 % Tabel 51
72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 97.13 94.95 65.21 % Tabel 51
73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut 97.13 94.95 65.21 % Tabel 51
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 34.45 41.10 37.89 % Tabel 52
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 57.03 71.84 64.67 % Tabel 54
77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 2.90 3.60 4.09 % Tabel 54
78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 26.59 33.81 32.36 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 12.72 16.85 16.27 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 69.34 % Tabel 56
81 Bed Turn Over (BTO) di RS 82.79 Kali Tabel 56
82 Turn of Interval (TOI) di RS 1.35 Hari Tabel 56
83 Average Length of Stay (ALOS) di RS 3.13 Hari Tabel 56
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum 26.00 RS Tabel 67
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 2.00 RS Tabel 67
96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 132.00 Tabel 67
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 27.00 Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling 230.00 Tabel 67
Jumlah Puskesmas pembantu 565.00 Tabel 67
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
98 Jumlah Apotek 353.00 Tabel 67
99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100.00 % Tabel 68
100 Jumlah Posyandu 7,061.00 Posyandu Tabel 69
101 Posyandu Aktif 51.27 % Tabel 69
102 Rasio posyandu per 100 balita 1.36 per 100 balita Tabel 69
103 UKBM
Poskesdes 865.00 Poskesdes Tabel 70
Polindes 110.00 Polindes Tabel 70
Posbindu 506.00 Posbindu Tabel 70
104 Jumlah Desa Siaga 1,101.00 Desa Tabel 71
105 Persentase Desa Siaga 97.00 % Tabel 71
JUMLAH (KAB/KOTA) 20,168.7 995 140 1135 4,897,895 1,362,972 3.59 242.85
JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
1 0-4 257,573 262,388 519,961 98.16
2 5-9 253,053 255,860 508,913 98.90
3 10 - 14 241,033 240,919 481,952 100.05
4 15 - 19 221,392 225,528 446,921 98.17
5 20 - 24 205,160 215,018 420,178 95.42
6 25 - 29 189,967 210,730 400,698 90.15
7 30 - 34 176,991 205,338 382,329 86.19
8 35 - 39 171,013 190,278 361,291 89.88
9 40 - 44 154,304 166,934 321,238 92.43
10 45 - 49 130,481 140,050 270,531 93.17
11 50 - 54 108,743 119,877 228,620 90.71
12 55 - 59 87,367 93,191 180,558 93.75
13 60 - 64 65,610 70,817 136,427 92.65
14 65 - 69 46,680 51,851 98,531 90.03
15 70 - 74 32,311 36,064 68,376 89.59
16 75+ 31,673 39,699 71,372 79.78
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 0
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
2 0 92.32 85.35 88.68
MELEK HURUF
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
3
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 48.92 51.08 100.00
b. SD/MI 0 46.95 53.05 100.00
c. SMP/ MTs 0 50.88 49.12 100.00
d. SMA/ MA 0 52.66 47.34 100.00
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 52.85 47.15 100.00
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 50.50 49.50 100.00
g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 43.80 56.20 100.00
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 0 52.83 47.17 100.00
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 80.85 19.15 100.00
JUMLAH KELAHIRAN
JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN
PUSKESMAS
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Lombok Barat 17 7,141 89 7,230 6,653 51 6,704 13,794 140 13,934
2 Lombok Tengah 25 10,040 82 10,122 9,182 62 9,244 19,222 144 19,366
3 Lombok Timur 29 13,584 124 13,708 13,032 88 13,120 26,616 212 26,828
4 Sumbawa 25 4,622 49 4,671 4,373 22 4,395 8,995 71 9,066
5 Dompu 9 2,747 21 2,768 2,693 10 2,703 5,440 31 5,471
6 Bima 21 4,837 45 4,882 5,034 24 5,058 9,871 69 9,940
7 Sumbawa Barat 9 1,566 7 1,573 1,267 5 1,272 2,833 12 2,845
8 Lombok Utara 8 2,368 34 2,402 2,172 18 2,190 4,540 52 4,592
9 Kota Mataram 11 3,842 22 3,864 4,609 8 4,617 8,451 30 8,481
10 Kota Bima 5 1,750 17 1,767 1,620 12 1,632 3,370 29 3,399
JUMLAH (KAB/KOTA) 52,497 490 52,987 50,635 300 50,935 103,132 790 103,922
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 9.2 5.9 7.6
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
JUMLAH KEMATIAN
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
- a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal
KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KABUPATEN PUSKESMAS
HIDUP 20-34 20-34 20-34 20-34
< 20 tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20 tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20 tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20 tahun ≥35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Lombok Barat 17 13,794 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2 5 1 2 2 5
2 Lombok Tengah 25 19,222 1 0 0 1 0 6 3 9 2 10 4 16 3 16 7 26
3 Lombok Timur 29 26,616 0 3 0 3 0 3 0 3 2 8 4 14 2 14 4 20
4 Sumbawa 25 8,995 0 0 0 0 0 2 0 2 0 4 1 5 0 6 1 7
5 Dompu 9 5,440 0 1 0 1 1 0 3 4 0 1 0 1 1 2 3 6
6 Bima 21 9,871 0 2 1 3 0 1 0 1 1 4 0 5 1 7 1 9
7 Sumbawa Barat 9 2,833 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 Lombok Utara 8 4,540 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 0 2
9 Kota Mataram 11 8,451 0 2 0 2 0 2 3 5 0 2 2 4 0 6 5 11
10 Kota Bima 5 3,370 0 1 2 3 0 0 0 0 0 2 0 2 0 3 2 5
JUMLAH (KAB/KOTA) 103,132 1 9 4 14 1 16 9 26 6 33 13 52 8 58 26 92
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 89
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
JUMLAH SELURUH
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+ KASUS TB ANAK 0-
JUMLAH PENDUDUK KASUS TB
NO KABUPATEN PUSKESMAS 14 TAHUN
L P L P
L+P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Lombok Barat 17 325,213 339,919 665,132 350 64.81 190 35.19 540 552 63.59 316 36.41 868 26 3.00
2 Lombok Tengah 25 435,891 486,064 921,955 393 62.48 236 37.52 629 618 58.63 436 41.37 1,054 7 0.66
3 Lombok Timur 29 546,569 627,212 1,173,781 579 56.21 451 43.79 1,030 710 54.45 594 45.55 1,304 13 1.00
4 Sumbawa 25 230,917 221,579 452,496 235 63.69 134 36.31 369 326 65.07 175 34.93 501 9 1.80
5 Dompu 9 117,667 115,475 233,142 181 69.35 80 30.65 261 214 66.67 107 33.33 321 5 1.56
6 Bima 21 235,665 238,225 473,890 262 61.79 162 38.21 424 437 63.06 256 36.94 693 25 3.61
7 Sumbawa Barat 9 69,477 67,595 137,072 90 60.81 58 39.19 148 109 61.24 69 38.76 178 6 3.37
8 Lombok Utara 8 106,461 114,916 221,377 43 47.25 48 52.75 91 126 48.09 136 51.91 262 37 14.12
9 Kota Mataram 11 227,097 232,217 459,314 175 64.81 95 35.19 270 268 61.47 168 38.53 436 10 2.29
10 Kota Bima 5 78,394 81,342 159,736 65 66.33 33 33.67 98 127 60.77 82 39.23 209 9 4.31
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,373,351 2,524,544 4,897,895 2,373 61.48 1,487 38.52 3,860 3,487 59.85 2,339 40.15 5,826 147 2.52
CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 99.99 58.90 78.81
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
TB PARU
SUSPEK % BTA (+)
NO KABUPATEN PUSKESMAS BTA (+)
TERHADAP SUSPEK
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Lombok Barat 17 2,314 1,865 4,179 350 190 540 15.13 10.19 12.92
2 Lombok Tengah 25 3,587 2,039 5,626 393 236 629 10.96 11.57 11.18
3 Lombok Timur 29 1,511 1,614 3,125 579 451 1,030 38.32 27.94 32.96
4 Sumbawa 25 680 380 1,060 235 134 369 34.56 35.26 34.81
5 Dompu 9 5,466 5,654 11,120 181 80 261 3.31 1.41 2.35
6 Bima 21 1,694 1,713 3,407 262 162 424 15.46 9.46 12.44
7 Sumbawa Barat 9 1,184 521 1,705 90 58 148 7.60 11.13 8.68
8 Lombok Utara 8 481 520 1,001 43 48 91 8.94 9.23 9.09
9 Kota Mataram 11 744 760 1,504 175 95 270 23.53 12.49 17.95
10 Kota Bima 5 901 65 33 98 #DIV/0! #DIV/0! 10.88
JUMLAH (KAB/KOTA) 17,661 15,066 33,628 2,373 1,487 3,860 13.44 9.87 11.48
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
JUMLAH (KAB/KOTA) 39 23 62 49 38 87 3 6 9 43 12 55
PROPORSI JENIS KELAMIN 62.90 37.10 56.32 43.68 33.33 66.67 78.18 21.82
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
NO UNIT TRANSFUSI DARAH POSITIF HIV
JUMLAH PENDONOR TERHADAP HIV
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 UTD PMI Lombok Barat 21,441 3,352 24,793 21,441 100.00 3,352 100.00 24,793 100 68 0.32 3 0.09 71 0.29
2 UTD RSUD Praya 3,720 225 3,945 3,720 100.00 225 100.00 3,945 100 2 0.05 0 0.00 2 0.05
3 PMI Kabupaten Lombok Timur 7,101 721 7,822 7,101 100.00 721 100.00 7,822 100 0 0.00 0 0.00 0 0.00
4 UTD-PMI KAB. Sumbawa 4,092 516 4,608 4,092 100.00 516 100.00 4,608 100 7 0.17 1 0.19 8 0.17
5 RSUD Dompu 36 127 163 36 100.00 127 100.00 163 100 0 0.00 0 0.00 0 0.00
6 UTD RSUD Bima 5,165 #DIV/0! #DIV/0! 5,165 100 #DIV/0! #DIV/0! 0 0.00
7 RSUD AS SYIFA SUMBAWA BARAT 671 99 770 0.00 0.00 0 0.00 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH 37,061 5,040 47,266 36,390 98.19 4,941 98.04 46,496 98.37 77 0.21 4 0 81 0.17
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
DIARE
JUMLAH PENDUDUK DIARE DITANGANI
NO KABUPATEN PUSKESMAS JUMLAH TARGET PENEMUAN
L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Lombok Barat 17 325,213 339,919 665,132 17,562 18,356 35,917 13,359 76.07 13,310 72.51 26,669 74.25
2 Lombok Tengah 25 435,891 486,064 921,955 23,538 26,247 49,786 11,877 50.46 11,957 45.55 23,834 47.87
3 Lombok Timur 29 546,569 627,212 1,173,781 29,515 33,869 63,384 27,343 92.64 26,608 78.56 53,951 85.12
4 Sumbawa 25 230,917 221,579 452,496 12,470 11,965 24,435 7,915 63.47 7,709 64.43 15,624 63.94
5 Dompu 9 117,667 115,475 233,142 6,354 6,236 12,590 3,835 60.36 3,524 56.51 7,359 58.45
6 Bima 21 235,665 238,225 473,890 12,726 12,864 25,590 3,561 27.98 3,600 27.98 7,161 27.98
7 Sumbawa Barat 9 69,477 67,595 137,072 3,752 3,650 7,402 2,242 59.76 2,392 65.53 4,634 62.61
8 Lombok Utara 8 106,461 114,916 221,377 5,749 6,205 11,954 3,951 68.73 3,918 63.14 7,869 65.83
9 Kota Mataram 11 227,097 232,217 459,314 12,263 12,540 24,803 3,828 31.22 3,437 27.41 7,265 29.29
10 Kota Bima 5 78,394 81,342 159,736 4,233 4,392 8,626 3,481 82 3,839 87 7,320 85
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,373,351 2,524,544 4,897,895 128,161 136,325 264,486 81,392 63.5 80,294 58.9 161,686 61.13
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 270
KASUS BARU
NO KABUPATEN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Lombok Barat 17 0 0 0 1 1 2 1 1 2
2 Lombok Tengah 25 0 1 1 6 1 7 6 2 8
3 Lombok Timur 29 1 0 1 2 7 9 3 7 10
4 Sumbawa 25 0 0 0 21 11 32 21 11 32
5 Dompu 9 5 2 7 18 10 28 23 12 35
6 Bima 21 14 17 31 35 36 71 49 53 102
7 Sumbawa Barat 9 1 0 1 2 2 4 3 2 5
8 Lombok Utara 8 0 0 0 1 0 1 1 0 1
9 Kota Mataram 11 0 3 3 4 5 9 4 8 12
10 Kota Bima 5 0 3 3 13 8 21 13 11 24
JUMLAH (KAB/KOTA) 21 26 47 103 81 184 124 107 231
PROPORSI JENIS KELAMIN 44.68 55.32 55.98 44.02 53.68 46.32
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE) PER 100.000 PENDUDUK 5.22 4.24 4.72
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
KASUS BARU
PENDERITA KUSTA
NO KABUPATEN PUSKESMAS PENDERITA CACAT TINGKAT 2
0-14 TAHUN
KUSTA
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Lombok Barat 17 2 0 0.00 0 0
2 Lombok Tengah 25 8 2 25.00 2 25
3 Lombok Timur 29 10 0 0.00 0 0
4 Sumbawa 25 32 1 3.13 0 0
5 Dompu 9 35 2 5.71 4 11.43
6 Bima 21 102 0 0.00 0 0
7 Sumbawa Barat 9 5 0 0.00 0 0
8 Lombok Utara 8 1 0 0.00 0 0
9 Kota Mataram 11 12 0 0.00 0 0
10 Kota Bima 5 24 1 4.17 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 231 6 2.60 6 2.597402597
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 0
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
KASUS TERCATAT
NO KABUPATEN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Lombok Barat 17 0 0 0 1 1 2 1 1 2
2 Lombok Tengah 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Lombok Timur 29 1 0 1 2 7 9 3 7 10
4 Sumbawa 25 0 0 0 21 11 32 21 11 32
5 Dompu 9 3 1 4 17 10 27 20 11 31
6 Bima 21 14 17 31 35 36 71 49 53 102
7 Sumbawa Barat 9 1 0 1 13 2 15 14 2 16
8 Lombok Utara 8 0 0 0 3 0 3 3 0 3
9 Kota Mataram 11 0 3 3 4 5 9 4 8 12
10 Kota Bima 5 0 3 3 14 7 21 14 10 24
JUMLAH (KAB/KOTA) 19 24 43 110 79 189 129 103 232
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0.54 0.41 0.47
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
Keterangan : a = Penderita kusta PB/MB merupakan penderita pada kohort yang sama
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar: 1,510,826
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
MALARIA
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
NO KABUPATEN PUSKESMAS SUSPEK MENINGGAL CFR
POSITIF
L P L+P
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Lombok Barat 17 9,586 9,124 18,710 9,586 13,124 22,710 50 0.52 40 0.30 90 0.40 0 0 0 0 0 0
2 Lombok Tengah 25 2,954 3,268 6,222 2,954 3,268 6,222 45 1.52 10 0.31 55 0.88 0 0 0 0.00 0.00 0.00
3 Lombok Timur 29 26,964 15,836 42,800 26,964 15,836 42,800 191 0.71 111 0.70 302 0.71 0 0 0 0.00 0.00 0.00
4 Sumbawa 25 2,278 2,139 4,417 2,278 2,139 4,417 126 5.53 101 4.72 227 5.14 0 0 0 0.00 0 0.00
5 Dompu 9 2,354 1,876 4,230 2,354 1,876 4,230 117 4.97 96 5.12 213 5.04 0 0 0 0.00 0.00 0.00
6 Bima 21 9,225 7,944 17,169 9,225 7,944 17,169 141 1.53 81 1.02 222 1.29 2 0 2 1.42 0 0.90
7 Sumbawa Barat 9 4,721 2,024 6,745 4,721 2,024 6,745 169 3.58 14 0.69 183 2.71 0 0 0 0.00 0.00 0.00
8 Lombok Utara 8 2,582 3,565 6,147 2,582 3,565 6,147 30 1.16 25 1 55 0.89 0 0 0 0.00 0.00 0
9 Kota Mataram 11 2,725 2,725 3 #DIV/0! 0 #DIV/0! 3 0.11 0 0 0 0.00 #DIV/0! 0.00
10 Kota Bima 5 1,282 816 2,098 1,800 1,012 2,812 19 1.06 10 0.99 29 1.03 0 0 0 0.00 0.00 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 61,946 46,592 111,263 62,464 50,788 113,252 891 1.43 488 1 1,379 1.22 2 0 2 0.2244669 0 0.1450326
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0.38 0.19 0.28
PENDERITA FILARIASIS
NO KABUPATEN PUSKESMAS KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Lombok Barat 17 0 0 0 1 0 1
2 Lombok Tengah 25 0 0 0 0 0 0
3 Lombok Timur 29 0 0 0 0 0 0
4 Sumbawa 25 0 0 0 0 0 0
5 Dompu 9 0 0 0 0 0 0
6 Bima 21 0 0 0 0 0 0
7 Sumbawa Barat 9 0 0 0 0 0 0
8 Lombok Utara 8 0 0 0 0 0 0
9 Kota Mataram 11 0 0 0 0 0 0
10 Kota Bima 5 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 1 0 1
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0
PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 Lombok Barat 17 #DIV/0!
2 Lombok Tengah 25 18 18 100.00
3 Lombok Timur 29 28 28 100.00
4 Sumbawa 25 0 0 #DIV/0!
5 Dompu 9 1 1 100
6 Bima 21 8 8 100
7 Sumbawa Barat 9 0 0 #DIV/0!
8 Lombok Utara 8 1 1 100
9 Kota Mataram 11 4 4 100
10 Kota Bima 5 5 5 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 65 65 100.00
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
PESERTA KB AKTIF
MKJP NON MKJP
NO KABUPATEN PUSKESMAS MKJP +
% MKJP +
KON OBAT LAIN NON
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % NON MKJP
DOM VAGINA NYA MKJP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Lombok Barat 17 13,377 11.72 244 0.21 1,593 1.40 23,301 20.42 38,515 33.75 1,005 0.88 60,022 52.60 14,579 12.78 0 0.0 0 0.0 75,606 66.25 114,121 100
2 Lombok Tengah 25 17,024 10.06 1,498 0.89 1,852 1.09 26,184 15.47 46,558 27.51 2,267 1.34 89,068 52.63 31,343 18.52 0 0.0 0 0.0 122,678 72.49 169,236 100
3 Lombok Timur 29 12,364 7.39 819 0.49 2,524 1.51 20,741 12.4 36,448 21.77 1,251 0.75 94,865 56.66 34,850 20.82 0 0.00 0 0.00 130,966 78.2 167,414 100.0
4 Sumbawa 25 11,066 16.19 180 0.26 1,797 2.63 17,072 24.98 30,115 44.06 375 0.55 33,692 49.29 4,170 6.10 0 0.00 0 0.00 38,237 55.9 68,352 100.0
5 Dompu 9 4,608 12.6 0 0.0 86 0.2 2,523 6.9 7,217 19.7 573 1.6 22,207 60.6 6,648 18.1 0 0.0 0 0.0 29,428 80.3 36,645 100.0
6 Bima 21 942 1.4 0 0.0 2 0.0 2,465 3.7 3,409 5.2 250 0.4 60,732 92.3 1,443 2.2 0 0.0 0 0.0 62,425 94.8 65,834 100.0
7 Sumbawa Barat 9 2,281 12.0 3 0.0 566 3.0 2,497 13.1 5,347 28.1 288 1.5 8,428 44.3 4,839 25.4 0 0.0 142 0.7 13,697 71.9 19,044 100.0
8 Lombok Utara 8 0.0 0.0 0.0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0 0.0 38,034 0.0
9 Kota Mataram 11 12,605 22.7 60 0.1 1,360 2.4 4,710 8.5 18,735 33.7 803 1.4 30,883 55.6 5,114 9.2 0 0.0 0 0.0 36,800 66.3 55,535 100.0
10 Kota Bima 5 2,873 11.8 54 0.2 321 1.3 4,953 20.4 8,201 33.7 1,091 4.5 13,393 55.1 1,643 6.8 0 0.0 0 0.0 16,127 66.3 24,328 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 77,140 10.7 2,858 0.4 10,101 1.4 104,446 14.5 194,545 27.0 7,903 1.1 413,290 57.4 104,629 14.5 0 0.0 142 0.0 525,964 73.0 720,509 100.0
PESERTA KB BARU
MKJP NON MKJP
NO KABUPATEN PUSKESMAS % MKJP +
MKJP +
OBAT NON
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % % LAIN NYA % JUMLAH % NON MKJP
VAGINA MKJP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Lombok Barat 17 1,591 10.04 23 0.15 77 0.49 3,754 23.69 5,445 34.37 73 0.46 9,802 61.87 524 3.31 0 0.0 0 0.0 10,399 65.63 15,844 100.0
2 Lombok Tengah 25 862 3.11 43 0.15 143 0.52 5,192 18.71 6,240 22.48 534 1.92 17,360 62.55 3,621 13.05 0 0.0 0 0.0 21,515 77.52 27,755 100.0
3 Lombok Timur 29 1,061 2.54 3 0.01 108 0.26 3,703 8.88 4,875 11.69 141 0.34 34,604 82.99 2,076 4.98 0 0.00 0 0.00 36,821 88.31 41,696 100.0
4 Sumbawa 25 2,382 16.70 76 0.53 365 2.56 4,706 32.99 7,529 52.77 110 0.77 5,770 40.44 858 6.01 0 0.00 0 0.00 6,738 47.23 14,267 100.0
5 Dompu 9 287 7.4 0 0.0 10 0.3 612 15.7 909 23.3 138 3.5 2,410 61.8 444 11.4 0 0.0 0 0.0 2,992 76.7 3,901 100.0
6 Bima 21 175 3.0 0 0.0 5 0.1 309 5.3 489 8.4 99 1.7 4,763 82.1 448 7.7 0 0.0 0 0.0 5,310 91.6 5,799 100.0
7 Sumbawa Barat 9 216 8.1 0 0.0 32 1.2 508 19.1 756 28.4 65 2.4 1,272 47.7 557 20.9 0 0.0 14 0.5 1,908 71.6 2,664 100.0
8 Lombok Utara 8 0.0 0.0 0.0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0 0.0 489 0.0
9 Kota Mataram 11 2,927 27.7 0 0.0 208 2.0 1,380 13.1 4,515 42.8 361 3.4 4,730 44.8 953 9.0 0 0.0 0 0.0 6,044 57.2 10,559 100.0
10 Kota Bima 5 374 7.6 14 0.3 104 2.1 788 16.1 1,280 26.1 212 4.3 3,104 63.2 312 6.4 0 0.0 0 0.0 3,628 73.9 4,908 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 9,875 7.8 159 0.1 1,052 0.8 20,952 16.4 32,038 25.1 1,733 1.4 83,815 65.8 9,793 7.7 0 0.0 14 0.0 95,355 74.9 127,393 100.0
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
1 2 3 4 5 6
1 Lombok Barat 17 122 122 100.0
2 Lombok Tengah 25 139 139 100.0
3 Lombok Timur 29 254 254 100.0
4 Sumbawa 25 165 115 69.70
5 Dompu 9 79 73 92.41
6 Bima 21 191 185 96.86
7 Sumbawa Barat 9 64 36 56.25
8 Lombok Utara 8 33 32 96.97
9 Kota Mataram 11 50 45 90.00
10 Kota Bima 5 38 28 73.7
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,135 1,029 90.66
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH LAHIR HIDUP Hb < 7 hari BCG
NO KABUPATEN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Lombok Barat 17 7,141 6,653 13,794 7,019 98.29 6,483 97.44 13,502 97.88 6,943 97.23 6,470 97.25 13,413 97.24
2 Lombok Tengah 25 10,040 9,182 19,222 10,615 105.73 9,951 108.38 20,566 106.99 10,181 101.40 9,565 104.17 19,746 102.73
3 Lombok Timur 29 13,584 13,032 26,616 12,988 95.61 12,868 98.74 25,856 97.15 14,377 105.84 13,540 103.90 27,917 104.89
4 Sumbawa 25 4,622 4,373 8,995 4,380 94.76 4,196 95.95 8,576 95.34 4,276 92.51 4,075 93.19 8,351 92.84
5 Dompu 9 2,747 2,693 5,440 2,823 102.77 2,546 94.54 5,369 98.69 2,741 99.78 2,483 92.20 5,224 96.03
6 Bima 21 4,837 5,034 9,871 4,745 98.10 4,492 89.23 9,237 93.58 5,091 105.25 4,896 97.26 9,987 101.18
7 Sumbawa Barat 9 1,566 1,267 2,833 1,373 87.68 1,372 108.29 2,745 96.89 1,271 81.16 1,286 101.50 2,557 90.26
8 Lombok Utara 8 2,368 2,172 4,540 2,125 89.74 2,169 99.86 4,294 94.58 2,438 102.96 2,461 113.31 4,899 107.91
9 Kota Mataram 11 3,842 4,609 8,451 3,862 100.52 4,349 94.36 8,211 97.16 4,008 104.32 4,334 94.03 8,342 98.71
10 Kota Bima 5 1,750 1,620 3,370 1,572 89.83 1,474 90.99 3,046 90.39 1,406 80.34 1,391 85.86 2,797 83.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 52,497 50,635 103,132 51,502 98.10 49,900 98.55 101,402 98.32 52,732 100.45 50,501 99.74 103,233 100.10
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KABUPATEN PUSKESMAS (SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Lombok Barat 17 6,801 7,109 13,910 7,074 104.01 6,690 94.11 13,764 98.95 7,072 103.98 6,690 94.11 13,762 98.94 7,075 104.03 6,621 93.14 13,696 98.46 7,041 103.53 6,612 93.01 13,653 98.15
2 Lombok Tengah 25 9,319 10,305 19,624 10,352 111.08 9,777 94.88 20,129 102.57 10,361 111.181 9,753 94.6434 20,114 102.497 10,059 107.941 9,495 92.1397 19,554 99.6433 9,975 107.039 9,436 91.5672 19,411 98.9146
3 Lombok Timur 29 12,046 13,824 25,870 15,394 127.79 14,553 105.27 29,947 115.76 15,394 127.793 14,553 105.273 29,947 115.76 15,181 126.025 14,320 103.588 29,501 114.036 15,129 125.594 14,274 103.255 29,403 113.657
4 Sumbawa 25 4,895 4,697 9,593 4,379 89.45 4,296 91.45 8,675 90.43 4,382 89.5118 4,271 90.9213 8,653 90.202 4,246 86.7337 4,073 86.7063 8,319 86.7203 3,975 81.1979 3,770 80.256 7,745 80.7367
5 Dompu 9 2,784 2,742 5,526 2,832 101.72 2,647 96.54 5,479 99.15 2,832 101.72 2,647 96.54 5,479 99.15 2,567 92.21 2,394 87.31 4,961 89.78 2,545 91.42 2,386 87.02 4,931 89.23
6 Bima 21 5,012 5,218 10,230 5,238 104.51 5,200 99.66 10,438 102.03 5,238 104.51 5,198 99.62 10,436 102.01 5,112 102.00 5,183 99.33 10,295 100.64 4,885 97.47 4,885 93.62 9,770 95.50
7 Sumbawa Barat 9 1,863 1,521 3,384 1,321 70.91 1,290 84.81 2,611 77.16 1,321 70.91 1,290 84.81 2,611 77.16 1,314 70.53 1,295 85.14 2,609 77.10 1,313 70.48 1,293 85.01 2,606 77.01
8 Lombok Utara 8 2,556 2,627 5,183 2,542 99.45 2,417 92.01 4,959 95.68 2,541 99.41 2,417 92.01 4,958 95.66 2,583 101.06 2,383 90.71 4,966 95.81 2,579 100.90 2,390 90.98 4,969 95.87
9 Kota Mataram 11 3,806 4,606 8,412 4,384 115.19 4,704 102.13 9,088 108.04 4,408 115.817 4,697 101.976 9,105 108.238 4,350 114.293 4,559 98.9796 8,909 105.908 4,171 109.59 4,357 94.594 8,528 101.379
10 Kota Bima 5 1,899 1,967 3,866 1,511 79.57 1,475 74.99 2,986 77.24 1,518 79.94 1,472 74.83 2,990 77.34 1,403 73.88 1,377 70.01 2,780 71.91 1,397 73.57 1,371 69.70 2,768 71.60
JUMLAH (KAB/KOTA) 50,981 54,616 105,598 55,027 107.94 53,049 97.13 108,076 102.35 55,067 108.01 52,988 97.02 108,055 102.33 53,890 105.71 51,700 94.66 105,590 99.99 53,010 103.98 50,774 92.96 103,784 98.28
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
NO KABUPATEN PUSKESMAS JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P ΣƷ % Σ % Σ % L P L+P Σ % Σ % Σ % L P L+P Σ % Σ % Σ %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Lombok Barat 17 6,801 7,109 13,910 6,933 101.94 6,555 92.21 13,488 96.97 26,576 25,229 51,805 26,333 99.09 24,927 98.80 51,260 98.95 33,377 32,338 65,715 33,266 99.67 31,482 97.35 64,748 98.53
2 Lombok Tengah 25 9,319 10,305 19,624 0.00 0.00 21,269 108.38 37,283 41,219 78,502 0.00 0.00 73,500 93.63 46,602 51,524 98,126 0.00 0.00 94,769 96.58
3 Lombok Timur 29 12,046 13,824 25,870 13,913 115.50 15,950 115.38 29,863 115.43 48,188 55,292 103,480 41,688 86.51 47,776 86.41 89,464 86.46 60,234 69,116 129,350 55,601 92.31 63,726 92.20 119,327 92.25
4 Sumbawa 25 4,895 4,697 9,593 4,889 99.87 5,169 110.04 10,058 104.85 17,487 20,885 38,372 16,299 93.21 16,933 81.08 33,232 86.61 22,382 25,582 47,965 21,188 94.66 22,102 86.40 43,290 90.25
5 Dompu 9 2,784 2,742 5,526 3,212 115.37 3,198 116.63 6,410 116.00 18,183 18,231 36,414 17,996 98.97 18,060 99.06 36,056 99.02 20,967 20,973 41,940 21,208 101.15 21,258 101.36 42,466 101.25
6 Bima 21 5,012 5,218 10,230 4,758 94.93 5,709 109.41 10,467 102.32 15,904 19,083 34,987 14,920 93.81 17,903 93.82 32,823 93.81 21,224 24,301 45,525 19,678 92.72 23,612 97.16 43,290 95.09
7 Sumbawa Barat 9 1,863 1,521 3,384 1,273 68.33 1,302 85.60 2,575 76.09 6,134 6,054 12,188 6,066 98.89 6,057 100.05 12,123 99.47 7,997 7,575 15,572 7,339 91.77 7,359 97.15 14,698 94.39
8 Lombok Utara 8 2,556 2,627 5,183 2,464 96.40 2,659 101.22 5,123 98.84 8,153 8,802 16,955 8,245 101.13 8,900 101.11 17,145 101.12 10,709 11,429 22,138 10,709 100.00 11,559 101.14 22,268 100.59
9 Kota Mataram 11 3,806 4,606 8,412 3,160 83.03 2,950 64.05 6,110 72.63 18,197 17,079 35,276 12,198 67.03 11,590 67.86 23,788 67.43 22,003 21,685 43,688 15,358 69.80 14,540 67.05 29,898 68.44
10 Kota Bima 5 1,899 1,967 3,866 1,548 81.52 1,515 77.02 3,063 79.23 5,680 5,390 11,070 5,487 96.60 5,142 95.40 10,629 96.02 7,579 7,357 14,936 7,035 92.82 6,657 90.49 13,692 91.67
JUMLAH (KAB/KOTA) 50,981 54,616 105,598 42,150 82.68 45,007 82.41 108,426 102.68 201,785 217,264 419,049 149,232 73.96 157,288 72.39 380,020 90.69 253,074 271,880 524,955 191,382 75.62 202,295 74.41 488,446 93.05
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
BALITA
JUMLAH BALITA DILAPORKAN DITIMBANG BGM
NO KABUPATEN PUSKESMAS
(S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Lombok Barat 17 33,291 31,727 65,017 31,432 30,023 61,454 94.42 94.63 94.52 536 1.70 506 1.69 1,042 1.70
2 Lombok Tengah 25 49,350 46,992 96,342 39,261 37,434 76,695 79.56 79.66 79.61 550 1.40 598 1.60 1,148 1.50
3 Lombok Timur 29 56,426 64,696 121,122 49,464 56,721 106,185 87.66 87.67 87.67 748 1.51 855 1.51 1,603 1.51
4 Sumbawa 25 21,802 26,162 47,964 18,004 18,476 36,480 82.58 70.62 76.06 152 0.85 169 0.92 322 0.88
5 Dompu 9 12,515 11,005 23,520 11,292 10,486 21,778 90.23 95.28 92.59 128 1.13 131 1.25 259 1.19
6 Bima 21 23,246 27,896 51,142 14,290 17,148 31,438 61.47 61.47 61.47 356 2.49 425 2.48 781 2.48
7 Sumbawa Barat 9 7,056 7,132 14,188 6,205 6,307 12,512 87.94 88.43 88.19 49 0.79 37 0.59 86 0.69
8 Lombok Utara 8 10,646 11,492 22,138 9,687 10,456 20,143 90.99 90.99 90.99 266 2.75 286 2.74 552 2.74
9 Kota Mataram 11 22,810 21,285 44,095 13,022 11,913 24,935 57.09 55.97 56.55 392 3.01 318 2.67 710 2.85
10 Kota Bima 5 7,132 6,957 14,089 4,742 4,610 9,352 66.49 66.26 66.38 77 1.62 91 1.97 168 1.80
JUMLAH (KAB/KOTA) 244,273 255,343 499,617 197,399 203,573 400,972 80.81 79.73 80.26 3,254 1.6 3,417 1.7 6,670 1.7
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN PUSKESMAS JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Lombok Barat 17 444 0.00 0.00 - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
2 Lombok Tengah 25 854 0.00 854 100.00 10,263 10,393 20,656 9,694 94.46 9,936 95.60 19,630 95.03 31,514 #DIV/0! #DIV/0! 15,712 49.86
3 Lombok Timur 29 937 415 44.29 937 100.00 79,505 75,188 154,693 19,700 24.78 17,802 23.68 37,502 24.24 4,925 4,451 9,375 4,925 100.00 4,451 100.00 9,375 100.00
4 Sumbawa 25 366 18 4.92 29 7.92 3,425 3,155 6,580 223 6.51 190 6.02 413 6.28 92 82 174 42 45.65 39 47.56 81 46.55
5 Dompu 9 263 11 4.18 26 9.89 828 817 1,645 527 63.65 588 71.97 1,115 67.78 248 295 543 139 56.05 161 54.58 300 55.25
6 Bima 21 #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
7 Sumbawa Barat 9 #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
8 Lombok Utara 8 184 48 26.09 146 79.35 7,812 7,573 15,385 1,696 21.71 1,521 20.08 3,217 20.91 903 1,114 2,017 860 95.24 947 85.01 1,807 89.59
9 Kota Mataram 11 195 8 4.1 81 41.54 2,278 #DIV/0! #DIV/0! 3,972 174.4 3,446 #DIV/0! #DIV/0! 2,812 81.60
10 Kota Bima 5 89 - 0.0 81 91.0 8,608 7,899 16,507 574 6.7 549 7.0 1,123 6.8 863 874 1,737 863 100.0 874 100.0 1,737 100.0
JUMLAH (KAB/ KOTA) 3,332 500 15.0 2,154 64.6 110,441 105,025 217,744 32,414 29.3 30,586 29.1 66,972 30.8 7,031 6,816 48,806 6,829 97.1 6,472 95.0 31,824 65.2
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
USILA (60TAHUN+)
NO KABUPATEN PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Lombok Barat 17 19,018 21,757 40,775 4,662 24.51 5,186 23.84 9,849 24.15
2 Lombok Tengah 25 27,362 30,418 57,780 20,815 76.07 23,631 77.69 44,446 76.92
3 Lombok Timur 29 44,702 51,297 95,999 7,990 17.87 14,258 27.79 22,248 23.18
4 Sumbawa 25 17,087 16,395 33,482 1,438 8.42 2,329 14.21 3,767 11.25
5 Dompu 9 6,898 6,982 13,880 3,518 51.00 3,672 52.59 7,190 51.80
6 Bima 21 17,704 17,011 34,715 2,803 15.83 3,615 21.25 6,418 18.49
7 Sumbawa Barat 9 3,295 2,203 5,498 2,545 77.24 1,690 76.71 4,235 77.03
8 Lombok Utara 8 17,599 18,205 35,804 5,737 32.60 8,326 45.73 14,063 39.28
9 Kota Mataram 11 3,243 3,316 6,559 1,240 38.24 3,192 96.26 4,432 67.57
10 Kota Bima 5 4,956 5,819 10,775 5,007 101.03 5,362 92.15 10,369 96.23
JUMLAH (KAB/KOTA) 161,864 173,403 335,267 55,755 34.45 71,261 41.10 127,017 37.89
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 2,401,477 0.00 0.00 49.03
1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 237,978 0.00 0.00 4.86
Sumber: - Seksi Akreditasi dan Jaminan Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2016
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RSUD Patuh Patut Pacju 120 9,462 33,681 43,143 76.90 79 1 5
2 RSUD Praya 190 15,507 52,243 51,951 75.33 82 1 3
3 RSUD Dr. R. Soedjono Selong 291 20,906 67,852 78,304 63.88 72 2 4
4 RSI Namira Selong 96 7,256 23,834 23,834 68.02 76 2 3
5 RS Risa Sentra Medika Selong 66 25,674 15,419 14,861 64.01 389 0 1
6 RSUD Kab Sumbawa 135 10,970 48,827 37,399 99.09 81 0 3
7 RSUD Dompu 178 15,613 42,088 45,424 64.78 88 1 3
8 RSUD Bima 167 12,524 58,240 49,200 95.55 75 0 4
9 RSUD As Syifa 100 3,345 12,621 9,416 34.58 33 7 3
10 RSUD Tanjung 80 4,480 18,900 42,378 64.73 56 2 9
11 RSUD Kota Mataram 236 15,848 52,354 47,685 60.78 67 2 3
12 RS Dr. Agung Kota Bima 44 1,276 11,312 2,717 70.44 29 4 2
13 RS Stikes Mataram, Kota Bima 28 451 720 1,804 7.05 16 21 4
KABUPATEN/KOTA 1731 143312 438,091 448,116 69.34 83 1 3
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
RUMAH TANGGA
NO KABUPATEN PUSKESMAS JUMLAH
JUMLAH % DIPANTAU % BER- PHBS
JUMLAH DIPANTAU BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Lombok Barat 17 186,777 3,570 1.91 2,236 62.63
2 Lombok Tengah 25 269,882 5,510 2.04 1,510 27.40
3 Lombok Timur 29 344,358 6,090 1.77 2,700 44.33
4 Sumbawa 25 114,868 5,250 4.57 1,363 25.96
5 Dompu 9 57,907 11,822 20.42 3,116 26.36
6 Bima 21 118,606 3,150 2.66 908 28.83
7 Sumbawa Barat 9 34,044 1,892 5.56 801 42.34
8 Lombok Utara 8 70,229 1,680 2.39 754 44.88
9 Kota Mataram 11 125,620 2,310 1.8 700 30.3
10 Kota Bima 5 1,050 1,050 100.0 110 10.5
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,323,341 42,324 3.2 14,198 33.55
2015 2016
RUMAH MEMENUHI SYARAT JUMLAH RUMAH DIBINA MEMENUHI RUMAH MEMENUHI SYARAT
JUMLAH RUMAH DIBINA
(RUMAH SEHAT) RUMAH YANG SYARAT (RUMAH SEHAT)
NO KABUPATEN PUSKESMAS SELURUH
BELUM
RUMAH
JUMLAH % MEMENUHI JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
SYARAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Lombok Barat 17 163,853 116,565 71.14 47,288 7,092 15.00 3,075 43.36 119,640 73.02
2 Lombok Tengah 25 302105 209,566 69.37 92,539 32,615 35.24 6,568 20.14 216,134 71.54
3 Lombok Timur 29 344,358 136,875 39.75 207,483 48,822 23.53 34,323 70.30 171,198 49.72
4 Sumbawa 25 105,650 77,919 73.75 27,055 27,055 100.00 4,880 18.04 82,799 78.37
5 Dompu 9 55,170 30,562 55.40 24,373 24,318 99.77 9,799 40.30 40,361 73.16
6 Bima 21 115,905 68,960 59.50 46,945 15,399 32.80 2,751 17.86 71,711 61.87
7 Sumbawa Barat 9 31,260 21,995 70.36 9,265 9,265 100 8,772 94.68 30,767 98.42
8 Lombok Utara 8 53,469 30,544 57.12 22,925 11,034 48.13 3,821 34.63 34,365 64.27
9 Kota Mataram 11 101,264 83,285 82.25 17,979 17,979 100 15848 88.15 99,133 97.90
10 Kota Bima 5 39020 33,219 85.13 5,801 5,801 100 953 16.43 34,172 87.58
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,312,054 809,490 61.70 501,653 199,380 39.74 90,790 45.54 900,280 68.62
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
SYARAT
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 Lombok Barat 17 665,132 89,637 457,860 82,089 385,125 2,028 10,757 1,064 6,634 1 280 1 280 - - - - 118 4,261 111 4,060 2,130 15,239 1,850 13,334 37,509 176,735 35,854 162,773 572,206 86.02894
2 Lombok Tengah 25 921,955 91,929 490,875 74,013 411,884 111 636 111 636 825 9,435 825 9,435 - - - - 103 1,114 75 977 455 2,402 498 2,678 49,917 235,582 49,291 234,623 660,233 71.61
3 Lombok Timur 29 1,173,781 118,368 577,736 110,299 534,994 21,231 92,828 20,823 90,386 2 15 2 15 - - - - 82 13,189 75 12,707 900 3,994 749 3,154 85,595 397,592 80,070 368,651 1,009,907 86.04
4 Sumbawa 25 452,496 23,342 103,873 20,920 94,253 4,017 16,230 3,597 15,881 4,679 14,520 4,570 14,397 7,088 46,456 6,496 43,064 73 12,022 59 10,640 112 1,669 99 895 39,546 175,216 38,848 170,410 349,540 77.25
5 Dompu 9 233,142 3,564 23,201 3,228 21,733 1,027 7,691 928 7,411 10,827 61,821 10,773 61,551 146 27,089 100 26,845 5 2,640 5 2,640 1 40 - - 17,315 78,190 14,178 78,010 198,190 85.01
6 Bima 21 473,890 7,990 6931 32100 128201.00 - 0 0 0.00 0 27,640 25784 35891.00 143784 63 63 293.00 1442 24 24 390.00 1410 0 0 0.00 10,539 10,539 10,533 89,135 253,910 53.58
7 Sumbawa Barat 9 137,072 15,627 85,012 15,760 84,091 0 0 0 0 330 1,831 309 1,831 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10,701 43,165 10,695 43,067 128,989 94.10
8 Lombok Utara 8 221,377 11,767 56,198 9,108 56,198 6 21 6 21 16 2,421 15 2,421 0 - - - 9 1,560 8 1,560 2 45 2 45.00 31,354 130,978 30,080 130,978 191,223 86.38
9 Kota Mataram 11 459,314 15,039 75,195 15,039 75,195 2 10 2 10 22 1,100 22 1,100 - - - - 15 1,500 15 1,500 - - - - 66,253 343,595 66,253 343,595 421,400 91.75
10 Kota Bima 5 159,736 1,136 17,146 1,040 16,203 774 9,184 701 8,694 17,277 95,702 16,973 93,065 - - - - 53 2,502 43 2,357 11 232 11 232 5,496 29,929 5,457 29,622 150,173 94.01
JUMLAH (KAB/KOTA) 4,897,895 378,399 1,894,027 363,596 1,807,877 29,196 137,357 27,232 129,673 33,979 214,765 59,274 219,986 151,018 73,608 6,659 70,202 1,900 38,812 415 36,831 5,021 23,621 3,209 20,338 354,225 1,621,521 341,259 1,650,864 3,935,771 80.36
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
PENDUDUK
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
NO KABUPATEN PUSKESMAS
% PENDUDUK
% PENDUDUK
% PENDUDUK
% PENDUDUK
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Lombok Barat 17 665,132 24,654 256,833 20,440 205,753 80.11 86,944 363,688 78,428 335,032 92.12 10443 44611 7396 29684 66.54 0 0 0 0 #DIV/0! 570,469 85.77
2 Lombok Tengah 25 921,955 106 1,091 106 1,091 100.00 187,435 733,057 156,715 691,335 94.31 0 0 0 0 #DIV/0! 3,417 9,065 3,241 9,655 106.51 702,081 76.15
3 Lombok Timur 29 1,173,781 0 0 0 0 #DIV/0! 226,272 933,467 214,097 821,996 88.06 1261 7141 904 5481 76.75 2,963 14,739 2,623 13,228 89.75 840,705 71.62
4 Sumbawa 25 452,496 998 9,589 979 9,224 96.19 76,158 354,381 73,825 342,716 96.71 813 2441 813 2441 100.00 302 906 302 906 100.00 355,287 78.52
5 Dompu 9 233,142 292 7,491 280 7,394 98.71 36,051 182,960 33,487 157,916 86.31 2548 10758 1619 7018 65.24 1,934 7,860 1,774 6,926 88.12 179,254 76.89
6 Bima 21 473,890 23,199 93,417 23,199 93,417 100.00 62,632 228,968 63,984 237,161 103.58 11017 43504 11017 43504 100.00 - - - - #DIV/0! 374,082 78.94
7 Sumbawa Barat 9 137,072 - - - - #DIV/0! 31,627 133,456 31,627 133,456 100 0 0 0 0 #DIV/0! 33 81 5 18 22.22 133,474 97.38
8 Lombok Utara 8 221,377 146 8,791 137 8,791 100 39,896 143,924 39,573 143,924 100 0 0 0 0 #DIV/0! 9 32 9 32 100.00 152,747 69.00
9 Kota Mataram 11 459,314 0 0 0 0 #DIV/0! 110,702 456,244 110,702 456,244 100 0 0 0 0 #DIV/0! - - - - #DIV/0! 456,244 99.33
10 Kota Bima 5 159,736 10,799 44,916 10,797 44,463 98.99 23,415 98,429 23,415 98,429 100 0 0 0 0 #DIV/0! 321 1,322 309 1,250 94.55 144,142 90.24
JUMLAH (KAB/KOTA) 4,897,895 60,194 422,128 55,938 370,133 87.6826 881,132 3,628,574 825,853 3,418,209 94.2025 26,082 108,455 21,749 88,128 81.25766 8,979 34,005 8,263 32,015 94.14792 3,908,485 79.80
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
TEMPAT-TEMPAT UMUM
YANG ADA MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
JUMLAH TTU
NO KABUPATEN PUSKESMAS SD SLTP SLTA PUSKESMAS BINTANG NON BINTANG
UMUM
RUMAH SAKIT
NON BINTANG
PUSKESMAS
BINTANG
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
UMUM
SLTP
SLTA
SD
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Lombok Barat 17 444 134 101 17 1 26 62 785 323 72.75 115 85.82 87 86.14 17 100 1 100 26 100.0 61 98.39 630 80.25
2 Lombok Tengah 25 890 320 187 25 2 8 31 1,463 598 67.19 174 54.38 93 49.73 25 100 2 100 0 0 0 0 892 60.97
3 Lombok Timur 29 937 322 214 29 3 2 40 1,547 719 76.73 213 66.15 152 71.03 29 100.00 3 100.00 1 50.0 21 52.50 1,138 73.56
4 Sumbawa 25 366 106 49 25 2 3 25 576 315 86.07 81 76.42 41 83.67 25 100.00 2 100.00 3 100.0 24 96.00 491 85.24
5 Dompu 9 269 85 52 9 1 0 31 447 218 81.04 66 77.65 38 73.08 9 100 1 100 0 #DIV/0! 30 96.77 362 80.98
6 Bima 21 480 141 84 20 1 - 3 729 372 77.50 90 63.83 46 54.76 5 25.00 - - 0 #DIV/0! - - 513 70.37
7 Sumbawa Barat 9 101 36 20 9 1 1 11 179 85 84.16 33 91.67 20 100 9 100 1 100 1 100 10 90.91 159 88.83
8 Lombok Utara 8 184 76 44 14 1 4 73 396 99 53.80 29 38.16 15 34.09 7 50.00 - - 4 100 25 34.25 179 45.20
9 Kota Mataram 11 195 56 49 53 16 22 80 471 160 82.05 46 82.14 38 77.55 27 50.94 13 81.25 18 81.8 30 37.50 332 70.49
10 Kota Bima 5 89 33 26 61 5 0 14 228 75 84.27 27 81.82 24 92.31 56 91.80 5 100 0 #DIV/0! 13 92.86 200 87.72
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,955 1,309 826 262 33 66 370 6,821 2,964 74.9 874 66.8 554 67.1 209 79.8 28 84.8 53 80.3 214 57.8 4,896 71.78
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
JUMLAH RUMAH DEPOT AIR RUMAH DEPOT AIR
NO KABUPATEN PUSKESMAS MAKANAN MAKANAN
TPM JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL % JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL %
JAJANAN JAJANAN
RESTORAN (DAM) RESTORAN (DAM)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Lombok Barat 17 633 49 278 68 164 559 88.31 12 31 2 28 73 11.53
2 Lombok Tengah 25 650 143 188 64 253 648 99.69 4 4 0 48 56 8.62
3 Lombok Timur 29 400 7 6 9 15 37 9.25 29 81 57 196 363 90.75
4 Sumbawa 25 165 5 29 19 12 65 39.39 9 60 19 12 100 60.61
5 Dompu 9 779 111 89 10 272 482 61.87 100 17 5 147 269 34.53
6 Bima 21 280 3 24 12 12 51 18.21 16 80 4 74 174 62.14
7 Sumbawa Barat 9 313 37 136 13 83 269 85.94 8 25 1 10 44 14.06
8 Lombok Utara 8 413 23 72 14 112 221 53.51 9 27 5 68 109 26.39
9 Kota Mataram 11 2758 115 190 162 210 677 24.55 0 59 0 146 205 7.43
10 Kota Bima 5 716 31 62 41 346 480 67.04 16 16 0 204 236 32.96
JUMLAH (KAB/KOTA) 7107 524 1074 412 1479 3489 49.09 203 400 93 933 1629 22.92
PERSENTASE TPM
PERSENTASE TPM
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH TPM TIDAK
MEMENUHI SYARAT
HIGIENE SANITASI
RUMAH MAKAN/
RUMAH MAKAN/
JUMLAH TPM
DIUJI PETIK
MINUM (DAM)
MINUM (DAM)
JASA BOGA
JASA BOGA
RESTORAN
RESTORAN
DEPOT AIR
DEPOT AIR
MAKANAN
MAKANAN
DIBINA
JAJANAN
JAJANAN
TOTAL
TOTAL
NO KABUPATEN PUSKESMAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Lombok Barat
Sumbawa
Kota Bima
Sumbawa
Mataram
Lombok
Lombok
Lombok
No. Nama Obat Bentuk Sediaan %
Dompu
Tengah
Timur
Utara
Barat
Bima
1 Albendazole Tablet 66.67 89.71 91.00 89.08 100.00 77.78 83.33 83.33 17.06 100.00 79.80
2 Amoxicillin 500 mg Tablet 100.00 100.00 100.00 95.40 100.00 100.00 100.00 98.15 94.84 100.00 98.84
3 amoxicillin Syrup 92.42 100.00 59.67 96.84 100.00 100.00 100.00 86.11 72.22 86.67 89.39
4 Deksametason Tablet 98.48 100.00 99.33 95.98 100.00 100.00 100.00 93.52 85.32 100.00 97.26
5 Diazepam 5 mg/mL Injeksi 76.52 80.39 85.00 72.70 95.83 93.52 91.67 95.37 14.29 33.33 73.86
6 Efinefrin (adrenalin) 0,1% ( sebagai HCl ) Injeksi 65.15 98.53 96.33 96.84 100.00 90.74 41.67 89.81 63.89 100.00 84.30
7 Fitomenadion ( Vitamin K ) Injeksi 49.24 99.51 98.33 78.16 100.00 97.22 99.33 87.96 68.65 100.00 87.84
8 Furosemid 40 mg Tablet 95.45 88.73 97.00 89.37 100.00 83.33 100.00 100.00 63.49 100.00 91.74
9 Garam Oralit Serbuk 99.24 99.02 99.67 98.56 100.00 90.74 83.33 100.00 93.65 100.00 96.42
10 Glibenklamid Tablet 81.06 69.12 52.00 70.40 58.33 90.74 100.00 75.00 66.27 100.00 76.29
11 Kaptopril Tablet 100.00 78.43 88.33 96.84 100.00 98.15 100.00 93.52 50.40 100.00 90.57
12 Magnesium Sulfat 20% Injeksi 27.27 85.78 61.00 5.17 21.88 58.33 85.19 8.33 35.30
13 Metil Ergometrin Maleat 0,200 mg - 1 mL Injeksi 43.18 98.04 83.00 72.13 71.88 91.67 100.00 9.26 30.56 100.00 69.97
14 Obat Anti Tuberculosis dewasa Tablet 77.27 92.65 99.33 92.53 95.83 75.00 75.00 98.15 31.35 100.00 83.71
15 Oksitosin Injeksi 98.48 100.00 99.33 97.41 100.00 76.85 100.00 100.00 40.87 100.00 91.30
16 Parasetamol 500 mg Tablet 100.00 97.06 100.00 97.13 100.00 100.00 100.00 99.07 94.44 100.00 98.77
17 Tablet Tambah Darah Tablet 98.48 99.51 99.67 36.78 100.00 100.00 66.67 99.07 84.13 100.00 88.43
18 Vaksin BCG Injeksi 100.00 100.00 100.00 99.71 96.30 89.33 96.30 95.63 100.00 87.73
19 Vaksin TT Injeksi 68.94 100.00 100.00 91.95 96.30 38.00 100.00 95.63 100.00 79.08
20 Vaksin DPT / DPT-HB / DPT-HB-Hib Injeksi 96.21 100.00 99.00 99.71 96.30 98.00 98.15 95.63 100.00 88.30
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 2 10 2 12 26
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 1 0 0 1 2
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 132 0 0 132
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 1465 0 0 1,465
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 27 0 0 27
3 PUSKESMAS KELILING 0 0 230 0 0 230
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 565 0 0 565
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 13 13
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 0 0 4 104 108
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 13 13
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 0 39 1 1048 1,088
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 63 63
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 1 3 0 1 5
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 1 5 0 1 7
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 -
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 3 3
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 2 2
6 APOTEK 0 0 134 0 219 353
7 TOKO OBAT 0 0 24 0 74 98
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 2 2
PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2016
STRATA POSYANDU
POSYANDU AKTIF
NO KABUPATEN PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Lombok Barat 17 20 2.27 142 16.08 703 79.61 18 2.04 883 721 81.65
2 Lombok Tengah 25 487 29.99 686 42.24 415 25.55 36 2.22 1624 451 27.77
3 Lombok Timur 29 67 3.88 803 46.55 723 41.91 132 7.65 1725 855 49.57
4 Sumbawa 25 21 3.06 297 43.29 297 43.29 71 10.35 686 368 53.64
5 Dompu 9 18 4.38 43 10.46 345 83.94 5 1.22 411 350 85.16
6 Bima 21 26 4.22 214 34.74 357 57.95 19 3.08 616 376 61.04
7 Sumbawa Barat 9 3 1.41 71 33.33 124 58.22 15 7.04 213 139 65.26
8 Lombok Utara 8 7 1.79 257 65.73 127 32.48 0 0.00 391 127 32.48
9 Kota Mataram 11 26 7.45 105 30.09 146 41.83 72 20.63 349 218 62.46
10 Kota Bima 5 30 18.40 118 72.39 12 7.36 3 1.84 163 15 9.20
JUMLAH (KAB/KOTA) 705 9.98 2736 38.75 3249 46.01 371 5.25 7061 3620 51.27
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1
DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH DESA/
NO KABUPATEN PUSKESMAS
KELURAHAN PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Lombok Barat 17 122 58 52 9 3 122 100
2 Lombok Tengah 25 139 123 1 - 0 124 89.21
3 Lombok Timur 29 254 206 31 2 3 242 95.28
4 Sumbawa 25 165 35 102 26 2 165 100.00
5 Dompu 9 79 47 32 2 0 81 102.53
6 Bima 21 191 123 53 6 0 182 95.29
7 Sumbawa Barat 9 64 9 44 10 1 64 100.00
8 Lombok Utara 8 33 1 25 7 0 33 100.00
9 Kota Mataram 11 50 24 20 5 1 50 100.00
10 Kota Bima 5 38 - 38 - 0.00 38 100.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,135 626 398 67 10 1,101 97.00
DOKTER
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
NO UNIT KERJA GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas di Lombok Barat 0 0 0 17 21 38 17 21 38 6 11 17 0 0 0 6 11 17
2 Puskesmas di Lombok Tengah 0 0 0 17 13 30 17 13 30 1 15 16 0 0 0 1 15 16
3 Puskesmas di Lombok Timur 0 0 0 22 36 58 22 36 58 5 7 12 0 0 0 5 7 12
4 Puskesmas di Sumbawa 0 0 0 19 20 39 19 20 39 3 14 17 0 0 0 3 14 17
5 Puskesmas di Dompu 0 0 0 13 6 19 13 6 19 1 3 4 0 0 0 1 3 4
6 Puskesmas di Bima 0 0 0 14 13 27 14 13 27 1 8 9 0 0 0 1 8 9
7 Puskesmas di Sumbawa Barat 0 0 0 4 13 17 4 13 17 2 6 8 0 0 0 2 6 8
8 Puskesmas di Lombok Utara 0 0 0 9 13 22 9 13 22 1 7 8 0 0 0 1 7 8
9 Puskesmas di Kota Mataram 0 0 0 12 25 37 12 25 37 1 10 11 0 0 0 1 10 11
10 Puskesmas di Kota Bima - - - 12 15 27 12 15 27 - 6 6 - - - - 6 6
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 139 175 314 139 175 314 21 87 108 - - - 21 87 108
1 RSUD Patuh Patut Pacju 10 6 16 6 9 15 16 15 31 1 0 1 0 2 2 1 2 3
2 RSUD Praya 10 4 14 14 23 37 24 27 51 0 2 2 0 0 0 0 2 2
3 RSUD Dr. R. Soedjono Selong 11 13 24 21 19 40 32 32 64 0 1 1 0 1 1 0 2 2
4 RSI Namira Selong 6 11 17 5 3 8 11 14 25 0 1 1 0 0 0 0 1 1
5 RS Risa Sentra Medika Selong 10 9 19 6 1 7 16 10 26 0 1 1 0 1 1 0 2 2
6 RSUD Kab Sumbawa 7 5 12 14 5 19 21 10 31 0 1 1 1 2 3 1 3 4
7 RSUD HL Manambai Abdul Kadir 4 3 7 13 3 16 17 6 23 0 3 3 0 0 0 0 3 3
8 RSUD Dompu 6 1 7 0 4 4 6 5 11 1 0 1 0 0 0 1 0 1
9 RSUD Bima 0 0 0 6 10 16 6 10 16 0 2 2 0 0 0 0 2 2
10 RSUD Sondosia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 RSUD As Syifa 8 1 9 6 5 11 14 6 20 0 1 1 0 0 0 0 1 1
12 RSUD Tanjung 6 2 8 10 7 17 16 9 25 1 1 2 0 0 0 1 1 2
13 RSUD Kota Mataram 17 12 29 11 11 22 28 23 51 0 1 1 3 3 0 4 4
14 RSUD Provinsi NTB 45 20 65 20 35 55 65 55 120 1 2 3 0 2 2 1 4 5
15 RS Jiwa Provinsi NTB 7 2 9 4 12 16 11 14 25 0 2 2 0 0 0 0 2 2
16 RSAD REM Wira Bhakti Mataram 1 0 1 0 4 4 1 4 5 0 1 1 0 0 0 0 1 1
17 RS Bhayankara Mataram 0 0 0 0 4 4 0 4 4 1 1 0 0 0 1 0 1
18 RS Universitas Mataram 15 9 24 3 4 7 18 13 31 0 1 1 0 0 0 0 1 1
19 RS Katolik Sant Antonius Mataram 27 7 34 9 5 14 36 12 48 0 1 1 0 0 0 0 1 1
20 RS Islam Siti Hajar Mataram 0 0 0 1 6 7 1 6 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 RS Risa Sentra Medika Mataram 0 0 0 8 3 11 8 3 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 RS Harapan Keluarga Mataram 0 0 0 3 6 9 3 6 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 RS Biomedika Mataram 0 0 0 4 5 9 4 5 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 RS Grha Ultima Medika Mataram 0 0 0 4 4 0 4 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 RSIA Permata Hati Mataram 10 4 14 2 2 4 12 6 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 RS PKU Muhammadiyah 4 2 6 4 6 10 8 8 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 204 111 315 170 196 366 374 307 681 5 21 26 1 11 12 6 32 38
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 204 111 315 309 371 680 513 482 995 26 108 134 1 11 12 27 119 146
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 6.4313341 13.883515 20.314849 0 0.2450032 2.9808723
TENAGA KEFARMASIAN
PEJABAT STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA TENAGA PENUNJANG TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA PENDIDIK JURU
STRUKTURAL ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN KESEHATAN LAINNYA
GF 424,080,518 0.02
MCAI 1,616,762,000 0.08