Bismillahirrahmannirrahim,
Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2019 dapat kami selesaikan.
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu sarana penyajian
informasi kesehatan yang diharapkan menjadi acuan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pembangunan kesehatan serta pengambil keputusan dibidang kesehatan. Oleh
karena itu kualitas Profil Kesehatan selalu diupayakan peningkatannya dari waktu ke waktu
dalam hal ketepatan data, ketepatan waktu dan kesesuaian dengan kebutuhan pembangunan
kesehatan.
Penyusunan Profil Kesehatan ini mencakup capaian kegiatan yang ada di Dinas
Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah maupun lintas sektor terkait di Kabupaten Lombok
Barat, yang penyusunannya didasarkan pada Juknis Pedoman Profil Kesehatan tahun 2018
edisi data terpilah, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan dan Informasi lain
yang diperlukan.
Bencana gempa bumi tahun 2018, mengakibatkan banyak program yang tidka dapat
berjalan dengan optimal, namun bagaimanpun pelayanan publik harus tetap berjalan
dengan kondisi apapun. Permasalahan demi permasalahan yang muncul tetap harus
diselesaikan.
Dalam penyusunan profil ini dibutuhkan banyak koordinasi yang dilakukan oleh tim
penyusun dengan tim contributor, selain koordinasi juga validasi data. Untuk meningkatkan
mutu penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat berikutnya, kami sangat
mengharapkan sumbang saran, tanggapan dan peran serta dari semua pihak terkait sebagai
sumber data, pengelola program kesehatan di semua tingkatan, sehingga penyusunan Profil
Kesehatan akan menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Jika dalam perkembangannya terdapat hal-hal yang perlu diklarifikasi, pemanfaat
data profil ini dapat langsung menghubungi tim kami yang berada di Seksi Data Informasi,
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan . Dan jika dipertengahan waktu ada data yang
harus diupdate dan di ralat, tim kami akan melalukan pengkinian data meskipun data yang
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2018 iii Kata Pengantar
terkumpul saat ini adalah data terkini. Kami juga mohon maaf sedalam-dalamnya apabila
data yang terdapat dalam profil ini belum memuaskan kebutuhan dari pemanfaat (pembaca).
Kepada Tim Penyusun Profil Kesehatan dan semua pihak yang telah
menyumbangkan pikiran dan tenaganya hingga tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2019 ini, kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan
kami sampaikan terima kasih.
HALAMAN JUDUL i
TIM PENYUSUN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR ISTILAH xi
BAB I GAMBARAN UMUM 1
A. PENDUDUK 2
B. EKONOMI 3
C. PENDIDIKAN 4
D. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 5
E. SOSIAL BUDAYA 7
BAB II SARANA KESEHATAN 8
A. RUMAH SAKIT 9
B. PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 10
C. KLINIK DAN BALAI PENGOBATAN 11
D. UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN 11
LOMBOK BARAT
E.SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 12
F. UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) 12
BAB III. SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
A. KONDISI DISTIBRUSI TENAGA KESEHATAN 15
B. KEGIATAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI 21
C. PROGRAM PERCEPATAN PENDIDIKAN D3 22
No Singkatan ARTI
1 AFP Acute Flaccid Paralysis
2 AE Air Susu Ibu Eksklusif
3 AIDS Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired
Immune Deficiency Syndrome
4 API Annual Paracit Index
5 AKB Angka Kematian Bayi
6 AKI Angka Kematian Ibu
7 ASKES Asuransi Kesehatan
8 BBLR Berat Badan Lahir Rendah
9 BCG Bacillus Calmitte Guirin
10 BGM Bawah Garis Merah
11 BUMIL RISTI Ibu Hamil yang memiliki Resiko Tinggi
12 CNR Case Notification Rate
13 DBD Demam Berdarah Dengue
14 DO Drop Out
15 DPT Defteri Pertusis Tetanus
16 HB Hepatitis B
17 HIV Human Immunodeficiency Virus
18 IMS Infeksi Menular Sexual
19 IPM Index Pembangunan Manusia
20 IUD Intra Uterus Divice
21 JKN Jaminan Kesehatan Nasional
22 K1 dan K4 Kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan (kontak 1
sampai 4 ki)
23 KLB Kejadian Luar Biasa
24 KN Kunjungan Neonatal
25 MB Multi Basiler (Kusta Basah)
26 MKJP Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara
Barat dan telah mengalami 2 kali pemekaran sejak tahun 1998 dan 2008 yaitu menjadi Kota
Mataram dan Lombok Utara.
Lombok Barat memiliki wilayah kecamatan yang terbentang dari utara (Kecamatan
Batu Layar) sampai selatan (Kecamatan Sekotong) dengan luas 1.053,9 km2, dengan
kecamatan terluas yaitu kecamatan Sekotong Tengah dengan luas 529.4 km2 atau lebih dari
separuh keseluruhan Wilayah Kabupaten Lombok Barat.
Keberadaan Kabupaten Lombok Barat terletak antara 1150,46’- 1160.20’ Bujur Timur,
dan 80.25’ sampai dengan 80.55’ Lintang Selatan, dengan batas wilayah :
Sebelah Barat : Selat Lombok dan Kota Mataram
Sebelah Timur : Kabupaten Lombok Tengah
Sebelah Selatan : Samudera Hindia
Sebelah Utara : Kabupaten Lombok Utara
Wilayah di Kabupaten Lombok Barat merupakan kombinasi antara daerah daratan
serta pesisir pantai dan pegunungan (perbukitan) di wilayah utara dan selatan. Berdasarkan
ketinggian, wilayah Kabupaten Lombok Barat yang berada pada ketinggian 0 - 100 meter
diatas permukaan laut dengan luas 35.798 Ha atau 41,49 % dari luas wilayah Kabupaten
Lombok Barat, kemudian pada ketinggian 100 - 500 meter dengan luas wilayah 42.193 Ha
atau 48,93 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat, sedangkan pada ketinggian 500 -
1000 meter dengan luas 7.760 Ha atau 8,99 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat,
dan ketinggian di atas 1000 meter seluas 511 Ha atau 0,59 % dari luas wilayah Kabupaten
Lombok Barat.
A. PENDUDUK
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS bahwa jumlah penduduk Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2018 yaitu 685.161 Jiwa dengan kepadatan penduduk 650,1 jiwa
per Km2. Sedangkan untuk Tahun 2019 berdasarkan proyeksi yang sudah diterbitkan
BPS juga yaitu 694.985 jiwa, dengan kepadatan penduduk 659,4 jiwa per Km2 . Data ini
dijadikan dasar untuk perhitungan proyeksi sasaran program sehingga menentukan juga
capaian setiap program kesehatan.
Secara proyeksi, rasio penduduk laki dan perempuan di Lombok Barat adalah
95,8 %, artinya dalam 100 penduduk perempuan terdapat 95 sampai 96 orang laki – laki.
Jumlah penduduk tertinggi di Kecamatan Gunungsari (97.106) dan terendah di
Kecamatan Kuripan (38.658). Jika dilihar dari segi kepadatan penduduk, wilayah
terpadat di Kecamatan Kediri yaitu 2701,6 per km2, dan terrenggang Kecamatan
Sekotong yaitu (140,5 per Km2).
Distribusi penduduk menurut usia, tertinggi pada usia 10 - 14 tahun dan paling
rendah usia 75 tahun ke atas. Berikut gambaran rasio jenis kelamin tahun 2019 menurut
data BPS.
0-4
5-9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
65 - 69
70 - 74
75+
B. EKONOMI
Salah satu indikator penting untuk melihat kondisi ekonomi suatu daerah maka
digunakan data PDRB atau Produk Domestik Regional Bruto baik atas dasar harga
berlaku maupun dasar harga konstan. Terkait data ini, dikeluarkan oleh BPS, terakhir
dirilis untuk perkembangan tahun 2014 -2018. Dan data tersebut dapat diakses di
website bps.go.id. meskipun tidak tergambar secara kabupaten, namun dapat diambil
gambaran secara provinsi.
PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan seluruh
unit usaha dalam suatu daerah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa
akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga
berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan
harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga
yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. Dan menurut data pada BPS
unutk Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2018, PDRB atas dasar harga berlaku
mencapai 123.972. M.
Tabel 1. Distribusi Persentase PDRB Kab. Lombok Barat Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Pengeluaran tahun 2010-2016
Sumber : bps.go.id
Meski demikian angka kemiskinan di Lombok Barat cukup banyak juga yaitu
hampir 67 % dari jumlah penduduk, apalagi jika sudah menyangkut pelayanan
kesehatan. Ketika datang berobat di Puskesmas mungkin masyarakat banyak yang
mampu membayar, namun ketika sudah harus dilakukan rujukan, banyak masyarakat
yang kemudian mengajukan permohonan bantuan pelayanan Kesehatan ke
Pemerintah Daerah melalui kepesertaan BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran
(PBI APBD II).
Program pemerintah untuk mengatasi hal ini pun sudah banyak misalnya dengan
BPJS yang ditanggung daerah (PBI), Jampersal untuk kasus persalinan dan dari sector
lain misalnya PKH, dan masih banyak lagi program pengentasan kemiskinan lainnya.
Program dan kebijakan ini diharapkan dapat membantu masyarakat kurang mampu
dalam mendapatkan hak nya di bidang kesehatan.
C. PENDIDIKAN
Menurut data BPS, angka melek huruf untuk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten
Lombok Barat tahun 2019 yaitu 84.04 % meningkat dari data sebelumnya pada
SUSENAS 2017 yaitu 82,3 %. Sementara penduduk yang tidak tamat sekolah
menurun dari tahun sebelumnya dari 40,4%,menjadi 31,4 % di tahun 2019. dan untuk
Jika merujuk pada sumber data yang sama, data dibawah ini, Lombok Barat
masih menduduki perikat ke 4 di Provinsi Nusa Tenggara Barat setelah Kota Mataram
(79,10), Kota Bima (75,80), dan Sumbawa Barat (71,52).
Sedangkan perkembangan IPM untuk Lombok Barat sendiri sebagaimana dibawah ini
Tabel 3. Tabel Komponen IPM Kabupaten Lombok Barat
Sumber : ipm.bps.go.id
Hal ini yang menyebabkan IPM Lombok Barat sedikit meningkat meski masih
berada diperingkat rendah. Dengan rata –rata pendidikan yang masih rendah ini,
menjadi tantangan bagi kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan baik
melalui kelas ibu balita, kelas gizi, dan penyuluhan media film. Karena itu,
penyuluhan tidak hanya dilakukan di posyandu saja tapi disekolah dan di kelas
khusus.
E. SOSIAL BUDAYA
Dalam social budaya yang berkaitan dengan kesehatan adalah pola asuh,
dimana banyak mitos tentang makanan yang menjadi penghambat misalnya saja
makanan yang tidak boleh dimakan ibu hamil dan bayi. Karena itu, penyuluhan dalam
kelas gizi dan kelas ibu hamil sangat membantu merubah paradigma terhadap mitos
tersebut. Kelas gizi dan kelas ibu hamil ini telah digalakkan sejak tahun 2009,
sehingga untuk pergeseran paradigma mitos tersebut baru dirasakan dampaknya saat
ini, meski demikian pemberian penyuluhan tentang pola asuh atau pola makan tidak
hanya melaui media kelas ibu dan kelas gizi saja. Namun bekerja sama dengan pihak-
pihak yang terdekat dengan masyarakat seperti tokoh agama, PKK dan tokoh
masyarakat.
Selain penghambat, budaya juga dapat dijadikan peluang dalam pembangunan
kesehatan. Misalnya saja budaya berayan, yaitu makan bersama-sama dapat dilakukan
pada saat posyandu, dalam memberikan contoh makanan seimbang dan bagi anak
dengan kondisi BGM, bisa membantu semangat makan karena diyakini dengan makan
bersama anak seusia mereka akan meningkatkan nafsu makan.
Bahkan program yang saat ini digerakkan kembali yaitu sarapan pagi bersama
agar membiasakan anak sekolah untuk sarapan pagi sehingga mereka dapat menerima
pelajaran dengan baik dan asupan gizi yang baik juga dapat menurunkan kasus anemia
pada remaja, yang dampak akhirnya diharapkan menurunkan kasus stunting.
SARANA KESEHATAN
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 15
Sehubungan dengan beralihnya status puskesmas menjadi Badan Layanan
Umum Daerah pada Tahun 2015, maka puskesmas bisa mengusulkan kebutuhan
tenaganya dan membiayai sendiri tenaga tersebut, meskipun perektrutan tenaga
tersebut dibawah koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat
pemerintah daerah tentunya.
Tahun 2019, jumlah tenaga kesehatan dan non kesehatan seluruhnya di
Kabupaten Lombok Barat adalah 2.241 dengan rincian Tenaga Medis 175 orang,
paramedis sebanyak 1.019 orang dan tenaga kesehatan lainnya 421 orang.
Sedangkan tenaga penunjang administrasi dan tenaga penunjang lainnya mencapai
626 orang.
A. KONDISI DISTIBRUSI TENAGA KESEHATAN
Proporsi jumlah tenaga kesehatan baik yang berada di lingkungan
puskesmas maupun rumah sakit apabila dibandingkan dengan standart yang
ada adalah sebagai berikut :
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 16
dengan beban kerja, untuk dokter gigi belum dilakukan analisa khusus,
namun kondisi di Lombok Barat saat ini, semua puskesmas telah
memiliki tenaga dokter gigi, baik dengan status pegawai negeri maupun
kontrak.
Gambar 3. Peta sebaran Dokter Umum dan Dokter Gigi Tahun
2019 di Kab. Lombok Barat
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 17
penduduk (total 420 bidan di Lombok Barat). Dengan demikian
kebutuhan akan tenaga perawat, bidan dan perawat gigi di Kabupaten
Lombok Barat perlu penambahan lagi, mengingat sebaran penduduk dan
kondisi geografis yang berbeda antara satu wilayah (Kecamatan, Desa,
Dusun).
Untuk tenaga bidan, sudah ada di semua desa bahkan ada 1 desa
yang mempunyai 2 sampai 3 bidan. Untuk tenaga perawat, yang saat ini
masih terdapat beberapa tenaga yang sedang menempuh pendidikan D3,
melalui kegiatan pendidikan program khusus RPL (Rekognisi
Pembelajaran Lampau) sehingga, nanti tahun 2020, semua tenaga
perawat sudah memiliki pendidikan minimal D3.
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 18
pengelola program, pejabat struktural, perencana dan bahkan
mengerjakan sistem informasi kesehatan. Jika dilihat dari keanggotaan
profesi kesehatan masyarakat di Lombok Barat saja bisa mencapai lebih
dari 40 orang dan tersebar di organisasi perangkat daerah lain, yang
bukan kesehatan.
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 19
industri dan sebagainya. Selain itu jika kita melihat semakin banyaknya
kerusakan lingkungan yang berdampak peningkatan resiko kejadian
penyakit maka seyogyanya tenaga sanitarian haruslah mencukupi baik
dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Gambar 5. Peta Sebaran Kesehatan Lingkungan di Lombok Barat
Tahun 2019
5. Tenaga Gizi
Tenaga nutrisionis total yang tercatat bekerja di Lombok Barat
berjumlah 92 orang, Jika mengacu pada target rasio jumlah tenaga gizi
Kemenkes RI yang mencapai 22 orang per 100.000 penduduk maka
jumlah tambahan tenaga yang dibutuhkan sangat banyak, karena ratio
rielnya hanya 13,4 per 100.000 jiwa (penghitungan ratio, tidak termasuk
tenaga di Dinas Kesehatan). Namun, karena program Gemadazi yang
dicanangkan tahun 2016 lalu, tenaga gizi atau nutrisionis menjadi
perhatian untuk ditambah dengan rasio 1 tenaga gizi menangani untuk 2
desa. Sementara itu, petugas gizi yang masih bertugas merangkap
sebagai tenaga administrasi, telah dibantu oleh tenaga administrasi dan
akuntan.
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 20
6. Tenaga Kefarmasian
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 21
penghargaan atas prestasi dan pengabdiannya dalam pembangunan bidang
kesehatan. Penghargaan tersebut merupakan pengakuan atas keteladanan
dalam pembangunan kesehatan di Puskesmas yang dilaksanakan secara adil
dan obyektif. Hal ini diharapkan dapat mendorong terciptanya Tenaga
Kesehatan yang mempunyai sikap nasionalis, etis, dan profesional, memiliki
semangat pengabdian yang tinggi, berdisiplin, kreatif, berilmu, terampil,
berbudi luhur serta dapat memegang teguh etika profesi.
Pada tahun 2019 ada 9 kategori tenaga kesehatan teladan yang
dilombakan di tingkat Kabupaten Lombok Barat yaitu : Dokter ; Dokter gigi;
Perawat; Bidan; Tenaga Kesehatan Masyarakat; Tenaga Kesehatan
lingkungan; Ahli Teknologi Laboratorium Medik; Tenaga gizi; dan Tenaga
Kefarmasian. Untuk para juara 1 Teladan Tingkat Kabupaten akan mengikuti
penilaian teladan di tingkat Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Dari 9 teladan tersebut 1 (satu) orang berhasil menjadi juara 1 Tenaga
Kesehatan Teladan di Tingkat Propinsi Nusa Tenggara Barat yaitu untuk
kategori dokter umum diraih oleh dr. Sapto dari Puskesmas Sekotong. Kepada
1 orang tenaga kesehatan teladan yang berhasil menjadi juara 1 (satu) di tingkat
Propinsi Nusa Tenggara Barat ini diberikan hadiah oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Lombok Barat berupa perjalanan wisata rohani sesuai agamanya.
Dokter Sapto dengan inovasinya pada aplikasi android untuk memantau
perkembangan gizi anak, telah mendapat penghargaan di tingkat Nasional dan
mengikuti program Inovasi Publik di Tingkat Propinsi dan Pusat.(masuk
sebagai finalis).
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 22
mengakui capaian pembelajaran (CP) seseorang yg diperoleh dari pendidikan
formal atau nonformal atau informal, dan/atau pengalaman kerja ke dalam
pendidikan formal melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).Program
Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan, yang terdiri dari Program Studi
Diploma III Keperawatan, Kebidanan, Farmasi, Keperawatan Gigi, Teknik
Laboratorium Medik, Kesehatan Lingkungan, Gizi, Perekam dan Informasi
Kesehatan serta Transfusi Darah yang diselenggarakan di Institusi Perguruan
Tinggi penyelenggara Program Percepatan Pendidikan yang bekerja sama
dengan Kementerian kesehatan. Sementara itu, Dinas Kesehatan Lombok
Barat pada tahun 2018 mengusulkan tenaga kesehatan untuk mengikuti
Program Percepatan Pendidikan DIII tersebut dengan jenis tenaga sebagai
berikut:
1. Perawat : 8 orang
2. Kebidanan : 2 orang
3. Kesling : 2 orang
4. Farmasi : 16 orang
5. Analis : 10 orang
6. Perawat gigi : 5 orang
7. Rekamedis : 10 orang
Dari jumlah usulan tersebuat diatas yang mendapatkan panggilan untuk
mengikuti pendidikan di tahun 2018 adalah perawat sebanyak 8 orang dengan
tempat kuliah di Poltekes Kemenkes Mataram, Kebidanan di Stikes Qomarul
Huda Bagu sebanyak 2 orang , Kesling 2 orang di Poltekes Kemenkes
Kupang, Farmasi di Akademi Farmasi Saraswati Denpasar sebanyak 16 orang,
Analis di Poltekes Kemenkes Mataram sebanyak 10 orang, Perawat gigi di
Poltekes Kemenkes Kupang sebanyak 5 orang dan Rekamedis di Qomarul
Huda Bagu sebanyak 10 orang. Sedangkan untuk tenaga kesehatan lainnya
akan dibiayai secara bertahap oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
setiap tahun sampai selesai di tahun 2020.
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 23
BAB IV
PEMBIAYAAN
KESEHATAN
A. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat memiliki 2 (dua) program guna
mendukung kebijakan pemerintah pusat terkait Jaminan Kesehatan untuk masyarakat
miskin seperti yang tertuang dalam komitmen global sebagaimana amanat resolusi WHA
ke-58 tahun 2005 di Jenewa yang menginginkan setiap negara mengembangkan
Universal Health Coverage (UHC) bagi seluruh penduduk, maka pemerintah
bertanggungjawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 2004
dikeluarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN). Undang-Undang ini mengamanatkan bahwa program jaminan sosial
wajib bagi seluruh penduduk termasuk program Jaminan Kesehatan melalui suatu badan
penyelenggara jaminan sosial. Program tersebut adalah :
1. Premi asuransi kesehatan masyarakat Kabupaten Lombok Barat. Program ini
bertujuan untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dengan cara
mendaftarkan masyarakat miskin yang belum memiliki jaminan kesehatan menjadi
peserta BPJS Kesehatan dan Dana untuk menanggulangi kegiatan ini sebesar Rp.
4,609,690,996 dan terserap sebesar 76 %. Penyerapan kurang maximal dikarenakan
kemampuan daerah dalam membayar Premi masyarakat di tahun 2019 hanya
mencukupi untuk kepesertaan sebanyak 14.066 Jiwa. Anggarannya bersumber dari
Pajak Rokok yang diterima oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat.
2. Program Jasa Pelayanan Medis di Rumah Sakit.
Program ini bertujuan untuk memberikan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat yang
tidak mampu yang belum tercover Jaminan Kesehatan. Pemberian Jaminan
Kesehatan ini dalam bentuk pelayanan kesehatan bagi pasien yang sedang dirawat
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab IV Pembiayaan Kesehatan - 24
inap di Rumah Sakit yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan. Besaran Anggaran
yang dialokasikan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Dinas Kesehatan) untuk
program ini yaitu Rp. 2.000.000.000. Besaran biaya yang dibayarkan oleh
Pemerintah Daerah setiap kali rawat inap maximal sebesar Rp. 5.000.000,-
Adapun Rumah Ssakit yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten
Lombok Barat antara lain :
• Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju
• Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram.
• Rumah Sakit Awet Muda Narmada
• Rumah Sakit Jiwa, Mutiara Sukma
C. ANGGARAN KESEHATAN
Dalam mendukung pelaksanaan program dan kegiatan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2019, Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok
Barat mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 388.488.539.729,96, meningkat tajam lebih
dari 100% dari alokasi anggaran tahun 2018 Rp.174.043.172.933 dan ini termasuk
anggaran dari BLUD RSUD Patut Patuh Patju dan RSU Awet Muda Narmada. Total
anggaran kesehatan yang dialokasikan sebesar 19,2 % dari anggaran daerah (APBD).
Anggaran ini pun digunakan untuk rehabilitasi secara fisik dan non fisik pasca gempa
tahun 2018.
Sementara alokasi di Dinas Kesehatan saja sebesar Rp. 283.883.794.704,49 atau
14% dari APBD. Jenis belanja tidak langsung dari anggaran tersebut sebesar
Rp. 56.255.253.718 sedangkan belanja langsung sebesar Rp. 227.628.540.986,49.
Alokasi anggaran yang tersedia dipergunakan untuk melaksanakan belanja tidak
langsung yang merupakan belanja gaji PNS dan belanja langsung yang terdiri dari 22
program dan 95 kegiatan yang tersebar pada masing-masing unit kerja, RSUD Awet
Muda Narmada dan UPTD di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat.
Meskipun dalam profil ini dimasukkan alokasi anggaran kesehatan yang berasal
dari Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit saja, namun dapat dikatakan anggaran daerah
untuk kesehatan sudah sangat berpihak bahkan sampai 19,2 % meningkat dari tahun
sebelumnya. Dan jika dihitung untuk biaya per kapita sudah mencapai Rp. 558.988,38.
Berikut ini gambaran tren anggaran kesehatan yang dikelola oleh Dinas Kesehatan
dibandingkan dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dari tahun 2014 sampai
tahun 2019.
A. KESEHATAN IBU
Kesehatan Ibu merupakan salah satu isu penting dalam peningkatan derajat
kesehatan masyarakat dan menjadi program strategis pembangunan kesehatan di
Kabupaten Lombok Barat. Indikator untuk menilai kinerja program ini adalah
dengan melihat K1 (kontak pertama ibu hamil pada trimester I dengan petugas
kesehatan), K4 (kontak ke 4 ibu hamil yang dilakukan pada trimester ke 3 dengan
petugas kesehatan), Linakes (persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan), Linfaskes
(Ibu yang bersalin di fasilitas kesehatan), KF (Kunjungan kepada ibu nifas),
Pelayanan Ibu hamil dengan resiko tinggi (Komplikasi maternal) dengan perkiraan
Ditinjau dari usia ibu saat meninggal tahun 2019 ini, sebagian ibu meninggal
antara usia 20-34 tahun (3 orang) dan diatas 35 tahun sebanyak 3 orang. Sedangkan
jika dilihat kondisi/fase maternal, sebagian besar ibu meninggal saat nifas (3 orang),
saat hamil (1 orang) dan saat bersalin (2 orang).
Perdarahan
2
33%
Hipertensi
4
67%
114,63
100,5
89,29 93,25
B. KESEHATAN ANAK
Kesehatan anak merupakan salah satu program kesehatan keluarga yang
mencakup lebih luas dan banyak melibatkan semua program mulai dari neonatus
sampai dengan kesehatan anak usia sekolah.
60 60
50
46
40 42
38
30 31 28
20
10
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sepsis
3
asfiksia
15
Tetanus
1
Sumber : Laporan Kegiatan Bayi dan Neonatal Kab. LOBAR Tahun 2019
2. Imunisasi
Upaya pencegahan penyakit merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
anak dan dilakukan melalui peningkatan cakupan imunisasi dimana persentase
desa yang mencapai “Universal Child Immunization” (UCI) 100% di Tahun
2019 ini. Sementara untuk cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) meningkat
dari tahun sebelumnya yaitu 104,1%, artinya semua sasaran sesuai proyeksi
sudah dilakukan imunisasi dan bahkan lebih dari sasaran proyeksi.
Imunisasi ini merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan untuk bayi
dari 0 bulan sampai umur 11 bulan, Baduta (Bawah Dua Tahun) yaitu usia 12
sampai 24 tahun dan dilanjutkan lagi pada saat anak menginjak usia sekolah.
Grafik 10; Tren Capaian Imunisasi Dasar Lengkap Tahun 2015-2019 di
Kabupaten Lombok Barat.
60,00
40,00
20,00
0,00
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber : Profil Kesehatan Tahun 2015 -2019
3. Gizi
Sejak adanya pencatatan secara eletronik berbasis individu dengan
menggunakan aplikasi eposyandu, data status gizi menjadi lebih berkualitas dan
secara otomatis dapat dipantau keterisian data perbulannya, bahkan akan dapat
langsung mengetahui status gizi per bulan melalui dashboardnya. Tentunya data
yang dicatat juga merupakan data riil sasaran bukan proyeksi. Pencatatan
elektronik ini diharapkan memudahkan dalam mengintervensi kasus BGM dan
juga memudahkan mengidentifikasi kasus gizi lainnya dengan cepat.
Isu program gizi saat ini juga difokuskan bukan hanya gizi buruk namun
juga stunting. Dan untuk memperoleh datanya harus menggunakan pengukuran
tinggi badan 2 kali dalam setahun.
Capaian program gizi untuk tahun 2019 yaitu 96% sedikit meningkat dari
tahun 2018 (95,48%), tren 5 tahun terakhir kondisi D/S (balita yang datang dan
ditimbang)
Untuk kasus kekurangan vitamin A pada tahun 2019 tidak ditemukan,
kemungkinan hal ini dipengaruhi dari hasil cakupan distribusi vitamin A pada
tahun sebelumnya yang cukup tinggi. Saat ini, distribusi vitamin A, dilakukan
Grafik 11. Capaian Cakupan Balita ditimbang Tahun 2014- 2018 di Kabupaten
Lombok Barat
80,00
60,00
40,00
20,00
-
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Capaian 12 Indikator Keluarga Sehat Tahun 2018 (0,17)dan 2019 (0,16)
Kabupaten Lombok Barat
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
TB
Balita
Linake Air Jamba Paru Merok Hipert
IDL AE dipanta
KB JKN ODGJ
s bersih n sehat Beroba ok ensi
u
t
2018 98,48 97,59 96,36 96,83 95,45 84,84 69,53 42,23 41,06 37,16 34,44 19,63
2019 98,08 97,67 96,59 96,20 95,65 83,66 69,53 41,83 39,09 37,00 32,63 18,66
5. Kusta
NCDR (New Case Detection Rate) Kusta tahun 2019 yaitu 1,0 kondisinya sama
dengan tahun 2018. Dapat dikatakan Kabupaten Lombok Barat sudah termasuk dalam
kelompok Low Endemik Kusta (Prevalensi < 0,5/10.000 penduduk), yaitu 0,19 namun
dengan penemuan ini maka perlu diperhatikan kembali tinjauan kasus kusta baru ini.
60
50
40
30
20
10
0
Dasa
Eyat Pera Bany Siger Gunu Peni
Sekot Pelan Jake Geru n Labu Kedir Kurip Narm Seda Suran Lings Meni
Maya mpua umul onga ngsar mbun
ong gan m ng Tape api i an ada u adi ar nting
ng n ek n i g
n
2018 0 0 7 0 11 1 4 0 6 0 18 0 0 0 0 0 0 0 1
2019 10 6 15 1 25 11 12 19 18 5 58 16 2 1 6 3 14 0 7
413
268
201
90
B. AIR MINUM
Akses air bersih juga meningkat dari 92,02%di tahun 2018 menjadi 93,14% di
tahun 2019. Peningkatan ini karena adanya pembangunan Sarana Air Bersih yang
dilaksanakan oleh masyarakat dan didukung oleh berbagai program antara lain
PAMSIMAS III, dan pembangunan sarana air bersih oleh Pemerintah Daerah melalui
Dinas PUTR Kabupaten Lombok Barat.
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
I GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 1.054 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 122 Desa/Kelurahan Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 340.025 354.960 694.985 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,6 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 659,4 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 50,5 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 95,8 Tabel 2
8 Penduduk 15 tahun ke atas melek huruf 89,1 79,3 84,0 % Tabel 3
9 Penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 19,0 20,5 19,8 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 22,7 15,6 19,0 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 4,3 2,4 3,3 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0,7 0,8 0,8 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 1,1 2,1 1,6 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 7,7 5,1 6,3 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 1,0 0,1 0,5 % Tabel 3
II SARANA KESEHATAN
II.1 Sarana Kesehatan
10 Jumlah Rumah Sakit Umum 2 RS Tabel 4
11 Jumlah Rumah Sakit Khusus 0 RS Tabel 4
12 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 5 Puskesmas Tabel 4
13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 14 Puskesmas Tabel 4
14 Jumlah Puskesmas Keliling 40 Puskesmas keliling Tabel 4
15 Jumlah Puskesmas pembantu 59 Pustu Tabel 4
16 Jumlah Apotek 49 Apotek Tabel 4
17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,0 % Tabel 6
IV PEMBIAYAAN KESEHATAN
44 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 82,2 % Tabel 17
45 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan 100,0 % Tabel 18
46 Total anggaran kesehatan Rp388.488.539.730 Rp Tabel 19
47 APBD kesehatan terhadap APBD kab/kota 19,2 % Tabel 19
48 Anggaran kesehatan perkapita Rp558.988 Rp Tabel 19
V KESEHATAN KELUARGA
V.1 Kesehatan Ibu
49 Jumlah Lahir Hidup 6.997 6.711 13.708 Orang Tabel 20
50 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 14,0 8,9 11,5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 20
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
51 Jumlah Kematian Ibu 6 Ibu Tabel 21
52 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 43,77 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 21
53 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 107,5 % Tabel 23
54 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 95,9 % Tabel 23
55 Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ 73,3 % Tabel 24
56 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 95,4 % Tabel 27
57 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 95,9 % Tabel 23
58 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 95,9 % Tabel 23
59 Pelayanan Ibu Nifas KF3 94,3 % Tabel 23
60 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 94,3 % Tabel 23
61 Penanganan komplikasi kebidanan 93,3 % Tabel 30
62 Peserta KB Aktif 76,6 % Tabel 28
63 Peserta KB Pasca Persalinan 65,4 % Tabel 29
VI PENGENDALIAN PENYAKIT
VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung
93 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar 114,12 % Tabel 51
94 CNR seluruh kasus TBC 158 per 100.000 penduduk Tabel 51
95 Case detection rate TBC 43,63 % Tabel 51
96 Cakupan penemuan kasus TBC anak 44,16 % Tabel 51
97 Angka kesembuhan BTA+ 89,6 92,3 90,7 % Tabel 52
98 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 24,5 27,7 25,8 % Tabel 52
99 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua
kasus TBC 94,5 96,9 95,4 % Tabel 52
100 Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis 3,3 per 100.000 penduduk Tabel 52
101 Penemuan penderita pneumonia pada balita 550,7 % Tabel 53
102 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar
pneumonia min 60% 1,0 % Tabel 53
103 Jumlah Kasus HIV 5 7 12 Kasus Tabel 54
104 Jumlah Kasus Baru AIDS 8 4 12 Kasus Tabel 55
105 Jumlah Kematian akibat AIDS 3 1 4 Jiwa Tabel 55
106 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 47,2 % Tabel 56
107 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua umur 65,9 % Tabel 56
108 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 5 2 7 Kasus Tabel 57
109 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 1 1 1 per 100.000 penduduk Tabel 57
110 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun 0,0 % Tabel 58
111 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta 100,0 % Tabel 58
112 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 % Tabel 58
113 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 58
114 Angka Prevalensi Kusta 0,1 per 10.000 Penduduk Tabel 59
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
115 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 100,0 200,0 150,0 % Tabel 60
116 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100,0 100,0 100,0 % Tabel 60
JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 212.528 204.522 417.050 89,14 79,32 84,04
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 2 0 0 0 2
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0 0 0 0 0
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 5 0 0 0 5
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 32 0 0 0 32
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 14 0 0 0 14
3 PUSKESMAS KELILING 0 0 39 0 0 1 40
4 POSKESDES 0 0 116 0 0 0 116
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 59 0 0 0 59
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 11 11
2 KLINIK PRATAMA 0 0 0 0 0 15 15
3 KLINIK UTAMA 0 0 0 0 0 0 0
4 BALAI PENGOBATAN 0 0 0 0 0 0 0
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 5 5
6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN 0 0 0 0 0 34 34
7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN 0 0 0 0 0 4 4
8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 0 0 0 0 0 3 3
9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 1 0 0 1 2
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0 0
11 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 0 0 0 0 0
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 0
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 0 2 2
6 APOTEK 0 0 0 0 0 49 49
7 APOTEK PRB 0 0 0 0 0 0 0
8 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 7 7
9 TOKO ALKES 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Yankes
TABEL 5
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
SUB JUMLAH I 310.288 444.861 755.149 2.615 3.941 6.556 1.611 1.290 2.901
B Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut
1 Klinik Utama
1 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
dst 0 0 0
2 RS Umum
1 RSUD PATUT PATUH PATJU 23.912 25.132 49.044 5.245 6.119 11.364 2.495 3.292 5.787
2 RSUD AWET MUDA NARMADA 7.194 9.022 16.216 1.259 1.946 3.205 0 0 0
0 0 0
dst 0 0 0
3 RS Khusus
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
dst 0 0 0
4 Praktik Mandiri Dokter Spesialis
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
dst 0 0 0
SUB JUMLAH II 31.106 34.154 65.260 6.504 8.065 14.569 2.495 3.292 5.787
JUMLAH (KAB/KOTA) 341.394 479.015 820.409 9.119 12.006 21.125 4.106 4.582 8.688
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 340.025 354.960 694.985 340.025 354.960 694.985
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 100,4 134,9 118,0 2,7 3,4 3,0
Sumber: Yankes
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 6
PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
KABUPATEN/KOTA 2 2 100,0
Sumber: Yankes
TABEL 7
KABUPATEN/KOTA 189 6.656 7.694 14.350 68 89 157 84 114 198 10,2 11,6 10,9 12,6 14,8 13,8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RSUD Patut Patuh Patju 120 11.364 30.641 40.762 70,0 95 1,2 3,6
2 RSAM Narmada 69 2.986 9.416 6.695 37,39 43,28 5,28 2,24
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 0,4 98 10,6 756 82,1 63 6,8 921 819 88,9 241
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1,4
DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Sekotong 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
2 Puskesmas Pelangan 0 0 0 2 0 2 2 0 2 1 0 1 0 0 0 1 0 1
3 Puskesmas Jakem 0 0 0 2 0 2 2 0 2 1 0 1 0 0 0 1 0 1
5 Puskesmas Gerung 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
7 Puskesmas Labuapi 0 0 0 2 2 4 2 2 4 0 1 1 0 0 0 0 1 1
8 Puskesmas Perampuan 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
9 Puskesmas Kediri 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1
10 Puskesmas Banyumulek 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
11 Puskesmas Kuripan 0 0 0 1 2 3 1 2 3 1 0 1 0 0 0 1 0 1
12 Puskesmas Narmada 0 0 0 1 2 3 1 2 3 1 0 1 0 0 0 1 0 1
13 Puskesmas Sedau 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 3 3 0 0 0 0 3 3
14 Puskesmas Suranadi 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Puskesmas Lingsar 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1
16 Puskesmas Sigerongan 0 0 0 0 2 2 0 2 2 1 0 1 0 0 0 1 0 1
17 Puskesmas Gunungsari 0 0 0 2 2 4 2 2 4 0 1 1 0 0 0 0 1 1
18 Puskesmas Penimbung 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1
19 Puskesmas Meninting 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 3,8 18,0 21,7 3,5 0,3 3,8
Keterangan : a) Jumlah termasuk S3; b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
Sumber: Bidang SDK Dikes Lobar
Dinas Kesehatan Kab. Lobar tidak memiliki Klinik dan juga diklat
TABEL 12
PERAWATa
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6
1 Puskesmas Sekotong 10 9 19 18
2 Puskesmas Pelangan 8 5 13 20
3 Puskesmas Jakem 4 9 13 19
5 Puskesmas Gerung 16 14 30 16
7 Puskesmas Labuapi 5 9 14 19
8 Puskesmas Perampuan 6 14 20 17
9 Puskesmas Kediri 12 11 23 22
10 Puskesmas Banyumulek 5 7 12 11
11 Puskesmas Kuripan 5 17 22 21
12 Puskesmas Narmada 8 14 22 21
13 Puskesmas Sedau 8 9 17 14
14 Puskesmas Suranadi 8 8 16 11
15 Puskesmas Lingsar 7 14 21 17
16 Puskesmas Sigerongan 9 12 21 15
17 Puskesmas Gunungsari 12 20 32 23
18 Puskesmas Penimbung 8 10 18 15
19 Puskesmas Meninting 12 7 19 18
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
1 Puskesmas Sekotong 2 1 3 1 0 1
2 Puskesmas Pelangan 1 1 2 0 2 2
3 Puskesmas Jakem 1 1 2 0 1 1
5 Puskesmas Gerung 1 1 2 1 1 2
7 Puskesmas Labuapi 0 0 0 2 1 3
8 Puskesmas Perampuan 0 1 1 0 3 3
9 Puskesmas Kediri 0 0 0 0 2 2
10 Puskesmas Banyumulek 1 1 2 0 1 1
11 Puskesmas Kuripan 0 2 2 1 2 3
12 Puskesmas Narmada 0 2 2 1 1 2
13 Puskesmas Sedau 0 2 2 0 1 1
14 Puskesmas Suranadi 0 0 0 2 0 2
15 Puskesmas Lingsar 1 1 2 1 1 2
16 Puskesmas Sigerongan 1 1 2 1 1 2
17 Puskesmas Gunungsari 2 1 3 0 2 2
18 Puskesmas Penimbung 1 0 1 0 1 1
19 Puskesmas Meninting 1 1 2 1 0 1
Sub total 15 16 31 13 22 35
JUMLAH (KAB/KOTA)a 16 18 34 17 27 44
JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
1 Puskesmas Sekotong 0 3 3 0 0 0 0 0 0 2 0 2
2 Puskesmas Pelangan 1 2 3 0 0 0 0 0 0 1 1 2
3 Puskesmas Jakem 0 5 5 0 0 0 0 0 0 2 1 3
4 Puskesmas Eyat Mayang 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
5 Puskesmas Gerung 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3
6 Puskesmas Dasan Tapen 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 2 2
7 Puskesmas Labuapi 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 3 3
8 Puskesmas Perampuan 0 2 2 0 0 0 0 0 0 1 1 2
9 Puskesmas Kediri 1 2 3 0 0 0 0 0 0 1 0 1
10 Puskesmas Banyumulek 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Puskesmas Kuripan 0 3 3 0 0 0 0 0 0 1 1 2
12 Puskesmas Narmada 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 2 2
13 Puskesmas Sedau 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
14 Puskesmas Suranadi 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
15 Puskesmas Lingsar 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 1 1
16 Puskesmas Sigerongan 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 1 1
17 Puskesmas Gunungsari 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 1 1
18 Puskesmas Penimbung 0 4 4 0 0 0 0 0 0 0 1 1
19 Puskesmas Meninting 0 2 2 0 0 0 0 0 0 1 0 1
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Sekotong 0 2 2 1 0 1 1 2 3
2 Puskesmas Pelangan 1 1 2 1 0 1 2 1 3
3 Puskesmas Jakem 1 2 3 0 0 0 1 2 3
5 Puskesmas Gerung 2 0 2 0 0 0 2 0 2
7 Puskesmas Labuapi 0 2 2 0 0 0 0 2 2
8 Puskesmas Perampuan 0 3 3 0 0 0 0 3 3
9 Puskesmas Kediri 0 1 1 0 0 0 0 1 1
10 Puskesmas Banyumulek 0 1 1 0 0 0 0 1 1
11 Puskesmas Kuripan 1 2 3 0 0 0 1 2 3
12 Puskesmas Narmada 1 1 2 0 1 1 1 2 3
13 Puskesmas Sedau 0 1 1 0 0 0 0 1 1
14 Puskesmas Suranadi 0 2 2 0 0 0 0 2 2
15 Puskesmas Lingsar 0 1 1 0 0 0 0 1 1
16 Puskesmas Sigerongan 1 0 1 0 0 0 1 0 1
17 Puskesmas Gunungsari 0 1 1 1 0 1 1 1 2
18 Puskesmas Penimbung 1 1 2 0 0 0 1 1 2
19 Puskesmas Meninting 0 3 3 0 0 0 0 3 3
1 Puskesmas Sekotong 2 0 2 0 0 0 10 10 20 12 10 22
2 Puskesmas Pelangan 1 1 2 0 0 0 9 2 11 10 3 13
3 Puskesmas Jakem 1 1 2 0 0 0 7 10 17 8 11 19
5 Puskesmas Gerung 0 2 2 0 0 0 10 12 22 10 14 24
7 Puskesmas Labuapi 0 2 2 0 0 0 8 4 12 8 6 14
8 Puskesmas Perampuan 2 0 2 0 0 0 8 2 10 10 2 12
9 Puskesmas Kediri 2 0 2 0 0 0 6 8 14 8 8 16
10 Puskesmas Banyumulek 1 1 2 0 0 0 5 5 10 6 6 12
11 Puskesmas Kuripan 1 1 2 0 0 0 9 8 17 10 9 19
12 Puskesmas Narmada 2 0 2 0 0 0 11 7 18 13 7 20
13 Puskesmas Sedau 2 0 2 0 0 0 9 3 12 11 3 14
14 Puskesmas Suranadi 1 1 2 0 0 0 7 2 9 8 3 11
15 Puskesmas Lingsar 1 1 2 0 0 0 11 5 16 12 6 18
16 Puskesmas Sigerongan 1 1 2 0 0 0 7 5 12 8 6 14
17 Puskesmas Gunungsari 2 0 2 0 0 0 15 6 21 17 6 23
18 Puskesmas Penimbung 2 0 2 0 0 0 7 2 9 9 2 11
19 Puskesmas Meninting 2 0 2 0 0 0 7 5 12 9 5 14
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NON PBI
PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
DESA
NO KECAMATAN PUSKESMAS YG MEMANFAATKAN DANA
JUMLAH %
DESA UNTUK KESEHATAN
1 2 3 4 5 6
1 Sekotong Sekotong 9 9 100,0
2 0 Pelangan - -
3 Lembar Jakem 10 10 100,0
4 0 Eyat Mayang - -
5 Gerung Gerung 11 11 100,0
6 0 Dasan Tapen - -
7 Labuapi Labuapi 12 12 100,0
8 0 Perampuan - -
9 Kediri Kediri 10 10 100,0
10 0 Banyumulek - -
11 Kuripan Kuripan 6 6 100,0
12 Narmada Narmada 21 21 100,0
13 0 Sedau - -
14 0 Suranadi - -
15 Lingsar Lingsar 15 15 100,0
16 0 Sigerongan - -
17 Gunungsari Gunungsari 16 16 100,0
18 0 Penimbung - -
19 Batulayar Meninting 9 9 100,0
JUMLAH KELAHIRAN
NAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN
PUSKESMAS
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 365 9 374 341 3 344 706 12 718
2 0 Pelangan 375 6 381 288 2 290 663 8 671
3 Lembar Jakem 286 6 292 279 8 287 565 14 579
4 0 Eyat Mayang 238 3 241 220 3 223 458 6 464
5 Gerung Gerung 433 10 443 389 3 392 822 13 835
6 0 Dasan Tapen 404 2 406 447 1 448 851 3 854
7 Labuapi Labuapi 336 2 338 319 1 320 655 3 658
8 0 Perampuan 386 6 392 367 3 370 753 9 762
9 Kediri Kediri 460 12 472 393 3 396 853 15 868
10 0 Banyumulek 241 8 249 218 2 220 459 10 469
11 Kuripan Kuripan 389 7 396 409 5 414 798 12 810
12 Narmada Narmada 448 1 449 431 5 436 879 6 885
13 0 Sedau 264 1 265 266 0 266 530 1 531
14 0 Suranadi 271 0 271 234 2 236 505 2 507
15 Lingsar Lingsar 342 3 345 336 5 341 678 8 686
16 0 Sigerongan 363 10 373 310 5 315 673 15 688
17 Gunungsari Gunungsari 575 8 583 650 5 655 1.225 13 1.238
18 0 Penimbung 296 1 297 286 2 288 582 3 585
19 Batulayar Meninting 525 4 529 528 2 530 1.053 6 1.059
JUMLAH (KAB/KOTA) 6.997 99 7.096 6.711 60 6.771 13.708 159 13.867
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 14,0 8,9 11,5
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 21
KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS
HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34
≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
1 Sekotong Sekotong 706 838 118,7 766 108,5 676 716 105,9 716 105,9 699 103,4 699 103,4 699 103,4 699 103,4
2 0 Pelangan 841 855 101,7 725 86,2 803 666 82,9 666 82,9 666 82,9 666 82,9 666 82,9 666 82,9
3 Lembar Jakem 644 772 119,9 641 99,5 613 588 95,9 588 95,9 588 95,9 588 95,9 588 95,9 588 95,9
4 0 Eyat Mayang 442 552 124,9 445 100,7 425 458 107,7 458 107,7 456 107,2 456 107,2 456 107,2 456 107,2
5 Gerung Gerung 846 941 111,2 827 97,8 806 831 103,1 831 103,1 779 96,6 779 96,6 779 96,6 779 96,6
6 0 Dasan Tapen 963 1.013 105,2 870 90,3 918 854 93,1 854 93,1 835 91,0 835 91,0 835 91,0 835 91,0
7 Labuapi Labuapi 721 720 99,9 712 98,8 686 656 95,7 656 95,7 652 95,1 652 95,1 652 95,1 652 95,1
8 0 Perampuan 816 835 102,3 800 98,0 779 760 97,5 760 97,5 754 96,8 754 96,8 754 96,8 754 96,8
9 Kediri Kediri 892 960 107,6 847 95,0 852 865 101,6 865 101,6 832 97,7 832 97,7 832 97,7 832 97,7
10 0 Banyumulek 559 531 95,0 447 80,0 532 467 87,7 467 87,7 460 86,4 460 86,4 460 86,4 460 86,4
11 Kuripan Kuripan 866 893 103,1 787 90,9 821 804 97,9 803 97,8 791 96,3 791 96,3 791 96,3 791 96,3
12 Narmada Narmada 975 1.072 109,9 888 91,1 935 883 94,5 883 94,5 876 93,7 876 93,7 876 93,7 876 93,7
13 0 Sedau 674 687 101,9 628 93,2 644 533 82,8 533 82,8 527 81,9 527 81,9 527 81,9 527 81,9
14 0 Suranadi 582 592 101,7 577 99,1 558 506 90,8 506 90,8 504 90,4 504 90,4 504 90,4 504 90,4
15 Lingsar Lingsar 722 786 108,9 707 97,9 690 683 99,0 683 99,0 672 97,4 672 97,4 672 97,4 672 97,4
16 0 Sigerongan 687 749 109,0 682 99,3 654 681 104,1 681 104,1 680 104,0 680 104,0 680 104,0 680 104,0
17 Gunungsari Gunungsari 1.310 1.482 113,1 1.349 103,0 1.251 1.231 98,4 1.231 98,4 1.208 96,6 1.208 96,6 1.208 96,6 1.208 96,6
18 0 Penimbung 651 668 102,6 603 92,6 622 593 95,4 593 95,4 579 93,1 579 93,1 579 93,1 579 93,1
19 Batulayar Meninting 1.206 1.292 107,1 1.183 98,1 1.153 1.053 91,3 1.053 91,3 1.040 90,2 1.040 90,2 1.040 90,2 1.040 90,2
JUMLAH (KAB/KOTA) 15.103 16.238 107,5 14.484 95,9 14.417 13.828 95,9 13.827 95,9 13.598 94,3 13.598 94,3 13.598 94,3 13.598 94,3
JUMLAH (KAB/KOTA) 15.103 1.795 11,9 2.282 15,1 3.237 21,4 3.374 22,3 2.176 14,4 11.069 73,3
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 150.946 1.795 1,2 2.282 1,5 3.237 2,1 3.374 2,2 2.176 1,4
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
PESERTA KB AKTIF
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PUS
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Sekotong Sekotong 6.788 15 0,3 2.190 43,2 483 9,5 360 7,1 5 0,1 67 1,3 1.946 38,4 5.071 74,7
2 0 Pelangan 7.545 0 0,0 2.287 43,0 496 9,3 463 8,7 0 0,0 44 0,8 2.029 38,1 5.319 70,5
3 Lembar Jakem 8.014 5 0,1 2.451 38,3 1.025 16,0 1.250 19,5 1 0,0 38 0,6 1.625 25,4 6.396 79,8
4 0 Eyat Mayang 6.539 0 0,0 2.480 50,9 725 14,9 397 8,2 4 0,1 20 0,4 1.239 25,4 4.869 74,5
5 Gerung Gerung 9.996 39 0,5 3.996 48,6 841 10,2 1.088 13,2 5 0,1 171 2,1 2.070 25,2 8.215 82,2
6 0 Dasan Tapen 10.626 28 0,3 4.585 57,2 997 12,4 476 5,9 1 0,0 66 0,8 1.867 23,3 8.021 75,5
7 Labuapi Labuapi 6.000 38 0,8 2.834 62,7 446 9,9 544 12,0 0 0,0 59 1,3 600 13,3 4.521 75,4
8 0 Perampuan 9.361 93 1,3 1.997 28,7 1.029 14,8 1.113 16,0 9 0,1 82 1,2 2.633 37,8 6.965 74,4
9 Kediri Kediri 7.071 39 0,8 2.953 59,3 260 5,2 768 15,4 7 0,1 51 1,0 891 17,9 4.976 70,4
10 0 Banyumulek 4.106 17 0,6 1.667 59,2 157 5,6 336 11,9 2 0,1 17 0,6 618 21,9 2.816 68,6
11 Kuripan Kuripan 7.345 15 0,3 3.463 61,9 246 4,4 324 5,8 2 0,0 75 1,3 1.464 26,2 5.591 76,1
12 Narmada Narmada 5.435 24 0,6 2.386 56,9 192 4,6 438 10,4 4 0,1 81 1,9 1.067 25,4 4.196 77,2
13 0 Sedau 8.998 52 0,8 3.632 52,9 399 5,8 1.150 16,7 26 0,4 179 2,6 1.403 20,4 6.867 76,3
14 0 Suranadi 5.353 42 1,0 2.173 52,0 294 7,0 621 14,9 24 0,6 83 2,0 917 21,9 4.178 78,0
15 Lingsar Lingsar 7.584 31 0,5 3.147 51,0 518 8,4 1.055 17,1 13 0,2 174 2,8 1.221 19,8 6.172 81,4
16 0 Sigerongan 7.794 58 0,9 2.718 43,5 785 12,5 779 12,5 26 0,4 128 2,0 1.735 27,7 6.255 80,3
17 Gunungsari Gunungsari 12.964 74 0,7 6.555 64,1 381 3,7 960 9,4 6 0,1 202 2,0 2.043 20,0 10.227 78,9
18 0 Penimbung 6.606 5 0,1 2.898 54,0 373 6,9 216 4,0 34 0,6 55 1,0 1.752 32,6 5.367 81,2
19 Batulayar Meninting 9.032 95 1,4 4.427 63,8 707 10,2 504 7,3 16 0,2 89 1,3 1.082 15,6 6.936 76,8
JUMLAH (KAB/KOTA) 147.157 670 0,6 58.839 52,2 10.354 9,2 12.842 11,4 185 0,2 1.681 1,5 28.202 25,0 112.773 76,6
CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 14.417 19 0,2 6.920 73,4 58 0,6 678 7,2 35 0,4 114 1,2 1.602 17,0 9.426 65,4
PERKIRAAN PENANGANAN
PERKIRAAN NEONATAL PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP
JUMLAH KOMPLIKASI
NO KECAMATAN PUSKESMAS DENGAN KEBIDANAN L P L+P
IBU HAMIL KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Sekotong Sekotong 706 141 109 77,2 365 341 706 55 51 106 48 87,7 51 99,7 99 93,5
2 0 Pelangan 841 168 168 99,9 375 288 663 56 43 99 34 60,4 26 60,2 60 60,3
3 Lembar Jakem 644 129 97 75,3 286 279 565 43 42 85 21 49,0 22 52,6 43 50,7
4 0 Eyat Mayang 442 88 89 100,7 238 220 458 36 33 69 36 100,8 16 48,5 52 75,7
5 Gerung Gerung 846 169 181 107,0 433 389 822 65 58 123 41 63,1 20 34,3 61 49,5
6 0 Dasan Tapen 963 193 138 71,7 404 447 851 61 67 128 44 72,6 31 46,2 75 58,8
7 Labuapi Labuapi 721 144 68 47,2 336 319 655 50 48 98 9 17,9 9 18,8 18 18,3
8 0 Perampuan 816 163 174 106,6 386 367 753 58 55 113 45 77,7 40 72,7 85 75,3
9 Kediri Kediri 892 178 220 123,3 460 393 853 69 59 128 48 69,6 36 61,1 84 65,7
10 0 Banyumulek 559 112 127 113,6 241 218 459 36 33 69 31 85,8 21 64,2 52 75,5
11 Kuripan Kuripan 866 173 184 106,2 389 409 798 58 61 120 53 90,8 67 109,2 120 100,3
12 Narmada Narmada 975 195 171 87,7 448 431 879 67 65 132 46 68,5 40 61,9 86 65,2
13 0 Sedau 674 135 122 90,5 264 266 530 40 40 80 33 83,3 30 75,2 63 79,2
14 0 Suranadi 582 116 87 74,7 271 234 505 41 35 76 31 76,3 12 34,2 43 56,8
15 Lingsar Lingsar 722 144 101 69,9 342 336 678 51 50 102 38 74,1 33 65,5 71 69,8
16 0 Sigerongan 687 137 137 99,7 363 310 673 54 47 101 30 55,1 44 94,6 74 73,3
17 Gunungsari Gunungsari 1.310 262 252 96,2 575 650 1.225 86 98 184 70 81,2 68 69,7 138 75,1
18 0 Penimbung 651 130 140 107,5 296 286 582 44 43 87 22 49,5 16 37,3 38 43,5
19 Batulayar Meninting 1.206 241 252 104,5 525 528 1.053 79 79 158 80 101,6 62 78,3 142 89,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 15.103 3.021 2.817 93,3 6.997 6.711 13.708 1.050 1.007 2.056 760 72,4 644 64,0 1.404 68,3
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS BALITA BALITA BALITA
NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH
a a a
BAYI BAYI BAYI
BALITA TOTAL BALITA TOTAL BALITA TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Sekotong Sekotong 2 2 0 2 0 0 0 0 2 2 0 2
2 0 Pelangan 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2 0 2
3 Lembar Jakem 0 1 2 3 1 1 0 1 1 2 2 4
4 0 Eyat Mayang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Gerung Gerung 4 4 0 4 0 0 0 0 4 4 0 4
6 0 Dasan Tapen 3 3 0 3 0 0 0 0 3 3 0 3
7 Labuapi Labuapi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Perampuan 2 2 0 2 2 3 0 3 4 5 0 5
9 Kediri Kediri 2 2 1 3 1 2 1 3 3 4 2 6
10 0 Banyumulek 4 4 0 4 1 1 0 1 5 5 0 5
11 Kuripan Kuripan 0 1 0 1 5 5 0 5 5 6 0 6
12 Narmada Narmada 1 1 0 1 1 1 0 1 2 2 0 2
13 0 Sedau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 Suranadi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Lingsar Lingsar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 Sigerongan 2 2 0 2 2 2 0 2 4 4 0 4
17 Gunungsari Gunungsari 2 2 0 2 1 1 0 1 3 3 0 3
18 0 Penimbung 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
19 Batulayar Meninting 2 3 0 3 0 0 0 0 2 3 0 3
JUMLAH (KAB/KOTA) 26 29 3 32 14 17 1 18 40 46 4 50
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 3,7 4,1 0,4 4,6 2,1 2,5 0,1 2,7 2,9 3,4 0,3 3,6
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN ANAK BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
KELAINAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS TETANUS LAIN- PNEUMO KELAINAN PNEUMO
BBLR ASFIKSIA SEPSIS KELAINAN DIARE MALARIA TETANUS SALURAN LAIN-LAIN DIARE MALARIA CAMPAK DEMAM DIFTERI LAIN-LAIN
NEONAT LAIN NIA SARAF NIA
BAWAAN CERNA
ORUM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Sekotong Sekotong 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 Pelangan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
3 Lembar Jakem 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2
4 0 Eyat Mayang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Gerung Gerung 0 3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 Dasan Tapen 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Labuapi Labuapi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Perampuan 2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kediri Kediri 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0
10 0 Banyumulek 3 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kuripan Kuripan 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
12 Narmada Narmada 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 Sedau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 Suranadi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Lingsar Lingsar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 Sigerongan 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Gunungsari Gunungsari 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 Penimbung 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Batulayar Meninting 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 16 15 1 3 2 3 2 0 0 0 0 0 4 2 0 0 0 0 0 2
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
1 Sekotong Sekotong 365 341 706 365 100,0 341 100,0 706 100,0 17 4,7 29 8,5 46 6,5
2 0 Pelangan 375 288 663 375 100,0 288 100,0 663 100,0 23 6,1 13 4,5 36 5,4
3 Lembar Jakem 286 279 565 286 100,0 279 100,0 565 100,0 15 5,2 14 5,0 29 5,1
4 0 Eyat Mayang 238 220 458 238 100,0 220 100,0 458 100,0 18 7,6 9 4,1 27 5,9
5 Gerung Gerung 433 389 822 433 100,0 389 100,0 822 100,0 14 3,2 12 3,1 26 3,2
6 0 Dasan Tapen 404 447 851 404 100,0 447 100,0 851 100,0 16 4,0 12 2,7 28 3,3
7 Labuapi Labuapi 336 319 655 336 100,0 319 100,0 655 100,0 8 2,4 4 1,3 12 1,8
8 0 Perampuan 386 367 753 386 100,0 367 100,0 753 100,0 19 4,9 18 4,9 37 4,9
9 Kediri Kediri 460 393 853 460 100,0 393 100,0 853 100,0 23 5,0 25 6,4 48 5,6
10 0 Banyumulek 241 218 459 241 100,0 218 100,0 459 100,0 15 6,2 11 5,0 26 5,7
11 Kuripan Kuripan 389 409 798 389 100,0 409 100,0 798 100,0 23 5,9 33 8,1 56 7,0
12 Narmada Narmada 448 431 879 448 100,0 431 100,0 879 100,0 15 3,3 17 3,9 32 3,6
13 0 Sedau 264 266 530 264 100,0 266 100,0 530 100,0 14 5,3 12 4,5 26 4,9
14 0 Suranadi 271 234 505 271 100,0 234 100,0 505 100,0 8 3,0 4 1,7 12 2,4
15 Lingsar Lingsar 342 336 678 342 100,0 336 100,0 678 100,0 19 5,6 12 3,6 31 4,6
16 0 Sigerongan 363 310 673 363 100,0 310 100,0 673 100,0 21 5,8 34 11,0 55 8,2
17 Gunungsari Gunungsari 575 650 1.225 575 100,0 650 100,0 1.225 100,0 24 4,2 18 2,8 42 3,4
18 0 Penimbung 296 286 582 296 100,0 286 100,0 582 100,0 17 5,7 15 5,2 32 5,5
19 Batulayar Meninting 525 528 1.053 525 100,0 528 100,0 1.053 100,0 16 3,0 15 2,8 31 2,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 6.997 6.711 13.708 6.997 100,0 6.711 100,0 13.708 100,0 325 4,6 307 4,6 632 4,6
JUMLAH (KAB/KOTA) 6.997 6.711 13.708 6.997 100,0 6.711 100,0 13.708 100,0 6.912 98,8 6.611 98,5 13.523 98,7
BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
Sumber:Gizi Dikes
Keterangan: IMD = Inisiasi Menyusui Dini
TABEL 36
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 6.717 7.013 13.730 6.759 100,6 6.582 94 13.341 97,2
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
1 2 3 4 5 6
1 Sekotong Sekotong 4 4 100,0
2 0 Pelangan 5 5 100,0
3 Lembar Jakem 5 5 100,0
4 0 Eyat Mayang 5 5 100,0
5 Gerung Gerung 7 7 100,0
6 0 Dasan Tapen 7 7 100,0
7 Labuapi Labuapi 6 6 100,0
8 0 Perampuan 6 6 100,0
9 Kediri Kediri 6 6 100,0
10 0 Banyumulek 4 4 100,0
11 Kuripan Kuripan 6 6 100,0
12 Narmada Narmada 11 11 100,0
13 0 Sedau 5 5 100,0
14 0 Suranadi 5 5 100,0
15 Lingsar Lingsar 8 8 100,0
16 0 Sigerongan 7 7 100,0
17 Gunungsari Gunungsari 7 7 100,0
18 0 Penimbung 9 9 100,0
19 Batulayar Meninting 9 9 100,0
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0 -7 HARI) DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
BAYI DIIMUNISASI
HB0
JUMLAH LAHIR HIDUP BCG
NO KECAMATAN PUSKESMAS < 24 Jam 1 - 7 Hari
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Sekotong Sekotong 365 341 706 260 71,2 276 80,9 536 75,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0 308 84,4 274 80,4 582 82,4
2 0 Pelangan 375 288 663 372 99,2 285 99,0 657 99,1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 341 90,9 267 92,7 608 91,7
3 Lembar Jakem 286 279 565 295 103,1 274 98,2 569 100,7 5 1,7 0 0,0 5 0,9 294 102,8 276 98,9 570 100,9
4 0 Eyat Mayang 238 220 458 231 97,1 218 99,1 449 98,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 209 87,8 191 86,8 400 87,3
5 Gerung Gerung 433 389 822 431 99,5 383 98,5 814 99,0 8 1,8 5 1,3 13 1,6 420 97,0 371 95,4 791 96,2
6 0 Dasan Tapen 404 447 851 399 98,8 449 100,4 848 99,6 0 0,0 0 0,0 0 0,0 414 102,5 489 109,4 903 106,1
7 Labuapi Labuapi 336 319 655 347 103,3 306 95,9 653 99,7 1 0,3 0 0,0 1 0,2 350 104,2 288 90,3 638 97,4
8 0 Perampuan 386 367 753 384 99,5 364 99,2 748 99,3 3 0,8 2 0,5 5 0,7 360 93,3 377 102,7 737 97,9
9 Kediri Kediri 460 393 853 449 97,6 392 99,7 841 98,6 2 0,4 2 0,5 4 0,5 426 92,6 416 105,9 842 98,7
10 0 Banyumulek 241 218 459 249 103,3 203 93,1 452 98,5 0 0,0 0 0,0 0 0,0 224 92,9 177 81,2 401 87,4
11 Kuripan Kuripan 389 409 798 385 99,0 404 98,8 789 98,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0 375 96,4 414 101,2 789 98,9
12 Narmada Narmada 448 431 879 447 99,8 431 100,0 878 99,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0 439 98,0 457 106,0 896 101,9
13 0 Sedau 264 266 530 226 85,6 243 91,4 469 88,5 24 9,1 17 6,4 41 7,7 294 111,4 276 103,8 570 107,5
14 0 Suranadi 271 234 505 268 98,9 237 101,3 505 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 277 102,2 223 95,3 500 99,0
15 Lingsar Lingsar 342 336 678 324 94,7 320 95,2 644 95,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 323 94,4 338 100,6 661 97,5
16 0 Sigerongan 363 310 673 364 100,3 298 96,1 662 98,4 0 0,0 1 0,3 1 0,1 342 94,2 322 103,9 664 98,7
17 Gunungsari Gunungsari 575 650 1.225 562 97,7 631 97,1 1.193 97,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0 626 108,9 664 102,2 1.290 105,3
18 0 Penimbung 296 286 582 290 98,0 293 102,4 583 100,2 1 0,3 0 0,0 1 0,2 321 108,4 318 111,2 639 109,8
19 Batulayar Meninting 525 528 1.053 510 97,1 512 97,0 1.022 97,1 2 0,4 3 0,6 5 0,5 589 112,2 568 107,6 1.157 109,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 6.997 6.711 13.708 6.793 97,1 6.519 97,1 13.312 97,1 46 0,7 30 0,4 76 0,6 6.932 99,1 6.706 99,93 13.638 99,49
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB-Hib3 POLIO 4* CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KECAMATAN PUSKESMAS (SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Sekotong Sekotong 295 349 644 324 109,8 349 100,0 673 104,5 324 109,8 349 100,0 673 104,5 319 108,1 366 104,9 685 106,4 310 105,1 360 103,2 670 104,0
2 0 Pelangan 370 395 765 370 100,0 295 74,7 665 86,9 370 100,0 295 74,7 665 86,9 392 105,9 354 89,6 746 97,5 392 105,9 354 89,6 746 97,5
3 Lembar Jakem 291 293 584 292 100,3 278 94,9 570 97,6 292 100,3 278 94,9 570 97,6 295 101,4 286 97,6 581 99,5 295 101,4 286 97,6 581 99,5
4 0 Eyat Mayang 180 225 405 209 116,1 191 84,9 400 98,8 209 116,1 191 84,9 400 98,8 201 111,7 191 84,9 392 96,8 205 113,9 185 82,2 390 96,3
5 Gerung Gerung 385 383 768 434 112,7 399 104,2 833 108,5 420 109,1 388 101,3 808 105,2 414 107,5 399 104,2 813 105,9 414 107,5 399 104,2 813 105,9
6 0 Dasan Tapen 441 433 874 417 94,6 473 109,2 890 101,8 410 93,0 478 110,4 888 101,6 440 99,8 466 107,6 906 103,7 440 99,8 466 107,6 906 103,7
7 Labuapi Labuapi 336 317 653 358 106,5 310 97,8 668 102,3 357 106,3 309 97,5 666 102,0 383 114,0 361 113,9 744 113,9 380 113,1 359 113,2 739 113,2
8 0 Perampuan 361 381 742 393 108,9 407 106,8 800 107,8 393 108,9 407 106,8 800 107,8 389 107,8 357 93,7 746 100,5 388 107,5 358 94,0 746 100,5
9 Kediri Kediri 401 410 811 414 103,2 418 102,0 832 102,6 414 103,2 418 102,0 832 102,6 427 106,5 387 94,4 814 100,4 426 106,2 384 93,7 810 99,9
10 0 Banyumulek 257 250 507 230 89,5 196 78,4 426 84,0 228 88,7 196 78,4 424 83,6 276 107,4 247 98,8 523 103,2 275 107,0 243 97,2 518 102,2
11 Kuripan Kuripan 421 361 782 404 96,0 458 126,9 862 110,2 404 96,0 458 126,9 862 110,2 433 102,9 417 115,5 850 108,7 434 103,1 416 115,2 850 108,7
12 Narmada Narmada 415 475 890 468 112,8 494 104,0 962 108,1 468 112,8 494 104,0 962 108,1 565 136,1 560 117,9 1.125 126,4 565 136,1 560 117,9 1.125 126,4
13 0 Sedau 296 317 613 303 102,4 284 89,6 587 95,8 303 102,4 284 89,6 587 95,8 306 103,4 285 89,9 591 96,4 306 103,4 283 89,3 589 96,1
14 0 Suranadi 246 285 531 274 111,4 240 84,2 514 96,8 274 111,4 240 84,2 514 96,8 267 108,5 252 88,4 519 97,7 265 107,7 250 87,7 515 97,0
15 Lingsar Lingsar 318 339 657 312 98,1 327 96,5 639 97,3 312 98,1 327 96,5 639 97,3 309 97,2 338 99,7 647 98,5 309 97,2 338 99,7 647 98,5
16 0 Sigerongan 310 313 623 344 111,0 306 97,8 650 104,3 344 111,0 306 97,8 650 104,3 333 107,4 284 90,7 617 99,0 332 107,1 284 90,7 616 98,9
17 Gunungsari Gunungsari 579 612 1.191 679 117,3 720 117,6 1.399 117,5 679 117,3 719 117,5 1.398 117,4 607 104,8 642 104,9 1.249 104,9 606 104,7 643 105,1 1.249 104,9
18 0 Penimbung 290 302 592 421 145,2 339 112,3 760 128,4 421 145,2 339 112,3 760 128,4 320 110,3 285 94,4 605 102,2 320 110,3 285 94,4 605 102,2
19 Batulayar Meninting 525 573 1.098 629 119,8 603 105,2 1.232 112,2 616 117,3 603 105,2 1.219 111,0 598 113,9 591 103,1 1.189 108,3 588 112,0 587 102,4 1.175 107,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 6.717 7.013 13.730 7.275 108,3 7.087 101,1 14.362 104,6 7.238 107,8 7.079 100,9 14.317 104,3 7.274 108,3 7.068 100,8 14.342 104,5 7.250 107,9 7.040 100,4 14.290 104,1
CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA)
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
BADUTA DIIMUNISASI
JUMLAH BADUTA DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sekotong Sekotong 308 328 636 334 108,4 293 89,3 627 98,6 313 101,6 293 89,3 606 95,3
2 0 Pelangan 387 370 757 382 98,7 368 99,5 750 99,1 433 111,9 422 114,1 855 112,9
3 Lembar Jakem 305 275 580 284 93,1 263 95,6 547 94,3 293 96,1 253 92,0 546 94,1
4 0 Eyat Mayang 188 211 399 148 78,7 130 61,6 278 69,7 150 79,8 129 61,1 279 69,9
5 Gerung Gerung 403 360 763 373 92,6 343 95,3 716 93,8 362 89,8 339 94,2 701 91,9
6 0 Dasan Tapen 462 406 868 404 87,4 346 85,2 750 86,4 318 68,8 339 83,5 657 75,7
7 Labuapi Labuapi 352 297 649 328 93,2 294 99,0 622 95,8 295 83,8 283 95,3 578 89,1
8 0 Perampuan 378 358 736 340 89,9 281 78,5 621 84,4 270 71,4 264 73,7 534 72,6
9 Kediri Kediri 419 384 803 455 108,6 415 108,1 870 108,3 441 105,3 411 107,0 852 106,1
10 0 Banyumulek 269 235 504 221 82,2 176 74,9 397 78,8 223 82,9 178 75,7 401 79,6
11 Kuripan Kuripan 440 339 779 304 69,1 289 85,3 593 76,1 295 67,0 284 83,8 579 74,3
12 Narmada Narmada 434 446 880 468 107,8 448 100,4 916 104,1 531 122,4 460 103,1 991 112,6
13 0 Sedau 310 297 607 218 70,3 232 78,1 450 74,1 127 41,0 134 45,1 261 43,0
14 0 Suranadi 257 267 524 255 99,2 275 103,0 530 101,1 75 29,2 90 33,7 165 31,5
15 Lingsar Lingsar 333 318 651 354 106,3 297 93,4 651 100,0 355 106,6 307 96,5 662 101,7
16 0 Sigerongan 325 294 619 234 72,0 205 69,7 439 70,9 262 80,6 240 81,6 502 81,1
17 Gunungsari Gunungsari 606 575 1.181 595 98,2 568 98,8 1.163 98,5 663 109,4 697 121,2 1.360 115,2
18 0 Penimbung 304 283 587 193 63,5 226 79,9 419 71,4 182 59,9 195 68,9 377 64,2
19 Batulayar Meninting 549 538 1.087 422 76,9 428 79,6 850 78,2 512 93,3 553 102,8 1.065 98,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 7.029 6.581 13.610 6.312 89,8 5.877 89,3 12.189 89,6 6.100 86,8 5.871 89,2 11.971 88,0
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 610 597 97,9 2.408 2.245 93,2 3.018 2.842 94,2
2 0 Pelangan 704 704 100,0 2.676 2.634 98,4 3.380 3.338 98,8
3 Lembar Jakem 530 516 97,4 2.234 2.193 98,2 2.764 2.709 98,0
4 0 Eyat Mayang 432 422 97,7 1.528 1.497 98,0 1.960 1.919 97,9
5 Gerung Gerung 833 833 100,0 2.936 2.895 98,6 3.769 3.728 98,9
6 0 Dasan Tapen 910 902 99,1 3.197 3.186 99,7 4.107 4.088 99,5
7 Labuapi Labuapi 731 731 100,0 2.590 2.590 100,0 3.321 3.321 100,0
8 0 Perampuan 804 804 100,0 2.984 2.984 100,0 3.788 3.788 100,0
9 Kediri Kediri 805 805 100,0 3.033 3.033 100,0 3.838 3.838 100,0
10 0 Banyumulek 474 474 100,0 1.677 1.677 100,0 2.151 2.151 100,0
11 Kuripan Kuripan 817 817 100,0 2.823 2.823 100,0 3.640 3.640 100,0
12 Narmada Narmada 902 896 99,3 3.427 3.407 99,4 4.329 4.303 99,4
13 0 Sedau 603 603 100,0 2.328 2.328 100,0 2.931 2.931 100,0
14 0 Suranadi 509 509 100,0 1.981 1.981 100,0 2.490 2.490 100,0
15 Lingsar Lingsar 678 678 100,0 2.485 2.485 100,0 3.163 3.163 100,0
16 0 Sigerongan 672 672 100,0 2.501 2.501 100,0 3.173 3.173 100,0
17 Gunungsari Gunungsari 1.226 1.226 100,0 4.437 4.417 99,5 5.663 5.643 99,6
18 0 Penimbung 559 559 100,0 2.284 2.284 100,0 2.843 2.843 100,0
19 Batulayar Meninting 1.013 1.013 100,0 3.904 3.904 100,0 4.917 4.917 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 13.812 13.761 99,6 51.433 51.064 99,3 65.245 64.825 99,4
Sumber:Gizi Dikes
Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus.
Untuk perhitungan anak balita 12-59 bulan yang mendapat vitamin A menggunakan data bulan Agustus.
TABEL 42
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 26.656 25.577 52.233 22.826 85,63 22.598 88,35 45.424 87,0
Sumber:Gizi Dikes
TABEL 43
BALITA
DITIMBANG
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SASARAN BALITA (S)
JUMLAH (D) % (D/S)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 1.463 1.457 2.920 1.319 1.308 2.627 90,2 89,8 90,0
2 0 Pelangan 1.749 1.630 3.378 1.622 1.503 3.125 92,8 92,2 92,5
3 Lembar Jakem 1.421 1.362 2.782 1.337 1.295 2.632 94,1 95,1 94,6
4 0 Eyat Mayang 948 926 1.873 868 860 1.728 91,6 92,9 92,3
5 Gerung Gerung 1.913 1.766 3.678 1.848 1.708 3.555 96,6 96,7 96,7
6 0 Dasan Tapen 2.058 2.005 4.063 1.974 1.926 3.900 95,9 96,1 96,0
7 Labuapi Labuapi 1.658 1.645 3.303 1.592 1.572 3.164 96,0 95,5 95,8
8 0 Perampuan 1.970 1.756 3.726 1.958 1.748 3.706 99,4 99,5 99,5
9 Kediri Kediri 1.908 1.843 3.751 1.758 1.684 3.441 92,1 91,3 91,7
10 0 Banyumulek 1.107 1.007 2.114 1.059 952 2.011 95,6 94,6 95,1
11 Kuripan Kuripan 1.877 1.793 3.671 1.858 1.764 3.621 99,0 98,3 98,7
12 Narmada Narmada 2.228 2.094 4.322 2.167 2.035 4.202 97,3 97,2 97,2
13 0 Sedau 1.356 1.310 2.667 1.355 1.309 2.664 99,9 99,9 99,9
14 0 Suranadi 1.237 1.177 2.414 1.137 1.084 2.220 91,9 92,1 92,0
15 Lingsar Lingsar 1.638 1.487 3.125 1.599 1.452 3.051 97,6 97,6 97,6
16 0 Sigerongan 1.649 1.572 3.221 1.536 1.476 3.012 93,2 93,9 93,5
17 Gunungsari Gunungsari 2.614 2.543 5.157 2.550 2.473 5.024 97,6 97,3 97,4
18 0 Penimbung 1.409 1.399 2.808 1.387 1.374 2.760 98,4 98,2 98,3
19 Batulayar Meninting 2.469 2.287 4.756 2.457 2.276 4.733 99,5 99,5 99,5
JUMLAH (KAB/KOTA) 32.669 31.059 63.728 31.380 29.797 61.177 96,1 95,9 96,0
Sumber:Gizi Dikes
data eposyandu
Jumlah Balita Riil
TABEL 44
STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
JUMLAH BALITA BALITA GIZI KURANG (BB/U) JUMLAH BALITA BALITA PENDEK (TB/U) JUMLAH BALITA KURUS (BB/TB)
0-59 BULAN 0-59 BULAN BALITA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
YANG YANG DIUKUR 0-59 BULAN
DITIMBANG JUMLAH % TINGGI BADAN JUMLAH % YANG DIUKUR JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 2.520 373 14,8 2.518 450 17,9 2.518 48 1,9
2 0 Pelangan 2.435 327 13,4 2.435 562 23,1 2.435 33 1,4
3 Lembar Jakem 2.672 415 15,5 2.663 588 22,1 2.663 79 3,0
4 0 Eyat Mayang 1.700 286 16,8 1.643 357 21,7 1.643 53 3,2
5 Gerung Gerung 3.241 522 16,1 3.235 614 19,0 3.235 128 4,0
6 0 Dasan Tapen 4.029 690 17,1 4.029 890 22,1 4.029 8 0,2
7 Labuapi Labuapi 3.155 410 13,0 3.153 422 13,4 3.153 138 4,4
8 0 Perampuan 3.666 495 13,5 3.666 609 16,6 3.666 2 0,1
9 Kediri Kediri 3.353 550 16,4 3.316 553 16,7 3.316 97 2,9
10 0 Banyumulek 1.975 345 17,5 1.961 495 25,2 1.961 122 6,2
11 Kuripan Kuripan 6.744 1.064 15,8 6.684 1.390 20,8 6.684 184 2,8
12 Narmada Narmada 4.125 563 13,6 4.098 957 23,4 4.098 105 2,6
13 0 Sedau 2.743 235 8,6 2.743 349 12,7 2.743 103 3,8
14 0 Suranadi 2.289 234 10,2 2.289 492 21,5 2.289 124 5,4
15 Lingsar Lingsar 2.735 420 15,4 2.730 417 15,3 2.730 39 1,4
16 0 Sigerongan 3.177 488 15,4 3.169 678 21,4 3.169 32 1,0
17 Gunungsari Gunungsari 5.137 748 14,6 5.129 789 15,4 5.129 321 6,3
18 0 Penimbung 2.486 236 9,5 2.486 252 10,1 2.486 81 3,3
19 Batulayar Meninting 4.683 790 16,9 4.677 963 20,6 4.677 75 1,6
JUMLAH (KAB/KOTA) 62.865 9.191 14,6 62.624 11.827 18,8 62.624 1.772 2,8
Sumber:Gizi Dikes
TABEL 45
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SERTA USIA PENDIDIKAN DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 13.621 13.043 95,8 12.444 11.434 91,9 11.392 6.590 57,8 115.257 44.092 38,3 453 234 51,7 200 200 100,0 149 98 65,8
Sumber: Yankes
Keterangan: pelayanan kesehatan gigi meliputi seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas
TABEL 47
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Sekotong Sekotong 34 10 29,4 10 29,4 2.205 2.233 4.438 174 7,9 191 8,6 365 8,2 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
2 0 Pelangan 27 0 0,0 15 55,6 2.300 2.173 4.473 209 9,1 141 6,5 350 7,8 78 78 156 33 42,3 38 48,7 71 45,5
3 Lembar Jakem 22 10 45,5 22 100,0 1.886 1.744 3.630 309 16,4 304 17,4 613 16,9 26 44 70 7 26,9 15 34,1 22 31,4
4 0 Eyat Mayang 18 9 50,0 18 100,0 1.208 1.096 2.304 1.195 98,9 1.075 98,1 2.270 98,5 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 Gerung Gerung 30 30 100,0 30 100,0 2.655 2.368 5.023 421 15,9 400 16,9 821 16,3 167 202 369 93 55,7 114 56,4 207 56,1
6 0 Dasan Tapen 29 29 100,0 29 100,0 2.429 2.262 4.691 2.429 100,0 2.264 100,1 4.693 100,0 324 293 617 200 61,7 300 102,4 500 81,0
7 Labuapi Labuapi 21 21 100,0 21 100,0 2.190 1.950 4.140 2.207 100,8 1.982 101,6 4.189 101,2 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
8 0 Perampuan 15 9 60,0 15 100,0 1.628 1.478 3.106 362 22,2 360 24,4 722 23,2 39 34 73 5 12,8 6 17,6 11 15,1
9 Kediri Kediri 25 3 12,0 25 100,0 2.660 2.439 5.099 439 16,5 385 15,8 824 16,2 384 375 759 19 4,9 24 6,4 43 5,7
10 0 Banyumulek 11 8 72,7 11 100,0 1.303 1.112 2.415 204 15,7 183 16,5 387 16,0 94 86 180 94 100,0 86 100,0 180 100,0
11 Kuripan Kuripan 24 13 54,2 24 100,0 2.337 2.118 4.455 1.117 47,8 1.006 47,5 2.123 47,7 200 107 307 40 20,0 26 24,3 66 21,5
12 Narmada Narmada 28 0 0,0 28 100,0 2.913 2.714 5.627 495 17,0 462 17,0 957 17,0 36 53 89 36 100,0 53 100,0 89 100,0
13 0 Sedau 21 21 100,0 21 100,0 1.669 1.560 3.229 857 51,3 780 50,0 1.637 50,7 180 215 395 160 88,9 199 92,6 359 90,9
14 0 Suranadi 18 18 100,0 18 100,0 1.850 1.592 3.442 923 49,9 881 55,3 1.804 52,4 191 262 453 179 93,7 250 95,4 429 94,7
15 Lingsar Lingsar 21 21 100,0 21 100,0 1.818 1.681 3.499 312 17,2 255 15,2 567 16,2 170 178 348 25 14,7 26 14,6 51 14,7
16 0 Sigerongan 23 0 0,0 23 100,0 2.107 1.875 3.982 372 17,7 345 18,4 717 18,0 201 218 419 201 100,0 218 100,0 419 100,0
17 Gunungsari Gunungsari 30 30 100,0 30 100,0 3.412 3.233 6.645 465 13,6 496 15,3 961 14,5 250 283 533 145 58,0 153 54,1 298 55,9
18 0 Penimbung 21 5 23,8 21 100,0 1.656 1.556 3.212 249 15,0 233 15,0 482 15,0 179 163 342 179 100,0 163 100,0 342 100,0
19 Batulayar Meninting 33 10 30,3 33 100,0 2.710 2.480 5.190 1.526 56,3 1.404 56,6 2.930 56,5 541 468 1.009 0 0,0 0 0,0 0 0,0
JUMLAH (KAB/ KOTA) 451 247 54,8 415 92,0 40.936 37.664 78.600 14.265 34,8 13.147 34,9 27.412 34,9 3.060 3.059 6.119 1.416 46,3 1.671 54,6 3.087 50,4
Sumber: Yankes
TABEL 48
PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sekotong Sekotong 9.474 11.513 20.986 502 5,3 647 5,6 1.149 5,5 145 0,0 177 0,0 322 28,0
2 0 Pelangan 11.891 13.016 24.907 1.273 10,7 1.812 13,9 3.085 12,4 772 0,0 845 0,0 1.616 52,4
3 Lembar Jakem 9.343 9.678 19.021 535 5,7 584 6,0 1.119 5,9 148 0,0 154 0,0 302 27,0
4 0 Eyat Mayang 5.775 7.406 13.182 20 0,3 32 0,4 52 0,4 11 0,0 14 0,0 25 48,4
5 Gerung Gerung 12.357 12.638 24.996 2.128 17,2 2.783 22,0 4.911 19,6 603 0,0 617 0,0 1.220 24,8
6 0 Dasan Tapen 14.159 14.276 28.436 960 6,8 1.038 7,3 1.998 7,0 324 0,0 326 0,0 650 32,5
7 Labuapi Labuapi 10.786 10.449 21.236 1.278 11,8 1.631 15,6 2.909 13,7 287 0,0 278 0,0 566 19,4
8 0 Perampuan 11.594 12.565 24.158 1.100 9,5 1.268 10,1 2.368 9,8 233 0,0 253 0,0 486 20,5
9 Kediri Kediri 12.863 13.507 26.370 1.150 8,9 1.304 9,7 2.454 9,3 384 0,0 404 0,0 788 32,1
10 0 Banyumulek 8.247 8.253 16.501 410 5,0 472 5,7 882 5,3 58 0,0 58 0,0 116 13,1
11 Kuripan Kuripan 13.497 11.920 25.418 620 4,6 642 5,4 1.262 5,0 145 0,0 128 0,0 273 21,6
12 Narmada Narmada 13.318 15.654 28.972 631 4,7 1.176 7,5 1.807 6,2 339 0,0 399 0,0 738 40,8
13 0 Sedau 9.525 10.441 19.965 1.000 10,5 1.451 13,9 2.451 12,3 144 0,0 158 0,0 301 12,3
14 0 Suranadi 7.902 9.392 17.294 1.265 16,0 1.722 18,3 2.987 17,3 272 0,0 323 0,0 595 19,9
15 Lingsar Lingsar 10.204 11.171 21.376 1.720 16,9 2.048 18,3 3.768 17,6 578 0,0 633 0,0 1.212 32,2
16 0 Sigerongan 9.964 10.340 20.304 1.516 15,2 1.635 15,8 3.151 15,5 121 0,0 126 0,0 247 7,9
17 Gunungsari Gunungsari 18.603 20.186 38.789 2.116 11,4 2.525 12,5 4.641 12,0 884 0,0 959 0,0 1.844 39,7
18 0 Penimbung 9.316 9.955 19.270 2.100 22,5 2.556 25,7 4.656 24,2 81 0,0 86 0,0 167 3,6
19 Batulayar Meninting 16.863 18.894 35.757 1.128 6,7 1.370 7,3 2.498 7,0 737 0,0 825 0,0 1.562 62,5
JUMLAH (KAB/KOTA) 215.682 231.255 446.937 21.452 9,9 26.696 11,5 48.148 10,8 6.267 29,2 6.762 25,3 13.029 27,1
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 22.782 23.782 46.564 15.944 69,99 19.708 82,87 35.652 76,57
PUSKESMAS
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN PENJARINGAN PENJARINGAN
KEGIATAN PENJARINGAN
KELAS IBU HAMIL ORIENTASI P4K KESEHATAN KELAS 7 KESEHATAN KELAS 1,
KESEHATAN REMAJA KESEHATAN KELAS 1
DAN 10 7, 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Sekotong Sekotong v v v v v v
2 0 Pelangan v v v v v v
3 Lembar Jakem v v v v v v
4 0 Eyat Mayang v v v v v v
5 Gerung Gerung v v v v v v
6 0 Dasan Tapen v v v v v v
7 Labuapi Labuapi v v v v v v
8 0 Perampuan v v v v v v
9 Kediri Kediri v v v v v v
10 0 Banyumulek v v v v v v
11 Kuripan Kuripan v v v v v v
12 Narmada Narmada v v v v v v
13 0 Sedau v v v v v v
14 0 Suranadi v v v v v v
15 Lingsar Lingsar v v v v v v
16 0 Sigerongan v v v v v v
17 Gunungsari Gunungsari v v v v v v
18 0 Penimbung v v v v v v
19 Batulayar Meninting v v v v v v
JUMLAH (KAB/KOTA) 19 19 19 19 19 19 19
PERSENTASE 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
JUMLAH TERDUGA
JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSIS
TUBERKULOSIS YANG KASUS
NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPATKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TUBERKULOSIS
LAKI-LAKI +
PELAYANAN SESUAI ANAK 0-14 TAHUN
PEREMPUAN
STANDAR JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Sekotong Sekotong 359 50 76,9 15 23,1 65 4
2 0 Pelangan 336 63 84,0 12 16,0 75 4
3 Lembar Jakem 197 34 56,7 26 43,3 60 4
4 0 Eyat Mayang 170 17 0,0 11 0,0 28 1
5 Gerung Gerung 363 39 60,9 25 39,1 64 17
6 0 Dasan Tapen 249 38 58,5 27 41,5 65 9
7 Labuapi Labuapi 212 36 61,0 23 39,0 59 6
8 0 Perampuan 287 27 52,9 24 47,1 51 5
9 Kediri Kediri 686 42 65,6 22 34,4 64 9
10 0 Banyumulek 289 18 66,7 9 33,3 27 3
11 Kuripan Kuripan 306 45 56,3 35 43,8 80 20
12 Narmada Narmada 551 41 68,3 19 31,7 60 3
13 0 Sedau 351 11 55,0 9 45,0 20 6
14 0 Suranadi 199 23 0,0 14 0,0 37 3
15 Lingsar Lingsar 79 35 54,7 29 45,3 64 12
16 0 Sigerongan 367 44 68,8 20 31,3 64 5
17 Gunungsari Gunungsari 720 53 62,4 32 37,6 85 11
18 0 Penimbung 236 37 60,7 24 39,3 61 5
19 Batulayar Meninting 298 42 64,6 23 35,4 65 5
20 Gerung RSUD P3 680 0 0,0 1 100,0 1 1
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 452 287 739 579 383 962 405 89,6 265 92,3 670 90,7 142 24,5 106 27,7 248 25,8 547 94,5 371 96,9 918 95,4 32 3,3
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA
1 Sekotong Sekotong 2.443 1.627 1.627 100,0 35 71 95 14 5 85 100 185 525,9 756 729
2 0 Pelangan 2.909 933 933 100,0 42 40 55 2 5 42 60 102 243,5 441 391
3 Lembar Jakem 2.225 2.076 2.076 100,0 32 123 101 0 2 123 103 226 705,4 949 901
4 0 Eyat Mayang 1.533 1.012 1.012 100,0 22 62 48 0 0 62 48 110 498,3 471 411
5 Gerung Gerung 2.926 2.939 2.939 100,0 42 149 105 0 0 149 105 254 602,8 1.444 1.275
6 0 Dasan Tapen 3.329 3.701 3.701 100,0 48 121 119 2 3 123 122 245 511,1 1.755 1.700
7 Labuapi Labuapi 2.489 1.571 1.571 100,0 36 78 79 0 2 78 81 159 443,6 727 698
8 0 Perampuan 2.823 2.258 2.258 100,0 41 66 57 0 0 66 57 123 302,6 1.103 1.042
9 Kediri Kediri 3.084 3.004 3.004 100,0 44 141 126 4 18 145 144 289 650,8 1.402 1.323
10 0 Banyumulek 1.932 953 953 100,0 28 58 38 3 1 61 39 100 359,4 480 376
11 Kuripan Kuripan 2.987 3.710 3.710 100,0 43 224 180 2 2 226 182 408 948,6 1.848 1.554
12 Narmada Narmada 3.377 2.238 2.238 100,0 49 146 128 12 12 158 140 298 612,8 1.034 1.037
13 0 Sedau 2.332 1.695 1.695 100,0 34 137 131 0 0 137 131 268 798,1 696 709
14 0 Suranadi 2.015 993 993 100,0 29 57 55 1 0 58 55 113 389,4 468 412
15 Lingsar Lingsar 2.497 3.045 3.045 100,0 36 179 209 1 1 180 210 390 1084,6 1.292 1.363
16 0 Sigerongan 2.375 2.055 2.055 100,0 34 154 101 13 14 167 115 282 824,6 904 872
17 Gunungsari Gunungsari 4.532 3.098 3.098 100,0 65 71 69 10 11 81 80 161 246,7 1.587 1.366
18 0 Penimbung 2.252 1.697 1.697 100,0 32 89 82 2 1 91 83 174 536,6 806 728
19 Batulayar Meninting 4.173 2.396 2.396 100,0 60 142 110 2 1 144 111 255 424,4 1.091
0
JUMLAH (KAB/KOTA) 52.233 41.001 41.001 100,0 752 2.108 1.888 68 78 2.176 1.966 4.142 550,7 19.254 16.887
Prevalensi pneumonia pada balita (%) 1,44
Jumlah Puskesmas yang melakukan tatalaksana Standar minimal 60% 19
Persentase Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60% 100,0%
HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR
1 2 3 4 5 6
1 ≤ 4 TAHUN 1 0 1 8,3
2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,0
3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0
4 20 - 24 TAHUN 0 0 0 0,0
5 25 - 49 TAHUN 4 7 11 91,7
6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 7 12
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 5549
Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar 47,5
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
PROPORSI PROPORSI
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 < 1 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0 0
2 1 - 4 TAHUN 1 1 2 16,7 2 16,7 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,0 14 116,7 0 0 0
4 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0 3 25,0 0 0 0
5 20 - 29 TAHUN 0 0 0 0,0 36 300,0 0 0 0
6 30 - 39 TAHUN 4 2 6 50,0 36 300,0 2 1 3
7 40 - 49 TAHUN 3 1 4 33,3 15 125,0 1 0 1
8 50 - 59 TAHUN 0 0 0 0,0 3 25,0 0 0 0
9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0 0
KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
DIARE
JUMLAH TARGET
DILAYANI MENDAPAT ORALIT MENDAPAT ZINC
PENEMUAN
JUMLAH SEMUA UMUR BALITA SEMUA UMUR BALITA BALITA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDUDUK
SEMUA
BALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Sekotong Sekotong 32.604 2.091 979 814 38,9 266 27,2 814 100,0 266 100,0 266 100,0
2 0 Pelangan 38.724 1.761 825 878 49,9 285 34,5 878 100,0 285 100,0 285 100,0
3 Lembar Jakem 29.585 1.598 748 1.378 86,2 483 64,6 1.378 100,0 483 100,0 483 100,0
4 0 Eyat Mayang 20.472 1.105 518 639 57,8 199 38,4 639 100,0 199 100,0 199 100,0
5 Gerung Gerung 38.882 2.100 983 1.871 89,1 609 62,0 1.871 100,0 609 100,0 609 100,0
6 0 Dasan Tapen 44.237 2.389 1.119 1.831 76,6 696 62,2 1.831 100,0 696 100,0 696 100,0
7 Labuapi Labuapi 33.045 1.784 836 1.205 67,5 383 45,8 1.205 100,0 383 100,0 383 100,0
8 0 Perampuan 37.563 2.028 950 1.395 68,8 485 51,1 1.395 100,0 485 100,0 485 100,0
9 Kediri Kediri 41.010 2.215 1.037 1.663 75,1 554 53,4 1.663 100,0 554 100,0 554 100,0
10 0 Banyumulek 25.670 1.386 649 688 49,6 193 29,7 688 100,0 193 100,0 193 100,0
11 Kuripan Kuripan 39.579 2.137 1.001 1.660 77,7 810 80,9 1.660 100,0 810 100,0 810 100,0
12 Narmada Narmada 45.022 2.431 1.139 1.921 79,0 705 61,9 1.921 100,0 705 100,0 705 100,0
13 0 Sedau 31.041 1.676 785 1.343 80,1 372 47,4 1.343 100,0 372 100,0 372 100,0
14 0 Suranadi 26.873 1.451 680 669 46,1 194 28,5 669 100,0 194 100,0 194 100,0
15 Lingsar Lingsar 33.235 1.795 841 1.229 68,5 386 45,9 1.229 100,0 386 100,0 386 100,0
16 0 Sigerongan 31.579 1.705 799 1.258 73,8 382 47,8 1.258 100,0 382 100,0 382 100,0
17 Gunungsari Gunungsari 60.313 3.257 1.525 1.859 57,1 581 38,1 1.859 100,0 581 100,0 581 100,0
18 0 Penimbung 29.966 1.618 758 1.176 72,7 323 42,6 1.176 100,0 323 100,0 323 100,0
19 Batulayar Meninting 55.585 3.022 1.406 1.281 42,4 389 27,7 1.281 100,0 389 100,0 389 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 694.985 37.549 17.578 24.758 65,9 8.295 47,2 24.758 100,0 8.295 100,0 8.295 100,0
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK
KASUS BARU
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 Pelangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Lembar Jakem 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 Eyat Mayang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Gerung Gerung 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 Dasan Tapen 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Labuapi Labuapi 0 0 0 1 0 1 1 0 1
8 0 Perampuan 0 0 0 1 0 1 1 0 1
9 Kediri Kediri 0 1 1 0 0 0 0 1 1
10 0 Banyumulek 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kuripan Kuripan 1 0 1 0 0 0 1 0 1
12 Narmada Narmada 0 0 0 0 1 1 0 1 1
13 0 Sedau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 Suranadi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Lingsar Lingsar 0 0 0 1 0 1 1 0 1
16 0 Sigerongan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Gunungsari Gunungsari 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 Penimbung 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Batulayar Meninting 0 0 0 1 0 1 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 2 4 1 5 5 2 7
PROPORSI JENIS KELAMIN 50,0 50,0 80,0 20,0 71,4 28,6
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 1,5 0,6 1,0
KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN,
MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
KASUS BARU
PENDERITA
KUSTA
ANAK<15
PENDERITA KUSTA ANAK
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA CACAT TINGKAT 0 CACAT TINGKAT 2 TAHUN
<15 TAHUN
KUSTA DENGAN
CACAT
TINGKAT 2
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Sekotong Sekotong 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
2 0 Pelangan 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
3 Lembar Jakem 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
4 0 Eyat Mayang 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
5 Gerung Gerung 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
6 0 Dasan Tapen 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
7 Labuapi Labuapi 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0
8 0 Perampuan 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0
9 Kediri Kediri 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0
10 0 Banyumulek 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
11 Kuripan Kuripan 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0
12 Narmada Narmada 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0
13 0 Sedau 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
14 0 Suranadi 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
15 Lingsar Lingsar 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0
16 0 Sigerongan 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
17 Gunungsari Gunungsari 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
18 0 Penimbung 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
19 Batulayar Meninting 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0
JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
KASUS TERDAFTAR
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 Pelangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Lembar Jakem 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 Eyat Mayang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Gerung Gerung 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 Dasan Tapen 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Labuapi Labuapi 0 0 0 1 0 1 1 0 1
8 0 Perampuan 0 0 0 1 0 1 1 0 1
9 Kediri Kediri 1 0 1 0 0 0 1 0 1
10 0 Banyumulek 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kuripan Kuripan 0 1 1 0 0 0 0 1 1
12 Narmada Narmada 0 0 0 0 1 1 0 1 1
13 0 Sedau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 Suranadi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Lingsar Lingsar 0 0 0 1 0 1 1 0 1
16 0 Sigerongan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Gunungsari Gunungsari 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 Penimbung 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Batulayar Meninting 0 0 0 1 0 1 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 2 4 1 5 5 2 7
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,1
PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
1 Sekotong Sekotong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 Pelangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Lembar Jakem 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 Eyat Mayang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Gerung Gerung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 Dasan Tapen 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Labuapi Labuapi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Perampuan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kediri Kediri 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 Banyumulek 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kuripan Kuripan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Narmada Narmada 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 Sedau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 Suranadi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Lingsar Lingsar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 Sigerongan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Gunungsari Gunungsari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 Penimbung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Batulayar Meninting 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0! #DIV/0!
INSIDENS RATE SUSPEK CAMPAK 0,0 0,0 0,0
KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 Sekotong Sekotong 0 0 #DIV/0!
2 0 Pelangan 0 0 #DIV/0!
3 Lembar Jakem 0 0 #DIV/0!
4 0 Eyat Mayang 0 0 #DIV/0!
5 Gerung Gerung 0 0 #DIV/0!
6 0 Dasan Tapen 0 0 #DIV/0!
7 Labuapi Labuapi 0 0 #DIV/0!
8 0 Perampuan 0 0 #DIV/0!
9 Kediri Kediri 0 0 #DIV/0!
10 0 Banyumulek 0 0 #DIV/0!
11 Kuripan Kuripan 0 0 #DIV/0!
12 Narmada Narmada 0 0 #DIV/0!
13 0 Sedau 0 0 #DIV/0!
14 0 Suranadi 0 0 #DIV/0!
15 Lingsar Lingsar 0 0 #DIV/0!
16 0 Sigerongan 0 0 #DIV/0!
17 Gunungsari Gunungsari 0 0 #DIV/0!
18 0 Penimbung 0 0 #DIV/0!
19 Batulayar Meninting 0 0 #DIV/0!
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
NIHIL
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0
0
0
NIHIL 0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
MALARIA
KONFIRMASI LABORATORIUM POSITIF MENINGGAL CFR
% KONFIRMASI %
NO KECAMATAN PUSKESMAS RAPID PENGOBATA
SUSPEK MIKROSKOPI LABORATORIU PENGOBATA
DIAGNOSTIC TOTAL L P L+P N STANDAR L P L+P L P L+P
S M N STANDAR
TEST (RDT)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Sekotong Sekotong 13 39 0 39 300,0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 0 Pelangan 363 633 0 633 174,4 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 Lembar Jakem 88 293 0 293 333,0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 0 Eyat Mayang 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 Gerung Gerung 12 12 0 12 100,0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
6 0 Dasan Tapen 8 751 0 751 9387,5 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 Labuapi Labuapi 3 631 0 631 21033,3 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
8 0 Perampuan 984 1.156 50 1.206 122,6 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
9 Kediri Kediri 346 679 695 1.374 397,1 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 0 Banyumulek 29 242 101 343 1182,8 0 0 1 1 100,0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0
11 Kuripan Kuripan 0 138 180 318 0,0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
12 Narmada Narmada 16 16 0 16 100,0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
13 0 Sedau 250 198 56 254 101,6 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
14 0 Suranadi 0 523 1 524 0,0 0 0 1 1 100,0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0
15 Lingsar Lingsar 1.802 147 1.649 1.796 99,7 0 0 25 25 100,0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0
16 0 Sigerongan 402 359 155 514 127,9 0 0 38 38 100,0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0
17 Gunungsari Gunungsari 1.261 1.142 349 1.491 118,2 0 0 29 29 100,0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0
18 0 Penimbung 1.416 1.339 2.557 3.896 275,1 0 0 295 295 100,0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0
19 Batulayar Meninting 3.136 21 3 24 0,8 0 0 24 24 100,0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 10.129 8.319 5.796 14.115 139,4 0 0 413 413 100,0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK 0,0 0,0 0,6
NIHIL
4 0 Eyat Mayang 0 0 0 0 0 0 0
5 Gerung Gerung 0 0 0 0 0 0 0
6 0 Dasan Tapen 0 0 0 0 0 0 0
7 Labuapi Labuapi 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Perampuan 0 0 0 0 0 0 0
9 Kediri Kediri 0 0 0 0 0 0 0
10 0 Banyumulek 0 0 0 0 0 0 0
11 Kuripan Kuripan 0 0 0 0 0 0 0
12 Narmada Narmada 0 0 0 0 0 0 0
13 0 Sedau 0 0 0 0 0 0 0
14 0 Suranadi 0 0 0 0 0 0 0
15 Lingsar Lingsar 0 0 0 0 0 0 0
16 0 Sigerongan 0 0 0 0 0 0 0
17 Gunungsari Gunungsari 0 0 0 0 0 0 0
18 0 Penimbung 0 0 0 0 0 0 0
19 Batulayar Meninting 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 1.094 1.344 2.438 187 17,1 67 5,0 254 10,4
2 0 Pelangan 1.375 1.518 2.893 157 11,4 394 26,0 551 19,0
3 Lembar Jakem 1.081 1.128 2.209 58 5,4 72 6,4 130 5,9
4 0 Eyat Mayang 667 865 1.532 69 10,3 92 10,6 161 10,5
5 Gerung Gerung 1.429 1.474 2.903 104 7,3 203 13,8 307 10,6
6 0 Dasan Tapen 1.638 1.664 3.302 65 4,0 78 4,7 143 4,3
7 Labuapi Labuapi 1.248 1.218 2.466 89 7,1 54 4,4 143 5,8
8 0 Perampuan 1.340 1.465 2.806 46 3,4 96 6,6 142 5,1
9 Kediri Kediri 1.487 1.575 3.063 52 3,5 77 4,9 129 4,2
10 0 Banyumulek 954 962 1.916 450 47,2 420 43,7 870 45,4
11 Kuripan Kuripan 1.563 1.388 2.951 976 62,5 1.679 120,9 2.655 90,0
12 Narmada Narmada 1.539 1.827 3.366 552 35,9 752 41,2 1.304 38,7
13 0 Sedau 1.101 1.218 2.319 396 36,0 389 31,9 785 33,9
14 0 Suranadi 913 1.096 2.009 52 5,7 81 7,4 133 6,6
15 Lingsar Lingsar 1.180 1.303 2.483 129 10,9 141 10,8 270 10,9
16 0 Sigerongan 1.152 1.206 2.358 124 10,8 138 11,4 262 11,1
17 Gunungsari Gunungsari 2.151 2.354 4.505 122 5,7 146 6,2 268 5,9
18 0 Penimbung 1.077 1.161 2.238 101 9,4 188 16,2 289 12,9
19 Batulayar Meninting 1.949 2.204 4.153 22 1,1 64 2,9 86 2,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 24.939 26.971 51.909 3.751 15,0 5.131 19,0 8.882 17,1
PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
A
T
A
JUMLAH (KAB/KOTA) 19 202.991 1.608 0,79 101 6,3 0 0,0 13 0,81
PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 140.101 48.885 34,9 28.600 58,5 310 0,2 247 79,7
JUMLAH KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 213.885 13.474 22.381 20.880 30.277 112.498 148.835 201.493 94,21
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 447 171 130 19 2 906 31 1.706 406 90,8 151 88,3 112 86,2 19 100,0 2 100,0 812 89,6 0 0,0 1502 88,04
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 43 276 120 356 795 33 76,7 239 86,6 114 95,0 298 83,7
TABEL 1
DEFINISI OPERASIONAL
Desa : Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan istiadat setempat yang diakui dalam
sistem pemerintahan nasional dan berada di bawah kabupaten
Kelurahan : Suatu wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah kerja kecamatan
Rumah Tangga : Seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik, dan biasanya
tinggal bersama serta makan dari satu dapur
Jumlah penduduk dapat bersumber dari BPS atau Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dengan memperhatikan konsistensi antar variabel
terkait
FORMULA
Kepadatan Jumlah penduduk di suatu wila yah pada kurun wakt u tertentu
Penduduk/km2 =
Luas wilayah (km 2 )pada kurun wakt u yang sama
TABEL 2
DEFINISI OPERASIONAL
Jumlah Penduduk : Jumlah penduduk pada kelompok umur 0-4 tahun yaitu jumlah penduduk sebelum mencapai
menurut kelompok umur usia genap 5 tahun. Kelompok umur ini sering disebut balita (bawah lima tahun).
(interval 5 tahunan) dan Penyebutan satuan tahun pada umur penduduk dilakukan dengan pembulatan ke bawah.
jenis kelamin Contoh, seseorang dengan umur 4 tahun 10 bulan 25 hari dinyatakan dalam umur 4 tahun.
Demikian juga untuk kelompok umur selanjutnya.
Angka Beban Tanggungan: Perbandingan antara banyaknya orang yang belum produktif (usia kurang dari 15 tahun) dan
tidak produktif lagi (usia 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif
(15-64 tahun)
Rasio Jenis Kelamin : Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu
daerah dan waktu tertentu
FORMULA
Jumlah penduduk laki - laki di suatu wila yah pada kurun wakt u tertentu
Rasio Jenis Kelamin = x 100
Jumlah penduduk perempuan di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL 3
DEFINISI OPERASIONAL
Melek huruf : Penduduk berusia 15 tahun ke atas yang memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat
sederhana dalam huruf latin, huruf arab, dan huruf lainnya (seperti huruf jawa, kanji, dll)
Tamat sekolah : Menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah, baik negeri
maupun swasta, dan telah mendapatkan tanda tamat/ijazah. Orang yang belum mengikuti
pelajaran pada kelas tertinggi tetapi telah mengikuti ujian dan lulus dianggap tamat sekolah
TABEL 4
DEFINISI OPERASIONAL
Rumah Sakit : Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit umum : Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
Rumah sakit khusus : Rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin
ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
Puskesmas rawat inap : Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap kecuali pertolongan persalinan normal
Klinik Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan
medis dasar dan/atau spesialistik
Praktik pengobatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pengobatan/perawatan pelayanan kesehatan tradisional
tradisional komplementer. Fasilitas Pelayanan Kesehatan tradisional didirikan secara mandiri maupun berkelompok yang
dimiliki oleh perseorangan atau badan hukum.
Unit Transfusi Darah : Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan donor darah, penyediaan darah, dan pendistribusian darah
Laboratorium Kesehatan : Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal
dari manusia dan/atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi
kesehatan atau faktor risiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan perseorangan dan/atau masyarakat.
UMOT (Usaha Mikro : Usaha yang hanya membuat sediaan obat tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan obat luar, dan rajangan.
Obat Tradisional)
Apotek : Sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker.
(Termasuk Apotek PRB)
Apotek PRB : Apotek yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam melaksanakan Program Rujuk Balik
Toko Obat : Orang atau Badan Hukum Indonesia yang memilih ijin untuk menyimpan Obat-obat Bebas Terbatas (daftar W) untuk
dijual secara eceran di tempat tertentu sebagaimana tercantum dalam surat izin.
Toko Alkes : Unit usaha yang diselenggarakan oleh perorangan atau badan untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran alat
kesehatan tertentu secara eceran sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
TABEL 5
DEFINISI OPERASIONAL
Jumlah Kunjungan: Jumlah orang yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan fasilitas pelayanan
Pasien Baru Rawat kesehatan rujukan tingkat lanjut milik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
Jalan perseorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang
rawat inap untuk pertama kalinya dalam satu tahun tertentu.
Kunjungan rawat jalan puskesmas termasuk kunjungan ke jaringan puskesmas, dalam gedung maupun
luar gedung (puskesmas keliling, puskemas pembantu, bidan desa, pemeriksaan anak sekolah, dsb).
Jumlah Kunjungan: Jumlah orang yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan fasilitas pelayanan
Pasien Baru Rawat kesehatan rujukan tingkat lanjut milik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
Inap perseorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik, dan tinggal di ruang
rawat inap untuk pertama kalinya dalam satu tahun tertentu.
Kunjungan Gangguan : Kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan yang meliputi gangguan pada perasaan, proses
Jiwa pikir, dan perilaku yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan
peran sosialnya.
FORMULA
Jumlah kunjungan pasien baru rawat jalan di fasilitas pelayanan
kesehatan milik pemerintah dan swasta dalam satu tahun tertentu
Persentase Rawat Jalan = X 100%
Jumlah penduduk pada kabupaten/kota dalam tahun yang sama
DEFINISI OPERASIONAL
Fasilitas RS dengan : Ketentuan umum pelayanan gawat darurat level 1 mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Kemampuan 856 tahun 2009 tentang standar Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Pelayanan Gawat
Darurat Level 1
FORMULA
% Fasilitas pelayanan Jumlah RS yang mampu memberikan pelayanan gawat darurat level 1
kesehatan dengan = 𝑥100%
Jumlah Rumah Sakit di Kab/Kota
kemampuan
pelayanan gawat
darurat level 1
TABEL 7
DEFINISI OPERASIONAL
Gross Death Rate : Angka kematian umum untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar. Nilai GDR sebaiknya tidak lebih dari 45 per
(GDR) 1000. Nilai GDR dari setiap RS dapat diperoleh dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan 3.1.
Net Death Rate : Angka kematian ≥ 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar. Nilai NDR yang dianggap
(NDR) masih dapat ditolerir yaitu < 25 per 1000. Nilai GDR dari setiap RS dapat diperoleh dari pelaporan SIRS
Online R.L. 1.2 dan 3.1.
Jumlah pasien keluar: Jumlah pasien keluar hidup dan keluar mati (dalam waktu < 48 jam maupun ≥ 48 jam dirawat ) selama 1
hidup dan mati tahun
Jumlah pasien keluar: Jumlah pasien keluar mati < 48 jam selama 1 tahun
mati < 48 jam
Jumlah pasien keluar: Jumlah pasien keluar mati dalam waktu ≥ 48 Jam selama 1 tahun
mati ≥ 48 jam dirawat
FORMULA
DEFINISI OPERASIONAL
Jumlah hari perawatan : total hari rawat dari semua pasien yang dirawat selama satu tahun
Jumlah lama dirawat : total lama dirawat dari pasien yang sudah keluar rumah sakit (hidup maupun mati), selama satu tahun
BOR : Persentase pemakaian tempat tidur pada satu-satuan waktu tertentu. Nilai parameter BOR yang ideal adalah
(Bed Occupancy Rate) antara 60-85%. Nilai GDR dari setiap RS dapat diperoleh dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan 3.1.
BTO : Frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
(Bed Turn Over) (biasanya dalam periode 1 tahun). Nilai parameter BTO yang ideal adalah 40-50 kali dalam satu tahun. Nilai
GDR dari setiap RS dapat diperoleh dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan 3.1.
TOI : Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Nilai parameter TOI yang
(Turn Over Interval) ideal pada kisaran 1-3 hari. Nilai GDR dari setiap RS dapat diperoleh dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan
3.1.
ALOS : Rata-rata lama rawat (dalam satuan hari) seorang pasien. Nilai parameter ALOS yang ideal adalah 6-9 hari.
(Average Length of Stay) Nilai GDR dari setiap RS dapat diperoleh dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan 3.1.
FORMULA
BOR Jumlah hari perawatan
Bed Occupancy Rate = x 100%
Jumlah tem pat tidur x jumlah hari dalam setahun
BTO Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Bed Turn Over =
Jumlah tem pat tidur
TOI (Jumlah te mpat tidur x jumlah hari dalam setahun) - Jumlah hari perawatan
=
Turn Over Interval Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
ALOS Jumlah lama dirawat
Average Length of Stay =
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
TABEL 9
DEFINISI OPERASIONAL
Persentase Puskesmas : Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap
dengan ketersediaan 20 item obat indikator). Laporan yang dimasukan yaitu laporan pada bulan November atau laporan bulan
obat dan vaksin terakhir pada tahun pelaporan.
essensial
Obat-obat yang dipilih sebagai obat indikator merupakan obat pendukung program kesehatan ibu, kesehatan anak, penanggulangan
dan pencegahan penyakit, serta obat pelayanan kesehatan dasar esensial dan terdapat di dalam Formularium Nasional. 20 jenis obat
tersebut terdapat pada Petunjuk Teknis Tata Laksana Indikator Kinerja Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun
2017-2019
FORMULA
% Puskesmas dengan Jumlah Puskesmas yang memiliki obat & vaksin esensial
ketersediaan obat dan = 𝑥100%
Jumlah Puskesmas di kabupaten/kota yang melapor
vasin esensial
TABEL 10
DEFINISI OPERASIONAL
Posyandu : Salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita.
Posyandu Pratama : Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader
sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang.
Posyandu Madya : Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan Pengelolaan Posyandu rata-rata jumlah
kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%.
Posyandu Purnama : Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang
atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan kegiatan pengembangan, serta telah
memperoleh dana sehat yang berasal dari swadaya masyarakat dipergunakan untuk upaya kesehatan di Posyandu.
Posyandu Mandiri : Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang
atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan kegiatan pengembangan, serta telah
memperoleh dana sehat yang berasal dari swadaya masyarakat dan kelompok usaha bersama (usaha dikelola oleh masyarakat) yang
dipergunakan untuk upaya kesehatan di Posyandu.
Posbindu PTM : Upaya kesehatan berbasis bersumberdaya masyarakat (UKBM) dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular
(PTM) melalui kegiatan skrining kesehatan/deteksi dini faktor risiko PTM, intervensi/modifikasi faktor risiko PTM serta
monitoring dan tindak lanjut faktor risiko PTM bersumber daya masyarakat secara rutin dan berkesinambungan.
FORMULA
DEFINISI OPERASIONAL
▪ Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di
dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran).
▪ Rasio Dokter umum per 100.000 penduduk adalah dokter umum yang memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan, baik di Puskesmas, Rumah
Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk
▪ Rasio Dokter Spesialis per 100.000 penduduk adalah dokter spesialis yang memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan, baik di Puskesmas,
Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk
▪ Rasio Dokter Gigi per 100.000 penduduk adalah dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan, baik di Puskesmas, Rumah
Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk
▪ Rasio Dokter Gigi Spesialis per 100.000 penduduk adalah dokter gigi spesialis yang memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan, baik di
Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk
▪ Pembilang pada rasio adalah jumlah nakes di kab/kota dengan menyertakan nakes yang tidak terhitung berulang
FORMULA
Jumlah dokter spesialis yang memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, rumah sakit
Rasio Dokter Spesialis = dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
per 100.000 Penduduk 𝑥100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama
Jumlah dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, rumah sakit
Rasio Dokter Gigi = dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
per 100.000 Penduduk 𝑥100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama
Rasio Dokter Gigi = Jumlah dokter yang memberikan pelayanan kesehatan yang di puskesmas, rumah sakit
Spesialis per 100.000 dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
𝑥100.000
Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama
TABEL 12
DEFINISI OPERASIONAL
▪ Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui
oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan (UU Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan).
▪ Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari Pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan (Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan).
▪ Rasio Perawat per 100.000 penduduk adalah perawat yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan
sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk. Yang termasuk dalam tenaga perawat yaitu perawat,
perawat anestesi, dan perawat spesialis.
▪ Rasio Bidan per 100.000 penduduk adalah bidan yang memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan, baik di
Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk.
FORMULA
DEFINISI OPERASIONAL
▪ Tenaga kesehatan masyarakat adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang kesehatan masyarakat
yang terdiri dari epidemiolog kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja,
tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga kesehatan reproduksi
dan keluarga sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
▪ Tenaga kesehatan lingkungan adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang kesehatan lingkungan yang
terdiri dari sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
▪ Tenaga gizi adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang gizi yang terdiri dari nutririonis dan dietisien
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
FORMULA
Rasio tenaga kesehatan Jumlah tenaga kes. masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, RS
masyarakat = dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
x100.000
per 100.000 penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama
DEFINISI OPERASIONAL
▪ Tenaga ahli teknologi laboratorium medik adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan teknologi laboratorium medik atau analis
kesehatan atau analis medis dan memiliki kompetensi melakukan analisis terhadap cairan dan jaringan tubuh manusia untuk
menghasilkan informasi tentang kesehatan perseorangan dan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
▪ Tenaga teknik biomedika lainnya adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang teknik biomedika
yang terdiri dari radiografer, elektromedis, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.
▪ Tenaga keterapian fisik adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang keterapian fisik yang terdiri
dari fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, dan akupunktur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
▪ Tenaga keteknisian medis adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang keteknisian medis yang
terdiri dari perekam medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis
optisien/optometris, teknisi gigi, penata anestesi (perawat anastesi), terapis gigi dan mulut (perawat gigi), dan audiologis.
FORMULA
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐧𝐚𝐠𝐚 𝐚𝐡𝐥𝐢 𝐥𝐚𝐛. 𝐦𝐞𝐝𝐢𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐲𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐩𝐮𝐬𝐤𝐞𝐬𝐦𝐚𝐬, 𝐑𝐒
Rasio tenaga ahli 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧𝐚 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐲𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐝𝐢 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐰𝐢𝐥𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐮𝐫𝐮𝐧 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐧𝐭𝐮
laboratorium = 𝒙𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐮𝐝𝐮𝐤 𝐝𝐢 𝐰𝐢𝐥𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚
per 100.000 Penduduk
Rasio tenaga teknik Jumlah tenaga teknik biomedika selain ahli lab. medik memberikan pelayanan kes. di pusk, RS
biomedika per 100.000 = dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
𝑥 100.000
Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama
Rasio tenaga keterapian Jumlah tenaga keterapian fisik memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, RS
fisik per 100.000 = dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
x 100.000
Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama
Rasio tenaga keteknisan Jumlah tenaga Keteknisian Medis memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, RS
medika per 100.000 = dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
x100.000
Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama
TABEL 15
DEFINISI OPERASIONAL
▪ Tenaga kefarmasian adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang kefarmasian yang terdiri dari
apoteker dan tenaga teknis kefarmasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
▪ Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker
(Permenkes Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian).
▪ Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang
terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker
(Permenkes Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian)
FORMULA
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐚𝐩𝐨𝐭𝐞𝐤𝐞𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐲𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐩𝐮𝐬𝐤𝐞𝐬𝐦𝐚𝐬, 𝐫𝐮𝐦𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭
Rasio apoteker = 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧𝐚 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐲𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐝𝐢 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐰𝐢𝐥𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐮𝐫𝐮𝐧 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐧𝐭𝐮
𝒙 𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
per 100.000 Penduduk 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐮𝐝𝐮𝐤 𝐝𝐢 𝐰𝐢𝐥𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚
Rasio tenaga teknis Jumlah tenaga teknis kefarmasian yang memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, Rumah Sakit
kefarmasian = dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
x 100.000
per 100.000 Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama
TABEL 16
DEFINISI OPERASIONAL
▪ Tenaga penunjang/pendukung kesehatan adalah tenaga selain tenaga kesehatan yang bekerja di sektor/bidang kesehatan yang
meliputi pejabat struktural, tenaga pendidik, dan tenaga dukungan manajemen
▪ Pejabat struktural adalah tenaga yang menempati jabatan struktural di institusi kesehatan atau fasilitas pelayanan
kesehatan.
▪ Tenaga pendidik adalah tenaga yang bertugas mengajar di institusi pendidikan yang terdiri dari dosen, widyaiswara,
dan lainnya.
▪ Tenaga dukungan manajemen terdiri dari pengelola program kesehatan, staf penunjang administrasi, staf penunjang
teknologi, staf penunjang perencanaan, dan tenaga penunjang kesehatan lainnya.
TABEL 17
DEFINISI OPERASIONAL
Jaminan Kesehatan : Program nasional yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berupa
Nasional (JKN) jaminan perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
Penerima Bantuan Iuran : Masyarakat miskin dan tidak mampu yang iurannya dibiayai oleh Pemerintah Pusat melalui APBN.
(PBI) APBN
Penerima Bantuan Iuran : Peserta JKN yang iurannya dibiayai oleh Pemerintah Daerah melalui APBD.
(PBI) APBD
Pekerja Penerima Upah : Peserta JKN yang terdiri dari PNS, TNI/ POLRI, Pejabat Negara, dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai
(PPU) Negeri yang iurannya dibiayai oleh pemberi kerja dan peserta yang bersangkutan.
PekerjaBukanPenerima : Peserta JKN yang bekerja mandiri dan iurannya dibiayai oleh peserta yang bersangkutan.
Upah (PBPU)/Mandiri
Bukan Pekerja (BP) : Peserta JKN yang terdiri dari investor, pemberi pajak, penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan dan
bukan pekerja lainnya yang iurannya dibiayai oleh peserta yang bersangkutan.
FORMULA
DEFINISI OPERASIONAL
Persentase desa yang : Persentase desa yang mengalokasikan dana desa dari bidang pembangunan desa dan bidang pemberdayaan masyarakat
memanfaatkan dana desa untuk kesehatan
untuk kesehatan
FORMULA
Persentase desa yang Jumlah desa yang mengalokasikan dana desa bersumber APBN dari bidang pembangunan desa
memanfaatkan dana desa dan bidang pemberdayaan masyarakat untuk kesehatan
untuk kesehatan
= x 100%
Jumlah desa
TABEL 19
DEFINISI OPERASIONAL
Anggaran Kesehatan : Dana yang disediakan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang dialokasikan melalui APBD kabupaten/kota
dalam APBD Kab/Kota
Anggaran Kesehatan : Jumlah anggaran yang dialokasikan oleh Pemerintah (melalui APBN, APBD, dan PHLN) untuk biaya
Pemerintah per Kapita penyelenggaraan upaya kesehatan per kapita per tahun
per tahun
Dana Alokasi Khusus : Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional
Jenis DAK: fisik (reguler, penugasan, afirmasi) dan non fisik (BOK, akreditasi, jampersal)
Dana Dekonsentrasi : Dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil pemerintah yang mencakup semua
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk
instansi vertikal pusat di daerah
FORMULA
Persentase Anggaran Jumlah alokasi APBD Kabupaten/Kota untuk kesehatan dalam 1 tahun
= x 100%
Kes Dalam APBD Total anggaran APBD pada tahun yang sama
Kab/Kota
Jumlah alokasi anggaran kesehatan pemerintah dalam 1 tahun (rupiah) di wilayah tertentu
Anggaran Kesehatan =
Pemerintah per Kapita Jumlah penduduk pada wilayah dan tahun yang sama
per tahun (rupiah)
TABEL 20
DEFINISI OPERASIONAL
Lahir Hidup : Suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana bayi
menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal: bernafas, ada denyut jantung atau gerakan otot
Lahir Mati : Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa
menunjukkan tanda-tanda kehidupan
Angka Lahir Mati : Jumlah lahir mati terhadap 1.000 kelahiran (hidup+mati)
FORMULA
Angka Lahir Mati per Jumlah lahir mati di suatu wila yah pada kurun wakt u tertentu
= x 1.000
1.000 Kelahiran Jumlah kelahiran (hidup + mati) di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL 21
DEFINISI OPERASIONAL
Kematian Ibu : Kematian perempuan selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penanganannya tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri.
FORMULA
DEFINISI OPERASIONAL
Penyebab Kematian Ibu : Penyebab kematian perempuan selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh
kehamilan atau penanganannya tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera
atau bunuh diri.
TABEL 23
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan kunjungan ibu : Ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal sesuai standar (10T) oleh tenaga kesehatan pada masa kehamilan di satu
hamil K-1 wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakupan kunjungan ibu : Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar (10T) paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian
hamil K-4 pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester
ketiga umur kehamilan.
Cakupan pertolongan persalinan : Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja
oleh tenaga kesehatan pada kurun waktu tertentu.
Cakupan pertolongan persalinan : Ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun
di fasilitas kesehatan waktu tertentu
Cakupan Pelayanan Nifas KF1 : Pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada 6 jam setelah persalinan s.d 3 hari di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakupan Pelayanan Nifas KF2 : Pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada hari ke 4 s/d hari ke 28 setelah persalinan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
Cakupan Pelayanan Nifas KF3 : Pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada hari ke 29 s/d hari ke 42 setelah persalinan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
Cakupan ibu nifas mendapat : Ibu yang baru melahirkan atau nifas yang mendapatkan kapsul vitamin A 200.000 SI sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A
vitamin A melalui ASI di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
● Perkiraan jumlah ibu hamil di wilayah kerja yang sama pada kurun waktu tertentu dapat dihitung dengan formula = 1,1 x jumlah lahir hidup.
● Perkiraan jumlah ibu bersalin/ibu nifas di wilayah kerja yang sama dapat dihitung dengan formula: 1,05 x jumlah lahir hidup.
● Jika tidak ada jumlah lahir hidup maka menggunakan pendekatan rumus CBR Kabupaten/Kota x Jumlah penduduk di wilayah kerja. Data CBR kabupaten/kota diperoleh
dari BPS setempat
FORMULA
Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal K1⁄K4
Cakupan kunjungan Ibu Hamil sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
K-1/K-4 = x 100%
Jumlah seluruh ibu hamil di wilayah dan dalam kurun waktu yang sama
Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan
Cakupan pertolongan persalinan oleh di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
tenaga kesehatan = x 100%
Jumlah ibu bersalin di wilayah dan dalam kurun waktu yang sama
Td 1 : Cakupan (jumlah dan persentase) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis pertama
Td 2 : Cakupan (jumlah dan persentase) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke dua dengan interval minimal 4
minggu setelah Td 1
Td 3 : Cakupan (jumlah dan persentase) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke tiga dengan interval minimal 6
bulan setelah Td 2
Td 4 : Cakupan (jumlah dan persentase) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke empat dengan interval minimal
1 tahun setelah Td 3
Td 5 : Cakupan (jumlah dan persentase) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke lima dengan interval minimal
1 tahun setelah Td 4
Catatan:
- Setiap ibu hamil yang akan diimunisasi Td harus dilakukan skrining terlebih dahulu dengan melihat interval minimal
- Hasil skrining akan menentukan pemberian dosis imunisasi Td berikutnya pada ibu hamil
FORMULA
Cakupan Td1/Td2/Td3/Td4/Td5 = Jumlah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td1/Td2/Td3/Td4/Td5 pada
wilayah dan kurun waktu tertentu
x 100%
Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama
Cakupan Td2+ = Jumlah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td2+Td3+Td4+Td5 pada
wilayah dan kurun waktu tertentu
x 100%
Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 25
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan Imunisasi Cakupan (jumlah dan persentase) WUS tidak hamil berusia 15-39 tahun yang mendapatkan imunisasi Td
Td pada WUS tidak dengan interval tertentu dengan memperhatikan hasil skrining dan status T.
hamil:
Td 1 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis pertama
Td 2 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke dua dengan
interval minimal 4 minggu setelah Td 1
Td 3 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke tiga dengan
interval minimal 6 bulan setelah Td 2
Td 4 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke empat dengan
interval minimal 1 tahun setelah Td 3
Td 5 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke lima dengan
interval minimal 1 tahun setelah Td 4
Catatan:
- setiap WUS tidak hamil yang akan diimunisasi Td harus dilakukan skrining terlebih dahulu dengan melihat interval minimal
- hasil skrining akan menentukan pemberian dosis imunisasi Td berikutnya pada WUS tidak hamil
FORMULA
Jumlah WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi
Cakupan Td1/Td2/Td3/Td4/Td5 = Td1/Td2/Td3/Td4/Td5 pada wilayah dan kurun waktu tertentu x 100%
Pada WUS tidak hamil
Jumlah WUS tidak hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 26
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan Imunisasi Cakupan (jumlah dan persentase) WUS (wanita usia subur) baik hamil maupun tidak hamil, berusia 15-39
Td pada WUS hamil : tahun yang mendapatkan imunisasi Td dengan interval tertentu, dengan memperhatikan hasil skrining dan
dan tidak hamil status T.
Td 1 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS yang mendapatkan imunisasi Td dosis pertama
Td 2 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke dua dengan interval
minimal 4 minggu setelah Td 1
Td 3 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke tiga dengan interval
minimal 6 bulan setelah Td 2
Td 4 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke empat dengan interval
minimal 1 tahun setelah Td 3
Td 5 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke lima dengan interval
minimal 1 tahun setelah Td 4
FORMULA
Cakupan Td1/Td2/Td3/Td4/Td5 = Jumlah WUS hamil dan tidak hamil yang mendapatkan imunisasi
Td1/Td2/Td3/Td4/Td5 pada wilayah dan kurun waktu tertentu
Pada WUS hamil dan tidak hamil X 100%
Jumlah WUS hamil dan tidak hamil
pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 27
DEFINISI OPERASIONAL
Ibu Hamil Mendapat 90 Tablet : Ibu hamil yang mendapat minimal 90 tablet tambah darah selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja
Tambah Darah (TTD) pada kurun waktu tertentu.
FORMULA
Cakupan Ibu Jumlah ibu hamil mendapat minimal 90 tablet tambah darah selama periode kehamilannya
Hamil mendapat pada wilayah dan kurun waktu tertentu
= x 100%
90 Tablet Tambah Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama
Darah
TABEL 28
DEFINISI OPERASIONAL
Pasangan Usia Subur : Pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15-49 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan yang istrinya
(PUS) lebih dari 49 tahun tetapi masih mendapat menstruasi
Peserta Aktif KB : Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai kontrasepsi terus-menerus untuk menunda, menjarangkan
kehamilan atau mengakhiri kesuburan
FORMULA
Jumlah peserta KB aktif di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Cakupan Peserta = x 100%
Jumlah pasangan usia subur di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Aktif KB
TABEL 29
DEFINISI OPERASIONAL
Peserta KB : PUS yang memakai kontrasepsi pada masa pasca persalinan (0-42 hari setelah melahirkan)
Pasca Persalinan
MOW : Medis Operatif Wanita atau tubektomi
FORMULA
Jumlah peserta KB pasca persalinan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Cakupan Peserta KB = x 100%
Jumlah ibu bersalin di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Pasca Persalinan
TABEL 30
DEFINISI OPERASIONAL
Komplikasi kebidanan : Kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi
Penanganan komplikasi : Ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan
kebidanan dasar dan rujukan (Puskesmas, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK)
Penanganan definitif : Penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan
Komplikasi neonatal : Neonatal dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan
komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir
rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital
Penangangan : neonatal dengan komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh
komplikasi neonatal tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan
● Perhitungan jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama : dihitung berdasarkan angka
estimasi 20% dari Total Ibu Hamil di satu wilayah pada kurun waktu yang sama
● Total sasaran ibu hamil dihitung melalui estimasi dengan rumus : 1,10 x Crude Birth Rate x Jumlah Penduduk (pada tahun yang sama).
Angka CBR dan jumlah penduduk kab/kota didapat dari data BPS masing – masing kab/kota/provinsi pada kurun waktu tertentu. 1,1
adalah konstanta untuk menghitung ibu hamil.
● Perhitungan sasaran neonatal dengan komplikasi : dihitung berdasarkan 15% dari jumlah bayi lahir hidup
FORMULA
Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif
Cakupan komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= × 100%
kebidanan yang Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan
ditangani di satu wilayah kerja dan pada kurun waktu yang sama
Cakupan neonatal Jumlah neonatal dengan komplikasi yang ditangani sesuai dengan standar
dengan komplikasi oleh tenaga kesehatan terlatih pada wilayah dan kurun waktu tertentu
= × 100%
yang ditangani 15 % dari jumlah bayi lahir hidup
pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 31
DEFINISI OPERASIONAL
Kematian Neonatal : Kematian yang terjadi pada bayi usia sampai dengan 28 hari tetapi bukan disebabkan
oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri
Kematian Bayi : Kematian yang terjadi pada bayi usia 0-11 bulan (termasuk neonatal) tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri
Kematian Anak Balita : Kematian yang terjadi pada anak usia 12-59 bulan tetapi bukan disebabkan oleh
kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri
Kematian Balita : Kematian yang terjadi pada bayi/anak usia 0 - 59 bulan (bayi + anak balita) tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri
FORMULA
Jumlah balita usia sampai 59 bulan (bayi + anak balita) yang meninggal
Angka Kematian Balita di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
per 1.000 Kelahiran Hidup = x 1.000
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
TABEL 32
DEFINISI OPERASIONAL
Penyebab Kematian Neonatal : Penyebab utama kematian yang terjadi pada bayi usia 0 sampai dengan 28 hari
Penyebab Kematian Postneonatal : Penyebab utama kematian yang terjadi pada bayi usia 29 hari sampai dengan 11 bulan
Penyebab Kematian Anak Balita : Penyebab utama kematian yang terjadi pada anak usia 12-59 bulan
TABEL 33
DEFINISI OPERASIONAL
Bayi lahir ditimbang : Jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang segera setelah lahir
FORMULA
Jumlah bayi baru lahir ditimbang di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Persentase bayi baru = × 100%
Jumlah bayi lahir hidup disatu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama
lahir ditimbang
Jumlah bayi dengan berat lahir rendah disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Persentase BBLR = × 100%
Jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang disatu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama
TABEL 34
DEFINISI OPERASIONAL
KN1 : Pelayanan kunjungan neonatal pertama pada 6-48 jam setelah lahir yang mendapatkan pelayan kesehatan
neonatal esensial dengan menggunakan pendekatan MTBM (Manajeman Terpadu Bayi Muda) di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
KN Lengkap : Pelayanan kunjungan neonatal lengkap, minimal 3 kali yaitu 1 kali pada usia 6 - 48 jam, 1 kali pada 3 - 7
hari, dan 1 kali pada 8 - 28 hari yang mendapatkan pelayan kesehatan neonatal esensial dengan menggunakan
pendekatan MTBM (Manajeman Terpadu Bayi Muda) di satu wilayah kerja.
FORMULA
Jumlah bayi baru lahir (umur 6 jam − 48 jam) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar
Cakupan KN1 di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah sasaran bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kunjungan neonatal sesuai dengan standar,
Cakupan KN lengkap minimal 3 kali yaitu pada usia 6 − 48 jam, 1 kali pada 3 − 7 hari, dan 1 kali pada 8 − 28 hari
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
TABEL 35
DEFINISI OPERASIONAL
Bayi baru lahir mendapat : Bayi baru lahir yang mendapat perlakuan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu meletakkan bayi secara
IMD tengkurap di dada atau perut ibu sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu sekurang-kurangnya satu
jam segera setelah lahir
Bayi kurang dari 6 bulan : Jumlah bayi umur kurang dari 6 bulan yang di-recall saat penimbangan di suatu wilayah
Bayi mendapat ASI : Bayi kurang dari 6 bulan yang diberi ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin,
eksklusif dan mineral berdasarkan recall 24 jam
Catatan:
Pelaporan pemberian ASI dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dihitung
dengan mengakumulasi pembilang (bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI ekslusif) dan penyebut (jumlah bayi 0-6 bulan yang tercatat dalam register
pencatatan pemberian ASI) berdasarkan laporan bulan Februari dan Agustus.
FORMULA
Persentase bayi 0-6 Jumlah bayi kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif
bulan yang mendapat di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
ASI eksklusif = x 100%
Jumlah bayi kurang dari 6 bulan yang dilakukan 𝑟𝑒𝑐𝑎𝑙𝑙
TABEL 36
DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan Kesehatan: Pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1
Bayi kali pada umur 6-8 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi
dasar (BCG, DPT/HB/HiB1-3, Polio 1-4, Campak), pemantauan pertumbuhan, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini
Tumbuh Kembang (SDIDTK), pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan, penyuluhan pemberian ASI eksklusif
dan Makanan Pendamping ASI (MP ASI).
Waktu Pelaksanaan
No Jenis Pelayanan 29 hari - 2 Keterangan
3-5 bulan 6-8 bulan 9-11 bulan
bulan
1 Pemberian imunisasi dasar √ √ √
a. BCG Umur 1 bln
b. DPT/HB 1-3 Umur 2, 3 da 4 bulan
c. Polio 1-4 Umur 1, 2, 3 dan 4 bulan
d. Campak Umur 9 bulan
2 Pemantauan pertumbuhan √ √ √ √ Tiap kunjungan
FORMULA
Jumlah bayi (umur 29 hari − 11 bulan)yang memperoleh pelayanankesehatan sesuai standar minimal 4 kali
Cakupan minimal 3 kali yaitu padausia 6 − 48 jam, 1 kali pada 3 − 7 hari, dan 1 kali pada 8 − 28 hari
pelayanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
kesehatan Jumlah seluruh bayi di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
bayi
TABEL 37
DEFINISI OPERASIONAL
Desa/kelurahan : Desa/kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat
Universal Child imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun
Immunization (UCI)
FORMULA
Cakupan Desa /kelurahan Jumlah desa/kelurahan UCI di satu wilayah pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Universal Child Jumlah desa/kelurahan di suatu wilayah kerja dan pada kurun waktu yang sama
Immunization (UCI)
TABEL 38
DEFINISI OPERASIONAL
HB0 <24 jam : Cakupan (Jumlah dan persentase) bayi usia <24 jam yang mendapatkan imunisasi Hepatitis B
HB0 1-7 hari : Cakupan (Jumlah dan persentase) bayi usia 1-7 hari yang mendapatkan imunisasi Hepatitis B
Cakupan imunisasi : Cakupan (Jumlah dan persentase) bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan 1 dosis imunisasi BCG
BCG
FORMULA
Cakupan Imunisasi HB0 Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi HB0 <24 jam/1-7
hari pada kurun waktu dan wilayah tertentu
<24 jam/1-7 hari = x
Jumlah bayi lahir hidup pada kurun waktu dan wilayah yang sama 100%
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan imunisasi : Cakupan (Jumlah dan persentase) Anak Usia 12-24 bulan yang mendapatkan 1 dosis imunisasi DPT-HB-
DPT-HB-Hib4 Hib dosis ke 4
Cakupan imunisasi : Cakupan (Jumlah dan persentase) Anak Usia 12-24 bulan yang mendapatkan 1 dosis imunisasi campak/MR
Campak/MR2 dosis ke 2
FORMULA
Jumlah anak usia 12-24 bulan yang mendapat imunisasi DPT-HB-
Cakupan imunisasi DPT-HB-Hib4/ HiB4/Campak/MR2 di satu wilayah tertentu selama satu periode X 100%
Campak/MR2 =
Jumlah anak usia 12-24 bulan lalu pada wilayah dan periode yang sama
TABEL 41
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan bayi mendapat : Cakupan bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis 100.000 SI di suatu wilayah kerja pada kurun
kapsul vitamin A waktu tertentu
Cakupan anak balita : Cakupan anak balita umur 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 200.000 SI di suatu
mendapat kapsul vit. A wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian vitamin A dilaksanakan pada bulan Februari dan
2 kali/tahun Agustus.
Catatan:
Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A
dalam setahun dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin
A di bulan Agustus. Untuk perhitungan anak balita 12-59 bulan yang mendapat vitamin A menggunakan data bulan Agustus.
FORMULA
DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan kesehatan : Pelayanan kesehatan balita berusia 0-59 bulan sesuai standar meliputi pelayanan kesehatan balita sehat
balita dan pelayanan kesehatan balita sakit.
Pelayanan kesehatan : Pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan menggunakan buku KIA dan skrining tumbuh
balita sehat kembang, meliputi: a) Pelayanan kesehatan Balita usia 0 -11 bulan; b) Pelayanan kesehatan Balita usia
12-23 bulan; dan c) Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan.
Pelayanan kesehatan : Pelayanan balita menggunakan pendekatan manajemen terpadu balita sakit (MTBS).
balita sakit
Catatan
a) Balita yang belum mencapai usia 1 tahun di akhir tahun berjalan, tidak di hitung sebagai cakupan. Perhitungan balita usia 0-11
bulan dilakukan setelah balita berulang tahun yang pertama (balita genap berusia 1 tahun/12 bulan).
b) Balita yang belum mencapai usia 24 bulan di akhir tahun berjalan tidak di hitung sebagai cakupan balita usia 24-35 bulan.
Perhitungan dilakukan setelah balita berulang tahun yang kedua (balita genap berusia 2 tahun/24 bulan)
c) Balita yang belum mencapai usia 36 bulan , di akhir tahun berjalan tidak di hitung sebagai cakupan balita usia 36-59 bulan.
Perhitungan di lakukan setelah balita berulang tahun yang ketiga (balita genap berusia 3 tahun/36 bulan)
FORMULA
Jumlah Balita usia 12 − 23 bulan yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar +
Cakupan pelayanan Jumlah Balita usia 24 − 35 bulan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar +
kesehatan balita sesuai Balita usia 36 − 59 bulan mendapakan pelayanan sesuai standar
= x 100%
standar Jumlah Balita usia 12 − 59 bulan di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut
pada kurun waktu satu tahun yang sama
TABEL 43
DEFINISI OPERASIONAL
Balita yang ada (S) : Jumlah anak usia 0-59 bulan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Balita ditimbang (D) : Balita yang ditimbang berat badannya di sarana pelayanan kesehatan termasuk di posyandu dan tempat
penimbangan lainnya
FORMULA
DEFINISI OPERASIONAL
Balita Gizi Kurang : Status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan gabungan dari istilah gizi buruk
dan gizi kurang dengan Z score < -2 standar deviasi
Balita Pendek : Status gizi yang didasarkan pada indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yang merupakan gabungan dari istilah sangat
pendek dan pendek dengan Z score < -2 standar deviasi
Balita Kurus : Status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang merupakan gabungan dari istilah
sangat kurus dan kurus dengan Z score < -2 standar deviasi
Z score : Nilai simpangan berat badan atau tinggi badan dari nilai berat badan atau tinggi badan normal menurut baku pertumbuhan
WHO
Jumlah balita 0-59 bulan : Jumlah balita usia 0-59 bulan yang dilakukan penimbangan berat badan
yang ditimbang
Jumlah balita 0-59 bulan : Jumlah balita usia 0-59 bulan yang dilakukan pengukuran tinggi badan
yang diukur tinggi badan
Jumlah balita 0-59 bulan : Jumlah balita usia 0-59 bulan yang dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
yang diukur
FORMULA
DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan kesehatan : Pemeriksaan kesehatan terhadap peserta didik kelas 1 SD atau MI yg dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama kader
(penjaringan) siswa SD/MI kesehatan sekolah minimal pemeriksaan status gizi (TB,BB), pemeriksaan gigi, tajam penglihatan dan tajam pendengaran.
Pelayanan kesehatan : Pemeriksaan kesehatan terhadap peserta didik kelas 7 SMP atau MTs yg dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama kader
(penjaringan) siswa SMP/MTs kesehatan sekolah minimal pemeriksaan status gizi (TB,BB), pemeriksaan gigi, tajam penglihatan dan tajam pendengaran.
Pelayanan kesehatan : Pemeriksaan kesehatan terhadap peserta didik kelas 10 SMA atau MA yg dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama kader
(penjaringan) siswa SMA/MA kesehatan sekolah minimal pemeriksaan status gizi (TB,BB), pemeriksaan gigi, tajam penglihatan dan tajam pendengaran.
Pelayanan kesehatan : Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar sesuai standar meliputi :
usia pendidikan dasar 1) Skrining kesehatan.
2) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan.
yang dilakukan pada anak kelas 1 sampai dengan kelas 9 di sekolah minimal satu kali dalam satu tahun ajaran dan usia 7 sampai
15 tahun diluar sekolah.
FORMULA
Cakupan pemeriksaan Jumlah peserta didik kelas 1SD/MIyang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
kesehatan peserta didik oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
SD/MI Jumlah peserta didik kelas 1 SD/MI di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Jumlah SD/MI yang peserta didiknya diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
Cakupan penjaringan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
SD/MI = x 100%
Jumlah SD/MI di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Cakupan pemeriksaan Jumlah peserta didik kelas 7SMP/MTs yang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
kesehatan peserta didik oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
SMP/MTs Jumlah peserta didik kelas 7 SMP/MTs di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Jumlah SMP/MTs yang peserta didiknya diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
Cakupan penjaringan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
SMP/MTs = x 100%
Jumlah SMP/MTs di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Cakupan pemeriksaan Jumlah peserta didik kelas 10 SMA/MA yang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
kesehatan peserta didik oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
SMA/MA Jumlah peserta didik kelas 10 SMA/MA di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Jumlah SMA/MA yang peserta didiknya diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
Cakupan penjaringan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
SMA/MA Jumlah SMA/MA di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Jumlah anak usia pendidikan dasar yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar
Persentase anak usia yang ada di wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun ajaran
pendidikan dasar yang = x 100%
Jumlah semua anak usia pendidikan dasar yang ada
mendapatkan pelayanan
di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun ajaran yang sama
kesehatan sesuai standar
TABEL 46
DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan Kesehatan : Setiap penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut,
Gigi dan Mulut mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan gigi dan mulut perorangan,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara paripurna, terpadu, dan berkualitas. Pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang diberikan dapat berupa: pemeriksaan, pengobatan, pencabutan gigi tetap/gigi sulung,
penambalan tetap/sementara, pembersihan karang gigi yang dilakukan di sarana pelayanan kesehatan.
Tumpatan Gigi Tetap : Pelayanan kesehatan gigi dan mulut berupa penambalan permanen pada gigi tetap yang dilakukan di
dalam gedung
Pencabutan Gigi Tetap : Pelayanan kesehatan gigi dan mulut berupa pencabutan pada gigi tetap yang dilakukan di dalam gedung
Kasus dirujuk : Kasus/pasien yang dikirim dari suatu fasilitas pelayanan kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
lain untuk mendapatkan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan, pengobatan, dan tidakan lanjutan.
FORMULA
Rasio Gigi Tumpatan Jumlah gigi tetap yang ditambal atau ditumpat di suatu wilayah pada periode waktu tertentu
=
/Pencabutan Gigi Tetap Jumlah gigi tetap yang dicabut pada wilayah dan periode waktu yang sama
% Kasus Dirujuk Jumlah kasus gigi dirujuk di suatu wilayah pada periode tertentu
= 𝑋100%
Jumlah seluruh kasus gigi pada wilayah dan periode waktu yang sama
TABEL 47
DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan Kesehatan : Setiap penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut,
Gigi dan Mulut mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan gigi dan mulut perorangan,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara paripurna, terpadu dan berkualitas.
Murid SD/MI : Murid SD/MI yang diperiksa keadaan giginya
Diperiksa (UKGS)
Murid SD/MI : Murid SD/MI yang perlu penanganan lebih lanjut dari hasil pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut yang
memerlukan akan dilakukan perawatan di sekolah maupun dirujuk ke Puskesmas
Perawatan (UKGS)
Murid SD mendapat : Perawatan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan pada murid SD dalam bentuk preventif (topikal
Perawatan (UKGS) fluoride, surface protection/fissure sealant atau atraumatic restoration treatmen), dan kuratif sederhana
seperti pegobatan, penambalan gigi, dan pencabutan gigi sulung maupun tetap yang dilakukan baik di
sekolah maupun Puskesmas dalam rangka menindaklanjuti hasil penjaringan kesehatan dan/atau
pemeriksaan berkala kesehatan gigi dan mulut yang membutuhkan pendekatan kuratif.
FORMULA
DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan kesehatan pada usia produktif : Setiap warga negara usia 15 tahun sampai 59 tahun mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar dalam bentuk edukasi dan skrining kesehatan di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan kesehatan usia produktif
sesuai standar meliputi:
1) Edukasi kesehatan termasuk keluarga berencana.
2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Pelayanan edukasi pada usia produktif : Edukasi yang dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM.
Pelayanan skrining faktor risiko pada usia: skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan
produktif penyakit tidak menular meliputi:
a) Pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut
b) Pengukuran tekanan darah
c) Pemeriksaan gula darah
d) Anamnesa perilaku berisiko
Penduduk usia 15-59 tahun berisiko : Penduduk usia 15-59 tahun yang ditemukan faktor risiko PTM.
FORMULA
Persentase penduduk usia 15-59 Jumlah orang usia 15– 59 tahun di kab/kota mendapat pelayanan skrining kesehatan
tahun mendapat pelayanan = sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun 𝑥100%
skrining kesehatan sesuai standar Jumlah orang usia 15– 59 tahun di kab/kota
dalam kurun waktu satu tahun yang sama
Persentase penduduk usia 15-59 Jumlah orang usia 15−59 tahun yang ditemukan faktor risiko PTM
= Jumlah orang usia 15−59 tahun yang mendapat skrining kesehatanx100%
tahun berisiko
sesuai standar
TABEL 49
DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan kesehatan : Pelayanan kesehatan untuk warga negara usia 60 tahun ke atas dalam bentuk edukasi dan skrining usia
usia lanjut lanjut sesuai standar pada satu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun.
Pelayanan edukasi : Edukasi yang dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM dan/atau kunjungan rumah
pada usia lanjut
Pelayanan skrining : skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak
faktor risiko pada menular meliputi:
usia lanjut a) Pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut
b) Pengukuran tekanan darah
c) Pemeriksaan gula darah
d) Pemeriksaan gangguan mental
e) Pemeriksaan gangguan kognitif
f) Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
g) Anamnesa perilaku berisiko
FORMULA
Cakupan pelayanan Jumlah warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang mendapat skrining kesehatan sesuai standar
kesehatan usia lanjut minimal 1 kali yang ada di suatu wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun
= x 100%
Jumlah semua warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang ada di suatu wilayah kerja
kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun yang sama
TABEL 50
DEFINISI OPERASIONAL :
Puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil : Puskesmas yang minimal 50% desa/kelurahan di wilayah kerjanya melaksanakan kelas ibu hamil dalam kurun waktu 1 tahun.
Puskesmas melaksanakan orientasi P4K : Puskesmas yang melaksanakan Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Puskesmas melaksanakan : Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja memenuhi kriteria:
kegiatan kesehatan remaja - Memiliki tenaga kesehatan terlatih pelayanan kesehatan peduli remaja
- Memiliki pedoman kesehatan remaja
- Melakukan pelayanan konseling pada remaja
Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja mengukur upaya peningkatan akses pelayanan kesehatan untuk remaja
PKM Melaksanakan Penjaringan kls 1 : Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas 1 di wilayah kerja puskesmas tersebut dalam satu tahun ajaran
PKM Melaksanakan Penjaringan kls 7&10 : Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas 7 dan 10 di wilayah kerja puskesmas tersebut dalam satu
tahun ajaran
PKM Melaksanakan Penjaringan kls 1, 7, 10 : Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas 1,7, dan 10 di wilayah kerja puskesmas tersebut dalam satu
tahun ajaran
FORMULA
Cakupan Puskesmas Jumlah puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil minimal salah satu bidan puskesmas
Melaksanakan Kelas Ibu Hamil dan 50% bidan desa di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah puskesmas di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Puskesmas Melaksanakan Jumlah puskesmas yang melaksanakan orientasi P4K
Orientasi P4K di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah puskesmas di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Puskesmas Melaksanakan Jumlah puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan remaja
Kegiatan Kesehatan Remaja di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah puskesmas di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Puskesmas Melaksanakan Jumlah puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan kelas 1 SD/MI
Penjaringan Kelas 1 SD/MI di suatu wilayah kerja pada satu tahun ajaran
= x 100%
Jumlah puskesmas di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Puskesmas Melaksanakan Jumlah puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan kelas 7 dan 10
Penjaringan Kelas 7 dan 10 di suatu wilayah kerja pada satu tahun ajaran
= x 100%
Jumlah puskesmas di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Puskesmas Melaksanakan Jumlah puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan kelas 1, 7 dan 10
Penjaringan Kelas 1,7 dan 10 di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah puskesmas di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
TABEL 51
DEFINISI OPERASIONAL
Terduga tuberkulosis : Seseorang yang menunjukkan gejala batuk > 2 minggu disertai dengan panas badan.
Terduga tuberkulosis : Terduga tuberkulosis yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dengan penegakan diagnosis tuberkulosis melalui
yang mendapatkan pelayanan pemeriksaan bakteriologis dan klinis, dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya atau di rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai standar rujukan tingkat lanjut serta dilakukan pengobatan sesuai standar jika dinyatakan tuberkulosis (register TBC 06)
Kasus tuberkulosis : a. Pasien tuberkulosis yang terkonfirmasi Bakteriologis, yaitu pasien tuberkulosis yang terbukti positif pada hasil pemeriksaan
contoh uji biologinya (sputum dan jaringan) melalui pemeriksaan mikroskopis langsung, Tes Cepat Molekuler (TCM)
tuberkulosis, atau biakan.
b. Pasien tuberkulosis terdiagnosis secara Klinis yaitu pasien yang tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara bakteriologis
tetapi didiagnosis sebagai pasien tuberkulosis aktif oleh dokter, dan diputuskan untuk diberikan pengobatan tuberkulosis
Semua kasus tuberkulosis : Kasus tuberkulosis (berdasarkan definisi dan klasifikasi) yang ditemukan dan diobati
Kasus tuberkulosis anak : Kasus tuberkulosis pada anak usia 0-14 tahun
Angka notifikasi semua : Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di antara 100.000 penduduk yang ada di suatu wilayah tertentu
kasus tuberkulosis (Case
Notification Rate/CNR)
Cakupan pengobatan : Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di antara perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis (insiden).
semua kasus tuberkulosis Perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis dihitung dengan menggunakan pemodelan mathematic.
(Case Detection Rate/ CDR)
yang diobati
Cakupan penemuan : Jumlah seluruh kasus tuberkulosis anak yang ditemukan di antara perkiraan jumlah kasus tuberkulosis anak yang ada disuatu
kasus tuberkulosis anak wilayah dalam periode tertentu. Perkiraan jumlah kasus tuberkulosis anak adalah 12% dari perkiraan jumlah semua kasus
tuberkulosis (insiden) yang ada di masing-masing kabupaten/kota.
Misalnya di Kabupaten A, perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis (insiden) yang dihitung dengan pemodelan mathematic
sebesar 1.500 kasus pada tahun 2018. Maka perkiraan jumlah kasus tuberkulosis anak adalah 12% x 1.500 = 180 kasus.
FORMULA
Persentase orang terduga Jumlah orang terduga tuberkulosis yang mendapatkan pelayanan tuberkulosis sesuai standar
tuberkulosis mendapatkan di fasyankes dalam kurun waktu satu tahun
= × 100%
pelayanan tuberkulosis Jumlah orang terduga tuberkulosis yang ada di wilayah kerja pada
sesuai standar kurun waktu satu tahun yang sama
Angka notifikasi semua Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan
= × 100.000
kasus tuberkulosis (Case Jumlah penduduk yang ada di suatu wilayah tertentu
Notifikasi Rate/CNR)
Cakupan pengobatan Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan
= × 100%
semua kasus tuberkulosis Perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis
(Case Detection
Rate/CDR) yang diobati
DEFINISI OPERASIONAL
Kasus tuberkulosis paru terkonfirmasi : pasien tuberkulosis yang terbukti positif pada hasil pemeriksaan contoh uji biologinya (sputum dan jaringan) melalui
bakteriologis pemeriksaan mikroskopis langsung, Tes Cepat Molekuler (TCM) tuberkulosis, atau biakan.
Semua kasus tuberkulosis terdaftar dan : Semua pasien tuberkulosis yang mendapatkan pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
diobati
Sembuh : Pasien tuberkulosis paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi negatif dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya.
Pengobatan Lengkap : Pasien tuberkulosis yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada salah satu pemeriksaan
sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif namun tanpa ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir
pengobatan.
Angka keberhasilan pengobatan : Jumlah pasien tuberkulosis semua kasus yang sembuh dan pengobatan lengkap diantara semua kasus tuberkulosis
(Success Rate) pasien tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan
semua kasus
Pasien tuberkulosis : Jumlah pasien tuberkulosis yang meninggal oleh sebab apapun selama masa pengobatan tuberkulosis
meninggal
FORMULA
Angka kesembuhan pasien Jumlah kasus tuberkulosis Paru terkonfirmasi bakteriologis yang sembuh
= × 100%
tuberkulosis (Cure Rate) Jumlah kasus tuberkulosis Paru terkonfirmasi bakteriologis yang diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama
Angka pengobatan lengkap Jumlah semua kasus tuberkulosis yang mendapat pengobatan lengkap
= × 100%
(Complete Rate) pasien Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama
tuberkulosis
Angka keberhasilan pengobatan Jumlah semua kasus tuberkulosis yang sembuh dan pengobatan lengkap
= × 100%
(Success Rate/SR) pasien Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama
tuberkulosis semua kasus
Jumlah pasien tuberkulosis yang meninggal oleh sebab apapun
Kematian tuberkulosis selama masa pengobatan tuberkulosis
= × 100%
Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama
TABEL 53
DEFINISI OPERASIONAL
Pneumonia : Balita mengalami batuk dan atau kesukaran bernapas dan hasil perhitungan napas, usia 0-2 bulan ≥60
kali/menit, usia 2-12 bulan ≥ 50 kali/menit, usia 12-59 bulan ≥40 kali/menit
Pneumonia berat : Tarikan dinding dada ke dalam (TDDK) atau saturasi oksigen <90
Batuk bukan pneumonia: Tidak ada TDDK dan tidak ada napas cepat
Penemuan penderita : Balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di
Pneumonia Balita satu wilayah dalam waktu satu tahun
Tatalaksana pneumonia : Balita dengan keluhan batuk dan atau kesukaran bernafas yang berkunjung ke sarana kesehatan diberikan
Balita sesuai standar tatalaksana standar dilakukan hitung napas/ melihat TDDK
Perkiraan Pneumonia : Jumlah perkiraan pneumonia Balita (berbeda untuk setiap propinsi, sesuai hasil riskesdas 2013) dikali jumlah
Balita Balita pada wilayah dan kurun waktu tertentu
Puskesmas yang : Jumlah puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60%
melakukan tatalaksana Misalnya: jika kab ada 10 puskesmas dan yang melaksanakan tatalaksana standar minimal 60% ada 5
standar minimal puskesmas maka jumlah puskesmas yang melakukan tatalaksana standar adalah 5 puskesmas
FORMULA
Penemuan penderita pneumonia Jumlah penderita Pneumonia Balita yang ditangani dalam kurun waktu tertentu
Balita = × 100%
Jumlah perkiraan penderita Pneumonia Balita di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
% Balita yang diberikan Jumlah Balita batuk dan atau kesukaran bernafas yang berkunjung ke sarana kesehatan
tatalaksana standar yang dilakukan hitung napas/melihat TTDK
= × 100%
Jumlah kunjungan Balita dengan batuk dan atau kesukaran bernafas
dalam kurun waktu tertentu
% Puskesmas
yang melakukan tatalaksana Jumlah puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60%
= × 100%
standar Jumlah seluruh puskesmas di Kab/Kota tersebut pada tahun yang sama
TABEL 54
DEFINISI OPERASIONAL
HIV : (Human Immunodeficiency Virus) seseorang yang hasil pemeriksaannya HIV positif
dengan pemeriksaan 3 reagen rapid test.
Pelayanan kesehatan orang dengan: Pelayanan kesehatan sesuai standar kepada setiap orang dengan risiko terinfeksi virus
risiko terinfeksi virus HIV yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus = HIV)
yang meliputi:
1. edukasi perilaku berisiko dan pencegahan penularan
2. skrining dilakukan dengan pemeriksaan tes cepat HIV minimal 1 kali dalam setahun
Orang dengan risiko terinfeksi virus: 1) Ibu hamil, 2) Pasien TBC, 3) Pasien Infeksi Menular Seksual (IMS), 4) Penjaja seks,
HIV 5) Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), 6) Transgender/Waria,
7) Pengguna napza suntik (penasun), dan 8) Warga Binaan Pemasyarakatan
FORMULA
DEFINISI OPERASIONAL
AIDS : (Acquired Immune Deficiency Syndrome) dewasa bila terdapat 2 gejala mayor dan 1 gejala minor dan
tidak ada sebab-sebab immunosupresi yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau etiologi
lainnya. Kasus pada anak bila terdapat paling sedikit 2 gejala mayor dan 2 gejala minor dan tidak ada
sebab-sebab immunosupresi yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau etiologi lainnya.
FORMULA
DEFINISI OPERASIONAL
Penderita diare Balita : Jumlah penderita diare Balita (umur < 5 Tahun) yang datang dan dilayani di sarana kesehatan di suatu
yang dilayani wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
Penderita diare semua : Jumlah penderita diare semua umur yang datang dan dilayani di sarana kesehatan di suatu wilayah
umur yang dilayani tertentu dalam waktu satu tahun
Penderita diare Balita : Jumlah penderita diare Balita (umur < 5 Tahun) mendapat oralit yang datang dan dilayani di sarana
yang mendapat oralit kesehatan di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
Penderita diare semua : Jumlah penderita diare semua umur mendapat oralit yang datang dan dilayani di sarana kesehatan di
umur yang mendapat suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
oralit
Penderita diare Balita : Jumlah penderita diare Balita (umur < 5 Tahun) mendapat Zinc yang datang dan dilayani di sarana
yang mendapat Zinc kesehatan di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
1. Semua Umur:
Perkiraan jumlah penderita diare semua umur yang datang ke sarana kesehatan sebesar 10% dari angka kesakitan x
jumlah penduduk disatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare semua
umur tahun 2015 yaitu sebesar 270/1.000 penduduk. Jika terdapat angka kesakitan kabupaten/kota terkini, maka angka
kesakitan tersebut dapat digunakan.
2. Balita
Perkiraan jumlah penderita diare Balita yang datang ke sarana kesehatan dan kader sebesar 20% dari angka kesakitan x jumlah
Balita disatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare Balita tahun 2015
yaitu sebesar 843/1.000 penduduk. Jika terdapat angka kesakitan kabupaten/kota terkini, maka angka kesakitan tersebut dapat
digunakan.
FORMULA
Penderita diare Balita Jumlah penderita diare Balita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan
dilayani di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
= × 100%
Jumlah target penemuan penderita diare Balita pada satu wilayah tertentu dalam waktu yg sama
(20% dari angka kesakitan diare x jumlah Balita)
Jumlah penderita diare semua umur yang datang dan dilayani di sarana kesehatan
Penderita diare Semua di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
= × 100%
Umur dilayani Jumlah target penemuan penderita diare semua umur pada satu wilayah tertentu
dalam waktu yang sama (10% dari angka kesakitan diare x jumlah penduduk)
Penderita diare Balita Jumlah penderita diare Balita mendapat oralit yang datang dan dilayani di sarana kesehatan
mendapat oralit di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
= × 100%
Jumlah penderita diare Balita dilayani pada satu wilayah tertentu dalam waktu yang sama
Penderita diare semua Jumlah penderita diare semua umur mendapat oralit yang datang dan dilayani
umur mendapat oralit di sarana kesehatan di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
= × 100%
Jumlah penderita diare semua umur dilayani pada satu wilayah tertentu
dalam waktu yang sama
Penderita diare Balita Jumlah penderita diare Balita mendapat Zinc yang datang dan dilayani di sarana kesehatan
mendapat Zinc di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
= × 100%
Jumlah penderita diare Balita dilayani pada satu wilayah tertentu dalam waktu yg sama
TABEL 57
DEFINISI OPERASIONAL
Penderita kusta : Seseorang yang mempunyai satu dari tanda utama kusta, yaitu :
▪ Kelainan kulit/lesi dapat berbentuk bercak putih atau kemerahan yang mati rasa
▪ Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf. Gangguan fungsi
saraf bisa berupa gangguan fungsi sensoris, gangguan fungsi motoris, atau gangguan
fungsi otonom
▪ Adanya basil tahan asam (BTA) di dalam kerokan jaringan kulit (slit skin smear)
Penderita tipe PB : Penderita kusta yang mempunyai tanda utama seperti berikut :
Jumlah bercak kusta 1-5
Jumlah penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi hanya 1 saraf
Hasil pemeriksaan kerokan jaringan kulit negatif
Penderita MB : penderita kusta yang mempunyai tanda utama seperti berikut :
Jumlah bercak kusta >5
Jumlah penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi lebih dari 1 saraf
Hasil pemeriksaan kerokan jaringan kulit positif
Angka penemuan kasus baru : Kasus kusta baru yang ditemukan pada periode tertentu per 100.000 penduduk
kusta (NCDR/New Case
Detection Rate)
FORMULA
NCDR Jumlah kasus kusta yang baru ditemukan pada kurun waktu tertentu di suatu wilayah
= × 100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 58
DEFINISI OPERASIONAL
Cacat tingkat 0 : Kasus kusta baru yang tidak memiliki kelainan sensorik maupun anatomis
Cacat tingkat 2 : ◙ Cacat pada tangan dan kaki → terdapat kelainan anatomis
◙ Cacat pada mata → lagoptalmus dan visus sangat terganggu
Angka cacat tingkat 2 : Jumlah kasus baru dengan cacat tingkat 2 yang ditemukan pada periode satu tahun per 1.000.000
penduduk
Penderita kusta anak <15 tahun : Kasus kusta baru anak usia 0-<15 tahun
Penderita kusta anak <15 : Kasus kusta baru anak usia 0-<15 tahun yang memiliki cacat tingkat 2
tahun dengan cacat tingkat 2
FORMULA
Jumlah penderita kusta baru tanpa cacat yang ditemukan (cacat tingkat 0)
% kasus kusta baru tanpa pada wilayah dan waktu tertentu
= × 100%
cacat (cacat tingkat 0) Jumlah seluruh penderita kusta (PB+MB) baru yang ditemukan
pada wilayah dan kurun waktu yang sama
Jumlah penderita kusta baru dengan cacat tingkat 2 pada wilayah dan waktu tertentu
= × 100%
% cacat tingkat 2 Jumlah seluruh penderita kusta (PB+MB) baru yang ditemukan
pada wilayah dan kurun waktu yang sama
Angka kesakitan cacat tingkat Jumlah penderita kusta baru dengan cacat tingkat 2 pada wilayah dan waktu tertentu
= × 1.000.000
2 per 1.000.000 penduduk Jumlah penduduk pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 59
DEFINISI OPERASIONAL
Angka prevalensi : Kasus kusta terdaftar (kasus baru dan kasus lama) per 10.000 penduduk pada wilayah dan
Per 10.000 penduduk kurun waktu tertentu
FORMULA
Angka prevalensi Jumlah kasus kusta terdaftar (baru + lama) pada wilayah dan waktu tertentu
= × 10.000
Per 10.000 penduduk Jumlah penduduk pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 60
DEFINISI OPERASIONAL
RFT PB : Jumlah kasus baru PB dari periode kohort satu tahun yang sama yang menyelesaikan
(Release From Treatment) pengobatan tepat waktu (6 blister dalam 6-9 bulan).
Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita
baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru
tahun 2017 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu.
RFT MB : Jumlah kasus baru MB dari periode kohort satu tahun yang sama yang menyelesaikan
pengobatan tepat waktu (12 blister dalam 12-18 bulan).
Penderita kusta MB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari
penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 2 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru
tahun 2016 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu.
FORMULA
RFT rate PB Jumlah kasus baru PB yang menyelesaikan pengobatan 6 blister dalam 6-9 bulan
= × 100%
Jumlah seluruh kasus baru PB yang mulai MDT pada periode kohort yang sama
RFT rate MB Jumlah kasus baru MB yang menyelesaikan pengobatan 12 blister dalam 12-18 bulan
= × 100%
Jumlah seluruh kasus baru MB yang mulai MDT pada periode kohort yang sama
TABEL 61
DEFINISI OPERASIONAL
Acute Flacid Paralysis : Kelumpuhan pada anak berusia <15 tahun yang bersifat layuh (flaccid) terjadi secara akut/
(AFP) mendadak (<14 hari) dan bukan disebabkan oleh ruda paksa.
Non Polio AFP rate : Jumlah kasus AFP Non Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk berusia <15 tahun di satu
per 100.000 penduduk wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
usia <15 tahn
FORMULA
Non Polio Acute Flacid Jumlah kasus AFP Non Polio pada penduduk < 15 tahun
Paralysis (AFP) rate per di satu wilayah kerja pada satu kurun waktu tertentu
= x 100.000
100.000 penduduk usia Jumlah penduduk usia < 15 tahun di wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
<15 tahun
TABEL 62
DEFINISI OPERASIONAL
Penyakit Difteri : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium Diphtheria ditandai dengan adanya
peradangan pada tempat infeksi, terutama pada selaput bagian dalam saluran pernapasan bagian atas,
hidung, dan juga kulit.
Penyakit Pertusis : Penyakit menular yang di sebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis yang menyerang saluran pernafasan
dan biasanya terjadi pada anak berusia dibawah 1 tahun.
Penyakit : Penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (0-28 hari) yang disebabkan oleh Clostridium tetani, yaitu
Tetanus Neonatorum kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat.
Hepatitis B : Peradangan pada sel-sel hati, yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B dari golongan virus DNA.
Suspek Campak : Penyakit yang sangat menular (infeksius) disebabkan oleh virus RNA dari genus Morbilivirus, dari
keluarga Paramyxoviridae yang mudah mati karena panas dan cahaya. Gejala klinis campak adalah demam
(panas) dan ruam (rash) ditambah dengan batuk/pilek atau mata merah.
FORMULA
FORMULA
Persentase Kejadian Jumlah KLB di desa/kelurahan yang ditanggulangi < 24 jam
Luar Biasa (KLB) di pada periode waktu tertentu
= x 100%
desa/kelurahan yang Jumlah KLB yang terjadi pada wilayah desa/kelurahan
ditanggulangi <24 jam pada periode waktu yang sama
TABEL 64
DEFINISI OPERASIONAL
Penduduk Terancam : Penduduk yang tinggal di daerah (kelurahan/desa) yang terkena kejadian luar biasa (KLB)
Attack Rate : Angka pengukuran yang dipakai untuk menghitung insidens kasus baru selama kejadian KLB terhadap
penduduk yang terancam.
CFR : Persentase penderita yang meninggal karena suatu penyakit terhadap seluruh kasus penyakit yang sama
(Case Fatality Rate)
FORMULA
CFR Jumlah kematian akibat suatu penyakit dalam periode waktu tertentu
= × 100%
Jumlah kasus penyakit (yang sama) yang terdiagnosa dalam periode waktu yang sama
TABEL 65
DEFINISI OPERASIONAL
Penderita DBD : Penderita demam tinggi mendadak berlangsung 2-7 hari, disertai manifestasi perdarahan (antara
lain uji tourniqet positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan/atau
melena, dsb) ditambah trombositopenia (trombosit ≤ 100.000 /mm³) dan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit ≥ 20%)
FORMULA
Angka Kesakitan DBD Jumlah kasus baru DBD pada kurun wakt u tertentu
= 100 .000
(Incidence Rate) Jumlah populasi pada kurun wakt u yang sama
DEFINISI OPERASIONAL
Suspek : Setiap individu yang tinggal di daerah endemik malaria yang menderita demam atau memiliki riwayat demam
dalam 48 jam terakhir atau tampak anemi; wajib diduga malaria tanpa mengesampingkan penyebab demam
yang lain.
Setiap individu yang tinggal di daerah non endemik malaria yang menderita demam atau riwayat demam
dalam 7 hari terakhir dan memiliki risiko tertular malaria; wajib diduga malaria. Risiko tertular malaria
termasuk riwayat bepergian ke daerah endemik malaria atau adanya kunjungan individu dari daerah endemik
malaria di lingkungan tempat tinggal penderita.
Malaria positif : Seseorang dengan hasil pemeriksaan sediaan darah positif malaria berdasarkan pengujian mikroskopis
ataupun Rapid Diagnostic Test (RDT). Kasus malaria konfirmasi terbagi menjadi kasus malaria indigenous,
kasus malaria impor dan kasus malaria konfirmasi asimtomatis.
FORMULA
Jumlah sediaan darah diperiksa atau dikonfirmasi laboratorium
di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
% Konfirmasi laboratorium = × 100%
Jumlah suspek di wilayah dan kurun waktu yang sama
DEFINISI OPERASIONAL
Penderita kronis filariasis : Penderita filariasis yang telah menunjukkan gejala klinis kronis filariasis, seperti limfedema
pada tungkai atau lengan, pembesaran payudara, dan hidrokel.
FORMULA
Jumlah kasus kronis = Jumlah akumulasi kasus kronis filariasis (kasus baru dan lama) −
filariasis kasus pindah dan meninggal pada periode tertentu
TABEL 68
DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan Kesehatan : Pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita hipertensi usia 15 tahun ke atas sebagai
Penderita Hipertensi upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun meliputi:
1) Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan
2) Edukasi perubahan perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan minum obat
FORMULA
DEFINISI OPERASIONAL
Penderita DM yang : Pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita Diabetes Melitus (DM) usia 15 tahun
mendapatkan pelayanan ke atas sebagai upaya pencegahan sekunder meliputi:
kesehatan sesuai standar 1) Pengukuran gula darah dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan;
2) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau nutrisi;
3) Melakukan rujukan jika diperlukan
Keterangan:
Gula darah sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dl ditambahkan pelayanan terapi farmakologi
FORMULA
DEFINISI OPERASIONAL
Puskesmas : Puskesmas yang melakukan pemeriksaan deteksi dini untuk payudara dengan sadanis (pemeriksaan payudara
melaksanakan deteksi dini klinis) dan kanker leher rahim dengan metode IVA pada perempuan usia 30-50 tahun
IVA dan Sadanis
Perempuan usia 30-50 tahun : Perempuan usia subur berusia 30-50 tahun dan sudah melakukan kontak seksual aktif/menikah.
IVA : Pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang telah dipulas
(Inspeksi Visual dengan Asam dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%). Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang
asetat) disebut acetowhite epithelium. Deteksi dini yang dimaksud dapat dilakukan di puskesmas dan jaringannya, di
dalam maupun di luar gedung.
IVA positif : Ditemukan bercak putih (lesi pra kanker) dengan pemeriksaan aplikasi asam asetat
Curiga kanker : Pertumbuhan massa seperti kembang kol yang mudah berdarah atau luka bernanah/ulcer.
Sadanis : Pemeriksaan payudara secara manual oleh tenaga kesehatan terlatih. Deteksi dini yang dimaksud dapat
dilakukan di puskesmas dan jaringannya, di dalam maupun di luar gedung.
Tumor/benjolan : Benjolan tidak normal pada payudara pada pemeriksaan klinis payudara oleh petugas kesehatan terlatih
FORMULA
Jumlah perempuan usia 30 − 50 tahun yang dilakukan deteksi dini kanker leher rahim (IVA)
Cakupan pemeriksaan
dan kanker payudara (Sadanis)di suatu wilayah pada periode tertentu
leher rahim (IVA) dan =
payudara (Sadanis) Jumlah perempuan usia 30 − 50 tahun pada wilayah dan periode waktu yang sama
DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan kesehatan : pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat (psikotik
jiwa pada orang dengan akut dan skizofrenia) sebagai upaya pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan kesehatan jiwa dan
gangguan jiwa (ODGJ) edukasi
berat
Penetapan sasaran pada ODGJ berat ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan menggunakan data RISKESDAS terbaru yang di
tetapkan oleh Menteri Kesehatan
FORMULA
DEFINISI OPERASIONAL
Persentase sarana air minum Jumlah sarana air minum dengan resiko rendah dan sedang
yang dilakukan pengawasan = x 100%
Jumlah sarana air minum di − IKL
Persentase jumlah sarana air Jumlah sampel air minum pada penyelenggara air minum yang diuji kualitas air minum
minum yang memenuhi syarat dan memenuhi syarat parameter mikrobiologi, fisik, kimia di wilayah dan periode waktu tertentu ̂
= x 100%
mikrobiologi, fisik, dan kimia Jumlah seluruh sampel air minum pada penyelenggara air minum yang diuji parameter
mikrobiologik, fisik, kimia di wilayah dan pada periode waktu yang sama
TABEL 73
DEFINISI OPERASIONAL
Jamban komunal : suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu
tempat tertentu/bersama, sehingga kotoran tersebut dalam suatu tempat tertentu tidak menjadi penyebab
penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman
JSP : sarana jamban leher angsa yang dipakai secara individu dengan pembuangan akhir septic tank, baik
individu maupun septic tank bersama (komunal) ditambah sumur resapan atau menyambung ke system
pengolahan air limbah (SPAL)
JSSP : sarana jamban dalam bentuk lubang jamban tertutup (pelengsengan, cubluk, atau leher angsa) yang
berakhir dengan sumur resapan saja serta harus memiliki jarak lebih dari 10 m sehingga tidak mencemari
sumber air dan tanah
Fasilitas sanitasi yang : Fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki
layak (Jamban Sehat) septik/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau Bersama
FORMULA
Persentase penduduk Jumlah penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
dengan akses terhadap (jamban sehat) di suatu wilayah pada periode tertentu
fasilitas sanitasi yang = x 100%
Jumlah penduduk di wilayah dan pada periode yang sama
layak (jamban sehat)
TABEL 74
DEFINISI OPERASIONAL
Desa : Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem
perundangan nasional dan berada di daerah kabupaten/kota (DESA AJA??)
STBM : Pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar
Sanitasi Total Berbasis (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman,
Masyarakat mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan
Desa melaksanakan : Desa yang sudah melakukan pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat/Natural
STBM Leader, dan telah mempunyai rencana tindak lanjut/ rencana kerja masyarakat untuk menuju Sanitasi
Total
Desa Stop BABS : Desa yang peduduknya 100 % mengakses jamban sehat
(SBS)/ ODF (Open
Defecation Free)
Desa STBM : Desa yang telah mencapai 100 % penduduk melaksanakan 5 pilar STBM
FORMULA
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐬𝐚𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐒𝐓𝐁𝐌 𝐝𝐢 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐰𝐢𝐥𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝𝐞 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐧𝐭𝐮
Persentase desa melaksanakan STBM = x 100%
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐬𝐚 𝐝𝐢 𝐰𝐢𝐥𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝𝐞 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚
Persentase desa stop BABS Jumlah desa stop BABS (SBS) di suatu wila yah pada periode tertentu
= x 100%
(SBS) Jumlah desa di wilayah dan pada periode yang sama
DEFINISI OPERASIONAL
Tempat-tempat umum : Tempat atau sarana yang diselenggarakan pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan
(TTU) bagi masyarakat yang meliputi: sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah (SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA), tempat ibadah, dan pasar.
TTU sehat : TTU yang memenuhi standar berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku
FORMULA
DEFINISI OPERASIONAL
Tempat Pengelolaan : Usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasa boga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin,
Makanan (TPM) dan makanan jajanan
Jumlah TPM : TPM yang tercatat di wilayah kerja puskesmas atau kantor kesehatan pelabuhan dan didukung dengan aspek legal
hukum baik yang memenuhi persyaratan maupun yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi
Jasa boga/katering : Usaha atau kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilaksanakan
oleh badan hukum atau perorangan
Rumah makan : Setiap usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat
usahanya
Restoran : Salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunannya yang permanen dilengkapi
dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan
minuman bagi masyarakat umum ditempat usahanya
Depot air minum : Usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen
Kantin/Sentra makanan : Salah satu jenis usaha jasa makanan yang lokasinya berada di lingkungan institusi dan sebagian besar konsumennya
jajanan adalah masyarakat di institusi tersebut, seperti kantin sekolah, kantin yang berada di kantor dll
Makanan jajanan : Usaha makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan/atau disajikan sebagai
makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel
TPM memenuhi : TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi dengan bukti dikeluarkannya sertifikat laik higiene sanitasi
syarat higiene sanitasi
FORMULA