Anda di halaman 1dari 237

TIM PENYUSUN

Pengarah Drg. Hj. Ni Made Ambaryati,M.Kes

Penanggung Jawab Hj. Baiq Endang Suprihartini,M.Si.Apt


Penyunting Arief Suryawirawan,S.Si,Apt.MPH
H.Moh. Abdullah,S.KM., MQIH
dr.H. Ahmad Taufiq Fathoni
Faisal,S.KM.,MM
Ns.H. Zulkifli,S.Kep.
Pengumpul data Yuliana SKM.
H. R.Maladi Zakir
Ihwan Fitrahadi, AmdKep
I Dewa Nyoman Karmayoga,AmdGz
Kristin Hartiningtyas,S.Kep
Fri Noviani, Amd.Keb.
Gusnul Yakin,S.Adm
Kontributor Sekretaris, Kepala Sub Bagian, Kepala
Bidang, Kepala Seksi, Kepala UPT
dilingkungan Dinas Kesehatan Lombok
Barat, UPT BLUD Puskesmas beserta Tim
SIK Puskesmas se-Lombok Barat, TIM
SIKDA Dikes Kab Lobar, Dikes Propinsi
NTB, BPS Lombok Barat, Dinas
PMD,DP2KBP3A Lombok Barat, RSUD
Patut Patuh Patju, RSUD Awet Muda
Narmada.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 ii Tim Penyusun


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim,
Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2019 dapat kami selesaikan.
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu sarana penyajian
informasi kesehatan yang diharapkan menjadi acuan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pembangunan kesehatan serta pengambil keputusan dibidang kesehatan. Oleh
karena itu kualitas Profil Kesehatan selalu diupayakan peningkatannya dari waktu ke waktu
dalam hal ketepatan data, ketepatan waktu dan kesesuaian dengan kebutuhan pembangunan
kesehatan.
Penyusunan Profil Kesehatan ini mencakup capaian kegiatan yang ada di Dinas
Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah maupun lintas sektor terkait di Kabupaten Lombok
Barat, yang penyusunannya didasarkan pada Juknis Pedoman Profil Kesehatan tahun 2018
edisi data terpilah, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan dan Informasi lain
yang diperlukan.
Bencana gempa bumi tahun 2018, mengakibatkan banyak program yang tidka dapat
berjalan dengan optimal, namun bagaimanpun pelayanan publik harus tetap berjalan
dengan kondisi apapun. Permasalahan demi permasalahan yang muncul tetap harus
diselesaikan.
Dalam penyusunan profil ini dibutuhkan banyak koordinasi yang dilakukan oleh tim
penyusun dengan tim contributor, selain koordinasi juga validasi data. Untuk meningkatkan
mutu penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat berikutnya, kami sangat
mengharapkan sumbang saran, tanggapan dan peran serta dari semua pihak terkait sebagai
sumber data, pengelola program kesehatan di semua tingkatan, sehingga penyusunan Profil
Kesehatan akan menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Jika dalam perkembangannya terdapat hal-hal yang perlu diklarifikasi, pemanfaat
data profil ini dapat langsung menghubungi tim kami yang berada di Seksi Data Informasi,
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan . Dan jika dipertengahan waktu ada data yang
harus diupdate dan di ralat, tim kami akan melalukan pengkinian data meskipun data yang
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2018 iii Kata Pengantar
terkumpul saat ini adalah data terkini. Kami juga mohon maaf sedalam-dalamnya apabila
data yang terdapat dalam profil ini belum memuaskan kebutuhan dari pemanfaat (pembaca).
Kepada Tim Penyusun Profil Kesehatan dan semua pihak yang telah
menyumbangkan pikiran dan tenaganya hingga tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2019 ini, kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan
kami sampaikan terima kasih.

Gerung, Juli 2020


KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT

(drg. Hj. Ni Made Ambaryati, M.Kes)


Pembina Utama Muda – IV/c
NIP. 19611230 198701 2 001

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2018 iv Kata Pengantar


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
TIM PENYUSUN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR ISTILAH xi
BAB I GAMBARAN UMUM 1
A. PENDUDUK 2
B. EKONOMI 3
C. PENDIDIKAN 4
D. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 5
E. SOSIAL BUDAYA 7
BAB II SARANA KESEHATAN 8
A. RUMAH SAKIT 9
B. PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 10
C. KLINIK DAN BALAI PENGOBATAN 11
D. UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN 11
LOMBOK BARAT
E.SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 12
F. UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) 12
BAB III. SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
A. KONDISI DISTIBRUSI TENAGA KESEHATAN 15
B. KEGIATAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI 21
C. PROGRAM PERCEPATAN PENDIDIKAN D3 22

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 v Daftar Isi


BAB IV. PEMBIAYAAN KESEHATAN 24
A. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 24
B. DANA DESA UNTUK KESEHATAN 25
C. ANGGARAN KESEHATAN 26
D. SUMBER DANA KESEHATAN LAINNYA 27
BAB V. KESEHATAN KELUARGA 28
A. KESEHATAN IBU 28
B. KESEHATAN ANAK 35
C. KESEHATAN PENDUDUK USIA PRODUKTIF 43
D. KESEHATAN USIA LANJUT 44
BAB VI. PENGENDALIAN PENYAKIT 45
A. PENYAKIT MENULAR LANGSUNG 45
B. PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI 49
C. PENYAKIT YANG DITULARKAN VEKTOR DAN ZOONOTIC 50
D. PENYAKIT TIDAK MENULAR 52
BAB VII PENYEHATAN LINGKUNGAN 54
A. SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) 54
B. AIR MINUM 55
C. AKSES SANITASI LAYAK 55
D. TEMPAT TEMPAT UMUM YANG MEMENUHI SYARAT 55
KESEHATAN
E. TEMPAT PENGELOALAAN MAKANAN 55
F. PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS 56
G. KEBIJAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT 56
H. GERAKAN MASYARAKAT SEHAT 57
I. PERUMAHAN 58
LAMPIRAN TABEL

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 vi Daftar Isi


DAFTAR TABEL (LAMPIRAN)

Tabel 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK,


JUMLAH RUMAH TANGGA DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT
KECAMATAN
Tabel 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK
UMUR
Tabel 3 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS
KELAMIN
Tabel 4 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
Tabel 5 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN
KESEHATAN
Tabel 6 PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN
GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL 1
Tabel 7 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
Tabel 8 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
Tabel 9 PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT DAN
VAKSIN ESENSIAL
Tabel 10 JUMLAH POSYANDU DAN POSBINDU PTM* MENURUT KECAMATAN
DAN PUSKESMAS
Tabel 11 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
Tabel 12 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN DI FASILITAS
KESEHATAN
Tabel 13 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN
LINGKUNGAN DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
Tabel 14 JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN
KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 vii


Daftar Tabel
Tabel 15 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN
Tabel 16 JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI
FASILITAS KESEHATAN
Tabel 17 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS
JAMINAN
Tabel 18 PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK
KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 19 ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Tabel 20 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
Tabel 21 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR,
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 22 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB, KECAMATAN, DAN
PUSKESMAS
Tabel 23 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU
BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
Tabel 24 CAKUPAN IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN
DAN PUSKESMAS
Tabel 25 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA SUBUR YANG
TIDAK HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 26 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA SUBUR
(HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
Tabel 27 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPAT TABLET TAMBAH DARAH
(TTD) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 28 PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN
DAN PUSKESMAS
Tabel 29 CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN
MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 30 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS
KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 viii


Daftar Tabel
Tabel 31 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA MENURUT
JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 32 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA MENURUT
PENYEBAB UTAMA, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 33 BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN,
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 34 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN,
KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 35 BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERSIHAN ASI
EKSKLUSIF PADA BAYI <6 BULAN MENURUT KECAMATAN, DAN
PUSKESMAS
Tabel 36 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS
KEALIM, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 37 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION
(UCI) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 38 CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0-7 HARI) DAN BCG PADA BAYI
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 39 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN
IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 40 CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2
PADA ANAK USIA DIBAWAH 2 TAHUN (BADUTA) MENURUT JENIS
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 41 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 42 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 43 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN,
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 44 STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN
BB/TB KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 45 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SD/MI,
SMP/MTS, SMA/MA SERTA USIA PENDIDIKAN MENURUT

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 ix


Daftar Tabel
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 46 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 47 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN
SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN
PUSKESMAS
Tabel 48 PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 50 PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PELAYANAN
KESEHATAN KELUARGA
Tabel 51 JUMLAH TERDUGA TUBERKOLOSIS, KASUS TUBERKOLOSIS, KASUS
TUBERKOLOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER
100.000 PENDUDUK DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT
JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 52 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA
KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKOLOSIS MENURUT JENIS
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 53 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS
JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
Tabel 54 JUMLAH KASUS HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK
UMUR
Tabel 55 JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS
KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
Tabel 56 KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN,
KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 57 KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
Tabel 58 KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2,
PENDERITA KUSTA ANAK < 15 TAHUN
Tabel 59 JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT
KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 x


Daftar Tabel
PUSKESMAS

Tabel 60 PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM


TREATMENT/TRF) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
Tabel 61 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN, DAN
PUSKESMAS
Tabel 62 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN
IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
Tabel 63 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG
DITANGANI <24 JAM
Tabel 64 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Tabel 65 KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS
KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 66 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS
KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 67 PENDERITA KRONIS FILARIASIS MENURUT JENIS KELAMIN,
KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 68 PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS
KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 69 PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 70 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE
IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLININS
(SADANIS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 71 PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA
(ODGJ) BERAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 72 PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN
PENGAWASAN
Tabel 73 JUMLAH KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI
YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 xi


Daftar Tabel
Tabel 74 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS
MASYARAKAT
Tabel 75 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 76 TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT
KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 xii


Daftar Tabel
DAFTAR ISTILAH

No Singkatan ARTI
1 AFP Acute Flaccid Paralysis
2 AE Air Susu Ibu Eksklusif
3 AIDS Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired
Immune Deficiency Syndrome
4 API Annual Paracit Index
5 AKB Angka Kematian Bayi
6 AKI Angka Kematian Ibu
7 ASKES Asuransi Kesehatan
8 BBLR Berat Badan Lahir Rendah
9 BCG Bacillus Calmitte Guirin
10 BGM Bawah Garis Merah
11 BUMIL RISTI Ibu Hamil yang memiliki Resiko Tinggi
12 CNR Case Notification Rate
13 DBD Demam Berdarah Dengue
14 DO Drop Out
15 DPT Defteri Pertusis Tetanus
16 HB Hepatitis B
17 HIV Human Immunodeficiency Virus
18 IMS Infeksi Menular Sexual
19 IPM Index Pembangunan Manusia
20 IUD Intra Uterus Divice
21 JKN Jaminan Kesehatan Nasional
22 K1 dan K4 Kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan (kontak 1
sampai 4 ki)
23 KLB Kejadian Luar Biasa
24 KN Kunjungan Neonatal
25 MB Multi Basiler (Kusta Basah)
26 MKJP Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

27 MOP Metode Operasi Pria


28 MOW Metode Operasi Wanita
29 MP- ASI Makanan Pendamping Air Susu Ibu

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 xi Daftar Istilah


No Singkatan ARTI
31 ODF Open Defecation Free (terbebas dari buang air besar
sembarangan)
32 NEONATAL RISTI Bayi usia 0 - 28 hari yang memiliki Resiko Tinggi
33 PAH Penampungan Air Hujan

34 PB Pausi Basiler (Kusta Kering)


35 PBI Penerima Bantuan Iuran
36 PD3I Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
37 PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
38 PUS Pasangan Usia Subur
39 RFT Release From Treatment
40 SGL Sumur Gali
41 SPM Standar Pelayanan Minimum
42 SPT Sumur Pompa Tangan
43 STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
44 TT Tetanus Toksoid
45 UCI Universal Child Immunization
46 LPP Laju Pertumbuhan Penduduk
47 LAKIP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
48 UKBM Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
49 Posyandu Pos Pelayanan Terpadu
50 BLUD Badan Layanan Umum Daerah
51 PDRB ADHK Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan
52 POSBINDU Pos Pembinaan Terpadu
53 PPGDON Pertolongan pertama kegawat daruratan obstetrik dan
neonatus
54 PMBA Pemberian Makan Bayi dan Anak

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 xii Daftar Istilah


BAB I
GAMBARAN UMUM

Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara
Barat dan telah mengalami 2 kali pemekaran sejak tahun 1998 dan 2008 yaitu menjadi Kota
Mataram dan Lombok Utara.
Lombok Barat memiliki wilayah kecamatan yang terbentang dari utara (Kecamatan
Batu Layar) sampai selatan (Kecamatan Sekotong) dengan luas 1.053,9 km2, dengan
kecamatan terluas yaitu kecamatan Sekotong Tengah dengan luas 529.4 km2 atau lebih dari
separuh keseluruhan Wilayah Kabupaten Lombok Barat.
Keberadaan Kabupaten Lombok Barat terletak antara 1150,46’- 1160.20’ Bujur Timur,
dan 80.25’ sampai dengan 80.55’ Lintang Selatan, dengan batas wilayah :
Sebelah Barat : Selat Lombok dan Kota Mataram
Sebelah Timur : Kabupaten Lombok Tengah
Sebelah Selatan : Samudera Hindia
Sebelah Utara : Kabupaten Lombok Utara
Wilayah di Kabupaten Lombok Barat merupakan kombinasi antara daerah daratan
serta pesisir pantai dan pegunungan (perbukitan) di wilayah utara dan selatan. Berdasarkan
ketinggian, wilayah Kabupaten Lombok Barat yang berada pada ketinggian 0 - 100 meter
diatas permukaan laut dengan luas 35.798 Ha atau 41,49 % dari luas wilayah Kabupaten
Lombok Barat, kemudian pada ketinggian 100 - 500 meter dengan luas wilayah 42.193 Ha
atau 48,93 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat, sedangkan pada ketinggian 500 -
1000 meter dengan luas 7.760 Ha atau 8,99 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat,
dan ketinggian di atas 1000 meter seluas 511 Ha atau 0,59 % dari luas wilayah Kabupaten
Lombok Barat.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab I Gambaran Umum - 1


Gambar 1: Peta Administrasi Kabupaten Lombok Barat

Sumber : Website Lombok Barat

A. PENDUDUK

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS bahwa jumlah penduduk Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2018 yaitu 685.161 Jiwa dengan kepadatan penduduk 650,1 jiwa
per Km2. Sedangkan untuk Tahun 2019 berdasarkan proyeksi yang sudah diterbitkan
BPS juga yaitu 694.985 jiwa, dengan kepadatan penduduk 659,4 jiwa per Km2 . Data ini
dijadikan dasar untuk perhitungan proyeksi sasaran program sehingga menentukan juga
capaian setiap program kesehatan.
Secara proyeksi, rasio penduduk laki dan perempuan di Lombok Barat adalah
95,8 %, artinya dalam 100 penduduk perempuan terdapat 95 sampai 96 orang laki – laki.
Jumlah penduduk tertinggi di Kecamatan Gunungsari (97.106) dan terendah di
Kecamatan Kuripan (38.658). Jika dilihar dari segi kepadatan penduduk, wilayah
terpadat di Kecamatan Kediri yaitu 2701,6 per km2, dan terrenggang Kecamatan
Sekotong yaitu (140,5 per Km2).
Distribusi penduduk menurut usia, tertinggi pada usia 10 - 14 tahun dan paling
rendah usia 75 tahun ke atas. Berikut gambaran rasio jenis kelamin tahun 2019 menurut
data BPS.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab I Gambaran Umum - 2


Grafik 1 : Grafik Rasio Jenis Kelamin
Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2019

0-4
5-9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
65 - 69
70 - 74
75+

Sumber : BPS Lombok Barat 2019

B. EKONOMI

Salah satu indikator penting untuk melihat kondisi ekonomi suatu daerah maka
digunakan data PDRB atau Produk Domestik Regional Bruto baik atas dasar harga
berlaku maupun dasar harga konstan. Terkait data ini, dikeluarkan oleh BPS, terakhir
dirilis untuk perkembangan tahun 2014 -2018. Dan data tersebut dapat diakses di
website bps.go.id. meskipun tidak tergambar secara kabupaten, namun dapat diambil
gambaran secara provinsi.

PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan seluruh
unit usaha dalam suatu daerah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa
akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga
berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan
harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga
yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. Dan menurut data pada BPS
unutk Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2018, PDRB atas dasar harga berlaku
mencapai 123.972. M.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab I Gambaran Umum - 3


Jika melihat unsur IPM, untuk bidang ekonomi yaitu Paritas Daya Beli
mencapai Rp.10.588.000 pada tahun 2015 Pengeluaran per kapita Rp.11.0488.000 dan
kondisi ini lebih tingi dari angka Propinsi NTB yaitu Rp. 9.877.

Tabel 1. Distribusi Persentase PDRB Kab. Lombok Barat Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Pengeluaran tahun 2010-2016

Sumber : bps.go.id

Meski demikian angka kemiskinan di Lombok Barat cukup banyak juga yaitu
hampir 67 % dari jumlah penduduk, apalagi jika sudah menyangkut pelayanan
kesehatan. Ketika datang berobat di Puskesmas mungkin masyarakat banyak yang
mampu membayar, namun ketika sudah harus dilakukan rujukan, banyak masyarakat
yang kemudian mengajukan permohonan bantuan pelayanan Kesehatan ke
Pemerintah Daerah melalui kepesertaan BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran
(PBI APBD II).
Program pemerintah untuk mengatasi hal ini pun sudah banyak misalnya dengan
BPJS yang ditanggung daerah (PBI), Jampersal untuk kasus persalinan dan dari sector
lain misalnya PKH, dan masih banyak lagi program pengentasan kemiskinan lainnya.
Program dan kebijakan ini diharapkan dapat membantu masyarakat kurang mampu
dalam mendapatkan hak nya di bidang kesehatan.

C. PENDIDIKAN
Menurut data BPS, angka melek huruf untuk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten
Lombok Barat tahun 2019 yaitu 84.04 % meningkat dari data sebelumnya pada
SUSENAS 2017 yaitu 82,3 %. Sementara penduduk yang tidak tamat sekolah
menurun dari tahun sebelumnya dari 40,4%,menjadi 31,4 % di tahun 2019. dan untuk

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab I Gambaran Umum - 4


penduduk yang memiliki ijazah paling tinggi ditingkatan SMP 19,8 %. Sedangkan
untuk yang tidak tamat SD 31,4 %.
Untuk lama sekolah di lombok barat yaitu 13.36, artinya sampai ke tingkat SD
atau tidak tamat SMP.
Sementara data tahun 2018, menunjukkan ketersediaan sekolah di Lombok
Barat sampai Tahun 2018 yaitu 450 SD/MI, 178 SMP dan 137 SMA yang tersebar di
seluruh wilayah Lombok Barat.
Siswa yang mendapat pelayanan program kesehatan seperti penjaringan
kesehatan, merupakan siswa yang baru masuk misalnya kelas 1 SD/MI, kelas 7
SMP/MTs dan kelas 10 SMA/MA. Tahun 2019 program kesehatan yang bersentuhan
langsung dengan siswa didik bukan hanya penjaringan saja namun berkaitan dengan
anemia, kesehatan reproduksi dan narkoba, termasuk juga gerakan minum tablet
tambah darah untuk mencegah anemia dan stunting.
Kerja sama dengan pendidikan bukan hanya di tingkat PAUD atau SD saja,
namun sudah meningkat ke tingkat SMP dan SMA dan diharapkan masalah kesehatan
yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi mendapat solusi, misalnya program
pemberian tablet tambah darah, untuk mengatasi masalah ibu KEK (Kurang Energi
Kalori), dan mempersiapkan kondisi tubuh remaja anemi.

D. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA


Berdasarkan sumber Webiste BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat, tentang
informasi IPM Nusa Tenggara Barat Tahun 2019, IPM Lombok Barat naik 67,18
Tahun 2018 menjadi 68,03 Tahun 2019 (dengan menggunakan metode baru pada
website BPS). Sedangkan untuk Nusa Tenggara Barat sendiri juga mengalami
peningkatan dari 67,30 Tahun 2018 menjadi 68,14 tahun 2019. IPM ini masih berada
pada kategori capaian sedang

Jika merujuk pada sumber data yang sama, data dibawah ini, Lombok Barat
masih menduduki perikat ke 4 di Provinsi Nusa Tenggara Barat setelah Kota Mataram
(79,10), Kota Bima (75,80), dan Sumbawa Barat (71,52).

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab I Gambaran Umum - 5


Sumber : berita resmi pada bps.go.id

Sedangkan perkembangan IPM untuk Lombok Barat sendiri sebagaimana dibawah ini
Tabel 3. Tabel Komponen IPM Kabupaten Lombok Barat

Tahun 2010 - 2018

Sumber : ipm.bps.go.id

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab I Gambaran Umum - 6


Perkembangan komponen IPM juga dapat dilihat dari gambar diatas, dimana
untuk tahun 2019, tercatat AHH 66,64 meningkat dari tahun 2018 (66,16). Sementara
untuk Harapan lama sekolah 13,48 meningkat sedikit dari tahun 2018 yaitu 13,36 dan
6,37 angka rata-rata lama sekolah juga meningkat sedikit dibanding tahun 2018 yaitu
6,16.

Hal ini yang menyebabkan IPM Lombok Barat sedikit meningkat meski masih
berada diperingkat rendah. Dengan rata –rata pendidikan yang masih rendah ini,
menjadi tantangan bagi kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan baik
melalui kelas ibu balita, kelas gizi, dan penyuluhan media film. Karena itu,
penyuluhan tidak hanya dilakukan di posyandu saja tapi disekolah dan di kelas
khusus.

E. SOSIAL BUDAYA
Dalam social budaya yang berkaitan dengan kesehatan adalah pola asuh,
dimana banyak mitos tentang makanan yang menjadi penghambat misalnya saja
makanan yang tidak boleh dimakan ibu hamil dan bayi. Karena itu, penyuluhan dalam
kelas gizi dan kelas ibu hamil sangat membantu merubah paradigma terhadap mitos
tersebut. Kelas gizi dan kelas ibu hamil ini telah digalakkan sejak tahun 2009,
sehingga untuk pergeseran paradigma mitos tersebut baru dirasakan dampaknya saat
ini, meski demikian pemberian penyuluhan tentang pola asuh atau pola makan tidak
hanya melaui media kelas ibu dan kelas gizi saja. Namun bekerja sama dengan pihak-
pihak yang terdekat dengan masyarakat seperti tokoh agama, PKK dan tokoh
masyarakat.
Selain penghambat, budaya juga dapat dijadikan peluang dalam pembangunan
kesehatan. Misalnya saja budaya berayan, yaitu makan bersama-sama dapat dilakukan
pada saat posyandu, dalam memberikan contoh makanan seimbang dan bagi anak
dengan kondisi BGM, bisa membantu semangat makan karena diyakini dengan makan
bersama anak seusia mereka akan meningkatkan nafsu makan.
Bahkan program yang saat ini digerakkan kembali yaitu sarapan pagi bersama
agar membiasakan anak sekolah untuk sarapan pagi sehingga mereka dapat menerima
pelajaran dengan baik dan asupan gizi yang baik juga dapat menurunkan kasus anemia
pada remaja, yang dampak akhirnya diharapkan menurunkan kasus stunting.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab I Gambaran Umum - 7


BAB II

SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan merupakan tempat yang digunakan untuk melaksanakan


pelayanan kesehatan, termasuk juga peralatan penunjangnya. Keberadaan sarana
kesehatan di Indonesia diatur dalam beberapa peraturan kementerian kesehatan, misalnya
untuk Rumah Sakit diatur dalam Permenkes 24 Tahun 2016 dan Puskesmas diatur dalam
Permekes 75 Tahun 2014. Dan setiap sarana tersebut harus memenuhi persyaratan
akreditasi.
Penyediaan sarana kesehatan ini mutlak diperlukan guna memenuhi pelayanan
terhadap kesehatan masyarakat. Menurut Permenkes 75 Tahun 2014, Puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota. Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif,
promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan
(UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan
pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan
dinas kesehatan yang bersangkutan. Perawat memberikan pelayanan di masyarakat,
puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu,
puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa.
Lombok Barat sejak tahun 2008 lalu mengalami pemekaran terus melakukan
pembangunan sarana kesehatan yang tentunya ditujukan untuk mendekatkan akses
pelayanan kesehatan. Bahkan saat ini sudah sampai memiliki 2 rumah sakit dan 19
puskesmas.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab II Sarana Kesehatan- 8


A. RUMAH SAKIT
Sejak tahun 2016, Lombok Barat memiliki 2 Rumah Sakit yaitu Rumah Sakit
Umum Patut Patuh Patju dengan type C dan Rumah Sakit Awet Muda Narmada
masih berstatus type D sampai dengan tahun 2019 ini.
Rumah Sakit Patut Patuh Patju dilengkapi dengan 120 buah tempat tidur
beserta peralatan kesehatan lainnya. Sedangkan Rumah Sakit Awet Muda Narmada
dengan kapasitas 69 tempat tidur.
Tahun 2019, RSUD Tripat kembali meraih predikat akreditasi Paripurna,
yang mencerminkan semua pelayanan terakreditasi. Sementara RS Awet Muda,
meraih status Akreditasi tingkat madya.
BOR, BTO dan TOI merupakan indikator dari pelayanan rumah sakit, dan
untuk kedua rumah sakit ini cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Mengingat kedua rumah sakit ini menjadi rujukan pertama dari puskesmas yang
berada disekitar wilayahnya.
Menurut data yang dilaporkan tahun 2018 BOR (Bed Occupancy Ratio) atau
Angka penggunaan tempat tidur untuk RS Tripat dan RS Awet Muda Narmada
71,5% sedangkan tahun 2019 ini turun menjadi 58,1% , jika dilihat hanya RS Tripat
saja sebesar 70 %, sedangkan ambang batas dari Kementerian Kesehatan RI tahun
2005, BOR sekitar 60 – 80%, tidak boleh diatas 80%.
BTO atau Bed Turn Over untuk Lombok Barat saat ini 76 kali, Angka ini
yang menunjukkan tingkat penggunaan sebuah tempat tidur, rata-rata jumlah pasien
yang menggunakan setiap tempat tidur dalam tahun yang bersangkutan. Idealnya,
BTO ideal => 30 kali. Dan angka BTO untuk kedua rumah sakit semua diatas 30 kali
dalam setahun.
Untuk TOI atau Tund Off Interval, Rata-rata jumlah hari sebuah tempat tidur
tidak terisi, yaitu waktu antara sebuah tempat tidur ditinggalkan pasien sampai
dengan saat ditempati lagi oleh pasien lain berikutnya, idealnya = 1 – 3 hari dan
angka Lombok barat mencapai 2 hari.
Indikator lainnya untuk rumah sakit yaitu ALOS, yaitu Angka yang
menunjukkan rata-rata lamanya seorang pasien dirawat yang idealnya 3 -12 hari.
Sementara untuk angka kabupaten sendiri adalah 3 artinya masih ideal. Jika dipilah
antara Rumah Sakit Tripat dan Rumah Sakit Awet Muda Narmada yaitu masing-
masing 2,6 dan 2,24 hari.
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab II Sarana Kesehatan- 9
B. PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
Standard Kementrian Kesesehatan Republik Indonesia mengenai
perbandingan jumlah Puskesmas dengan jumlah penduduk masih menggunakan
rasio Indonesia Sehat yaitu adalah 1 : 30.000. Berasarkan standar tersebut, dengan
jumlah penduduk proyeksi Tahun 2019, 694.985 idealnya di Kabupaten Lombok
Barat terdapat 23 unit puskesmas. Saat ini Puskesmas di Lombok Barat yang tersedia
19 unit dan terdapat penambahan 1 unit puskesmas yang selesai dibangun tahun
2019. Berarti ratio puskesmas dengan jumlah penduduk 1: 34.749 jiwa, artinya 1
puskesmas masih melayani 34.749 jiwa penduduk, yang seharusnya 30.000. Jadi
Kabupaten Lombok Barat setidaknya masih membutuhkan 3 unit puskesmas baru
untuk memenuhi ratio ideal tersebut. Tahun 2019 telah dibangun 1 puskesmas baru,
yang beroperasi tahun 2020. Puskesmas baru tersebut adalah Sesela pemekaran dari
Puskesmas Gunungsari.
Tahun 2019 juga merelokasi puskesmas yang kurang strategis untuk
mengoptimalkan pelayanan yaitu Puskesmas Pelangan. Dan upaya peningkatan
status Puskesmas Lingsar menjadi puskesmas perawatan, meski karena bencana
Gempa Bumi yang melanda pulau Lombok, menjadi terhambat bahkan ada
puskesmas yang harus mendapatkan rehab berat karena bencana tesebut.
Sementara untuk perbandingan jumlah puskesmas pembantu (Pustu) dengan
jumlah penduduk bila mengacu pada Standart Nasional dengan ratio 1 :
10.000, maka ratio pustu di Kabupaten Lombok Barat pada Tahun 2019, 1 : 11.779.
dengan kondisi 59 pustu yang aktif yang tersebar di 122 desa. Jumlah ini dihitung
berdasarkan jumlah bangunan pustu yang diidentikan dengan pelayanan. Jika
mengacu pada jumlah penduduk yang ada maka jumlah pustu yang ideal adalah 67
pustu (berarti kurang 7 buah pustu), tetapi apabila dilihat dari jumlah desa dan
keadaan geografis maka dibutuhkan lebih banyak lagi guna mendekatkan pelayanan
kesehatan pada masyarakat. Meski tahun 2019 terdapat pembangunan baru pustu
namun lebih banyak pustu yang direhab.
Berikut ini adalah sebaran dan gambaran kondisi sarana puskesmas serta
jaringannya di Kabupaten Lombok Barat.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab II Sarana Kesehatan- 10


Gambar 2: Peta Fasilitas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat

Sumber : Laporan Update Data Puskesmas 2019


C. KLINIK DAN BALAI PENGOBATAN
Di Lombok Barat, jumlah total klinik yang beroperasi yaitu 15 unit
dengan status Pratama (menurun dari tahun sebelumnya yaitu 20), sedangkan
rumah bersalin terdapat 11 unit. Sedangkan untuk praktek perorangan yang tercatat
dalam data perijinan adalah 48 baik dokter umum, dokter gigi, dokter spesilis dan
praktek bersama termasuk juga pengobatan tradisional atau battra.

D. UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN


LOMBOK BARAT
Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat dilengkapi oleh UPTD
Teknis yaitu UPTD Instalasi Farmasi Kabupaten, Laboratorium dan Data Informasi
Kesehatan. Ketiga UPTD ini bertugas membantu Dinas Kesehatan dalam
mengelola hal teknis sesuai nama UPTD masing-masing. Untuk UPT Data dan
Informasi kesehatan bertugas melakukan pengelolaan sistem informasi kesehatan
baik di kabupaten maupun puskesmas, dan mengkoordinasikan pencatatan dan
pelaporan puskesmas ke kabupaten. Selain itu menerbitkan data dan informasi
kesehatan dari kabupaten ke publik dan ke tingkat propinsi dan pusat.
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab II Sarana Kesehatan- 11
UPT Instalasi Farmasi Kabupaten merupakan pelaksana teknis kefarmasian, mulai
dari pengadaan, penyimpanan sampai distribusi obat. Sedangkan untuk UPT
Laboratorium Kesehatan merupakan pelaksana teknis untuk penunjang
laboratorium pemeriksaan air dan juga makanan.
Awal tahun 2020, 2 UPT telah dihapuskan dan alihkan fungsinya ke
dalam Dinas Kesehatan yaitu UPT Data dan Informasi berubah menjadi seksi Data
Informasi Dan Penelitian Pengembangan Kesehatan, sedangkan UPT Instalasi
Farmasi Kesehatan fungsinya masuk ke dalam seksi Kefarmasian dan Perbekes.
Sehingga, hanya ada 1 UPT tersisa yaitu UPT Laboratorium Kesehatan.

E. SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN


Menurut data yang diperoleh, di wilayah Lombok Barat tidak terdapat
sarana produksi untuk kefarmasian, sehingga semua obat berasal dari luar pulau
Lombok, kemudian di simpan dan didistribusikan di Lombok Barat.
Kabupaten Lombok Barat terdapat pedagang besar farmasi sebanyak 2 buah
yang berada di Kacamatan Labuapi dan Batu Layar yang mempunyai kemampuan
untuk menyimpan bahan obat dalam skala besar.
Apotik yang berdiri atas ijin Dinas Kesehatan di Wilayah Lombok Barat
tercatat sebanyak 49 buah, tersebar di seluruh wilayah Lombok Barat, selain
Apotik yang memang merupakan sarana pelayanan di puskesmas dan rumah sakit
serta klinik swasta.
Untuk sarana lain yang juga mendapat pengawasan dari Dinas Kesehatan
yaitu toko obat dan IRT (Industri Rumah Tangga) yang sampai tahun 2019 terdapat
7 toko obat.
Ketersediaan item obat dipuskesmas rata-rata tahun 2019 mencapai 100 %
yang berarti dari 20 item yang harus tersedia di puskesmas, semua tersedia di
puskesmas.

F. UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat)


Sarana kesehatan bukan hanya dibangun oleh pemerintah saja, namun ada
juga yang dibangun oleh swasta dan swadaya masyarakat,bahkan sekarang bisa
dibangun oleh desa. Upaya ini didorong untuk mendekatkan akses pelayanan
kesehatan ke masyarakat sedekat mungkin, misalnya sampai ke tingkat desa.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab II Sarana Kesehatan- 12


Salah satu upaya untuk itu, yaitu membangun komitmen untuk upaya kesehatan
berbasis masyarakat atau UKBM, yang memiliki andil dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat desa itu sendiri. Dalam kelembagaannya, UKBM ini
sesungguhnya dibawah pemerintah desa, dan kesehatan hanya berperan dalam
mengisi tenaga dan pelayanan kesehatannya.
Berikut gambaran UKBM yang ada di Lombok Barat yaitu:
1. Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) dengan tenaga Bidan Desa adalah bentuk
partisipasi masyarakat secara aktif (UKBM) dengan tujuan untuk membantu
persalinan di desa, dengan harapan dapat mengambil alih peran dukun secara
bertahap dengan pola pendampingan persalinan oleh dukun bayi, sehingga
Angka Kematian Bayi (AKB) dapat ditekan seminimal mungkin. Poskesdes
Tahun 2019 berjumlah 119 buah tersebar di 122 Desa. Bila dibandingkan
target 1 poskesdes 1 desa, maka masih dibutuhkan sekitar 3 buah Poskesdes
baru. Tetapi jika dikaitkan dengan ketersediaan tenaga bidan disetiap desa,
maka Lombok Barat telah memenuhi syarat, bahkan untuk desa terpencil
jumlah tenaga bidan mencapai 2 sampai 3 orang.
2. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) juga merupakan sarana yang
dimanfaatkan kesehatan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.
Saat ini jumlah Posyandu di Kabupaten Lombok Barat adalah 921 buah
tersebar pada tiap-tiap dusun. Pengembangan Posyandu didasarkan atas jumlah
sasaran yang dilayani, bila sasaran ada ditempat yang agak jauh dari posyandu
induk maka dapat dibentuk posyandu satelit dengan dukungan dari masyarakat
(Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama termasuk peran Kader kesehatan).
Untuk menghitung ketercukupan posyandu ini maka dihitung dengan
membandingkan jumlah posyandu yang ada dengan jumlah sasaran proyeksi
anak dengan usia 0-4 tahun. Tahun 2018 dan 2019 tidak terlalu banyak
perubahan rasio artinya meski dengan penambahan jumlah posyandu menjadi
921 namun balita juga bertambah sehingga rasionya 1,4 tetap seperti tahun
2018.
Dari kajian seksi promosi kesehatan yang mengelola kelembagaan
UKBM ini, posyandu yang aktif artinya yang stratanya memenuhi kriterian
aktif yaitu strata mandiri dan purnama sudah mencapai 88,9%. Dan diharapkan
dengan banyaknya posyandu aktif, dapat membantu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab II Sarana Kesehatan- 13
Keberadaan tokoh baik dari TP.PKK, Dharma Wanita Persatuan dan
organisasi wanita lainnya yang ikut berperan aktif membantu pembinaan di
posyandu sangat penting, karena dengan adanya dorongan dan stimulan dari
tokoh-tokoh organisasi tersebut menjadi motivator bagi kader dan
penyelenggara posyandu.
Strategi lain dari masyarakat yang ingin memberdayakan posyandu
bukan hanya untuk balita mendorong terbentuknya posyandu remaja untuk
membantu pelayanan kesehatan reproduksi, posyandu lansia untuk membantu
pelayanan kesehatan khusus para lansia. Meskipun tidak semua wilayah
puskesmas memiliki, namun banyak diantara masyarakat yang termotivasi
untuk membentuk posyandu tersebut.
3. Posbindu, UKBM lainnya yaitu Posbindu, saat ini (2019) sudah terbentuk
sebanyak 241, meningkat dari tahun 2018 yaitu 165. Posbindu ini dikhususkan
untuk melayani sasaran dengan penyakit degeneratif dan sekaligus
menskreening masyarakat untuk menemukan pasien dengan penyakit
degeneratif.
Dari pelayanan ini diharapkan ditemukan sebanyak-banyaknya dan
diobati sebanyak-banyaknya masyarakat yang memiliki resiko penyakit tidak
menular. PTM ini diantaranya Hipertensi, Diabetes Militus, Merokok, dan
sebagainya.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab II Sarana Kesehatan- 14


BAB III
SUMBER DAYA
MANUSIA
KESEHATAN
Sumber Daya Manusia Kesehatan atau disingkat dengan SDMK,
merupakan hal yang paling mendasar dalam penyediaan pelayanan kesehatan,
setelah sarananya terpenuhi. Dalam hal ini tenaga kesehatan dibagi dalam beberapa
kategori yaitu Medis, Paramedis dan non medis. Tenaga Medis terdiri dari dokter
spesialis, dokter umum, dokter gigi dan dokter gigi spesialis. Paramedis termasuk
didalamnya adalah perawat, perawat gigi dan bidan. Sedangkan tenaga non medis
yaitu Kesehatan Masyarakat, Nutrisionis (gizi), Sanitarian, Farmasi, Teknisi medis
serta tenaga penunjang lainnya.
Dalam menyusun profil ini, telah disepakati sumber data yang digunakan
untuk tenaga kesehatan adalah profil SDMK. Sehingga, data yang dikeluarkan sama
antara data SDMK dengan Profil Kesehatan. Secara umum, data tenaga kesehatan
sebagian besar mengalami peningkatan, karena data termasuk sektor swasta.
Misalnya untuk tenaga dokter umum, terjadi peningkatan karena data sarana swasta
dan juga tenaga kontrak baik kontrak BLUD, kontrak daerah serta tenaga nusantara
sehat (biaya Kemkes) dilaporkan dalam data kepegawaian Tahun 2019. Tenaga
dokter juga merupakan tenaga yang menjadi dasar perhitungan kapitasi system JKN
sehingga minimal dokter di puskesmas harus 2 orang, sehingga secara otomatis,
puskesmas juga harus menambahkan tenaga dokternya.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 15
Sehubungan dengan beralihnya status puskesmas menjadi Badan Layanan
Umum Daerah pada Tahun 2015, maka puskesmas bisa mengusulkan kebutuhan
tenaganya dan membiayai sendiri tenaga tersebut, meskipun perektrutan tenaga
tersebut dibawah koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat
pemerintah daerah tentunya.
Tahun 2019, jumlah tenaga kesehatan dan non kesehatan seluruhnya di
Kabupaten Lombok Barat adalah 2.241 dengan rincian Tenaga Medis 175 orang,
paramedis sebanyak 1.019 orang dan tenaga kesehatan lainnya 421 orang.
Sedangkan tenaga penunjang administrasi dan tenaga penunjang lainnya mencapai
626 orang.
A. KONDISI DISTIBRUSI TENAGA KESEHATAN
Proporsi jumlah tenaga kesehatan baik yang berada di lingkungan
puskesmas maupun rumah sakit apabila dibandingkan dengan standart yang
ada adalah sebagai berikut :

1. Medis ( dr spesialis, dr, drg, )


Tenaga medis di Kabupaten Lombok Barat sampai Tahun 2019
Tenaga Medis 175 orang yaitu 26 orang dokter spesialis, 123 orang
dokter umum, 24 orang dokter gigi dan 2 orang dokter gigi spesialis.
Tenaga medis ini tersebar di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan baik
dipemerintah maupu swasta. Data klinik swasta diambil dari data tahun
2019.
Ratio dokter spesialis tahun 2019 yaitu 3,8 meningkat
dibandingkan tahun 2018 yaitu 3,4. Meski demikian tentunya masih
sangat jauh dibandingkan standar yaitu 6 dokter spesialis per 100.000
penduduk. Sedangkan ratio dokter umum dengan jumlah penduduk di
Kabupaten Lombok Barat sampai Tahun 2019 posisinya meningkat
menjadi 18 per 100.000 penduduk. Dan tetap jauh dibawah target ratio
berdasarkan Indikator Indonesia Sehat 2010 yaitu 40 per 100.000
penduduk.
Ratio dokter gigi dan dokter spesialis gigi di Kabupaten Lombok
Barat, baru mencapai 3,5 per 100.000 penduduk, masih jauh dari standar
11 orang dokter gigi per-100.000 penduduk. Apabila dibandingkan

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 16
dengan beban kerja, untuk dokter gigi belum dilakukan analisa khusus,
namun kondisi di Lombok Barat saat ini, semua puskesmas telah
memiliki tenaga dokter gigi, baik dengan status pegawai negeri maupun
kontrak.
Gambar 3. Peta sebaran Dokter Umum dan Dokter Gigi Tahun
2019 di Kab. Lombok Barat

Sumber : data SDMK Tahun 2019 Kab. Lombok Barat


Dari peta sebaran tenaga medis dapat terlihat dokter lebih banyak
(3-4) di puskesmas yang berbatasan dengan kota, seperti Gunung sari,
Labuapi, Lingsar, Kediri, Kuripan, Penimbung dan Narmada. Sedangkan
yang lainnya, merata 2 dokter.
Untuk dokter gigi yang standarnya minimal 1 orang harus ada di
puskesmas. Dan berdasarkan fakta sebarannya ada 2 puskesmas yang
tidak ada dokter gigi-nya.
2. Keperawatan dan Kebidanan
Tenaga paramedis Tahun 2019 berjumlah 1.019 orang.
Sedangkan untuk khusus tenaga perawat saja sebanyak 599 (termasuk
perawat gigi). Ratio total perawat dengan jumlah penduduk mencapai
87,4 per 100.000 penduduk. Untuk ratio bidan 61,3 per 100.000

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 17
penduduk (total 420 bidan di Lombok Barat). Dengan demikian
kebutuhan akan tenaga perawat, bidan dan perawat gigi di Kabupaten
Lombok Barat perlu penambahan lagi, mengingat sebaran penduduk dan
kondisi geografis yang berbeda antara satu wilayah (Kecamatan, Desa,
Dusun).

Gambar 4. Peta sebaran Bidan dan Perawat Tahun 2019 di Kab.


Lombok Barat

Sumber : Data SDMK Tahun 2019 Kab. Lombok Barat

Untuk tenaga bidan, sudah ada di semua desa bahkan ada 1 desa
yang mempunyai 2 sampai 3 bidan. Untuk tenaga perawat, yang saat ini
masih terdapat beberapa tenaga yang sedang menempuh pendidikan D3,
melalui kegiatan pendidikan program khusus RPL (Rekognisi
Pembelajaran Lampau) sehingga, nanti tahun 2020, semua tenaga
perawat sudah memiliki pendidikan minimal D3.

3. Tenaga Kesehatan Masyarakat


Tenaga Kesehatan Masyarakat yang murni bekerja sebagai tenaga
kesehatan masyarakat berjumlah 34 orang, karena sesungguhnya tenaga
kesehatan masyarakat ini sangat banyak dan bekerja pada bidang

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 18
pengelola program, pejabat struktural, perencana dan bahkan
mengerjakan sistem informasi kesehatan. Jika dilihat dari keanggotaan
profesi kesehatan masyarakat di Lombok Barat saja bisa mencapai lebih
dari 40 orang dan tersebar di organisasi perangkat daerah lain, yang
bukan kesehatan.

Menurut fungsinya, tenaga kesehatan masyarakat memiliki Ratio


5,0 per 100.000 penduduk (694.985), hal ini masih sangat jauh jika
dibandingkan dengan target ratio untuk menuju Indonesia Sehat 2010
adalah 40 ahli kesehatan masyarakat per 100.000 penduduk sehingga
jumlah tenaga kesehatan masyarakat yang ada sekarang sangat tidak
memadai. Untuk itulah, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
mengeluarkan program nusantara sehat yang salah satu tenaga
kesehatannya adalah kesehatan masyarakat, guna meningkatkan capaian
program gerakan masyarakat sehat.

Tenaga Kesehatan Masyarakat ini sesungguhnya yang bertugas


mengkoordinir penyuluhan kesehatan di wilayah puskesmas, meskipun
tugas penyuluhan bukan hanya tugas dari kesehatan masyarakat, namun
demikian pada prinsipnya semua tenaga kesehatan adalah penyuluh.

4. Tenaga Kesehatan Lingkungan


Tenaga sanitarian berjumlah 44 orang, tersebar di Rumah Sakit,
puskesmas dan juga Dinas Kesehatan sebagai pengelola program.
Tenaga ini banyak berperan pada pemeliharaan sanitasi lingkungan
sebagai upaya pecegahan terhadap penyakit berbasis lingkungan seperti
penyakit Diare, Malaria, ISPA / Pnemonia, TB Paru. Melalui program
STBM (Sanitasi Total berbasis Masyarakat) maka sanitarian ini bertugas
sebagai tenaga yang melakukan koordinasi pemicuan di masyarakat.
Agar masyarakat mampu mencapai 5 pilarnya. Jumlah tenaga sanitarian
rata-rata 1-2 orang per Puskesmas, tapi bila kita mengacu pada konsep
wilayah kerja tenaga sanitarian yang harus menjangkau seluruh desa
untuk pelaksanaan kegiatan penyehatan lingkungan seperti penyuluhan,
perbaikan kualitas air bersih/air minum, rumah sehat, pengawasan

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 19
industri dan sebagainya. Selain itu jika kita melihat semakin banyaknya
kerusakan lingkungan yang berdampak peningkatan resiko kejadian
penyakit maka seyogyanya tenaga sanitarian haruslah mencukupi baik
dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Gambar 5. Peta Sebaran Kesehatan Lingkungan di Lombok Barat
Tahun 2019

Sumber : : data SDMK Tahun 2019 Kab. Lombok Barat

5. Tenaga Gizi
Tenaga nutrisionis total yang tercatat bekerja di Lombok Barat
berjumlah 92 orang, Jika mengacu pada target rasio jumlah tenaga gizi
Kemenkes RI yang mencapai 22 orang per 100.000 penduduk maka
jumlah tambahan tenaga yang dibutuhkan sangat banyak, karena ratio
rielnya hanya 13,4 per 100.000 jiwa (penghitungan ratio, tidak termasuk
tenaga di Dinas Kesehatan). Namun, karena program Gemadazi yang
dicanangkan tahun 2016 lalu, tenaga gizi atau nutrisionis menjadi
perhatian untuk ditambah dengan rasio 1 tenaga gizi menangani untuk 2
desa. Sementara itu, petugas gizi yang masih bertugas merangkap
sebagai tenaga administrasi, telah dibantu oleh tenaga administrasi dan
akuntan.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 20
6. Tenaga Kefarmasian

Tenaga kefarmasian berjumlah 120 orang termasuk swasta. Ratio


tenaga farmasi dengan penduduk adalah 17,51 per 100.000 penduduk.
Idealnya ratio tenaga kefarmasian adalah 10 per 100.000 penduduk.
Tenaga farmasi ini berpendidikan minimal D3 farmasi. Sedangkan yang
ada di wilayah Lombok Barat baik di pemerintah maupun swasta yaitu
apoteker yang mengurus ijinnya di Lombok Barat merupakan tenaga
apoteker, D3 Farmasi, sarjana Farmasi dan asisten apotker.

7. Tenaga Teknis Medis


Sebaran tenaga teknis medis belum begitu merata untuk semua
jenis tenaganya, kecuali tenaga analis kesehatan. Tenaga teknis medis
berjumlah 49 orang. Tenaga teknis medis terdiri dari tenaga analis
kesehatan, radiografer, teknik elektromedik, teknisi gigi, refraksionis
optisien, rekam medis dan teknisi transfusi darah yang tersebar di RSUD
Tripat, RS Awet Muda Narmada, Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
Tenaga teknis medis yang dimaksud disini adalah tenaga teknis medis
yang bertugas di Fasilitas Kesehatan (RS, Puskesmas dan Klinik Swasta)
dan yang bertugas di Dinas Kesehatan. Termasuk juga dalam hal ini
tenaga ahli laboratorium medis yang berjumlah 66 orang yang tersebar
di fasilitas kesehatan pemerintah saja.

8. Tenaga Penunjang Pendukung Kesehatan


Termasuk dalam kategori ini adalah seluruh struktural yang tahun
2019 ini berjumlah 79 orang, tenaga dukungan manajemen yang cukup
banyak yaitu 547 orang terdiri dari tenaga administrasi, keuangan, umum
dan penunjang lainnya.

B. KEGIATAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI


Untuk memotivasi dan meningkatkan kinerja tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya tenaga
kesehatan yang bekerja di Pusat Kesehatan masyarakat, perlu diberikan

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 21
penghargaan atas prestasi dan pengabdiannya dalam pembangunan bidang
kesehatan. Penghargaan tersebut merupakan pengakuan atas keteladanan
dalam pembangunan kesehatan di Puskesmas yang dilaksanakan secara adil
dan obyektif. Hal ini diharapkan dapat mendorong terciptanya Tenaga
Kesehatan yang mempunyai sikap nasionalis, etis, dan profesional, memiliki
semangat pengabdian yang tinggi, berdisiplin, kreatif, berilmu, terampil,
berbudi luhur serta dapat memegang teguh etika profesi.
Pada tahun 2019 ada 9 kategori tenaga kesehatan teladan yang
dilombakan di tingkat Kabupaten Lombok Barat yaitu : Dokter ; Dokter gigi;
Perawat; Bidan; Tenaga Kesehatan Masyarakat; Tenaga Kesehatan
lingkungan; Ahli Teknologi Laboratorium Medik; Tenaga gizi; dan Tenaga
Kefarmasian. Untuk para juara 1 Teladan Tingkat Kabupaten akan mengikuti
penilaian teladan di tingkat Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Dari 9 teladan tersebut 1 (satu) orang berhasil menjadi juara 1 Tenaga
Kesehatan Teladan di Tingkat Propinsi Nusa Tenggara Barat yaitu untuk
kategori dokter umum diraih oleh dr. Sapto dari Puskesmas Sekotong. Kepada
1 orang tenaga kesehatan teladan yang berhasil menjadi juara 1 (satu) di tingkat
Propinsi Nusa Tenggara Barat ini diberikan hadiah oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Lombok Barat berupa perjalanan wisata rohani sesuai agamanya.
Dokter Sapto dengan inovasinya pada aplikasi android untuk memantau
perkembangan gizi anak, telah mendapat penghargaan di tingkat Nasional dan
mengikuti program Inovasi Publik di Tingkat Propinsi dan Pusat.(masuk
sebagai finalis).

C. PROGRAM PERCEPATAN PENDIDIKAN D3


Menurut Undang - undang nomor 36 tahun 2014 Tentang Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014
mengamanatkan kualifikasi minimal bagi tenaga kesehatan diluar tenaga medis
adalah Diploma III. Untuk itu, pemerintah sudah menyiapkan startegi dalam
meningkatkan kualifikasi pendidikan bagi tenaga kesehatan yang belum
Diploma III melalui Program Percepatan Pendidikan bagi tenaga kesehatan.
Program Percepatan Pendidikan yang disiapkan dilaksanakan dengan

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 22
mengakui capaian pembelajaran (CP) seseorang yg diperoleh dari pendidikan
formal atau nonformal atau informal, dan/atau pengalaman kerja ke dalam
pendidikan formal melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).Program
Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan, yang terdiri dari Program Studi
Diploma III Keperawatan, Kebidanan, Farmasi, Keperawatan Gigi, Teknik
Laboratorium Medik, Kesehatan Lingkungan, Gizi, Perekam dan Informasi
Kesehatan serta Transfusi Darah yang diselenggarakan di Institusi Perguruan
Tinggi penyelenggara Program Percepatan Pendidikan yang bekerja sama
dengan Kementerian kesehatan. Sementara itu, Dinas Kesehatan Lombok
Barat pada tahun 2018 mengusulkan tenaga kesehatan untuk mengikuti
Program Percepatan Pendidikan DIII tersebut dengan jenis tenaga sebagai
berikut:
1. Perawat : 8 orang
2. Kebidanan : 2 orang
3. Kesling : 2 orang
4. Farmasi : 16 orang
5. Analis : 10 orang
6. Perawat gigi : 5 orang
7. Rekamedis : 10 orang
Dari jumlah usulan tersebuat diatas yang mendapatkan panggilan untuk
mengikuti pendidikan di tahun 2018 adalah perawat sebanyak 8 orang dengan
tempat kuliah di Poltekes Kemenkes Mataram, Kebidanan di Stikes Qomarul
Huda Bagu sebanyak 2 orang , Kesling 2 orang di Poltekes Kemenkes
Kupang, Farmasi di Akademi Farmasi Saraswati Denpasar sebanyak 16 orang,
Analis di Poltekes Kemenkes Mataram sebanyak 10 orang, Perawat gigi di
Poltekes Kemenkes Kupang sebanyak 5 orang dan Rekamedis di Qomarul
Huda Bagu sebanyak 10 orang. Sedangkan untuk tenaga kesehatan lainnya
akan dibiayai secara bertahap oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
setiap tahun sampai selesai di tahun 2020.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab III Sumber Daya Manusia Kesehatan- 23
BAB IV
PEMBIAYAAN
KESEHATAN
A. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat memiliki 2 (dua) program guna
mendukung kebijakan pemerintah pusat terkait Jaminan Kesehatan untuk masyarakat
miskin seperti yang tertuang dalam komitmen global sebagaimana amanat resolusi WHA
ke-58 tahun 2005 di Jenewa yang menginginkan setiap negara mengembangkan
Universal Health Coverage (UHC) bagi seluruh penduduk, maka pemerintah
bertanggungjawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 2004
dikeluarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN). Undang-Undang ini mengamanatkan bahwa program jaminan sosial
wajib bagi seluruh penduduk termasuk program Jaminan Kesehatan melalui suatu badan
penyelenggara jaminan sosial. Program tersebut adalah :
1. Premi asuransi kesehatan masyarakat Kabupaten Lombok Barat. Program ini
bertujuan untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dengan cara
mendaftarkan masyarakat miskin yang belum memiliki jaminan kesehatan menjadi
peserta BPJS Kesehatan dan Dana untuk menanggulangi kegiatan ini sebesar Rp.
4,609,690,996 dan terserap sebesar 76 %. Penyerapan kurang maximal dikarenakan
kemampuan daerah dalam membayar Premi masyarakat di tahun 2019 hanya
mencukupi untuk kepesertaan sebanyak 14.066 Jiwa. Anggarannya bersumber dari
Pajak Rokok yang diterima oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat.
2. Program Jasa Pelayanan Medis di Rumah Sakit.
Program ini bertujuan untuk memberikan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat yang
tidak mampu yang belum tercover Jaminan Kesehatan. Pemberian Jaminan
Kesehatan ini dalam bentuk pelayanan kesehatan bagi pasien yang sedang dirawat
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab IV Pembiayaan Kesehatan - 24
inap di Rumah Sakit yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan. Besaran Anggaran
yang dialokasikan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Dinas Kesehatan) untuk
program ini yaitu Rp. 2.000.000.000. Besaran biaya yang dibayarkan oleh
Pemerintah Daerah setiap kali rawat inap maximal sebesar Rp. 5.000.000,-
Adapun Rumah Ssakit yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten
Lombok Barat antara lain :
• Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju
• Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram.
• Rumah Sakit Awet Muda Narmada
• Rumah Sakit Jiwa, Mutiara Sukma

B. DANA DESA UNTUK KESEHATAN


Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah
menerbitkan Peraturan Menteri nomor 16 tahun 2018 tentang prioritas penggunaan Dana
Desa telah mengamanatkan bahwa sebagian dari dana desa harus diperuntukkan untuk
mendukung upaya pencegahan stunting di masing-masing desa. Dana tersebut dapat
dialokasikan untuk mendukung kegiatan posyandu, penyediaan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT), pengembangan apotik hidup dan pemanfaatan pekarangan,
penyediaan sarana air bersih dan sanitasi maupun pengembangan ketahanan pangan di
desa.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia juga telah mengeluarkan regulasi
untuk mendukung upaya pencegahan stunting ini. Menterai Keuangan RI telah
menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan RI nomor 193 tahun 2018 tentang pengelolaan
keuangan desa, yang didalamnya juga memuat amanat agar sebagian dari dana yang
dialokasikan untuk desa dipergunakan untuk kegiatan pencegahan stunting, baik dalam
bentuk intervensi sensitif maupun spesifik.
Pada tahun 2018 Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat juga telah
menerbitkan Peraturan Bupati Lombok Barat nomor 25 tahun 2018 tentang tiga prioritas
program pembangunan di Kabupaten Lombok Barat yaitu: Pencegahan stunting,
penanggulangan tuberculosis paru-paru serta peningkatan cakupan dan mutu imunisasi.
Sebagai pelaksanaan dari amanat peraturan-peraturan diatas, masing-masing
pemerintah desa telah mengalokasikan sebagian dananya untuk mendukung program
kesehatan maupun pencegahan dan penanggulangan stunting. Namun demikian, besaran
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab IV Pembiayaan Kesehatan - 25
anggaran dan presentase anggaran di desa untuk kesehatan (pencegahan stunting)
terhadap total APBDes sangat bervariasi. Selain itu tergantung juga pada pendekatan
atau permasalahan dari setiap desa, semakin baik pendekatan masyarakat maka semakin
tinggi dana untuk kesehatan pada desa tersebut.

C. ANGGARAN KESEHATAN
Dalam mendukung pelaksanaan program dan kegiatan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2019, Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok
Barat mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 388.488.539.729,96, meningkat tajam lebih
dari 100% dari alokasi anggaran tahun 2018 Rp.174.043.172.933 dan ini termasuk
anggaran dari BLUD RSUD Patut Patuh Patju dan RSU Awet Muda Narmada. Total
anggaran kesehatan yang dialokasikan sebesar 19,2 % dari anggaran daerah (APBD).
Anggaran ini pun digunakan untuk rehabilitasi secara fisik dan non fisik pasca gempa
tahun 2018.
Sementara alokasi di Dinas Kesehatan saja sebesar Rp. 283.883.794.704,49 atau
14% dari APBD. Jenis belanja tidak langsung dari anggaran tersebut sebesar
Rp. 56.255.253.718 sedangkan belanja langsung sebesar Rp. 227.628.540.986,49.
Alokasi anggaran yang tersedia dipergunakan untuk melaksanakan belanja tidak
langsung yang merupakan belanja gaji PNS dan belanja langsung yang terdiri dari 22
program dan 95 kegiatan yang tersebar pada masing-masing unit kerja, RSUD Awet
Muda Narmada dan UPTD di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat.
Meskipun dalam profil ini dimasukkan alokasi anggaran kesehatan yang berasal
dari Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit saja, namun dapat dikatakan anggaran daerah
untuk kesehatan sudah sangat berpihak bahkan sampai 19,2 % meningkat dari tahun
sebelumnya. Dan jika dihitung untuk biaya per kapita sudah mencapai Rp. 558.988,38.
Berikut ini gambaran tren anggaran kesehatan yang dikelola oleh Dinas Kesehatan
dibandingkan dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dari tahun 2014 sampai
tahun 2019.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab IV Pembiayaan Kesehatan - 26


Grafik 2. Tren presentase Anggaran Dikes dan Anggaran Kesehatan terhadap
APBD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014-2019

Sumber : Profil Kesehatan 2014 -2019

D. SUMBER DANA KESEHATAN LAINNYA.


Dalam kegiatan tahun 2019 Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat memiliki
beberapa program bantuan dari LSM atau NGO dan juga dari LOAN. Adapun LSM yang
bekerja sama untuk bidang kesehatan adalah sebagai berikut:
1. MCA Indonesia (Millenium Chalenge Account Indonesia) untuk Gizi
2. BOK (APBN)
3. GF (Global Found) untuk kegiatan malaria, TB, HIV
4. ICAI untuk imunisasi

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab IV Pembiayaan Kesehatan - 27


BAB V
KESEHATAN
KELUARGA
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan
Sistem Informasi Keluarga, menyebutkan bahwa pembangunan keluarga dilakukan
dalam upaya untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang
sehat. Selain lingkungan yang sehat, masih menurut peraturan pemerintah tersebut,
kondisi kesehatan dari tiap anggota keluarga sendiri juga merupakan salah satu syarat dari
keluarga yang berkualitas (Profil Kesehatan Indonesia 2017).
Kesehatan keluarga merupakan salah satu program pokok yang prioritas dimana
dalam program ini yang menjadi sasaran adalah mulai dari usia bayi baru lahir, sampai
dengan usia lanjut. Ibu dan anak menjadi prioritas dari keluarga, yang merupakan
kelompok rentan dalam keluarga dan lingkungan.
Oleh karena itu, dalam profil kesehatan saat ini dibahas dalam bab tersendiri,
dengan harapan dapat memberikan gambaran program kesehatan keluarga seutuhnya
yang dilakukan di Kabupaten Lombok Barat.

A. KESEHATAN IBU
Kesehatan Ibu merupakan salah satu isu penting dalam peningkatan derajat
kesehatan masyarakat dan menjadi program strategis pembangunan kesehatan di
Kabupaten Lombok Barat. Indikator untuk menilai kinerja program ini adalah
dengan melihat K1 (kontak pertama ibu hamil pada trimester I dengan petugas
kesehatan), K4 (kontak ke 4 ibu hamil yang dilakukan pada trimester ke 3 dengan
petugas kesehatan), Linakes (persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan), Linfaskes
(Ibu yang bersalin di fasilitas kesehatan), KF (Kunjungan kepada ibu nifas),
Pelayanan Ibu hamil dengan resiko tinggi (Komplikasi maternal) dengan perkiraan

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 28


sasaran 20% dari ibu hamil, sedangkan indkator outcome yang dianalisa adalah
kematian ibu. Sumber data utama yaitu bidan desa, dicatat melalui berbagai format
dan dilaporkan dalam 24 format laporan baik untuk kesehatan ibu dan anak, lansia
dan juga kesehatan reproduksi. Data kesehatan ibu yang menunjukkan keberhasilan
paling akhir adalah data kematian ibu dan merupakan angka yang dijadikan sebagai
indikator komposit pada IPM. Kematian ibu disini adalah Kematian perempuan
selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan akibat
semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya
tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri.
Berdasarkan data pencatatan dan pelaporan Kabupaten Lombok Barat,
kematian ibu tahun 2019 tercatat 6 kasus, kasus ini lebih tinggi dalam 4 tahun
terakhir. Faktor penyebab kematian adalah kasus Perdarahan sebanyak 2 kasus, 1
kasus karena hipertensi dan 3 kasus karena penyebab lainnya.
Grafik 3. Tren kematian ibu Tahun 2014- 2019 di Kabupaten Lombok Barat

Sumber : Data Seksi Kesga Tahun 2019

Ditinjau dari usia ibu saat meninggal tahun 2019 ini, sebagian ibu meninggal
antara usia 20-34 tahun (3 orang) dan diatas 35 tahun sebanyak 3 orang. Sedangkan
jika dilihat kondisi/fase maternal, sebagian besar ibu meninggal saat nifas (3 orang),
saat hamil (1 orang) dan saat bersalin (2 orang).

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 29


Relatif rendahnya kasus kematian ini tidak terlepas dari kerja keras dan kerja
cerdas semua program terutama program KESGA yang dapat bekerjasama dengan
lintas program dan lintas sektor baik dari tingkat desa sampai tingkat kabupaten.
Upaya yang telah dilakukan untuk menekan kematian ibu adalah
meningkatkan kualitas pelayanan KESGA di pelayanan kesehatan dasar melalui
program-program diantaranya pelayanan ANC terpadu, peningkatan kegiatan
supervisi fasilitatif, penguatan menajemen program KESGA di tingkat bidan desa,
peningkatan kompetensi bidan dalam penanganan kasus maternal perinatal berupa
pelatihan-pelatihan dan OJT/ Magang Bidan di RSUD. Hampir 90% Bidan desa
sudah memperoleh kegiatan OJT (on the job trainning)/Magang. Sedangkan kegiatan
bersama lintas program dan lintas sektor diantaranya melalui kegiatan kelas ibu
hamil berintegrasi dengan desa siaga dalam penerapan program P4K, disini peran
lintas program dan lintas sektor sangat mendukung peningkatan akses pelayanan
KESGA di Kabupaten Lombok Barat. Selain itu penerapan sistem manual rujukan
yang telah disusun juga merupakan faktor pendukung dalam upaya menurunkan
AKI, AKN, AKB maupun AKABA, serta komitmen dari petugas di fasilitas
pelayanan kesehatan dasar sampai lanjutan seperti Rumah Sakit sudah dilaksanakan
dengan konsisten.
Terobosan lainnya adalah penandatanganan pakta integritas oleh Kepala
Puskesmas dan Bidan dapat meningkatkan komitmen mereka untuk semaksimal
mungkin dalam mempertahankan kehidupan ibu maupun bayi sehingga memberikan
dampak pada penurunan kasus kematian tersebut.
Meskipun kematian ibu dapat ditekan jumlahnya namun menurut laporan
yang terkumpul, jumlah kasus abortus dan kasus lahir mati menuntut perhatian yang
lebih. Analisa tentang abortus ini menjadi hal penting yang terus dilaporkan oleh
puskesmas ke Dinas Kesehatan. Kasus abortus memberikan kontribusi kepada tidak
tercapainya target kunjungan ibu hamil ke 4 (K4). Abortus biasanya terjadi pada usia
kehamilan dibawah 12 minggu, sehingga mempengaruhi kesenjangan K1 dan K4,
sedangkan dari K4 ke Linakes di pengaruhi karena adanya sasaran yang tidak tercatat
ketika melahirkan diluar wilayah puskesmas tempat pemeriksaan awal.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 30


Grafik 4. Penyebab kematian ibu Tahun 2019 Kabupaten Lombok Barat

Penyebab Kematian Ibu Tahun 2019 di Kabupaten


Lombok Barat

Perdarahan
2
33%

Hipertensi
4
67%

Sumber : Laporan Kegiatan Maternal Kab. Lobar Tahun 2019

Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kematian, baik penyebab


langsung maupun tidak langsung. Faktor tidak langsung yang mempengaruhi
kematian ibu antara lain masih banyaknya bumil dengan anemia yang disebabkan
rendahnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi (Fe), terlambatnya
pengambilan keputusan merujuk ke tempat pelayanan kesehatan, terlambatnya
transportasi ke tempat pelayanan, terlambatnya penangangan di tempat pelayanan
kesehatan dan karena belum tersedianya darah yang cukup. Selama 2 tahun terakhir,
penyebab yang paling banyak adalah perdarahan dan memang untuk kasus
perdarahan harus ditangani dengan cepat dan segera. Sesungguhnya kasus kematian
akibat perdarahan telah dapat ditekan karena adanya dukungan desa siaga dimana
salah satu kegiatannya adalah cepat tanggap terhadap ibu melahirkan khususnya
penyiapan transportasi dan pendamping ibu melahirkan dan menyiapkan pendonor
darah didesa tersebut. Konsep desa siaga yang salah satu programnya adalah siaga
persalinan, diharapkan ada kontribusi dari masyarakat desa untuk menyediakan

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 31


angkutan sebagai ambulan desa untuk membantu masyarakat dalam mengantarkan
ibu hamil dan melahirkan ke lokasi pelayanan kesehatan.

Jaminan persalinan aman juga sangat menunjang upaya penurunan kematian


ibu ini. Karena setiap ibu hamil akan dipantau melalui program ini dengan
menggunakan kartu persalinan aman. Persalinan aman ini bertujuan untuk menjamin
bahwa setiap ibu bersalin akan ditangani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten
dibidangnya, sehingga dengan demikian kasus kematian dapat ditekan. Program ini
berpengaruh pada capaian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
meningkat dari cakupan tahun sebelumnya.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas


Cakupan K1 dan K4 adalah indikator kunci pelayanan kesehatan ibu
hamil. Kunjungan ini sangat penting untuk memantau kesehatan ibu hamil dan
pertumbuhan janin. Pengertian K1 kehamilan adalah Cakupan ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa
kehamilan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Standar pelayanan
K1 yang tepat adalah pemeriksaan ibu hamil pada usia kehamilan trimester
pertama dengan menerapkan prinsip 10 T standar pemeriksaan ANC. Namun
pada pelaksanaannya cakupan K1 masih menggunakan konsep PWS, dimana
semua ibu hamil terdata, mempunyai buku KIA (atau KMS ibu hamil) dan
dilakukan pemeriksaan sesuai standar untuk pertama kalinya tanpa melihat usia
kehamilan, kemudian dicatat ini yang disebut dengan istilah K1 akses.
Dalam masa kehamilannya seorang ibu hamil harus memeriksakan
kehamilannya ke tenaga kesehatan sebanyak minimal 4 kali. Indikator
kunjungan pemeriksaan kesehatan ibu hamil adaliah cakupan K1 dan K4.
Biasanya pada kunjungan pertama cakupannya cukup tinggi, kemudian drop
out akan terjadi pada kunjungan berikutnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain keterlambatan penjaringan ibu hamil pada trimester pertama
(TM 1), terjadinya kasus abortus dan persalinan belum cukup bulan/ prematur.
Ibu hamil yang K1 nya terjaring setelah TM 1 disebabkan oleh beberapa hal
antara lain kondisi masalah wilayah serta transportasi di daerah. Untuk
meningkatan akses pelayanan ANC dan mengurangi Droup Out telah

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 32


dilakukan berbagai upaya terobosan dalam bentuk program-progam yang
melibatkan lintas program dan lintas sektoral, diantaranya penjaringan ibu
hamil baru bekerjasama dengan kader dan petugas P3NTR di desa dilakukan
dengan cara pemeriksaan tes kehamilan pada PUS pengantin baru. Selain itu
pendataan PUS bekerjasama dengan PLKB dilakukan secara periodik untuk
memantau kasus-kasus Drop out peserta KB yang berencana untuk hamil.
Berdasarkan data PWS KIA, K1dan K4 dari tahun ke tahun terus
meningkat. .Jika dihubungkan dengan capaian Linakes, yaitu ibu yang bersalin
di tangani tenaga kesehatan yang berkompeten, cukup signifikan, karena
kondisinya meningkat, bahkan lebih tinggi sedikit dari capaian K4.
Capaian ibu bersalin di tenaga kesehatan dan di fasilitas kesehatan
diverifikasi dengan cakupan kunjungan nifas, terlihat kunjungan nifas lebih
kecil meski masih dalam batas normal. Ini berati ada ibu yang bersalin yang
belum dikunjungi atau, belum waktunya dihitung sebagai kunjungan. Karena
indikator Kunjungan Nifas, dilakukan sebanyak 3 kali selama 40 hari masa
nifas sejak melahirkan.
Berikut ini gambaran capaian program Kesehatan ibu dari tahun 2017 -
2019.
Grafik 5. Capaian Program Kesehatan Ibu Tahun 2017 -2019
di Kabupaten Lombok Barat

Tren Cakupan Kesehatan Ibu di Kabupaten Lombok Barat


Tahun 2017 -2019
120,0
100,0
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
% Cakupan
% Cakupan K1 % Cakupan K4 % Cakupan
Kunjungan
(95) (90) Linakes (90)
Nifas (90)
2017 102,6 94,74 95,29 93,91
2018 103,1 95,2 95,5 95,4
2019 107,50 95,90 95,90 94,30

Sumber : Profil Kesehatan Kab.Lobar 2017-2019

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 33


Grafik 6: Trend Cakupan Ibu Hamil Komplikasi tertangani di Lombok Barat
Tahun 2016- 2019

Trend Cakupan Bumil komplikasi tertangani di Lombok


Barat Tahun 2015 -2019

114,63
100,5
89,29 93,25

2016 2017 2018 2019

Sumber : Profil Kesehatan Tahun 2016 – 2019


Kasus komplikasi maternal menurun tiap tahun, hal ini bisa dimaknai
bahwa tingkat kesadaran ibu hamil dalam perawatan kehamilan sudah
membaik. Tidak terlepas juga sebenarnya keluaran dari pelaksanaan kelas ibu
hamil juga, dan persiapan dari ibu hamil serta keluarganya
2. Pelayanan Keluarga Berencana
Khusus pelayanan kesehatan ini bekerja sama dengan Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak
(DP2KBP3A), yang mempunyai peranan dalam penyediaan alat kontrasepsi
serta penyuluh KB, yang bertujuan menekan laju pertumbuhan penduduk.
Dimana data KB aktif 76,6 % dari pasangan usia subur dengan jumlah 147.157
dan terdapat 65,4% peserta KB pasca bersalin. Dari 76,6% peserta KB aktif
yang menggunakan MKJP sebanyak 38,05%. Namun jika dibandingkan
dengan PUS, akseptor KB yang menggunakan MKJP sebanyak 29,16%

B. KESEHATAN ANAK
Kesehatan anak merupakan salah satu program kesehatan keluarga yang
mencakup lebih luas dan banyak melibatkan semua program mulai dari neonatus
sampai dengan kesehatan anak usia sekolah.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 34


Indikator untuk menilai pelayanan kesehatan anak yaitu KN (kunjungan petugas
kesehatan kepada bayi usia 0 – 28 hari), Kunjungan Bayi (kunjungan petugas
kesehatan kepada bayi usia 29 hari s.d 1 tahun), Kunjungan Balita, imunisasi,
pemantauan status gizi, program tambahan untuk anak remaja yaitu pemberian tablet
tambah darah pada usia remaja. Sedangkan indikator outcome untuk kesehatan anak
adalah Kematian Bayi, Kematian Balita. Program yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan anak adalah imunisasi dan gizi.
1. Pelayanan Kesehatan Neonatal, Bayi dan Balita
Kematian bayi tahun 2019 terlapor sebanyak 46 bayi mati jauh menigkat
dari tahun 2018, (28 kasus). Jika dihitung secara kasar angka kematian terlapor
menjadi 3,4/1.000 KH. Artinya, terdapat kurang lebih 3 bayi mati dalam 100
penduduk.
Dalam kematian bayi dikenal fenomena 2/3 yang bermakna bahwa 2/3
kematian bayi terjadi pada usia neonatal. Dua pertiga kematian neonatal terjadi
pada pada 7 hari pertama. Dua pertiga kematian pada 7 hari pertama, terjadi pada
3 hari pertama dan selanjutnya 2/3 kematian pada 3 hari pertama terjadi pada 24
jam pertama. Diantara 46 kasus kematian bayi, paling banyak terjadi pada usia
neonatal (0 -28 hari), yaitu sebanyak 40 kasus, dan kematian neonatal terbanyak
tahun 2019 disebabkan oleh BBLR (40%). Jika pada tahun 2018 tercatat
sebanyak 561 kasus BBLR tahun 2019 tercatat 632 kasus, dengan kematian
sebanyak 16 kasus dari total 46 kasus kematian bayi. Tahun 2019 ini terjadi
peningkatan kasus kematian bayi yang cukup tinggi dan meskipun masih
terbilang rendah ditingkat propinsi, namun peningkatan kasus ini menjadi bahan
evaluasi dan mawas diri bagi program kesehatan anak. Karenanya kompetensi
tenaga kesehatan juga harus diperkuat lagi serta sistem rujukan yang perlu
dioptimalkan.
Kematian neonatal terjadi sebagian besar di Rumah Sakit Rujukan dan
Penyebab terbanyak adalah kasus BBLR. Kelahiran bayi BBLR disebabkan
sebagian besar karena kehamilan prematur. Kondisi bayi dng kelahiran prematur
membutuhkan perjuangan untuk hidup karena secara organ belum siap untuk
lahir. Penyebab kelahiran prematur disebabkan banyak faktor, situasi ini yang

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 35


membutuhkan penelitian faktor apa yang mendominasi kelahiran prematur yang
memberi kontribusi tingginya kasus BBLR di lombok barat.
Penyebab kematian kedua tertinggi pada neonatal karena asphiksia. Ini
karena respon time yang lambat dalam proses penanganan kasus. Dan Rumah
Sakit saat ini sudah melakukan tindakan perbaikan melalui projek POCQI.
BBLR merupakan cermin dari perawatan ibu pada waktu hamil. Jika
tidak memperhatikan makanan atau gizi dari ibu yang sedang hamil, maka
kemungkinan akan terjadi bayi lahir dengan berat badan rendah, Sehingga, perlu
upaya petugas dan dukungan masyarakat / kader serta sektor terkait dalam
memotivasi ibu / masyarakat agar terus memperhatikan kesehatan dan
makanannya agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat dan memiliki status
gizi yang baik. Dan tentunya semua bayi dengan berat lahir rendah langsung
mendapatkan pelayanan dan pemantauan perkembangan dari tenaga kesehatan.
Program ASHAR (Aksi Seribu Hari Pertama Kehidupan) untuk
memperoleh Generasi Emas (GEN) merupakan upaya terobosan dengan
melakukan KIE maupun konseling kepada ibu hamil KEK melalui kelas ibu dan
pemberian PMT bagi ibu hamil KEK. Hal yang perlu mendapat perhatian adalah
merubah perilaku individu dan masyarakat dalam merawat bayi, yang
memerlukan peningkatan pemberdayaan dan pendidikan dari tenaga kesehatan,
yang memerlukan dukungan dan peran aktif masyarakat serta sektor terkait
lainnya. Diperlukan motivasi dan peningkatan pengetahuan baik petugas maupun
masyarakat / kader kesehatan yang ada. Kunjungan neonatus merupakan kegiatan
untuk memantau kondisi kesehatan neonatus sekaligus memberikan pelayanan
kesehatan kepada ibu nifasnya, bersama dengan program lain dan sesuai standar
harus dilakukan kompilasi program, misalnya imunisasi dan pemantauan status
gizi, dimana pelayanan ini dilakukan dirumah oleh bidan atau di posyandu.
Neonatus adalah bayi berumur 0 sampai 28 hari. Kegiatan ini sangat strategis
untuk menurunkan kematian bayi terutama usia 0 -7 hari.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 36


Grafik 7 :Tren Kematian Bayi Tahun 2014 – 2019 di Kab. Lombok Barat

Tren Kematian Bayi Tahun 2014 -2019


di Kab.Lombok Barat
70

60 60
50
46
40 42
38
30 31 28
20

10

0
2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sumber : Profil kesehatan 2014 -2019

Grafik 8. Penyebab Kematian Bayi Tahun 2019 Kab. Lombok Barat

Penyebab Kematian Bayi Tahun 2019


ISPA/pneumonia
di Kabupaten Lombok Barat
2
kelainan
kongenital
2 lain lain
7
BBLR
16

Sepsis
3
asfiksia
15
Tetanus
1

Sumber : Laporan Kegiatan Bayi dan Neonatal Kab. LOBAR Tahun 2019

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 37


Berikut ini, gambaran capaian beberapa indikator output dari pelayanan
kesehatan anak yang jika di lihat dalam 3 tahun terakhir cenderung fluktuatif,
khususnya cakupan Kunjungan Bayi 4 dan Pelayanan Anak Balita. Sedangkan
cakupan KN1 dan KN3 (neonatus adalah bayi umur 0-28 hari) cenderung
meningkat. Meski pelayanan kesehatan anak balita sedikit turun dari tahun
sebelumnya, namun bukan berarti pelayanan menurun.
Penyebab utama peningkatan pelayanan kesehatan pada anak balita terjadi
pada penghitungan sasaran, karena pengertian dan pemahaman dari setiap
petugas terhadap definisi operasional juga beragam. Jika dilihat dalam pedoman,
cakupan pelayanan anak balita mencakup semua hal pelayanan kesehatan
termasuk pemberian vitamin A yang diberikan pada anak balita.
Kunjungan bayi merupakan pelayanan lanjutan dari kunjungan neonatus,
dengan kategori usia lebih dari 29 hari sampai berusia 12 bulan. Dengan adanya
indikator ini, diharapkan bayi dapat dideteksi tumbuh kembangnya dan
mendapat pelayanan kesehatan.
Grafik 9 :Tren Cakupan Program Kesehatan Anak Tahun 2017 – 2019 di
Kabupaten Lombok Barat

Tren Cakupan Program Kesehatan Anak Tahun 2017 -


2019 di Kabupaten Lombok Barat
120
100
80
60
40
20
0
% Cakupan
% Cakupan KN1 % Cakupan KN3 % Cakupan Kunj
Pelayanan Anak
(90) (90) Bayi (KB4) (92)
Balita (70)
2017 99,3 98,3 97,65 101,61
2018 99,9 99,0 96,7 88,3
2019 100,00 98,70 97,20 87,00

Sumber : Profil Kesehatan Thun 2014-2018


.Bayi minimal dikunjungi sebanyak 4 kali dalam rentang usia > 29 hari
sampai 12 bulan. Sebagaimana disampaikan diatas, bahwa cakupan untuk
kegiatan ini juga fluktuatif, jika dibandingkan dengan kondisi 3 tahun terakhir.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 38


Cakupan kunjungan pada tahun 2019 sudah mencapai target 97,2 % meningkat
dibandingkan tahun 2018 (96,7%).
Penguatan managemen program Kesga di tingkat bidan desa telah
dilaksanakan sehingga pelayanan kesehatan bayi yang standar telah dipahami
oleh bidan desa, ini berdampak pada kualitas pencatatan dan pelaporan program
Kesga.

2. Imunisasi
Upaya pencegahan penyakit merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
anak dan dilakukan melalui peningkatan cakupan imunisasi dimana persentase
desa yang mencapai “Universal Child Immunization” (UCI) 100% di Tahun
2019 ini. Sementara untuk cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) meningkat
dari tahun sebelumnya yaitu 104,1%, artinya semua sasaran sesuai proyeksi
sudah dilakukan imunisasi dan bahkan lebih dari sasaran proyeksi.
Imunisasi ini merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan untuk bayi
dari 0 bulan sampai umur 11 bulan, Baduta (Bawah Dua Tahun) yaitu usia 12
sampai 24 tahun dan dilanjutkan lagi pada saat anak menginjak usia sekolah.
Grafik 10; Tren Capaian Imunisasi Dasar Lengkap Tahun 2015-2019 di
Kabupaten Lombok Barat.

Tren Capaian Imunisasi Dasar Lengkap Tahun


2015-2019 di Kabupaten Lombok Barat
120,00

100,00 100,52 104,1


98,15 96,54 98
80,00

60,00

40,00

20,00

0,00
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber : Profil Kesehatan Tahun 2015 -2019

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 39


Untuk realisasi capaian vaksin HB0 sesuai standar (kurang 24 jam), sudah
mencapai target yaitu 97,1 % dan untuk yang tidak sesuai standar artinya lebih
dari 1 hari maksimal 7 hari, sebanyak 0,6 %. Kalau ditotalkan menjadi 97,7%.
Dan jika disandingkan dengan KN1 yang idealnya harusnya sama atau lebih
kecil yaitu 100% sehingga selisih 2,3% bayi baru lahir yang tidak mendapat
imunisasi HB0. Hal yang menyebabkan bayi tidak boleh diberikan HB0 adalah
jika bayi dalam kondisi BBLR atau dalam kondisi sakit, dan ditunggu sampai
usia 7 hari jika tidak sembuh dilewati, atau bahkan ada yang meninggal sehingga
tidak menerima imunisasi HB0.
Imunisasi yang tak kalah pentingnya juga yaitu BCG, yang diberikan pada
bayi sampai usia 1 bulan atau 4 minggu. Capaiannya yaitu 99,49% untuk tahun
2019. Vaksin DPT-HB-Hib3 dan polio yang diberikan pada bayi usia 3 bulan
capaiannya sudah mencapai diatas 100%.

3. Gizi
Sejak adanya pencatatan secara eletronik berbasis individu dengan
menggunakan aplikasi eposyandu, data status gizi menjadi lebih berkualitas dan
secara otomatis dapat dipantau keterisian data perbulannya, bahkan akan dapat
langsung mengetahui status gizi per bulan melalui dashboardnya. Tentunya data
yang dicatat juga merupakan data riil sasaran bukan proyeksi. Pencatatan
elektronik ini diharapkan memudahkan dalam mengintervensi kasus BGM dan
juga memudahkan mengidentifikasi kasus gizi lainnya dengan cepat.
Isu program gizi saat ini juga difokuskan bukan hanya gizi buruk namun
juga stunting. Dan untuk memperoleh datanya harus menggunakan pengukuran
tinggi badan 2 kali dalam setahun.
Capaian program gizi untuk tahun 2019 yaitu 96% sedikit meningkat dari
tahun 2018 (95,48%), tren 5 tahun terakhir kondisi D/S (balita yang datang dan
ditimbang)
Untuk kasus kekurangan vitamin A pada tahun 2019 tidak ditemukan,
kemungkinan hal ini dipengaruhi dari hasil cakupan distribusi vitamin A pada
tahun sebelumnya yang cukup tinggi. Saat ini, distribusi vitamin A, dilakukan

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 40


secara langsung di teteskan kepada sasaran di posyandu, sehingga kemungkinan
untuk tidak tertelan cukup kecil. Distribusi Vitamin A Tahun 2019 ini mencapai
99,6 untuk anak 6-11, sedangkan untuk anak balita capaiannya sebesar 99,3%
dan total capaiannya adalah 99,4%.
Program Pemberian tablet Fe pada ibu hamil merupakan salah satu protap
pelayanan ibu hamil yang diberikan bidan dalam kunjungan trimester 1 sampai
trimester 4. Pencatatan dilakukan adalah ibu hamil menerima tablet Fe-nya,
terlepas dari apakah tablet tersebut di minum atau tidak. Untuk cakupan Fe3
tahun 2019 95,4%, sedikit meningkat dibandingkan dengan tahun 2018, 95,2%.
Pemberian tablet ini dicatat oleh bidan desa tetapi dilaporkan oleh petugas gizi.
Dan dengan demikian harusnya data ini sama dengan data cakupan kunjungan
ibu hamil ke 4 kali (K4).
Cakupan Asi Eksklusif 0 (AE0) sama dengan cakupan Asi Eksklusif 6
(AE6) dan dicatat lulus AE6. Sedangkan jika ada satu kali saja diberikan
makanan pendamping, maka tidak lagi masuk dalam pencatatan cakupan Asi
Eksklusif selanjutnya. Untuk cakupan Asi Eksklusif tahun 2019 mencapai
91,7% cukup jauh menurun kondisi tahun 2018 yaitu 94,3% Upaya
meningkatkan cakupan ini diantaranya kampanye ASI Eksklusif, penyuluhan
rutin di posyandu tentang pentingnya AE, dan adanya kelas ibu hamil, yang
memberikan pengetahuan pentingnya ASI dan juga kebijakan dari pemerintah
pusat tentang larangan promosi susu formula dibawah usia 6 bulan. Sementara
itu untuk kegiatan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) terus digalakkan agar bayi
mendapat rangsangan yang tepat.
Tahun 2018 mulai dilakukan perubahan tabel pada profil kesehatan ini
khususnya mengenai program gizi, yang tentunya mempengaruhi pola analisa
dari tren sebelumnya. Saat ini, untuk status gizi bukan hanya melihat balita
dengan kasus gizi buruk, tapi juga dengan stunting atau gizi pendek. Menurut
data eposyandu yang diambil bulan Agustus 2019, yang bertepatan dengan bulan
penimbangan dan distribusi vitamin A, kondisi status gizi stuting atau gizi
pendek tahun 2019 adalah 18,8% dari 62.624 balita yang diukur tinggi nya.
Sementara menurut Riset Kesehatan Dasar Nasional Tahun 2018, kondisi
Lombok Barat adalah 33,61 dari total sampel. Jika membandingkan data

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 41


riskesdas tahun 2013 (46,9) dan 2018, Lombok Barat sangat jauh menurun dan
ini menandakan hal baik, karena bisa menekan status gizi pendek. Dan tercatat
pada tahun 2019 sebanyak 32 kasus gizi buruk.

Grafik 11. Capaian Cakupan Balita ditimbang Tahun 2014- 2018 di Kabupaten
Lombok Barat

Tren Persentase Balita Yang Datang dan di Timbang Tahun 2015 -


2019 di Kabupaten Lombok Barat (85%)

92,94 94,52 95,29 95,48 96,0


100,00

80,00

60,00

40,00

20,00

-
2015 2016 2017 2018 2019

Sumber : Profil Kesehatan 2015 -2019

C. KESEHATAN PENDUDUK USIA PRODUKTIF


Kesehatan keluarga juga mencakup pelayanan pada kesehatan peduduk usia
produktif yaitu usia 15 tahun sampai 45 tahun, dan mendapatkan Pelayanan Keluarga
berencana dan Skreening IVA untuk perempuan baik yang sudah menikah maupun
belum menikah dan memiliki resiko tinggi.
Kesehatan penduduk usia produktif juga dipantau secara periodik melalui
kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu). Pada kegiatan posbindu ini, penduduk
usia dewasa (>15 tahun) diberikan pemeriksaan kesehatan yang meliputi pemeriksaan
fisik maupun pemeriksaan laboratorium. Posbindu ini dimaksudkan untuk memantau
potensi timbulnya penyakit metabolik degeneratif seperti hipertensi, stroke, diabetes
mellitus, gagal ginjal dan sebagainya. Kegiatan pemeriksaan kesehatan rutin ini juga
diamanatkan dalam Gerakan Masyarakat untuk Hidup Sehat (Germas).
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 42
Sedangkan untuk pelayanan skreening IVA bertujuan untuk mendeteksi awal
kanker leher rahim, yang beberapa tahun terakhir menjadi penyumbang kematian
wanita di Indonesia. Pemeriksaan ini menjadi program wajib bagi ibu hamil, ibu yang
pernah menikah dan bahkan disarankan bagi usia produktif yang belum menikah
tetapi memiliki resiko tinggi. Menurut data penjaringan di 245 posbindu, terdapat
10,8% usia produktif yang sudah diskrining dari sasaran produktif. Dari 10,8%
terdapat 27,1% yang beresiko terhadap penyakit tidak menular.
Menurut laporan puskesmas, dari 202.991 di tahun 2019, perempuan usia 30
-50 tahun, yang melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara
yaitu sebanyak 1.608 dan terdapat Iva positif sebanyak 101 atau 6,3 % dari yang
periksa. Kondisi ini menurun disbanding tahun 2018 yaitu 8,1%.

D. KESEHATAN USIA LANJUT


Seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup, maka penduduk memiliki
usia yang relatif lebih panjang. Sebagai konsekuensinya, jumlah penduduk usia lanjut
pun meningkat. Peningkatan penduduk usia lanjut ini memiliki konsekuensi
meningkatnya kebutuhan pelayanan kesehatan karena penduduk lansia cenderung
berpotensi yang lebih tinggi untuk memiliki gangguan kesehatan. Oleh karena itu
telah dikembangkan Posyandu lansia yang dimaksudkan untuk memberikan
pelayanan pemeriksaan kesehatan kepada lansia serta memberikan konseling dan
KIE tentang perilaku hidup sehat dan meminimalkan risiko gangguan kesehatan.
Pelayanan kesehatan usia lanjut adalah Pelayanan kesehatan untuk warga
negara usia 60 tahun ke atas dalam bentuk edukasi dan skrining usia lanjut sesuai
standar pada satu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun.
Pencatatan pelayanan kesehatan ini dilakukan melalui karang lansia dan juga
pelayanan skreening penyakit tidak menular bekerja sama dengan tim posbindu (pos
pembinaan terpadu), bahkan ada beberapa puskesmas yang memilki posyandu
khusus lansia. Pada tahun 2019 ini capaian pelayanan kesehatan usia lanjut yaitu
76,57 %, dan pelayanan yang diberikan selain skreening kesehatan, juga memberikan
edukasi tentang pola makan yang sehat dan melatih kemandirian lansia terutama di
karang lansia.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 43


Menurut standar yang dilakukan dalam melaksanakan pelayanan usia lanjut
yaitu skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular
dan penyakit tidak menular meliputi:
a) Pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut
b) Pengukuran tekanan darah
c) Pemeriksaan gula darah
d) Pemeriksaan gangguan mental
e) Pemeriksaan gangguan kognitif
f) Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
g) Anamnesa perilaku berisiko

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab V Kesehatan Keluarga - 44


BAB VI
PENGENDALIAN
PENYAKIT
Pengendalian penyakit adalah upaya penurunan insidens, prevalens, morbiditas atau
mortalitas dari suatu penyakit hingga level yang dapat diterima secara lokal. Angka
kesakitan dan kematian penyakit merupakan indikator dalam menilai derajat kesehatan
suatu masyarakat.
Pengendalian penyakit yang akan dibahas pada bab ini yaitu pengendalian penyakit
menular dan tidak menular. Penyakit menular meliputi penyakit menular langsung,
penyakit yang dapat dikendalikan dengan imunisasi dan penyakit yang ditularkan melalui
binatang. Sedangkan penyakit tidak menular meliputi upaya pencegahan dan deteksi dini
penyakit tidak menular tertentu. (Profil kesehatan Indonesia Tahun 2017)
Dalam mengatasi atau menurunkan angka kesakitan, diperlukan upaya yang
komprehensif, baik dari sumber daya, lingkungan dan juga pengobatan.

A. PENYAKIT MENULAR LANGSUNG


Yang dimaksud dengan penyakit menular langsung adalah, penyakit dapat ditularkan
langsung melalui kontak dan juga didukung oleh lingkungan. Di Kabupaten Lombok
Barat, jumlah penyakit menular langsung yang dipantau yaitu sebanyak 5 penyakit terdiri
dari Tuberculosis, Kusta, IMS,HIV/AIDS, Diare,ISPA/Pneunomia.
1. TBC (Tuberculosis)
Sasaran penjaringan suspek pada tahun 2019, sebanyak 6.935 dan ditemukan
kasus 962 untuk semua kasus TB, sedangkan kasus TB anak sebanyak 133 kasus jauh
meningkat dibanding tahun 2018 yang hanya 48 kasus. Dan dengan ditemukannya
banyak kasus TB ini, menunjukkan kinerja baik, karena yang ditekankan dalam
program TB bukan hanya pengobatan saja, tetapi penemuan kasusnya.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab VI Pengendalian Penyakit - 45


CNR untuk tahun 2019 total kasus adalah 158 per 100.000 penduduk meningkat
dari tahun sebelumnya, dengan CDR 43,63 %. Jika melihat angka kesembuhan yang
dicatat tahun 2019 cukup baik yaitu 95,4 90,7%. Sedangkan orang yang sakit TB dan
meninggal tahun 2019 sebanyak 32 orang.
Sebagai perbandingan program untuk analisanya dapat juga melihat data individu
yang dikunjungi saat mendata PIS PK, karena cukup berbeda secara definisi
operasional namun, perlu menjadi catatan juga. Bahwa pencapaian penemuan kasus
masih cukup kecil dibandingkan jika melihat capaian di PIS PK, yaitu sebanyak
39,09% (update oktober 2019) dengan definisi individu atau pasien TB yang berobat
teratur.
Berikut gambaran pada aplikasi PIS PK bulan Oktober Tahun 2019.
Grafik 12, Persentase Capaian 12 Indikator Keluarga Sehat Tahun 2018 (0,17)dan
2019 (0,16) Kabupaten Lombok Barat

Persentase Capaian 12 Indikator Keluarga Sehat Tahun 2018 (0,17)dan 2019 (0,16)
Kabupaten Lombok Barat
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
TB
Balita
Linake Air Jamba Paru Merok Hipert
IDL AE dipanta
KB JKN ODGJ
s bersih n sehat Beroba ok ensi
u
t
2018 98,48 97,59 96,36 96,83 95,45 84,84 69,53 42,23 41,06 37,16 34,44 19,63
2019 98,08 97,67 96,59 96,20 95,65 83,66 69,53 41,83 39,09 37,00 32,63 18,66

Sumber : Aplikasi PIS PK Tahun 2019 (diunduh bulan Oktober)


Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2019, prevalensi kasus TB Paru Lombok
Barat juga besar, yaitu 0,46 dan rangking 3 dari 10 kabupaten se- Propinsi NTB.
Tuberculose menjadi isu strategis nasional di tahun 2018, bahkan sampai saat ini,
sehingga, muncul upaya mendorong masyarakat agar mau mengobati dirinya sampai
sembuh agar tidak menyebarkan penyakit TB kepada individu lainnya. Upaya ini
sebetulnya juga sudah lahir sejak tahun 2017, dengan sebutan TOSS TB (Temukan
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab VI Pengendalian Penyakit - 46
dan Obati Sampai Sembuh Tubercoluse), hanya saja karena kurang menarik perhatian
dan minimnya kampanye TB ini, maka banyak masyarakat yang tidak mengetahuinya.
Harapannya dengan adanya isu staretgis nasional ini, daerah dapat
menindaklanjuti dengan aksi yang lebih nyata untuk masalah TB ini.
2. Pneumonia
Kasus Pneumonia pada balita merupakan kasus pembunuh terbanyak pada bayi.
Karena itu kasus ini menjadi perhatian yang cukup serius oleh pemerintah. Pada tahun
2017 telah, dicanangkan juga vaksinasi untuk pneumonia pada bayi yang
sesungguhnya vaksin ini sudah digunakan oleh kedokteran sudah cukup lama namun
karena harga yang cukup mahal sehingga baru tahun 2017 ini menjadi program
pemerintah artinya diberikan secara gratis pada beberapa daerah endemis pneumonia.
Prevalensi kasus pneumonia di Lombok Barat menurut Riskesdas Tahun 2108
yaitu 1,44. Artinya 1 dari 100 bayi terdeteksi menderita pneunomia. Sedangkan
realisasinya, dicatat sebagai Kasus pneumonia balita di Lombok Barat sebanyak 4.142
kasus, dan paling tinggi ditemukan di wilayah Puskesmas Kuripan yaitu 408 kasus.
Grafik 13, Jumlah Kasus Pneumonia Pada Balita Menurut Puskesmas Se
Kab.Lobar Tahun 2019

Jumlah Kasus Pneumonia Pada Balita Menurut Puskesmas Se


Kab.Lobar Tahun 2019
Meninting 255
174
Gunungsari 161
282
Lingsar 390
113
Sedau 268
298
Kuripan 408
100
Kediri 289
123
Labuapi 159
245
Gerung 254
110
Jakem 226
102
Sekotong 185
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Sumber : Laporan Pneumonia pada Bidang Dalkit PL Tahun 2019

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab VI Pengendalian Penyakit - 47


3. HIV / AIDS
Jumlah kasus HIV-AIDS yang ada di Kabupaten Lombok Barat bagaikan
fenomena gunung es yang tampak diidentifikasi sedikit namun dalam kenyataannya
di masyarakat terdapat banyak kasus yang belum terdeteksi.
Kasus baru HIV tahun 2019 sebanyak 12 kasus dengan proporsi jenis kelamin
perempuan lebih banyak dibanding laki-laki. Dan terbanyak pada usia 25-49 tahun.
Sedangkan untuk kasus baru AIDS tahun 2019 yaitu 12 kasus, dimana secara
kumulatif dilaporkan sampai saat ini di Kabupaten Lombok Barat terdapat 109 AIDS.
Sedangkan menurut pencatatan tahun 2019, terdapat 4 kasus kematian karena AIDS.
4. Diare pada balita
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek, cair bahkan seperti air
yang frekwensinya lebih sering dari biasanya, pada umumnya 3 kali atau lebih dalam
sehari.
Kasus diare biasanya terjadi peningkatan pada musim kemarau disebabkan
karena terbatasnya air bersih dan pada saat bulan pertama musim hujan karena sumber
air bersih yang digenangi air hujan atau air tanah permukaan ikut tercemar.
Target cakupan penemuan penderita Diare yaitu 270 per 1000 dikali jumlah penduduk
dikali 20 %, dimana :
• Target cakupan penemuan penderita Diare oleh SARKES adalah : 20% dari
taget penemuan dan diupayakan tidak ditemukan kematian akibat Diare (CFR
= 0 %).
• Target cakupan penemuan penderita Diare oleh Kader Diare adalah : 90% dari
target penemuan dan diupayakan tidak ditemukan kematian akibat Diare (CFR
= 0 %).
Jumlah kasus diare yang terlaporkan pada tahun 2019 sebanyak 8.295 jauh
meningkat dibandingkan tahun 2018 yaitu sebanyak 7.135. Meski demikian jika
dibandingkam dengan target penemuan, masih 47,2 %, masih terbilang rendah
dibandingkan, sehingga diperlukan upaya peningkatan koordinasi terhadap pencatatan
pelaporan serta menyamakan persepsi cara pencatatan pelaporan di level Puskesmas
maupun di Dinas Kesehatan.
Jika dilihat dari kondisi tahun 2019, kasus diare tertinggi di Puskesmas Kuripan
sebayak 810 kasus dan kasus terendah di wilayah Puskesmas Banyumulek sebanyak
193 kasus. Penanganan diare tidak hanya karena faktor lingkungan saja namun juga

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab VI Pengendalian Penyakit - 48


karena perilaku hidup dari masyarakat. Oleh karena itu dalam penanganannya harus
melibatkan program dan lintas sektor yang terkait, agar kasus diare ini tidak terus
meningkat.

5. Kusta
NCDR (New Case Detection Rate) Kusta tahun 2019 yaitu 1,0 kondisinya sama
dengan tahun 2018. Dapat dikatakan Kabupaten Lombok Barat sudah termasuk dalam
kelompok Low Endemik Kusta (Prevalensi < 0,5/10.000 penduduk), yaitu 0,19 namun
dengan penemuan ini maka perlu diperhatikan kembali tinjauan kasus kusta baru ini.

B. PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI


1. Kasus Difteri, Pertusis dan Tetanus
Pada tahun 2019 tidak ditemukan di Kabupaten Lombok Barat, demikian pula
tahun sebelumnya. Meskipun pada akhir tahun terjadi banyak kasus Difteri yang
muncul dibeberapa daerah di Indonesia, dan bahkan sempat juga terjadi di wilayah
Nusa Tenggara Barat, tetapi syukurlah tidak sampai terjadi di Lombok Barat.
2. Jumlah Kasus Campak
Kasus Campak, adalah salah satu kasus penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi dimana tahun 2019 ini terjadi kasus yang muncul dibeberapa daerah di
Indonesia termasuk di Nusa Tenggara Barat. Di Lombok Barat tidak ditemukan suspect
(termasuk yang dilaporkan oleh pihak Rumah Sakit).
3. Jumlah Kasus Polio
Sama dengan tahun sebelumnya pada tahun 2019 ini, tidak ada kasus polio di
Kabupaten Lombok Barat.
4. Jumlah Kasus Hepatitis B
Pencatatan pada tahun 2008 hingga tahun 2019 lalu tidak ditemukan kasus hepatitis
B di Kabupaten Lombok Barat. Namun bukan berati tidak ada kasus, hal ini
kemungkinan juga karena masyarakat tidak menyadari atau melaporkan keluhan yang
berhubungan dengan penyakit hepatitis B. Padahal catatan masa lalu, sebelum era 2000
an, Nusa Tenggara Barat merupakan endemis hepatitis, karena itu didirikan klinik
khusus Hepatika di Mataram.
Jika pada Tahun 2017 dilaporkan kasus Hepatitis pada Ibu Hamil sebanyak 110
kasus, namun tidak ada bayi yang dilahirkan dengan gangguan kasus hepatitis B.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab VI Pengendalian Penyakit - 49


Demikian pula tahun 2018 dan 2019 , tidak ada laporan tentang kasus hepatitis B pada
bayi.

6. AFP non Polio <15 tahun


AFP (acute flacid paralise) rate non polio pada penduduk berusia <15 tahun adalah
jumlah kasus AFP non polio yang dilaporkan dibagi jumlah penduduk usia < 15 tahun
dikalikan seratus ribu. Target dalam SPM adalah ≥ 2 per 100.000. Pada Tahun 2019,
telah ditemukan 3 kasus AFP sehingga capaian Kabupaten Lombok Barat menjadi 1,7
per 100.000 anak usia < 15 tahun.
Meskipun yang ditemukan 3 kasus, namun Sistem surveilans AFP Rumah Sakit
(hospital based sueveilans / HBS) dan sistem surveilans AFP Masyarakat, (Community
based surveilans system /CBS) berjalan dengan cukup baik.
Tujuan penemuan kasus AFP antara lain :
• Melacak dan menemukan semua kasus AFP yang ada disuatu daerah
• Mengumpulkan dua spesimen semua kasus AFP selambat-lambatnya 14 hari
setelah kelumpuhan, dengan tenggang waktu pengumpulan spesimen I dan II
adalah 24 jam.
• Mengidentifikasikan kemungkinan adanya virus-polio liar disuatu wilayah
melalui pemeriksaan spesimen tinja semua kasus AFP yang ditemukan dalam
wilayah tersebut.

C. PENYAKIT YANG DITULARKAN VEKTOR DAN ZOONOTIC


1. Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit endemis di sebagian besar
wilayah Indonesia atau wilayah tropis dengan sumber penularan manusia dan nyamuk
Aedes Aegypti sebagai vektornya. Target yang diharapkan dalam penanganan DBD
adalah pada upaya mencegah kematian, menekan penyebaran kasus dan penanganan
secara keseluruhan penderita DBD.
Trens 3 tahun terakhir menggambarkan kasusnya menurun, tahun 2016 lalu
terdapat 272 kasus, tahun 2017 jauh menurun menjadi 57 kasus dan menurun lagi
tahun 2018 ini menjadi 48 kasus dan tidak ada kasus meninggal dunia dalam 2 tahun
terakhir. Namun tahun 2019 bahkan sampai 2020 ini kasus Demam Berdarah Dengue
meningkat lagi menjadi 229 kasus. Dan Kasus terbanyak ditemukan di wilayah

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab VI Pengendalian Penyakit - 50


Puskesmas Kuripan sebanyak 58 kasus (meningkat 40 kasus atau 68,9% dibandingkan
tahun 2018) , dan jika dilihat dari segi jenis kelamin, kasus DBD ini lebih banyak
diderita oleh Laki-laki (123 kasus) daripada Perempuan (106 kasus).
Grafik 14, Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Se Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2018 dan 2019

Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue di Puskesmas se Kab.Lombok Barat


Tahun 2018 dan 2019
70

60

50

40

30

20

10

0
Dasa
Eyat Pera Bany Siger Gunu Peni
Sekot Pelan Jake Geru n Labu Kedir Kurip Narm Seda Suran Lings Meni
Maya mpua umul onga ngsar mbun
ong gan m ng Tape api i an ada u adi ar nting
ng n ek n i g
n
2018 0 0 7 0 11 1 4 0 6 0 18 0 0 0 0 0 0 0 1
2019 10 6 15 1 25 11 12 19 18 5 58 16 2 1 6 3 14 0 7

Sumber : Profil Kesehatan Kab.Lombok Barat TAhun 2018 -2019


2. Angka Kesakitan Malaria
Jika pada tahun 2018 lalu, terjadi KLB pada penyakit Malaria, yang ditemukan
sampai 1.015 kasus, maka tahun 2019 kasus tersebut dapat ditekan lagi menjadi 413
kasus dan API juga sudah mencapai kondisi dibawah 1 atau 0,6 per mil. Dan semoga
kondisi ini terus membaik sehinga Lombok Barat bisa memperoleh predikat bebas
penyakit malaria.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab VI Pengendalian Penyakit - 51


Grafik 15, Jumlah Penderita Malaria Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015 s. 2019

Jumlah Penderita Malaria Di Kabupaten Lombok Barat


Tahun 2015 s. 2019
1015

413
268
201
90

2015 2016 2017 2018 2019

Sumber : Profil Kesehatan Kab. Lombok Barat 2015 -2019


3. Filariasis
Tidak ditemukan kasus filariasis di Kabupaten Lombok Barat untuk tahun 2018.

D. PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)


Pembangunan dibidang kesehatan saat ini dihadapkan pada beban ganda, disamping
penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, terjadi peningkatan
kasus penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit
diabetes militus, stroke dan penyakit kanker dan penyakit degeneratif lainya serta
gangguan akibat kecelakaan dan cidera. Kencendrungan ini dipicu oleh berubahnya gaya
hidup masyarakat, adanya modernisasi serta urbanisasai penduduk antar kawasan atau
negara sehingga terjadi globalisasi hampir di semua aspek kehidupan sosial budaya,
ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, dan tekhnologi.
Komitmen global WHO pada tahun 2004 telah menetapkan salah satu solusi yaitu
pencegahan dan penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM) melalui program
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dengan 3 kegiatan inti yaitu aktifitas fisik
minimal 30 menit sehari, konsumsi sayur dan buah setiap hari dan cek kesehatan secara
berkala. Dengan berkembangnya kasus PTM maka dikeluarkan kebijakan untuk Standar
Pelayanan Minimal oleh Kementerian Kesehatan melalui Permenkes No 4 Tahun 2019,

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab VI Pengendalian Penyakit - 52


dan di dalammnya dimuat tentang indikator penyakit tidak menular Hipertensi, Dibetes
Melitus dan Orang Dengan Gangguan Jiwa(ODGJ).
Tahun 2019 ini hasil deteksi faktor resiko PTM menunjukkan cakupan pelayanan
Hipertensi pada penduduk umur ≥15 tahun sebesar 17,1% (absolut 8882 ), cakupan
pelayanan Dibetes Melitus sebesar 38,6% (absolut 3272). Sedangkan cakupan pelayanan
ODGJ Berat 35,6% (absolut 643). Sumber data diambil dari pelaporan khusus PTM.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab VI Pengendalian Penyakit - 53


BAB VII
KESEHATAN
LINGKUNGAN

A. SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan yang
digunakan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan. Pelaksanaan program STBM terdiri dari 8 pilar
yaitu :
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Yang Aman
4. Pengelolaan sampah dengan benar
5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman
6. Pemberian Gizi Ibu Hamil
7. Pemberian Makanan Bayi dan Anak
8. Pemantauan Pertumbuhan Bayi dan Anak
Meskipun untuk mencapai desa STBM sangat sulit, namun dengan dimulainya
desa yang mengdeklarasikan dirinya untuk tidak buang air besar sembarangan (Desa
ODF), maka minimal pilar pertama sudah dapat dicapai oleh beberapa desa di Lombok
Barat. Adapun jumlah Desa ODF di Kabupaten Lombok Barat meningkat dari 97 desa di
tahun 2018 menjadi 106 Desa di tahun 2019.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab VII PenyehatanLingkungan-54


Selain pilar pertama, yang selanjutnya di kampanyekan adalah pilar kedua yaitu
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), lalu dilanjutkan dengan pilar-pilar selanjutnya,
sehingga Pemerintah mendorong setiap daerah untuk membentuk Desa STBM di masing-
masing Desa/kelurahan. Sehingga dengan terbentuknya Desa STBM, diharapkan semua
pilar yang ada dapat dilaksnakaan dengan baik oleh masyarakat.

B. AIR MINUM
Akses air bersih juga meningkat dari 92,02%di tahun 2018 menjadi 93,14% di
tahun 2019. Peningkatan ini karena adanya pembangunan Sarana Air Bersih yang
dilaksanakan oleh masyarakat dan didukung oleh berbagai program antara lain
PAMSIMAS III, dan pembangunan sarana air bersih oleh Pemerintah Daerah melalui
Dinas PUTR Kabupaten Lombok Barat.

C. AKSES SANITASI LAYAK


Untuk Sarana Sanitasi (Jamban) meningkat dari 92,12% pada tahun 2018 menjadi
94,21%pada tahun 2019. Peningkatan akses sanitasi ini karena adanya pembangunan
sanitasi (jamban) yang dilaksanakan oleh masyarakat dan didukung oleh program
PAMSIMAS III, program SLBM Dinas PUPR Kabupaten Lombok Barat dan dukungan
Dana Desa

D. TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN


Terjadi peningkatan TTU yang memenuhi syarat kesehatan dari 86,15% di tahun
2018 menjadi 88,04% di tahun 2019. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan
pembinaan dan pengawasan secara berkala oleh tim puskesmas dan tim kabupaten serta
dukungan dari lintas program dan lintas sektor terkait.

E. TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM)


Adanya peningkatan TPM yang memenuhi syarat kesehatan dari 83,71% di tahun
2018 menjadi 86,04% di tahun 2019. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan pembinaan
secara berkala baik dari kabupaten maupun puskesmas serta adanya kesadaran dari

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab VII PenyehatanLingkungan-55


pemilik TPM untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas hygiene sanitasi
makanan dan minuman.

F. PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS


Untuk pengelolaan limbah medis semua puskesmas di kabupaten Lombok barat
sudah membangun TPS limbah B3 serta telah kerja sama dengan pihak ketiga dalam hal
ini dengan PT. Artama Sentosa sebagai transporter pengangkut limbah B3.

G. KEBIJAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


Jika pada tahun 2018 telah dilakukan Survey Rumah Tangga Sehat dengan hasil
71,58% (2.584) dengan responden 4030, meningkat sebayak 7 % pada survey tahun
2019 yaitu 78,11 % (3.140 dari 4020 responden).
Namun, karena hal ini merupakan data survey cepat dimana responden yang
dipantau juga berbeda dari tahun ke tahun, maka hal yang wajar jika terjadi peningkatan.
Survey ini bertujuan memperoleh data perubahan perilaku RT terhadap pembinaan dan
penyebaran informasi yang telah dilaksanakan. Upaya penyuluhan melalui media cetak
yang terus gencar dilakukan oleh petugas selain metode penyuluhan lainnya (film,
kelompok, keliling dsb) yang juga memberikan andil pada peningkatan pengetahuan
sampai perubahan sikap dan perilaku masyarakat. Upaya peningkatan RT sehat dilakukan
dengan pembinaan rumah tangga sehat melalui pemberdayaan kader kesehatan dan
pendamping desa.
Untuk menunjang perubahan PHBS dilakukan pendekatan menggunakan
kebijakan pemerintah, seperti Perda No 14 Tahun 2014, tentang Kawasan Tanpa Rokok,
agar membatasi ruang public untuk merokok di Fasilitas Kesehatan dan Pendidikan,
Dinas Kesehatan dan OPD Lainnya. Kebijakan lainnya misalnya Perbup 25 Tahun 2018
tentang Rencana Aksi Stunting, TB dan Imunisasi., kemudian SK Bupati No
26/21.1/Dikes/2018 Tentang DA’I Kesehatan untuk mendukung penyuluhan di tingkat
masyarakat.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab VII PenyehatanLingkungan-56


H. GERAKAN MASYARAKAT SEHAT
Tahun 2017 juga mulai dicanangkan program Germas atau yang disebut Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat. Merupakan program nasional untuk menurunkan penyakit
degenerative yang saat ini semakin meningkat tajam, dan terus diupayakan sampai ke
tingkat desa.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan
terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan
kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas
hidup. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian
terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian.
GERMAS dapat dilakukan dengan cara:
1. Melakukan aktifitas fisik,
2. Mengonsumsi sayur dan buah,
3. Tidak merokok,
4. Tidak mengonsumsi alkohol,
5. Memeriksa kesehatan secara rutin,
6. Membersihkan lingkungan, dan
7. Menggunakan jamban.
Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga
kegiatan, yaitu:
1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari,
2) Mengonsumsi buah dan sayur; dan
3) Memeriksakan kesehatan secara rutin (depkes.go,id)
Program ini bukan hanya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan saja namun semua
sektor, sehingga untuk menggalakan program ini dikoordinasikan oleh BAPPENAS,
sehingga jika didaerah dikoordinasikan oleh BAPPEDA, dan semua perangkat daerah
juga mempunyai peran masing-masing.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab VII PenyehatanLingkungan-57


I. PERUMAHAN
Adanya peningkatan jumlah rumah sehat dari 74,93% di tahun 2018 menjadi
76,69% di tahun 2019. Peningkatan rumah sehat ini terjadi karena perbaikan dan
pembangunan sarana yaitu sarana air bersih, jamban, SPAL, dan tempat pembuangan
sampah baik yang dilakukan oleh masyarakat sendiri maupun oleh Dinas terkait seperti
Dinas PUPR, Dinas Perumahan dan Permukiman, Dinas Sosial dan lainnya.

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 2019 Bab VII PenyehatanLingkungan-58


RESUME PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
I GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 1.054 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 122 Desa/Kelurahan Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 340.025 354.960 694.985 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,6 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 659,4 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 50,5 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 95,8 Tabel 2
8 Penduduk 15 tahun ke atas melek huruf 89,1 79,3 84,0 % Tabel 3
9 Penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 19,0 20,5 19,8 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 22,7 15,6 19,0 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 4,3 2,4 3,3 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0,7 0,8 0,8 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 1,1 2,1 1,6 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 7,7 5,1 6,3 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 1,0 0,1 0,5 % Tabel 3

II SARANA KESEHATAN
II.1 Sarana Kesehatan
10 Jumlah Rumah Sakit Umum 2 RS Tabel 4
11 Jumlah Rumah Sakit Khusus 0 RS Tabel 4
12 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 5 Puskesmas Tabel 4
13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 14 Puskesmas Tabel 4
14 Jumlah Puskesmas Keliling 40 Puskesmas keliling Tabel 4
15 Jumlah Puskesmas pembantu 59 Pustu Tabel 4
16 Jumlah Apotek 49 Apotek Tabel 4
17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,0 % Tabel 6

II.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


18 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan #REF! #REF! #REF! % Tabel 5
19 Cakupan Kunjungan Rawat Inap #REF! #REF! #REF! % Tabel 5
20 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS #REF! #REF! #REF! per 1.000 pasien keluar Tabel 7
21 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS #REF! #REF! #REF! per 1.000 pasien keluar Tabel 7
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
22 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 58,1 % Tabel 8
23 Bed Turn Over (BTO) di RS 75,9 Kali Tabel 8
24 Turn of Interval (TOI) di RS 2,0 Hari Tabel 8
25 Average Length of Stay (ALOS) di RS 3,3 Hari Tabel 8
26 Puskesmas dengan ketersediaan obat vaksin & essensial #REF! % Tabel 9

II.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)


27 Jumlah Posyandu 921 Posyandu Tabel 10
28 Posyandu Aktif 88,9 % Tabel 10
29 Rasio posyandu per 100 balita 1,4 per 100 balita Tabel 10
30 Posbindu PTM 241 Posbindu PTM Tabel 10

III SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN


31 Jumlah Dokter Spesialis 15 11 26 Orang Tabel 11
32 Jumlah Dokter Umum 46 77 123 Orang Tabel 11
33 Rasio Dokter (spesialis+umum) 21,75 per 100.000 penduduk Tabel 11
34 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 7 19 26 Orang Tabel 11
35 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 3,8 per 100.000 penduduk Tabel 11
36 Jumlah Bidan 420 Orang Tabel 12
37 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 61,30 per 100.000 penduduk Tabel 12
38 Jumlah Perawat 258 341 599 Orang Tabel 12
39 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 87,42 per 100.000 penduduk Tabel 12
40 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat 16 18 34 Orang Tabel 13
41 Jumlah Tenaga Sanitasi 17 27 44 Orang Tabel 13
42 Jumlah Tenaga Gizi 21 71 92 Orang Tabel 13
43 Jumlah Tenaga Kefarmasian 40 80 120 Orang Tabel 15

IV PEMBIAYAAN KESEHATAN
44 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 82,2 % Tabel 17
45 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan 100,0 % Tabel 18
46 Total anggaran kesehatan Rp388.488.539.730 Rp Tabel 19
47 APBD kesehatan terhadap APBD kab/kota 19,2 % Tabel 19
48 Anggaran kesehatan perkapita Rp558.988 Rp Tabel 19

V KESEHATAN KELUARGA
V.1 Kesehatan Ibu
49 Jumlah Lahir Hidup 6.997 6.711 13.708 Orang Tabel 20
50 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 14,0 8,9 11,5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 20
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
51 Jumlah Kematian Ibu 6 Ibu Tabel 21
52 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 43,77 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 21
53 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 107,5 % Tabel 23
54 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 95,9 % Tabel 23
55 Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ 73,3 % Tabel 24
56 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 95,4 % Tabel 27
57 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 95,9 % Tabel 23
58 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 95,9 % Tabel 23
59 Pelayanan Ibu Nifas KF3 94,3 % Tabel 23
60 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 94,3 % Tabel 23
61 Penanganan komplikasi kebidanan 93,3 % Tabel 30
62 Peserta KB Aktif 76,6 % Tabel 28
63 Peserta KB Pasca Persalinan 65,4 % Tabel 29

V.2 Kesehatan Anak


64 Jumlah Kematian Neonatal 26 14 40 neonatal Tabel 31
65 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 3,7 2,1 2,9 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
66 Jumlah Bayi Mati 29 17 46 bayi Tabel 31
67 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 4,1 2,5 3,4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
68 Jumlah Balita Mati 32 18 50 Balita Tabel 31
69 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 4,6 2,7 3,6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
70 Penanganan komplikasi Neonatal 72,4 64,0 68,3 % Tabel 30
71 Bayi baru lahir ditimbang 100,0 100,0 100,0 % Tabel 33
72 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 4,6 4,6 4,6 % Tabel 33
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 100,0 100,0 100,0 % Tabel 34
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 98,8 98,5 98,7 % Tabel 34
75 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 91,7 % Tabel 35
76 Pelayanan kesehatan bayi 100,6 93,9 97,2 % Tabel 36
77 Desa/Kelurahan UCI 100,0 % Tabel 37
78 Cakupan Imunisasi Campak/MR pada Bayi 108,3 100,8 104,5 % Tabel 39
79 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 107,9 100,4 104,1 % Tabel 39
80 Bayi Mendapat Vitamin A 99,6 % Tabel 41
81 Anak Balita Mendapat Vitamin A 99,3 % Tabel 41
82 Pelayanan kesehatan balita 85,6 88,4 87,0 % Tabel 42
83 Balita ditimbang (D/S) 96,1 95,9 96,0 % Tabel 43
84 Balita gizi kurang (BB/umur) 14,6 % Tabel 44
85 Balita pendek (TB/umur) 18,8 % Tabel 44
86 Balita kurus (BB/TB) 2,8 Tabel 44
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
87 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI 95,8 % Tabel 45
88 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 7 SMP/MTs 91,9 %
Tabel 45
89 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 57,8 %
SMA/MA Tabel 45
90 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar 38,3 % Tabel 45

V.3 Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut


91 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 9,9 11,5 10,8 % Tabel 48
92 Pelayanan Kesehatan Usila (60+ tahun) 70,0 82,9 76,6 % Tabel 49

VI PENGENDALIAN PENYAKIT
VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung
93 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar 114,12 % Tabel 51
94 CNR seluruh kasus TBC 158 per 100.000 penduduk Tabel 51
95 Case detection rate TBC 43,63 % Tabel 51
96 Cakupan penemuan kasus TBC anak 44,16 % Tabel 51
97 Angka kesembuhan BTA+ 89,6 92,3 90,7 % Tabel 52
98 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 24,5 27,7 25,8 % Tabel 52
99 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua
kasus TBC 94,5 96,9 95,4 % Tabel 52
100 Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis 3,3 per 100.000 penduduk Tabel 52
101 Penemuan penderita pneumonia pada balita 550,7 % Tabel 53
102 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar
pneumonia min 60% 1,0 % Tabel 53
103 Jumlah Kasus HIV 5 7 12 Kasus Tabel 54
104 Jumlah Kasus Baru AIDS 8 4 12 Kasus Tabel 55
105 Jumlah Kematian akibat AIDS 3 1 4 Jiwa Tabel 55
106 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 47,2 % Tabel 56
107 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua umur 65,9 % Tabel 56
108 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 5 2 7 Kasus Tabel 57
109 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 1 1 1 per 100.000 penduduk Tabel 57
110 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun 0,0 % Tabel 58
111 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta 100,0 % Tabel 58
112 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 % Tabel 58
113 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 58
114 Angka Prevalensi Kusta 0,1 per 10.000 Penduduk Tabel 59
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
115 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 100,0 200,0 150,0 % Tabel 60
116 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100,0 100,0 100,0 % Tabel 60

VI.2 Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan


Imunisasi
117 AFP Rate (non polio) < 15 tahun 1,7 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 61
118 Jumlah kasus difteri 0 0 0 Kasus Tabel 62
119 Case fatality rate difteri #DIV/0! % Tabel 62
120 Jumlah kasus pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 62
121 Jumlah kasus tetanus neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 62
122 Case fatality rate tetanus neonatorum #DIV/0! % Tabel 62
123 Jumlah kasus hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 62
124 Jumlah kasus suspek campak 0 0 0 Kasus Tabel 62
125 Insiden rate suspek campak 0,0 0,0 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 62
126 KLB ditangani < 24 jam #DIV/0! % Tabel 63

VI.3 Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik


127 Angka kesakitan (incidence rate) DBD 17,7 15,3 33,0 per 100.000 penduduk Tabel 65
128 Angka kematian (case fatality rate) DBD 0,0 0,0 0,0 % Tabel 65
129 Angka kesakitan malaria (annual parasit incidence ) 0,0 0,0 0,6 per 1.000 penduduk Tabel 66
130 Konfirmasi laboratorium pada suspek malaria 139,4 % Tabel 66
131 Pengobatan standar kasus malaria positif 100,0 % Tabel 66
132 Case fatality rate malaria #DIV/0! #DIV/0! 0,0 % Tabel 66
133 Penderita kronis filariasis 0 0 0 Kasus Tabel 67

VI.4 Pengendalian Penyakit Tidak Menular


135 Penderita Hipertensi Mendapat Pelayanan Kesehatan 15,0 19,0 17,1 % Tabel 68
136 Penyandang DM mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar 38,6 % Tabel 69
138 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 0,8 % perempuan usia 30-50 tahun Tabel 70
139 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 6,3 % Tabel 70
140 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0,8 % Tabel 70
141 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat 35,6 % Tabel 71

VII KESEHATAN LINGKUNGAN


142 Sarana air minum dengan risiko rendah dan sedang 58,5 % Tabel 72
143 Sarana air minum memenuhi syarat 79,7 % Tabel 72
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
144 Penduduk dengan akses terhadap sanitasi yang layak 94,2
(jamban sehat) % Tabel 73
145 Desa STBM 0,0 % Tabel 74
146 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 88,0 % Tabel 75
147 Tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan 86,0 % Tabel 76
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


JUMLAH
NO KECAMATAN WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
DESA KELURAHAN PENDUDUK
(km 2) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Sekotong 529,4 9 0 9 74.392 18.334 4,1 140,5
2 Lembar 62,7 10 0 10 51.407 14.951 3,4 820,4
3 Gerung 62,3 11 3 14 84.665 24.607 3,4 1359,0
4 Labuapi 28,3 12 0 12 67.195 19.467 3,5 2371,9
5 Kediri 21,6 10 0 10 58.462 16.249 3,6 2701,6
6 Kuripan 21,6 6 0 6 38.658 11.006 3,5 1793,0
7 Narmada 107,6 21 0 21 94.147 28.904 3,3 874,8
8 Lingsar 96,6 15 0 15 70.549 21.916 3,2 730,5
9 Gunungsari 89,7 16 0 16 97.106 24.789 3,9 1082,1
10 Batulayar 34,1 9 0 9 58.404 14.936 3,9 1712,2

KABUPATEN/KOTA 1.053,9 119 3 122 694.985 195.159 3,6 659,4

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota


- sumber lain…... (sebutkan)
11.779
TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6

1 0-4 33.685 32.158 65.843 104,7


2 5-9 33.609 32.529 66.138 103,3
3 10 - 14 34.310 32.428 66.738 105,8
4 15 - 19 33.662 31.735 65.397 106,1
5 20 - 24 30.560 30.250 60.810 101,0
6 25 - 29 28.638 30.468 59.106 94,0
7 30 - 34 25.325 29.580 54.905 85,6
8 35 - 39 24.289 28.913 53.202 84,0
9 40 - 44 22.295 24.945 47.240 89,4
10 45 - 49 19.715 21.117 40.832 93,4
11 50 - 54 15.843 17.217 33.060 92,0
12 55 - 59 12.255 13.928 26.183 88,0
13 60 - 64 9.982 11.141 21.123 89,6
14 65 - 69 6.825 7.438 14.263 91,8
15 70 - 74 4.627 5.452 10.079 84,9
16 75+ 4.405 5.661 10.066 77,8

KABUPATEN/KOTA 340.025 354.960 694.985 95,8


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 50

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota


- Sumber lain…... (sebutkan)
TABEL 3

PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF


DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 238.421 257.845 496.266

2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 212.528 204.522 417.050 89,14 79,32 84,04

3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:


a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 25,16 37,08 31,4
b. SD/MI 0 18,55 16,33 17,4
c. SMP/ MTs 0 18,96 20,48 19,8
d. SMA/ MA 0 22,67 15,64 19,0
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 4,28 2,41 3,3
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 0,69 0,79 0,8
g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 1,08 2,09 1,6
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 0 7,66 5,05 6,3
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0,96 0,12 0,5

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota


TABEL 4

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 2 0 0 0 2
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0 0 0 0 0
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 5 0 0 0 5
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 32 0 0 0 32
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 14 0 0 0 14
3 PUSKESMAS KELILING 0 0 39 0 0 1 40
4 POSKESDES 0 0 116 0 0 0 116
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 59 0 0 0 59
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 11 11
2 KLINIK PRATAMA 0 0 0 0 0 15 15
3 KLINIK UTAMA 0 0 0 0 0 0 0
4 BALAI PENGOBATAN 0 0 0 0 0 0 0
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 5 5
6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN 0 0 0 0 0 34 34
7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN 0 0 0 0 0 4 4
8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 0 0 0 0 0 3 3
9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 1 0 0 1 2
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0 0
11 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 0 0 0 0 0
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 0
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 0 2 2
6 APOTEK 0 0 0 0 0 49 49
7 APOTEK PRB 0 0 0 0 0 0 0
8 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 7 7
9 TOKO ALKES 0 0 0 0 0 0 0

Sumber: Yankes
TABEL 5

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
1 Puskesmas
1 Sekotong 12.327 18.266 30.593 367 816 1.183 14 6 20
2 Pelangan 6.563 9.359 15.922 0 0 0 50 28 78
3 Jembatan Kembar 10.294 15.580 25.874 0 0 0 74 44 118
4 Eyat Mayang 7.462 4.519 11.981 0 0 0 11 5 16
5 Gerung 20.950 27.739 48.689 86 96 182 578 563 1.141
6 Dasan Tapen 4.705 10.135 14.840 0 0 0 0 0 0
7 Labuapi 18.061 38.819 56.880 0 0 0 0 0 0
8 Perampuan 14.252 19.164 33.416 0 0 0 0 0 0
9 Kediri 13.691 20.042 33.733 370 824 1.194 33 29 62
10 Banyumulek 12.912 9.749 22.661 0 0 0 0 0 0
11 Kuripan 3.473 4.429 7.902 0 0 0 0 0 0
12 Narmada 20.397 32.269 52.666 258 278 536 710 466 1.176
13 Sedau 8.325 12.241 20.566 0 0 0 3 20 23
14 Suranadi 2.522 2.038 4.560 0 0 0 0 0 0
15 Lingsar 17.696 23.527 41.223 0 0 0 26 17 43
16 Sigerongan 10.969 15.148 26.117 0 0 0 29 13 42
17 Gunungsari 31.576 50.816 82.392 439 508 947 0 0 0
18 Penimbung 12.515 18.163 30.678 0 0 0 36 59 95
19 Meninting 13.878 20.151 34.029 0 0 0 41 36 77
0 0
2 Klinik Pratama
1 Klinik Pratama Medika 654 730 1.384 0 0 0 0 0 0
2 Klinik Asyfa Al-Hakim 669 896 1.565 88 63 151 0 0 0
3 Klinik Pratama Gunungsari 748 894 1.642 0 0 0 0 0 0
4 Duman Indah 2.422 1.902 4.324 0 0 0 0 0 0
5 Klinik Permata 4.377 4.970 9.347 252 327 579 0 0 0
6 Klinik Damai Pesona 7.116 15.889 23.005 0 0 0 0 0 0
7 Klinik Gracia 989 1.980 2.969 75 52 127 0 0 0
8 Klinik Azmi 1.642 2.045 3.687 0 0 0 0 0 0
9 Keluarga Kita 685 551 1.236 0 0 0 0 0 0
10 Narmada Clinic 7.119 7.185 14.304 11 13 24 0 0 0
11 Soka Klinik 7.095 10.642 17.737 143 214 357 0 0 0
12 Kresna Husada 3.823 3.414 7.237 224 202 426 0 0 0
13 Jepun Medical Centre (JMD) 8.020 9.043 17.063 302 368 670 6 0 6
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0

3 Praktik Mandiri Dokter


1 dr. Arif Nugraha 442 416 858 0 0 0 0 0 0
2 dr. Lisna Arifani 687 850 1.537 0 0 0 0 0 0
3 dr. Fairuz Syafi'I Imam 368 340 708 0 0 0 0 0 0
4 dr. I Ketut Sepidiarta 0 73 73 0 0 0 0 0 0
5 dr. Hermansyah 2.131 1.557 3.688 0 0 0 0 0 0
6 dr. N. Cahyadi 451 417 868 0 0 0 0 0 0
7 dr. Komang Budiasa 1.674 4.492 6.166 0 0 0 0 0 0
8 dr. Yuni Musfarina 300 420 720 0 0 0 0 0 0
9 dr. Ayu Agustin 150 201 351 0 0 0 0 0 0
10 dr. Muhyiddin 205 187 392 0 0 0 0 0 0
11 dr. Nyoman Wardana 550 530 1.080 0 0 0 0 0 0
12 dr. K. Pasek Cindra Budi 1.650 1.300 2.950 0 0 0 0 0 0
13 dr. I Nengah Putra Arisudewa 74 76 150 0 0 0 0 0 0
14 dr. Gede Sutawan 2.427 2.102 4.529 0 0 0 0 0 0
15 dr. Davin Pratama Cahyadi 860 1.251 2.111 0 0 0 0 4 4
16 dr. Mahir 201 236 437 0 0 0 0 0 0
17 dr. Helma Nurlatifah 10 20 30 0 0 0 0 0 0
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

4 Praktik Mandiri Dokter Gigi


1 drg. Arbain Ishak 1.440 2.160 3.600 0 0 0 0 0 0

5 Praktik Mandiri Bidan/Perawat


1 Bidan Sipakyah, Amd., Keb. 0 401 401 0 0 0 0 0 0
2 Bidan Kamariah, Amd., Keb. 0 305 305 0 0 0 0 0 0
3 Bidan Menik Sumarni, Amd., Keb. 0 375 375 0 0 0 0 0 0
4 Hj. Nurhayati 138 162 300 0 0
5 Desak Putu Kusdewi, Amd., Keb. 2.755 2.690 5.445 0 109 109 0 0 0
6 Dahliarti, Amd., Keb. 0 584 584 0 0 0 0 0 0
7 Hj. Bq. Puspa Asriani 17 12 29 0 0 0 0 0 0
8 Hj. Rohmi 355 328 683 0 0 0 0 0 0
9 A. M. Sri Wahyuningsih 98 169 267 0 12 12 0 0 0
10 Ni Wayan Supadmi, Amd., Keb. 0 1.427 1.427 0 0 0 0 0 0
11 Hj. Susilawati, Amd.,Keb. 0 458 458 0 0 0 0 0 0
12 Bidan Henny WRD Lehan, SST. 15 347 362 0 0 0 0 0 0
13 Ketut Mertawati, SST 0 35 35 0 0 0 0 0 0
14 Made Nari, SST 174 1.345 1.519 0 0 0 0 0 0
15 Sri Hidayati, Amd., Keb. 10 90 100 0 0 0 0 0 0
16 Neny Wahdayanti, Amd. Keb. 4 282 286 0 0 0 0 0 0
17 BPM Sri Suhartini, Amd., Keb. 0 260 260 0 9 9 0 0 0
18 BPM Ira Yulianti, Amd., Keb. 2.190 564 2.754 0 0 0 0 0 0
19 BPM Fauziah, Amd., Keb. 2.168 4.337 6.505 0 50 50 0 0 0
20 BPM Sri Wijayanti 0 75 75 0 0 0 0 0 0
21 Sekotong Wound Care 90 145 235 0 0 0 0 0 0
22 Ns. M. Ramli, S. Kep. 727 1.349 2.076 0 0 0 0 0 0
23 Novi Kristanti 0 198 198 0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH I 310.288 444.861 755.149 2.615 3.941 6.556 1.611 1.290 2.901
B Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut
1 Klinik Utama
1 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
dst 0 0 0
2 RS Umum
1 RSUD PATUT PATUH PATJU 23.912 25.132 49.044 5.245 6.119 11.364 2.495 3.292 5.787
2 RSUD AWET MUDA NARMADA 7.194 9.022 16.216 1.259 1.946 3.205 0 0 0
0 0 0
dst 0 0 0
3 RS Khusus
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
dst 0 0 0
4 Praktik Mandiri Dokter Spesialis
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
dst 0 0 0

SUB JUMLAH II 31.106 34.154 65.260 6.504 8.065 14.569 2.495 3.292 5.787
JUMLAH (KAB/KOTA) 341.394 479.015 820.409 9.119 12.006 21.125 4.106 4.582 8.688
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 340.025 354.960 694.985 340.025 354.960 694.985
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 100,4 134,9 118,0 2,7 3,4 3,0

Sumber: Yankes
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 6

PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


NO RUMAH SAKIT JUMLAH
JUMLAH %
1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,0

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0,0

KABUPATEN/KOTA 2 2 100,0

Sumber: Yankes
TABEL 7

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR MATI


JUMLAH PASIEN KELUAR MATI Gross Death Rate Net Death Rate
NO NAMA RUMAH SAKITa (HIDUP + MATI) ≥ 48 JAM DIRAWAT
TEMPAT TIDUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 RSUD Patut Patuh Patju 120 5.245 6.119 11.364 54 75 129 78 109 187 10,3 12,3 11,4 14,9 17,8 16,5
2 RSAM Narmada 69 1.411 1.575 2.986 14 14 28 6 5 11 9,9 8,9 9,4 4,3 3,2 3,7
3 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
6 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
8 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
9 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
11 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
12 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
13 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
14 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
15 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
16 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
17 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
18 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
19 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
20 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

KABUPATEN/KOTA 189 6.656 7.694 14.350 68 89 157 84 114 198 10,2 11,6 10,9 12,6 14,8 13,8

Sumber: Yankes (RSU Tripat dan RSAM)

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta


TABEL 8

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA


NO NAMA RUMAH SAKITa BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RSUD Patut Patuh Patju 120 11.364 30.641 40.762 70,0 95 1,2 3,6
2 RSAM Narmada 69 2.986 9.416 6.695 37,39 43,28 5,28 2,24

KABUPATEN/KOTA 189 14.350 40.057 47.457 58,1 76 2 3

Sumber: Yankes (RSU Tripat dan RSAM)


Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 9

PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN


NO KECAMATAN PUSKESMAS
ESENSIAL*
1 2 3 4
1 Sekotong Sekotong V
2 Pelangan V
3 Lembar Jakem V
4 Eyat Mayang V
5 Gerung Gerung V
6 Dasan Tapen V
7 Labuapi Labuapi V
8 Perampuan V
9 Kediri Kediri V
10 Banyumulek V
11 Kuripan Kuripan V
12 Narmada Narmada V
13 Sedau V
14 Suranadi V
15 Lingsar Lingsar V
16 Sigerongan V
17 Gunungsari Gunungsari V
18 Penimbung V
19 Batulayar Meninting V
JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL 19
JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR 19
% PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL 100,00%

Sumber: UPTD IFK Kab. Lobar


Keterangan: *) beri tanda "V" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial ≥80%
*) beri tanda "X" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial <80%
*) jika puskesmas tersebut tidak melapor, mohon dikosongkan atau tidak memberi tanda "V" maupun "X"
TABEL 10

JUMLAH POSYANDU DAN POSBINDU PTM* MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

STRATA POSYANDU JUMLAH


POSYANDU AKTIF*
NO KECAMATAN PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI POSBINDU
JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % PTM**
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Sekotong Sekotong 0 0,0 24 57,1 16 38,1 2 4,8 42 18 42,9 40
2 0 Pelangan 2 3,3 33 54,1 26 42,6 0 0,0 61 26 42,6 8
3 Lembar Jakem 0 0,0 21 55,3 17 44,7 0 0,0 38 17 44,7 5
4 0 Eyat Mayang 0 0,0 1 2,0 49 98,0 0 0,0 50 49 98,0 5
5 Gerung Gerung 0 0,0 1 2,0 41 82,0 8 16,0 50 49 98,0 7
6 0 Dasan Tapen 0 0,0 0 0,0 47 100,0 0 0,0 47 47 100,0 7
7 Labuapi Labuapi 0 0,0 0 0,0 33 84,6 6 15,4 39 39 100,0 9
8 0 Perampuan 2 3,8 0 0,0 46 88,5 4 7,7 52 50 96,2 6
9 Kediri Kediri 0 0,0 1 1,9 52 96,3 1 1,9 54 53 98,1 6
10 0 Banyumulek 0 0,0 0 0,0 27 93,1 2 6,9 29 29 100,0 4
11 Kuripan Kuripan 0 0,0 0 0,0 61 96,8 2 3,2 63 63 100,0 13
12 Narmada Narmada 0 0,0 0 0,0 56 96,6 2 3,4 58 58 100,0 11
13 0 Sedau 0 0,0 0 0,0 31 100,0 0 0,0 31 31 100,0 8
14 0 Suranadi 0 0,0 1 3,0 32 97,0 0 0,0 33 32 97,0 10
15 Lingsar Lingsar 0 0,0 0 0,0 51 100,0 0 0,0 51 51 100,0 10
16 0 Sigerongan 0 0,0 0 0,0 35 81,4 8 18,6 43 43 100,0 14
17 Gunungsari Gunungsari 0 0,0 3 4,6 41 63,1 21 32,3 65 62 95,4 57
18 0 Penimbung 0 0,0 3 6,4 37 78,7 7 14,9 47 44 93,6 9
19 Batulayar Meninting 0 0,0 10 14,7 58 85,3 0 0,0 68 58 85,3 12

JUMLAH (KAB/KOTA) 4 0,4 98 10,6 756 82,1 63 6,8 921 819 88,9 241
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1,4

Sumber: Promkes Dikes Lobar


TABEL 11

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Puskesmas Sekotong 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1

2 Puskesmas Pelangan 0 0 0 2 0 2 2 0 2 1 0 1 0 0 0 1 0 1

3 Puskesmas Jakem 0 0 0 2 0 2 2 0 2 1 0 1 0 0 0 1 0 1

4 Puskesmas Eyat Mayang 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Puskesmas Gerung 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1

6 Puskesmas Dasan Tapen 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1

7 Puskesmas Labuapi 0 0 0 2 2 4 2 2 4 0 1 1 0 0 0 0 1 1

8 Puskesmas Perampuan 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1

9 Puskesmas Kediri 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1

10 Puskesmas Banyumulek 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1

11 Puskesmas Kuripan 0 0 0 1 2 3 1 2 3 1 0 1 0 0 0 1 0 1

12 Puskesmas Narmada 0 0 0 1 2 3 1 2 3 1 0 1 0 0 0 1 0 1

13 Puskesmas Sedau 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 3 3 0 0 0 0 3 3

14 Puskesmas Suranadi 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 Puskesmas Lingsar 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1

16 Puskesmas Sigerongan 0 0 0 0 2 2 0 2 2 1 0 1 0 0 0 1 0 1

17 Puskesmas Gunungsari 0 0 0 2 2 4 2 2 4 0 1 1 0 0 0 0 1 1

18 Puskesmas Penimbung 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1

19 Puskesmas Meninting 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1

Sub total puskesmas 0 0 0 17 27 44 17 27 44 5 14 19 0 0 0 5 14 19

1 RS Patut Patuh Patju 11 5 16 5 11 16 16 16 32 1 0 1 0 2 2 1 2 3

2 RS Awet Muda Narmada 2 3 5 6 4 10 8 7 15 1 1 2 0 0 0 1 1 2

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 2 3 5 18 35 53 20 38 58 0 2 2 0 0 0 0 2 2

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


b
JUMLAH (KAB/KOTA) 15 11 26 46 77 123 61 88 149 7 17 24 0 2 2 7 19 26

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 3,8 18,0 21,7 3,5 0,3 3,8
Keterangan : a) Jumlah termasuk S3; b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
Sumber: Bidang SDK Dikes Lobar
Dinas Kesehatan Kab. Lobar tidak memiliki Klinik dan juga diklat
TABEL 12

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PERAWATa
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6

1 Puskesmas Sekotong 10 9 19 18

2 Puskesmas Pelangan 8 5 13 20

3 Puskesmas Jakem 4 9 13 19

4 Puskesmas Eyat Mayang 8 5 13 13

5 Puskesmas Gerung 16 14 30 16

6 Puskesmas Dasan Tapen 11 10 21 16

7 Puskesmas Labuapi 5 9 14 19

8 Puskesmas Perampuan 6 14 20 17

9 Puskesmas Kediri 12 11 23 22

10 Puskesmas Banyumulek 5 7 12 11

11 Puskesmas Kuripan 5 17 22 21

12 Puskesmas Narmada 8 14 22 21

13 Puskesmas Sedau 8 9 17 14

14 Puskesmas Suranadi 8 8 16 11

15 Puskesmas Lingsar 7 14 21 17

16 Puskesmas Sigerongan 9 12 21 15

17 Puskesmas Gunungsari 12 20 32 23

18 Puskesmas Penimbung 8 10 18 15

19 Puskesmas Meninting 12 7 19 18

Sub total Puskesmas 162 204 366 326

1 RS Patut Patuh Patju 67 99 166 51

2 RS Awet Muda Narmada 23 24 47 28

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 6 14 20 15

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0


b
JUMLAH (KAB/KOTA) 258 341 599 420

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 87,4 61,3

Sumber: Bidang SDK Dikes Lobar


TABEL 13

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN GIZI


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Puskesmas Sekotong 2 1 3 1 0 1

2 Puskesmas Pelangan 1 1 2 0 2 2

3 Puskesmas Jakem 1 1 2 0 1 1

4 Puskesmas Eyat Mayang 1 0 1 0 0 0

5 Puskesmas Gerung 1 1 2 1 1 2

6 Puskesmas Dasan Tapen 2 0 2 2 2 4

7 Puskesmas Labuapi 0 0 0 2 1 3

8 Puskesmas Perampuan 0 1 1 0 3 3

9 Puskesmas Kediri 0 0 0 0 2 2

10 Puskesmas Banyumulek 1 1 2 0 1 1

11 Puskesmas Kuripan 0 2 2 1 2 3

12 Puskesmas Narmada 0 2 2 1 1 2

13 Puskesmas Sedau 0 2 2 0 1 1

14 Puskesmas Suranadi 0 0 0 2 0 2

15 Puskesmas Lingsar 1 1 2 1 1 2

16 Puskesmas Sigerongan 1 1 2 1 1 2

17 Puskesmas Gunungsari 2 1 3 0 2 2

18 Puskesmas Penimbung 1 0 1 0 1 1

19 Puskesmas Meninting 1 1 2 1 0 1

Sub total 15 16 31 13 22 35

1 RS Patut Patuh Patju 1 2 3 1 4 5

2 RS Awet Muda Narmada 0 0 0 3 1 4

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA)a 16 18 34 17 27 44

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKa 5,0 6,4

Sumber: Bidang SDK Dikes Lobar


TABEL 14

JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

AHLI LABORATORIUM TENAGA TEKNIK


NO UNIT KERJA KETERAPIAN FISIK KETEKNISIAN MEDIS
MEDIK BIOMEDIKA LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Puskesmas Sekotong 0 3 3 0 0 0 0 0 0 2 0 2
2 Puskesmas Pelangan 1 2 3 0 0 0 0 0 0 1 1 2
3 Puskesmas Jakem 0 5 5 0 0 0 0 0 0 2 1 3
4 Puskesmas Eyat Mayang 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
5 Puskesmas Gerung 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3
6 Puskesmas Dasan Tapen 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 2 2
7 Puskesmas Labuapi 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 3 3
8 Puskesmas Perampuan 0 2 2 0 0 0 0 0 0 1 1 2
9 Puskesmas Kediri 1 2 3 0 0 0 0 0 0 1 0 1
10 Puskesmas Banyumulek 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Puskesmas Kuripan 0 3 3 0 0 0 0 0 0 1 1 2
12 Puskesmas Narmada 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 2 2
13 Puskesmas Sedau 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
14 Puskesmas Suranadi 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
15 Puskesmas Lingsar 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 1 1
16 Puskesmas Sigerongan 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 1 1
17 Puskesmas Gunungsari 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 1 1
18 Puskesmas Penimbung 0 4 4 0 0 0 0 0 0 0 1 1
19 Puskesmas Meninting 0 2 2 0 0 0 0 0 0 1 0 1

Sub Total Puskesmas 11 39 50 0 0 0 0 0 0 11 20 31

1 RS Patut Patuh Patju 3 8 11 7 2 9 0 1 1 4 6 10


2 RS Awet Muda Narmada 1 4 5 4 2 6 0 0 0 4 4 8
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)a 15 51 66 11 4 15 0 1 1 19 30 49
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKa 9,6 2,2 0,1 7,2

Sumber: Bidang SDK Dikes Lobar


Keterangan : a) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
TABEL 15

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2018

TENAGA KEFARMASIAN

TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Sekotong 0 2 2 1 0 1 1 2 3

2 Puskesmas Pelangan 1 1 2 1 0 1 2 1 3

3 Puskesmas Jakem 1 2 3 0 0 0 1 2 3

4 Puskesmas Eyat Mayang 1 0 1 0 0 0 1 0 1

5 Puskesmas Gerung 2 0 2 0 0 0 2 0 2

6 Puskesmas Dasan Tapen 0 2 2 0 0 0 0 2 2

7 Puskesmas Labuapi 0 2 2 0 0 0 0 2 2

8 Puskesmas Perampuan 0 3 3 0 0 0 0 3 3

9 Puskesmas Kediri 0 1 1 0 0 0 0 1 1

10 Puskesmas Banyumulek 0 1 1 0 0 0 0 1 1

11 Puskesmas Kuripan 1 2 3 0 0 0 1 2 3

12 Puskesmas Narmada 1 1 2 0 1 1 1 2 3

13 Puskesmas Sedau 0 1 1 0 0 0 0 1 1

14 Puskesmas Suranadi 0 2 2 0 0 0 0 2 2

15 Puskesmas Lingsar 0 1 1 0 0 0 0 1 1

16 Puskesmas Sigerongan 1 0 1 0 0 0 1 0 1

17 Puskesmas Gunungsari 0 1 1 1 0 1 1 1 2

18 Puskesmas Penimbung 1 1 2 0 0 0 1 1 2

19 Puskesmas Meninting 0 3 3 0 0 0 0 3 3

Sub total puskesmas 9 26 35 3 1 4 12 27 39

1 RS Patut Patuh Patju 5 6 11 3 5 8 8 11 19

2 RS Awet Muda Narmada 4 4 8 1 1 2 5 5 10

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 15 37 52 15 37 52

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA)b 18 36 54 22 44 66 40 80 120

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 7,88 9,63 17,51

Sumber: Bidang SDK Dikes Lobar


Keterangan : a) Termasuk analis farmasi, asisten apoteker, dan sarjana farmasi;
b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
TABEL 16

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN


TENAGA DUKUNGAN TOTAL
NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL TENAGA PENDIDIK
MANAJEMEN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Puskesmas Sekotong 2 0 2 0 0 0 10 10 20 12 10 22

2 Puskesmas Pelangan 1 1 2 0 0 0 9 2 11 10 3 13

3 Puskesmas Jakem 1 1 2 0 0 0 7 10 17 8 11 19

4 Puskesmas Eyat Mayang 1 1 2 0 0 0 7 2 9 8 3 11

5 Puskesmas Gerung 0 2 2 0 0 0 10 12 22 10 14 24

6 Puskesmas Dasan Tapen 0 2 2 0 0 0 7 5 12 7 7 14

7 Puskesmas Labuapi 0 2 2 0 0 0 8 4 12 8 6 14

8 Puskesmas Perampuan 2 0 2 0 0 0 8 2 10 10 2 12

9 Puskesmas Kediri 2 0 2 0 0 0 6 8 14 8 8 16

10 Puskesmas Banyumulek 1 1 2 0 0 0 5 5 10 6 6 12

11 Puskesmas Kuripan 1 1 2 0 0 0 9 8 17 10 9 19

12 Puskesmas Narmada 2 0 2 0 0 0 11 7 18 13 7 20

13 Puskesmas Sedau 2 0 2 0 0 0 9 3 12 11 3 14

14 Puskesmas Suranadi 1 1 2 0 0 0 7 2 9 8 3 11

15 Puskesmas Lingsar 1 1 2 0 0 0 11 5 16 12 6 18

16 Puskesmas Sigerongan 1 1 2 0 0 0 7 5 12 8 6 14

17 Puskesmas Gunungsari 2 0 2 0 0 0 15 6 21 17 6 23

18 Puskesmas Penimbung 2 0 2 0 0 0 7 2 9 9 2 11

19 Puskesmas Meninting 2 0 2 0 0 0 7 5 12 9 5 14

Sub Total Puskesmas 24 14 38 0 0 0 160 103 263 184 117 301

1 RS Patut Patuh Patju 9 4 13 0 0 0 99 55 154 108 59 167

2 RS Awet Muda Narmada 2 2 4 0 0 0 16 19 35 18 21 39

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 16 8 24 0 0 0 64 31 95 80 39 119

JUMLAH (KAB/KOTA)a 51 28 79 0 0 0 339 208 547 390 236 626

Sumber: Bidang SDK Dikes Lobar


TABEL 17

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN


KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PESERTA JAMINAN KESEHATAN


NO JENIS KEPESERTAAN
JUMLAH %
1 2 3 4

PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI)

1 PBI APBN 406.291 59,3

2 PBI APBD 19.764 2,9

SUB JUMLAH PBI 426.055 62,2

NON PBI

1 Pekerja Penerima Upah (PPU) 79.864 11,7

Pekerja Bukan Penerima Upah


2 53.313 7,8
(PBPU)/mandiri

3 Bukan Pekerja (BP) 4.046 0,6

SUB JUMLAH NON PBI 137.223 20,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 563.278 82,2

Sumber: Bidang SDK Dikes Lobar


TABEL 18

PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

DESA
NO KECAMATAN PUSKESMAS YG MEMANFAATKAN DANA
JUMLAH %
DESA UNTUK KESEHATAN
1 2 3 4 5 6
1 Sekotong Sekotong 9 9 100,0
2 0 Pelangan - -
3 Lembar Jakem 10 10 100,0
4 0 Eyat Mayang - -
5 Gerung Gerung 11 11 100,0
6 0 Dasan Tapen - -
7 Labuapi Labuapi 12 12 100,0
8 0 Perampuan - -
9 Kediri Kediri 10 10 100,0
10 0 Banyumulek - -
11 Kuripan Kuripan 6 6 100,0
12 Narmada Narmada 21 21 100,0
13 0 Sedau - -
14 0 Suranadi - -
15 Lingsar Lingsar 15 15 100,0
16 0 Sigerongan - -
17 Gunungsari Gunungsari 16 16 100,0
18 0 Penimbung - -
19 Batulayar Meninting 9 9 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 119 119 100,0

Sumber: Dinas PMD Lobar


TABEL 19

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA Rp 388.488.539.729,96 100,00


I. Dinas Kesehatan Rp 283.883.794.704,49
a. Belanja Langsung Rp 227.628.540.986,49
b. Belanja Tidak Langsung Rp 56.255.253.718,00
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 138.513.063.200,00
- DAK fisik Rp 118.330.258.200,00
1. Reguler Rp 73.304.289.200,00
2. Penugasan Rp 4.416.312.000,00
3. Afirmasi Rp 40.609.657.000,00
- DAK non fisik Rp 20.182.805.000,00
1. BOK Rp 16.115.456.000,00
2. Akreditasi Rp 2.284.349.000,00
3. Jampersal Rp 1.783.000.000,00

II. RSUD Rp 104.604.745.025,47


a. Belanja Langsung Rp 75.305.648.317,47
b. Belanja Tidak Langsung Rp 15.809.341.908,00
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 13.489.754.800,00
- DAK fisik Rp 13.489.754.800,00
1. Reguler Rp 13.489.754.800,00
2. Penugasan Rp0,00
3. Afirmasi Rp0,00

2 APBD PROVINSI Rp0,00 0,00


a. Belanja Langsung
b. Belanja Tidak Langsung
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) : BOK

3 APBN : Rp0,00 0,00


a. Dana Dekonsentrasi
b. Lain-lain (sebutkan), misal bansos kapitasi

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0,00


(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN* Rp0,00 0,00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN Rp388.488.539.729,96


TOTAL APBD KAB/KOTA 2.021.851.442.251
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 19,2
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Rp558.988,38

Sumber: Subbag Program Dikes, RS Tripat


TABEL 20

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

JUMLAH KELAHIRAN
NAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN
PUSKESMAS
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 365 9 374 341 3 344 706 12 718
2 0 Pelangan 375 6 381 288 2 290 663 8 671
3 Lembar Jakem 286 6 292 279 8 287 565 14 579
4 0 Eyat Mayang 238 3 241 220 3 223 458 6 464
5 Gerung Gerung 433 10 443 389 3 392 822 13 835
6 0 Dasan Tapen 404 2 406 447 1 448 851 3 854
7 Labuapi Labuapi 336 2 338 319 1 320 655 3 658
8 0 Perampuan 386 6 392 367 3 370 753 9 762
9 Kediri Kediri 460 12 472 393 3 396 853 15 868
10 0 Banyumulek 241 8 249 218 2 220 459 10 469
11 Kuripan Kuripan 389 7 396 409 5 414 798 12 810
12 Narmada Narmada 448 1 449 431 5 436 879 6 885
13 0 Sedau 264 1 265 266 0 266 530 1 531
14 0 Suranadi 271 0 271 234 2 236 505 2 507
15 Lingsar Lingsar 342 3 345 336 5 341 678 8 686
16 0 Sigerongan 363 10 373 310 5 315 673 15 688
17 Gunungsari Gunungsari 575 8 583 650 5 655 1.225 13 1.238
18 0 Penimbung 296 1 297 286 2 288 582 3 585
19 Batulayar Meninting 525 4 529 528 2 530 1.053 6 1.059
JUMLAH (KAB/KOTA) 6.997 99 7.096 6.711 60 6.771 13.708 159 13.867
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 14,0 8,9 11,5

Sumber: KIA Dikes

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 21

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS
HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34
≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Sekotong Sekotong 706 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


2 0 Pelangan 663 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Lembar Jakem 565 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 Eyat Mayang 458 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1
5 Gerung Gerung 822 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 Dasan Tapen 851 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
7 Labuapi Labuapi 655 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Perampuan 753 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kediri Kediri 853 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 Banyumulek 459 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kuripan Kuripan 798 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0 2 1 3
12 Narmada Narmada 879 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 Sedau 530 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
14 0 Suranadi 505 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Lingsar Lingsar 678 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 Sigerongan 673 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Gunungsari Gunungsari 1.225 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 Penimbung 582 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Batulayar Meninting 1.053 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 13.708 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 1 6 1 4 1 6
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 44

Sumber: KIA Dikes


Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 22

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PENYEBAB KEMATIAN IBU


GANGGUAN
HIPERTENSI
NO KECAMATAN PUSKESMAS SISTEM GANGGUAN
PERDARAHAN DALAM INFEKSI LAIN-LAIN
PEREDARAN METABOLIK**
KEHAMILAN
DARAH *
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Sekotong Sekotong 0 0 0 0 0 0
2 0 Pelangan 0 0 0 0 0 0
3 Lembar Jakem 0 0 0 0 0 0
4 0 Eyat Mayang 1 0 0 0 0 0
5 Gerung Gerung 0 0 0 0 0 0
6 0 Dasan Tapen 0 1 0 0 0 0
7 Labuapi Labuapi 0 0 0 0 0 0
8 0 Perampuan 0 0 0 0 0 0
9 Kediri Kediri 0 0 0 0 0 0
10 0 Banyumulek 0 0 0 0 0 0
11 Kuripan Kuripan 1 2 0 0 0 0
12 Narmada Narmada 0 0 0 0 0 0
13 0 Sedau 0 1 0 0 0 0
14 0 Suranadi 0 0 0 0 0 0
15 Lingsar Lingsar 0 0 0 0 0 0
16 0 Sigerongan 0 0 0 0 0 0
17 Gunungsari Gunungsari 0 0 0 0 0 0
18 0 Penimbung 0 0 0 0 0 0
19 Batulayar Meninting 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 4 0 0 0 0

Sumber: KIA Dikes


* Jantung, Stroke, dll
** Diabetes Mellitus, dll
TABEL 23

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS


PERSALINAN PERSALINAN DI IBU NIFAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS K1 K4 KF1 KF2 KF3
JUMLAH JUMLAH DITOLONG NAKES FASYANKES MENDAPAT VIT A
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Sekotong Sekotong 706 838 118,7 766 108,5 676 716 105,9 716 105,9 699 103,4 699 103,4 699 103,4 699 103,4
2 0 Pelangan 841 855 101,7 725 86,2 803 666 82,9 666 82,9 666 82,9 666 82,9 666 82,9 666 82,9
3 Lembar Jakem 644 772 119,9 641 99,5 613 588 95,9 588 95,9 588 95,9 588 95,9 588 95,9 588 95,9
4 0 Eyat Mayang 442 552 124,9 445 100,7 425 458 107,7 458 107,7 456 107,2 456 107,2 456 107,2 456 107,2
5 Gerung Gerung 846 941 111,2 827 97,8 806 831 103,1 831 103,1 779 96,6 779 96,6 779 96,6 779 96,6
6 0 Dasan Tapen 963 1.013 105,2 870 90,3 918 854 93,1 854 93,1 835 91,0 835 91,0 835 91,0 835 91,0
7 Labuapi Labuapi 721 720 99,9 712 98,8 686 656 95,7 656 95,7 652 95,1 652 95,1 652 95,1 652 95,1
8 0 Perampuan 816 835 102,3 800 98,0 779 760 97,5 760 97,5 754 96,8 754 96,8 754 96,8 754 96,8
9 Kediri Kediri 892 960 107,6 847 95,0 852 865 101,6 865 101,6 832 97,7 832 97,7 832 97,7 832 97,7
10 0 Banyumulek 559 531 95,0 447 80,0 532 467 87,7 467 87,7 460 86,4 460 86,4 460 86,4 460 86,4
11 Kuripan Kuripan 866 893 103,1 787 90,9 821 804 97,9 803 97,8 791 96,3 791 96,3 791 96,3 791 96,3
12 Narmada Narmada 975 1.072 109,9 888 91,1 935 883 94,5 883 94,5 876 93,7 876 93,7 876 93,7 876 93,7
13 0 Sedau 674 687 101,9 628 93,2 644 533 82,8 533 82,8 527 81,9 527 81,9 527 81,9 527 81,9
14 0 Suranadi 582 592 101,7 577 99,1 558 506 90,8 506 90,8 504 90,4 504 90,4 504 90,4 504 90,4
15 Lingsar Lingsar 722 786 108,9 707 97,9 690 683 99,0 683 99,0 672 97,4 672 97,4 672 97,4 672 97,4
16 0 Sigerongan 687 749 109,0 682 99,3 654 681 104,1 681 104,1 680 104,0 680 104,0 680 104,0 680 104,0
17 Gunungsari Gunungsari 1.310 1.482 113,1 1.349 103,0 1.251 1.231 98,4 1.231 98,4 1.208 96,6 1.208 96,6 1.208 96,6 1.208 96,6
18 0 Penimbung 651 668 102,6 603 92,6 622 593 95,4 593 95,4 579 93,1 579 93,1 579 93,1 579 93,1
19 Batulayar Meninting 1.206 1.292 107,1 1.183 98,1 1.153 1.053 91,3 1.053 91,3 1.040 90,2 1.040 90,2 1.040 90,2 1.040 90,2
JUMLAH (KAB/KOTA) 15.103 16.238 107,5 14.484 95,9 14.417 13.828 95,9 13.827 95,9 13.598 94,3 13.598 94,3 13.598 94,3 13.598 94,3

Sumber: KIA Dikes


TABEL 24

CAKUPAN IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL


JUMLAH IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS Td1 Td2 Td3 Td4 Td5 Td2+
HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Sekotong Sekotong 706 161 22,8 120 17,0 223 31,6 75 10,6 33 4,7 451 63,9
2 0 Pelangan 841 270 32,1 213 25,3 273 32,5 115 13,7 53 6,3 654 77,8
3 Lembar Jakem 644 93 14,4 154 23,9 226 35,1 233 36,2 124 19,3 737 114,4
4 0 Eyat Mayang 442 43 9,7 66 14,9 126 28,5 185 41,9 177 40,0 554 125,3
5 Gerung Gerung 846 109 12,9 90 10,6 209 24,7 107 12,6 23 2,7 429 50,7
6 0 Dasan Tapen 963 0 0,0 0 0,0 54 5,6 273 28,3 141 14,6 468 48,6
7 Labuapi Labuapi 721 642 89,0 644 89,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 644 89,3
8 0 Perampuan 816 101 12,4 172 21,1 161 19,7 60 7,4 37 4,5 430 52,7
9 Kediri Kediri 892 42 4,7 95 10,7 330 37,0 264 29,6 89 10,0 778 87,2
10 0 Banyumulek 559 1 0,2 36 6,4 51 9,1 58 10,4 106 19,0 251 44,9
11 Kuripan Kuripan 866 149 17,2 168 19,4 217 25,1 175 20,2 107 12,4 667 77,0
12 Narmada Narmada 975 5 0,5 8 0,8 295 30,3 418 42,9 239 24,5 960 98,5
13 0 Sedau 674 2 0,3 0 0,0 52 7,7 58 8,6 61 9,1 171 25,4
14 0 Suranadi 582 0 0,0 0 0,0 0 0,0 93 16,0 108 18,6 201 34,5
15 Lingsar Lingsar 722 0 0,0 0 0,0 0 0,0 374 51,8 358 49,6 732 101,4
16 0 Sigerongan 687 1 0,1 1 0,1 4 0,6 3 0,4 12 1,7 20 2,9
17 Gunungsari Gunungsari 1.310 94 7,2 306 23,4 491 37,5 393 30,0 144 11,0 1.334 101,8
18 0 Penimbung 651 63 9,7 131 20,1 185 28,4 55 8,4 33 5,1 404 62,1
19 Batulayar Meninting 1.206 19 1,6 78 6,5 340 28,2 435 36,1 331 27,4 1.184 98,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 15.103 1.795 11,9 2.282 15,1 3.237 21,4 3.374 22,3 2.176 14,4 11.069 73,3

Sumber: Laporan Imunisasi Kabupaten (Seksi Pencegahan Penyakit)


TABEL 25

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

JUMLAH WUS IMUNISASI Td PADA WUS TIDAK HAMIL


NO KECAMATAN PUSKESMAS TIDAK HAMIL Td1 Td2 Td3 Td4 Td5
(15-39 TAHUN) JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Sekotong Sekotong 6.345 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0


2 0 Pelangan 7.564 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
3 Lembar Jakem 5.789 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
4 0 Eyat Mayang 3.977 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
5 Gerung Gerung 7.613 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
6 0 Dasan Tapen 8.665 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
7 Labuapi Labuapi 6.481 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
8 0 Perampuan 7.339 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
9 Kediri Kediri 8.022 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
10 0 Banyumulek 5.030 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
11 Kuripan Kuripan 7.788 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
12 Narmada Narmada 8.772 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
13 0 Sedau 6.063 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
14 0 Suranadi 5.234 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
15 Lingsar Lingsar 6.491 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
16 0 Sigerongan 6.180 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
17 Gunungsari Gunungsari 11.784 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
18 0 Penimbung 5.858 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
19 Batulayar Meninting 10.848 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 135.843 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Sumber: Laporan Imunisasi Kabupaten (Seksi Pencegahan Penyakit)


TABEL 26

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

IMUNISASI Td PADA WUS


JUMLAH WUS
NO KECAMATAN PUSKESMAS Td1 Td2 Td3 Td4 Td5
(15-39 TAHUN)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Sekotong Sekotong 7.051 161 2,3 120 1,7 223 3,2 75 1,1 33 0,5
2 0 Pelangan 8.405 270 3,2 213 2,5 273 3,2 115 1,4 53 0,6
3 Lembar Jakem 6.433 93 1,4 154 2,4 226 3,5 233 3,6 124 1,9
4 0 Eyat Mayang 4.419 43 1,0 66 1,5 126 2,9 185 4,2 177 4,0
5 Gerung Gerung 8.459 109 1,3 90 1,1 209 2,5 107 1,3 23 0,3
6 0 Dasan Tapen 9.628 0 0,0 0 0,0 54 0,6 273 2,8 141 1,5
7 Labuapi Labuapi 7.202 642 8,9 644 8,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0
8 0 Perampuan 8.155 101 1,2 172 2,1 161 2,0 60 0,7 37 0,5
9 Kediri Kediri 8.914 42 0,5 95 1,1 330 3,7 264 3,0 89 1,0
10 0 Banyumulek 5.589 1 0,0 36 0,6 51 0,9 58 1,0 106 1,9
11 Kuripan Kuripan 8.654 149 1,7 168 1,9 217 2,5 175 2,0 107 1,2
12 Narmada Narmada 9.747 5 0,1 8 0,1 295 3,0 418 4,3 239 2,5
13 0 Sedau 6.737 2 0,0 0 0,0 52 0,8 58 0,9 61 0,9
14 0 Suranadi 5.816 0 0,0 0 0,0 0 0,0 93 1,6 108 1,9
15 Lingsar Lingsar 7.213 0 0,0 0 0,0 0 0,0 374 5,2 358 5,0
16 0 Sigerongan 6.867 1 0,0 1 0,0 4 0,1 3 0,0 12 0,2
17 Gunungsari Gunungsari 13.094 94 0,7 306 2,3 491 3,7 393 3,0 144 1,1
18 0 Penimbung 6.509 63 1,0 131 2,0 185 2,8 55 0,8 33 0,5
19 Batulayar Meninting 12.054 19 0,2 78 0,6 340 2,8 435 3,6 331 2,7

JUMLAH (KAB/KOTA) 150.946 1.795 1,2 2.282 1,5 3.237 2,1 3.374 2,2 2.176 1,4

Sumber: Laporan Imunisasi Kabupaten (Seksi Pencegahan Penyakit)


TABEL 27

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

JUMLAH IBU TTD (90 TABLET)


NO KECAMATAN PUSKESMAS
HAMIL JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 Sekotong Sekotong 706 766 108,5
2 0 Pelangan 841 714 84,9
3 Lembar Jakem 644 641 99,5
4 0 Eyat Mayang 442 445 100,7
5 Gerung Gerung 846 827 97,8
6 0 Dasan Tapen 963 870 90,3
7 Labuapi Labuapi 721 692 96,0
8 0 Perampuan 816 832 102,0
9 Kediri Kediri 892 842 94,4
10 0 Banyumulek 559 474 84,8
11 Kuripan Kuripan 866 787 90,9
12 Narmada Narmada 975 888 91,1
13 0 Sedau 674 628 93,2
14 0 Suranadi 582 577 99,1
15 Lingsar Lingsar 722 707 97,9
16 0 Sigerongan 687 682 99,3
17 Gunungsari Gunungsari 1.310 1.236 94,4
18 0 Penimbung 651 602 92,5
19 Batulayar Meninting 1.206 1.195 99,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 15.103 14.405 95,4

Sumber: Gizi Dikes


TABEL 28

PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PESERTA KB AKTIF
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PUS
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Sekotong Sekotong 6.788 15 0,3 2.190 43,2 483 9,5 360 7,1 5 0,1 67 1,3 1.946 38,4 5.071 74,7
2 0 Pelangan 7.545 0 0,0 2.287 43,0 496 9,3 463 8,7 0 0,0 44 0,8 2.029 38,1 5.319 70,5
3 Lembar Jakem 8.014 5 0,1 2.451 38,3 1.025 16,0 1.250 19,5 1 0,0 38 0,6 1.625 25,4 6.396 79,8
4 0 Eyat Mayang 6.539 0 0,0 2.480 50,9 725 14,9 397 8,2 4 0,1 20 0,4 1.239 25,4 4.869 74,5
5 Gerung Gerung 9.996 39 0,5 3.996 48,6 841 10,2 1.088 13,2 5 0,1 171 2,1 2.070 25,2 8.215 82,2
6 0 Dasan Tapen 10.626 28 0,3 4.585 57,2 997 12,4 476 5,9 1 0,0 66 0,8 1.867 23,3 8.021 75,5
7 Labuapi Labuapi 6.000 38 0,8 2.834 62,7 446 9,9 544 12,0 0 0,0 59 1,3 600 13,3 4.521 75,4
8 0 Perampuan 9.361 93 1,3 1.997 28,7 1.029 14,8 1.113 16,0 9 0,1 82 1,2 2.633 37,8 6.965 74,4
9 Kediri Kediri 7.071 39 0,8 2.953 59,3 260 5,2 768 15,4 7 0,1 51 1,0 891 17,9 4.976 70,4
10 0 Banyumulek 4.106 17 0,6 1.667 59,2 157 5,6 336 11,9 2 0,1 17 0,6 618 21,9 2.816 68,6
11 Kuripan Kuripan 7.345 15 0,3 3.463 61,9 246 4,4 324 5,8 2 0,0 75 1,3 1.464 26,2 5.591 76,1
12 Narmada Narmada 5.435 24 0,6 2.386 56,9 192 4,6 438 10,4 4 0,1 81 1,9 1.067 25,4 4.196 77,2
13 0 Sedau 8.998 52 0,8 3.632 52,9 399 5,8 1.150 16,7 26 0,4 179 2,6 1.403 20,4 6.867 76,3
14 0 Suranadi 5.353 42 1,0 2.173 52,0 294 7,0 621 14,9 24 0,6 83 2,0 917 21,9 4.178 78,0
15 Lingsar Lingsar 7.584 31 0,5 3.147 51,0 518 8,4 1.055 17,1 13 0,2 174 2,8 1.221 19,8 6.172 81,4
16 0 Sigerongan 7.794 58 0,9 2.718 43,5 785 12,5 779 12,5 26 0,4 128 2,0 1.735 27,7 6.255 80,3
17 Gunungsari Gunungsari 12.964 74 0,7 6.555 64,1 381 3,7 960 9,4 6 0,1 202 2,0 2.043 20,0 10.227 78,9
18 0 Penimbung 6.606 5 0,1 2.898 54,0 373 6,9 216 4,0 34 0,6 55 1,0 1.752 32,6 5.367 81,2
19 Batulayar Meninting 9.032 95 1,4 4.427 63,8 707 10,2 504 7,3 16 0,2 89 1,3 1.082 15,6 6.936 76,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 147.157 670 0,6 58.839 52,2 10.354 9,2 12.842 11,4 185 0,2 1.681 1,5 28.202 25,0 112.773 76,6

Sumber :Laporan KB Kesga Dikes


Keterangan:
AKDR: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
TABEL 29

CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

JUMLAH IBU PESERTA KB PASCA PERSALINAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS
BERSALIN
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Sekotong Sekotong 676 0 0,0 562 98,1 0 0,0 6 1,0 0 0,0 0 0,0 5 0,9 573 84,7
2 0 Pelangan 803 1 0,3 256 86,5 0 0,0 6 2,0 0 0,0 2 0,7 31 10,5 296 36,9
3 Lembar Jakem 613 1 0,7 121 84,0 2 1,4 4 2,8 0 0,0 4 2,8 12 8,3 144 23,5
4 0 Eyat Mayang 425 9 2,3 320 82,5 1 0,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 58 14,9 388 91,2
5 Gerung Gerung 806 4 0,8 301 62,1 2 0,4 41 8,5 0 0,0 26 5,4 111 22,9 485 60,1
6 0 Dasan Tapen 918 0 0,0 530 69,1 10 1,3 46 6,0 1 0,1 0 0,0 179 23,3 767 83,6
7 Labuapi Labuapi 686 0 0,0 452 85,3 0 0,0 47 8,9 12 2,3 1 0,2 6 1,1 530 77,3
8 0 Perampuan 779 2 0,3 568 81,8 0 0,0 28 4,0 0 0,0 8 1,2 88 12,7 694 89,1
9 Kediri Kediri 852 0 0,0 240 33,2 0 0,0 150 20,8 0 0,0 4 0,6 328 45,4 722 84,8
10 0 Banyumulek 532 0 0,0 203 64,9 2 0,6 40 12,8 0 0,0 4 1,3 64 20,4 313 58,8
11 Kuripan Kuripan 821 0 0,0 293 54,1 6 1,1 16 3,0 21 3,9 28 5,2 157 29,0 542 66,0
12 Narmada Narmada 935 0 0,0 539 82,9 0 0,0 42 6,5 0 0,0 6 0,9 63 9,7 650 69,6
13 0 Sedau 644 0 0,0 280 84,6 0 0,0 11 3,3 0 0,0 4 1,2 36 10,9 331 51,4
14 0 Suranadi 558 0 0,0 199 72,1 14 5,1 21 7,6 0 0,0 4 1,4 38 13,8 276 49,5
15 Lingsar Lingsar 690 0 0,0 396 75,4 0 0,0 62 11,8 0 0,0 1 0,2 66 12,6 525 76,1
16 0 Sigerongan 654 0 0,0 109 53,4 1 0,5 29 14,2 0 0,0 4 2,0 61 29,9 204 31,2
17 Gunungsari Gunungsari 1.251 0 0,0 450 70,2 0 0,0 55 8,6 1 0,2 11 1,7 123 19,2 641 51,3
18 0 Penimbung 622 0 0,0 370 75,5 1 0,2 38 7,8 0 0,0 0 0,0 81 16,5 490 78,8
19 Batulayar Meninting 1.153 2 0,2 731 82,1 19 2,1 36 4,0 0 0,0 7 0,8 95 10,7 890 77,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 14.417 19 0,2 6.920 73,4 58 0,6 678 7,2 35 0,4 114 1,2 1.602 17,0 9.426 65,4

Sumber :Laporan KB Kesga Dikes


TABEL 30

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL


MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PERKIRAAN PENANGANAN
PERKIRAAN NEONATAL PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP
JUMLAH KOMPLIKASI
NO KECAMATAN PUSKESMAS DENGAN KEBIDANAN L P L+P
IBU HAMIL KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Sekotong Sekotong 706 141 109 77,2 365 341 706 55 51 106 48 87,7 51 99,7 99 93,5
2 0 Pelangan 841 168 168 99,9 375 288 663 56 43 99 34 60,4 26 60,2 60 60,3
3 Lembar Jakem 644 129 97 75,3 286 279 565 43 42 85 21 49,0 22 52,6 43 50,7
4 0 Eyat Mayang 442 88 89 100,7 238 220 458 36 33 69 36 100,8 16 48,5 52 75,7
5 Gerung Gerung 846 169 181 107,0 433 389 822 65 58 123 41 63,1 20 34,3 61 49,5
6 0 Dasan Tapen 963 193 138 71,7 404 447 851 61 67 128 44 72,6 31 46,2 75 58,8
7 Labuapi Labuapi 721 144 68 47,2 336 319 655 50 48 98 9 17,9 9 18,8 18 18,3
8 0 Perampuan 816 163 174 106,6 386 367 753 58 55 113 45 77,7 40 72,7 85 75,3
9 Kediri Kediri 892 178 220 123,3 460 393 853 69 59 128 48 69,6 36 61,1 84 65,7
10 0 Banyumulek 559 112 127 113,6 241 218 459 36 33 69 31 85,8 21 64,2 52 75,5
11 Kuripan Kuripan 866 173 184 106,2 389 409 798 58 61 120 53 90,8 67 109,2 120 100,3
12 Narmada Narmada 975 195 171 87,7 448 431 879 67 65 132 46 68,5 40 61,9 86 65,2
13 0 Sedau 674 135 122 90,5 264 266 530 40 40 80 33 83,3 30 75,2 63 79,2
14 0 Suranadi 582 116 87 74,7 271 234 505 41 35 76 31 76,3 12 34,2 43 56,8
15 Lingsar Lingsar 722 144 101 69,9 342 336 678 51 50 102 38 74,1 33 65,5 71 69,8
16 0 Sigerongan 687 137 137 99,7 363 310 673 54 47 101 30 55,1 44 94,6 74 73,3
17 Gunungsari Gunungsari 1.310 262 252 96,2 575 650 1.225 86 98 184 70 81,2 68 69,7 138 75,1
18 0 Penimbung 651 130 140 107,5 296 286 582 44 43 87 22 49,5 16 37,3 38 43,5
19 Batulayar Meninting 1.206 241 252 104,5 525 528 1.053 79 79 158 80 101,6 62 78,3 142 89,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 15.103 3.021 2.817 93,3 6.997 6.711 13.708 1.050 1.007 2.056 760 72,4 644 64,0 1.404 68,3

Sumber: KIA Dikes


TABEL 31

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS BALITA BALITA BALITA
NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH
a a a
BAYI BAYI BAYI
BALITA TOTAL BALITA TOTAL BALITA TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Sekotong Sekotong 2 2 0 2 0 0 0 0 2 2 0 2
2 0 Pelangan 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2 0 2
3 Lembar Jakem 0 1 2 3 1 1 0 1 1 2 2 4
4 0 Eyat Mayang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Gerung Gerung 4 4 0 4 0 0 0 0 4 4 0 4
6 0 Dasan Tapen 3 3 0 3 0 0 0 0 3 3 0 3
7 Labuapi Labuapi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Perampuan 2 2 0 2 2 3 0 3 4 5 0 5
9 Kediri Kediri 2 2 1 3 1 2 1 3 3 4 2 6
10 0 Banyumulek 4 4 0 4 1 1 0 1 5 5 0 5
11 Kuripan Kuripan 0 1 0 1 5 5 0 5 5 6 0 6
12 Narmada Narmada 1 1 0 1 1 1 0 1 2 2 0 2
13 0 Sedau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 Suranadi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Lingsar Lingsar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 Sigerongan 2 2 0 2 2 2 0 2 4 4 0 4
17 Gunungsari Gunungsari 2 2 0 2 1 1 0 1 3 3 0 3
18 0 Penimbung 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
19 Batulayar Meninting 2 3 0 3 0 0 0 0 2 3 0 3

JUMLAH (KAB/KOTA) 26 29 3 32 14 17 1 18 40 46 4 50
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 3,7 4,1 0,4 4,6 2,1 2,5 0,1 2,7 2,9 3,4 0,3 3,6

Sumber: KIA Dikes


Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 32

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN ANAK BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
KELAINAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS TETANUS LAIN- PNEUMO KELAINAN PNEUMO
BBLR ASFIKSIA SEPSIS KELAINAN DIARE MALARIA TETANUS SALURAN LAIN-LAIN DIARE MALARIA CAMPAK DEMAM DIFTERI LAIN-LAIN
NEONAT LAIN NIA SARAF NIA
BAWAAN CERNA
ORUM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

1 Sekotong Sekotong 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 Pelangan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
3 Lembar Jakem 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2
4 0 Eyat Mayang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Gerung Gerung 0 3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 Dasan Tapen 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Labuapi Labuapi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Perampuan 2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kediri Kediri 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0
10 0 Banyumulek 3 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kuripan Kuripan 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
12 Narmada Narmada 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 Sedau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 Suranadi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Lingsar Lingsar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 Sigerongan 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Gunungsari Gunungsari 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 Penimbung 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Batulayar Meninting 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 16 15 1 3 2 3 2 0 0 0 0 0 4 2 0 0 0 0 0 2

Sumber: KIA Dikes


TABEL 33

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sekotong Sekotong 365 341 706 365 100,0 341 100,0 706 100,0 17 4,7 29 8,5 46 6,5
2 0 Pelangan 375 288 663 375 100,0 288 100,0 663 100,0 23 6,1 13 4,5 36 5,4
3 Lembar Jakem 286 279 565 286 100,0 279 100,0 565 100,0 15 5,2 14 5,0 29 5,1
4 0 Eyat Mayang 238 220 458 238 100,0 220 100,0 458 100,0 18 7,6 9 4,1 27 5,9
5 Gerung Gerung 433 389 822 433 100,0 389 100,0 822 100,0 14 3,2 12 3,1 26 3,2
6 0 Dasan Tapen 404 447 851 404 100,0 447 100,0 851 100,0 16 4,0 12 2,7 28 3,3
7 Labuapi Labuapi 336 319 655 336 100,0 319 100,0 655 100,0 8 2,4 4 1,3 12 1,8
8 0 Perampuan 386 367 753 386 100,0 367 100,0 753 100,0 19 4,9 18 4,9 37 4,9
9 Kediri Kediri 460 393 853 460 100,0 393 100,0 853 100,0 23 5,0 25 6,4 48 5,6
10 0 Banyumulek 241 218 459 241 100,0 218 100,0 459 100,0 15 6,2 11 5,0 26 5,7
11 Kuripan Kuripan 389 409 798 389 100,0 409 100,0 798 100,0 23 5,9 33 8,1 56 7,0
12 Narmada Narmada 448 431 879 448 100,0 431 100,0 879 100,0 15 3,3 17 3,9 32 3,6
13 0 Sedau 264 266 530 264 100,0 266 100,0 530 100,0 14 5,3 12 4,5 26 4,9
14 0 Suranadi 271 234 505 271 100,0 234 100,0 505 100,0 8 3,0 4 1,7 12 2,4
15 Lingsar Lingsar 342 336 678 342 100,0 336 100,0 678 100,0 19 5,6 12 3,6 31 4,6
16 0 Sigerongan 363 310 673 363 100,0 310 100,0 673 100,0 21 5,8 34 11,0 55 8,2
17 Gunungsari Gunungsari 575 650 1.225 575 100,0 650 100,0 1.225 100,0 24 4,2 18 2,8 42 3,4
18 0 Penimbung 296 286 582 296 100,0 286 100,0 582 100,0 17 5,7 15 5,2 32 5,5
19 Batulayar Meninting 525 528 1.053 525 100,0 528 100,0 1.053 100,0 16 3,0 15 2,8 31 2,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 6.997 6.711 13.708 6.997 100,0 6.711 100,0 13.708 100,0 325 4,6 307 4,6 632 4,6

Sumber: KIA Dikes


TABEL 34

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sekotong Sekotong 365 341 706 365 100,0 341 100,0 706 100,0 357 97,8 336 98,5 693 98,2
2 0 Pelangan 375 288 663 375 100,0 288 100,0 663 100,0 376 100,3 287 99,7 663 100,0
3 Lembar Jakem 286 279 565 286 100,0 279 100,0 565 100,0 286 100,0 278 99,6 564 99,8
4 0 Eyat Mayang 238 220 458 238 100,0 220 100,0 458 100,0 238 100,0 220 100,0 458 100,0
5 Gerung Gerung 433 389 822 433 100,0 389 100,0 822 100,0 417 96,3 354 91,0 771 93,8
6 0 Dasan Tapen 404 447 851 404 100,0 447 100,0 851 100,0 401 99,3 438 98,0 839 98,6
7 Labuapi Labuapi 336 319 655 336 100,0 319 100,0 655 100,0 340 101,2 315 98,7 655 100,0
8 0 Perampuan 386 367 753 386 100,0 367 100,0 753 100,0 377 97,7 368 100,3 745 98,9
9 Kediri Kediri 460 393 853 460 100,0 393 100,0 853 100,0 447 97,2 384 97,7 831 97,4
10 0 Banyumulek 241 218 459 241 100,0 218 100,0 459 100,0 246 102,1 202 92,7 448 97,6
11 Kuripan Kuripan 389 409 798 389 100,0 409 100,0 798 100,0 375 96,4 394 96,3 769 96,4
12 Narmada Narmada 448 431 879 448 100,0 431 100,0 879 100,0 446 99,6 428 99,3 874 99,4
13 0 Sedau 264 266 530 264 100,0 266 100,0 530 100,0 263 99,6 266 100,0 529 99,8
14 0 Suranadi 271 234 505 271 100,0 234 100,0 505 100,0 271 100,0 234 100,0 505 100,0
15 Lingsar Lingsar 342 336 678 342 100,0 336 100,0 678 100,0 340 99,4 335 99,7 675 99,6
16 0 Sigerongan 363 310 673 363 100,0 310 100,0 673 100,0 355 97,8 303 97,7 658 97,8
17 Gunungsari Gunungsari 575 650 1.225 575 100,0 650 100,0 1.225 100,0 572 99,5 648 99,7 1.220 99,6
18 0 Penimbung 296 286 582 296 100,0 286 100,0 582 100,0 296 100,0 279 97,6 575 98,8
19 Batulayar Meninting 525 528 1.053 525 100,0 528 100,0 1.053 100,0 509 97,0 542 102,7 1.051 99,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 6.997 6.711 13.708 6.997 100,0 6.711 100,0 13.708 100,0 6.912 98,8 6.611 98,5 13.523 98,7

Sumber: KIA Dikes


TABEL 35

BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

BAYI BARU LAHIR BAYI USIA < 6 BULAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT IMD DIBERI ASI EKSKLUSIF
JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Sekotong Sekotong 706 700 99,2 338 316 93,5
2 0 Pelangan 663 628 94,7 442 392 88,7
3 Lembar Jakem 565 465 82,3 405 352 86,9
4 0 Eyat Mayang 458 408 89,1 385 333 86,5
5 Gerung Gerung 822 736 89,5 697 668 95,8
6 0 Dasan Tapen 851 782 91,9 944 887 94,0
7 Labuapi Labuapi 655 625 95,4 632 595 94,1
8 0 Perampuan 753 719 95,5 705 649 92,1
9 Kediri Kediri 853 717 84,1 762 671 88,1
10 0 Banyumulek 459 379 82,6 436 396 90,8
11 Kuripan Kuripan 798 758 95,0 831 762 91,7
12 Narmada Narmada 879 768 87,4 932 838 89,9
13 0 Sedau 530 531 100,2 532 532 100,0
14 0 Suranadi 505 430 85,1 407 374 91,9
15 Lingsar Lingsar 678 573 84,5 513 480 93,6
16 0 Sigerongan 673 511 75,9 647 575 88,9
17 Gunungsari Gunungsari 1.225 1.028 83,9 1.030 939 91,2
18 0 Penimbung 582 520 89,3 628 616 98,1
19 Batulayar Meninting 1.053 806 76,5 1.068 935 87,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 13.708 12.084 88,2 12.334 11.310 91,7

Sumber:Gizi Dikes
Keterangan: IMD = Inisiasi Menyusui Dini
TABEL 36

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PELAYANAN KESEHATAN BAYI


JUMLAH BAYI
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 295 349 644 271 91,9 269 77,1 540 83,9
2 0 Pelangan 370 395 765 336 90,8 365 92,4 701 91,6
3 Lembar Jakem 291 293 584 272 93,5 277 94,5 549 94,0
4 0 Eyat Mayang 180 225 405 207 115,0 256 113,8 463 114,3
5 Gerung Gerung 385 383 768 412 107,0 346 90,3 758 98,7
6 0 Dasan Tapen 441 433 874 414 93,9 416 96,1 830 95,0
7 Labuapi Labuapi 336 317 653 327 97,3 340 107,3 667 102,1
8 0 Perampuan 361 381 742 394 109,1 367 96,3 761 102,6
9 Kediri Kediri 401 410 811 385 96,0 372 90,7 757 93,3
10 0 Banyumulek 257 250 507 241 93,8 216 86,4 457 90,1
11 Kuripan Kuripan 421 361 782 435 103,3 419 116,1 854 109,2
12 Narmada Narmada 415 475 890 482 116,1 402 84,6 884 99,3
13 0 Sedau 296 317 613 301 101,7 265 83,6 566 92,3
14 0 Suranadi 246 285 531 246 100,0 234 82,1 480 90,4
15 Lingsar Lingsar 318 339 657 344 108,2 302 89,1 646 98,3
16 0 Sigerongan 310 313 623 310 100,0 312 99,7 622 99,8
17 Gunungsari Gunungsari 579 612 1.191 511 88,3 570 93,1 1.081 90,8
18 0 Penimbung 290 302 592 291 100,3 282 93,4 573 96,8
19 Batulayar Meninting 525 573 1.098 580 110,5 572 99,8 1.152 104,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 6.717 7.013 13.730 6.759 100,6 6.582 94 13.341 97,2

Sumber: KIA Dikes


TABEL 37

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

JUMLAH DESA/KELURAHAN % DESA/KELURAHAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS
DESA/KELURAHAN UCI UCI

1 2 3 4 5 6
1 Sekotong Sekotong 4 4 100,0
2 0 Pelangan 5 5 100,0
3 Lembar Jakem 5 5 100,0
4 0 Eyat Mayang 5 5 100,0
5 Gerung Gerung 7 7 100,0
6 0 Dasan Tapen 7 7 100,0
7 Labuapi Labuapi 6 6 100,0
8 0 Perampuan 6 6 100,0
9 Kediri Kediri 6 6 100,0
10 0 Banyumulek 4 4 100,0
11 Kuripan Kuripan 6 6 100,0
12 Narmada Narmada 11 11 100,0
13 0 Sedau 5 5 100,0
14 0 Suranadi 5 5 100,0
15 Lingsar Lingsar 8 8 100,0
16 0 Sigerongan 7 7 100,0
17 Gunungsari Gunungsari 7 7 100,0
18 0 Penimbung 9 9 100,0
19 Batulayar Meninting 9 9 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 122 122 100,0

Sumber: Laporan Imunisasi Kabupaten (Seksi Pencegahan Penyakit)


TABEL 38

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0 -7 HARI) DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

BAYI DIIMUNISASI
HB0
JUMLAH LAHIR HIDUP BCG
NO KECAMATAN PUSKESMAS < 24 Jam 1 - 7 Hari
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 Sekotong Sekotong 365 341 706 260 71,2 276 80,9 536 75,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0 308 84,4 274 80,4 582 82,4
2 0 Pelangan 375 288 663 372 99,2 285 99,0 657 99,1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 341 90,9 267 92,7 608 91,7
3 Lembar Jakem 286 279 565 295 103,1 274 98,2 569 100,7 5 1,7 0 0,0 5 0,9 294 102,8 276 98,9 570 100,9
4 0 Eyat Mayang 238 220 458 231 97,1 218 99,1 449 98,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 209 87,8 191 86,8 400 87,3
5 Gerung Gerung 433 389 822 431 99,5 383 98,5 814 99,0 8 1,8 5 1,3 13 1,6 420 97,0 371 95,4 791 96,2
6 0 Dasan Tapen 404 447 851 399 98,8 449 100,4 848 99,6 0 0,0 0 0,0 0 0,0 414 102,5 489 109,4 903 106,1
7 Labuapi Labuapi 336 319 655 347 103,3 306 95,9 653 99,7 1 0,3 0 0,0 1 0,2 350 104,2 288 90,3 638 97,4
8 0 Perampuan 386 367 753 384 99,5 364 99,2 748 99,3 3 0,8 2 0,5 5 0,7 360 93,3 377 102,7 737 97,9
9 Kediri Kediri 460 393 853 449 97,6 392 99,7 841 98,6 2 0,4 2 0,5 4 0,5 426 92,6 416 105,9 842 98,7
10 0 Banyumulek 241 218 459 249 103,3 203 93,1 452 98,5 0 0,0 0 0,0 0 0,0 224 92,9 177 81,2 401 87,4
11 Kuripan Kuripan 389 409 798 385 99,0 404 98,8 789 98,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0 375 96,4 414 101,2 789 98,9
12 Narmada Narmada 448 431 879 447 99,8 431 100,0 878 99,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0 439 98,0 457 106,0 896 101,9
13 0 Sedau 264 266 530 226 85,6 243 91,4 469 88,5 24 9,1 17 6,4 41 7,7 294 111,4 276 103,8 570 107,5
14 0 Suranadi 271 234 505 268 98,9 237 101,3 505 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 277 102,2 223 95,3 500 99,0
15 Lingsar Lingsar 342 336 678 324 94,7 320 95,2 644 95,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 323 94,4 338 100,6 661 97,5
16 0 Sigerongan 363 310 673 364 100,3 298 96,1 662 98,4 0 0,0 1 0,3 1 0,1 342 94,2 322 103,9 664 98,7
17 Gunungsari Gunungsari 575 650 1.225 562 97,7 631 97,1 1.193 97,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0 626 108,9 664 102,2 1.290 105,3
18 0 Penimbung 296 286 582 290 98,0 293 102,4 583 100,2 1 0,3 0 0,0 1 0,2 321 108,4 318 111,2 639 109,8
19 Batulayar Meninting 525 528 1.053 510 97,1 512 97,0 1.022 97,1 2 0,4 3 0,6 5 0,5 589 112,2 568 107,6 1.157 109,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 6.997 6.711 13.708 6.793 97,1 6.519 97,1 13.312 97,1 46 0,7 30 0,4 76 0,6 6.932 99,1 6.706 99,93 13.638 99,49

Sumber: Laporan Imunisasi Kabupaten (Seksi Pencegahan Penyakit)


TABEL 39

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB-Hib3 POLIO 4* CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KECAMATAN PUSKESMAS (SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Sekotong Sekotong 295 349 644 324 109,8 349 100,0 673 104,5 324 109,8 349 100,0 673 104,5 319 108,1 366 104,9 685 106,4 310 105,1 360 103,2 670 104,0
2 0 Pelangan 370 395 765 370 100,0 295 74,7 665 86,9 370 100,0 295 74,7 665 86,9 392 105,9 354 89,6 746 97,5 392 105,9 354 89,6 746 97,5
3 Lembar Jakem 291 293 584 292 100,3 278 94,9 570 97,6 292 100,3 278 94,9 570 97,6 295 101,4 286 97,6 581 99,5 295 101,4 286 97,6 581 99,5
4 0 Eyat Mayang 180 225 405 209 116,1 191 84,9 400 98,8 209 116,1 191 84,9 400 98,8 201 111,7 191 84,9 392 96,8 205 113,9 185 82,2 390 96,3
5 Gerung Gerung 385 383 768 434 112,7 399 104,2 833 108,5 420 109,1 388 101,3 808 105,2 414 107,5 399 104,2 813 105,9 414 107,5 399 104,2 813 105,9
6 0 Dasan Tapen 441 433 874 417 94,6 473 109,2 890 101,8 410 93,0 478 110,4 888 101,6 440 99,8 466 107,6 906 103,7 440 99,8 466 107,6 906 103,7
7 Labuapi Labuapi 336 317 653 358 106,5 310 97,8 668 102,3 357 106,3 309 97,5 666 102,0 383 114,0 361 113,9 744 113,9 380 113,1 359 113,2 739 113,2
8 0 Perampuan 361 381 742 393 108,9 407 106,8 800 107,8 393 108,9 407 106,8 800 107,8 389 107,8 357 93,7 746 100,5 388 107,5 358 94,0 746 100,5
9 Kediri Kediri 401 410 811 414 103,2 418 102,0 832 102,6 414 103,2 418 102,0 832 102,6 427 106,5 387 94,4 814 100,4 426 106,2 384 93,7 810 99,9
10 0 Banyumulek 257 250 507 230 89,5 196 78,4 426 84,0 228 88,7 196 78,4 424 83,6 276 107,4 247 98,8 523 103,2 275 107,0 243 97,2 518 102,2
11 Kuripan Kuripan 421 361 782 404 96,0 458 126,9 862 110,2 404 96,0 458 126,9 862 110,2 433 102,9 417 115,5 850 108,7 434 103,1 416 115,2 850 108,7
12 Narmada Narmada 415 475 890 468 112,8 494 104,0 962 108,1 468 112,8 494 104,0 962 108,1 565 136,1 560 117,9 1.125 126,4 565 136,1 560 117,9 1.125 126,4
13 0 Sedau 296 317 613 303 102,4 284 89,6 587 95,8 303 102,4 284 89,6 587 95,8 306 103,4 285 89,9 591 96,4 306 103,4 283 89,3 589 96,1
14 0 Suranadi 246 285 531 274 111,4 240 84,2 514 96,8 274 111,4 240 84,2 514 96,8 267 108,5 252 88,4 519 97,7 265 107,7 250 87,7 515 97,0
15 Lingsar Lingsar 318 339 657 312 98,1 327 96,5 639 97,3 312 98,1 327 96,5 639 97,3 309 97,2 338 99,7 647 98,5 309 97,2 338 99,7 647 98,5
16 0 Sigerongan 310 313 623 344 111,0 306 97,8 650 104,3 344 111,0 306 97,8 650 104,3 333 107,4 284 90,7 617 99,0 332 107,1 284 90,7 616 98,9
17 Gunungsari Gunungsari 579 612 1.191 679 117,3 720 117,6 1.399 117,5 679 117,3 719 117,5 1.398 117,4 607 104,8 642 104,9 1.249 104,9 606 104,7 643 105,1 1.249 104,9
18 0 Penimbung 290 302 592 421 145,2 339 112,3 760 128,4 421 145,2 339 112,3 760 128,4 320 110,3 285 94,4 605 102,2 320 110,3 285 94,4 605 102,2
19 Batulayar Meninting 525 573 1.098 629 119,8 603 105,2 1.232 112,2 616 117,3 603 105,2 1.219 111,0 598 113,9 591 103,1 1.189 108,3 588 112,0 587 102,4 1.175 107,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 6.717 7.013 13.730 7.275 108,3 7.087 101,1 14.362 104,6 7.238 107,8 7.079 100,9 14.317 104,3 7.274 108,3 7.068 100,8 14.342 104,5 7.250 107,9 7.040 100,4 14.290 104,1

Sumber: Laporan Imunisasi Kabupaten (Seksi Pencegahan Penyakit)


Keterangan:
*khusus untuk provinsi DIY, diisi dengan imunisasi IPV dosis ke 3
MR = measles rubella
TABEL 40

CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA)
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

BADUTA DIIMUNISASI
JUMLAH BADUTA DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sekotong Sekotong 308 328 636 334 108,4 293 89,3 627 98,6 313 101,6 293 89,3 606 95,3
2 0 Pelangan 387 370 757 382 98,7 368 99,5 750 99,1 433 111,9 422 114,1 855 112,9
3 Lembar Jakem 305 275 580 284 93,1 263 95,6 547 94,3 293 96,1 253 92,0 546 94,1
4 0 Eyat Mayang 188 211 399 148 78,7 130 61,6 278 69,7 150 79,8 129 61,1 279 69,9
5 Gerung Gerung 403 360 763 373 92,6 343 95,3 716 93,8 362 89,8 339 94,2 701 91,9
6 0 Dasan Tapen 462 406 868 404 87,4 346 85,2 750 86,4 318 68,8 339 83,5 657 75,7
7 Labuapi Labuapi 352 297 649 328 93,2 294 99,0 622 95,8 295 83,8 283 95,3 578 89,1
8 0 Perampuan 378 358 736 340 89,9 281 78,5 621 84,4 270 71,4 264 73,7 534 72,6
9 Kediri Kediri 419 384 803 455 108,6 415 108,1 870 108,3 441 105,3 411 107,0 852 106,1
10 0 Banyumulek 269 235 504 221 82,2 176 74,9 397 78,8 223 82,9 178 75,7 401 79,6
11 Kuripan Kuripan 440 339 779 304 69,1 289 85,3 593 76,1 295 67,0 284 83,8 579 74,3
12 Narmada Narmada 434 446 880 468 107,8 448 100,4 916 104,1 531 122,4 460 103,1 991 112,6
13 0 Sedau 310 297 607 218 70,3 232 78,1 450 74,1 127 41,0 134 45,1 261 43,0
14 0 Suranadi 257 267 524 255 99,2 275 103,0 530 101,1 75 29,2 90 33,7 165 31,5
15 Lingsar Lingsar 333 318 651 354 106,3 297 93,4 651 100,0 355 106,6 307 96,5 662 101,7
16 0 Sigerongan 325 294 619 234 72,0 205 69,7 439 70,9 262 80,6 240 81,6 502 81,1
17 Gunungsari Gunungsari 606 575 1.181 595 98,2 568 98,8 1.163 98,5 663 109,4 697 121,2 1.360 115,2
18 0 Penimbung 304 283 587 193 63,5 226 79,9 419 71,4 182 59,9 195 68,9 377 64,2
19 Batulayar Meninting 549 538 1.087 422 76,9 428 79,6 850 78,2 512 93,3 553 102,8 1.065 98,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 7.029 6.581 13.610 6.312 89,8 5.877 89,3 12.189 89,6 6.100 86,8 5.871 89,2 11.971 88,0

Sumber: Laporan Imunisasi Kabupaten (Seksi Pencegahan Penyakit)


TABEL 41

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 610 597 97,9 2.408 2.245 93,2 3.018 2.842 94,2
2 0 Pelangan 704 704 100,0 2.676 2.634 98,4 3.380 3.338 98,8
3 Lembar Jakem 530 516 97,4 2.234 2.193 98,2 2.764 2.709 98,0
4 0 Eyat Mayang 432 422 97,7 1.528 1.497 98,0 1.960 1.919 97,9
5 Gerung Gerung 833 833 100,0 2.936 2.895 98,6 3.769 3.728 98,9
6 0 Dasan Tapen 910 902 99,1 3.197 3.186 99,7 4.107 4.088 99,5
7 Labuapi Labuapi 731 731 100,0 2.590 2.590 100,0 3.321 3.321 100,0
8 0 Perampuan 804 804 100,0 2.984 2.984 100,0 3.788 3.788 100,0
9 Kediri Kediri 805 805 100,0 3.033 3.033 100,0 3.838 3.838 100,0
10 0 Banyumulek 474 474 100,0 1.677 1.677 100,0 2.151 2.151 100,0
11 Kuripan Kuripan 817 817 100,0 2.823 2.823 100,0 3.640 3.640 100,0
12 Narmada Narmada 902 896 99,3 3.427 3.407 99,4 4.329 4.303 99,4
13 0 Sedau 603 603 100,0 2.328 2.328 100,0 2.931 2.931 100,0
14 0 Suranadi 509 509 100,0 1.981 1.981 100,0 2.490 2.490 100,0
15 Lingsar Lingsar 678 678 100,0 2.485 2.485 100,0 3.163 3.163 100,0
16 0 Sigerongan 672 672 100,0 2.501 2.501 100,0 3.173 3.173 100,0
17 Gunungsari Gunungsari 1.226 1.226 100,0 4.437 4.417 99,5 5.663 5.643 99,6
18 0 Penimbung 559 559 100,0 2.284 2.284 100,0 2.843 2.843 100,0
19 Batulayar Meninting 1.013 1.013 100,0 3.904 3.904 100,0 4.917 4.917 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 13.812 13.761 99,6 51.433 51.064 99,3 65.245 64.825 99,4

Sumber:Gizi Dikes
Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus.
Untuk perhitungan anak balita 12-59 bulan yang mendapat vitamin A menggunakan data bulan Agustus.
TABEL 42

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PELAYANAN KESEHATAN BALITA


JUMLAH BALITA
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 1.169 1.274 2.443 1.252 107,1 1.285 100,9 2.537 103,8
2 0 Pelangan 1.469 1.440 2.909 1.256 85,5 1.278 88,8 2.534 87,1
3 Lembar Jakem 1.155 1.070 2.225 966 83,6 903 84,4 1.869 84,0
4 0 Eyat Mayang 713 820 1.533 689 96,6 839 102,3 1.528 99,7
5 Gerung Gerung 1.528 1.398 2.926 1.415 92,6 1.331 95,2 2.746 93,8
6 0 Dasan Tapen 1.751 1.578 3.329 1.068 61,0 1.111 70,4 2.179 65,5
7 Labuapi Labuapi 1.334 1.155 2.489 934 70,0 1.008 87,3 1.942 78,0
8 0 Perampuan 1.433 1.390 2.823 1.329 92,7 1.195 86,0 2.524 89,4
9 Kediri Kediri 1.590 1.494 3.084 1.170 73,6 1.262 84,5 2.432 78,9
10 0 Banyumulek 1.020 912 1.932 820 80,4 794 87,1 1.614 83,5
11 Kuripan Kuripan 1.670 1.317 2.987 1.123 67,2 992 75,3 2.115 70,8
12 Narmada Narmada 1.645 1.732 3.377 1.610 97,9 1.461 84,4 3.071 90,9
13 0 Sedau 1.177 1.155 2.332 1.336 113,5 1.329 115,1 2.665 114,3
14 0 Suranadi 976 1.039 2.015 1.194 122,3 1.208 116,3 2.402 119,2
15 Lingsar Lingsar 1.261 1.236 2.497 1.199 95,1 1.205 97,5 2.404 96,3
16 0 Sigerongan 1.232 1.143 2.375 1.194 96,9 1.103 96,5 2.297 96,7
17 Gunungsari Gunungsari 2.299 2.233 4.532 1.482 64,5 1.518 68,0 3.000 66,2
18 0 Penimbung 1.151 1.101 2.252 955 83,0 1.055 95,8 2.010 89,3
19 Batulayar Meninting 2.083 2.090 4.173 1.834 88,0 1.721 82,3 3.555 85,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 26.656 25.577 52.233 22.826 85,63 22.598 88,35 45.424 87,0

Sumber:Gizi Dikes
TABEL 43

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

BALITA
DITIMBANG
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SASARAN BALITA (S)
JUMLAH (D) % (D/S)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 1.463 1.457 2.920 1.319 1.308 2.627 90,2 89,8 90,0
2 0 Pelangan 1.749 1.630 3.378 1.622 1.503 3.125 92,8 92,2 92,5
3 Lembar Jakem 1.421 1.362 2.782 1.337 1.295 2.632 94,1 95,1 94,6
4 0 Eyat Mayang 948 926 1.873 868 860 1.728 91,6 92,9 92,3
5 Gerung Gerung 1.913 1.766 3.678 1.848 1.708 3.555 96,6 96,7 96,7
6 0 Dasan Tapen 2.058 2.005 4.063 1.974 1.926 3.900 95,9 96,1 96,0
7 Labuapi Labuapi 1.658 1.645 3.303 1.592 1.572 3.164 96,0 95,5 95,8
8 0 Perampuan 1.970 1.756 3.726 1.958 1.748 3.706 99,4 99,5 99,5
9 Kediri Kediri 1.908 1.843 3.751 1.758 1.684 3.441 92,1 91,3 91,7
10 0 Banyumulek 1.107 1.007 2.114 1.059 952 2.011 95,6 94,6 95,1
11 Kuripan Kuripan 1.877 1.793 3.671 1.858 1.764 3.621 99,0 98,3 98,7
12 Narmada Narmada 2.228 2.094 4.322 2.167 2.035 4.202 97,3 97,2 97,2
13 0 Sedau 1.356 1.310 2.667 1.355 1.309 2.664 99,9 99,9 99,9
14 0 Suranadi 1.237 1.177 2.414 1.137 1.084 2.220 91,9 92,1 92,0
15 Lingsar Lingsar 1.638 1.487 3.125 1.599 1.452 3.051 97,6 97,6 97,6
16 0 Sigerongan 1.649 1.572 3.221 1.536 1.476 3.012 93,2 93,9 93,5
17 Gunungsari Gunungsari 2.614 2.543 5.157 2.550 2.473 5.024 97,6 97,3 97,4
18 0 Penimbung 1.409 1.399 2.808 1.387 1.374 2.760 98,4 98,2 98,3
19 Batulayar Meninting 2.469 2.287 4.756 2.457 2.276 4.733 99,5 99,5 99,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 32.669 31.059 63.728 31.380 29.797 61.177 96,1 95,9 96,0

Sumber:Gizi Dikes
data eposyandu
Jumlah Balita Riil
TABEL 44

STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

JUMLAH BALITA BALITA GIZI KURANG (BB/U) JUMLAH BALITA BALITA PENDEK (TB/U) JUMLAH BALITA KURUS (BB/TB)
0-59 BULAN 0-59 BULAN BALITA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
YANG YANG DIUKUR 0-59 BULAN
DITIMBANG JUMLAH % TINGGI BADAN JUMLAH % YANG DIUKUR JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 2.520 373 14,8 2.518 450 17,9 2.518 48 1,9
2 0 Pelangan 2.435 327 13,4 2.435 562 23,1 2.435 33 1,4
3 Lembar Jakem 2.672 415 15,5 2.663 588 22,1 2.663 79 3,0
4 0 Eyat Mayang 1.700 286 16,8 1.643 357 21,7 1.643 53 3,2
5 Gerung Gerung 3.241 522 16,1 3.235 614 19,0 3.235 128 4,0
6 0 Dasan Tapen 4.029 690 17,1 4.029 890 22,1 4.029 8 0,2
7 Labuapi Labuapi 3.155 410 13,0 3.153 422 13,4 3.153 138 4,4
8 0 Perampuan 3.666 495 13,5 3.666 609 16,6 3.666 2 0,1
9 Kediri Kediri 3.353 550 16,4 3.316 553 16,7 3.316 97 2,9
10 0 Banyumulek 1.975 345 17,5 1.961 495 25,2 1.961 122 6,2
11 Kuripan Kuripan 6.744 1.064 15,8 6.684 1.390 20,8 6.684 184 2,8
12 Narmada Narmada 4.125 563 13,6 4.098 957 23,4 4.098 105 2,6
13 0 Sedau 2.743 235 8,6 2.743 349 12,7 2.743 103 3,8
14 0 Suranadi 2.289 234 10,2 2.289 492 21,5 2.289 124 5,4
15 Lingsar Lingsar 2.735 420 15,4 2.730 417 15,3 2.730 39 1,4
16 0 Sigerongan 3.177 488 15,4 3.169 678 21,4 3.169 32 1,0
17 Gunungsari Gunungsari 5.137 748 14,6 5.129 789 15,4 5.129 321 6,3
18 0 Penimbung 2.486 236 9,5 2.486 252 10,1 2.486 81 3,3
19 Batulayar Meninting 4.683 790 16,9 4.677 963 20,6 4.677 75 1,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 62.865 9.191 14,6 62.624 11.827 18,8 62.624 1.772 2,8

Sumber:Gizi Dikes
TABEL 45

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SERTA USIA PENDIDIKAN DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PESERTA DIDIK SEKOLAH SEKOLAH


USIA PENDIDIKAN DASAR
KELAS 1 SD/MI KELAS 7 SMP/MTS KELAS 10 SMA/MA SD/MI SMP/MTS SMA/MA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT
JUMLAH JUMLAH JUMLAH
PELAYANA PELAYANA PELAYANA PELAYANA PELAYANA PELAYANA PELAYANA
PESERTA % PESERTA % PESERTA % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
N N N N N N N
DIDIK DIDIK DIDIK
KESEHATA KESEHATA KESEHATA KESEHATA KESEHATA KESEHATA KESEHATA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Sekotong Sekotong 799 799 100,0 495 495 100,0 363 363 100,0 5.970 5.968 100,0 34 10 29,4 13 13 100,0 6 6 100,0
2 0 Pelangan 695 695 100,0 404 404 100,0 237 237 100,0 5.762 3.142 54,5 27 27 100,0 10 10 100,0 3 3 100,0
3 Lembar Jakem 613 613 100,0 448 448 100,0 435 435 100,0 4.622 1.061 23,0 22 22 100,0 8 8 100,0 6 6 100,0
4 0 Eyat Mayang 365 337 92,3 309 309 100,0 257 257 100,0 3.271 3.237 99,0 18 18 100,0 7 7 100,0 4 4 100,0
5 Gerung Gerung 829 760 91,7 760 760 100,0 983 983 100,0 7.307 5.693 77,9 31 0 0,0 15 15 100,0 12 12 100,0
6 0 Dasan Tapen 899 817 90,9 882 821 93,1 800 0 0,0 7.298 1.550 21,2 29 11 37,9 15 15 100,0 15 0 0,0
7 Labuapi Labuapi 744 744 100,0 662 662 100,0 600 0 0,0 5.962 1.406 23,6 21 21 100,0 8 8 100,0 10 0 0,0
8 0 Perampuan 533 503 94,4 230 210 91,3 81 40 49,4 3.699 713 19,3 15 0 0,0 4 4 100,0 2 2 100,0
9 Kediri Kediri 939 824 87,8 1.018 926 91,0 1.322 0 0,0 9.443 1.750 18,5 25 0 0,0 17 17 100,0 17 0 0,0
10 0 Banyumulek 394 387 98,2 360 347 96,4 167 167 100,0 3.428 734 21,4 11 11 100,0 6 6 100,0 5 5 100,0
11 Kuripan Kuripan 755 717 95,0 745 688 92,3 1.108 510 46,0 6.593 2.006 30,4 24 24 100,0 9 9 100,0 6 6 100,0
12 Narmada Narmada 959 957 99,8 1.497 1.358 90,7 1.109 0 0,0 9.355 0 0,0 28 0 0,0 10 10 100,0 9 0 0,0
13 0 Sedau 562 562 100,0 457 457 100,0 511 511 100,0 4.387 3.901 88,9 19 19 100,0 8 8 100,0 5 5 100,0
14 0 Suranadi 582 582 100,0 449 449 100,0 213 213 100,0 4.682 4.136 88,3 18 18 100,0 7 7 100,0 6 6 100,0
15 Lingsar Lingsar 570 566 99,3 507 478 94,3 848 588 69,3 5.093 1.044 20,5 21 0 0,0 8 8 100,0 4 4 100,0
16 0 Sigerongan 743 617 83,0 616 547 88,8 363 354 97,5 5.923 1.164 19,7 24 0 0,0 14 14 100,0 9 9 100,0
17 Gunungsari Gunungsari 1.249 1.226 98,2 1.846 1.350 73,1 1.257 1.257 100,0 11.795 4.525 38,4 32 32 100,0 24 24 100,0 17 17 100,0
18 0 Penimbung 482 482 100,0 274 274 100,0 114 87 76,3 4.034 756 18,7 21 21 100,0 8 8 100,0 4 4 100,0
19 Batulayar Meninting 909 855 94,1 485 451 93,0 624 588 94,2 6.633 1.306 19,7 33 0 0,0 9 9 100,0 9 9 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 13.621 13.043 95,8 12.444 11.434 91,9 11.392 6.590 57,8 115.257 44.092 38,3 453 234 51,7 200 200 100,0 149 98 65,8

Sumber: Promkes Dikes Lobar


TABEL 46

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


NO KECAMATAN PUSKESMAS TUMPATAN GIGI PENCABUTAN RASIO JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS % KASUS
TETAP GIGI TETAP TUMPATAN/ GIGI DIRUJUK DIRUJUK
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Sekotong Sekotong 136 63 2,2 1.415 4 0,00
2 0 Pelangan 58 56 1,0 1.023 8 0,01
3 Lembar Jakem 515 219 2,4 1.773 62 0,03
4 0 Eyat Mayang 4 3 1,3 100 2 0,02
5 Gerung Gerung 138 101 1,4 2.116 32 0,02
6 0 Dasan Tapen 52 102 0,5 2.006 29 0,01
7 Labuapi Labuapi 281 16 17,6 1.394 55 0,04
8 0 Perampuan 125 127 1,0 2.627 23 0,01
9 Kediri Kediri 236 298 0,8 684 21 0,03
10 0 Banyumulek 355 135 2,6 2.513 12 0,00
11 Kuripan Kuripan 313 277 1,1 3.010 29 0,01
12 Narmada Narmada 88 29 3,0 1.571 16 0,01
13 0 Sedau 198 11 18,0 1.171 10 0,01
14 0 Suranadi 0 1 0,0 24 0 0,00
15 Lingsar Lingsar 116 46 2,5 1.659 19 0,01
16 0 Sigerongan 69 156 0,4 1.746 7 0,00
17 Gunungsari Gunungsari 885 181 4,9 387 23 0,06
18 0 Penimbung 218 47 4,6 1.730 13 0,01
19 Batulayar Meninting 207 221 0,9 3.175 9 0,00
pERHATIKAN DATA YANG PENCILAN,
ARTINYA KSS NYA TINGGI,.PASTIKAN DATA
TERSEBUT BENAR

JUMLAH (KAB/ KOTA) 3.994 2.089 1,9 30.124 374 0,01

Sumber: Yankes
Keterangan: pelayanan kesehatan gigi meliputi seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas
TABEL 47

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)

JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Sekotong Sekotong 34 10 29,4 10 29,4 2.205 2.233 4.438 174 7,9 191 8,6 365 8,2 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
2 0 Pelangan 27 0 0,0 15 55,6 2.300 2.173 4.473 209 9,1 141 6,5 350 7,8 78 78 156 33 42,3 38 48,7 71 45,5
3 Lembar Jakem 22 10 45,5 22 100,0 1.886 1.744 3.630 309 16,4 304 17,4 613 16,9 26 44 70 7 26,9 15 34,1 22 31,4
4 0 Eyat Mayang 18 9 50,0 18 100,0 1.208 1.096 2.304 1.195 98,9 1.075 98,1 2.270 98,5 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 Gerung Gerung 30 30 100,0 30 100,0 2.655 2.368 5.023 421 15,9 400 16,9 821 16,3 167 202 369 93 55,7 114 56,4 207 56,1
6 0 Dasan Tapen 29 29 100,0 29 100,0 2.429 2.262 4.691 2.429 100,0 2.264 100,1 4.693 100,0 324 293 617 200 61,7 300 102,4 500 81,0
7 Labuapi Labuapi 21 21 100,0 21 100,0 2.190 1.950 4.140 2.207 100,8 1.982 101,6 4.189 101,2 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
8 0 Perampuan 15 9 60,0 15 100,0 1.628 1.478 3.106 362 22,2 360 24,4 722 23,2 39 34 73 5 12,8 6 17,6 11 15,1
9 Kediri Kediri 25 3 12,0 25 100,0 2.660 2.439 5.099 439 16,5 385 15,8 824 16,2 384 375 759 19 4,9 24 6,4 43 5,7
10 0 Banyumulek 11 8 72,7 11 100,0 1.303 1.112 2.415 204 15,7 183 16,5 387 16,0 94 86 180 94 100,0 86 100,0 180 100,0
11 Kuripan Kuripan 24 13 54,2 24 100,0 2.337 2.118 4.455 1.117 47,8 1.006 47,5 2.123 47,7 200 107 307 40 20,0 26 24,3 66 21,5
12 Narmada Narmada 28 0 0,0 28 100,0 2.913 2.714 5.627 495 17,0 462 17,0 957 17,0 36 53 89 36 100,0 53 100,0 89 100,0
13 0 Sedau 21 21 100,0 21 100,0 1.669 1.560 3.229 857 51,3 780 50,0 1.637 50,7 180 215 395 160 88,9 199 92,6 359 90,9
14 0 Suranadi 18 18 100,0 18 100,0 1.850 1.592 3.442 923 49,9 881 55,3 1.804 52,4 191 262 453 179 93,7 250 95,4 429 94,7
15 Lingsar Lingsar 21 21 100,0 21 100,0 1.818 1.681 3.499 312 17,2 255 15,2 567 16,2 170 178 348 25 14,7 26 14,6 51 14,7
16 0 Sigerongan 23 0 0,0 23 100,0 2.107 1.875 3.982 372 17,7 345 18,4 717 18,0 201 218 419 201 100,0 218 100,0 419 100,0
17 Gunungsari Gunungsari 30 30 100,0 30 100,0 3.412 3.233 6.645 465 13,6 496 15,3 961 14,5 250 283 533 145 58,0 153 54,1 298 55,9
18 0 Penimbung 21 5 23,8 21 100,0 1.656 1.556 3.212 249 15,0 233 15,0 482 15,0 179 163 342 179 100,0 163 100,0 342 100,0
19 Batulayar Meninting 33 10 30,3 33 100,0 2.710 2.480 5.190 1.526 56,3 1.404 56,6 2.930 56,5 541 468 1.009 0 0,0 0 0,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/ KOTA) 451 247 54,8 415 92,0 40.936 37.664 78.600 14.265 34,8 13.147 34,9 27.412 34,9 3.060 3.059 6.119 1.416 46,3 1.671 54,6 3.087 50,4

Sumber: Yankes
TABEL 48

PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PENDUDUK USIA 15-59 TAHUN


MENDAPAT PELAYANAN SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR BERISIKO
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sekotong Sekotong 9.474 11.513 20.986 502 5,3 647 5,6 1.149 5,5 145 0,0 177 0,0 322 28,0
2 0 Pelangan 11.891 13.016 24.907 1.273 10,7 1.812 13,9 3.085 12,4 772 0,0 845 0,0 1.616 52,4
3 Lembar Jakem 9.343 9.678 19.021 535 5,7 584 6,0 1.119 5,9 148 0,0 154 0,0 302 27,0
4 0 Eyat Mayang 5.775 7.406 13.182 20 0,3 32 0,4 52 0,4 11 0,0 14 0,0 25 48,4
5 Gerung Gerung 12.357 12.638 24.996 2.128 17,2 2.783 22,0 4.911 19,6 603 0,0 617 0,0 1.220 24,8
6 0 Dasan Tapen 14.159 14.276 28.436 960 6,8 1.038 7,3 1.998 7,0 324 0,0 326 0,0 650 32,5
7 Labuapi Labuapi 10.786 10.449 21.236 1.278 11,8 1.631 15,6 2.909 13,7 287 0,0 278 0,0 566 19,4
8 0 Perampuan 11.594 12.565 24.158 1.100 9,5 1.268 10,1 2.368 9,8 233 0,0 253 0,0 486 20,5
9 Kediri Kediri 12.863 13.507 26.370 1.150 8,9 1.304 9,7 2.454 9,3 384 0,0 404 0,0 788 32,1
10 0 Banyumulek 8.247 8.253 16.501 410 5,0 472 5,7 882 5,3 58 0,0 58 0,0 116 13,1
11 Kuripan Kuripan 13.497 11.920 25.418 620 4,6 642 5,4 1.262 5,0 145 0,0 128 0,0 273 21,6
12 Narmada Narmada 13.318 15.654 28.972 631 4,7 1.176 7,5 1.807 6,2 339 0,0 399 0,0 738 40,8
13 0 Sedau 9.525 10.441 19.965 1.000 10,5 1.451 13,9 2.451 12,3 144 0,0 158 0,0 301 12,3
14 0 Suranadi 7.902 9.392 17.294 1.265 16,0 1.722 18,3 2.987 17,3 272 0,0 323 0,0 595 19,9
15 Lingsar Lingsar 10.204 11.171 21.376 1.720 16,9 2.048 18,3 3.768 17,6 578 0,0 633 0,0 1.212 32,2
16 0 Sigerongan 9.964 10.340 20.304 1.516 15,2 1.635 15,8 3.151 15,5 121 0,0 126 0,0 247 7,9
17 Gunungsari Gunungsari 18.603 20.186 38.789 2.116 11,4 2.525 12,5 4.641 12,0 884 0,0 959 0,0 1.844 39,7
18 0 Penimbung 9.316 9.955 19.270 2.100 22,5 2.556 25,7 4.656 24,2 81 0,0 86 0,0 167 3,6
19 Batulayar Meninting 16.863 18.894 35.757 1.128 6,7 1.370 7,3 2.498 7,0 737 0,0 825 0,0 1.562 62,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 215.682 231.255 446.937 21.452 9,9 26.696 11,5 48.148 10,8 6.267 29,2 6.762 25,3 13.029 27,1

Sumber: Laporan Posbindu 2019


TABEL 49

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

USIA LANJUT (60TAHUN+)


NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 1.000 1.185 2.184 1.011 101,1 1.284 108,4 2.295 105,1
2 0 Pelangan 1.256 1.339 2.595 514 40,9 702 52,4 1.216 46,9
3 Lembar Jakem 987 995 1.982 746 75,6 964 96,9 1.710 86,3
4 0 Eyat Mayang 609 762 1.372 643 105,6 723 94,8 1.366 99,6
5 Gerung Gerung 1.306 1.299 2.605 1.145 87,7 1.234 95,0 2.379 91,3
6 0 Dasan Tapen 1.496 1.468 2.964 1.146 76,6 1.379 94,0 2.525 85,2
7 Labuapi Labuapi 1.140 1.074 2.214 592 51,9 835 77,8 1.427 64,5
8 0 Perampuan 1.224 1.292 2.517 671 54,8 784 60,7 1.455 57,8
9 Kediri Kediri 1.359 1.389 2.748 606 44,6 932 67,1 1.538 56,0
10 0 Banyumulek 872 848 1.720 620 71,1 1.018 120,0 1.638 95,2
11 Kuripan Kuripan 1.428 1.224 2.652 1.000 70,0 1.168 95,4 2.168 81,8
12 Narmada Narmada 1.406 1.611 3.016 954 67,9 1.285 79,8 2.239 74,2
13 0 Sedau 1.006 1.074 2.080 653 64,9 998 92,9 1.651 79,4
14 0 Suranadi 834 966 1.800 694 83,2 898 92,9 1.592 88,4
15 Lingsar Lingsar 1.078 1.149 2.227 758 70,3 909 79,1 1.667 74,9
16 0 Sigerongan 1.053 1.063 2.116 930 88,3 1.014 95,4 1.944 91,9
17 Gunungsari Gunungsari 1.965 2.076 4.041 1.068 54,4 1.078 51,9 2.146 53,1
18 0 Penimbung 984 1.024 2.008 766 77,8 901 88,0 1.667 83,0
19 Batulayar Meninting 1.781 1.944 3.724 1.427 80,1 1.602 82,4 3.029 81,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 22.782 23.782 46.564 15.944 69,99 19.708 82,87 35.652 76,57

Sumber: KIA Dikes


Eyat Mayang dan Suranadi masih bergabung dengan data puskesmas induk
TABEL 50

PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PUSKESMAS
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN PENJARINGAN PENJARINGAN
KEGIATAN PENJARINGAN
KELAS IBU HAMIL ORIENTASI P4K KESEHATAN KELAS 7 KESEHATAN KELAS 1,
KESEHATAN REMAJA KESEHATAN KELAS 1
DAN 10 7, 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Sekotong Sekotong v v v v v v
2 0 Pelangan v v v v v v
3 Lembar Jakem v v v v v v
4 0 Eyat Mayang v v v v v v
5 Gerung Gerung v v v v v v
6 0 Dasan Tapen v v v v v v
7 Labuapi Labuapi v v v v v v
8 0 Perampuan v v v v v v
9 Kediri Kediri v v v v v v
10 0 Banyumulek v v v v v v
11 Kuripan Kuripan v v v v v v
12 Narmada Narmada v v v v v v
13 0 Sedau v v v v v v
14 0 Suranadi v v v v v v
15 Lingsar Lingsar v v v v v v
16 0 Sigerongan v v v v v v
17 Gunungsari Gunungsari v v v v v v
18 0 Penimbung v v v v v v
19 Batulayar Meninting v v v v v v

JUMLAH (KAB/KOTA) 19 19 19 19 19 19 19
PERSENTASE 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Sumber: KIA Dikes


catatan: diisi dengan tanda "V"
TABEL 51

JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

JUMLAH TERDUGA
JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSIS
TUBERKULOSIS YANG KASUS
NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPATKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TUBERKULOSIS
LAKI-LAKI +
PELAYANAN SESUAI ANAK 0-14 TAHUN
PEREMPUAN
STANDAR JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Sekotong Sekotong 359 50 76,9 15 23,1 65 4
2 0 Pelangan 336 63 84,0 12 16,0 75 4
3 Lembar Jakem 197 34 56,7 26 43,3 60 4
4 0 Eyat Mayang 170 17 0,0 11 0,0 28 1
5 Gerung Gerung 363 39 60,9 25 39,1 64 17
6 0 Dasan Tapen 249 38 58,5 27 41,5 65 9
7 Labuapi Labuapi 212 36 61,0 23 39,0 59 6
8 0 Perampuan 287 27 52,9 24 47,1 51 5
9 Kediri Kediri 686 42 65,6 22 34,4 64 9
10 0 Banyumulek 289 18 66,7 9 33,3 27 3
11 Kuripan Kuripan 306 45 56,3 35 43,8 80 20
12 Narmada Narmada 551 41 68,3 19 31,7 60 3
13 0 Sedau 351 11 55,0 9 45,0 20 6
14 0 Suranadi 199 23 0,0 14 0,0 37 3
15 Lingsar Lingsar 79 35 54,7 29 45,3 64 12
16 0 Sigerongan 367 44 68,8 20 31,3 64 5
17 Gunungsari Gunungsari 720 53 62,4 32 37,6 85 11
18 0 Penimbung 236 37 60,7 24 39,3 61 5
19 Batulayar Meninting 298 42 64,6 23 35,4 65 5
20 Gerung RSUD P3 680 0 0,0 1 100,0 1 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 6.935 695 63,5 400 36,5 1.095 133


JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS 6.077
% ORANG TERDUGA TUBERKULOSIS (TBC) MENDAPATKAN PELAYANAN TUBERKULOSIS SESUAI STANDAR 114,1

CNR SEMUA KASUS TUBERKULOSIS PER 100.000 PENDUDUK 158


PERKIRAAN INSIDEN TUBERKULOSIS (DALAM ABSOLUT) BERDASARKAN MODELING TAHUN 2019 2.510,00
CASE DETECTION RATE (%) 43,63
CAKUPAN PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS ANAK (%) 44,16

Sumber:Pengamatan Penyakit Dikes Lobar


Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS, BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan,
Rumah Tahanan, Dokter Praktek Mandiri, Klinik dll
TABEL 52

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

JUMLAH KASUS JUMLAH SEMUA KASUS


ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) TUBERKULOSIS ANGKA PENGOBATAN LENGKAP ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS JUMLAH
TUBERKULOSIS PARU TUBERKULOSIS
PARU TERKONFIRMASI BAKTERIOLOGIS (COMPLETE RATE) SEMUA KASUS TUBERKULOSIS RATE/SR) SEMUA KASUS TUBERKULOSIS KEMATIAN
TERKONFIRMASI TERDAFTAR DAN
SELAMA
NO KECAMATAN PUSKESMAS BAKTERIOLOGIS YANG DIOBATI*) PENGOBATAN
TERDAFTAR DAN LAKI-LAKI + LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TUBERKULOSIS
*) PEREMPUAN PEREMPUAN PEREMPUAN
DIOBATI
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Sekotong Sekotong 29 7 36 38 9 47 28 96,6 7 100,0 35 97,2 9 23,7 2 22,2 11 23,4 37 97,4 9 100,0 46 97,9 1 2,1
2 0 Pelangan 39 8 47 50 8 58 38 97,4 8 100,0 46 97,9 9 18,0 0 0,0 9 15,5 47 94,0 8 100,0 55 94,8 1 1,7
3 Lembar Jakem 19 12 31 32 15 47 16 84,2 10 83,3 26 83,9 16 50,0 5 33,3 21 44,7 32 100,0 15 100,0 47 100,0 2 4,3
4 0 Eyat Mayang 19 14 33 19 14 33 17 89,5 14 100,0 31 93,9 2 10,5 0 0,0 2 6,1 19 100,0 14 100,0 33 100,0 0 0,0
5 Gerung Gerung 22 12 34 29 21 50 19 86,4 11 91,7 30 88,2 5 17,2 8 38,1 13 26,0 24 82,8 19 90,5 43 86,0 3 6,0
6 0 Dasan Tapen 25 23 48 39 26 65 21 84,0 22 95,7 43 89,6 13 33,3 3 11,5 16 24,6 34 87,2 25 96,2 59 90,8 5 7,7
7 Labuapi Labuapi 21 17 38 25 21 46 19 90,5 16 94,1 35 92,1 6 24,0 5 23,8 11 23,9 25 100,0 21 100,0 46 100,0 0 0,0
8 0 Perampuan 22 15 37 27 18 45 20 90,9 14 93,3 34 91,9 6 22,2 4 22,2 10 22,2 26 96,3 18 100,0 44 97,8 1 2,2
9 Kediri Kediri 32 35 67 40 43 83 31 96,9 33 94,3 64 95,5 7 17,5 9 20,9 16 19,3 38 95,0 42 97,7 80 96,4 3 3,6
10 0 Banyumulek 11 12 23 14 13 27 10 90,9 12 100,0 22 95,7 3 21,4 0 0,0 3 11,1 13 92,9 12 92,3 25 92,6 2 7,4
11 Kuripan Kuripan 27 20 47 35 31 66 26 96,3 20 100,0 46 97,9 8 22,9 11 35,5 19 28,8 34 97,1 31 100,0 65 98,5 1 1,5
12 Narmada Narmada 25 11 36 31 18 49 23 92,0 11 100,0 34 94,4 7 22,6 7 38,9 14 28,6 30 96,8 18 100,0 48 98,0 1 2,0
13 0 Sedau 12 3 15 12 3 15 12 100,0 3 100,0 15 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 12 100,0 3 100,0 15 100,0 0 0,0
14 0 Suranadi 11 6 17 12 7 19 3 27,3 0 0,0 3 17,6 9 75,0 7 100,0 16 84,2 12 100,0 7 100,0 19 100,0 0 0,0
15 Lingsar Lingsar 24 6 30 27 9 36 15 62,5 3 50,0 18 60,0 8 29,6 6 66,7 14 38,9 23 85,2 9 100,0 32 88,9 3 8,3
16 0 Sigerongan 35 16 51 42 26 68 33 94,3 16 100,0 49 96,1 9 21,4 10 38,5 19 27,9 42 100,0 26 100,0 68 100,0 0 0,0
17 Gunungsari Gunungsari 34 37 71 44 47 91 31 91,2 34 91,9 65 91,5 7 15,9 10 21,3 17 18,7 38 86,4 44 93,6 82 90,1 6 6,6
18 0 Penimbung 14 10 24 19 22 41 14 100,0 10 100,0 24 100,0 5 26,3 12 54,5 17 41,5 19 100,0 22 100,0 41 100,0 0 0,0
19 Batulayar Meninting 30 20 50 42 25 67 28 93,3 19 95,0 47 94,0 12 28,6 4 16,0 16 23,9 40 95,2 23 92,0 63 94,0 3 4,5
20 Gerung RSUD P3 1 3 4 2 7 9 1 100,0 2 66,7 3 75,0 1 50,0 3 42,9 4 44,4 2 100,0 5 71,4 7 77,8 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 452 287 739 579 383 962 405 89,6 265 92,3 670 90,7 142 24,5 106 27,7 248 25,8 547 94,5 371 96,9 918 95,4 32 3,3

Sumber:Pengamatan Penyakit Dikes Lobar


Keterangan:
*) Kasus Tuberkulosis terdaftar dan diobati berdasarkan kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap
Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS, BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan,
Rumah Tahanan, Dokter Praktek Mandiri, Klinik dll
TABEL 53

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA

PERSENTASE PERKIRAAN BATUK BUKAN PNEUMONIA


DIBERIKAN PNEUMONIA
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BALITA YANG PNEUMONIA PNEUMONIA JUMLAH
TATALAKSANA BERAT
JUMLAH KUNJUNGAN DIBERIKAN BALITA %
STANDAR (DIHITUNG
NAPAS / LIHAT TDDK*)
TATALAKSANA
STANDAR L P L P L P L+P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Sekotong Sekotong 2.443 1.627 1.627 100,0 35 71 95 14 5 85 100 185 525,9 756 729
2 0 Pelangan 2.909 933 933 100,0 42 40 55 2 5 42 60 102 243,5 441 391
3 Lembar Jakem 2.225 2.076 2.076 100,0 32 123 101 0 2 123 103 226 705,4 949 901
4 0 Eyat Mayang 1.533 1.012 1.012 100,0 22 62 48 0 0 62 48 110 498,3 471 411
5 Gerung Gerung 2.926 2.939 2.939 100,0 42 149 105 0 0 149 105 254 602,8 1.444 1.275
6 0 Dasan Tapen 3.329 3.701 3.701 100,0 48 121 119 2 3 123 122 245 511,1 1.755 1.700
7 Labuapi Labuapi 2.489 1.571 1.571 100,0 36 78 79 0 2 78 81 159 443,6 727 698
8 0 Perampuan 2.823 2.258 2.258 100,0 41 66 57 0 0 66 57 123 302,6 1.103 1.042
9 Kediri Kediri 3.084 3.004 3.004 100,0 44 141 126 4 18 145 144 289 650,8 1.402 1.323
10 0 Banyumulek 1.932 953 953 100,0 28 58 38 3 1 61 39 100 359,4 480 376
11 Kuripan Kuripan 2.987 3.710 3.710 100,0 43 224 180 2 2 226 182 408 948,6 1.848 1.554
12 Narmada Narmada 3.377 2.238 2.238 100,0 49 146 128 12 12 158 140 298 612,8 1.034 1.037
13 0 Sedau 2.332 1.695 1.695 100,0 34 137 131 0 0 137 131 268 798,1 696 709
14 0 Suranadi 2.015 993 993 100,0 29 57 55 1 0 58 55 113 389,4 468 412
15 Lingsar Lingsar 2.497 3.045 3.045 100,0 36 179 209 1 1 180 210 390 1084,6 1.292 1.363
16 0 Sigerongan 2.375 2.055 2.055 100,0 34 154 101 13 14 167 115 282 824,6 904 872
17 Gunungsari Gunungsari 4.532 3.098 3.098 100,0 65 71 69 10 11 81 80 161 246,7 1.587 1.366
18 0 Penimbung 2.252 1.697 1.697 100,0 32 89 82 2 1 91 83 174 536,6 806 728
19 Batulayar Meninting 4.173 2.396 2.396 100,0 60 142 110 2 1 144 111 255 424,4 1.091
0

JUMLAH (KAB/KOTA) 52.233 41.001 41.001 100,0 752 2.108 1.888 68 78 2.176 1.966 4.142 550,7 19.254 16.887
Prevalensi pneumonia pada balita (%) 1,44
Jumlah Puskesmas yang melakukan tatalaksana Standar minimal 60% 19
Persentase Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60% 100,0%

Sumber:Pengamatan Penyakit Dikes Lobar


Keterangan:
TABEL 54

JUMLAH KASUS HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR
1 2 3 4 5 6

1 ≤ 4 TAHUN 1 0 1 8,3

2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,0

3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0

4 20 - 24 TAHUN 0 0 0 0,0

5 25 - 49 TAHUN 4 7 11 91,7

6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 7 12

PROPORSI JENIS KELAMIN 41,7 58,3

Jumlah estimasi orang dengan risiko terinfeksi HIV 11691

Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 5549

Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar 47,5

Sumber:Pengamatan Penyakit Dikes Lobar


Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 55

JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
PROPORSI PROPORSI
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 < 1 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0 0
2 1 - 4 TAHUN 1 1 2 16,7 2 16,7 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,0 14 116,7 0 0 0
4 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0 3 25,0 0 0 0
5 20 - 29 TAHUN 0 0 0 0,0 36 300,0 0 0 0
6 30 - 39 TAHUN 4 2 6 50,0 36 300,0 2 1 3
7 40 - 49 TAHUN 3 1 4 33,3 15 125,0 1 0 1
8 50 - 59 TAHUN 0 0 0 0,0 3 25,0 0 0 0
9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 8 4 12 0 0 109 3 1 4

PROPORSI JENIS KELAMIN 66,7 33,3 0,0 0,0 75,0 25,0

Sumber:Pengamatan Penyakit Dikes Lobar


Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru ditemukan yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 56

KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

DIARE
JUMLAH TARGET
DILAYANI MENDAPAT ORALIT MENDAPAT ZINC
PENEMUAN
JUMLAH SEMUA UMUR BALITA SEMUA UMUR BALITA BALITA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDUDUK
SEMUA
BALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Sekotong Sekotong 32.604 2.091 979 814 38,9 266 27,2 814 100,0 266 100,0 266 100,0
2 0 Pelangan 38.724 1.761 825 878 49,9 285 34,5 878 100,0 285 100,0 285 100,0
3 Lembar Jakem 29.585 1.598 748 1.378 86,2 483 64,6 1.378 100,0 483 100,0 483 100,0
4 0 Eyat Mayang 20.472 1.105 518 639 57,8 199 38,4 639 100,0 199 100,0 199 100,0
5 Gerung Gerung 38.882 2.100 983 1.871 89,1 609 62,0 1.871 100,0 609 100,0 609 100,0
6 0 Dasan Tapen 44.237 2.389 1.119 1.831 76,6 696 62,2 1.831 100,0 696 100,0 696 100,0
7 Labuapi Labuapi 33.045 1.784 836 1.205 67,5 383 45,8 1.205 100,0 383 100,0 383 100,0
8 0 Perampuan 37.563 2.028 950 1.395 68,8 485 51,1 1.395 100,0 485 100,0 485 100,0
9 Kediri Kediri 41.010 2.215 1.037 1.663 75,1 554 53,4 1.663 100,0 554 100,0 554 100,0
10 0 Banyumulek 25.670 1.386 649 688 49,6 193 29,7 688 100,0 193 100,0 193 100,0
11 Kuripan Kuripan 39.579 2.137 1.001 1.660 77,7 810 80,9 1.660 100,0 810 100,0 810 100,0
12 Narmada Narmada 45.022 2.431 1.139 1.921 79,0 705 61,9 1.921 100,0 705 100,0 705 100,0
13 0 Sedau 31.041 1.676 785 1.343 80,1 372 47,4 1.343 100,0 372 100,0 372 100,0
14 0 Suranadi 26.873 1.451 680 669 46,1 194 28,5 669 100,0 194 100,0 194 100,0
15 Lingsar Lingsar 33.235 1.795 841 1.229 68,5 386 45,9 1.229 100,0 386 100,0 386 100,0
16 0 Sigerongan 31.579 1.705 799 1.258 73,8 382 47,8 1.258 100,0 382 100,0 382 100,0
17 Gunungsari Gunungsari 60.313 3.257 1.525 1.859 57,1 581 38,1 1.859 100,0 581 100,0 581 100,0
18 0 Penimbung 29.966 1.618 758 1.176 72,7 323 42,6 1.176 100,0 323 100,0 323 100,0
19 Batulayar Meninting 55.585 3.022 1.406 1.281 42,4 389 27,7 1.281 100,0 389 100,0 389 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 694.985 37.549 17.578 24.758 65,9 8.295 47,2 24.758 100,0 8.295 100,0 8.295 100,0
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK

Sumber:Pengamatan Penyakit Dikes Lobar


TABEL 57

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

KASUS BARU
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sekotong Sekotong 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 Pelangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Lembar Jakem 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 Eyat Mayang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Gerung Gerung 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 Dasan Tapen 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Labuapi Labuapi 0 0 0 1 0 1 1 0 1
8 0 Perampuan 0 0 0 1 0 1 1 0 1
9 Kediri Kediri 0 1 1 0 0 0 0 1 1
10 0 Banyumulek 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kuripan Kuripan 1 0 1 0 0 0 1 0 1
12 Narmada Narmada 0 0 0 0 1 1 0 1 1
13 0 Sedau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 Suranadi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Lingsar Lingsar 0 0 0 1 0 1 1 0 1
16 0 Sigerongan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Gunungsari Gunungsari 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 Penimbung 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Batulayar Meninting 0 0 0 1 0 1 1 0 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 2 4 1 5 5 2 7
PROPORSI JENIS KELAMIN 50,0 50,0 80,0 20,0 71,4 28,6
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 1,5 0,6 1,0

Sumber:Pengamatan Penyakit Dikes Lobar


TABEL 58

KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN,
MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

KASUS BARU
PENDERITA
KUSTA
ANAK<15
PENDERITA KUSTA ANAK
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA CACAT TINGKAT 0 CACAT TINGKAT 2 TAHUN
<15 TAHUN
KUSTA DENGAN
CACAT
TINGKAT 2
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Sekotong Sekotong 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
2 0 Pelangan 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
3 Lembar Jakem 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
4 0 Eyat Mayang 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
5 Gerung Gerung 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
6 0 Dasan Tapen 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
7 Labuapi Labuapi 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0
8 0 Perampuan 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0
9 Kediri Kediri 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0
10 0 Banyumulek 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
11 Kuripan Kuripan 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0
12 Narmada Narmada 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0
13 0 Sedau 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
14 0 Suranadi 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
15 Lingsar Lingsar 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0
16 0 Sigerongan 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
17 Gunungsari Gunungsari 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
18 0 Penimbung 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
19 Batulayar Meninting 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 7 7 100,0 0 0,0 0 0,0 0


ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 1.000.000 PENDUDUK 0,0

Sumber:Pengamatan Penyakit Dikes Lobar


TABEL 59

JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

KASUS TERDAFTAR
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 Pelangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Lembar Jakem 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 Eyat Mayang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Gerung Gerung 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 Dasan Tapen 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Labuapi Labuapi 0 0 0 1 0 1 1 0 1
8 0 Perampuan 0 0 0 1 0 1 1 0 1
9 Kediri Kediri 1 0 1 0 0 0 1 0 1
10 0 Banyumulek 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kuripan Kuripan 0 1 1 0 0 0 0 1 1
12 Narmada Narmada 0 0 0 0 1 1 0 1 1
13 0 Sedau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 Suranadi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Lingsar Lingsar 0 0 0 1 0 1 1 0 1
16 0 Sigerongan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Gunungsari Gunungsari 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 Penimbung 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Batulayar Meninting 0 0 0 1 0 1 1 0 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 2 4 1 5 5 2 7
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,1

Sumber:Pengamatan Penyakit Dikes Lobar


TABEL 60

PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

KUSTA (PB) KUSTA (MB)


TAHUN 2018 TAHUN 2017
RFT PB RFT MB
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA PBa PENDERITA MBb
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Sekotong Sekotong 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 0 Pelangan 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 Lembar Jakem 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 0 Eyat Mayang 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 Gerung Gerung 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 0 Dasan Tapen 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 Labuapi Labuapi 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 6 7 1 100,0 6 100,0 7 100,0
8 0 Perampuan 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
9 Kediri Kediri 1 0 1 1 100,0 1 #DIV/0! 2 200,0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
10 0 Banyumulek 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
11 Kuripan Kuripan 0 1 1 0 #DIV/0! 1 100,0 1 100,0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
12 Narmada Narmada 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
13 0 Sedau 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
14 0 Suranadi 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
15 Lingsar Lingsar 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
16 0 Sigerongan 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
17 Gunungsari Gunungsari 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
18 0 Penimbung 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
19 Batulayar Meninting 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 2 1 100,0 2 200,0 3 150,0 1 6 7 1 100,0 6 100,0 7 100,0

Sumber:Pengamatan Penyakit Dikes Lobar


Keterangan :
a= Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2017 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
b= Penderita kusta MB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 2 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2016 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
TABEL 61

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP


NO KECAMATAN PUSKESMAS
<15 TAHUN (NON POLIO)
1 2 3 4 5
1 Sekotong Sekotong 8.477 2
2 0 Pelangan 10.068 0
3 Lembar Jakem 7.692 1
4 0 Eyat Mayang 5.322 0
5 Gerung Gerung 10.109 0
6 0 Dasan Tapen 11.501 0
7 Labuapi Labuapi 8.591 0
8 0 Perampuan 9.766 0
9 Kediri Kediri 10.662 0
10 0 Banyumulek 6.674 0
11 Kuripan Kuripan 10.290 0
12 Narmada Narmada 11.705 0
13 0 Sedau 8.070 0
14 0 Suranadi 6.986 0
15 Lingsar Lingsar 8.641 0
16 0 Sigerongan 8.210 0
17 Gunungsari Gunungsari 15.681 0
18 0 Penimbung 7.791 0
19 Batulayar Meninting 14.452 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 180.688 3


AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 1,7

Sumber:Pengamatan Penyakit Dikes Lobar


Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 62

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

JUMLAH KASUS PD3I


DIFTERI TETANUS NEONATORUM HEPATITIS B
NO KECAMATAN PUSKESMAS PERTUSIS SUSPEK CAMPAK
JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
MENINGGAL MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Sekotong Sekotong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 Pelangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Lembar Jakem 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 Eyat Mayang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Gerung Gerung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 Dasan Tapen 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Labuapi Labuapi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Perampuan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kediri Kediri 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 Banyumulek 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kuripan Kuripan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Narmada Narmada 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 Sedau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 Suranadi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Lingsar Lingsar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 Sigerongan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Gunungsari Gunungsari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 Penimbung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Batulayar Meninting 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0! #DIV/0!
INSIDENS RATE SUSPEK CAMPAK 0,0 0,0 0,0

Sumber: Laporan Imunisasi Kabupaten (Seksi Pencegahan Penyakit)


TABEL 63

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 Sekotong Sekotong 0 0 #DIV/0!
2 0 Pelangan 0 0 #DIV/0!
3 Lembar Jakem 0 0 #DIV/0!
4 0 Eyat Mayang 0 0 #DIV/0!
5 Gerung Gerung 0 0 #DIV/0!
6 0 Dasan Tapen 0 0 #DIV/0!
7 Labuapi Labuapi 0 0 #DIV/0!
8 0 Perampuan 0 0 #DIV/0!
9 Kediri Kediri 0 0 #DIV/0!
10 0 Banyumulek 0 0 #DIV/0!
11 Kuripan Kuripan 0 0 #DIV/0!
12 Narmada Narmada 0 0 #DIV/0!
13 0 Sedau 0 0 #DIV/0!
14 0 Suranadi 0 0 #DIV/0!
15 Lingsar Lingsar 0 0 #DIV/0!
16 0 Sigerongan 0 0 #DIV/0!
17 Gunungsari Gunungsari 0 0 #DIV/0!
18 0 Penimbung 0 0 #DIV/0!
19 Batulayar Meninting 0 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 #DIV/0!

Sumber:Pengamatan Penyakit Dikes Lobar


TABEL 64

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

YANG TERSERANG JUMLAH PENDUDUK


JENIS WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN ATTACK RATE (%) CFR (%)
TERANCAM
NO KEJADIAN JUMLA JUMLAH
LUAR BIASA H KEC DESA/KE DIKETAHUI DITANGGU- AKHIR L P L+P
0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L LANGI HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

NIHIL
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0
0
0
NIHIL 0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber:Pengamatan Penyakit Dikes Lobar


TABEL 65

KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 6 4 10 0 0 0 0,0 0,0 0,0
2 0 Pelangan 4 2 6 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 Lembar Jakem 8 7 15 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 0 Eyat Mayang 1 0 1 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 Gerung Gerung 14 11 25 0 0 0 0,0 0,0 0,0
6 0 Dasan Tapen 5 6 11 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 Labuapi Labuapi 7 5 12 0 0 0 0,0 0,0 0,0
8 0 Perampuan 11 8 19 0 0 0 0,0 0,0 0,0
9 Kediri Kediri 8 10 18 0 0 0 0,0 0,0 0,0
10 0 Banyumulek 3 2 5 0 0 0 0,0 0,0 0,0
11 Kuripan Kuripan 31 27 58 0 0 0 0,0 0,0 0,0
12 Narmada Narmada 7 9 16 0 0 0 0,0 0,0 0,0
13 0 Sedau 1 1 2 0 0 0 0,0 0,0 0,0
14 0 Suranadi 1 0 1 0 0 0 0,0 0,0 0,0
15 Lingsar Lingsar 4 2 6 0 0 0 0,0 0,0 0,0
16 0 Sigerongan 1 2 3 0 0 0 0,0 0,0 0,0
17 Gunungsari Gunungsari 6 8 14 0 0 0 0,0 0,0 0,0
18 0 Penimbung 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
19 Batulayar Meninting 5 2 7 0 0 0 0,0 0,0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 123 106 229 0 0 0 0,0 0,0 0,0


ANGKA KESAKITAN DBD PER 100.000 PENDUDUK 17,7 15,3 33,0

Sumber:Pengamatan Penyakit Dikes Lobar


Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 66

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

MALARIA
KONFIRMASI LABORATORIUM POSITIF MENINGGAL CFR
% KONFIRMASI %
NO KECAMATAN PUSKESMAS RAPID PENGOBATA
SUSPEK MIKROSKOPI LABORATORIU PENGOBATA
DIAGNOSTIC TOTAL L P L+P N STANDAR L P L+P L P L+P
S M N STANDAR
TEST (RDT)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Sekotong Sekotong 13 39 0 39 300,0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 0 Pelangan 363 633 0 633 174,4 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 Lembar Jakem 88 293 0 293 333,0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 0 Eyat Mayang 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 Gerung Gerung 12 12 0 12 100,0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
6 0 Dasan Tapen 8 751 0 751 9387,5 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 Labuapi Labuapi 3 631 0 631 21033,3 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
8 0 Perampuan 984 1.156 50 1.206 122,6 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
9 Kediri Kediri 346 679 695 1.374 397,1 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 0 Banyumulek 29 242 101 343 1182,8 0 0 1 1 100,0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0
11 Kuripan Kuripan 0 138 180 318 0,0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
12 Narmada Narmada 16 16 0 16 100,0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
13 0 Sedau 250 198 56 254 101,6 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
14 0 Suranadi 0 523 1 524 0,0 0 0 1 1 100,0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0
15 Lingsar Lingsar 1.802 147 1.649 1.796 99,7 0 0 25 25 100,0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0
16 0 Sigerongan 402 359 155 514 127,9 0 0 38 38 100,0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0
17 Gunungsari Gunungsari 1.261 1.142 349 1.491 118,2 0 0 29 29 100,0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0
18 0 Penimbung 1.416 1.339 2.557 3.896 275,1 0 0 295 295 100,0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0
19 Batulayar Meninting 3.136 21 3 24 0,8 0 0 24 24 100,0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 10.129 8.319 5.796 14.115 139,4 0 0 413 413 100,0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK 0,0 0,0 0,6

Sumber: Surveylance Dikes Kab Lobar


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 67

PENDERITA KRONIS FILARIASIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PENDERITA KRONIS FILARIASIS


NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS KRONIS TAHUN KASUS KRONIS BARU JUMLAH SELURUH KASUS
KASUS KRONIS PINDAH KASUS KRONIS MENINGGAL
SEBELUMNYA DITEMUKAN KRONIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sekotong Sekotong 0 0 0 0 0 0 0
2 0 Pelangan 0 0 0 0 0 0 0
3 Lembar Jakem 0 0 0 0 0 0 0

NIHIL
4 0 Eyat Mayang 0 0 0 0 0 0 0
5 Gerung Gerung 0 0 0 0 0 0 0
6 0 Dasan Tapen 0 0 0 0 0 0 0
7 Labuapi Labuapi 0 0 0 0 0 0 0
8 0 Perampuan 0 0 0 0 0 0 0
9 Kediri Kediri 0 0 0 0 0 0 0
10 0 Banyumulek 0 0 0 0 0 0 0
11 Kuripan Kuripan 0 0 0 0 0 0 0
12 Narmada Narmada 0 0 0 0 0 0 0
13 0 Sedau 0 0 0 0 0 0 0
14 0 Suranadi 0 0 0 0 0 0 0
15 Lingsar Lingsar 0 0 0 0 0 0 0
16 0 Sigerongan 0 0 0 0 0 0 0
17 Gunungsari Gunungsari 0 0 0 0 0 0 0
18 0 Penimbung 0 0 0 0 0 0 0
19 Batulayar Meninting 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber:Pengamatan Penyakit Dikes Lobar


Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 68

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN


JUMLAH ESTIMASI PENDERITA HIPERTENSI
BERUSIA ≥ 18 TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS

LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 1.094 1.344 2.438 187 17,1 67 5,0 254 10,4
2 0 Pelangan 1.375 1.518 2.893 157 11,4 394 26,0 551 19,0
3 Lembar Jakem 1.081 1.128 2.209 58 5,4 72 6,4 130 5,9
4 0 Eyat Mayang 667 865 1.532 69 10,3 92 10,6 161 10,5
5 Gerung Gerung 1.429 1.474 2.903 104 7,3 203 13,8 307 10,6
6 0 Dasan Tapen 1.638 1.664 3.302 65 4,0 78 4,7 143 4,3
7 Labuapi Labuapi 1.248 1.218 2.466 89 7,1 54 4,4 143 5,8
8 0 Perampuan 1.340 1.465 2.806 46 3,4 96 6,6 142 5,1
9 Kediri Kediri 1.487 1.575 3.063 52 3,5 77 4,9 129 4,2
10 0 Banyumulek 954 962 1.916 450 47,2 420 43,7 870 45,4
11 Kuripan Kuripan 1.563 1.388 2.951 976 62,5 1.679 120,9 2.655 90,0
12 Narmada Narmada 1.539 1.827 3.366 552 35,9 752 41,2 1.304 38,7
13 0 Sedau 1.101 1.218 2.319 396 36,0 389 31,9 785 33,9
14 0 Suranadi 913 1.096 2.009 52 5,7 81 7,4 133 6,6
15 Lingsar Lingsar 1.180 1.303 2.483 129 10,9 141 10,8 270 10,9
16 0 Sigerongan 1.152 1.206 2.358 124 10,8 138 11,4 262 11,1
17 Gunungsari Gunungsari 2.151 2.354 4.505 122 5,7 146 6,2 268 5,9
18 0 Penimbung 1.077 1.161 2.238 101 9,4 188 16,2 289 12,9
19 Batulayar Meninting 1.949 2.204 4.153 22 1,1 64 2,9 86 2,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 24.939 26.971 51.909 3.751 15,0 5.131 19,0 8.882 17,1

Sumber:Laporan PTM Tahun 2018

Puskesmas baru, masih mengikuti puskesmas induk


TABEL 69

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PENDERITA DM YANG MENDAPATKAN


JUMLAH PENDERITA PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR
NO KECAMATAN PUSKESMAS
DM
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 Sekotong Sekotong 399 305 76,5
2 0 Pelangan 473 77 16,3
3 Lembar Jakem 361 625 173,1
4 0 Eyat Mayang 250 34 13,6
5 Gerung Gerung 475 199 41,9
6 0 Dasan Tapen 540 175 32,4
7 Labuapi Labuapi 403 62 15,4
8 0 Perampuan 459 250 54,5
9 Kediri Kediri 501 306 61,1
10 0 Banyumulek 313 313 99,9
11 Kuripan Kuripan 482 83 17,2
12 Narmada Narmada 550 345 62,7
13 0 Sedau 379 186 49,1
14 0 Suranadi 328 33 10,0
15 Lingsar Lingsar 406 30 7,4
16 0 Sigerongan 385 38 9,9
17 Gunungsari Gunungsari 737 65 8,8
18 0 Penimbung 366 64 17,5
19 Batulayar Meninting 679 82 12,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 8.486 3.272 38,6

Sumber:Laporan PTM Tahun 2018

Puskesmas baru, masih mengikuti puskesmas induk,


Puskesmas Dasan Tapen tidak ada laporan
TABEL 70

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PUSKESMAS PEMERIKSAAN LEHER


PEREMPUAN IVA POSITIF CURIGA KANKER TUMOR/BENJOLAN
MELAKSANAKAN RAHIM DAN PAYUDARA
NO KECAMATAN PUSKESMAS USIA 30-50
KEGIATAN DETEKSI DINI
TAHUN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
IVA & SADANIS*
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Sekotong Sekotong V 9.540 29 0,30 2 6,9 0,0 2 6,9


2 0 Pelangan V 11.305 51 0,45 0 0,0 0,0 0 0,0
3 Lembar Jakem V 8.626 78 0,90 2 2,6 T 0,0 0 0,0
4 0 Eyat Mayang V 5.997 6 0,10 0 0,0 0,0 0 0,0
5 Gerung Gerung V 11.334 221 1,95 15 6,8 I 0,0 2 0,9
6 0 Dasan Tapen V 12.890 18 0,14 0 0,0 0,0 0 0,0
7 Labuapi Labuapi V 9.821 86 0,88 0 0,0 D 0,0 0 0,0
8 0 Perampuan V 10.963 7 0,06 0 0,0 0,0 0 0,0
9 Kediri Kediri V 11.961 86 0,72 2 2,3 A 0,0 0 0,0
10
11 Kuripan
0 Banyumulek
Kuripan
V
V
7.479
11.499
12
249
0,16
2,17
0
0
0,0
0,0 K 0,0
0,0
1
0
8,3
0,0
12 Narmada
13
Narmada
0 Sedau
V
V
13.164
9.062
224
11
1,70
0,12
17
0
7,6
0,0 A 0,0
0,0
0
0
0,0
0,0
14
15 Lingsar
0 Suranadi
Lingsar
V
V
7.859
9.702
0
41
0,00
0,42
0
3
0,0
7,3
D 0,0
0,0
0
0
0,0
0,0
16
17 Gunungsari
0 Sigerongan
Gunungsari
V
V
9.208
17.603
52
180
0,56
1,02
2
0
3,8
0,0
A 0,0
0,0
0
0
0,0
0,0
18
19 Batulayar
0 Penimbung
Meninting
V
V
8.743
16.235
19
238
0,22
1,47
0
58
0,0
24,4
D 0,0
0,0
0
8
0,0
3,4

A
T
A
JUMLAH (KAB/KOTA) 19 202.991 1.608 0,79 101 6,3 0 0,0 13 0,81

Sumber:Laporan PTM Tahun 2018


Keterangan: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat 1608
* diisi dengan checklist (V)
TABEL 71

PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

PELAYANAN KESEHATAN ODGJ BERAT


NO KECAMATAN PUSKESMAS
SASARAN ODGJ MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
BERAT
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 Sekotong Sekotong 85 10 11,8
2 0 Pelangan 101 8 7,9
3 Lembar Jakem 77 16 20,8
4 0 Eyat Mayang 53 12 22,5
5 Gerung Gerung 101 59 58,4
6 0 Dasan Tapen 115 39 33,9
7 Labuapi Labuapi 86 63 73,3
8 0 Perampuan 98 19 19,5
9 Kediri Kediri 107 62 58,1
10 0 Banyumulek 67 7 10,5
11 Kuripan Kuripan 103 49 47,6
12 Narmada Narmada 117 108 92,3
13 0 Sedau 81 23 28,5
14 0 Suranadi 70 4 5,7
15 Lingsar Lingsar 86 43 49,8
16 0 Sigerongan 82 29 35,3
17 Gunungsari Gunungsari 157 43 27,4
18 0 Penimbung 78 16 20,5
19 Batulayar Meninting 145 33 22,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.807 643 35,6

Sumber:Laporan PTM Tahun 2018


Laporan kunjungan/kasus puskesmas
PisPK sbg bahan konfirm
TABEL 72

PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN PENGAWASAN


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN (IKL) PEMERIKSAAN


JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS SARANA AIR JUMLAH
JUMLAH SARANA JUMLAH
MINUM JUMLAH SARANA AIR
AIR MINUM DGN SARANA AIR
SARANA AIR % % % MINUM %
RESIKO RENDAH+ MINUM DIAMBIL
MINUM DI IKL MEMENUHI
SEDANG SAMPEL
SYARAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 6.672 5.289 79,3 4.287 81,1 8 0,1 3 37,5
2 0 Pelangan 10.599 900 8,5 900 100,0 15 0,1 15 100,0
3 Lembar Jakem 4.367 450 10,3 398 88,4 10 0,2 10 100,0
4 0 Eyat Mayang 6.311 2.338 37,0 902 38,6 10 0,2 1 10,0
5 Gerung Gerung 11.030 888 8,1 618 69,6 22 0,2 22 100,0
6 0 Dasan Tapen 5.108 2.527 49,5 1.812 71,7 21 0,4 17 81,0
7 Labuapi Labuapi 3.570 925 25,9 747 80,8 12 0,3 12 100,0
8 0 Perampuan 11.315 11.315 100,0 1.678 14,8 18 0,2 14 77,8
9 Kediri Kediri 3.427 1.881 54,9 1.698 90,3 24 0,7 24 100,0
10 0 Banyumulek 5.442 675 12,4 653 96,7 12 0,2 9 75,0
11 Kuripan Kuripan 8.130 4.876 60,0 2.398 49,2 12 0,1 9 75,0
12 Narmada Narmada 5.396 1.061 19,7 1.061 100,0 22 0,4 14 63,6
13 0 Sedau 4.615 3.255 70,5 147 4,5 19 0,4 13 68,4
14 0 Suranadi 4.812 570 11,8 521 91,4 10 0,2 10 100,0
15 Lingsar Lingsar 6.684 780 11,7 707 90,6 26 0,4 25 96,2
16 0 Sigerongan 7.850 926 11,8 879 94,9 21 0,3 11 52,4
17 Gunungsari Gunungsari 14.972 6.766 45,2 6.157 91,0 20 0,1 19 95,0
18 0 Penimbung 9.166 2.160 23,6 1.955 90,5 9 0,1 5 55,6
19 Batulayar Meninting 10.635 1.303 12,3 1.082 83,0 19 0,2 14 73,7

JUMLAH (KAB/KOTA) 140.101 48.885 34,9 28.600 58,5 310 0,2 247 79,7

Sumber:Penyehatan Lingkungan Dikes 2019


TABEL 73

JUMLAH KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

JAMBAN SEHAT SEMI JAMBAN SEHAT PERMANEN KELUARGA DENGAN


SHARING/KOMUNAL
PERMANEN (JSSP) (JSP) AKSES TERHADAP
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK JUMLAH JUMLAH JUMLAH
FASILITAS SANITASI YANG
JUMLAH JUMLAH JUMLAH LAYAK (JAMBAN SEHAT)
KK KK KK
SARANA SARANA SARANA
PENGGUNA PENGGUNA PENGGUNA JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sekotong Sekotong 11.125 115 1.403 500 521 4.158 7.138 9.062 81,5
2 0 Pelangan 10.599 766 517 1.003 1.212 6.962 8.173 9.902 93,4
3 Lembar Jakem 9.273 1.008 2.526 722 894 2.691 4.985 8.405 90,6
4 0 Eyat Mayang 6.927 806 539 326 340 952 1.848 2.727 39,4
5 Gerung Gerung 12.267 2.620 1.379 1.959 1.607 8.589 9.281 12.267 100,0
6 0 Dasan Tapen 13.927 59 1.467 1.330 2.171 6.417 10.289 13.927 100,0
7 Labuapi Labuapi 12.905 179 1.748 812 1.586 4.667 9.572 12.905 100,0
8 0 Perampuan 12.141 109 470 1.108 1.432 5.487 10.238 12.141 100,0
9 Kediri Kediri 12.200 25 37 0 0 8.045 11.685 11.723 96,1
10 0 Banyumulek 5.902 241 832 169 349 4.190 4.721 5.902 100,0
11 Kuripan Kuripan 10.784 2.252 1.760 2.426 2.519 4.174 4.023 8.302 77,0
12 Narmada Narmada 13.568 494 639 2.092 2.251 8.047 10.677 13.568 100,0
13 0 Sedau 8.842 75 641 116 134 6.239 8.067 8.842 100,0
14 0 Suranadi 7.394 988 836 972 567 5.274 5.990 7.394 100,0
15 Lingsar Lingsar 10.504 36 129 2.635 4.085 2.828 5.907 10.121 96,4
16 0 Sigerongan 12.261 2.102 2.658 2.006 3.222 5.255 6.382 12.261 100,0
17 Gunungsari Gunungsari 16.833 1.438 3.491 1.878 4.268 10.578 9.074 16.833 100,0
18 0 Penimbung 10.239 143 1.248 826 3.118 5.014 4.651 9.017 88,1
19 Batulayar Meninting 16.194 18 61 0 0 12.931 16.133 16.194 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 213.885 13.474 22.381 20.880 30.277 112.498 148.835 201.493 94,21

Sumber:Penyehatan Lingkungan Dikes 2019


TABEL 74

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)


JUMLAH DESA/ DESA MELAKSANAKAN DESA STOP BABS
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA STBM
KELURAHAN STBM (SBS)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Sekotong Sekotong 4 4 100,0 3 75,0 0 0,0
2 0 Pelangan 5 5 100,0 4 80,0 0 0,0
3 Lembar Jakem 5 5 100,0 3 60,0 0 0,0
4 0 Eyat Mayang 5 5 100,0 0 0,0 0 0,0
5 Gerung Gerung 7 7 100,0 7 100,0 0 0,0
6 0 Dasan Tapen 7 7 100,0 7 100,0 0 0,0
7 Labuapi Labuapi 6 6 100,0 6 100,0 0 0,0
8 0 Perampuan 6 6 100,0 6 100,0 0 0,0
9 Kediri Kediri 6 6 100,0 5 83,3 0 0,0
10 0 Banyumulek 4 4 100,0 4 100,0 0 0,0
11 Kuripan Kuripan 6 6 100,0 5 83,3 0 0,0
12 Narmada Narmada 11 11 100,0 11 100,0 0 0,0
13 0 Sedau 5 5 100,0 5 100,0 0 0,0
14 0 Suranadi 5 5 100,0 5 100,0 0 0,0
15 Lingsar Lingsar 8 8 100,0 6 75,0 0 0,0
16 0 Sigerongan 7 7 100,0 7 100,0 0 0,0
17 Gunungsari Gunungsari 7 7 100,0 7 100,0 0 0,0
18 0 Penimbung 9 9 100,0 6 66,7 0 0,0
19 Batulayar Meninting 9 9 100,0 9 100,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 122 122 100,0 106 86,9 0 0,0

Sumber:Penyehatan Lingkungan Dikes 2019


* SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan)
TABEL 75

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

TTU YANG ADA TTU MEMENUHI SYARAT KESEHATAN


SARANA SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN
SARANA PENDIDIKAN JUMLAH TEMPAT IBADAH PASAR JUMLAH TOTAL
N KESEHATAN TEMPA SD/MI SMP/MTs SMA/MA PUSKESMAS RUMAH SAKIT
KECAMATAN PUSKESMAS TTU
O RUMAH T PASAR
SMP/MT PUSKES YANG
SD/MI SMA/MA SAKIT IBADAH ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
s MAS ADA
UMUM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Sekotong Sekotong 32 11 7 1 0 78 2 131 29 90,6 11 100,0 3 42,9 1 100,0 0 #DIV/0! 71 91,0 0 0,0 115,0 87,8
2 0 Pelangan 26 7 2 1 0 76 4 116 23 88,5 6 85,7 2 100,0 1 100,0 0 #DIV/0! 68 89,5 0 0,0 100,0 86,2
3 Lembar Jakem 22 9 5 1 0 70 2 109 22 100,0 9 100,0 5 100,0 1 100,0 0 #DIV/0! 58 82,9 0 0,0 95,0 87,2
4 0 Eyat Mayang 21 6 4 1 0 75 2 109 14 66,7 1 16,7 0 0,0 1 100,0 0 #DIV/0! 72 96,0 0 0,0 88,0 80,7
5 Gerung Gerung 31 11 11 1 1 48 3 106 29 93,5 10 90,9 9 81,8 1 100,0 1 100,0 40 83,3 0 0,0 90,0 84,9
6 0 Dasan Tapen 27 14 11 1 0 41 1 95 25 92,6 12 85,7 9 81,8 1 100,0 0 #DIV/0! 36 87,8 0 0,0 83,0 87,4
7 Labuapi Labuapi 21 8 10 1 0 24 2 66 18 85,7 7 87,5 9 90,0 1 100,0 0 #DIV/0! 19 79,2 0 0,0 54,0 81,8
8 0 Perampuan 15 4 2 1 0 32 1 55 15 100,0 2 50,0 2 100,0 1 100,0 0 #DIV/0! 30 93,8 0 0,0 50,0 90,9
9 Kediri Kediri 25 17 18 1 0 20 2 83 25 100,0 17 100,0 18 100,0 1 100,0 0 #DIV/0! 20 100,0 0 0,0 81,0 97,6
10 0 Banyumulek 11 6 4 1 0 12 1 35 11 100,0 6 100,0 4 100,0 1 100,0 0 #DIV/0! 12 100,0 0 0,0 34,0 97,1
11 Kuripan Kuripan 25 9 6 1 0 53 3 97 23 92,0 8 88,9 5 83,3 1 100,0 0 #DIV/0! 49 92,5 0 0,0 86,0 88,7
12 Narmada Narmada 26 5 7 1 1 43 1 84 25 96,2 5 100,0 6 85,7 1 100,0 1 100,0 37 86,0 0 0,0 75,0 89,3
13 0 Sedau 19 8 5 1 0 40 1 74 18 94,7 8 100,0 5 100,0 1 100,0 0 #DIV/0! 36 90,0 0 0,0 68,0 91,9
14 0 Suranadi 18 6 4 1 0 40 - 69 17 94,4 5 83,3 3 75,0 1 100,0 0 #DIV/0! 38 95,0 0 #DIV/0! 64,0 92,8
15 Lingsar Lingsar 21 7 5 1 0 44 1 79 19 90,5 6 85,7 5 100,0 1 100,0 0 #DIV/0! 42 95,5 0 0,0 73,0 92,4
16 0 Sigerongan 24 11 8 1 0 34 1 79 20 83,3 11 100,0 8 100,0 1 100,0 0 #DIV/0! 34 100,0 0 0,0 74,0 93,7
17 Gunungsari Gunungsari 31 16 11 1 0 60 3 122 29 93,5 14 87,5 9 81,8 1 100,0 0 #DIV/0! 50 83,3 0 0,0 103,0 84,4
18 0 Penimbung 18 6 2 1 0 27 1 55 16 88,9 4 66,7 2 100,0 1 100,0 0 #DIV/0! 22 81,5 0 0,0 45,0 81,8
19 Batulayar Meninting 34 10 8 1 0 89 0 142 28 82,4 9 90,0 8 100,0 1 100,0 0 #DIV/0! 78 87,6 #DIV/0! 124,0 87,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 447 171 130 19 2 906 31 1.706 406 90,8 151 88,3 112 86,2 19 100,0 2 100,0 812 89,6 0 0,0 1502 88,04

Sumber:Penyehatan Lingkungan Dikes 2019


TABEL 76

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT
TAHUN 2019

TPM YANG ADA TPM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN


MAKANAN MAKANAN
JAJANAN/ RUMAH MAKAN/ DEPOT AIR MINUM JAJANAN/KANTIN/SENT
RUMAH JASA BOGA
NO KECAMATAN PUSKESMAS DEPOT AIR KANTIN/ JUMLAH TPM RESTORAN (DAM) RA MAKANAN
JASA BOGA MAKAN/REST
MINUM (DAM) SENTRA YANG ADA JAJANAN
ORAN
MAKANAN
JAJANAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Sekotong Sekotong 6 12 5 95 118 6 100,0 11 91,7 5 100,0 79 83,2
2 0 Pelangan 0 0 9 13 22 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 9 100,0 10 76,9
3 Lembar Jakem 4 32 9 5 50 2 50,0 26 81,3 9 100,0 4 80,0
4 0 Eyat Mayang 0 9 4 22 35 0 #DIV/0! 5 55,6 4 100,0 15 68,2
5 Gerung Gerung 13 19 9 9 50 11 84,6 15 78,9 8 88,9 8 88,9
6 0 Dasan Tapen 0 5 4 7 16 0 #DIV/0! 5 100,0 4 100,0 5 71,4
7 Labuapi Labuapi 2 8 7 10 27 2 100,0 7 87,5 6 85,7 8 80,0
8 0 Perampuan 0 0 15 32 47 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 14 93,3 25 78,1
9 Kediri Kediri 2 13 4 66 85 1 50,0 13 100,0 4 100,0 62 93,9
10 0 Banyumulek 1 2 7 16 26 1 100,0 2 100,0 7 100,0 12 75,0
11 Kuripan Kuripan 0 6 10 27 43 0 #DIV/0! 5 83,3 8 80,0 25 92,6
12 Narmada Narmada 2 10 9 7 28 1 50,0 9 90,0 8 88,9 7 100,0
13 0 Sedau 1 7 1 1 10 1 100,0 6 85,7 1 100,0 1 100,0
14 0 Suranadi 0 9 1 0 10 0 #DIV/0! 8 88,9 1 100,0 0 #DIV/0!
15 Lingsar Lingsar 2 4 0 9 15 0 0,0 4 100,0 0 #DIV/0! 8 88,9
16 0 Sigerongan 0 2 3 10 15 0 #DIV/0! 1 50,0 3 100,0 8 80,0
17 Gunungsari Gunungsari 10 12 12 16 50 8 80,0 10 83,3 12 100,0 12 75,0
18 0 Penimbung 0 0 2 11 13 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 100,0 9 81,8
19 Batulayar Meninting 0 126 9 0 135 0 #DIV/0! 112 88,9 9 100,0 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 43 276 120 356 795 33 76,7 239 86,6 114 95,0 298 83,7
TABEL 1

DEFINISI OPERASIONAL

Desa : Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan istiadat setempat yang diakui dalam
sistem pemerintahan nasional dan berada di bawah kabupaten
Kelurahan : Suatu wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah kerja kecamatan

Rumah Tangga : Seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik, dan biasanya
tinggal bersama serta makan dari satu dapur

Kepadatan Penduduk : Jumlah penduduk di satu wilayah per-km2

Jumlah penduduk dapat bersumber dari BPS atau Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dengan memperhatikan konsistensi antar variabel
terkait

FORMULA

Jumlah penduduk di suatu wila yah pada kurun wakt u tertentu


Rata-rata Jiwa/ =
Rumah Tangga Jumlah rumah tang ga di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama

Kepadatan Jumlah penduduk di suatu wila yah pada kurun wakt u tertentu
Penduduk/km2 =
Luas wilayah (km 2 )pada kurun wakt u yang sama
TABEL 2

DEFINISI OPERASIONAL

Jumlah Penduduk : Jumlah penduduk pada kelompok umur 0-4 tahun yaitu jumlah penduduk sebelum mencapai
menurut kelompok umur usia genap 5 tahun. Kelompok umur ini sering disebut balita (bawah lima tahun).
(interval 5 tahunan) dan Penyebutan satuan tahun pada umur penduduk dilakukan dengan pembulatan ke bawah.
jenis kelamin Contoh, seseorang dengan umur 4 tahun 10 bulan 25 hari dinyatakan dalam umur 4 tahun.
Demikian juga untuk kelompok umur selanjutnya.
Angka Beban Tanggungan: Perbandingan antara banyaknya orang yang belum produktif (usia kurang dari 15 tahun) dan
tidak produktif lagi (usia 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif
(15-64 tahun)

Rasio Jenis Kelamin : Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu
daerah dan waktu tertentu

FORMULA

Jumlah penduduk usia  15 tahun dan  64 tahun


Angka Beban Tanggungan di suatu wila yah pada kurun wakt u tertentu
= x 100
Jumlah penduduk usia 15 - 64 tahun di wilayah dan kurun wakt u yang sama

Jumlah penduduk laki - laki di suatu wila yah pada kurun wakt u tertentu
Rasio Jenis Kelamin = x 100
Jumlah penduduk perempuan di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL 3

DEFINISI OPERASIONAL

Melek huruf : Penduduk berusia 15 tahun ke atas yang memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat
sederhana dalam huruf latin, huruf arab, dan huruf lainnya (seperti huruf jawa, kanji, dll)
Tamat sekolah : Menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah, baik negeri
maupun swasta, dan telah mendapatkan tanda tamat/ijazah. Orang yang belum mengikuti
pelajaran pada kelas tertinggi tetapi telah mengikuti ujian dan lulus dianggap tamat sekolah
TABEL 4

DEFINISI OPERASIONAL

Rumah Sakit : Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit umum : Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
Rumah sakit khusus : Rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin
ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

Puskesmas rawat inap : Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap kecuali pertolongan persalinan normal

Klinik Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan
medis dasar dan/atau spesialistik
Praktik pengobatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pengobatan/perawatan pelayanan kesehatan tradisional
tradisional komplementer. Fasilitas Pelayanan Kesehatan tradisional didirikan secara mandiri maupun berkelompok yang
dimiliki oleh perseorangan atau badan hukum.
Unit Transfusi Darah : Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan donor darah, penyediaan darah, dan pendistribusian darah

Laboratorium Kesehatan : Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal
dari manusia dan/atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi
kesehatan atau faktor risiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan perseorangan dan/atau masyarakat.
UMOT (Usaha Mikro : Usaha yang hanya membuat sediaan obat tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan obat luar, dan rajangan.
Obat Tradisional)

Apotek : Sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker.
(Termasuk Apotek PRB)

Apotek PRB : Apotek yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam melaksanakan Program Rujuk Balik

Toko Obat : Orang atau Badan Hukum Indonesia yang memilih ijin untuk menyimpan Obat-obat Bebas Terbatas (daftar W) untuk
dijual secara eceran di tempat tertentu sebagaimana tercantum dalam surat izin.
Toko Alkes : Unit usaha yang diselenggarakan oleh perorangan atau badan untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran alat
kesehatan tertentu secara eceran sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
TABEL 5

DEFINISI OPERASIONAL

Jumlah Kunjungan: Jumlah orang yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan fasilitas pelayanan
Pasien Baru Rawat kesehatan rujukan tingkat lanjut milik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
Jalan perseorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang
rawat inap untuk pertama kalinya dalam satu tahun tertentu.
Kunjungan rawat jalan puskesmas termasuk kunjungan ke jaringan puskesmas, dalam gedung maupun
luar gedung (puskesmas keliling, puskemas pembantu, bidan desa, pemeriksaan anak sekolah, dsb).

Jumlah Kunjungan: Jumlah orang yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan fasilitas pelayanan
Pasien Baru Rawat kesehatan rujukan tingkat lanjut milik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
Inap perseorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik, dan tinggal di ruang
rawat inap untuk pertama kalinya dalam satu tahun tertentu.

Kunjungan Gangguan : Kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan yang meliputi gangguan pada perasaan, proses
Jiwa pikir, dan perilaku yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan
peran sosialnya.

FORMULA
Jumlah kunjungan pasien baru rawat jalan di fasilitas pelayanan
kesehatan milik pemerintah dan swasta dalam satu tahun tertentu
Persentase Rawat Jalan = X 100%
Jumlah penduduk pada kabupaten/kota dalam tahun yang sama

Jumlah kunjungan pasien baru rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan


milik pemerintah dan swasta dalam satu tahun tertentu
Persentase Rawat Inap = X 100%
Jumlah penduduk pada kabupaten/kota dalam tahun yang sama
TABEL 6

DEFINISI OPERASIONAL

Fasilitas RS dengan : Ketentuan umum pelayanan gawat darurat level 1 mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Kemampuan 856 tahun 2009 tentang standar Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Pelayanan Gawat
Darurat Level 1

FORMULA

% Fasilitas pelayanan Jumlah RS yang mampu memberikan pelayanan gawat darurat level 1
kesehatan dengan = 𝑥100%
Jumlah Rumah Sakit di Kab/Kota
kemampuan
pelayanan gawat
darurat level 1
TABEL 7

DEFINISI OPERASIONAL

Gross Death Rate : Angka kematian umum untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar. Nilai GDR sebaiknya tidak lebih dari 45 per
(GDR) 1000. Nilai GDR dari setiap RS dapat diperoleh dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan 3.1.
Net Death Rate : Angka kematian ≥ 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar. Nilai NDR yang dianggap
(NDR) masih dapat ditolerir yaitu < 25 per 1000. Nilai GDR dari setiap RS dapat diperoleh dari pelaporan SIRS
Online R.L. 1.2 dan 3.1.
Jumlah pasien keluar: Jumlah pasien keluar hidup dan keluar mati (dalam waktu < 48 jam maupun ≥ 48 jam dirawat ) selama 1
hidup dan mati tahun

Jumlah pasien keluar: Jumlah pasien keluar mati < 48 jam selama 1 tahun
mati < 48 jam

Jumlah pasien keluar: Jumlah pasien keluar mati dalam waktu ≥ 48 Jam selama 1 tahun
mati ≥ 48 jam dirawat
FORMULA

GDR Jumlah pasien mati seluruhnya


Gross Death Rate = x 1.000 ‰
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

NDR Jumlah pasien mati  48 jam setelah dirawat


Net Death Rate = x 1.000 ‰
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
TABEL 8

DEFINISI OPERASIONAL

Jumlah hari perawatan : total hari rawat dari semua pasien yang dirawat selama satu tahun
Jumlah lama dirawat : total lama dirawat dari pasien yang sudah keluar rumah sakit (hidup maupun mati), selama satu tahun
BOR : Persentase pemakaian tempat tidur pada satu-satuan waktu tertentu. Nilai parameter BOR yang ideal adalah
(Bed Occupancy Rate) antara 60-85%. Nilai GDR dari setiap RS dapat diperoleh dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan 3.1.
BTO : Frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
(Bed Turn Over) (biasanya dalam periode 1 tahun). Nilai parameter BTO yang ideal adalah 40-50 kali dalam satu tahun. Nilai
GDR dari setiap RS dapat diperoleh dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan 3.1.
TOI : Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Nilai parameter TOI yang
(Turn Over Interval) ideal pada kisaran 1-3 hari. Nilai GDR dari setiap RS dapat diperoleh dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan
3.1.
ALOS : Rata-rata lama rawat (dalam satuan hari) seorang pasien. Nilai parameter ALOS yang ideal adalah 6-9 hari.
(Average Length of Stay) Nilai GDR dari setiap RS dapat diperoleh dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan 3.1.

FORMULA
BOR Jumlah hari perawatan
Bed Occupancy Rate = x 100%
Jumlah tem pat tidur x jumlah hari dalam setahun
BTO Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Bed Turn Over =
Jumlah tem pat tidur
TOI (Jumlah te mpat tidur x jumlah hari dalam setahun) - Jumlah hari perawatan
=
Turn Over Interval Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
ALOS Jumlah lama dirawat
Average Length of Stay =
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
TABEL 9

DEFINISI OPERASIONAL

Persentase Puskesmas : Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap
dengan ketersediaan 20 item obat indikator). Laporan yang dimasukan yaitu laporan pada bulan November atau laporan bulan
obat dan vaksin terakhir pada tahun pelaporan.
essensial

Obat-obat yang dipilih sebagai obat indikator merupakan obat pendukung program kesehatan ibu, kesehatan anak, penanggulangan
dan pencegahan penyakit, serta obat pelayanan kesehatan dasar esensial dan terdapat di dalam Formularium Nasional. 20 jenis obat
tersebut terdapat pada Petunjuk Teknis Tata Laksana Indikator Kinerja Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun
2017-2019

FORMULA

% Puskesmas dengan Jumlah Puskesmas yang memiliki obat & vaksin esensial
ketersediaan obat dan = 𝑥100%
Jumlah Puskesmas di kabupaten/kota yang melapor
vasin esensial
TABEL 10

DEFINISI OPERASIONAL

Posyandu : Salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita.

Posyandu Pratama : Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader
sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang.

Posyandu Madya : Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan Pengelolaan Posyandu rata-rata jumlah
kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%.

Posyandu Purnama : Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang
atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan kegiatan pengembangan, serta telah
memperoleh dana sehat yang berasal dari swadaya masyarakat dipergunakan untuk upaya kesehatan di Posyandu.

Posyandu Mandiri : Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang
atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan kegiatan pengembangan, serta telah
memperoleh dana sehat yang berasal dari swadaya masyarakat dan kelompok usaha bersama (usaha dikelola oleh masyarakat) yang
dipergunakan untuk upaya kesehatan di Posyandu.

Posbindu PTM : Upaya kesehatan berbasis bersumberdaya masyarakat (UKBM) dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular
(PTM) melalui kegiatan skrining kesehatan/deteksi dini faktor risiko PTM, intervensi/modifikasi faktor risiko PTM serta
monitoring dan tindak lanjut faktor risiko PTM bersumber daya masyarakat secara rutin dan berkesinambungan.

FORMULA

Jumlah Posyandu (Purnama + Mandiri) di suatu


Persentase Posyandu wilayah pada kurun wakt u tertentu
aktif = x 100%
Jumlah seluruh posyandu yang ada di wilayah
dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL 11

DEFINISI OPERASIONAL

▪ Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di
dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran).
▪ Rasio Dokter umum per 100.000 penduduk adalah dokter umum yang memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan, baik di Puskesmas, Rumah
Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk
▪ Rasio Dokter Spesialis per 100.000 penduduk adalah dokter spesialis yang memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan, baik di Puskesmas,
Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk
▪ Rasio Dokter Gigi per 100.000 penduduk adalah dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan, baik di Puskesmas, Rumah
Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk
▪ Rasio Dokter Gigi Spesialis per 100.000 penduduk adalah dokter gigi spesialis yang memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan, baik di
Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk
▪ Pembilang pada rasio adalah jumlah nakes di kab/kota dengan menyertakan nakes yang tidak terhitung berulang

FORMULA

Jumlah dokter yang memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, rumah sakit


Rasio Dokter = dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
𝑥100.000
per 100.000 Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama

Jumlah dokter spesialis yang memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, rumah sakit
Rasio Dokter Spesialis = dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
per 100.000 Penduduk 𝑥100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama

Jumlah dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, rumah sakit
Rasio Dokter Gigi = dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
per 100.000 Penduduk 𝑥100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama

Rasio Dokter Gigi = Jumlah dokter yang memberikan pelayanan kesehatan yang di puskesmas, rumah sakit
Spesialis per 100.000 dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
𝑥100.000
Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama
TABEL 12

DEFINISI OPERASIONAL

▪ Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui
oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan (UU Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan).
▪ Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari Pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan (Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan).
▪ Rasio Perawat per 100.000 penduduk adalah perawat yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan
sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk. Yang termasuk dalam tenaga perawat yaitu perawat,
perawat anestesi, dan perawat spesialis.
▪ Rasio Bidan per 100.000 penduduk adalah bidan yang memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan, baik di
Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per 100.000 penduduk.

FORMULA

Jumlah perawat yang memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, rumah sakit


dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
Rasio Perawat = x100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama
per 100.000 Penduduk
Jumlah bidan yang memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, rumah sakit
dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
Rasio Bidan = x100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama
per 100.000 Penduduk
TABEL 13

DEFINISI OPERASIONAL

▪ Tenaga kesehatan masyarakat adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang kesehatan masyarakat
yang terdiri dari epidemiolog kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja,
tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga kesehatan reproduksi
dan keluarga sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
▪ Tenaga kesehatan lingkungan adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang kesehatan lingkungan yang
terdiri dari sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
▪ Tenaga gizi adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang gizi yang terdiri dari nutririonis dan dietisien
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

FORMULA

Rasio tenaga kesehatan Jumlah tenaga kes. masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, RS
masyarakat = dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
x100.000
per 100.000 penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama

Jumlah tenaga kesehatan lingkungan yang memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, RS


Rasio tenaga kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
lingkungan per 100.000 = x100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama
penduduk
Jumlah tenaga gizi yang memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, RS
Rasio tenaga gizi =
dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
per 100.000 penduduk x100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama
TABEL 14

DEFINISI OPERASIONAL

▪ Tenaga ahli teknologi laboratorium medik adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan teknologi laboratorium medik atau analis
kesehatan atau analis medis dan memiliki kompetensi melakukan analisis terhadap cairan dan jaringan tubuh manusia untuk
menghasilkan informasi tentang kesehatan perseorangan dan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
▪ Tenaga teknik biomedika lainnya adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang teknik biomedika
yang terdiri dari radiografer, elektromedis, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.

▪ Tenaga keterapian fisik adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang keterapian fisik yang terdiri
dari fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, dan akupunktur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
▪ Tenaga keteknisian medis adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang keteknisian medis yang
terdiri dari perekam medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis
optisien/optometris, teknisi gigi, penata anestesi (perawat anastesi), terapis gigi dan mulut (perawat gigi), dan audiologis.

FORMULA
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐧𝐚𝐠𝐚 𝐚𝐡𝐥𝐢 𝐥𝐚𝐛. 𝐦𝐞𝐝𝐢𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐲𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐩𝐮𝐬𝐤𝐞𝐬𝐦𝐚𝐬, 𝐑𝐒
Rasio tenaga ahli 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧𝐚 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐲𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐝𝐢 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐰𝐢𝐥𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐮𝐫𝐮𝐧 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐧𝐭𝐮
laboratorium = 𝒙𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐮𝐝𝐮𝐤 𝐝𝐢 𝐰𝐢𝐥𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚
per 100.000 Penduduk

Rasio tenaga teknik Jumlah tenaga teknik biomedika selain ahli lab. medik memberikan pelayanan kes. di pusk, RS
biomedika per 100.000 = dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
𝑥 100.000
Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama

Rasio tenaga keterapian Jumlah tenaga keterapian fisik memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, RS
fisik per 100.000 = dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
x 100.000
Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama
Rasio tenaga keteknisan Jumlah tenaga Keteknisian Medis memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, RS
medika per 100.000 = dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
x100.000
Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama
TABEL 15

DEFINISI OPERASIONAL

▪ Tenaga kefarmasian adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi bidang kefarmasian yang terdiri dari
apoteker dan tenaga teknis kefarmasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

▪ Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker
(Permenkes Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian).

▪ Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang
terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker
(Permenkes Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian)

FORMULA
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐚𝐩𝐨𝐭𝐞𝐤𝐞𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐲𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐩𝐮𝐬𝐤𝐞𝐬𝐦𝐚𝐬, 𝐫𝐮𝐦𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭
Rasio apoteker = 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧𝐚 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐲𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐝𝐢 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐰𝐢𝐥𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐮𝐫𝐮𝐧 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐧𝐭𝐮
𝒙 𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
per 100.000 Penduduk 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐮𝐝𝐮𝐤 𝐝𝐢 𝐰𝐢𝐥𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚

Rasio tenaga teknis Jumlah tenaga teknis kefarmasian yang memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas, Rumah Sakit
kefarmasian = dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
x 100.000
per 100.000 Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan tahun yang sama
TABEL 16

DEFINISI OPERASIONAL

▪ Tenaga penunjang/pendukung kesehatan adalah tenaga selain tenaga kesehatan yang bekerja di sektor/bidang kesehatan yang
meliputi pejabat struktural, tenaga pendidik, dan tenaga dukungan manajemen

▪ Pejabat struktural adalah tenaga yang menempati jabatan struktural di institusi kesehatan atau fasilitas pelayanan
kesehatan.

▪ Tenaga pendidik adalah tenaga yang bertugas mengajar di institusi pendidikan yang terdiri dari dosen, widyaiswara,
dan lainnya.

▪ Tenaga dukungan manajemen terdiri dari pengelola program kesehatan, staf penunjang administrasi, staf penunjang
teknologi, staf penunjang perencanaan, dan tenaga penunjang kesehatan lainnya.
TABEL 17

DEFINISI OPERASIONAL

Jaminan Kesehatan : Program nasional yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berupa
Nasional (JKN) jaminan perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
Penerima Bantuan Iuran : Masyarakat miskin dan tidak mampu yang iurannya dibiayai oleh Pemerintah Pusat melalui APBN.
(PBI) APBN
Penerima Bantuan Iuran : Peserta JKN yang iurannya dibiayai oleh Pemerintah Daerah melalui APBD.
(PBI) APBD
Pekerja Penerima Upah : Peserta JKN yang terdiri dari PNS, TNI/ POLRI, Pejabat Negara, dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai
(PPU) Negeri yang iurannya dibiayai oleh pemberi kerja dan peserta yang bersangkutan.
PekerjaBukanPenerima : Peserta JKN yang bekerja mandiri dan iurannya dibiayai oleh peserta yang bersangkutan.
Upah (PBPU)/Mandiri

Bukan Pekerja (BP) : Peserta JKN yang terdiri dari investor, pemberi pajak, penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan dan
bukan pekerja lainnya yang iurannya dibiayai oleh peserta yang bersangkutan.

FORMULA

Jumlah penduduk yang menjadi peserta JKN


di satu wilay ah pada kurun wakt u tertentu
Cakupan JKN =  100 %
Jumlah seluruh penduduk di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL 18

DEFINISI OPERASIONAL

Persentase desa yang : Persentase desa yang mengalokasikan dana desa dari bidang pembangunan desa dan bidang pemberdayaan masyarakat
memanfaatkan dana desa untuk kesehatan
untuk kesehatan

FORMULA

Persentase desa yang Jumlah desa yang mengalokasikan dana desa bersumber APBN dari bidang pembangunan desa
memanfaatkan dana desa dan bidang pemberdayaan masyarakat untuk kesehatan
untuk kesehatan
= x 100%
Jumlah desa
TABEL 19

DEFINISI OPERASIONAL

Anggaran Kesehatan : Dana yang disediakan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang dialokasikan melalui APBD kabupaten/kota
dalam APBD Kab/Kota
Anggaran Kesehatan : Jumlah anggaran yang dialokasikan oleh Pemerintah (melalui APBN, APBD, dan PHLN) untuk biaya
Pemerintah per Kapita penyelenggaraan upaya kesehatan per kapita per tahun
per tahun
Dana Alokasi Khusus : Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional
Jenis DAK: fisik (reguler, penugasan, afirmasi) dan non fisik (BOK, akreditasi, jampersal)
Dana Dekonsentrasi : Dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil pemerintah yang mencakup semua
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk
instansi vertikal pusat di daerah

FORMULA

Persentase Anggaran Jumlah alokasi APBD Kabupaten/Kota untuk kesehatan dalam 1 tahun
= x 100%
Kes Dalam APBD Total anggaran APBD pada tahun yang sama
Kab/Kota

Jumlah alokasi anggaran kesehatan pemerintah dalam 1 tahun (rupiah) di wilayah tertentu
Anggaran Kesehatan =
Pemerintah per Kapita Jumlah penduduk pada wilayah dan tahun yang sama
per tahun (rupiah)
TABEL 20

DEFINISI OPERASIONAL

Lahir Hidup : Suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana bayi
menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal: bernafas, ada denyut jantung atau gerakan otot

Lahir Mati : Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa
menunjukkan tanda-tanda kehidupan

Angka Lahir Mati : Jumlah lahir mati terhadap 1.000 kelahiran (hidup+mati)

FORMULA

Angka Lahir Mati per Jumlah lahir mati di suatu wila yah pada kurun wakt u tertentu
= x 1.000
1.000 Kelahiran Jumlah kelahiran (hidup + mati) di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL 21

DEFINISI OPERASIONAL

Kematian Ibu : Kematian perempuan selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penanganannya tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri.

FORMULA

Angka Kematian Ibu


Jumlah kematian ibu di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
per 100.000 Kelahiran = x 100.000
Hidup Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
TABEL 22

DEFINISI OPERASIONAL

Penyebab Kematian Ibu : Penyebab kematian perempuan selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh
kehamilan atau penanganannya tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera
atau bunuh diri.
TABEL 23
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan kunjungan ibu : Ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal sesuai standar (10T) oleh tenaga kesehatan pada masa kehamilan di satu
hamil K-1 wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakupan kunjungan ibu : Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar (10T) paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian
hamil K-4 pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester
ketiga umur kehamilan.
Cakupan pertolongan persalinan : Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja
oleh tenaga kesehatan pada kurun waktu tertentu.
Cakupan pertolongan persalinan : Ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun
di fasilitas kesehatan waktu tertentu
Cakupan Pelayanan Nifas KF1 : Pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada 6 jam setelah persalinan s.d 3 hari di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakupan Pelayanan Nifas KF2 : Pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada hari ke 4 s/d hari ke 28 setelah persalinan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
Cakupan Pelayanan Nifas KF3 : Pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada hari ke 29 s/d hari ke 42 setelah persalinan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
Cakupan ibu nifas mendapat : Ibu yang baru melahirkan atau nifas yang mendapatkan kapsul vitamin A 200.000 SI sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A
vitamin A melalui ASI di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
● Perkiraan jumlah ibu hamil di wilayah kerja yang sama pada kurun waktu tertentu dapat dihitung dengan formula = 1,1 x jumlah lahir hidup.
● Perkiraan jumlah ibu bersalin/ibu nifas di wilayah kerja yang sama dapat dihitung dengan formula: 1,05 x jumlah lahir hidup.
● Jika tidak ada jumlah lahir hidup maka menggunakan pendekatan rumus CBR Kabupaten/Kota x Jumlah penduduk di wilayah kerja. Data CBR kabupaten/kota diperoleh
dari BPS setempat

FORMULA
Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal K1⁄K4
Cakupan kunjungan Ibu Hamil sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
K-1/K-4 = x 100%
Jumlah seluruh ibu hamil di wilayah dan dalam kurun waktu yang sama
Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan
Cakupan pertolongan persalinan oleh di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
tenaga kesehatan = x 100%
Jumlah ibu bersalin di wilayah dan dalam kurun waktu yang sama

Jumlah ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar


Cakupan pertolongan persalinan di di fasilitas pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
fasilitas pelayanan kesehatan Jumlah ibu bersalin di wilayah dan dalam kurun waktu yang sama
Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh pelayanan nifas sesuai standar
Cakupan pelayanan ibu nifas KF1/KF2/ KF3
KF1/KF2/KF3 di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah seluruh ibu nifas di wilayah dan dalam kurun waktu yang sama
Jumlah ibu nifas mendapatkan vitamin A
Cakupan ibu nifas mendapat vitamin A di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah ibu nifas di wilayah dan dalam kurun waktu yang sama
TABEL 24
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan Imunisasi Td: Cakupan (jumlah dan persentase) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td (Tetanus difteri) dengan interval tertentu
pada Ibu hamil (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan) dengan memperhatikan hasil skrining dan status T.

Td 1 : Cakupan (jumlah dan persentase) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis pertama
Td 2 : Cakupan (jumlah dan persentase) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke dua dengan interval minimal 4
minggu setelah Td 1

Td 3 : Cakupan (jumlah dan persentase) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke tiga dengan interval minimal 6
bulan setelah Td 2
Td 4 : Cakupan (jumlah dan persentase) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke empat dengan interval minimal
1 tahun setelah Td 3
Td 5 : Cakupan (jumlah dan persentase) ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke lima dengan interval minimal
1 tahun setelah Td 4
Catatan:
- Setiap ibu hamil yang akan diimunisasi Td harus dilakukan skrining terlebih dahulu dengan melihat interval minimal
- Hasil skrining akan menentukan pemberian dosis imunisasi Td berikutnya pada ibu hamil

FORMULA
Cakupan Td1/Td2/Td3/Td4/Td5 = Jumlah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td1/Td2/Td3/Td4/Td5 pada
wilayah dan kurun waktu tertentu
x 100%
Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Cakupan Td2+ = Jumlah ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Td2+Td3+Td4+Td5 pada
wilayah dan kurun waktu tertentu
x 100%
Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 25
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan Imunisasi Cakupan (jumlah dan persentase) WUS tidak hamil berusia 15-39 tahun yang mendapatkan imunisasi Td
Td pada WUS tidak dengan interval tertentu dengan memperhatikan hasil skrining dan status T.
hamil:
Td 1 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis pertama
Td 2 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke dua dengan
interval minimal 4 minggu setelah Td 1
Td 3 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke tiga dengan
interval minimal 6 bulan setelah Td 2
Td 4 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke empat dengan
interval minimal 1 tahun setelah Td 3
Td 5 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke lima dengan
interval minimal 1 tahun setelah Td 4
Catatan:
- setiap WUS tidak hamil yang akan diimunisasi Td harus dilakukan skrining terlebih dahulu dengan melihat interval minimal
- hasil skrining akan menentukan pemberian dosis imunisasi Td berikutnya pada WUS tidak hamil
FORMULA
Jumlah WUS tidak hamil yang mendapatkan imunisasi
Cakupan Td1/Td2/Td3/Td4/Td5 = Td1/Td2/Td3/Td4/Td5 pada wilayah dan kurun waktu tertentu x 100%
Pada WUS tidak hamil
Jumlah WUS tidak hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 26
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan Imunisasi Cakupan (jumlah dan persentase) WUS (wanita usia subur) baik hamil maupun tidak hamil, berusia 15-39
Td pada WUS hamil : tahun yang mendapatkan imunisasi Td dengan interval tertentu, dengan memperhatikan hasil skrining dan
dan tidak hamil status T.
Td 1 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS yang mendapatkan imunisasi Td dosis pertama
Td 2 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke dua dengan interval
minimal 4 minggu setelah Td 1
Td 3 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke tiga dengan interval
minimal 6 bulan setelah Td 2
Td 4 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke empat dengan interval
minimal 1 tahun setelah Td 3
Td 5 : Cakupan (jumlah dan persentase) WUS yang mendapatkan imunisasi Td dosis ke lima dengan interval
minimal 1 tahun setelah Td 4

FORMULA
Cakupan Td1/Td2/Td3/Td4/Td5 = Jumlah WUS hamil dan tidak hamil yang mendapatkan imunisasi
Td1/Td2/Td3/Td4/Td5 pada wilayah dan kurun waktu tertentu
Pada WUS hamil dan tidak hamil X 100%
Jumlah WUS hamil dan tidak hamil
pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 27

DEFINISI OPERASIONAL

Ibu Hamil Mendapat 90 Tablet : Ibu hamil yang mendapat minimal 90 tablet tambah darah selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja
Tambah Darah (TTD) pada kurun waktu tertentu.

FORMULA

Cakupan Ibu Jumlah ibu hamil mendapat minimal 90 tablet tambah darah selama periode kehamilannya
Hamil mendapat pada wilayah dan kurun waktu tertentu
= x 100%
90 Tablet Tambah Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama
Darah
TABEL 28

DEFINISI OPERASIONAL

Pasangan Usia Subur : Pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15-49 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan yang istrinya
(PUS) lebih dari 49 tahun tetapi masih mendapat menstruasi

Peserta Aktif KB : Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai kontrasepsi terus-menerus untuk menunda, menjarangkan
kehamilan atau mengakhiri kesuburan

MOW : Medis Operatif Wanita atau tubektomi

MOP : Medis Operatif Pria atau vasektomi

FORMULA
Jumlah peserta KB aktif di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Cakupan Peserta = x 100%
Jumlah pasangan usia subur di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Aktif KB
TABEL 29

DEFINISI OPERASIONAL

Peserta KB : PUS yang memakai kontrasepsi pada masa pasca persalinan (0-42 hari setelah melahirkan)
Pasca Persalinan
MOW : Medis Operatif Wanita atau tubektomi

MOP : Medis Operatif Pria atau vasektomi

FORMULA
Jumlah peserta KB pasca persalinan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Cakupan Peserta KB = x 100%
Jumlah ibu bersalin di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Pasca Persalinan
TABEL 30

DEFINISI OPERASIONAL
Komplikasi kebidanan : Kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi
Penanganan komplikasi : Ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan
kebidanan dasar dan rujukan (Puskesmas, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK)
Penanganan definitif : Penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan
Komplikasi neonatal : Neonatal dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan
komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir
rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital
Penangangan : neonatal dengan komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh
komplikasi neonatal tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan

● Perhitungan jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama : dihitung berdasarkan angka
estimasi 20% dari Total Ibu Hamil di satu wilayah pada kurun waktu yang sama

● Total sasaran ibu hamil dihitung melalui estimasi dengan rumus : 1,10 x Crude Birth Rate x Jumlah Penduduk (pada tahun yang sama).
Angka CBR dan jumlah penduduk kab/kota didapat dari data BPS masing – masing kab/kota/provinsi pada kurun waktu tertentu. 1,1
adalah konstanta untuk menghitung ibu hamil.
● Perhitungan sasaran neonatal dengan komplikasi : dihitung berdasarkan 15% dari jumlah bayi lahir hidup

FORMULA
Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif
Cakupan komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= × 100%
kebidanan yang Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan
ditangani di satu wilayah kerja dan pada kurun waktu yang sama

Cakupan neonatal Jumlah neonatal dengan komplikasi yang ditangani sesuai dengan standar
dengan komplikasi oleh tenaga kesehatan terlatih pada wilayah dan kurun waktu tertentu
= × 100%
yang ditangani 15 % dari jumlah bayi lahir hidup
pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 31

DEFINISI OPERASIONAL

Kematian Neonatal : Kematian yang terjadi pada bayi usia sampai dengan 28 hari tetapi bukan disebabkan
oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri
Kematian Bayi : Kematian yang terjadi pada bayi usia 0-11 bulan (termasuk neonatal) tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri
Kematian Anak Balita : Kematian yang terjadi pada anak usia 12-59 bulan tetapi bukan disebabkan oleh
kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri
Kematian Balita : Kematian yang terjadi pada bayi/anak usia 0 - 59 bulan (bayi + anak balita) tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri

FORMULA

Jumlah bayi usia sampai 28 hari yang meninggal


Angka Kematian Neonatal
di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
per 1.000 Kelahiran Hidup = x 1.000
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
Jumlah bayi usia 0 − 11 bulan yang meninggal
Angka Kematian Bayi
di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
per 1.000 Kelahiran Hidup = x 1.000
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Angka Kematian Anak Jumlah anak usia 12 − 59 bulan yang meninggal


Balita per 1.000 Kelahiran di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
= x 1.000
Hidup Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Jumlah balita usia sampai 59 bulan (bayi + anak balita) yang meninggal
Angka Kematian Balita di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
per 1.000 Kelahiran Hidup = x 1.000
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
TABEL 32

DEFINISI OPERASIONAL

Penyebab Kematian Neonatal : Penyebab utama kematian yang terjadi pada bayi usia 0 sampai dengan 28 hari
Penyebab Kematian Postneonatal : Penyebab utama kematian yang terjadi pada bayi usia 29 hari sampai dengan 11 bulan
Penyebab Kematian Anak Balita : Penyebab utama kematian yang terjadi pada anak usia 12-59 bulan
TABEL 33

DEFINISI OPERASIONAL

Bayi lahir ditimbang : Jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang segera setelah lahir

BBLR : Bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram

FORMULA

Jumlah bayi baru lahir ditimbang di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Persentase bayi baru = × 100%
Jumlah bayi lahir hidup disatu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama
lahir ditimbang
Jumlah bayi dengan berat lahir rendah disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Persentase BBLR = × 100%
Jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang disatu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama
TABEL 34

DEFINISI OPERASIONAL

KN1 : Pelayanan kunjungan neonatal pertama pada 6-48 jam setelah lahir yang mendapatkan pelayan kesehatan
neonatal esensial dengan menggunakan pendekatan MTBM (Manajeman Terpadu Bayi Muda) di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

KN Lengkap : Pelayanan kunjungan neonatal lengkap, minimal 3 kali yaitu 1 kali pada usia 6 - 48 jam, 1 kali pada 3 - 7
hari, dan 1 kali pada 8 - 28 hari yang mendapatkan pelayan kesehatan neonatal esensial dengan menggunakan
pendekatan MTBM (Manajeman Terpadu Bayi Muda) di satu wilayah kerja.

FORMULA

Jumlah bayi baru lahir (umur 6 jam − 48 jam) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar
Cakupan KN1 di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah sasaran bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kunjungan neonatal sesuai dengan standar,
Cakupan KN lengkap minimal 3 kali yaitu pada usia 6 − 48 jam, 1 kali pada 3 − 7 hari, dan 1 kali pada 8 − 28 hari
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
TABEL 35

DEFINISI OPERASIONAL

Bayi baru lahir mendapat : Bayi baru lahir yang mendapat perlakuan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu meletakkan bayi secara
IMD tengkurap di dada atau perut ibu sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu sekurang-kurangnya satu
jam segera setelah lahir

Bayi kurang dari 6 bulan : Jumlah bayi umur kurang dari 6 bulan yang di-recall saat penimbangan di suatu wilayah

Bayi mendapat ASI : Bayi kurang dari 6 bulan yang diberi ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin,
eksklusif dan mineral berdasarkan recall 24 jam

Catatan:
Pelaporan pemberian ASI dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dihitung
dengan mengakumulasi pembilang (bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI ekslusif) dan penyebut (jumlah bayi 0-6 bulan yang tercatat dalam register
pencatatan pemberian ASI) berdasarkan laporan bulan Februari dan Agustus.
FORMULA

Persentase bayi lahir Jumlah bayi baru lahir mendapat IMD


mendapat IMD di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah seluruh bayi baru lahir pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Persentase bayi 0-6 Jumlah bayi kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif
bulan yang mendapat di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
ASI eksklusif = x 100%
Jumlah bayi kurang dari 6 bulan yang dilakukan 𝑟𝑒𝑐𝑎𝑙𝑙
TABEL 36

DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan Kesehatan: Pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1
Bayi kali pada umur 6-8 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi
dasar (BCG, DPT/HB/HiB1-3, Polio 1-4, Campak), pemantauan pertumbuhan, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini
Tumbuh Kembang (SDIDTK), pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan, penyuluhan pemberian ASI eksklusif
dan Makanan Pendamping ASI (MP ASI).

Waktu Pelaksanaan
No Jenis Pelayanan 29 hari - 2 Keterangan
3-5 bulan 6-8 bulan 9-11 bulan
bulan
1 Pemberian imunisasi dasar √ √ √
a. BCG Umur 1 bln
b. DPT/HB 1-3 Umur 2, 3 da 4 bulan
c. Polio 1-4 Umur 1, 2, 3 dan 4 bulan
d. Campak Umur 9 bulan
2 Pemantauan pertumbuhan √ √ √ √ Tiap kunjungan

3 Stimulasi Deteksi Intervensi Dini √ √ √ √ Tiap kunjungan


Tumbuh Kembang (SDIDTK)

4 Pemberian Vitamin A √ √ diberikan 1 kali umur


6-11 bulan
5 Penyuluhan
• ASI eksklusif √ √
• MP ASI √ √ √ √

FORMULA
Jumlah bayi (umur 29 hari − 11 bulan)yang memperoleh pelayanankesehatan sesuai standar minimal 4 kali
Cakupan minimal 3 kali yaitu padausia 6 − 48 jam, 1 kali pada 3 − 7 hari, dan 1 kali pada 8 − 28 hari
pelayanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
kesehatan Jumlah seluruh bayi di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
bayi
TABEL 37

DEFINISI OPERASIONAL

Desa/kelurahan : Desa/kelurahan dimana  80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat
Universal Child imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun
Immunization (UCI)

FORMULA

Cakupan Desa /kelurahan Jumlah desa/kelurahan UCI di satu wilayah pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Universal Child Jumlah desa/kelurahan di suatu wilayah kerja dan pada kurun waktu yang sama
Immunization (UCI)
TABEL 38

DEFINISI OPERASIONAL

HB0 <24 jam : Cakupan (Jumlah dan persentase) bayi usia <24 jam yang mendapatkan imunisasi Hepatitis B
HB0 1-7 hari : Cakupan (Jumlah dan persentase) bayi usia 1-7 hari yang mendapatkan imunisasi Hepatitis B
Cakupan imunisasi : Cakupan (Jumlah dan persentase) bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan 1 dosis imunisasi BCG
BCG

FORMULA

Cakupan Imunisasi HB0 Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi HB0 <24 jam/1-7
hari pada kurun waktu dan wilayah tertentu
<24 jam/1-7 hari = x
Jumlah bayi lahir hidup pada kurun waktu dan wilayah yang sama 100%

Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi BCG


pada kurun waktu dan wilayah tertentu
Cakupan Imunisasi BCG = X 100%
Jumlah bayi lahir hidup pada kurun waktu dan wilayah yang sama
TABEL 39
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan imunisasi : Cakupan (Jumlah dan persentase) bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan 1 dosis imunisasi DPT-HB-Hib
DPT-HB-Hib3 dosis ke 3
Cakupan imunisasi : Cakupan (Jumlah dan persentase) bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi polio oral dosis ke 4*
Polio 4
Cakupan imunisasi : Cakupan (Jumlah dan persentase) bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan 1 dosis imunisasi campak/MR
Campak/MR
Cakupan imunisasi : Cakupan (Jumlah dan persentase) bayi usia 0-11 bulan yang telah mendapatkan 1 dosis imunisasi Hepatitis
dasar lengkap B0, 1 dosis imunisasi BCG, 3 dosis DPT-HB-HIB, 4 dosis imunisasi polio oral (3 dosis imunisasi IPV di
Provinsi DIY), dan 1 dosis imunisasi campak/MR
Catatan : * khusus untuk provinsi DIY, diisi dengan cakupan (Jumlah dan persentase) bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi IPV
dosis ke 3
FORMULA
Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi DPT-HB-
Cakupan imunisasi DPT-HB-Hib3/ HiB3/POLIO4*/Campak/MR di satu wilayah tertentu selama satu periode X 100%
Polio4*/Campak/MR =
Jumlah surviving infant pada wilayah dan periode yang sama

Jumlah bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap


di satu wilayah tertentu selama satu periode
Cakupan imunisasi dasar lengkap = X 100%
Jumlah surviving infant pada wilayah dan periode yang sama
TABEL 40

DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan imunisasi : Cakupan (Jumlah dan persentase) Anak Usia 12-24 bulan yang mendapatkan 1 dosis imunisasi DPT-HB-
DPT-HB-Hib4 Hib dosis ke 4
Cakupan imunisasi : Cakupan (Jumlah dan persentase) Anak Usia 12-24 bulan yang mendapatkan 1 dosis imunisasi campak/MR
Campak/MR2 dosis ke 2

FORMULA
Jumlah anak usia 12-24 bulan yang mendapat imunisasi DPT-HB-
Cakupan imunisasi DPT-HB-Hib4/ HiB4/Campak/MR2 di satu wilayah tertentu selama satu periode X 100%
Campak/MR2 =
Jumlah anak usia 12-24 bulan lalu pada wilayah dan periode yang sama
TABEL 41

DEFINISI OPERASIONAL

Cakupan bayi mendapat : Cakupan bayi 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis 100.000 SI di suatu wilayah kerja pada kurun
kapsul vitamin A waktu tertentu

Cakupan anak balita : Cakupan anak balita umur 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 200.000 SI di suatu
mendapat kapsul vit. A wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian vitamin A dilaksanakan pada bulan Februari dan
2 kali/tahun Agustus.
Catatan:
Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A
dalam setahun dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin
A di bulan Agustus. Untuk perhitungan anak balita 12-59 bulan yang mendapat vitamin A menggunakan data bulan Agustus.

FORMULA

Jumlah bayi 6 − 11 bulan yang mendapat vitamin A 100.000 SI


Cakupan bayi mendapat di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
vit. A Jumlah seluruh bayi pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Jumlah anak balita 12 − 59 bulan yang mendapat vitamin A 200.000 SI


Cakupan anak balita di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
mendapat kapsul vit.A Jumlah anak balita 12 − 59 bulan pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 42

DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan kesehatan : Pelayanan kesehatan balita berusia 0-59 bulan sesuai standar meliputi pelayanan kesehatan balita sehat
balita dan pelayanan kesehatan balita sakit.

Pelayanan kesehatan : Pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan menggunakan buku KIA dan skrining tumbuh
balita sehat kembang, meliputi: a) Pelayanan kesehatan Balita usia 0 -11 bulan; b) Pelayanan kesehatan Balita usia
12-23 bulan; dan c) Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan.
Pelayanan kesehatan : Pelayanan balita menggunakan pendekatan manajemen terpadu balita sakit (MTBS).
balita sakit
Catatan
a) Balita yang belum mencapai usia 1 tahun di akhir tahun berjalan, tidak di hitung sebagai cakupan. Perhitungan balita usia 0-11
bulan dilakukan setelah balita berulang tahun yang pertama (balita genap berusia 1 tahun/12 bulan).
b) Balita yang belum mencapai usia 24 bulan di akhir tahun berjalan tidak di hitung sebagai cakupan balita usia 24-35 bulan.
Perhitungan dilakukan setelah balita berulang tahun yang kedua (balita genap berusia 2 tahun/24 bulan)
c) Balita yang belum mencapai usia 36 bulan , di akhir tahun berjalan tidak di hitung sebagai cakupan balita usia 36-59 bulan.
Perhitungan di lakukan setelah balita berulang tahun yang ketiga (balita genap berusia 3 tahun/36 bulan)

FORMULA

Jumlah Balita usia 12 − 23 bulan yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar +
Cakupan pelayanan Jumlah Balita usia 24 − 35 bulan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar +
kesehatan balita sesuai Balita usia 36 − 59 bulan mendapakan pelayanan sesuai standar
= x 100%
standar Jumlah Balita usia 12 − 59 bulan di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut
pada kurun waktu satu tahun yang sama
TABEL 43

DEFINISI OPERASIONAL

Balita yang ada (S) : Jumlah anak usia 0-59 bulan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Balita ditimbang (D) : Balita yang ditimbang berat badannya di sarana pelayanan kesehatan termasuk di posyandu dan tempat
penimbangan lainnya

FORMULA

Jumlah balita ditimbang


% Balita di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
ditimbang (D/S) Jumlah balita pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 44

DEFINISI OPERASIONAL

Balita Gizi Kurang : Status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan gabungan dari istilah gizi buruk
dan gizi kurang dengan Z score < -2 standar deviasi
Balita Pendek : Status gizi yang didasarkan pada indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yang merupakan gabungan dari istilah sangat
pendek dan pendek dengan Z score < -2 standar deviasi
Balita Kurus : Status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang merupakan gabungan dari istilah
sangat kurus dan kurus dengan Z score < -2 standar deviasi
Z score : Nilai simpangan berat badan atau tinggi badan dari nilai berat badan atau tinggi badan normal menurut baku pertumbuhan
WHO

Jumlah balita 0-59 bulan : Jumlah balita usia 0-59 bulan yang dilakukan penimbangan berat badan
yang ditimbang
Jumlah balita 0-59 bulan : Jumlah balita usia 0-59 bulan yang dilakukan pengukuran tinggi badan
yang diukur tinggi badan
Jumlah balita 0-59 bulan : Jumlah balita usia 0-59 bulan yang dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
yang diukur

FORMULA

Jumlah balita 0 − 59 bulan dengan status gizi kurang


Persentase balita gizi kurang di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah balita 0 − 59 bulan yang ditimbang pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Jumlah balita 0 − 59 bulan dengan status pendek


Persentase balita pendek di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah balita 0 − 59 bulan yang diukur tinggi badan pada wilayah dan kurun waktu yang sama
Jumlah balita 0 − 59 bulan dengan status kurus
Persentase balita kurus di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah balita 0 − 59 bulan yang diukur pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 45

DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan kesehatan : Pemeriksaan kesehatan terhadap peserta didik kelas 1 SD atau MI yg dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama kader
(penjaringan) siswa SD/MI kesehatan sekolah minimal pemeriksaan status gizi (TB,BB), pemeriksaan gigi, tajam penglihatan dan tajam pendengaran.
Pelayanan kesehatan : Pemeriksaan kesehatan terhadap peserta didik kelas 7 SMP atau MTs yg dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama kader
(penjaringan) siswa SMP/MTs kesehatan sekolah minimal pemeriksaan status gizi (TB,BB), pemeriksaan gigi, tajam penglihatan dan tajam pendengaran.

Pelayanan kesehatan : Pemeriksaan kesehatan terhadap peserta didik kelas 10 SMA atau MA yg dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama kader
(penjaringan) siswa SMA/MA kesehatan sekolah minimal pemeriksaan status gizi (TB,BB), pemeriksaan gigi, tajam penglihatan dan tajam pendengaran.

Pelayanan kesehatan : Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar sesuai standar meliputi :
usia pendidikan dasar 1) Skrining kesehatan.
2) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan.
yang dilakukan pada anak kelas 1 sampai dengan kelas 9 di sekolah minimal satu kali dalam satu tahun ajaran dan usia 7 sampai
15 tahun diluar sekolah.
FORMULA

Cakupan pemeriksaan Jumlah peserta didik kelas 1SD/MIyang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
kesehatan peserta didik oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
SD/MI Jumlah peserta didik kelas 1 SD/MI di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Jumlah SD/MI yang peserta didiknya diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
Cakupan penjaringan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
SD/MI = x 100%
Jumlah SD/MI di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Cakupan pemeriksaan Jumlah peserta didik kelas 7SMP/MTs yang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
kesehatan peserta didik oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
SMP/MTs Jumlah peserta didik kelas 7 SMP/MTs di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Jumlah SMP/MTs yang peserta didiknya diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
Cakupan penjaringan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
SMP/MTs = x 100%
Jumlah SMP/MTs di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama

Cakupan pemeriksaan Jumlah peserta didik kelas 10 SMA/MA yang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
kesehatan peserta didik oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
SMA/MA Jumlah peserta didik kelas 10 SMA/MA di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Jumlah SMA/MA yang peserta didiknya diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
Cakupan penjaringan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
SMA/MA Jumlah SMA/MA di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama

Jumlah anak usia pendidikan dasar yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar
Persentase anak usia yang ada di wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun ajaran
pendidikan dasar yang = x 100%
Jumlah semua anak usia pendidikan dasar yang ada
mendapatkan pelayanan
di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun ajaran yang sama
kesehatan sesuai standar
TABEL 46

DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan Kesehatan : Setiap penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut,
Gigi dan Mulut mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan gigi dan mulut perorangan,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara paripurna, terpadu, dan berkualitas. Pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang diberikan dapat berupa: pemeriksaan, pengobatan, pencabutan gigi tetap/gigi sulung,
penambalan tetap/sementara, pembersihan karang gigi yang dilakukan di sarana pelayanan kesehatan.

Tumpatan Gigi Tetap : Pelayanan kesehatan gigi dan mulut berupa penambalan permanen pada gigi tetap yang dilakukan di
dalam gedung
Pencabutan Gigi Tetap : Pelayanan kesehatan gigi dan mulut berupa pencabutan pada gigi tetap yang dilakukan di dalam gedung

Kasus dirujuk : Kasus/pasien yang dikirim dari suatu fasilitas pelayanan kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
lain untuk mendapatkan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan, pengobatan, dan tidakan lanjutan.

FORMULA

Rasio Gigi Tumpatan Jumlah gigi tetap yang ditambal atau ditumpat di suatu wilayah pada periode waktu tertentu
=
/Pencabutan Gigi Tetap Jumlah gigi tetap yang dicabut pada wilayah dan periode waktu yang sama

% Kasus Dirujuk Jumlah kasus gigi dirujuk di suatu wilayah pada periode tertentu
= 𝑋100%
Jumlah seluruh kasus gigi pada wilayah dan periode waktu yang sama
TABEL 47

DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan Kesehatan : Setiap penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut,
Gigi dan Mulut mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan gigi dan mulut perorangan,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara paripurna, terpadu dan berkualitas.
Murid SD/MI : Murid SD/MI yang diperiksa keadaan giginya
Diperiksa (UKGS)
Murid SD/MI : Murid SD/MI yang perlu penanganan lebih lanjut dari hasil pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut yang
memerlukan akan dilakukan perawatan di sekolah maupun dirujuk ke Puskesmas
Perawatan (UKGS)
Murid SD mendapat : Perawatan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan pada murid SD dalam bentuk preventif (topikal
Perawatan (UKGS) fluoride, surface protection/fissure sealant atau atraumatic restoration treatmen), dan kuratif sederhana
seperti pegobatan, penambalan gigi, dan pencabutan gigi sulung maupun tetap yang dilakukan baik di
sekolah maupun Puskesmas dalam rangka menindaklanjuti hasil penjaringan kesehatan dan/atau
pemeriksaan berkala kesehatan gigi dan mulut yang membutuhkan pendekatan kuratif.

FORMULA

Jumlah murid SD yang mendapat perawatan


% Murid SD dari hasil pemeriksaan UKGS
= X 100%
Mendapat Perawatan Jumlah murid SD yang memerlukan perawatan
TABEL 48

DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan kesehatan pada usia produktif : Setiap warga negara usia 15 tahun sampai 59 tahun mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar dalam bentuk edukasi dan skrining kesehatan di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan kesehatan usia produktif
sesuai standar meliputi:
1) Edukasi kesehatan termasuk keluarga berencana.
2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Pelayanan edukasi pada usia produktif : Edukasi yang dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM.
Pelayanan skrining faktor risiko pada usia: skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan
produktif penyakit tidak menular meliputi:
a) Pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut
b) Pengukuran tekanan darah
c) Pemeriksaan gula darah
d) Anamnesa perilaku berisiko
Penduduk usia 15-59 tahun berisiko : Penduduk usia 15-59 tahun yang ditemukan faktor risiko PTM.

FORMULA

Persentase penduduk usia 15-59 Jumlah orang usia 15– 59 tahun di kab/kota mendapat pelayanan skrining kesehatan
tahun mendapat pelayanan = sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun 𝑥100%
skrining kesehatan sesuai standar Jumlah orang usia 15– 59 tahun di kab/kota
dalam kurun waktu satu tahun yang sama

Persentase penduduk usia 15-59 Jumlah orang usia 15−59 tahun yang ditemukan faktor risiko PTM
= Jumlah orang usia 15−59 tahun yang mendapat skrining kesehatanx100%
tahun berisiko
sesuai standar
TABEL 49

DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan kesehatan : Pelayanan kesehatan untuk warga negara usia 60 tahun ke atas dalam bentuk edukasi dan skrining usia
usia lanjut lanjut sesuai standar pada satu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun.
Pelayanan edukasi : Edukasi yang dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM dan/atau kunjungan rumah
pada usia lanjut
Pelayanan skrining : skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak
faktor risiko pada menular meliputi:
usia lanjut a) Pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut
b) Pengukuran tekanan darah
c) Pemeriksaan gula darah
d) Pemeriksaan gangguan mental
e) Pemeriksaan gangguan kognitif
f) Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
g) Anamnesa perilaku berisiko

FORMULA

Cakupan pelayanan Jumlah warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang mendapat skrining kesehatan sesuai standar
kesehatan usia lanjut minimal 1 kali yang ada di suatu wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun
= x 100%
Jumlah semua warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang ada di suatu wilayah kerja
kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun yang sama
TABEL 50

DEFINISI OPERASIONAL :

Puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil : Puskesmas yang minimal 50% desa/kelurahan di wilayah kerjanya melaksanakan kelas ibu hamil dalam kurun waktu 1 tahun.
Puskesmas melaksanakan orientasi P4K : Puskesmas yang melaksanakan Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Puskesmas melaksanakan : Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja memenuhi kriteria:
kegiatan kesehatan remaja - Memiliki tenaga kesehatan terlatih pelayanan kesehatan peduli remaja
- Memiliki pedoman kesehatan remaja
- Melakukan pelayanan konseling pada remaja
Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja mengukur upaya peningkatan akses pelayanan kesehatan untuk remaja
PKM Melaksanakan Penjaringan kls 1 : Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas 1 di wilayah kerja puskesmas tersebut dalam satu tahun ajaran
PKM Melaksanakan Penjaringan kls 7&10 : Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas 7 dan 10 di wilayah kerja puskesmas tersebut dalam satu
tahun ajaran
PKM Melaksanakan Penjaringan kls 1, 7, 10 : Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas 1,7, dan 10 di wilayah kerja puskesmas tersebut dalam satu
tahun ajaran
FORMULA
Cakupan Puskesmas Jumlah puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil minimal salah satu bidan puskesmas
Melaksanakan Kelas Ibu Hamil dan 50% bidan desa di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah puskesmas di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Puskesmas Melaksanakan Jumlah puskesmas yang melaksanakan orientasi P4K
Orientasi P4K di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah puskesmas di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Puskesmas Melaksanakan Jumlah puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan remaja
Kegiatan Kesehatan Remaja di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah puskesmas di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama

Puskesmas Melaksanakan Jumlah puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan kelas 1 SD/MI
Penjaringan Kelas 1 SD/MI di suatu wilayah kerja pada satu tahun ajaran
= x 100%
Jumlah puskesmas di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
Puskesmas Melaksanakan Jumlah puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan kelas 7 dan 10
Penjaringan Kelas 7 dan 10 di suatu wilayah kerja pada satu tahun ajaran
= x 100%
Jumlah puskesmas di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama

Puskesmas Melaksanakan Jumlah puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan kelas 1, 7 dan 10
Penjaringan Kelas 1,7 dan 10 di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah puskesmas di wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
TABEL 51

DEFINISI OPERASIONAL

Terduga tuberkulosis : Seseorang yang menunjukkan gejala batuk > 2 minggu disertai dengan panas badan.

Terduga tuberkulosis : Terduga tuberkulosis yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dengan penegakan diagnosis tuberkulosis melalui
yang mendapatkan pelayanan pemeriksaan bakteriologis dan klinis, dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya atau di rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai standar rujukan tingkat lanjut serta dilakukan pengobatan sesuai standar jika dinyatakan tuberkulosis (register TBC 06)

Kasus tuberkulosis : a. Pasien tuberkulosis yang terkonfirmasi Bakteriologis, yaitu pasien tuberkulosis yang terbukti positif pada hasil pemeriksaan
contoh uji biologinya (sputum dan jaringan) melalui pemeriksaan mikroskopis langsung, Tes Cepat Molekuler (TCM)
tuberkulosis, atau biakan.
b. Pasien tuberkulosis terdiagnosis secara Klinis yaitu pasien yang tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara bakteriologis
tetapi didiagnosis sebagai pasien tuberkulosis aktif oleh dokter, dan diputuskan untuk diberikan pengobatan tuberkulosis

Semua kasus tuberkulosis : Kasus tuberkulosis (berdasarkan definisi dan klasifikasi) yang ditemukan dan diobati

Kasus tuberkulosis anak : Kasus tuberkulosis pada anak usia 0-14 tahun

Angka notifikasi semua : Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di antara 100.000 penduduk yang ada di suatu wilayah tertentu
kasus tuberkulosis (Case
Notification Rate/CNR)

Cakupan pengobatan : Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di antara perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis (insiden).
semua kasus tuberkulosis Perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis dihitung dengan menggunakan pemodelan mathematic.
(Case Detection Rate/ CDR)
yang diobati

Cakupan penemuan : Jumlah seluruh kasus tuberkulosis anak yang ditemukan di antara perkiraan jumlah kasus tuberkulosis anak yang ada disuatu
kasus tuberkulosis anak wilayah dalam periode tertentu. Perkiraan jumlah kasus tuberkulosis anak adalah 12% dari perkiraan jumlah semua kasus
tuberkulosis (insiden) yang ada di masing-masing kabupaten/kota.
Misalnya di Kabupaten A, perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis (insiden) yang dihitung dengan pemodelan mathematic
sebesar 1.500 kasus pada tahun 2018. Maka perkiraan jumlah kasus tuberkulosis anak adalah 12% x 1.500 = 180 kasus.
FORMULA
Persentase orang terduga Jumlah orang terduga tuberkulosis yang mendapatkan pelayanan tuberkulosis sesuai standar
tuberkulosis mendapatkan di fasyankes dalam kurun waktu satu tahun
= × 100%
pelayanan tuberkulosis Jumlah orang terduga tuberkulosis yang ada di wilayah kerja pada
sesuai standar kurun waktu satu tahun yang sama

Angka notifikasi semua Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan
= × 100.000
kasus tuberkulosis (Case Jumlah penduduk yang ada di suatu wilayah tertentu
Notifikasi Rate/CNR)

Cakupan pengobatan Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan
= × 100%
semua kasus tuberkulosis Perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis
(Case Detection
Rate/CDR) yang diobati

Cakupan penemuan Jumlah semua kasus tuberkulosis anak yang ditemukan


= × 100%
kasus tuberkulosis anak Perkiraan jumlah kasus tuberkulosis anak
TABEL 52

DEFINISI OPERASIONAL
Kasus tuberkulosis paru terkonfirmasi : pasien tuberkulosis yang terbukti positif pada hasil pemeriksaan contoh uji biologinya (sputum dan jaringan) melalui
bakteriologis pemeriksaan mikroskopis langsung, Tes Cepat Molekuler (TCM) tuberkulosis, atau biakan.
Semua kasus tuberkulosis terdaftar dan : Semua pasien tuberkulosis yang mendapatkan pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
diobati
Sembuh : Pasien tuberkulosis paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi negatif dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya.
Pengobatan Lengkap : Pasien tuberkulosis yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada salah satu pemeriksaan
sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif namun tanpa ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir
pengobatan.
Angka keberhasilan pengobatan : Jumlah pasien tuberkulosis semua kasus yang sembuh dan pengobatan lengkap diantara semua kasus tuberkulosis
(Success Rate) pasien tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan
semua kasus
Pasien tuberkulosis : Jumlah pasien tuberkulosis yang meninggal oleh sebab apapun selama masa pengobatan tuberkulosis
meninggal

FORMULA

Angka kesembuhan pasien Jumlah kasus tuberkulosis Paru terkonfirmasi bakteriologis yang sembuh
= × 100%
tuberkulosis (Cure Rate) Jumlah kasus tuberkulosis Paru terkonfirmasi bakteriologis yang diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama

Angka pengobatan lengkap Jumlah semua kasus tuberkulosis yang mendapat pengobatan lengkap
= × 100%
(Complete Rate) pasien Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama
tuberkulosis
Angka keberhasilan pengobatan Jumlah semua kasus tuberkulosis yang sembuh dan pengobatan lengkap
= × 100%
(Success Rate/SR) pasien Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama
tuberkulosis semua kasus
Jumlah pasien tuberkulosis yang meninggal oleh sebab apapun
Kematian tuberkulosis selama masa pengobatan tuberkulosis
= × 100%
Jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama
TABEL 53

DEFINISI OPERASIONAL

Pneumonia : Balita mengalami batuk dan atau kesukaran bernapas dan hasil perhitungan napas, usia 0-2 bulan ≥60
kali/menit, usia 2-12 bulan ≥ 50 kali/menit, usia 12-59 bulan ≥40 kali/menit
Pneumonia berat : Tarikan dinding dada ke dalam (TDDK) atau saturasi oksigen <90

Batuk bukan pneumonia: Tidak ada TDDK dan tidak ada napas cepat

Penemuan penderita : Balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di
Pneumonia Balita satu wilayah dalam waktu satu tahun
Tatalaksana pneumonia : Balita dengan keluhan batuk dan atau kesukaran bernafas yang berkunjung ke sarana kesehatan diberikan
Balita sesuai standar tatalaksana standar dilakukan hitung napas/ melihat TDDK
Perkiraan Pneumonia : Jumlah perkiraan pneumonia Balita (berbeda untuk setiap propinsi, sesuai hasil riskesdas 2013) dikali jumlah
Balita Balita pada wilayah dan kurun waktu tertentu
Puskesmas yang : Jumlah puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60%
melakukan tatalaksana Misalnya: jika kab ada 10 puskesmas dan yang melaksanakan tatalaksana standar minimal 60% ada 5
standar minimal puskesmas maka jumlah puskesmas yang melakukan tatalaksana standar adalah 5 puskesmas

FORMULA
Penemuan penderita pneumonia Jumlah penderita Pneumonia Balita yang ditangani dalam kurun waktu tertentu
Balita = × 100%
Jumlah perkiraan penderita Pneumonia Balita di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
% Balita yang diberikan Jumlah Balita batuk dan atau kesukaran bernafas yang berkunjung ke sarana kesehatan
tatalaksana standar yang dilakukan hitung napas/melihat TTDK
= × 100%
Jumlah kunjungan Balita dengan batuk dan atau kesukaran bernafas
dalam kurun waktu tertentu
% Puskesmas
yang melakukan tatalaksana Jumlah puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60%
= × 100%
standar Jumlah seluruh puskesmas di Kab/Kota tersebut pada tahun yang sama
TABEL 54

DEFINISI OPERASIONAL

HIV : (Human Immunodeficiency Virus) seseorang yang hasil pemeriksaannya HIV positif
dengan pemeriksaan 3 reagen rapid test.
Pelayanan kesehatan orang dengan: Pelayanan kesehatan sesuai standar kepada setiap orang dengan risiko terinfeksi virus
risiko terinfeksi virus HIV yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus = HIV)
yang meliputi:
1. edukasi perilaku berisiko dan pencegahan penularan
2. skrining dilakukan dengan pemeriksaan tes cepat HIV minimal 1 kali dalam setahun
Orang dengan risiko terinfeksi virus: 1) Ibu hamil, 2) Pasien TBC, 3) Pasien Infeksi Menular Seksual (IMS), 4) Penjaja seks,
HIV 5) Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), 6) Transgender/Waria,
7) Pengguna napza suntik (penasun), dan 8) Warga Binaan Pemasyarakatan

FORMULA

Jumlah kasus HIV per kelompok umur


Proporsi HIV per kelompok = x100%
Jumlah kasus HIV seluruh kelompok umur
umur

Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan


Persentase orang dengan risiko sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
terinfeksi HIV mendapatkan = x100%
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV dikab/kota
pelayanan deteksi dini HIV dalam kurun waktu satu tahun yang sama
sesuai standar
TABEL 55

DEFINISI OPERASIONAL

AIDS : (Acquired Immune Deficiency Syndrome) dewasa bila terdapat 2 gejala mayor dan 1 gejala minor dan
tidak ada sebab-sebab immunosupresi yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau etiologi
lainnya. Kasus pada anak bila terdapat paling sedikit 2 gejala mayor dan 2 gejala minor dan tidak ada
sebab-sebab immunosupresi yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau etiologi lainnya.

FORMULA

Jumlah kasus AIDS per kelompok umur


Proporsi AIDS = x100%
Jumlah kasus AIDS seluruh kelompok umur
per kelompok umur
TABEL 56

DEFINISI OPERASIONAL

Penderita diare Balita : Jumlah penderita diare Balita (umur < 5 Tahun) yang datang dan dilayani di sarana kesehatan di suatu
yang dilayani wilayah tertentu dalam waktu satu tahun

Penderita diare semua : Jumlah penderita diare semua umur yang datang dan dilayani di sarana kesehatan di suatu wilayah
umur yang dilayani tertentu dalam waktu satu tahun

Penderita diare Balita : Jumlah penderita diare Balita (umur < 5 Tahun) mendapat oralit yang datang dan dilayani di sarana
yang mendapat oralit kesehatan di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun

Penderita diare semua : Jumlah penderita diare semua umur mendapat oralit yang datang dan dilayani di sarana kesehatan di
umur yang mendapat suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
oralit

Penderita diare Balita : Jumlah penderita diare Balita (umur < 5 Tahun) mendapat Zinc yang datang dan dilayani di sarana
yang mendapat Zinc kesehatan di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun

Target Penemuan Diare

1. Semua Umur:
Perkiraan jumlah penderita diare semua umur yang datang ke sarana kesehatan sebesar 10% dari angka kesakitan x
jumlah penduduk disatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare semua
umur tahun 2015 yaitu sebesar 270/1.000 penduduk. Jika terdapat angka kesakitan kabupaten/kota terkini, maka angka
kesakitan tersebut dapat digunakan.

10% x 270/1.000 x Jumlah Penduduk

2. Balita
Perkiraan jumlah penderita diare Balita yang datang ke sarana kesehatan dan kader sebesar 20% dari angka kesakitan x jumlah
Balita disatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare Balita tahun 2015
yaitu sebesar 843/1.000 penduduk. Jika terdapat angka kesakitan kabupaten/kota terkini, maka angka kesakitan tersebut dapat
digunakan.

20% x 843/1.000 x Jumlah Balita

FORMULA

Penderita diare Balita Jumlah penderita diare Balita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan
dilayani di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
= × 100%
Jumlah target penemuan penderita diare Balita pada satu wilayah tertentu dalam waktu yg sama
(20% dari angka kesakitan diare x jumlah Balita)
Jumlah penderita diare semua umur yang datang dan dilayani di sarana kesehatan
Penderita diare Semua di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
= × 100%
Umur dilayani Jumlah target penemuan penderita diare semua umur pada satu wilayah tertentu
dalam waktu yang sama (10% dari angka kesakitan diare x jumlah penduduk)

Penderita diare Balita Jumlah penderita diare Balita mendapat oralit yang datang dan dilayani di sarana kesehatan
mendapat oralit di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
= × 100%
Jumlah penderita diare Balita dilayani pada satu wilayah tertentu dalam waktu yang sama

Penderita diare semua Jumlah penderita diare semua umur mendapat oralit yang datang dan dilayani
umur mendapat oralit di sarana kesehatan di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
= × 100%
Jumlah penderita diare semua umur dilayani pada satu wilayah tertentu
dalam waktu yang sama

Penderita diare Balita Jumlah penderita diare Balita mendapat Zinc yang datang dan dilayani di sarana kesehatan
mendapat Zinc di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
= × 100%
Jumlah penderita diare Balita dilayani pada satu wilayah tertentu dalam waktu yg sama
TABEL 57

DEFINISI OPERASIONAL

Penderita kusta : Seseorang yang mempunyai satu dari tanda utama kusta, yaitu :
▪ Kelainan kulit/lesi dapat berbentuk bercak putih atau kemerahan yang mati rasa
▪ Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf. Gangguan fungsi
saraf bisa berupa gangguan fungsi sensoris, gangguan fungsi motoris, atau gangguan
fungsi otonom
▪ Adanya basil tahan asam (BTA) di dalam kerokan jaringan kulit (slit skin smear)

Penderita tipe PB : Penderita kusta yang mempunyai tanda utama seperti berikut :
 Jumlah bercak kusta 1-5
 Jumlah penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi hanya 1 saraf
 Hasil pemeriksaan kerokan jaringan kulit negatif
Penderita MB : penderita kusta yang mempunyai tanda utama seperti berikut :
 Jumlah bercak kusta >5
 Jumlah penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi lebih dari 1 saraf
 Hasil pemeriksaan kerokan jaringan kulit positif
Angka penemuan kasus baru : Kasus kusta baru yang ditemukan pada periode tertentu per 100.000 penduduk
kusta (NCDR/New Case
Detection Rate)

FORMULA

NCDR Jumlah kasus kusta yang baru ditemukan pada kurun waktu tertentu di suatu wilayah
= × 100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 58

DEFINISI OPERASIONAL

Cacat tingkat 0 : Kasus kusta baru yang tidak memiliki kelainan sensorik maupun anatomis
Cacat tingkat 2 : ◙ Cacat pada tangan dan kaki → terdapat kelainan anatomis
◙ Cacat pada mata → lagoptalmus dan visus sangat terganggu
Angka cacat tingkat 2 : Jumlah kasus baru dengan cacat tingkat 2 yang ditemukan pada periode satu tahun per 1.000.000
penduduk
Penderita kusta anak <15 tahun : Kasus kusta baru anak usia 0-<15 tahun

Penderita kusta anak <15 : Kasus kusta baru anak usia 0-<15 tahun yang memiliki cacat tingkat 2
tahun dengan cacat tingkat 2
FORMULA
Jumlah penderita kusta baru tanpa cacat yang ditemukan (cacat tingkat 0)
% kasus kusta baru tanpa pada wilayah dan waktu tertentu
= × 100%
cacat (cacat tingkat 0) Jumlah seluruh penderita kusta (PB+MB) baru yang ditemukan
pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Jumlah penderita kusta baru dengan cacat tingkat 2 pada wilayah dan waktu tertentu
= × 100%
% cacat tingkat 2 Jumlah seluruh penderita kusta (PB+MB) baru yang ditemukan
pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Jumlah penderita kusta baru (PB+MB) yang berusia <15 tahun


% penderita kusta <15 tahun pada wilayah dan waktu tertentu
= × 100%
Jumlah seluruh penderita kusta (PB+MB) baru yang dtemukan
pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Angka kesakitan cacat tingkat Jumlah penderita kusta baru dengan cacat tingkat 2 pada wilayah dan waktu tertentu
= × 1.000.000
2 per 1.000.000 penduduk Jumlah penduduk pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 59

DEFINISI OPERASIONAL

Angka prevalensi : Kasus kusta terdaftar (kasus baru dan kasus lama) per 10.000 penduduk pada wilayah dan
Per 10.000 penduduk kurun waktu tertentu

FORMULA

Angka prevalensi Jumlah kasus kusta terdaftar (baru + lama) pada wilayah dan waktu tertentu
= × 10.000
Per 10.000 penduduk Jumlah penduduk pada wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 60

DEFINISI OPERASIONAL

RFT PB : Jumlah kasus baru PB dari periode kohort satu tahun yang sama yang menyelesaikan
(Release From Treatment) pengobatan tepat waktu (6 blister dalam 6-9 bulan).
Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita
baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru
tahun 2017 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu.

RFT MB : Jumlah kasus baru MB dari periode kohort satu tahun yang sama yang menyelesaikan
pengobatan tepat waktu (12 blister dalam 12-18 bulan).
Penderita kusta MB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari
penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 2 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru
tahun 2016 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu.

FORMULA

RFT rate PB Jumlah kasus baru PB yang menyelesaikan pengobatan 6 blister dalam 6-9 bulan
= × 100%
Jumlah seluruh kasus baru PB yang mulai MDT pada periode kohort yang sama

RFT rate MB Jumlah kasus baru MB yang menyelesaikan pengobatan 12 blister dalam 12-18 bulan
= × 100%
Jumlah seluruh kasus baru MB yang mulai MDT pada periode kohort yang sama
TABEL 61

DEFINISI OPERASIONAL
Acute Flacid Paralysis : Kelumpuhan pada anak berusia <15 tahun yang bersifat layuh (flaccid) terjadi secara akut/
(AFP) mendadak (<14 hari) dan bukan disebabkan oleh ruda paksa.
Non Polio AFP rate : Jumlah kasus AFP Non Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk berusia <15 tahun di satu
per 100.000 penduduk wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
usia <15 tahn

FORMULA

Non Polio Acute Flacid Jumlah kasus AFP Non Polio pada penduduk < 15 tahun
Paralysis (AFP) rate per di satu wilayah kerja pada satu kurun waktu tertentu
= x 100.000
100.000 penduduk usia Jumlah penduduk usia < 15 tahun di wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
<15 tahun
TABEL 62
DEFINISI OPERASIONAL
Penyakit Difteri : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium Diphtheria ditandai dengan adanya
peradangan pada tempat infeksi, terutama pada selaput bagian dalam saluran pernapasan bagian atas,
hidung, dan juga kulit.
Penyakit Pertusis : Penyakit menular yang di sebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis yang menyerang saluran pernafasan
dan biasanya terjadi pada anak berusia dibawah 1 tahun.
Penyakit : Penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (0-28 hari) yang disebabkan oleh Clostridium tetani, yaitu
Tetanus Neonatorum kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat.
Hepatitis B : Peradangan pada sel-sel hati, yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B dari golongan virus DNA.
Suspek Campak : Penyakit yang sangat menular (infeksius) disebabkan oleh virus RNA dari genus Morbilivirus, dari
keluarga Paramyxoviridae yang mudah mati karena panas dan cahaya. Gejala klinis campak adalah demam
(panas) dan ruam (rash) ditambah dengan batuk/pilek atau mata merah.

FORMULA

Case Fatality Rate Jumlah penderita (difteri/t. neonatorum) yang meninggal


(difteri/ t.neonatorum) pada wilayah dan periode tertentu
= × 100%
Jumlah penderita (difteri/t. neonatorum)
pada wilayah dan periode yang sama
Incidence Rate suspek Jumlah kasus suspek campak di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
= × 100.000
campak (per 100.000 Jumlah penduduk di suatu wilayah pada kurun waktu yang sama
penduduk)
TABEL 63
DEFINISI OPERASIONAL
Kejadian Luar Biasa : Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi
pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada
terjadinya wabah.
Ditanggulangi <24 jam : Penanggulangan KLB kurang dari 24 jam sejak laporan W1 diterima sampai penyelidikan dilakukan
dengan catatan selain formulir W1 dapat juga berupa faximili atau telepon.
Penyelidikan : Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengenal penyebab, sifat-sifat penyebab, sumber dan cara
Epidemiologi penularan/penyebaran serta faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit atau masalah kesehatan
yang dilakukan untuk memastikan adanya KLB atau setelah terjadi KLB/Wabah.
Penanggulangan KLB : Upaya yang meliputi penyelidikan epidemiologi; penatalaksanaan penderita, yang mencakup kegiatan
pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina; pencegahan dan
pengebalan; pemusnahan penyebab penyakit; penanganan jenazah akibat KLB/wabah; penyuluhan
kepada masyarakat; dan upaya penanggulangan lainnya.
KLB di desa/kelurahan : Desa/Kelurahan yang mengalami KLB dan ditanggulangi <24 jam oleh kabupaten/kota terhadap Kejadian
yang ditangani <24 jam Luar Biasa (KLB) pada periode/kurun waktu tertentu.

FORMULA
Persentase Kejadian Jumlah KLB di desa/kelurahan yang ditanggulangi < 24 jam
Luar Biasa (KLB) di pada periode waktu tertentu
= x 100%
desa/kelurahan yang Jumlah KLB yang terjadi pada wilayah desa/kelurahan
ditanggulangi <24 jam pada periode waktu yang sama
TABEL 64

DEFINISI OPERASIONAL

Penduduk Terancam : Penduduk yang tinggal di daerah (kelurahan/desa) yang terkena kejadian luar biasa (KLB)

Attack Rate : Angka pengukuran yang dipakai untuk menghitung insidens kasus baru selama kejadian KLB terhadap
penduduk yang terancam.
CFR : Persentase penderita yang meninggal karena suatu penyakit terhadap seluruh kasus penyakit yang sama
(Case Fatality Rate)

FORMULA

Jumlah penderita baru akibat penyakit dalam periode waktu tertentu


Attack Rate = × 100%
Jumlah penduduk terancam dalam periode waktu yang sama

CFR Jumlah kematian akibat suatu penyakit dalam periode waktu tertentu
= × 100%
Jumlah kasus penyakit (yang sama) yang terdiagnosa dalam periode waktu yang sama
TABEL 65

DEFINISI OPERASIONAL

Penderita DBD : Penderita demam tinggi mendadak berlangsung 2-7 hari, disertai manifestasi perdarahan (antara
lain uji tourniqet positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan/atau
melena, dsb) ditambah trombositopenia (trombosit ≤ 100.000 /mm³) dan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit ≥ 20%)

FORMULA

Angka Kesakitan DBD Jumlah kasus baru DBD pada kurun wakt u tertentu
=  100 .000
(Incidence Rate) Jumlah populasi pada kurun wakt u yang sama

Jumlah kematian yang disebabkan DBD


Case Fatality Rate DBD pada kurun wakt u tahun te rtentu
=  100 %
Jumlah penderita penyakit DBD yang ditemukan
pada kurun wakt u yang sama
TABEL 66

DEFINISI OPERASIONAL

Suspek : Setiap individu yang tinggal di daerah endemik malaria yang menderita demam atau memiliki riwayat demam
dalam 48 jam terakhir atau tampak anemi; wajib diduga malaria tanpa mengesampingkan penyebab demam
yang lain.

Setiap individu yang tinggal di daerah non endemik malaria yang menderita demam atau riwayat demam
dalam 7 hari terakhir dan memiliki risiko tertular malaria; wajib diduga malaria. Risiko tertular malaria
termasuk riwayat bepergian ke daerah endemik malaria atau adanya kunjungan individu dari daerah endemik
malaria di lingkungan tempat tinggal penderita.

Malaria positif : Seseorang dengan hasil pemeriksaan sediaan darah positif malaria berdasarkan pengujian mikroskopis
ataupun Rapid Diagnostic Test (RDT). Kasus malaria konfirmasi terbagi menjadi kasus malaria indigenous,
kasus malaria impor dan kasus malaria konfirmasi asimtomatis.

FORMULA
Jumlah sediaan darah diperiksa atau dikonfirmasi laboratorium
di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
% Konfirmasi laboratorium = × 100%
Jumlah suspek di wilayah dan kurun waktu yang sama

Jumlah kasus malaria positif yang diobati sesuai standar program


di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
% Pengobatan standar = × 100%
Jumlah kasus malaria positif di wilayah dan kurun waktu yang sama

Jumlah kasus malaria positif (dengan pemeriksaan sediaan darah)


= dalam kurun waktu tertentu × 1.000
Angka Kesakitan (API) Jumlah penduduk di wilayah dan kurun waktu yang sama

Jumlah kasus meninggal karena malaria di suatu wilayah


= dalam kurun waktu tertentu × 100%
Case Fatality Rate (CFR) Jumlah kasus malaria positif di wilayah dan kurun waktu yang sama
TABEL 67

DEFINISI OPERASIONAL

Penderita kronis filariasis : Penderita filariasis yang telah menunjukkan gejala klinis kronis filariasis, seperti limfedema
pada tungkai atau lengan, pembesaran payudara, dan hidrokel.

Kasus baru filariasis : Kasus kronis filariasis yang baru ditemukan.

Jumlah kasus kronis


filariasis : Kasus kronis filariasis baik kasus baru maupun kasus lama dikurangi kasus pindah dan
meninggal.

FORMULA

Jumlah kasus kronis = Jumlah akumulasi kasus kronis filariasis (kasus baru dan lama) −
filariasis kasus pindah dan meninggal pada periode tertentu
TABEL 68

DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan Kesehatan : Pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita hipertensi usia 15 tahun ke atas sebagai
Penderita Hipertensi upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun meliputi:
1) Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan
2) Edukasi perubahan perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan minum obat

Estimasi penderita hipertensi kabupaten/kota berdasarkan prevalensi data Riskesdas terbaru

FORMULA

Jumlah penderita hipertensi usia ≥ 15 tahun yang mendapatkan


% Penderita hipertensi pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
mendapatkan pelayanan = 𝑥100%
Jumlah estimasi penderita hipertensi berusia ≥ 15 tahun berdasarkan angka prevalensi
kesehatan sesuai standar kab/kota dalam kurun waktu yang sama
TABEL 69

DEFINISI OPERASIONAL

Penderita DM yang : Pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita Diabetes Melitus (DM) usia 15 tahun
mendapatkan pelayanan ke atas sebagai upaya pencegahan sekunder meliputi:
kesehatan sesuai standar 1) Pengukuran gula darah dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan;
2) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau nutrisi;
3) Melakukan rujukan jika diperlukan
Keterangan:
Gula darah sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dl ditambahkan pelayanan terapi farmakologi

FORMULA

Jumlah penderita DM usia ≥15 tahun di dalam wilayah kerjanya


Persentase penyandang
yang mendapatkan pelayanan kesehatan
DM yang mendapatkan
sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
pelayanan kesehatan sesuai = Jumlah penderita DM usia ≥15 tahun yang berada di wilayah kerjanya 𝑥100%
standar berdasarkan angka prevalensi kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun yang sama
TABEL 70

DEFINISI OPERASIONAL
Puskesmas : Puskesmas yang melakukan pemeriksaan deteksi dini untuk payudara dengan sadanis (pemeriksaan payudara
melaksanakan deteksi dini klinis) dan kanker leher rahim dengan metode IVA pada perempuan usia 30-50 tahun
IVA dan Sadanis
Perempuan usia 30-50 tahun : Perempuan usia subur berusia 30-50 tahun dan sudah melakukan kontak seksual aktif/menikah.
IVA : Pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang telah dipulas
(Inspeksi Visual dengan Asam dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%). Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang
asetat) disebut acetowhite epithelium. Deteksi dini yang dimaksud dapat dilakukan di puskesmas dan jaringannya, di
dalam maupun di luar gedung.
IVA positif : Ditemukan bercak putih (lesi pra kanker) dengan pemeriksaan aplikasi asam asetat

Curiga kanker : Pertumbuhan massa seperti kembang kol yang mudah berdarah atau luka bernanah/ulcer.

Sadanis : Pemeriksaan payudara secara manual oleh tenaga kesehatan terlatih. Deteksi dini yang dimaksud dapat
dilakukan di puskesmas dan jaringannya, di dalam maupun di luar gedung.
Tumor/benjolan : Benjolan tidak normal pada payudara pada pemeriksaan klinis payudara oleh petugas kesehatan terlatih

FORMULA
Jumlah perempuan usia 30 − 50 tahun yang dilakukan deteksi dini kanker leher rahim (IVA)
Cakupan pemeriksaan
dan kanker payudara (Sadanis)di suatu wilayah pada periode tertentu
leher rahim (IVA) dan =
payudara (Sadanis) Jumlah perempuan usia 30 − 50 tahun pada wilayah dan periode waktu yang sama

Jumlah perempuan usia 30 − 50 tahun dengan IVA positif


di suatu wilayah pada periode tertentu
Persentase IVA positif =
Jumlah perempuan usia 30 − 50 tahun yang dilakukan deteksi dini kanker leher rahim (IVA)
dan kanker payudara (Sadanis) pada wilayah dan periode waktu yang sama

Jumlah perempuan usia 30 − 50 tahun yang ditemukan tumor/benjolan pada payudara


Persentase tumor/benjolan di suatu wilayah pada periode tertentu
=
Jumlah perempuan usia 30 − 50 tahun yang dilakukan deteksi dini kanker leher rahim (IVA)
dan kanker payudara (Sadanis) pada wilayah dan periode waktu yang sama
TABEL 71

DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan kesehatan : pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat (psikotik
jiwa pada orang dengan akut dan skizofrenia) sebagai upaya pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan kesehatan jiwa dan
gangguan jiwa (ODGJ) edukasi
berat
Penetapan sasaran pada ODGJ berat ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan menggunakan data RISKESDAS terbaru yang di
tetapkan oleh Menteri Kesehatan

FORMULA

Jumlah ODGJ berat di wilayah kerja kab/kota yang mendapatkan


Persentase ODGJ berat yang pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
mendapatkan pelayanan = 𝑥 100%
Jumlah ODGJ berat berdasarkan proyeksi
kesehatan jiwa sesuai standar
di wilayah kerja kab/kota dalam kurun waktu satu tahun yang sama
TABEL 72

DEFINISI OPERASIONAL

Sarana air minum : Penyelenggara air minum yang meliputi :


1. PDAM /BPAM/PT yang terdaftar di persatuan perusahaan air minum seluruh indonesia (PERPAMSI)
2. Sarana air minum perpipaan non PDAM
3. Sarana air minum bukan jaringan perpipaan komunal (Sumur gali, sumur bor dengan pompa, penampungan air hujan, mata air terlindung, terminal
air/ tangki air, depot air minum)
Sarana air minum di IKL : Sarana air minum yang diperiksa dan diamati secara langsung fisik sarana dan kualitas air minumnya mengacu pada lampiran Permenkes No 736
Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum
Sarana air minum dengan resiko : Sarana air minum yang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan pada parameter negatif kualitas fisik air minum memenuhi jawaban ya <
rendah 25%
Sarana air minum dengan resiko: Sarana air minum yang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan pada parameter negatif kualitas fisik air minum memenuhi jawaban ya
sedang 25%-50%
Sarana air minum dengan resiko: Sarana air minum yang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan pada parameter negatif kualitas fisik air minum memenuhi jawaban ya >
tinggi 75%
Sarana air minum diambil sampel : Sarana air minum yang diambil sampel airnya mengacu pada Permenkes No 736 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum
Sarana air minum yang memenuhi : 1. Sarana air minum yang masuk dalam kategori tinggi dan amat tinggi berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan telah dilakukan tindakan
syarat perbaikan
2. Sarana air minum yang masuk dalam kategori rendah dan sedang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan telah diambil dan diperiksakan
(diujikan) sampel airnya berdasarkan parameter fisik, kimia, mikrobiologi yang mana hasil pemeriksaannya (pengujiannya) memenuhi standar
persyaratan kualitas air minum berdasarkan Permenkes No 492 Tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum
FORMULA

Persentase sarana air minum Jumlah sarana air minum dengan resiko rendah dan sedang
yang dilakukan pengawasan = x 100%
Jumlah sarana air minum di − IKL

Persentase jumlah sarana air Jumlah sampel air minum pada penyelenggara air minum yang diuji kualitas air minum
minum yang memenuhi syarat dan memenuhi syarat parameter mikrobiologi, fisik, kimia di wilayah dan periode waktu tertentu ̂
= x 100%
mikrobiologi, fisik, dan kimia Jumlah seluruh sampel air minum pada penyelenggara air minum yang diuji parameter
mikrobiologik, fisik, kimia di wilayah dan pada periode waktu yang sama
TABEL 73

DEFINISI OPERASIONAL

Sharing/komunal : menumpang di jamban sehat permanen milik orang lain/umum

Jamban komunal : suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu
tempat tertentu/bersama, sehingga kotoran tersebut dalam suatu tempat tertentu tidak menjadi penyebab
penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman
JSP : sarana jamban leher angsa yang dipakai secara individu dengan pembuangan akhir septic tank, baik
individu maupun septic tank bersama (komunal) ditambah sumur resapan atau menyambung ke system
pengolahan air limbah (SPAL)
JSSP : sarana jamban dalam bentuk lubang jamban tertutup (pelengsengan, cubluk, atau leher angsa) yang
berakhir dengan sumur resapan saja serta harus memiliki jarak lebih dari 10 m sehingga tidak mencemari
sumber air dan tanah
Fasilitas sanitasi yang : Fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki
layak (Jamban Sehat) septik/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau Bersama

FORMULA

Persentase penduduk Jumlah penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
dengan akses terhadap (jamban sehat) di suatu wilayah pada periode tertentu
fasilitas sanitasi yang = x 100%
Jumlah penduduk di wilayah dan pada periode yang sama
layak (jamban sehat)
TABEL 74

DEFINISI OPERASIONAL

Desa : Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem
perundangan nasional dan berada di daerah kabupaten/kota (DESA AJA??)
STBM : Pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar
Sanitasi Total Berbasis (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman,
Masyarakat mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan
Desa melaksanakan : Desa yang sudah melakukan pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat/Natural
STBM Leader, dan telah mempunyai rencana tindak lanjut/ rencana kerja masyarakat untuk menuju Sanitasi
Total
Desa Stop BABS : Desa yang peduduknya 100 % mengakses jamban sehat
(SBS)/ ODF (Open
Defecation Free)
Desa STBM : Desa yang telah mencapai 100 % penduduk melaksanakan 5 pilar STBM

FORMULA
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐬𝐚𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐒𝐓𝐁𝐌 𝐝𝐢 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐰𝐢𝐥𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝𝐞 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐧𝐭𝐮
Persentase desa melaksanakan STBM = x 100%
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐬𝐚 𝐝𝐢 𝐰𝐢𝐥𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝𝐞 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚

Persentase desa stop BABS Jumlah desa stop BABS (SBS) di suatu wila yah pada periode tertentu
= x 100%
(SBS) Jumlah desa di wilayah dan pada periode yang sama

Jumlah desa STBM di suatu wila yah pada periode tertentu


= x 100%
Persentase desa STBM Jumlah desa di wilayah dan pada periode yang sama
TABEL 75

DEFINISI OPERASIONAL

Tempat-tempat umum : Tempat atau sarana yang diselenggarakan pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan
(TTU) bagi masyarakat yang meliputi: sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah (SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA), tempat ibadah, dan pasar.
TTU sehat : TTU yang memenuhi standar berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku

FORMULA

Jumlah tempat-tempat umum sehat


Persentase tempat- di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
= x 100%
tempat umum sehat Jumlah seluruh TTU yang ada di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
TABEL 76

DEFINISI OPERASIONAL

Tempat Pengelolaan : Usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasa boga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin,
Makanan (TPM) dan makanan jajanan
Jumlah TPM : TPM yang tercatat di wilayah kerja puskesmas atau kantor kesehatan pelabuhan dan didukung dengan aspek legal
hukum baik yang memenuhi persyaratan maupun yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi
Jasa boga/katering : Usaha atau kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilaksanakan
oleh badan hukum atau perorangan
Rumah makan : Setiap usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat
usahanya
Restoran : Salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunannya yang permanen dilengkapi
dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan
minuman bagi masyarakat umum ditempat usahanya
Depot air minum : Usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen

Kantin/Sentra makanan : Salah satu jenis usaha jasa makanan yang lokasinya berada di lingkungan institusi dan sebagian besar konsumennya
jajanan adalah masyarakat di institusi tersebut, seperti kantin sekolah, kantin yang berada di kantor dll
Makanan jajanan : Usaha makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan/atau disajikan sebagai
makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel
TPM memenuhi : TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi dengan bukti dikeluarkannya sertifikat laik higiene sanitasi
syarat higiene sanitasi

FORMULA

Persentase TPM Jumlah TPM memenuhi/tidak memenuhi syarat higiene sanitasi


memenuhi/tidak di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
= x 100%
memenuhi syarat Jumlah seluruh TPM yang ada di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
higiene sanitasi

Anda mungkin juga menyukai