Anda di halaman 1dari 105

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya, atas selesainya penyusunan Dokumen Rencana Kebutuhan Tahunan Sumber
Daya Manusia (SDM) Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020.
Dokumen Rencana Kebutuhan Tahunan SDM Kesehatan Dinas Kesehatan merupakan
salah satu media publikasi data dan informasi yang berisi situasi dan kondisi Sumber Daya
Manusia Kesehatan. Dokumen Rencana Kebutuhan Tahunan SDMK Dinas Kesehatan
disusun berdasarkan data ketersediaan SDMK yang ada di lingkup Dinas Kesehatan
Kabupaten Pesisir Barat. Data dan informasi yang ditampilkan pada Dokumen Rencana
Kebutuhan Tahunan SDMK Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat dapat membantu
untuk mengetahui ketersediaan, distribusi dan kualifikasi, sehingga dapat dijadikan dasar
dalam menentukan kebijakan, khususnya di bidang SDM Kesehatan pada Dinas
Kesehatan, Puskesmas dan RSUD di Kabupaten Pesisir Barat.
Dokumen Rencana Kebutuhan Tahunan SDMK Dinas Kesehatan Kabupaten
Pesisir Barat Tahun 2020, ini disajikan dalam bentuk cetakan. Semoga publikasi ini dapat
berguna bagi semua pihak baik Pemerintah, Organisasi Profesi, Akademik, Sektor Swasta,
dan Masyarakat serta berkontribusi secara positif bagi pembangunan kesehatan di
Indonesia dan Kabupaten Pesisir Barat pada Khususnya.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut mendukung
sehingga Dokumen Rencana Kebutuhan Tahunan SDMK Kabupaten Pesisir Barat Tahun
2020 ini dapat diselesaikan. Kritik serta saran yang membangun untuk kesempurnaan
Dokumen Deskripsi SDMK ini sangat kami harapkan.

Krui, Oktober 2020

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Pesisir Barat

TEDI ZADMIKO, S.KM., S.H., MM


Pembina Tk. I
NIP. 19790424 199803 1 001

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 2020 ii


Kab. Pesisir Barat 2020
SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PESISIR BARAT

Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan kekuatan dan inspirasi sehingga Dokumen Rencana
Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) ini dapat
terselesaikan. Penyusunan Rencana Kebutuhan dan
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK)
sangat memerlukan ketersediaan data pendukung yang akurat,
namun sejak diberlakukannya otonomi daerah informasi
mengenai SDM Kesehatan menjadi sulit diperoleh dikarenakan keragaman sistem yang
diterapkan oleh masing-masing daerah serta belum tersedianya mekanisme laporan yang
baku.
Pemenuhan kebutuhan informasi SDM Kesehatan telah dilakukan melalui berbagai
usaha dengan pengumpulan data secara langsung, memanfaatkan data sekunder serta upaya
lainnya, namun belum diperoleh hasil yang mampu memenuhi kebutuhan informasi SDM
Kesehatan tersebut. Untuk itu perlu dilakukan upaya untuk menumbuhkan kepedulian
masyarakat, pemerintah pusat dan pemerintah daerah akan kondisi SDM Kesehatan yang
diharapkan dapat mendorong mereka untuk berperan secara aktif dalam menyediakan
informasi SDM Kesehatan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kepedulian pemerintah pusat dan pemerintah
daerah adalah melalui penerbitan Dokumen Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan yang
dapat menggambarkan keadaan SDM Kesehatan di daerah dan secara bertahap mampu
menggambarkan kondisi masing-masing daerah serta perkembangan pendayagunaan SDM
Kesehatan dari tahun ke tahun.
Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat melalui Bidang Pelayanan dan Sumber
Daya Kesehatan Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan telah berupaya untuk dapat
menerbitkan Dokumen Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan agar dapat disebarluaskan
dikalangan masyarakat dan pemerintah pusat serta pemerintah daerah yang membutuhkan
informasi seputar pendayagunaan SDM Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat. Diharapkan
kerjasama dari Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah K.H. Muhammad Thohir
dalam wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat untuk dapat menghasilkan
Dokumen Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan yang mampu memenuhi kebutuhan SDM
Kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas serta penyebarannya dalam
cakupan yang sejalan dengan perkembangan kesehatan yang akan datang.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 2020 iii


Kab. Pesisir Barat 2020
SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PESISIR BARAT

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
pembuatan Dokumen Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan tahun 2020 ini. Peran serta dari
seluruh pihak terkait sangat kami harapkan untuk penyempurnaan Dokumen Rencana
Kebutuhan SDM Kesehatan ini. Kritik dan saran kami harapkan untuk pengembangan
Dokumen Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan dimasa mendatang, sehingga informasi
yang disajikan nantinya dapat memenuhi kebutuhan informasi SDM Kesehatan di
Indonesia khususnya Kabupaten Pesisir Barat.

Krui, Oktober 2020

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Pesisir Barat

TEDI ZADMIKO, S.KM., S.H., MM


Pembina Tk. I
NIP. 19790424 199803 1 001

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 2020 iv


Kab. Pesisir Barat 2020
TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab
TEDI ZADMIKO, SKM., SH., MM
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat

Wakil Penanggung Jawab


ARFI JULIZAR, SKM
Kabid Pelayanan dan SDK Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat

Ketua
SEPRIYANI, SKM., M.Kes
Kasie SDMK Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat

Editor
DEVINTA VERY FRIDAYANTI, S.KM
NURUL HIDAYATI, S.ST
NENI ARYANI, S.Tr.Keb
GUSTI AYU
Staf Seksi SDMK Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat

Kontributor
Sub. Bagian Bina Program dan Informasi,
Sub. Bagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum
Bidang Pelayanan dan SDK
Seksi SDMK, Seksi Pelayanan Kesehatan, JKN dan Pengobatan Tradisional,
Seksi Kefarmasian dan Alkes
Bidang Kesehatan Masyarakat
Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, Seksi Kesehatan Lingkungan, Makan dan
Minum, Kesehatan Kerja dan Olahraga,
Seksi Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Bidang Pencegahan dan Pengandalian Penyakit
Seksi Surveilens dan Imunisasi, Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular,
Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 2020 v


Kab. Pesisir Barat 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ii
SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PESISIR BARAT iii
TIM PENYUSUN DOKUMEN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDMK v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vii
BAGIAN I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Kebijakan 3
C. Masalah Kesehatan 4
D. Keadaan Saat Ini 11

BAGIAN II GAMBARAN UMUM, TUJUAN DAN MANFAAT


A. GAMBARAN UMUM 12
B. TUJUAN 28
1. TUJUAN UMUM
2. TUJUAN KHUSUS
C. MANFAAT 29

BAGIAN III KEADAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN


A. Keadaan SDM Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat 30
Tahun 2020
B. Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Kabupaten Pesisir Barat Tahun 32
2020
C. Keadaan SDM Kesehatan di RSUD Kabupaten Pesisir Barat Tahun 44
2020
D. Keadaan SDM Kesehatan di Fasyankes Swasta Kabupaten Pesisir 46
Barat Tahun 2020

BAGIAN IV RENCANA KEBUTUHAN SDM KESEHATAN


A. Metode Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan 47
B. Hasil Perhitungan 47
1. Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan Menggunakan Metode
Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kesehatan)
1) Kebutuhan SDM Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten 48
Pesisir Barat Tahun 2020
2) Kebutuhan SDM Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Pesisir 53
Barat Tahun 2020
3) Kebutuhan SDM Kesehatan di RSUD Kabupaten Pesisir Barat 70
Tahun 2020

2. Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan Menggunakan Metode


Standar Ketenagaan Minimal
1) Kebutuhan SDM Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten 73
Pesisir Barat Tahun 2020
2) Kebutuhan SDM Kesehatan di RSUD Kabupaten Pesisir 77
Barat Tahun 2020
3) Kebutuhan SDM Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Pesisir 78
Barat Tahun 2020

PP ee rr ee nn cc aa nn aa aa nn K
K ee bb uu tt uu hh aa nn SS D
DMM K
K ee ss ee aa hh tt aa nn K
K aa bb .. vii
PP ee ss ii ss ii rr BB aa rr aa tt 22 00 22 00
DAFTAR TABEL
BAGIAN V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan dan Kesenjangan 91
B. Rekomendasi (Rencana Pemenuhan) 93

NO. NAMA TABEL HAL.


TABEL

1.1 Jumlah Kematian Prinatal, Neonatal, bayi dan Anak Balita.............................8


1.2 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Pesisir Barat.............................................9
1.3 Gambaran Sepuluh Besar Penyakit di Kabupaten Pesisir Barat Th. 2019.....11
2.1 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Perkecamatan Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2019 ....................................................................................................14
2.2 Tabel Wilayah Administrasi Kabupaten Pesisir Barat Menurut Kecamatan
Dan Desa/ Kelurahan Tahun 2019 ................................................................16
2.3 Jumlah Kematian Perinatal, Neonatal, Bayi, dan Anak Balita, Berdasarkan
Laporan Per Puskesmas se-Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2018-2019.......22
2.4 Angka Kematian Ibu Kabupaten Pesisir Barat..............................................23
2.5 Sepuluh Besar Penyakit di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2019.................25
2.6 Sarana Fisik Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2019...........26
2.7 Tipe Puskesmas.............................................................................................26
3.1 Keadaan SDM Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2020 bulan Oktober...........................................................................30
3.2 Keadaan SDM Kesehatan di Puskesmas se-Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2020 bulan Oktober............................................................................32
3.3 Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Lemong............................................33
3.4 Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Pugung Tampak...............................34
3.5 Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Pulau Pisang.....................................35
3.6 Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Karya Penggawa..............................36
3.7 Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Way Krui..........................................37
3.8 Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Krui..................................................38
3.9 Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Krui Selatan.....................................39
3.10 Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Biha..................................................40
3.11 Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Ngambur..........................................41
3.12 Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Bengkunat........................................42
3.13 Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Bengkunat Belimbing......................43
3.14 Keadaan SDM Kesehatan RSUD KH.Muhammad Thohir...........................44
3.15 Kebutuhan SDM Kesehatan di Fasyankes Swasta di Kabupaten Pesisir
Barat Tahun 2020 .........................................................................................46
PP ee rr ee nn cc aa nn aa aa nn K
K ee bb uu tt uu hh aa nn SS D
DMM K
K ee ss ee hh aa tt aa nn K
K aa bb .. vii
PP ee ss ii ss ii rr BB aa rr aa tt 22 00 22 00
DAFTAR TABEL
4.1 Kebutuhan SDM Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2020....................................................................................................48
4.2 UPTD Puskesmas Lemong Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020...............53
4.3 UPTD Puskesmas Pugung Tampak Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020. .55
4.4 UPTD Puskesmas Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020........57
4.5 UPTD Puskesmas Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020. 58
4.6 UPTD Puskesmas Way Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020.............60
4.7 UPTD Puskesmas Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020.....................61
4.8 UPTD Puskesmas Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020........63
4.9 UPTD Puskesmas Biha Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020.....................64
4.10 UPTD Puskesmas Ngambur Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020.............65
4.11 UPTD Puskesmas Bengkunat Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020...........67
4.12 UPTD Puskesmas Bengkunat Belimbing Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2020..................................................................................................68
4.13 RSUD K.H.Muhammad Thohir Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020........70
4.14 Kebutuhan SDM Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2020...................................................................................................73
4.15 Kebutuhan SDM Kesehatan di RSUD K.H.Muhammad Thohir Kabupaten
Pesisir Barat .................................................................................................77
4.16 Gambaran Puskesmas Yang Belum Memiliki 9 Jenis Ketenagaan Minimal
78
4.17 Kebutuhan Dokter Puskesmas......................................................................79
4.18 Kebutuhan Dokter Gigi Puskesmas..............................................................80
4.19 Kebutuhan Bidan Puskesmas........................................................................81
4.20 Kebutuhan Perawat Puskesmas....................................................................82
4.21 Kebutuhan Kesehatan Masyarakat Puskesmas.............................................83
4.22 Kebutuhan Kesehatan Lingkungan Puskesmas............................................84
4.23 Kebutuhan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Puskesmas......................85
4.24 Kebutuhan Tenaga Gizi Puskesmas..............................................................86
4.25 Kebutuhan Tenaga Apoteker Puskesmas......................................................87
4.26 Kebutuhan Tenaga Farmasi Puskesmas........................................................88
4.27 Kebutuhan Tenaga Terapis Gigi dan Mulut Puskesmas...............................89
4.28 Kebutuhan Tenaga Administrasi Puskesmas................................................90

PP ee rr ee nn cc aa nn aa aa nn K
K ee bb uu tt uu hh aa nn SS D
DMM K
K ee ss ee hh aa tt aa nn K
K aa bb .. vii
PP ee ss ii ss ii rr BB aa rr aa tt 22 00 22 00
DAFTAR GRAFIK

NO. NAMA GRAFIK HAL.


GRAFIK

1.1 Jumlah Kematian Perinatal Tahun 2018-2019...............................................6


1.2 Jumlah Kematian Neonatal Tahun 2018-2019..............................................6
1.3 Jumlah Kematian Bayi Tahun 2018-2019......................................................7
1.4 Jumlah Kematian Balita Tahun 2018-2019....................................................7
1.5 Kematian Maternal Tahun 2018-2019............................................................9
2.1 Jumlah Kematian Perinatal Tahun 2018-2019.............................................20
2.2 Jumlah Kematian Neonatal Tahun 2018-2019............................................20
2.3 Jumlah Kematian Bayi Tahun 2018-2019....................................................21
2.4 Jumlah Kematian Balita Tahun 2018-2019..................................................21
2.5 Kematian Maternal Tahun 2018-2019..........................................................23

PP ee rr ee nn cc aa nn aa aa nn K
K ee bb uu tt uu hh aa nn SS D
DMM K
K ee ss ee aa hh tt aa nn K
K aa bb .. vii
PP ee ss ii ss ii rr BB aa rr aa tt 22 00 22 00
BAGIAN I
PENDAHULUAN

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 2020 93


A. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


mengamanatkan bahwa Kesehatan merupakan hak asai manusia. Dalam Undang-
Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa setiap kegiatan
dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif, partisipatif,
dan berkelanjutan. Pasal 28 H Undang Undang Dasar Negeri Republik Indonesia
Tahun 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayan kesehatan. Pada pasal 34 ayat 3 dinyatakan bahwa negara bertanggungjawab
atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah berkewajiban untuk
menyehatkan yang sakit dan berupaya mempertahankan yang sehat untuk tetap sehat.
Arah pembangunan jangka panjang nasional (2005-2025) memiliki tujuan
untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya
saing, maka kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan peningkatan daya beli
keluarga/masyarakat guna untuk meningkatkan kualitas SDM dan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia. Ditujukan pula Pembangunan ini di bidang
kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat
terwujud. Pembangunan kesehatan didasarkan kepada perikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat
dengan perhatian khusus kepada penduduk rentan.
Upaya pelayanan kesehatan ini dilakukan dengan mengikutsertakan
masyarakat secara luas yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh, berjenjang, terpadu dan berkesinambungan. Selain
itu, upaya kesehatan juga perlu mempertimbangkan perkembangan teknologi dan
informasi bidang kesehatan dengan fenomena globalisasi berdasarkan paradigma
sehat. Kondisi tersebut dapat terwujud dengan upaya pemenuhan kesehatan secara
komprehensif yang didukung oleh sumber daya kesehatan. Salah satu sumber daya di
bidang kesehatan yang sangat strategis adalah Sumber Daya Manusia Kesehatan
(SDMK).

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Berbagai studi menujukkan bahwa tenaga kesehatan merupakan kunci utama
dalam keberhasilan pencampaian tujuan pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan
itu sendiri memberi kontribusi hingga 80% dalam keberhasilan pembangunan
kesehatan. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
disebutkan bahwa perencanaan tenaga kesehatan dilakukan secara berjenjang yang
dimulai dari fasilitas pelayanan kesehatan, pemerintah daerah kabupaten/ kota,
pemerintah daerah provinsi sampai dengan pemerintah secara nasional berdasarkan
ketersediaan tenaga kesehatan, kebutuhan penyelenggaraan pembangunan dan upaya
kesehatan yang disusun secara berjenjang.
SDM Kesehatan menjadi salah satu sumber daya dibidang kesehatan yang
sangat strategis. Kurangnya tenaga kesehatan, baik jumlah, jenis dan distribusinya
menimbulkan dampak terhadap rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan berkualitas. Ketersediaan, penyebaran dan kualitas SDM Kesehatan yang
belum optimal menjadi isu dalam pengelolaan SDM Kesehatan. Dengan demikian
tantangan SDM Kesehatan saat ini dan masa depan adalah persebaran penempatan,
peningkatan kualitas SDM Kesehatan, termasuk didalamnya pengembangan dan
peningkatan kualitas pendidikan tenaga kesehatan, pengembangan sistem insentif
tenaga kesehatan, serta meningkatkan sinkronisasi antara produksi dengan kebutuhan
tenaga kesehatan. Hal ini disadari karena ketersediaan dan persebaran tenaga
kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah daerah belum merata
baik dalam jumlah, jenis maupun mutunya.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 03 Tahun 2020 tentang Perijinan
dan Klasifikasi Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ) telah tercantum standar
kebutuhan SDM Kesehatan sehingga dapat disusun peta kebutuhan SDM Kesehatan
di Rumah Sakit dan di Puskesmas. Pemetaan ini disusun untuk mengetahui kebutuhan
dan persediaan SDM Kesehatan yang dimiliki oleh fasilitas pelayanan kesehatan,
sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan setiap jenis SDM Kesehatan pada
setiap fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan demikian dapat diperkirakan kebutuhan
SDM Kesehatan dan selanjutnya dapat disusun rencana pengadaan dan pemenuhan
SDM Kesehatan.
Untuk itu perencanaan kebutuhan SDMK yang mengawali aspek manajemen
SDK secara keseluruhan harus disusun sebagai acuan dalam menentukan pengadaan
yang meliputi pendidikan dan pelatihan SDMK, pendayagunaan SDMK, termasuk
peningkatan kesejahteraan, dan pembinaan serta pengawasan mutu SDMK.
Pentingnya menyusun rencana kebutuhan SDMK merupakan langkah strategis yang
perlu dilaksanakan dalam upaya mendukung pembangunan kesehatan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Perencanaan kebutuhan SDMK bertujuan untuk menghasilkan rencana
kebutuhan SDMK yang tepat meliputi jenis, jumlah dan kualifikasi yang dubutuhkan
sesuai kondisi suatu wilayah dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan
khususnya di Kabupaten Pesisir Barat.

B. KEBIJAKAN

Dasar hukum penyusunan dokumen Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia


Kesehatan adalah :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700)
2. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 144, tambahan Lembaran Negara
RI Nomor 5063)
3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kabupaten
Pesisir Barat di Provinsi Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 231, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5364)
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494)
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20141 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4015) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
54 Tahun 2003 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4332)

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2019 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
187 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6402)
9. Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor 27 Tahun 2011 Tentang Jabatan
Fungsional Umum Di Lingkungan Kementrian Dalam Negeri
10. Permenpan dan RB Nomor 41 Tahun 2018 tentang Nomenklatur Jabatan
Pelaksana bagi PNS di Lingkungan Instansi Pemerintah
11. Permenpan dan RB Nomor 1 Tahun 2020 tentang Analisis Jabatan dan
Analisis Beban Kerja Kesehatan
12. SE Menpan Nomor 6 Tahun 2012 tentang Perhitungan Beban Kerja dalam
Rangka Penyusunan Formasi PNS
13. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013
Tentang Jabatan Fungsional Umum Di Lingkungan Kementrian Kesehatan
Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1653
14. Permenkes RI Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Pedoman
Perencanaan SDMK
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2017
Tentang Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Kesehatan
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2019 Tentang Pengangkatan
PNS Dalam Jabatan Fungsional Kesehatan Melalui Penyesuaian/Inpassing
17. Permenkes RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
18. Permenkes RI Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perijinan dan Klasifikasi Rumah
Sakit.
19. Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 68 Tahun 2018 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan
Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat (Berita Daerah
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2018 Nomor 68)

C.MASALAH KESEHATAN

Tujuan akhir dari pembangunan kesehatan adalah terwujudnya derajat


kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Kesehatan adalah hak asasi manusia
dan sekaligus merupakan faktor penentu utama Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
sebagai modal utama dalam penentuan keberhasilan pembangunan bangsa. Derajat
kesehatan merupakan pencerminan kesehatan perorangan, kelompok maupun
masyarakat yang digambarkan dengan Umur Harapan Hidup (UHH), Mortalitas

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
(Kematian), Morbiditas (Kesakitan) dan Status Gizi Masyarakat. Pembangunan
dibidang kesehatan dilaksanakan secara berkesinambungan, terus menerus dan
terintegrasi. Kondisi pencapaian hasil pembangunan kesehatan di Kabupaten Pesisir
Barat dapat digambarkan sebagai berikut:

A. UMUR HARAPAN HIDUP (UHH)


Umur harapan hidup merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi
pencapaian indeks pembangunan manusia (IPM). Di Provinsi Lampung umur harapan
hidup penduduk menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat terlihat dari
tahun 2009-2012. Umur harapan hidup yang diharapkan adalah angka harapan hidup
yang tinggi dan berkualitas status kesehatannya. Umur Harapan Hidup (UHH) di
Provinsi Lampung selama 4 tahun terakhir cenderung meningkat dari 69,25 tahun
(2009) meningkat menjadi 70,09 tahun (2013) walaupun angka ini belum mencapai
target yang diharapkan yaitu 72 tahun.

B. KONDISI ANGKA KEMATIAN


a) ANGKA KEMATIAN BAYI (Infant Mortality Rate)

Angka kematian bayi (AKB) di Provinsi Lampung menunjukkan


kecenderungan perbaikan yang cukup berarti. Angka Kematian Bayi (AKB) di
Provinsi Lampung berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI),
terlihat cenderung menurun dari 1 kasus di tahun 2016 per Juni. Sedangkan kasus
kematian bayi lebih banyak disebabkan oleh BBLR, asfiksia dan pneumoni. Hal ini
sangat berkaitan dengan keterampilan tenaga kesehatan dalam melaksanakan tata
laksana bayi yang sakit serta kepatuhan mereka dalam mengikuti standar pelayanan
yang ada. Sampai tahun 2016 tenaga penolong persalinan yang telah dilatih Asuhan
Persalinan Normal (APN) baru sedikit.

Untuk data kematian di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2019 ada 15 kematian,
terdiri dari Perinatal 12, Neonatal 2, Balita 1 dan Bayi tidak ada kasus. Data ini
didapat berdasarkan laporan dari puskesmas yang ada diwilayah kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Grafik. 1.1 Jumlah Kematian Perinatal Kabupaten Pesisir Barat tahun 2018-2019

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat

Bila dilihat dari grafik diatas maka kematian Perinatal di Kabupaten Pesisir
Barat tahun 2019 berjumlah 12 meningkat dibanding tahun 2018 berjumlah 11
kematian.

Grafik. 1.2 Jumlah Kematian Neonatal Kabupaten Pesisir Barat tahun 2018-2019

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat

Berdasarkan grafik diatas kematian Neonatal di Kabupaten Pesisir Barat


tahun 2019 berjumlah 2 kematian meningkat dibanding tahun 2018 berjumlah 1
kematian.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Grafik. 1.3 Jumlah Kematian Bayi Kabupaten Pesisir Barat tahun 2018-2019

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat

Berdasarkan grafik diatas tidak ada kematian Bayi di Kabupaten Pesisir Barat
tahun 2019 .

Grafik. 1.4 Jumlah Kematian Balita Kabupaten Pesisir Barat tahun 2018-2019

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat

Berdasarkan grafik diatas kematian Balita di Kabupaten Pesisir Barat tahun


2019 berjumlah 1 kematian meningkat dibanding tahun 2018 tidak ada kematian.
Kematian Perinatal, Neonatal, Bayi dan Balita tahun 2018-2019 di Kabupaten
Pesisir Barat yang ada diwilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Tabel 1.1 Jumlah Kematian Perinatal, Neonatal, Bayi dan Anak Balita
Jumlah Kematian Tahun 2018-2019
No Puskesmas Kematian Kematian Kematian Kematian
Perinatal Neonatal Bayi Balita
    2018 2019 2018 2019 2018 2019 2018 2019
1 Lemong 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Pugung Tampak 1 1 0 0 0 0 0 0
3 Pulau Pisang 0 1 0 0 0 0 0 0
4 Karya Penggawa 1 1 0 0 0 0 0 1
5 Way Krui 0 1 0 0 0 0 0 0
6 Krui 2 2 0 0 0 0 0 0
7 Krui Selatan 3 2 1 0 0 0 0 0
8 Biha 1 0 0 0 0 0 0 0
9 Ngambur 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Bengkunat 2 1 0 0 0 0 0 0
11 Bengkunat Belimbing 1 3 0 2 0 0 0 0
Jumlah 11 12 1 2 0 0 0 1
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat

Bila dilihat dari table diatas maka kematian di Kabupaten Pesisir Barat
tahun 2018 terdiri dari Perinatal 11, Neonatal 1, Bayi 0, Balita 0 sedangkan tahun
2019 terdiri dari Perinatal 12, Neonatal 2, Bayi 0, Balita 1. Pada kasus kematian
Perinatal dan Neonatal dan Balita tahun 2019 mengalami peningkatan dibandingkan
dengan tahun 2018 sedangkan untuk kematian Bayi 0 dan itu menunjukan kurangnya
pelayanan kesehatan dalam rangka menurunkan Angka Kematian Perinatal,
Neonatal dan Anak Balita di kabupaten Pesisir Barat. Kasus kematian tahun 2019
Perinatal dan Neonatal terbanyak ada di wilayah kerja Puskesmas Bengkunat
Belimbing Sedangkan kematian Balita ada di wilayah kerja Puskesmas Karya
Penggawa.

b) ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)


Jumlah kematian maternal di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2019 sebesar 4
kasus sedangkan tahun 2018 adalah 6 kasus yang artinya mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya, adapun sebaran kasus kematian maternal dapat dilihat pada
grafik dan table dibawah ini :

Grafik 1.5 Kematian Maternal Kabupaten Pesisir Barat tahun 2018-2019

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat

Berdasarkan grafik diatas kematian maternal di Kabupaten Pesisir Barat


tahun 2019 menurun dibanding tahun 2018.

Tabel 1.2 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Pesisir Barat


Tahun AKI per 1.000 KH
2018 6
2019 4

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat

Angka Kematian Ibu di Kabupaten Pesisir Barat 6 per 100.000 kelahiran.


Atau di setiap 1000 kelahiran hidup, di Kabupaten Pesisir Barat terdapat 0,006 ibu
bersalin meninggal. Target SDGs 2015 AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran
hidup. Dibandingkan dengan Angka Kematian Ibu secara Nasional maka AKI
Kabupaten Pesisir Barat jauh lebih rendah.
Kematian ibu merupakan mimpi buruk di bidang kesehatan karena dapat
menunjukan baik atau tidaknya derajat kesehatan sesorang. Kematian maternal
setiap tahunnya sudah sedemikian rupa dicegah oleh tenaga kesehatan demi
menurunkan AKI setiap tahunnya tenaga kesehatan yang berhubungan langsung
dengan ibu diberi berbagai pelatihan dalam upaya pencegahan kematian maternal.
Diperkirakan 83% penyumbang angka kematian ibu disebabkan oleh faktor
lain-lain yakni karena faktor kala II lama,retensio plasenta, dan kelainan bawaan yg
diderita oleh ibu. Terdapat tiga jenis area intervensi yang dilakukan untuk
menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui:

 Peningkatan pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani


kasus risiko tinggi secara memadai

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
 Pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil,
pelayanan pasca persalinan dan kelahiran
 Pelayanan emergensi obstetrik dan neonatal dasar (PONED) dan
komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau (Profil Kesehatan Nasional,
2015).
Upaya terobosan dalam penurunan AKI dan AKB di Indonesia salah satunya
melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
yang menitikberatkan fokus totalitas monitoring yang menjadi salah satu upaya
deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil serta menyediakan akses
dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar di tingkat Puskesmas
(PONED) dan pelayanan kegawat daruratan obstetri dan neonatal komprehensif di
Rumah Sakit (PONEK). Dalam implementasinya, P4K merupakan salah satu unsur
dari Desa Siaga. P4K mulai diperkenalkan pada tahun 2007. Sampai dengan tahun
2013, tercatat 66.629 (86%) desa/kelurahan telah melaksanakannya. . Pelaksanaan
P4K di desa-desa tersebut perlu dipastikan agar mampu membantu keluarga dalam
membuat perencanaan persalinan yang baik dan meningkatkan kesiap-siagaan
keluarga dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas agar dapat
mengambil tindakan yang tepat (Profil Kesehatan Nasional, 2015).
Kabupaten Pesisir Barat awalnya sejak tahun 2005 terdapat 5 Puskesmas
PONED, akan tetapi dalam perkembangannya dokter, perawat maupun bidan terlatih
PONED sebagian diantaranya ada yang pindah tugas ke tempat lain sehingga hanya 1
Puskesmas yang mampu PONED yaitu Puskesmas Biha . Puskesmas rawat inap lain
yang pada awalnya mampu PONED, saat ini kesulitan dalam melaksanakan PONED
karena ketiadaan tenaga medis terlatih PONED.

C. KONDISI ANGKA KESAKITAN ( MORBIDITAS )


a) SEPULUH BESAR PENYAKIT

Meningkatnya umur harapan hidup dan perubahan struktur umur penduduk ke


arah usia tua serta perubahan pola dan gaya hidup menyebabkan terjadinya transisi
demografi epidemiologis, yang ditandai masih tingginya penyakit infeksi dan
meningkatnya penyakit non infeksi. Berikut ini adalah gambaran sepuluh besar
penyakit di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2019.

Tabel 1.3 Gambaran Sepuluh Besar Penyakit Di Kabupaten Pesisir Barat tahun
2019
NO PENYAKIT JUMLAH KASUS %

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
1 Hipertensi 5224 25,85
2 Gastritis 4311 21,33
3 ISPA 2330 11,53
4 Diare 1673 8,28
5 Diabetes Miletus 1623 8,03
6 Dispepsia 1536 7,60
7 Reumatik 1097 5,43
8 Anemia 974 4,82
9 Batuk 918 4,54
10 Caries 526 2,60
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan, JKN & Pengobatan Tradisional Dinas Kes Kab. Pesisir Barat

Pada tabel Gambaran Sepuluh Besar Penyakit di Kabupaten Pesisir Barat


dapat dilihat bahwa penyakit terbesar didominasi oleh penyakit tidak menular .
Penyakit lima besar terbanyak yaitu Hipertensi adalah 25,85%, Gastritis 21,33%,
ISPA 11,53%, Diare 8,28%, Diabetes Militus 8,03%.

D.KEADAAN SAAT INI

Kabupaten Pesisir Barat saat ini memiliki 1 Dinas Kesehatan, 1 Rumah Sakit,
11 Puskesmas, Pelayanan Kesehatan Praktek Swasta seperti: Balai Pengobatan 4,
Apotik 8, Optik 1, dan Toko Obat 4. Keadaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
yang ada di Kabupaten Peisir Barat saat ini seluruhnya berjumlah 934 (Sembilan
Ratus Tiga Puluh Empat) dengan rincian 415 (Empat Ratus Lima Belas) orang
berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 519 (Lima Ratus Sembilan Belas) orang
berstatus Non PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang terdiri dari Tenaga Kontrak Daerah,
Tenaga Sukarela, Pegawai Tidak Tetap, dan Nusantara Sehat.
Secara umum Kabupaten Pesisir Barat masih kekurangan beberapa jenis tenaga
kesehatan, seperti dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi serta beberapa jenis
tenaga kesehatan lain. Untuk memenuhi kekurangan tenaga tersebut Pemerintah
Daerah Kabupaten Pesisir Barat melakukan berbagai upaya antara lain mengadakan
Pengangkatan Tenaga Kontrak Daerah, Pengangkatan Pegawai Tidak Tetap,
pengusulan Tenaga Nusantara Sehat, serta Program PGDS (Pendayagunaan Dokter
Spesialis).

BAGIAN II

GAMBARAN UMUM,
TUJUAN DAN MANFAAT

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
2.1 GAMBARAN UMUM
A. Geografi
Kabupaten Pesisir Barat (KPB), merupakan salah satu kabupaten
termuda di Provinsi Lampung, yang merupakan kabupaten pemekaran dari
Kabupaten Lampung Barat berdasarkan Undang – Undang No.22 tahun 2012
yang disahkan pada sidang paripurna DPR tanggal 25 Oktober 2012,
dilanjutkan dengan peresmian pada tanggal 25 April 2013.
Daerah Kabupaten Pesisir Barat meliputi luas daerah 2.907,23 Km² atau
8,39 % dari luas Propinsi Lampung, memiliki garis pantai 221,5 Km,
(Daratan dan garis pulau – pulau) termasuk salah satu pulau yang ada
diwilayah Kabupaten Pesisir Barat serta garis pantai daratan 210 Km, dengan
jumlah penduduk 156.306 jiwa (berdasarkan data Disdukcapil Kab.Pesisir
Barat) yang rata – rata mata pencarian penduduknya adalah petani dan
nelayan.
Kabupaten Pesisir Barat terletak cukup strategis, yaitu berbatasan
langsung dengan 2 (dua) Provinsi dan 2 (dua) Kabupaten, adapun data
selengkapnya adalah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ujung Rembun, Desa Pancur Mas,
Desa Sukabanjar Kecamatan Lumbok Seminung, Desa Kubu Perahu
Kecamatan Balik Bukit, Desa Kutabesi, Desa Sukabumi Kecamatan Batu
Brak, Desa Sukamarga, Desa Ringinsari, Desa Sumber Agung, Desa Tugu
Ratu Kecamatan Bandar Negeri Suoh Kabupaten Lampung Barat, Desa
Gunung Doh Kecamatan Bandar Negeri Semuong, Desa Ngarit, Desa
Rejo sari, Desa Petekayu, Desa Simagalih Kecamatan Ulu Belu, Desa
Datar Lebuay Kecamatan Naningan Kabupaten Tanggamus, Desa Way
Beluah, dan Desa Melaya Kecamatan Banding Agung Kabupaten Ogan
Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan;
b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tampang Tua Kecamatan
Pematang Sawa, Desa Sedayu, Desa Sidomulyo Kecamatan Semaka
Kabupaten Tanggamus;
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia; dan
d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tebing Rambutan Kecamatan
Nasal Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kabupaten Pesisir Barat

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Ibukota Kabupaten Pesisir Barat adalah Krui – Kecamatan Pesisir
Tengah. Secara Geografis Kabupaten Pesisir Barat terletak pada kedudukan :
Koordinat 40, 40’, 0” – 60, 0’,0” Lintang Selatan dan 1030, 30’, 0” – 1040,
50’,0” Bujur Timur.
Kabupaten Pesisir Barat terdiri dari 11 ( Sebelas ) kecamatan yang
meliputi kecamatan – kecamatan sebagai berikut :
1. Kecamatan Lemong
2. Kecamatan Pesisir Utara
3. Kecamatan Pulau Pisang
4. Kecamatan Karya Penggawa
5. Kecamatan Way Krui
6. Kecamatan Pesisir Tengah
7. Kecamatan Krui Selatan
8. Kecamatan Pesisir Selatan
9. Kecamatan Ngambur
10. Kecamatan Ngaras
11. Kecamatan Bangkunat
Dengan jumlah desa / pekon dan kelurahan, luas wilayah, jumlah penduduk
perkecamatan serta kepadatan penduduk di Kabupaten Pesisir Barat Tahun
2019 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. 2.1. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Perkecamatan


Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2019

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Jumlah Luas Jumlah
Kepadatan
No Kecamatan Desa / Wilayah Penduduk
(Jiwa/Km2)
Kel (Km2) (Jiwa)
1 Lemong 13 455,0 10.810 23.8
2 Pesisir Utara 12 84,5 8,213 97.2
3 Pulau Pisang 6 43,6 1,621 37.2
Karya
4 12 211,1 15.204 72.0
Penggawa
5 Way Krui 10 40,9 9.049 221.2
6 Pesisir Tengah 8 120,6 19.176 159.0
7 Krui Selatan 10 36,3 9,501 259.6
8 Pesisir Selatan 15 409,2 24.482 59.8
9 Ngambur 9 327,2 19.931 60.9
10 Ngaras 9 215,0 8.438 39.2
11 Bangkunat 14 943,7 26.982 28.6
Sumber : Pusat data dan informasi Provinsi Lampung tahun 2019

B. TOPOGRAFI
Wilayah Kabupaten Pesisir Barat merupakan wilayah dengan kemiringan di
atas 15%, yang berpotensi besar terjadi bencana tenah longsor. Secara
Topografi Daerah Kabupaten Pesisir Barat Propinsi Lampung dibagi dalam
tiga bagian yaitu :
1. Daerah dataran rendah ( ketinggian 0 sampai 600 meter dari permukaan
laut)
2. Daerah berbukit (ketinggian 600 samapi 1000 meter dari permukaan laut)
3. Daerah Pegunungan (Daerah ketinggian 1.000 meter sampai dengan 2000
meter dari permukaan laut).
Keadaan wilayah sepanjang Pantai Pesisir Barat umumnya datar sampai
berombak dengan kemirigan berkisar 3 % sampai 5 %. Di bagian Barat Laut
Kabupaten Pesisir Barat terdapat gunung – gunung dan bukit, yaitu : Gunung
Pugung (1.964m), Gunung Sebayan (1744 m), Gunung Telalawan (1.753
m), dan Gunung Tampak Tunggak (1.744 m).
Dengan kondisi topografi tersebut, maka kawasan permukiman pada
umumnya berlokasi di daerah yang relatif datar, tetapi dengan luas lokasi lahan
yang terbatas. Maka ada kemungkinan arah pengembangan pemukiman ke
daerah – daerah yang bertopografi dan kolektor kontur tajam.
C. KLIMATOLOGI
1. Arus Angin
Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung terletak dibawah
katulistiwa yaitu 50 LS, beriklim Tropis humid dengan angin laut

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
lembah yang bertiup dari Samudera Indonesia. Setiap tahun ada dua
musim angin yaitu :
1. November s/d Maret angin bertiup dari arah barat dan barat laut.
2. Juli s/d Agustus angin bertiup dari arah timur dan tenggara dengan
kecepatan rata-rata 5,83 km/jam.
2. Temperatur
Pada daerah daratan dengan ketinggian 30m - 60m, temperatur udara
rata-rata berkisar antara 260 C - 280 C.Temperatur maksimum yang
sangat jarang dialami adalah 33,40 C dan temperatur minimum 21,7 0 C.
3. Kelembaban Udara
Rata-rata kelembaban udara berkisar antara 75% sampai 87% dan
bahkan lebih tinggi di tempat-tempat yang lebih tinggi.

D. PERHUBUNGAN
Di sektor perhubungan, umumnya seluruh wilayah di Kabupaten
Pesisir Barat Provinsi Lampung telah terjangkau jaringan perhubungan
darat. Semua ibukota kecamatan telah dapat dicapai dengan kendaraan roda
empat, kecuali beberapa desa terpencil. Untuk perhubungan laut dan udara,
di Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung terdapat satu Pelabuhan
Udara yaitu Badara Seray yang terletak 5 km dari ibukota Kabupaten Pesisir
Barat ( Krui ) dan dan untuk perhubungan laut ada beberapa pelabuhan kecil
untuk perahu nelayan dan penyebarangan ke Pulau Pisang yaitu : Labuhan
Jukung, Kuala dan Tembakak.

E. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
Secara Administratif Daerah Kabupaten Pesisir Barat Provinsi
Lampung dibagi dalam 11 (sebelas) daerah Kecamatan, yaitu dapat dilihat
dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.2 Tabel Wilayah Administrasi Kabupaten Pesisir Barat Menurut


Kecamatan dan Desa/Kelurahan Tahun 2019

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Kode Jumlah Desa/Kel
No Kecamatan
Kec. 2017 2018 2019
1 1813010 Lemong 13 13 13
2 12

1813020 Pesisir Utara 12 12

3 1813030 Pulau Pisang 6 6 6


4 1813040 Karya Penggawa 12 12 12
5 1813050 Way Krui 10 10 10
6 1813060 Pesisir Tengah 8 8 8
7 1813070 Krui Selatan 10 10 10
8 1813080 Pesisir Selatan 15 15 15
9 1813090 Ngambur 9 9 9
10 1813100 Ngaras 9 9 9
11 1813110 Bangkunat 14 14 14

JUMLAH 118 118 118

Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat Tahun 2019

F. KEPENDUDUKAN
Jumlah Penduduk Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung tahun
2019 berdasarkan data diolah oleh Biro Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Lampung Barat Provinsi Lampung jumlah penduduk Pesisir Barat sebesar
153.407 jiwa yang terdiri dari 80.549 jiwa laki-laki dan 73.194 jiwa
Perempuan.
Rincian penduduk Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung
berdasarkan data dari BPS Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung
dengan perhitungan berdasarkan hasil SENSUS tahun 2015 menurut
golongan umur dan jenis kelamin tergambar dalam gerafik penduduk
dibawah ini.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keterbatasan Pelayanan kesehatan
Dasar antara lain:
1. Masih banyak pekon/desa yang terpencil dengan medan yang berbukit-
bukit, pegunungan, lembah dan ada yang terpisah dengan Pulau
Sumatera sehingga sarana transportasi sulit di tempuh dan
mengakibatkan akses pelayanan kesehatan dasar sulit di jangkau oleh
masyarakat.
2. Sarana transportasi umum untuk menjangkau fasilitas kesehatan
jumlahnya masih terbatas dan waktu operasionalnya tidak 24 jam, dalam
kasus-kasus tertentu yang bersifat emergensi masyarakat mengalami
kesulitan untuk mendapatkan penanganan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
3. Budaya dalam membuat keputusan yang bersifat kegawat daruratan
masih sangat ditentukan oleh orang-orang tertentu yang berpengaruh di
dalam keluarga.
4. Tingginya tingkat kerawanan bencana daerah seperti bencana longsor,
bencana banjir dan berpotensi tinggi sebagai kawasan rawan bencana
Tsunami.
Dari jumlah penduduk di Kabupaten Pesisir Barat menurut Kecamatan
terlihat bahwa kecamatan Bangkunat, Pesisir Selatan, Kecamatan Ngambur,
dan Kecamatan Pesisir Tengah adalah kecamatan yang terbanyak
penduduknya dengan begitu berpengaruh dengan cakupan pelayanan
kesehatan dimasyarakat sehingga perlu diadakanya upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit dengan berbagai cara salah satunya di lakukannya
pembinaan Desa Siaga aktif serta Pembinaan Keluarga Sehat untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Adapun di Pesisir Barat jumlah penduduk sedikit masih berada di
Kecamatan Pulau Pisang mungkin hal ini dikarenakan daerah yang sulit di
akses dan banyaknya warga masyarkat yang telah pindah tempat domisili
sehingga jumlah penduduk di Kecamatan Pulau Pisang sedikit dan karena
wilayah kepualauan dengan luas wilayah yang tidak begitu besar
dibandingkan kecamatan yang lain sehingga penduduk pulau pisang sangat
sedikit jika dibandingkan kecamatan yang lain yang ada di kabupaten Pesisir
Barat. Adapun dalam upaya peningkatan derajat kesehatan untuk
Kecamatan Pulau Pisang masalahnya masih di terletak pada sulitnya
keterjangkauan dan kecepatan akses ke pelayanan kesehatan terutama untuk
pelayanan kesehatan rujukan dan masih kurangnya alat kesehatan dan
tenaga kesehatan yang tersedia di daerah tersebut. Adapun Upaya
pemecahan masalah yang dilakukan dengan menyediakan sarana
transportasi yang lebih memadai berupa kapal yang lebih besar untuk
mengangkut pasien saat kondisi darurat harus di rujuk ke Rumah Sakit .

A. MASALAH KESEHATAN
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam paling
lengkap dan paling melimpah dibandingkan dengan seluruh negara yang ada di
muka bumi ini. Ironisnya dengan tingkat perekonomian dan sumber daya alam
yang luar biasa itu, Indonesia ternyata belum mampu menyelesaikan
permasalahan kesehatannya dengan baik.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian ibu yang
merupakan salah satu indikator termudah yang paling sering digunakan untuk
mengukur derajat kesehatan di Indonesia. Angka kematian ibu di Indonesia
pada tahun 2015 saja mencapai 126 per 100.000 kelahiran.
Saat ini Indonesia sedang terancam dengan status triple burden. Jika
double burden hanya berkutat pada penyakit menular dan penyakit tidak
menular, maka triple burden adalah masalah penyakit menular klasik, penyakit
tidak menular, dan penyakit menular baru alias new emergeing disease.
Beberapa penyakit baru yang dianggap sebagai infeksi baru yang menjadi
masalah diantaranya adalah infeksi HIV, flu burung, flu babi, hingga yang
terbaru COVID-19.
Derajat kesehatan masyarakat dinilai dengan menggunakan beberapa
indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status gizi dan
morbiditas (kesakitan). Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Pesisir
Barat digambarkan melalui angka mortalitas; terdiri atas angka kematian Ibu
(AKI), Angka Kematian bayi (AKB), dan angka kematian Balita (AKABA),
Indeks Pembangunan Manusia termasuk angka harapan hidup, Angka
Kelahiran, angka kesakitan beberapa penyakit balita dan dewasa.
Derajat kesehatan yang optimal antara lain dapat dilihat dari unsur
kualitas hidup dengan indikator Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (AHH),
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Ibu
Melahirkan (AKI) per 100.000 kelahiran hidup serta unsur Status Gizinya.
Morbiditas dilihat dari indikator-indikator Angka Kesakitan Demam Berdarah
Dengue (DBD) per 100.000 penduduk, Angka Kesakitan Malaria per 1.000
penduduk, Persentase Kesembuhan TB Paru, Prevalensi penderita HIV/AIDS
terhadap penduduk berisiko, dan angka “Acute Flacid Paralysis” (AFP) pada
Anak Usia <15 tahun per 100.000 anak.
Angka Harapan Hidup (AHH) menggambarkan tingkat kemajuan
pembangunan kesehatan, baik fisik mental, sosial maupun ekonomi. Faktor
biologis menerangkan tingkat kelahiran lebih tinggi jenis kelamin laki-laki di
banding perempuan. Tetapi tingkat kematian lebih rendah terjadi pada jenis
kelamin perempuan (bayi, anak balita). Sementara faktor gaya hidup dapat
ditambahkan sebagai faktor yang memperpanjang harapan hidup perempuan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
1. KEMATIAN / MORTALITAS
Terjadinya kematian / mortalitas di masyarakat di pengaruhi oleh beberapa
faktor. Dimana tingkat kematian secara umum sangat berhubungan dengan
tingkat kesakitan. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat mortalitas
dan morbiditas, sosial ekonomi, pendidikan, perilaku hidup sehat,
lingkungan, upaya kesehatan dan fertilitas. Gambaran lebih jelas tentang
situasi derajat kesehatan penduduk yaitu angka kesakitan dan kematian
dijelaskan dalam uraian dibawah ini :

A. ANGKA KEMATIAN BAYI (Infant Mortality Rate)


Estimasi Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Lampung 2000-
2025 berdasarkan buku proyeksi penduduk Indonesia tahun 2000-2025,
diperkirakan akan mengalami penurunan akibat dari adanya
peningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Angka kematian bayi
(AKB) di Provinsi Lampung berdasarkan hasil Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 –2012 trendnya menunjukkan
kecenderungan menurun yaitu dari 55 per 1000 Kelahiran Hidup tahun
2002 menjadi 30 per 1000 Kelahiran Hidup tahun 2012. Angka ini bila
dibandingkan dengan target dari MDGs tahun 2015 sebesar 23 per 1.000
Kelahiran Hidup maka masih perlu kerja keras untuk mencapainya, data
kematian Perinatal di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2019 ada 12
kematian, kematian Neonatal 2 kematian, dan kematian bayi tidak ada
kasus. Data ini didapat berdasarkan laporan dari puskesmas yang ada
diwilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Grafik. 2.1 Jumlah Kematian Perinatal
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat

Bila dilihat dari grafik diatas maka kematian Perinatal di Kabupaten


Pesisir Barat Tahun 2019 berjumlah 12 meningkat dibanding Tahun
2018 berjumlah 11 kematian.

Grafik. 2.2 Jumlah Kematian Neonatal


Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2018- 2019

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat

Berdasarkan grafik diatas kematian Neonatal di Kabupaten Pesisir Barat


Tahun 2019 berjumlah 2 kematian meningkat dibanding Tahun 2018
berjumlah 1 kematian.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Grafik. 2.3 Jumlah Kematian Bayi
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2018-2019

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat

Berdasarkan grafik diatas tidak ada kematian bayi di Kabupaten Pesisir


Barat tahun 2018-2019.

Grafik. 2.4 Jumlah Kematian Balita


Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2018-2019

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat

Bila dilihat dari grafik diatas maka kematian balita di Kab. Pesisir Barat
Tahun 2019 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun
2018 yaitu 1sebanyak 1 kasus dan itu menunjukan kurang optimalnya
pelayanan kesehatan dalam rangka menurunkan AKB di kabupaten
Pesisir Barat. Angka Kematian Balita adalah Jumlah kematian anak
berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi).
AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan
faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita
seperti gizi, sanitasi penyakit infeksi dan kecelakaan.

Tabel 2.3 Jumlah Kematian Perinatal, Neonatal, Bayi dan Anak


Balita
Berdasarkan Laporan Per Puskesmas Se-Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2018-2019

Jumlah Kematian Tahun 2018-2019


Kematian Kematian Kematian Kematian
No Puskesmas
Perinatal Neonatal Bayi Balita
2018 2019 2018 2019 2018 2019 2018 2019
1 Lemong 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Pugung Tampak 1 1 0 0 0 0 0 0
3 Pulau Pisang 0 1 0 0 0 0 0 0
4 Karya Penggawa 1 1 0 0 0 0 0 1
5 Way Krui 0 1 0 0 0 0 0 0
6 Krui 2 2 0 0 0 0 0 0
7 Krui Selatan 3 2 1 0 0 0 0 0
8 Biha 1 0 0 0 0 0 0 0
9 Ngambur 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Bengkunat 2 1 0 0 0 0 0 0
Bengkunat
11 1 3 0 2 0 0 0 0
Belimbing
Jumlah 11 12 1 2 0 0 0 1
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat

Bila dilihat dari tabel diatas maka kematian di Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2018 terdiri dari Perinatal 11, Neonatal 1, Bayi 0, Balita 0
sedangkan Tahun 2019 terdiri dari Perinatal 12, Neonatal 2, Bayi 0,
Balita 1. Pada kasus kematian Perinatal dan Neonatal dan Balita tahun
2019 mengalami peningkatan dibandingkan dengan Tahun 2018
sedangkan untuk kematian Bayi 0 dan itu menunjukan kurangnya
pelayanan kesehatan dalam rangka menurunkan Angka Kematian
Perinatal, Neonatal dan Anak Balita di kabupaten Pesisir Barat. Kasus
kematian Tahun 2019 Perinatal dan Neonatal terbanyak ada di wilayah
kerja Puskesmas Bengkunat Belimbing Sedangkan kematian Balita ada
di wilayah kerja Puskesmas Karya Penggawa.

B. ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (AKI)


Jumlah kematian maternal di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2019
sebesar 4 kasus. Jika Dilihat dari tahun sebelumnya yakni 2018 adalah
6 kasus kematian maternal yang artinya mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya, adapun penyumbang angka kematian ibu terbesar
adalah wilayah kerja Puskesmas Krui, adapun sebaran kasus kematian
maternal dapat dilihat dari tabel dan grafik dibawah ini :

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Grafik 2.5 Kematian Maternal Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2018-2019

Tabel 2.6 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Pesisir Barat


Tahun AKI per 1.000 KH
2018 6
2019 4

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat
Berdasarkan grafik diatas kematian maternal di Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2019 menurun dibanding Tahun 2018.

Tabel 2.4 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Pesisir Barat


Tahun AKI per 1.000 KH
2018 6
2019 4
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat

Angka Kematian Ibu di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2019 ada 4


per 100.000 kelahiran. Atau di setiap 1000 kelahiran hidup, di
Kabupaten Pesisir Barat terdapat 0,006 ibu bersalin meninggal. Target
SDGs 2015 AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Dibandingkan dengan Angka Kematian Ibu secara Nasional maka AKI
Kabupaten Pesisir Barat jauh lebih rendah.
Kematian ibu merupakan mimpi buruk di bidang kesehatan karena
dapat menunjukan baik atau tidaknya derajat kesehatan sesorang.
Kematian maternal setiap tahunnya sudah sedemikian rupa dicegah oleh
tenaga kesehatan demi menurunkan AKI setiap tahunnya tenaga
kesehatan yang berhubungan langsung dengan ibu diberi berbagai
pelatihan dalam upaya pencegahan kematian maternal.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Diperkirakan 83% penyumbang angka kematian ibu disebabkan
oleh faktor lain-lain yakni karena faktor kala II lama,retensio plasenta,
dan kelainan bawaan yg diderita oleh ibu. Terdapat tiga jenis area
intervensi yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian dan
kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui :
1) Peningkatan pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan
menangani kasus risiko tinggi secara memadai;
2) Pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan
terampil, pelayanan pasca persalinan dan kelahiran; serta
3) Pelayanan emergensi obstetrik dan neonatal dasar (PONED)
dan komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau (Profil
Kesehatan Nasional, 2015).
Upaya terobosan dalam penurunan AKI dan AKB di Indonesia
salah satunya melalui Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) yang menitikberatkan fokus totalitas
monitoring yang menjadi salah satu upaya deteksi dini, menghindari
risiko kesehatan pada ibu hamil serta menyediakan akses dan pelayanan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar di tingkat Puskesmas
(PONED) dan pelayanan kegawat daruratan obstetri dan neonatal
komprehensif di Rumah Sakit (PONEK).
Dalam implementasinya, P4K merupakan salah satu unsur dari
Desa Siaga. P4K mulai diperkenalkan pada tahun 2007. Sampai dengan
tahun 2013, tercatat 66.629 (86%) desa/kelurahan telah
melaksanakannya. . Pelaksanaan P4K di desa-desa tersebut perlu
dipastikan agar mampu membantu keluarga dalam membuat
perencanaan persalinan yang baik dan meningkatkan kesiap-siagaan
keluarga dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan
nifas agar dapat mengambil tindakan yang tepat (Profil Kesehatan
Nasional, 2015).
Kabupaten Pesisir Barat awalnya sejak tahun 2005 terdapat 5
Puskesmas PONED, akan tetapi dalam perkembangannya dokter,
perawat maupun bidan terlatih PONED sebagian diantaranya ada yang
pindah tugas ke tempat lain. Tahun 2016 Puskesmas yang mampu
PONED, dalam arti petugas medis yang terlatih PONED hanya di
Puskesmas Krui dan Biha. Puskesmas rawat inap lain yang pada
awalnya mampu PONED, saat ini kesulitan dalam melaksanakan
PONED karena ketiadaan tenaga medis terlatih PONED.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
2. KESAKITAN / MORBIDITAS
a) Sepuluh Besar Penyakit
Meningkatnya umur harapan hidup dan perubahan struktur umur
penduduk ke arah usia tua serta perubahan pola dan gaya hidup
menyebabkan terjadinya transisi demografi epidemiologis, yang ditandai
masih tingginya penyakit infeksi dan meningkatnya penyakit non
infeksi. Berikut ini adalah sepuluh besar penyakit di Kabupaten Pesisir
Barat tahun 2019.
Tabel 2.5 Sepuluh Besar Penyakit Di Kabupaten Pesisir Barat 2019
NO PENYAKIT JUMLAH KASUS %
1 HIPERTENSI 5224 25.85%
2 GASTRITIS 4311 21.33%
3 ISPA 2330 11.53%
4 DIARE 1673 8.28%
5 DIABETES MELLITUS 1623 8.03%
6 DISPEPSIA 1536 7.60%
7 REMATIK 1097 5.43%
8 ANEMIA 974 4.82%
9 BATUK 918 4.54%
10 CARIES 526 2.60%
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan, Jaminan Kesehatan Nasional & Pengobatan
Tradisional Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti


pelayanan kesehatan, ketersediaan sumber daya manusia kesehatan, faktor
ekonomi, pendidikan dan lingkungan sosial. Sumber Daya Manusia
Kesehatan memiliki peran penting dalam implementasi sistem kesehatan,
disisi lain tantangan seperti rendahnya kompetensi menjadi hambatan
tersendiri dalam pelaksanaan sistem kesehatan. pengembangan SDM
Kesehatan harus berfokus pada peningkatan kompetensi yang tepat dan
pengembangan sistem monitoring dan evaluasi dalam pemantauan kinerja,
sehingga dengan ketersediaan SDM Kesehatan yang cukup dan
berkompetensi diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

3. PELAYANAN KESEHATAN
Jumlah Puskesmas di Kabupaten Pesisir Barat belum memenuhi untuk
menjangkau semua wilayah khususnya daerah terpencil di Kabupaten
Pesisir Barat, Meskipun terjadi perkembangan administrasi pemerintahan
kecamatan, desa dan kelurahan di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2012,
akses masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan di puskesmas

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
maupun di rumah sakit masih dirasakan sulit untuk menjangkau sarana
pelayanan kesehatan tersebut.
Jangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan maupun rujukan
ke fasilitas yang lebih memadai (Rumah Sakit) di Kabupaten Pesisir Barat
masih dirasakan terlalu jauh (RSUD Liwa Lampung Barat) dan kondisi
alam sering terjadi bencana alam tanah longsor, banjir dan gempa bumi
sehingga untuk pelayanan rujukan ke fasilitas yang lebih memadai
terkendala. Khusus keadaan Pusling keadaannya kurang layak operasional
karena pengadaan tahun 2004 – 2006 dengan mobilitas tinggi yang
difungsikan sebagai kendaraan rujukan (Ambulance).

Tabel 2.6 Sarana fisik Dinas Kesehatan Kab Pesisir barat Tahun 2019
Puskes Puskes
No Kecamatan Posyandu Poskesdes Pusling
Induk Pembantu
1 Pesisir Tengah 1 0 12 2 2
2 Way Krui 1 1 10 0 0
3 Krui Selatan 1 2 10 0 0
4 Karya penggawa 1 1 14 3 1
5 Pesisir Utara 1 2 14 2 1
6 Lemong 1 2 23 7 1
7 Pesisir Selatan 1 2 24 3 1
8 Ngambur 1 4 23 4 1
9 Bengkunat 1 0 12 3 1
10 B.Belimbing 1 3 24 3 2
11 Pulau Pisang 1 0 6 0 1
  Jumlah 11 17 169 27 17
Sumber: Dinkes Kab. Pesisir Barat Tahun 2020

Tabel 2.7 Tipe Puskesmas


Tipe Puskesmas Karaktarestik Puskesmas
Rawat InapNon
Rawat Inap

Perdesaan
Perkotaan

Terpencil

terpencil

No Nama Puskesmas
Sangat

1 Lemong √       √  
2 Pugung Tampak   √   √    
3 Pulau Pisang   √       √
4 Karya Penggawa   √   √    
5 Krui √   √      
6 Biha √     √    
7 Ngambur √     √    
8 Bengkunat √     √    
9 Bengkunat Belimbing √        √
10 Krui Selatan   √   √    
11 Way Krui √   √
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat Tahun 2019

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
2.2 PROGRAM SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK)
Dalam rangka mendukung arah kebijakan Kementerian Kesehatan dalam
penguatan pelayanan kesehatan melalui Program Sumber Daya Manusia
Kesehatan (SDMK), Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat telah
melaksanakan beberapa kegiatan dalam program SDM Kesehatan sebagai
berikut:
1. Pembinaan dan Pengawasan Mutu SDMK
a. Sertifikasi dan Registrasi SDM Kesehatan
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83 Tahun 2019 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan, disebutkan bahwa untuk pemberian izin
praktik, pembinaan dan pengawasan mutu pelayanan kesehatan perlu
dilakukan registrasi tenaga. Setiap tenaga kesehatan yang menjalankan
praktik wajib memiliki STR. Pemerintah Daerah melalui Dinas
Kesehatan melakukan pembinaan dan pengawasan antara lain untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan,
melindungi penerima pelayanan kesehatan dan amasyarakat atas
tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan, serta memberikan kepastian
hukum bagi masyarakat dan tenaga kesehatan.
b. Pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan melalui Rekruitmen
PPDS/PPDGS.
Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat telah melakukan berbagai upaya
guna memenuhi kebutuhan SDM Kesehatan antara lain dengan
mengajukan usulan kebutuhan dokter spesialis melalui program
PPDS/PPDGS.
c. Pelatihan SDM Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM
Kesehatan, sehingga pelayanan kesehatan menjadi meningkat.
Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat juga memfasilitasi tenaga kesehatan
dengan memberikan bantuan dana untuk pelatihan Kesehatan, dan
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi tenaga kesehatan yang
ingin mengikuti pelatihan kesehatan secara mandiri. Adapun beberapa
pelatihan yang pernah diikuti tenaga kesehatan di Pesisir Barat antara
lain, Manajemen Puskesmas, Pelatihan Keluarga Sehat, Pelatihan Jbatan
Fungsional Bidan dan lain sebagainya.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
2. Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK
Guna menyusun kebutuhan tenaga khususnya SDM Kesehatan, Pemerintah
Kabupaten Pesisir Barat melakukan kegiatan Penyusunan Analisa Beban
Kerja dan Analisa Jabatan, dengan penyusunan anjab dan ABK ini
diharapkan dapat menganalisis kebutuhan sehingga kebutuhan dapat
terpenuhi.
3. Dukungan Manajemen Data dan Informasi SDMK melalui Pemutakhiran
data SDMK, data SDM Kesehatan di Kabupaten Pesisir Barat seluruhnya
terdapat di aplikasi SISDMK, data ini dilakukan updating minimal setiap
tiga bulan, dan setiap ada perubahan pegawai.

2.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum:

Memberikan gambaran ketersediaan SDM Kesehatan dan Kebutuhan


SDMK menurut jenis jabatan dan jenjang jabatan pada fasilitas kesehatan
di wilayahnya.
2. Tujuan Khusus:

a. Memberikan gambaran singkat tentang ketersediaan SDM kesehatan


menurut jenis dan jumlahnya di Faskes di kabupaten Pesisir Barat
b. Memberikan gambaran kecukupan jenis dan jumlah SDM Kesehatan
dibandingkan dengan hasil perhitungan perencanaan kebutuhan
SDMK dengan menggunakan metode ABK kes dan Standar Minimal
Ketenagaan di Kabupaten Pesisir Barat
c. Menjadi acuan dalam upaya pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan
melalui PNS, penugasan khusus, kontrak, pendelegasian kewenangan
kepada tenaga dengan kualifikasi lebih rendah (task shifting), atau
model pendayagunaan lainnya di Kabupaten Pesisir Barat
d. Menjadi acuan dalam meningkatkan pemerataan SDM Kesehatan di
Kabupaten Pesisir Barat
e. Menjadi acuan dalam meningkatkan mutu SDM Kesehatan, khususnya
di Kabupaten Pesisir Barat
f. Menjadi acuan dalam penyesuaian kapasitas pendidikan tenaga
kesehatan di Kabupaten Pesisir Barat.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
2.2 MANFAAT
Penyusunan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan dapat memberikan
beberapa manfaat. diantaranya :
1. Bahan penataan/ penyempurnaan struktur organisasi;
2. Bahan penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;
3. Bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja;
4. Bahan sarana peningkatan kinerja kelembagaan;
5. Bahan penyusunan standar beban kerja;
6. Penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai dengan beban
kerja organisasi;
7. Bahan perencanaan mutasi pegawai dari unit yang berlebihan ke unit yang
kekurangan;
8. Bahan penetapan kebijakan dalam rangka peningkatan pendayagunaan
Sumber Daya Manusia. Dalam hal pengadaan pegawai (khususnya ASN)
dan mutasi pegawai, tentu diperlukan peran lintas sektor/ stakeholder.
Dokumen perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan yang dibuat dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk Biro Hukum dan Organisasi
serta Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten Pesisir
Barat dalam penyusunan formasi pengadaan ASN (CPNS dan PPPK) serta
redistribusi pegawai.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
BAGIAN III
KEADAAN
SUMBER DAYA
MANUSIA
KESEHATAN

Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan yang ada di Kabupaten


Pesisir Barat seluruhnya berjumlah 934 (sembilan ratus tiga puluh empat)
dengan rincian 415 (empat ratus lima belas) orang berstatus Pegawai
Negeri Sipil ( PNS ) ,64 (enam puluh empat) orang berstatus tenaga
Sukarela,21 (dua puluh satu) orang berstatus tenaga Nusantara Sehat, 29
(dua puluh sembilan) tenaga BOK, 2 (dua) tenaga Pegawai Tidak Tetap
(PTT), 1 (satu) tenaga Pendayagunaan Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)
dan 402 (empat ratus dua) tenaga Kontrak Daerah Pemerintah Pesisir Barat
dengan masa kontrak selama satu tahun dan bisa diperpanjang kembali.
Berikut uraian kondisi terkini keadaan SDM Kesehatan yang ada di
Kabupaten Pesisir Barat:
3.1 KEADAAN SDM KESEHATAN DI DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2020

Tabel 3.1
Keadaan SDM Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2020 bulan Oktober
JUMLAH SDM SAAT INI
NO JENIS SDMK TOTA
PNS TKD TKS BOK
L
 1 KEPALA DINAS KESEHATAN 1 0 0 0 1
 2 SEKRETARIAT 1 0 0 0 1
Subbagian Bina Program
  A 5 4 0 0 9
dan Informasi
Subbagian Keuangan,
  B 11 12 0 0 23
Kepegawaian dan Umum
BIDANG PELAYANAN DAN
3  1 0 0 0 1
SUMBER DAYA KESEHATAN
Seksi Pelayanan
  A Kesehatan, JKN dan 3 6 1 0 10
Pengobatan Tradisional
Seksi Kefarmasian dan
  B 3 5 0 0 8
Alkes
  C Seksi SDM Kesehatan 2 3 0 0 5
BIDANG KESEHATAN
4 1 0 0 0 1
MASYARAKAT
  A Seksi Kesga dan Gizi 4 4 0 0 8
Seksi Kesehatan
Lingkungan, Makanan dan
   B 1 2 0 2 5
Minuman, Kesehatan Kerja
dan Olahraga
  C Seksi Promosi dan 4 0 1 2 7

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Pemberdayaan Kesehatan
Masyarakat
BIDANG PENCEGAHAN DAN
 5 1 0 0 0 1
PENGENDALIAN PENYAKIT
Seksi Surveilans dan
  A 2 3 1 0 6
Imunisasi
Seksi Pencegahan dan
  B Pengendalian Penyakit 3 1 0 0 4
Menular
Seksi Pengendalian
  C Penyakit Tidak Menular 2 2 1 0 5
dan Kesehatan Jiwa
TOTAL 45 42 4 4 95
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Berdasarkan Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 45 Tahun 2016


tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Pesisir Barat, Struktur
Organisasi Dinas Kesehatan Pesisir Barat terdiri dari 1 (satu) Kepala Dinas, 1
(satu) Sekretariat dengan 2 (dua) Sub Bagian di bawahnya dan 3 (tiga)
Bidang dengan masing-masing 3 (tiga) Seksi di dalamnya.
Sekretariat membawahi Sub Bagian Bina Program dan Informasi dan Sub
Bagian Keuangan, Umum dan Kepegawaian. Sedangkan 3 (tiga) Bidang yang
dimaksud adalah (1) Bidang Kesehatan Masyarakat yang membawahi Seksi
Kesehatan Keluarga dan Gizi, Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat, dan Seksi Kesehatan Lingkungan, Makan minum, Kesehatan
Kerja dan Olah Raga ;
(2) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang membawahi
Seksi Surveilans dan Imunisasi, Seksi Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular, dan Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular ; (3) Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang
membawahi Seksi Pelayanan, JKN dan Pengobatan Tradisional, seksi
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dan Seksi Sumber Daya Manusia
Kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, pada bagian Sekretariat
dipimpin oleh Sekretaris, dan setiap Bidang dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang, serta Seksi/Sub Bagian yang ada masing-masing dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi/Kepala Sub Bagian. Dalam melaksanakan tugas ,
pokok dan fungsinya, setiap Seksi/Sub Bagian yang ada di Dinas Kesehatan
Pesisir Barat membawahi beberapa jenis jabatan pelaksana yang membantu
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Penyusunan Jabatan Pelaksana (JP) yang ada di Dinas Kesehatan Pesisir
Barat seluruhnya mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2018
tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di
Lingkungan Instansi Pemerintah.
Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan
Pesisir Barat seluruhnya berjumlah 95 (Sembilan Puluh Lima) dengan rincian
45 (Empat Puluh Lima) orang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 50
(Lima Puluh) orang berstatus Tenaga Kontrak Daerah dengan masa kontrak
satu tahun dan dapat diperpanjang kembali, Tenaga BOK, serta Tenaga
Sukarela.

3.2 KEADAAN SDM KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN


PESISIR BARAT TAHUN 2020

Berikut table Keadaan SDM Kesehatan di Puskesmas se- Kabupaten Pesisir


Barat tahun 2020 bulan Oktober:
Tabel 3.2
Keadaan SDM Kesehatan di Puskesmas se- Kabupaten Pesisir Barat
tahun 2020 bulan Oktober
PUSKESMAS se Kabupaten Pesisir Barat
Jumlah SDMK Saat Ini
No. Jenis SDMK
PNS PTT TKD TKS NS K. TOTAL
BOK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kapus 9 0 0 0 0 0 9
2 Ka TU 10 0 0 0 0 0 10
3 Dokter Umum 17 0 0 0 1 0 18
4 Dokter Gigi 0 1 0 0 0 0 1
5 Perawat 82 0 63 18 1 0 164
6 Bidan 117 0 182 26 2 2 329
7 Gizi 15 0 1 0 3 0 19
8 Farmasi 10 0 3 0 2 0 15
9 Apoteker 9 0 0 0 1 0 10
10 Laboratorium 11 0 1 0 4 1 17
11 Kesling 9 0 1 0 4 6 20
12 Kesmas 8 0 3 0 3 5 19
13 Perawat Gigi 12 0 3 0 0 0 15
14 Supir
1 0 5 3 0 0 9
Ambulance
15 Cleaning
0 0 5 7 0 0 12
Service
16 Satpam 0 0 1 4 0 0 5
17 Administrasi 6 0 22 1 0 11 40
Jumlah 316 1 290 59 21 25 712

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 32


2020
Keadaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Pesisir
Barat berjumlah 712 (tujuh ratus dua belas) orang. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, ketersediaan 9 (sembilan) jenis tenaga kesehatan di seluruh
Puskesmas masih ada yang belum terpenuhi terutama dokter gigi dari 11
Puskesmas Se Kabupaten Pesisir Barat baru 1 (Satu) Tenaga Dokter Gigi (PTT)
Yaitu di Puskesmas Ngambur. Tenaga dokter tersebar di seluruh Puskesmas
Kabupaten Pesisir Barat berjumlah 17 (tujuh belas) orang berstatus sebagai Pegawa
Negeri Sipil (PNS) dan 1 (satu) orang berstatus sebagai Tenaga Nusantara Sehat
(NS). Perawat berjumlah 164 (seratus enam puluh empat) orang, Bidan berjumlah
329 (tiga ratus dua puluh sembilan) orang. Tenaga Kesehatan Masyarakat berjumlah
19 (sembilan belas) orang, Sedangkan untuk tenaga Kesehatan Lingkungan/
Sanitarian berjumlah 20 (dua puluh) orang. Ahli Teknologi Laboratorium Medik 17
(tujuh belas) orang, tenaga Kefarmasian berjumlah 15 (lima belas) orang, dan
Tenaga Apoteker berjumlah 10 (sepuluh) orang.
Berikut tabel Keadaan SDM Kesehatan di setiap Puskesmas se- Kabupaten
Pesisir Barat tahun 2020 bulan Oktober:

Tabel 3.3
Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Lemong
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020 bulan Oktober
PUSKESMAS LEMONG
JENIS KEPEGAWAIAN
JENIS TENAGA K.
PNS PTT TKD TKS NS JUMLAH
BOK
KAPUS 1 0 0 0 0 0 1
Ka TU(Bidan ) 1 0 0 0 0 0 1
DOKTER 1 0 0 0 1 0 2
DOKTER GIGI 0 0 0 0 0 0 0
PERAWAT 5 0 2 0 0 0 7
BIDAN 8 0 15 0 0 1 24
GIZI 1 0 0 0 1 0 2
FARMASI 1 0 0 0 0 0 1
APOTEKER 1 0 0 0 0 0 1
LAB 1 0 0 0 1 0 2
KESLING 1 0 0 0 1 0 2
KESMAS 1 0 0 0 0 0 1
TERAPIS GIGI DAN
MULUT 1 0 0 0 0 0 1
SUPIR AMBULANCE 0 0 1 0 0 0 1
CLEANING SERVICE 0 0 0 1 0 0 1
SATPAM 0 0 0 1 0 0 1
ADMINISTRASI 0 0 0 1 0 1 2

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 2020 93


JUMLAH 23 0 18 3 4 2 50
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa SDM yang ada di Puskesmas
Lemong Kabupaten Pesisir Barat belum semuanya terpenuhi. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, (9) sembilan jenis ketenagaan yang belum terpenuhi di
Puskesmas Lemong yaitu Tenaga Dokter Gigi. Untuk tenaga dokter umum di
Puskesmas Lemong, dikarenakan 1 orang tenaga dari Nusantara Sehat dan
masa tugasnya berakhir pada bulan November 2020, maka Puskesmas
Lemong masih membutuhkan tambahan 1 orang dokter umum. Untuk Jabatan
Pelaksana di Puskesmas Lemong seperti tenaga administrasi, supir, satpam,
dan cleaning service masih diisi oleh tenaga kontrak sukarela dan tenaga
kontrak BOK.

Tabel 3.4
Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas Pugung Tampak
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020 bulan Oktober

PUSKESMAS PUGUNG TAMPAK


JENIS KEPEGAWAIAN
JENIS TENAGA K.
PNS PTT TKD TKS NS JUMLAH
BOK
KAPUS 0 0 0 0 0 0 0
Ka TU 1 0 0 0 0 0 1
DOKTER 2 0 0 0 0 0 2
DOKTER GIGI 0 0 0 0 0 0 0
PERAWAT 10 0 1 0 0 0 11
BIDAN 10 0 6 1 0 0 17
GIZI 1 0 0 0 0 0 1
FARMASI 1 0 0 0 0 0 1
APOTEKER 1 0 0 0 0 0 1
LAB 1 0 0 0 0 0 1
KESLING 1 0 0 0 0 1 2
KESMAS 1 0 0 0 0 0 1
TERAPIS GIGI DAN
MULUT 1 0 0 0 0 0 1
SUPIR AMBULANCE 0 0 0 0 0 0 0
CLEANING SERVICE 0 0 0 1 0 0 1
SATPAM 0 0 0 1 0 0 1
ADMINISTRASI 0 0 0 0 0 1 1
JUMLAH 30 0 7 3 0 2 42
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa SDM yang ada di Puskesmas
Pugung Tampak Kabupaten Pesisir Barat belum semuanya terpenuhi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Pusat Kesehatan Masyarakat, dari (9) sembilan jenis ketenagaan wajib, yang
belum terpenuhi di Puskesmas Pugung Tampak yaitu Tenaga Dokter Gigi.
Untuk Jabatan Pelaksana di Puskesmas Pugung Tampak seperti tenaga
administrasi, satpam, dan cleaning service masih diisi oleh tenaga kontrak
sukarela dan kontrak BOK, sedangkan untuk supir ambulan belum terisi.

Tabel 3.5
Keaadaan SDM Kesehatan Puskesmas Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat
tahun 2020 bulan Oktober
PULAU PISANG
JENIS KEPEGAWAIAN
JENIS TENAGA K.
PNS PTT TKD TKS NS JUMLAH
BOK
KAPUS 1 0 0 0 0 0 1
Ka TU 0 0 0 0 0 0 0
DOKTER 0 0 0 0 0 0 0
DOKTER GIGI 0 0 0 0 0 0 0
PERAWAT 7 0 2 0 1 0 10
BIDAN 7 0 6 0 1 0 14
GIZI 1 0 0 0 1 0 2
FARMASI 1 0 0 0 1 0 2
APOTEKER 1 0 0 0 1 0 2
LAB 1 0 0 0 2 0 3
KESLING 1 0 0 0 1 0 2
KESMAS 1 0 0 0 2 0 3
TERAPIS GIGI DAN
MULUT 1 0 0 0 0 0 1
SUPIR AMBULANCE 0 0 0 0 0 0 0
CLEANING SERVICE 0 0 0 0 0 0 0
SATPAM 0 0 0 0 0 0 0
ADMINISTRASI 0 0 0 0 0 1 1
JUMLAH 22 0 8 0 10 1 41
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa SDM yang ada di Puskesmas
Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat belum semuanya terpenuhi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, dari (9) sembilan jenis ketenagaan wajib, yang
belum terpenuhi di Puskesmas Pulau Pisang yaitu Tenaga dokter dan dokter
gigi. Untuk Jabatan Pelaksana di Puskesmas Pulau Pisang seperti tenaga
administrasi masih diisi oleh tenaga kontrak BOK, sedangkan untuk tenaga
supir, satpam, dan cleaning service masih belum terisi.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 3.6
Keaadaan SDM Kesehatan Puskesmas Karya Penggawa
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020 bulan Oktober

KARYA PENGGAWA
JENIS KEPEGAWAIAN
JENIS TENAGA K.
PNS PTT TKD TKS NS JUMLAH
BOK
KAPUS 1 0 0 0 0 0 1
Ka TU 1 0 0 0 0 0 1
DOKTER 1 0 0 0 0 0 1
DOKTER GIGI 0 0 0 0 0 0 0
PERAWAT 5 0 5 2 0 0 12
BIDAN 12 0 12 2 0 0 26
GIZI 1 0 0 0 0 0 1
FARMASI 1 0 0 0 0 0 1
APOTEKER 1 0 0 0 0 0 1
LAB 1 0 0 0 0 0 1
KESLING 1 0 0 0 0 1 2
KESMAS 1 0 0 0 0 1 2
TERAPIS GIGI DAN
MULUT 1 0 0 0 0 0 1
SUPIR AMBULANCE 0 0 0 0 0 0 0
CLEANING SERVICE 0 0 2 0 0 0 2
SATPAM 0 0 0 0 0 0 0
ADMINISTRASI 0 0 4 0 0 1 5
JUMLAH 27 0 23 4 0 3 57
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa SDM yang ada di Puskesmas
Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat belum semuanya terpenuhi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, dari (9) sembilan jenis ketenagaan wajib, yang
belum terpenuhi di Puskesmas Karya Penggawa yaitu Tenaga Dokter Gigi.
Untuk Jabatan Pelaksana di Puskesmas Karya Penggawa seperti tenaga
administrasi, satpam, dan cleaning service masih diisi oleh tenaga kontrak
daerah dan tenaga kontrak BOK, sedangkan untuk tenaga supir ambulan
belum terisi.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 3.7
Keaadaan SDM Kesehatan Puskesmas Way Krui
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020bulan Oktober

WAY KRUI
JENIS KEPEGAWAIAN
JENIS TENAGA
PNS PTT TKD TKS NS K. BOK JUMLAH
KAPUS 1 0 0 0 0 0 1
Ka TU 1 0 0 0 0 0 1
DOKTER 1 0 0 0 0 0 1
DOKTER GIGI 0 0 0 0 0 0 0
PERAWAT 1 0 3 2 0 0 6
BIDAN 3 0 11 1 0 0 15
GIZI 1 0 0 0 0 0 1
FARMASI 1 0 0 0 0 0 1
APOTEKER 0 0 0 0 0 0 0
LAB 0 0 1 0 0 0 1
KESLING 0 0 0 0 0 1 1
KESMAS 0 0 0 0 0 1 1
TERAPIS GIGI DAN
MULUT 1 0 0 0 0 0 1
SUPIR AMBULANCE 0 0 0 1 0 0 1
CLEANING SERVICE 0 0 0 0 0 0 0
SATPAM 0 0 0 0 0 0 0
ADMINISTRASI 1 0 3 0 0 1 5
JUMLAH 11 0 18 4 0 3 36
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa SDM yang ada di Puskesmas Way
Krui Kabupaten Pesisir Barat belum semuanya terpenuhi. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, dari (9) sembilan jenis ketenagaan wajib, yang belum terpenuhi di
Puskesmas Way Krui yaitu Tenaga Dokter Gigi dan Apoteker. Untuk tenaga
kesehatan lainnya di Puskesmas Way Krui kebanyakan masih diisi oleh tenaga
kontrak dikarenakan pada tahun 2018 Puskesmas Way Krui belum bisa
mengusulkan kebutuhan CPNS dikarenakan Puskesmas belum teregistrasi.
Untuk Jabatan Pelaksana di Puskesmas Way Krui seperti tenaga administrasi,
dan supir ambulan masih diisi oleh tenaga kontrak BOK dan tenaga kontrak
sukarela, sedangkan untu satpam dan cleaning service belum terisi.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 3.8
Keaadaan SDM Kesehatan Puskesmas Krui
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020 bulan Oktober
KRUI
JENIS KEPEGAWAIAN
JENIS TENAGA K.
PNS PTT TKD TKS NS JUMLAH
BOK
KAPUS 1 0 0 0 0 0 1
Ka TU 1 0 0 0 0 0 1
DOKTER 3 0 0 0 0 0 3
DOKTER GIGI 0 0 0 0 0 0 0
PERAWAT 12 0 10 6 0 0 28
BIDAN 16 0 27 4 0 0 47
GIZI 1 0 0 0 0 0 1
FARMASI 1 0 1 0 0 0 2
APOTEKER 1 0 0 0 0 0 1
LAB 2 0 0 0 0 0 2
KESLING 1 0 0 0 0 1 2
KESMAS 1 0 2 0 0 1 4
TERAPIS GIGI DAN
MULUT 1 0 1 0 0 0 2
SUPIR AMBULANCE 1 0 1 0 0 0 2
CLEANING SERVICE 0 0 0 2 0 0 2
SATPAM 0 0 1 0 0 0 1
ADMINISTRASI 1 0 5 0 0 1 7
JUMLAH 43 0 48 12 0 3 106
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa SDM yang ada di Puskesmas
Krui Kabupaten Pesisir Barat belum semuanya terpenuhi. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, dari (9) sembilan jenis ketenagaan wajib, yang
belum terpenuhi di Puskesmas Krui yaitu dokter gigi. Untuk Jabatan
Pelaksana di Puskesmas Krui seperti tenaga administrasi, supir, satpam, dan
cleaning service masih diisi oleh tenaga kontrak daerah, kontrak sukarela
dan kontrak BOK.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 3.9
Keaadaan SDM Kesehatan Puskesmas Krui Selatan
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020 bulan Oktober
KRUI SELATAN
JENIS KEPEGAWAIAN
JENIS TENAGA K.
PNS PTT TKD TKS NS JUMLAH
BOK
KAPUS 1 0 0 0 0 0 1
Ka TU 1 0 0 0 0 0 1
DOKTER 1 0 0 0 0 0 1
DOKTER GIGI 0 0 0 0 0 0 0
PERAWAT 2 0 4 0 0 0 6
BIDAN 11 0 11 1 0 0 23
GIZI 0 0 1 0 0 0 1
FARMASI 0 0 1 0 0 0 1
APOTEKER 0 0 0 0 0 0 0
LAB 1 0 0 0 0 0 1
KESLING 0 0 1 0 0 1 2
KESMAS 0 0 0 0 0 1 1
TERAPIS GIGI DAN
MULUT 0 0 0 0 0 0 0
SUPIR AMBULANCE 0 0 0 0 0 0 0
CLEANING SERVICE 0 0 0 0 0 0 0
SATPAM 0 0 0 0 0 0 0
ADMINISTRASI 0 0 3 0 0 1 4
JUMLAH 17 0 21 1 0 3 42
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa SDM yang ada di Puskesmas
Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat belum semuanya terpenuhi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019, dari (9)
sembilan jenis ketenagaan wajib, yang belum terpenuhi di Puskesmas Krui
Selatan yaitu Tenaga Dokter Gigi, Apoteker dan Terapis Gigi dan Mulut.
Untuk Jabatan Pelaksana di Puskesmas Krui Selatan seperti tenaga
administrasi masih diisi oleh tenaga kontrak, sedangkan untuk tenaga supir,
satpam, dan cleaning service belum terpenuhi.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 3.10
Keaadaan SDM Kesehatan Puskesmas Biha
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020 bulan Oktober
BIHA
JENIS KEPEGAWAIAN
JENIS TENAGA
PNS PTT TKD TKS NS K. BOK JUMLAH
KAPUS 1 0 0 0 0 0 1
Ka TU 1 0 0 0 0 0 1
DOKTER 2 0 0 0 0 0 2
DOKTER GIGI 0 0 0 0 0 0 0
PERAWAT 9 0 8 4 0 0 21
BIDAN 14 0 31 3 0 0 48
GIZI 2 0 0 0 0 0 2
FARMASI 1 0 0 0 0 0 1
APOTEKER 1 0 0 0 0 0 1
LAB 1 0 0 0 0 0 1
KESLING 1 0 0 0 0 1 2
KESMAS 1 0 0 0 0 1 2
TERAPIS GIGI DAN
MULUT 1 0 0 0 0 0 1
SUPIR AMBULANCE 0 0 1 0 0 0 1
CLEANING SERVICE 0 0 1 1 0 0 2
SATPAM 0 0 0 1 0 0 1
ADMINISTRASI 4 0 5 0 0 1 10
JUMLAH 39 0 46 9 0 3 97
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa SDM yang ada di Puskesmas
Biha Kabupaten Pesisir Barat belum semuanya terpenuhi. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019, dari (9) sembilan jenis
ketenagaan wajib, yang belum terpenuhi di Puskesmas Biha yaitu Tenaga
Dokter Gigi. Untuk Jabatan Pelaksana di Puskesmas Biha seperti tenaga
administrasi sudah terisi oleh tenaga PNS, sedangkan untuk tenaga supir,
satpam, dan cleaning service masih diisi oleh tenaga kontrak daerah,
kontrak sukarela dan kontrak BOK.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 3.11
Keaadaan SDM Kesehatan Puskesmas Ngambur
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020 bulan Oktober

NGAMBUR
JENIS KEPEGAWAIAN
JENIS TENAGA K.
PNS PTT TKD TKS NS JUMLAH
BOK
KAPUS 1 0 0 0 0 0 1
Ka TU 1 0 0 0 0 0 1
DOKTER 2 0 0 0 0 0 2
DOKTER GIGI 0 1 0 0 0 0 1
PERAWAT 8 0 14 1 0 0 23
BIDAN 14 0 24 3 0 1 42
GIZI 3 0 0 0 0 0 3
FARMASI 1 0 1 0 0 0 2
APOTEKER 1 0 0 0 0 0 1
LAB 1 0 0 0 0 0 1
KESLING 1 0 0 0 0 0 1
KESMAS 0 0 0 0 0 0 0
TERAPIS GIGI DAN
MULUT 2 0 1 0 0 0 3
SUPIR AMBULANCE 0 0 2 0 0 0 2
CLEANING SERVICE 0 0 2 0 0 0 2
SATPAM 0 0 0 1 0 0 1
ADMINISTRASI 0 0 1 0 0 1 2
JUMLAH 35 1 45 5 0 2 88
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa SDM yang ada di Puskesmas
Ngambur Kabupaten Pesisir Barat belum semuanya terpenuhi. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019, dari (9) sembilan jenis
ketenagaan wajib, yang belum terpenuhi di Puskesmas Ngambur yaitu
Tenaga Kesehatan Masyarakat, untuk tanaga dokter gigi diisi Pegawai
Tidak Tetap yang perekrutannya dilakukan pada tahun 2020 dengan kontrak
kerja selama 2 tahun. Untuk Jabatan Pelaksana di Puskesmas Ngambur
seperti tenaga administrasi, supir ambulan, cleaning service dan satpam
masih diisi oleh tenaga kontrak daerah, kontrak sukarela dan kontrak BOK.

Tabel 3.12

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Keaadaan SDM Kesehatan Puskesmas Bengkunat
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020 bulan Oktober
BENGKUNAT
JENIS KEPEGAWAIAN
JENIS TENAGA K.
PNS PTT TKD TKS NS JUMLAH
BOK
KAPUS 0 0 0 0 0 0 0
Ka TU 1 0 0 0 0 0 1
DOKTER 2 0 0 0 0 0 2
DOKTER GIGI 0 0 0 0 0 0 0
PERAWAT 11 0 8 0 0 0 18
BIDAN 10 0 16 3 0 0 29
GIZI 2 0 0 0 0 0 2
FARMASI 1 0 0 0 0 0 1
APOTEKER 1 0 0 0 0 0 1
LAB 1 0 0 0 0 1 2
KESLING 1 0 0 0 0 0 1
KESMAS 1 0 1 0 0 0 2
TERAPIS GIGI DAN
MULUT 1 0 1 0 0 0 2
SUPIR AMBULANCE 0 0 0 1 0 0 1
CLEANING SERVICE 0 0 0 2 0 0 2
SATPAM 0 0 0 0 0 0 0
ADMINISTRASI 0 0 0 0 0 1 1
JUMLAH 32 0 26 6 0 2 66
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa SDM yang ada di Puskesmas
Bengkunat Kabupaten Pesisir Barat belum semuanya terpenuhi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019, dari
(9) sembilan jenis ketenagaan wajib, yang belum terpenuhi di Puskesmas
Bengkunat yaitu Tenaga Dokter Gigi. Untuk Jabatan Pelaksana di
Puskesmas Bengkunat seperti tenaga administrasi, Supir Ambulan dan
Cleaning Service masih diisi oleh tenaga kontrak sukarela dan kontrak
BOK, sedangkan untuk tenaga satpam belum terisi.

Tabel 3.13

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Keaadaan SDM Kesehatan Puskesmas Bengkunat Belimbing
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020 bulan Oktober

BENGKUNAT BELIMBING
JENIS KEPEGAWAIAN
JENIS TENAGA K.
PNS PTT TKD TKS NS JUMLAH
BOK
KAPUS 1 0 0 0 0 0 1
Ka TU 1 0 0 0 0 0 1
DOKTER 2 0 0 0 0 0 2
DOKTER GIGI 0 0 0 0 0 0 0
PERAWAT 12 0 6 3 0 0 21
BIDAN 12 0 23 8 1 0 44
GIZI 2 0 0 0 1 0 3
FARMASI 1 0 0 0 1 0 2
APOTEKER 1 0 0 0 0 0 1
LAB 1 0 0 0 1 0 2
KESLING 1 0 0 0 2 0 3
KESMAS 1 0 0 0 1 0 2
TERAPIS GIGI DAN
MULUT 2 0 0 0 0 0 2
SUPIR AMBULANCE 0 0 0 1 0 0 1
CLEANING SERVICE 0 0 0 0 0 0 0
SATPAM 0 0 0 0 0 0 0
ADMINISTRASI 0 0 1 0 0 1 2
JUMLAH 37 0 30 12 7 1 87
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa SDM yang ada di Puskesmas
Bengkunat Belimbing Kabupaten Pesisir Barat belum semuanya terpenuhi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019, dari (9)
sembilan jenis ketenagaan wajib, yang belum terpenuhi di Puskesmas
Bengkunat Belimbing yaitu Tenaga Dokter Gigi. Untuk Jabatan Pelaksana
di Puskesmas Bengkunat Belimbing seperti tenaga administrasi dan Supir
Ambulan masih diisi oleh tenaga kontrak sukarela dan kontrak BOK,
sedangkan untuk tenaga satpam dan cleaning service belum terisi.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
3.3 KEADAAN SDM KESEHATAN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN
PESISIR BARAT TAHUN 2020

Tabel 3.14
Keaadaan SDM Kesehatan RSUD K.H. Muhammad Thohir
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020 bulan Oktober

RSUD K.H.M. Thohir


Jumlah SDMK Saat Ini

No Jenis SDMK

K.BOK

PPDS

Total
TKD
PNS

TKS
PTT

NS
                 
1 DIREKTUR 0 0 0 0 0 0 0 0
2 KA TU 1 0 0 0 0 0 0 1
3 KASI. KEPERAWATAN 1 0 0 0 0 0 0 1
4 KASI. PELAYANAN & RM 1 0 0 0 0 0 0 1
5 DOKTER UMUM 4 0 2 0 0 0 0 6
6 DOKTER GIGI 1 1 0 0 0 0 0 2
7 SPESIALIS BEDAH 0 0 1 0 0 0 0 1
8 SPESIALIS OBGIN 0 0 1 0 0 0 0 1
SPESIALIS PENYAKIT
0 0 0 0 0 0 1 0
9 DALAM
10 SPESIALIS ANAK 0 0 0 0 0 0 0 0
11 SPESIALIS ANESTESIOLOGI 0 0 0 0 0 0 0 0
12 SPESIALIS RADIOLOGI 1 0 0 0 0 0 0 1
1
PERAWAT 1 0 0 0 31
13 17 0 3
2
BIDAN 0 0 0 0 40
14 13 0 7
15 GIZI 4 0 0 0 0 0 0 4
16 FARMASI 2 0 0 0 0 0 0 2
17 APOTEKER 1 0 0 0 0 0 0 1
18 ATLM 2 0 1 0 0 0 0 3
19 KESLING 0 0 1 0 0 0 0 1
20 KESMAS 4 0 0 0 0 0 0 4
21 TERAPIS GIGI DAN MULUT 2 0 0 0 0 0 0 2
22 SUPIR AMBULANCE 0 0 3 0 0 0 0 3
23 CLEANING SERVICE 0 0 5 0 0 0 0 5
24 SATPAM 0 0 4 0 0 0 0 4
25 ADMINISTRASI 0 0 7 0 0 0 0 7
26 RADIOGRAFER 0 0 2 0 0 0 0 2
REFRAKSIONIS
0 1 0 0 0 0 1
27 OPTOMETRIS 0
28 JURU MASAK 0 0 2 0 0 0 0 2
7
JUMLAH 54 1 1 0 0 1 127
  0
Sumber : SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
RSUD KH. Muhammad Thohir merupakan rumah sakit tipe D,
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, Rumah Sakit tipe D wajib memiliki
minimal 4 spesialis dasar, yaitu spesialis bedah, spesialis penyakit dalam,
spesialis obstetrik dan ginekologi, serta spesialis anak
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa di RSUD KH. Muhammad
Thohir masih kekurangan beberapa tenaga kesehatan. Tenaga yang masih
dibutuhkan oleh rumah sakit salah satunya dokter spesialis anak yang
merupakan tenaga spesialis dasar wajib rumah sakit tipe D, sedangkan untuk
dokter spesialis bedah dan spesialis obstetrik dan ginekologi dipenuhi
dengan melakukan MOU dokter kontrak spesialis dari kabupaten tetangga.
Untuk dokter spesialis penyakit dalam tahun ini kabupaten Pesisir Barat
mendapatkan dokter penugasan PPDS Pusat dengan masa tugas 1 tahun.
Sedangkan untuk spesialis penunjang RSUD KH.Muhammad Thohir
memiliki 1 (satu) orang dokter spesialis radiologi.
Tenaga dokter umum RSUD KH.Muhammad Thohir berjumlah 6
orang, terdiri dari 4 tenaga PNS dan 2 Tenaga Kontrak Daerah, akan tetapi 1
dokter sedang melanjutkan studi spesialis, sehingga dokter yang aktif saat
ini di rumah sakit berjumlah 5 orang. Untuk tenaga dokter gigi berjumlah 2
orang terdiri dari tenaga PNS dan PTT, akan tetapi 1 dokter sedang
melanjutkan studi spesialis.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 tahun 2020
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit menjelaskan bahwa standar
ketenagaan minimal untuk tenaga perawat yaitu 2 orang perawat untuk 3
tempat tidur pasien. RS KH. Muhammad Thohir Kabupaten Pesisir Barat
memiliki 23 tempat tidur, sehingga kebutuhan tenaga perawat di RSUD KH.
Muhammad Thohir berjumlah 16 orang tenaga perawat. Di RSUD KH.
Muhammad Thohir sendiri tenaga perawat yang ada berjumlah 35 orang
sehingga sudah mencukupi untuk standar ketenagaan minimal.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 tahun 2020
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit menjelaskan bahwa standar
ketenagaan minimal untuk tenaga Apoteker yaitu 3 orang. Saat ini tenaga
apoteker di rumah sakit berjumlah 1 orang sehingga rumah sakit masih
kekurangan tenaga apoteker.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Untuk standar ketenagaan minimal Tenaga Teknik Kefarmasian yaitu
2 orang. Saat ini tenaga Teknik Kefarmasian di rumah sakit berjumlah 2
orang sehingga tenaga Teknik Kefarmasian rumah sakit saat ini sudah
mencukupi.
Untuk tenaga Nutrisionis dan Kesehatan Masyarakat di RSUD
Kabupaten Pesisir saat ini berjumlah 4 orang sehingga sudah mencukupi
kebutuhan di Rumah Sakit. Sedangkan untuk tenaga kesehatan lingkungan
Rumah Sakit masih kekurangan tenaga.
Tenaga radiografer di Rumah Sakit sebanyak 2 orang, tenaga terapis
gigi dan mulut sebanyak 2 orang, serta untuk tenaga Ahli Laboratorium
Tenaga Medik sebanyak 4 orang, sehingga sudah mencukupi kebutuhan.
Untuk tenaga Perekam medis dan informasi kesehatan di rumah sakit belum
ada sehingga perlu diadakan pengusulan pemenuhan kebutuhan tenaga
tersebut.

3.4 KEADAAN SDM KESEHATAN FASYANKES SWASTA


KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2020

Tabel 3.15
Keadaan SDM Kesehatan di Fasyankes Swasta
(Optik, Balai Pengobatan, Apotik, Toko obat) di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020
No. Jenis SDMK Optik BP Apotik Toko Jumlah
…… ….. ……. Obat
…….
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Dokter Umum 13 13
2 Dokter Spesialis 3 3
3 Bidan 48 48
4 Perawat 3 3
5 Apoteker 7 7
6 Asisten Apoteker 1 4 5
7 Refraksionis Optometris 1 1
Jumlah (Kab .Pesisir Barat..) 1 67 8 4 80
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Fasilitas pelayan kesehatan Swasta di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020


berjumlah 4 (empat) terdiri dari 67(enam puluh tujuh) Balai Pengobatan, 8 (delapan)
Apotik, 4 (empat) Toko obat dan 1 (satu) Optik. Diman terdiri dari 7 (tujuh) jenis
SDM Kesehatan yaitu Dokter Spesialis 3 (tiga), Dokter Umum 13 (tiga belas),
Perawat 3 (tiga), Bidan 48 (empat puluh delapan), Apoteker 7 (tujuh), Asisten
Apoteker 5 (lima) , Refraksionis Optometris 1 (satu).
BAGIAN IV
RENCANA
KEBUTUHA
N SUMBER
DAYA
MANUSIA
KESEHATA
Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93
N
2020
A. Metode Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan yang digunakan
a. Penyusunan Dokumen Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan
Kabupaten Pesisir Barat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
33 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan
Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatus Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 41 Tahun 2018 Tentang
Nomenklatur Jabatan Pelaksana Bagi PNS Di Lingkungan Instansi
Pemerintah. Penyusunan kebutuhan SDM Kesehatan dengan
menggunakan metode :
1. Analisa Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes)
Metode ini dihitung berdasarkan pada beban kerja yang dilaksanakan
oleh setiap jenis SDM Kesehatan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya. Metode ini bertujuan untuk menghitung kebutuhan jumlah
semua jenis SDMKesehatan
2. Standar Ketenagaan Minimal (SKM)
Metode ini bertujuan untuk menghitumg kebutuhan SDM Kesehatan
minimal yang harus ada sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dan
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakit.

B. Hasil perhitungan kebutuhan SDMK


1. Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan Menggunakan Analisa Beban
Kerja Kesehatan (ABK Kes)
Perencanaan Kebutuhan SDMK di Kabupaten Pesisir Barat ini disusun
berdasarkan standar ketenagaan di Puskesmas yang mengacu pada Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 dan berdasarkan standar
ketenagaan di Rumah Sakit mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 3 Tahun 2020, sedangkan untuk Dinas Kesehatan menggunakan
metode Analisis Beban Kera (ABK).

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan ini bertujuan untuk
meningkatkan ketersediaan dan mutu sumber daya manusia kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan kesehatan serta meningkatnya jumlah puskesmas
yang memiliki minimal 9 jenis tenaga kesehatan.

a. Kebutuhan SDM Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir


Barat Tahun 2020
Beberapa metode dapat digunakan dalam menentukan jumlah kebutuhan
SDM Kesehatan, setiap metode memiliki kelebihan dan keterbatasan.
Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di Dinas kesehatan
menggunakan metode Analisis Beban Kerja (ABK). Metode ABK adalah
metode perhitungan kebutuhan SDMK berdasarkan pada beban kerja
yang dilaksanakan oleh setiap jenis SDMK sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya. Dinas Kesehatan Pesisir Barat masih membutuhkan
banyak tenaga pelaksana, dan tenaga fungsional tertentu. Dikarenakan
pekerjaan di Dinas Kesehatan lebih dominan terhadap pelayanan publik
dan administrasi, maka Dinas Kesehatan lebih banyak membutuhkan
tambahan tenaga pelaksana jika dibandingkan tenaga fungsional, dimana
tenaga pelaksana memiliki fungsi dan tugas pelaksanaan kegiatan
pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan.
Kebutuhana di Dinas Kesehatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1
Kebutuhan SDM Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat
Tahun 2020 data Agustus
ASN
Kelompok dan Jenis
No Kebutuhan Perhitungan Keadaan
SDMK NON
ASN
ASN
  SEKRETARIAT 12 17 23
Subbagian Bina
4 4 7
  Program & Informasi
Analis Data dan
1 1 1 2 -1 Kurang
Informasi
Penyusun Program
2 Anggaran dan 1 1 2 -1 Kurang
Pelaporan
3 Pengolah Data 2 2 3 -1 Kurang
 
Subbagian
Keuangan,
8 13 16
Kepegawaiaan &
Umum
1 Analis Keuangan 1 1 1 0 Sesuai

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
2 Bendahara 1 1 1 0 Sesuai
3 Pengelola gaji 1 1 1 0 Sesuai
Pengelola laporan
4 2 2 4 -2 Kurang
keuangan
Pengelola barang
5 1 0 1 0 Sesuai
milik negara
Pengelola
6 0 4 1 -1 Kurang
Kepegawaian
Pengadministrasi
7 1 3 2 -1 Kurang
Umum
8 Pranata Pengarsipan 1 0 1 0 Sesuai
9 Pramu Kebersihan 0 1 2 -2 Kurang
10 Petugas keamanan 0 0 1 -1 Kurang
11 Pengemudi 0 0 1 -1 Kurang
 
BIDANG
KESEHATAN 9 10 19
MASYARAKAT
Seksi Kesehatan
3 4 6
Keluarga & Gizi
Analis Kesehatan Ibu
1 0 1 1 -1 Kurang
dan Anak
2 Analis Gizi 1 1 1 0 Sesuai
Pengelola Program
3 1 1 2 -1 Kurang
Gizi
Pengelola Program
4 1 1 2 -1 Kurang
Kesehatan Keluarga

 
Seksi Kesehatan
Lingkungan,
Makanan dan
4 4 7
Minuman ,
Kesehatan Kerja &
Olahraga
Analis Kesehatan
1 1 1 2 -1 Kurang
Kerja
Pengelola sarana
2 1 3 3 -2 Kurang
kesehatan lingkungan
Analis Obat dan
3 2 0 2 0 Sesuai
Makanan
 
Seksi Promosi &
Pemberdayaan
2 2 6
Kesehatan
Masyarakat
Analis
1 Pemberdayaan 0 0 2 -2 Kurang
Masyarakat
Penyusun rencana
2 promosi 1 1 2 -1 Kurang

Pengelola Penggerak
3 PSM dibidang 1 1 2 -1 Kurang
Kesehatan

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
 
BIDANG
PENCEGAHAN
DAN 4 6 14
PENGENDALIAN
PENYAKIT
Seksi Surveiilens &
1 3 5
Imunisasi
Analis Data dan
1 0 0 1 -1 Kurang
Informasi
Pengelola
2 Pengamatan Penyakit 1 2 2 -1 Kurang
dan Imunisasi
Pengelola Program
3 0 1 2 -2 Kurang
Imunisasi
 
Seksi Pencegahan &
Pengendalian 2 1 5
Penyakit Menular
Analis Penyakit
1 0 0 1 -1 Kurang
Menular
Pengelola
2 pemberantasan peny. 1 0 1 0 Sesuai
Menular langsung

Pengelola
3 pemberantasan peny. 0 0 1 -1 Kurang
bersumber binatang

Pengadministrasi
Program
4 1 1 2 -1 Kurang
Pemberantasan
Penyakit Menular
 
Seksi Pengendalian
Penyakit Tidak
1 2 4
Menular dan
Kesehatan Jiwa
Analis Data dan
1 0 0 1 -1 Kurang
Informasi
Pengelola Penyakit
2 1 2 3 -2 Kurang
Tidak Menular
 

BIDANG
PELAYANAN DAN
4 14 21
SUMBER DAYA
KESEHATAN

Seksi Pelayanan 2 6 8
Kesehatan, JKN dan
Pengobatan

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tradisional
Analis Pembayaran
1 0 1 1 -1 Kurang
Jaminan Kesehatan
Pengelola Pelayanan
2 1 2 3 -2 Kurang
Kesehatan
Analis Data dan
3 0 2 2 -2 Kurang
Informasi
Pengelola Program
Jaminan
4 1 1 2 -1 Kurang
Pemeliharaan
Kesehatan
 
Seksi Kefarmasian
2 5 7
dan Alat Kesehatan
Analis Data dan
1 0 0 2 -2 Kurang
Informasi
Pengelola 0bat dan
2 1 2 2 -1 Kurang
alat-alat Kesehatan
Pengelola
3 1 3 3 -2 Kurang
Kefarmasian
   
Seksi Sumber Daya
Manusia dan 0 3 6
  Kesehatan
Analis
1 Pengembangan SDM 0 0 1 -1 Kurang
Aparatur
2 Pengelola Perizinan 0 1 2 -2 Kurang
Pengelola Profesi
3 0 2 3 -3 Kurang
SDM
   
JABATAN
0 0 21
  FUNGSIONAL
Epidemiologi
1 kesehatan ahli 0 0 3 -3 Kurang
pertama
Epidemiologi
2 0 0 3 -3 Kurang
kesehatan ahli muda
penyuluh kesehatan
3 masyarakat ahli 0 0 4 -4 Kurang
pertama
pembimbing
4 kesehatan kerja ahli 0 0 3 -3 Kurang
pertama
sanitarian ahli
5 0 0 2 -2 Kurang
pertama
sanitarian pelaksana
6 0 0 2 -2 Kurang
lanjutan
administrator
kesehatan ahli
7 0 0 4 -4 Kurang
pertama

TOTAL 29 47 98 -69
  JUMLAH TOTAL 16
ESSELON II, III &

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
IV
  JUMLAH PNS 45
JUMLAH TOTAL
92
PEGAWAI
Sumber : Seksi SDMK Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat Tahun 2020

Dari tabel diatas Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


33 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan
Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatus Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 41 Tahun 2018 Tentang
Nomenklatur Jabatan Pelaksana Bagi PNS Di Lingkungan Instansi
Pemerintah,standar kebutuhan SDM Kesehatan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan perhitungan metode Analisis Beban
Kerja masih memiliki kekurangan pegawai sebanyak 48 orang dan jabatan
fungsional sebanyak 21 orang.
Sekretariat Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat berjumlah 12
orang, Standar kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja 23 orang jadi
terdapat kekurangan berjumlah 11 orang. Tenaga yang sesuai yaitu pada
kelompok Jabatan Analis Keuangan, Bendahara, Pengelola Gaji, Pengelola
Barang Milik Negara, dan Pranata Pengarsipan. Meskipun terpenuhi tapi
berdasarkan kualifikasi pendidikan belum sesuai dimana untuk pengurusan
administrasi keuangan dan barang dipegang oleh tenaga yang kualifikasi
pendidikan dari tenaga kesehatan, untuk meningkatkan kompetensi tenaga
tersebut harus diberikan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan jenis
jabatan yang dikerjakan.
Bidang Kesehatan Masyarakat berjumlah 9 orang. Standar kebutuhan
pegawai berdasarkan beban kerja 19 orang jadi terdapat kekurangan
berjumlah 10 orang. Tenaga yang kurang yaitu pada kelompok jabatan
Analis Kesehatan Ibu dan Anak, Pengelola Program Gizi, Pengelola
Program Kesehatan Keluarga, Analis Kesehatan Kerja, Pengelola Sarana
Kesehatan Lingkungan, Analis Pemberdayaan Masyarakat, Penyusun
Rencana Promosi, dan Pengelola Penggerak PSM di bidang kesehatan.
Tenaga yang ada sudah sesuai dengan kualifikasi pendidikan dari jabatan
yang dikerjakan.

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit berjumlah 4 orang,


jumlah seharusnya 14 orang terjadi kekurangan sebanyak 10 orang. Tenaga

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
yang sesuai yaitu pada kelompok jabatan Pengelola Pemberantasan Penyakit
Menular Langsung.
Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Manusia Kesehatan
berjumlah 4 orang. Standar kebutuhan pegawai 21 orang jadi terdapat
kekurangan berjumlah 17 orang. Semua kelompok jabatan pelaksana pada
Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Manusia Kesehatan masih
kurang, bahkan di Seksi SDMK dari 3 jenis jabatan pelaksana belum ada
satupun PNS nya, sedangkan seksi ini berdasarkan tugas dan fungsinya
menganalisa dan mengatur perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan, baik
melalui pengadaan CPNS maupun dengan peningkatan pendidikan. Dinas
Kesehatan juga belum memiliki Tenaga Jabatan Fungsional .

b. Kebutuhan SDM Kesehatan di Puskesmas Se-Kabupaten Pesisir


Barat Tahun 2020

Tabel 4.2
UPTD. Puskesmas Lemong Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020 Data Agustus

Puskesmas Lemong
Eksisting
No Jabatan Jenjang
Non Kebutuhan Perhitungan Keadaan
PNS PNS
Ahli
1
Apoteker Pertama 1 0 1 0 Sesuai
Ahli
2
Dokter Pertama 1 1 4 -3 Kurang
Asisten
3
Apoteker Pelaksana 1 0 2 -1 Kurang
4 Bidan Terampil 5 13 16 -11 Kurang
Ahli
5
Bidan Pertama 3 3 3 0 Sesuai
6 Bidan Mahir 0 0 3 -3 Kurang
Pranata
7 Laboratorium Pelaksana 1 1 2 -1
Kesehatan Kurang
8 Sanitarian Pelaksana 1 1 1 0 Sesuai
9 Perawat Terampil 4 2 8 -4 Kurang
Ahli
10 1 0 3 -2
Perawat Pertama Kurang
11 Nutrisionis Pelaksana 1 1 2 -1 Kurang
Terapis Gigi
12 Terampil 1 0 1 0 Sesuai
Dan Mulut
13 Ahli 1 0 1 0 Sesuai
Pertama
Penyuluh
Kesehatan
Masyarakat

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Petugas Jabatan
14 0 1 1 -1
Keamanan Pelaksana Kurang
Pramu Jabatan
15 0 2 2 -2
Kebersihan Pelaksana Kurang
Ahli
16 Dokter Gigi 0 0 1 -1
Pertama Kurang
Pengadministrasi Jabatan
17 0 0 1 -1
Umum Pelaksana Kurang
Pengelola Jabatan
18 0 1 1 -1
Keuangan Pelaksana Kurang
Pengemudi Jabatan
19 0 1 1 -1
Ambulan Pelaksana Kurang
Pengolah Jabatan
20 0 0 1 -1
Makanan Pelaksana Kurang
Jumlah 21 27 55 -34
Sumber : Seksi SDMK Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat Tahun 2020

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan perhitungan kebutuhan


SDM Kesehatan dengan menggunakan Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan
(ABK Kesehatan) jumlah SDM Kesehatan saat ini berjumlah 21 orang, seharusnya
berjumlah 55 orang, dengan kesenjangan sebanyak 34 orang.

Berdasarkan jenjang jabatan saat ini di Puskesmas Lemong untuk Dokter Ahli
Pertama berjumlah berjumlah 1 orang, jumlah seharusnya 4 orang. Kekurangan
ditambah dari tenaga Nusantara Sehat sebanyak 1 orang. Sedangkan untuk tenaga
Dokter Gigi belum ada. Secara keseluruhan Puskesmas Lemong masih kekurangan
tenaga kesehatan kecuali jabatan fungsional perawat gigi dan apoteker. Untuk jenis
tenaga yang masih kurang yaitu tenaga Asisten Apoteker 1 orang, Bidan Terampil 11
orang, Bidan Mahir 3 orang, Laboratorium Kesehatan 1 orang, Perawat Terampil 4
orang, Perawat Ahli Pertama 2 orang, Nutrisionis 1 orang.
Untuk jabatan pelaksana Puskesmas Lemong membutuhkan sebanyak 7 orang
terdiri dari petugas keamanan 1 orang, pramu kebersihan 2 orang, pengadministrasi
umum 1 orang, pengelola keuangan 1 orang, pengemudi ambulan 1 orang, pengolah
makanan 1 orang. Untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan di Puskesmas diisi oleh
tenaga kesehatan yang diberi tugas tambahan.

Tabel 4.3
UPTD. Puskesmas Pugung Tampak Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020 Data Agustus

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Puskesmas Pugung Tampak
Eksisting
No Jabatan Jenjang
Non Kebutuhan Perhitungan Keadaan
PNS PNS
1 Asisten Apoteker Pelaksana 1 0 1 0 Sesuai
Terapis Gigi Dan
2 Terampil 1 0 1 0 Sesuai
Mulut
Pengelola Jabatan
3 0 1 1 -1 Kurang
Keuangan Pelaksana
4 Perawat Terampil 3 0 3 0 Sesuai
5 Perawat Ahli Muda 2 0 2 0 Sesuai
6 Perawat Ahli Pertama 2 1 3 -1 Kurang
7 Perawat Mahir 1 0 1 0 Sesuai
8 Bidan Ahli Pertama 1 0 1 0 Sesuai
9 Bidan Terampil 5 6 11 -6 Kurang
10 Bidan Penyelia 1 0 1 0 Sesuai
11 Bidan Mahir 3 0 3 0 Sesuai
12 Sanitarian Pelaksana 1 1 2 -1 Kurang
13 Dokter Ahli Muda 1 0 1 0 Sesuai
14 Dokter Ahli Pertama 1 0 1 0 Sesuai
Pranata
15 Laboratorium Pelaksana 1 0 1 0 Sesuai
Kesehatan
16 Nutrisionis Pelaksana 1 0 1 0 Sesuai
17 Apoteker Ahli Pertama 1 0 1 0 Sesuai
Jabatan
18 Petugas Keamanan 0 1 1 -1 Kurang
Pelaksana
Jabatan
19 Pramu Kebersihan 0 1 1 -1 Kurang
Pelaksana
Penyuluh
20 Kesehatan Ahli Pertama 1 0 2 -1 Kurang
Masyarakat
Pengemudi Jabatan
21 0 0 1 -1 Kurang
Ambulan Pelaksana
Pengadministrasi Jabatan
22 2 0 3 -1 Kurang
Umum Pelaksana
23 Dokter Gigi Ahli Pertama 0 0 1 -1 Kurang
Jumlah 29 11 44 -15
Sumber : Seksi SDMK Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat Tahun 2020

Berdasarkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan dengan menggunakan


Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kesehatan) jumlah SDM Kesehatan
untuk jabatan saat ini 29 orang, seharusnya berjumlah 44 orang, kesenjangan
sebanyak 15 orang.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Berdasarkan jenjang jabatan saat ini di Puskesmas Pugung Tampak untuk
Dokter berjumlah 2 orang. Sedangkan untuk tenaga Dokter Gigi belum ada. Di
Puskesmas Pugung Tampak jenis tenaga yang sudah sesuai dengan kebutuhan adalah
Apoteker, Nutrisionis, Laboratorium Kesehatan, Bidan Mahir, ahli pertama, penyelia,
perawat terampil dan ahli muda, Asisten Apoteker, Terapis Gigi dan Mulut.
Sedangkan untuk jenis tenaga yang masih kurang yaitu Dokter Gigi 1 orang, Tenaga
Penyuluh Kesehatan Masyarakat 1 orang, Sanitarian 1 orang, Bidan Terampil 6
orang, Perawat Ahli Pertama 1 orang.
Untuk jabatan lainnya Puskesmas Pugung Tampak membutuhkan sebanyak 5
orang terdiri dari Pengadministrasian Umum 1 orang, Pengemudi Ambulan 1 orang,
Pramu Kebersihan 1 orang, Petugas Keamanan 1 orang, dan Pengelola Keuangan 1
orang. Untuk kelancaran pelayanan di Puskesmas diisi oleh tenaga kesehatan yang
diberi tugas tambahan.

Tabel 4.4
UPTD. Puskesmas Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020 Data Agustus
Puskesmas Pulau Pisang
Eksisting
No Jabatan Jenjang
Non Kebutuhan Perhitungan Keadaan
PNS
PNS
Pengadministrasi Jabatan
1 0 0 1 -1 Kurang
Umum Pelaksana
2 Bidan Mahir 1 0 1 0 Sesuai
3 Bidan Terampil 5 6 11 -6 Kurang
4 Bidan Penyelia 1 0 1 0 Sesuai
5 Bidan Ahli Pertama 0 1 1 -1 Kurang
Pranata
6 Laboratorium Pelaksana 0 2 2 -2 Kurang
Kesehatan
7 Sanitarian Ahli Pertama 0 1 1 -1 Kurang
8 Sanitarian Pelaksana 1 0 1 0 Sesuai
9 Asisten Apoteker Pelaksana 1 1 1 0 Sesuai
10 Nutrisionis Pelaksana 1 1 2 -1 Kurang
11 Perawat Terampil 3 1 3 0 Sesuai
12 Perawat Ahli Pertama 2 1 3 -1 Kurang
13 Perawat Ahli Madya 1 0 1 0 Sesuai
Pengemudi Jabatan
14 0 0 1 -1 Kurang
Ambulan Pelaksana
Jabatan
15 0 0 1 -1 Kurang
Pramu Kebersihan Pelaksana
Terapis Gigi Dan
16 Terampil 1 0 1 0 Sesuai
Mulut
Penyuluh Kesehatan
17 Ahli Pertama 1 2 2 -1 Kurang
Masyarakat
18 Apoteker Ahli Pertama 1 1 1 0 Sesuai
Pengelola Jabatan
19 0 1 1 -1 Kurang
Keuangan Pelaksana
20 Dokter Ahli Pertama 0 0 2 -2 Kurang

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
21 Dokter Gigi Ahli Pertama 0 0 1 -1 Kurang
Jabatan
22 Petugas Keamanan 0 0 1 -1 Kurang
Pelaksana
Jumlah 19 18 40 -21
Sumber : Seksi SDMK Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat Tahun 2020

Berdasarkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan dengan menggunakan


Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kesehatan) jumlah SDM Kesehatan
untuk saat ini 19 orang, seharusnya berjumlah 40 orang, kesenjangan sebanyak 21
orang.

Berdasarkan jenjang jabatan saat ini di Puskesmas Pulau Pisang kekurangan


tenaga kesehatan yaitu Dokter Gigi 1 orang, Dokter 2 Penyuluh Kesehatan
Masyarakat 1 orang, Perawat Ahli Pertama 1 orang, Nutrisionis 1 orang, Sanitarian
Ahli Pertama 1 orang, Laboratorium Kesehatan 2 orang, Bidan Ahli Pertama 1 orang,
Bidan Terampil 6 orang, . Jenis tenaga yang sudah sesuai dengan kebutuhan adalah
Bidan Mahir, Bidan Penyelia, Sanitarian Pelaksana, Asisten Apoteker Pelaksana,
Perawat Terampil, Perawat Ahli Madya, Terapis Gigi dan Mulut, dan Apoteker.
Untuk jabatan pelaksana Puskesmas Pulau Pisang membutuhkan sebanyak 5
orang terdiri dari Pengadministrasian Umum 1 orang, Pengemudi Ambulan 1 orang,
Pramu Kebersihan 1 orang Pengelola Keuangan 1 orang, dan Petugas Keamanan 1
orang. Untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan di Puskesmas jabatan diisi oleh
tenaga kesehatan yang diberi tugas tambahan.

Tabel 4.5
UPTD. Puskesmas Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020 Data Agustus
Puskesmas Karya Penggawa
Eksisting
No Jabatan Jenjang
Non Kebutuhan Perhitungan Keadaan
PNS
PNS
Ahli
1 Dokter Gigi 0 0 1 -1 Kurang
Pertama
2 Perawat Terampil 2 4 7 -5 Kurang
Ahli
3 Perawat 2 1 3 -1 Kurang
Pertama
4 Perawat Penyelia 2 0 2 0 Sesuai
Ahli
5 Bidan 2 4 2 0 Sesuai
Pertama
6 Bidan Terampil 10 10 13 -3 Kurang

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
7 Bidan Penyelia 0 0 2 -2 Kurang
Ahli
8 Dokter 0 0 2 -2 Kurang
Pertama
Ahli
9 Apoteker 1 0 1 0 Sesuai
Pertama
10 Asisten Apoteker Pelaksana 1 0 1 0 Sesuai
11 Nutrisionis Penyelia 1 0 3 -2 Kurang
Penyuluh
Ahli
12 Kesehatan 1 0 2 -1 Kurang
Pertama
Masyarakat
Terapis Gigi Dan
13 Terampil 1 0 1 0 Sesuai
Mulut
14 Sanitarian Pelaksana 1 0 2 -1 Kurang
Pengemudi Jabatan
15 0 1 1 -1 Kurang
Ambulan Pelaksana
Pramu Jabatan
16 0 2 2 -2 Kurang
Kebersihan Pelaksana
Petugas
Jabatan
17 Keamanan 0 0 2 -2 Kurang
Pelaksana
Pengadministrasi Jabatan
18 1 3 2 -1 Kurang
Umum Pelaksana
Pengelola Jabatan
19 0 0 1 -1 Kurang
Keuangan Pelaksana
Pranata
20 Laboratorium Pelaksana 1 0 1 0 Sesuai
Kesehatan
Jumlah 26 25 51 -25
Sumber : Seksi SDMK Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat Tahun 2020

Berdasarkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan dengan menggunakan


Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kesehatan) jumlah SDM Kesehatan
untuk saat ini 26 orang, seharusnya berjumlah 51 orang, kesenjangan sebanyak 25
orang.
Berdasarkan jenjang jabatan saat ini di Puskesmas Karya Penggawa
kekurangan tenaga kesehatan yaitu Dokter Gigi 1 orang, Perawat Terampil 5 orang,
Perawat Ahli Pertama 1 orang, Bidan Terampil 3 orang, Bidan Penyelia 2 orang,
Dokter Ahli Pertama 2 orang,Nutrisionis Penyelia 2 orang, Penyuluh Kesehatan
Masyarakat 1 orang, Sanitarian 1 orang. Jenis tenaga yang sudah sesuai dengan
kebutuhan adalah Perawat Penyelia, Bidan Ahli Peratama, Apoteker, Asisten
Apoteker, Terapis Gigi dan Mulut, dan Laboratorium Kesehatan.
Untuk jabatan pelaksana Puskesmas Karya Penggawa membutuhkan
sebanyak 7 orang terdiri dari Pengadministrasian Umum 1 orang, Pengemudi
Ambulan 1 orang, Pramu Kebersihan 2 orang Pengelola Keuangan 1 orang, dan
Petugas Keamanan 2 orang. Untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan di Puskesmas
jabatan diisi oleh tenaga kesehatan yang diberi tugas tambahan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 4.6
UPTD. Puskesmas Way Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020 Data Agustus
Puskesmas Way Krui
Eksisting
No Jabatan Jenjang
Non Kebutuhan Perhitungan Keadaan
PNS
PNS
Pengadministrasi Jabatan
1 2 5 3 -1 Kurang
Umum Pelaksana
2 Perawat Mahir 2 1 2 0 Sesuai
3 Perawat Terampil 0 4 5 -5 Kurang
4 Perawat Ahli Pertama 0 0 2 -2 Kurang
5 Dokter Gigi Ahli Pertama 0 0 1 -1 Kurang
6 Apoteker Ahli Pertama 0 0 1 -1 Kurang
7 Dokter Ahli Muda 1 0 1 0 Sesuai
8 Dokter Ahli Pertama 0 0 1 -1 Kurang
9 Bidan Terampil 5 6 5 0 Sesuai
10 Bidan Mahir 2 4 2 0 Sesuai
11 Bidan Ahli Pertama 0 0 1 -1 Kurang
Pengemudi Jabatan
12 0 1 1 -1 Kurang
Ambulan Pelaksana
Terapis Gigi Dan
13 Terampil 1 0 1 0 Sesuai
Mulut
Jabatan
14 Pramu Kebersihan 0 0 1 -1 Kurang
Pelaksana
Jabatan
15 Petugas Keamanan 0 0 1 -1 Kurang
Pelaksana
Pelaksana
16 Nutrisionis 1 0 1 0 Sesuai
Lanjutan
Penyuluh Kesehatan
17 Ahli Pertama 0 1 1 -1 Kurang
Masyarakat
Pranata
18 Laboratorium Pelaksana 0 1 1 -1 Kurang
Kesehatan

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
19 Sanitarian Pelaksana 0 1 0 0 Sesuai
Jumlah 14 24 31 -17
Sumber : Seksi SDMK Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat Tahun 2020
Berdasarkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan dengan menggunakan
Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kesehatan) jumlah SDM Kesehatan
untuk saat ini 14 orang, seharusnya berjumlah 31 orang, kesenjangan sebanyak 17
orang.
Berdasarkan jenjang jabatan saat ini di Puskesmas Way Krui kekurangan
tenaga kesehatan yaitu Laboratorium Kesehatan 1 orang, Penyuluh Kesehatan
Masyarakat 1 orang, Bidan Ahli Pertama 1 orang, Dokter Ahli Peratama 1 orang,
Apoteker 1 orang, Dokter Gigi 1 orang, Perawat Ahli Pertama 2 orang, Perawat
Terampil 5 orang. Jenis tenaga yang sudah sesuai dengan kebutuhan adalah Perawat
Mahir, Dokter Ahli Muda, Bidan Terampil, Bidan Mahir, Terapis Gigi dan Mulut,
Nutrisionis.

Untuk jabatan pelaksana Puskesmas Pulau Pisang membutuhkan sebanyak 4


orang terdiri dari Pengadministrasian Umum 1 orang, Pengemudi Ambulan 1 orang,
Pramu Kebersihan 1 orang, dan Petugas Keamanan 1 orang. Untuk kelancaran
pelaksanaan pelayanan di Puskesmas jabatan diisi oleh tenaga kesehatan yang diberi
tugas tambahan.
Tabel 4.7
UPTD. Puskesmas Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020 Data Agustus
Puskesmas Krui
Eksisting
No Jabatan Jenjang
Non Kebutuhan Perhitungan Keadaan
PNS
PNS
1 Perawat Ahli Pertama 3 7 6 -3 Kurang
2 Perawat Terampil 7 10 7 0 Sesuai
3 Perawat Penyelia 1 0 1 0 Sesuai
4 Perawat Mahir 1 0 3 -2 Kurang
5 Bidan Ahli Pertama 3 7 3 0 Sesuai
6 Bidan Pelaksana 8 23 8 0 Sesuai
7 Bidan Penyelia 3 0 3 0 Sesuai
8 Bidan Mahir 2 0 2 0 Sesuai
9 Sanitarian Pelaksana 1 1 1 0 Sesuai
Jabatan
10 Pengelola Keuangan 0 0 2 -2 Kurang
Pelaksana
11 Apoteker Ahli Pertama 1 0 1 0 Sesuai
Penyuluh Kesehatan
12 Ahli Pertama 1 3 2 -1 Kurang
Masyarakat
13 Nutrisionis Pelaksana 2 0 2 0 Sesuai
Pranata
14 Laboratorium Pelaksana 1 0 1 0 Sesuai
Kesehatan
15 Pranata Ahli Pertama 1 0 1 0 Sesuai
Laboratorium

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Kesehatan
16 Asisten Apoteker Penyelia 1 0 1 0 Sesuai
17 Asisten Apoteker Pelaksana 0 1 1 -1 Kurang
Jabatan
18 Pramu Kebersihan 0 2 2 -2 Kurang
Pelaksana
Jabatan
19 Petugas Keamanan 0 1 2 -2 Kurang
Pelaksana
20 Dokter Ahli Pertama 2 0 2 0 Sesuai
21 Dokter Ahli Utama 1 0 2 -1 Kurang
Jabatan
22 Pengolah Makanan 0 0 1 -1 Kurang
Pelaksana
23 Dokter Gigi Ahli Pertama 0 0 1 -1 Kurang
Pengadministrasi Jabatan
24 0 4 2 -2 Kurang
Umum Pelaksana
Terapis Gigi Dan
25 Terampil 1 1 1 0 Sesuai
Mulut
Pengemudi Jabatan
26 1 1 1 0 Sesuai
Ambulan Pelaksana
Jumlah 41 61 59 -68
Sumber : Seksi SDMK Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat Tahun 2020
Berdasarkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan dengan menggunakan
Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kesehatan) jumlah SDM Kesehatan
untuk saat ini 41 orang, seharusnya berjumlah 59 orang, kesenjangan sebanyak 68
orang.
Berdasarkan jenjang jabatan saat ini di Puskesmas Krui kekurangan tenaga
kesehatan yaitu Perawat Ahli Pertama 3 orang, Perawat Mahir 2 orang, Penyuluh
Kesehatan Masyarakat 1 orang, Asisten Apoteker Pelaksana 1 orang, Dokter Ahli
Utama 1 orang, Dokter Gigi 1 orang. Jenis tenaga yang sudah sesuai dengan
kebutuhan adalah Perawat Terampil dan Penyelia, Bidan, Sanitarian, Nutrisionis,
Laboratorium Kesehatan Pelaksana dan Ahli Pertama, Asisten Apoteker Penyelia,
Dokter Ahli Pertama , dan Terapis Gigi dan Mulut.
Untuk jabatan pelaksana Puskesmas Krui membutuhkan sebanyak 9 orang
terdiri dari Pengadministrasian Umum 2 orang, Pramu Kebersihan 2 orang Pengelola
Keuangan 2 orang, dan Petugas Keamanan 2 orang, Pengolah Makanan 1 orang.
Untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan di Puskesmas jabatan diisi oleh tenaga
kesehatan yang diberi tugas tambahan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 4.8
UPTD. Puskesmas Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020 Data Agustus
Puskesmas Krui Selatan
Eksisting
No Jabatan Jenjang
Non Kebutuhan Perhitungan Keadaan
PNS
PNS
Pranata
1 Laboratorium Pelaksana 1 0 2 -1 Kurang
Kesehatan
Pranata
2 Laboratorium Penyelia 1 0 1 0 Sesuai
Kesehatan
3 Dokter Ahli Muda 1 0 1 0 Sesuai
4 Dokter Ahli Pertama 0 0 1 -1 Kurang
5 Sanitarian Pelaksana 0 1 1 -1 Kurang
Jabatan
6 Pramu Kebersihan 0 0 1 -1 Kurang
Pelaksana
7 Bidan Mahir 3 0 3 0 Sesuai
8 Bidan Penyelia 1 0 1 0 Sesuai
9 Bidan Terampil 8 11 10 -2 Kurang
10 Bidan Ahli Pertama 0 1 1 -1 Kurang
11 Perawat Mahir 1 2 4 -3 Kurang
12 Perawat Terampil 1 3 4 -3 Kurang
13 Perawat Ahli Pertama 0 0 1 -1 Kurang
14 Apoteker Ahli Pertama 0 1 1 -1 Kurang
Pengemudi Jabatan
15 0 0 1 -1 Kurang
Ambulan Pelaksana
16 Asisten Apoteker Pelaksana 0 0 1 -1 Kurang
17 Dokter Gigi Ahli Pertama 0 0 1 -1 Kurang
Penyuluh Kesehatan
18 Ahli Pertama 0 1 2 -2 Kurang
Masyarakat
Terapis Gigi Dan
19 Terampil 0 0 2 -2 Kurang
Mulut
20 Pengadministrasi Jabatan 0 2 2 -2 Kurang

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Umum Pelaksana
Jabatan
21 Petugas Keamanan 0 0 1 -1 Kurang
Pelaksana
22 Nutrisionis Pelaksana 0 1 1 -1 Kurang
Jumlah 17 23 43 -26
Sumber : Seksi SDMK Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat Tahun 2020

Berdasarkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan dengan menggunakan


Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kesehatan) jumlah SDM Kesehatan
untuk saat ini 17 orang, seharusnya berjumlah 43 orang, kesenjangan sebanyak 26
orang.
Berdasarkan jenjang jabatan saat ini di Puskesmas Krui Selatan kekurangan
tenaga kesehatan yaitu Laboratorium Kesehatan Pelaksana 1 orang, Dokter Ahli
Pertama 1 orang, Sanitarian 1 orang, Bidan Terampil 2 orang, Bidan Ahli Pertama 1
orang, Perawat Mahir dan Terampil masing-masing 3 orang, Perawat ahli pertama

dan apoteker juga masing-masing 1 orang. Jenis tenaga yang sudah sesuai dengan
kebutuhan adalah Laboratorium Kesehatan Penyelia, Dokter Ahli Muda, Bidan Mahir
dan Penyelia.
Untuk jabatan pelaksana Puskesmas Krui Selatan membutuhkan sebanyak 2
orang terdiri dari Pramu Kebersihan 1 orang dan Pengemudi Ambulan 1 orang. Untuk
kelancaran pelaksanaan pelayanan di Puskesmas jabatan diisi oleh tenaga kesehatan
yang diberi tugas tambahan.
Tabel 4.9
UPTD. Puskesmas Biha Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020 Data Agustus
Puskesmas Biha
Eksisting
No Jabatan Jenjang
Non Kebutuhan Perhitungan Keadaan
PNS PNS
1 Dokter Ahli Pertama 1 0 2 -1 Kurang
2 Dokter Ahli Madya 1 0 1 0 Sesuai
3 Perawat Mahir 3 0 3 0 Sesuai
4 Perawat Ahli Pertama 2 3 4 -2 Kurang
5 Perawat Terampil 2 8 4 -2 Kurang
6 Perawat Penyelia 3 0 5 -2 Kurang
Pranata
7 Laboratorium Pelaksana 1 0 2 -1 Kurang
Kesehatan
8 Bidan Ahli Pertama 2 7 3 -1 Kurang
9 Bidan Terampil 7 27 10 -3 Kurang
10 Bidan Ahli Muda 1 0 1 0 Sesuai
11 Bidan Mahir 4 0 4 0 Sesuai
12 Apoteker Ahli Pertama 1 0 1 0 Sesuai
Terapis Gigi Dan
13 Terampil 1 0 2 -1 Kurang
Mulut
14 Penyuluh Kesehatan Ahli Pertama 1 0 2 -1 Kurang

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Masyarakat
15 Nutrisionis Pelaksana 2 0 2 0 Sesuai
16 Sanitarian Pelaksana 1 0 2 -1 Kurang
17 Asisten Apoteker Pelaksana 1 0 2 -1 Kurang
Pengadministrasi Jabatan
18 4 5 4 0 Sesuai
Umum Pelaksana
Jabatan
19 Pengemudi Ambulan 0 1 2 -2 Kurang
Pelaksana
Jabatan
20 Petugas Keamanan 0 1 2 -2 Kurang
Pelaksana
Jabatan
21 Pramu Kebersihan 0 2 2 -2 Kurang
Pelaksana
22 Dokter Gigi Ahli Pertama 0 0 1 -1 Kurang
Jabatan
23 Pengelola Keuangan 0 0 2 -2 Kurang
Pelaksana
Jabatan
24 Pengolah Makanan 0 0 2 -2 Kurang
Pelaksana
Jumlah 38 54 65 -27
Sumber : Seksi SDMK Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat Tahun 2020
Berdasarkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan dengan menggunakan
Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kesehatan) jumlah SDM Kesehatan
untuk saat ini 38 orang, seharusnya berjumlah 65 orang, kesenjangan sebanyak 27
orang.
Berdasarkan jenjang jabatan saat ini di Puskesmas Biha hampir seluruh
kekurangan tenaga kesehatan. Jenis tenaga yang sudah sesuai ialah Dokter ahli
madya, Perawat mahir, Bidan ahli muda dan mahir, Apoteker, Nutrisionis.
Untuk jabatan pelaksana Puskesmas Biha membutuhkan sebanyak 10 orang
terdiri dari Pengolah Makanan 2 orang, Pengelola Keuangan 2 orang, Pramu
Kebersihan 2 orang, Petugas Keamanan 2 orang, Pengemudi Ambulan 2 orang.
Untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan di Puskesmas jabatan diisi oleh tenaga
kesehatan yang diberi tugas tambahan.

Tabel 4.10
UPTD. Puskesmas Ngambur Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020 Data Agustus
Puskesmas Ngambur
Eksisting
No Jabatan Jenjang
Non Kebutuhan Perhitungan Keadaan
PNS
PNS
Pengemudi Jabatan
1 0 2 2 -2 Kurang
Ambulan Pelaksana
Jabatan
2 Pengelola Keuangan 0 1 2 -2 Kurang
Pelaksana
3 Bidan Pelaksana 7 20 8 -1 Kurang
4 Bidan Ahli Pertama 3 8 3 0 Sesuai
Pelaksana
5 Bidan 3 0 3 0 Sesuai
Lanjutan
6 Bidan Penyelia 1 0 1 0 Sesuai
7 Pranata Pelaksana 1 0 1 0 Sesuai

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Laboratorium
Lanjutan
Kesehatan
Pranata
8 Laboratorium Pelaksana 0 0 1 -1 Kurang
Kesehatan
9 Dokter Ahli Pertama 2 0 3 -1 Kurang
10 Apoteker Ahli Pertama 1 0 1 0 Sesuai
11 Asisten Apoteker Pelaksana 1 1 1 0 Sesuai
12 Sanitarian Pelaksana 1 0 1 0 Sesuai
13 Dokter Gigi Ahli Pertama 0 1 1 -1 Kurang
14 Perawat Terampil 3 15 4 -1 Kurang
15 Perawat Ahli Muda 2 0 2 0 Sesuai
16 Perawat Ahli Pertama 2 0 2 0 Sesuai
17 Perawat Mahir 1 0 1 0 Sesuai
18 Perawat Penyelia 1 0 1 0 Sesuai
19 Nutrisionis Penyelia 1 0 1 0 Sesuai
Nutrisionis
20 Pelaksana 2 0 2 0
Sesuai

21 Penyuluh Kesehatan Ahli Pertama 0 0 1 -1 Kurang


Masyarakat
Jabatan
22 Pramu Kebersihan 0 2 2 -2 Kurang
Pelaksana
Jabatan
23 Petugas Keamanan 0 1 1 -1 Kurang
Pelaksana
Jabatan
24 Pengolah Makanan 0 0 1 -1 Kurang
Pelaksana
Pengadministrasi Jabatan
25 0 1 2 -2 Kurang
Umum Pelaksana
Terapis Gigi Dan
26 Terampil 2 1 2 0 Sesuai
Mulut
Jumlah 34 53 50 -16
Sumber : Seksi SDMK Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat Tahun 2020
Berdasarkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan dengan menggunakan
Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kesehatan) jumlah SDM Kesehatan
untuk saat ini 34 orang, seharusnya berjumlah 50 orang, kesenjangan sebanyak 16
orang.
Berdasarkan jenjang jabatan saat ini di Puskesmas Ngambur kekurangan
tenaga kesehatan yaitu Bidan Pelaksana 1 orang, Laboratorium Kesehatan 1 orang,
Dokter Ahli Pertama 1 orang, Dokter Gigi 1 orang, Perawat Terampil 1 orang,
Penyuluh Kesehatan Masyarakat 1 orang.
Untuk jabatan pelaksana Puskesmas Ngambur membutuhkan sebanyak 10
orang terdiri dari Pengadministrasi Umum 2 orang, Pengolah Makanan 1 orang,
Petugas Keamanan 1 orang, Pramu Kebersihan 2 orang, Pengelola Keuangan 2 orang,
Pengemudi Ambulan 2 orang. Untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan di Puskesmas
jabatan diisi oleh tenaga kesehatan yang diberi tugas tambahan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 4.11
UPTD. Puskesmas Bengkunat Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020 Data Agustus
Puskesmas Bengkunat Kabupaten
Eksisting
No Jabatan Jenjang
Non Kebutuhan Perhitungan Keadaan
PNS
PNS
1 Dokter Ahli Muda 1 0 2 -1 Kurang
2 Dokter Ahli Pertama 1 0 2 -1 Kurang
Pranata
3 Laboratorium Pelaksana 1 1 2 -1 Kurang
Kesehatan
4 Sanitarian Pelaksana 1 0 1 0 Sesuai
5 Perawat Terampil 6 8 8 -2 Kurang
6 Perawat Ahli Pertama 3 1 4 -1 Kurang
7 Perawat Mahir 2 0 1 1 Kurang
8 Bidan Pelaksana 8 13 8 0 Sesuai
9 Bidan Ahli Pertama 1 6 1 0 Sesuai
10 Bidan Mahir 1 0 1 0 Sesuai
11 Apoteker Ahli Pertama 1 0 1 0 Sesuai
12 Asisten Apoteker Pelaksana 1 0 1 0 Sesuai
Penyuluh Kesehatan
13 Ahli Pertama 1 1 2 -1 Kurang
Masyarakat
14 Nutrisionis Pelaksana 1 0 2 -1 Kurang
Pelaksana
15 Nutrisionis 1 0 2 -1 Kurang
Lanjutan
Pengadministrasi Jabatan
16 0 1 1 -1 Kurang
Umum Pelaksana
Jabatan
17 Pengolah Makanan 0 0 1 -1 Kurang
Pelaksana
Pengemudi Jabatan
18 0 1 1 -1 Kurang
Ambulan Pelaksana
Jabatan
19 Petugas Keamanan 0 0 2 -2 Kurang
Pelaksana
20 Pramu Kebersihan Jabatan 0 2 1 -1 Kurang

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Pelaksana
Pengelola Jabatan
21 0 0 2 -2 Kurang
Kepegawaian Pelaksana
22 Dokter Gigi Ahli Pertama 0 0 1 -1 Kurang
Terapis Gigi Dan
23 Terampil 1 1 1 0 Sesuai
Mulut
Jumlah 31 35 48 -17
Sumber : Seksi SDMK Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat Tahun 2020

Berdasarkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan dengan menggunakan


Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kesehatan) jumlah SDM Kesehatan
untuk saat ini 31 orang, seharusnya berjumlah 48 orang, kesenjangan sebanyak 17
orang.

Berdasarkan jenjang jabatan saat ini di Puskesmas Bengkunat kekurangan


tenaga kesehatan yaitu Dokter Ahli Muda dan Ahli Pertama masing-masing 1 orang,
Laboratorium Kesehatan 1 orang, perawat Terampil 2 orang, Perawat lainnya masing-
masing 1 orang, Penyuluh Kesehatan Masyarakat 1 orang, Nutrisionis masing-masing
1 orang. Jenis tenaga yang sudah sesuai dengan kebutuhan adalah Terapis Gigi dan
Mulut, Asisten Apoteker dan Apoteker, Bidan dan Sanitarian.
Untuk jabatan pelaksana Puskesmas Bengkunat membutuhkan sebanyak 7
orang terdiri dari Pengelola Kepegawaian 1 orang, Pramu Kebersihan 1 orang,
Petugas Keamanan 2 orang, Pengemudi Ambulan 1 orang, Pengolah Makanan 1
orang, Pengadministrasi Umum 1 orang. Untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan di
Puskesmas jabatan diisi oleh tenaga kesehatan yang diberi tugas tambahan.

Tabel 4.12
UPTD. Puskesmas Bengkunat Belimbing Kabupaten Pesisir Bara Tahun 2020
Data Agustus
Puskesmas Bengkunat Belimbing
Eksisting
No Jabatan Jenjang
Non Kebutuhan Perhitungan Keadaan
PNS
PNS
Jabatan
1 Pengolah Makanan 0 0 1 -1 Kurang
Pelaksana
2 Dokter Ahli Muda 1 0 1 0 Sesuai
3 Dokter Ahli Pertama 1 0 2 -1 Kurang
4 Apoteker Ahli Pertama 1 0 1 0 Sesuai
Terapis Gigi Dan
5 Terampil 1 0 1 0 Sesuai
Mulut
Terapis Gigi Dan
6 Mahir 1 0 1 0 Sesuai
Mulut
7 Perawat Ahli Pertama 2 2 6 -4 Kurang
8 Perawat Mahir 3 0 3 0 Sesuai

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
9 Perawat Penyelia 1 0 2 -1 Kurang
10 Perawat Ahli Muda 1 0 1 0 Sesuai
11 Perawat Terampil 5 4 9 -4 Kurang
12 Bidan Terampil 6 30 15 -9 Kurang
13 Bidan Mahir 6 0 3 3 Lebih
14 Bidan Ahli Pertama 0 3 1 -1 Kurang
Pranata
15 Laboratorium Pelaksana 1 1 2 -1 Kurang
Kesehatan
16 Sanitarian Pelaksana 1 2 3 -2 Kurang
17 Nutrisionis Pelaksana 1 1 2 -1 Kurang
Penyuluh Kesehatan
18 Ahli Pertama 1 1 2 -1 Kurang
Masyarakat
19 Dokter Gigi Ahli Pertama 0 0 1 -1 Kurang
Jabatan
20 Petugas Keamanan 0 0 2 -2 Kurang
Pelaksana
Pengemudi
Jabatan
21 Ambulan 0 1 2 -2 Kurang
Pelaksana
22 Asisten Apoteker Pelaksana 1 1 2 -1 Kurang
Pengadministrasi Jabatan
23 1 1 1 0 Sesuai
Umum Pelaksana
Jabatan
24 Pengelola Keuangan 0 1 1 -1 Kurang
Pelaksana
Jabatan
25 Pramu Kebersihan 0 0 2 -2 Kurang
Pelaksana
Jumlah 35 48 67 -32
Sumber : Seksi SDMK Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat Tahun 2020

Berdasarkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan dengan menggunakan


Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kesehatan) jumlah SDM Kesehatan
untuk saat ini 35 orang, seharusnya berjumlah 67 orang, kesenjangan sebanyak 32
orang.
Berdasarkan jenjang jabatan saat ini di Puskesmas Bengkunat Belimbing jenis
tenaga yang sudah sesuai dengan kebutuhan adalah Dokter Ahli Muda, Apoteker,
Terapis Gigi dan Mulut, Perawat Mahir dan Ahli Muda. Jenis tenaga yang lebih
adalah Bidan Mahir.
Untuk jabatan pelaksana Puskesmas Krui Selatan membutuhkan sebanyak 8
orang terdiri dari Pramu Kebersihan 2 orang dan Pengelola Keuangan 1 orang,
Pengemudi Ambulan 2 orang, Petugas Keamanan 2 orang, Pengolah Makanan 1
orang. Untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan di Puskesmas jabatan diisi oleh
tenaga kesehatan yang diberi tugas tambahan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
c. Kebutuhan SDM Kesehatan di RSUD. K.H. Muhammad Thohir Kabupaten
Pesisir Barat Tahun 2020
Tabel 4.13
RSUD. K.H. Muhammad Thohir Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2020 Data Agustus

RSUD. K.H. Muhammad Thohir


No Jabatan Jenjang Eksisting
Non Kebutuhan Perhitungan Keadaan
PNS PNS
Seksi Pelayanan dan
0 0 3 -3
Rekam Medis
Pengolah Data Pelayanan Pelaksana 0 0 3 -3 Kurang

Seksi Keperawatan 0 0 4 -4
Pengelola Keperawatan Pelaksana 0 0 2 -2 Kurang
Penyusun Program
Anggaran dan Pelaporan Pelaksana
0 0 2 -2 Kurang

SUBBAG Tata Usaha 0 6 15 -15


Pengelola Kepegawaian Pelaksana 0 0 5 -5 Kurang
Pengadministrasian
Umum
Pelaksana 0 3 5 -5 Kurang
Pengelola Barang Milik Pelaksana
Negara
0 0 2 -2 Kurang
Pengemudi Ambulan Pelaksana 0 3 3 -3 Kurang
Petugas Keamanan Pelaksana 0 4 2 -2 Kurang
Pranata Jamuan Pelaksana 0 2 3 -3 Kurang
Binatu Rumah Sakit Pelaksana 0 0 4 -4 Kurang
Bendahara Pelaksana 0 3 4 -4 Kurang
Pramu Kebersihan Pelaksana 0 5 2 -2 Kurang
Pranata Teknologi Pelaksana
Informasi Komputer
0 2 3 -3 Kurang

Rawat Inap Kebidanan 7 14 6 1


Bidan Terampil 2 11 2 0 Sesuai

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Bidan Penyelia 1 0 0 1 Lebih
Bidan Mahir 1 0 2 -1 Kurang
Bidan Ahli Pertama 3 3 2 1 Lebih

Rawat Inap 5 8 11 -4
Perawat Terampil 2 3 3 -1 Kurang
Perawat Penyelia 1 0 2 -1 Kurang
Perawat Ahli Pertama 2 3 4 -2 Kurang
Dokter Ahli Pertama 0 2 2 -2 Kurang

Rawat Jalan 15 17 26 -11


Bidan Terampil 1 10 2 -1 Kurang
Bidan Ahli Pertama 4 2 2 2 Lebih
Bidan Ahli Muda 1 0 1 0 Sesuai
Perawat Terampil 1 2 4 -3 Kurang
Perawat Mahir 3 0 5 -2 Kurang
Perawat Ahli Pertama 2 1 4 -2 Kurang
Dokter Ahli Pertama 1 0 2 -1 Kurang
Penata Anastesi Ahli Pertama 0 0 2 -2 Kurang
Terapis Gigi dan Mulut Terampil 2 0 2 0 Sesuai
Dokter Gigi Ahli Pertama 0 1 1 -1 Kurang
Refraksionis Optisien/
Optometrik
Pelaksana 0 1 1 -1 Kurang

Sanitarian 4 1 5 -1
Sanitarian Ahli Pertama 2 1 2 0 Sesuai
Penyuluh Kesehatan
Mayarakat
Ahli Pertama 2 0 3 -1 Kurang

Unit Gawat Darurat 9 7 17 -8


Perawat Terampil 3 5 4 -1 Kurang
Perawat Penyelia 1 0 1 0 Sesuai
Perawat Mahir 0 0 1 -1 Kurang
Perawat Ahli Pertama 3 2 8 -5 Kurang
Dokter Ahli Pertama 2 0 3 -1 Kurang

IPSRS 0 0 3 -3
Teknisi Elektromedik Pelaksana 0 0 2 -2 Kurang
Pelaksana
Teknisi Elektromedik
Lanjutan
0 0 1 -1 Kurang

IPCN 1 0 2 -1
Perawat Terampil 1 0 2 -1 Kurang

Unit Rekam Medis 0 0 5 -5


Perekam Medis Pelaksana 0 0 5 -5 Kurang

Unit Farmasi 3 0 13 -10


Apoteker Ahli Pertama 1 0 3 -2 Kurang
Asisten Apoteker Pelaksana 0 0 3 -3 Kurang
Pelaksana
Asisten Apoteker
Lanjut
0 0 1 -1 Kurang
Pengawas Farmasi dan Ahli Pertama 0 0 1 -1 Kurang

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Makanan
Pengawas Farmasi dan
Makanan
Ahli Muda 1 0 3 -2 Kurang
Pengelola Kefarmasian Pelaksana 1 0 2 -1 Kurang

Unit Laboratorium 3 1 9 -6
Pranata Laboratorium
Kesehatan
Pelaksana 2 1 5 -3 Kurang
Pranata Laboratorium Pelaksana
Kesehatan Lanjutan
0 0 2 -2 Kurang
Pranata Laboratorium
Kesehatan
Penyelia 1 0 1 0 Sesuai
Dokter Spesialis Patologi
Klinik
Ahli Muda 0 0 1 -1 Kurang

Unit Radiologi 1 2 4 -3
Radiografer Pelaksana 0 2 3 -3 Kurang
Dokter Spesialis
Radiologi
Ahli Muda 1 0 1 0 Sesuai
Unit Gizi 4 0 9 -5
Nutrisionis Pelaksana 2 0 2 0 Sesuai
Nutrisionis Pelaksana
Lanjutan
0 0 3 -3 Kurang
Nutrisionis Penyelia 1 0 2 -1 Kurang
Nutrisionis Ahli Pertama 1 0 2 -1 Kurang

Dokter Spesialis 0 2 5 -5
Dokter Spesialis Obstetry
Ginekology
Ahli Muda 0 1 1 -1 Kurang
Dokter Spesialis Penyakit Ahli Muda
Dalam
0 0 1 -1 Kurang
Dokter Spesialis Bedah Ahli Muda 0 1 1 -1 Kurang
Dokter Spesialis Anak Ahli Muda 0 0 1 -1 Kurang
Dokter Spesialis Ahli Muda
Anastesilogi dan Terapi 0 0 1 -1 Kurang
Intesif
Jumlah 52 74 155 -103
Sumber : Seksi SDMK Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat Tahun 2020

Berdasarkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan dengan menggunakan


Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kesehatan) jumlah SDM Kesehatan
untuk saat ini 52 orang, seharusnya berjumlah 155 orang, kesenjangan sebanyak 103
orang. Jenis ketenagaan yang sudah sesuai dengan kebutuhan yaitu Nutrisionis
pelaksana, dokter spesialis Radiologi, Pranata Laboratorium Kesehatan penyelia,
Perawat penyelia, Sanitarian ahli pertama, Terapis Gigi dan Mulut terampil, dan
Bidan terampil dan ahli pertama . Untuk Jenis ketenagaan yang sudah lebih yaitu
Bidan Penyelia dan Bidan ahli pertama.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
2. Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan Menggunakan Standar Minimal
Kesehatan
a. Kebutuhan SDM Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2020

Tabel 4.14
Kebutuhan SDM Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir
Barat Tahun 2020
Jumlah SDMK Seharusnya
Jumlah SDMK Saat Ini

Kesenjangan

Keadaan

No Kelompok dan Jenis SDMK


(PNS)

  2 3 4   7
DINAS KESEHATAN
         
KABUPATEN PESISIR BARAT
  Kepala Dinas Kesehatan 1      
 I SEKRETARIAT 13    
  Sekretaris 1    
SUBBAG BINA PROGRAM
3 6  
DAN INFORMASI
Kasubbag Bina Program dan
  1    
Informasi
1  a. Analis perencanaan dan anggaran 1 1 0 Sesuai
 2 b. pengelola kegiatan dan anggaran 0 2 -2 Kurang
c. Penyusun penelitian dan
 3 0 1 -1 Kurang
pengembangan
d. Pengelola monitoring dan
 4 1 1 0 Sesuai
evaluasi
 5 e. Analis data dan informasi 0 1 -1 Kurang
SUBBAG 9 13  

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
KEUANGAN,KEPEGAWAIAN
DAN UMUM
Kasubbag Keuangan, kepegawaian
  1    
dan umum
 6 a. pengadministrasi persuratan 1 1 0 Sesuai
 7 b. Bendahara 1 2 -1 Kurang
 8 c. Pengelola gaji 1 2 -1 Kurang
 9 d. Bendahara pembantu/PUM 3 3 0 Sesuai
e. Pengelola pengadaan barang dan
 10 1 2 -1 Kurang
jasa
 11 f. Arsipasi 1 2 -1 Kurang
 12 g. Pramu kebersihan 0 1 -1 Kurang
BIDANG PELAYANAN DAN
 II 9    
SUMBER DAYA KESEHATAN
Kepala Bidang Pelayanan dan SDK
1
     

SEKSI PELAYANAN
5 9  
KESEHATAN, JKN DAN BATRA
Kasie Pelayanan kesehatan, JKN
  1    
dan Batra
a. Analis Monitoring, evaluasi dan
 13 1 1 0 Sesuai
pelaporan
 14 b. Pengelola program dan kegiatan 1 3 -2 Kurang
c. Pengelola Program dan jaminan
 15 1 1 0 Sesuai
pemeliharaan kesehatan
d. Pengelola data jaminan
 16 0 1 -1 Kurang
kesehatan
 17 e. analis penilaian dan akreditasi 1 1 0 Sesuai
 18 f. pengelola rujukan kesehatan 0 0 0 Sesuai
g. analis pembayaran jaminan
 19 0 2 -2 Kurang
kesehatan
SEKSI KEFARMASIAN DAN
2 8  
ALAT KESEHATAN
Kasie Kefarmasian dan alat
  1    
kesehatan
 20 a. Pengelola program dan kegiatan 0 2 -2 Kurang
 21 b. penyuluh obat dan makanan 1 1 0 Sesuai
 22 c. pengelola obat dan alat kesehatan 0 1 -1 Kurang
 23 d. analis obat dan makanan 0 1 -1 Kurang
e. pengadministrasian gudang
 24 0 1 -1 Kurang
farmasi
f. pengadministrasian sarana dan
 25 0 1 -1 Kurang
prasarana
 26 g. apoteker 0 1 -1 Kurang
SEKSI SUMBER DAYA
1 6  
MANUSIA KESEHATAN
Kasie Sumber Daya Manusia
  1    
Kesehatan
a. Pengelola Profesi Sumber Daya
 27 0 1 -1 Kurang
Manusia

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
 28 b. Pengelola Perizinan 0 1 -1 Kurang
c. Pengadministrasi Tugas Belajar/
 29 0 1 -1 Kurang
Ijin Belajar
d. Analis Perencanaan Sumber
 30 0 2 -2 Kurang
Daya Manusia Aparatur
e. Pengelola Kegiatan dan
 31 0 1 -1 Kurang
Anggaran
BIDANG KESEHATAN
III  15    
MASYARAKAT
Kepala Bidang Kesehatan
  1    
Masyarakat
SEKSI KESEHATAN
LINGKUNGAN, MAKAN DAN
5 5  
MINUM, KESEHATAN KERJA
DAN OLAH RAGA
Kasie Kesehatan Lingkungan,
Makan dan Minum Kesehatan
  1    
Kerja & Olah Raga

a. Penyuluh Kesehatan dan


 32 1 1 0 Sesuai
Keselamatan Kerja
b. Pengelola Sarana Kesehatan
 33 1 2 -1 Kurang
Lingkungan
 34 c. Pengelola Program dan Kegiatan 1 1 0 Sesuai
 35 d. Penyuluh Obat dan Makanan 1 1 0 Sesuai
SEKSI PROMOSI KESEHATAN
DAN PEMBERDAYAAN 5 4  
MASYARAKAT
Kasie Promosi Kesehatan &
  1    
Pemberdayaan Masyarakat
 36 a. Penyuluh kesehatan masyarakat 1 1 0 Sesuai
 37 b. penyusun rencana promosi 2 2 0 Sesuai
 38 c. pengelola program dan laporan 1 1 0 Sesuai
SEKSI KESEHATAN
4 4  
KELUARGA DAN GIZI
  Kasie Kesehatan Keluarga dan Gizi 1    
 39 a. Analis Gizi 0 1 -1 Kurang
b. Pengelola Program kesehatan
 40 1 1 0 Sesuai
keluarga
 41 c. Pengelola Program Gizi 2 1 1 Lebih
 42 d. Analis Kesehatan Ibu dan Anak 0 1 -1 Kurang
BIDANG PENCEGAHAN DAN
IV 8    
PENGENDALIAN PENYAKIT
Kepala Bidang Pencegahan dan
  1    
Pengendalian Penyakit
SEKSI PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT 4 5  
MENULAR
Kasie Pencegahan dan Pengendlian
  1    
Penyakit Menular
a. Pengadministrasi Program
 43 1 1 0 Sesuai
PemberantasanPenyakit Menular
b. Pengelola Pemberantasan
 44 1 2 -1 Kurang
Penyakit MenularLangsung

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
c. pengelola pelayanan penunjang
 45 0 1 -1 Kurang
diagnostik dan logistik
d. pengelola pemberantasan enyakit
 46 1 1 0 Sesuai
bersumber binatang
SEKSI SURVEILANS DAN
2 4  
IMUNISASI
  Kasie Surveilans dan imunisasi 1    
a. Pengawas Monitoring dan
 47 0 1 -1 Kurang
Evaluasi ImunisasiPuskesmas
 48 b. Pengelola Program Imunisasi 0 1 -1 Kurang
c. Pengelola Pengamatan Penyakit
 49 1 2 -1 Kurang
dan imunisasi
SEKSI PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR 1 3  
DAN KESEHATAN JIWA
Kasie Pengendalian Penyakit
  Tidak Menular & Kesehatan Jiwa 1    

a. Pengelola Penyakit Tidak


 50 1 2 -1 Kurang
Menular
 51 b. Pengelola Program dan Kegiatan 0 1 -1 Kurang
JUMLAH TOTAL ESSELON II,
  13 67 -36
III & IV
JUMLAH PEHITUNGAN
 
  SDMK 33    
  JUMLAH TOTAL PEGAWAI 46      
Sumber : Seksi SDMK Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Barat Tahun 2020

Berdasarkan Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 45 Tahun 2016 tentang


Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Pesisir Barat, Struktur Organisasi
Dinas Kesehatan Pesisir Barat terdiri dari 1 (satu) Kepala Dinas, 1 (satu)
Sekretariat dengan 2 (dua) Sub Bagian di bawahnya dan 3 (tiga) Bidang
dengan masing-masing 3 (tiga) Seksi di dalamnya.
Sekretariat membawahi Sub Bagian Bina Program dan Informasi dan Sub
Bagian Keuangan, Umum dan Kepegawaian. Sedangkan 3 (tiga) Bidang yang
dimaksud adalah (1) Bidang Kesehatan Masyarakat yang membawahi Seksi
Kesehatan Keluarga dan Gizi, Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat, dan Seksi Kesehatan Lingkungan, Makan minum, Kesehatan Kerja
dan Olah Raga ;
(2) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang membawahi Seksi
Surveilans dan Imunisasi, Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular, dan Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular ;
(3) Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang membawahi
Seksi Pelayanan, JKN dan Pengobatan Tradisional, seksi Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, dan Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, pada bagian Sekretariat
dipimpin oleh Sekretaris, dan setiap Bidang dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang, serta Seksi/Sub Bagian yang ada masing-masing dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi/Kepala Sub Bagian. Dalam melaksanakan tugas , pokok dan
fungsinya, setiap Seksi/Sub Bagian yang ada di Dinas Kesehatan Pesisir Barat
membawahi beberapa jenis jabatan pelaksana yang membantu dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari. Penyusunan Jabatan Pelaksana (JP) yang ada
di Dinas Kesehatan Pesisir Barat seluruhnya mengacu pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2018 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana Bagi Pegawai
Negeri Sipil (PNS) Di Lingkungan Instansi Pemerintah.

b. Kebutuhan SDM Kesehatan di Rumah Sakit Kabupaten Pesisir Barat Tahun


2020

Jumlah Rumah Sakit di Pesisir Barat sebanyak 1 Rumah Sakit, dan


merupakan rumah sakit tipe D yang masih masih membutuhkan dokter spesialis dasar
dan dokter spesialis penunjang serta beberapa jenis tenaga kesehatan lainnya. berikut
adalah gambaran kebutuhan di rumah sakit pesisir barat.
Tabel 4.15
Kebutuhan SDM Kesehatan di RSUD KH. Muhammad Thohir
STANDAR
SESUAI
SDMK
No Jenis SDMK PERMENKES KESENJANGAN
SAAT INI
3 TAHUN
2020
     
1 DIREKTUR 0 1 -1
2 KA TU 1 1 0
3 KASI. KEPERAWATAN 1 1 0
4 KASI. PELAYANAN & RM 1 1 0
5 DOKTER UMUM 6 4 2
6 DOKTER GIGI 2 2 0
7 SPESIALIS BEDAH 1 1 0
8 SPESIALIS OBGIN 1 1 0
9 SPESIALIS PENYAKIT DALAM 1 1 0
10 SPESIALIS ANAK 0 1 -1
11 SPESIALIS ANESTESIOLOGI 0 1 -1
12 SPESIALIS RADIOLOGI 1 1 0
13 PERAWAT 31 16 15
14 BIDAN 40 16 24
15 GIZI 4 2 2
16 FARMASI 2 2 0
17 APOTEKER 1 3 -2

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
18 ATLM 3 2 1
19 KESLING 1 2 -1
20 KESMAS 4 2 2
21 TERAPIS GIGI DAN MULUT 2 2 0
22 SUPIR AMBULANCE 3 3 0
23 CLEANING SERVICE 5 5 0
24 SATPAM 4 4 0
25 ADMINISTRASI 7 7 0
26 RADIOGRAFER 2 2 0
27 REFRAKSIONIS OPTOMETRIS 1 1 0
28 JURU MASAK 2 2 0
  JUMLAH 127 87 40
Sumber : SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan tenaga RSUD KH.
Muhammad Thohir berjumlah 127 kebutuhan berdasarkan Standar minimal 87 orang
kesenjangan 40 orang.
b. Kebutuhan SDM Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Pesisir Barat Tahun
2020

Beberapa metode dapat digunakan dalam menentukan jumlah kebutuhan


SDM Kesehatan, setiap metode memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kabupaten
Pesisir Barat menggunakan metode standar ketenagaan minimal di Puskesmas
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019. Data SDM
Kesehatan di Kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat di aplikasi SISDMK, dimana
dalam aplikasi tersebut juga terdapat data-data yang berkaitan dengan SDMK
seperti lisensi tenaga kesehatan, pelatihan yang pernah diikuti serta tenaga
kesehatan yang sedang melakukan pendidikan lanjut.
Jumlah Puskesmas di Kabupaten Pesisir Barat sampai saat ini sebanyak 11
Puskesmas, dengan kategori Puskesmas Rawat Inap sebanya 6 Puskesmas
sedangkan Puskesmas Rawat Jalan sebanyak 5 Puskesmas. Dari 11 Puskesmas
hanya 1 puskesmas yang sudah memiliki tenaga dokter gigi yaitu puskesmas
Ngambur, dan tenaga tersebut merupakan pegawai tidak tetap. Rekapitulasi
puskesmas yang masih kekurangan tenaga 9 jenis ketenagaan minimal adalah
sebagai berikut di tabel bawah.

Tabel 4.16
Gambaran Puskesmas Yang Belum Memiliki 9 Jenis Ketenagaan Minimal
JUMLAH PUSKESMAS TIDAK ADA
JENIS TENAGA SELURUH NAKES 9 JENIS
NO
KESEHATAN PUSKESMA MINIMAL
S JUMLAH %

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
1 DOKTER UMUM 11 1 9,1%
2 DOKTER GIGI 11 10 90,9%
3 PERAWAT 11 0 0%
4 BIDAN 11 0 0%
5 KEFARMASIAN 11 0 0%
KESEHATAN
6 11 1 9,1%
MASYARAKAT
KESEHATAN
7 11 0 0%
LINGKUNGAN
8 GIZI 11 0 0%
9 ATLM 11 0 0%

a. Kebutuhan Jabatan Fungsional tertentu di Puskesmas


Tabel 4.17
Kebutuhan Dokter Puskesmas Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020

Nama SDMK SDMK


No Kesenjangan Keadaan
Puskesmas saat ini seharusnya

1 Lemong 2 2 0 Sesuai
2 Krui 3 2 1 Lebih
3 Biha 2 2 0 Sesuai
4 Ngambur 2 2 0 Sesuai
5 Bengkunat 2 2 0 Sesuai
Bengkunat
6 2 2 0 Sesuai
Belimbing
7 Pulau Pisang 0 1 -1 Kurang
Pugung
8 2 1 1 Lebih
Tampak
Karya
9 1 1 0 Sesuai
Penggawa
10 Krui Selatan 1 1 0 Sesuai
11 Way Krui 1 1 0 Sesuai
TOTAL 18 17 1 Lebih
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan tenaga dokter
di Pesisir Barat sudah mencukupi hanya penyebarannya yang tidak merata,
dan masih terdapat puskesmas yang belum ada tenaga dokter. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa untuk Puskesmas Rawat Inap
standar minimal tenaga dokter umum berjumlah 2 (dua) orang sedangkan
untuk rawat jalan berjumlah 1 (satu) orang.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Dari 11 Puskesmas terdapat 8 Puskesmas yang kebutuhan tenaga
dokternya sudah sesuai Peraturan yaitu Puskesmas Lemong, Puskesmas
Biha, Puskesmas Ngambur, Puskesmas Bengkunat, Puskesmas Bengkunat
Belimbing, Puskesmas Karya Penggawa, Puskesmas Krui Selatan,
Puskesmas Way Krui.
Akan tetapi masih terdapat beberapa Puskesmas yang kekurangan
tenaga dokter seperti Puskesmas Pulau Pisang, begitu sebaliknya terdapat
beberapa Puskesmas yang kelebihan tenaga dokter seperti Puskesmas Krui,
akan tetapi berdasarkan Analisis Beban Kerja Puskesmas Krui masih
kekurangan tenaga dokter dikarenakan jumlah kunjungan Puskesmas Krui
sangat tinggi. Sementara untuk Puskesmas Pugung Tampak karena satu orang
dokter merangkap sebagai kepala puskesmas.
Puskesmas Pulau Pisang masih kekurangan tenaga dokter dikarenakan
dokter yang ditempatkan di Puskesmas Pulau Pisang melanjutkan studi
spesialis. Kekurangan dokter di Puskesmas Pulau Pisang dipenuhi dengan
memperbantukan tenaga dokter dari RSUD KH.M.Thohir dengan
menerapkan jadwal piket.
Selanjutnya untuk tahun 2021 Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat
akan melalukan perekrutan dokter umum dan dokter gigi untuk memenuhi
kebutuhan tenaga dokter umum dan dokter gigi di Puskesmas Pesisir Barat
dan persiapan menuju puskesmas yang akan menjadi rawat inap

Tabel 4. 18
Kebutuhan Dokter Gigi Puskesmas Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020
SDM
Nama SDMK Kesenjanga
No K saat Keadaan
Puskesmas seharusnya n
ini
1 Lemong 0 1 -1 Kurang 
2 Krui 0 1 -1 Kurang 
3 Biha 0 1 -1 Kurang 
4 Ngambur 1 1 0 Sesuai 
5 Bengkunat 0 1 -1 Kurang
Bengkunat
6 0 1 -1 Kurang 
Belimbing
7 Pulau Pisang 0 1 -1 Kurang 
8 Pugung Tampak 0 1 -1 Kurang 
9 Karya Penggawa 0 1 -1 Kurang 
10 Krui Selatan 0 1 -1 Kurang 
11 Way Krui 0 1 -1 Kurang 
TOTAL 1 11 -11 Kurang 
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Pada Tabel diatas dapat dilihat secara keseluruhan Kabupaten Pesisir
Barat masih kekurangan tenaga dokter Gigi. Dari 11 Puskesmas di Pesisir
Barat hanya 1 puskesmas yang sudah memiliki tenaga dokter gigi yaitu
Puskesmas Ngambur. Tenaga dokter gigi Puskesmas Ngambur ini
merupakan Pegawai Tidak Tetap. Selanjutnya pada tahun 2021 Pemerintah
Daerah Kabupaten Pesisir Barat akan melalukan rekruitmen Pegawai Tidak
Tetap untuk tenaga dokter gigi. Diharapkan melalui perekrutan Pegawai
Tidak Tetap, kebutuhan tenaga dokter gigi di Puskesmas Kabupaten Pesisir
Barat dapat terpenuhi.

Tabel 4.19
Kebutuhan Bidan Puskesmas Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020

SDMK SDMK
No Nama Puskesmas Kesenjangan Keadaan
saat ini seharusnya

1 Lemong 24 7 17 Lebih
2 Krui 47 7 40 Lebih
3 Biha 48 7 41 Lebih
4 Ngambur 42 7 35 Lebih
5 Bengkunat 29 7 22 Lebih
Bengkunat
6 44 7 37 Lebih
Belimbing
7 Pulau Pisang 14 4 10 Lebih
8 Pugung Tampak 17 4 13 Lebih
9 Karya Penggawa 26 4 22 Lebih
10 Krui Selatan 23 4 19 Lebih
11 Way Krui 15 4 11 Lebih
TOTAL 329 62 267 Lebih
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa Tenaga Bidan di Kabupaten


Pesisir Barat sudah mencukupi, bahkan melebihi dari standar ketenagaan
sesuai peraturan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa untuk Puskesmas
Rawat Inap standar minimal tenaga bidan berjumlah 7 (tujuh) orang
sedangkan untuk rawat jalan berjumlah 4 (empat) orang. Kelebihan tenaga
bidan di Pesisir Barat dikarenakan adanya bidan dari tenaga kontrak yang
melebihi kebutuhan.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 4. 20
Kebutuhan Perawat Puskesmas Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020

Nama SDMK SDMK


No Kesenjangan Keadaan
Puskesmas saat ini seharusnya

1 Lemong 7 8 -1 Kurang
2 Krui 28 8 20 Lebih
3 Biha 21 8 13 Lebih
4 Ngambur 23 8 15 Lebih
5 Bengkunat 19 8 11 Lebih
Bengkunat
6 21 8 13 Lebih
Belimbing
7 Pulau Pisang 10 5 5 Lebih
8 Pugung Tampak 10 5 5 Lebih
9 Karya Penggawa 12 5 7 Lebih
10 Krui Selatan 6 5 1 Sesuai
11 Way Krui 6 5 1 Lebih
TOTAL 163 73 90 Lebih
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Dari tabel di atas secara keseluruhan jumlah tenaga perawat sudah


mencukupi. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa untuk
Puskesmas Rawat Inap standar minimal tenaga keperawatan berjumlah 8
(delapan) orang sedangkan untuk rawat jalan berjumlah 5 (lima) orang. Di
Kabupaten Pesisir Barat jumlah tenaga perawat sudah mencukupi bahkan
berlebih, akan tetapi masih terdapat satu Puskesmas yang kekurangan
tenaga perawat yaitu Puskesmas Lemong. Kekurangan tenaga perawat di
Puskesmas Lemong dipenuhi dengan memindahkan tenaga perawat dari
Puskesmas lain.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 4. 21
Kebutuhan Kesehatan Masyarakat Puskesmas
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020

Nama SDMK SDMK


No Kesenjangan Keadaan
Puskesmas saat ini seharusnya

1 Lemong 1 1 0 Sesuai
2 Krui 4 2 2 Lebih
3 Biha 2 1 1 Lebih
4 Ngambur 0 1 -1 Kurang
5 Bengkunat 2 1 1 Lebih
Bengkunat
6 2 1 1 Lebih
Belimbing
7 Pulau Pisang 3 1 2 Lebih
8 Pugung Tampak 1 1 0 Sesuai
9 Karya Penggawa 2 1 1 Lebih
10 Krui Selatan 1 1 0 Sesuai
11 Way Krui 1 1 0 Sesuai
TOTAL 19 12 7 Lebih
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat standar ketenagaan minimal
Puskesmas Rawat Inap dan rawat jalan untuk tenaga kesehatan masyarakat
berjumlah 1 (satu) orang.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa saat ini tenaga kesehatan
masyarakat sudah mencukupi, hanya penyebarannya yang kurang merata.
Akan tetapi masih ada satu Puskesmas yang kekurangan tenaga Kesehatan
Masyarakat yaitu Puskesmas Ngambur. Kekurangan tenaga kesehatan
masyarakat di Puskesmas Ngambur dipenuhi dengan memindahkan tenaga
kesehatan masyarakat dari Puskesmas lain. Tenaga Kesehatan Masyarakat
di Kabupaten Pesisir Barat terpenuhi melalui pengadaan CPNS dan tenaga

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
kontrak baik kontrak daerah, sukarela maupun BOK, serta adanya tenaga
Nusantara Sehat dari pusat.

Tabel 4. 22
Kebutuhan Kesehatan Lingkungan Puskesmas
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020

Nama SDMK SDMK


No Kesenjangan Keadaan
Puskesmas saat ini seharusnya

1 Lemong 2 1 1 Lebih
2 Krui 2 1 1 Lebih
3 Biha 2 1 1 Lebih
4 Ngambur 1 1 0 Sesuai
5 Bengkunat 1 1 0 Sesuai
Bengkunat
6 3 1 2 Lebih
Belimbing
7 Pulau Pisang 2 1 1 Lebih
Pugung
8 2 1 1 Lebih
Tampak
Karya
9 2 1 1 Lebih
Penggawa
10 Krui Selatan 2 1 1 Lebih
11 Way Krui 1 1 0 Sesuai
TOTAL 20 11 9 Lebih
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat standar ketenagaan minimal
Puskesmas Rawat Inap dan rawat jalan untuk tenaga kesehatan lingkungan
berjumlah 1 (satu) orang. Tenaga Kesehatan Lingkungan di Kabupaten
Pesisir Barat terpenuhi melalui pengadaan CPNS dan tenaga kontrak baik
kontrak daerah, sukarela maupun BOK, serta adanya tenaga Nusantara
Sehat dari pusat.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 4.23
Kebutuhan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Puskesmas
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020

Nama SDMK SDMK


No Kesenjangan Keadaan
Puskesmas saat ini seharusnya

1 Lemong 2 1 1 Lebih
2 Krui 2 1 1 Lebih
3 Biha 1 1 0 Sesuai
4 Ngambur 1 1 0 Sesuai
5 Bengkunat 2 1 1 Lebih
Bengkunat
6 2 1 1 Lebih
Belimbing
7 Pulau Pisang 3 1 2 Lebih
Pugung
8 1 1 0 Sesuai
Tampak
Karya
9 1 1 0 Sesuai
Penggawa
10 Krui Selatan 1 1 0 Sesuai
11 Way Krui 1 1 0 Sesuai
TOTAL 17 11 6 Lebih
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa untuk Puskesmas
Rawat Inap standar minimal tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik
berjumlah 2 (dua) orang sedangkan untuk rawat jalan berjumlah 1 (satu)
orang.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa saat ini tenaga Ahli Teknologi
Laboratorium Medik di Puskesmas sudah cukup.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 4.24
Kebutuhan Tenaga Gizi Puskesmas Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020

Nama SDMK SDMK


No Kesenjangan Keadaan
Puskesmas saat ini seharusnya

1 Lemong 2 2 0 Sesuai
2 Krui 1 2 -1 Kurang
3 Biha 2 2 0 Sesuai
4 Ngambur 3 2 1 Lebih
5 Bengkunat 2 2 0 Sesuai
Bengkunat
6 3 2 1 Lebih
Belimbing
7 Pulau Pisang 2 1 1 Lebih
8 Pugung Tampak 1 1 0 Sesuai
Karya
9 1 1 0 Sesuai
Penggawa
10 Krui Selatan 1 1 0 Sesuai
11 Way Krui 1 1 0 Sesuai
TOTAL 19 17 2 Lebih
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa untuk Puskesmas
Rawat Inap standar minimal tenaga Gizi berjumlah 2 (dua) orang,
sedangkan untuk rawat jalan berjumlah 1 (satu) orang.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa saat ini tenaga Gizi sudah
mencukupi, hanya penyebarannya yang kurang merata. Akan tetapi masih
ada satu Puskesmas yang kekurangan tenaga Gizi yaitu Puskesmas Krui.
Kekurangan tenaga Gizi di Puskesmas Krui dipenuhi dengan memindahkan
tenaga Gizi dari Puskesmas lain. Tenaga Gizi di Kabupaten Pesisir Barat
terpenuhi melalui pengadaan CPNS dan tenaga kontrak baik kontrak daerah,
sukarela maupun BOK, serta adanya tenaga Nusantara Sehat dari pusat.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 4. 25
Kebutuhan Tenaga Apoteker Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020

SDMK SDMK
No Nama Puskesmas Kesenjangan Keadaan
saat ini seharusnya

1 Lemong 1 1 0 Sesuai
2 Krui 1 1 0 Sesuai
3 Biha 1 1 0 Sesuai
4 Ngambur 1 1 0 Sesuai
5 Bengkunat 1 1 0 Sesuai
Bengkunat
6 1 1 0 Sesuai
Belimbing
7 Pulau Pisang 2 1 1 Lebih
8 Pugung Tampak 1 1 0 Sesuai
9 Karya Penggawa 1 1 0 Sesuai
10 Krui Selatan 0 1 -1 Kurang 
11 Way Krui 0 1 -1 Kurang 
TOTAL 10 11 -1 Kurang 
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa untuk Puskesmas
Rawat Inap maupun Rawat Jalan standar minimal tenaga Apoteker
berjumlah 1 (satu) orang.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa tenaga Apoteker di Puskesmas
Kabupaten Pesisir Barat masih kurang. Puskesmas yang masih kekurangan
tenaga Apoteker yaitu Puskesmas Krui Selatan dan Puskesmas Way Krui.
Sedangkan Puskesmas yang kelebihan tenaga Apoteker yaitu Puskesmas
Pulau Pisang, hal ini dikarenakan adanya tenaga dari Nusantara Sehat.
Kekurangan tenaga apoteker di Puskesmas dapat dipenuhi dengan
mengusulkan melalui pengadaan CPNS maupun tenaga kontrak daerah.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 4.26
Kebutuhan Tenaga Farmasi Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020

SDMK SDMK
No Nama Puskesmas Kesenjangan Keadaan
saat ini seharusnya

1 Lemong 1 1 0 Sesuai
2 Krui 2 1 1 Lebih
3 Biha 1 1 0 Sesuai
4 Ngambur 2 1 1 Lebih
5 Bengkunat 1 1 0 Sesuai
Bengkunat
6 2 1 1 Lebih
Belimbing
7 Pulau Pisang 2 1 1 Lebih
8 Pugung Tampak 1 1 0 Sesuai
9 Karya Penggawa 1 1 0 Sesuai
10 Krui Selatan 1 1 0 Sesuai
11 Way Krui 1 1 0 Sesuai
TOTAL 15 11 4 Lebih
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa untuk Puskesmas
Rawat Inap dan Rawat Jalan standar minimal tenaga Farmasi berjumlah 1
(satu) orang.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa tenaga Farmasi di Puskesmas
Kabupaten Pesisir Barat sudah mencukupi, dan ada beberapa Puskesmas
yang kelebihan tenaga Farmasi yaitu Puskesmas Krui, Puskesmas Ngambur,
Puskesmas Bengkunat Belimbing, dan Puskesmas Pulau Pisang. Saat ini
tenaga Farmasi di Puskesmas sudah terpenuhi dari pengadaan tenaga CPNS,
kontrak daerah dan Nusantara Sehat.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 4.27
Kebutuhan Tenaga Terapis Gigi dan Mulut
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020

Nama SDMK SDMK


No Kesenjangan Keadaan
Puskesmas saat ini seharusnya

1 Lemong 1 1 0 Sesuai
2 Krui 2 1 1 Lebih 
3 Biha 1 1 0 Sesuai 
4 Ngambur 3 1 2 Lebih 
5 Bengkunat 2 1 1 Lebih 
Bengkunat
6 2 1 1 Lebih 
Belimbing
7 Pulau Pisang 1 1 0 Sesuai 
Pugung
8 1 1 0 Sesuai 
Tampak
Karya
9 1 1 0 Sesuai 
Penggawa
10 Krui Selatan 0 1 -1 Kurang 
11 Way Krui 1 1 1 Lebih 
TOTAL 15 11 4 Lebih 
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa untuk Puskesmas
Rawat Inap dan Rawat Jalan standar minimal tenaga Terapis Gigi dan Mulut
berjumlah 1 (satu) orang.
Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa tenaga Terapis Gigi dan Mulut
sudah mencukupi, akan tetapi penempatannya belum merata. Puskesmas
yang masih kekurangan tenaga terapis gigi dan mulut yaitu Puskesmas Krui
Selatan. Kekurangan tenaga Terapis Gigi dan Mulut di Puskesmas Krui
Selatan ini dipenuhi dengan memindahkan tenaga terapis gigi mulut dari
puskesmas lain.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Tabel 4.28
Kebutuhan Tenaga Administrasi
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2020

Nama SDMK SDMK


No Kesenjangan Keadaan
Puskesmas saat ini seharusnya

1 Lemong 2 1 1 Lebih
2 Krui 7 1 6 Lebih
3 Biha 10 1 9 Lebih
4 Ngambur 2 1 1 Lebih
5 Bengkunat 1 1 0 Sesuai
Bengkunat
6 2 1 1 Sesuai
Belimbing
7 Pulau Pisang 1 1 0 Sesuai
Pugung
8 2 1 1 Sesuai
Tampak
Karya
9 5 1 4 Lebih
Penggawa
10 Krui Selatan 4 1 3 Lebih
11 Way Krui 5 1 4 Lebih
TOTAL 41 11 30 Lebih
Sumber: SDMK Dinkes Kab.Pesisir Barat tahun 2020

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa untuk Puskesmas Rawat
Inap dan Rawat Jalan standar minimal tenaga Administrasi berjumlah 1 (satu)
orang. Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa tenaga Administrasi di
Puskesmas sudah mencukupi

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
BAGIAN V
KESIMPULAN
DAN
REKOMENDAS
I
5.1 KESIMPULAN

1. Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan perhitungan metode


Analisis Beban Kerja masih memiliki kekurangan pegawai sebanyak 48 orang
dan jabatan fungsional sebanyak 21 orang.
Sekretariat Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat berjumlah 12
orang, Standar kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja 23 orang jadi
terdapat kekurangan berjumlah 11 orang. Tenaga yang sesuai yaitu pada
kelompok Jabatan Analis Keuangan Bendahara, Pengelola Gaji, Pengelola
Barang Milik Negara, Pranata Pengarsipan. Meskipun terpenuhi tapi
berdasarkan kualifikasi pendidikan belum sesuai dimana untuk pengurusan
administrasi keuangan dan barang dipegang oleh tenaga yang kualifikasi
pendidikan dari tenaga kesehatan, untuk meningkatkan kompetensi tenaga
tersebut harus diberikan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan jenis jabatan
yang dikerjakan.
Bidang Kesehatan Masyarakat berjumlah 9 orang. Standar kebutuhan
pegawai berdasarkan beban kerja 19 orang jadi terdapat kekurangan
berjumlah 10 orang. Tenaga yang kurang yaitu pada kelompok jabatan Analis
Kesehatan Ibu dan Anak, Pengelola Program Gizi, Pengelola Program
Kesehatan Keluarga, Analis Kesehatan Kerja, Pengelola Sarana Kesehatan
Lingkungan, Analis Pemberdayaan Masyarakat, Penyusun Rencana Promosi,
Pengelola Penggerak PSM di bidang kesehatan. Tenaga yang ada sudah sesuai
dengan kualifikasi pendidikan dari jabatan yang dikerjakan.
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit berjumlah 4 orang,
jumlah seharusnya 14 orang terjadi kekurangan sebanyak 10 orang. Tenaga
yang sesuai yaitu pada kelompok jabatan Pengelola Pemberantasan Penyakit
Menular Langsung.
Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Manusia Kesehatan
berjumlah 4 orang. Standar kebutuhan pegawai 21 orang jadi terdapat
kekurangan berjumlah 17 orang. Semua kelompok jabatan pelaksana pada
Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Manusia Kesehatan masih
kurang, bahkan di Seksi SDMK dari 3 jenis jabatan pelaksana belum ada
satupun PNS nya, sedangkan seksi ini berdasarkan tugas dan fungsinya
Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93
2020
menganalisa dan mengatur perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan, baik
melalui pengadaan CPNS maupun dengan peningkatan pendidikan.

Dinas Kesehatan juga memiliki kekurangan 7 Jabatan Tenaga


Fungsional yang terdiri dari Efidemiologi Kesehatan ahli pertama (3 orang)
dan ahli muda (3 orang), Penyuluh kesehatan masyarakat ahli pertama (4
orang), Pembimbing kesehatan kerja ahli pertama (3 orang), Sanitarian
pelaksana lanjutan (2 orang) dan ahli pertama (2 orang) serta administrator
kesehatan ahli pertama (4 orang).

2. Secara keseluruhan, Puskesmas Kabupaten Pesisir Barat kekurangan tenaga


Dokter Gigi sebanyak 10 orang dan Apoteker sebanyak 1 orang. Ketersediaan
tenaga kesehatan di Puskesmas masih belum merata, seperti dapat dilihat
bahwa beberapa tenaga puskesmas masih ada yang kurang dan masih ada
yang berlebih. Kekurangan kebutuhan tenaga Kesehatan Puskesmas
kabupaten Pesisir Barat dipenuhi dengan adanya pengangkatan CPNS tahun
2018, pengrekrutan Ptt (Pegawai tidak tetap) dan tenga kontarak Bok serta
pengadaan tenaga kontrak daerah dan pengusulan tenaga Nusantara Sehat.

3. Rumah Sakit K.H.M.Thohir masih kekurangan dokter spesialis patologi klinik


1 orang, dokter spesialis obstetry ginekology 1 orang, dokter spesialis
penyakit dalam 1 orang, dokter spesialis bedah 1 orang, dokter spesialis anak
1 orang, dokter spesialis anastesiologi dan terapi intesif. Sedangkan untuk
dokter ahli pertama sebanyak 4 orang, dokter gigi 1 orang, Apoteker 2 orang,
asisten apoteker 4 orang, perawat 10 orang. fisioterafi 3 orang, radiografer 2
orang, pranata laboratorium 3 orang, rekam medik 5 orang, bidan terampil 1
orang, Bidan Mahir 1 orang, perawat 19 orang, penata astesi 2 orang,
penyuluh kesehatan masyarakat 1 orang, refraksionis optisien 1 orang, teknisi
elektromedik 3 orang, laboratorium kesehatan 5, pengawas farmasi makanan
3 orang, radiografer 3 orang, nutrisionis 5 orang. Secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa di RSUD K.H.M Thohir masih kekurangan tenaga
kesehatan khususnya dokter spesialis, pemenuhan formasi dokter spesialis ini
dilakukan melalui PPDS (Program Pendayagunaan Dokter Spesialis).

Kekurangan kebutuhan tenaga kesehatan di RSUD K.H.M.Thohir kabupaten


Pesisir Barat dipenuhi dengan adanya pengangkatan CPNS tahun 2018,
pengadaan tenaga kontrak daerah dan pengrekrutan Ptt (Pegawai tidak tetap).

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
5.2 Rekomendasi

1. Agar kebutuhan tenaga kesehatan sesuai dengan kondisi di lapangan, maka


perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan di fasyankes sebaiknya
menggunakan hasil capaian yang benar-benar terjadi di lapangan.

2. Perlu adanya koordinasi antara Pemerintah Daerah dalam hal ini Badan
Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat
dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat dalam penerimaan Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) agar formasi penerimaan tenaga kesehatan
sesuai dengan kebutuhan tenaga kesehatan di Kabupaten Pesisir Barat baik
jumlah maupun kualifikasi pendidikan

3. Sampai dengan saat ini Kabupaten Pesisir Barat masih banyak kekurangan
tenaga Kesehatan. Usaha yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan adalah
mengajukan kepada Bupati melalui BKD Kabupaten Pesisir Barat untuk
pengangkatan/penerimaan pegawai kontrak daerah dan PTT dokter. Hasilnya
Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat tahun 2021 menganggarkan untuk
pengangkatan PTT Daerah untuk 10 tenaga dokter Umum dan dokter Gigi.

4. Sejalan dengan semangat otonomi daerah, maka tenaga kesehatan menjadi


bagian dan tanggung jawab dari pemerintah daerah dalam perencanaan,
pengadaan, pendayagunaan, pengawasan dan pembinaannya, oleh kerena itu
perlu adanya campur tangan Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan antara lain dalam pengadaan Pegawai Tidak Tetap Daerah dan
Pegawai Kontrak Daerah.

5. Agar Dokumen Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan ini digunakan


sebagai acuan untuk pengadaan CPNS, Pegawai Tidak Tetap Daerah dan
Tenaga Kontrak daerah.

Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 93


2020
Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Kab.Pesisir Barat 2020 93

Anda mungkin juga menyukai