Anda di halaman 1dari 2

Paper Impak No.

6
ATIKA RAHMAHWATI | 1406606594 | 1

Fenomena TWIP dan TRIP pada Material dan Pengaruhnya terhadap


Ketangguhan

Ketangguhan (toughness) adalah kemampuan materal menyerap energi


hingga patah. Material disebut tangguh jika memiliki kekuatan dan keuletan yang
tinggi. Pada paper ini dibahas jenis penguatan yaitu fenomena TRIP
(TRansformation Induced Plasticity) dan fenomena TWIP (TWinning Induced
Plasticity). Untuk berikutnya saya akan menggunakan kata baja trip dan baja twip,
keduanya diberi nama trip dan twip diperoleh dari mekanisme TRIP
(TRansformation Induced Plasticity) dan mekanisme TWIP (TWinning Induced
Plasticity).
Fenomena TRIP (TRansformation Induced Plasticity) yaitu mekanisme
penguatan yang melibatkan transformasi fasa selama deformasi plastis. Baja trip
adalah paduan baja yang memiliki kekuatan dan keuletan yang sangat baik karena
mekanisme TRIP ini. Pada saat mengalami perubahan bentuk akibat forming ,
transformasi austenite berubah menjadi martensite selama deformasi plastis.
Transformasi austenit menjadi martesite prisnsipnya hampir sama seperti difusi.
Bentuk nukleasi martensit saat deformasi plastis secara mikroskopis terlihat
deformasinya besar. Nukleasi ini memicu pembentukan fasa martensit. Daerah
nukleasi dikenal sebagai shear bands, di mana kristalografi defects seperti
stacking fault bundles.
Fenomena berikutnya adalah TWIP (TWinning Induced Plasticity)
mekanisme twinning yang mengakibatkan terjadinya penguatan material saat
dideformasi plastis. Baja twip memiliki struktur sepenuhnya austenitik pada suhu
kamar karena kandungan mangan yang tinggi dari 17% hingga 24%. Ketika mikro
strukturnya menjadi lebih halus, tingkat pengerasan sesaat nilai tertinggi (n-nilai)
akan menjadi hasil dari twinning tersebut. twin boundaries yang dihasilkan
meningkatkan kekuatan baja dengan berperilaku seperti batas butir.
Berbicara tentang ketangguhan tidak hanya kekuatan tetapi juga keuletan
yaitu sifat yang menggambarkan kemampuan logam menahan deformasi hingga
terjadi perpatahan dan kita bisa mengetahui tingkat keuletannya melalui elongasi
material tersebut. Berdasarkan sumber didapat grafik berikut, dari grafik dapat
diamati. Baja TWIP memiliki kombinasi unik dari stretchability sangat tinggi dan
kekuatan tinggi. Baja twip memiliki kekuatan tarik lebih dari 1100 MPa dan Baja
TRIP mencapai 1100 MPa
Paper Impak No.6
ATIKA RAHMAHWATI | 1406606594 | 1

Pada kondisi pembebanan statis, ketangguhan dapat diketahui dengan


mengukur luas daerah dibawah kurva regangan tegangan. Engineering strain
untuk baja TWIP bisa mencapai lebih dari 50% dan elongasi untuk baja TRIP
yang bisa mencapai 30%.

Fig1. Engineering stress-strain curve of TRIP TRIP 350/600 with a greater total
elongation than DP 350/600 and HSLA 350/450

Fig2. Engineering stress-strain curve of TWIP Fe-3 Mn steel

Jadi dapat ditarik kesimpulan perbedaan antara baja TRIP dan baja TWIP.
Dalam baja TRIP, austenit (yang stabil pada pendinginan) tidak stabil di bawah
beban mekanik dan mengalami transformasi fase (martensit), sedangkan pada baja
twip, mekanisme dominan adalah twinning tanpa transformasi fasa. Baja Twip
baja umumnya memiliki elongasi lebih tinggi dari baja TRIP bersama dengan
kemampuan kekuatan yang sama. Jelas properti adalah komposisi didorong dan
aplikasi berorientasi.

Referensi:
 Dr. Stuart Keeler, Sc.D., Dr. Menachem Kimchi, M.Sc, 2013, Advanced High-Strength Steels:
Science, Technology, and Applications. ASM International
 Mahmoud Y. Demeri. Buku Advanced High-Strength Steels Application Guidelines V5 . World
Auto Steel

Anda mungkin juga menyukai