Apa pekerjaan yang paling membosankan? Menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan. Sdr. hari ini kita memasuki minggu adven yang pertama, disimbolkan dengan satu lilin yang dinyalakan. Kata adven berasal dari bahasa Latin adventus yang berarti kedatangan. Kata adven itu sendiri memilki tiga pengertian, yakni: 1. Masa empat minggu sebelum natal yang oleh orang Kristen tertentu diingat sebagai masa puasa dan doa. 2. Mengacu kepada kedatangan Kristus pada saat Ia menjadi manusia dalam hal ini kedatangan Kristus sebagai bayi. Adven ini juga sering disebut sebagai inkarnasi Allah. Saya menyebut kedua pengertian advent ini (1 dan 2) sebagai adven pertama. 3. Mengacu kepada kedatangan Kristus untuk kedua kalinya, bukan sebagai bayi lagi, melainkan sebagai Raja di atas segala raja. Adven dalam pengertian pertama dan kedua sudah terjadi, akan tetapi adven dalam pengertian yang ketiga, yaitu kedatangan Kristus untuk kedua kalinya belum terjadi, akan tetapi pasti akan terjadi. Secara garis besar perikop ini merupakan bagian akhir khotbah Yesus tentang akhir zaman, yang menjadi pertanyaan para murid2 (Mrk 13:4) katakanlah kepada kami bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tandanya, kalau semuanya itu akan sampai kepada kesudahan? Masa kedatangan Yesus kembali tidak dapat diketahui secara pasti kapan waktunya (Mrk 13 : 32). Namun demikian kita diajar dengan perumpaan pohon ara untuk mengenal tanda tentang hari Tuhan. Waktu (kairos) yang telah ditentukan Tuhan itu pasti akan tiba. Karena itu yang jadi soal sesungguhnya bukan datang atau tidaknya waktu tsb melainkan apakah kita bersiap menyambut datangnya waktu tsb? Bagaimanakah sikap yang benar di dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus untuk yang kedua kalinya (masa adven kedua itu), yaitu: 1. Kita tidak boleh berspekulasi dengan menghitung-hitung hari kedatangan Tuhan Yesus (ay. 32). Di internet saat ini tengah dibanjiri tulisan yang membahas prediksi suku Maya yang pernah hidup di selatan Meksiko atau Guatemala tentang kiamat yang bakal terjadi pada 21 Desember 2012. Pada manuskrip peninggalan suku yang dikenal menguasai ilmu falak dan sistem penanggalan ini, disebutkan pada tanggal di atas akan muncul gelombang galaksi yang besar sehingga mengakibatkan terhentinya semua kegiatan di muka bumi ini. Lima (5) tahun yang lalu sekte pondok nabi pimpinan Pdt. Mangapin Sibuea di Bale Endah mengatakan bahwa 10 Nopember 2003 adalah awal kiamat. Dia juga mengatakan bahwa selama 3 tahun terhitung tgl 10 Nop 2003 11 Mei 2007 Nabi Musa dan Elia akan melaksanakan tugasnya untuk menguatkan anak-anak Tuhan yang tertinggal supaya tidak menghujat Tuhan Yesus. Dia menambahkan bahwa 11 Mei 2007 adalah peristiwa di mana manusia sudah tidak ada lagi. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh penganut sekte pondok nabi itu bukanlah yang pertama kali terjadi di dalam sejarah kekristenan. Sebelumnya sekte pondok nabi itu telah terjadi sedikitnya 7 kali penyimpangan terhadap ajaran kedatangan Kristus yang kedua (the second coming). Kebanyakan dari mereka ketika mengetahui bahwa Tuhan Yesus tidak datang seperti yang telah mereka ramalkan, akhirnya melakukan bunuh diri massal. Selain Sibuea, banyak pemimpin sekte-sekte lain yang juga “gagal” meramalkan kapan kiamat dunia datang. Beberapa di antara mereka adalah: JIM JONES - Pemimpin sekte Peoples Temple begitu memukau sekitar 900 orang pengikutnya untuk berdiam di Guyana, Amerika Selatan. Di tahun 1975 mereka berkumpul di sana untuk “menjemput” kiamat dengan cara minum sari buah yang dituang dalam sebuah tong dan sudah diberi racun cyanida dan obat bius. Dari korban- korban yang selamat dari acara bunuh diri masal itu, diketahui giliran pertama ialah bayi-bayi yang dicekoki, lalu anak-anak dan akhirnya para jemaat. Yang menolak minum, ditembak mati oleh para pengawal Jim Jones. Jim Jones sendiri ditemukan tewas dengan sebutir peluru di kepalanya. Tidak diketahui siapa yang menembaknya atau ia memang sengaja bunuh diri. DAVID KORESH - Tahun 1993, sekitar 130 pengikut David Koresh, pemimpin sekte “Ranting Daud” berkumpul di sebuah ranch Apocalypse, Texas. Mereka berkumpul mendengarkan David Koresh berkhotbah dan bersama-sama menantikan datangnya kiamat dan siap “terangkat” ke surga pada hari pengangkatan. Tetapi, saat yang ditunggu tak muncul. Sebaliknya yang muncul adalah petugas FBI yang mau menangkap David Koresh dengan tuduhan kepemilikan senjata secara ilegal. Setelah dikepung selama 51 hari dan berkali-kali dibujuk, David bersama jemaatnya tak mau menyerah. Akhirnya FBI menyerang. 75 orang pengikut David bunuh diri dengan menusuk dan menembak diri sendiri, tertembak, bahkan akibat gas di dalam benteng yang telah mereka bangun. JOSEPH KIBWETERE - mantan imam Katholik di Uganda meramalkan kiamat akan terjadi pada tanggal 31 Desember 1999. Untuk menanti datangnya hari kiamat, jemaatnya disuruh menjual seluruh harta kekayaan mereka. Ketika tiba tanggal yang ditentukan, kiamat tak muncul juga. Joseph meralat 31 Desember 2000. Gilanya, sebelum tanggal tersebut tiba, dia menyuruh seluruh jemaatnya berkumpul di sebuah bangunan gereja. Setelah semua jemaat berkumpul di dalam, pintu serta jendela gereja ditutup dan Joseph membakar gereja tersebut. Akibatnya, ketika api padam, pihak keamanan menemukan 330 tengkorak manusia dalam keadaan gosong di antara puing-puing. Oleh karena itu, kita tidak boleh berspekulasi dengan menghitung-hitung dan kemudian menetapkan tanggal kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali seperti yang dilakukan oleh Pdt. Mangapin Sibuea dan beberapa pemimpin sekte yang lain, tindakan ini jelas merupakan sikap orang tidak beriman dan justru akan merusak hubungan kita dengan Tuhan. Frase Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu… dalam ay. 32 oleh Tuhan Yesus ditegaskan lagi dalam ayat 33b “…Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba dan dalam perumpamaan tentang tuan dan hamba dalam ayat 35, :…sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang… Aplikasi: Berdasarkan ay 32 tadi, maka jelaslah bahwa tidak mungkin ada orang yang bisa mengetahui kapan Yesus akan datang untuk kedua kalinya, baik dari penyelidikan Alkitab, maupun dari mimpi, nubuat, bahasa lidah, wahyu Tuhan dsb. Tuhan tidak mungkin akan memberitahukan kepada manusia apa yang dalam firmanNya dikatakan tidak mungkin diketahui oleh manusia. Dari tanda tanda akhir jaman yang sudah banyak terjadi, kita hanya bisa berkata bahwa hari Tuhan sudah dekat. Tetapi saat kedatangan Yesus (hari, bulan, tahun, bahkan abadnya) tidak mungkin bisa diketahui! Oleh karena itu usaha untuk mengetahui hari Tuhan, sebagai kesia siaan, karena usaha itu tidak mungkin akan berhasil. Tetapi ia juga menyebutnya sebagai keberdosaan, karena usaha itu menunjukkan bahwa orang itu tidak percaya pada apa yang Yesus katakan. 2. Kita harus berjaga-jaga (ay. 33, 34, 35, 37) 13:33 “Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Ay. 34, …. memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. Ay. 35, Karena itu berjaga-jagalah,… Ay 37, Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga- jagalah!. Isdak Bupati saat libur panjang. Bukan kewajiban dari siapapun untuk berspekulasi; kewajiban kita adalah untuk mempersiapkan diri sendiri dan berjaga jaga. Bagian kita adalah berjaga-jaga dan bukan mencampuri urusan Allah, dengan mengitung-hitung dan menetapkan kapan Tuhan Yesus akan datang untuk kedua kalinya. Urusan mengenai kapan Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya adalah privacy Allah sendiri, jangan kita mencampuri urusan Allah. Sekali lagi, bagian kita adalah berjaga-jaga sedangkan soal kapan Tuhan Yesus akan datang untuk kedua kalinya itu adalah urusan Allah. Jangan dibalik. Lalu apakah arti berjaga-jaga di sini? Kata berjaga-jaga di sini dalam bahasa aslinya adalah gregoreo yang berarti : tidak tidur atau waspada. Jadi berjaga-jagalah searti dengan jangan tertidur atau seperti ungkapan Bang Napi, waspadalah, waspadalah… Kata-kata ini juga dipakai di dalam peristiwa Getsemani dalam pasal berikutnya (ps. 14). Setelah tiba di taman Getsemani, Tuhan Yesus minta agar murid-murid-Nya menunggu sementara Ia berdoa. Lalu bersama 3 murid-Nya, Ia maju untuk berdoa sendirian. Tidak lama kemudian, Yesus minta kepada mereka: “Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah” (ay. 34). Setelah berdoa, Ia menyapa Petrus: “Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam? (ay. 37). Sampai di sini, kata berjaga-jaga masih dipakai dalam arti biasa/harafiah yaitu : tidak tidur. Tetapi selanjutnya, Tuhan Yesus berkata, Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan” (ay. 48). Jadi, berjaga-jaga itu bukan soal tidak tidur saja melainkan berdoa juga. Berdasarkan penjelasan tadi, maka dapat disimpulkan bahwa kata berjaga-jagalah dalam ayat 33, 34, 35 dan 37 dipakai dalam 2 (dua) arti, yaitu arti biasa/harafiah : tidak tidur pada malam hari (seperti halnya perumpamaan para penjaga pintu dan di peristiwa Getsemani) dan arti kiasan, yaitu : berjaga (secara rohani/spiritual), tanpa dilarang tidur secara fisik. Dan ketika kata berjaga-jaga itu kemudian dikaitkan dengan kedatangan Tuhan yang kedua kali, maka arti kata berjaga-jaga selalu diartikan dalam arti kiasan: Bersiap-siap/waspada agar jangan kaget saat kedatangan Tuhan Yesus yang tidak terduga-duga. Aplikasi: Sdr. Siap atau tidak Yesus pasti akan datang kembali. Tuhan Yesus datang bisa datang ketika orang sedang menunggu angkutan/di dalam bus kota, sedang sibuk menelpon, sedang meeting di kantor, sedang ngopi di caf. Pertanyaannya adalah: Sudah siapkah kita menanti kedatangan Tuhan? Jangan sampai kita masih berada dalam pesta pora dan kemabukan, dalam percabulan dan hawa nafsu, dalam perselisihan dan iri hati, ini merupakan bentuk kehidupan yang terus tertidur (berdosa) Di dalam menantikan adven yang kedua, yaitu the second coming firman Tuhan memerintahkan setiap kita untuk berjaga-jaga; berjaga-jaga secara rohani/spiritual. Waktu Tuhan Yesus datang, bagaimana dengan kondisi/stamina kerohanian kita? Ingat spiritual condition tidak bisa dipersiapkan the last minute. Kita tidak bisa menjadi orang Kristen yang rohaninya baik dalam waktu singkat. Roma 13:14 memberikan penjelasan bgm kita hrs bersiap menyambut kedatangan hari Tuhan :”kenakanlah Yesus Kristus sebagai perlengkapan terang…” karena kita tdk bisa melakukannya dgn kekuatan sendiri tetapi dilakukan dalam persekutuan dengan Yesus Kristus. Bagaimana mungkin stamina/kerohanian kita baik, kalau baca Alkitab saja hanya seminggu sekali di gereja? Bagaimana mungkin stamina/kerohanian kita baik, kalau ibadah saja kita sering absen? Hari Minggu yang seharusnya menjadi Holy-Day (Hari yang kudus), justru kita dijadikan Holiday (Liburan keluarga). Sebagai Majelis Jemaat, aktivis, maupun pengurus gerejawi, seandainya Tuhan mengadakan inspeksi mendadak, biarlah kita kedapatan sebagai hamba yang baik dan setia, bukan sebagai pelayan/hamba yang malas dan suka membolos/melalaikan pelayanan/tugas. Penutup: Sdr. Selama masa penantian akan adven yang kedua, yakni kedatangan Kristus yang kedua (the second coming), maka akan ada dua kemungkinan, yaitu: Tuhan Yesus yang lebih dahulu datang atau kematian yang lebih dahulu datang menjemput kita. Kita sama-sama tidak tahu. Selama masa penantian akan datangnya adven yang kedua itu, yaitu kedatangan Kristus yang kedua kali tersebut, marilah kita menjaga stamina/kondisi kerohanian kita dan bukannya sibuk menghitung-hitung kapan Tuhan Yesus datang