Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Harimau sumatera atau nama ilmiahnya Panthera tigris sumateranus
adalah satwa liar terancam punah yang berstatus IUCN critically endangered
(CITES, 2004). Pada tahun 2004, data jumlah populasi Harimau Sumatera di
alam bebas hanya sekitar 400 ekor saja. Sebagai predator utama dalam rantai
makanan, harimau mempertahankan populasi mangsa liar yang ada di bawah
pengendaliannya, sehingga keseimbangan antara mangsa dan vegetasi yang
mereka makan dapat terjaga. Belakangan ini banyak terjadi perubahan iklim
yang ekstrem menyebabkan berubahnya cuaca secara berlebihan yang
berpengaruh langsung terhadap metabolisme tubuh harimau. Sehingga
berdampak langsung pada kesehatan harimau. Disamping itu kerusakan alam
yang terjadi karena kejadian yang tidak diinginkan seperti kebakaran hutan,
tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan kerusakan hutan yang
ditimbulkan akibat campur tangan manusia seperti pembalakan hutan dan
perburuan liar turut serta berdampak pada penurunan populasi Harimau
Sumatera.

Untuk mengatasi populasi Harimau Sumatera yang semakin hari semakin


menurun maka digalakkan penangkaran yang dilakukan oleh pemerintah yang
diwujudkan dalam bentuk konservasi baik secara ex-situ maupun secara in-
situ. Konservasi ex-situ adalah konservasi tumbuhan dan atau satwa yang
dilakukan diluar habitat alaminya (Peraturan Menteri Kehutanan Republik
Indonesia, Bab I). Sedangkan konservasi in-situ adalah konservasi tumbuhan
dan atau satwa yang dilakukan didalam habitat alaminya. Dalam pelaksanaan
konservasi baik ex-situ maupun secara in-situ memerlukan manajemen yang
memenuhi syarat seperti perawatan rutin terhadap harimau baik kesehatan
maupun kelangsungan hidupnya, tempat kandang yang memadai dan sesuai
dengan habitat aslinya dan pakan yang sesuai untuk mencukupi kebutuhan
nutrisinya.

1
Kebutuhan nutrisi pada Harimau Sumatera yang paling utama
adalah asupan protein hewani yang didapatkan dari daging hewan yang
menjadi mangsanya. Asupan protein untuk Harimau Sumatera tidak boleh
berlebihan ataupun kekurangan, harus sesuai dengan kebutuhan. Karena
apabila kelebihan protein dapat menimbulkan dampak obesitas pada
Harimau Sumatera, sedangkan apabila kekurangan protein dapat
menjadikan kekurusan pada Harimau Sumatera yang nantinya dapat
menimbulkan penyakit yang berpengaruh pada kesehatan Harimau
Sumatera. Oleh sebab itu dalam perawatan konservasi Harimau Sumatera
perlu adanya perhatian khusus mengenai kebutuhan nutrisi dalam pakan
yang diberikan setiap harinya. Kebutuhan nutrisi Harimau Sumatera perlu
dikaji dalam bentuk artikel ilmiah sebagai tindakan preventiv terhadap
dampak-dampak yang akan timbul dari kesalahan dalam pemberian pakan
harian dalam konservasi Harimau Sumatera.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang kami paparkan diatas maka rumusan masalah
dari artikel ilmiah ini adalah
1. Bagaimana kebutuhan bahan pakan Harimau Sumatera?
2. Bagaimana cara pakan harimau sumatera ?
3. Bagaimana jumlah pakan harimau sumatera ?

1.3. Tujuan Pembahasan


1. Untuk menjelaskan seberapa banyak kebutuhan nutrisi bahan pakan
harimau sumatera
2. Untuk menjelaskan jumlah pakan dan cara pakan Harimau Sumatera

1.4. Manfaat Pembahasan


1. Untuk mengetahui seberapa banyak kebutuhan nutrisi ideal yang
diperlukan dalam perawatan konservasi Harimau Sumatera
2. Untuk mengetahui jumlah pakan dan cara pakan Harimau Sumatera
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bahan pakan


Bahan Pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna, dan
digunakan oleh hewan. Secara umum dapat dikatakan bahwa jenis pakan
merupakan bahan-bahan pakan yang dapat dimakan atau edible. Bahan

2
pakan mengandung zat-zat makanan, yaitu komponen-komponen yang ada
dalam bahan pakan tersebut yang dapat digunakan oleh hewan (Tillman
et.al.,1991)
Dalam struktur piramida makanan, harimau merupakan top predator.
Satwa predator ini setiap hari harus mengkonsumsi 5 – 6 kg daging yang
sebagian besar (75%) terdiri atas hewan-hewan mangsa dari golongan rusa
(Sunquist et al., 1999). Pakan utama harimau sumatera adalah rusa sambar
(Cervus unicolor) dan babi hutan (Sus scorfa) (Wibisono, 2006). Dalam
keadaan tertentu harimau sumatera juga memangsa berbagai alternatif
mangsa seperti kijang (Muntiacus muntjac), kancil (Tragulus sp), beruk
(Macaca nemestrina), landak (Hystrix brachyura), trenggiling (Manis
javanica), beruang madu (Helarctos malayanus), dan kuau raja
(Argusianus argus). Sriyanto dan Rustiati (1997) secara jelas menunjukkan
adanya hubungan positif antara penyusutan mangsa dengan populasi
harimau. Tingginya laju deforestasi dan degradasi hutan juga akan
mengakibatkan penurunan mangsa harimau sumatera. Semakin sedikitnya
mangsa juga akan mengakibatkan penurunan populasi harimau sumatera.

2.2 Cara pakan


Makanan harimau sumatera tergantung tempat tinggalnya dan seberapa
berlimpah mangsanya. Sebagai predator utama dalam rantai makanan,
harimau mepertahankan populasi mangsa liar yang ada di bawah
pengendaliannya, sehingga keseimbangan antara mangsa
dan vegetasi yang mereka makan dapat terjaga. Mereka memiliki indera
pendengaran dan penglihatan yang sangat tajam, yang membuatnya
menjadi pemburu yang sangat efisien. Harimau Sumatera merupakan
hewan soliter, dan mereka berburu pada malam hari, mengintai
mangsanya dengan sabar sebelum menyerang dari belakang atau
samping. Mereka memakan apapun yang dapat ditangkap, umumnya
babi hutan danrusa, dan kadang-kadang unggas atau ikan.Orangutan juga
dapat jadi mangsa, mereka jarang menghabiskan waktu di permukaan
tanah, dan karena itu jarang ditangkap harimau. Harimau sumatera juga
gemar makan durian.

3
Harimau sumatera juga mampu berenang dan memanjat pohon ketika
memburu mangsa. Luas kawasan perburuan harimau sumatera tidak
diketahui dengan tepat, tetapi diperkirakan bahwa 4-5 ekor harimau
sumatera dewasa memerlukan kawasan jelajah seluas 100 kilometer di
kawasan dataran rendah dengan jumlah hewan buruan yang optimal
(tidak diburu oleh manusia).

2.3 Jumlah pakan


Makanan harimau Sumatera tergantung tempat tinggalnya dan
seberapa berlimpah mangsanya. Sebagai predator utama dalam rantai
makanan, harimau mepertahankan populasi mangsa liar yang ada dibawah
pengendaliannya, sehingga keseimbangan antara mangsa
dan vegetasi yang mereka makan dapat terjaga. Mereka memiliki indera
pendengaran dan penglihatan yang sangat tajam, yang membuatnya
menjadi pemburu yang sangat efisien. Harimau Sumatera merupakan
hewan soliter, dan mereka berburu pada malam hari, mengintai mangsanya
dengan sabar sebelum menyerang dari belakang atau samping. Mereka
memakan apapun yang dapat ditangkap,umumnya celeng dan rusa,dan
kadang-kadang unggas atau ikan. Orangutan juga dapat jadi mangsa,
mereka jarang menghabiskan waktu di permukaan tanah, dan karena itu
jarang ditangkap harimau. Harimau Sumatera juga gemar makan durian.
Harimau Sumatera juga mampu berenang dan memanjat pohon ketika
memburu mangsa. Luas kawasan perburuan harimau Sumatera tidak
diketahui dengan tepat, tetapi diperkirakan bahwa 4-5 ekor harimau
Sumatera dewasa memerlukan kawasan jelajah seluas 100 kilometer di
kawasan dataran rendah dengan jumlah hewan buruan yang optimal (tidak
diburu oleh manusia).
Hanya 1 dari 10 perburuan harimau yang sukses. Jadi mereka terbiasa
tidak dapat makanan selama berhari-hari dan sekali makan bisa
menghabiskan 30 kg.
Meskipun harimau bisa menahan lapar selama berhari-hari, mereka
adalah hewan yang paling tidak kuat menahan lapar dalam jangka waktu
tersingkat dibandingkan hewan lain berdasarkan besarnya ukuran.

4
Harimau akan mati kelaparan jika tidak makan selama 2-3 minggu
sementara manusia bisa bertahan selama 30 – 40 hari.
Untuk memenuhi kebutuhan makannya, harimau berburu 3-6 hari
sekali, tergantung besar kecil mangsa yang didapatkannya. Biasanya
seekor harimau membutuhkan sekitar 6-7 kg daging per hari, bahkan
kadang-kadang sampai 40 kg daging sekali makan. Besarnya jumlah
kebutuhan ini tergantung dari apakah harimau tersebut mencari makan
untuk dirinya sendiri atau harimau betina yang harus memberi makan
anak-anaknya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Harimau Sumatera dewasa memerlukan kawasan jelajah seluas 100
…...kilometer di kawasan dataran rendah dengan jumlah hewan buruan yang
,,,,,,,optimal (tidak diburu oleh manusia).
2. Hanya 1 dari 10 perburuan harimau yang sukses. Jadi mereka terbiasa
tidak dapat makanan selama berhari-hari dan sekali makan bisa
menghabiskan 30 kg
3. Meskipun harimau bisa menahan lapar selama berhari-hari, mereka adalah
hewan yang paling tidak kuat menahan lapar dalam jangka waktu
tersingkat dibandingkan hewan lain berdasarkan besarnya ukuran.
Harimau akan mati kelaparan jika tidak makan selama 2-3 minggu
sementara manusia bisa bertahan selama 30 – 40 hari.

3.2 Saran

5
Untuk mengatasi populasi Harimau Sumatera yang semakin hari semakin
menurun maka digalakkan penangkaran yang dilakukan oleh pemerintah
yang diwujudkan dalam bentuk konservasi baik secara ex-situ maupun
secara in-situ.

DAFTAR PUSTAKA

http://oliverjasonn.blogspot.co. id/2013/01/habitat-dan-makanan-harimau.html
http://journal.bio.unsoed.ac.id/index.php/biosfera/article/viewFile/86/47

Anda mungkin juga menyukai