Anda di halaman 1dari 17

Contoh :

TUGAS IFAS, EFAS, SFAS,


MATRIK SWOT, DIAGRAM
SWOT
PERUSAHAAN PEGADAIAN
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................... 1
Latar Belakang ...................................................................... 1
BAB II : PROSES MANAJEMEN STRATEGIS ......................................... 3
Visi ......................................................................................... 3
Misi ....................................................................................... 4
BAB III : PEMBAHASAN ....................................................................... 5
Kekuatan Faktor Strategis Internal ....................................... 5
Kelemahan Faktor Strategis Internal .................................... 8
Kekuatan Faktor Strategis Eksternal ..................................... 9
Kelemahan Faktor Strategis Eksternal .................................. 11
SFAS (Strategi Factor Analysis Summary) ............................. 14
BAB IV : PENUTUP .............................................................................. 16
Penutup ................................................................................ 16
Saran ..................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli
atau membayar berbagai keperluan; terkadang pula kebutuhan yang ingin dibeli
tidak dapat dicukupi dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah demikian maka mau
tidak mau harus mengurangi berbagai keperluan yang dianggap tidak penting,
namun untuk keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi dengan
berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada.
Jika kebutuhan dana jumlahnya besar, maka dalam jangka pendek sulit
untuk dipenuhi, apalagi jika harus dipenuhi lewat lembaga perbankan. Namun jika
dana yang dibutuhkan relatif kecil tidak jadi masalah, karena banyak tersedia
sumber dana yang murah dan cepat, mulai dari pinjaman ke tetangga, tukang ijon
sampai kepinjaman dari berbagai lembaga keuangan lainnya.
Bagi mereka yang memiliki barang-barang berharga, kesulitan dana dapat
segera dipenuhi dengan cara menjual barang berharga tersebut, sehingga sejumlah
uang yang diinginkan dapat terpenuhi. Namun resikonya barang yang telah dijual
akan hilang dan sulit untuk kembali. Kemudian jumlah uang yang diperoleh
terkadang lebih dari yang diinginkan sehingga dapat mengakibatkan pemborosan.
Untuk mengatasi kesulitan di atas dimana kebutuhan dana dapat dipenuhi
tanpa kehilangan barang-barang berharga, maka masyarakat dapat menjaminkan
barang-barang berharga tertentu ke lembaga tertentu. Barang yang dijaminkan ter
sebut pada waktu tertentu dapat ditebus kembali setelah pinjaman di lunasi. Ke
giatan menjaminkan barang-barang untuk memperoleh sejumlah uang dan dapat di
tebus kembali setelah jangka waktu tertentu tersebut disebut dengan nama usaha
gadai.
Dengan usaha gadai masyarakat tidak perlu takut kehilangan barang-barang
berharganya dan jumlah uang yang diinginkan dapat disesuaikan dengan har ga
barang yang dijaminkan. Perusahaan yang menjalankan usaha gadai disebut per

1
usahaan pegadaian dan secara resmi satu-satunya usaha gadai di Indonesia hanya
dilakukan oleh Perusahaan Pegadaian.
Secara umum pengertian usaha gadai adalah dengan lembaga gadai. Kegiat
an menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh
sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan per
janjian antara nasabah. Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan di
Indonesia bukan bank yang secara resmi mempunyai izin dalam melaksanakan ke
giatan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat yang dilakukan atas dasar
hukum gadai.

2
BAB II

PROSES MANAJEMEN STRATEGIS

Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin dirasakan oleh ma
syarakat, meskipun perusahaan membawa misi publik service obligation, mampu mem
berikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada
Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang
tidak menguntungkan.

Gambar 2.1
Proses Manajemen Strategi Wheelen-Hunger

Sumber: Wheelen dan Hunger: Manajemen Strategis, 2003:1

1. Visi
Visi dari Perum Pegadaian adalah “Pegadaian pada tahun 2010 menjadi
perusahaan yang modern, dinamis, dan inovatif dengan usaha utama gadai”.
2. Misi
Sedangkan misi Perum Pegadaian adalah “Ikut membantu program
pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan

3
menengah kebawah, melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan
melakukan usaha lain yang menguntungkan”

Misi Pegadaian sebagai suatu lembaga yang ikut meningkatkan perekonomian


dengan cara memberikan uang pinjaman berdasarkan hukum gadai kepada masyarakat
agar terhindar dari praktek pinjaman uang dengan bunga yang tidak wajar dan
membina pola perkreditan supaya benar-benar terarah dan berman faat. Misi
perusahaan dirumuskan dengan pertimbangan jangan sampai misi perusahaan itu
justru mem batasi ruang gerak perusahaan dan sasaran pasar tidak hanya masyarakat
kecil dan golongan menengah saja maka terciptalah misi perusahaan Perum Pegadaian
yaitu “ikut membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat golongan menengah kebawah melalui kegiatan utama berupa penyaluran
kredit gadai dan melakukan usaha lain yang menguntungkan”. Bertolak dari misi
Pegadaian tersebut dapat dikatakan bahwa sebenarnya Pegadaian adalah sebuah
lembaga dibidang keuangan yang mempunyai visi dan misi bagaimana masyarakat
mendapat perlakuan dan kesempatan yang adil dalam perekonomian.

BAB III
PEMBAHASAN

1. Kekuatan Faktor Strategis Internal


Dalam analisis kekuatan faktor strategis internal/IFAS (Internal Strategic
Factor Summary) dapat diketahui beberapa kekuatan yang mendukung diantaranya
faktor yang paling utama adalah sistem dan prosedur yang relatif cepat, sehingga pe

4
dagaian mampu memberikan kepuasan kepada para nasabahnya. Hal ini yang sulit
dilakukan lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang tidak
menguntungkan.
Dalam menentukan point bobot menggunakan perbandingan kekuatan ber
dasarkan skala prioritas kepentingan, misalnya Sistem dan prosedur yang relatif
cepat mendapat nilai tertinggi (bobot : 0,20). Bobot berkisar antara nol (0) sampai
dengan satu (1), artinya dari semua kekuatan yang mendukung system dan prosedur
yang relative cepat mendapat point 20 dari point 100 atau angka nol menunjukkan
makna tidak penting, dan angka 1 menunjukkan angka sangat penting, total bobot
tidak boleh lebih dari 1 dari keseluruhan Faktor Strategis Internal. Point bobot
penilaian menggunakan skala ordinal yaitu dengan menggunakan urutan paling ren
dah mulai dari (0) sebagai berikut :
0,00 diartikan = tidak penting
> 0,00 - 0,05 diartikan = cukup penting
> 0,05 - 0,10 diartikan = penting
> 0,10 - 0,15 diartikan = sangat penting
> 0,15 diartikan = amat sangat penting

Peringkat terkait dengan daya ungkit terhadap situasi dan kondisi yang
lebih luas dibandingkan dengan bobot yang terbatas pada penting tidaknya diantara
faktor. Peringkat yang digunakan adalah sebagai berikut :

5 : sangat berpengaruh
4 : berpengaruh
3 : cukup berpengaruh
2 : tidak berpengaruh
1 : sangat tidak buruk
Sistem dan prosedur yang relative cepat menempati peringkat ke-5. Hal ini
disebabkan karena system dan prosedur yang relative cepat mempunyai dampak
yang sangat mempengaruhi dan luas sehingga mampu mendorong visi dan misi stra
tegi untuk membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan

5
kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah, melalui kegiatan utama
berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang menguntungkan. Hal
ini dilakukan sesuai dengan salah satu tujuan dari Perusahaan Pegadaian dalam
pemberian pinjaman kepada masyarakat dengan moto “menyelesaikan masalah
tanpa masalah”.
Faktor kedua yang mendukung kekuatan internal adalah adanya produk
pegadaian yang beraneka ragam, meliputi :
a) Jasa Gadai (Kredit Cepat Aman-KCA)
b) Kredit Angsuran Fidusia (KREASI)
c) Kredit Serba Guna (KRESNA)
d) Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA)
e) Kredit Usaha Rumah Tangga (KRISTA)
f) Kredit Perumahan Swadaya (KREMADA)
g) Gadai Efek
h) Kredit Tunda Jual Gabah (KTJG)
i) Gadai Syariah (RAHN)
j) Kredit Ar-rahn untuk Usaha Mikro (ARRUM)
k) Jasa Lelang
l) Jasa Laksiran
m) Jasa Titipan
n) Properti

Oleh karena itu peran dan fungsi pendamping di atas menjadi skala
prioritas juga, yang artinya bobotnya sama dengan system dan prosedur yang relatif
cepat sebesar 0,20 dengan peringkat dibawah system dan prosedur yang relatif
cepat (Peringkat 4). Ini menggambarkan bahwa produk yang disediakan dan
ditawarkan Perum Pegadaian dapat membantu dalam usaha mewujudkan program
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan
menengah ke bawah dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik melalui
penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah atas dasar hukum gadai dan
fidusia, dan mem berikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan
melaksanakan tata kelola peru sahaan yang baik secara konsisten, serta
melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.
Barang jaminan juga merupakan kekuatan dari Perum Pegadaian ini, karena
dalam perum pegadaian masyarakat cukup datang ke kantor pegadaian terdekat
dengan membawa jaminan barang tertentu, maka uang pinjamanpun dalam waktu
singkat dapat terpenuhi. Jaminannya pun cukup sederhana sebagai contoh adalah

6
jaminan jam tangan saja sudah cukup untuk memperoleh sejumlah uang dan hal ini
hampir mustahil dapat di peroleh di lembaga keuangan lainnya. Hal inilah yang men
jadikan barang jaminan menempati peringkat ke 3 setelah keane karagaman produk
dan berbobot 0,10.
Diperingkat ke-3 dan berbobot 0,10 sehingga sejajar deng an barang
jaminan terdapat kekuatan berupa budaya perusahaan yang diaktualisasikan dalam
bentuk symbol/mascot jargon si “INTAN “ yang bermakna :

I novatif : Penuh Gagasan (Kreatif), Aktif, menyukai tantang an


N ilai Moral Ting gi : Taqwa, Jujur, Berbudi Luhur, Loyal
T rampil : Mengusai Pekerjaan, Tanggap, Cepat dan Akurat
A di Layanan : Sopan, Ramah, Berkepribadian, Simpatik
N uansa Citra : Beroriontasi Bisnis, Mengutamakan Kepuasan Pe langgan untuk
selalu berusaha mengembangkan diri

2. Kelemahan Faktor Strategis Internal


Promosi merupakan sesuatu yang telah memberikan pengaruh besar
terhadap keberhasilan setiap usahanya dalam menjalankan visi dan misinya suatu
perencanaan strategis. Perum pegadaian yang merupakan salah satu lembaga
keuang an di Indonesia bukan bank yang secara resmi mempunyai izin dalam
melaksanakan kegiatan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat yang
dilakukan atas dasar hukum gadai belum melakukan kegiatan promosi dengan
efektif. Ketidakefektifan promosi tersebut menempatkan kelemahan tertinggi
dengan bobot sebesar 0,15. Bobot 0,15 merupakan bobot kelemahan tertinggi
diantara 5 faktor kelemahan, dan ketidakefektifan promosi mempunyai pengaruh
yang besar terhadap pelaksanaan dalam mencapai visi dan misi yang telah
ditentukan.
Faktor kelemahan yang kedua adalah pemanfaatan teknologi yang relatif
lambat. Pemanfaatan teknologi seharusnya dilakukan lebih cepat karena jika sejak
awal dengan diperlengkapi kipas angin dan AC, ruang tunggu di sediakan televisi,
manajemen mulai mengenalkan sistem administrasi jaringan komputer, citra
pegadaian lebih baik dimata masyarakat, tidak hanya masyarakat lapisan bawah saja

7
yang menjadi pelanggannya, tapi juga golongan menengah sebagai alternatif
pembiayaannya
Selain itu, Kurangnya upaya mempertahankan tingkat ke amanan juga mem
pengaruhi kinerja dari perum Pegadaian, karena apabila tingkat keamanan masih
relatif rendah, maka kenyamanan para karyawan terganggu sehingga berdampak
pada pelayanan para nasabah.
Selanjutnya pada peringkat kedua lokasi yang strategis juga memiliki bobot
0,05 dengan peringkat ke-2 dibawah kurangnya mempertahankan tingkat
keamanan. Lokasi strategis sangat mempengaruhi karena apabila lokasi jauh dari
masyarakat yang membutuhkan jasa kredit uang, maka masyarakat tersebut
cenderung memilih lokasi lembaga keuangan lain yang lebih dekat.
Dalam matrik IFAS dapat digambarkan sebagai berikut :

TABEL
IFAS (INTERNAL STRATEGIC FACTORS ANALYSIS SUMMARY) PERUM PEGADAIAN

Peringk
Faktor Strategis Internal Bobot Skor Keterangan
at
Kekuatan
1. Sistem dan prosedur ACC yang relatif cepat 0,20 5 1,00  Loyalitas bagi
dan sederhana nasabah
2. Keanekaragaman Produk 0,20 4 0,80  Bersaing
3. Barang jaminan 0,10 3 0,30  Berperan penting
4. Budaya Perusahaan yang baru 0,10 3 0,30  Kepuasan pelanggan
5. Struktur Organsiasi yang komplek 0,05 2 0,10  Kualitas Perusahaan
Sub Total 2,50

Kelemahan
1. Kegiatan promosi yang kurang efektif 0,15 4 0,60  Perlu ditingkatkan
2. Pemanfaatan teknologi yang relatif lambat 0,10 3 0,30  Perlu diperhatikan
3. Kurangnya upaya mempertahankan tingkat  Perlu ditingkatkan
keamanan 0,10 3 0,30 dan diperhatikan
4. Lokasi yang kurang strategis  Berperan penting
5. Jumlah Personalia 0,05 2 0,10  Perlu penambahan
Sub Total 0,05 1 0,05
1,53
Total 1,00 3,85

3. Kekuatan Faktor Strategis Eksternal

8
Analisa Factor Strategis Eksternal/EFAS (External Strategic Factor Summary)
yang paling menonjol yaitu adanya Peraturan Pemerintah Nomor 103 tentang
Perubahan Status Pegadaian dari Perjan menjadi Perum. Perubahan status ini telah
mem berikan nafas lega terhadap pegadaian sehingga pegadaian yang awalnya
tidak leluasa mengambil kebijakan kredit, kepegawaian, gaji, investasi, dan lain-lain.
Sebagai Perjan status karyawan adalah PNS, meskipun gaji dan kesejahteraan tidak
dibayar dari APBN. Rekruitmen, jabatan, karir dan pensiun masih sangat kaku di
undang-undang Kepegawaian, pendek kata fokus sosial dan lapisan bawah, PNS
dengan reward yang sama dan kental dengan Priyayi. Dengan adanya perubahan
menjadi Perusaha an Umum (Perum) Pegadaian menjadi lebih fokus pada orientasi
bisnis berbasis kompetensi/kapabilitas, profesional (kepuasan pelanggan/profit.
Dengan demikian adanya Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tersebut
menempatkan bobot 0,15 dengan peringkat ke-4.
Peluang dengan bobot 0,10 dtempati oleh penghargaan yang diperoleh
perum Pegadaian. Perum pegadaian telah mendapatkan beberapa penghargaan
diantaranya :
1. Tahun 2002, Perum Pegadaian menerima penghargaan se bagai perusahaan
jasa pembiayaan terbaik untuk BUMN dengan asset Rp. 1-10 triliun berdasarkan
data yang dihim pun oleh Majalah Investor.
2. Perum Pegadaian menerima penghargaan Juara I Annual Report Award tahun
2002 yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate
Governance untuk kategori Perusahaan Non-Listing pada Bursa Efek Jakarta.
3. Dalam bulan Oktober 2003 Perum Pegadaian mendapat penghargaan dari
Kementerian Negara BUMN berupa BUMN & CEO Award dengan meraih
predikat 20 BUMN Terbaik dari 186 BUMN yang ada di Indonesia.
4. Tahun 2004, Perum Pegadaian menerima penghargaan se bagai perusahaan
jasa pembiayaan terbaik untuk BUMN dengan asset Rp. 1-10 triliun berdasarkan
data yang di himpun oleh Majalah Investor.
5. Business Review bekerja-sama dengan Kementerian Negara BUMN memberikan
penghargaan kepada Perum Pegadaian sebagai BUMN Terbaik I 2005, BUMN
Terbaik I 2005 Kategori Jasa Keuangan, CEO BUMN Terbaik I 2005 atas nama
Drs. Deddy Kusdedi, MM sebagai CEO Perum Pegadaian.

9
6. Business Review bekerja-sama dengan Kementerian Negara BUMN dalam
BUMN Award 2006 memberikan penghargaan kepada Perum Pegadaian sebagai
BUMN Terbaik Sektor Bank dan Keuangan, BUMN Terbaik I Kategori Pemasaran,
dan CEO BUMN Terfavorit atas nama Drs. Deddy Kusdedi, MM sebagai CEO
Perum Pegadaian.
7. Perum Pegadaian menerima penghargaan Juara I Annual Report Award tahun
buku 2005 yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate
Governance untuk kategori Perusahaan Listed pada Bursa Efek Jakarta.
8. Perum Pegadaian menerima Anugerah Business Review Kategori CEO Terbaik III
Selanjutnya dengan adanya jumlah masyarakat kecil dan menengah yang
relatif masih banyak memperikan kesempatan perum pegadaian dalam memperoleh
nasabah, karena sasaran atau target dari Perum Pegadaian adalah masyarakat
menengah kecil dan menengah. Dalam hal ini jumlah masyarakat kecil dan
menengah menempati peringkat ke-3 dan bobot 0,10 sejajar dengan banyaknya
jumlah penghargaan yang diperoleh.
Peluang dengan bobot 0,05 yaitu sejalan dengan tekad pemerintah yang
terus mengembangkan perekonomian Indonesia, maka kemajuan Perum Pegadaian
secara tidak langsung dapat mengikuti perkembangan perekonomian di Indonesia.
Karena dengan adanya perkembangan perekonomian Indonesia Perum Pegadaian
juga merasakannya.

4. Kelemahan Faktor Strategis Eksternal


Ancaman adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat
menghambat usaha-usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis. Salah
satu faktor utama yang menjadi ancaman yaitu munculnya pesaing baru. Hal ini
sangatlah mempengaruhi perkembangan dan kemajuan Perum Pegadaian, karena
apabila muncul pesaing-pesaing baru maka ruang kemajuan Perum Pegadaian
menjadi lebih sempit dan sulit berkembang. Dengan demikian munculnya pesaing
baru memiliki bobot 0,15 dan berada pada peringkat ke-4.
Selanjutnya bobot 0,10 dan peringkat ke 3 di tempati oleh empat faktor,
diantaranya adalah
 Adanya reputasi sebagai warisan Pemerintahan Belanda
Reputasi sebagai peninggalan VOC relatif mempengaruhi perkembangan
Pegadaian, karena memang dahulu Pegadaian merupakan warisan pemerintah

10
Belanda, Perjan Pegadaian memiliki budaya feodal yang kental. Pegawai adalah
kaum priyayi yang terhormat, dan memandang sebagai orang yang membutuh
kan mereka. Maka tidak mengherankan saat itu jarang terdengar sapaan ra
mah dari petugas loket. Sehingga kenyamanan dan privasi nasabah menjadi
berkurang atau bahkan tidak ada.
 Adanya pergeseran gaya hidup
Pergeseran hidup di masyarakat juga relatif mempengaruhi perkembangan
pegadaian. Apabila gaya hidup masyarakat semakin berkembang dan pegadaian
tidak dalam mengimbanginya, maka hal tersebut merupakan malapetaka bagi
Pegadaian.

 Jaminan keamanan
Jaminan keamanan sangat rendah juga merupakan ancaman bagi Pegadaian,
karena keamanan yang rendah akan mempengaruhi tingkat keyamanan
nasabah maupun karyawan.
 Situasi politik
Situasi politik juga tidak ketinggalan. Situasi politik di Indonesia tidak terkendali
maka akan berpangaruh kepada perkembangan dan stabilitas Pegadaian, kare
na misi pegadaian adalah ikut membantu program pemerintah dalam upaya me
ningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah, melalui ke
giatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang
menguntungkan.

11
TABEL

EFAS (EXTERNAL STRATEGIC FACTORS ANALYSIS SUMMARY)


PERUM PEGADAIAN

Faktor Strategis Enternal Bobot Peringkat Skor Keterangan


Peluang
1. Peraturan Pemerintah No. 103 Tahun 2000 0,15 4 0,75  Kebijakan
tentang perubahan status menjadi Perum perekonomian
2. Banyaknya pernghargaan yang diperoleh
Perum Pegadaian 0,10 3 0,30  Keunggulan bersaing
3. Jumlah manyarakat kecil dan menengah  Kemudahan untuk
yang relatif banyak 0,10 3 0,30 perusahaan
4. Sejalan dengan tekad pemerintah yang terus  Dukungan dari
mengembangkan perekonomian Indonesia 0,05 1 0,05 pemerintah
5. Masyarakat cenderung meminati prosedur
pinjaman yang sederhana dan mudah.  Kemudahan bagi
Sub Total 0,05 1 0,05 konsumen

1,45
Ancaman
1. Munculnya pesaing baru 0,15 4 0,75  Tingkat persaingan
2. Adanya reputasi sebagai peninggalan VOC 0,10 3 0,30  Budaya warisan
3. Adanya pergeseran gaya hidup
4. Jaminan Keamanan 0,10 3 0,30  Tingkat kemajuan
5. Situasi Politik 0,10 3 0,30  Jaminan keselamatan
Sub Total 0,10 3 0,30  Stabilitas keamanan
1,95
Total 1,00 3,40

Setelah perhitungan kuantitatif dr IFAS dan EFAS, krn ada nilai2nya


maka dpt ditetapkan STRATEGI SAAT ini (lihat 14 item strategi)

5. SFAS (Strategi Factor Analysis Summary)

12
Dalam penggabungan indicator analisa SWOT dapat digambarkan satu
analisa SFAS dengan matrik sebagai berikut :

TABEL
SFAS (STRATEGIC FACTORS ANALYSIS SUMMARY)
PERUM PEGADAIAN

Durasi

Faktor Strategis Kunci Bobot Prkt Skor Pdk Mgh Pjg Komentar

1 2 3 4 5 6 7 8
1. Sistem dan prosedur ACC  Loyalitas bagi
yang relatif cepat dan nasabah
sederhana 0,20 5 1,00 X
2. Keanekaragaman Produk 0,15 4 0,60 X  Bersaing dan
berkualitas
3. Kegiatan promosi yang  Perlu ditingkatkan
kurang efektif 0,15 4 0,60 X
4. Pemanfaatan teknologi  Perlu diperhatikan
yang relatif lambat 0,10 3 0,30 X
5. Peraturan Pemerintah No.  Kebijakan
103 Tahun 2000 tentang perekonomian
perubahan status menjadi
Perum 0,15 4 0,60 X
6. Banyaknya pernghargaan  Keunggulan
yang diperoleh Perum bersaing
Pegadaian 0,10 3 0,30 X
7. Munculnya pesaing baru 0,10 4 0,40 X  Tingkat persaingan
8. Adanya reputasi sebagai  Budaya warisan
peninggalan VOC 0,05 3 0,15 X

Total 1,00 3,15

13
TABEL
ANALISIS MATRIK SWOT PERUM PEGADAIAN

KEKUATAN KELEMAHAN
FAKTOR 1. Sistem dan prosedur ACC yang relatif cepat dan 1. Kegiatan promosi yang kurang efektif
sederhana 2. Pemanfaatan teknologi yang relatif lambat
INTERNAL 2. Keanekaragaman Produk 3. Kurangnya upaya mempertahankan tingkat keamanan
FAKTOR 3. Barang jaminan 4. Lokasi yang kurang strategis
EKSTERNAL 4. Budaya Perusahaan yang baru 5. Jumlah Personalia
5. Struktur Organsiasi yang komplek
PELUANG STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
1. Peraturan Pemerintah No. 103 Tahun 2000 tentang 1. Meningkatkan kualitas keragaman produk yang 1. Meningkatkan promosi yang efetif dengan menonjolkan
perubahan status menjadi Perum ditawarkan dengan prosedur yang lebih mudah dan penghargaan-penghargaan yang diperoleh perusahaan
2. Banyaknya pernghargaan yang diperoleh Perum cepat sebagai usaha untuk menghadapi masyarakat kedil agar masyarakat lebih tertarik dan memberikan loyalitas
Pegadaian dan menengah yang relative banyak dan kepercayaan yang tinggi kepada Perum Pegadaian
3. Jumlah manyarakat kecil dan mengenah yang relatif 2. Meningkatkan, megembangkan, dan menerapkan 2. Meningkatkan, mengembangkan dan mengikuti
banyak budaya perusahaa yang baru guna melaksanakan kemajuan teknologi agar dapat membantu pemerintah
4. Sejalan dengan tekad pemerintah yang terus pengembangan perekonomian dengan pemerintah dalam mengembangan perekonomian di Indonesia
mengembangkan perekonomian Indonesia 3. Meningkatkan dan memperbaiki struktur organisasi 3. Meningkatkan upaya pertahanan keamanan guna
5. Masyarakat cenderung meminati prosedur pinjaman yang komplek agar semakin mantap sehingga memberikan kenyamanan bagi nasabah maupun
yang sederhana dan mudah. masyarakat menaruh loyalitas yang tinggi karena karyawan.
kesederhanaan dan kemudahan prosedur tetapi tetap
berkualitas

ANCAMAN STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)


1. Munculnya pesaing baru 1. Meningkatkan system dan prosedur agar mampu 1. Meningkatkan promosi yang lebih efektif dan tepat
2. Adanya reputasi sebagai peninggalan VOC menghadapi para pesaing baru yang muncul sasaran guna mendapatkan loyalitas nasabah dalam
3. Adanya pergeseran gaya hidup 2. Mengembangkan, menerapkan dan menjalankan budaya menghadapi pesaingan baru
4. Jaminan Keamanan yang baru agar reputasi sebagai peninggalan VOC dapat 2. Meningkatkan dan mengikuti teknologi guna
5. Situasi Politik berubahan sebagai perusahaan yang inovatif, bermoral menghadapi pergeseran gaya hidup masyarakat
dann terampil 3. Menambah jumlah karyawan dalam
3. Meningkatkan dan mengembangan memberikan jaminan keamanan kepada
keanekaragaman produk sebagai usaha dalam nasabah.
menghadapi pergeseran gaya hidup

14
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa SFAS (Strategic Factors Analysis Summary) Perum
Pegadaian maka dapat dikatakan bahwa sis tem dan prosedur ACC yang relatif
cepat dan sederhana pada Perum Pegadaian telah mendapatkan loyalitas
nasabah untuk selalu bekerjasama dengan Perum Pegadaian.
Keanekaragaman Produk yang berkualitas dan mampu bersaing
merupakan strategi kunci yang harus dipertahankan dan ditingkatkan oleh
Perum Pegadaian sebagai lembaga ke uangan yang kegiatan promosi yang
kurang efektif sehingga dapat diimbagi.
Pemanfaatan teknologi yang relatif lambat seharusnya perlu lebih
diperhatikan mengingat adanya pergeseran gaya hidup masyarakat yang
semakin maju. Peraturan Pemerintah No. 103 Tahun 2000 tentang perubahan
status menjadi Perum juga memberikan napas lega sehingga Perum Pegadaian
mampu lebih fokus pada orientasi bisnis berbasis kompetensi/kapabilitas,
profesional (kepuasan pelanggan/profit.
Selain itu, banyaknya pernghargaan yang diperoleh Perum Pegadaian
yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan promosi yang dapat
ditonjolkan dan dapat dinilai sebagai lembaga ekonomi yang mampu bersaing
menghadapi pesaing baru.
2. Saran
Perum Pegadaian haruslah benar-benar mengembang kan dan
menerapkan dengan sungguh-sungguh budaya yang baru guna menghapus
reputasi pegadaian sebagai warisan pe ninggalan Belanda, sehingga loyalitas
yang diberikan nasabah tidak diragukan.

Contoh TUGAS di atas masih harus dicermati lagi, tidak berhenti


spt contohnya.
Di KEKUATAN, KELEMAHAN atau di PELUANG, ANCAMAN…
Jelaskan NARASI masing2 faktor tertinggi dan terendah dr
INTRNAL n EKSTRNLnya

15

Anda mungkin juga menyukai