Anda di halaman 1dari 7

KEDUDUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

DALAM

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)

Oleh :

Adetya Angga Saputra 19950804 201712 1 001


Anis Setiyawati 19940506 201712 2 001
Annida Addiniaty 19930517 201712 2 001
Bella Tamora Debora 19950327 201712 2 001
Dini Anggreini 19950720 201712 2 001
Dini Triyama 19930714 201712 2 001
Don Ardhito 19940703 201712 1 001
Eko Rakhman Adi 19890908 201712 1 001
Farikhah Yuni Susilowati 19910605 201712 2 001
Frans Filasta Pratama 19930107 201712 1 001

BADAN PENGEMBAGAN SUMBER DAYA MANUSIA

HUKUM DAN HAM

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Institusi

Pusat Sejarah TNI lahir di tengah-tengah kancah perjuangan politik menentang


kegiatan Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada tahun 1964 PKI melakukan Ofensif
Revolusioner, yang salah satu sasarannya adalah bidang sejarah. PKI berinisiatif
menyusun buku sejarah perjuangan nasional menurut versinya. Mereka ingin memutar
balikan fakta sejarah, PKI berupaya memberikan interpretasi sejarah demi untuk
kepentingan perjuangan politiknya.

Pimpinan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) menilai bahwa


usaha PKI tersebut sangat membahayakan generasi muda bangsa, membahayakan
kelestarian Ideologi Pancasila dan dapat merusak Sapta Marga. Oleh karena itu, ABRI
berusaha menggagalkan dan mematahkan kampanye PKI tersebut, dengan membentuk
Tim Penulis Sejarah. Atas keberhasilan tersebut dan besarnya manfaat sejarah bagi
perjuangan, mendorong pimpinan ABRI untuk membentuk Badan Sejarah pada Staf
Angkatan Bersenjata (SAB).

Dengan bergulirnya arus reformasi, maka institusi ABRI mengganti namanya


menjadi Tentara Negara Indonesia (TNI). Oleh sebab itu, berdasarkan Keputusan
MENHANKAM/PANGAB Nomor KEP/05/III/1999, tanggal 30 MARET 1999, Pusat
Sejarah dan Tradisi ABRI (PUSJARAH ABRI) berubah namanya menjadi Pusat
Sejarah dan Tradisi TNI (PUSJARAH TNI).

Setelah mengalami beberapa kali perubahan nama, pada tanggal 27 Januari


2005 Berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor KEP/3/I/2005 nama Museum TNI
Satriamandala berubah menjadi Museum Satriamandala. Termasuk di dalamnya
mengalami perubahan nama-nama dinas seperti adanya Dinas Penulisan dan Penyajian
serta Dinas Museum/Monumen dan Pustaka.
B. Maksud dan Tujuan Berdirinya Institusi
a. Maksud
Menjadikan Sejarah TNI untuk ikut memajukan pembangunan bangsa yang
berguna bagi generasi kini dan mendatang.

b. Tujuan
1) Pendokumentasian seluruh informasi kegiatan TNI
2) Upaya untuk mengembangkan potensi generasi muda
3) Terwujudnya nuansa rasa kebangsaan
BAB III

AKTUALISASI KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

A. Manajemen ASN
Perbaikan sistem dan tata kelola ASN melalui manajemen ASN terjadi semenjak
diberlakukannya UU nomor 4 tahun 2014 tentang ASN. Perubahan tersebut dilakukan
dengan tujuan terjadinya perubahan birokrasi yang pada akhirnya berdampak pada
pembangunan nasional. Penataan secara menyeluruh terkait aspek sumber daya
manusia dengan maksud ASN adalah aset negara yang harus dikelola, dikembangkan
dan dihargai. Hal tersebut sesuai dengan salah satu tujuan Undang-undang Aparatur
Sipil Negara (ASN) yaitu membangun aparatur sipil negara yang profesional.
Profesional dalam pendekatan merit system dengan maksud pola karir ASN didorong
berdasarkan, 1. Kompetensi (kualifikasi pengetahuan, keahlian, dan pengalaman), 2.
Kualifikasi (Pendidikan, Pelatihan), 3. Kinerja (Target dan Pencapaian), 4. Kompensasi
(tingkat kebutuhan dan external equity). Selain keempat faktor tersebut, juga terdapat
satu faktor penentu yaitu disiplin. Karena disiplin merupakan hasil akhir dari sebuah
pengendalian dan pengawasan yang terus-menerus. Maksud dari penataan ini, agar
ASN dapat melaksanakan dan mengaktualisaikan tugas, fungsi, kedudukan dan peran
sebagai penggerak pembangunan negara.
Pembelajaran yang didapatkan dari kegiatan kunjungan di Museum Satriamandala
adalah belajar dari sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dalam meraih,
mempertahankan dan mengisi Kemerdekaan RI. Seorang ASN, terutama dalam
menjalankan peran dan kedudukannya, perlu menyegarkan lagi ingatannya dengan
betapa berlikunya sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, hal ini diharapkan
mampu menggugah kesadaran pentingnya persatuan dan kesatuan Indonesia. sehingga
dalam melaksanakan pekerjaan dalam kedudukan dan jabatan apapun dapat memainkan
perannya sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Menjaga persatuan dan kesatuan
indonesia dapat dimanifestasikan dalam tindakan profesional, menjaga netralitas,
mengamalkan nilai luhur pancasila, taat pada konstitusi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara.

B. Pelayanan Publik
Pelayanan publik sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. terdapat 3 unsur penting
dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara
pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu
orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga,
adalah kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan). Dalam hal ini di Museum Satria Mandala, Para ASN dituntun
untuk mampu memberikan pelayanan publik sebagai salah sartu bentuk
pelayanan publik dari Pemerintah yaitu memberikan penjelasan kepada para
pengunjung Museum Satria Mandala serta memberikan rasa kenyamanan
kepada pengunjung/masyarakat yang datang. Kepuasan dan kenyamanan yang
diterima oleh pengunjung menjadi indikator keberhasilan keberadaan ASN
yang ada dalam memberikan pelayanan publik.
C. Pemerintahan Terintegrasi
Whole of Goverment (WOG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintah
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Berdasarkan hasil kunjungan ke museum Satriamandala, ditemukan penerapan
prinsip-prinsip dari sistem Whole of Goverment (WOG) pada beberapa jenis pelayanan
maupun fasilitas yang ada di dalamnya. Bentuk kerjasama tersebut berasal dari internal
yakni di dalam institusi TNI atau yang dulu dikenal dengan ABRI yang berarti POLRI
terlibat di dalamnya dan institusi eksternal seperti PT. Pindad. Bentuk kerjasama dalam
internal antara lain berupa sumbangan alutsista yang bersejarah maupun yang terbaru
antara lain pesawat terbang, helikopter, panser. Sedangkan bentuk kerjasama dengan
instansi luar antara lain penerimaan kunjungan dari Peserta Latsar CPNS dalam hal
studi lapangan terkait nilai-nilai ASN serta beberapa sumbangan peralatan-peralatan
militer seperti pistol dan senapan dari PT. Pindad yang merupakan salah satu produsen
dan penyuplai peralatan senjata bagi TNI/POLRI. Ke depan dalam hal ini perlu
ditingkatkan lagi sinergitas Museum Satria Mandala dengan institusi lain yang
bertujuan untuk memberikan promosi kepada masyarakat agar lebih dikenal maupun
perbaikan fasilitas yang ada di Museum Satria Mandala.
DAFTAR PUSTAKA

Official Website of Indonesia Military History 2018. Tentang Pusat Sejarah TNI . Diperoleh
6 Juni 2018, dari http://sejarahtni.org

Anda mungkin juga menyukai