Anda di halaman 1dari 2

Cara dan Prosedur Percepatan Berangkat Calon Haji Lansia

Para lansia yang mendaftar haji akan mendapatkan prioritas pemberangkatan. Kini, para
calon jemaah haji yang berusia minimal 75 tahun dapat mengajukan percepatan berangkat ke
Tanah Suci bersama seorang pendamping.

Jika pendaftar memenuhi syarat istitaah, maka ia dapat mengajukan surat permohonan
percepatan pemberangkatan haji. Surat tersebut ditujukan kepada Pimpinan Kantor
Kementerian Agama Urusan Haji kota/kabupaten asal pendaftar untuk selanjutnya diteruskan
ke Kantor Kementerian Agama Provinsi dan Pusat. Data diri yang perlu disertakan dalam
surat permohonan tersebut meliputi: nama, alamat, tempat dan tanggal lahir, usia, nomor
pendaftaran haji, tanggal pendaftaran haji, serta nomor kontak yang dapat dihubungi.

Membuat Surat Permohonan Percepatan Ibadah Haji


Adapun contoh surat permohonan percepatan ibadah haji bagi lansia dapat dilihat di bawah
ini:
(Tempat dan tanggal)
Kepada,
Pimpinan Kantor Kementerian Agama Urusan Haji
(Kota/Kabupaten)
di
(Kota/Kabupaten)
Perihal: Permohonan Percepatan Keberangkatan Calon Haji Usia di Atas 75 Tahun
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan hormat,
Sehubungan dengan usia saya yang sudah lanjut, maka dengan ini saya mengajukan
permohonan percepatan keberangkatan ibadah haji. Dengan ini, saya mengajukan
permohonan atas nama:
(Nama Calon Jemaah Haji) :
(Nama Ayah Kandung) :
(Alamat) :
(Tempat dan Tanggal Lahir) :
(Usia) :
(No. Pendaftaran) :
(Tanggal Pendaftaran) :
(No. Telepon/Ponsel) :
Demikian surat permohonan dari saya, besar harapan saya agar permohonan ini dapat
dikabulkan.
Atas terkabulnya permohonan ini saya ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Hormat saya,
Pemohon
Syarat Pendamping Bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Selain diberikan prioritas keberangkatan, calon jemaah haji lansia pun


dapat berangkat ke Tanah Suci bersama seorang pendamping. Untuk
masalah pendamping ini, Kementerian Agama pun memberlakukan
syarat khusus.

Syarat pertama, calon jemaah haji lansia diwajibkan membuat surat


permohonan pendamping yang ditujukan kepada Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota, lalu melakukan verifikasi berkas, untuk
selanjutnya dibuatkan surat usulan Kanwil untuk dilanjutkan ke
Dirjen Pelaksanaan Haji dan Umroh.

Syarat kedua, calon pendamping harus memiliki hubungan keluarga


langsung, contohnya suami, istri, anak kandung, atau adik kandung.
Syarat tersebut harus dibuktikan dengan menyertakan kartu keluarga,
akta nikah, serta akta kelahiran. Sementara, syarat terakhir yang harus
dipenuhi calon pendamping adalah mendaftar di provinsi yang sama
dengan jamaah lansia yang didampinginya.

Jadi, selagi memenuhi syarat istitaah dan memiliki pendamping untuk


melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci, tidak ada lagi alasan bagi
para lansia untuk tidak menunaikan rukun Islam kelima ini.

Anda mungkin juga menyukai