Anda di halaman 1dari 21

4 .

Penunjuka n pengelasa n

Penggambaran suatu konstruksi benda dengan proses pengelasan ditandai dengan simbol
tertentu untuk memberi informasi tentang :
 Bentuk kampuh las yang dipakai pada penyambungan atau penggabungan tersebut.
 Ketebalan atau lebar kampuh las.
 Panjang kampuh las.
 Arah pengelasan.
 Jenis proses pengelasan.
 Kondisi lain yang perlu diketahui.

4.1 Simbol dasar penunjuk pengelasan

Simbol dasar pengelasan ditunjukan seperti pada gambar 45 dibawah ini.

Gambar 45 Simbol pengelasan


Dikutip dari “Machine Drawing” (3)

Jenis sambungan pengelasan yang bervariasi bentuknya dilambangkan dengan simbol


pengelasan (Gambar 46). Umumnya simbol pengelasan tersebut memiliki kesamaan bentuk
seperti simbol pengelasan aslinya. Jenis bentuk simbol pengelasan adalah:
1. Simbol utama (elementer)
2. Tambahan (suplementer)
3. Dimensi kampuh las
4. Keterangan pelengkap

Gambar Mesin 1 67
Gambar 46 Jenis sambungan pengelasan
Dikutip dari “Machine Drawing” (3)

Penunjukan dasar pengelasan digambarkan dengan anak panah penunjuk yang disambungkan
dengan garis referensi berupa garis lurus yang diakhiri dengan ekor kemudian dilengkapi
dengan garis identifikasi berupa garis putus-putus sejajar garis referensi yang diletakkan diatas
atau dibawahnya.
Posisi garis referensi disarankan sejajar atau tegak lurus terhadap sisi bawah bidang gambar.

Gambar 47 Penunjukan simbol pengelasan


Dikutip dari “Machine Drawing” (3)

Informasi lain yang dituliskan untuk melengkapi simbol dasar antara lain adalah :

4.1.1 Simbol utama (elementer)

Simbol ini menandakan jenis penyambungan yang ditampilkan menyerupai bentuk kampuh
las pada setiap jenis sambungan, seperti sambungan sudut, sambungan tumpul dan sambungan
tumpang.

Gambar Mesin 1 68
Tabel 29 Simbol utama
No. Jenis Sambungan Las Ilustrasi Simbol

Butt weld between plates with raised edges (the


raised edges being melted down completely).
1
(Las tumpul dengan ujung dibengkokkan (kedua
ujung permukaan akan melebur secara merata))

Square butt weld


2
(Las tumpul)

Single-V butt weld


3
(Las tumpul V tunggal)

Single-bevel butt weld


4
(Las tumpul bevel tunggal)

Single-V butt weld with broad root face


5
(Las tumpul V dengan celah)

Single-bevel butt weld with broad root face


6
(Las tumpul bevel dengan celah)

Single-U butt weld (parallel or sloping sides)


7
(Las tumpul U tunggal)

Single-U butt weld


8
(Las tumpul setengah U tunggal)

Backing run ; back or backing weld


9
(Kampuh pelapis)

Fillet weld
10
(Las sudut)

Gambar Mesin 1 69
No. Jenis Sambungan Las Ilustrasi Simbol

Plug weld ; plug or slot weld


11 (Las tumpuk dengan lubang kampuh bulat atau
alur)

Spot weld
12 (Las tumpuk tahanan listrik dengan kampuh
bentuk bulat)

Seam weld
13 (Las tumpuk tahanan listrik dengan kampuh
bentuk alur)

Steep-flanked single-V butt weld


14
(Las V tunggal bersudut landai)

Steep-flanked single-bevel butt weld


15
(Las bevel tunggal bersudut landai)

Edge weld
16
(Las ujung tepi)

Surfacing
17
(Las pelapisan permukaan)

Gambar Mesin 1 70
No. Jenis Sambungan Las Ilustrasi Simbol

Surface joint
18
(Las sambungan permukaan)

Inclined joint
19
(Las sambungan miring)

Fold joint
20
(Las sambungan lipat)

Tabel 31 dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Gambar Mesin 1 71
4.1.2 Simbol tambahan (suplementer)

Simbol ini ditambahkan melengkapi simbol utama untuk menandai bentuk permukaan
kampuh las yang diinginkan, seperti permukaan yang rata, cekung atau cembung.
Bilamana simbol tambahan ini tidak dicantumkan, maka hal itu berarti bentuk permukaan
kampuh las tersebut tidak harus dibuat secara spesifik.

Bentuk permukaan kampuh las Simbol

a) Flat (usually finished flush) (Rata)

b) Convex (Cembung)

c) Concave (Cekung)

Toes shall be blended smoothly


d)
(Kampuh permukaan lengkung)

Permanent backing strip used


e)
(Kampuh pelapis permanen)

Removable backing strip used


f)
(Kampuh pelapis non permanen)

Gambar 48 Simbol tambahan


Dikutip dari “Machine Drawing” (3)

Gambar Mesin 1 72
Jenis Sambungan Las Ilustrasi Simbol

Double-V butt weld (X-weld)

(Las tumpul V ganda)

Double bevel butt weld

(Las tumpul bevel ganda)

Double-V butt weld with broad root face

(Las tumpul V ganda dengan celah)

Double bevel butt weld with broad root face

(Las tumpul bevel ganda dengan celah)

Double-U butt weld

(Las tumpul U ganda)

Gambar 49 Simbol kombinasi untuk pengelasan simetris


Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Gambar Mesin 1 73
Jenis Sambungan Las Ilustrasi Simbol

Flat (flush) single-V butt weld

(Las tumpul V tunggal permukaan rata)

Convex double-V weld

(Las tumpul V ganda permukaan cembung)

Concave fillet weld

(Las sudut permukaan cekung)

Flat (flush) single-V butt weld with flat (flush) backing run

(Las tumpul V tunggal permukaan rata dengan pelapis yang


permukaannya rata)

Single-V butt weld with broad root face and backing run

(Las tumpul V tunggal dengan celah disertai pelapis)

Flush finished single-V butt weld

(Las tumpul V tunggal permukaan rata)

Fillet weld with smooth blended face

(Las sudut dengan permukaan cekung)

1) Simbol sesuai dengan ISO 1302, sebagai pengganti simbol ini, simbol utama dapat digunakan

Gambar 50 Contoh penerapan dari simbol tambahan


Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Gambar Mesin 1 74
4.1.3 Dimensi kampuh las

Arti dimensi disini adalah ukuran ketebalan, panjang, lebar, diameter atau kedalaman kampuh
las. Ukuran tebal kampuh las dicantumkan disebelah kiri simbol utama. Ukuran panjang
kampuh las dicantumkan disebelah kanan simbol utama.
Bilamana ukuran tebal tidak dicantumkan, maka itu berarti kampuh las pada sambungan las
tumpul (butt weld) harus mencapai penetrasi yang sempurna (menyeluruh). Bilamana ukuran
panjang tidak dicantumkan, maka itu berarti kampuh lasnya adalah sepanjang sambungan benda
kerja.
Ukuran posisi pengelasan yang menunjukkan lokasi bagian yang di las terhadap bagian lain
tidak ditampilkan pada simbolisasi penunjukan las akan tetapi dicantumkan langsung pada
gambar.
Pencantuman ukuran tebal untuk las sudut (fillet weld) bisa dilakukan dengan dua cara :
1. Bilamana yang dimaksud dengan ketebalan adalah kaki segitiga kampuh, maka ditandai
dengan huruf z sebelum harga ketebalan.
Contoh : z7 (Gambar 51a)
2. Bilamana yang dimaksud dengan ketebalan adalah tinggi segitiga kampuh, maka
ditandai dengan huruf a sebelum harga ketebalan.
Contoh : a5 (Gambar 51b)
3. Bilamana penetrasi las sudut (fillet weld) diinginkan masuk kedalam benda kerja, maka
ditandai dengan huruf s dan a.
Contoh : s8a6 (Gambar 51c)

(a) (b)

(c) (Pencantuman ukuran untuk penetrasi dalam pada las sudut (fillet weld))
Gambar 51 Metode indikasi ukuran pada las sudut/fillet welds
Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Gambar Mesin 1 75
 Setiap simbol diikuti oleh sejumlah ukuran tertentu. Ukuran ini dituliskan sebagaimana
dalam Gambar 52.
a. Ukuran tebal yang merupakan potongan melintang kampuh las diletakkan di sebelah
kiri atau sebelum simbol.
b. Ukuran panjang yang merupakan panjang kampuh las diletakkan disebelah kanan
atau setelah simbol.
Ukuran lain yang kurang penting dicantumkan bilamana diperlukan.

Gambar 52 Contoh penerapan dari simbol yang diikuti sejumlah ukuran tertentu

 Bilamana tidak ada pencantuman ukuran yang mengikuti simbol las maka kampuh las
diartikan sebagai kampuh las kontinyu sepanjang benda kerja.
 Bilamana tidak ada pencantuman ukuran yang diletakkan di sisi sebaliknya maka kampuh las
sambungan tumpul (butt weld) harus mempunyai penetrasi yang penuh.
 Sambungan sudut (fillet weld) mempunyai dua metoda untuk mencantumkan ukuran tebal.
Oleh karena itu untuk memperjelas yang dimaksud sebagai tebal, perlu dicantumkan huruf a
atau z di depan nilai ukurannya.

 Dalam hal las tumpuk dengan lubang kampuh (plug weld atau slot weld), ukuran pada lubang
bawah perlu dipertimbangkan.

Gambar Mesin 1 76
Tabel 30 Dimensi Kampuh las
No. Jenis Sambungan Las Illustrasi

Butt weld
1
(Las tumpul)

Butt weld between plates with


raised edges
2
(Las tumpul dengan ujung
bengkok)

Continues fillet weld


3
(Las sudut bersambung)

Intermittent fillet weld


4
(Las sudut berjarak)

Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Gambar Mesin 1 77
Definisi Penandaan

(Lihat 4.1.3)

s: minimum distance from the surface of the part to the bottom of the
penetration. which cannot be greater than the thickness of the thinner part.

(jarak minimum dari permukaan benda kerja ke bagian penetrasi bawah,


tidak dapat lebih besar dari ketebalan benda kerja yang lebih tipis) (Lihat 4.1.3)

(Lihat 4.1.3)

minimum distance from the external surface of the weld to the bottom of the
s:
penetration.

(jarak minimum dari permukaan luar kampuh las ke bagian penetrasi bawah) [Lihat 4.1.3 dan tabel 31]

a: height of the largest isosceles triangle that can be inscribed in the section.

(tinggi dari bentuk segitiga kampuh las)

z: side of the largest isosceles triangle that can be inscribed in the section.

(sisi kaki dari bentuk segitiga kampuh las)


(Lihat 4.1.3)

l: lenght of weld (without end craters).

(panjang kampuh las)

(c) : distance between adjacent weld elements.

(jarak antar kampuh las)

n: number of weld elements.

(jumlah kampuh las) (Lihat 4.1.3)


a:
(lihat No.3)
z:

Gambar 53 Penjelasan tabel 32


Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Gambar Mesin 1 78
Tabel 31 Dimensi utama (sambungan)
No. Jenis Sambungan Las Illustrasi

Staggered intermittent
fillet weld
5
(Las sudut berjarak pada 2 sisi
berselang seling)

Plug or slot weld


6 (Las tumpuk lubang kampuh
alur)

Seam weld
7 (Las tumpuk tahanan listrik
kampuh alur)

Plug weld
8 (Las tumpuk lubang kampuh
bulat)

Spot weld
9 (Las tumpuk tahanan listrik
kampuh bulat)

Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Gambar Mesin 1 79
Definisi Penandaan

l :
(e) : (lihat No. 4)
n :

a :
(lihat No. 3)
(lihat 4.1.3)
z :

l :
(e) : (lihat No. 4)
n :
(lihat 4.1.3)
c : width of slot (lebar alur)

l :
(e) : (lihat No. 4)
n :

c : width of weld (lebar kampuh las)

n : (lihat No. 4)

(e) : spacing (jarak antar kampuh las)

d : diameter of hole (diameter lubang)

n : (lihat No. 4)

(e) : spacing (jarak antar kampuh las)

d : diameter of spot (diameter spot)

Gambar 54 Penjelasan tabel 33


Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Gambar Mesin 1 80
4.1.4 Keterangan pelengkap

Sebagai kelengkapan informasi untuk pengelasan sering ditambahkan tanda tertentu untuk
menandai jenis proses pengelasan atau karakteristik lainnya seperti pengelasan keliling dan
pengelasan yang dilakukan untuk bagian tertentu pada kondisi terpasang.
Tanda lingkaran pada simbol dasar menandakan bahwa pengelasan dilakukan mengelilingi
benda.
Tanda bendera pada simbol dasar menandakan bahwa pengelasan dilakukan dilapangan atau
berada dalam kondisi terakit.

(a) (b)

Gambar 55 (a) Penandaan pengelasan keliling (b) Penandaan pengelasan dilapangan/kondisi


terakit.

Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Angka yang dicantumkan pada ekor simbol dasar menandakan jenis proses pengelasan tertentu
yang diinginkan.
Beberapa keterangan pelengkap bisa dituliskan pada bagian ekor simbol dasar dengan urutan
penulisan sebagai berikut:
a. Proses pengelasan (sesuai dengan ISO 4063).
b. Persyaratan pengujian (sesuai dengan ISO 5817; 10047).
c. Posisi pengerjaan (sesuai dengan ISO 6947).
d. Jenis material tambah (sesuai ISO 544; 2560; 3581).

(a) (b)

Gambar 56 Contoh: (a) Penunjukan proses pengelasan (b) Informasi referensi.

Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Gambar Mesin 1 81
Gambar 57 Contoh pengelasan las tumpul V tunggal (single-V butt) dengan pelapis (backing run)
Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

4.2 Hubungan antara penunjukan pengelasan dan letak pengelasan

Lokasi pengelasan pada arah yang ditunjuk anak panah bila simbol utama diletakkan pada garis
referensi (garis lurus).
Lokasi pengelasan ada dibalik arah yang ditunjuk anak panah bila simbol utama diletakkan pada
garis identifikasi (garis putus).

Gambar 58 Posisi simbol pengelasan menurut garis referensi


Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Gambar Mesin 1 82
Apabila pengelasan dilakukan bolak-balik secara simetri, maka simbol dasar dicantumkan
diatas dan dibawah garis referensi (garis lurus) tanpa mencantumkan garis identifikasi (garis
putus).

Dipergunakan hanya untuk bentuk pengelasan simetri

Gambar 59 Posisi simbol pengelasan simetri


Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Khusus pada bentuk penyambungan tumpul seperti single bevel, single bevel with root face dan
single J, anak panah penunjuk harus diletakkan mengarah ke bagian permukaan yang
dipersiapkan untuk dilas.

1= garis panah

2a = garis referensi (garis kontinyu)

2b = garis identifikasi (garis putus-putus)

3= simbol las

Gambar 60 Penjelasan simbol pengelasan


Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Di las pada sisi panah Di las pada sisi balik dari panah

Gambar 61 Contoh pengelasan sambungan sudut (T joint) dengan satu kampuh las (fillet weld)
Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Gambar Mesin 1 83
Gambar 62 Contoh pengelasan Cruciform joint dengan dua fillet welds
Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

4.2.1 Posisi tanda panah penunjukan pengelasan

Posisi tanda panah penunjuk yang berhubungan dengan proses pengelasan umumnya tidak
memiliki perbedaan khusus dengan tanda panah pemberian informasi dalam gambar, seperti
pada gambar 78 dibawah ini.

Gambar 63 Posisi tanda panah penunjukan pengelasan umum


Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Tanda panah penunjuk pengelasan harus menunjuk pada bagian benda yang akan dipersiapkan
untuk dilas seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 64 Contoh posisi panah penunjukan pengelasan satu sisi


Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Gambar Mesin 1 84
Syarat tanda panah penunjuk pengelasan :
 Garis referensi bersambung dengan garis penunjuk sambungan dengan membentuk sudut.
 Ujung garis penunjuk sambungan harus dilengkapi dengan anak panah

4.3 Contoh pemakaian

Dibawah ini diberikan beberapa contoh pemakaian yang membedakan antara las tumpuk
dengan tahanan listrik kampuh bulat (spot weld) dan las tumpuk dengan tahanan listrik kampuh
alur (seam weld).

Gambar 65 Contoh Las tumpuk tahanan listrik kampuh bulat (Resistance spot welds)
Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Gambar 66 Contoh Las tumpuk tahanan listrik kampuh bulat (Fusion-welded spot welds)
Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Gambar Mesin 1 85
Gambar 67 Contoh Las tumpuk tahanan listrik kampuh bulat (Spot welds)
Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Gambar 68 Contoh Las tumpuk tahanan listrik kampuh alur berjarak


(Intermittent resistance seam welds)
Dikutip dari “ISO Standards Handbook, Technical drawings” (1)

Gambar Mesin 1 86
4.4 Referensi

1. ISO Standards Handbook, Technical drawings, Volume 2, Fourth edition, 2002


2. Takeshi Sato, N. Sugiarto, Menggambar Mesin Menurut ISO, Cetakan kesepuluh, 2003
3. K.L. Narayana, P. Kannaiah, K. Venkata Reddy, Machine Drawing, Third Edition, 2006

Gambar Mesin 1 87

Anda mungkin juga menyukai