Anda di halaman 1dari 2

Doa pembukaan

Ya Allah, Bapa sumber segala kerahiman. Pada awal hari baru ini kami menghaturkan
puji dan syukur kepada-Mu atas perlindungan-Mu sepanjang malam tadi. Kami
bersyukur atas hari baru yang membawa kesegaran dan membangkitkan semangat baru
bagi hidup kami. Berilah kami kemampuan baru untuk menghayati iman dan
mengamalkan kasih sepanjang hari ini.

Tuntunlah tingkah laku dan perbuatan kami, supaya sepanjang hari ini kami bekerja
sebaik baiknya, tidak pernah jemu menolong sesama, selalu ramah dan tahu terima
kasih, menghayati iman dan mengamalkannya dengan sekuat tenaga kami
Semua ini kami sampaikan kepada-Mu, dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin

Doa penutup
Kami bersyukur atas penyetaanMu Tuhan sepanjang pembahasan firman tadi. Kami
mohon hidupkanlah firmanMu dalam hati kami, biarkanlah bertumbuh dan berguna bagi
diri kami sendiri dan sesama.

Kami mohon anugerah, kebijaksanaan dan kepekaan lebih lagi terutama kesanggupan
untuk menjalankan ajaranMu. Kuduskanlah kami Tuhan, jangan biarkan kami berpaling
dari perintahMu.

Berkati kami dalam keseharian kegiatan kami selanjutnya di tempat masing-masing


agar dapat membawa kebaikan bagi sesama kami. Berkati juga pelayan kami baik di RS
maupun di klinik wirosasri dan sulursari, jauhkan dari segala kejadian yang tidak
diharapkan

“Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku,
semuanya meninggalkan aku -- kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka --,
tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan
perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi
mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Dan Tuhan akan
melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga
aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya!
Amin. 2 Timotius 4:16-18

Seorang anak mengeluh pada ayahnya tentang hidupnya yang sulit. Ia tidak tahu lagi harus berbuat
apa dan ingin menyerah saja. Ia lelah berjuang. Setiap saat satu persoalan terpecahkan, persoalan
yang lain muncul. Ayahnya, seorang juru masak, tersenyum dan membawa anak perempuannya ke
dapur. Ia lalu mengambil tiga buah panci, mengisinya masing-masing dengan air dan
meletakkannya pada kompor yang menyala. Beberapa saat kemudian air dalam panci-panci itu
mendidih. Pada panci pertama, ia memasukkan wortel. Lalu, pada panci kedua ia memasukkan
telur. Dan, pada panci ketiga ia memasukkan beberapa biji kopi tumbuk. Ia membiarkan masing-
masing mendidih.

Selama itu ia terdiam seribu basa. Sang anak menggereget gigi, tak sabar menunggu dan heran
dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya. Dua puluh menit kemudian, sang ayah mematikan api.
Lalu menyiduk wortel dari dalam panci dan meletakkanya pada sebuah piring. Kemudian ia
mengambil telur dan meletakkanya pada piring yang sama. Terakhir ia menyaring kopi yang
diletakkan pada piring itu juga.
Ia lalu menoleh pada anaknya dan bertanya, "Apa yang kau lihat, nak?"

"Wortel, telur, dan kopi, " jawab sang anak.

Ia membimbing anaknya mendekat dan memintanya untuk memegang wortel. Anak itu melakukan
apa yang diminta dan mengatakan bahwa wortel itu terasa lunak. Kemudian sang ayah meminta
anaknya memecah telur. Setelah telur itu dipecah dan dikupas, sang anak mengatakan bahwa telur
rebus itu kini terasa keras.

Kemudian sang ayah meminta anak itu mencicipi kopi. Sang anak tersenyum saat mencicipi aroma
kopi yang sedap itu. "Apa maksud semua ini, ayah?" tanya sang anak.

Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda tadi telah mengalami hal yang sama, yaitu direbus
dalam air mendidih, tetapi selepas perebusan itu mereka berubah menjadi sesuatu yang berbeda-
beda. Wortel yang semula kuat dan keras, setelah direbus dalam air mendidih, berubah menjadi
lunak dan lemah.Sedangkan telur, sebaliknya, yang semula mudah pecah, kini setelah direbus
menjadi keras dan kokoh. Sedangkan biji kopi tumbuh berubah menjadi sangat unik. Biji kopi,
setelah direbus, malah mengubah air yang merebusnya itu.

"Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau
menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?" Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu
adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu
menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu."

"Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis,
namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras
dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan
hati yang kaku?."

"Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan
kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air
mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat."

"Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi
semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik."

Bp/ibu dan saudara/saudari yang terkasih pasti kita juga pernah mengalami situasi seperti
halnya anak dalam ilustrsi tersebut,
"Lalu, yang manakah diri kita?" "Disaat kesulitan menghadang langkah kita, perubahan apa
yang terjadi pada diri kita? Apakah masing-masing dari kita akan menjadi sebatang wortel,
sebutir telur atau biji kopi?"

Anda mungkin juga menyukai