Anda di halaman 1dari 9

BAB III.

METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu : 20 Maret – 22 Mei 2018
Tempat : Laboratorium Lapang dan Lahan Praktikum PTH

3.2 Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
Cangkul Benih melon Golden Aroma Mancobat mix 60 WP
Koret Air Klop 500 SL
Tugal Atonik Antrakol
Meteran KNO3 merah Curacron
Tugal KNO3 putih Saaf 75 WP
Pelubang mulsa ZA Amistar Top 325 SC
Gunting NPK Mutiara 16:16:16 Marshal 25 EC
Gembor/timba Pupuk MKP Pak Tani Agro Top 350 EC
Knepsek Pupuk kandang Furadan 3 GR
Baki Sodium Potasium Nitrat 15-0-14 Antracol 75 WP
Kardus Dolomit Dithane M 45
Lampu Cocopeat Ekstrabor
Tray Top Soil Pesnab daun mimba
Plastik Mulsa Plastik Hitam Perak
Kertas buram Arang
Kaleng bekas
3.3 Langkah Kerja
a. Pembibitan
1. Menyiapkan alat dan bahan. Memilih benih yang bagus Setelah itu larutan campuran
antara Dithane 1 gr/l, Atonik 0,5 cc dan Air, setelah itu benih melon direndam selama 30
menit.
2. Setelah benih direndam selama 30 menit, benih ditata dalam kertas buram yang telah
dibasahi, kemudian digulung dan ditaruh dalam baki.
3. Baki dimasukkan dalam tempat kardus dan diatasnya diberi lampu bohlam, untuk
memanaskan suhu dan dapat memicu perkecambahan.
4. Setelah 24 jam, benih sudah berkecambah dan siap ditanam dalam tray
5. Media benih melon saat di tray adalah pupuk kandang dan Top Soil dengan
perbandingan 1:1 dan ditaburi Furadan diatasnya, pada awal menggunakan cocopeat ½
dosis tetapi banyak yang tidak tumbuh.
6. Tray yang telah ditanami ditaruh di dalam sungkup persemaian,disiram hingga basah
lapang dan diberi pelindung sungkup plastik transparan untuk menjaga suhu dalam
tempat persemaian agar tetap lembab.
7. Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 3-4 helai, maka bibit telah siap untuk
dipindah tanamkan ke lahan.

b. Pengolahan lahan
1. Lahan yang akan digunakan, dilakukan pembersihan dahulu dari tanaman terdahulu dan
dari gulma-gulma, sisa-sisa tanaman dan tunggul bekas batang/jaringan perakaran
tanaman yang tidak diinginkan dibuang
2. Melakukan pembalikan tanah untuk menghancurkan tanah sehingga menjadi bongkahan-
bongkahan yang kecil dan merata. Setelahnya membuat bedengan dan saluran air.
Bedengan dibentuk dengan panjang 5 meter dan lebar 1 meter dengan tinggi 30 cm.
Dibentuk persegi panjang disesuaikan dengan luas lahan dan kondisi tanah.

3. Jika tanah yang ada dilahan mempunyai pH yang asam, maka dilakukan pengapuran
dengan cara memberi kapur pertanian/Dolomit dalam tanah bedengan, dan kemudian
dicampurkan dengan pupuk kandang sebagai pupuk dasar. Mencampur Dolomit terlebih
dahulu dengan tanah, beberapa hari kemudian dilakukan pemupukan dasar dan tanah
tersebut diolah sampai rata
4. Setelah selesai dilakukan pengapuran dan pemupukan dasar, maka bedengan siap
dipasangi mulsa plastik dan siap untuk ditanami

c. Teknik penanaman
1. Penanaman melon kali ini dilakukan dengan cara monokultur, yaitu hanya menanam
melon saja dalam satu bedengan
2. Penanaman bibit melon dapat dilakukan setelah persemaian berumur 14 hari dan telah
tumbuh daun 3-4 helai daun. Persiapan pelubangan mulsa dapat dilakukan 1 minggu
sebelum bibit dipindahkan ke lahan. Dengan jarak 35 cm dari tepi bedengan dengan jarak
antar lubang panjangnya 70 cm dan lebar 50 cm. Mulsa dilubangi dengan bantuan kaleng
yang didalamnya terdapat arang, sehingga kaleng menjadi panas dan dapat melubangi
mulsa. Pelubangan pada bedengan bertipe zig-zag, tidak berjajar.
3. Bibit melon yang telah siap tanam dikeluarkan dari tray. Melon diambil secara hati-hati
supaya akar tidak rusak, tanam dengan posisi bibit melon berada pada tengah-tengah
lubang tanam, celah-celah lubang ditutup dengan tanah. Lubang tanaman yang tersisa
ditutup dengan tanag dan ditekan perlahan supaya tidak ada celah antara akar dan tanah,
dan yang terakhir dilakukan penyiraman pada bibit melon yang selesai dipindah tanam.

d. Pemeliharaan tanaman dan Pemanenan


1. Tanaman melon yang berumur 1 minggu sudah siap tanam , apabila tanaman mati maka
dilakukan penyulaman/diganti dengan bibit baru maksimal penyulaman adalah 7 HST.
2. Memasang ajir berbentuk segitiga dengan bambu dan tali rafia
3. Tanaman yang tumbuh, maka harus dilakukan pewiwilan/pembuangan tunas samping
dimana tunas samping tersebut tidak dibutuhkan
4. Dilakukan pemangkasan tunas air/tunas samping dilakukan sampai ruas ke-7, karena
pada ruas ke 7-12 adalah tempat tumbuh bunga yang diinginkan
5. Melakukan pembubunan tanah, agar akar menyerap makanan secara maksimal dan
dilakukan setelah beberapa hari penanaman
6. Merambatkan tanaman pada ajir, dengan bantuan tali rafia menggunakan simpul angka
delapan. Mengatur arah rambat, supaya semua daun mendapatkan sinar matahari
7. Pemberian pupuk dasar pada sebelum penanaman tidak akan semuanya terserap. Maka
dilakukan pemupukan susulan yang disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Pada fase
vegetative diperlukan pupuk KNO3 Merah dengan dosis 62,5 gram/10 liter air,
disiramkan pada umur 7 hst dan dilakukan 6 hari sekali. Pada pemupukan ketiga, dosis
dinaikkan yaitu 125 gram/10 liter dilakukan 6 hari sekali sampai tanaman berumur 25
hst. Pemupukan pada fase generatif dilakukan dengan pupuk NPK Mutiara, KNO3 Putih
dan ZA dengan masing-masing dosis 125 gram/10 liter air dilakukan 6 hari sekali, pada
pemupukan kedua dosis dinaikkan yaitu menjadi 250 gram/10 liter air dilakukan 6 hari
sekali sampai melon siap dipanan. Pada saat tanaman berumur 36 hst, dilakukan
pemupukan dengan Pupuk MKP Pak Tani dengan dosis 10 gram/tanaman, dengan cara
ditugal.
8. Pengairan dilakukan melalui saluran diantara bedengan ataupun dapat dilakukan dengan
pompa air frekuensi pemberian air pada musim kemarau dapat dilakukan setiap hari atau
2-3 hari sekali
9. Penyemprotan pestisida dilakukan pada awal munculnya gejala penyakit, dengan dosis
paling rendah. Menaikkan dosis pestisida apabila penyakit mulai parah. Penyemprotan
penyakit Mildew yang menyerang tanaman dilakukan dengan menggunakan Saaf 75
WP+Klop 500 SL dilakukan berkala selama 3 hari, diberi jeda 1 hari kemudian
disemprot kembali dengan Amistar Top 325 SC+Extrabor selama 3 hari. Dilakukan
penyemprotan setiap setelah hujan dengan menggunakan Makrobatmix 60 WP+Marshal
200 EC+Klop 500 SL. Penyemprotan terus dilakukan sampai tanaman menunjukkan
keadaan normal kembali.
10. Tanaman akan menghasilkan bunga pada umur 25hst, pada saat ini dilakukan pemilihan
bakal buah. Memilih 2 bakal buah yang akan dijadikan buah dan dipelihara. Membuang
bunga yang tidak diinginkan
11. Buah yang mulai membesar dilakukan pembuangan jumlah daun pada cabang sekunder
tersebut, hanya menyisakan 2-3 daun
12. Melakukan penalian pada buah yang mulai membesar. Penalian dilakukan dengan cara
menyimpul angka delapan pada tangkai buah dan ditalikan pada ajir yang melintang
dengan tali rafia
13. Melakukan pemanenan pada buah melon pada saat melon berumur ± 3 bulan setelah
tanam. Pemanenan dilakukan dengan melihat ciri yaitu ukuran telah sesuai dengan
ukuran normal, serat jala pada kulit buah sangat nyata/kasar. Pemanennan dilakukan
dengan menggunakan pisau dengan menyisakan 2 cm tankai untuk memperpanjang masa
simpan buah. Tangkai dipotong berbentuk huruf “T” supaya tangkai buah utuh.
BAB III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu : 20 Maret – 1 Juni 2018


Tempat : Laboratorium Lapang dan Lahan Inovasi

3.2 Alat dan Bahan

Alat: Bahan:
Cangkul Benih semangka berbiji Amara Mancobat mix 60 WP
Koret Benih semangka non biji Inden Metindo 25 WP
Tugal Air Antrakol
Meteran Atonik Curacron
Tugal KNO3 merah Klop
Pelubang mulsa KNO3 putih Bion M 1/48 WP
Gunting Gandasil D Sankil 530/60 EC
Gembor/timba Gandasil B Marshal 200 SC
Knepsek KCL Dekamon
Baki SP36 Furadan 3 GR
Kardus ZA dan ZK Antracol 75 WP
Lampu NPK Mutiara 16:16:16 Dithane M 45
Tray Urea Redomil Gold
Plastik Pupuk kandang Atonik
Kertas buram Sodium Potasium Nitrat 15-0-14 Ekstrabor
Kaleng bekas Dolomit Confidor
Cocopeat
Top Soil
Mulsa Plastik Hitam Perak
Arang
3.3 Langkah Kerja

a. Pembibitan
8. Pemilihan jenis benih semangka yang dengan kualitas yang baik, tidak cacat, dan tidak
berpenyakit
9. Jenis benih hibrida impor, terutama jenis bibit triploid setelah dipilih disiapkan alat bantu
untuk menyayat/merenggangkan sedikit karena tanpa direnggangkan biji tersebut sulit
untuk berkecambah, alat bantu tersebut berbentuk gunting kuku yang mempunyai bentuk
segitiga panjang berukuran kecil dan disediakan tempat kecil yang mempunyai
permukaan lebar. Jenis Haploid dengan mudah disemai karena bijinya tidak keras
sehingga mudah membelah pada waktu berkecambah
10. Melakukan perenggangan/penyayatan pada biji semangka terlebih dahulu, setelah itu
dilakukan perendaman menggunakan Dithane dan Atonik yang telah dicampur dengan
air hangat, selama 10-30 menit, diangkat dan ditirkan sampai air tidak mengalir lagi dan
bibit siap dikecambahkan
11. Setelah benih direndam selama 30 menit, benih langsung dikeluarkan dan ditata
dalam kertas buram yang telah dibasahi, kemudian digulung dan ditaruh dalam baki
12. Baki tersebut kemudian dimasukkan dalam tempat perkecambahan dapat dibuat
dengan menggunakan kardus dan diatasnya diberi lampu bohlam, kemudian kardus
ditutup atasnya supaya panas tidak keluar dan memicu perkecambahan benih semangka
13. Setelah 24 jam, maka benih sudah berkecambah dan siap ditanam dalam tray
14. Media yang disiapkan untuk tanam semangka dalam tray adalah pupuk kandang dan
Top Soil dengan perbandingan 1:1 dan ditaburi Furadan diatasnya
15. Tray yang telah ditanami ditaruh dalam tempat persemaian diletakkan berderet rapi.
Diberi perlindungan plastik transparan untuk menjaga suhu dalam tempat persemaian
16. Pada pagi hari sampai jam 11 plastik dibuka, lebih dari itu plastik kembali ditutup dan
ditali rapat untuk menjaga suhu dan kelembapan dalam tempat persemaian tetap stabil
sesuai kebutuhan semangka
17. Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai, maka bibit telah siap untuk
dipindah tanamkan ke lahan.
b. Pengolahan media tanam
1. Lahan yang akan digunakan, dilakukan pembersihan dahulu dari tanaman terdahulu dan
dari gulma-gulma, sisa-sisa tanaman dan tunggul bekas batang/jaringan perakaran
tanaman yang tidak diinginkan dibuang
2. Melakukan pembalikan tanah untuk menghancurkan tanah sehingga menjadi bongkahan-
bongkahan yang kecil dan merata. Setelahnya membuat bedengan dan saluran air.
Bedengan dibentuk dengan panjang 10 meter dan lebar 1 meter dengan tinggi 30 cm.
Dibentuk persegi panjang disesuaikan dengan luas lahan dan kondisi tanah.
3. Jika tanah yang ada dilahan mempunyai pH yang asam, maka dilakukan pengapuran
dengan cara memberi kapur pertanian/Dolomit dalam tanah bedengan, dan kemudian
dicampurkan dengan pupuk kandang sebagai pupuk dasar. Mencampur Dolomit terlebih
dahulu dengan tanah, beberapa hari kemudian dilakukan pemupukan dasar dan tanah
tersebut diolah sampai rata
4. Setelah selesai dilakukan pengapuran dan pemupukan dasar, maka bedengan siap
dipasangi mulsa plastik dan siap untuk ditanami

c. Teknik penanaman
1. Penanaman semangka kali ini dilakukan dengan cara monokultur, yaitu hanya menanam
semangka saja dalam satu bedengan
2. Penanaman bibit semangka dapat dilakukan setelah persemaian berumur 14 hari dan
telah tumbuh daun 2-3 helai daun. Persiapan pelubangan mulsa dapat dilakukan 1
minggu sebelum bibit dipindahkan ke lahan. Dengan jarak 20-30 cm dari tepi bedengan
dengan jarak antar lubang 30-50 cm. Mulsa dilubangi dengan bantuan kaleng yang
didalamnya terdapat arang, sehingga kaleng menjadi panas dan dapat melubangi mulsa.
3. Bibit semangka yang telah siap tanam dikeluarkan dari tray. Semangka diambil secara
hati-hati supaya akar tidak rusak, tanam dengan posisi bibit semangka berada pada
tengah-tengah lubang tanam, celah-celah lubang ditutup dengan tanah. Lubang tanaman
yang tersisa ditutup dengan tanag dan ditekan perlahan supaya tidak ada celah antara
akar dan tanah, dan yang terakhir dilakukan penyiraman pada bibit semangka yang
selesai dipindah tanam.
d. Pemeliharaan tanaman dan Pemanenan
1. Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan, apabila tanaman mati
maka dilakukan penyulaman/diganti dengan bibit baru yang telah disiapkan dari bibit
cadangan
2. Tanaman semangka cukup mempunyai tiga buah saja, dengan mengatura cabang primer.
Dipelihara 2-4 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Melakukan penyiangan pada
ranting yang tidak berguna. Pengaturan cabang utama dan cabang primer agar semua
daun pada tiap cabang tidak saling menutupi, sehingga pembagian sinar merata, yang
mempengaruhi pertumbuhan baik tanaman/buahnya.
3. Melakukan pembubunan tanah, agar akar menyerap makanan secara maksimal dan
dilakukan setelah beberapa hari penanaman
4. Melakukan penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena
mempengaruhi pertumbuhan tanaman/buah semangka yang sedang berkembang.
Perempalan dilakukan untuk mengurangi tanaman yang terlalu lebat akibat banyak tunas-
tunas muda yang kurang bermanfaat
5. Pemberian pupuk dasar pada sebelum penanaman tidak akan semuanya terserap. Maka
dilakukan pemupukan susulan yang disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Pada fase
vegetative diperlukan pupuk KNO3 Merah, NPK Mutiara, dan KCL dengan dosis 62,5
gram/10 liter air, disiramkan pada umur 7 hst dan dilakukan 5 hari sekali. Pada
pemupukan ketiga, dosis dinaikkan menjadi 125 gram/10 liter (1 gelas plastik/tanaman)
dilakukan 5 hari sekali sampai tanaman berumur 25 hst. Pemupukan pada fase generatif
dilakukan dengan pupuk NPK Mutiara, KNO3 Putih, ZA dengan masing-masing dosis
125 gram/10 liter air dilakukan 5 hari sekali, pada pemupukan kedua dosis dinaikkan
menjadi 250 gram/10 liter air dilakukan 5 hari sekali sampai semangka siap dipanan.
Pada saat tanaman berumur 36 hst, dilakukan pemupukan dengan Pupuk ZK dengan
dosis 10 gram/tanaman, dengan cara ditugal.
6. Pengairan dilakukan melalui saluran diantara bedengan ataupun dapat dilakukan dengan
pompa air frekuensi pemberian air pada musim kemarau dapat dilakukan setiap hari atau
2-3 hari sekali
7. Penyemprotan pestisida dilakukan pada awal munculnya gejala penyakit, dengan dosis
paling rendah. Menaikkan dosis pestisida apabila penyakit mulai parah. Penyemprotan
dilakukan dengan menggunakan Antrakol 20 gr + Marshal 5 cc + Dekamon 5 cc + Klop
15 cc + Gandasil D dilakukan pada awal penyemprotan,bersela 4 hari dilakukan kembali
penyemprotan menggunakan Dithane M45 30 gram + Curacron 10 cc + Convidor 5 cc +
Dekamon 10 cc + perekat/klop 15 cc + Gandasil B 30 gram. Penyemprotan dilakukan
sebanyak kurang lebih 15 kali, dengan cara berselang-seling. Penyemprotan dilakukan
sampai 63 hst
8. Tanaman akan menghasilkan bunga pada umur 25hst. Melakukan pengkawinan buah
semangka non biji, dilakukan antara bunga jantan dari semangka berbiji (2N) dikawinkan
dengan bunga betina dari semangka non biji (4N). Memilih bunga betina yang siap
dikawinkan, yaitu warna menarik, masih kuncup, dan ada bakal buahnya. Sedangkan
untuk bunga jantan yang siap untuk dikawinkan dicirikan dengan baru mekar. Cara
mengkawinkannya yaitu dengan mengambil bunga jantan, kemudian membuka mahkota
bunga betina lalu oleskan benangsari pada putik denga hati-hati. Lakukan polinasi
dengan interval selama 15 hari setelah 25 hst. Dilaksanakan dari jam 05.30-09.00 WIB.
Untuk semangka berbiji, dapat dilakukan dengan pengkawinan ataupun tidak.
9. Melakukan seleksi calon buah dilakukan dengan memilih bakal buah yang terletak antara
1,0-1,5 m dari perakaran tanaman atau terletak pada ruas ke 13-15. Calon buah yang
dekat dengan perakaran berukuran kecil karena umur tanaman relatif muda. Setiap
tanaman dijadikan hanya 3 buah, sisanya di pangkas. Untuk menghindari warna yang
kurang baik akibat ketidak-merataan terkena sinar matahari, maka melakukan
pembalikan pada buah semangka.
10. Pemanenan pada semangka ± 60 hst, dikatakan siap panen apabila tangkainya telah
mengering dan terjadi perubahan warna. Pemanenan dilakukan pada saat cuaca cerah dan
kering dengan menggunakan gunting pangkas dengan menyisakan sedikit tangkai buah
dilakukan pemanenan secara serempak dan diletakkan di tempat yang teduh setelah
pemanenan.

Anda mungkin juga menyukai