Tujuan
Kegiatan ini bertujuan mengetahui hasil dari budidaya bawang merah
dengan prinsip agroekologi dan minim penggunaan pestisida.
Total
Metode
Pengolahan tanah
Lahan yang akan dijadikan lahan budidaya bawang merah direndam selama
1 hari, kemudian lahan dibuat bedengan dengan panjang 34 m, lebar 0.8 m, dan
tinggi 0.5 m. Setelah itu, bedengan diberi pupuk kandang sesuai dosis, lalu
dikeringkan selama 2 hari. Bedengan dibasahi dan tanah pada bedengan
digemburkan, lalu bedengan dirapihkan. Kaptan/dolomit, TSP dan Trichowish
diaplikasikan pada bedengan sesuai dosis. Lalu, lubang tanam dibentuk dengan
menggunakan pedang, dan dibuat dengan ukuran 15×15 cm2.
Persiapan benih/bibit
Bibit bawang merah dipoges, kemudian direndam pada air bersuhu 37 °C
selama 10 menit, lalu direndam di air bersuhu 46 °C selama 60 menit. Bibit
bawang direndam pada suspensi Rhizomax (PGPR) dengan dosis 10 g/L.
Pemeliharaan tanaman
Bawang merah dilakukan penyiraman saat keadaan tanah sudah kering.
Lalu, tanaman diberi pupuk susulan berupa NPK 16-16-16 secara ditebar sesuai
dosis pada 14 dan 35 HST, selain itu, bawang merah diaplikasikan Rhizomax
(PGPR) secara semprot pada 15 dan 45 HST.
Pengendalian OPT
Pengendalian gulma dilakukan dengan aplikasi herbisida Goal 240 EC
sesuai dosis pada beberapa hari setelah tanam. Agens hayati sebanyak 100 gram
beras per 15 liter air diaplikasikan pada pertanaman bawang merah sebanyak 2
kali dalam seminggu. Aplikasi pestisida sintetik dilakukan saat terjadi infestasi
OPT yang tinggi pada pertanaman bawang merah.