Pada korban tenggelam di air tawar, terjadi perpindahan (absorpsi) air secara
besar-besaran dari rongga alveolus ke dalam pembuluh darah paru. Hal ini
dikarenakan tekanan osmotik di dalam pembuluh darah paru lebih tinggi daripada
tekanan osmotik di dalam alveolus. Perpindahan tersebut akan menyebabkan
hemodilusi. Air akan memasuki eritrosit,sehingga eritrosit mengalami lisis.
Eritrosit yang mengalami lisis ini akan melepaskan ion kalium ke dalam sirkulasi
darah dan mengakibatkan peningkatan kadar kalium di dalam plasma
(hiperkalemi). Keadaan hiperkalemi ditambah dengan beban sirkulasi yang
meningkat akibat penyerapan air dari alveolus dapat mengakibatkan fibrilasi
ventrikel. Apabila aspirasi air cukup banyak, akan timbul hemodilusi yang hebat.
Keadaan ini akan menyebabkan curah jantung dan aliran balik vena bertambah,
sehingga mengakibatkan edema umum jaringan termasuk paru.1-3,11 Aspirasi air
tawar hipotonik dapat mengurangi konsentrasi surfaktan sehingga dapat
menyebabkan instabilitas alveolar sehingga terjadi kolaps paru. Pada inhalasi air
laut, tekanan osmotik cairan di dalam alveolus lebih besar daripada di dalam
pembuluh darah. Oleh karena itu, plasma darah akan tertarik ke dalamalveolus.
Proses ini dapat mengakibatkan berkurangnya volume intravaskular, sehingga
terjadi hipovolemia dan hemokonsentrasi. Hipovolemia mengakibatkan terjadinya
penurunan tekanan darah dengan laju nadi yang cepat, dan akhirnya timbul
kematian akibat anoksia dan insufiensi jantung dalam 3 menit. Keluarnya cairan
ke dalam alveolus juga akan mengurangi konsentrasi surfaktan. Selanjutnya, akan
terjadi kerusakan alveoli dan sistem kapiler, sehingga terjadi penurunan kapasitas
residu fungsional dan edema paru.1-3,11 Akibat lebih lanjut lagi, dapat terjadi
atelektasis karena peningkatan tekanan permukaan alveolar.1 Bila korban
mengalami aspirasi atau edema paru, dapat terjadi acute respiratory distress
syndrome (ARDS). Saluran respiratorik yang tersumbat oleh debris di dalam air
akan menyebabkan peningkatan tahanan saluran respiratorik dan memicu
pelepasan mediator-mediator inflamasi, sehingga terjadi vasokonstriksi yang
menyebabkan proses pertukaran gas menjadi terhambat.