Anda di halaman 1dari 5

Pelayanan Pasien TB yang

diduga TB MDR (Multi Drugs


Resistance)
No.Dokumen : 440/ C.VII.SOP

SOP No. Revisi :1


Tanggal Terbit :
Halaman : 1-3
Pemerintah Kepala Puskesmas Perawatan Menawi
Kabupaten Marthen Sembai, S.Kep
Tanda Tangan :
Kepulauan Yapen NIP. 196210311987031011

Pengertian TB resistensi obat anti TB (OAT) adalah suatu fenomena buatan


manusia, sebagai akibat dari pengobatan pasien TB yang tidak
adekuat dan penularan dari pasien TB MDR tersebut.
Pengobatan yang tidak adekuat biasanya akibat dari regimen,
dosis, dan cara pemakaian yang tidak benar, ketidakteraturan dan
ketidakpatuhan pasien untuk minum obat, terputusnya
ketersediaan OAT, kualitas obat yang rendah
Tujuan - Mengurangi angka kejadian MDR TB akibat kesalahan
pengobatan pasien TB.
- Menurunkan angka kematian dan kesakitan serta mencegah
penularan dengan cara menyembuhkan pasien
Kebijakan - Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2009 tentang Kesehatan
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
364/Menkes/SK/V/2009 Tentang Pedoman Penanggulangan
Tuberkulosis (TB)
- Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 203/Menkes/SK/III/
1999 tentang Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis
Prosedur Persiapan alat :
- Alat Pelindung Diri (APD) yaitu Masker untuk petugas dan
keluarga pasien
PELAYANAN PASIEN TB YANG DIDUGA
TB MDR (MULTY DRUGS RESISTANCE)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUD Syarifah
Ambami Rato Ebu
BANGKALAN 217.04.2012 00 2/5

PROSEDUR TANGGAL TERBIT


TETAP 8 NOVEMBER 2012

1. Semua Suspek TB MDR adalah semua orang yang


mempunyai Gejala TB dan memenuhi salah satu
kriteria dibawah ini:

- Pasien TB kronik.
- Pasien TB pengobatan kategori
yang tidak konversi setelah 3 bulan pengobatan.
Prosedur - Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB
yang tidak standar serta menggunakan kuinolon dan
obat injeksi lini kedua minimal selama 1 bulan.
- Pasien TB pengobatan kategori 1 yang gagal.
- Pasien TB pengobatan kategori 1 yang
tetap positif setelah 3 bulan pengobatan.
- Pasien TB kasus kambuh (relaps), kategori 1 dan
kategori 2.
- Pasien TB yang kembali setelah loss to follow-up
(lalai berobat/default).
- Suspek TB yang mempunyai riwayat kontak erat
dengan pasien TB MDR.
- Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak respon
terhadap pemberian OAT

2. Pasien tuberkulosis yang disebabkan kuman


resisten obat (khususnya MDR) seharusnya diobati
dengan paduan obat khusus yang mengandung obat anti
tuberkulosis lini kedua.
3. Pengobatan TB MDR, pilihan pengobatan
berdasarkan :

- Ketersediaan OAT lini kedua (second-line)


- Pola resistensi setempat dan riwayat penggunaan
OAT lini kedua
- Uji kepekaan obat lini pertama dan kedua

4. Klasifikasi obat anti tuberkulosis dibagi atas 5 kelompok


berdasarkan potensi dan efikasinya, yaitu :
PELAYANAN PASIEN TB YANG DIDUGA
TB MDR (MULTY DRUGS RESISTANCE)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUD Syarifah
Ambami Rato Ebu
BANGKALAN 217.04.2012 00 3/5

PROSEDUR TANGGAL TERBIT


TETAP 8 NOVEMBER 2012

 Kelompok 1: Sebaiknya digunakan karena


kelompok ini paling efektif dan dapat ditoleransi
dengan baik (Pirazinamid, Etambutol)
 Kelompok 2: Bersifat bakterisidal (Kanamisin atau
kapreomisin jika alergi terhadap kanamisin)
Prosedur
 Kelompok 3: Fluorokuinolon yang bersifat
bakterisidal tinggi(Levofloksasin)
 Kelompok 4: Bersifat bakteriostatik tinggi (PAS,
Ethionamid, Sikloserin)
 Kelompok 5: Obat yang belum jelas efikasinya.
Tidak disediakan dalam program ini.

4. Paduan obat TB MDR: paduan ini hanya diberikan


pada pasien yang sudah terbukti TB MDR

- Paduan obat standard diatas harus disesuaikan


kembali berdasarkan keadaan di bawah ini:

a.Hasil uji kepekaan OAT lini kedua


menunjukkan resisten terhadap salah satu obat
diatas. Etambutol dan pirazinamid tetap digunakan

b. Ada riwayat penggunaan salah satu obat


tersebut di atas sebelumnya sehingga dicurigai
ada resistensi, misalnya : pasien sudah pernah
mendapat kuinolon untuk pengobatan TB
sebelumnya, maka dipakai levofloksasin dosis
tinggi. Apabila sudah terbukti resisten terhadap
levofloksasin regimen pengobatan ditambah PAS,
atas pertimbangan dan persetujuan dari tim ahli
klinis atau tim terapeutik.
PELAYANAN PASIEN TB YANG DIDUGA
TB MDR (MULTY DRUGS RESISTANCE)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUD Syarifah
Ambami Rato Ebu
BANGKALAN 217.04.2012 00 4/5

PROSEDUR TANGGAL TERBIT


TETAP 8 NOVEMBER 2012

c. Terjadi efek samping yang berat akibat salah satu obat


yang sudah dapat diidentifikasi sebagi penyebabnya

d. Terjadi perburukan keadaan klinis, sebelum maupun


setelah konversi biakan. Hal-hal yang harus
diperhatikan adalah kondisi umum, batuk, produksi
dahak, demam, penurunan berat badan
Prosedur
5. Prinsip paduan pengobatan TB MDR

 Setiap rejimen TB MDR terdiri dari paling kurang 4


macam obat dengan efektifitas yang pasti atau
hampir pasti.
 PAS ditambahkan ketika ada resistensi
diperkirakan atau hampir dipastikan ada pada
fluorokuinolon. Kapreomisin diberikan bila
terbukti resisten kanamisin.
 Dosis obat berdasarkan berat badan.
 Obat suntikan (kanamisin atau kapreomisin)
digunakan sekurang-kurangnya selama 6 bulan atau
4 bulan setelah terjadi konversi biakan.
 Periode ini dikenal sebagai fase intensif.
 Lama pengobatan minimal adalah 18 bulan setelah
konversi biakan ( pemeriksaan dahak dan biakan 2
kali berurutan dengan jarak pemeriksaan 30 hari
menunjukkan hasil negatif.

6. Suntikan diberikan 5x/minggu selama rawat inap dan


rawat jalan. Obat per oral diminum setiap hari. Pada
fase intesif obat oral diminum didepas petugas
kesehatan kecuali pada hari libur diminum didepan
PMO. Sedangkan pada fase lanjutan obat oral
diberikan maksimum 1 minggu dan diminum didepan
PMO. Setiap pemberian suntikan maupun

7. obat oral dibawah pengawasan selama masa


pengobatan.`
PELAYANAN PASIEN TB YANG DIDUGA
TB MDR (MULTY DRUGS RESISTANCE)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSUD Syarifah
Ambami Rato Ebu
BANGKALAN 217.04.2012 00 5/5

PROSEDUR TANGGAL TERBIT


TETAP 8 NOVEMBER 2012

8. Pada pasien yang mendapat sikloserin harus


ditambahkan Piridoxin (vit. B6), dengan dosis 50 mg
untuk setiap 250 mg sikloserin

9. Semua obat sebaiknya diberikan dalam dosis tunggal

Prosedur

Unit Terkait Poli paru, unit DOTS, Laboratorium, Radiologi, Depo


Farmasi

Anda mungkin juga menyukai