Anda di halaman 1dari 22

BAB I

KERANGKA KONSEPTUAL

2.1 Pengertian
Sebuah pembayaran berbasis saham adalah transaksi di mana entitas menerima barang atau
jasa baik sebagai pertimbangan untuk instrumen ekuitas atau dengan menimbulkan kewajiban
untuk jumlah berdasarkan harga saham entitas atau instrumen ekuitas lainnya entitas. Persyaratan
akuntansi untuk pembayaran berbasis saham tergantung pada bagaimana transaksi akan
diselesaikan, yaitu dengan dikeluarkannya (a) ekuitas, (b) uang tunai, atau (c) saham atau kas.

Pembayaran Berbasis Saham yang dikeluarkan pada 1 Januari 2012. Termasuk IFRS
dengan tanggal efektif setelah tanggal 1 Januari 2012, tetapi tidak IFRS mereka akan
menggantikan. Tujuan IFRS ini adalah untuk menentukan keuangan pelaporan oleh entitas yang
melakukan berbasis saham-transaksi pembayaran. Secara khusus, ia membutuhkan suatu entitas
untuk mencerminkan laba atau rugi dan posisi keuangan efek transaksi pembayaran berbasis
saham, termasuk biaya yang berhubungan dengan transaksi di mana saham pilihan yang
diberikan kepada karyawan.
IFRS mengharuskan entitas untuk mengakui transaksi pembayaran berbasis saham dalam
laporan keuangan, termasuk transaksi dengan karyawan atau pihak lain untuk harus diselesaikan
secara tunai, aset lainnya, atau instrumen ekuitas entitas. Tidak ada pengecualian untuk IFRS,
selain untuk transaksi yang Standar lain yang berlaku. Hal ini juga berlaku untuk transfer
instrumen ekuitas induk entitas, atau ekuitas instrumen entitas lain dalam kelompok yang sama
sebagai entitas, kepada pihak yang telah disediakan barang atau jasa kepada entitas. IFRS
menetapkan prinsip pengukuran dan persyaratan khusus untuk tiga jenis transaksi pembayaran
berbasis saham:

a) Transaksi pembayaran berbasis saham ekuitas-diselesaikan, di mana entitas menerima


barang atau jasa sebagai pertimbangan untuk instrumen ekuitas entitas (termasuk
saham atau opsi saham);
b) Kas diselesaikan berbasis saham pembayaran, di mana entitas mengakuisisi barang
atau jasa dengan menimbulkan kewajiban kepada pemasok barang-barang atau jasa

1
untuk jumlah yang didasarkan pada harga (atau nilai) dari entitas saham atau
instrumen ekuitas lainnya entitas; dan
c) Transaksi di mana entitas menerima atau mengakuisisi barang atau jasa dan hal
pengaturan memberikan salah satu entitas atau pemasok yang baik atau jasa dengan
pilihan apakah yang entitasnya mengendap transaksi di tunai atau dengan menerbitkan
instrumen ekuitas.

Untuk transaksi pembayaran ekuitas-diselesaikan berbasis saham, IFRS mensyaratkan


entitas untuk mengukur barang atau jasa yang diterima, dan sesuai peningkatan ekuitas,
langsung, pada nilai wajar barang atau jasa diterima, kecuali bahwa nilai wajar tidak dapat
diestimasi dengan andal. Jika entitas tidak dapat memperkirakan andal nilai wajar dari barang
atau jasa yang diterima, entitas yang dibutuhkan untuk mengukur nilai mereka, dan peningkatan
terkait ekuitas, secara tidak langsung, dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas yang
diberikan. Yaitu:
1) Untuk transaksi dengan karyawan dan lain-lain memberikan si layanan milar, entitas
ini diperlukan untuk mengukur nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan, karena
biasanya tidak mungkin untuk memperkirakan adil nilai jasa karyawan yang diterima.
Nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan diukur pada tanggal pemberian.
2) Untuk transaksi dengan pihak selain karyawan (dan mereka yang memberikan layanan
serupa), ada Anggapan dibantah bahwa nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima
dapat diestimasi dengan andal. Bahwa nilai wajar ditentukan pada tanggal entitas
memperoleh barang atau counterparty membuat layanan. Dalam kasus langka, jika
anggapan tersebut dibantah, transaksi diukur dengan mengacu pada nilai wajar
instrumen ekuitas yang diberikan, ditentukan pada tanggal entitas memperoleh barang
atau pihak peminjam membuat layanan.
3) Untuk barang atau jasa yang diukur dengan mengacu pada nilai wajar instrumen
ekuitas yang diberikan, IFRS menetapkan bahwa kondisi vesting (kompensasi), selain
kondisi pasar, tidak diperhitungkan saat memperkirakan nilai wajar saham atau opsi
pada tanggal pengukuran yang relevan (seperti yang ditentukan di atas). Sebaliknya,
kondisi vesting diperhitungkan dengan menyesuaikan jumlah instrumen ekuitas
termasuk dalam pengukuran jumlah transaksi sehingga, akhirnya jumlah yang diakui

2
untuk barang atau jasaditerima sebagai imbalan atas instrumen ekuitas yang diberikan
didasarkan pada jumlah instrumen ekuitas yang akhirnya dikompensasikan. Oleh
karena itu, secara kumulatif, tidak ada jumlah yang diakui untuk barang atau jasa yang
diterimajika instrumen ekuitas yang diberikan lakukan tidak dikompensasikan karena
kegagalan untuk memenuhi kondisi vesting (selain kondisi pasar).
4) IFRS membutuhkan nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan harus berdasarkan
harga pasar, jika tersedia, dan untuk memperhitungkan syarat dan kondisi di mana
mereka instrumen ekuitas yang diberikan. Dalam tidak adanya harga pasar, nilai wajar
diperkirakan, dengan menggunakan teknik penilaian untuk memperkirakan berapa
harga dari instrumen ekuitas akan menjadi pada tanggal pengukuran dalam transaksi
lengan panjang antara berpengetahuan, pihak bersedia.
5) IFRS juga menetapkan persyaratan jika syarat dan kondisi dari sebuah pilihan atau
saham pemberian yang dimodifikasi (misalnya sebuah opsi repriced) atau jika
pemberian tersebut dibatalkan, pembelian kembali atau diganti dengan pemberian
ekuitas instrumen lain. Misalnya, terlepas dari modifikasi, pembatalan atau
penyelesaian pemberian ekuitas instrumen untuk karyawan, IFRS biasanya
membutuhkan entitas diakui, sebagai minimum, layanan yang diterima diukur pada
nilai wajar tanggal pemberian instrumen ekuitas yang diberikan.

Untuk transaksi pembayaran berbasis saham kas diselesaikan, IFRS mensyaratkan entitas
untuk mengukur barang atau jasa diperoleh dan kewajiban yang timbul pada nilai wajar
kewajiban. Sampai kewajiban dilunasi, entitas diharuskan untuk mengukur kembali nilai wajar
kewajiban pada setiap tanggal pelaporan dan pada tanggal penyelesaian, dengan perubahan nilai
diakui dalam laporan laba rugi periode berjalan. Untuk transaksi pembayaran berbasis saham di
mana hal pengaturan menyediakan salah satu entitas atau pemasok barang atau jasa dengan
pilihan apakah entitas mengendap transaksi tunai atau dengan menerbitkan instrumen ekuitas,
entitas diharuskan untuk memperhitungkan transaksi itu, atau komponen transaksi itu, sebagai
transaksi pembayaran berbasis saham kas diselesaikan jika, dan sejauh itu, entitas telah
dikeluarkan kewajiban untuk menetap di kas (atau aset lainnya), atau sebagai transaksi
pembayaran berbasis saham ekuitas-diselesaikan jika, dan sejauh itu, tidak ada kewajiban
tersebut telah dikeluarkan.

3
2.2 Ruang Lingkup

Konsep pembayaran berbasis saham yang lebih luas dari opsi saham karyawan.
IFRS 2 meliputi penerbitan saham, atau hak untuk saham, dengan imbalan jasa dan
barang. Contoh item yang termasuk dalam ruang lingkup IFRS 2 adalah hak berbagi
penghargaan, rencana pembelian saham karyawan, rencana kepemilikan saham oleh
karyawan, rencana opsi saham dan rencana di mana penerbitan saham (atau hak untuk
saham) mungkin tergantung pada pasar atau non-pasar terkait kondisi.

IFRS 2 berlaku untuk semua entitas. Tidak ada pengecualian untuk swasta atau
lebih kecil. Selain itu, anak perusahaan menggunakan ekuitas orang tua atau rekan
mereka anak perusahaan sebagai pertimbangan untuk barang atau jasa berada dalam
lingkup Standar. Ada dua pengecualian terhadap prinsip lingkup umum:

1. Pertama, penerbitan saham dalam kombinasi bisnis harus dicatat dengan IFRS 3
Kombinasi Bisnis. Namun, perawatan harus dilakukan untuk membedakan pembayaran
berbasis saham yang terkait dengan akuisisi dari orang-orang yang terkait dengan jasa
karyawan terus
2. Kedua, IFRS 2 tidak membahas pembayaran berbasis saham dalam lingkup paragraf 8-
10 dari IAS 32 Instrumen Keuangan: Penyajian, atau paragraf 5-7 dari IAS 39
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Oleh karena itu, IAS 32 dan IAS 39
harus diterapkan untuk kontrak derivatif berbasis komoditas yang dapat diselesaikan
dalam saham atau hak untuk saham.

IFRS 2 tidak berlaku untuk berbagi berbasis transaksi pembayaran selain untuk
akuisisi barang dan jasa. Oleh karena dividen saham, pembelian saham treasury, dan
penerbitan saham tambahan di luar ruang lingkup.

4
BAB II
PEMBAHASAN

3.1 Share Based Payment sebelum dan sesudah Revisi

3.1.1 Sebelum revisi

PSAK 53 bertujuan untuk untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk kompensasi


berbasis saham. Istilah “kompensasi” dalam Pernyataan ini mencakup semua imbalan
yang diberikan oleh perusahaan kepada pemasok barang atau jasa. Pemasok mencakup
pihak karyawan dan nonkaryawan. Dalam transaksi pemerolehan barang atau jasa,
perusahaan dapat menempuh cara kompensasi dengan menerbitkan instrumen ekuitas
atau mengakui kewajiban yang jumlahnya ditentukan berdasarkan pada harga saham atau
instrumen ekuitas perusahaan. Untuk menarik karyawan berkualitas, perusahaan dapat
merancang program kompensasi dengan memberikan instrumen ekuitas kepada
karyawan. Demikian juga, untuk mengembangkan kemitran usaha dengan para pemasok
dan mitra bisnis, perusahaan dapat menempuh cara yang sama. Ruang lingkup dari PSAK
53 adalah diterapkan pada semua transaksi pemerolehan barang atau jasa yang dilakukan
oleh perusahaan dengan imbalan atau kompensasi berupa pemberian instrumen ekuitas
atau berupa kewajiban yang jumlahnya ditentukan berbasis pada harga instrumen ekuitas,
dan juga diterapkan pada semua transaksi kompensasi yang diberikan oleh perusahaan
kepada karyawan dalam bentuk pemberian instrumen ekuitas seperti saham dan opsi
saham.
Didalam PSAK 53 terdapat beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu sebagai berikut
:

a. Penghargaan tetap (fixed award) adalah program kompensasi karyawan berbasis


saham yang mensyaratkan bahwa untuk memperoleh hak kompensasi, karyawan
harus memberikan jasa kepada perusahaan secara terus-menerus untuk jangka
waktu tertentu tanpa memperhitungkan kondisi kinerja karyawan dalam
penentuan hak kompensasi tersebut.

5
b. Nilai intrinsik (intrinsic value) adalah selisih lebih antara harga pasar saham dan
harga opsi sahampadasaateksekusi.
c. Nilai minimum (minimum value) adalah nilai opsi yang dihitung dengan
menggunakan model penentuan harga opsi (option-pricing model) tanpa
memperhitungkan ekspektasi fluktuasi harga saham yang mendasarinya.
d. Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar
pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham
(knowledgeable) dan berkeinginan (willing) untuk melakukan transaksi yang
wajar (arm’slength-transacation).
e. Perusahaan publik adalah perusahaan yang berbentuk hukum perseroan terbatas
yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang
saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000,00 (tiga
miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang
ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Perusahaan nonpublik adalah
perusahaan selain perusahaan publik atau perusahaan yang tidak memenuhi
kriteria perusahaan publik.
f. Masa bakti karyawan (service period) adalah periode pemberian jasa oleh
karyawan yang menimbulkan hak karyawan atas kompensasi berbasis saham.
g. Saham tanpa hak (nonvested stock) adalah saham yang tidak dapat dijual kepada
pihak lain karena karyawan yang memperoleh saham tersebut belum memenuhi
persyaratan untuk memperoleh hak kompensasi.
h. Saham tanpa hak (nonvested stock) adalah saham yang tidak dapat dijual kepada
pihak lain karena karyawan yang memperoleh saham tersebut belum memenuhi
persyaratan untukmemperolehhakkompensasi. Saham berbatas jual (restricted
stock) adalah sejumlah saham yang penjualannya dibatasi selama periode tertentu
karena adanya perjanjian atau karena adanya peraturan pemerintah, walaupun
karyawan telah memenuhi semua persyaratan untuk memiliki saham tersebut.
i. Penghargaan melekat (tandem award) adalah suatu program kompensasi dengan
dua (atau lebih) komponen di mana apabila salah satu komponen dieksekusi maka
komponen lainnya akan menjadi batal.

6
j. Tanggal pemberian kompensasi (grant date) adalah tanggal saat perusahaandan
karyawan mencapai kesepakatan mengenai persyaratan program kompensasi
berbasis saham. Pada tanggal pemberian kompensasi, perusahaan memiliki
kewajiban bersyarat untuk menerbitkan instrumen ekuitas atau mentransfer aktiva
kepada karyawan yang memenuhi persyaratan untuk menerima hak kompensasi.
k. Memperoleh hak kompensasi (vest) adalah memperoleh hak atas manfaat dari
program kompensasi. Program kompensasi karyawan berbasis saham dianggap
telah menjadi hak karyawan pada saat hak karyawan tidak lagi tergantung pada
pemberian jasa karyawan atau tercapainya persyaratan kinerja untuk menerima
atau mempertahankan saham atau kas dari program kompensasi tersebut.
l. Volatilitas adalah suatu ukuran perubahan harga saham yang telah terjadi pada
periode tertentu (historical volatility) atau suatu ukuran perubahan harga saham
yang diharapkan akan terjadi pada periode tertentu (expected volatility).
(Volatilitas suatu saham merupakan standar deviasi tingkat pengembalian
majemuk (compounded) yang terus menerus dari suatu saham untuk jangka waktu
tertentu).

Transaksi kompensasi non karyawan,

Apabila perusahaan menerbitkan instrumen ekuitas sebagai kompensasi atas pemerolehan


barang atau jasa dari pihak nonkaryawan, maka transaksi kompensasi tersebut harus
diperlakukan berdasarkan pilihan nilai mana yang lebih terukur secara andal berikut ini:
nilai wajar barang/jasa atau nilai wajar instrumen ekuitas yang diterbitkan.

Tujuan dan tanggal pengukuran,

Tujuan pengukuran adalah untuk mengestimasi nilai wajar instrumen ekuitas berdasarkan
harga saham pada tanggal pemberian kompensasi, yang akan menjadi hak para karyawan
ketika mereka telah memberikan jasa yang dipersyaratkan dan memenuhi persyaratan lain
untuk memperoleh hak atas manfaat instrumen tersebut (misalnya untuk melaksanakan
opsi saham atau menjual saham).

Penentuan nilai wajar Penentuan nilai wajar dilakukan sebagai berikut:

7
a) Nilai wajar ditentukan dengan dasar harga pasar pada suatu pasar yang aktif.

b) Apabila harga pasar tersebut tidak mungkin diperoleh maka nilai wajar ditentukan
dengan estimasi berdasar pada harga aktiva sejenis.
c) Apabila estimasi tersebut tidak mungkin diperoleh maka nilai wajar ditentukan
dengan metode penilaian yangsesuai dengan kondisi masing-masing.

Metode pengukuran

Kompensasi yang Dilakukan dengan Penerbitan Instrumen Ekuitas:

1. Saham tanpa hak

Nilai wajar saham tanpa hak yang diberikan kepada karyawan diukur dengan harga pasar
saham (atau harga pasar estimasian apabila saham tersebut tidak tercatat di bursa efek),
seolaholah saham tersebut telah menjadi hak karyawan dan diterbitkan pada tanggal
pemberian kompensasi.

2. Saham berbatas jual

Saham berbatas jual dinilai sebesar nilai wajar saham yang berhak penuh (vested share)
dan beredar (atau taksiran harga pasar, bila saham tersebut tidak tercatat di bursa efek).

3. Opsi saham perusahaan publik

Nilai wajar opsi (atau yang setara) perusahaan public diestimasi dengan menggunakan
model penentuan harga opsi (option- pricing model). Nilai wajar opsi yang diestimasi
pada tanggal pemberian kompensasi tidak boleh disesuaikan walaupun terjadi perubahan
harga saham, ketidakstabilan harga saham (stock’s volatilitas), periode opsi, dividen atas
saham tersebut,atau suku bunga bebas risiko (risk-free interest rate).

4. Program pembelian saham oleh karyawan (employee stock purchase plan)

Program pembelian saham oleh karyawan yang memenuhi semua kriteria yang terdapat
dalam paragraf 29 bukan merupakan kompensasi kepada karyawan (not compensatory).
Untuk program yang tidak bersifat kompensasi, jumlah diskonto (yang merupakan

8
penjualan saham dibawah nilaiwajarnya) mengurangi jumlah yang diperoleh dari
penerbitan saham.

5. Kompensasi yang dilakukan dengan pembayaran kas

Program kompensasi berbasis saham tertentu dapat menimbulkan kewajiban perusahaan


kepada karyawan karena karyawan dapat menuntut perusahaan untuk memberikan
kompensasi dengan pembayaran kas atau transfer aktiva lainnya kepada karyawan
sebagai pengganti penerbitan instrument ekuitas.

6. Pengakuan beban kompensasi

Jumlah beban kompensasi yang diakui untuk suatu program kompensasi karyawan
berbasis saham ditentukan berdasarkan atas jumlah instrumen ekuitas yang pada akhirnya
akan menjadi hak karyawan. Jika karyawan gagal memenuhi persyaratan jasa untuk
memperoleh hak kompensasi pada suatu kompensasi penghargaan tetap (fixed award),
maka beban kompensasi yang berasal dari program kompensasi yang gagal dimiliki oleh
karyawan, tidak diakui oleh perusahaan. Beban kompensasi juga tidak diakui jika
perusahaan tidak mencapai suatu persyaratan kinerja (misalnya, perusahaan tidak
mencapai laba bersih sebagaimana yang ditentukan dalam program). Namun, beban
kompensasi akan tetap diakui apabila persyaratan memperoleh hak kompensasi atau
eksekusi didasarkan pada suatu target harga saham (target stock price) atau pada nilai
intrinsic tertentu.

7. Program tambahan dan perubahan program yang sedang berjalan

Nilai wajar setiap program kompensasi instrumen ekuitas diukur secara terpisah
berdasarkan persyaratan dan harga saham kini serta faktor-faktor terkait lainnya, pada
tanggal pemberian kompensasi.

8. Penyelesaian program kompensasi

Jumlah kas atau aktiva lain yang dibayarkan (atau kewajiban yang timbul) untuk
memperoleh kembali instrumen ekuitas yang telah menjadi hak karyawan dibebankan ke
ekuitas, dengan syarat jumlah pembayaran tersebut tidak melebihi nilai instrumen yang
diperoleh kembali. Perusahaan yang menyelesaikan program kompensasi yang belum

9
menjadi hak karyawan dengan kas, pada dasarnya, memberi hak program kompensasi
kepada karyawan. Oleh karena itu, jumlah beban kompensasi yang diukur pada tanggal
pemberian kompensasi namun belum diakui, diakui pada tanggal pemerolehan
kembali.

9.Pengungkapan
Perusahaan yang memiliki satu atau lebih program kompensasi berbasis saham
menyajikan penjelasan mengenai program kompensasi, termasuk persyaratan umum
program kompensasi, seperti persyaratan pemberian hak kompensasi, periode maksimum
opsi, dan jumlah saham yang ditetapkan untuk opsi atau instrument ekuitas lainnya.

3.1.2 Sesudah Revisi menjadi ED PSAK 53

Yang membedakan PSAK 53 dengan ED PSAK adalah sebagai berikut:

1.Tujuan.
Dalam ED PSAK 53 tujuannya adalah Mensyaratkan entitas untuk menyajikan dalam laporan
laba rugi dan laporan posisi keuangan dampak transaksi pembayaran berbasis saham.

2.Ruang lingkup.

Secara jelas membagi transaksi pembayaran berbasis saham dikelompokkan menjadi:

a) Transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen


ekuitas
b) Transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen kas
c) Transaksi yang memberikan pilihan kepada entitas atau suplier untuk diselesaikan
dengan instrument ekuitas atau dengan kas.

3.Defenisi

Tanggal pemberian adalah tanggal pada saat persetujuan tersebut diperoleh.

4. Defenisi kondisi vesting

Dijelaskan dengan baik pada pedoman implementasi.


10
5.Pengukuran

Tidak mengatur.

6.Klasifikasi transaksi PBS yang diselesaikan dengan kas.

Entitas harus mengukur barang atau jasa yang diperoleh dan liabilitas yang timbul sebesar nilai
wajar liabilitas. Sampai dengan liabilitas tersebut diselesaikan, entitas harus mengukur kembali
nilai wajar liabilitas pada setiap akhir periode pelaporan dan pada tanggal penyelesaian, dimana
setiap perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode tersebut.

7. Transaksi Pembayaran berbasis saham yang memberikan opsi kepada entitas atau suplier
untuk diselesaikan dengan instrument ekuitas atau kas. Transaksi PBS dimana persyaratan
perjanjian memberikan pilihan kepada entitas atau suplier untuk diselesaikan dengan kas (atau
aset lain) atau dengan penerbitan instrumen ekuitas, maka entitas harus mengakui transaksi
tersebut atau komponen transaksi tersebut sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan
penyelesaian kas, jika dan sepanjang, entitas telah menimbulkan liabilitas untuk diselesaikan
dengan kas atau aset lain, atau sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan diselesaikan
instrumen ekuitas jika dan sepanjang,tidak terdapat liabilitas yang timbul.

8.Ketentuan transisi

Retrospektif.

3.2 Akuntansi Untuk Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan Dengan Ekuitas

Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas,
entitas harus mengukur barang atau jasa yang diterima, dan kenaikan ekuitas terkait, secara
langsung, pada nilai wajar barang atau jasa yang diterima, kecuali jika nilai wajar tersebut tidak
dapat diestimasi secara andal. Jika entitas tidak dapat mengestimasi nilai wajar barang atau jasa
yang diterima secara andal, maka entitas harus mengukur nilai barang dan jasa tersebut, dan
kenaikan ekuitas terkait, secara tidak langsung, dengan mengacu pada nilai wajar instrumen
ekuitas yang diberikan.

11
Untuk menerapkan ketentuan pada transaksi dengan karyawan dan pihak lain yang
memberikan jasa serupa dengan karyawan, entitas harus mengukur nilai wajar jasa yang diterima
dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan, karena pada umumnya tidak
mungkin untuk mengestimasi nilai wajar jasa yang diterima secara andal. Nilai wajar instrumen
ekuitas tersebut harus diukur pada tanggal pemberian.

Secara umum, saham, opsi saham atau instrumen ekuitas lain yang diberikan kepada
karyawan sebagai bagian dari paket remunerasi, sebagai tambahan dari gaji tunai dan imbalan
kerja lainnya. Biasanya, tidak memungkinkan untuk mengukur secara langsung jasa yang
diterima atas komponen tertentu dari paket remunerasi karyawan. Tidak memungkinkan juga
untuk mengukur nilai wajar dari jumlah paket remunerasi secara terpisah, tanpa mengukur secara
langsung nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan. Selanjutnya, saham atau opsi saham
terkadang diberikan sebagai bagian dari bonus, dan bukannya sebagai bagian dari remunerasi
pokok, misalnya sebagai insentif kepada karyawan untuk tetap bekerja di entitas atau untuk
menghargai mereka atas usahanya dalam meningkatkan kinerja entitas. Dengan memberikan
saham atau opsi saham, sebagai tambahan atas remunerasi lain, entitas membayarkan remunerasi
tambahan untuk memperoleh manfaat tambahan. Mengestimasi nilai wajar dari manfaat
tambahan tersebut sepertinya akan sulit. Dikarenakan kesulitan untuk mengukur nilai wajar jasa
yang diterima secara langsung, entitas harus mengukur nilai wajar dari jasa karyawan yang
diterima dengan mengacu kepada nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan.

Pada transaksi dengan pihak selain karyawan, harus terdapat asumsi bahwa nilai wajar
barang atau jasa yang diterima dapat diestimasi secara andal. Nilai wajar tersebut harus diukur
pada tanggal entitas menerima barang atau pihak lawan transaksi memberikan jasa. Dalam kasus
yang jarang terjadi, jika entitas menolak asumsi ini karena entitas tidak dapat mengestimasi
secara andal nilai wajar barang dan jasa yang diterima, entitas harus mengukur barang atau jasa
yang diterima dan kenaikan ekuitas terkait, secara tidak langsung, dengan mengacu pada nilai
wajar instrumen ekuitas yang diberikan, yang diukur pada tanggal entitas menerima barang atau
pihak lawan memberikan jasa.

Secara khusus, jika imbalan yang diterima dapat diidentifikasi (jika ada) oleh entitas
tampak kurang dari nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan atau liabilitas yang dibayar,
biasanya kondisi ini mengindikasikan bahwa imbalan lain (barang atau jasa tidak teridentifikasi)

12
telah (atau yang akan) diterima oleh entitas. Entitas harus mengukur barang atau jasa yang
teridentifikasi akan dapat diterima sesuai dengan pernyataan ini. Entitas harus mengukur barang
atau jasa yang tidak teridentifikasi akan diterima (atau akan diterima) sebagai selisih antara nilai
wajar kompensasi berbasis saham dan nilai wajar setiap barang atau jasa teridentifikasi yang
diterima (atau akan diterima). Entitas harus mengukur barang atau jasa tidak teridentifikasi yang
diterima pada tanggal pemberian. Namun, untuk transaksi yang diselesaikan dengan kas,
liabilitas harus diukur kembali pada akhir periode pelaporan sampai transaksi ini ditunaikan.

Transaksi di mana jasa diterima, jika instrumen ekuitas yang diberikan vest segera, pihak
lawan transaksi tidak diharuskan untuk menyelesaikan suatu periode pemberian jasa tertentu
sebelum berhak atas instrumen ekuitas tersebut. Sebaliknya, entitas harus mengasumsikan bahwa
jasa yang diberikan pihak lawan transaksi diperhitungkan sebagai imbalan atas instrumen ekuitas
telah diterima. Dalam hal ini, pada tanggal pemberian entitas harus mengakui jasa yang diterima
secara penuh, sebesar kenaikan ekuitas terkait.
Apabila instrumen ekuitas yang diberikan tidak vest sampai dengan pihak lawan transaksi
menyelesaikan periode pemberian jasa tertentu, entitas harus mengasumsikan bahwa jasa yang
diberikan pihak lawan transaksi yang akan diperhitungkan sebagai imbalan atas pemberian
instrumen ekuitas, akan diterima di masa yang akan datang, selama periode vesting (vesting
period). Entitas harus mencatat jasa tersebut pada saat jasa tersebut diberikan oleh pihak lawan
transaksi selama periode vesting, sebesar kenaikan ekuitas terkait. Sebagai contoh:
 Jika karyawan diberikan opsi saham dengan syarat bekerja selama 3 tahun, maka
entitas harus mengasumsikan bahwa jasa yang diberikan karyawan sebagai imbalan
atas pemberian opsi saham, akan diterima di masa yang akan datang, selama 3 tahun
periode vesting tersebut.
 Jika karyawan diberikan opsi saham dengan syarat pencapaian kinerja tertentu dan
tetap bekerja pada entitas sampai dengan tercapainya kinerja tertentu tersebut, dan lama
periode vesting bervariasi tergantung pada saat pencapaian kinerja tersebut, entitas
harus mengasumsikan bahwa jasa yang diberikan karyawan sebagai imbalan atas
pemberian opsi saham, akan diterima pada masa yang akan datang, selama periode
vesting yang diekspektasi. Entitas harus mengestimasi lamanya periode vestingyang
diekspektasi pada tanggal pemberian, berdasarkan hasil pencapaian kinerja yang paling
memungkinkan. Jika kinerja tertentu yang dimaksud adalah kondisi vesting kinerja
13
pasar, estimasi lamanya periode vesting yang diekspektasi harus konsisten dengan
asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar opsi yang diberikan, dan
seharusnya tidak direvisi. Jika kinerja tertentu yang dimaksud bukan kondisi vesting
kinerja pasar, entitas harus merevisi estimasi lamanya periode vesting, jika diperlukan,
apabila informasi berikutnya mengindikasikan bahwa lamanya periode vesting berbeda
dengan estimasi sebelumnya

3.3 Akuntansi Untuk Transaksi yang Diselesaikan Dengan Kas


Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas, entitas harus
mengukur barang atau jasa yang diperoleh dan liabilitas yang timbul sebesar nilai wajar
liabilitas. Sampai dengan liabilitas tersebut diselesaikan, entitas harus mengukur kembali nilai
wajar liabilitas pada setiap akhir periode pelaporan dan pada tanggal penyelesaian, dimana setiap
perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode tersebut.

Sebagai contoh, entitas dapat memberikan hak atas kenaikan harga saham (share
appreciation rights) kepada karyawan sebagai bagian dari paket remunerasi, di mana karyawan
akan memperoleh hak untuk menerima pembayaran kas di masa yang akan datang (dan
bukannya instrumen ekuitas), berdasarkan kenaikan harga saham entitas dari level tertentu
selama periode waktu tertentu. Atau entitas dapat memberikan kepada karyawan hak untuk
menerima pembayaran kas di masa yang akan datang dengan memberikan kepada mereka berupa
hak atas saham (termasuk saham yang akan diterbitkan karena adanya eksekusi opsi saham) yang
dapat ditebus, baik karena diwajibkan (misalnya karena penghentian kontrak kerja) atau atas
pilihan karyawan sendiri.

Entitas harus mengakui jasa yang diterima, dan liabilitas untuk membayar jasa tersebut,
pada saat karyawan memberikan jasa. Sebagai contoh, beberapa hak atas kenaikan harga saham
vest segera, dan karenanya karyawan tidak dipersyaratkan untuk menyelesaikan masa kerja
tertentu agar berhak atas pembayaran kas. Sebaliknya, entitas harus mengasumsikan bahwa jasa
yang diberikan karyawan sebagai ganti hak atas kenaikan harga saham telah diterima. Oleh
karena itu, entitas harus segera mengakui jasa yang diterima dan liabilitas untuk membayar
karyawan tersebut. Jika hak atas kenaikan harga saham tidak vest sampai dengan karyawan
menyelesaikan masa kerja tertentu, entitas harus mengakui jasa yang diterima dan liabilitas
14
untuk membayar karyawan tersebut, pada saat karyawan menyerahkan jasa selama periode
tersebut.
Liabilitas harus diukur, pada setiap awal dan setiap akhir periode pelaporan sampai
dengan diselesaikan, sebesar nilai wajar hak atas kenaikan harga saham, dengan menerapkan
model penetapan harga opsi (option pricing model), dengan mempertimbangkan syarat dan
ketentuan pemberian hak atas kenaikan harga saham, dan sejauh mana karyawan telah
menyerahkan jasa sampai dengan tanggal pengukuran tersebut.
Untuk transaksi pembayaran berbasis saham di mana persyaratan perjanjian memberikan
pilihan kepada entitas atau pihak lawan transaksi untuk menyelesaikan transaksi apakah akan
diselesaikan dengan kas (atau aset lain) atau dengan penerbitan instrumen ekuitas, maka entitas
harus mengakui transaksi tersebut atau komponen transaksi tersebut sebagai transaksi
pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian kas, jika dan sepanjang, entitas telah
menimbulkan liabilitas untuk diselesaikan dengan kas atau aset lain, atau sebagai transaksi
pembayaran berbasis saham dengan diselesaikan instrumen ekuitas jika dan sepanjang tidak
terdapat liabilitas yang timbul.

3.4 Pengakuan
Penerbitan saham atau hak untuk saham memerlukan peningkatan komponen ekuitas. IFRS
2 mensyaratkan masuknya debit offsetting yang dibebankan pada saat pembayaran untuk barang
atau jasa tidak mewakili aset. Beban harus diakui sebagai barang atau jasa yang dikonsumsi.
Sebagai contoh, penerbitan saham atau hak untuk membeli saham persediaan akan disajikan
sebagai peningkatan persediaan dan akan dibebankan hanya sekali persediaan tersebut dijual atau
mengalami penurunan.

Penerbitan saham sepenuhnya pribadi, atau hak untuk saham, diduga berhubungan dengan
jasa lalu, membutuhkan jumlah penuh dari nilai wajar hibah-date yang dibebankan segera.
Penerbitan saham kepada karyawan dengan, katakanlah, masa vesting tiga tahun dianggap
berhubungan dengan layanan selama periode hak. Oleh karena itu, nilai wajar pembayaran
berbasis saham, ditentukan pada tanggal pemberian, harus dibebankan selama periode vesting.

15
Sebagai prinsip umum, total biaya yang terkait dengan pembayaran berbasis saham
ekuitas-diselesaikan akan sama dengan beberapa dari total instrumen yang rompi dan nilai wajar
hibah-tanggal instrumen tersebut. Singkatnya, ada truing untuk mencerminkan apa yang terjadi
selama periode vesting. Namun, jika pembayaran berbasis saham ekuitas-diselesaikan memiliki
kondisi kinerja pasar terkait, biaya akan tetap diakui jika semua kondisi vesting lainnya
terpenuhi.

Entitas harus mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan


untuk memahami sifat dan lingkup perjanjian pembayaran berbasis saham yang ada dalam suatu
periode. Untuk memberi gambaran implementasi, harus mengungkapkan sekurang-kurangnya
hal-hal sebagai berikut:
Penjelasan mengenai setiap jenis perjanjian pembayaran berbasis saham yang ada pada suatu
periode, termasuk syarat dan ketentuan umum setiap perjanjian, seperti
 Kondisi vesting, jangka waktu maksimum atas opsi yang diberikan, dan metode
penyelesaian (misalnya dengan kas atau ekuitas). Entitas yang memiliki perjanjian
pembayaran berbasis saham dengan jenis yang sama secara substansi dapat
menggabungkan informasi tersebut, kecuali jika pengungkapan terpisah untuk setiap
perjanjian diperlukan untuk memenuhi prinsip.
 Jumlah dan rata-rata tertimbang harga eksekusi opsi saham untuk setiap kelompok
opsi saham berikut ini:
i. Opsi yang beredar pada awal periode;
ii. Opsi yang diberikan dalam suatu periode;
iii. Opsi yang hangus dalam suatu periode;
iv. Opsi yang dieksekusi dalam suatu periode;
v. Opsi yang telah jatuh tempo dalam suatu periode;
vi. Opsi yang beredar pada akhir periode; dan
vii. Opsi yang dapat dieksekusi pada akhir periode.
 Untuk opsi saham yang dieksekusi dalam suatu periode, rata-rata tertimbang harga
saham pada tanggal eksekusi. Jika opsi dieksekusi secara berkala selama periode
tersebut, sebagai alternatif, entitas dapat mengungkapkan rata-rata tertimbang harga
saham selama periode tersebut.

16
 Untuk opsi saham yang beredar pada akhir periode, kisaran harga eksekusi dan rata-
rata tertimbang sisa umur kontrak. Jika kisaran harga eksekusi sangat besar, opsi
yang beredar harus dibagi ke dalam beberapa kisaran yang dapat digunakan untuk
menilai waktu dan jumlah tambahan saham yang dapat diterbitkan dan kas yang
dapat diterima pada saat eksekusi opsi tersebut.

Entitas harus mengungkapkan informasi yangmemungkinkan pengguna laporan keuangan


untuk memahami bagaimana nilai wajar barang atau jasa yang diterima, atau nilai wajar
instrumen ekuitas yang diberikan, dalam suatu periode yang telah ditentukan. Jika entitas
mengukur nilai wajar barang atau jasa yang diterima sebagai imbalan atas pemberian instrumen
ekuitas entitas secara tidak langsung, dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas yang
diberikan harus mengungkapkan sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut:
 Untuk opsi yang diberikan selama suatu periode, ratarata tertimbang nilai wajar opsi
tersebut pada tanggal pengukuran dan informasi tentang bagaimana nilai wajar
tersebut diukur, termasuk:
i. Model penetapan harga opsi yang digunakan dan input pada model tersebut,
termasuk rata-rata tertimbang harga saham, harga eksekusi, ekspektasi
volatilitas, umur opsi, ekspektasi dividen, tingkat bunga bebas risiko, dan input
lainnya, termasuk metode yang digunakan dan asumsi yang dibuat untuk
memperhitungkan dampak ekspektasi eksekusi dini;
ii. Bagaimana ekspektasi volatilitas ditentukan, termasuk penjelasan sejauh mana
ekspektasi volatilitas tersebut didasarkan pada volatilitas historis; dan
iii. Apa dan bagaimana fitur lain dari pemberian opsi diperhitungkan dalam
pengukuran nilai wajar, misalnya kondisi vesting kinerja pasar.
 Untuk instrumen ekuitas lain yang diberikan selama suatu periode (yaitu selain opsi
saham), jumlah dan rata-rata tertimbang nilai wajar instrumen ekuitas tersebut pada
tanggal pengukuran, dan informasi tentang bagaimana nilai wajar tersebut diukur,
termasuk:
i. Jika nilai wajar tidak diukur atas dasar harga pasar yang dapat diamati,
bagaimana nilai wajar tersebut ditentukan;

17
ii. Apakah dan bagaimana ekspektasi dividen diperhitungkan dalam pengukuran
nilai wajar; dan
iii. Apakah dan bagaimana fitur lain dari instrumen ekuitas yang diberikan
diperhitungkan dalam pengukuran nilai wajar.
 Untuk perjanjian pembayaran berbasis saham yang dimodifikasi dalam suatu
periode:
i. Penjelasan tentang modifikasi tersebut;
ii. Tambahan nilai wajar yang diberikan (sebagai hasil dari modifikasi tersebut);
dan
iii. Informasi tentang bagaimana tambahan nilai wajar yang diberikan diukur.
Jika entitas mengukur secara langsung nilai wajar barang atau jasa yang diterima selama
suatu periode, entitas harus mengungkapkan bagaimana nilai wajar tersebut ditentukan, sebagai
contoh apakah nilai wajar diukur dengan harga pasar barang atau jasa tersebut.

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk


memahami dampak transaksi pembayaran berbasis saham terhadap laba atau rugi entitas dalam
suatu periode dan posisi keuangannya. Untuk memberi gambaran implementasi prinsip tersebut,
entitas harus mengungkapkan sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut:
 Jumlah beban yang diakui dalam suatu periode yang timbul dari transaksi
pembayaran berbasis saham dimana barang atau jasa yang diterima tidak memenuhi
kualifikasi untuk diakui sebagai aset dan oleh karena itu diakui segera sebagai beban,
termasuk pengungkapan terpisah atas bagian dari jumlah beban yang timbul dari
transaksi yang dicatat sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan
penyelesaian instrumen ekuitas;
 Untuk liabilitas yang timbul dari transaksi pembayaran berbasis saham:
i. Jumlah nilai tercatat pada akhir periode; dan
ii. Jumlah nilai intrinsik liabilitas pada akhir periode dimana hak pihak lawan
transaksi atas kas atau aset lain telah vested pada akhir periode (sebagai contoh
hak atas kenaikan harga saham yang telah vested.

18
Contoh: PT ABC merencanakan pemberian kompensasi kepada 10 anggota direksi untuk
membeli saham masing-masing sebanyak 1000 lembar dengan nilai par Rp 600. Opsi
diberikan tanggal 1 Januari 2012 dan dapat digunakan selama 6 tahun ke depan. Harga opsi
per lembar saham adalah Rp 2000, dan harga pasar saham adalah Rp 3000 per lembar. Nilai
wajar beban kompensasi adalah Rp 16 juta. Perkiraan masa bakti (expected period of benefit)
direksi adalah 2 tahun lagi.

Tidak ada pencatatan saat tanggal pemberian opsi (1 Januari 2012)


Pencatatan beban kompensasi untuk 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2013
Beban kompensasi 8.000.000
Agio saham – opsi (16 juta / 2 thn) 8.000.000

Pencatatan saat direksi menggunakan 40% hak opsi (4.000 lembar) tanggal 25
Februari 2015
Kas (4.000 x Rp 2.000) 8.000.000
Agio saham – opsi (40% x 16jt) 6.400.000
Saham biasa (4.000 x Rp 600) 2.400.000
Agio saham – biasa 12.000.000

Pencatatan ketika direksi tidak menggunakan hak opsi sampai tanggal kadaluarsa
(1 Januari 2018)

Agio saham – opsi (60% x 16jt) 9.600.000


Agio saham – opsi kadaluarsa 9.600.000

Berdasarkan IFRS, perusahaan tidak melakukan penyesuaian atas beban


kompensasi saat tanggal kadaluarsa.
• Perusahaan dapat melakukan penyesuaian jika terdapat kondisi kerja (service
condition) pada rencana kompensasi.

19
• Karena kondisi pasar direfleksikan dari penentuan nilai wajar opsi saat tanggal
pemberian, maka tidak diperbolehkan adanya penyesuaian jika penyebabnya
adalah perubahan harga saham perusahaan.

20
LAMPIRAN

21
22

Anda mungkin juga menyukai