Anda di halaman 1dari 3

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA KUIS

Sekretariat : Jl. Kayu Jati Raya No. 11A Rawamangun, Jakarta Timur Terbuka
Posko Lantai III Ruang A304 Telpon (021) 475 321, Fax (021) 4722 371 untuk
umum

Aulia Setiawan

11190560205

1. Sebutkan dan jelaskan five single step pengakuan pendapatan sesuai dengan PSAK 72 “Pendapatan
kontrak pelanggan”?
Jawab:
Tahap 1: Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan.
− Kontrak tersebut harus memiliki substansi komersial (meliputi risiko, waktu, ataujumlah arus
kas masa depan entitas yang diperkirakan berubah sebagai akibat darikontrak).
− Para pihak dalam kontrak telah menyetujui kontrak (baik secara lisan tertulis atausesuai dengan
praktik bisnis pada umumnya).
− Para pihak berkomitmen untuk melaksanakan kewajiban masing masing.
− Entitas dapat mengidentifikasi perkiraan pembayaran terhadap barang atau jasa yangakan
diserahkanke pelanggan
− Kemungkinan besar entitas akan menagih imbalan yang akan menjadi haknya dalampertukaran
barang atau jasa ke pelanggan

Tahap 2: Mengidentifikasi kewajiban pelaksanaan.


Pada awal kontrak, entitas menilai barang atau jasa yang disebutkan dalam kontrak dengan pelanggan
dan mengidentifikasi sebagai kewajiban pelaksanaan, dimana dalam kontrak dinyatakan apakah:
a) suatu barang atau jasa (atau sepaket) yang bersifat dapat dibedakan; atau
b) serangkaian barang atau jasa yang bersifat dapat dibedakanyang secara substansial sama dan
memiliki cara penjualan yang sama kepada pelanggan.
Barang atau jasa yang sesuai dengan kontrak dengan pelanggan bersifat dapat dibedakan jika kedua
kriteria berikut terpenuhi:
a) pelanggan memperoleh manfaat dari barang atau jasa baik barang atau jasa itu sendiri atau
bersama dengan sumber daya lain yang siap tersedia kepada pelanggan; dan
b) janji entitas untuk mengalihkan barang atau jasa kepada pelanggan dapat diidentifikasi secara
terpisah dari janji lain dalam kontrak.
Jika barang atau jasa yang dijanjikan bersifat tidak dapat dibedakan, entitas menkombinasikan barang
atau jasa dengan barang atau jasa lain yang dijanjikan sampai entitas mengidentifikasi sepaket barang
atau jasa tersebut sehingga bersifat dapat dibedakan. Jika barang atau jasa tersebut dapat dibedakan
tetapi saling berhubungan satu sama lain, maka dianggap sebagai satu kewajiban pelaksanaan saja.

Tahap ke 3: Menentukan harga transaksi


Harga transaksi adalah jumlah imbalan yang diperkirakan menjadi hak entitas dalam
pertukaran untuk mengalihkan barang atau jasa kepada pelanggan, tidak termasuk jumlah yang ditagih
atas nama pihak ketiga (contoh:pajak).

Harga transaksi didalam suatu kontrak mudah diketahui karena merupakan jumlah yang
disetujui pelanggan yang akan dibayarkan pada jangka waktu yang telah ditentukan (shortterm period).
Faktor yang harus dipertimbangkan juga adalah imbalan variabel (misalnyakenaikan harga transaksi,
volume discount, rebates, kredit, bonus kinerja atau royalti); timevalue of money; imbalan non kas;
utang kepada pelanggan.

Tahap ke 4: Mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban pelaksanaan


Tujuan mengalokasikan harga transaksi adalah entitas mengalokasikan harga transaksi terhadap setiap
kewajiban pelaksanaan (atau barang atau jasa bersifat dapat dibedakan) dalam jumlah yang
menggambarkan imbalan yang diharapkan menjadi hak entitas dalam pertukaran untuk mengalihkan
barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan.

Entitas mengalokasikan harga transaksi terhadap setiap kewajiban pelaksanaan yang diidentifikasi dalam
kontrak dengan: dasar harga jual berdiri sendiri relatif (relative stand-alone selling price), kecuali diatur
khusus untuk alokasi diskon dan untuk alokasi imbalan yang mencakup variabel
Tahap ke 5: Mengakui pendapatan ketika entitas telah melaksanakan kewajibanpelaksanaan
Entitas mengakui pendapatan ketika (atau selama) entitas menyelesaikan
kewajibanpelaksanaan dengan mengalihkan barang atau jasa yang dinyatakan dalam kontrak
(yaituaset) kepada pelanggan.Aset dialihkan ketika (atau selama) pelanggan memperoleh pengendalian
atas aset.

Entitas mengalihkan pengendalian barang atau jasa sepanjang waktu menyelesaikan kewajiban
pelaksanaan dan mengakui pendapatan sepanjang waktu, jika satu dari kriteria berikut terpenuhi:
− Pelanggan secara simultan menerima dan mengonsumsi manfaatyang disediakan oleh kinerja
entitas saat entitas melaksanakan kewajiban pelaksanaannya tersebut.
− Kinerja entitas menciptakan atau meningkatkan aset (sebagai contoh, pekerjaan dalam proses) yang
dikendalikan pelanggan sebagai aset yang diciptakan atau ditingkatkan.atau
− Kinerja entitas tidak menciptakan suatu aset dengan penggunaan alternatif terhadap entitas dan
entitas memiliki hak atas pembayaran yang dapat dipaksakan atas kinerja yang telah diselesaikan
sampai saat ini.

Jika kewajiban pelaksanaan tidak diselesaikan sepanjang waktu, maka entitas menyelesaikan kewajiban
pelaksanaan pada waktu tertentu. Untuk menentukan waktu tertentu dimana pelanggan memperoleh
pengendalian atas aset yang dijanjikan dan entitas menyelesaikan kewajiban pelaksanaan, entitas
mempertimbangkan persyaratan pengendalian.

Sebagai tambahan, entitas mempertimbangkan indikator pengalihan pengendalian, yang mencakup,


tetapi tidak terbatas pada, hal berikut:
a. Entitas memiliki hak kini atas pembayaran aset
b. Pelanggan memiliki hak kepemilikan legal atas aset
c. Entitas telah mengalihkan kepemilikan fisik atas aset
d. Pelanggan memiliki risiko dan manfaat signifikan atas kepemilikan aset
e. Pelanggan telah menerima aset

2. Apa theory yang mendasari pencatatan penghasilan komprehensif lainnya yang merupakan bagian
dari akun ekuitas berdasarkan kerangka dasar pelaporan keuangan, jelaskan?
Jawab:
Menurut PSAK 1, Penghasilan komprehensif lain berisi pos-pos penghasilan dan beban (termasuk
penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh
SAK. Perkiraan penghasilan komprehensif lain dikategorikan menjadi 2, yaitu:
1) Penghasilan komprehensif lain yang akan direklasifikan ke laba rugi
2) Penghasilan komprehensif lain yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, melainkan akan
direklasifikasi ke saldo laba.

Komponen Penghasilan komprehensif lain dapat mencakup:


1) Perubahan dalam surplus revaluasi untuk aset teap dan aset tak berwujud. Penghasilan
komprehensif lain dari kejadian ini dikategorikan dalam item yang tidak akan direklasifikasi ke dalam
laba rugi
2) Pengukuran kembali program imbalan pasti. Penghasilan komprehensif lain dari kejadian ini
dikategorikan dalam item yang tidak akan direklasfikasi ke dalam laba rugi.
3) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha luar
negeri. Penghasilan komprehensif lain dari kejadian ini dikategorikan dalam item yang akan
direklasifikasi ke dalam laba rugi.
4) Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan sebagai “tersedia untuk dijual”.
Penghasilan komprehensif lain dari kejadian ini dikategorikan dalam item yang akan
direklasifikasikan ke dalam laba rugi.
5) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus
kas. Penghasilan komprehensif lain dari kejadian ini dikategorikan dalam item yang akan
direklasifikasi ke dalam laba rugi.

3. Apa yang dimaksud dengan reklasifikasi adjustment pada akun penghasilan komprehensif lainnya
berdasarkan PSAK 1?
6)

4. Masih terkait dengan soal no 3. Komponen apa saja yang masuk dalam akun yang dilakukan
reklasifikasi adjustment tersebut?

SELAMAT MENGERJAKAN SEMOGA SUKSES


5. Pertanyaan ini terkait dengan teori pajak tangguhan PSAK 46. Apa yang terjadi (jelaskan dengan rinci)
jika terdapat selisih depresiasi komersial dengan depresiasi fiskal dimana depresiasi fiskal lebih besar
dibandingkan depresiasi komersial? Berikan jawaban beserta jurnal pengakuan pajak tangguhannya
jika selisih depresiasi fiskal lebih besar 100 juta dengan asumsi pajak badan 22% (berlaku tahun
2020)?

SELAMAT MENGERJAKAN SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai