Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

IFRS 2 – PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM

Oleh:

IIK SUFRIZAL CHANIAGO


1811070248

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI – KELAS KARYAWAN

PERBANAS INSTITUTE

BEKASI

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan dapat memberikan saham atau opsi saham kepada para keryawannya,

terutama kepada direksi dan eksekutif perusahaan sebagai bentuk kompensasi yang terkait

dengan kinerja di masa depan. Sebuah pembayaran berbasis saham adalah transaksi di mana

entitas menerima barang atau jasa baik sebagai pertimbangan untuk instrumen ekuitas atau

dengan menimbulkan kewajiban untuk jumlah berdasarkan harga saham entitas atau instrumen

ekuitas lainnya entitas. Persyaratan akuntansi untuk pembayaran berbasis saham tergantung pada

bagaimana transaksi akan diselesaikan, yaitu dengan dikeluarkannya (a) ekuitas, (b) uang tunai,

atau (c) saham atau kas.

IFRS 2 menjelaskan tentang pengukuran dan pengungkapan kompensasi berbasis

saham dan mengharuskan jumlah tersebut dicatat sebagai beban selama masa kerja

karyawannya. IFRS 2 mencakup isu - isu mengenai Shared Appreciation Rights (SAR), rencana

pembelian saham karyawan, rencana kepemilikan saham oleh karyawan, dan lain-lain. Namun

ruang lingkup IFRS 2 ini lebih dari sekedar saham atau opsi yang diterbitkan kepada

karyawan sebagai imbalan kerja, tetapi juga mencakup semua aktivitas tukar menukar saham

atau opsi untuk barang atau jasa yang diterima dari pihak luar / non karyawan. Barang-barang

disini termasuk persediaan, barang habis pakai, properti, pabrik, peralatan, aset tidak berwujud

dan aset non-Keuangan lainnya. Contoh dari transaksi pertukaran sebuah opsi saham dengan jasa

ini yaitu misalnya: sebuah opsi saham diterbitkan sebuah perusahaan sebagai pertukaran untuk

mendapatkan jasa konsultan khusus.


1.2 Ruang Lingkup Pembahasan

Konsep pembayaran berbasis saham lebih luas dari opsi saham karyawan. IFRS 2

meliputi penerbitan saham, atau hak atas saham, dengan imbalan jasa atau barang. Contoh item

yang termasuk dalam ruang lingkup IFRS 2 adalah hak pangsa penghargaan, rencana pembelian

saham karyawan, rencana kepemilikan saham oleh karyawan, rencana opsi saham dan rencana

dimana penerbitan saham (atau hak atas saham) mungkin tergantung pada kondisi terkait pasar

atau non-pasar.

IFRS 2 berlaku untuk semua entitas. Tidak ada pengecualian untuk entitas swasta atau

entitas yang lebih kecil. Selain itu, anak perusahaan menggunakan entitas induk atau sesama

anak perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk barang atau jasa yang berada dalam ruang

lingkup standar.

Ada dua pengecualian terhadap prinsip ruang lingkup umum:

Pertama, penerbitan saham dalam kombinasi bisnis harus dicatat menggunakan IFRS 3

Kombinasi Bisnis. Namun, perlakuannya harus dibedakan antara pembayaran berbasis saham

yang terkait dengan akuisisi dari orang – orang yang sehubungan dengan kelanjutan dari jasa

yang diberikan oleh karyawan. Kedua, IFRS 2 tidak membahas pembayaran berbasis saham

dalam lingkup paragraf 8-10 dari IAS 32 tentang Instrumen Keuangan: Penyajian atau paragraph

5-7 dari IAS 39 tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Oleh karena itu, IAS

32 dan IAS 39 harus diterapkan untuk kontrak komoditas berbasis derivative yang dapat

diselesaikan dengan saham atau hak atas saham.


IFRS 2 tidak berlaku untuk transaksi pembayaran berbasis saham lainnya selain untuk

akuisisi barang dan jasa. Oleh karena itu, dividen saham, pembelian saham treasury, dan

penerbitan tambahan saham berada di ruang lingkup ini.

Terdapat beberapa definisi dalam IFRS ini, yaitu:

a. Instrumen ekuitas adalah suatu kontrak yang menunjukkan adanya hak residual atas aset

suatu entitas setelah dikurangi dengan semua liabilitas entitas tersebut.

b. Instrumen ekuitas yang diberikan adalah hak (dengan persyaratan atau tanpa persyaratan)

atas instrumen ekuitas suatu entitas yang diberikan oleh entitas tersebut kepada pihak lain

dalam suatu perjanjian pembayaran berbasis saham.

c. Kondisi vesting adalah kondisi yang menentukan apakah entitas menerima jasa yang

memberikan hak kepada pihak lawan transaksi untuk menerima kas, aset lain atau instrumen

ekuitas entitas, pada perjanjian pembayaran berbasis saham.

d. Kondisi vesting kinerja pasar adalah suatu kondisi yang terkait dengan harga pasar instrumen

ekuitas entitas yang menjadi persyaratan harga eksekusi, vesting, atau ketereksekusian

(exercisability) suatu instrumen ekuitas, seperti pencapaian harga tertentu dari saham atau

nilai intrinsik tertentu dari opsi saham, atau pencapaian target tertentu yang didasarkan atas

harga pasar instrumen ekuitas entitas secara relatif terhadap indeks harga pasar instrumen

ekuitas entitas lain.

e. Nilai intrinsik adalah selisih antara nilai wajar saham, dengan mana pihak lawan transaksi

memiliki hak (dengan persyaratan atau tanpa persyaratan) untuk memesan atau menerima,

dengan harga (jika ada) yang mana pihak lawan transaksi disyaratkan (atau akan disyaratkan)

untuk membayar saham tersebut.


f. Nilai wajar adalah suatu jumlah dengan mana suatu aset dapat dipertukarkan, suatu liabilitas

dapat diselesaikan, atau instrumen ekuitas yang diberikan dapat dipertukarkan antara pihak

yang mengerti dan berkeinginan dalam suatu transaksi yang wajar.

g. Opsi penambahan kembali adalah opsi saham baru yang diberikan apabila saham digunakan

untuk memenuhi harga eksekusi opsi saham terdahulu.

h. Opsi saham adalah kontrak yang memberikan hak kepada pemegangnya, tetapi tidak

kewajiban (obligation), untuk membeli saham entitas pada suatu harga tertentu atau yang

dapat ditentukan selama periode waktu tertentu.

i. Pengaturan pembayaran berbasis saham adalah persetujuan antara entitas (atau kelompok

entitas lain atau setiap pemegang saham tiap kelompok entitas) dan pihak lain (termasuk

karyawan) yang menyebabkan pihak lain berhak untuk menerima (a) kas atau aset lain entitas

dengan jumlah yang didasarkan atas harga (atau nilai) instrumen ekuitas (termasuk saham

atau opsi saham) entitas atau kelompok entitas lain, atau (b) instrumen ekuitas (termasuk

saham atau opsi saham) entitas atau kelompok entitas lain, apabila kondisi vesting tertentu

terpenuhi.

j. Periode vesting adalah periode dimana semua kondisi vesting yang ditentukan dalam

perjanjian pembayaran berbasis saham harus dipenuhi.

k. Transaksi pembayaran berbasis saham adalah transaksi yang mana entitas: (a) menerima

barang atau jasa dari pemasok barang atau jasa tersebut (termasuk karyawan) dalam

pengaturan pembayaran berbasis saham, atau (b) menimbulkan kewajiban untuk

menyelesaikan transaksi dengan pemasok dalam pengaturan pembayaran berbasis saham jika

kelompok entitas lain menerima barang atau jasa tersebut.


l. Transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas adalah

transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas: Suatu

transaksi pembayaran berbasis saham di mana entitas (a) menerima barang atau jasa sebagai

imbalan atas instrument ekuitasnya (termasuk saham dan opsi saham), atau (b) menerima

barang atau jasa tetapi tidak memiliki kewajiban untuk menyelesaikan transaksi dengan

pemasok.

m. Transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas adalah transaksi

pembayaran berbasis saham dimana entitas memperoleh barang atau jasa dengan

menimbulkan liabilitas untuk mentransfer kas atau aset lainnya kepada pemasok barang atau

jasa tersebut dengan jumlah yang didasarkan pada harga (atau nilai) instrumen ekuitas

(termasuk saham dan opsi saham) entitas atau instrumen ekuitas kelompok.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pendahuluan
2.1.1 Tujuan
Tujuaan IFRS 2 tentang Pembayaran Berbasis Saham adalah untuk mengatur pelaporan

keuangan entitas yang melakukan transaksi pembaaran berbasis saham. Secara khusus,

pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk menyajikan dampak transaksi pembayaran

berbasis saham dalam laba rugi dan posisi keungan, termasuk beban yang berhubungan

dengan transaksi pemberian opsi saham kepada karyawan.

2.1.2 Ruang Lingkup


Entitas menerapkan PSAK ini untuk akuntansi seluruh transaksi pembayaran berbasis

saham, tanpa tergantung apakah entitas dapat mengidentifikasi secara khusus beberapa atau

seluruh barang dan jasa yang diterima termasuk :

1. Transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian instrumen ekuitas,

2. Transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian kas

3. Transaksi di mana entitas menerima atau memperoleh barang atau jasa dan syarat

pengaturannya memberikan pilihan kepada entitas atau pemasok barang atau jasa

mengenai penyelesaian transaksi apakah dengan kas (atau aset lain) atau dengan

penerbitan instrument ekuitas kecuali seperti yang tercantum dalam paragraf 3A-6.

IFRS 2 ini juga diterapkan untuk :


1. Transfer oleh pemegang saham kepada pihak lain (termasuk karyawan) yang telah
mentransfer barang atau jasa kepada entitas.
2. Dari induk kepada entitas anak dimana entitas menyediakan barang atau jasa.
3. Ketika entitas tidak menerima barang atau jasa yang tidak dapat diidentifikasi secara
khusus, namun kondisi lain mengindikasikan bahwa barang atau jasa telah diterima

Sedangkan IFRS 2 ini tidak diterapkan pada :


1. Transaksi kepada pemegang saham instrumen ekuitas (misal karyawan telah memegang
saham, dan pembayaran tersebut terkait dengan tambahan saham kepada pemegang
saham).
2. Transaksi dimana entitas memperoleh barang sebagai bagian dari aset bersih yang
diperoleh dalam kombinasi bisnis (diatur PSAK 22 (2010): Kombinasi Bisnis).
3. Transaksi pembayaran berbasisi saham ketika entitas menerima atau memperoleh barang
atau jasa dalam suatu kontrak yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 50 : Instrumen
Keuangan : Penyajian paragraf 8-10 atau PSAK 55 : Instrumen Keuangan : Pengakuan
dan Pengukuran paragraf 5-7.

2.2 Pengakuan
1. Entitas mengakui barang atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi

pembayaran berbasis saham ketika entitas memperoleh barang atau jasa pada saat jasa

tersebut diterima.

2. Entitas mengakui suatu kenaikan terkait ekuitas jika barang atau jasa diterima dalam

transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas, atau

suatu liabilitas jika barang atau jasa yang diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis

saham yang diselesaikan dengan kas.

3. Ketika barang atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi pembayaran

berbasis saham tdak memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai aset, maka barang atau jasa

tersebut diakui sebagai beban.

2.3 Transaksi Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan dengan Instrumen Ekuitas
2.3.1 Pengakuan
Suatu entitas harus mengakui barang atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam

transaksi pembayaran berbasis saham ketika entitas mendapatkan barang atau jasa

telah diterima. Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan

ekuitas, kenaikan yang menyertainya harus diakui dalam ekuitas.

2.3.2 Pengukuran
Nilai wajar dari instrumen ekuitas diterbitkan atau tidak diterbitkan harus diukur:

 Pada tanggal pemberian kompensasi untuk transaksi dengan

karyawan dan pihak lain yang menyediakan jasa sejenis, dan

 Pada tanggal di mana entitas menerima barang atau pihak lain memberikan jasa di

kasus-kasus lainnya

Nilai wajar dari instrumen ekuitas diterbitkan atau tidak diterbitkan harus didasarkan

pada harga pasar. Nilai wajar pada tanggal pemberian kompensasi harus mempertimbangkan

kondisi tetap pasar (sebagai contoh harga-harga pasar atau referensi kepada indeks) tapi

bukan kondisi tetap bukan pasar (sebagai contoh periode pemberian jasa). Saham-saham

terdaftar harus diukur pada harga pasar. Opsi saham harus diukur:

 Dengan dasar harga pasar dari opsi ekuivalen yang diperdagangkan,

 Menggunakan suatu model penilaian harga opsi jika tidak ada harga pasar, atau

 Pada nilai intrinsik ketika opsi saham tidak bisa diukur secara andal dengan dasar

harga saham atau dengan model penilaian harga opsi saham.

Dalam kasus-kasus yang jarang ketika entitas diharuskan mengukur instrumen ekuitas

pada nilai intrinsiknya, entitas mengukur kembali instrumennya pada tiap tanggal pelaporan

keuangan hingga penyelesaian terakhir dan mengakui perubahan pada nilai instrinsik dalam

laba atau rugi.


Entitas harus mengakui suatu aset atau beban dan kenaikan yang berhubungan dengannya

saat ekuitas:

 Pada tanggal pemberian kompensasi jika tidak ada kondisi yang menyebabkan

timbulnya hak atau jika barang dan jasa telah diterima

 Ketika jasa diberikan jika jasa non karyawan diterima lebih dari satu periode atau

 Selama periode pemerolehan hak untuk karyawan dan transaksi pembayaran berbasis

saham lainnya ketika ada periode pemerolehan hak

Jika instrumen ekuitas yang diberikan tidak menjadi hak sampai pihak lainnya

menyelesaikan masa pemberian jasa yang ditentukan, jumlah yang diakui harus disesuaikan

sepanjang periode pemerolehan hak untuk perubahan dalam perkiraan jumlah sekuritas yang

akan diterbitkan (merujuk perhitungan yang benar), namun tidak untuk perubahan nilai

wajar sekuritas-sekuritas tersebut. Oleh karena itu, pada tanggal pemberian hak, jumlah yang

diakui adalah jumlah pasti sekuritas yang dapat diterbitkan pada tanggal tersebut, diukur

pada nilai wajar sekuritas tersebut pada tanggal pemberian kompensasi.

Jika entitas membatalkan atau memberikan instrumen ekuitas dalam periode pemerolehan

hak (bukan karena pemberian ini dibatalkan oleh pemberi karena kondisi pemerolehan hak

tidak terpenuhi), syarat-syarat akuntansi berikut ini berlaku

 Entitas memberikan pembatalan atau penyelesaian sebagai percepatan pengakuan

hak dengan mengakui segera jumlah yang seharusnya akan diakui pada sisa

periode pemerolehan hak.

 Entitas mengakui dalam ekuitas semua kompensasi yang dibuat untuk pekerja atas

pembatalan atau penyelesaian sampai pada tingkat di mana kompensasi tersebut


tidak melebihi nilai wajar dari pembelian kembali pada saat instrumen ekuitas

diberikan.

 Entitas mengakui sebagai biaya kelebihan pembayaran yang dibuat kepada

karyawan atas pembayaran atau penyelesaian di atas nilai wajar pada tanggal

pembelian kembali pada saat instrumen ekuitas diberikan.

 Entitas menghitung ekuitas baru yang diberikan kepada karyawan sebagai

penggantian untuk instrumen ekuitas yang dibatalkan sebagai modifikasi dari

pemberian yang asli. Perbedaan antara nilai wajar instrumen ekuitas yang

digantikan dengan nilai wajar neto dari instrumen ekuitas yang dibatalkan pada

tanggal ketika instrumen ekuitas pengganti diberikan diakui sebagai biaya.

Contoh 1

IND Inc., menghibahkan 100 opsi saham kepada masing-masing 300 orang karyawannya

dalam tahun ke-1. Karyawan harus bekerja paling tidak tiga tahun penuh untuk berhak

(vested) menerima opsi tersebut. IND Inc., menggunakan model Black Scholes untuk

menetapkan harga opsinya pada tanggal pemberian. Nilai masing-masing opsi yang

dihibahkan dengan menggunakan model penetapan harga adalah $10. Dari pengalaman

terdahulu, IND Inc., secara rata-rata menahan 75% dari jumlah karyawannya untuk tiga

tahun. Berapakan total beban kompensasi opsi untuk masing-masing tahun selama tiga

tahun?

Dengan asumsi ini, nilai wajar opsi saham yang dihibahkan dihitung sebagai berikut:

100 opsi x 300 karyawan x 75% x $10 = $225.000


Sebagai tambahan, kita harus mempertimbangkan jumlah karyawan yang akan

mengundurkan diri dari perusahaan selama tiga tahun berikutnya. ID Inc., mengestimasikan

bahwa 25% karyawan akan mengundurkan diri selama periode tiga tahun. Dengan demikian,

jumlah tahun jasa yang diberikan oleh karyawan yang menjadi hak (vested) hingga akhir

tahun ketiga dihitung sebagai berikut

Total th jasa: 300 karyawan x 3 th= dikurangi: rata-rata th karyawan yang mau

mengundurkan diri = 900

25% x 300 x 3/2 = (113)

jumlah tahun jasa yang diestimasi = 787

Dengan demikian rata-rata estimasi nilai wajar dari masing-masing tahun jasa adalah

$225/787 = $285,90

Seandainya diasumsikan bahwa IND Inc., menerima 310 tahun jasa dalam tahun ke-1.280

dalam tahun ke-2 dan 197 dalam tahun ke-3. Maka, jumlah beban yang harus dibukukan

menjadi sebagai berikut:

Tahun Tahun Nilai per Beban


Jasa Opsi ($) Opsi
Tahun ke-1
310
285,90 88,620
Tahun ke-2
280
285,90 80,051
Tahun ke-3
197
285,90 56,321
225,000
787
Total
2.4 Transaksi Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan dengan Kas

2.4.2 Pengakuan

Suatu entitas mengakui barang-barang atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam

transaksi pembayaran berbasis saham ketika entitas mendapatkan barang atau ketika jasa

diterima. Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas, nilai

pada sisi kredit diakui sebagai liabilitas.

2.4.3 Pengukuran

Barang dan jasa yang diterima dan liabilitas yang terjadi harus diukur pada nilai wajar

liabilitas. Sampai liabilitas diselesaikan, entitas harus mengukur nilai wajar dari liabilitas

tersebut pada setiap tanggal laporan dan pada tanggal penyelesaian, dengan perubahan-

perubahan dalam nilai wajar diakui dalam laba rugi periode tersebut.

Jika pembayaran berbasis saham tidak dipperoleh haknya sampai pihak lain

menyelesaikan periode jasa tertentu, jumlah yang diakui harus disesuaikan selama periode

pemerolehan hak untuk perubahan- perubahan dalam perkiraan jumlah manfaat yang

diharapkan diperoleh haknya (merujuk sebagai perhitungan yang benar) dan untuk

perubahan- perubahan dalam nilai wajar sekuritas tersebut.

Jika entitas membatalkan atau menyelesaikan suatu pemberian kompensasi yang

diselesaikan dengan kas, prinsip-prinsip yang sama dalam keterangan di atas harus

diterapkan.

Contoh 2

IND Inc., pada tanggal 1 Januari 2009 menghibahkan hak apresiasi saham (SAR) bernilai

$100.000 pada tanggal yang menggunakan suatu model penetapan harga opsi. Hak apresiasi
saham (SAR) akan menjadi hak (vest) dalam tiga tahun. Hingga akhir tahun 2009, nilai hak

apresiasi saham meningkat hingga $120.000. saham tambahan, asumsikanlah bahwa nilai

wajar dari hak apresiasi saham (SAR) turun menjadi $115.000 di tahun 2010 dan menjadi

$110.000 ditahun 2011.

Diminta : Hitunglah beban kompensasi hak apresiasi saham (SAR) tahunan untuk setiap

tahun selama tiga tahun yang dijelaskan dalam contoh 1.

Inilah perhitungan beban kompensasi setiap tahunnya selama tiga tahun.

Tahu Nilai wajar Hak Persentase Kompensasi Beban


n Apresiasi] yang Kumulati f Tahuna
Saham Diakrual yang Diakrual n ($)
($) (%)
2009 120.000 33,34 $40.000 $40.000
2010 115.000 66,67 $76.670 $36.670
2011 110.000 100 $110.000 $33.330
Total $110.00
0

Sebagaimana yang diperlihatkan dalam perhitungan tersebut, beban kompensasi dan

liabilitas yang terkait dengan HAK Apresiasi Saha (SAR) akan seterusnya diukur ulang

setiap tahunnya hingga karyawan memilih untuk menggunakan opsinya dan liabilitas kas

dibayarkan.

2.5. Transaksi Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan melalui Kas atau
Penerbitan Saham
Untuk transaksi pembayaran berbasis saham dimana persyaratan perjanjiannya memberikan

entitas dengan pilihan apakah akan diselesaikan dengan kas atau dengan menerbitkan instrumen

ekuitas, entitas harus menentukan apakah entitas memiliki kewajiban kini untuk menyelesaikan

dengan kas dan menghitung transaksi pembayaran berbasis saham secara benar. Entitas memiliki
kewajiban kini untuk menyelesaikan dengan kas jika pilihan penyelesaian dengan instrumen

ekuitas tidak memiliki aspek komersial (misalnya karena entitas tersebut dilarang secara hukum

untuk menerbitkan saham) atau entitas memiliki praktek dimasa lalu atau kebijakan tertulis

mengenai penyelesaian dengan kas, atau secara umum menyelesaikan dengan kas jika pihak

lawan transaksi meminta penyelesaian dengan kas.

Untuk transaksi berbasis saham di mana diselesaikan dengan ekuitas, saat pemberian yang

diberikan adalah instrument ekuitasnya sendiri (bukan instrument ekuitas induk entitas atau

entitas lain dalam satu grup) ; atau entitas tidak memiliki kewajiban untuk menyelesaikan

transaksi pembayaran berbasis saham (jika perusahaan induk atau entitas lain dalam satu grup

memiliki kewajiban untuk menyelesaikannya).

2.5.1 Pengungkapan

IFRS 2 mengharuskan pengungkapan secara ekstensif atas pembayaran berbasis saham. Tiga

kategori utama dari pengungkapan tersebut yang diharuskan adalah:

1. Pengungkapan mengenai sifat dan sejauh mana perjanjian pembayaran berbasis saham yang

ada selama periode pelaporan. Pengungkapan ini paling tidak harus meliputi:

a. Deskripsi jenis rencana pembayaran berbasis saham termasuk syarat dan kondisi umum

dari rencana, kondisi vesting, dan metode penyelesaian (misalnya kas atau ekuitas).

b. Jumlah opsi yang beredar pada awal dan akhir tahun, dan jumlah opsi yang dihibahkan,

ditebuskan, dipergunakan, dan kadaluwarsa selama tahun yang bersangkutan.

c. Harga saham rata-rata tertimbang pada tanggal pelaksanaan

d. Untuk opsi saham yang beredar pada akhir periode, batasan harga yang dipergunakan

dan masa manfaat kontraktual yang tersisa secara rata-rata tertimbang.


2. Informasi mengenai bagaimana nilai barang atau jasa yang diterima atau nilai harga opsi

yang ditentukan. Pengungkapan semacam ini harus meliputi deskripsi model penetapan

harga opsi yang digunakan.

3. Pengungkapan yang cukup mengenai dampak transaksi pembayaran berbasis saham atas

laba neto atau rugi neto entitas untuk periode yang bersangkutan.

Contoh 3

Skenario 1

Entitas memberikan 100 opsi saham kepada setiap orang dari 500 karyawan entitas tersebut.
Setiap pemberian tersebut mensyaratkan bahwa karyawan tetap bekerja pada entitas selama
tiga tahun mendatang. Entitas mengestimasi bahwa nilai wajar setiap opsi saham adalah Rp15.

Atas dasar probabilitas rata-rata tertimbang, entitas mengestimasi bahwa 20 persen karyawan
akan berhenti dalam periode tiga tahun dan oleh karena itu melepaskan hak mereka atas opsi
saham.

Skenario 1; Jika segala sesuatu berjalan seperti yang diharapkan, entitas mengakui jumlah
berikut selama periode vesting, untuk jasa yang diterima sebagai imbalan atas pemberian opsi
saham.
Thn Perhitungan Beban Beban
remunerasi remunerasi
selama periode kumulatif

1 50.000 opsi x 90% x Rp 20 x 1/3 299.999 299.999


2 (50.000 opsi x 90% x Rp 20 x 2/3) – 299.999 200.000 300.000
3 (50.000 opsi x 90% x Rp 20 x 3/3) – 300.000 200.000 600.000

Skenario 2

Selama tahun ke-1, 20 karyawan berhenti. Entitas merevisi estimasi jumlah karyawan yang
berhenti dalam periode 3 tahun dari 20 persen (100 karyawan) menjadi 15 persen (75

karyawan). Selama tahun ke-2, 22 karyawan lagi berhenti. Entitas merevisi estimasi jumlah

karyawan yang berhenti dalam periode 3 tahun dari 15 persen menjadi 12 persen (60

karyawan). Selama tahun ke-3, 15 karyawan lagi berhenti. Dengan demikian, sejumlah 57

karyawan melepaskan hak mereka atas opsi saham dalam periode tiga tahun, dan sejumlah

44.300 opsi saham (443 karyawan x 100 opsi untuk setiap karyawan) vested pada akhir tahun

ke 3.

Thn Perhitungan Beban Beban


remunerasi remunerasi
selama periode kumulatif

1 50.000 opsi x 85% x Rp 15 x 1/3 tahun 212.500 212.500


2 (50.000 opsi x 88% x Rp 15 x 2/3 tahun) – Rp 12.500 227.500 440.000
3 (44.300 opsi x Rp 15 x) – Rp 400.000 224.500 664.500

2.6. Ketentuan Transisi


1. Entitas dianjurkan, tetapi tidak disyaratkan, untuk menerapkan PSAK ini untuk

pemberian lain selain instrumen ekuitas jika entitas telah mempublikasikan nilai wajar

instrumen ekuitas tersebut, yang ditentukan pada tanggal pengukuran.

2. Untuk seluruh pemberian instrumen ekuitas yang menerapkan PSAK ini, entitas

menyajikan kembali informasi komparatif dan, jika dapat diterapkan, menyesuaikan saldo

laba awal periode sajian.

3. Untuk seluruh pemberian instrumen ekuitas yang belum menerapkan PSAK ini, maka

entitas tetap mengungkapkan informasi yang disyaratkan di oaragraf 44 dan 45.


4. Jika PSAK ini telah efektif, entitas memodifikasi syarat dan ketentuan pemberian

instrumen ekuitas yang belum menerapkan PSAK ini, maka entitas tetap menerpakan

pargraf 26-29 untuk mencatat modifikasi tersebut.

2.7 Tanggal Efektif


Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah

1 Januari 2012.

2.8 Penarikan
Pernyataan ini menggantikan IFRS 2 : Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham.

LAMPIRAN IFRS 2
Definisi Istilah

1. Fitur penambahan kembali adalah fitur yang memberikan opsi saham tambahan secara

otomatis jika pemegang opsi mengeksekusi opsi yang diterima sebelumya dengan

menggunakan saham entitas, dan bukan dengan kas untuk memnuhi harga eksekusi.

2. Instrumen ekuitas adalah suatu kontrak yang memberikan hak residual atau aset entitas

setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.

3. Instrumen ekuitas yang diberikan adalah hak atas instruemn ekuitas entitas yang diberikan

oleh entitas kepada pihak lain dalam pengaturan pembayaran berbasis saham.

4. Kondisi vesting adalah kondisi yang menentukan apakah entitas menerima jasa yang

memberikan hak kepada pihak lawan untuk menerima kas, aset lain, atau instrumen ekuitas

dalam pengaturan pembayaran berbasis saham.

5. Kondisi vesting kinerja pasar adalah suatu kondisi yang terkait dengan harga pasar

instrumen ekuitas entitas yang menjadi persyaratan harga eksekusi, vesting suatu instrumen

ekuitas.
6. Periode vesting adalah periode seluruh kondisi vesting yang ditentukan dalam pengaturan

pembayaran berbasis saham terpenuhi.

7. Vest adalah memenuhi kondisi untuk memiliki yaitu hak pihak lawan untuk menerima kas,

aset lain atau instrumen ekuitas.

8. Nilai wajar adalah jumlah suatu aset dipertukarkan, liabilitas diselesaikan atau instrumen

ekuitas yang diberikan dipertukarkan antara pihak yang berkeinginan dan memiliki

pengetahuan yang memadai dalam suatu transaksi yang wajar.

9. Nilai instrinsik adalah selisih antara nilai wajar saham yang pihak lawan memilik hak untuk

memesan atau menerima, dan harga pihak lawan disyaratkan untuk membayar saham

tersebut.

10. Tanggal pemberian adalah tanggal persetujuan entitas dan pihak lain atas suatu pengaturan

pembayaran berbasis saham yaitu pada saat entitas dan pihak lawan memiliki kesepahaman

mengenai syarat dan ketentuan dari pengaturan tersebut.

11. Opsi Saham adalah kontrak yang memberikan hak tetapi bukan kewajiban kepada

pemegangnya untyk membeli saham entitas pada suatu harga tetap atau yang dapat

ditentukan selama periode waktu tertentu.

12. Opsi Penambahan Kembali adalah opsi saham baru yang diberikan jika sebelumnya saham

digunakan untuk memenuhi harga eksekusi opsi saham sebelumnya.


Pedoman Penerapan
1. Estimasi nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan, Pengukuran nilai wajar saham dan

opsi saham yang diberikan berfokus pada syarat dan ketentuan spesifik yang merupaka fitur

umum dari pemberian saham dan opsi saham kepada karyawan.

a. Saham

Nilai wajarnya diukur pada harga pasar saham entitas (estimasi harga pasar jika saham

entitas tidak diperdagangkan), yang disesuaikan untk mempertimbangkan syarat dan

ketentuan yang mendasari pemberian saham tersebut.

b. Opsi saham

Model penetapan harga opsi saham mepertimbangkan :

 Harga eksekusi opsi

 Umur opsi

 Harga terkini saham yang mendasari

 Volatilitas yang diperkirakan dari harga saham

 Dividen yang diperkirakan atas saham (jika ada)

 Tingkat suku bunga bebas risiko selama umur opsi

2. Transaksi pembayaran berbasis saham antar kelompok entitas, Empat permasalahan yang

sering ditemui dalam transaksi pembayaran berbasis saham antara kelompok entitas yaitu :

a. Pengaturan pembayaran berbasis saham yang melibatkan instrumen ekuitas entitas.

Permasalahan ini dicatat untuk diselesaikan dengan instrumen ekuitas atau kas dengan

syarat :
 Entitas memberi karyawan hak atas instrumen ekuitas entitas dan memilik membeli

instrumen ekuitas (saham treasuri) dari pihak lain untuk memenuhi kewajiban kepada

karyawan

 Karyawan diberikan hak atas instrumen ekuitas entitas oleh entitas atau pemegang

saham dengan menyediakan instrumen ekuitas yang diperlukan.

b. Pengaturan pembayaran berbasis saham yang melibatkan instrumen ekuitas entitas induk.

Permasalahan ini ada 2 yaitu :

 Entitas induk memberikan hak atas instrumen ekuitasnya kepada karyawan entitas

anak.

 Entitas anak memberikan hak atas instrumen ekuitasnya kepada karyawannya.

c. Pengaturan pembayaran berbasis saham yang melibatkan pembayaran yang diselesaikan

dengan kas kepada karyawan.

Disebabkan entitas induk memiliki kewajiban untuk menyelesaikan transaksi dengan

karyawan dan imbalannya berupa kas, entitas induk mengukur kewajibannya sesuai

dengan persyaratan yang diterapkan terhadap pembayaran berbasis saham yang

diselesaikan dengan kas.

d. Pengalihan karyawan antar kelompok entitas.

Karyawan dari salah satu entitas anak dapat mengalihkan pekerjaan kepada entitas anak

lain selama periode vesting tertentu tanpa mempengaruhi hak karyawan atas instrumen

ekuitas entitas induk dalam pengaturan pembayaran berbasis saham awal


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam pembahasan IFRS 2 - Share Based Payment, terdapat tiga pilihan pembayaran berbasis

saham yaitu pembayaran saham yang diselesaikan dengan ekuitas, pembayaran saham yang

diselesaikan dengan kas, serta pembayaran berbasis saham yang menyediakan pihak lain pilihan

penyelesaian melalui kas atau penerbitan saham. Ada berbagai jenis skema pembayaran berbasis

saham dalam operasi dan pengaplikasian IFRS 2 menampilkan berbagai tantangan dalam

menyiapkan laporan keuangan. Tantangan tersebut misalnya sebagai berikut.

 Penentuan apakah suatu kondisi adalah kondisi pemerolehan hak atau tidak dan apakah

kondisi-kondisi tersebut terkait dengan pasar atau tidak.

 Menentukan nilai wajar dari pemberian dengan syarat-syarat dan kondisi yang kompleks.

 Klasifikasi dari transaksi sebagai diselesaikan dengan kas atau ekuitas ketika ada pilihan

penyelesaian.

 Akuntansi untuk perjanjian pembayaran berbasis saham dalam situasi entitas konsolidasi

(grup)

Anda mungkin juga menyukai