Anda di halaman 1dari 14

PAPER IFRS 2 – SHARE-BASED PAYMENT

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA (ASIAN BANKING


FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE) PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2023
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 3
RUANG LINGKUP..................................................................................................................4
AKUNTANSI UNTUK PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM YANG DISELESAIKAN DENGAN
EKUITAS................................................................................................................................ 6
AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI YANG DISELESAIKAN DENGAN KAS........................11
AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI YANG DAPAT DISELESAIKAN MELALUI KAS ATAU
PENERBITAN SAHAM.........................................................................................................12
PENGUNGKAPAN............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 14
PENDAHULUAN

Dalam IFRS 2 diatur secara spesifik pelaporan keuangan oleh entitas yang
melakukan transaksi pembayaran berbasis saham. Secara khusus, mengharuskan suatu
entitas untuk menampilkan rugi atau laba dan posisi keuangan akibat dari transaksi
pembayaran berbasis saham, termasuk biaya yang terjadi dari transksi tersebut. IFRS 2
juga mewajibkan entitas untuk mengakui transaksi pembayaran berbasis saham dalam
laporan keuangan, termasuk transaksi dengan keryawan atau pihak lain harus diselesaikan
secara tunai, aset lain, atau instrumen ekuitas entitas. Tidak ada pengecualian dari induk
entitas, atau instrumen ekuitas lain dalam kelompok yang sama sebagai entitas, kepada
pihak yang telah disediakan barang atau jasa kepada entitas. Entitas mengakui barang atau
jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis-saham ketika
memperoleh barang atau jasa. Entitas harus mengakui peningkatan yang sesuai dalam
ekuitas jika barang atau jasa yang diterima dalam ekuitas diselesaikan dengan transaksi
pembayaran berbasis-saham, atau kewajiban jika barang atau jasa diakuisisi dalam
transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan secara tunai.
Tujuan dari IFRS ini adalah untuk menentukan pelaporan keuangan oleh entitas
ketika entitas tersebut melakukan transaksi pembayaran berbasis saham. Secara khusus,
IFRS ini mensyaratkan suatu entitas untuk merefleksikan dalam laba rugi dan posisi
keuangannya dampak dari transaksi pembayaran berbasis saham, termasuk biaya yang
terkait dengan transaksi yang memberikan opsi saham kepada karyawan.

3
RUANG LINGKUP

Entitas harus menerapkan IFRS ini dalam akuntansi untuk semua transaksi
pembayaran berbasis saham apakah entitas dapat mengidentifikasi secara spesifik
sebagian atau seluruh barang atau jasa yang diterima, termasuk:
a) transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan ekuitas,
b) transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas, dan
c) transaksi di mana entitas menerima atau memperoleh barang atau jasa dan persyaratan
dari pengaturan tersebut memberikan entitas atau pemasok pilihan bagi entitas atau
pemasok barang atau jasa tersebut untuk memilih apakah entitas menyelesaikan
transaksi tersebut dalam bentuk kas (atau aset lain) atau dengan menerbitkan
instrumen ekuitas,
kecuali sebagaimana disebutkan dalam paragraf 3A-6. Jika tidak ada barang atau jasa yang
dapat diidentifikasi secara spesifik barang atau jasa yang dapat diidentifikasi secara spesifik,
keadaan lain dapat mengindikasikan bahwa barang atau jasa telah (atau akan) diterima,
dalam hal mana IFRS ini berlaku.

Transaksi pembayaran berbasis saham dapat diselesaikan oleh entitas grup lain
(atau pemegang saham dari entitas grup mana pun) atas nama entitas yang menerima atau
menerima atau memperoleh barang atau jasa. IFRS ini juga berlaku untuk entitas yang
a) menerima barang atau jasa ketika entitas lain dalam suatu kelompok usaha yang sama
(atau pemegang saham dari entitas kelompok usaha) memiliki kewajiban untuk
menyelesaikan transaksi pembayaran berbasis saham, atau
b) memiliki kewajiban untuk menyelesaikan transaksi pembayaran berbasis saham ketika
entitas lain dalam kelompok usaha yang sama menerima barang atau jasa
kecuali jika transaksi tersebut jelas-jelas untuk tujuan selain pembayaran atas barang atau
jasa yang dipasok ke entitas yang menerimanya.

Untuk tujuan IFRS ini, transaksi dengan karyawan (atau pihak lain) dalam
kapasitasnya sebagai pemegang instrumen ekuitas entitas bukan merupakan transaksi
pembayaran berbasis saham. Sebagai contoh, jika suatu entitas memberikan kepada semua
pemegang dari suatu kelas instrumen ekuitas tertentu hak untuk memperoleh tambahan
instrumen ekuitas entitas dengan harga yang lebih rendah dari nilai wajar instrumen ekuitas
tersebut, dan karyawan menerima hak tersebut karena ia adalah pemegang instrumen
ekuitas dari kelas tertentu, maka pemberian atau pelaksanaan hak tersebut tidak pemberian
atau pelaksanaan hak tersebut tidak tunduk pada persyaratan dalam IFRS ini.

4
IFRS ini berlaku untuk transaksi pembayaran berbasis saham di mana entitas
memperoleh atau menerima barang atau jasa. Barang meliputi persediaan, barang habis
pakai, aset tetap, aset tak berwujud dan aset non-keuangan lainnya. Namun demikian,
entitas tidak boleh menerapkan IFRS ini untuk transaksi dimana entitas memperoleh barang
sebagai bagian dari aset neto yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis sebagaimana
didefinisikan dalam IFRS 3 Kombinasi Bisnis (sebagaimana direvisi pada tahun 2008),
dalam suatu kombinasi entitas atau bisnis sepengendali pengendalian sepengendali seperti
yang dijelaskan dalam paragraf B1-B4 IFRS 3, atau kontribusi suatu bisnis pada
pembentukan ventura bersama sebagaimana didefinisikan oleh IFRS 11.

Oleh karena itu, instrumen ekuitas yang diterbitkan dalam kombinasi bisnis dalam
dalam pertukaran untuk pengendalian pihak yang diakuisisi tidak termasuk dalam ruang
lingkup IFRS ini. Namun demikian, instrumen ekuitas yang diberikan kepada karyawan pihak
yang diakuisisi dalam karyawan yang diakuisisi dalam kapasitasnya sebagai karyawan
(misalnya sebagai imbalan atas jasa yang diberikan) berada dalam ruang lingkup dari IFRS
ini. Demikian pula, pembatalan, penggantian atau modifikasi lain dari pengaturan
pembayaran berbasis saham karena kombinasi bisnis atau restrukturisasi ekuitas lainnya
harus dicatat sesuai dengan IFRS ini. IFRS 3 memberikan panduan untuk menentukan
apakah instrument ekuitas yang diterbitkan diterbitkan dalam suatu kombinasi bisnis
merupakan bagian dari imbalan yang dialihkan pertukaran untuk pengendalian pihak yang
diakuisisi (dan oleh karena itu berada dalam ruang lingkup IFRS 3) atau merupakan imbalan
atas jasa berkelanjutan yang harus diakui pada periode pasca kombinasi periode pasca-
kombinasi (dan oleh karena itu berada dalam ruang lingkup IFRS ini).

5
AKUNTANSI UNTUK PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM YANG DISELESAIKAN
DENGAN EKUITAS

Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan ekuitas,


entitas harus langsung mengukur barang atau jasa yang diterima pada nilai wajar pada saat
barang atau jasa tersebut diterima, kecuali bila nilai wajar tidak dapat diestimasi secara
andal. Jika entitas tidak dapat mengestimasikan keandalan dari nilai wajar dari barang atau
jasa yang diterima, entitas harus mengukur nilainya sesuai dengan peningkatan ekuitas,
secara tidak langsung menggunakan referensi pada nilai wajar dari instrumen ekuitas yang
diizinkan.
Pada transaksi dengan karyawan dan jasa yang serupa, entitas harus mengukur nilai wajar
dari jasa yang diterima dengan mengacu pada nilai wajar dari instrumen ekuitas yang
diizinkan, karena biasanya tidak mungkin untuk mengestimasikan keandalan nilai wajar dari
jasa yang diterima. Nilai wajar dari instrumen ekuitas harus diukur pada tanggal pemberian.
Biasanya, saham, opsi saham atau instrument ekuitas lainnya diberikan kepada karyawan
sebagai bagian dari paket pemberian upah mereka, di samping pemberian gaji secara tunai
dan imbalan kerja lainnya. Biasanya, tidak mungkin untuk mengukur secara langsung jasa
yang diterima untuk komponen tertentu dari paket pemberian upah mereka. Hal ini juga tidak
memungkinkan untuk mengukur nilai wajar dari paket pemberian upah mereka secara
independen, tanpa mengukur secara langsung nilai wajar dari instrument ekuitas yang
diizinkan.

Selain itu, saham atau opsi saham terkadang diberikan sebagai bagian dari bonus
daripada bagian dari pembagian upah yang biasa, contohnya sebagai insentif kepada
karyawan karena telah bertahan pada perusahaan atau untuk memberikan penghargaan
atas usaha mereka dalam meningkatkan performa perusahaan. Dengan memberikan saham
atau opsi saham, disamping pemberian upah lainnya, entitas memberikan tambahan upah
untuk memperoleh tambahan manfaat. Mengestimasi nilai wajar dari tambahan manfaat
merupakan hal yang sulit. Karena kesulitan inilah, entitas mengukur nilai wajar dari jasa
yang diberikan oleh karyawan dengan referensi dari nilai wajar instrument ekuitas yang
diizinkan.

Untuk transaksi dengan pihak selain karyawan, akan ada anggapan yang menolak
bahwa nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima dapat diestimasi dengan andal.
Bahwa nilai wajar harus diukur pada saat entitas memperoleh barang atau jasa. Dalam
kasus yang langka, jika entitas menyangkal asumsi ini karena tidak dapat mengestimasi
secara andal nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima, entitas harus mengukur barang

6
atau jasa yang diterima, dan sesuai dengan peningkatan ekuitas, secara tidak langsung,
dengan mengacu pada nilai wajar instrument ekuitas yang diizinkan, diukur pada saat
entitas memperoleh barang atau jasa.

Secara khusus, jika pertimbangan yang dapat diidentifikasi diterima oleh entitas
nampaknya lebih rendah dari nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan atau tanggung
jawab yang timbul, biasanya situasi ini menunjukkan bahwa pertimbangan lain (yaitu barang
atau jasa yang tidak dapat diidentifikasi) telah (atau akan) diterima oleh entitas. Entitas
tersebut harus mengukur barang atau jasa yang dapat diidentifikasi yang diterima di sesuai
dengan IFRS ini. Entitas tersebut harus mengukur barang yang tidak dapat diidentifikasikan
atau jasa yang diterima (atau diterima) sebagai selisih antara nilai wajar pembayaran
berbasis-saham dan nilai wajar dari barang atau jasa yang dapat diidentifikasi diterima.
Entitas tersebut harus mengukur barang yang tidak dapat diidentifikasikan atau jasa yang
diterima pada tanggal pemberian. Namun, untuk transaksi pembayaran tunai, kewajiban
harus diukur kembali pada setiap akhir periode pelaporan sampai sekarang diselesaikan
sesuai dengan paragraf 30–33.

Transaksi Pada Saat Penerimaan Jasa


Jika instrument keuangan memberikan vest segera, karyawan tidak perlu untuk
menyelesaikan periode spesifik tertentu dari jasa sebelum menjadi tanpa syarat berhak
pada Instrumen keuangan tersebut. Sebaliknya karena ketiadaan bukti entitas harus
mengasumsikan bahwa jasa yang diberikan dari karyawan sebagai bahan pertimbangan
dari instrumen ekuitas yang diterima. Pada kasus ini, pada tanggal pemberian, entitas harus
mengakui jasa yang diterima secara penuh, dengan kesesuaian peningkatan ekuitas.

Jika instrumen ekuitas yang diizinkan tidak diberikan vest hingga karyawan
menyelesaikan periode spesifik tertentu dari jasa, entitas harus mengasumsikan bahwa jasa
yang diberikan dari rekanan sebagai bahan pertimbangan dari instrument ekuitas yang akan
diterima di masa depan, selama periode vesting. Entitas harus memperhitungkan jasa
tersebut karena diberikan dari karyawan selama periode vesting, dengan peningkatan
ekuitas yang sesuai.
Sebagai contoh:
a) Jika seorang karyawan diberikan opsi saham bersyarat atas jasa yang telah
diberikannya selama tiga tahun, maka entitas mengasumsikan bahwa jasa yang
diberikan oleh karyawan sebagai bahan pertimbangan opsi saham yang akan diterima
di masa depan, lebih dari tiga tahun masa vesting.

7
b) Jika seorang karyawan diberikan opsi saham bersyarat atas pencapaian dari kinerja
dan bertahan pada perusahaan hingga kinerja yang diberikannya memuaskan, maka
durasi vesting bervariasi bergantung pada kapan performa yang diberikannya
memuaskan, entitas harus mengasumsikan bahwa jasa yang diberikan oleh karyawan
tersebut sebagai opsi saham yang akan diberikan di masa depan, selama masa vesting
yang diharapkan. Entitas harus mengestimasikan panjangnya masa vesting pada saat
diberikan, berdasarkan pada hasil yang paling bagus dari kondisi performa. Jika kondisi
performa adalah kondisi pasar, estimasi dari panjangnya masa vesting harus konsisten
dengan asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar dari opsi saham yang
diberikan, dan tidak akan direvisi. Jika kondisi performa bukan harga pasar, entitas
harus merevisi estimasi dari masa vesting, bila dibutuhkan, jika informasi yang ada di
masa mendatang menunjukkan bahwa panjang masa vesting berbeda dari estimasi
periode sebelumnya.

Transaksi yang Diukur dengan Merujuk pada Nilai Wajar dari Instrument Ekuitas yang
Diizinkan
1. Menentukan Nilai Wajar dari Instrumen Ekuitas yang Diizinkan
a) nilai wajar ditentukan dengan dasar harga pasar pada suatu pasar yang aktif.
b) apabila harga pasar tersebut tidak mungkin diperoleh maka nilai wajar ditentukan
dengan estimasi berdasar pada harga aset sejenis.
c) apabila estimasi tersebut tidak mungkin diperoleh maka, nilai wajar ditentukan
dengan metode penilaian yang sesuai dengan kondisi masing-masing.
2. Saham Tanpa Hak
Nilai wajar saham tanpa hak yang diberikan kepada karyawan diukur dengan harga
pasar saham (atau harga pasar estimasian apabila saham tersebut tidak tercatat di
bursa efek), seolah-olah saham tersebut telah menjadi hak karyawan dan di terbitkan
pada tanggal pemberian kompensasi.
3. Saham Berbatas Jual
Saham berbatas jual dinilai sebesar nilai wajar saham yang berhak penuh (vested
share) dan beredar (atau taksiran harga pasar, bila saham tersebut tidak tercatat di
bursa efek). Saham berbatas jual yang diberikan kepada karyawan diukur sebesar nilai
wajarnya, yang sama dengan nilai saham berbatas sejenis yang diberikan kepada pihak
non karyawan.
4. Opsi Saham Perusahaan Publik
Nilai wajar opsi (atau yang setara) perusahaan publik di estimasi dengan menggunakan
model penentuan harga opsi (option pricing model). Nilai wajar opsi yang diestimasi
pada tanggal pemberian kompensasi tidak boleh disesuaikan walaupun terjadi

8
perubahan harga saham, ketidak stabilan harga saham (stock volatility), periode opsi,
dividen atas saham tersebut, atau suku bunga bebas resiko (risk free interest rate). Nilai
wajar opsi (atau yang setara) perusahaan non publik diestimasi dengan menggunakan
model penentuan harga opsi yang memperhitungkan variabel - variabel seperti tersebut
pada paragraf 21, kecuali variabel ketidakstabilan harga saham selama periode opsi.
5. Program Pembelian Saham oleh Karyawan
Program pembelian saham oleh karyawan yang memenuhi semua kriteria yang terdapat
dalam paragraf 29 bukan merupakan kompensasi kepada karyawan (not
compensatory). Untuk program yang tidak bersifat kompensasi, jumlah diskonto (yang
merupakan penjualan saham di bawah nilai wajarnya) mengurangi jumlah yang
diperoleh dari penerbitan saham.
Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen
ekuitas, entitas mengukur barang atau jasa yang diterima dan kenaikan terkait di
ekuitas, secara langsung, dengan mengacu pada nilai wajar barang atau jasa yang
diterima, kecuali jika nilai wajar tersebut tidak dapat diestimasi secara andal. Jika entitas
tidak dapat mengestimasi nilai wajar barang atau jasa yang diterima secara andal, maka
entitas harus mengukur nilai barang dan jasa tersebut dan kenaikan terkait di ekuitas,
secara tidak langsung dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas yang
diberikan.

Dalam hal tidak ada bukti yang menunjukkan keadaan tapi sebaliknya, entitas harus
mengasumsikan bahwa jasa yang diberikan pihak lawan transaksi diperhitungkan
sebagai imbalan atas instrumen ekuitas telah diterima. Dalam kasus ini, pada tanggal
pemberian entitas harus mengakui jasa yang diterima secara penuh sebesar kenaikan
ekuitas terkait. Untuk transaksi yang diukur dengan mengacu pada nilai wajar instrumen
ekuitas yang diberikan, entitas harus mengukur nilai wajar instrumen ekuitas yang
diberikan pada tanggal pengukuran berdasarkan harga pasar jika tersedia, dengan
mempertimbangkan syarat dan ketentuan pemberian instrumen ekuitas.

Perlakuan kondisi vesting


Pemberian instrumen ekuitas mungkin tergantung pada pemenuhan yang ditentukan
kondisi vesting. Misalnya, pemberian saham atau opsi berbagi ke karyawan biasanya
bergantung pada karyawan yang tersisa di entitas mempekerjakan selama jangka waktu
tertentu. Mungkin ada kondisi kinerja yang harus dipenuhi, seperti entitas mencapai
pertumbuhan laba tertentu atau peningkatan tertentu dalam harga saham entitas.

9
Kondisi vesting, selain kondisi pasar, tidak akan diperhitungkan ketika
memperkirakan nilai saham atau opsi saham pada tanggal pengukuran. Sebaliknya, kondisi
vesting, selain kondisi pasar, harus diperhitungkan oleh menyesuaikan jumlah instrumen
ekuitas yang termasuk dalam pengukuran jumlah transaksi sehingga, pada akhirnya, jumlah
yang diakui untuk barang atau layanan yang diterima sebagai pertimbangan untuk instrumen
ekuitas yang diberikan harus berdasarkan jumlah instrumen ekuitas yang pada akhirnya
berganti. Entitas harus mengakui jumlah untuk barang atau jasa yang diterima selama
periode vesting berdasarkan yang terbaik tersedia perkiraan jumlah instrumen ekuitas yang
diharapkan. Pada tanggal vesting, entitas harus merevisi perkiraan untuk menyamai jumlah
instrumen ekuitas yang pada akhirnya dimiliki.

Perlakuan kondisi non-vesting


Untuk pemberian instrumen ekuitas dengan kondisi non-vesting, entitas harus
mengakui barang atau jasa yang diterima dari pihak lawan transaksi yang telah memenuhi
seluruh kondisi vesting yang bukan kondisi vesting kinerja pasar (misalnya jasa yang
diterima dari karyawan yang tetap bekerja selama masa kerja tertentu), tanpa
memperhatikan apakah kondisi non-vesting tersebut telah terpenuhi.

10
AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI YANG DISELESAIKAN DENGAN KAS

Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas, entitas
harus mengukur barang atau jasa yang diterima dan kewajiban yang terjadi pada nilai wajar
kewajiban. Hingga kewajiban tersebut diselesaikan, entitas harus mengukur kembali nilai
wajar dari kewajiban di setiap tanggal pelaporan dan pada tanggal penyelesaian, dengan
perubahan nilai wajar yang diakui dalam periode laba rugi berjalan.

Sebagai contoh sebuah entitas mungkin memberikan saham sebagai apresiasi


kepada karyawan sebagai bagian dari paket upah mereka, dimana karyawan akan berhak
untuk mendapatkan pembayaran tunai di masa mendatang (bukan instrument ekuitas),
berdasarkan kenaikan harga saham entitas dari level spesifik tertentu selama periode waktu
tertentu. Atau sebuah entitas mungkin memberikan kepada karyawannya hak untuk
menerima uang tunai dimasa mendatang dengan memberikan mereka hak atas saham
(termasuk saham yang akan diterbitkan atas opsi saham) yang dapat ditebus kembali, baik
wajib (misalnya pemberhentian kerja) atau berdasarkan pilihan karyawan.

Entitas harus mengakui jasa yang diterima dan kewajiban untuk membayar dari jasa
yang diberikan oleh karyawan. Sebagai contoh, beberapa hak saham atas apresiasi secara
cepat dan karyawan tidak diperlukan untuk menyelesaikan periode spesifik tertentu menjadi
berhak atas pembayaran tunai. Dengan tidak adanya bukti untuk sebaliknya, entitas harus
mengasumsikan bahwa jasa yang diberikan oleh karyawan dalam pertukaran dengan hak
saham atas apresiasi telah diterima. Dengan demikian, entitas harus mengakui jasa yang
diterima dan kewajiban untuk membayar mereka. Jika hak saham atas apresiasi tidak
diberikan hingga karyawan telah menyelesaikan masa tertentu dari suatu jasa yang telah ia
berikan, entitas harus mengakui jasa yang diterima dan kewajiban untuk membayar mereka
sebagaimana karyawan telah memberikan jasanya selama periode tersebut.

Kewajiban harus diukur pada awalnya dan pada setiap tanggal pelaporan sampai
diselesaikan, pada nilai wajar dari hak saham atas apresiasi, dengan menerapkan
penentuan harga opsi, dengan mempertimbangkan syarat dan kondisi dimana hak saham
atas apresiasi diberikan dan sejauh mana karyawan yang telah memberikan jasanya hingga
saat ini.

11
AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI YANG DAPAT DISELESAIKAN MELALUI KAS ATAU
PENERBITAN SAHAM

Untuk transaksi pembayaran berbasis saham dimana syarat dari pengaturan


menyediakan pilihan apakah entitas mau menyelesaikan transaksi melalui kas (atau aset
lainnya) atau dengan penerbitan saham, entitas harus menghitung transaksi tersebut, atau
komponen dari transaksi tersebut, sebagai penyelesaian melalui kas, sejauh entitas telah
membuat kewajiban untuk diselesaikan dengan kas atau aset lainnya, atau sebagai
penyelesaian melalui penerbitan saham, sejauh tidak ada kewajiban yang terjadi.

Jika entitas telah diberikan hak oleh rekan untuk memilih apakah transaksi berbasis
saham akan diselesaikan melalui kas atau dengan menerbitkan saham, entitas telah
diberikan gabungan instrumen keuangan, dimana termasuk komponen hutang (yaitu
hak rekan untuk meminta pembayaran secara tunai) dan komponen ekuitas (yaitu hak rekan
untuk meminta penyelesaian dalam instrument ekuitas daripada tunai). Untuk transaksi
dengan pihak lain selain karyawan, dimana nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima
diukur dengan nilai wajar, entitas harus mengukur komponen ekuitas sebagai gabungan
instrumen keuangan sebagai perbedaan antara nilai wajar dari barang atau jasa yang
diterima dan nilai wajar dari komponen kewajiban, pada saat barang atau jasa diterima.

Untuk transaksi lainnya, termasuk transaksi dengan karyawan, entitas harus


mengukur nilai wajar dari gabungan instrumen keuangan pada tanggal pengukuran,
mempertimbangkan syarat dan ketentuan dimana hak atas penyelesaian secara kas atau
menerbitkan saham diberikan. Entitas harus mengukur nilai wajar dari komponen kewajiban
dan kemudian mengukur nilai wajar dari komponen ekuitas, dengan mempertimbangkan
bahwa counterparty harus kehilangan hak untuk menerima kas untuk menerima instrumen
ekuitas. Nilai wajar dari gabungan instrumen keuangan adalah total dari nilai wajar dua
komponen. Bagaimanapun, transaksi berbasis saham dimana counterparty memiliki hak
atas pilihan penyelesaian seringkali terstruktur sehingga nilai wajar dari alternatif
penyelesaian sama dengan yang lainnya.

12
PENGUNGKAPAN

Pada transaksi pembayaran berbasis saham ini, IFRS mengharuskan sebuah


penjelasan dan pengungkapan yang komprehensif dan lengkap mengenai transaksi
pembayaran berbasis saham tersebut baik menyangkut sifat dan lingkup perjanjiannya, nilai
wajar dari barang ataupun jasa yang diterima, nilai dari instrument ekuitas yang diberikan
sampai kepada dampak dari transaksi pembayaran berbasis saham tersebut terhadap laba
dan rugi perusahaan/entitas dalam suatu periode dan posisi keuangannya. Namun
demikian, terdapat 3 kategori penting dalam pengungkapan transaksi pembayaran berbasis
saham yang harus dipenuhi oleh entitas/perusahaan, yaitu:
1. Pengungkapan tentang sifat dan ketentuan dari perjanjian pembayaran berbasis saham
yang terjadi selama periode pelaporan. Pengungkapan ini setidaknya berisi:
a. Penjelasan tentang jenis/tipe dari rencana pembayaran berbasis kas, termasuk
ketentuan dan persyaratan dari rencana tersebut, kondisi vesting, dan metode
pembayaran (kas tau ekuitas).
b. Jumlah dari opsi yang outstanding di awal dan akhir tahun, dan jumlah dari opsi
yang dikeluarkan, hangus, dieksekusi, dan kadaluarsa selama tahun/periode
pelaporan.
c. Rata-rata tertimbang dari harga saham pada tanggal eksekusi.
d. Untuk opsi saham yang outstanding di akhir periode pelaporan, jarak antara harga
sewaktu eksekusi dengan rata-rata tertimbang menyisakan umur kontrak
2. Informasi mengenai bagaimana nilai barang atau jasa yang diterima atau nilai dari
harga opsi ditentukan. Pengungkapan seperti ini harus berisikan penjelasan dari model
Option Pricing yang digunakan.
3. Pengungkapan yang cukup mengenai dampak dari transaksi pembayaran berbasis
saham yang dilakukan terhadap laba rugi perusahaan dalam periode pelaporan.

Entitas mengungkapkan pula informasi yang memungkinkan pengguna laporan


keuangan untuk memahami bagaimana penentuan nilai wajar barang atau jasa yang
diterima atau nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan selama periode. Dan entitas juga
mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
memahami dampak transaksi pembayaran berbasis saham terhadap laba rugi entitas
selama periode dan terhadap posisi keuangannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

International Accounting Standards Board. 2004. IFRS 2 Share-Based Payment. Diakses


pada 25 Juli 2023 dari https://www.ifrs.org/

14

Anda mungkin juga menyukai