50%(2)50% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
1K tayangan1 halaman
Gangguan fungsi ginjal tahap akhir dapat disebabkan oleh berbagai etiologi seperti infeksi, penyakit vaskular, hipertensi, dan gangguan jaringan ikat. Manifestasi klinisnya meliputi gangguan kardiovaskular, dermatologi, pulmoner, gastrointestinal, dan neurologi. Penatalaksanaannya meliputi pembatasan asupan cairan, protein, dan fosfat, obat-obatan seperti antihipertensi dan diuretik, dialisis, s
Gangguan fungsi ginjal tahap akhir dapat disebabkan oleh berbagai etiologi seperti infeksi, penyakit vaskular, hipertensi, dan gangguan jaringan ikat. Manifestasi klinisnya meliputi gangguan kardiovaskular, dermatologi, pulmoner, gastrointestinal, dan neurologi. Penatalaksanaannya meliputi pembatasan asupan cairan, protein, dan fosfat, obat-obatan seperti antihipertensi dan diuretik, dialisis, s
Gangguan fungsi ginjal tahap akhir dapat disebabkan oleh berbagai etiologi seperti infeksi, penyakit vaskular, hipertensi, dan gangguan jaringan ikat. Manifestasi klinisnya meliputi gangguan kardiovaskular, dermatologi, pulmoner, gastrointestinal, dan neurologi. Penatalaksanaannya meliputi pembatasan asupan cairan, protein, dan fosfat, obat-obatan seperti antihipertensi dan diuretik, dialisis, s
Gangguan Fungsi renal tahap akhir,dimana ginjal kehilangan
kemampuan untuk mempertahankan metabolisme dan Etiologi Manifestasi klinis Penatalaksanaan: keseimbangan cairan tubuh 1. Infeksi 2. Penyakit vaskular hipertensif 1. Kardiovaskuler : Hipertensi,gagal jantung,udem pulmoner,Perikarditis,pitting 1. Retriksi konsumsi 3. Gangguan jaringan Ikat edem,fiction rub pericardial. cairan,protein,dan 4. Penyakit metabolic 2. Dermatologi : warna kulit abu-abu mengkilat,kering bersisik,pruritis,kuku fosfat Klasifikasi 5. Nefropati toksik rapuh,rambut kasar. 2. Obat-obatan (anti 6. Nefropati Obstruktiv 3. Pulmoner: Krekels,sputum kental,krekels hipertensi,diuretik) CKD dibagi dalam 3 stadium: 4. Gastrointestinal: anoreksia,mual,muntah ,nafas bau 3. Dialisis 7. Kongenital/herediter amonia,ulserasi,konstipas,diare,perdarahan saluran cerna 4. Transplantasi Stadium 1: penurunan cadangan ginjal,kadar kreatini serum normal danpenderita asimptomatik 5. Neurologi: kelemahan penurunan kesadaran,
Stadium2: Insufiensi ginjal ,dimana lebih dari75% BUN meningkat
Kreatinin serum meningkat PATOFISIOLOGI Etiologi (Infeksi,penyakit vaskular ,hipertensi,gangguan Komplikasi Stadium3: Gagal ginjal stadium akhir atau Uremia jaringan ikat,nefropatik , penyakit Metabolik 1. Hiperkalemia CKD Berdasarkan Tingkat Penurunan LFG 2. Perikarditis Kerusakan Nefron Ginjal 3. Hipertensi CRONIK KIDNEY DISEASE Stage 1: Albuminuria peresisten dan LFG masih Normal (>90/menit) 4. Anemia Stage2: Albuminuria peresisten dan LFG antara 60-89ml/menit 5. Penyakit Tulang Hipertrofi nefron tersisa untuk mengganti kerja nefron yang rusak peningkatan filtrasi beban solute dan reabsobsi tubulus dalam tiap nefron Stage3: LFG antara 30-59
Stage 4: LFG antara 15-29ml/menit
NO DX NOC NIC Stage 5:LFG<15ml/menit Stage 1 LFG Stage 2 LFG Stage 3 LFG Stage 5 LFG Stage 5 LF 1 Setelah Dilakukan Asuhan 1. Buka jalan nafas keperawatan 1x24 jam diharap 2. Berikan posisi untuk >90ml/m 60-89ml/m 30-59ml/m 15-29ml/m <15 ml/m masalah teratasi dg KH: memaksimalkan ventilasi Pengkajian: 1. Oksigenisasi adekuat 3. Monitor O2 dan respirasi 2. Tidak ada tanda distres 4. Monitor pola pernapasan 1. Identitas pernapasan 5. Monitor IV Perubahan sistem tubuh 2. Keluhan utama 3. Suara nafas bersih,tidak 6. Monitor status neurologi 3. Riwayat Penyakit ada sianosis dandispneu 7. Kolaborasi Pemeriksaan 4. Pengkajian primer Pemeriksaan Penunjang 4. RR: rentan normal AGD Retensi Na Sekresi eritopoitis turun Sekresi Protein terganggu 5. Pengkajian Kebutuhan Dasar 2 Setelah Dilakukan Asuhan 1. Monitor TTV 6. Pengkajian Fisik Sistem 1. Laboratorium keperawatan 1x24 jam diharap 2. Berikan O2 sesuai terapi Tekanan Kapiler masalah teratasi dg KH: 3. Batasi Aktivitas Sindrom Uremia Produksi Hb turun perkemihan darah 2. Pemeriksaan 1. O2 terpenuhi 4. Kolaborasi Pemeriksaan 7. Pemeriksaan penunjang 2. Tidak ada dispneu dan Laboratorium Darah Volume intersisial Urine Gg. Asam basa Perpostemia Suplay O2 Turun 8. Penatalaksanaan medis sianosia lengkap 9. Diagnosa Keperawatan 3. EKG 3. Tidak pucat,lemas 5. Kolaborasi pemberian Kelebihan Voume cairan 10. Rencana keperawatan 4. USG terapi Pruritis Asam lambung Intolrasi aktivitas 5. Renogram 3 Setelah Dilakukan Asuhan 1. Monitor Output-input Pre load 6. Intravenous keperawatan 1x24 jam diharap 2. Timbang pokok bila perlu Kerusakan Integritas Kulit masalah teratasi dg KH: 3. Pasang cateterisasi Diagnosa Keperawatan 1. Tidak ada edem 4. Batasi masukan cairan Beban jantung naik,bendungan atrium kiri naik,kapiler paru naik Iritasi Lambung Perfusi perifer 2. Bunyi nafas bersih 5. Monitor hasil lab retensi 1. Gangguan Pertukaran Gas b.d Penurunan perifer,kongesti 3. Tidak ada sesak cairan Tidak Efektiv paru,hipertensi pulmonal 4. Tidak ada distensi vena 6. Monitor status Mual Muntah Edem paru Resiko Infeksi Resiko Perdarahan 2. Perfusi perifer tidak efektif b.d suplay o2 menurun jugularis hemodinamik 5. Menjelaskan indikator 7. Kolaborasi bila terjadi Defisit Nutrisi 3. Kelebihan Volume cairan b.d gangguan kelbihan cairan cairan berlebih Gangguan Perukaran Gas filtrasi,peningkatan Na dan H2O Daftar Pustaka
Bulechek, Gloria.dkk. (2013). NIC NOC. Edisi 5-6. Elsevier
NANDA. 2013. Diagnosis Keperawatan .Edisi jilid 1-2. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia 2016