Anda di halaman 1dari 3

SOP PELAPORAN PPIA

(PENCEGAHAN PENULARAN DARI


IBU KE ANAK)
Nomor Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal terbit :

Halaman : PUSKESMAS LARANGAN


UTARA
Tanda Tangan Ka. Puskesmas :
dr. Hj. Harmayani
KOTA TANGERANG

1.Pengertian Sistem pelaporan mengenai pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak. PPIA
sendiri adalah upaya mencegah penularan HIV dari ibu ke anak yang dilakukan
secara terintegrasi dan komprehensif dengan program-program lainnya yang
berkaitan dengan pengendalian HIV-AIDS

2.Tujuan Tujuan pembuatan protap ini :


Sebagai pedoman pelaporan PPIA

3.Kebijakan

4.Referensi Tim Penyusun. 2013. Modul Pelatihan Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke
anak (PPIA). Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

5.Prosedur Tujuan program PPIA


 Mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi
 Mengurangi dampak epidmi HIV terhadap ibu dan bayi

Sasaran program PPIA


 Perempuan usia reproduktif (15-49 tahun), termasuk remaja dan populasi
risti
 Perempuan HIV dan pasangannya
 Perempuan HIV yang hamil dan pasangannya
 Perempuan HIV, anak dan keluarganya

Mengapa diperlukan pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi?


Sebagian besar (90%) infeksi HIV pada bayi disebabkan penularan dari ibu, hanya
sekitar 10% yang terjadi karena proses transfusi. Infeksi yang ditularkan dari ibu ini
kelak akan mengganggu kesehatan anak. Risiko penularan HIV dari ibu ke anak
secara keseluruhan antara 20-45%. Penularan HIV dari ibu ke anak pada umumnya
terjadi pada saat persalinan dan menyusui. Resiko penularan pada ibu yang saat
hamil tidak mendapatkan penanganan PPIA diperkirakan 20-45%. Dengan PPIA
yang baik, maka tingkat penularan HIV dari ibu ke anak dapat diturunkan menjadi
kurang dari 2%.

RESIKO PENULARAN HIV DARI IBU KE BAYI-ANAK


Selama kehamilan 5-10%
Saat persalinan 10-20%
Selama menyusui (rata-rata 15%) 5-15%
keseluruhan 20-45%

Komponen kegiatan PPIA komprehensif


1. Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduktif
2. Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan dengan
HIV
3. Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang
dikandungnya
4. Pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu dengan
HIV beserta anak dan keluarganya.

Dalam melakukan pencatatan dan pelaporan, menggunakan formulir pencatatan dan


pelaporan tertulis pada pelaporan kohort ibu dan kohort bayi yang telah tersedia.
Beberapa indikator yang dapat dilaporkan adalah :
 % ibu hamil k1 ditawarkan pemeriksaan HIV adalah jumlah ibu hamil yang
datang pada saat kunjungan antenatal (K1) ditawarkan pemeriksaan HIV
dibagi dengan jumlah ibu hamil pada kunjungan antenatal (K1) kali 100%
 % ibu hamil yang diperiksa HIV adalah jumlah ibu hamil yang yang di tes
HIV dibagi dengan jumlah ibu hamil yang ditawarkan tes HIV kali 100%
 % ibu hamil yang positif HIV adalah jumlah ibu hamil dengan hasil tes
positif HIV dibagi dengan jumlah ibu hamil yang diperiksa HIV kali 100%
 % ibu hamil HIV diterapi ARV adalah jumlah ibu hamil positif HIV
mendapatkan ARV dibagi dengan ibu hamil yang HIV positif kali 100%
 % ibu HIV bersalin difasilitas kesehatan adalah jumlah ibbu hamil HIV
yang bersalin di fasilitas kesehatan di bagi dengan jumalh ibu hamil HIV
disuatu wilayah kerja kali 100%
 % ibu hamil HIV bersalin secara pervaginam adalah jumalah ibu hamil
yang bersalian secara pervagianam ditolong oleh tenanga kesehatan dibagi
denagan jumlah ibu hamil HIV disuatu wilayah kerja kali 100%
 % ibu HIV bersalin secara abdominal adalah jumlah ibu hamil HIV yang
bersalin secara per abdominal ditolong oleh tenaga kesehatan dibagi
dengan jumlah ibu hamil HIV disuatu wilayah kerja kali 100%
 % bayi lahir hidup dari ibu HIV adalah jumlah bayi yang lahir hidup dari
ibu yang HIV positif dibagi dengan jumlah bayi yang lahir dari ibu HIV
kali 100%
 % bayi lahir dari ibu HIV mendapatkan cotrimoxazol profilaksis adalah
jumlah bayi yang lahir dari ibu dengan HIV positif mendapatkan
cotrimoxasol profilaksis dibagi dengan jumlah bayi lahir hidup dari ibu
dengan HIV positif kali 100%
 % bayi lahir dari ibu HIV mendapatkan ARV profilaksis adalah jumlah
bayi yang lahir dari ibu dengan HIV positif mendapatkan ARV profilaksis
dibagi dengan jumlah bayi lahir hidup dari ibu dengan HIV positif kali
100%
 % bayi lahir dari ibu HIV diperiksa HIV (virologis dan atau serologis)
adalah jumlah bayi dari ibu HIV positif yang diperiksa HIV (virologis dan
atau serologis) dibagi dengan jumlah bayi yang lahir dari ibu HIV positif
kali 100%
Pencatatan dan pelaporan PPIA dan sifilis dilaksanakan secara berjenjang ke
layanan strata atasnya, sebagi berikut :
1. Hasil layanan PPIA dan sifilis pada ibu hamil di unit pelayanan kesehatan
dicatat pada kartu ibu dan buku kohort ibu
2. Pencatatan dan pelaporan tingkat puskesmas :
 Bidan koordinator melakukan rekapitulasi data berdasarkan
laporan dari bidan di poli klinik KIA Puskesmas, dan berkoordinasi
dengan IMS/P2 Puskesmas
 Pengelola program IMS/P2 Puskesmas melakukan input data
layanan PPIA dan sifilis yang berasal dari formulir pencatatan pada
kartu Ibu dan Buku Kohort Ibu ke dalam format pelaporan yang
sudah tersedia/ aplikasi SIHA (Sistim Informasi HIV dan AIDS)
3. Pencattan dan pelaporan tingakat kabupaten/ kota :
Pengelola program IMS/P2 dan KIA memonitor data layann PPIA dan
sifilis yang telah diinput oleh fasyankes diwilayah kabupaten / kota ke
dalam format yang telah tersedia/ aplikasi SIHA
4. Pencatatan dan pelaporan tingkat provinsi :
Pengelola progrm IMS/ P2 dan KIA memonitor data layanan PPIA dan
sifilis yang telah diinput oleh fasyankes diseluruh wilayah/ kabupaten kota
ke dalam format pelaporan yang sudah tersedia/ aplikasi SIHA
Pelaporan hasil pelayanan PPIA dan sifilis dilakukan setiap bulan, dengan ktentuan
:
 Dari puskesmas ke kabupten/ kota paling lambat tanggal 5
 Dari kabupaten / kota ke provinsi paling lambat tanggal 10
 Dari provinsi ke pusat paling lambat tanggal 15

Unit Terkait 1. Poli Umum


2. Laboratorium
3. KIA
4. Rekam Medis
Rekaman Historis Perubahan

NO ISI PERUBAHAN TANGGAL MULAI


DIBERLAKUKAN

Anda mungkin juga menyukai