Anda di halaman 1dari 134

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang


telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami
berhasil menyelesaikan Laporan Praktik Acuan dan Perancah
ini.
Praktik Acuan dan Perancah merupakan salah satu mata
kuliah yang wajib ditempuh di Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Malang. Laporan Kerja Praktik ini disusun sebagai
pelengkap kerja yang telah dilaksanakan pada tanggal 14 Mei
s/d 25 Mei 2018.
Dengan selesainya laporan kerja praktik ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan
masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Erno Fandianto, SST. dan Bapak Fauzi Akbar
Rahmawan SST., MT. selaku Instruktur Pembimbing
Praktik Acuan dan Perancah.
2. Teknisi Bengkel Politeknik Negeri Malang.
3. Rekan-rekan semua.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua


pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini
dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan YME senantiasa
meridhai segala usaha kita.

Malang, 25 Mei 2018

2 MRK 6

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


JENIS JOBSHEET

1. Bouwplank

2. Scaffolding/Perancah

3. Kolom

4. Balok

5. Plat Lantai

6. Tangga

7. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

(K3)

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BOUWPLANK

Pengertian Bowpank
Bouwplang adalah istilah teknik yang berasal dari
bahasa Belanda: bouwplank, yaitu papan lurus dan datar yang
dipasang pada keliling atau sudut-sudut lahan yang menurut
rencana akan didirikan bangunan. Boplang dipasang agak jauh
dari bangunan yang akan didirikan. Dipaku pada pancang
kayu yang letaknya minimal satu meter dari bangunan yang
akan didirikan dan 0,5 meter tingginya di atas titik tertinggi
bangunan yang sedang dikerjakan.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Boplang)

Bouwplank adalah patok kayu sementara yang dibuat


untuk menentukan atau menjadi lokasi titik-titik As bangunan
yang biasa dibuat dengan papan dan dipaku yang ditentukan
sesuai dengan gambar denah yang telah dibuat.
Pada Bouwplank nantinya kita akan meletakkan paku untuk
menarik benang agar terbuat garis yang lurus dan selanjutnya
akan dibuat sudut siku 90 derajat dengan tepat. Benang ini
nantinya akan menjadi acuan pengerjaan pondasi, kolom dan
dinding pasangan dinding bata.

Pada bouwplank ini juga dapat dibuat ukuran tinggi


lantai rumah (elevasi rumah) dari permukaan jalan, yaitu
dengan cara mengatur ketinggian bouwplank itu sendiri dari
permukaan jalan raya. Maka dari itu sangat penting
menentukan ketinggian bouwplank.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Syarat Bouwplank :
 Kedudukan patoknya harus kuat dan tidak mudah goyah
 Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank
tidak goyang pada saat proses pengerjaan galian pondasi
 Terdapat titik atau tanda-tanda, yaitu menggunakan paku
dan cat sebagai tanda
 Sisi atas bouwplank harus berada disatu bidang yang rata
dengan papan bouwplank lainnya
 Letak kedudukan harus sama dan seragam yaitu
menghadap kearah dalam
 Proses penarikan benang harus hati-hati, karena benang
akan menjadi acuan proses pengerjaan pondasi dan dinding
pasangan bata nantinya.
(http://bangunandasar.blogspot.co.id/2016/11/pengertian-
bouwplank-dan-fungsi.html)

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Bouwplank atau yang sering disebut papan duga
adalah suatu papan bersifat sementara yang memiliki fungsi
sebagai acuan (patokan) dalam penentuan pengukuran
ketinggian, kedalaman, lebar maupun panjang bangunan yang
akan dikerjakan. Selain itu, Bouwplank juga berfungsi sebagai
acuan as ke as pada bagian bangunan yang dipasang sejajar
dengan arah panjang maupun lebar bangunan. Kriteria dari
Bouwplank sendiri diantaranya harus kokoh (tidak mudah
runtuh), tidak miring, efisien dan tidak mengganggu pekerjaan
lain. Dalam pemasangan Bouwplank, ada 3 aspek yang harus
dipenuhi yaitu ketegakan, kedataran dan kesikuan. Kesikuan
dapat dicek melalui benang yang telah terpasang pada
Bowuplank.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Tujuan Bouwplank
Pada dasarnya, tujuan utama bowplank ialah
menentukan titik-titik posisi, kelurusan, dan galian
pondasi rumah. Bowplank berperan penting sebagai
patokan dalam penentuan ketinggian, pengukuran lebar
dan panjang, serta penentu titik struktur yang satu
dengan yang lainnya. Di samping itu, bowplank juga
bertujuan mengukur sudut bangunan supaya tidak
terjadi kemiringan ketika proses pembangunan
berlangsung. Adanya bowplank dapat membantu para
pekerja dalam membuat bangunan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan, khususnya pada faktor
ketelitian.

Suatu bowplank dapat dikatakan memenuhi


persyaratan standar apabila pemasangannya dilakukan
sejajar terhadap arah panjang dan lebar bangunan.
Kedudukan bowplank pun harus dipastikan kokoh,
tidak gampang goyang, dan posisinya tidak
mengganggu/diganggu pekerjaan pembangunan.
Mengingat bowplank mempengaruhi tingkat ketepatan
bangunan, maka pekerjaan ini harus dilakukan secara
hati-hati dan penuh perhitungan.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Bowplank bermanfaat sekali untuk
menentukan ukuran ketinggian peil lantai dari
pemujaan tanah. Penerapan bowplank berguna pula
untuk mempermudah pemasangan dinding batubata
pada setiap titik as bangunan. Oleh karena itu, dapat
ditarik kesimpulan bahwa bowplank membantu
menghasilkan bangunan persis seperti spesifikasi yang
telah direncanakan sebelumnya.
(http://arafuru.com/sipil/ini-dia-tujuan-bowplank-
yang-sebenarnya.html)

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Nama saya Aiham Giovani , sering di panggil Aiham


atau Gio, Saya beragama Islam dan berjenis kelamin laki-laki,
hobi saya menggambar rumah 2D maupun 3D . Saya anak
pertama dari dua saudara , adik saya perempuan bernama Afifah
El Maghfiroh.
Awal sekolah, saya bersekolah di SDN Dinoyo 2, lalu
melanjutkan di SMPN 13, selanjutnya melanjutkan ke SMKN 1
Singosari jurusan Teknik Kontruksi Batu dan Beton. Pada awal
masuk saya kebetulan di tempatkan di SMK Indonesia yang
bertempat di VEDC Arjosari ,
Lalu saya melanjutkan ke jenjang berikutnya di
Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) , prodi D-IV
Manajemen Rekayasa Kontruksi. Terdapat ilmu yang sama
dengan SMK saya, akan tetapi lebih banyak materi yang lebih
mendalam dan lebih menjurus ke konstruksi bangunan, serta
detail detail tentang gambar rancangan dan denah yang lebih
mendalam, dan juga praktek akan kerja lapangan yang juga
membantu saya untuk melatih keterampilan dilapangan yang
sangat bagus.
saya akan terus berusaha mendapatkan nilai yang bagus
dan memperoleh pekerjaan yang saya inginkan.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Syarat - Syarat Pasti Bouwplank Saat Dilapangan:
1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah
 Pada umumnya, bouwplank diberi penyangga atau
biasa disebut dengan skoor dengan ukuran 3:4:5.
Tujuannya adalah agar bouwplank tersebut kuat
dan tidak mudah goyang saat tersenggol material
maupun goyang yang diakibatkan oleh angin.

2. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan


bouwplank tidak goyang akibat pelaksanaan galian.
 Jarak antara bouwplank dengan galian adalah
kurang lebih 100 meter, agar bouwplank tersebut
tidak mengganggu dari kerja galian pondasi.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


3. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
 Biasanya berupa patok dengan tali yang tujuannya
sebagai penanda daerah namun belum selalu
presisi atau siku, hanya sebagai penanda daerah.

4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang


(horizontal) dengan papan bouwplank lainnya.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


5. Letak kedudukan bouwplank harus seragam
(menghadap kedalam bangunan semua)

6. Garis benang bouwplank merupakan AS (garis


tengah) daripada pondasi dan dinding batu bata.
 Dari benang yang telah terpasang secara siku dan
lurus tersebut digunakan sebagai patokan galian
untuk pondasi dan juga pemasangan, guna untuk
membentuk dinding yang lurus dan siku.

(http://belajartekniksipill.blogspot.co.id/2015/02/bouwplank_14.htm)
(http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.co.id/2012/07/fungsi-
bouwplank-cara-memasang-bouwplank-bangunan.html)

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


UKURAN BOUWPLANK
TAMPAK DEPAN

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


UKURAN BOUWPLANK
TAMPAK SAMPING

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Saya Bagaskara Andri Pradipta, lahir di Kabupaten


Jombang pada tanggal 6 Oktober 1997. Tinggal di Jalan
Halmahera VII/A-22 Perumahan Kaliwungu, Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang. Awal bersekolah di SD Negeri
Kepanjen 2 Jombang, lalu menempuh sekolah menengah di
SMP Negeri 2 Jombang dan melanjutkan di SMA Negeri 2
Jombang jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dan kini
menjadi mahasiswa di Politeknik Negeri Malang jurusan
Teknik Sipil program studi D-IV Manajemen Rekayasa
Konstruksi.
Pada awalnya, setelah lulus SMA, saya berencana
untuk melanjutkan bangku perkuliahan di salah satu universitas
di malang dengan jurusan Bahasa program studi Pendidikan
Bahasa Inggris seperti orangtua yang juga menjadi pengajar /
guru Bahasa Inggris di SMP yang berada di Jombang. Namun,
berhubung hal tersebut tidak memungkinkan dikarenakan oleh
saingan yang terlalu berat, sehingga saya berpindah haluan
menjadi mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Sejarah Bowplank
Sejak jaman dahulu manusia telah mengenal berbagai
macam ukuran-ukuran, terutama jarak, misalnya:jengkal,
siku, depa, langkah dan sebagainya.
Manusia dahulu telah dapat mengira-ngira suatu jarak
(d = distance); Luas (A = Area); Volume (Volume = V) dan
lain sebagainya dengan metode sederhananya.
Sebelum manusia mengenal alat ukur modern seperti
saat ini, mereka menggunakan bowplank sebagai alat bantu
acuan arah pondasi dan elevasi lantai. Bisa dibayangkan jika
suatu bangunan sudutnya tidak siku yaitu 90 derajat, maka
nanti ketika kita akan finising seperti memasang keramik
dan plafon hasilnya tidak presisi dan tidak maksimal. Oleh
sebab itu sampai saat ini bowplank masih digunakan dalam
dunia konstruksi.
Tahukah Anda, apakah tujuan bowplank yang
sebenarnya? Mengapa perlu memasang bowplank saat
hendak mendirikan suatu bangunan? Apa pula fungsi dan
kegunaan dari struktur bangunan yang bersifat sementara
ini?
Pada dasarnya, fungsi utama bowplank adalah untuk
menentukan titik-titik posisi, kelurusan, dan kesikuan.
Bowplank berperan penting sebagai patokan dalam
penentuan ketinggian, pengukuran lebar dan panjang, serta
penentu titik struktur yang satu dengan yang lainnya. Di
samping itu, bowplank juga bertujuan mengukur sudut
bangunan supaya tidak terjadi kemiringan ketika proses
pembangunan berlangsung. Adanya bowplank dapat
membantu para pekerja dalam membuat bangunan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan, khususnya pada
faktor ketelitian.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Cara memasang bowplank
1. Menyiapkan kayu usuk 4/6 cm x 4 m sebagai patok
bowplank dan kayu 2/20cm x 4 m sebagai papan
bowplank, gergaji, benang, paku dan palu
2. Memotong kayu sebagai patok, papan dan penyangga
bowplank sesuai dengan gambar kerja
3. Mengukur daerah yang akan di pasang bowplank dengan
meteran kemudian pasang patok bowplank dan papan
bowplank
4. Sebelum papan bowplank di kunci memastikan
ketinggiannya sama (selevel) dengan titik elevasi acuan
awal caranya menggunakan selang level yang telah di isi
air dan pastikan tidak ada gelembung air di dalamnya
kemudian samakan tinggiya.
5. Mengecek kesikuan bagian sudut dengan cara teori
Pythagoras yaitu 3 4 5, pada titik awal benang di kunci
sebagai titik acuan dan untuk titik selanjutnya mengikuti
sesuai dengan teori Pythagoras tsb.

6. Jika titik awal acuan sudah siku lakukan pada titik


selanjutnya dengan cara yang sama

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Sumber gambar.
(https://id.bowplankimages.search.yahoo.com/yhs/search)

Perlengkapan K3 ( keselamatan & kesehatan kerja)


Alat Pelindung Diri (APD) wajib dipakai berfungsi
untuk melindungi diri agar tidak mengalami kecelakaan dan
cedera akibat kerja. Perlengkapan yang harus digunakan
pada pekerjaan bowplank adalah sebagai berikut:

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


1. Safety shoes

Sepatu berfungsi untuk melindungi kita dari bahaya,


umumnya agar tidak terpeleset karena becek atau
berlumpur, tidak bersentuhan langsung dengan benda
panas, cairan kimia, tidak terkena sengatan listrik, dan
sepatu ini kebanyakan dilapisi metal sehingga dapat
melindungi kaki dari benda tajam atau berat.

2. Safety Helm

Berguna untuk melindungi kepala kita dari risiko


terkena benda yang membentur kepala baik secara
langsung maupun tidak langsung.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


3. Sarung Tangan

Berfungsi sebagai pelindung tangan agar tidak terkena


cidera, bahan kimia yang berbahaya jika bersentuhan
langsung dengan tubuh, terhindar dari panas, dll.

4. Masker

Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat


bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal
berdebu, beracun, dsb).

Persyaratan K3 pada pekerjaan bowplank :


a) Material dan peralatan harus diletakkan berjauhan dari
daerah kerja bowplank
b) Potongan kayu, sisa paku dll, harus di bersihkan
c) Tersedia penerangan yang cukup jika pekerjaan
dilakukan pada malam hari

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Bariq Kurnia Sandi lahir di Lumajang, 02 november


1997. Dia adalah anak kedua dari dua bersaudara. bariq adalah
panggilan dia setiap harinya, ayahnya seorang karyawan swasta
sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga.
Ketika berumur 6 tahun, ia memulai pendidikan di SDN
Sumbersari 03 dan lulus pada tahun 2010, kemudian setelah
lulus dia melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Yosowilangun
hingga lulus pada tahun 2013, selepas lulus dari SMP dia
melanjutkan studi di SMAN 1 Lumajang, tahun 2016 dia lulus
dari SMA kemudian melanjutkan studinya di Politeknik Negeri
malang dengan mengambil jurusan teknik sipil. saat ini dia
masih semester 4, setelah lulus nanti ia bercita-cita bekerja di
sebuah kontraktor ternama di Indonesia.
Pria asli lumajang ini memiliki motto “man jadda
wajadaa” dalam hidupnya, yang artinya siapa yang bersungguh-
sungguh pasti akan berhasil. Maka dari itu sekarang pun ia
sangat bersungguh-sungguh dalam belajar untuk menggapai
cita-citanya.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Cara membuat sudut siku bangunan
Cara membuat sudut siku bangunan merupakan ilmu
yang sering digunakan dalam pelaksanaan pembangunan
konstruksi gedung bertingkat tinggi. dalam pembangunan
rumah tinggal juga digunakan dalam proses pekerjaan
bouwplank sehingga didapatkan sebuah konstruksi yang
siku. Meskipun terkesan sederhana namun kesikuan ini
akan mempengaruhi keindahan, kekuatan dan bahkan
biaya bangunan. Pelaksana bangunan yang khusus
menangani pembuatan dan pengecekan kesikuan ini
dinamakan sebagai surveyor atau uitzet.

Inilah beberapa alasan kenapa bangunan harus dibuat siku:


 Perabot rumah tangga seperti almari berbetuk siku
sehingga akan memudahkan perletakanya pada sudut
ruangan yang siku.
 Sisa pemasangan keramik pada sisi ruangan akan lebih
rapi dan hemat material.
 Gedung bertingkat tinggi memerlukan perletakan
kolom yang tepat secara horizontal maupun vertikal
sehingga tercipta konstruksi yang kuat sesuai
perencanaan.

Membuat sudut siku dengan teodolit ( Surveyor )


 Caranya alat teodolit didirikan terlebih dahulu dengan
syarat kaki-kaki berada pada posisi aman, gelembung
pada tabung nivo datar dan nivo tegak berada didalam
lingkaran. selanjutnya surveyor siap membidik melalui
teropong teodolit menuju titik awal pembuatan sudut
siku dengan bantuan staf surveyor menunjukan titik
dengan alat bantu pensil lancip, setelah arah teropong
teodolit mengarah dengan tepat pada titik tujuan lalu

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


surveyor melakukan penguncian sudut 0 kemudian
memutar 90 derajat, selanjutnya membuat titik bari dari
hasil bidikan teodolit. langkah ini jika menggunakan
alat ukur teodolit konvensional, karena dalam sistem
digital seperti Total Section mempunyai cara tersendiri.

Membuat sudut siku cara segitiga ( Tukang bangunan )


 Pembuatan dengan cara ini merupakan penerapan dari
salah satu rumus segitiga yang apabila diterapkan pada
pelaksanaan bangunan akan menghasilkan sudut siku
90 derajat. peralatan yang digunakan adalah benang
ukur, patok atau paku, serta meteran. intinya adalah
membuat sebuah segitiga yang ketiga sisinya
mempunyai perbandingan panjang 3 : 4 : 5 bisa
menggunakan ukuran 3 m : 4 m : 5 m

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


 Ukuran yang digunakan dalam pembuatan sudut siku
bangunan ini dapat bervariasi sesuai perbandingan
3:4:5 contohnya jika 3 dipakai 60 cm maka 4 adalah 80
cm dan 5 menjadi 100 cm sehingga dapat digunakan
ukuran 60 cm : 80 cm : 100 cm, demikian sebuah
contoh cara menentukan kesikuan bangunan.

Keselamatan Kerja
1. Pakailah pakaian bengkel agar pakaian kita tidak kotor.
2. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak
terluka.
3. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.
4. Gunakan sepatu boot untuk melindungi kaki agar tidak
terkena batu.
5. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur
dengan rapi
6. Hati-hatilah dalam bekerja dan konsentrasikan
perhatian pada pekerjaan.
7. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari
bekerja sambil bergurau.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Mengapa Bouwplank Harus Presisi?
Walaupun keguanaan bouwplank hanya sementara,
tetapi bowplank sangat berpengaruh penting dalam suatu
pembangunan proyek.
Apabila pada pengukuran bowplank tidak presisi entah
dalam kesikuannya, kelurusannya, bahkan kedatarannya
maka bangunan yang dihasilkan pun tidak akan menjadi
presisi. karena bowplank adalah patokan awal dimana
suatu bangunan didirikan lebih tepatnya, bowplank
digunakan sebagai patokan as atau tempat penentu titik
dalam pekerjaan pondasi, kolom, juga pemasangan
didinding bata. Sehingga apabila bowplank diukur dalam
keadaan salah maupun tidak presisi maka pondasi yang
terbentuk akan miring, kolom juga tidak bisa berdiri tegak
atau lurus bahkan pemasangan bata pun juga tidak presisi
sehingga pekerjaan proyek untuk keatas selanjutnya juga
tidak akan presisi.
Oleh sebab itu bouwplank harus dipasang secara presisi
Karena gedung bertingkat tinggi memerlukan perletakan
kolom yang tepat secara horizontal dan vertical sehingga
tercipta konstruksi yang kuat sesuai perencanaan.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


(Tembok tidak sesuai bouwplank / tidak lurus)

(Tembok Miring)

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Bella Rizqa Karima. Memiliki hobi volly, dan seni.


Lahir di kota Kediri pada tanggal 21 Maret 1998 memiliki
seorang kakak laki-laki bernama Bahtiar Arif Ramadhan yang
sekarang berkuliah di STT-PLN, kita hanya selisih setahun loh.
Bella pertama masuk sekolah di tahun 2002-2004 di TK
Dharma wanita. Kemudian lulus melanjutkan ke SDN Kediri
dari tahun 2005-2010. Dan kemudian melanjutkan sekolah lagi
ke SMPN 1 Pandaan dari tahun 2011-2013 dan melanjutkan
pendidikannya ke SMAN 1 Pandaan dari 2014-2016 dan
memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di
POLITEKNIK NEGERI MALANG pada tahun 2016 hingga
sekarang.
Di Polinema ini Bella mengikuti volley unit dan
Himpunn mahasiswa teknik sipil yang sekarang menjabat
menjadi bendahara umum himpunan yahh salah satu kegiatan
untuk belajarku memanajemen waktu, SDM , dan pastinya diri
sendiri 

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


SCAFFOLDING/PERANCAH

Alat sementara yang digunakan sebagai pijakan, tempat


menaruh alat, dan material saat menegrjakan pekerjaan
konstruksi pada tempat yang memiliki ketinggian, umumnya
pada pekerjaan gedung.
Sebenarnya bagian-bagian pada scaffolding ada banyak
sekali, tetapi pada praktek kali ini saya menggunkan
beberapa bagian scaffolding yang umum digunakan di
Indonesia, yaitu :

1. Main Frame Scaffolding


Ini merupakan rangka utama sebuah perancah,
merupakan bagian terpenting dalam kesatuan. Terdapat
beberapa ukuran, umumnya tinggi 170 cm dan 190 cm
sedangkan untuk lebar hanya 122 cm.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


2. Ladder Frame
Merupakan bagian yang letaknya di atas main frame. atau
rangka atas dari perancah. Kegunaan dari ladder frame ini
untuk menyambung agar lebih tinggi dan lebih kokoh.
tingginya terbagi menjadi dua pilihan yaitu 90 cm dan 120
cm.

3. Cross Brace
Ini merupakan bagian yang digunakan untuk
menyambung antar main frame satu dengan yang lain.
Dengan posisi silang. Posisi silang dapat memperkokoh
berdirinya rangkaian. Ada dua ukuran panjang yaitu 220 cm
dan 193 cm.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


4. U-Head
Ini digunakan sebagai ujung paling atas rangkaian.
tepatnya di atas ladder frame. Bentuknya seperti huruf U
yang berfungsi untuk menopang saat pengecoran bekesting
dan bisa disetel ketinggiannya.

5. Jack Bass
Berfungsi sebagai tumpuan atau kaki dari rangkaian.
yang terletak paling bawah. Digunakan untuk menopang
beban-beban saat pelaksanaan pekerjaan. Tingginya pun
dapat disetel sesuai kebutuhan. Jack bass juga dapat
disesuaikan ketinggiannya, misal pada tempat yang miring.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


6. Pippe Support
Bagian ini memang tidak menjadi satu rangkaian
scaffolding. Namun digunakan sebagai pendukung untuk
pekerjaan saat pengecoran bekisting kolom maupun balok.

7. Cat Walk Scaffolding


Adalah tempat pijakan atau penopang tukang saat
bekerja. fungsi dari catwalk scaffolding adalah sebagai
penahan beban orang yang berada diatasnya. Dimensi dari
catwalk adalah 50 cm x 180 cm, sehingga dibutuhkan 2pcs
catwalk untuk menutup penuh bagian atas scaffolding, tetapi
penggunaan catwalk bisa disesuaikan dengan kebutuhannya,
kadang kala juga cukup hanya menggunakan 1 pcs catwalk.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


8. Join Pin
ialah sambangan yang menghubungkan main frame satu
dengan yang salain sehingga dapat disusun dengan kuat dan
kokoh.

Perancah atau steger merupakan alat pendukung yang


sangat penting dan wajib, pada suatu proyek.
Penggunaannya pun harus sesuai prosedur. Penggunaan
yang tidak sesuai prosedur bisa menimbulkan kecelakaan
kerja. Pada pekerjaan proyek biasanya untuk perhitungan
sewa di buat per item sehingga harga sewa pun dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Deva Asa Diandra, Lahir di Tulungagung pada


tanggal 21 September 1997, dibesarkan di kota kecil
Tulungagung, menempuh pendidikan awal di SDN I Bungur,
melanjutkan di SMPN I Kauman, melanjutkan di SMAN I
Boyolangu, Sekarang menempuh Pendidikan diperguruan
tinggi Politeknik Negeri Malang Jurusan D-IV Teknik Sipil.
Ia adalah orang yang nasionalis, dalam hidupnya Ia
sangat tertarik pada dunia konstruksi, menurutnya dunia
konstruksi adalah suatu tantangan yang kompleks untuk
diselesaikan,walaupun Ia tertarik pada dunia konstruksi tetapi
ia pernah berimpian sebagai athlete basket, basket merupakan
hobby yang ia tekuni sejak menginjak bangku SMP, tetapi Ia
sadar bahwa peluang untuk menjadi athlete basket sangat kecil,
jadi Ia memutuskan bahwa basket hanya diajdikan hobby
semata dan memperdalam ilmu didunia konstruksi, Ia
berimpian ingin membangun Indonesia yang lebih baik melalui
pembangunan, jika nanti sudah saatnya Ia ingin menjadi
seorang Menteri PUPR.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Bahan Acuan Scaffolding
Bahan yang digunakan untuk praktek acuan perancah
(scaffolding) yaitu baja. Penggunaan baja sebagai acuan
perancah pada konstruksi untuk beton harus dengan syarat
tertentu.
Pemilihan baja sebagai acuan perancah dikarenakan oleh :
a. Pemakaian dalam jumlah yang sangat banyak.
b. Membutuhkan toleransi kesalahan yang sangat kecil.
c. Melibatkan tegangan (stress) yang tinggi.
d. Memerlukan beberapa tingkat mekanisasi pada sistem
pekerjaan konstruksi.

Prosedur Keselamatan Kerja Scaffolding


Agar proses pendirian dan pemakaian scaffolding aman
dan tidak mengalami kecelakaan pada pekerja yang bekerja
pada / diatas scaffolding, maka prosedur keselamatan kerja
scaffolding harus diterapkan yaitu :
a. Memakai pakaian kerja yang rapi, tidak sempit atau
terlampau longgar
b. Memakai helm pengaman (safety helmet)
c. Memakai sepatu keselamatan (safety shoes)
d. Memakai sarung tangan (hand gloves)
e. Memakai sarung kunci scaffolding (scaffold key house)
f. Memakai full body harness

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Pemasangan, Perawatan dan Pembongkaran Scaffolding
Pada praktek perancah (scaffolding) yang telah dilakukan
yaitu pemasangan sebanyak 4 bay dan 3 lift.
a. Pemasangan Scaffolding
1) Sebelum memulai erection (pendirian) scaffolding,
yang perlu pertama kali diperhatikan adalah kondisi
dasar (ground) pastikan tidak akan longsor / tenggelam
apabila kondisi dasar adalah tanah, kalau dasar konkret
beton periksa ketebalannya.
2) Periksa semua kondisi material (pipa, clamp, papan,
coupler dll) sebelum dibawa ke lapangan. Material
kontrol juga ikut bertanggung jawab di dalam
pemeriksaan kondisi material.
3) Sebelum mulai mendirikan scaffolding, pastikan
kondisi sekitarnya aman, tidak ada kabel power di
atasnya, tidak terlalu dekat lubang-lubang galian, tidak
ada pekerjaa-pekerjaan pengangkatan di sekitarnya
(lifting) di sekitar lokasi pemasangan scaffolding.
4) Instruktur dan teknisi bengkel sebelumnya memberikan
pengarahan-pengarahan tentang peraturan-peraturan
dan cara-cara kerja yang aman (tool box meeting), juga
memeriksa semua peralatan kerja dan peralatan
keselamatan kerja setiap scaffolder.
5) Lokasi sekitar pendirian scaffolding harus ditempatkan
papan pemberitahuan (notice board) atau pemberian
police line.
6) Semua kunci-kunci scaffolding harus di beri tali
pengaman.
7) Tidak dibenarkan melempar ke atas semua material
scaffolding, di dalam pemasangannya harus
menggunakan tambang untuk menurunkan dan
menaikkan material.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Untuk scaffolding yang di gantung atau di atas bangunan
konstruksi, misal hanging scaffold yang harus dilakukan
adalah membuat penahan atau pengikat dulu dengan struktur
konstruksi. Komponen dari scaffolding yang bisa digunakan
sebagai pengikat bisa dari hand drail, transom, ledger
tergantung dari posisi scaffolding dengan bangunan induk.
Ketentuan penggunaan tangga portable pada scaffolding :
1) Tangga yang terbuat dari metal dengan batas
ketinggian 9 meter dan 15 meter, tangga tunggal
atau yang dapat disetel kepanjangan nya
2) Tidak dianjurkan penguat tangga di pasang pada
lantai kerja
3) Prinsip utama dalam penggunaan tangga diatur pula
sebagai berikut :
4) Tangga lipat dibuat hanya untuk tempat yang betul-
betul terbuka dan posisi tangga di kunci
a) Tangga harus diperiksa sebelum dipakai.
Perhatikan kondisi tiang samping, karet anti slip,
anak tangga, tali pengikat, dll
b) Semua tangga harus bersandar di bagian atas untuk
untuk menambah ke setabilan.seorang harus
memegang tangga pada waktu teman lain
mengikat bagian atasnya sampai selesai. Jadi
untuk mendirikan tangga harus dua orang.
c) Ujung tangga paling tidak harus tiga anak tangga
dari titik penyangga diatas platform
d) Menghadaplah kearah tangga sewaktu naik atau
turun, jangan membelakangi
e) Dilarang keras untuk untuk memperggunakan
tangga yang terbuat dari logam dilingkungan suatu
instalasi listrik. Gunakan tangga dari kayu

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


f) Setiap tangga harus memiliki spesifikasi, jangan
menggunakan tangga sembarangan untuk
menjamin keselamatan pemakai
g) Tangga hanya dipasang pada jalur masuk ke lantai
scaffolding
h) Hanya satu orang pekerja yang dianjurkan berada
pada tangga dalam waktu menaiki atau menuruni
i) Tangga yang sudah rusak tidak boleh di gunakan
lagi, dan keluarkan tangga yang rusak dari tempat
kerja / lapangan

b. Perawatan Scaffolding
Perawatan scaffolding mutlak diperlukan guna menjaga
kondisi scaffolding agar tidak mengalami kerusakan dan
senantiasa dapat dipakai dalam kondisi aman. Perawatan
scaffolding sebelum digunakan diantaranya yaitu:
1) Scaffolding sebelumnya harus diperiksa oleh instruktur
dan teknisi untuk memastikan scaffolding sudah layak
pakai atau belum.
2) Scaffolding harus diperiksa ulang seminggu (7 hari)
sekali atau sesudah angin kencang / cuaca buruk. Agar
dapat diketahui lebih dini jika mengalami kerusakan.
3) Scaffolding harus diperiksa si pemakai / pekerja setiap
harinya untuk memastikan kondisi lantai kerja tetap
terikat dan tidak lepas atau hilang.
4) Scaffolding yang sudah layak pakai harus di lengkapi
dengan scaffold tag yang berwarna hijau (green tag)
yang berarti aman untuk digunakan.
5) Scaffolding yang belum siap pakai atau ada salah satu
dari bagian scaffolding tersebut yang hilang atau
terlepas harus dilengkap dengan tanda merah (red tag)
yang berarti tidak aman untuk digunakan.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


6) Scaffolding harus dilengkapi dengan papan
pemberitahuan keselamatan (notice board).
7) Semua material scaffolding harus diberi tanda (dicat)
untuk mempermudah pengawasan dan pencarian kalau
hilang.

c. Pembongkaran Scaffolding
Dalam melakukan pembongkaran kita tidak boleh asal
melepas bagian-bagian scaffolding yang terpasang, karna
bila dilakukan pembongkaran tanpa / tidak sesuai dengan
ketentuan maka akan bisa terjadi kecelakaan. Yang perlu
dilakukan yaitu:
1) Sebelum memulai pembongkaran scaffolding, lokasi
sekitar pembongkaran harus di beri barricade dan
papan-papan pemberitahuan.
2) Pembongkaran scaffolding harus dilakukan oleh orang
yang memasangnya, dan harus dimulai dari atas.
3) Jangan sekali-kali membongkar scaffolding dimulai
dari bawah atau tengah, dari konstruksi scaffolding.
4) Scaffolding tidak boleh dibongkar salah satu dari
konstruksinya, kecuali bila masih tetap menjamin
keselamatan pemakainya, atau atas ijin dari pengawas
yang berwenang.
5) Didalam menurunkan material scaffolding pada
pembongkarannya harus menggunakan tambang satu
persatu diturunkan.
6) Tidak dibenarkan melemparkan kebawah semua
material scaffolding pada pembongkarannya.
7) Semua material yang telah dibongkar harus disusun rapi
tidak boleh dibiarkan berserakan.
(sumber : repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46874/3/
Chapter%20II.pdf )

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Nama saya Diana Dwi Yanti, teman-teman biasa


memanggil saya Diana. Saya lahir di Malang, 21 Desember
1998. Saya anak kedua dari dua bersaudara. Saat ini saya
tinggal bersama kedua orang tua saya di Jalan Parangargo,
Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.
Saya mulai memasuki dunia pendidikan pada tahun
2002, di usia saya yang ke 4 tahun. Saya mulai menempuh
pendidikan di TK Muslimat Rahayu selama 2 tahun, SDN
Parangargo 1 Wagir selama 6 tahun, SMPN 9 Malang
selama 3 tahun, dan SMA Islam Malang selama 3 tahun.
Saat ini saya sedang menjalani semester ke-4 di
Program Studi D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi,
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang. Saya
memilih untuk terjun di dunia teknik sipil karena saya
termotivasi sekaligus ingin mengikuti jejak keluarga yang
banyak terjun di dunia tersebut. Berbekal kemampuan yang
cukup, saya bertekad jika saya sudah lulus nantinya bisa
bekerja di perusahaan ternama di Indonesia sekaligus saya
ingin menjadi seorang pengusaha. Bekerja di perusahaan
ternama di Indonesia sekaligus saya ingin menjadi seorang
pengusaha.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Ada 3 Type Dasar :
 Supported scaffolds, yaitu platform yang disangga oleh
tiang, yang dilengkapi dengan pendukung lain seperti
sambungan-sambungan, kaki-kaki, kerangka-kerangka
dan outriggers
 Suspended scaffolds, yaitu platform tergantung dengan
tali atau lainnya
 Aerial Lifts, penopang untuk mengangkat seperti “Man
Baskets” atau keranjang manusia

Jenis Perancah
1. Perancah Andang.
Perancah atau andang digunakan pada pekerjaan yang
tingginya 2,5 – 3 m. Apabila pekerjaan lebih tinggi maka
tidak digunakan andang lagi. Macam - macam perancah
andang:

a. Perancah Andang Kayu


Perancah andang kayu cara
membuatnya cepat dan dapat dipindah
pindahkan. Untuk tinggi perancah
tetap tidak dapat disetel. Biasanya
pada pekerjaan yang tingginya tidak
lebih dari 3 m.

b. Perancah Andang Bambu


Perancah andang bambu dapat
dipindah-pindah dan sebagai
pengikatnya memakai tali ijuk, karena
tali ijuk ini tahan terhadap air, panas
dsb. Pada perancah andang bambu ini
sudah disetel terlebih dahulu, sehingga

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


tinggi dan panjangnya tidak dapat
distel kembali. Biasanya andang
bambu dapat dipakai pada ketinggian
pekerjaan tidak lebih dari 3 m,
mengenai kaki andang bambu ada
yang pakai 2 atau 3 pasang.

c. Perancah besi praktis


Perancah besi sangat praktis dan
efisien karena pemasangannya mudah
dan dapat dipindah-pindahkan.Tinggi
perancah besi dapat disetel untuk
jarak kaki perancah yang satu dengan
yang lain hingga 180 cm dengan tebal
papan 3cm.

2. Perancah Tiang.
Perancah tiang digunakan apabila pekerjaan sudah
mencapai diatas 3 m, Perancah tiang bisa dibuat sampai 10
m lebih tergantung dari kebutuhan.

a. Perancah tiang dari bambu.


Pada umumnya perancah bambu
banyak dipakai oleh pekerja di
lapangan, baik pada bangunan
bertingkat maupun tidak. Alasannya
adalah : Bambu mudah didapat, kuat,
dan murah. Pemasangan perancah
bambu mudah dibongkar dan dapat
dipasang kembali. Bahan pengikatnya
pakai tali ijuk.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


b. Sistem perancah bambu dengan konsol dari besi.
Sistem perancah bambu dengan konsol
besi hanya ditahan oleh satu tiang
bambu saja, berbeda dengan perancah
yang ditahan oleh beberapa tiang.
Keuntungannya :Tidak terlalu banyak
bambu yang dibutuhkan,Cara
pemasangannya lebih cepat
c. . Perancah tiang besi atau pipa
Pada perancah tiang dari besi atau pipa
alat penyambungnya memakai
kopling, untuk penyetelannya lebih
cepat di bandingkan perancah tiang
bambu.

3. Perancah Besi Berod


Perancah besi beroda ini terbuat dari
pipa galvanis. Pada perancah besi
beroda dapat dipasang di lapangan atau
didalam ruangan. Fungsi rodanya
adalah untuk memindahkan perancah.
4. Perancah Besi tanpa Roda.
Perancah ini terdiri dari komponen-
komponen; Kaki pipa berulir, kusen
bangunan, penguat vertikal, tiang
sandaran, sambungan pasak, papan
panggung, panggung datar, Papan
pengaman, tiang sandaran, penutup
sandaran, konsol, penyambung,
penopang, konsol keluar, tiang
sandaran tangga, pinggiran tangga,
anak tangga, sandaran tangga, dan
sandaran dobel

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


5. Perancah Menggantung
Pada perancah menggantung
digunakan pada pekerjaan
pemasangan eternit, pekerjaan
finishing pengecatan eternit, plat
beton,Jadi perancah menggantung di
gunakan pada pekerjaan bagian atas
saja dan pelaksanaannya perancah
digantungkan pada bagian atas
bangunan dengan memakai tali atau
rantai besi.
6. Perancah Frame
Frame ini biasanya terbuat dari pipa
atau tabung logam. Perancah ini dapat
disusun sedemikian rupa menjadi satu
kesatuan perancah yang tinggi untuk
menopang pekerja dalam kegiatan
konstruksi berlokasi tinggi.
7. Supported Scaffolding
Scaffolding jenis ini dirangkai dari
bawa ke atas berbentuk frame dengan
sistem penggabungan yang kokoh,
dapat dipanjat serta digunakan sebagai
pijakan para pekerja kontruksi dalam
melakukan pekerjaannnya, unsur
utama scaffolding jenis ini adalah
pijakan utama harus banr-benar kuat.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


8. Suspended Scaffolding
Scaffolding jenis ini dipasang secara
tergantung pada atap bangunanan atau
konstruksi, jenis ini digunakan jika
tidak memungkinkan membangun atau
menyusun Scaffolding dari dasar
karena dinilai tidak ekonomis atau
praktis.
9. Mobile Scaffolding
Scaffolding jenis ini dipilih dengan
memperhatikan beberapa faktor salah
satunya adalah akses area pekerjaan
konstruksi dan gerakan yang akan
dilakukan pada scaffolding apakah
permanen pada stuatu tempat atau
dapat dipindahkan sesuai dengan
kebutuhan.

Fungsi Perancah
 Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja
sehingga keselamatan kerja terjamin.
 Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di
bawah harus terlindung dari jatuhnya bahan atau alat.

http///www.kontruksiscaffolding.co.id

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Elena Deandra Asmara Elvyanto lahir di Lumajang,


22 April 1997. Alamat Desa Kandang Tepus Kec Senduro Kab
Lumajang. Awal saya menempuh pendidikan di SDN Senduro
01 lalu melanjutkan ke SMPN 5 Lumajang, Kemudian
melanjutkan ke SMAN 3 Lumajang sampai tahun 2016. Dan
saya melanjutkan ke perguruan tinggi di Politeknik Negeri
Malang di jurusan Teknik Sipil, prodi DIV Managemen
Rekayasa Kontruksi, saat riwayat ini disusun saya sedang
menjalani perkulihan semester 4.
Saya berasal dari keluarga yang hampir semua anggota
keluarga saya adalah guru, termasuk kedua orangtua saya guru.
Ketika SMA saya bercita-cita ingin masuk di dunia yang
berbeda dari keluarga saya hingga saya ingin masuk di dunia
teknik. Dan pada ahkirya saya diterima di Politeknik Negeri
Malang di jurusan Teknik Sipil, Disini saya harus memulai
dunia yang berbeda, belajar dari awal tentang dunia kontruksi
dan saya harus merantau ke kota Malang memulai hidup
mandiri dan jauh dari orangtua untuk mencari ilmu.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


KOLOM

Kolom adalah elemen struktur yang menerima kombinasi


beban axial dan lentur (momen). Beban axial yang terjadi
berupa tekan, meskipun pada beberapa kasus, kolom bisa
menerima beban axial tarik. Dan umumnya terletak vertikal
pada bangunan. Biasanya kolom menerima beban momen
baik pada satu atau kedua sumbu pada potongan melintang
dan momen ini dapat menghasilkan tegangan tarik pada
sebagian potongan melintang tersebut.

Fungsi kolom sangat penting bagi struktur gedung, yang


apabila terjadi kegagalan pada kolom maka gedung akan
runtuh, sedangkan bila kegagalan hanya terjadi pada balok
maka gedung belum tentu runtuh.
Bentuk kolom menyesuaikan dengan fungsi dan estetika
bangunan, dan umumnya berbentuk :
1. Bujur sangkar
2. Segi empat
3. Lingkaran.

Kolom beton bertulang mempunyai tulangan


longitudinal (memanjang searah sumbu batang) yang paralel
dengan arah beban. Untuk kolom dengan tulangan sengkang
/ segi empat atau lingkaran minimal mempunyai 4 tulangan
longitudinal dan minimal 6 tulangan longitudinal untuk
kolom dengan tulangan geser spiral menerus. Tulangan
longitudinal ini merupakan tulangan pokok yang menahan
beban axial dan momen dan untuk kolom mempunyai
batasan 1 – 8 % untuk beban gravitasi saja dan 1 – 6 % untuk
beban gempa dari luasan kolom beton bertulang, karena
persentase yang lebih besar tidak ekonomis dan akan

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


mempersulit pemasangan dan pengecoran. Sedangkan balok
beton bertulang mempunyai persentase tulangan kira-kira
antara 0,2 – 6 %. Sepanjang tulangan longitudinal dipasang
tulangan geser sengkang ataupun spiral yang berfungsi
menahan gaya geser dan berfungsi untuk memegang
tulangan longitudinal agar tetap kokoh sehingga hanya dapat
tertekuk pada tempat di antara dua pengikat dan juga
mengurangi bahaya pecah (splitting) beton yang dapat
mempengaruhi daktilitas/kekakuan kolom, karena tulangan
sengkang, melingkar atau spiral memberikan tekanan
kekang (confine) pada penampang.

Kolom dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:


1. Kolom pendek / short column yang kemampuannya
dipengaruhi oleh kekuatan material dan bentuk
geometri dari potongan melintang dan tidak
dipengaruhi oleh panjang kolom karena defleksi lateral
(lendutan ke samping) yang terjadi sangat kecil (tidak
signifikan).
2. Kolom langsing / slender column yaitu kolom yang
kekuatannya akan terkurangi dengan adanya defleksi
lateral. Kolom langsing dapat menjadi kolom pendek
bila dipasangi lateral bracing ataupun dipasangi
diafragma.

Dan kedua kategori kolom di atas maka masing-masing


kategori dapat berupa:
1. Kolom dengan tulangan dua sisi
2. Kolom dengan tulangan terdistribusi

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Kolom Dengan Tulangan Dua Sisi
Kolom menerima gaya aksial P dan momen M, dan
gaya M ini dapat digantikan dengan oleh gaya
P tersebut yang bekerja pada eksentrisitas e = M/P. Bila
nilai e ini relatif kecil maka seluruh penampang akan
berada pada daerah tekan dan dianggap tidak ada momen
yang bekerja.

Kolom Dengan Tulangan Dua Sisi

Tulangan tekan pada kolom beton yang dibebani


eksentris pada tingkat beban ultimit umumnya akan
mencapai tegangan leleh, kecuali jika beban tersebut kecil,
atau menggunakan baja mutu tinggi atau dimensi kolomnya
relatif kecil. Sehingga umumnya diasumsikan bahwa baja
tulangan tekan sudah leleh, kemudian baru regangan
diperiksa apakah memenuhi ketentuan ini.
Desain maupun analisis pada kolom ditempuh dengan
cara membuat suatu diagram interaksi antara momen pada
ordinat dan gaya aksial pada aksis. Diagram interaksi
menggambarkan interaksi antara momen dan aksial dalam
berbagai variasi sehingga membentuk suatu grafik. Ada tiga
titik utama pada diagram interaksi yaitu

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


1. Gaya aksial saja : harga momen nol dan harga aksial
maksimum
2. Keadaan seimbang : kehancuran pada beton dan baja
terjadi secara bersamaan
3. Lentur murni : harga aksial nol

Pada perencanaan, setelah mendapatkan momen dan


gaya aksial pada kolom dari mekanika struktur maka kita
mencoba-coba dimensi kolom dan tulangan kemudian dari
dimensi kolom tersebut dibuat diagram interaksinya. Dan
kita plotkan momen dan gaya aksial dari hitungan mekanika
struktur tersebut. Bila berada di luar diagram maka kolom
tidak mampu dan harus dicari dimensi lain, dan bila berada
di dalam kolom dekat dengan diagram maka kolom mampu,
tapi bila masuk namun terlalu jauh dari diagram maka kolom
terlalu besar/boros. Titik pada diagram interaksi dapat
ditambah satu lagi yaitu pembebanan tarik bila terjadi aksial
tarik pada kolom.

Diagram Interaksi

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Kolom Dengan Tulangan Terdistribusi
Tulangan terdistribusi lebih banyak dipakai untuk
struktur kolom daripada tulangan dua sisi, meskipun begitu
dalam perhitungannya memerlukan perhitungan yang
banyak sehingga lebih mudah menggunakan program
komputer dalam perhitungan kolom dengan tulangan
terdistribusi.

Kolom Dengan Tulangan Terdistribusi

Kolom Langsing / Slender Column


Suatu kolom yang tinggi dengan penampang kecil harus
ditinjau terhadap pengaruh kelangsingan. Pengaruh
kelangsingan hanya terjadi pada kolom dengan beban aksial
tekan, karena kolom tarik tidak dipengaruhi oleh panjang
kolom. Kolom langsing dapat mempengaruhi kekuatan, karena
akan terjadi tekuk pada kolom yang menambah momen yang
sudah ada. Momen ini disebut momen sekunder. Umumnya
dalam perhitungan analisis struktur dengan komputer (misal :
SAP atau ETABS) kelangsingan suatu kolom sudah dihitung
otomatis sehingga tidak perlu dihitung lagi.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Namanya adalah Elok Ciptia Ramadhani, dia lahir di


Malang, 14 Januari 1998. Dia adalah anak kedua dari dua
bersaudara. Terlahir dari keluarga yang sangat sederhana,
Ayahnya seorang Wiraswasta sedangkan Ibunya seorang
Pegawai Negeri Sipil. Awal menempuh pendidikan di SDN
Sumbersari 3 Malang, lalu melanjutkan ke SMPN 6 Malang.
Setelah lulus SMP melanjutkan bersekolah di SMAN 7 Malang
sampai tahun 2016. Saat riwayat singkat ini disusun, ia sedang
menjalani Semester ke-4 nya di Jurusan Teknik Sipil Program
Studi D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Politeknik Negeri
Malang.
Walaupun cita-citanya ingin menjadi seorang Polisi,
tetapi dia dirujuk oleh orang tuanya untuk meneruskan
pendidikan dari Ayahnya yang dulunya juga di bidang Teknik
Sipil. Tetapi dengan seiring berjalannya waktu, ia mencoba
untuk merubah mindset dan passionya untuk melanjutkan studi
di bidang Teknik Sipil.
Dia bercita-cita dalam beberapa tahun mendatang
setelah lulus, dapat melanjutkan jenjangnya ke gelar S-2. Dan
dia berencana untuk menjadi seorang dosen.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Bekisting Kolom
Sebelum pembuatan kolom dengan skala ukuran yang
besar ataupun kecil, pembuatan bekisting sangat perlu dalam
pembangunan konstruksi bangunan. Sering kali bekisting
dapat dilihat di proyek skala besar seperti gedung dan
jembatan namun sering dijumpai juga dalam pembangunan
rumah tinggal.

Pengertian Bekisting.
Bekisting dalam pengertiannya adalah suatu konstruksi
pendukung pada pekerjaan konstruksi beton dan biasanya
terbuat dari kayu, alumunium dan sebagaiannya. Berbagai
material dapat digunakan namun pemilihan jenisnya harus
dipertimbangkan dari segi teknis dan nilai ekonomisnya.

Bekisting Menurut Ahli :


a. Menurut Stephens (1985) formwork atau bekisting adalah
cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton
selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk
yang diinginkan. Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan
sementara, bekisting akan dilepas apabila beton yang
dituang telah mencapai kekuatan yang cukup.
b. Menurut Blake (1975), ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan pemakaian bekisting dalam pekerjaan
konstruksi beton.

Aspek tersebut adalah :


1. Kualitas bekisting yang akan digunakan harus tepat dan
layak serta sesuai dengan bentuk pekerjaan struktur yang
direncanakan.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


2. Keamanan bagi pekerja konstruksi tersebut.
3. Biaya pemakaian bekisting yang harus direncanakan
seekonomis mungkin.

Persyaratan Bekisting.
Dalam pembuatan bekisting pada kolom terdapatnya
persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil
yang bagus pada saat pengecoran beton diantaranya :
1. Konstruksi harus kuat.
2. Presisi
3. Bentuk bekisting harus sesuai dengan bentuk
konstruksi beton yang akan di cor dan memiliki unsur
ketepatan yaitu : ukuran, ketegakan, kelurusan,
kesikuan dan kerataan sehingga mendapatkan dimensi
yang kuat.
4. Tidak bocor
5. Kedap air.
6. Mudah dibongkar.
7. Awet
8. Aman, struktur bekisting harus menjamin keamanan
pekerja maupun beton itu sendiri.
9. Ekonomis
10. Daya lekat rendah.

Jenis-Jenis Bekisting
a. Bekisting konvensional
Bekisting yang menggunakan kayu dalam proses
pengerjaannya dipasang dan dibongkar dapa bagian
struktur yang akan dikerjakan. Bekisting ini termasuk
tradisional, pada umunya hanya dipakai satu kali
pekerjaan, namun jika material kayu masih memungkinkan
dipakai maka dapat digunakan kembali.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Kekurangan :
a. Material kayu tidak awet dipakai berulang kali.
b. Waktu pasang dan bongkar menjadi lebih lama.
c. Banyak menghasilakan sampah kayu dan paku.
d. Bentuknya kadang kali tidak presisi.
b. Bekisting system
Bekisting system atau bekisting modern, dalam
pengerjaannya dapat dilakukan berulang-ulang.
Kelebihan : Mudah dipasang, dibongkar, ringan, dapat
dipakai berulang kali, kualitas pengecorannya pun baik
dengan siklus pembongkaran yang cepat.
Kekurangannya : Mahal dan sulit didapat serta dibutuhkan
keahlian.

Daya Dukung
Dalam pembuatan bekisting dibutuhkannya daya dukung
yang diperlukan diantaranya :
a. Scafolding : Biasanya terdapat scaffolding besi, tetapi
dalam proyek dalam skala kecil dapat menggunakan
bambu. Namun untuk skala besar penggunaan sangat
tidak dianjurkan karena demi keselamatan pekerja.
Scaffolding digunakan untuk menjangkau tempat tinggi
dan penyangga bekisting.
b. Pekerja : Pekerja untuk pemasangan bekisting terutama
kolom haruslah yang mempunyai keahlian. Karena
dalam pemasangan diperlukan juga pengecekan setelah
pemasangan.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


c. K3 : Dalam pengerjaan diperlukan alat pengaman safety
sesuai pada tempatnya pada dasarnya untuk
menambahkan kemanan dalam bekerja. Sering kali
didapat kecelakaan saat bekerja dikarenakan tidak
memakai pengaman yang alasannya belum terbiasa
memakai alat pengaman.

Contoh Gambar Bekisting Kolom


Konvensional

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Modern

Sumber :
(http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuut
ama/departemen-bangunan-30/1498-ubr )

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Namanya adalah Faris Muntaz Kurniawan, ia lahir di


Tangerang, 21 Agustus 1998. Dia adalah anak pertama dari 3
bersaudara. Awal menempuh Pendidikan di SD Islam Gunung
Jati hanya 3 tahun, selanjutnya di SDN Bojong Gede 07, lalu
melanjutkan ke SMPN 2 Cibinong. Setelah lulus dari SMP
melanjutkan di SMKN 1 Cibinong pada Jurusan Teknik
Gambar Bangunan. Dan pada tahun 2016, ia menempuh
pendidikan kuliah di Program Studi D-IV Mekanika Rekayasa
Konstruksi, Politeknik Negeri Malang.
Semasa kecil ia suka menggambar kartun, tetapi
dengan saran dari orang tua untuk melanjutkan SMK
mengambil jurusan Teknik Gambar Bangunan. Dengan
kemampuan baru mengenai hal bangunan. Program yang paling
disukai saat menggambar ialah AutoCAD.
Ia bercita-cita dapat menjadi Arsitektur yang dapat
menguasai ilmu gambar dan struktur dalam proyek. Setelah
lulus ia berencana melanjutkan Pendidikan S2 di Jepang
mengambil jurusan Teknik Sipil untuk mempelajari bangunan
tahan gempa.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Pekerjaan Kolom
Pekerjaan Kolom
adalah kegiatan yang
melibatkan beberapa
tahapan yang dapat
dijadikan sebagai
langkah pekerjaan
pembuatan kolom
sesuai dengan
ketentuan, antara lain
adalah penetuan as
kolom, penulangan
kolom, pembuatan atau
pemasangan bekisting,
pengecoran kolom,
pembongkaran bekisting dan perawatan beton.

Cara Penentuan As Kolom


Untuk menentukan titik as pada kolom dapat diperoleh
dari hasil pengukuran dan pematokan, patokan dan ukuran
bangunan dapat dilihat pada denah bagunan yang telah
direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan
beberapa alat seperti : meteran, theodolit, tinta, sipatan,
benang, dan sebagainya. Proses Pelaksanaan :
a. Penentuan as kolom menggunakan waterlevel dan
thedolit berdasarkan gambaran awal denah dengan
menggunakan acuan yang telah ditentukan.
b. Buat as kolom dari garis pinjaman / patokan
sementara.
c. Pemasangan patok kolom (tanda berupa garis dari
sipatan).

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Setelah menentukan as kolom dan pemasangan patok
kolom akan ada pembesian pada kolom, sesuai dengan yang
ditentukan. Proses pekerjan pembesian dalam proyek ini
adalah sebagai berikut:
a. Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah
precast atau dikerjakan di tempat lain yang lebih
aman
b. Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan
gambar kerja.
c. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama.
Sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu
dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
d. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap
pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat
oleh kawat dengan sistem silang.
e. Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan
precast diangkut dengan menggunakan Tower Crane
ke lokasi yang akan dipasang.
f. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup
kaku, lalu dipasang beton deking sesuai ketentuan.
Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila
pelaksanaan pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan.
Berikut ini proses pembuatan bekisting kolom :
a. Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting
kolom.
b. Membuat garis pinjaman dengan menggunakan
sipatan dari as kolom sebelumnya sampai dengan
kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari
masing-masing as kolom.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


c. Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda
kolom pada lantai sesuai dengan dimensi kolom yang
akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam
penempatan bekisting kolom.
d. Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
e. Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau
tulangan sengkang.
f. Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
g. Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar
push pull.
h. Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom
tersebut siap dicorkan.

Pengecoran Kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah
sebagai berikut:
a. Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang
akan dicor harus benar-benar bersih dari kotoran agar
tidak membahayakan konstruksi dan menghindari
kerusakan beton.
b. Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket
cor yang dihubungkan dengan pipa tremi dengan
kapasitas bucket sampai 0,9m3. Bucket tersebut
diangkut dengan menggunakan Tower crane untuk
memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi
yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Selama proses pengecoran berlangsung,
pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal tersebut

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara
serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.
Pembongkaran bekisting kolom
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan
pembongkaran bekisting. Proses pembongkarannya adalah
sebagai berikut:
a. Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom
sudah dapat dibongkar.
b. Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan
menggunakan palu agar lekatan beton pada plywood
dapat terlepas.
c. Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu
lepas push pull.
d. Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom,
sehingga rangkaian/panel bekisting terlepas.
e. Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah
dibongkar segera diangkat dengan tower crane ke
lokasi pabrikasi awal.

Perawatan Beton Kolom


a. Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah
dengan sistem kompon, yaitu dengan disiram 3 kali
sehari selama 3 hari.
b. Pemeliharaan Balok dan Pelat (Curing)
c. Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk
menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan
perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan
adalah dengan menyiram/membasahi beton 2 kali
sehari selama 1 minggu.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Dengan adanya beberapa tahapan pekerjaan kolom, akan
ada aspek mengenai K3 dari pekerjaan ini yaitu :
a. Memasang peringatan area wajib memasang
“Wajib Menggunakan Alat Pelindung diri (APD)“
b. Menggunakan Alat Pelindung Diri terdiri atas :
helm, sepatu safety, sarung tangan, masker dan kaca
mata kerja.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Huda Rizky Muhammad lahir di Batam, 25


September 1998. Anak kedua dari tiga bersaudara, sudah
menjadi traveller dari kecil. Awal pendidikan di SDN 004
Batam selama 1 tahun setengah dan berpindah di SDN 01
Ngaglik batu setengah tahun hingga kelas 2, berpindah lagi di
SDIT Al-Uswah di Bangil, Kab. Pasuruan sampai kelas 5 dan
terakhir berpindah lagi di SDIT Insan Permata, Malang karena
itu menjadikan Huda menjadi traveller. Melanjutkan Pondok
Pesantren di SMP Ar-Rohmah Dau, Malang dan melanjutkan
MAN 1 Malang.
Memasuki Jenjang selanjutnya di POLITEKNIK
NEGERI MALANG D-IV Manajemen Rekayasa Kontruksi,
pernah mendapat kehidupan yang spesial selama beberapa
bulan, memasuki jenjang perkuliahan dengan efek spesial serta
perjuangan yang berat. Perjuangan tidak akan menghianati
hasil, walau belum menjadi terbaik dalam pelajaran tapi sudah
melakukan perjuangan terbaik dalam hidup. Huda akan
berusaha menjadi yang terbaik dan mendapatkan pekerjaan
yang baik nantinya.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Metode Pelaksanaan
1.Menyiapkan Papan Bekisting,
Besi Beton
2.Memasang bekisting kolom
seperti pada gambar di samping.
Jangan lupa beton decking atau
tahu beton penyangga besi
tulangan. Tujuan beton decking
ini untuk menjaga jarak selimut
beton agar tidak berubah selama
proses pengecoran.

3.Melakukan perakitan besi sesuai


dengan gambar kerja
4.Memasang sabuk sloof pada
bekisting kolom untuk
memperkuat. Ukuran balok yang
digunakan relative sesuai dengan
gambar kerja. Untuk mengunci
balok tersebut harus
menggunakan tie rod. Tie rod
bisa buat sendiri atau membeli
jadi. Jika ingin membuat sendiri
menggunakan as drat ukuran 10
mm, besi ulir 10 mm dan plat
besi tebal 3-5 mm. Jarak balok
sangat tergantung dari jarak
pasangan kolom. Apabila jarak
kolom sekitar 3-4 m maka

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


jumlah sabuk balok 4 dengan
jarak dibagi rata. Namun jika
jarak kolom lebih dari 4 m maka
menyesuaikan dengan prinsip
semakin ke bawah jarak sabuk
semakin pendek karena
bebannya lebih besar di bawah
5.Memasang pipa support Untuk
menjaga horizontal dari sloof
terhadap kolom.Untuk
mendapatkan sloof struktur yang
sempurna, bekisting tidak boleh
miring ataupun goyang saat
pengecoran Oleh karena itu
pemasangan pipa support dinilai
sangat penting
6.Setelah kompenen bekisting dan
besi serta celah bekisting
dirapatkan dan mendapatkan
persetujuan dari direksi, maka
dilakukanlah pengecoran beton
sesuai dengan jenis beton yang
diinginkan. Untuk hasil
pengecoran merata harus dibantu
dengan menggunakan alat
concreate vibrator.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Kebutuhan Bahan Alat Dan Tenaga
Bahan :
- Bekisting
- Paku
- Papan Triplex 25mm
Peralatan :
- Palu
- Gergaji
- Bar Cutter
- Wxaterpass
- Alat Bantu Pertukangan
Tenaga :
- Dosen Pembina
- Pengawas / Pembantu Dosen
- Kepala Peralatan
- Mahasiswa/mahasiswi 2 MRK 6

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)
Personil :
- Dosen Pembina
- Pengawas / Pembantu Dosen
- Kepala Peralatan
- Mahasiswa/mahasiswi 2 MRK 6
Aspek K3 :
1. Memasang peringatan area wajib
menggunakan “Pergunakan Alat Pelindung Diri
(APD)”
2. Alat-alat
1. Safety Helm

2. Sepatu Safety

3. Sarung Tangan

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


4. Masker

5. Kaca Mata Kerja

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Idhar Purnomo, bisa dipanggil Idhar. Lahir di Kediri,


25 November 1996. Awal menempuh Pendidikan di SDN
Mojolangu 3 Malang, lalu melanjutkan ke SMPN 18 Malang,
lalu pindah ke SMP Bahagia, Gending-Probolinggo. Setelah
Lulus SMP melanjutkan bersekolah di SMKN 5 Malang, dan
juga mengikuti Joint Program di PPPPTK VEDC Malang yaitu
SMK Indonesia sampai tahun 2016. Saat riwayat ini disusun, ia
sedang menjalani semester ke-4 nya di Program Studi D-IV
Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang.
Walaupun Sekarang Menempuh Jurusan Teknik Sipil,
tetapi dulunya saat masih duduk di SMKN 5 Malang ia
mengambil Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak. Tapi seiring
berjalannya waktu ia mulai bisa beradaptasi dengan Teknik
Sipil, dan memilih untuk terus melanjutkan sampai Sarjana
Sains Terapan. Sekarang ia aktif dalam Unit Kegiatan
Mahasiswa Bhakti Karya Mahasiswa dalam hal Sosial
Kemasyarakatan dan Sosial Kesehatan di Politeknik Negeri
Malang.
Dia bercita-cita dalam beberapa tahun kedepan setelah
lulus dapat membahagiakan keluarga serta bisa membiayai
kedua adiknya sampai jenjang Pendidikan yang tinggi.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BALOK

A. Pekerjaan konstruksi Pelat Lantai Dan Balok


Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom
telah selesai dikerjakan. Pada proyek Apartement sistem
balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang
digunakan memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri
dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk) dan balok
anak.
Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di
lokasi yang direncanakan, mulai dari pembesian,
pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.

1) Tahap Persiapan
a. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan
kerataan ketinggian balok dan pelat.

b. Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu
kesatuan pekerjaan, kerena dilaksanakan secara
bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai
dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus
cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan
luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok
dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan
material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12,
papan plywood.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


c. Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi
dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar cutter dan bar
bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem
pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting
yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.

2) Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat


Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan
pada dasar.

a. Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
1. Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm
disusun berjajar sesuai dengan kebutuhan di lapangan,
baik untuk bekisting balok maupun pelat.
2. Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan
mengatur base jack atau U-head jack nya.
3. Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar
dengan arah cross brace dan diatas girder dipasang
balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah
melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood
sebagai alas balok.
4. Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan
dikunci dengan siku yang dipasang di atas suri-suri.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


b. Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
1. Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan
scaffolding untuk balok. Karena posisi pelat lebih
tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat
lebih tinggi daripada balok dan diperlukan main frame
tambahan dengan menggunakan Joint pin.
Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan
2. Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar
dengan arah cross brace dan diatas girder dipasang
suri-suri dengan arah melintangnya.
3. Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang
juga dinding untuk tepi pada pelat dan dijepit
menggunakan siku.. Plywood dipasang serapat
mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat
menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
4. Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi
dengan solar sebagai pelumas agar beton tidak
menempel pada bekisting, sehingga dapat
mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan
bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.

c. Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat
dianggap selesai selanjutnya pengecekan tinggi level
pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika
sudah selesai maka bekisting untuk balok dan pelat
sudah siap.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


d. Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
1. Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan
pabrikasi di los besi kemudian diangkat menggunakan
tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
2. Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu
diletakkan diatas bekisting balok dan ujung besi balok
dimasukkan ke kolom.
3. Pasang beton decking uNtuk jarak selimut beton pada
alas dan samping balok lalu diikat.

Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali


perubahan dalam metode pemasangannya. Perubahan
yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi
seluruh bagian sampai balok jadi utuh, namun ada
kendala pada saat pertemuan pembesian kolom
sehingga dilakukan perubahan yang kedua yaitu dengan
pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang
dan sengkang dipisah namun ada kendala pada saat
pembersihannya dan perubahan yang terakhir semua
bagian pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor
tidak dipabrikasikan lagi dan sampai kini metode ini
yang paling baik untuk digunakan.

e. Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah
tahap pembesian pelat, antara lain :
1. Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting
pelat yang sudah siap. Besi tulangan diangkat
menggunakan tower crane dan dipasang diatas
bekisting pelat.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


2. Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih
dahulu. Kemudian pasang tulangan ukuran tulangan
D10-200.
3. Selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan
kawat ikat.
4. Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan
bekisting alas pelat. Pasang juga tulangan kaki ayam
antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.

f. Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai,
lalu diadakan checklist/ pemeriksaan untuk tulangan.
Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah
diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan
jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking. Untuk
pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran
pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan
ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat
lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.

g. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari
pengecoran sedangkan untuk balok pembongkaran
bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah
bekisting di bongkar kemudian dipasang sapot sebagai
penunjang pelat dan beban diatasnya.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Lely Dwi Oktavia lahir di Mojokerto, 24 Oktober


1998. Awal menempuh pendidikan di SDN TANJUNG
KENONGO 1 MOJOKERTO, lalu melanjutkan ke SMPN 1
PACET MOJOKERTO, kemudian melanjutkan di SMAN 1
GONDANG MOJOKERTO. Saat riwayat ini disusun, ia sedang
menjalani semester ke-4 di Program Studi D-IV Teknik Sipil
Politeknik Negeri Malang.
Ia merupakan anak terakhir dari dua bersaudara. Orang
tuannya seorang perangkat desa dan ibu rumah tangga.Sejak
kecil ia sangat menyukai make up dan bercita-cita memiliki
sebuah salon yang megah.Seiring berjalannya waktu ia mulai
menemukan kemauan belajar dalam hal baru yaitu di bidang
kontruksi. Mengingat salah satu dari orang tuanya juga
memiliki kerja sampingan seorang pekerja lapangan, ia mulai
berfikir untuk mengikuti jejak ayahnya supaya bisa meneruskan
pekerjaan ayahnya dan berkuliah di Politeknik Negeri Malang (
Manajemen Rekayasa Konstruksi).

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Klasifikasi Balok
Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-
ujungnya, dengan satu ujung bebas berotasi dan tidak
memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai
dari semua reaksi,pergeseran dan momen untuk balok
sederhana adalah tidak tergantung bentuk penampang dan
materialnya.
Berdasarkan bahan balok terbagi dari beberapa macam,
yaitu :
a. Balok kayu
Balok kayu menopang papan atau dek structural.
Balok dapat ditopang oleh balok induk, tiang, atau
dinding penopang beban. Dalam pemilihan balok kayu,
factor berikut harus dipertimbangkan : jenis kayu,
kualitas structural, modulud elastisitas, nilai tegangan
tekuk,nilai tegangan geser yang diizinkan dan defleksi
minimal yang diizinkan untuk penggunaan tertentu.
Sebagai tambahan , perhatikan kondisi pembebanan
yang akurat dan jenis koneksi yang digunakan

 Balok kayu laminasi lem


Kayu laminasi lem dibuat dengan melaminasi
kayu kualitas tegang ( stress grade ) dengan bahan
adhesive di bawah kondisi yang terkontrol, biasanya
parallel terhadap urat kayu semua lembaran. Kelebihan
kayu laminasi lem dibandingkan kayu utuh secara
umum yaitu batas tegangan yang lebih besar,
penampilan yang lebih menarik dan ketersediaan
bentuk penampang yang beragam.
 Balok kayu berserat parallel
Kayu berserat parallel atau disebut Parallel
Strand Lumber ( PSL ) adalah kayu structural yang

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


dibuat dengan mengikat serat-serat panjang kayu
bersama dibawah panas dan tekanan dengan
menggunakan adhesive kedap air.
 Balok kayu veneer berlaminasi
Kayu veneer berlaminasi atau Laminated
Veneer Lumber ( LVL ) adalah produk kayu yang
dibuat dengan mengikat lapisan tripleks secara bersama
dibawah panas dan tekanan menggunakan bahan
adhesive kedap air. Mempunyai urat serat kayu arah
longitudinal yang seragam menghasilkan produk yang
kuat ketika ujungnya dibebani sebagai balok atau
permukaannya dibebani sebagai papan.

b. Balok baja
Balok baja menopang dek baja atau papan beton
pracetak. Balok dapat ditopang oleh balok induk (
girder ), kolom, atau dinding penopang beban.
Balok induk, balok, kolom baja structural digunakan
untuk membangun rangka bermacam-macam struktur
mencakup bangunan satu lantai sampai gedung
pencakar langit. Karena baja structural sulit dikerjakan
lokasi ( on-site ) maka biasanya dipotong, dibentuk, dan
dilubangi dalam pabrik sesuai spesifikasi disain.
Hasilnya berupa konstruksi rangka structural yang
relative cepat dan akurat. Baja structural dapat
dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api yang
tidak terlindungi, tapi karena baja dapat kehilangan
kekuatan secara drastic karena api, pelapis anti api
dibutuhkan untuk memenuhi kualifikasi sebagai
konstruksi tahan api.
Balok baja berbentuk wide-flange ( W ) yang lebih
efisien secara structural telah menggantikan bentuk

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


klasik I-beam ( S ). Balok juga dapat berbentuk channel
( C ), tube structural,

c. Balok beton
Pelat beton yang dicor di tempat dikategorikan
menurut bentangan dan bentuk cetakannya.
Berdasarkan Fungsinya, balok terdiri atas:
a. Balok dukung girder
Suatu balok yang daya dukungnya perlu
ditambahkan dengan cara menambahkan pelat baja
lebar pada bagian sayap atas dan bawah suatu
penampang lintang balok profil
b. Balok lantai
Suatu balok yang berfungsi menompang balok
anak dan balok induk dalam suatu system struktur
lantai.
c. Balok anak dan balok induk pada system lantai
Suatu balok yang berfungsi menompang pelat
lantai, dimana pelat lantai dapat terbuat dari beton,
papan kayu, pelat baja, dan aluminium.
d. Balok atap ( kuda- kuda, kasau dan sebagainya )
Balok struktur atap seperti balok gordeng untuk
menompang balok kasau, dan balok kasau
menompang balok reng dan sebagainya.
e. Balok spandrel
Balok batas pinggir bangunan dapat dibentuk
lengkung, lurus horizontal.
f. Balok lintel
Balok yang terletak diatas kusen pintu atau
jendela, yang berfungsi sebagai penompang
horizontal yang mentransfer beban dinding diatas
kusen.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


g. Balok pengikat
Berfugsi mentransfer beban vertical maupun
lateral kebalok maupun kekolom struktur.

Pemasangan Bekesting Balok


Tahap tahap dalam pemasangan bekisting balok dan plat
adalah sebagai beikut :
1. Kolom harus diselesaikan terlebih dahulu karena kolom
berfungsi sebagai pendukung komponen balok dan plat
2. Setelah kolom terbentuk, maka dilanjutkan dengan
pemasangan Scaffolding. Ketinggian Scaffolding untuk
pemasangan balok adalah dengan cara mengatur base
jack atau U-Head jack.

Menurut Sajekti (2009), cetakan balok beton atau


pelat beton yang menggantung beban keseluruhan
harus dipikul oleh balok balok kayu (perancah),
kemudian beban dari balok kayu tersebut diteruskan ke
tiang tiang penyangga yaitu Scaffolding.

Gambar 4.1 Bagian bagian Scaffolding

Pengertian Scaffolding dalam ilmu Teknik sipil


yaitu berupa bangunan kerangka sementara atau
penyangga (biasanya terbuat dari bambu, kayu, atau
D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI
batang besi) yang memudahkan pekerja membangunn
Gedung. Hal hal yang harus diperhatikan dalam
memasang scaffolding pada pekerjaan balok dan pelat
adalah sebagai berikut :
a. Ketinggian penyangga
b. Jarak anatar penyangga
c. Stabilitas penyanggga
d. Kekuatan penyangga
3. Pada U-Head dipasang balok kayu (girder) sejajar
dengan arah cross brace dan diatas grider dipasang
balok dengan arah melintangnya, kemudian dipasang
papan bekesting sebagai alas balok
4. Pemasangan bekesting balok pada posisi dan elevasi
yang direncanakan

Gambar 4.2 Pemasangan bekisting balok

http://www.academia.edu/31077626/LAPORAN_KERJA_PRA
KTIK_KOLOM_BALOK_PELAT_RENI_ZAHKIANI_TEKNIK
_SIPIL_POLITEKNIK_NEGERI_BANYUWANGI
http://kolomdanbalok.blogspot.co.id/

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Mareta Windia Prahesti lahir di Bondowoso, 14


Maret 1998. Awal menempuh Pendidikan di MI AT-TAQWA
Bondowoso, kemudian melanjutkan di SMPN 1 Bondowoso,
lalu melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi di SMAN 1
Jember. Saat riwayat ini disusun, penulis sedang menempuh
semester 4 Program Studi D-IV Teknik Sipil Politeknik Negeri
Malang.
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Orang tuanya berprofesi sebagai POLRI. Namun penulis tidak
mengikuti jejak kedua orang tuanya menjadi polisi melainkan
ingin menjadi seorang pengusaha di bidang konstruksi.
Sehingga ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya
yang lebih tinggi di jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Malang

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


PELAT LANTAI

Pelat lantai atau slab merupakan elemen bidang tipis


yang memikul beban transversal melalui aksi lentur ke
masing-masing tumpuan dari pelat. Beberapa tipe pelat
lantai yang banyak digunakan pada konstruksi diantaranya :

A. Sistem Lantai Flat Slab


Sistem Flat Slab, merupakan pelat beton bertulang yang
langsung ditumpu oleh kolom-kolom tanpa adanya balok-
balok. Biasanya digunakan untuk intensitas beban yang
tidak terlalu besar dan bentang yang kecil. Pada daerah kritis
di sekitar kolom penumpu, biasanya diberi penebalan (drop
panel) untuk memperkuat pelat terhadap gaya geser, pons
dan lentur. Flat Slab tanpa diberi kepala kolom (drop panel)
disebut flat plate.

B. Sistem Lantai Grid (Waffle System)

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Sistem lantai Grid (Waffle system) mempunyai balok-
balok yang saling bersilangan dengan jarak yang relatif rapat,
dengan pelat atas yang tipis.

C. Sistem Pelat dan Balok


Sistem pelat lantai ini terdiri dari lantai (slab) menerus
yang ditumpu oleh balok-balok monolit, yang umumnya
ditempatkan pada jarak 3,0m hingga 6,0 m. Sistem ini banyak
dipakai, kokoh dan sering dipakai untuk menunjang sistem pelat
lantai yang tidak beraturan.

Sistem perencanaan tulangan Pelat Beton pada


dasarnya dibagi menjadi 2 macam yaitu :
 Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok satu
arah (selanjutnya disebut : pelat satu arah/ one way
slab)
 Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok dua
arah (disebut pelat dua arah/two way slab)
Apabila Lx >= 0,4 Ly seperti gambar dibawah.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Apabila Lx < 0,4 Ly Seperti pada gambar di atas pelat
tersebut dapat dianggap sebagai pelat menumpu balok B1 dan
B3, sedangkan balok B2 dan B4 hanya kecil didalam memikul
beban pelat. Dengan demikian pelat dapat dipandang
sebagai pelat satu arah (arah x), tulangan utama dipasang pada
arah x dan pada arah y hanya sebagai tulangan pembagi.

1) Penulangan pelat satu arah


 Konstruksi pelat satu arah.Pelat dengan tulangan pokok
satu arah ini akan dijumpai jika pelat beton lebih dominan
menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang
satu arah saja.Contoh pelat satu arah adalah pelat
kantilever (luifel) dan pelat yang ditumpu oleh 2
tumpuan. Karena momen lentur hanya bekerja pada 1
arah saja, yaitu searah bentang L (lihat gambar di bawah),
maka tulangan pokok juga dipasang 1 arah yang searah
bentang L tersebut. Untuk menjaga agar kedudukan
tulangan pokok (pada saat pengecoran beton) tidak
berubah dari tempat semula maka dipasang pula tulangan
tambahan yang arahnya tegak lurus tulangan pokok.
Tulangan tambahan ini lazim disebut tulangan bagi.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Simbol gambar penulangan. Pada pelat kantilever, karena
momennya negatif, maka tulangan pokok (dan tulangan
bagi) dipasang di atas. Jika dilihat gambar
penulangan Tampak depan (gambar (a)), maka tampak jelas
bahwa tulangan pokok dipasang paling atas (dekat dengan
tepi luar beton), sedangkan tulangan bagi menempel di
bawahnya. Tetapi jika dilihat pada gambar Tampak
Atas (gambar (a)), pada garis tersebut hanya tampak
tulangan horizontal dan vertikal bersilangan, sehingga sulit
dipahami tulangan mana yang seharusnya dipasang di atas
atau menempel di bawahnya.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


2) Penulangan pelat 2 arah
Pelat dengan tulangan pokok 2 arah ini akan dijumpai
jika pelat beton menahan beban yang berupa momen lentur pada
bentang 2 arah. Contoh pelat 2 arah adalah pelat yang ditumpu
oleh 4 sisi yang saling sejajar.
Karena momen lentur bekerja pada 2 arah, yaitu searah
dengan bentang (lx) dan bentang (ly), maka tulangan pokok
juga dipasang pada 2 arah yang saling tegak lurus(bersilangan),
sehingga tidak perlu tulangan lagi. Tetapi pada pelat di daerah
tumpuan hanya bekerja momen lentur 1 arah saja, sehingga
untuk daerah tumpuan ini tetap dipasang tulangan pokok dan
bagi.

Simbol gambar di atas sama dengan simbol pada


gambar penulangan 1 arah.
Perlu ditegaskan : untuk pelat 2 arah, bahwa di daerah
lapangan hanya ada tulangan pokok saja (baik arah lx maupun
arah ly) yang saling bersilangan, di daerah tumpuan ada
tulangan pokok dan tulangan bagi.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Mochamad Nur Abidin yang memiliki nama


panggilan “Abid”, lahir di Malang, 2 September 1995. Saya
adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Saat ini saya sedang
menempuh pendidikan pada semester IV di Politeknik Negeri
Malang Jurusan Teknik Sipil. Saya telah menempuh
pendidikan SD di SDN Tunjung Sekar 2, lalu melanjutkan di
SMPN 11 Malang, dan SMKN 1 Singosari. Memasuki masa
kuliah, pada awalnya saya melanjutkan kuliah di ITN tahun
2014 jurusan Teknik Sipil selama 2 semester, lalu memutuskan
untuk bekerja selama setahun.
Pengalaman saya menjalani kuliah di ITN itu lebih sulit
daripada di Politeknik Negeri Malang karena ilmunya sudah
matang jadi kita sebagai mahasiswa/i langsung dapat
menggunakan ilmu tersebut untuk dijadikan bahan ajar di
perkuliahan. Pada tahun berikutnya saya ingin melanjutkan
kuliahnya kembali dan diterima di Politeknik Negeri Malang
tahun 2016 Jurusan Teknik Sipil. Saya memiliki keinginan
untuk memiliki perusahaan sendiri setelah selesai menempuh
jenjang di perkuliahan.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Pengertian Plat Lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah
langsung, merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat
yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung
oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom
bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
 Besar lendutan yang diinginkan
 Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok
pendukung
 Bahan konstruksi dan plat lantai

Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan


waterpas (mempunyai ketinggian yang sama dan tidak
miring). Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban
tetap saja (penghuni, perabotan, berat lapis tegel, berat
sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama.
Sedang beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran,
tidak diperhitungkan.

Fungsi Plat Lantai


Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut
 Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas
 Sebagai tempat berpijak di lantai atas
 Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada
ruang bawah
 Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Konstruksi Plat Lantai Berdasarkan Materialnya
Konstruksi untuk plat lantai dapat dibuat dari kayu,
beton, baja dan yumen (kayu semen).

1. Plat Lantai Kayu


Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan
kayu yang disatukan menjadi kesatuan yang kuat, sehingga
membentuk bidang injak yang luas.
Ukuran umum
a. Lebar papan : 20-30cm
b. Tebal papan : 2-3cm
c. Jarak balok-balok pendukung : 60-80cm
d. Ukuran balok : 8/12, 8/14, 10/14
e. Bentangan : 3-3,5 m
Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata
1 batu atau ditopang oleh balok beton.

Keuntungan plat lantai kayu:


 Harganya relatif murah, biaya bangunan rendah
 Mudah dikerjakan, pekerjaan lebih cepat selesai
 Beratnya ringan, menghemat ukuran pondasi

Kerugian plat lantai kayu:
 Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana
dengan beban ringan
 Bukan peredam suara yang baik
 Sifat bahan rembes air
 Mudah terbakar
 Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-
rubah (panas dan hujan)

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


2. Plat Lantai Beton
Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat,
bersama-sama balok penumpu dan kolom pendukungnya.
Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang kuat yang
menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada
plat lantai beton dipasang tulangan baja pada kedua arah,
tulangan silang, untuk menahan momen tarik dan lenturan.
Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit, tulangan plat
lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.
Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang
harus mengikuti persyaratan yang tercantum dalam buku
SNI Beton 1991.

Keuntungan :
 Mampu mendukung beban besar
 Merupakan isolasi suara yang baik
 Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi
diatasnya boleh dibuat dapur dan km/wc
 Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai
 Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu
perawatan dan dapat berumur panjang.

Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan


plat lantai jangan dibuat terlalu lebar, untuk ini dapat diberi
balok-balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi
menambah kekakuan plat. Bentangan plat yang besar juga
akan menyebabkan plat menjadi terlalu tebal dan jumlah
tulangan yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak,
berarti berat bangunan akan menjadi besar dan harga
persatuan luas akan menjadi mahal.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


3. Konstruksi plat lantai baja
Konstruksi ini biasanya digunakan pada bangunan yang
sebagian besar komponen-komponen strukturnya terdiri dari
material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi
permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan
gudang, dan lain-lain.

4. Konstruksi plat lantai yumen (Kayu Semen)


Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa
saja dan kecil-kecil yang kemudian dicampur semen dengan
ukuran 90 cm x 80 cm. Plat lantai yumen ini masih jarang
digunakan karena termasuk bahan bangunan baru. Dan
yumen ini buatan dari pabrik semen gresik.
Cara pemasangan yumen :
 Sebelum dipasang yumen, dack yang akan digunakan
harus dipasangin kayu bangkirai 5/7dengan panjang
yang sudah diatur dengan jarak 40 cm. Kayu yang
berjejer itu ditumpangi ringbalk dan dicor.
 Setelah itu lembaran yumen dipasang berjejer rapat
diatas kayu tersebut lalu dibaut.

I. Metode Pengecoran Balok dan Pelat Lantai


Sebelum proses pengecoran dilaksanakan,maka perlu
dilakukan hal hal seperti berikut:
1. Pemeriksaan Bekisting, meliputi:
a. Ukuran bekisting (lebar dan tinggi)
b. Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting
c. Pemeriksaan sambungan pada bekisting
2. Pemeriksaan Penulangan, meliputi:
a. Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama
b. Pemeriksaan jumlah, jarak,dan posisi sengkang

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


c. Pemeriksaan panjang overlapping dan
penjangkaran pada tulangan
d. Pemeriksaan kekuatan bendrat
e. Pemeriksaan decking (selimut beton)

II. Gambar Kerja

http://catatankuliahsinon.blogspot.co.id/2012/12/plat-lantai-
floor-plate.html
http://www.ilmusipil.com/pengecoran-balok-dan-pelat-lantai

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Namanya adalah Muhammad Risqil Machasin lahir


di Surabaya, 10 September 1999. Dia adalah anak pertama dari
empat bersaudara. Risqil adalah nama panggilan akrabnya.
Ayahnya seorang wirausaha sedangkan ibunya seorang ibu
rumah tangga.
Ketika berumur 6 tahun, ia memulai pendidikan di SD
Al-Muttaqien Surabaya, lalu melanjutkan pendidikan di MTs
Unggulan Ammanatul Ummah Mojokerto di tahun 2011.
Setelah lulus dari SMP di tahun 2013, melanjutkan pendidikan
di MAN 1 Kota Malang. Saat riwayat singkat ini ditulis, ia
sedang menjalani semester ke-4 nya di Program Studi D-IV
Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang.
Selain memiliki keterkaitan dalam bidang yang
berhubungan traveling dia juga memiliki hobi berolahaga, yaitu
berenang dan jogging. Baginya kesehatan adalah hal yang
sangat penting.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Tumpuan Pelat
Tumpuan pelat untuk bangunan gedung, umumnya pelat
tersebut ditumpu oleh balok-balok dengan berbagai sistem
sebagai berikut:
a. Monolit
Merupakan pelat dan balok dicor bersama-sama
sehingga menjadi satu kesatuan.
b. Ditumpu dinding-dinding/tembok bangunan.
c. Didukung oleh balok-balok baja dengan sistem
komposit.
d. Didukung oleh kolom secara langsung tanpa balok,
dikenal dengan pelat cendawan

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Jenis Perletakan Pelat
Jenis perletakan pelat dibagi menjadi tiga antara lain :
a. Terletak bebas
Jika pelat diletakkan begitu saja diatas balok, atau
antara pelat dan balok tidak dicor bersama-sama
sehingga pelat dapat berotasi bebas pada tumpuan
tersebut.
b. Terjepit elastis
Jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara
monolit, tetapi ukuran balok cukup kecil shingga
balok tidak cukup kuat untuk mencegah terjadinya
rotasi.
c. Terjepit penuh
Jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara
monolit, dan ukuran balok cukup besar sehingga
mampu untuk mencegah terjadinya rotasi pelat.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Pelat Lantai
Tahap Pekerjaan ini dilaksanakan ketika pekerjaan
kolom telah selesai dikerjakan. Balok yang digunakan
mempunyai dua jenis yaitu balok induk (utama) dan balok
anak.
1. Tahap Persiapan
a. Pekerjaan Pengukuran
Untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian
balok dan pelat menggunakan pesawat ukur
theodolithe.
b. Pembuatan Bekisting
Pekerjaan balok dan pelat lantai dilakukan
langsung di lokasi dengan mempersiapkan material
utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan
plywood.
c. Pabrikasi Besi
Pembesian pelat dilakukan di atas bekisting yang
sudah jadi.

2. Tahap Pekerjaan Pelat


a. Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
1. Memasang jack base untuk menjaga
mainframe berdiri kokoh, menahan beban yang
dipikul dan sebagai pengatur ketinggian/
elevasi scaffolding sesuai ketinggian yang
direncanakan.
2. Memasang mainframe bersamaan dengan
scaffolding untuk balok. Karena posisi pelat
lebih tinggi daripada balok maka, diperlukan
main frame tambahan menggunakan Joint pin.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


3. Memasang U-head serta memasang girder
sejajar dengan arah cross brace. Lalu
memasang siri-siri arah melintang diatas
girder.
4. Memasang plywood sebagai alas pelat. Pasang
juga dinding tepi pada pelat dan jepit
menggunakan siku. Plywood dipasang serapat
mungkin, agar tidak ada rongga yang dapat
menyebabkan kebocoran saat pengecoran.
b. Pengecekan Bekisting
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat
selesai selanjutnya pengecekan tinggi bekisting
dengan water level.
c. Pembesian Pelat
Pada tahap pembesian pelat adalah sebagai berikut:
1. Pembesian pelat dilakukan langsung di atas
bekisting pelat yang sudah siap.
2. Merakit pembesian tulangan bawah terlebih
dahulu. Kemudian pasang tulangan ukuran
tulangan D10-200.
3. Mengikat tulangan secara menyilang dengan
kawat bendrat.
4. Meletakkan beton decking antara tulangan
bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang
juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan
atas dan bawah pelat.
d. Pengecekan Pembesian
Periksa penyaluran pembesian pelat terhadap
balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan
pada lubang-lubang di pelat lantai, beton decking,
kaki ayam, dan kebersihannya.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


e. Pengecoran
Sebelum melaksanakan pengecoran, pemeriksa
posisi bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor dan
kuat.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat sebagai
berikut:
1. Menggunakan concrete pump yang
menyalurkan beton readymix dari truck mixer
ke lokasi pengecoran.
2. Mengalirkan beton readymix sampai ke lokasi
pengecoran, lalu padatkan dengan vibrator.
3. Melakukan perataan permukaan yang telah
dicor dengan menggunakan alat-alat manual.
4. Finishing
f. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat lantai dilakukan
setelah 4 hari pengecoran, sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah
pengecoran. Sebagai penunjang sampai pelat benar
– benar mengeras.
g. Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk
menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan
perawatan beton. Dengan menyiram/membasahi
beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

Sumber :
https://sanggapramana.wordpress.com/2010/08/02/pelat-beton-bertulang-pemula/
(diakses 21 Mei 2018)
https://www.slideshare.net/AbrahamLcn/pelat-lantai (diakses 21 Mei 2018)
http://www.ilmusipil.com/pengecoran-balok-dan-pelat-lantai (diakses 21 Mei 2018)
http://rromadhonunj.blogspot.co.id/2014/02/pelaksanaan-pekerjaan-kolom-balok-
plat.html (diakses 20 Mei 2018)

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Namaku Nurul Tsanny Putri Agustin. Tsanny adalah


panggilan akrabku. Aku dilahirkan di Malang, 16 Agustus 1998
merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara.
Setelah lulus dari TK aku mulai menuntu ilmu sekolah
dasar di SD Negeri Lowokwaru 2 Malang selama 2 tahun,
kemudian di tahun ke 3 aku dipindahkan ke SD Negeri Sedayu,
kemudian aku melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Turen
dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di SMA Negeri 1
Kepanjen dan diterima di prodi MIA. Saat ini , aku masih
menempuh studi di Politeknik Negeri Malang semester 4
program studi D-IV Jurusan Teknik Sipi.
Hobyku membaca. Kebiasaan ini terbawa hingga saat
ini,di samping itu aku sangat suka membaca novel yang aku beli
setiap satu bulan sekali sehingga sudah banyak koleksi novel
yang aku miliki di perpustakaan pribadi di rumahku, diantara
koleksi novel tersebut adalah novel karya karya John Green,
Tere Liye dan Fiersa Besari.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


TANGGA

Macam-Macam Bentuk Tangga


Anda pastinya sudah tahu berbagai bentuk tangga.
Namun, tahukah anda bentuk dari tangga itu apa saja? Agar
lebih jelas disini akan dikupas berbagai bentuk tangga yang
sering kita jumpai.

1. Tangga linear
Disebut juga tangga lurus, bentuknya
memanjang dari bawah langsung ke
lantai atasnya. Umumnya jenis tangga
ini menempel pada dinding.

2. Tangga Siku L dan U


Umumnya tangga ini berbentuk L (siku) atau U. Bentuk
tangga U mempunyai ciri khas, yaitu anak tangga pada bagian
belokan berbentuk seperti segitiga. Tangga L (siku) dan U
termasuk jenis tangga yang favorit untuk digunakan.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


3. Tangga Melingkar
Ada 2 jenis tangga melingkar, yaitu tangga spiral dan elips
(lengkung). Untuk alasan keamanan dan kenyamanan tangga
melingkar selalu dibuat berputar naik searah jarum jam.
Perbedaan antara tangga spiral dan elips (lengkung), tangga
spiral berbentuk lingkaran penuh, sedangkan tangga elips
(lengkung) membentuk elips terpotong.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


(Tangga Spiral) (Tangga elips)

4. Tangga Tegak (Tangga Monyet)


Tangga ini umumnya
digunakan sebagai tangga
servis. Bentuknya tegak lurus
terhadap bidang lantai, dan
dapat digunakan pada ruangan
yang sempit sekalipun.
Tangga tegak terdiri dari 2
model, yaitu tangga tegak
dengan ibu tangga dan tangga
tegak tanpa ibu tangga

Sumber :
https://www.kaskus.co.id/thread/518f54281ed7190e23000006/
mengenal-macam---macam-bentuk-tangga/

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI
D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI
BIOGRAFI PENULIS

Priliandy Panca Permana lahir di Semarang,19 April


1998.Awal menempuh pendidikan di SDK COR JESU Malang
, lalu melanjutkansekolah ke SMPK COR JESU Malang setelah
lulus SMP melanjutkan 3 tahun bersekolah di SMAK COR
JESU Malang. Saat ini ia sedang menjalani semester ke-4 nya
di Program Studi D-IV Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang.
No. Hp (081944996418), Alamat Jl.Selat sunda 6 d6/78
Berbeda dari sang kakak yang melanjutkan sekolah ke
universitas swasta ia memilih untuk meneruskan sekolah ke
Universitas Negeri. Berawal dari ketertarikannya terhadap
fisika dan hitungan ia pun memutuskan untuk mengambil
jurusan Teknik sipil, dengan dukungan yang kuat dari kedua
orang tuanya ia pun mengikuti Tes dan di trima di Politeknik
Negeri Malang.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Pemasangan Bekisting Kolom
Dasar Teori
Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk
menghubungkan dua tingkatvertikal yang memiliki jarak
satu sama lain. Tangga adalah jalur yang memiliki undak-
undak (trap) atau anak tangga yang menghubungkan satu
lantai dengan lantai diatasnya dan mempunyai fungsi
sebagai jalan untuk naik dan turun antara lantai bertingkat.
Ukuran tangga dan penempatannya di atur sesuai dengan
kebutuhan dan di atur sedemikian rupa agar sesuai dengan
standar tangga.

Syarat-Syarat Acuan Tangga:


Yang harus di ketahui sebelum merencanakan sebuah
tanggai ialah ketinggian dari tangga, yaitu jarak tinggi dari
lantai yang satu kelantai atasnya. Apabila ruangan yang ada
terlalu sempit, maka di rencanakan suatu tangga dengan
beberapa bordesse hingga kemiringan dari tangga ini tidak
terlalu curam dan tidak terasa melelahkan bila di jalani.
Lebar tangga
Ø Rumah tinggal ≥ 90cm
Ø Umum ≥ 120cm
Optride
Ø Rumahtinggal ≥ 20cm
Ø Umum ≥ 17cm
Antride ≥ 25cm
Kemiringan maximum 45° atau dengan menggunakan
perbandingan. Syarat Tangga Ideal = 2 x Optride + 1
Antride = 1 Langkah (57cm-65cm)

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Alat Dan Bahan
Alat Bahan :
1) Penggaris siku 1. Paku
2) Meteran 2. Multiplex
3) Gergaji 3. Papan Kayu
4) Rappid Clamp 4. Benang
5) Palu Cakar 5. Kayu 4/6
6) Linggis 6. Pensil / Kapur

Langkah Kerja
Sebelum pemasangan, tiang yang akan di kerjakan harus
di ukur dahulu tinggi tiang yang dibutuhkan, dengan jalan
menarik benang dari lantai di bawahnya sepanjang bentang
tangga yang direncanakan. Kemudian ditentukan letak
tiang-tiangnya. Pada tempat-tempat itu di ukur tinggi dan
ukuran-ukurannya, ini adalah ukuran tinggitiang yang
dibutuhkan lalu di pasang pada masing-masing tempat tadi.
Tinggi tiang jangan di ukur tepat dengan ukuran tadi tapi di
kurangi sedikit, dengan maksud agar lebih mudah di dalam
penimbangan gelagar. Pemasang tiang tiang ini tidak
berbeda dengan pemasang antiang pada balok dan lantai,
baik dudukannya atau pun pemasangan pada skornya.
Penimbangan Gelagar Setelah pemasangan tiang-tiang
selesai lalu di lanjut kandengan penimbangan dan
pemasangan gelagar. Penimbangan gelagar hampir sama
dengan penimbangan gelagar untu kecetakan lantai, hanya
benang pedoman tidak horizontal, tetapisesuai dengan
kemiringan tangga. Pemasangan Papan Lantai. Pemasangan
papan lantai tidak banyak berbeda dengan pemasangan
papan lantai acuan pada cetakan lantai. Kita tinggal
memasang di atas gelagar-gelagar yang sudah terpasang di
bawahnya dan memakukannya pada gelagar tersebut.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Pemasangan Dinding Cetakan Beserta Penggambaran Tride-
Tridenya. Bagian tepilantai yang sudah terpasang tadi harus
lurus sesuai dengan lebar tangga.Baru setelah itu, dinding
cetakan di pasangpada tepi lantai cetakan, berdiri vertical
kemudian di sokong pada bagian atasnya dengan tiang
bagian luar di samping dinding tadi, sedang bagian
bawah di tahan oleh papan penguat yang di pakukan pada
gelagar. Penggambaran tride-tridenya dengan menggunakan
waterpass, siku dan meter. Pemasangan Papan Pencetak
Optride Setelah semua trideter gambar pemasangan papan-
papan pencetak, optride tidak bias langsung di pasang tapi
harus terlebih dahulu di lakukan pemasangan penulangan.
Setelah pemasangan penulangan selesai, papan -
papan optride di pasang dengan diperkuat oleh klos yang di
pakukan pada dinding cetakan. Pada bagian tengah papan ini
di beri sokong di pakukan dengan sebilah kayu yang kita
pasang miring dari atas ke bawah.

Gambar Pemasangan Tangga

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Kesimpulan dan Saran
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu :
 Berhati-hati saat memasang dan selalu mengutamakan k3

Adapun saran yang dapat diberikan sebagai berikut :


 Senantiasa berhati hati dan teliti
 Menggunakan APD yang baik dan benar

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


CONTOH GAMBAR

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Raden Mustafa Ali Akbar Ivana lahir di KEDIRI, 24


juni 1998. Sebagai anak pertama dari 2 bersaudara .Awal
menepuh pendidikan di SDN Banjaran 2 , lalu menajutkan ke
SMPN 2 GURAH. Setelah lulus SMP melanjutkan berseklah
di SMKN 1 NGASEM sampai tahun 2016 . saat riwayat
disusun singkat ini ia sedang menjalani semester ke-4 di
program Studi D-IV Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang.
Berawal dari Ibu saya dulu lulusan Sarjana Tenik Sipil
tetapi Ibu saya Berkerja di pemerintah bagian hukum, dan Ayah
saya lulusan Akuntan tetapi bekerja sebagai Wirausha Properti
. Menempuh pendidikan di SMK mengambil jurasan Teknik
Gambar Bangunan tapi seiring berjalan waktu saya
menemukan passion di bidang gambar . Lalu setelah lulus SMK
saya melanjutkan bidang Studi di Teknik Sipil agar dapat
mendalami seluk beluk bangunan kenapa harus seribet itu untuk
membuat sebuah bangunan yang baik aman dan nyaman sesuai
dengan speksifikasi yang ditetapkan.
Seorang anak yang bercita-cita
#tidurlahkarenacita2butuhmimpi

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Definisi Bekisting Tangga
Kali ini saya akan membahas tentang bekisting tangga ,
karena pada dasarnya saat kita akan melakukan pengecoran
pada tangga, kita pastinya akan membentuk atau menyusun
bekisting sesuai dengan ukuran yang sudah direncanakan.

Pada dasar teori tangga hampir sama dengan dasar


teori pelat lantai, karena harus sama – sama
memperhitungkan kekuatan dan daya lentur momennya
serta tegangan tumpuan dari tangga bagian bawah ( dasar
tangga / ujung bawah tangga ). Ketebalann tangga juga
ditetapkan dan distandarkan adalah berkisar antara 10 cm –
15 cm tetapi kebiasaan yang diterapkan adalah 12 cm.

Ditetapkan sedemikian rupa untuk mengingat gaya dan


momen yang diterima oleh tumpuan tangga. Seandainya
lantai tangga agak terlalu tebal tentu saja tumpuan tangga
dari berat sendiri belum lagi ditambah beban tambahan
( beban hidup dan benda lain yang berada diatasnya ).

Dalam pembuatan perencanaan tangga harus


diperhatikan untuk mengetahui dan mengerti akan bentuk
tangga yang ada kesetimbangan dan keserasian untuk
menjaga kestabilan dan keindahan untuk bentuk tangga
tersebut.

Selain beban, adapula estimasi biaya yang harus


dipertimbangkan, karena pembengkakan biaya dapat saja
terjadi dengan hal-hal kecil, mungkin hal-hal tersebut tidak
terlihat jika terjadi, namun sekecil apapun hal yang terjadi
pasti ada dampaknya walaupun kecil.
(http://rovifebrianta.blogspot.co.id)

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Kesehatan, dan Keselamatan Kerja
Program kesehatan kerja Merupakan suatu hal penting
dan perlu diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena
dengan adanya program kesehatan yang baik akan
menguntungkan para karyawan secara material, karena
karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan
lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara
keseluruhan karyawan akan mampu bekerja lebih lama. “
Istilah kesehatan dan keselamatan kerja mengacu pada
kondisi psikologis fisik dan psikologis pekerja yang
merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh
perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pengukuran
keamanan dan kesehatan yang efektif, semakin sedikit
pegawai yang mengalami dampak penyakit jangka pendek
atau jangka panjang akibat bekerja di perusahaan tersebut.”

Program Keselamatan Kerja adalah “Keselamatan kerja


menunjukkan pada kondisi yang aman atau selamat dari
penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.”
Definisi lain “Keselamatan kerja adalah keselamatan yang
bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan
proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara–cara melakukan pekerjaan.”
Penggunaan alat kerja harus benar-benar di perhatikan oleh
setiap perusahaan. Alat keselamatan kerja juga harus
memenuhi standar kesehatan dan keselamatan kerja nasional
seperti penggunaan helm safety, jacket safety dan juga
sepatu safety.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Kinerja karyawan atau dapat diartikan prestasi kerja
adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai
oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Definisi
lain, Kinerja karyawan adalah hasil dari proses pekerjaan
tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari
karyawan serta organisasi yang bersangkutan. Ukuran
kinerja karyawan dapat dilihat dari sisi jumlah dan mutu
tertentu, sesuai standar organisasi dan perusahaan.

Untuk mendefinisikan ukuran kinerja maka dalam


penelitian ini menggunakan tiga indikator dari :
1. Kuantitas kerja, yaitu jumlah yang dihasilkan dalam
kurun waktu yang telah ditentukan.
2. Kualitas kerja, yaitu mutu pekerjaan sebagai output
yang harus diselesaikan.
3. Ketepatan atau kesesuaian waktu, yaitu menyangkut
keseseuaian waktu penyelesaian pekerjaan dengan
alokasi waktu yang direncanakan untuk mengerjakan
suatu pekerjaan.

Adapun beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam


K3, yaitu penempatan alat dan barang pada tempatnya, agar
tidak menghalangi jalan pekerja. Selanjutnya, yaitu
menggunakaan perlengkapan APD (Alat pelindung diri)
guna memberi kemanan bagi tubuh kita sendiri, agar
terhindar dari kecelakaan kerja yang tidak diinginkan.

Kemudian suatu hal yang terpenting dalam bekerja di


proyek adalah Konsentrasi kerja. Pada Saat kerja sangatlah
dibutuhkan, karena pikiran dan hati harus selalu sejalan, saat
kita tidak bisa konsentrasi dalam bekerja, kita akan mudah

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


melakukan hal-hal yang tidak disengaja, contoh
menjatuhkan palu dari lantai 2 karena tidak terlihat, alasan-
alasan seperti itulah yang sebenarnya tidak benar, karena
turunnya konsentrasi kita dalam bekerja membuat kita
merasa tidak tenang, dan mudah tergesa-gesa dalam
pekerjaan, maka dari itu mengapa karyawan yang sedang
bekerja harus mempunyai konsentrasi yang tinggi.

Membagi pikiran atau konsentrasi adalah hal yang harus


dipelajari sejak dini, atau pada saat masa kuliah. Karena kita
harus bisa memposisikan diri kita dengan dimana kita
berada. Kita tidak dapat mencampur pikiran kita dalam satu
waktu dan satu tempat, karena dapat menurunkan
konsentrasi kita dan dapat menyebabkan kecelekaan-
kecelakaan kecil terjadi.

Pekerjaan bekisting tangga juga tidak bisa diremehkan


dalam hal K3, karena tangga identik dengan ketinggian jadi
tingkat kecelakaan yang dikhawatirkan juga tinggi.
Mengunakan APD sudah menjadi kewajiban bagi setiap
pekerja dan memiliki sikap berhati-hati adalah hal yang
harus melekat pada diri setiap karyawan.

Adapula yang dilakukan sebelum bekerja, yaitu seorang


k3 akan melakukan identifikasi bahaya. Mengidentifikasi
bahaya sangatlah perlu, karena tempat-tempat itulah yang
akan menjadi tempat pengacuan juga.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Cara melakukan identifikasi bahaya :
1. Mengidentifikasi seluruh proses / area yang ada di
lingkungn proyek.
2. Mengidentifikasi sebnayak mungkin aspek K3 pada
setiap proses / area yang telah diidentifikasi
sebelumnya.
3. Identifikasi K3 dilakukan pada suatu proses kerja baik
kondisi normar, abnormal, emergency dan
maintenence.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Rahma Maulidia Arzanti yang biasa dipanggil arza


dilingkungan kuliah, lahir 6 Juli 1999 di Sidoarjo. Awal
menempuh pendidikan di TK Raden Patah Sidoarjo selama
2 tahun, lalu melanjutkan di bangku Minu Kh Mukmin
selama 6 tahun, kemudian melanjutkan pendidikan formal
serta pendidikan agama di Ponpes Amanatul Ummah Pacet
selama 2 tahun lamanya. dan setelah merantau 2 tahun saya
kembali ke kampung halaman, karena perintah orang tua
yang tidak ingin berlama-lama ditinggal kedua anaknya
merantau.
Akhirnya saya melanjutkan sekolah SMA di Sidoarjo
lagi yaitu di SMAN 3 Sidoarjo selama 3 tahun. Saya dulu
bercita-cita menjadi seorang dokter, saya mencoba untuk
mengikuti tes kemana-mana namun jalan saya berada di
Teknik Sipil Polinema. Dan ternyata saya bisa menikmati
dan mensyukuri jalan yang di beikan Allah SWT.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


UTAMAKAN KESELAMATAN &
KESEHATAN KERJA

Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja, biasa


disingkat K3 adalah suatu upaya guna memperkembangkan
kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari
pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat –
tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban
bersama dibidang keselamatan, kesehatan, dan keamanan
kerja dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.
Melalui Pelaksanaan K3LH ini diharapkan tercipta
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau terbebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Jadi,
pelaksanaan K3 dapat meningkatkan Efisiensi dan
Produktivitas Kerja.

Adapun Pengertiannya Dibagi Menjadi 2 Pengertian


1. Secara Filosofis
Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani, tenaga kerja pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya
dan budayanya menuju masyarakat adl dan
makmur.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


2. Secara Keilmuan
Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

K3 ini dibuat tentu mempunya tujuan di


buatnya K3 secara tersirat tertera dalam undang –
undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan
kerja tepatnya. Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja
yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas
dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat
meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.

Dalam K3 Ada Tiga Norma Yang Selalu Harus


Dipahami
1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan
kesehtan kerja
2. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Sasaran Dari K3
1. Menjamin keselamatan operator dan orang lain
2. Menjamin penggunaan peralatan aman
dioperasikan
3. menjamin proses produksi aman dan lancar
Tujuan Norma-Norma
Agar terjadi keseimbangan dari pihak perusahaan
dapat menjamin keselamatan pekerja.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Cara Pengendalian Ancaman Bahaya Kesehatan Kerja
1. Pengendalian teknik
2. Pengendaan administrasi
Standart Keselamatan Kerja
Pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja.
1. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan.
2. Perlindungan mesin.
3. Pengamanan listrik yang harus mengadakan
pengecekan berkala.
4. Pengamanan ruangan , meliputi sistem alarm, alat
pemadam kebakaran, penerangan yang cukup,
ventilasi yang cukup, jalur evakuasi yang khusus.

Alat Pelindung Diri


Adalah perlengkapan wajib yang digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga
keselamatan pekerja itu sendiridan orang di
sekelilingnya.
Adapun Bentuk Peralatan Dari Alat Pelindung:
1. Safety helmet

Berfungsi: sebagai pelindung kepala dari benda-


benda yang dapat melukai kepala.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


2. Safety belt

Berfungsi: sebagai alat pengaman ketika


menggunakan alat trasportasi.
3. Penutup telinga

Berfungsi: sebagai penutu telinga ketika bekerja di


tempat yang bising.
4. Kaca mata pengamanan

Berfungsi: sebagai pengamanan mata ketika


bekerja dari percikan.
5. Pelindung wajah

Berfungsi: sebagai pelindung wajah ketika bekerja.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


6. Masker

Berfungsi: sebagai penyaring udara yang dihisap di


tempat yang kualitas udaranya kurang bagus.

Jadi, berdasarkan syarat – syarat keselamatan


kerja diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan K3 antara
lain sebagai berikut :
1. Untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi –
tingginya baik buruh, petani, nelayan, pegawai
negeri, maupun pekerja – pekerja bebas.
2. Untuk mencegah dan memberantas penyakit dan
kecelakaan – kecelakaan akibat kerja perlu
memelihara dan meningkatkan kesehatan efisiensi
dan daya produktivitas kerja serta meningkatkan
kegairahan dan kenikmatan kerja.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULLIS

Rino Nobrian Mas lahir di Rekesan, Tambah Rejo,


Candipuro Kabupaten Lumajang, 25 November 1996. Awal
menempuh pendidikan di SDN Tambah Rejo 01, terus ia
pindah ke SDN Penanggal 02 pada saat kelas 3.Lalu
melanjutkan ke SMPN Candipuro 01. Setelah lulus SMP dia
melanjutkan ke SMKN Pasirian, setelah itu melanjutkan ke
perguruan tinggi di Politeknik Negeri Malang pada tahun 2016.
Meskipun ditinggal ayahnya sejak kecil ia bersama
keluarganya mampu melewati semua masalah yang
dihadapinya. Sejak kecil ia diajarkan hidup mandiri dan disiplin
serta menerima & bersyukur oleh ibunya. Sejak SD ia suka
membaca dan membuat sebuah karangan cerita legenda
seseorang dan membuat cerita cinta, dan bercita – cita menjadi
seorang guru Bahasa Indonesia.
Teknik Gambar Bangunan adalah jurusan yang saya
pilih waktu smk, kesukaannya waktu berada di jurusan ini
berlanjut sampai ia di perguruan tinggi, mengambil jurusan di
Teknik Sipil adalah pilihan ia, menjadi kontraktor muda adalah
cita – cita ia saat ini. lalu Ia juga mengikuti Organisasi Seni
Theatrisic

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


K3 Bahaya Pembongkaran Pekerjaan
Pembongkaran adalah salah satu konstruksi yang paling
berbahaya dibanding dengan kegiatan lain. Oleh sebab itu
banyak peraturan-peraturan yang di terapkan di
pembongkaran konstruksi, untuk meminimalkan cedera
ataupun kematian. Ada beberapa potensi kecelakaan yang
dapat terjadi antara lain :
1. Jatuh dari ketinggian atau pada tingkat yang berbahaya
2. Kejatuhan puing runtuhnya struktur yang
sedang dibongkar
3. Kebakaran dan ledakan dari penggunaan bahan mudah
terbakar

Pekerjaan pembongkaran mencakup :


 Jenis dan ukuran bangunan atau struktur
 Ruang lingkup dan skala waktu kerja
 Resiko kesehatan yang mungkin timbul
 Kondisi tanah yang kemungkinan terkontaminasi
(seperti debu)

Sebelum pekerjaan dimulai harus dilakukan


penyelidikan yang kompeten untuk menentukan bahaya dan
risiko terkait yang dapat mempengaruhi pekerja
pembongkaran dan anggota masyarakat yang berada di
dekat lokasi pembongkaran. Penyelidikan yang dilakukan
meliputi antara lain :
1. Beban daya dukung tanah
2. Resiko terhadap penduduk sekitar pembongkaran
3. Kehadiran zat radioaktif
4. Keselamatan publik termasuk penyediaan pagar tinggi
atau papan

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Selain itu diwajibkan menggunakan alat pelindung diri atau
APD :
 Pemakaian helm (diharuskan oleh undang-undang)
 Pemakaian sepatu safety
 Kaos tangan
 Kacamata
 Body harmnes
 Pelindung pendengaran

Tanda-tanda yang digunakan di sekitar lokasi


pembongkaran antara lain :
 Garis utama bahaya yang mungkin hadir selama
pembongkaran bangunan
 Garis faktor untuk pertimbangan ketika survei pra
pembongkaran
 Garis area utama yang akan dibahas dalam pernyataan
metode pembongkaran

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Cara Pembongkaran Perancah (Scaffolding)
Pembongkaran scaffolding harus memperhitungkan
kekuatan atau umur beton serta memperhatikan kebutuhan
pekerjaan berikutnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan
pemantapun terhadap perawat agar pada saat pembongkaran
tidak terjadi masalah. Apabila ketentuan beton sudah cukup
maka persiapan, maka siap persiapan pembongkaran.

Disamping kekuatan beton juga perlu diperhatikan arah


dan bagian mana yang lebih dahulu dibongkar. Langkah
pembongkaran perancah (scaffolding) :
1. Didahului dengan penurunan u-head pada bagian
tengah bentangan atau daerah momen terbesar ke arah
tepi, untuk menghindari penurunan mendadak.
2. Dilanjutkan dengan pembongkaran frame scaffolding.
3. Jika dibutuhkan sebagai perancah pada saat
pembongkaran bekisting cetak maka frame lapis
pertama tidak dibongkar.
4. Selanjutnya melepas join pin dan cross brace.

Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali


Perancah (Reshoring). Pembongkaran cetakan harus sesuai
dengan SNI 2847:2013 dan ACI 347.
Minimum waktu untuk pembongkaran cetakan (lihat
tabel) adalah untuk beton normal (tanpa admixtures). Bila
nantinya akan ada pemakaian bahan admixtures, maka
waktu untuk pembongkaran cetakan harus disesuaikan lagi
dan mendapatkan persetujuan dari “Konsultan” serta
“Pengawas”.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan
yang sudah dapat dibongkar tanpa menambah tegangan atau
tekanan terhadap sudut-sudut, offsets ataupun bukaan-
bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat.
Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton
ekspose dengan menggunakan peralatan ataupun description
apapun tidak diijinkan. Lindungi semua ujung-ujung dari
beton yang tajam dan secara umum pertahankan keutuhan
dari desain.
Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya
setelah pembongkaran untuk mencegah kerusakan pada
bidang kontak.
Pemasangan kembali perancah (reshore) segera setelah
pembongkaran cetakan dan harus dilakukan bertahap.
Pemasangan perancah kambali harus tetap tinggal
ditempatnya sampai beton mencapai kriteria umur kekuatan
tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan beton
dengan test silinder dengan biaya “Kontraktor”.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran
beton; tulangan menerus balok-balok dengan bentang
panjang (12 m) haruslah ditunjang dengan penopang-
penopang sementara sedemikian untuk me"minimum"kan
lendutan akibat beban dari beton basah.
Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian
selama pengecoran beton dan selama perlu untuk mencegah
penurunan dari penunjang karena tingkatan kerja. Perancah
harus tidak boleh dipindahkan sampai beton mencapai
kekuatan yang mencukupi. Aturan mengenai berapa tingkat
dan lamanya sistem cetakan dan perancah tetap dalam
keadaan utuh terhadap pengecoran lantai dapat dilihat pada
gambar berikut ini.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Satria Akbar Gumelar lahir di Malang, 7 April 1998.


Mahasiswa Politeknik Negeri Malang jurusan Teknik Sipil
program studi D4 Manajemen Rekayasa Konstruksi ini adalah
anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya seorang karyawan
swasta di sebuah perusahaan swasta, sedangkan Ibunya seorang
ibu rumah tangga.
Pada umur 6 tahun, ia memulai pendidikan di SD Islam
Raudhatul Jannah Sidoarjo, ia berpindah sekolah ke SDN
Percobaan 1 Malang saat kelas 4 karena mengikuti
perpindahaan kerja ayahnya. Setelah lulus, dia melanjutkan
pendidikannya di SMP Islam Sabilillah Malang. Setelah itu, ia
menempuh pendidikan di SMAN 1 Malang. Di masa SMAnya
ia berperan aktif dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
hingga di percaya menjadi Ketua OSIS pada 2014-2015. Pada
awal perkuliahan tahun 2016, ia tetap aktif dalam berorganisasi
dengan bergabung menjadi volunteer Earth Hour Malang, yaitu
komunitas yang bergerak di bidang lingkungan. Pada tahun
kedua bergabung komunitas tersebut, ia dipercaya untuk
menjadi Wakil Koordinator Kota untuk menjalankan beberapa
program kerja yang sudah direncanakan.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Pembongkaran acuan dan perancah jika di cor dilakukan
apabila beton sudah mencapai umur ± 28 hari. Pada
konstruksi tertentu kita bisa membongkarnya lebih awal,
misalnya pada pekerjaan pondasi, pekerjaan kolom,
dll; biasanya pada konstruksi yang tidak menggantung.
Pembongkaran terpaksa dilakukan karena waktu yang
diperlukan oleh pekerjaan lain yang tergantung dari
pekerjaan beton tersebut untuk konstruksi yang
menggantung jangan sekali – kali dilakukan pembongkaran
acuan / perancah sebelum beton cukup umur, misalnya pada
balok, lantai, konsol, luifel, dll. Apabila hal ini dilakukan,
maka akan berakibat buruk, misalnya retak pada beton, atau
lepasnya ikatan beton dengan tulangan.

Syarat-syarat Pembongkaran Acuan dan Perancah


1. Syarat Ekonomis
Pada saat acuan dibongkar usahakan bekas bahan
bongkaran supaya bisa dipergunakan kembali agar
dapat mnghemat biaya seminimal mungkin. Hal ini
dapat dilakukan apabila dalam pembongkaran
dilakukan secara hati – hati.
2. Syarat Keamanan
Selain syarat ekonomis harus juga diperhatikan
syarat–syarat keamanan. Hal ini penting sekali,
jangan sampai di dalam pembongkaran urutan
pembongkaran tidak diperhatikan sehingga bagian
yang belum terbongkar ataupun yang sudah
terbongkar dapat mencelakakan pekerja yang sedang
bekerja. Misalnya di dalam pembongkaran acuan dan
perancah lantai. Pertama dibongkar dahulu skur–
skurnya kemudian tiang-tiangnya. Dalam

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


pembongkaran tiang, harus hati–hati karena tiang ini
yang menyangga seluruh beban di atasnya. Kalau
tidak hati–hati maka apa–apa yang ada di atasnya bisa
rubuh dan menimpa pekerja yang sedang berada di
bawahnya. Gunakan pakaian keamanan ( sepatu
safety, helm, tali, sarung tangan, dan kaca mata ).
3. Syarat Konstruktif
Pembongkaran tiang secara teoritis perlu
diperhatikan bidang momen yang timbul harus sama
dengan bidang momen yang direncanakan. Jadi pada
pembongkaran tiang perancah lantai harus dimulai
dari tengah dulu kemudian ke arah tepi. Hal ini
dimaksudkan agar bidang momen yang timbul akan
sama dengan bidang momen yang direncanakan.
Sedang pada pembongkaran konsol (balok
kantilever), dimulai dari ujung. Dengan maksud untuk
mendapatkan bidang momen yang sama.

Syarat Konstruktif Untuk Pembongkaran Acuan Dan


Perancah Dibagi Menjadi Dua, Yaitu :
 Berdasarkan Waktu
Berdasarkan waktu pembongkaran dibagi menjadi dua,
yaitu :
1. Untuk cetakan samping atau yang tidak menahan
momen, acuan ini boleh dibongkar setelah bentuk
beton stabil (cetakan dinding balaok, cetakan
dinding)  > 24 jam.
2. Untuk penyangga datar yang menahan momen :
boleh dibongkar setelah beton mencapai kekuatan
penuh, dibuktikan dengan hasil uji kubus di
laboratorium, untuk beton konvensional  28 hari
(beton tanpa bahan tambahan).

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


 Berdasarkan Metode
Urutan-urutan pembongkaran acuan dan perancah
harus sesuai dengan momen yang telah direncanakan.

Metode-Metode Yang Digunakan Dalam Pembongkaran


Acuan Dan Perancah Adalah :
Urutan-urutan pembongkaran acuan dan perancah harus
sesuai dengan momen yang telah direncanakan, sehingga
momen yang terjadi akibat pembongkaran sama dengan
momen yang telah direncanakan.
Pembongkaran acuan dan perancahnya dimulai dari
ujung untuk mendapatkan bidang momen yang sama.
Pembongkaran tiang perancahnya harus dimulai dari tengah
dan diteruskan di kiri kanannya sampai ke tepi.

Cara Pembongkaran Perancah (Scaffolding)


Pembongkaran scaffolding harus memperhitungkan
kekuatan atau umur beton serta memperhatikan kebutuhan
pekerjaan berikutnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan
pemantapun terhadap perawat agar pada saat pembongkaran
tidak terjadi masalah. Apabila ketentuan beton sudah cukup
maka persiapan, maka siap persiapan pembongkaran.
Disamping kekuatan beton juga perlu diperhatikan arah
dan bagian mana yang lebih dahulu dibongkar.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Langkah Pembongkaran Perancah (Scaffolding) :
Didahului dengan penurunan u-head pada bagian tengah
bentangan atau daerah momen terbesar ke arah tepi, untuk
menghindari penurunan mendadak.

Dilanjutkan dengan pembongkaran frame


scaffolding. Jika dibutuhkan sebagai perancah pada saat
pembongkaran bekisting cetak maka frame lapis pertama
tidak dibongkar. Selanjutnya melepas join pin dan cross
brace.

Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan SNI 2847:2013


dan ACI 347.

Minimum waktu untuk pembongkaran cetakan (lihat


tabel) adalah untuk beton normal (tanpa admixtures). Bila
nantinya akan ada pemakaian bahan admixtures, maka
waktu untuk pembongkaran cetakan harus disesuaikan lagi
dan mendapatkan persetujuan dari “Konsultan” serta
“Pengawas”.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang
sudah dapat dibongkar tanpa menambah tegangan atau
tekanan terhadap sudut-sudut, offsets ataupun bukaan-
bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat.
Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton
ekspose dengan menggunakan peralatan ataupun description
apapun tidak diijinkan. Lindungi semua ujung-ujung dari
beton yang tajam dan secara umum pertahankan keutuhan
dari desain.
Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya
setelah pembongkaran untuk mencegah kerusakan pada
bidang kontruksi.

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


BIOGRAFI PENULIS

Shofi Nadia Firdausi lahir di Malang, 17 Juni 1998. Awal


pendidikannya berada di TK Kartika IV-1 Malang, lalu saya
melanjutkan pendidikannya di SD Kartika IV-7 Malang, setelah
lulus SD selama 6 tahun. Saya melanjutkan pendidikan saya di
SMP Negeri 21 Malang, dan terakhir saya melanjutkan 3 tahun
di SMA Negeri 6 Malang. Saat ini saya sedang menjalani
semester ke-4 di Program Studi D-IV Manajemen Rekayasa
Konstruksi di Politeknik Negeri Malang.
Kedua orang tua saya dulunya berkuliah di jurusan teknik
sipil juga, saya mengikuti jejak mereka untuk melanjutkan
kuliah dijurusan yang sama seerti mereka. Padahal saya
memiliki cita-cita buat masuk dijurusan gizi, tapi seiring
berjalannya waktu saya mulai menemukan passion saya dan
memilih untuk melanjutkan perkuliahan di jurusan Teknik
Sipil. Saya mempunyai cita-cita ketika saya lulus dibangku
perkuliahan, saya ingin tergabung dalam perusahaan
kontraktor/konsultan di Indonesia

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai